olahraga bersepeda.docx
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak diciptakan tahun 1817, sepeda menjadi alat transportasi. Mulanya,
roda depan sepeda berukuran lebih besar daripada roda di bagian belakang. Oleh
karena itu posisi rider sedikit terangkat dan hal itu sangatlah berbahaya karena
sepeda menjadi sulit untuk dikendalikan. Pada tahun 1885, J.K. Starley dari
Inggris melengkapi sepedanya dengan rantai dan gerigi yang memungkinkan
kedua roda untuk berukuran sama. Karena sepeda semakin dirasa mudah dan
praktis sekaligus tak memerlukan bahan bakar. Kemudian mulailah bermunculan
banyak penciptaan-penciptaan model sepeda baru.
Hal ini kemudian memicu lahirnya kompetisi lomba balap sepeda. Namun
saat itu, kompetisi balap sepeda hanya ada di Inggris, Belanda, Prancis, dan
negara-negara industri Eropa lainya yang notabene adalah negara cikal-bakalnya
sepeda. Ekspansi negara-negara eropa ke berbagai belahan dunia termasuk
Indonesia yang kemudian turut menyebarkan tren sepeda ke seluruh dunia. Sepeda
kemudian menjadi sangat terkenal di semua negara, terutama negara-negara
jajahan Eropa yang selama ini belum terlalu mengenal sepeda karena transportasi
mereka umumnya masih menggunakan gerobak atau kereta kuda. Salah satu
negara jajahan yang mempunyai tren bersepeda yang cukup tinggi adalah
Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh penjajahan Inggris dan Belanda yang cukup
lama. Tercatat di akhir abad 18, banyak bangsawan Indonesia yang telah
mempunyai sepeda saat itu sepeda adalah barang yang sangat mahal, sehingga tak
semua orang bisa membelinya, hanya para bangsawan dan orang-orang
terpandang saja yang mampu membelinya.
Olahraga bersepeda profesional dinamakan balap sepeda. Banyak
penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di berbagai macam
medan, misalnya bukit-bukit, medan yang terjal maupun hanya sekedar berlomba
kecepatan saja. Cabang bersepeda dalam ajang Olimpiade terdiri dari empat kelas:
1. Road (jalan)
a. 239 km ketahanan putra
1
b. 46.8 km balap putra
c. 120 km ketahanan putri
d. 31.2 km balap putri
2. Track
a. Sprint beregu putra
b. Sprint tunggal putra
c. Keirin putra
d. 4000 m beregu putra
e. 4000 m tunggal putra
f. Madison 50 km putra
g. Balap poin 40 km putra
h. Sprint tunggal putri
i. 3000 m tunggal putri
j. Balap poin 25 km putri
3. Mountain Biking (sepeda gunung) dan
a. Sepeda gunung putra
b. Sepeda gunung putri
4. BMX
a. Sepeda BMX putra
b. Sepeda BMX putri
Dalam tugas ini kami memberikan gambaran program latihan untuk balap
sepeda secara umum. Latihan tersebut berguna untuk meningkatkan kualitas cara
bersepeda yang baik dan kemampuan bersepeda dengan cepat dengan kondisi
tubuh optimal. Latihan fisik disini tidak untuk membentuk otot menjadi besar
(hipertrofi), namun latihan disini untuk membentuk otot yang gesit, lincah dan
meningkatkan kecepatan serta endurance yang tinggi disamping memiliki
kekuatan. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran tugas ini meliputi macam
latihan beban, kecepatan, stamina dan kekuatan. Dengan program latihan ini
diharapkan dapat berguna terutama bagi seseorang yang ingin mendalami cabang
olahraga balap sepeda.
2
BAB II
PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) DAN PEMANASAN
(WARMING UP)
A. Peregangan Otot (Stretching)
Bersepeda termasuk olahraga santai yang bisa dilakukan kapan saja.
Namun begitu, tetap perlu dilakukan stretching atau peregangan otot-otot
untuk mendukung kelenturan otot saat bersepeda.
Teknik peregangan telah digunakan bertahun-tahun untuk menghindari
cedera dan keletihan otot. Pada dasarnya peregangan difungsikan untuk
menyalurkan oksigen ke seluruh bagian otot agar pemulihan otot berlangsung
lebih cepat. Peregangan memiliki mekanisme yang sama dengan teknik
pemijatan yaitu merelaksasikan kembali serat-serat otot yang kaku.
Peregangan otot meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran
udara di dalam sel dan merangsang sistem kerja getah bening. Selain itu,
peregangan otot dapat memperbaiki postur tubuh dan menghindarkan dari
berbagai rasa sakit otot yang sering terjadi di leher, bahu, dan punggung,
bahkan menghindarkan dari sakit kepala dan gangguan pencernaan.
Peregangan adalah salah satu komponen untuk keseimbangan olahraga
apapun. Tanpa peregangan akan lebih mudah terjadi cedera dan fleksibilitas
gerakan pun akan berkurang. Peregangan juga berperan untuk merelaksasi
otot yang stress, meningkatkan performa saat olahraga inti. Tidak pernah
melakukan peregangan menyebabkan pergerakan sendi pun akan menjadi
terbatas sehingga ketika melakukan gerakan-gerakan tertentu yang tiba-tiba
dan memerlukan kelincahan seperti berlari atau melompat, maka faktor
cedera pada sendi ataupun otot akan menjadi semakin besar.
Untuk olahraga ringan seperti berjalan cepat atau bersepeda,
peregangan dapat dilakukan kapan saja, bisa pada saat sebelum, saat jeda,
ataupun sesudah berolahraga.
Yang perlu menjadi catatan adalah bahwa ketika melakukan
peregangan tidak dalam kondisi otot yang kaku. Waktu yang sangat tepat
3
untuk melakukan peregangan adalah setelah pemanasan yang cukup. Jadi
sebaliknya lakukan pemanasan (warm-up) dahulu sebelum melakukan
peregangan untuk memompa aliran darah ke seluruh tubuh. Misalnya berlari
di tempat selama 5-10 menit terlebih dahulu sebagai pemanasan sebelum
peregangan, sehingga didapatkan manfaat peregangan yang optimal.
Beberapa manfaat peregangan antara lain:
1. Melunakkan kekakuan otot dan meningkatkan kemampuan
jangkauan gerakan tubuh, sehingga gerakan tubuh menjadi lebih
efisien. Kelenturan hanya membutuhkan sedikit energi untuk
dilakukan, namun mampu menjangkau gerakan tubuh yang luas.
Jadi tubuh yang lentur justru meningkatkan performa tubuh secara
keseluruhan karena menciptakan gerakan yang menggunakan
energi secara lebih efisien.
2. Mempersiapkan tubuh untuk latihan. Peregangan sebelum berlatih
tidak hanya membuat otot menjadi lentur tetapi juga dapat
meminimalisir terjadinya salah urat. Otot yang lentur dapat
mengurangi kecenderungan terjadinya cedera akibat gerakan yang
berlebihan dan tiba-tiba. Selain itu juga membantu pemulihan
rasa sakit dan pegal seusai latihan.
3. Memperbaiki postur tubuh. Peregangan otot bagian punggung
bawah, bahu dan dada akan membantu meluruskan postur
punggung sehingga mencegah punggung yang bengkok.
4. Membantu mengurangi atau mengelola stress. Peregangan otot
yang baik akan mengurangi ketegangan dan membuat lebih rileks.
Ketegangan otot dapat cenderung mengurangi sirkulasi darah dan
oksigen ke seluruh tubuh. Peregangan meningkatkan suplai darah
dan oksigen agar lebih lancar pada otot.
5. Meringankan ketegangan yang menimbulkan ketidakstabilan dan
menurunkan risiko sakit pada punggung bawah (low back pain).
Untuk itu lakukan juga peregangan pada area bawah punggung ini
agar mengurangi risiko sakit punggung bawah.
4
Ada beberapa gerakan yoga yang dapat membangun kekuatan dan
kelenturan otot saat bersepeda, sehingga terhindar dari cedera. Gerakan ini
dilakukan dengan menggunakan matras alas yoga yang lembut, busa
supporting block dan tali atau latex resistance band. Tahan setiap gerakan
selama 10 napas (sekitar 30 detik), tetap bernapas melalui hidung.
Beberapa gerakan yoga yang bisa digunakan untuk meningkatkan
keregangan otot diantaranya:
1. Downward-facing dog
Mulai dengan berlutut, badan sedikit membungkuk dan tangan
menapak ke lantai. Kemudian angkat pinggul sampai membentuk
huruf V-terbalik dengan tetap menjaga telapak tangan di lantai.
Dapat pula menekuk lutut jika diperlukan, serta fokuskan untuk
meluruskan punggung.
Manfaat : gerakan ini dapat memperpanjang otot punggung dan
hamstring. Hasilnya akan memberikan tenaga lebih saat mengayuh
dengan tenaga dari otot belakang.
2. Thunderbolt Pose
Setelah usai dengan sejumlah “downward dog” langkahkan kaki
mendekati tangan dan jongkoklah seolah-olah sedang menduduki
kursi kecil. Gerakan ini cenderung akan memberi kurva ‘C’ besar di
punggung. Jika ingin meningkatkan ‘core’ latihan ini, coba kencang-
kendorkan perut, serta jaga posisi punggung tetap rata. Jangkau
lengan di atas kepala dan putar bahu kebelakang dan ke bawah untuk
membuka dada.
Manfaat : gerakan ini akan memberikan dampak pada sejumlah organ
seperti gluteus (otot-otot pantat), paha depan, paha belakang dan
punggung bawah. Gerakan ini juga membantu dada lebih lapang
untuk bernapas lebih ringan.
3. Crescent lunge
Langkahkan satu kaki maju ke posisi lunge (menyerang), tangan
masih pada posisi terangkat. Fokuskan untuk menjaga posisi tumit
5
tetap menempel pada lantai dan luruskan kaki belakang selurus
mungkin. Jangan posisikan lutut depan melewati posisi sejajar jari-
jari kaki, karena jika demikian akan menempatkan tekanan berlebihan
pada sendi. Tahan selama 5-10 napas, kemudian alih posisi.
Manfaat : menguatkan fleksor pinggang, quadriceps (otot-otot paha)
dan hamstring (paha belakang).
4. Half-pigeon
Dari posisi crescent lunge tadi, rendahkan tubuh mendekati lantai
dengan kaki depan melintas di depan badan. Jika tidak merasa cukup
lentur, gunakan block dibawah pinggul untuk pose ini. Jangan
khawatirkan seberapa rendah menurunkan badan tanpa jatuh ke satu
sisi. Jika memungkinkan lipat badan ke depan. Tahan posisi ini 5-10
napas, kemudian tukar posisi kaki.
Manfaat : pinggul. Ini dapat mengurangi kaku pinggang dan ancaman
cedera lutut terputar saat mengayuh sepeda. Ini juga akan
meningkatkan efisiensi hentakan pedal.
5. Bridge
Baringkan tubuh dengan punggung menempel ada lantai, lalu tekuk
lutut dan tarik kaki ke arah bokong. Posisikan lengan disamping
badan. Tarik napas, lalu keluarkan napas bersamaan dengan
mengangkat panggul ke atas, sejajar dengan lutut dan tulang dada ke
arah dagu. Jaga posisi bahu dan kepala tetap di lantai. Gunakan kedua
tangan sebagai pendukung tumpuan.
CATATAN : jangan pernah memutar kepala dalam pose ini. Jika
memiliki kecenderungan cedera punggung atau leher. Lakukan
latihan ini dengan ekstra hati-hati, tempatkan handuk lipat di bawah
bahu dan di pangkal leher.
Manfaat : glutes dan perut. Pose ini juga membantu memperkuat
punggung dan membuka dada. Pada akhirnya jangkauan ke stang
akan lebih nyaman.
6
6. Recline hands-to-toes
Berbaring dengan punggung di lantai, kemudian bentangkan tali di
salah satu telapak kaki, angkat kaki itu sementara kaki lainnya tetap
di lantai. Jika merasa sulit menyeimbangkannya, jangan paksakan
menganggat kaki melebihi pinggul. Regangkan betis dengan
mengangkat telapak kaki dengan jempol mengarah ke langit
kemudian berganti dengan menurunkan ujung jempol dan
mengangkat tumit. Lakukan beberapa kali setelah menahan 5-10
nafas. Tukar posisi kaki.
Manfaat : menguatkan otot paha
Bersepeda adalah cara yang fantastis untuk mengembangkan
kebugaran kardiovaskular dan kekuatan kaki. Tetapi karena posisi bersepeda
yang cenderung pada posisi tetap, sebagian besar gerakan linier, hal ini
menyebabkan rendahnya keterlibatan tubuh bagian atas.
Beberapa bentuk latihan fisik dapat menjadi penyeimbang, pembentuk
kebugaran sekaligus mendukung kemampuan fisik dalam bersepeda
(melakukannya secara rutin dapat menghindarkan cidera saat bersepeda).
Salah satunya adalah Skipping.
Persiapan untuk menghadapi dampak dan kerja kardiovaskular
intensitas tinggi, dan mengembangkan daya tahan otot di betis dan bahu.
Bertujuan untuk menjaga kelenturan bagaian tubuh dari kepala sampai jari-
jari kaki. Lakukanlah dengan melompat tidak terlalu tinggi di atas tali, hanya
mengangkat tubuh secukupnya, untuk memastikan bisa melalui tali tersebut,
dan lakukanlah dengan santai.
Lakukanlah 3×60 detik dengan 30 detik waktu untuk pemulihan.
B. Pemanasan (Warming Up)
Pemanasan merupakan bagian yang tidak kalah penting sebelum
melakukan olahraga. Dalam berolahraga, setiap orang menggerakan seluruh
atau bagian anggota tubuh, gerakan yang dilakukan pun berbeda dengan
7
kegiatan sehari-hari. Otot dan sendi merupakan bagian tubuh yang akan
digerakkan saat berolahraga.
Oleh karena itu, pemanasan bertujuan untuk menyiapkan otot dan
sendi tubuh sebelum melakukan aktivitas olahraga sebenarnya. Dengan
pemanasan suhu tubuh akan meningkat kurang lebih satu derajat celcius.
Kenaikan suhu ini akan diikuti dengan meningkatnya denyut jantung yang
akan menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih cepat
sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih banyak.
Setelah pemanasan ini, setiap orang akan mampu menggerakan
anggota tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman.
Dan berikut beberapa manfaat yang didapatkan dari pemanasan sebelum
berolahraga :
1. Meningkatkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme
tubuh.
2. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintah
gerakan tubuh.
3. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation,
sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara
lebih cepat dan efisien.
4. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet.
5. Mengurangi adanya ketegangan otot.
6. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan
memanjang atau meregang.
7. Terjadinya peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis,
larena pemanasan mampu membangun kepercayaan diri dan rasa
nyaman.
Jika melewatkan sesi pemanasan, akan berakibat rasa kaku pada sendi,
otot tubuh, kram otot. rasa pegal dan mencegah cedera parah. Efek jangka
panjang yang terjadi jika melewatkan pemanasan adalah timbulnya varises,
apalagi untuk wanita. Waktu yang dibutuhkan untuk sesi pemanasan
8
sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan fisik dan kondisi yang ada.
Namun, akan lebih baik jika pemanasan dilakukan secara intensif untuk
meningkatkan suhu tubuh sehingga menyebabkan tubuh berkeringat, dan
jangan sampai dilakukan secara berlebihan sehingga menyebabkan keletihan.
Berbeda jika cuaca sedang dingin, pemanasan dapat dilakukan secara lebih
intensif lagi.
Terdapat tiga jenis gerakan saat pemanasan, yaitu peregangan statis,
dinamis, dan gerakan-gerakan formal olahraga yang akan dilakukan.
Peregangan statis merupakan peregangan dengan meregangkan semua sendi
dan otot tubuh sejauh/seluas mungkin sampai hampir terasa sakit.
Selanjutnya sikap terebut ditahan sampai 20 hitungan.
Peregangan dinamis dilakukan dengan memutar dan “memantul-
mantulkan” sendi dan otot tubuh. Gerakan ini dilakukan sampai dengan 20
hitungan. Peregangan ini berisikan gerakan memanjangkan dan
memendekkan otot dan sendi, dan memutar-mutarkan otot dan sendi tubuh.
Gerakan peregangan statis dan dinamis sebaiknya dilakukan secara
berurutan, dari bagian tubuh atas lalu ke bawah atau sebaliknya. Peregangan
statis dan dinamis ini dapat juga digunakan sebagai latihan kelenturan. Dan
setelah gerakan keduanya dilakukan, selanjutnya diperbolehkan melakukan
gerakan-gerakan formalitas yang mirip gerakan olahraga.
9
BAB III
LATIHAN BEBAN (WEIGHT EXERCISE)
1. Power Clean
a. Otot yang dilatih : Otot bahu
b. Alat : Barbel
c. Cara latihan :
Posisi awal badan membungkuk dengan kaki sejajar bahu dan agak
ditekuk, kemudian berdiri tegak dengan beban ke depan dada.
Lakukan secara berulang-ulang.
2. Pulldown-lateral machine
a. Otot yang dilatih : Latisimus dorsi, trapezius, deltoid, dan bisep
b. Alat : Pulldown lateral machine
c. Cara latihan :
Sesuaikan kedudukan bangku agar posisi
kaki dapat menjejak lantai dengan mantap.
Letakkan penahan kaki pada paha bagian
atas, tubuh atas tegak. Pegang palang dari
bawah lebih lebar dari jarak bahu.
Perlahan-lahan tarik palang ke bawah di
bawah dagu/tengkuk, hembuskan nafas
selama gerakan menarik. Jangan menarik
palang lebih jauh dari sejajar bahu.
Biarkan palang kembali perlahan-lahan hingga lengan benar-benar
lurus, hembuskan nafas selama gerakan menarik.
3. Abdominal Machine/Sit up
a. Otot yang dilatih : Obliquus, rectus abdominal, lower abdominal
b. Alat : Abdominal machine
c. Cara latihan :
10
Duduk di mesin dengan memgang handle dan bergerak /menunduk ke
depan sampai bagian dada mendekati kedua paha kaki.
Lakukan secara berulang-ulang, jangan lupa untuk mengatur napas
pada saat melakukan gerakan.
4. Knee Extension
a. Otot yang dilatih : M. quadriceps femoris, hamstring muscles
b. Alat : Mesin cam
c. Cara latihan :
Ambil posisi duduk, pegang ujung meja, kursi atau pegangan; kepala
tegak menghadap depan, tubuh atas tegak, punggung bawah datar;
bagian atas kaki dan pergelangan di belakang bantalan.
Kaki bawah diluruskan sampai lurus penuh perlahan-lahan sambil
mengeluarkan nafas; tahan posisi ini sebentar.
Perlahan-lahan turunkan beban sambil menarik nafas, jaga pantat agar
tidak terangkat; tahan sebentar sebelum mengulangi gerakan.
5. Leg Raise
a. Otot yang dilatih : Otot bagian femoralis.
b. Alat : Bangku mendatar, dapat pula ditambah beban.
c. Cara latihan :
Kaki kanan perlahan diangkat; saat mencapai ketinggian puncak,
turunkan perlahan-lahan.
Lakukan cara yang sama untuk kaki kiri.
6. Squat Jump
a. Otot yang dilatih : M. gastrocnemius dan soleus
b. Alat : Dapat berupa balok atau tanpa menggunakan alat
(pada permukaan kering)
c. Cara latihan:
11
Kedua kaki diposisikan dalam posisi jongkok, kemudian tekan ujung
kaki dan dorong tubuh setinggi mungkin, kemudian saat turun lutut
ditekuk kembali siap dalam posisi jongkok dan melompat lagi.
Lakukan secara berulang-ulang.
7. Shuttle Run (Lari Bolak-Balik)
a. Otot yang dilatih : Otot tubuh (melatih mengubah gerak tubuh arah lurus)
b. Alat : Trek lurus dengan permukaan kering
c. Cara latihan :
Dilakukan dengan berlari secepat mungkin dengan jarak 4-5 meter.
Setiap kali sampai pada titik batas pelari harus mengubah arah untuk
berlari menuju ke arah yang berlawanan.
Lakukan berulang-ulang (kurang lebih 6-8 kali).
8. Box Jump
a. Otot yang dilatih : M. quadriceps
b. Alat : Box
c. Cara latihan :
Berdiri di depan box.
Lompat ke atas box kemudian secepatnya kembali ke posisi awal.
Lakukan secara berulang-ulang.
9. Deadlift
a. Otot yang dilatih : M. rectus abdominis, quadriceps, gluteus, fleksor
digitorum profunda.
b. Alat : Barbell.
12
c. Cara latihan :
Barbell diletakkan di tanah atau permukaan, posisi membungkuk.
Angkat barbell dengan menggunakan kedua tangan.
10. Bench Press
a. Otot yang dilatih : M. pectoralis mayor et minor, deltoideus anterior,
triceps brachii
b. Alat : Barbel dan bench press.
c. Cara latihan :
Tubuh berbaring telentang di atas bench press.
Dengan jarak pegangan selebar pundak, angkat barbell dari penahan,
dorong ke sisi siku lurus di atas dada.
Tarik nafas, pergelangan lurus tepat di atas siku, barbell menyentuh
dada.
Dorong barbell ke atas secara terkendali, kedua siku mendorong ke atas
dan pergelangan tangan lurus kemudian keluarkan nafas.
Lakukan gerakan di atas secara berulang dan semampunya.
11. Latihan menggunakan dumbbells
a. Otot yang dilatih : M. biceps
b. Alat : Dumbbels.
c. Cara latihan :
13
Tubuh diposisikan berdiri tegak, tangan kanan dan kiri memegang
dumbbel.
Kemudian dari posisi tangan lurus, gerakkan tangan kanan dengan
memegang dumbbel ke arah dada, kemudian posisikan semula ke
awal.
Lakukan secara bergantian dengan tangan kiri dengan cara yang
sama.
BAB IV
PENDINGINAN (COOLING DOWN)
14
Pendinginan (cooling down) memiliki peran yang sangat penting seperti
halnya pemanasan (warming up). Pemanasan membantu tubuh kita dalam
membuat transisi yang halus dari keadaan istirahat ke aktivitas, sedangkan
pendinginan membuatnya kembali tenang setelah tubuh melakukan aktivitas
latihan. Cukup 10-15 menit untuk melakukan pendinginan seperti jogging atau
berjalan kaki dan kemudian peregangan.
Tidak ada aturan khusus dalam melakukan cooling down namun
dianjurkan seperti saat warming up dengan aturan terbalik, yaitu formal activity –
calisthenines – stretching.
Peregangan dan relaksasi harus dilakukan setelah setiap latihan untuk
mencapai kebugaran penuh. Menghentikan latihan dengan terlalu tiba-tiba dapat
secara drastis mengurangi tekanan darah, Hal ini berbahaya terutama bagi mereka
yang berusia lebih tua. Di bawah ini beberapa manfaat dari pendinginan:
Memungkinkan denyut jantung dan pernapasan turun secara bertahap,
memberikan stres lebih sedikit pada sistem tubuh. Mual, pusing, dan
pingsan sering terjadi pada orang yang menghentikan latihannya secara
tiba-tiba. Berjalan santai dan jogging perlahan membuat darah mengalir
lancar melalui otot-otot. Jika aktivitas dihentikan dengan tiba-tiba, maka
darah akan cenderung mengumpul pada otot kita, terutama di otot kaki.
Hal ini menyebabkan otot menjadi kaku, nyeri, dan kram.
Pendinginan memberikan tubuh kesempatan untuk dapat kembali
meregangkan otot-ototnya. Ketika tubuh mendingin, otot yang hangat
cenderung berkurang ukurannya, lebih pendek dari sebelum melakukan
aktivitas. Jika atlet tidak meregangkan otot setelah melakukan latihan,
maka akan mendapat hasil yang lama, atau malah bisa terjadi pengecilan
serat otot secara permanen. Selain itu, tanpa pendinginan dan peregangan
yang baik bisa membuat otot jauh lebih rentan terhadap kekakuan, nyeri,
dan cedera akibat menurunnya fleksibilitas. Seorang atlet sepeda
sebaiknya menekankan peregangan pada paha belakang, betis, pangkal
paha, dan paha depan.
15
Memungkinkan untuk menikmati rasa tenang fisik dan mental yang
dirasakan setelah latihan. Perasaan seperti “mellow” dan “sangat santai”
adalah apa yang akan dirasakan setelah melakukan aktivitas fisik yang
diakhiri dengan pendinginan dan peregangan yang optimal.
Gerakan-gerakan pada weight training lebih banyak ditekankan pada otot
bahu dan otot kaki, maka gerakan cooling down juga disesuaikan untuk otot-otot
tersebut. Contoh gerakannya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan tangan kanan ditekuk di belakang kepala dan tangan kiri
menekan. Kemudian lakukan terhadap sisi yang berlawanan.
2. Berdiri dengan lengan atas ditekuk ke depan dada dan tangan yang lain
menahan. Kemudian lakukan terhadap sisi yang berlawanan.
3. Berdiri dengan kaki sejajar bahu, kedua tangan diangkat ke atas, masing-
masing jari dirapatkan dan tangan menghadap ke atas kemudian dorong
lengan ke atas.
4. Berdiri dengan kedua kaki lurus, jari-jari tangan dirapatkan dan telapak
tangan menghadap ke depan. badan agak condong ke depan. Dorong
lengan ke depan.
5. Berdiri dengan badan agak condong ke depan. Lengan luru ke belakang
dan telapak tangan menghadap ke belakang dan jari dirapatkan. Dorong
lengan ke belakang.
6. Berdiri dengan kaki sejajar bahu. Kedua tangan lurus ke depan.
Pergelangan tangan kanan ditekuk ke atas sehingga telapak tangan
menghadap ke depan. Tangan kiri menahan dan menarik telapak tangan ke
belakang. Lakukan kebalikannya.
7. Duduk dengan kaki lurus ke depan. kemudian kedua tangan menarik dan
menahan ujung jari-jari kaki. Posisi badan membungkuk hingga wajah
menyentuh lutut.
Untuk hasil latihan yang lebih maksimal, selalu lakukan pendinginan
sebelum menyelesaikan aktivitas.
BAB V
16
LATIHAN KECEPATAN, STAMINA DAN KEKUATAN SELAIN
LATIHAN BEBAN
Membangun Kecepatan Bersepeda
Melatih/membangun kecepatan bersepeda adalah penting jika
seseorang benar-benar ingin mengembangkan karir bersepeda tetapi tidak
benar-benar penting jika prioritas Ini semua tentang meningkatkan ‘irama’
atau kecepatan. Meskipun seseorang dapat melatih kecepatan bersepeda ini,
karena erat kaitannya dengan komposisi otot yang berbeda bahwa mereka
memang mewarisinya (genetik). Hal ini akan dengan sendirinya membantu
mereka menjadi lebih cepat. Berikut tips melatih kemampuan sprint
bersepeda. Ingat ‘Practice, Make Perfect’ :
1. Hill Sprints
Melatih kemampuan sprint dengan memanfaatkan trek/jalur tanjakan,
bertujuan untuk melatih kemampuan power output dengan cara melawan
gradien. Latihlah kamampuan tersebut 20-40 detik dan terus meningkat.
Latihan tersebut ini idealnya dilakukan dalam gigi (Chainring) yang
besar. Tentukan lokasi trek rolling (turunan-tanjakan) yang cepat. Latih
kemampuan Hill Sprint dilokasi tersebut turun dengan cepat dan naik
dengan cepat. Tingkatkan kemampuan Hill Sprint dengan rolling yang
panjang.
2. Jumps Sprint
Dapat dilakukan sendiri atau dengan patner, atur kecepatan tiap 10 detik.
Sprint pertama dengan kecepatan normal, lanjutkan dengan recovery
(pemulihan), 10 detik selanjutkan sprint kembali dengan kecepatan lebih
tinggi. Lakukan berulang-dua atau tiga kali dengan total sprint 5 menit
dan recovery 5 menit.
3. Go Long
17
Hampir sama dengan Jumps Sprint, akan tetapi dengan trek lebih
panjang dan interval lebih lama. Dapat menggunakan tiang listrik
sepanjang jalan sebagai patokan interval sprint dan recovery. Usahakan
speed terus meningkat, jika sudah mulai menurun segera hentikan latihan
dan coba istirahat sejenak.
4. Play Racing
Practice make perfect, setelah melakukan beberada basic sprint saatnya
simulasi pada rute jarak jauh. Selain meningkatkan endurance anda,
latihan sprint dengan kecepatan yang sudah diatur dapat terus
meningkatkan performa sprint rider. Dapat dimulai dengan 30 mph dan
terus meningkat. Atur strategi interval recovery (pemulihan) untuk
melakukan sprint selanjutnya. Sesi latihan seperti ini juga berguna untuk
mengembangkan taktik tim dan menemukan pembalap yang layak
menjadi sprinter tim.
5. Get Tracking
Bergabunglah dengan klub sepeda, biasanya mereka memiliki
pengetahuan dan pengalaman bersepeda outdoor (Tracking), dengan
beragam jenis track, dan diantara anggota komunitas/klub tersebut
setidaknya memiliki pengalaman terkait teknik bersepeda dan
pengembangan potensi power (pedalling dan cadence optimal), hal ini
dapat membantu Sobat meningkatkan kemampuan sprint dan
kemampuan teknis bersepeda. Lebih bagus lagi jika tempat bergabung
adalah klub yang di-manage profesional, yang memungkinkan adanya
‘coaching clinic’. Dengan bergabung dengan klub sepeda setidaknya kita
memiliki model/contoh figur cyclist dengan kemampuan baik.
Pada umumnya, sprint hanya dilakukan hanya beberapa detik
maksimal adalah 30 detik. Untuk detik pertama atau kedua dari sprint, energi
yang digunakan energi tinggi dan senyawa-unit dasar energi dalam tubuh.
ATP (Adenosin trifosfat).
18
Energi memuncak pada 10 detik pertama, tubuh beralih ke senyawa
lain yaitu kreatin fosfat (CP), untuk menghasilkan lebih banyak ATP. Semua
ini dilakukan tanpa membutuhkan oksigen (anaerobik). Selama 10 detik
melakukan sprint, ATP yang dihasilkan memecah karbohidrat – sebuah
proses yang disebut glikolisis (proses piruvat).
Fisiologi sprint tidak serumit meningkatkan kemampuan endurance.
Rider menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh secara keseluruhan
dan setelah itu hilang dan cukup banyak yang hilang. Ketika anda melakukan
sprint memasuki last kilometer ataupun dalam trek velodrome, tidak mungkin
anda minum atau bahkan memakan gel penambah energi.
Karena makanan dan minuman tersebut tidak diproses seketika oleh
tubuh anda. Berlatih dengan giat dan mengasah teknik sprint adalah modal
utama meningkatkan kemampuan Sprint Anda
Stamina saat Bersepeda
Stamina itu berbeda dari ketahanan atau kecepatan. Ketahanan
mengacu pada jumlah waktu kekuatan anda bisa terus latihan. Kecepatan
mengacu pada jumlah jarak yang diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu. Stamina mengacu pada seberapa baik seseorang dapat
mempertahankan usahanya. Misalnya, mulai bersepeda pada 20 km/jam dan
kemudian menurun hingga 15 km/jam setelah dua mil pertama, itu
menunjukkan kurangnya stamina. Berikut beberapa tips membentuk stamina
prima saat bersepeda :
1. Sebelum pelatihan dimulai, sesorang harus memiliki dasar skill yang
basic didalam bersepeda, ditunjang juga kekuatan otot jantung dan daya
tahan. Ini berarti sedikitnya enam bulan bersepeda santai, yang
dilakukan minimal tiga sampai empat kali seminggu. Karena tubuh
membutuhkan waktu untuk beradaptasi, jika tidak, akan terjadi
risiko cedera pada sendi, otot dan tendon.
2. Membentuk stamina yang kuat dalam pelatihan seseorang tidak harus
meningkatkan lebih dari 10 persen setiap minggunya. Begitu juga
19
dengan hanya memberikan minimal dua hari istirahat setiap minggu
sehingga otot memiliki waktu cukup untuk pulih dan lebih kuat dari stres
pelatihan.
3. Menggabungkan latihan bersepeda spesifik ke dalam jadwal. Ini adalah
waktu untuk bekerja pada kecepatan dan stamina. Workouts bersepeda
harus bervariasi setiap hari.
4. Sekali seminggu, lengkap latihan kecepatan intens di mana fokusnya
adalah pada sprint pendek diulang selama bagian tengah perjalanan.
Pastikan otot dan badan mencapai maksimal olahraga dengan benar dan
kemudian pedal secepat mungkin bagi satu-ke-menit interval tiga.
Lakukan latihan ini secara intens, dan pastikan kelelahan otot dan badan
mencapai maksimal, dalam skala 1 sampai 10 anda harus mencapai 8
atau 9.
5. Lakukan latihan tempo satu hari dalam seminggu. Di sinilah kecepatan
rata-rata pada kecepatan akan lebih cepat dan semakin cepat, namun
tidak secepat sebuah sprint. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
kecepatan yang konstan dan ringan dalam beberapa mil pada interval
waktu tertentu. Dalam skala 1 sampai 10 tingkat kesulitan harus merasa
seperti 7 dan 8.
6. Lakukan salah satu perjalanan panjang dalam setiap seminggu. Salah
satu cara terbaik untuk membangun stamina adalah untuk meningkatkan
jarak kilometer setiap seminggu sekali. Ini harus jarak yang lebih jauh
dan tidak lebih dari 10 persen dari apa yang dilakukan minggu
sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membangun ketahanan dan
kondisi otot untuk tinggal di sepeda untuk jangka waktu yang lama.
Tingkat kesulitan dalam skala 1 sampai 10 harus merasa seperti 6 dan 7
saat mencoba untuk menjaga kecepatan konsisten sepanjang latihan ini.
7. Konsumsi makanan yang tepat dan gizi selama latihan. Selain dari
pelatihan dengan benar, kunci lain untuk menjaga stamina selama
bersepeda adalah kecukupan karbohidrat dan menerima cukup kalori.
Meskipun mungkin tidak merasa panas ketika naik sepeda, suplai
20
makanan cair dan air minuman olahraga akan membantu sangat
membantu anda untuk terus mendapatkan stamina yang baik.
Melatih Kekuatan Bersepeda
Melatih kekuatan bersepeda ini erat kaitannya dengan endurance (daya
tahan) dan speed (kecepatan) yang telah dibahas sebelumnya. Jangan
sungkan untuk melatihnya dengan pergi ke gym (misalnya) untuk
mengembangkan otot kaki, seperti paha depan, adalah penting jika ingin
membangun kekuatan saat bersepeda.
Efeknya dapat dirasakan ketika kita bersepeda menanjak misalnya,
dengan otot-otot kaki yang terlatih kemampuan menaklukkan
obstacle/rintangan-rintangan ini akan bertambah baik dan meningkat secara
signifikan. Jangan sungkan untuk menanyakan pada salah satu instruktur gym
untuk mengembangkan program ini.
Ketiga aspek yang telah dibahas hakikatnya saling berkaitan erat, satu
aspek tidak bisa berdiri sendiri. Melatih Endurance, Kekuatan dan Kecepatan
Bersepeda memang bukan sebuah keharusan bagi kita yang hendak mencapai
tujuan hidup lebih sehat dalam bersepeda, namun sebuah keharusan bagi
yang serius hendak berkarir di bidang ini.
DAFTAR PUSTAKA
21
http://wong168.wordpress.com/2011/06/08/sejarah-balap-sepeda-di-indonesia/
http://hobi-balapsepeda.blogspot.com/2010/06/sejarah-balap-sepeda.html
http://www.referensimakalah.com/2012/06/sejarah-olahraga-balap-sepeda.html
http://www.freeracinggames1.com/
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?
id=211_Pentingnya-P
emanasan-Sebelum-Berolahraga
http://indonesiacycling.blogspot.com/2012/05/pemanasan-sebelum-
bersepeda.html)
http://duniafitnes.com/fitness-2/squat-jump-untuk-melatih-betis-anda.html
http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/08/kebugaran-jasmani.html
http://coach21khael.blogspot.com
22