novel doa doa cinta _yeni_
TRANSCRIPT
TUGAS BAHASA INDONESIA MENULIS RINGKASAN BUKU
DO’A-DO’A CINTA
Oleh Yeni Agustin/30/XI IPA 4
SMA NEGERI 3 PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terseleseikannya meringkas buku yang saya buat. Dan tak lupa ucapan terimakasih
kepada Ibu Sri Wahyuni. S.Pd yang telah membimbing sya hingga terselesaikannya
meringkas buku novel yang berjudul Do’a-do’a cinta.
Saya berharap dengan adanya ringkasan novel “Do’a-do’a cinta” ini dapat
memberikan inspirasi kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Ponorogo, 23 Januari 2011
Penyusun
Judul buku : Do’a-Do’a cinta
Pengarang : Yani Rahma Nugraheni
Penerbit : Diva Press
Tahun terbit : 2008
Tahun buku : 198
Suasana di pantai Kriya yang menebarkan pesona dengan keelokannya,
butiran-butiran pasir yang lembut, burung-burung pun berkicau dengan indah
kolaborasi alam tersebut menemani Lestari dan Vitri yang duduk disebuah bukit
sambil menikmati kebesaran Illahi, karena asyik bercanda dan menikmati keindahan
pantai mereka lupa dengan kegiatan panti yang belum dikerjakan. Setelah itu, mereka
kembali kepanti yang berjarak 3km dari pantai.
Lestari dan Vitri tinggal dipanti AL-IZZA sejak bayi. Panti tersebut didirikan
oleh Ayahnya Lestari sejak masih kuliah di Fakultas dakwah di sebuah perguruan
tinggi Islam. Panti asuhan AL-IZZA dihuni oleh 250 anak-anak berusia remaja, 100
anak seusia SD dan menginjak SLTP, 8 bayi, dan sisanya pembimbing serta
babysister, kehidupan dipanti ini rukun, nyaman dan terlihat keharmonisan antara
sesama.
Panti asuhan AL-IZZA ini terlihat megah dan dengan fasilitas hotspot
menyediakan pendidikan sekolah, dibelakang pondok ada Play Group, SD, SMP, dan
SMA. Santri-santri dipanti shaleh dan shalehah dan rajin, saat ditinggal Lestari dan
Vitri kepantai mereka Sholat Dhuha bersama terlihat suasana rukun antar santri,
setelah itu santri menikmati nasi kotak entah pemberian siapa mereka tidak tahu,
setelah itu jadwal pelajarannya. Raihan kekasih Lestari yang sebentar lagi
meminangnya, ketika santri persiapan masuk kelas tiba-tiba Raihan menelpon Lestari
untuk menanyakan warna gaun yang disukainya, dan Lestari menjawab warna putih
dengan senyuman dan mengatakan bahwa dia tidak salah memilih pendamping hidup
seperti Raihan.
Lestari sangat bahagia menantikan pernikahan yang sudah diambang pintu.
Dekorasi dan segala peralatan pengantin telah datang, kursi-kursi, tenda, dan segala
perlengkapannya telah tersusun. Setelah itu, Vitri mengumpulkan santri-santri di
Aula untuk memberi informasi tentang pernikahan Lestari dan Raihan dan disuruh
membersihkan halaman depan panti setelah selesai mereka berkumpul dan
mendo’akan Lestari supaya selalu pada perlindungan Allah. Dan menjadi keluarga
yang sakinah, mawadah, warahmah. Lestari terdiam dan termangu mendengar do’a
anak tersebut.
Waktu Dhuhur telah tiba, Raihan pun belum tiba dipanti, dan Lestari terus
mencemaskan Raihan karena tidak biasanya dia terlambat, dan Raihan masih sibuk
memilih gaun pengantin yang cocok untuk Lestari, setelah menemukan yang cocok
Raihan keluar dari butik dan menuju parkiran lalu menuju toko peralatan Sholat.
Diperkiran toko itu dia bertemu Pak Zainal tukang kebun panti asuhan AL-IZZA
karena mau membeli mukena untuk belajar Sholat anaknya, dan pada saat itu, Raihan
meminta tolong pada Pak Zainal untuk menyampaikan (titip) gaun Lestari dan akan
pulang tepat pengajian anak-anak, setelah itu Raihan membeli peralatan Sholat dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Setelah selesai, Raihan pulang menuju panti namun cuaca saat itu hujan
gerimis, kemudian perlahan-lahan dia meluncurkan mobil melewati jalan yang
berliku-liku, Raihan memilih jalan alternatif yang banyak tikungan tajam dan dia
tergesa-gesa mengendari mobilnya karena takut terlambat hujan gerimis menjadi
hujan deras dan Raihan sulit mengendarai mobil, tanpa diduga mobilnya meluncur
kejurang, saat itu Raihan terpental keluar dari mobil, ada dua orang yang berusaha
menolongnya dengan tambang, hujan semakin deras dan orang tersebut terus menarik
tambang angin yang kencang menumbangkan sebuah pohon besar disamping orang
itu pohon yang tumbang merebah diatas tubuh orang itu, dia meninggal dan
mengucapkan Syahadat, kemudian orang itu melepaskan tambang itu lalu dia terjun
tubuhnya terkena dahan-dahan akhirnya Rihan pun meninggal.
Di panti Lestari terus mencemaskan Raihan dan perasaannya pun tidak enak
akhirnya Lestari sms Raihan dan mencoba menghubunginya namun tidak ada
hasilnya, setelah itu Lestari tidur dan mimpi bertemu Raihan dan Raihan mengatakan
selamat tinggal Lestari, aku menantimu dengan setia Lestari akan merasakan
kebahagian yang kau nanti saat ini. Mukena, sajadah, dan gaun pengantin putih suci
cinta kita. Raihan pergi sambil melambaikan tangannya lalu Lestari terbangun dan
Pak Zainal ketok pintu kamar Lestari dan menyampaikan gaun pengantin dari Raihan,
Lestari melihat gaun dengan perasaan sangat bahagia semua dekorasi sudah tertata
dengan baik, tiba-tiba Vitri menemui Lestari dengan menampakkan wajah sedih
bahkan matanya pun berkaca-kaca lalu Vitri mengajak Lestari ke rumah sakit dengan
terus menangis diperjalan, Lestaripun kaget dan heran ketika berhenti dirumah sakit
dan menuju kekamar jenazah, ternyata semua kebingungan Lestari terhadap sikap
Vitri terjawab bahwa dikamar jenazah itu Raihan, Lestari sangat terpukul melihat
jenazah Raihan, Lestari menagis sampai matanya membengkak dan merasa
kehilangan karena pernikahannya sudah didepan mata. Dan ternyata mimpi Lestari
semalam menjadi petunjuk atas kepergian Raihan.
Lestari akan berusaha menghilangkan kesediahan dan mencoba untuk kembali
tersenyum, namun Lestari mengatakan kalau butuh waktu untuk kembali tersenyum
seperti dulu setelah kepergian Raihan. Lalu, Lestari pergi ke pantai untuk menghibur
dirinya, tiba-tiba Siti menghampiri Lestari karena khawatir dengan keadaanya,
setelah itu mereka membeli ikan pada nelayan dan melihat seorang Gadis yang
kumuh yang kelihatan menginginkan ikan, namun Gadis itu bertanya harga ikan
langsung pergi, Lestari penasaran dengan Gadis itu dan mengikutinya sampai rumah,
Gadis itu tinggal digubuk yang sederhana ditengah hutan bersama Neneknya, terlihat
penuh kasih sayang pada diri Nenek Gadis itu melihat Lestari, setelah itu Lestari
pulang ke pantai dan menceritakan kejadian itu pada temannya dan dikasih kejutan
makanan yang enak, setelah kejadian itu Lestari kembali tersenyum.
Lestari dan teman-temanya berniat membagikan nasi kotak ke Gadis yang
kumuh dan anak-anak terlantar di pinggir jalan yang membutuhkan makanan. Sampai
dirumah Gadis kumuh ditengah hutan itu ternyata tidak ada orang, setelah itu mereka
melanjutkan perjalanan menuju anak-anak terlantar itu, namun di perjalanan mobil
Ustadz Fazul menabrak anak kecil, lalu dibawa kerumah sakit dan Lestari yang
menunggunya, setelah anak itu sadar dia memenggil Lestari dengan sebutan Umi
Lestari pun terkejut mendengarnya lalu anak itu menceritakan kehidupannya, anak itu
bernama Icha dan menginginkan kehadiran Ummi dalam hidupnya. Dia terlahir dari
Ibu yang bekerja sebagai wanita pelacur jadi Icha tidak tahu siapa Ayahnya, Icha
berumur 8 tahun dan sudah pintar mengaji dan membaca. Riwayat tentang ibunya itu
Icha tahu dari membaca diary ibunya namun setelah itu ditinggal oleh Ibunya dan
menjadi anak terlantar. Tiba-tiba Dokter Hanafi datang untuk memerikasa Icha dan
mengagumi kecantikan Lestari.
Sampai dirumah Dokter Hanafi menulis puisi cinta karena memimpikan Gadis
secantik Lestari. Lalu, Ibunya Hanafi mengetahui hal itu dan Hanafi
menceritakannya.lestari pun juga mengagumi Dokter Hanafi namun dia masih takut
jatuh cinta, sudah sebulan Icha dirawat dirumah sakit dan tinggal rawat jalan untuk
kesembuhannya Lestari memutuskan membawa Icha kepanti setelah itu, Lestari
berpamitan kepada Dokter Hanafi dan mengucapkan terima kasih, namun disaat itu
mereka berbincang-bincang bahkan saling tukeran nomor telepon, mereka terlihat
saling mencintai, malam telah tiba Lestari tidur dan mimpi bahwa Raihan kembali
dalam hidupnya dan Hanafi mengatakan kebahagiaan didepan matanya dengan
menunjuk sebuah mukena di puncak pegunungan hati Lestari merasa ingin
mengambil mukena itu namun jiwanya tak kuasa mengambilnya karena pegunungan
itu tinggi dan banyak binatang buas lalu, diambilkan Raihan dan diantarkan ke
Lestari melalui burung Rajawali. Lestari terbangun lalu sholat Shubuh.
Lestari dan Icha pulang dari rumah sakit, Lestari berpamitan dengan Dokter
Hanafi diruang kerjanya. Lalu, Dokter Hanafi memberi sesuatu untuk Lestari, sampai
dipanti ternyata kado itu sebuah mukena putih, mimpi tentang Raihan sebagai
petunjuk kado yang diberikan Dokter Hanafi. Namun, lestari tidak mau menyakitinya
karena setiap orang yang Lestari cintai pasti dia pergi meninggalkan Lestari.
Keesokan harinya, Lestari pergi ke makam Raihan dan disitu dia bertemu Dokter
Hanafi yang sedang berziarah ke makam Ayahnya. Hanafi mendekati Lestari dan
menanyakan makam siapa yang diziarahi. Namun Lestari pergi meninggalkan Hanafi,
Hanafi mengejarnya dan mengatakan mencintai Lestari dan Lestari pun menjawab
mencintai Hanafi. Namun Lestari berlari menuju panti dan mengganti nomor
ponselnya. Hanafi sedih karena Lestari menjauh darinya Lestaripun sedih dan
bimbang sebenarnya Lestari mencintainya, namun dia tidak bisa melupakan Raihan
Setengah tahun sudah Lestari dan Hanafi tidak bertemu.tiba-tiba seorang
cowok keren yang membagi-bagikan nasi kotak dipanti dan ternyata itu Hanafi,
Lestari dan Hanafi heran dan tidak menyangka bisa bertemu dipanti, setelah itu
mereka berbincang-bincang ditaman panti.pada saat itu, Hanafi menanyakan kepada
Lestari mengenai pinangannya namun, Lestari tidak menjawab dan pergi karena
Lestari belum siap mengatakannya. Melihat sikap Lestari Hanafi pun sakit hati, lalu
Hanafi mencurahkan seluruh isi hatinya terhadap Ibunya Hanafi punya fikiran untuk
langsung melamar Lestari Ibunya pun menyetujuinya dan menasehati apapun
keputusan Lestari harus Hanafi terima, tak lama kemudian sampailah dipanti asuhan
AL-IZZA, namun , Lestari tidak ada dipanti, semua mencarinya dan Vitri
menemukannya dipantai Kriya lalu mereka pulang kepanti, sampai dipanti Lestari
pun heran dengan tamunya, seluruh keluarga Hanafi mengagumi kecantikan Lestari
kemudian Hanafi melamar Lestari dan Lestari menjawab tidak bisa menjadi
permaisurinya ataupun bagi Ibu anak-anaknya mendengar jawaban itu hati Hanafi
hancur berkeping-keping dan meneteskan air mata, lalu Hanafi dan keluarga
berpamitan pulang. Icha menasehati Lestari kalau Hanafi benar-benar mencintainya.
Ketika mereka mau pulang, Lestari berteriak dan mengatakan bahwa dia mencintai
Hanafi dan Lestari menceritakan tentang Raihan dan bilang kalau dia takut
menayakiti Hanafi. Namun, Hanafi tidak mempermasalahkan fikiran Lestari dan
hanya peduli dengan perasaan mereka semua terharu melihat kejadian tersebut.
Akhirnya lamaran Hanafi diterima, semua keluarga telah lega menyaksikan
kebahagiaan Lestari dan Hanafi.
Keesokan harinya Hanafi dan Lestari melangsungkan pernikahannya, Lestari
mengenakan gaun pengantin pemberihan Raihan dan terlihat sangat cantik, hari
pernikahannya berjalan dengan lancer, usai pernikahan Lestari pamit dengan teman-
teman dan anggota panti lainnya untuk pergi dan tinggal dirumah Hanafi. Sesampai
dirumah Hanafi, sudah banyak orang yang menunggu kehadiaran mereka,
keluarganya menyambut Lestari dengan hangat dan tetesan air mata keharuan.
Dua tahun kemudian, pada suatu malam yang dingin, Lestari tertidur pulas
disamping Hanafi, dan melakukan hal yang biasanya sudah dilakukan yaitu Sholat
Tahajud, sudah terdapat kebahagiaan dalam hidup mereka namun masih ada
kekurangan karena mereka belum dikaruniai anak. Keesokan harinya Lestari pergi
kepantai dan teringat seorang Nenek dan Gadis kumuh itu. Kemudian mereka menuju
rumah Nenek, ketika membuka pintu Nenek itu langsung memeluk Hanafi dan
ternyata Nenek dan Gadis kumuh itu adalah Nenek dan Adik Hanafi yang telah lama
hilang kebahagiaan hadir di rumah Hanafi.
Vitri pergi ketoko untuk membeli pakaian panti, disela-sela memilih baju,
Vitri bertemu mantan pacarnya yang bernama Faizz, setelah saling mengenal mereka
pun menikah.
Setelah beberapa bulan melangsungkan pernikahan tiba-tiba Vitri
menginginkan sate dan ternyata Vitri hamil setelah mengetahui hal itu, Lestari sempat
iri karena belum dikaruniai anak.
Namun, Lestari menyadari kalau memang belum waktunya, tujuh bulan
kemudian Vitri melahirkan anak, Lestari dan Faiz pun turut bahagia setelah itu
Lestari dan Hanafi Sholat Magrib dan tadarus bersama, setelah itu mereka berdo’a
untuk dikaruniai anak, usai itu mereka berbincang-bincang dan tiba-tiba Hanafi
pingsan dan ternyata Hanafi mengidap penyakit komplikasi yaitu ginjal dan diabetes
mellitus.
Beberapa bulan kemudian keadaan Hanafi semakin menurun dan harus cuci
darah selama enam bulan sekali, setelah itu mereka tertidur lelap, keesokan harinya
Lestari muntah-muntah lalu dibawa ke Dokter dan ternyata Lestari hamil, mereka pun
sangat bahagia.
Empat bulan kemudian perut Lestari semakin membuncit tiba-tiba Vitri
mengundang Lestari untuk ikut acara panti yaitu outbound dipanti Kriya, Lestari pun
menyetujinya dan segera berangkat kepantai bersama Hanafi, Lestari bermain
ditengah pantai bersama anak-anak dan sudah diperingati Hanafi untuk hati-hati
namun Lestari tidak mempedulikannya karena sudah asyik bermain. Tak terduga
Lestari tertelan ombak besar yang tiba-tiba menggulung-gulungnya di pantai,
kemudian Hanafi menolongnya dan membawa kerumah sakit dan setelah kejadian itu
Lestari keguguran, dia sangat menyesal karena tidak mempedulikan nasehat
suaminya dan tidak bias menjaga anaknya semua kecewa dan kondisi Hanafi semakin
menurun dan rawat inap di rumah sakit.
Lestari kembali bekerja menjadi guru dipanti karena harus mencari uang,
ditengah perjalanan saat menuju panti, perasaan Lestari tidak enak, kemudian Lestari
kembali lagi kerumah sakit dan menuju kamar, keadaan Hanafi sangat buruk, dan
sudah tidak lancar bernafas, seketika itu Hanafi menghembuskan nafas terakhirnya.
Lestari sangat sedih untuk kedua kalinya kehilangan orang yang dicintai, setelah itu
Lestari kembali menjalani kehidupan seperti dulu dan kembali tinggal dipanti AL-
IZZA.
Penutup
Novel Do’a-do’a cinta ini mengisahkan tentang kehidupan cinta seorang
Gadis cantik dip anti dan seorang Pria yang sholeh. Novel ini juga mengajarkan
kepada kita untuk selalu bersabar dan menerima kehendak Tuhan.
Semoga dengan adanya ringkasan ini dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan memberi pedoman kepada kita tentang cinta yang sejati. Apabila ada
kekurangan dalam ringkasan ini, Saya harapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca
Ponorogo, 23 Januari 2011
Penyusun