nyawai - kementerian lingkungan hidup dan kehutanan

2
Penanganan Benih Nyawai (Ficus Variegata) Oleh : Eliya Suita Naning Yuniarti KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN Pengujian perkecambahan dapat dilakukan di laboratorium dan rumah kaca. Pengujian perkecambahan di laboratorium menngunakan metode UDK (Uji Di atas Kertas) dengan substrat kertas merang yang disterilkan terlebih dahulu di dalam oven suhu 100ºC selama 2 jam. Pengujian perkecambahan di rumah kaca menggunakan media cocopeat. Jumlah benih yang ditabur adalah 0,1 gr. Rata-rata daya berkecambah yang dihasilkan yaitu 372 kecambah/0,1 gr benih. D. Uji Perkecambahan Perkecambahan Benih Nyawai Sumber : Suita dan Yuniarti, 2008 Media sapih yang digunakan adalah cocopeat dan kantong plastik/ polybag yang digunakan berukuran 12 cm x 15 cm. Penyapihan dilakukan setelah tumbuh 3-4 helai daun atau berumur sekitar 1-2 bulan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat penyapihan yaitu sebelum pencabutan, media kecambah disiram terlebih dahulu, agar semai mudah untuk dicabut, pencabutan dilakukan hati-hati agar bagian akar tidak rusak. Penyapihan dilakukan di tempat teduh pada waktu pagi atau sore hari. Sebelum dilakukan penyapihan, media sapih dalam kantong plastik/polybag disiram terlebih dahulu hingga media jenuh. E. Penyapihan Penyapihan dan Pembibitan Nyawai Sumber : Suita dan Yuniarti, 2008 Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001 Telp./Fax (0251)8327768 Email : [email protected] Website : www.bptpbogor.litbang.dephut.go.id Berat 1000 butir diperoleh dengan cara menimbang 100 butir benih 2 yang diulang sebanyak 8 kali. Kemudian dihitung keragaman (s ), standar deviasi (s) dan koefisien keragaman (CV), dengan rumus sebagai berikut : 2 2 2 Keragaman (s ) = n( X ) - ( X) n(n – 1) dimana : x = berat tiap ulangan dalam gram n = jumlah ulangan (8) = jumlah 2 S = s s CV = x¯ = rata-rata berat 100 butir Koefisien keragaman tidak boleh lebih dari 4,0. Apabila koefisien variasi lebih dari nilai tersebut, hitung lagi berat 1000 butir benih sebanyak 8 kali ulangan dan selanjutnya hitung standar deviasi untuk 16 ulangan. Hapuskan ulangan yang menyimpang dari rata- rata sebanyak 2 kali standar deviasi kemudian hitung lagi rata- ratanya. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata berat 1000 butir benih sebesar 0,271 gram. Jadi dalam satu butir benih nyawai beratnya 0,00271 gram. Besarnya nilai keragaman adalah 0,000005357, standar deviasi = 0,0023, dan koefisien keragaman = 0,0198. Persentase benih murni, benih lain dan kotoran harus dicatat dengan satu angka desimal. Untuk mengetahui berat tambahan atau berat yang hilang selama analisis, jumlah ketiga komponen benih dibanding dengan berat awal contoh kerja. Jika ada ketidak sesuaian lebih dari 5% berat contoh kerja, pengujian ditolak dan pengujian ulang harus dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata kemurnian benih sebesar 90,5%. C. Berat 1000 Butir Benih

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nyawai - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Penanganan Benih Nyawai (Ficus Variegata)

Oleh :

Eliya SuitaNaning Yuniarti

KEMENTERIAN KEHUTANANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHANTANAMAN HUTAN

Pengujian perkecambahan dapat dilakukan di laboratorium dan

rumah kaca. Pengujian perkecambahan di laboratorium

menngunakan metode UDK (Uji Di atas Kertas) dengan substrat

kertas merang yang disterilkan terlebih dahulu di dalam oven suhu

100ºC selama 2 jam. Pengujian perkecambahan di rumah kaca

menggunakan media cocopeat. Jumlah benih yang ditabur adalah

0,1 gr. Rata-rata daya berkecambah yang dihasilkan yaitu 372

kecambah/0,1 gr benih.

D. Uji Perkecambahan

Perkecambahan Benih NyawaiSumber : Suita dan Yuniarti, 2008

Media sapih yang digunakan adalah cocopeat dan kantong plastik/ polybag yang digunakan berukuran 12 cm x 15 cm. Penyapihan dilakukan setelah tumbuh 3-4 helai daun atau berumur sekitar 1-2 bulan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat penyapihan yaitu sebelum pencabutan, media kecambah disiram terlebih dahulu, agar semai mudah untuk dicabut, pencabutan dilakukan hati-hati agar bagian akar tidak rusak. Penyapihan dilakukan di tempat teduh pada waktu pagi atau sore hari. Sebelum dilakukan penyapihan, media sapih dalam kantong plastik/polybag disiram terlebih dahulu hingga media jenuh.

E. Penyapihan

Penyapihan dan Pembibitan NyawaiSumber : Suita dan Yuniarti, 2008

Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman HutanJl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001

Telp./Fax (0251)8327768 Email : [email protected] : www.bptpbogor.litbang.dephut.go.id

Berat 1000 butir diperoleh dengan cara menimbang 100 butir benih 2yang diulang sebanyak 8 kali. Kemudian dihitung keragaman (s ),

standar deviasi (s) dan koefisien keragaman (CV), dengan rumus

sebagai berikut :

2 2 2Keragaman (s ) = n( X ) - ( X)

n(n – 1)

dimana : x = berat tiap ulangan dalam gram

n = jumlah ulangan (8)

= jumlah2 S = √ s

s

CV =

x¯ = rata-rata berat 100 butir

Koefisien keragaman tidak boleh lebih dari 4,0. Apabila koefisien

variasi lebih dari nilai tersebut, hitung lagi berat 1000 butir benih

sebanyak 8 kali ulangan dan selanjutnya hitung standar deviasi

untuk 16 ulangan. Hapuskan ulangan yang menyimpang dari rata-

rata sebanyak 2 kali standar deviasi kemudian hitung lagi rata-

ratanya.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata berat 1000

butir benih sebesar 0,271 gram. Jadi dalam satu butir benih nyawai

beratnya 0,00271 gram. Besarnya nilai keragaman adalah

0,000005357, standar deviasi = 0,0023, dan koefisien keragaman =

0,0198.

Persentase benih murni, benih lain dan kotoran harus dicatat dengan

satu angka desimal. Untuk mengetahui berat tambahan atau berat

yang hilang selama analisis, jumlah ketiga komponen benih

dibanding dengan berat awal contoh kerja. Jika ada ketidak

sesuaian lebih dari 5% berat contoh kerja, pengujian ditolak dan

pengujian ulang harus dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai rata-rata kemurnian benih sebesar 90,5%.

C. Berat 1000 Butir Benih

Page 2: Nyawai - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PENDAHULUAN

Kebutuhan kayu untuk bahan baku pulp dan

kertas yang terus meningkat belum tercukupi

dari produksi HTI-pulp di luar Jawa. Seiring

dengan kebijakan revitalisasi industri

kehutanan, ketersediaan kayu untuk memasok

bahan baku industri pulp dan kertas menjadi

kebutuhan yang mendesak.

Jenis ini berbuah hampir sepanjang tahun

dan penyebaran tanaman ini cukup luas di

semua wilayah Indonesia. Budidaya tanaman

ini masih belum banyak dilakukan, demikian

juga penanganan benihnya, untuk hal

tersebut perlu diperkenalkan teknik

penanganan benih yang baik dan benar.

Kegiatan budidaya yang menyangkut

perbenihan perlu ditangani dengan serius,

karena dari benih yang baik akan diperoleh

tegakan yang baik dengan volume kayu yang

tinggi.

PENGUMPULAN BUAH

P e n g u m p u l a n b u a h d a p a t dilakukan dengan cara memanjat atau mengunduh langsung dari atas pohon dengan bantuan alat galah berkait Buah yang diunduh adalah buah yang sudah masak fisiologis, dicirikan dengan warna buah berwarna kuning.

Pengumpulan Buah

Buah Nyawai

EKSTRAKSI BENIH

Ekstraksi benih nyawai termasuk ekstraksi basah, yaitu dengan

cara sebagai berikut Buah dibelah, kemudian benihnya yang menempel pada

daging buah dikeluarkan lalu benihnya dimasukkan ke dalam

air Benih hasil ekstraksi dikeringkan dengan cara dijemur di

bawah sinar matahari selama 1 (satu) hari. Benih yang sudah kering dapat dipisahkan dari kotorannya

dengan cara disaring menggunakan ayakan.

Ekstraksi Benih NyawaiSumber : Suita dan Yuniarti, 2008

PENGUJIAN MUTU BENIH

A. Pengujian Kadar Air Benih

Nyawai (Ficus variegate) adalah salah satu jenis

alternatif tanaman hutan yang memiliki prospek

untuk dikembangkan sebagai tanaman penghasil

pulp dan kertas. Jenis ini memiliki tinggi sampai

40 m dan diameter 1,75 m, berbatang bulat

dengan permukaan kasar. Tersebar alami di

seluruh Asia Tenggara, di Jawa yang dikenal

dengan nama Gondang (Kondang) tumbuh

berpencar pada ketinggian 1 – 1500 m dpl

(Heyne, 1987). Kayu nyawai ini berat tetapi

lunak, tidak baik untuk kayu pertukangan, tetapi

sangat cocok untuk bahan pulp dan kertas. Pengujian kemurnian benih menggunakan ulangan sebanyak 3 kali, masing-masing ulangan 0,2 gram. Benih-benih tersebut dipisahkan antara benih murni, kotoran dan benih lain. Dari masing-masing komponen tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut :

k1Persen benih murni = x 100%

k1 + k2 + k3

k2Persen benih lain = x 100%

k1 + k2 + k3

k3 Persen kotoran = x 100%

k1 + k2 + k3dimana:k1 : Berat benih murnik2 : Berat benih laink3 : Kotoran

B. Pengujian Kemurnian Benih

Pengujian kadar air benih diukur dengan menggunakan metode 0oven pada suhu 105 C selama 24 jam. Kadar air dinyatakan dalam

persen berat dan dihitung dalam 1 desimal terdekat dengan rumus

sebagai berikut:

Kadar air (%) = (M - M ) x 100%2 2

(M – M )2 1

Dimana :M = Berat wadah dan tutup (gram)1

M = Berat wadah, tutup, dan isinya sebelum 2

pengeringan (gram)M = Berat wadah, tutup, dan isinya setelah 3

pengeringan (gram) Ulangan dilakukan sebanyak 4 kali, masing-masing ulangan terdiri

dari 0,1 gram benih.Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata kadar air

sebesar 16,7%.