obat-obat anestesi

48
OBAT-OBAT ANESTESI Bag. Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Batam

Upload: welky-vernando

Post on 18-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

anes

TRANSCRIPT

Page 1: Obat-Obat Anestesi

OBAT-OBAT ANESTESI

Bag. Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Batam

Page 2: Obat-Obat Anestesi

Anestesi Tidak ada rasa sakitAnastetika (yunani an = tanpa, aisthesis = perasaan)Yakni suatu keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP

yg bersifat reversibel, dimana seluruh persaan dan kesadaran ditiadakan, shg agak mirip keadaan pingsan.

Digunakan pd pembedahan dgn maksud mencapai kedaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks thd manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi)

1. Anestesi UmumMenghilangkan rasa sakit disertai hilang kesadaran

2. Anestesi LokalMenghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran

Page 3: Obat-Obat Anestesi

Tujuan dasar anestesi

Untuk menciptakan keadaan nyaman, tenang, dan stabilitas fisiologis yg reversibel pada pasien sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan suatu prosedur, yg tanpa terciptanya keadaan tersebut, prosedur akan menyakitkan, menakutkan, atau membahayakan.

Anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi hipnotika, analgetika dan relaksansia otot.

Page 4: Obat-Obat Anestesi

Ada 4 taraf anestesia / narkosa 1. Analgesia : kesadaran berkurang, rasa nyeri

hilang dan terjadi euforia (rasa nyaman) yg disertai impian yg mirip halusinasi.

2. Eksitasi, kesadaran hilang dan timbul kegelisahan. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.

3. Anestesia : pernapasan menjadi dangkal, cepat, dan teratur, spt keadaan tidur (pernapasan perut), gerakan mata dan refleks mata hilang, sedangkan otot mejadi lemas.

4. Kelumpuhan sumsum tulang, kegiatan jantung dan pernapasan terhenti. Taraf ini sedapat mungkin dihindari.

Page 5: Obat-Obat Anestesi

Untuk mengurangi bbrp efek samping, maka 1 jam sbl induksi psien diberi zat premedikasi, dgn tujuan :

1. Meniadakan kegelisahan ; morfin atau petidin, klorpromazine, diazepam atau tiopental.

2. Menghentikan sekresi ludah dan dahak yg dpt mengakibatkan kejang-kejang berbahaya di tenggorok ; atropin, skopolamin (bersama morfin)

3. Memperkuat efek anestesi, shg ansetetikum bekerja lebih dalam dan atau dosisnya dpt diturunkan.

4. Memperkuat relaksasi otot selama narkosa dapt dicapai dgn pemberian relaksia otot, spt : tubokurarin dan galamin (Flaxedil)

Page 6: Obat-Obat Anestesi

Obat AnestesiObat Anestesi Umum= Obat yang menghambat SSP

Obat Anestesi Lokal= Obat yang menghambat hantaran saraf

bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup

Page 7: Obat-Obat Anestesi

ANESTESI UMUM (AU)

Berdasarkan bentuk fisiknya AU 3 golongan, yakni :

1. Anestesi gas2. Anestesi yg menguap3. Anestesi parenteral.

Berdasarkan cara pemberian1. AU cara inhalasi2. AU dengan iv

Page 8: Obat-Obat Anestesi

Anestesi gas

Potensinya rendah, hanya digunakan utk induksi dan operasi ringan.1. Nitrous oksida (N2O)2. Siklopropan

1. N2O Merupakan gas tdk berwarna, tdk berbau, tdk berasa dan lebih berat

dari udara. Selalu digunakan dlm campuran dgn O2. Stadium induksi N2O : O2 (85:15), untuk mempertahankan anestesi 70%

N2O : 30% O2.

Gas ini sering digunakan pd partus 100% N2O pd waktu kontraksi uterus shg rasa sakit hilang tanpa mengurangi kekuatan kontraksi. 100% O2 pd waktu relaksasi utk mencegah terjadinya hipoksia.

Untuk mendapatkan efek analgesik digunakan N2O : O2 (20:80) untuk induksi N2O : O2 (80:20) dan utk penunjang N2O : O2 (70:30) sedangkan utk partus digunakan berganti-ganti N2O : O2 (100:100)

Page 9: Obat-Obat Anestesi

2. SiklopropanGas yg kuat, berbau spesifik, tidak berwarna, lebih berat drpd udara. Siklopropan relatif tdk larut dlm darah shg menginduksi dgn cepat (2-

3 menit). Stadium tk 1 dpt dicapai kdr 7-10 vol %Stadium tk 2 dpt dicapai kdr 10-20 vol %Stadium tk 3 dpt dicapai kdr 20-35 vol %Stadium tk 4 dpt dicapai kdr 35-50 vol %

Sedangkan pemberian dg kadar 1 vol % dpt menimbulkan analgesia tanpa hilangnya kesadaran.

Absorpsi dan ekskresi siklopropan melalui paru. Hanya 0,5% dimetabolisme dlm badan dan diekskresi dlm bentuk CO2 dan air.

Siklopropan dpt digunakan pd setiap macam operasi. Untuk efek analgesik digunakan 1-2% siklopropan dgn oksigen.

Utk mencapai induksi siklopropan digunakan 25-50% dgn oksigen sedangkan utk dosis penunjang digunakan 10-20% dgn oksigen

Page 10: Obat-Obat Anestesi

Anestesi yang meguapSifat : anestesi menguap (volatil anesthetic)- Berbentuk cairan pd suhu kamar- Mempunyai sifat anestetik kuat pd konsentrasi rendah- Relatif mudah larut dlm lemak, darah dan jaringan

Ada 2 golongan, yakni :1. Golongan eter : dietil eter (eter)2. Golongan hidrokarbon halogen ;

a. Enfluranb. Isofluran

c. Halotand. Metoksi flurane. Etilkloridaf. Trikoretileng. Fluroksen

Page 11: Obat-Obat Anestesi

1. Eter (dietil eter)Cairan tidak berwarna, mudah menguap, barbau,

mengiritasi saluran napas, mudah terbakar dan mudah meledak.

Eter merupakan anestetik yg sgt kuat (kadar minimal utk anestesi = 1,9 vol %).

Eter diabsorpsi dan diekskresi melalui paru, sebagian kecil melalui urin, air susu, keringat, dan difusi melalui kulit utuh.

Untuk induksi digunakan 10-30% uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan N2O. Untuk dosis penunjang, stadium III membutuhkan 5-15% uap eter.

Page 12: Obat-Obat Anestesi

2. Enfluran Enfluran cepat melewati stadium induksi tanpa atau sedikit

menyebabkan eksitasi. Kecepatan induksi terhambat bila penderita menahan nafas atau batuk.

Pemberian enfluran 1% bersama N2O dan O2 dgn pengawasan thd ventilasi, akan menurunkan tekanan intraokular dan berguna utk operasi mata.

Efek samping : ssdh pemulihan menggigil, krn hipotermi, gelisah, delirium, mual atau muntah.

Sebagian besar Enfluran diekskresi dlm btk utuh dan hanya sedikit (2-5%) yg dimetabolisme menjadi ion F.

Untuk induksi enfluran 2-4,5% dikombinasi dgn O2 atau campuran N2O, O2, sedangkan utk mempertahankan anestesia diperlukan 0,5-3%.

Page 13: Obat-Obat Anestesi

3. Isofluran (Forane)Eter berhalogen yg tdk mudah terbakar, berbau

tajam. Belum pernah dilaporkan adanya gangguan fungsi ginjal dan hati sesudah penggunaan isofluran. Keamanan pada wanita hamil atau waktu partus belum terbukti. Penurunan kewaspadaan mental terjadi 2-3 jam sesudah anestesia, tetapi tdk terjadi mual, muntah, atau eksitasi sesudah operasi.

Isofluran 3-3,5% dalam O2 atau kombinasi NO2-O2 biasaya digunakan utk induksi, sedangkan kadara 0,5-3% cukup memuaskan utk mempertahankan anetsesia.

Page 14: Obat-Obat Anestesi

4. Halotan (Fluotan) Cairan tidak berwarna, berbau enak, tdk mudah terbakar, dan

tidak mudah meledak meskipun dicampur dgn oksigen.Efek analgesik halotan lemah tetapi relaksasi otot yg

ditimbulkan ditimbulkannya baik.Diperlukan 10 menit utk induksi shg utk mempercepatnya digunakan kadar tinggi (3-4 volume %). Kadar minimal utk anestesi 0,76 vol%.

Halotan dpt mencegah spasme laring, bronkus, batuk dan menghambat salivasi.

Penggunaan halotan berulang dapat menimbulkan kerusakan hati.

Absorbsi dan ekskresi halotan melalui paru, hanya 20% dimetabolisasi dlm tubuh dan diekskresi melalui urin dlm bentuk asam trifluoroasetat, trifluoroetanol dan bromida.

Untuk induksi halotan diberikan dg kadar 1-4% dlm campuran dgn O2 atau N2O sedangkan utk dosis penunjang 0,5-2%. Halotan diberikan dgn alat khusus dan penetuan kadar hrs dpt dilakukan dg tepat

Page 15: Obat-Obat Anestesi

5. MetoksifluranMerpk cairan jernih, tdk berwarna, bau manis spt buah, tdk

mudah meledak, tdk mudah terbakar di udara atau dlm oksigen. Pd kadar anestetik, metoksifluran mudah larut dlm darah.

Metoksifluran anestetik kuat, kadar minimal 0,16 vol% sdh dpt menyebabkan anestesia dalam tanpa hipoksia.

Metoksifluran bersifat hepatotoksik, shg sebaiknya tdk diberikan pd penderita kelainan hati.

Untuk mendapatkan efek analgesik cukup diberikan 0,5% metoksifluran dlm udara. Untuk induksi diperlukan kadar 1,5-3% dgn campuran O2 : N2O ; 1:1 yg kmd dilanjutkan dg dosis penunjang 0,5%. Obat ini dpt diberikan dgn closed method atau semiclosed, sedangkan pada bayi dan anak cara open drop.

Page 16: Obat-Obat Anestesi

6. EtilkloridaCairan tdk berwarna, sgt mudah menguap, mudah

terbakar dan td 12-13OC. Bila disemprotkan ke kulit segera menguap dan menimbulkan pembekuan shg rasa saki hilang. Induksi dicapai dlm 0,5-2 menit dgn waktu pemulihan 2-3 menit ssd anestesi dihentikan. Utk anestesi umum tdk dianjurkan lagi, hanya digunakan utk induksi dg memberikan 20-30 tetes pd masker selama 30 detik.

Etilklorida juga digunakan sebagai anestesi lokal.

Page 17: Obat-Obat Anestesi

7. TrikloretilenCairan jernih tdk berwarna, mudah menguap,

berbau khas spt chloroform, tdk mudah terbakar dan tdk mudah meledak. Digunakan pd operasi ringan dlm kombinasi dgn N2O. Untuk mendapatkan efek analgesik, cukup digunakan 0,25-0,75% trikoloroetilen dlm udara. Utk anestesi umum, kadar trikloretilen tdk boleh lebih dari 1% dalam campuran 2:1 N2O dan O2.

Trikloretilen menimbulkan sensitisasi jantung terhadap katekolamin dan sensitisasi pernapasan pd stretch receptor. Sifat lain trikloretilen ialah tdk mengiritasi saluran napas.

Page 18: Obat-Obat Anestesi

8. FluroksenSifat spt eter mudah terbakar, ttp tdk mudah

meledak. Fluroksen menimbulkan analgesia yang baik, ttp relaksasi otot sangat kurang. Untuk mencapai analgesia diperlukan fluroksen 1,5-2%, utk induksi 6-12% dan utk dosis penunjang 3-12%. Bila dikombinasi dgn N2O dan O2, fluroksen cukup diberikan dgn kadar 1-2%

Page 19: Obat-Obat Anestesi

Anestesi parenteral1. Barbiturat2. Ketamin3. Droperidol4. Fentanil5. Diazepam6. Etomidat

Page 20: Obat-Obat Anestesi

1. Barbiturat Menghilangkan kesadaran dgn bokade sistem stimulasi (perangsang) di

formasio retkularis. Barbiturat menghambat pusat pernapasan di medula oblongata. Tidal volume nenurun dan kecepatan napas meninggi sewaktu anestesia.

Barbiturat yg digunakan utk anestesia adalah barbiturat kerja singkat, yaitu : - Natrium tiopentalUtk induksi pd dewasa 2-4 ml larutan 2,5% secara intermiten setiap 30-60

detik sampai tercapai efek yg diinginkanUntuk anak digunakan larutan pentotal 2% dgn interval 30 detik dg dosis 1,5

ml utk bb 15 kg, 3 ml utk bb 30 kg, 4 ml utk bb 40 kg, 5 ml utk bb 50 kg.Untuk mempertahankan anestesia dewasa diberikan pentotal 0,5-2 ml larutan

2,5%, sedang pd anak 2 ml larutan 2%Untuk anestesia basal pada anak, biasa digunakan pentotal per rektal sebagai

suspensi 40% dg dosis 30mg/kg bb.- Natrium tiamilal Dosis utk induksi pd dewasa 2-4 ml larutan 2,5%, diberikan i.v. secara

intermiten setiap 30-60 detik sampai efek yg diinginkan tercapai, dosis penunjang 0,5-2 ml laruatan 2,5% atau digunakan larutan 0,3% yg diberikan secara terus menerus (drip)

- Natrium metoheksitalDosis induksi dewasa 5-12 ml laruata 1% diberikan secara i.v. dengan

kecepatan 1 ml/5detik ; dosis penunjang 2-4 ml larutan 1% atau bila akan diberiakn secara terus menerus dpt digunakan larutan 0,2%.

Page 21: Obat-Obat Anestesi

2. KetaminLarutan tidak berwarna, stabil pd suhu kamar dan relatif

aman. Ketamin punya sifat analgesik, anestetik, dan kataleptik dgn kerja singkat.

Ketamin akan meningkatkan tekanan darah, sering menimbulkan halusinasi terutama pd org dewasa.

Sebagian besar ketamin mengalami dealkilasi dan hidrolisis dlm hati, kmd diekskresi terutama dlm bentuk metabolit dan sedikit dlm btk utuh.

Utk induksi ketamin diberikan i.v dosis 2 mg/kg bb (1-4,5mg/kgbb) dalam waktu 60 detik, stadium operasi dicapai dlm waktu 5-10 menit.

Untuk mempertahankan anestesi dpt diberikan dosis ulangan stengah dari semula.

Ketamin i.m utk induksi diberikan 10 mg/kg bb (6,5-13 mg/kgbb), stadium operasi terjadi dlm 12-25 menit.

Page 22: Obat-Obat Anestesi

3. Droperidol dan FentanilTersedia dlm kombinasi tetap, dgunakan utk menimbulkan analgesia

neuroleptik dan anestesi neuroleptik, pada anestesia neurileptik kedua obat ini digunakan bersama N2O.

Induksi dosis 1 ml/9-15kg bb diberikan perlahan i.v (1ml tiap 1-2 menit), diikuti pemberian N2O atau O2 bila sudah timbul kantuk. Dosis penunjang digunakan N2O atau fentanil saja (0,05-0,1 mg tiap 30-60 menit) bila anestesia kurang dalam.

Pada analgesia neuroleptik tdk digunakan N2O dan kesadaran penderita tetap baik, sering digunakan pd tindakan bronkoskopi, sitoskopi, kateterisasi jantung dan penggantian pembalut pd luka bakar.

Droperidol merupakan obat dgn masa kerja lama dan mula kerja lambat (10-15 menit) sedangkan fentanil masa kerja pendek tetapi mula kerja cepat (2 menit).

Bisa jg dilakukan pemberian obat terpisah, induksi dimulai dosis tunggal droperidol (0,15 mg/kg bb) dan 6-8 menit kemudian fentanil (0,002-0,003 mg/kg bb) yg dpt diulangi 6-8 menit. N2O diberikan bila penderita mulai mengantuk dan anestesia dipertahankan dgn cara seperti diatas.

Sediaan kombinasi terdpt dlm botol 2 dan 5 ml larutan yg mgd fentanil sitrat 0,05 mg dan droperidol 2,5 mg per ml.

Page 23: Obat-Obat Anestesi

4. DiazepamDigunakan utk menimbulkan sedasi basal pd anestesia

regional, endoskopi dan prosedur dental, juga utk induksi anestesia terutama pd penderita dg penyakit kardiovaskular.

Diazepam jg digunakan utk medikasi preanestetik (sebagai neurolepanalgesia) dan utk mengatasi konvulsi yg disebabkan obat anestesi lokal.

Farmakokinetik: dimetabolisme jd metabolit aktif. Waktu paruh tgt usia, 20 tahun 20 jam, 80 th 90 jam.

Karena diazepam tdk punya efek analgesik, pemberian anestesi lokal akan membantu prosedur anestesia pd bbrp penderita (misalnya sblm endoskopi)

Dosis : induksi 0,1-0,5 mg/kg bb. Pd org sehat dosis diazepam 0,2 mg/kg bb utk medikasi preanestetik yg diberikan bersama narkotik analgesik sdh menyebabkan tidur.

Page 24: Obat-Obat Anestesi

5. EtomidatAnestetik non barbiturat yg digunakan utk induksi anestesia.

Obat ini tdk berefek analgesik ttp dpt digunakan utk anestesia dgn teknik infus terus menerus bersama fentanil atau secara intermiten.

Etomidat menurunkan aliran darah otak (35-50%), kecepatan metabolisme otak, dan tekanan intrakranial, shg anestetik ini mungkin berguan pd bedah saraf.

Efek samping : rasa nyeru di temoat suntik yg dpt diatasi dg menyuntikan cepat pd vena besar, atau diberikan bersama medikasi preanestetik seperti meperidin.

Selama induksi dg etomidat tanpa medikasi preanestetik dpt terjadi gerakan otot spontan pd 60% penderita. Efek ini dihilangkan dg pemberian narkotik, shg narkotik dianjurkan utk diberikan sbg medikasi preanestetik.

Dosis : induksi etomidat 0,3 mg/kg bb dan dalam waktu satu menit penderita sdh tidak sadar.

Page 25: Obat-Obat Anestesi

Pemilihan preparatBerdasarkan beberapa pertimbangan, yakni :1. Keadaan penderita2. Sifat anestesi umum3. Jenis operasi yang dilakukan4. Jenis peralatan yang digunakan5. Obat yang tersedia6. Mudah didapat7. Murah8. Cepat melampaui stadium II

Page 26: Obat-Obat Anestesi

9. Tidak menimbulkan efek samping terhadap alat vital

10. Tidak mudah terbakar & stabil11. Cepat dieliminasi12. Sifat analgesiknya cukup baik13. Relaksasi otot cukup baik14. Kesadaran cepat kembali15. Tanpa efek yg tidak diinginkan.

Sayangnya tidak ada satu obat yg memenuhi semua sifat diatas.

Page 27: Obat-Obat Anestesi

- Pd operasi ringan spt ekstraksi gigi dan insisi abses tdk diperlukan relaksasi otot yg sempurna, oleh sebab itu cukup dipilih anestesi umum yg bersifat analgesik baik spt N2O dan trikloretilen. Juga dpt digunakan neurolep analgesia.

- Pd operasi besar spt laparatomi diperlukan anestesi yg menimbulkan relaksasi otot cukup baik, misalnya eter, atau dikombinasi dg diazepam.

- Untuk tindakan kauterisasi sebaiknya digunakan halotan yg tdk mudah terbakar.

Page 28: Obat-Obat Anestesi

ANESTESI LOKAL (AL) Obat yang menghambat hantaran saraf bila

dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup.

Obat ini bekerja pd tiap bagian susunan saraf.Pemberian anestesi lokal pd batang saraf

menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yg dipersarafinya.

Paralisis oleh obat anestesi lokal bersifat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf.

Page 29: Obat-Obat Anestesi

Sifat Anestesi Lokal

1. Tidak mengiritasi2. Tidak merusak jaringan saraf secara permanen3. Batas keamanan lebar4. Mula kerja hrs sesingkat mungkin5. Masa kerja hrs cukup lama, cukup waktu utk

melakukan tindakan operasi6. Zat anestesi lokal hrs larut dlm air7. Stabil dlm larutan8. Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan

Page 30: Obat-Obat Anestesi

Anestesi lokal

Ada dua golongan1. Golongan amida

contoh : lidokain2. Golongan ester

contoh : prokain

Untuk pasien yang peka prokain dapat digunakan lidokain, begitu juga sebaliknya.

Page 31: Obat-Obat Anestesi

Penggunaan Anestesi Lokal

1. Anestesi Infiltrasi2. Anestesi epidura3. Anestesi spinal4. Anestesi permukaan5. Anestesi blok

Anestesi lokal tdk boleh disuntikkan pada jaringan yg meradang atau terinfeksi dan trauma uretra.

Page 32: Obat-Obat Anestesi

Mekanisme Kerja1. Mencegah konduksi dan timbulnya

impuls saraf. 2. Tempat kerjanya terutama di membran

sel3. Efeknya pada aksoplasma hanya sedikit

sekali4. Mengurangi permeabilitas membran bagi

ion K dan Na dalam keadaan istirahat.

Page 33: Obat-Obat Anestesi

Perpanjangan efek oleh vasokonstriktor

Masa kerja anestesi lokal berbanding langsungdengan waktu kontak aktifnya dgn saraf.

Penambahan epineprin pada anestesi lokal akanmemperpanjang dan memperkuat kerjaanestesi lokal

Dlm klinik epineprin 1 : 200000Norepineprin: 1 : 100000

Page 34: Obat-Obat Anestesi

FarmakodinamikSSPSemua anestesi lokal merangsang SSP, menyebabkan

kegelisahan dan tremor yg mungkin berubah menjadi kejang klonik, makin kuat suatu anestesi makin mudah menimbulkan kejang.

Sambungan saraf-otot dan ganglion.Anestesi lokal dapt mempengaruhi transmisi di sambungan

saraf-otot, yaitu menyebabkan berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf atau suntikan asetilkolin intra-arteri; sedangkan perangsangan listrik langsung pd otot masih menyebabkan kontraksi. Prokain dpt mengurangi produksi asetil kolin pd ujung saraf motorik. Khasiat prokain dan fisostigmin berlawanan

Page 35: Obat-Obat Anestesi

Sistem kardiovaskularPengaruh utama anestesi lokal pd miokard ialah

menyebabkan penurunan eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Anestesi lokal sintetik juga menyebabkan vasodilatasi arteriol.

Otot polos Baik invitro maupun invivo, anestesi lokal berkhasiat

spasmolitik yg tdk berhubungan dg efek anestetik.

AlergiKadang-kadang dpt timbul reaksi hipersensitivitas thd

anestetik lokal seperti dermatitis alergik, serangan asma atau reaksi anafilaktik yg fatal, alergi lebih sering terjadi pd penggunaan anestesi lokal bentuk ester.

Page 36: Obat-Obat Anestesi

Anestesi lokal DOEN- Lidokain- Prokain- Etilklorida- Bipivakain

Page 37: Obat-Obat Anestesi

1. Lidokain (xilokain)Anestesi lokal kuat digunakan sec topikal dan

suntikan. Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama,

dan lebih ekstensif drpd prokain.Larutan lidokain 0,5% utk anestesia infiltrasi,

sedangkan larutan 1-2% utk anestesia blok dan topikal.

Lidokain obat terpilih bagi yg hipersensitif thd prokain dan epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk.

Preparatnya : larutan 0,5-5% dgn atau tanpa epinefrin (1:50.000 sampai 1:200.000)

Page 38: Obat-Obat Anestesi

Farmakokinetik : Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan dan dapat melewati sawar darah otak.

Indikasi : lidokain banyak digunakan secara suntikan utk anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia epidural, ataupun anestesia kaudal dan anestesia selaput lendir.

Pd anestesia infiltrasi digunakan larutan 0,25-0,50% dg atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh melebihi 200 mg dlm waktu 24 jam, dgn adrenalin tdk boleh lebih dari 500 mg.

Pd kedokteran gigi digunakan larutan 1-2% dgn adrenalin.Utk anestesia infiltrasi dg mula kerja 5 menit dan lama kerja 1

jam dibutuhkan dosis 0,5-1,0 ml.Untuk blokade saraf digunakan 1-2 ml

Page 39: Obat-Obat Anestesi

2. ProkainFarmakodinamik : Pd penyuntikan s.c dosis 100-800 mg,

terjadi analgesia umum ringan. Efek maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 menit.

Farmakokinetik : absorbsi cepat dr tempat suntikan dan utk memperlambat absorbsi perlu ditambahkan vasokonstriktor, ssdh diabsorbsi cepat dihidrolisis oleh esterase dlm plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol.

Indikasi : secara suntikan utk anestesi infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal, dan spinal.

Sediaan : Prokain HCl mrp kristal putih yg mudah larut dalam air. Sediaan suntik ada dg kadar 1-2% dg atau tanpa epinefrin untuk anestesi infiltrasi dan blokade saraf dan 5-20% utk anestesia spinal.

Page 40: Obat-Obat Anestesi

Anestesi Lokal Sintetik- Butetamid- Dibukain- Heksilkain HCl- Mepivakain HCl- Piperokain HCl- Tetrakain- Prilokain HCl

Anestesi lokal topikal- Benzokain- Butil aminobenzoat- Ortoform

Page 41: Obat-Obat Anestesi

- ButetamidSifat farmakologi sama dg prokain, tetapi lebih kuat dan lebih

toksik. Digunakan utk anestesia spinal atau blokade saraf dgn kadar 1,0;1,5 dan 2%. Sediaannya berupa garam HCl dicampur dgn epinefrin.

- Dibukain Derivat kuinolin, mrp anestesi lokal yg paling kuat, paling

toksik, dan masa kerja panjang. Kekuatan kira-kira 15x prokain dan masa kerja 3x lebih panjang. Anestesi suntikan dg kadar 0,05-0,1% ; utk anestesia topikal kornea 0,10%, hidung dan tenggorok 0,5-2%; uretra 0,05-0,2% dan utk kulit berupa salep 0,5-1%. Dosis total dibukain pada anestesi spinal adalah 7,5-10 mg.

Page 42: Obat-Obat Anestesi

- Heksilkain HClDigunakan utk anestesia infiltrasi, spinal, topikal, dan blokade

saraf. Kekuatannya kira-kira 2x prokain

- Mepivakain HClGolongan amida mirip dgn lidokain. Digunakan utk anestesi

infiltrasi, blokade saraf regional dan anestesia spinal. Sediaan utk suntikan mrp larutan 1,0;1,5 dan 2%

- Piperokain HClPemberian i.v toksisitasnya 3x prokain, ttp pd s.c toksisitasnya

sama. Kekuatan anaestesi hampir sam dgn prokain. Utk pemakaian topikal larutan 2% utk kornea, salep 4% utk mata, larutan 2 dan 10% utk hidung dan tenggorok, larutan 1-4% utk saluran kemih. Utk blokade saraf digunakan larutan piperokain 0,5-1%

Page 43: Obat-Obat Anestesi

- TetrakainDerv.PABA, pemberian i.v 10x lebih aktif dan lebih toksik drpd

prokain. Digunakan utk segala macam anestesi, topikal pd mata digunakan larutan tetrakain 0,5%, utk hidung dan tenggorok larutan 2%. Pada anestesia spinal, dosis total 10-20 mg.

- Prilokain HClEfek farmakologinya mirip lidokain, tetapi mula kerja dan

masa kerjanya lebih lama dari lidokain, juga menimbulkan kantuk. Sifatnya unik bisa menimbulkan methemoglobinemia. Digunakan utk berbagai macam anestesia suntikan dg sediaan kadar 1,0;2,0 dan 3,0%

- Benzokain, Butilaminobenzoat, dan ortoform dapat digunakan langsung pada luka dgn ulserasi, dan

menimbulkan anestesia cukup lama, sdiaan berupa salep, suppositoria dan bedak.

Page 44: Obat-Obat Anestesi

Teknik Pemberian Anestesi Lokal1. Anestesi Permukaan2. Anestesi Infiltrasi3. Anestesi Blok4. Anestesi Epidural5. Anestesi Kaudal

Page 45: Obat-Obat Anestesi

1. Anestesi PermukaanUtk pengguanaan topikal, dipermukan kulit atau organ luar.Misal : larutan lidokain 2% dlm CMC digunakan utk

menghilangkan rasa sakit di selaput lendir mulut, faring dan esofagus. Rasa sakit pada luka, ulkus dan luka bakar. Sediaan ini aman pd kadar yg tepat tdk akan mengganggu proses penyembuhan luka.

2. Anestesi InfiltrasiMenimbulkan anestesi ujung saraf melalui kontak langsung

dgn obat. Larutan obat disuntikan secara intradermal atau s.c.

Cara infiltrasi yg sering digunakan yaitu ring block

Page 46: Obat-Obat Anestesi

3. Anestesi Blok - Anestesia Spinal

blokade subarakhnoid atau intratekal mrpk anestesi blok yg luas.sesudah penyuntikan intatekal, yg dipengaruhi lebih dahulu yaitu saraf simpatis dan parasimpatis, diikuti dg saraf utk rasa dingin, panas, raba, dan tekanan dalam. Anestesia spinal berguna pd operasi tungkai bawah, daerah rektum, perianal, dan operasi prostat.

Page 47: Obat-Obat Anestesi

4. Anestesia EpiduralDengan jalan menyuntikan zat anastesi lokal ke

dalam ruang epidural.

5. Anestesi KaudalBentuk anestesi epidural yang larutan anestetiknya

disuntikan ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus sakralis.

Biasanya digunakan lidokain, mevikain, atau piperokain 1-1,5% di dalam larutan garam faal sebanyak 30 ml. Untuk menghambat absorbsi sistemik sering ditambahkan larutan epinefrin

Page 48: Obat-Obat Anestesi

TERIMA KASIH