oklusi

20
1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1. Oklusi Gigi Geligi 1.1. Dasar Teori Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan tersebut saling berkontak. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai hubungan timbal balik dari permukaan gigi-gigi bawah dengan gigi-gigi atas lawannya, yang terjadi dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen system stomatognatik terhadap permukaan gigi geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statis yang hanya dapat diketahui bila seorang menutup mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Namun masih ada factor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu system struktur yang terintegrasi antar system otot – otot mastikasi dan system neuromuskuler, sendi temporomandibular (STM) dan gigi geligi. Jadi arti mudahnya, oklusi adalah gigitan tidak hanya pada saat diam, tapi juga pada saat pengunyahan, sebagai suatu

Upload: tita-sistyaningrum

Post on 23-May-2017

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: oklusi

1

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Oklusi Gigi Geligi

1.1. Dasar Teori

Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua

permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan tersebut saling berkontak.

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai hubungan timbal balik dari

permukaan gigi-gigi bawah dengan gigi-gigi atas lawannya, yang terjadi dalam

suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen system

stomatognatik terhadap permukaan gigi geligi yang berkontak dalam keadaan

berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah

merupakan suatu proses statis yang hanya dapat diketahui bila seorang menutup

mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Namun masih ada factor lain

yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi

dibentuk oleh suatu system struktur yang terintegrasi antar system otot – otot

mastikasi dan system neuromuskuler, sendi temporomandibular (STM) dan gigi

geligi. Jadi arti mudahnya, oklusi adalah gigitan tidak hanya pada saat diam, tapi

juga pada saat pengunyahan, sebagai suatu sistem utuh bersama dengan otot, saraf

dan sendi rahang.

Andrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yaitu ;

1. Hubungan yang tepat dari gigi – gigi molar pertama tetappada bidang sagital.

2. Angulasi mahkota gigi – gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal.

3. Inklinasi mahkto gigi – gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital.

4. Tidak adanya rotasi gigi – gigi individual.

5. Kontak yang akurat dari gigi – gigi individual dalam masing – masing

lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal – jejal.

6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Page 2: oklusi

2

1.1.1. Konsep Dasar Teori

Berdasarkan konsep dasar oklusi, oklusi terdiri dari :

1. Oklusi seimbang (Balanced Occlusion)

Oklusi seimbang dikatakan baik apabila hubungan kontak antara geligi pada

rahang bawah dan rahang atas memberikan tekanan yang seimbang pada

kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Dalam

keadaan nyata, keadaan ini jarang ditemukan pada gigi geligi asli walaupun

fungsi kunyah tetap berlangsung baik.

2. Oklusi morfologik (Morphologic Occlusion)

Oklusi morfologik dikatakan baik apabila hubungan anatar geligi pada rahang

bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut berkontak dan teori ini lebih

menitik-beratkan pada segi morfologinya saja

3. Oklusi dinamik (Dinamic Occlusion)

Oklusi dinamik menyatakan bahwa efektivitas fungsional tidak dapat

ditentukan oleh hubungan hirroglyphics (cusp, ridge dan groove) saja, tetapi

ada keserasian antara komponen yang berperan dalam proses terjadinya

kontak antara geligi tersebut agar terjadi oklusi yang normal. Komponen

tersebut adalah gigi geligi, jaringan periodontal, otot mastikasi, system

neuromuskuler dan sendi temporamandibula (STM).

1.1.2. Oklusi Gigi Geligi

Oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya setiap gigi, kecuali insisiv

sentral bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung

antagonisnya. Oklusi ini dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics (cusp, ridge

dan groove) gigi geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses

pemakaiannya seringkali gigi geligi tersebut telah mengalami berbagai perubahan.

Perubahan tersebut antara lain :

a. Atrisi , yaitu keausan gigi yang disebabkan factor fisiologis. Misalnya

gesekan antar gigi.

Page 3: oklusi

3

b. Abrasi, yaitu keausan gigi yang disebabkan factor mekanis. Misalnya sikat

gigi.

1.1.3. Oklusi Sentrik

Oklusi sentrik adalah kata lain dari oklusi interkuspa dan menunjukkan

bahwa gigi geligi atau mandibula terletak sentral pada oklusi. Sentries atau

tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh paduan yang diberikan oleh

kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila

terdapat gigi supra-posisi ataupun overhanging restoration.

1.1.4. Oklusi Statik

Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam

keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi geligi dalam keadaan tidak

berfungsi. Pada oklusi ini, hungan cusp fungsional gigi geligi posterior berada

pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada posisi cusp to fossa.

Sedangkan pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan

tinggi gigit (overbite) dalam satuan millimeter (mm). Jarak gigit (overjet)

merupakan jarak horizontal antara incisal gigi incivus RA terhadap bidang labial

gigi incivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertical antara

incisal edge RB sampai incisal edge RA.

1.1.5. Oklusi Dinamik

Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada saat

orang melakukan gerakan mandibula kearah lateral ataupun ke depan. Oklusi yang

terjadi pada pergerakan mandibula ini sering disebut dengan artikulasi. Pada

gerakan lateral akan ditemukan sisi kerja yang ditujukan dengan adanya kontak

antara cusp bukal RA dan cusp molar RB , sisi kerja ini digunakan sebagai

panduan oklusi dan sisi keseimbangan.

Kontak gigi geligi gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Intercuspal Contact Position (ICP)

Page 4: oklusi

4

adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya.

b. Retruded Contact Position (RCP)

adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih

ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke

lateral.

c. Protrusif Contact Position (PCP)

adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke anterior.

d. Working Side Contact Position (WSCP)

adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral.

Selain diklasifikasikan diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Bilateral Balanced Occlusion

apabila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya

dalam keadaan kontak.

b. Unilateral Balanced Occlusion

apabila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan tidak

kontak.

c. Mutually Balanced Occlusion

apabila terdapat kontak ringan/tidak kontak pada gigi geligi anterior, sedang

pada gigi posterior tidak kontak.

d. Tidak dapat ditetapkan

1.1.6. Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1 – 2 mm lebih ke belakng dari oklusi

sentries atau kondil terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih

dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini, gigi

geligi dalam keadaan Intercuspal Contact Position (ICP).

Page 5: oklusi

5

1.1.6.1. Jarak Inter Oklusal

Merupakan jarak antara oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan

istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini, otot – otot pengunyahan

dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot – otot kelompoak elevator dan

depressor tonus dan kontraksinya dalam keadaan siembang dan kondil dalam

keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu.

Page 6: oklusi

6

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 PEMERIKSAAN OKLUSI SENTRIK

RELASI GIGI NOMOR GIGI

Rahang Atas 27 26 25 24 14 15 16 17

Rahang Bawah 37 36 36 35 44-45 46 46 47

2.2 PEMERIKSAAN RELASI SENTRIK

RELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILA Overjet (mm)

Oklusi Sentrik 1mmRelasi Sentrik 1,5mm

2.3 Pemeriksaan Physiological Rest Position

RELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILA Free way space (mm)

Physiological Rest Position 2mm

2.4 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

RELASI GIGI ANTERIOR Jarak (mm)

OVERJET 1mmOVERBITE 1mmCusp to marginal ridge 1,2 1,1 2,2 1,4 1,5 1,6 2,6

4,2 4,1 3,2 4,4 4,5 4,6 3,6Cusp to fossa 2,7

3,7

Page 7: oklusi

7

2.5 Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Tipe Oklusi Dinamik pada orang coba

Bilateral Balanced Occlusion √ Unilateral Balanced Occlusion Muttually Proteced Occlusion Tidak dapat didefinisikan

2.6 Pemeriksaan Oklusi yang Ideal

NO INDIKATOR Ya Tidak

1 Saat melakukan oklusi sentries, apakah hubungan kedua rahang stabil. √

2 Saat melakukanoklusi sentrik, apakah mengalami hambatan √

3Saat melakukan pergerakan relasi sentries ke oklusi sentris apakah mengalami hambatan

4Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior, apakah mengalami hambatan

5Apakah ada kontak prematur pada saat Intercuspal Contact Position (ICP)

6 Apakah ada kontak prematur pada saat Retruded Contact Position (RCP) √

7 Apakah ada kontak prematur pada saat Protrusif Contact Position (PCP) √

Jika ada kontak prematur, catat pada table berikut :

No Relasi Gigi Gigi yang mengalami kontak prematur1 ICP

2 RCP

3 PCP

Kesimpulan : Oklusi Gigi normal

Page 8: oklusi

8

2.7 PEMERIKSAAN GERAKAN MANDIBULA

NO KEGIATAN HASIL PENGAMATAN

1 Gerakan Mandibula Membuka-Menutup Mulut

- Pergerakan kondil ke bawah kemudian ke anterior

- Pergerakan kondil ke atas , kemudian ke posterior

2 Gerakan Mandibula ke Arah Antero-Posterior

- Anterior : pergerakan kondil maju ke anterior

- Posterior : pergerakan kondil mundur ke posterior

3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula ke Arah Lateral

- Kanan : condyl kanan menonjol,

sedangkan condyl kiri tidak menonjol

- Kiri : condyl kiri menonjol, sedangkan condyl kanan tidak menonjol

4 Koordinasi Gerakan Mandibula Gerakan dan tonjolan simetris5 Gerakan Mandibula

a. Saat menunduk Mandibula bergerak ke anteriorb. Saat menengadah Mandibula ke posterior

c. Saat tidur terlentang

- Terlentang ke duduk :

Proc. Condylaris → posterior

- Duduk ke terlentang :

Proc. Condylaris → atas

d. Saat tidur miring ke samping

- Kanan : Proc. Condylaris menonjol di

kanan, namun daerah kiri sekitar proc.

terlihat cekung

- Kiri : Proc. Condylaris menonjol di

kiri, namun daerah kanan sekitar proc.

terlihat cekung

e. Saat duduk istirahat Tidak ada pergerakan dari Proc. Condylaris

Page 9: oklusi

9

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi – geligi

3.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Oklusi statis adalah hubungan atau kontak yang statis antara gigi rahang

atas dengan rahang bawah. Pada oklusi oklusi statis didapatkan hubungan cusp

fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal

dan cusp fungsional pada posisi cusp to fossa. Pada gigi anterior ditemukan

adanya overbite dan overjet.

Pada percobaan ini orang coba dalam posisi duduk dengan bidang oklusal

sejajar dengan lantai. Setelah itu orang coba diinstruksikan untuk membuka

kemudian menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang bersentuhan.

Selanjutnya diletakkan articulating paper pada permukaan oklusal gigi posterior.

Setelah itu , orang coba diinstruksikan untuk menutup mulut sampai gigi geligi

kedua rahang menyentuh, dilakukan sebanyak 3-5 kali

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, terlihat posisi oklusi

cusp to marginal ridge pada sisi kanan adalah gigi P1, P2, dan M1, sedang pada

sisi kiri yaitu pada gigi M1. Relasi untuk cusp to fossa hanya ditemukan pada sisi

kiri yaitu pada M2.

3.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik , yaitu kedua kondili berada dalam posisi

bilateral simetris didalam fossanya. Keadaan ini dipengaruhi oleh kontak antar

gigi-geligi pada saat pertama berkontak.

Pada pemeriksaan oklusi sentrik ini, orang coba diinstruksikan untuk duduk

tenang, lalu dilanjutkan menutup mulut sampai gigi-geligi berkontak. Selanjutnya

dicatat hubungan gigi- geligi posterior rahang atas dengan lawannya.

Page 10: oklusi

10

Hasil percobaan didapatkan kontak gigi 27 dangan 37 , 26 dengan 36, 25

dengan 36, 24 dengan 35, 14 dengan 44 dan 45 , 15 dengan 46, 16 dengan 46, dan

17 dengan 47.

3.1.3 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran overjet dan overbite. Overjet

atau jarak gigit adalah jarak horizontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap

bidang labial gigi incisivus pertama RB. Sedangkan Overbite atau tinggi gigit

adalah jarak vertical antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. Overbite dan

overjet normal yaitu sekitar 2 – 4 mm. Hasil pengukuran didapatkan overjet dan

overbite orang coba adalah 1 mm. Hasil tersebut tidak sesuai dengan nilai overjet

dan overbite normal. Hal ini dikarenakan orang coba pernah menjalani perawatan

orthodontic.

gbr. Overbite dan overjet

3.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus

central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung

antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

Pada percobaan ini, kami mengamati ketika orang coba melakukan oklusi

sentris, pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris, pergerakan mandibula ke

anterior dan ke segala arah, ketika orang coba melakukan ICP,RCP dan PCP.

Berdasarkan percobaan didapatkan untuk oklusi sentrik, relasi sentris ke

oklusi sentris dan pergerakan mandibula ke anterior pada orang coba semuanya

Page 11: oklusi

11

normal. Tidak didapatkan kontak prematur. Dapat disimpulkan jika oklusi

tersebut dalam keadaan normal.

3.2 Pemeriksaan Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

3.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Pada percobaan ini, orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut

selanjutnya menutup mulut sampai gigi- geligi berkontak. Setelah gigi berkontak ,

dicatat jarak horisontal insisal insisif rahang atas terhadap bidang labial insisif

rahang bawah dengan menggunakan ujung jangka dan selanjutnya menggunakan

penggaris. Selanjutnya orang coba diinstruksikan untuk menggerakan mandibula

ke belakang dengan cara mendorong mandibula secara perlahan ke belakang,

instruksikan untuk mempertahankan posisi ini. Catat jarak horizontal insisal

incisive RA terhadap bidang labial incisive RB dengan ujunga jangka kemudian

menggunakan penggaris.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan jarak gigit saat oklusi sentris

adalah 1 mm. Sedangkan jarak gigit saat relasi sentris untuk gigi 1,5 mm.

3.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Orang coba melakukan posisi istirahat dan mandibula dalam keadaan

rileks dan posisi tegak lurus, dalam posisi non oklusal mandibula yaitu posisi

physiological rest position, selanjutnya perhatikan otot-otot harus dalam keadaan

istirahat. Usahakan untuk membuka kedua bibir orang coba tanpa menimbulkan

gerakan pada rahangnya. Kemudian mulai mengukur jarak oklusal sebagai free

way space. Selisih antara dimensi vertical saat gigi geligi beroklusi dan saat

mandibula istirahat disebut freeway space. Range freeway space normal adalah

berkisar 2-4 mm. dimensi vertical fisiologis adalah jarak vertical antara 2 titik

pada maksila mandibula yang telah ditentukan saat kepala dalam posisi tegak, otot

– otot rahang dalam keadaan istirahat, dan kondilus dalam posisi netral. Gunanya

adalah untuk menentukan jarak vertical antara permukaan gigi geligi yang

beroklusi pada galangan gigit oklusal atau puncak sisa prosesus alveolaris

Page 12: oklusi

12

(residual ridge).Dimensi vertical oklusi adalah jarak vertical antara 2 titik pada

maksila dan mandibula yang telah ditentukan saat otot- otot rahang dalam keadaan

kontraksi dan gigi geligi beroklusi.

Berdasarkan hasil percobaan , didapatkan nilai physiological rest position

sebesar 2 mm. Hasil tersebut dikatakan normal karena free way space normal

sebesar 2 -4 mm.

gbr. Freeway space

3.2.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamikn/Artikulasi

Pada posisi duduk dengan tenang, orang coba diminta menggerakan RB ke

lateral sampai didapatkan cusp bukal RA dan RB bersentuhan.Kemudian

instruksikan orang coba untuk melakukan gerakan gerakan RB ke lateral, tentukan

sisi kerja (working side) dan sisi keseimbangan (balancing side).Selanjutnya

tentukan pola oklusinya.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada orang coba didapatkan

hasil oklusi gigi pada working side gigi M1 RA dan RB sisi kiri, oklusi gigi pada

balanced side gigi M1 RA dan RB pada sisi kanan. Tipe oklusi dinamik yang

didapatkan yaitu tipe Bilateral Balanced Occlusion karena pada oklusi dapat

ditemukan working side dan balanced side.

Page 13: oklusi

13

BAB III

KESIMPULAN

Oklusi adalah hubungan timbal balik dari permukaan gigi-gigi pada

rahang bawah dengan gigi-gigi pada rahang atas atau gigi antagonisnya ,

yang terjadi dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen

system stomatognatik terhadap permukaan gigi geligi yang berkontak dalam

keadaan berfungsi.

Oklusi dibentuk oleh suatu system struktur yang terintegrasi antar system

otot – otot mastikasi dan system neuromuskuler, sendi temporomandibular (STM)

dan gigi geligi sehingga dapat melakukan aktivitasnya dengan baik.

Page 14: oklusi

14

DAFTAR PUSTAKA

Pramonon D. Coen. Mastikasi, Oklusi Dan Artikulasi. Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga/Sub-Bagian Bedah Mulut Instalasi Gigi dan Mulut RSU Dr. Soetomo (diakses pada tanggal 28 februari 2013)