obat gawat darurat tambahan

6
Obat Gawat Darurat (Drugs Management) Technorati Tags: gawat,darurat,obat,drugs,management Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan Perhatian ! Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat) Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus. Jenis-jenis obat : Epinephrin Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi. Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung Lidokain (lignocaine, xylocaine) Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler

Upload: tresno-joyo

Post on 28-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tambahan

TRANSCRIPT

Page 1: Obat Gawat Darurat Tambahan

Obat Gawat Darurat (Drugs Management)Technorati Tags: gawat,darurat,obat,drugs,management

Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan

Perhatian !

Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat)

Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus.

Jenis-jenis obat :

Epinephrin

Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi.

Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt

Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung

Lidokain (lignocaine, xylocaine)

Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T

Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam

dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena

Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler

Sulfas Atropin

Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler

Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)

Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.

Page 2: Obat Gawat Darurat Tambahan

Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.

dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc

Dopamin

Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat

Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa

Magnesium Sulfat

Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia

Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam

Morfin

Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac arrest.

Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit

Kortikosteroid

Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk mengurangi edema cerebri

Natrium bikarbonat

Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.

Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.

Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.

Kalsium gluconat/Kalsium klorida

Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama

Diberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip

Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat

Page 3: Obat Gawat Darurat Tambahan

Furosemide

Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak

Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi, dehidrasi dan hipokalemia

Dosis 20 – 40 mg intra vena

Diazepam

Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus

Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan

Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.

 

Dosis pada anak-anak

Epinephrin Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000)

Atropin Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg

Lidokain Dosis 1 mg/KgBB ivNatrium Bikarbonat

Dosis 1 meq/KgBB iv

Kalsium Klorida Dosis 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelanKalsium Glukonat

Dosis 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan

Diazepam Dosis 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolusFurosemide Dosis 0,5-1 mg/KgBB iv bolus

Adapun macam-macam obat emergency  yang akan dibahas dalam referat iniadalah sebagai berikut:2

1.      Efinefrin2.      Efedrin3.      Sulfas atrofin4.      Aminophlin5.      Deksamethason

1. Epinefrin (Adrenalin)            Epinefrin merupakan prototipe obat kelompok adrenergik. Dengan mengerti efek epinefrin, maka mudah bagi kita untuk mengerti efek obat adrenergik yang bekerja di reseptor lainnya. epinefrin bekerja pada semua reseptor adrenergik: α1, α2, β1 dan  β2sedangkan norepinefrin bekerja pada reseptor α1, α2, β1 sehingga efeknya sama dengan epinefrin dikurangi efek terhadap β2. Selektivitas obat tidak mutlak, dalam dosis

Page 4: Obat Gawat Darurat Tambahan

besar selektivitas hilang. Jadi dalam dosis besar agonis β2 tetap dapat menyebabkan perangsangan reseptor β1 di jantung.4,5

2. Efedrin

            Efedrin adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan yang disebut efedra atau ma-

huang. Ma-huang mengandung banyak alkaloid mirip efedrin yang kemudian dapat diolah

menjadi efedrin. Bahan herbal yang mengandung efedrin telah digunakan di Cina selama

2000 tahun, dan sejak puluhan tahun merupakan komponen obat herbal Cina untuk berbagai

klaim misalnya obat pelangsing, obat penyegar atau pelega napas.4,5

            Efedrin mulai diperkenalkan di dunia kedokteran modern pada tahun 1924 sebagai

obat simpatomimetik pertama yang dapat dikonsumsi secara oral. Karena efedrin adalah

suatu non-katekolamin maka efedrin memiliki bioavailabilitas yang tinggi dan secara relative

memiliki durasi kerja yang lama selama berjam-jam.5

            Efedrin belum secara luas diteliti pada manusia, meskipun sejarah penggunaanya

telah lama. Kemampuannya untuk mengaktivasi reseptor β mungkin bermanfaan pada

pengobatan awal asma. Karena efeknya yang mencapai susunan saraf pusat maka efedrin

termasuk suatu perangsang SSP ringan. Pseudoefedrin yang merupakan satu dari empat

turunan efedrin, telah tersedia secara luas sebagai campuran dalam obat-obat dekongestan.

Meskipun demikian penggunaan efedrin sebagai bahan baku methamfetamin meyebabkan

penjualannya telah dibatasi.4,5

3. Sulfas Atropin (Anti Muskarinik)

            Penghambat reseptor muskarinik atau anti-muskarinik dikelompokkan dalam 3

kelompok yaitu: 5

1. Alkaloid antimuskarinik : Atropin dan Skopolamin

2. Derivat semisintetisnya, dan

3. Derivat sintetis

Sintesis dilakukan dengan maksud mendapatkan obat dengan efek khusus terhadap

gangguan tertentu dan efek samping yang lebih ringan. Kelompok obat ini bekerja pada

reseptor muskarinik dengan afinitas berbeda untuk berbagai subtipe reseptor muskarinik.

Oleh karena itu saat ini terdapat antimuskarinik yang digunakan untuk: 5

1. Mendapatkan efek perifer tanpa efek sentral misalnya, antispasmodik.

2. Pengunaan lokal pada mata sebagai midriatikum.

3. Memperoleh efek sentral, misalnya untuk mengobati penyakit Parkinson

4. Bronkodilatasi

5. Memperoleh efek hambatan pada sekresi lambung dan gerakan saluran cerna.

            Atropin (campuran α dan l-hiosiamin) terutama ditemukan pada Atropa

belladonna dan Datura stramonium, merupakan ester organik dari asam tropat dengan

tropanol atau skopin (basa organik). Walaupun selektif menghambat reseptor muskarinik,

Page 5: Obat Gawat Darurat Tambahan

pada dosis sangat besar atropine memperlihatkan efek penghambatan juga di ganglion

otonom dan otot rangka yang reseptornya nikotinik.5

4. Aminofilin (Derivat Xantin: theophylline ethylenediamine)

            Derivat xantin yang terdiri dari kafein, teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang

terdapat dalam tumbuhan. Sejak dahulu ekstrak tumbuh-tumbuhan ini digunakan sebagai

minuman. Kafein terdapat dalam kopi yang didapat dari biji Coffea Arabica, Teh dari

daun Thea sinensis mengandung kafein dan teofilin. Cocoa, yang didapat dari bijiTheobroma

cacao mengandung kafein dan teobromin. Ketiganya merupakan derivat xantin yang

mengandung gugus metil. Xantin sendiri ialah dioksipurin yang mempunyai struktur mirip

dengan asam urat.5

5. Deksamethason (Kortikosteroid)

            Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak; dan

mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ

lain. Korteks adrenal berfungsi homeostatis, artinya penting bagi organisme untuk dapat

mempertahankan diri dalam menghadapi perubahan lingkungan.5

                Glukokortikoid memiliki efek yang tersebar luas karena mempengaruhi fungsi dari

sebagian besar sel-sel tubuh. Dampak metabolik yang utama dari sekresi atau pemberian

glukokortikoid adalah disebabkan karena kerja langsung hormon-hormon ini pada sel. Tetapi

dampak pentingnya adalah dalam menghasilkan respon homeostatik pada insulin dan

glucagon. Meskipun banyak efek dari glukokortikoid berkaitan dengan dosis dan efeknya

membesar ketika sejumlah besar glukokortikoid diberikan untuk tujuan terapi.5,6