obgyn final

11
ITA’S COLLECTION kelompok 21 PENDAHULUAN Pada umumnya setiap perempuan akan mengalami haid atau menstruasi. Haid yang pertama kali (menarche) pada usia 10 – 14 tahun, selanjutnya akan dialami seorang perempuan sampai menopause pada usia 50-an tahun. Dalam periode waktu tersebut, mulai dari menarche sampai menopause, seseorang dapat mengalami gangguan haid atau dalam terminologi medis saat ini disebut sebagai perdarahan uterus abnormal. Gangguan haid disebabkan oleh keadaan yang bervariasi, dapat disebabkan oleh kelainan yang bersifat ringan sampai dengan kelainan yang serius seperti kanker, sehingga jika seorang perempuan mendapatkan gangguan haid sebaiknya segera berkonsultasi pada pihak- pihak yang berkompeten, sehingga segera diketahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang kurang lebih teratur, siklis, dan dapat diperkirakan waktunya, sejak menarke sampai menopause, kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi atau mengalami intervensi farmakologis. FISIOLOGI HAID SIKLUS MENSTRUASI (1) Siklus menstruasi terdiri atas: 1. Fase proliferasi Akibat pengaruh estrogen (estradiol 17-β), endometrium berproliferasi (regenerasi epitel, kelenjar memanjang, jaringan ikat bertambah padat); menambah afinitas reseptor estrogen dan mempersiapkan reseptor progesterone. 2. Fase sekresi 1

Upload: yudhikaiway

Post on 14-Dec-2014

37 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

PENDAHULUAN

Pada umumnya setiap perempuan akan mengalami haid atau menstruasi. Haid yang pertama kali

(menarche) pada usia 10 – 14 tahun, selanjutnya akan dialami seorang perempuan sampai menopause

pada usia 50-an tahun. Dalam periode waktu tersebut, mulai dari menarche sampai menopause, seseorang

dapat mengalami gangguan haid atau dalam terminologi medis saat ini disebut sebagai perdarahan uterus

abnormal.

Gangguan haid disebabkan oleh keadaan yang bervariasi, dapat disebabkan oleh kelainan yang

bersifat ringan sampai dengan kelainan yang serius seperti kanker, sehingga jika seorang perempuan

mendapatkan gangguan haid sebaiknya segera berkonsultasi pada pihak-pihak yang berkompeten,

sehingga segera diketahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mucus, dan debris sel mukosa uterus secara berkala.

Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang kurang lebih teratur, siklis, dan dapat diperkirakan

waktunya, sejak menarke sampai menopause, kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi atau mengalami

intervensi farmakologis.

FISIOLOGI HAID

SIKLUS MENSTRUASI(1)

Siklus menstruasi terdiri atas:

1. Fase proliferasi

Akibat pengaruh estrogen (estradiol 17-β), endometrium berproliferasi (regenerasi epitel,

kelenjar memanjang, jaringan ikat bertambah padat); menambah afinitas reseptor estrogen dan

mempersiapkan reseptor progesterone.

2. Fase sekresi

Progesterone ditangkap oleh reseptornya di endometrium (progesterone receptor

complex) yang mengakibatkan penurunan produksi molekul reseptor estrogen dan

menghilangkan pengaruh estrogen, mengaktifkan estradiol dehidrogenase dan mengubah

estradiol menjadi estron/estrogen yang krang aktif, menyebabkan kelenjar membesar, melebar,

berkelok-kelok dan banyak mensekresi, serta jaringan stroma menjadi sembab.

3. Fase premenstruasi

Terjadi jika telur tidak dibuahi, berlangsung ±2-3 hari sebelum menstruasi.

Korpus luteum berdegenerasi menyebabkan menurunnya sekresi progesterone dan estrogen,

perubahan vaskuler dan mengakibatkan pengkerutan lapisan fungsional endometrium melalui

1

Page 2: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

proses vasokonstriksi arteria spiralis pada 4-24 jam sebelum menstruasi, kemudian arteria yang

mengkerut ini berdilatasi sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepas berupa darah menstruasi.

4. Fase menstruasi

Bermula dari robekan arteria spiralis, menyebabkan hematoma endometrium bagian

luar/atas mengelembung dan robek, akhirnya lepas dan terjadi perdarahan menstruasi. Perdarahan

akan berhenti bila arteria spiralis berkonstriksi, kemudian terjadi regenerasi dari sisa-sisa stratum

spongiosum endometrium.

HAID DAN PERMASALAHANNYA

Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang

dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

I. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:

a. Hipermenorea atau menoragia

b. Hipomenorea

II. Kelainan siklus :

a. Polimenorea

b. Oligomenorea

c. Amenorea

2

Page 3: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

d. Pseudoamenorrhea (Kryptomenorrhea)

III. Perdarahan di luar haid :

a. Metroragia

IV. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid :

a. Premenstrual Tension (Ketegangan prahaid)

b. Mittelschmerz (Rasa nyeri pada ovulasi)

c. Dismenore

d. Mastalgia

I. KELAINAN DALAM BANYAKNYA DARAH DAN LAMANYA PERDARAHAN PADA

HAID

A. Hipermenorea atau menoragia

Perdarahan haid yang lebih banyak atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Penyebabnya

terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan

endometrium lebih luas dan dengan kontraktilitas yang terganggu, Polip Endometrium, Gangguan

pelepasan endometrium pada waktu haid yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan

endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.

B. Hipomenorea

Perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya Penyebabnya terletak pada

konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin.

Hipomenorea tidak menganggu infertilitas.

II. KELAINAN SIKLUS

A. Polimenorea

Siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari). Hal ini disebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal.

B. Oligomenorea

Siklus haid lebih panjang (lebih dari 35 hari). Apabila panjang siklusnya lebih dari 3 bulan sudah

dinamakan Amenorea. Pada kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu dan

fertilitasnya cukup baik. Siklus haid biasanya ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang

dari biasanya.

C. Amenorea

Keadaan tidak adanya haid untuk 3 bulan berturut-turut. Amenore primer ialah bila seorang

wanita belum pernah mendapat menstruasi dan tidak boleh di diagnosa sebelum umur 18 tahun.

Penyebabnya seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik. Sedangkan amenore sekunder

3

Page 4: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

adalah bila seorang wanita sudah pernah mendapat haid, tetapi tidak dapat lagi. Penyebabnya

seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor dan penyakit infeksi.

Klasifikasi Amenore Patologik

a. Gangguan Organik Pusat

Penyebab organic: tumor, radang, destruksi

b. Gangguan Kejiwaan

- Syok emosional

- Psikosis

- Anoreksia nervosa

c. Gangguan Poros Hipothalamus-Hipofisis

- Sindrom amenore-galaktorea

- Sindrom Stein-Leventhal

- Amenorea hipotalamik

d. Gangguan Hipofisis

- Sindrom Sheenan Simmonds

- Tumor: adenoma basofil, Adenoma asidofil, adenoma kromofob

e. Gangguan Gonad

- Kelainan congenital: Disgenesis ovarii, Sindrom testicular feminization

- Menopause Prematur

- Insentive ovarii

- Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang dan sebagainya.

f. Gangguan Glandula Suprarenal , Tiroidea dan Pankreas

g. Gangguan Uterus dan vagina

- Aplasia dan hipoplasia uteri

- Sindrom Asherman

- Endometritis tuberkulosa

- Histerektomi

- Aplasia vaginae

h. Penyakit-penyakit umum

- Penyakit umum

- Gangguan gizi

- Obesitas.

D. Pseudoamenorrhea (Kryptomenorrhea)

4

Page 5: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

Keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar karena tertutupnya

tertutupnya cervix, hymen. Dapat disebabkan oleh:

Congenital : Paling sering terjadi atresia hymenalis dimana hymen tidak berlubang.

Aquisita : Perlekatan saluran kanalis servikalis.

III. PERDARAHAN DI LUAR HAID

A. Metroragia

Perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungan dengan haid yang terjadi dalam

masa antara 2 haid. Dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan

fungsional.

Sebab-sebab Organik:

Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada:

a. Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri.

b. Korpus uteri: seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang berlangsung,

abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma

korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.

c. Tuba Fallopi: seperti kehamilan terganggu, radang tuba, tumor tuba

d. Ovarium: seperti radang ovarium, tumor ovarium.

Sebab-sebab Fungsional:

Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik dinamakan

perdarahan disfungsional. Hal ini dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause.

Keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri.

Perdarahan ini terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi

ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibatnya terjadi hiperplasia endometrium karena

stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus-menerus. Pada perdarahan disfungsional dapat

ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium, yakni endometrium atrofik,

hiperplastik,proliferative dan sekretoris, dengan endometrium jenis nonsekresi merupakan bagian

terbesar. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar gangguan dianggap berasal dari faktor-

faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik. Sedangkan yang anovulatoar biasanya

pada gangguan endokrin.

Perdarahan Ovulatoar

Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus

pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). Jika sedah dipastikan bahwa perdarahan

berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka etiologinya:

5

Page 6: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

a. Korpus Luteum persisten; dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium

membesar dan dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.

b. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau

polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH

releasing faktor.

c. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hiperensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah

dalam uterus.

Perdarahan Anovulatoar

Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya

kadar estrogen dapat menimbulkan perdrahan yang kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang

tidak teratur sama sekali.

Walaupun perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap waktu dalam kehidupan menstrual

wanita, namun paling sering terdapat pada masa pubertas dan pada masa pramenopause.

Pada masa pubertas sesudah menarche, perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau

terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus, denagn akibat bahwa pembuatan releasing faktor

dan hormon gonadotropin tidak sempurna.

Pada wanita masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.

Perdarahan disfungsional yang terjadi pada kebanyakn wanita dapat disebabkan pada keadaan

stress.

IV. GANGGUAN LAIN YANG ADA HUBUNGAN DENGAN HAID

A. Premenstrual Tension (Ketegangan prahaid)

Merupakan keluhan-keluhan yang dimulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum

datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang hal ini dijumpai pada wanita berumur antara

30 dan 45 tahun. Keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia,

nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mamma.

Etiologi :

Ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,

penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal

terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron. Faktor kejiwaan, masalah dalam

keluarga dan lain-lain juga memegang peranan penting.

B. Mittelschmerz (Rasa nyeri pada ovulasi)

Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi.

Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3hari. Rasa nyeri

6

Page 7: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa

getah berwarna coklat.

C. Dismenore

Nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering dialami oleh wanit-

wanita yaitu rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual.

Karena gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Dismenore dibagi

atas:

1. Dismenore primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan

kelainan ginekologik.

Terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena

siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar

yang tidak disertai dengan rasa nyeri.

Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi

dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai

rasa mual, muntah, sakit kepala, diarea, iritabilitas, dan sebagainya.

Etiologi:

a. Faktor Kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat

penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.

b. Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor yang diatas yang dapat menurunkan

ketahanan terhadap rasa nyeri.

c. Faktor obstruksi kanalis servikalis

Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis

servikalis akan tetapi faktor ini bukan faktor yang dianggap penting. Mioma

submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena

otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

d. Faktor endokrin

Mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Penyabab lainnya

bahwa endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang

menyebabkan kontraksi-kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang

berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenore, juga dijumpai

efek umum, seperti diarea, nausea, muntah.

2. Dismenore sekunder (ekstrinsik, yang didapat)

7

Page 8: Obgyn Final

ITA’S COLLECTION kelompok 21

Disebabkan oleh kelainan ginekologik(salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri,

stenosis servisis uteri dan lain-lain)

D. Mastalgia

Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan

hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.

8