olah gerak pengoperasian alat tangkap pole and line

54
OLAH GERAK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP POLE AND LINE PAPER ELIAS LATUPEIRISSA NRP : 49121110149 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA 2015

Upload: vhian

Post on 14-Jan-2016

136 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

chiqa

TRANSCRIPT

OLAH GERAK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP POLE AND LINE

PAPER

ELIAS LATUPEIRISSA

NRP : 49121110149

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

JAKARTA

2015

OLAH GERAK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP POLE AND LINE

PAPER

Sebagai Salah Satu syrarat

Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester IV

Pada Sekolah Tinggi Perikanan

Oleh :

ELIAS LATUPEIRISSA

NRP : 49121110149

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : ELIAS LATUPEIRISSA

Nrp : 4912111O149

Semester : IV ( Empat )

Program Studi : Teknologi Penangkapan Ikan

Jurusan : Teknologi Penangkapan Ikan

Judul Paper :OLAH GERAK PENGOPERASIAN ALAT

TANGKAP POLE AND LINE

Jakarta, April 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Capt. H.Rubianto, M.Mar

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia serta bimbingan-Nya kepada saya

dalam menyusun Paper ini. Saya mengucapkan terima kasih khususnya

kepada Bapak Capt.H.Rubianto M.Mar yang telah membimbing saya

dalam menyelesaikan paper ini.

Paper ini disusun berdasarkan bahan yang telah diajukan untuk memenuhi

syarat mengikuti ujian semester IV di Sekolah Tinggi Perikanan.

Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. I Nyoman Suyasa selaku Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.

2. Suharto,S.Pi.,M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan.

3. Yaser Krisnafi,S.St.Pi,MT, selaku Ketua Program Studi Teknologi

Penangkapan Ikan.

4. Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan

paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan, sehingga

bantuan berupa kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh

penulis. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, April 2015

Penulis

ELIAS LATUPEIRISSA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... I

Daftar isi.................................................................................................................. II

Daftar Gambar ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang……………………………………………………………………

1.2 Deskripsikapal pole and line…………………………………………………...

1.3 Kapal pole and line……………………………………………………………..

1.4Bangunan kapal pole and line…………………………………………….

1.4 Olah gerak kapal pole and line………………………………………………..

1.5 Stabilitas kapal pole and line…………………………………………………...

1.6 Teknik pengoperasian alat tangkap pole and line…………………………..

1.7 Alat bantu penangkapan ikan…………………………………………………...

1.8 Alat penangkapan ikan…………………………………………………….......

1.9 Karakteristik ikan…………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

3.2 Sara

DAFTAR PUSTAKA

TUJUAN

1).Mengetahui tentang banguna stabilitas dan olah gerak kapal pole and line.

2).Memperluan wawasan tentang bangunan,stabilitas,dan olah gerak kapal pole and line

BAB I

PENDAHULAN

1.1Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan ekspor komoditi non migas dewasa ini,

maka usaha perikanan cakalang perlu ditunjang demi pengembangan serta

peningkatan produksi.Ikan cakalang (Skipjack, Katsuwonus pelamis)

termasuk komoditi ekspor penting disamping tuna. Diketahui bahwa cakalang

mempunyai daerah kehidupan di perairan tropis disamping faktor salinitas

yang menentukan daerah penyebaran serta hidupnya membentuk kawanan

besar. Selain itu sifat yang dimiliki gerombolan cakalang adalah lebih

memusatkan diri dekat pulau-pulau atau pantai dari lautan yang terbuka.

Penggalian potensi ikan pelagis khususnya ikan cakalang tersebut tentunya

menggunakan sarana dan prasarana alat penangkap.

Jenis alat penangkap yang digunakan diantaranya adalah pole and line

atau huhate. Perikanan huhate pada dasarnyamempunyai sasaran utama

jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ikan yaitu ; tuna (yellow fin tuna,

thunnus albacores) dan cakalang (skipjack tuna, katsuwonus pelamis). Pole

and line atau biasa juga disebut dengan “huhate” sebagai alat penangkap

ikan yang konstruksinya sangat sederhana yaitu terdiri dari bambu sebagai

joran atau galah, dan tali utama sebagai tali pancing. Pada tali pancing

dikaitkan mata pancing pada bagian ujungnya tidak berkait balik.Penggunaan

mata pancing yang tidak berkait dimaksudkan agar ikan yang ditangkap

dapat mudah lepas. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam

pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan

ikan yang menjadi tujuan tangkapan pole and line dengan menyambar

mangsa pada ikan .

Sebelum pemancingan, dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi

visibility ikan terhadap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan

hidup inilah yang membuat cara penangkapan menjadi agak rumit. Hal ini

disebabkan karena adanya umpan hidup tersebut harus se suai dalam

ukuran dan jenis tertentu, yang dapat disimpan, dipindahkan, dan dibawa

dalam keadaan hidup. Hal ini berrati diperlukan sistem penangkapan umpan

hidup dan desain kapal harus sesuai untuk penyimpanan umpan supaya

umpan hidup tersebut dapat bertahan sampai waktu penggunaannya. Secara

umum alat penangkap ikan huhate (pole and line) terdiri dari joran dari bahan

bambo, atau lainnya sebagai tangkai pancing, tali pancing dari bahan

polyethilene, dan mata pancing (hook) yang tidak berkait balik.

1.2 Deskripsi kapal pole and line

Pole and Line(huhate) Huhate (pole and line) merupakan salah satu

jenis alat penangkap ikan yang dapat diklasifikasikan sebagai alat pancing

yang biasanya khusus dipakai dalam penangkapan ikan cakalang

(katsuwonus pelamis).

Alat tersebut digunakan secara perorangan, sehingga salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan adalah

ketrampilan individu awak kapal, dan masalah -masalah lainnya seperti

tersedianya umpan hidup, kepadatan gerombolan ikan cakalang yang

menjadi tujuan tangkap didaerah tersebut atau daerah penangkapan ikan

pole and line. Hasil tangkap ikan-ikan pelagis, terutama ditujukan untuk

menangkap ikan cakalang (katsuwonus) walaupun ada ikan tuna yang

tertangkap.

KAPAL PENANGKAP IKAN

Spesifikasi Kapal Pole and Line. Kapal pole and line umumnya telah dikenal oleh para nelayan sebagai kapal huhate karena dilengkapi dengan bak umpan hidup (life baittank), sistem percikan air (spray water), Huhate (pole and line) dan palkah ikan (fish hold), namun penggunaan kapal tersebut oleh para nelayan masih secara tradisional, baik dari bentuk serta ukurannya masih belum sempurna, oleh karena rancang bangun kapal tersebut tanpa didukung dengan rancangan/ desain yang tepat dancerm at.

Kapal pole and line adalah kapal dengan bentuk yang strem line dan mampu berolah gerak, lincah dan tergolong kapal yang mempunyai speed service yaitu diatas 10 knot dengan stabilitas yang baik untuk mengejar gerombolan ikan, yakni kapal tersebut sambil olah gerak menangkap ikan, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Kapal huhate pada dasarnya digunakan untuk menangkap ikan tuna dan cakalang. Pada saat pelaksanaan penangkapan ikan nelayan atau awak kapal berada di lambung kapal atau para-para khusus dilambung kapal dan memancing ikan dengan menggunakan alat penangkap pole and line serta bersamaan dengan adanya sistem penyemprotan air sambil menaikkan ikan jika ikan terkait pada pancing hal ini merupakan ciri khas dari kapal huhate.

Kapal huhate biasa digunakan untuk menanghkap atau memancing ikan cakalang yang terpikat dengan umpan hidup serta semprotan air, oleh karena itu kapal huhate harus dilengkapi dengan bak atau palkah penampung umpan hidup dan dibantu dengan sirkulasi air dan dilengkapai dengan moto rbantu untuk mengalirkanair sprayer atau semprotan

air yang fungsinya adalah untuk mengelabui gerombolan ikan cakalang pada saat penangkapan (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 1994)

Perlengkapan Kapal Pole and Line Kapal pole and line memilki alat bantu penangkapan dalam operasi penangkapan ikan cakalang antara lain ; a) Pila-Pila Pila-pila difgunakan sebagai tempat para pemancing (awak kapal) yang letaknya pada lambung, haluan dan buritan kapal. b) Pipa Penyemprot Air Pipa penyemprot digunakan untuk menyemprot air ke permukaan air di sekitar kapal dengan posisi pada gerombolan ikan Tujuan dari penyemprotan air tersebut.

GAMBAR:Bangunan kapal pole and line

KETERANGAN:10.Ruang

Kamar Abk:

11.Bak air tawar 14.Tali jangkar

12.Dapur 15.Jangkar

13.wc 16.Tempat juru

KETERANGAN:

1. 1)Tiang radar 14 .tangki air tawar 12. 2)Lampu sorot 15.tangki air tawar 23. 3)Awning 16.ruang Abk4. 4)Ruang kemudi atas 17.palka ikan 15. 5)Anjungan 18.palka ikan 26. 6)Tengki pancing 19.tengki bahan bakar 1

7. Palka ikan 20.Tangki Bahan bakar28. Crow nest 21.fishing plarform9. Companion 22.Ruang ABK10. Tangki peralatan pancing 23.Ruang mesin11. Capstan 24.ruang ABK12. Bow spirit 25.Galley and tank13. Gudang 26.Tangki bahan bakar

OLAH GERAK KAPAL POLE AND LINE

l

Cara mendekati gerombolan ikan harus dari sisi kiri ata Su kanan dan bukan dari arah belakanggerombolan ikan. Keberhasilan penangkapan ikan dengan huhate sangat ditentukan oleh tersedianya umpan hidup yang cukup dan ketrampilan para pemancing atau awak kapal.

Saat setelah kapal sudah berada didekat gerombolan ikan pelemparan umpan yang dilakukan oleh seorang awak kapal yang disebutdengan boy-boy.

Setelah gerombolan ikan telah berada dalam jarak jangkauan lemparan umpan, kemudian gerombolan ikan cakalang diusahakan digiring ke arah haluan kapal.

Pelemparan umpan hidup diusahakan secepat mungkin karena ikan umpan juga berguna untuk mempertahankan adanya gerombolan ikan, selain dari pada itu dengankecepatan pelemparan ikan umpan dilakukan sehingga

gerakan ikan dapat mengikuti semprotan air yang sudah difungsikan agar ikan tetap berada didekat kapal.

Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal distop sehingga kapal tidak ada laju. Sementara jumlah umpan dilemparkankan ke laut dikurangi, agar persediaan umpan cukup efektif (tidak pemborosan).

Selanjutnya pemancingan yang dilakukan oleh awak kapal yang berdiri di pila-pila sambil mengarahkan pancing dengan joran ke ikan yang bergerombol dan diupayakan agar pemancingan dengan secepat mungkin mengingat.

gerombolan ikan kadang-kadang secara tiba-tiba menghilang, hal ini terutama jika ada ikan yang tertangkap atau terkait pancing berdarah, atau ada ikan yang terlepas dari mata pancing dan jumlah umpan sangat terbatas.

Pemancingan dilakukan dengan waktu antara 15 – 30 menit, hal tersebut salah satunya tergantung dari populasi atau kepadatan gerombolan ikan yang telah di tangkap

2. Sarana Olah Gerak Kapal

Sarana dimaksud dalam mengolah gerak kapal itu adalah semua peralatan dikapal yang dapat digunakan untuk mengolah gerak kapal sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sarana olah gerak kapal itu antara lain meliputi :

Tenaga penggerak (mesin)

Mengoperasikan dan merawat mesin penggerak utama

Mengoperasikan mesin penggerak utama

Persiapan sebelum mengoperasikan motor

Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan motor induk meliputi :

- Memeriksa bagian-bagian motor induk yang mengalami kelonggaran akibat getaran mesin

lakukan kencangkanlah,

- Memeriksa bagian-bagian motor yang akan bergerak apakah terdapat yang kurang baik dan ada yang rusak,

- Memerikasa tangki bahan bakar minyak solar dan salurannya, apabila dalam tangki harian tidak cukup tambahkan sesuai dengan kebutuhan,

- Periksa minyak pelumas (oli) apakah sudah sesuai dengan yang dicantumkan dalam buku pedoman,

- Periksalah pompa-pompa bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin serta saluran-saluran pipa, yakinkan bahwa semuanya dalam keadaan baik dan normal

- Memeriksa baterai (accu) penyimpanan untuk start motor dan perlengkapannya,

- Untuk motor diesel yang menggunakan pendinginan air tawar, maka isilah cooler dengan air bersih,

- Periksalah handel kopling apakah pada posisi netral.

Kelengkapansistem bahanbakar

Untuk terjadinya proses pembakaran bahan bakar memerlukan kelengkapan-kelengkapan pendungkung antara lain :

Tangki bahan bakar (tangki utama dan tangki harian)

Saringan dan tapisan

Pompa bahan bakar (pompa penyalur bahan bakar, pompa injeksi bahan bakar)

Pengabut (nozzle)

Pipa bahan bakar

Pengatur (governor)

Ruang bakar (ruang bakar langsung, ruang bakar tak langsung)

E. Konsumsi bahan bakar spesifik motor induk

Konsumsi bahan bakar secara spesifik merupakan perbandingan antara bahan bakar yang dikonsumsi dalam waktu tertentu dan tenaga yang dihasilkan oleh motor. Adapun teori dari konsumsi bahan bakar dapat menggunakan rumus antara lain sebagai berikut :

Keterangan :

B

Be = ......................................(persamaan 1)

Ne

be = pemakaian bahan bakar spesifik efektif (kg/HP jam) B = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

Ne = Daya efektif ( HP )

P = massa jenis solar ( 0,8373 kg/c

7

Untuk mengetahui tekanan efektif motor (Pe) maka dapat dilakukan dengan pengambilan daya dan putaran penuh motor, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pe =

Ne x 60 x 75 x z

?/4 x D2 x s x n x i

Keterangan :

Pe = tekanan rata-rata efektif (kg/cm2) Ne = daya efektif (HP)

I = jumlah silinder

N = putaran motor (rpm)

( Z = 2, untuk motor 4 langkah) ( Z = 1, untuk motor 2 langkah)

Setelah tekanan efektif motor diketahui dengan menggunakan persamaan diatas kemudian hasilnya didistribusikan dengan persamaan

3 (tiga). Dengan demikian daya efektif motor dapat diketahui.

Dengan diketahuinya hasil daya efektif motor berarti pemakaian bahan bakar spesifik efektif dapat diketahui dengan mendistribusikan Ne pada persamaan 1.

Didalam pemakaian bahan bakar (B) dapat diketahui dari alat ukur. Jadi dalam pemakaian bahan bakar spesifik secara efektif perlu diketahui tenaga efektif (Ne). Apabila tenaga efektif motor belum diketahui, untuk menghitung tenaga efektif motor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Ne =

Pe x ?/4 x D2 x s x n x i

Z x 60 x 75

Ne = daya efektif (HP)

Pe = tekanan rata-rata efektif (kg/cm2) D = diameter silinder (cm)

s = langkah torak (m)

n = putaran motor (rpm)

i = jumlah silinder

( Z = 2, untuk motor 4 langkah) ( Z = 1, untuk motor 2 langkah)

. Daun baling-baling ( propeller ),

Dalam teori dasar hambatan dan propulasi, baling-baling kapal di ibaratkan sekrup pendorong, semakin besar ulir atau pitchnya semakin cepat pula kapal bergerak maju.

Dengan berputarnya baling-baling maka karenanya akan memukul air dan akibatnya kapal akan bergerak maju atau mundur.

Jumlah baling-baling kapal itu bermacam-macam antara lain dapat ditunjukan atau dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Gambar.1. Daun baling-baling tunggal

Gambar.2. Daun baling-baling ganda

Gambar. 3. Daun baling-baling tiga

Gambar 4. Daun baling - baling empat

Baling-balingTunggal(Screw).Single

Baling-baling tunggal dikapal kebanyakan menggunakan baling-baling putar kanan, artinya jika mesin/baling-baling maju maka baling-baling akan berputar searah dengan jarum jam, begitu sebaliknya jika kapal/mesin mundur.

Daun baling-baling Ganda ( Twin Screw )

Pada umumnya adalah baling-baling ganda putar luar (out turning propeller) maksudnya adalah baling-baling kanan putar kanan dan baling- baling kiri putar kiri.

Daun baling-baling Tiga ( Triple Screw )

Kedudukan tiga baling-baling itu terletak/susunan satu pada masing- masing sisinya (sisi kanan putar kanan dan sisi kiri putar kiri) dan satu lagi tepat dibelakang kemudi (ditengah-tengah) baling-baling putar kanan

Daun baling - baling empat ( Quadruple Screw )

Pada baling-baling empat ini sistim putarnya adalah sistim luar artinya dua baling-baling sebelah kanan putar kanan dan dua baling-baling kiri putar kiri Penempatan daun kemudi dapat dilihat pada gambar sebelah dan penjelasan berikut ini :

Pada gambar disebelah ini daun kemudi ditempatkan diantara dua baling- baling. Sistim ini kurang efektif, jika daun kemudi disimpangkan membentuk sudut yang kecil, untuk memperoleh tenaga besar yang dihasilkan oleh kemudi, kemudi harus disimpangkan dengan sudut yang besar

Sedangkan pada gambar disebelah ini, dimana 2 (dua) daun kemudi dipasang pada dua baling-baling, pada sistim ini lebih efisien karena pada kecepatan pelan saja dengan penyimpangan yang kecil saja sudah memberikan pengaruh yang besar.

Daun Kemudi

Disamping baling-baling, maka kemudi juga merupakan salah satu sarana penting dalam olah gerak kapal. Kemudi mempunyai bentuk dan type bermacam-macam, dalam bangunan kapal dikenal kemudi unbalanced, semi balanced dan balanced.

Dari masing-masing type dan bentuk kemudi tersebut mempunyai keuntungan dan kerugiannya. (lihat gambar). Penataan sistim kemudi pada kapal terhadap baling-baling diperlukan posisi yang tepat.

11

Gambar. 5. Daun kemudi

Penataan kemudi ikut menentukan faktor keselamatan kapal sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh SOLAS (Safety of Life at Sea) yaitu :

a. Dengan mesin kecepatan penuh waktu mengubah kedudukan kemudi cikar kiri dan kanan atau sebaliknya harus tidak lebih dari 280

b. Kapal harus dilengkapi dengan penataan kemudi darurat, dan waktu yang diperlukan untuk mengubah kedudukan dari 200

kanan ke 200 kiri atau sebaliknya, tidak lebih dari 60 detik, dengan kecepatan mesin setengah atau minimal 7 knots,

c. Luas permukaan daun kemudi adalah 2 % dari luas bidang

15

10

STABILITAS KAPAL POLE AND LINE

Kapal yang menyebabkan kapal itu miring.selanjutnya,dijelaskan bahwa pada suatu benda yang mengapung diam di permukaan air terdapat dua .gaya utama yang sama besar dan bekerja berlawanan arah pada sumbuh vertikal,yaitu gaya berat G (center of grafity) dan gaya apung B (center of Buoyancy)

Terdapat 3 titik yang memegang peranan penting dalam peninjauan stabilitas suatu kapal yaitu titik G, B dan M.

Titik berat G adalah titik resultan gaya berat seluruh bagian kapal termaksut isi yang berada di bagian dalamnya yang menekan ke bawah;titik apung B adalah titik berat geometris bagian kapal yang terbenam dalam air yang menekan ke atas lunas kapal serta titik pusat garis yang bekerja gaya apung dan gaya berat,

Macam macam dan keadaan stabilitas kapal Stabillitas positi (stable equlibrium)Suatu keadaan di mana titk G berada di atas titik M, sehingga sebuah kapal yang memiliki stabilitas mantap sewaktu menyeget mesti memiliki kemampuan untuk menegak kembali.

Stabilitas Netral (Neutral Equilibrium)

Suatu keadaan stabilitas dimna titik G-nya berhimpit dengan titik M. maka momen penegak kapal yang memiliki stabilitas netral sama

dan titik M (Metacenter) dengan nol, atau bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu menyenget.

Stabilitas Ngatif (Unstable Equilibrium)

Suatu keadaan stabilitas di mana titik G-nya berada adalah tinggi sudut inklinasi dan di atas titik M, sehingga sebuah kapal yang memiliki stabilitas negatif sewaktu menyenget tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali, bahkan sudut sengetnya akan bertambah besar, yang menyebabkan kapal akan bertambah miring lagi bahkan bisa menjadi terbalik. Atau suatu kandisi bila kapal miring karena gaya dari luar, maka timbullah sebuah momen yang di namakan momen penerus/Heling moment sehingga kapal bertambah miring

Titik titik penting dalam stabilitas

Titik berat(Center of gravity)

Titik berat (center of gravity)

Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal,merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal letak titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang di letakan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik gaya.secara defenisi titik berat (G) ialah titik tangap dari semua gaya gaya yang bekerja ke bawah.letak titik G pada kapal kosong di tentukan oleh hasil pecobaan stabilitas.perlu di ketahui bahwa, letak titik G tergantung dari pada pembagian berat di kapal. Jadi selama tidak ada yang di gesek, titik G tidak akan berubah walaupun kapal oleng atau menegak

Titik Apung (center of buoyance)

Titik apung (center of buoyance ) di kenal dengan titik B dari sebuah kapal,merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari bagian kapal yang dalam air, Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah pindah oleh adanya perubahan sarat darikapal. Dalam stabilitas kapal,titik B inilah yang menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget. Letak B tergantung dari besarnya senget kapal(bila senget berubah maka letak maka letak titik B akan berubah/berpindah bila kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.

Titik Metasentris

Titik metasentris atau di kenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atas agar supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Artinya berubah ubah, jadi titik metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari

besarnya sudut senget.Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150),maka titik apung B bergrak di sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusat di bidang tengah kapal (center of line ) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titk M masih sangat kecil, sehingga masih dapat di katakana tetep.

Gambar 1.Titik-titik penting dalam stabilitas. Keterangan: K=lunas (keel) B=Titik apung (buoyancy) G=titik berat (gravity) M=Titik( metacentris) d=sarat (draft) D=dalam kapal (depth) CL=center line WL=Water line

Sifat dari letak/kedudukan titik metasentrum

Untuk sudut-sudut senget kecil kedudukan metasentrum dianggap tetap,sekalipun sebenarnya kedudukan titik itu berubah ubah sesuai dengan arah dan besarnya sudut senget.oleh karena perubahan letak yang sangat kecil,maka dianggap tetap. Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengatnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah ubahnya kemampuan kapal untuk menegak kembali. Besar kecilnya kemampuan sesuatu kapal untuk menegak kembali merupakan ukuran besar kecilnya stabilitas kapal itu.jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat dari menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat beubah ubahnya stabilitas kapal tersebut.Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan B dari kedudukannya semula yang tegak lurus dibawah titik berat G itu akan menyebabkan terjadinya

sepasang ini kopel,yakni dua gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan, yang satu merupakan gaya berat kapal itu sendiri sedang yang lainnya adalah gaya tekanan keatas yang merupakan resultante gaya tekanan keatas yang bekerja pada bagian kapal yang berbeda didalam air yang titik tangkapnaya adalah titik tekan.Dengan terbentuknya sepasang Koppel tersebut akan terjadi momen yang besarnya sama dengan berat kapal dikalikan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas.untuk memperoleh keterangan jelas, harap perhatikan gambar dibawah

Teori Koppel dan hubungannya dengan stabilitas kapal

Yang dimaksud dengan sepasang Koppel adalah sepasang gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan.(lihat gambar ). Apabila pada sebuah benda bekerja sepasang Koppel, maka benda tersebut akan berputar. Besarnya kemampuan benda itu berputar dtentukan oleh hasil perkalian antara gaya yang membentuk Koppel itu dan jarak antara kedua gaya tersebut. Apabila sebuah kapal menyenget,pada kapal tersebut akan terjadi sepasngan Koppel yang menyebabkan kapal ini memiliki kemampuan untuk menegak kembali atau bahkan bertambah menyenget

lagi.untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan gambar-gambar dibawah ini:

Besarnya kemampuan untuk menegak kembali sebuah kapal sewaktu kapal menyenget dengan suatu sudut tertentu adalah sama dengan hasil perkalian antara gaya berat kapal dan jarak antara berat kapal dan gaya tekanan keatas yang bekerja pada kapal saat tertentu itu

Momen penegak (MP) besarnya kemampuan untuk menegak kembali kapal itu adalah sebesar =W x GZ atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk:

Mp=Wx GZ Dimana Mp adalah momen penegak mungkin saja bahwa dua kapal besar,yang demikian

itu memiliki stabilitas yang berlainan.Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Stabilitas kedua kapal itu dapat berlainan,oleh karena besarnya momen penegak ( MP= W x GZ), maka satu satunya alasan yang menyebabkan momen kedua itu tidak sama adalah factor GZ=lengan penegak.besarnya lengan penegak kedua kapal kedua kappa.

MP=W x GZ Mp=W x GZ jika berat benaman kedua kapal =15.000 ton,maka Dan lengan penegak kapal A =0,45 meter Lengan penegak kapal B =0,30 meter Perhitungannya: W =15.000 ton GZ =0,45 meter,maka MP = 15.000 ton x 0,45 meter =6.750 ton meter

W =15.000 ton GZ =1 kaki,maka Mp=15.000 ton x 0,30 meter =4.500 ton meter

TEKNIK PENGOPERASI KAPAL POLE AND LINE

Tahapan persiapan ini di lakukan sebelum kapal berangkat untuk mencari gerombolan /Fishing groud

Hal-hal yang harus di persiapkan antara lain:

*)Merangkai alat pancing

*)Es/Freon yang digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan agar lebih awet.

*)Umpan hidup,biasanya mengunakan ikan teri yang dari hasil menangkap sendiri atau membeli dari pengusaha ikan umpan

*)joran /gandar yang telah di rangkai sesuai dengan sejumblah pemancing beserta cadangannya.

*)Bahan bakar untuk berangkat dan kembali dari fishing groud

*)bahan makanan untuk para awak kapal

*)serta alat lain yang dapat membantu kelancaran operasi penangkapan

FISING GROUND

Mencari gerombolan ikan

Setelah semua alat yang di perlukan dalam operasi penangkapan disiapkan, di lakukan pencarian geromboln ikan.

Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mencari secara langsung gerombolan ikan dengan berlayar kesana kemari (manouvere ) dan dengan memperhatikan kawanan burung laut atau ke tempat rumpon yang telah di siapkan sebelumnya.

PEMANCING

Pancingan di lakukan dengan melemparkan ikan umpan hidup sebagai perangsang agar cakalang lebih dekat kea rah kapal sehingga lebih mudah di jangkau oleh pancingan.

setelah ikan mendekat, agar umpan hidup tidak banyak terbuang, maka kran penyemprot air laut di buka dan setelah ikan terlihat meloncat-meloncat kemudian pemancing dimulai,yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh cakalang dengan cepat di angkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar ke atas deck kapal.

hal demikian di lakukan hingga berulang ulang. Pemancing dengan cara seperti ini biasa disebut dengan cara banting.

Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe yaitu cara pemancing di lakukan dengan cara menjepit ikan diantara tangan dan badan si pemancing.

TEKNIK PEMANCING DI HALUAN KAPAL DAN DI BURITAN KAPAL

Seperti yang telah di jelaskan, kapal diolah gerakan sehingga daerah penangkapan akan terhitung dari angin dan sewaktu gerombolan berhenti bergerak sisitem semprotan air dijadikan, maka penangkapan yang mengasikan segera di mulai.kegiatan yang mengambil tempat dari saat ikan – ikan mendapatkan kail sampai dengan jatuh diatas kapal waktu- waktu yang penting dan kritis.

Tetapi keterangan khusus yang di peroleh para nelayan tidaklah di pelajarinya dari buku melainkan diperolehnya dari bekerja dan sekian banyaknya pengalaman.

Semua itu dapat dikatakan bahwa kegiatan memancing ikan tuna tidak seperti pada jenis sport angling (pemancing yang bersifat rekreasi) yang hanya memerlukan gerakan tunggal yang cepat yaitu menyentak dan mengangkat dan berakhir dengan melepas sentakan, aksinya adanya cepat, kuat dan tanpa kompromi, tanpa adanya suatu permainan atau kelelahan dari ikan. Nelayan dengan keterampilan tinggi biasa melepaskan ikan dari kail dengan cara sedikit menyentak tali pancing dan menayunkan di atas kepala dan sebelum ikan jatuh di atas deck dia sudah siap kembali memancing.

Apabila tidak, cara melepaskan tegangan pada tali dengan jatuhnya ikan pada deck akan menyita waktu.operasi pemancing bisa selesai dalam waktu 5 menit, mungkin 10 menit tetap tidak lebih dari 20 menit.

Suatu periode dari kegiatan melempar umpan dan pemancing dalam upaya untuk menjaga gerombolan ikan agar tetap beada pada posisi yang di targetkan.

GAMBAR:PEMANCING DI HALUAN KAPAL (POLE AND LINE)

Kegiatan pemancing ini dilakukan dengan menjatuhkan pancing keatas permukaan air dan bila disambar oleh ikan,dengan cepat diangkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar ke dalam dek kapal. Hal demikian di lakukan hingga berulang-ulang. Pemancing dengan cara seperti ini biasa disebut dengan cara banting. Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe(menjepit) yaitu cara pemancing dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan di angkat dari dalam air kemudian pengambilan dari mata pancing di lakukan dengan cara menjepit ikan di antara tangan dan badan si pemancing.

ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN

RUMPON Fungsi Dan Manfaat Rumpon Beberapa keuntungan dalam penggunaan rumpon yakni; memudahkan pencarian gerombolan ikanbiaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil, (DirektoratJenderal Perikanan, 1995) Funsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai berikut ;

a) Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan gerombolan.

b) Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari serangan ikan predator.

c) Sebagai tempat berkumpulnya ikan

d) Sebagai tempat untuk memijah bagi ikan

e) Sebagi tempat pertumbuhan plankton f) Sebagai tempat mencari

Gambar 6. Rumpon Permukaan

Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan besar. Ada beberapa jenis ikan pelagis seperti tuna dan cakalang yang berkumpul di sekitar rumpon sehingga nelayan dapat dengan mudah untuk menangkapnya. Sedangkan manfaat dari rumpon adalah sebagai berikut ; a) Memudahkan nelayan untuk mengoperasikan alat penangkapnya. contoh alat bantu penangkapan yang lain juga seperti:

#) jaring tangguk seset.Jaring tangguk berguna untuk memojokkan umpan ke suatu sudut agar mudah di tangguk dengan Churchill.sedangkan seser yang besar berguna untuk memindahkan umpan hidup ke ember dan seser kecil digunakan untuk menyebar umpan.

#) penyemprotan air Penyemprotan air yang terbuat dari pipa dan terletak dibagian tepi kapal yaitu dibawah para-para penyemprotan air ini berguna untuk menyemprotkan air kearah kawanan ikan, agar kawanan ikan menyangka air yang jatuh adalah umpan yang disebar sehingga mudah untuk pancing

#) ember Digunakan untuk menampung umpan hidup sebelum dipindahkan ke seser kecil untuk disebar. Mesisin pemancing ini terletak pada bagian pinggir lambung kapal. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa pengunan mesin ini lebih efektif dari tenaga manusia.

#)rumpon. Rumpon ini berguna untuk mengumpulkan kawanan ikan dan harus di pasang jauh hari sebagai umpan,namun semprotan air masih harus te rus di pergunakan.

#) Pila pila digunakan sebagai tempat duduk atau berdiri para pemancing yang letaknya bisa pada haluan dan buritan antara sepanjng lambung kiri dan kanan kapal

HAL HAL YANG MEMPENGARUHI PENGOPERASIAN

YAITU:

*)CUACA DI PERMUKAAN LAUT

1)Faktor cuaca dalam permukaan laut

#)Suhu air laut

Suhu air laut sangat berpengaruh pada ikan,jika terlampau panas ikan

Akan lebih ke dalam laut atau ke tengah laut untuk mencari suhu yang lebih dingin, tetapi pada suhu yang agak tinggi ikan akan lebih agresif dalam mencari makan.sedangkan jika suhu air laut terlampau dingin,ikan akan kurang dalam selera makan dan kurang begitu agresif. Suhu air laut tropis berkisar antara 26-35 derajat celcius sedangkan pada daerah kutub bisa mendekati nol derajat celcius.

*)Arus air laut

Arus air dipengaruhi oleh keadaan laut sekitarnya. Banyak kejadian saat situasi angin lemah, arus air bisa kencang atau pada saat angin kencang arus air dalam laut justru lemah. Jadi arus laut tidak di pengaruhi oleh angin jika arus air laut kencang dapat terlihat pada mancing dasar oleh miringnya senar pancing ketika timah pemberat umpan pancing dan mata kail sudah menyentuh dasar laut.

*)Kejernihan air laut:Factor kejernihan atau kekeruhan air laut juga patut diperhitungkan. Kadang kekeruhan air yang buruk atau banyaknya sampah dapat menyebabkan ikan berkurang.saat yang lebih baik adalah pada keadaan laut sekitarnya bening dan berwarna dan biru terang dan matahari bersinar akibatkan oleh sinar matahari yang redup terhalang oleh mendung, hal ini dapat menyebabkan air laut terlihat keruh.

ALAT PENANGKAPAN POLE AND LINE

Alat penangkap pole and line tersebut konstruksinya sangat sederhanadan hanya terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut : a) Joran atau galah, bagian ini terbuat dari bahan bambu yang cukup tua dan memiliki tingkat elastisitas yang tinggi atau baik, pada umumnya digunakan bambu yang berwarna kuning atau fibre glass.

Panjang joran berkisar 2 – 3,5 meter dengan diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian ujung sekitar 1 – 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan jaoran dari bahan sintetis plastik atau fibres. b) Tali sekunder, dari bahan kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 5 -15 cm yang terdiri 2 – 3 untai yang dipintal dengan diameter 1,2 mm.

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat dari gigitan ikan. c) Tali utama (main line), terbuat dari bahan sintetis polyethylene (PE)monofilament atau multifilamentdengan panjang sekitar 1,5 – 2,5 meter yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air.

Diameter tali utama 0,2 – 0,5 cm. d) Mata pancing (hook) dimana ujungnya tidak berkait balik dengan ukuran menggunakan nomor mata pancing adalah 2,5 – 3. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk silinder dengan panjang sekitar 2 cm

Gambar 2. Komponen Pole and Line

KETERANGAN :1 ALAT TANGKAP POLE AND LINE :

MATA PANCING POLE AND LINE

1.Tangkai pancing

2.Tali nylon mulyifilament a.Tempat tali

3.tali nylon monofilament b.pemberat

4.Mata pancin c. pembungkus

d.Mata pancing e e.bulu ayam

e) Mata pancing (hook) dimana ujungnya tidak berkait balik dengan ukuran menggunakan nomor mata pancingadalah 2,5 – 3. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk silinder dengan panjang sekitar 2 cmdengan diameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap sebagai dayatarik ataumenarik perhatian ikan cakalang (katsuwonus pelamis).

pada pangkal tali silinder terdapat kili-kili (swivel) sebagai mengikat untuk menghindari kekusutan pada tali.

Dibagian mata pancing potongan dari tali-tali rafia berwarna merah yang membungkus rumbai-rumbai tali merah juga berwarna dalam hal ini sebagai umpan tiruan.

Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan warna ikan umpan yang berwarna merah sehingga menyerupai umpan hidup yang digunakanDalam pelaksanaan operasi penangkapan ikan dengan pole and line ini disamping menggunakan umpan hidup yang tidak dikaitkan pada mata pancing (hanya ditebar ke perairan)juga menggunakan umpan tiruan berupa, bulu ayam dan potongan tali rafia..

Pemanfaatan umpan hidup ini untuk perhatian gerombolan ikan cakalang agar lebih mendekat pada areal kapal untuk memudahkan pemancingan diatas kapal. Sedangkan dalam melakukan operasi pemancingan digunakan pancing tanpa dikaitkan ikan umpan.

Hal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas alat penangkap, karena ikan cakalang termasuk pemangsa yang rakus. Menurut pendapatAyodhya (1981), bahwa jika ikan makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan, maka dipakai pancing tanpa umpan (umpan tiruan.

3.2 Karakteristik Ikan

Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup/binatang bertulang belakang yang selama hidup didalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan yang hidup di sekitar rumpon ada yang hidup di permukaan (pelagis), ada juga yang hidup di dasar perairan (demersal).

Ikan yang hidup di permukaan perairan (pelagis) dengan ciri-ciri antara lain seperti hidup bergerombol atau berkelompok, berenang cepat, warna cerah, pada umumnya hidup di daerah neritik dengan kedalaman perairan 0 – 200 meter, ikan- ikan pelagis ini banyak bernilai ekonomis penting. Sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan dasar (demersal) dengan ciri-ciri antara lain warnanya gelap, pada umumnya hidup tidak bergerombol (sendiri), bentuknya bervariasi.

Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi dua yaitu, pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut kajikanlaut 1998, yang termasuk ikan=ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya adalah Tuna, cakalang, tongkol, tengi ri, dan cucut. Sedangkan pelagis kecil antara lain; Karangaid ( layang, selar, sunglir), Klupeid (teri, japuh, tembang, lemuru, siro, dan Skombroid (kembung)

3.3 Biologi Ikan Cakalang Hasil utama penangkapan dengan pole and line adalah Ikan cakalang, ika n cakalang dikenal sebagai ikan pelagis. Untuk lebih jelasnya taksonomi ikan cakalang adalah sebagi berikut : Phylum : Vertebrata Sub phylum : Craniata Class : Perciforme Famili : Scrombirane Sub famili : Scrombirane

Contoh gambar

Albacore (thunus Alalunga)

CAKALANG

ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari pole and line adalah ikan ikan pelagic shoaling species yang berarti ikan ikan tersebut harus- lah membentuk shoal (gerombolan) berada dekat dengan permukaan air ( sea surface ) dan sangatlah di harapkan pula agar denisitas shoal tinggi, yang berarti jarak antara ikan dengan ikan.dengan kata lain dapat juga dikatakan volume hendaklah jumblah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat di pikirkan sehubungan dengan alat pancing yang di gunakan.

.

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penyusunan paper ini penulis menyimpulkan bahwa:

1. Pole and line adalah kapal yang kontruksi-nya berbeda dengan kapal lain mulai dari bangunan kapal stabilitas dan olah gerak kapal tersebut.

2. Pole and line merupakan alat tangkap ikan yang terdiri dari joran dan pancing

Pole and line juga terdiri dari beberapa jenis yaitu

1. Mackerel pole and line 2. Skipjack pole and line

Dimana kedua alat tersebut memiliki jenis kapal, ukuran alat dan pengoperasian yang berbeda.

Pesan :

Adapun pesan dari penyusun sebagai berikut:

1:Bagi sipembaca pahamilah isi dari paper ini karena walaupun penyusunannya belum mencapai kesempurnaan, paper ini dapat memberikan pengetahuan yang luas terhadap sipembaca tentang alat tangkap ikan pole and line.

2:penyusun mengizinkan kepala sipembaca untuk mengkopy atau memperbanyak

3:penyusun berterima kasih kepada sipembaca yang mempelajari paper ini.paper ini dengan syarat di manfaatkan dengan baik.