nodul virchow

49
NODUL VIRCHOW 1

Upload: 222924

Post on 01-Jul-2015

600 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: NODUL VIRCHOW

NODUL VIRCHOW

1

Page 2: NODUL VIRCHOW

BAB I

PENDAHULUAN

Nodus limfatikus adalah organ kecil berbentuk bulat seperti bola pada system imun,

terdistribusi luas pada seluruh tubuh termasuk lipat lengan dan lambung dan berhubungan

dengan pembuluh-pembuluh limfatik. Nodus-nodus limfatikus menyimpan sel B, T dan sel-sel

imun lain. Nodus-nodus limfatikus ditemukan pada seluruh tubuh dan berperan sebagai filter

atau menjebak partikel asing. Nodus ini penting dalam fungsinya terhadap sistem imun.

Virchow’s nodul adalah nodus limfatikus pada fossa supraklavikular kiri (area di atas

klavikula kiri). Nodul ini membutuhkan suplai dari pembuluh-pembuluh limfatik di dalam

rongga abdomen. Ditemukannya pembesaran, nodul yang keras (merujuk pada tanda Toisier’s)

telah lama diketahui mengindikasikan terhadap adanya keganasan pada abdomen. Diagnosis

diferensial dari pembesaran nodul Virchow adalah limfoma, keganasan-keganasan intra

abdomen, kanker payudara dan infeksi (pada lengan).

2

Page 3: NODUL VIRCHOW

BAB II

NODUS LIMFATIKUS

Nodus limfatikus adalah organ kecil berbentuk bulat seperti bola pada system imun,

terdistribusi luas pada seluruh tubuh termasuk lipat lengan dan lambung dan berhubungan

dengan pembuluh-pembuluh limfatik. Nodus-nodus limfatikus menyimpan sel B, T dan sel-sel

imun lain. Nodus-nodus limfatikus ditemukan pada seluruh tubuh dan berperan sebagai filter

atau menjebak partikel asing. Nodus ini penting dalam fungsinya terhadap system imun.

Nodus-nodus limfatikus memiliki makna klinis. Mereka dapat meradang atau membesar di

berbagai kondisi, mulai dari yang sederhana seperti infeksi tenggorokan sampai yang

mengancam jiwa seperti kanker. Akhirnya kondisi nodus limfatikus bermakna dalam

menentukan derajat keganasan, selanjutnya menentukan terapi dan prognosis.

Nodus limfatikus dapat didiagnosis dengan biopsi jika terinflamasi. Penyakit tertentu dapat

mempengaruhi nodus limfatikus dengan konsistensi dan lokasi yang khas.

3

Page 4: NODUL VIRCHOW

Lymph node, showing (1) capsule, (2) subcapsular sinus, (3) germinal centers, (4) lymphoid nodule, (5) trabeculae.

Fungsi

Pathogen-patogen atau kuman dapat menyebabkan infeksi di mana saja di tubuh.

Walaupun, limfosit, salah satu jenis leukosit, akan berikatan dengan antigen atau protein di organ

limfoid perifer, termasuk nodus limfatikus. Antigen-antigen akan dipresentasikan oleh sel-sel

tertentu di dalam nodus limfatikus. Limfosit naïf (yang artinya sel-sel yang belum pernah

terpapar dengan antigen) masuk ke dalam nodus dari alliran darah, melewati kapiler vena

khusus. Setelah ini mereka keluar dari nodus limfatikus melalui pembuluh darah limfatik eferen

dengan sisa-sisa kelenjar getah bening. Limfosit-limfosit ini mengalami resirkulasi yang terus-

menerus pada organ limfoid perifer dan keberadaannya di dalam nodus limfatikus bergantung

oleh adanya infeksi. Selama terjadi infeksi nodus limfatikus membesar karena proliferasi sel B,

suatu kondisi yang umum dikenal dengan “swollen glands”.

Nodus limfatikus dikelilingi oleh kapsul fibrosa dan di dalam nodus limfatikus kapsul

fibrosa meluas membentuk trabekula. Substansi nodus limfatikus dibagi menjadi bagian luar

adalah korteks dan bagian dalam adalah medulla yang dikelilingi oleh pembentuknya kecuali

pada daerah hilum, di mana medulla berhubungan dengan permukaan.

Serat-serat reticular tipis, elastin dan serat reticular membentuk jalinan yang kuat dikenal dengan

jalinan reticular di dalam nodus, dengan di dalamnya terdapat sel darah putih, terutama limfosit,

berupa folikel padat di korteks. Di lain tempat terkadang hanya terdapat sel darah putih saja.

Jalinan reticular tidak hanya memperkuat struktur tetapi juga menyediakan permukaan untuk

adhesi sel-sel dendritic, makrofag-makrofag dan limfosit-limfosit. Jalinan ini memungkinkan

4

Page 5: NODUL VIRCHOW

terjadinya pertukaran material yang diangkut darah melalui venula-venula endothelial dan

menyediakan factor-faktor pertumbuhan dan regulator yang dibutuhkan untuk aktivasi dan

maturasi sel-sel imun. Jumlah dan komposisi folikel-folikel dan berubah secara khusus jika

berhadapan dengan antigen dan membentuk germinal center.

Sinus limfatikus adalah saluran dengan di dalamnya terdapat kerutan nodus limfatikus

oleh sel-sel endotel dengan sel-sel reticular fibroblast dan memungkinkan aliran limfatik

yang ,embut melaluinya. Sinus subkapsular adalah sinus yang terletak di dalam kapsul dan

endoteliumnya berlanjut menjadi pembuluh limfatik aferen. Sinus ini juga berlanjut dengan

sinus-sinus yang sama mengapit trabekula dengan korteks di dalamnya (sinus kortikal). Sinus

kortikal yang mengapit trabekula mengalir ke sinus-sinus medulla, di mana aliran limfatik

mengalir ke pembuluh limfatik eferen.

Pembuluh limfatik aferen multiple bercabang dan meluas di dalam kapsul membawa

getah bening ke nodus limfatikus. Getah bening ini masuk ke sinus subkapsular. Lapisan paling

dalam pembuluh limfatik aferen berlanjut dengan kerutan sel-sel sinus limfatik. Getah bening

secara perlahan disaring melalui substansi nodus limfatikus dan akhirnya mencapai medulla.

Dalam perjalanannya getah beninng menemui limfosit dan mungkin mengawali aktivasi mereka

sebagai bagian dari respon imun adaptif.

Sisi cekung nodus limfatikus disebut dengan hilum. Eferen mengikat hilum oleh jalinan erat

reticulum dan membawa getah bening keluar dari nodus limfatikus.

Korteks

Pada korteks, sinus subkapsular mengalir ke sinus-sinus trabekula dan getah bening mengalir

ke sinus-sinus medulla. Sisi luar korteks terdiri terutama oleh sel B yang tersusun sebagai folikel,

di mana dapat membentuk germinal center ketika melawan antigen, bagian kortek yang lebih

dalam terutama terdiri dari sel T. zona ini dikenal dengan nama zona subkortikal di mana sel T

terutama berinteraksi dengan sel-sel dendritic dan di mana jalinan reticular terpadat.

Medulla

Ada dua struktur nama di dalam medulla :

- Corda medulla adalah corda jaringan limfatik dan termasuk di dalamnya sel-sel plasma,

makrofag dan sel B.

5

Page 6: NODUL VIRCHOW

- Sinus medulla (atau sinusoid) adalah ruang pembuluh yang memisahkan corda medulla.

Getah bening mengalir ke dalam sinus medulla dari sinus kortikal dan ke dalam

pembuluh limfatik eferen. Sinus medulla berisi histiiosit (makrofag immobile) dan sel-sel

reticular.

Bentuk dan ukuran

Nodus limfatikus pada manusia adalah organ berbentuk seperti kacang dan ukurannya

mulai dari beberapa millimeter sampai 1-2 cm dalam keadaan normal. Mereka dapat membesar

karena tumor atau infeksi, atau meradang berhubungan dengan leukemia. Limfosit dikenal

dengan sel darah putih terlokalisasi di dalam struktur sarang lebah di dalam nodus limfatikus.

Nodus limfatikus membesar jika tubuh terinfeksi, secara primer karena adanya peningkatan

pengangkutan limfosit ke dalam nodus dari darah, meluapnya aliran keluar dari nodus, dan

secara sekunder merupakan hasil dari aktivasi dan proliferasi antigen spesifik sel B dan T

(perluasan klonal). Pada beberapa kasus dapat diraba membesar karena infeksi sebelumnya,

walaupun seseorang dalam kondisi sehat masih dapat diraba sebagai pembesaran residual.

Aliran Limfatik

Aliran limfa menuju ke nodus limfatikus melalui pembuluh limfatik afferent dan mengalir ke

dalam nodus di bawah kapsul dalam ruang yang disebut sinus subkapsular. Sinus subkapsular

mengalir ke dalam sinus trabekula dan akhirnya ke sinus medulla. Rongga sinus diseberangi

pseudopoda makrofag, di mana berperan untuk memperangkap partikel asing dan sebagai filter

limfatik. Sinus-sinus medulla bertemu di hilum dan limfa lalu meninggalkan nodus limfatikus

melalui pembuluh limfatik efferent lalu mengalir ke vena subklavia, venula postkapiler,

menyeberang dinding melalui proses diapedesis.

Sel B bermigrasi ke nodular kortek dan medulla. Sel T bermigrasi ke bagian dalam korteks (parakorteks).

Ketika limfosit mengenali antigen, sel B teraktivasi dan bermigrasi ke pusat germinal. Saat

antibody yang diproduksi sel plasma terbentuk, mereka bermigrasi ke korda medulla. Stimulasi

limfosit-limfosit oleh antigen dipercepat oleh proses migrasi 10 kali lebih cepat dari normal,

menghasilkan pembengkakan yang khas pada nodus limfatikus. Limpa dan tonsil adal organ

6

Page 7: NODUL VIRCHOW

limfoid yang memiliki fungsi yang sama dengan nodus limfatikus, lebiih melaluui saringan darah

limpa dibandingkan melalui kelenjar getah bening.

Distribusi

Nodus limfatikus pada kepala dan leher :

Nodus limfatikus servikal

Servikal anterior : kelenjar-kelenjar di sini, baik superfisial atau profunda,

bersandar di dalam otot strenocleidomastoideus. Mereka mengalirkan isinya ke

tenggorokan dan posterior faring, tonsil dan kelenjar tiroid.

Servikal posterior : kelenjar-kelenjar ini meluas sampai ke posterior

sternokleidomastoideus tetapi di depan trapezius, mulai dari setinggi bagian

mastoid dari tulang temporal sampai ke klavikula. Kelenjar ini membesar bila

terdapat infeksi saluran napas bagian atas.

Tonsil atau submandibular : kelenjar-kelenjar ini berlokasi di bawah angulus mandibular,

sepanjang bawah dagu. Mereka mengalir ke tonsil dan region faring, termasuk struktur

dasar mulut dan maksila anterior, bicuspid dan molar 1 dan 2. Mereka juga mengalir ke

gigi bagian mandibular kecuali insisivus.

Retrofaring : drainase limf dari platum mole dan molar ketiga.-mental.

Sub-mental : kelenjar-kelenjar ini hanya terletak di bawah dagu. Mereka mengalir ke

tengah insisivus, dasar mulut dan pangkal lidah.

Kelenjar limf supraklavikular : kelenjar-kelenjar ini berjalan sepanjang klavikula, ke

lateral di mana bergabung dengan sternum. Mereka mengalir ke rongga thoraks dan

abdomen. Nodul Virchow’s adalah kelenjar limfatik di supraklavikular yang menerima

aliran limfatiknya dari seluruh tubuh melalui duktus thorasikus dan merupakan tempat

favorit untuk metastasis keganasan.

7

Page 8: NODUL VIRCHOW

Deep Lymph Nodes1. Submental2. Submandibular (Submaxillary)

Anterior Cervical Lymph Nodes (Deep)3. Prelaryngeal4. Thyroid5. Pretracheal6. Paratracheal

Deep Cervical Lymph Nodes7. Lateral jugular8. Anterior jugular9. Jugulodigastric

Inferior Deep Cervical Lymph Nodes10. Juguloomohyoid11. Supraclavicular (scalene)

Kelenjar Limfatik Thorak

Kelenjar limfatik pada paru-paru : limf dialirkan dari jarinagn paru-paru melalui nodus

limfatikus subsegmental, segmental, lobar dan interlobar menuju ke nodus limfatikus hillus, di

mana berlokasi di sekitar hilum. Aliran limfatik mengalir ke nodus limfatikus mediastinal.

Kelenjar limf mediastinum : mereka terdiri dari beberapa kelompok-kelompok nodus llimfatik,

terutama sepanjang trakea (5 kelompok), sepanjang esophagus dan diantara paru-paru dan

diafragma. Di dalam nodus limfatikus mediastinum kelenjar berasal dari duktus limfatik di mana

mengalirkan limf ke vena subklavia sinistra.

8

Page 9: NODUL VIRCHOW

Nodus limfatikus mediastinum sepanjang esophagus berhubungan erat denngan nodus

limfatikus di abdomen sepanjang esophagus dan lambung. Fakta tersebut memfasilitasi

penyebaran tumor-tumor melalui jalur limfatik dalam kasus keganasan pada lambung dan

sebagian pada esophagus. Melalui mediastinum, drainase limfatik utama melalui organ abdomen

melalui duktus thorasikus, di mana aliran utama limf dari abdomen adalah ke kelenjar tersebut.

9

Page 10: NODUL VIRCHOW

NODUL VIRCHOW

Virchow’s nodul adalah nodus limfatikus pada fossa supraklavikular kiri (area di atas

klavikula kiri). Nodul ini membutuhkan suplai dari pembuluh-pembuluh limfatik di dalam

rongga abdomen. Ditemukannya pembesaran, nodul yang keras (merujuk pada tanda Toisier’s)

telah lama diketahui mengindikasikan terhadap adanya keganasan pada abdomen, terutama

keganasan gaster yang menyebar melalui pembuluh-pembuluh limfatik retroperitoneal dan

mediastinum posterior. Nodul ini kadang dikenal dengan nodul signal atau nodul sentinel.

Disamping ini, ketentuan ini tidak berhubungan langsung dengan prosedur nodul sentinel yang

terkadang digunakan pada operasi kanker dan juga tidak berhubungan dengan “kelenjar sentinel”

pada omentum yang lebih besar.

Nodul ini dinamai oleh Rudolf Virchow (1821-1902), ahli patologi Jerman yang pertama

menjelaskan kelenjar dan hubungannya dengan keganasan gaster pada tahun 1848. Ahli patologi

Prancis Charles Emile Troisier pada tahun 1889 bahwa keganasan-keganasan abdomen yang lain

juga bisa menyebar ke nodus ini.

Makna klinis

Keganasan-keganasan pada organ-organ dalam dapat mencapai stadium lanjut sebelum

memberikan gejala. Sebagai contoh kanker lambung dapat tidak bergejala namun sudah

bermetastasis. Titik yang dapat terlihat di mana tumor sudah bermetastasis adalah pada nodus

limfatikus supraklavikular kiri. Nodul limfatik supraklavkular kiri adalah nodul Virchow klasik

karena nodul ini terletak pada sisi kiri leher di mana hampir seluruh drainase limfatik tubuh (dari

duktus thorasikus) masuk kesirkulasi melalui vena subklavia kiri. Metastasis menyumbat duktus

10

Page 11: NODUL VIRCHOW

thorasikus dan menyebabkan terjadinya regurgitasi ke dalam sekeliling nodul contohnya menjadi

nodul Virchow. Konsep lain adalah bahwa satu dari nodul supraklavikular sesuai dengan

perjalanan akhir nodus sepanjang duktus thorasikus dan karenanya mengalami pembesaran.

Diagnosis diferensial dari pembesaran nodul Virchow adalah limfoma, keganasan-

keganasan intra abdomen, kanker payudara dan infeksi (pada lengan). Sama halnya dengan

pembesaran pada nodus limfatik supraklavikular kanan cenderung mengacu pada keganasan

thoraks seperti kanker paru-paru dan kanker esophagus seperti limfoma Hodgkin.

LIMFOMA

Limfoma atau disebut juga kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker yang

tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Hal ini

berakibat sel abnormal nenjadi ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat

tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum

tulang, darah maupun organ lainnya contoh saluran cerna, paru, kulit dan tulang

Limfoma juga sering dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik.1.

Dalam kepustakaan yang lain disebut bahwa Limfoma adalah setiap kelainan neoplastik

jaringan limfoid. Limfoma juga disebut sebagai penyakit limfosit yang menyerupai kanker.

Disebut penyakit limfosit karena menyerang sel darah putih sehingga berkembang (membelah)

abnormal dengan cepat dan menjadi ganas. Limfosit abnormal yang semakin banyak ini

(kemudian disebut limfoma) sering terkumpul di kelenjar getah bening dan membuat bengkak.3

Karena sistem limfatik menyerupai peredaran darah yang bersikulasi ke seluruh tubuh membawa

getah bening, maka penyakit limfoma juga dapat terbentuk di mana saja. Tak mesti di satu

bagian tubuh saja3.

Limfoma maligna merupakan suatu tumor primer kelenjar getah bening yang bersifat

progresif, fatal bila tidak mendapat terapi, dan tergolong dalam kelainan limfoproliferatif

(lymphoproliferative disorders)

Limfoma malignum dari penyakit Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin merupakan jenis

utama, dan merupakan neoplasma sistem retikuloendotel. Limfoma ini melibatkan kelenjar

11

Page 12: NODUL VIRCHOW

limfe, tetapi dapat menginvasi organ :retikuloendotel lain, seperti limpa dan hati. Dalam

beberapa dasawarsa yang lalu, kemajuan dalam metode penatalaksanaan limfoma telah

mcnghasilkan perbaikan kelangsungan hidup lebih dari lima kali lipat, dan lebih dari 85 persen

yang mendcrita penyakit Hodgkin saat ini bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Makna utama dalam

pencapaian hasil ini merupakan pengembangan klasifikasi penyakit berdasarkan riwayat alamiah

yang dapat dihubungkan secara erat dengan pemilihan terapi.10

Limfoma pada otak jarang dialami oleh orang dengan kadar sel CD4 yang tinggi. Gejala

utama dari limfoma susunan saraf pusat (SSP) adalah sakit kepala dan demam. Perasaan seperti

meningkatnya tekanan di dalam kepala atau bahkan serangan sakit kepala yang hebat juga sering

terjadi. Sepertiga orang yang mengalami limfoma SSP merasakan gangguan bicara (aphasia),

pandangan kabur dan gangguan kepekaan atau pun koordinasi gerakan pada satu sisi tubuh1.

Menurut klinik Mayo, tanda awal limfoma SSP bisa dideteksi di mata. 11% dari orang

yang belakangan diketahui terserang limfoma SSP ternyata mengalami uveitis (radang pada

selaput pelangi mata dan bagian di sekeliling mata) yang didahului dengan gejala lainnya selama

berbulan-bulan sampai tahunan. Jika terapi kortikosteroid tidak menyembuhkan uveitis, maka

diperlukan sebuah biopsi cairan vitreus pada mata yang akan menunjukkan adanya infiltrasi

(radang sel dan puing) sehingga diagnosa limfoma SSP dengan secepatnya diketahui dan dapat

segera diobati dengan memeriksakan mata secara rutin. Maka limfoma SSP akan lebih cepat

dideteksi dibandingkan dengan pemeriksaan khusus yang bisa saja terlambat. Lagipula

pemeriksaan mata tidaklah begitu menakutkan bila dibandingkan dengan biopsi otak3.

Menurut Herzberg 2007, pasien Limfoma memiliki peluang untuk sembuh dan produktif,

meski tak semua orang mampu dan memiliki akses terhadap pengobatan. Dengan diagnosis yang

tepat, pengobatan juga bisa spesifik dan tak makan biaya dibandingkan berobat tanpa arah2,3.

Limfoma umumnya dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu : Limfoma non-hodgkin

(LNH) dan Limfoma hodgkin. Sekitar 85% dari keganasan tersebut adalah NHL4. Pada

Limfoma Hodgkin terdapat sel Reed-Sternberg.

12

Page 13: NODUL VIRCHOW

Tabel 2.1. Perbedaan Gejala Klinis antara LNH dan PH9,13

  LNH PH

Pola KGB yang terlibat Sentrifugal; KGB yang

terlibat lebih luas

Sentripetal; KGB yang

terlibat setempat-setempat

(terlokalisasi); KGB aksila

adalah yang paling sering

terkena

 

Sifat KGB Keras dan berbatas

tegas

Kenyal

Cincin Waldeyer, KGB

epitroklear, traktus

gastrointestinal dan

testis

+ -

KGB Abdomen + - ; kecuali pada penderita

PH jenis sel B dan usia

lanjut

KGB mediastinum < 20% pasien > 50% pasien

Sumsum tulang + -

Hati

Distribusi umur

+ ; terutama pada tipe

limfoma folikuler

20-40, >50 thn >60 thn.

Pemeriksaan penunjang13:

a. Laboratorium darah tepi lengkap, faal hati lengkap.

b. Imaging:

- Foto toraks.

- USG abdomen.

- CT jika perlu.

c. Biopsi sumsum tulang

13

Page 14: NODUL VIRCHOW

Beberapa pemeriksaan atas indikasi seperti13:

a. Biopsi hati.

b. Laparotomi/splenektomi.

c. Bone survey.

d. Kavografi.

e. Mediastinoskopi.

f. Tomografi.

Stadium klinik dibedakan13:

Stadium I : bila tumor terdapat pada satu kelompok kelenjar getah bening (I) atau pada satu

organ ekstralimfatik selama masih soliter (IE).

Stadium II : Bila tumor didapat pada dua atau lebih grup kelenjar getah bening pada pihak yang

sama pada diagfragma (II) atau bila terdapat pada satu atau lebih kelompok kelenjar getah bening

disertai tumor soliter ekstralimfatik namun masih dalam satu pihak diafrgma (IIE).

Stadium III : Bila terkena kelenjar getah bening pada dua pihak diafragma (III); dan apabila ada

organ ekstralimfatik terkena, masih soliter (IIIE).

Stadium IV : Bila penyakit ditemukan difus pada satu organ atau lebih dengan atau tanpa

terserangnya kelenjar getah bening.

Pengobatan13:

I. Radiasi :

- Untuk stadium I dan II secara mantel radikal.

- Untuk stadium IIIA/B secara total nodal radioterapi.

- Untuk stadium IIIB secara subtotal body irradiation.

- Untuk stadium IV secara total body irradiation.

II. Kemoterapi untuk stadium III dan IV.

Untuk stadium I dan II dapat pula diberi kemoterapi preradiasi atau pasca radiasi.

Kemoterapi yang sering dipakai adalah kombinasi:

14

Page 15: NODUL VIRCHOW

COP untuk Limfoma Non Hodgkin

C : Cyclophosphamide 800 mg/m2 hari pertama.

O : Oncovin 1,4 mg/m2 i.v hari pertama.

P : Prednison 60 mg/m2 hari 1 s/d 7 lalu tapering off.

MOPP (untuk limfoma Hodgkin)

M : Nitrogen mustard 6 mg/m2 hari 1 dan 8.

O : Oncovin 1,4 mg/m2 hai 1 dan 8.

P : Prednison 60 mg/m2 hari 1 s/d 14.

P : Procarbazin 100 mg/m2 hari 1 s/d 14.

Peranan pembedahan pada penatalaksanaan limfoma malignum terutama hanya untuk diagnostik

(biopsi) dan laparotomi splenektomi bila ada indikasi.13

II.2 SISTEM LIMFATIK

Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran

kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Pembuluh limfe berisi

cairan limfatik putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih)

yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel

limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan

membuat antibodi yang menyerang dan memusnahkan bakteri.

II.3 LIMFOMA NON-HODGKIN (LNH)

Merupakan tumor pd KGB maupun extra-nodal. Diagnosa patologik melalui biopsi KGB,

terdapat abnormalitas sito-genetik. Klinis dapat bersifat indolent, atau dapat bersifat rapid

progressive.9

Limfoma non-hodgkin adalah kelompok keganasan primer imfosit yang dapat berasal

dari limfosit B, limfosit T dan kadang (amat jarang) berasal dari sel NK (natural killer) yang

berada dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologist, gejala, perjalanan klinis,

respon terhadap pengobatan, maupun prognosis4,5.

15

Page 16: NODUL VIRCHOW

Pada LNH sebuah sel limfosit berproliferasi secara tak terkendali yang mengakibatkan

tumor. Seluruh sel LNH berasal dari satu sel limfosit, sehingga semua sel dalam tumor pasien

LNH sel B memiliki immunoglobulin yang sama pada permukaan selnya5.

Kasus LNH terjadi sekitar 50.000 kasus/tahun dengan usia biasanya > 50 tahun dan

predominan pada laki-laki. Saat ini sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup dengan LNH dan

tiap tahun sekitar 300.000 orang meninggal karena penyakit ini5.

II.3.1 Etiologi

Etiologi sebagian besar LNH tidak diketahui. Namun terdapat beberapa fakkor resiko

terjadinya LNH, antara lain :

1. Imunodefisiensi : 25% kelainan heredier langka yang berhubungan dengan terjadinya

LNH antara lain adalah : severe combined immunodeficiency, hypogammaglobulinemia,

common variable immunodeficiency, Wiskott Aldrich syndrome dan ataxia-

telangiectasia. Limfoma yang berhubungan dengan kelainan-kelainan tersebut seringkali

dihubungkan pula dengan Epstein Barr Virus (EBV) dan jenisnya beragam.

2. Agen infeksius : EBV DNA ditemukan pada limfoma Burkit sporadic. Karena tidak pada

semua kasus limfoma Burkit ditemukan EBV, hubungan dan mekanisme EBV terhadap

terjadinya limfoma Burkit belum diketahui.

3. Paparan lingkungan dan pekerjaan : Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan

resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan

adanya paparan herbisida dan pelarut organik.

4. Diet dan Paparan lsinya : Risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi

makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV4,5.

II.3.2 Jenis LNH

Terdapat lebih dari 30 sub-tipe NHL yang berbeda (90 persennya dari jenis sel B), yang

dapat dikelompokkan menurut beberapa panduan klasifikasi. Klasifikasi tersebut

16

Page 17: NODUL VIRCHOW

mempertimbangkan beberapa faktor seperti penampakan di bawah mikroskop, ukuran, kecepatan

tumbuh dan organ yang terkena.

Secara umum dapat dikenali beberapa bentuk NHL yaitu amat agresif (tumbuh cepat),

menengah dan indolen (tumbuh lambat). Penentuan ini dilakukan dengan mikroskop oleh dokter

patologi di laboratorium2,3.

Secara histopatologik limfoma Non Hodgkin menurut Rappaport13 (1966), dibagi atas:

a. Limfositik, diferensiasi baik.

b. Limfositik, diferensiasi buruk.

c. Stern cell (termasuk limfoma Burkitt).

d. Limfositik histiositik.

e. Mixed cell.

Kelimanya dapat ditemukan dalam bentuk noduler atau difus..

II.3.3 Diagnosis

Gejala klinis pada LNH indolent9 :

a. Pembesaran KGB, nyeri(-), (isolated/meluas)

b. Umumnya sudah.menyebar

c. Dapat melibatkan SST

Gejala klinis pada LNH high-grade9:

a. Pembesaran KGB (nodal atau extranodal) kulit, sal.cerna dll

b. Gejala konstitusional : febris (demam tipe pel Ebstein13), BB turun, keringat malam

c. Abdomen rasa penuh / nyeri

Dimulai dari anamnesis, keadaan penderita secara umum :

a. Pembesaran kelenjar getah bening dan malaise umum : Berat badan menurun 10% dalam

waktu 6 bulan, demam tinggi 38oC selama 1 minggu tanpa sebab, keringat malam.

b. Keluhan anemia.

17

Page 18: NODUL VIRCHOW

c. Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring).

Pada pemeriksaan fisik didapati : Adanya pembesaran kelenjar getah bening,

kelainan/pembesaran organ. Tumor LNH dapat terjadi pada tulang, perut, hati, otak atau bagian

tubuh yang lain6.

Laboratorium :

a. Hapusan darah tepi umumnya normal, kecuali pada.fase “leukemik” ( sangat mirip dg

leukemia )

b. Keterlibatan SST : agregasi limfoid paratrabecular

Diagnosa patologis harus melalui pemeriksaan biopsi kelenjar getah bening

II.3.4. Stadium Penyakit

Penetapan stadium penyakit harus selalu dilakukan sebelum pegobatan dan setiap lokasi

jangkitan harus didata dengan cermat, digambar secara skematik dan didata tidak hanya jumlah

juga ukurannya. Hal ini sangat penting dalam menilai suatu pengobatan.

Tabel 2.2. Stadium Berdasarkan Ann Arbor9

Stadium I Penyakit menyerang satu regio KGB (I); atau satu organ

ekstralimfatik (IE)

 

Stadium II Penyakit menyerang dua atau lebih KGB pada satu sisi

diafragma (atas atau bawah diafragma); atau satu organ

ekstralimfatik dan satu atau lebih KGB pada satu sisi diafragma

(IIE)

 

Stadium III Penyakit menyerang KGB pada kedua sisi diafragma, yang

dapat disertai dengan keterlibatan limpa (IIIS) atau terlokalisasi

pada satu organ ekstralimfatik (IIIE) atau keduanya (IIISE)

18

Page 19: NODUL VIRCHOW

 

Stadium IV Penyakit menyerang KGB secara difus mengenai satu atau lebih

organ ekstralimfatik, dengan atau tanpa disertai keterlibatan

pada KGB

 

Tambahan:

Pada semua stadium tersebut dapat ditambahkan huruf A atau B berdasarkan ada

tidaknya gejala konstitusional yaitu sebagai berikut:

A: tidak terdapat gejala konstitusional seperti demam, keringat malam, dan/atau

penurunan berat badan 10% selama 6 bulan

B: terdapat gejala konstitusional

 

 

 Tabel 2.3. Modifikasi Stadium Berdasarkan O’Reilly dan Connors9

Stadium dini (limited stage) Stadium lanjut (advanced stage)

Ann Arbor stadium I atau II; dan

Tidak ada gejala limfoma B; dan

Ukuran diameter tumor < 10 cm

Ann Arbor stadium III atau IV; atau

Ada gejala limfoma B; atau

Ukuran diameter tumor > 10 cm

Stadium berdasarkan kesepakatan Ann Arbor :

Stadium I     : Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) hanya 1 regio.

o I E : jika hanya terkena 1 organ ekstra limfatik tidak difus/batas tegas.

Stadium II     : Pembesaran 2 regio KGB atau lebih, tetapi masih satu sisi diafragma.

o II 2 : pembesaran 2 regio KGB dalam 1 sisi diafragma

o II 3 : pembesaran 3 regio KGB dalam 1 sisi diafragma

o II E : pembesaran 1 regio atau lebih KGB dalam 1 sisi diafragma dan 1

organ ekstra limfatik tidak difus/batas tegas

19

Page 20: NODUL VIRCHOW

Stadium III     : Pembesaran KGB di 2 sisi diafragma

Staduium IV     : Jika mengenai 1 organ ekstra limfatik atau lebih tetapi secara difus6

II.3.5. Faktor Prognostik

LNH dapat dibagi kedalam 2 kelompok prognostik : Indolent Limfoma dan Agresif

Limfoma. LNH Indolent memiliki prognosis yang relatif baik, dengan median survival 10 tahun,

tetapi biasanya tidak dapat disembuhkan pada stadium lanjut. Tipe Limfoma agresif memiliki

perjalanan alamiah yang lebih pendek, namun lebih dapat disembuhkan secara signifikan dengan

kemoterapi kombinasi intensif5,6.

Tabel 2.4. Klasifikasi Patologi Berdasarkan Working Formulation

Keganasan rendah

 

         Limfoma malignum, limfositik kecil

         Limfoma malignum, folikular, didominasi sel

berukuran kecil cleaved

         Limfoma malignum, folikular, campuran sel

berukuran kecil cleaved dan besar

 

Keganasan menengah

 

          Limfoma malignum, folikular, didominasi sel

berukuran besar

          Limfoma malignum, difus, sel berukuran kecil

          Limfoma malignum, difus, campuran sel berukuran

kecil dan besar

          Limfoma malignum, difus, sel berukuran besar

 

Keganasan tinggi

 

          Limfoma malignum, sel imunoblastik berukuran besar

          Limfoma malignum, sel limfoblastik

          Limfoma malignum, sel berukuran kecil noncleaved

 

Lain-lain           Komposit

20

Page 21: NODUL VIRCHOW

            Mikosis fungoides

          Histiosit

          Ekstamedular plasmasitoma

          Tidak terklasifikasi

II.3.6 Penatalaksanaan

Setelah ditegakkannya dan staging diketahui untuk menetapkan tahap penyakit, maka

perlu pertimbangan terapi yang sesuai, apakah terapi regional ( radioterapi) atau terapi sistemik

(kemoterapi)9.

Pengobatan inti LNH saat ini meliputi kemoterapi, terapi antibodi monoklonal, radiasi, terapi

biologik dan cangkok sum-sum tulang. Penentuan jenis terapi yang diambil amat bergantung

kondisi individual pasien dan bergantung pada 3 faktor utama :

a. Stadium

b. Ukuran

c. Derajat keganasan

Pedoman Umum

Clinical staging :

a. Stage Ia , Ib, IIa : radioterapi

b. Stage II b dst : kemoterapi

Terapi initial

a. Alkylating agent mis.Chlorambucil 0,6 – 1 mg /kgBB, diulang tiap 3 minggu

b. Berbagai regimen kemoterapi

Limfoma Agresif (intermediate/derajat keganasan tinggi) cepat tumbuh dan menyebar dalam

tubuh dan bila dibiarkan tanpa pengobatan dapat mematikan dalam 6 bulan. Angka harapan

hidup rata-rata berkisar 5 tahun dengan sekitar 30-40% sembuh. Pasien yang terdiagnosis dini

21

Page 22: NODUL VIRCHOW

dan langsung diobati lebih mungkin meraih remisi sempurna dan jarang mengalami

kekambuhan. Karena ada potensi kesembuhan, maka biasanya pengobatan lebih agresif. Standar

terapi dahulu meliputi kemoterapi standar CHOP dan/atau kemoterapi dosis tinggi dan cangkok

sum-sum. Tetapi terapi tersebut dianggap masih memiliki tingkat kekambuhannya 31,5 %

sampai 56,8 % dimana Complete Response dan survival rate yang rendah. Pada saat ini sebagai

first line treatment digunakan rituximab yang dikombinasi dengan CHOP. Rituximab ( suatu

monoklonal antibodi/ antibodi anti CD20 ) yang bisa mengatasi kasus-kasus relaps LNH

terhadap agen kemoterapi. Sehingga baru-baru ini, penggunaan rituximab plus kemoterapi

standar telah direkomendasikan oleh para peneliti Eropa yang mengobati NHL agresif

berdasarkan uji klinisi yang menunjukkan perpanjangan harapan hidup pasien ketika diobati

dengan Rituximab ditambah CHOP dibandingkan hanya CHOP6,7.

Limfoma Indolen (derajat keganasan rendah) tumbuh lambat sehingga diagnostik awal

menjadi lebih sulit. Pasien dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun dengan penyakit ini,

tetapi standar pengobatan yang ada tidak dapat menyembuhkannya. Biasanya, pasien

memberikan respon yang baik pada terapi awal, tetapi sangat mungkin kanker tumbuh kembali.

Pasien dengan limfoma indolen bisa mendapatkan terapi sebanyak lima sampai enam kali

sepanjang hidup mereka. Meskipun demikian, pasien biasanya memberikan respon terapi yang

semakin rendah. Angka harapan hidup pada limfoma jenis ini, dimana seringkali pasien

terkalahkan oleh penyakit ini atau komplikasi yang timbul, berkisar antara enam tahun6,7.

22

Page 23: NODUL VIRCHOW

Tabel 2.5. Penatalaksanaan LNH Berdasarkan Tipe Keganasan dan Stadium

  Stadium I dan II Stadium III dan IV

Keganasan

Rendah

Rekomendasi:

Radioterapi lapangan terbatas

(involvement field radiation

therapy)

 

 

 

 

 

Alternatif:

Kombinasi terapi (dengan

kemoterapi)

Rekomendasi:

Asimtomatik atau ukuran

tumor kecil:

Observasi dan deferred

Simtomatik atau ukuran

tumor besar:

Kombinasi kemoterapi

dengan tanpa interferon

 

Alternatif:

Asimtomatik atau bulk kecil:

Kemoterapi regimen tunggal

Total-body irradiation

Keganasan

Menengah/Tinggi

Rekomendasi:

Kemoterapi CHOP diikuti

dengan involved-field

radiation therapy

Rekomendasi:

Kemoterapi CHOP

Radiasi adjuvan atau

profilaksis

Profilaksis kraniospinal

 

II.3.7 Prognosis9

a. Limfoma Indolent : median survival 6 – 8 th, pada tahap akhir akan refrakter terhadap

kemoterapi yang diberikan.

b. Limfoma High-grade : tergantung respon terhadap kemoterapi.

23

Page 24: NODUL VIRCHOW

II.4 LIMFOMA HODGKIN (HODGKIN DISEASE)

Penyakit Hodgkin termasuk dalam keganasan limforetikular yaitu : limfoma malignum

yang terbagi dalam limfoma malignum Hodgkin dan limfoma malignum non Hodgkin. Kedua

penyakit tersebut dibedakan secara histopatologis, dimana pada limfoma Hodgkin ditemukan sel

Reed Sternberg.

Analisis PCR menunjukkan bahwa sel Reed Sternberg berasal dari folikel sel B yang

mengalami gangguan struktur pada immunoglobulin, sel ini juga mengandung suatu faktor

transkripsi inti sel. Kedua hal tersebut menyebabkan gangguan apoptosis.

Di AmerIka Serikat terdapat 7500 kasus baru penyakit Hodgkin setiap tahunnya, rasio

kekerapan antara laki-laki dan perempuan adalah 1,3-1,4 berbanding 1. Terdapat distribusi umur

bimodal, yaitu pada usia 15-34 tahun dan usia diatas 55 tahun.

II.4.1 Etiologi

Penyebab yang pasti dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Pada penyakit ini

beberapa faktor resiko yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya limfoma Hodgkin

adalah infeksi virus; infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam menimbulkan lesi genetik,

virus memperkenalkan gen asing ke dalam sel target. Virus-virus tersebut adalah Epstein-Barr,

Sitomegalovirus, HIV, HHV-6. Faktor yang lain adalah defisiensi imun, misalnya pada pasien

transplantasi organ dengan pemberian obat imunosupresif 6.

II.4.2 Klasifikasi

WHO mengklasifikasikan limfoma Hodgkin ke dalam 2 jenis yaitu :

24

Page 25: NODUL VIRCHOW

1. Nodular Lymphobcyte predominance Hodhkin Lymphoma (Nodular LPHL) : Tipe ini

mempunyai sel limfosit dan histiosit, CD 20 positif tetapi tidak memberikan

gambaran sel Reed-Stenberg.

2. Classic Hodgkin Lymphoma8 .

Tabel 2.6 Tipe Histopatologi dari Penyakit Hodgkin dalam klasifikasi Rye

Tipe Insiden (%)

Limfosis predominan

Sklerosis noduler

Campuran

Deplesi limfosit

5

40-50

40-50

5

Klasifikasi Rye mcrupakan klasifikasi yang diterima bagi penyakit Hodgkin menurut

jenis histopatologi, dengan urutan keganasan yang meningkat. Limfoma Hodgkin dengan

limfosit dominan mempunyai prognosis terbaik, dan limfoma Hodgkin dengan deplesi limfosit

prognosisnya paling buruk. Limfoma non-Hodgkin, lebih sulit dibedakan, dan juga terdapat

perbedaan yang besar dalam sifat keagresifannya di antara berbagai jenis. Bentuk nodular

limfoma non-Hodgkin perjalanannya lambat dan bisa tersebar luas, namun tanpa gejala yang

bermakna. Sebaliknya jenis difus cepat menyebar dan biasanya menimbulkan kematian dalam

waktu 3 tahun.10

Penyakit Hodgkin hampir selalu dinilai dalam kelompok kelenjar limfe, biasanya dalam

daerah servikalis atau mediastinalis. Penyebaran terjadi dalam bentuk bertahap ke kelenjar yang

berdekatan, dan angka penyebaran tergantung pada jenis histopatologinya. Setelah mencapai

kelenjar limfe mediastinalis bawah, penyakit ini melewati diafragma dan melibatkan nodi

limfatisi seliaka. Karena kelenjar limfe abdomen dalam bentuk T, maka penyebaran berikutnya

melibatkan kelenjar limfe pada hilus hepar dan limpa, maupun kelompok para aorta yang

25

Page 26: NODUL VIRCHOW

berdekatan. Limpa juga sering terlibat pada waktu ini. Jika penyakit ini mula-mula melibatkan

daerah inguinalis atau pelvis, maka penyebaran proses ini sebaliknya.10

II.4.3 Penyajian Klinis

Penyakit Hodgkin tetap terbatas pada kelenjar limfe untuk masa yang lama sebelum

penyebaran ekstranodus. Organ yang pertama terlibat, mengandung jaringan retikuloendotel

seperti hati dan sumsum tulang. Pada waktu presentasi awal, sekitar 20 persen pasien Hodgkin

menunjukkan keterlibatan ekstranodus. Penurunan berat badan, demam dan keringat malam,

fator yang bertanggung jawab bagi klasifikasi dalam stadium "B", berhubungan dengan penyakit

yang tersebar luas dan sering menunjukkan keterlibatan ekstranodus.

Penyakit Hodgkin atau Morbus Hodgkin merupakan limfoma ganas yang bersifat

sistemik dan dapat muncul sebagai limfoma di leher. Kelenjar biasanya membesar, kenyal,

umumnya berpaket, dan tidak nyeri.11

II.4.4 Diagnosis

Diagnosis pada penderita dilihat dari riwayat penyakit, gejala klinis, dan pemeriksaan

penunjang. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan patologi jaringan melalui biopsi dan

pemeriksaan histopatologik. Distribusi usia bimodal, yaitu puncak pertama usia 20 tahun, puncak

kedua usia 50 tahun.9,11

Pada riwayat penyakit didapati pada penderita umumnya terdapat pembesaran kelenjar

getah bening yang tidak nyeri. Gejala sistenik berupa demam, berkeringat malam hari,

penurunan berat badan, dan pruritus, terdapat hepatosplenomegali juga adanya neuropati7,8,9.

Pembesaran KGB biasanya pd lokasi KGB tertentu, menyebar ke area KGB sekitar. Pada tahap

akhir terjadi invasi vascular, yang menunjukkan penyebaran hematogen yg luas.9

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap,

fungsi hati, fungsi ginjal, juga dilakukan pemeriksaan elektrolit. Selain itu dilakukan

pemeriksaan biopsi sumsum tulang juga pemeriksaan radiologis8.

Limfangiografi dan sidik CT bermanfaat dalam menegakkan diagnosis. Limfangiografi

menunjukkan perincian kelainan yang lebih besar, sedangkan sidik CT mencakup daerah yang

lebih lebar. Sidik hati-limpa bisa juga diindikasikan. Di antara pasien dengan adenopati luas,

26

Page 27: NODUL VIRCHOW

anemia dan keterlibatan tulang, biopsi tulang merupakan indikasi. Biopsi hati harus dipertim-

bangkan jika gambaran klinis atau sidik CT menggambarkan keterlibatan hati. Laparoskopi telah

digunakan untuk memperjelas gambaran yang samar, terutama dalam limfoma A-12 non-

Hodgkin, dimana dibutuhkan laparotomi kccil untuk penentuan stadium. Penentuan stadium

patologi abdomen dengan laparotomi dan splenektomi bisa diindikasikan.10

Berbeda dari penyakit Hodgkin, limfoma non Hodgkin biasanya sistemik pada saat

presentasi, dengan lebih dari 40 persen pasien telah mengalami keterlibatan ekstranodus.

Limfoma non-Hodgkin sering timbul disertai terlibatnya organ parenkimatosa. Walaupun

limfoma ini mungkin sudah menyebar pada waktu diagnosis dibuat, namun jenis nodular

mempunyai perjalanan penyakit yang relatif panjang, sedangkan jenis difus lebih sering ditandai

oleh perjalanan yang cepat.10

II.4.5 Stadium Penyakit

Clinical staging:

I. Satu regio KGB

II. Dua regio KGB pd 1 sisi diafragma

III. Terdapat pada 2 sisi diafragma

IV. Penyebaran luas ( SST, hepar )

A. Gejala konstitusional (-)

B. Gejala konstitusional (+)

Penentuan staging sangat penting untuk terapi dan menilai prognosis.13 Staging dilakukan

menurut Cotswolds (1990) yang merupakan modifikasi dan klasifikasi Ann Arbor (1971).

Stadium I    : Keterlibatan suatu region kelenjar getah bening atau struktur

jaringan limfoid (limpa, timus, cincin waldeyer) atau keterlibatan

satu organ ekstralimfatik.

27

Page 28: NODUL VIRCHOW

Stadium II    : Keterlibatan ≥ 2 regio kelenjar getah bening pada sisi diafragma

yang sama.

Stadium III    : Keterlibatan regio kelenjar getah bening pada kedua sisi

diafragma.

Stadium IV    : Keterlibatan difus/diseminata pada satu atau lebih organ

ekstranodal atau jaringan dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar

getah bening8.

II.4.6 Penatalaksanaan

Stage IA, IIA : radioterapi.

Stage IIB dst : kemoterapi agresif.

Di dalam pengobatan Limfoma Hodgkin langkah pertama yang harus dilakukan adalah

penentuan stadium penyakit. Biasanya diagnosis limfoma dikonfirmasi dengan biopsi kelenjar

yang terlibat, lebih disukai biopsi eksisi. Diperlukan jaringan yang cukup untuk mengenal secara

lengkap arsitektur dan proses patologinya. Pada biopsi, jejak raba harus dibuat pada gelas obyek

dan setelah konfirmasi diagnosis, maka limfoma harus ditentukan stadiumnya.

Penentuan stadium klinis limfoma mencakup:

Dipastikan dengan biopsi eksisi kelenjar getah bening.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Evaluasi laboratorium: pemeriksaan darah lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal,

urinalisis, penyaringan multiphase (SMA-12)

Rontgen foto toraks, mungkin tomografi dada10, CTscan toraks, abdomen, dan pelvis.

Limfangiografi bipedal.10

28

Page 29: NODUL VIRCHOW

Tomografi komputerisasi.10

Biopsi sumsum tulang

Laparotomi dengan splenektomi untuk menentukan stadium

Setelah dilakukan penentuan stadium barulah dilakukan pengobatan sesuai dengan stadium

yang ada. Stadium I dan IIA: dapat dilakukan radiasi, stadium III dan IV: kemoterapi (seperti:

“ABVD” – doksorubisin [Adriamisin], bleomisin, vinblastin.dan dakarbazin)6,7,11.

Radioterapi merupakan cara terapi yang efektif dan dapat membantu dalam mengendalikan

penyakit nodus dan dalam pembasmian lengkap penyakit, meskipun digunakan sebagai satu-

satunya metode terapi. Untuk keberhasilan terapi ini, maka penyakit ini harus terbatas pada

kelenjar limfe yang diterapi, tanpa keterlibatan masif daerah lain. Dosis yang biasa digunakan

adalah 3500 sampai 4500 rad dengan lapangan radioterapi terbatas pada daerah yang terlibat.

Terapi pada daerah yang diperluas, mencakup daerah yang terlibat ditambah tempat di dekatnya

yang tidak terlibat. Daerah nodus total mencakup semua daerah kelenjar limfe dan jika ada,

limpa juga bisa disertakan. Perluasan daerah yang lazim digunakan adalah berbentuk "mantel"

dan "Y terbalik" (Gambar 10). Daerah kelenjar limfe total adalah daerah mantel ditambah daerah

Y terbalik.10

Limfoma juga memberikan respon terhadap kemo terapi antimetabolit dan respon sering

lengkap jika digunakan beberapa obat. Paduan obat majemuk saat ini digunakan dalam

kebanyakan pasien bila diberikan kemoterapi. Jika penyakit yang luas timbul dalam suatu

daerah, maka daerah yang terlibat juga diterapi dengan radioterapi.10

Splenektomi diindikasikan untuk splenomegali simptomatik, dengan anemia dan

meningkatnya kebutuhan transfusi, atau dengan terapi sistemik yang dibatasi oleh sitopenia, serta

apabila ditemui adanya netropenia, trombositopenia, dan anemia. Dapat memberikan respon

lengkap dalam 67-75 %. Kegagalan ditangani dengan steroid dan kemoterapi.12

Walaupun penatalaksanaan limfoma masih dalam peralihan, namun pada limfoma non-

Hodgkin, terapi tergantung pada jenis histopatologinya. Jika penyakit ini dari tingkat rendah dan

29

Page 30: NODUL VIRCHOW

terbatas pada kelenjar limfe, maka respon menetap bisa timbul dengan radioterapi yang terbatas.

Jika dari tingkat yang sangat rendah dan ekstranodus, maka telah dianjurkan kemoterapi dengan

satu obat. Limfonia tingkat sedang dan tinggi paling baik diterapi dengan kemoterapi.10

Terapi penyakit Hodgkin sedang dikembangkan, tetapi dengan beberapa kekecualian, para

ahli lebih suka menggunakan radiasi atau kemoterapi. Radioterapi dianjurkan untuk Stadium I A

dan II A, dan beberapa ahli menganjurkan penggunaannya untuk Stadium I B, II B dan III A.

Kontroversi timbul mengenai penggunaan radiasi kelenjar total atau teknik mantel atau Y

terbalik. Kemoterapi digunakan oleh semua ahli untuk Stadium IV dan oleh kebanyakan ahli

untuk III B. Pada pasien dengan keterlibatan luas, tetapi masih Stadium lI, maka dianjurkan

kemoterapi dengan tambahan radioterapi daerah yang terlibat.10

Gambar 2.1 Daerah radiasi yang digunakan dalam pengobatan limfoma malignum10

TABEL 2.7. Paduan Kemoterapi untuk Limfoma Malignum10

MOPP Nitrogen mustard (Mustargen)

Vinkristin (Oncovin)

Prokarbazin

Prednison

ABVD Adramisin

Bleomisin

Vinblastin

30

Page 31: NODUL VIRCHOW

Dakarbazin (DTIC)

BCVPP Karmustin(BCNU)

Siklofosfamid

Vinblastin

Prokarbazin

Prednison

Laparotomi Untuk Penentuan Stadium

Walaupun semua limfoma tak dapat ditentukan stadiumnya secara tegas dengan cara

klinis non-invasif, laparotomi penentuan stadium telah dikembangkan untuk memberikan

keputusan yang diperlukan. Laparotomi ini bukan merupakan eksplorasi sederhana sepintas pada

abdomen, tetapi merupakan pencarian yang cermat. Tindakan ini mencakup (1) eksplorasi

abdomen melalui insisi garis tengah yang luas; (2) biopsi kedua lobus hati; (3) biasanya

splenektomi, mencakup nodus hilum; (4) biopsi daerah kelenjar limfe abdomen dalam bentuk

berturutan dari daerah abdomen atas berbentuk-T untuk mencakup kelenjar limfe pelvis

sepanjang ileum; dan (5) pada wanita, fiksasi medial dari ovarium, jika radiasi dipikirkan.10

Selama operasi, limfangiogram dan sidik CT dilakukan bersama dengan radiogram

intraoperasi, serta biopsi pada tempat yang mencurigakan. Laparotomi merupakan metode yang

tepat untuk evaluasi kelenjar limfe abdomen atas dan limpa, yang merupakan daerah yang agak

sulit dievaluasi lengkap dengan sidik CT dan limfangiografi. Penggunaan penentuan stadium,

menurun dalam tahun belakangan ini karena beberapa faktor. Walaupun tindakan ini sendiri

mcmpunyai morbiditas dan mortalitas yang rendah, namun sepsis pasca splenektomi bisa timbul,

dan beberapa ahli telah berusaha mcnghindari komplikasi ini hanya dengan melakukan reseksi

sebagian limpa. Juga merupakan tindakan invasif yang disertai dengan nyeri pascabedah.

Peningkatan pengetahuan dan kecenderungan menggunakan radiasi kelenjar total atau

kemoterapi, telah menurunkan indikasi laparotomi.10

Laparotomi penentuan stadium harus digunakan hanya bila informasi yang diberikan

akan mempengaruhi pemilihan terapi. Hal ini mencakup keadaan dimana sidik CT atau

31

Page 32: NODUL VIRCHOW

limfangiografi memberikan gambaran yang samar atau bila daerah hati atau limpa yang

dipertanyakan tak dapat dinilai sccara perkutis; terapi yang berbeda akan dipilih untuk hasil yang

berbeda. Indikasi lain untuk tindakan ini adalah bila radioterapi digunakan untuk melindungi

fungsi ovarium.10

II.4.7 Prognosis

Pada penyakit ini ,jika masih terbatas maka memiliki angka kesembuhan ± 80%; sedang

penyakit lanjut memiliki angka kesembuhan 50-70% 5.

Stage IA-IIA dengan radioterapi: 10 years survival-rate 80 %.9

Stage IIB-IIIA : 5 years survival-rate 30 – 60 %.9

Stage IIIB keatas : 5 years survival-rate 20 – 50 %.9

Prognosis buruk pada:9

1. Usia lanjut

2. Bulky disease

3. Tipe : deplesi limposit mixed cellularity

32

Page 33: NODUL VIRCHOW

BAB III

KESIMPULAN

Virchow’s nodul adalah nodus limfatikus pada fossa supraklavikular kiri (area di atas

klavikula kiri). Nodul ini membutuhkan suplai dari pembuluh-pembuluh limfatik di dalam

rongga abdomen. Ditemukannya pembesaran, nodul yang keras (merujuk pada tanda Toisier’s)

telah lama diketahui mengindikasikan terhadap adanya keganasan pada abdomen, terutama

keganasan gaster. Nodul ini dikenal dengan nodul signal atau nodul sentinel.

Titik yang dapat terlihat di mana tumor sudah bermetastasis adalah pada nodus limfatikus

supraklavikular kiri. Nodul limfatik supraklavikular kiri adalah nodul Virchow. Diagnosis

diferensial dari pembesaran nodul Virchow adalah limfoma, keganasan-keganasan intra

abdomen, kanker payudara dan infeksi (pada lengan).

33

Page 34: NODUL VIRCHOW

DAFTAR PUSTAKA

1. Amori. 2007. Jurnal Nasional : Pengobatan tepat untuk Limfoma. www.jurnalnasional/limfoma/44356.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

2. Anonymous. 2008. Limfoma non Hodgkin. www.roche/products/limfoma/.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

3. Novak. 1996. Kamus kedokteran Dorland. hal 638-39. EGC. Jakarta

4. Vinjamaran. 2007. Lymphoma, Non-Hodgkin. www.emedicine.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

5. Anonymous. 2006. Limfoma Maligna. www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

6. Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam : LNH; Penyakit Hodgkin. Hal 727-33; 735-44. Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.

7. Anonymous. 2008. Limfoma. www.elearning.blogspot.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

8. Anonymous. 2008. Hodgkin Disease. www.mayoclinic.com. Diakses pada tanggal 02 September 2008.

9. Anonymus.2009. Sistem Kekebalan Tubuh Itu Justru Mengganas .www.majalah-farmacia.com. Diakses pada tanggal 25 November 2009

10. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta, 1995. Hal :

216-219.

11. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta, EGC,

Hal: 426.

34

Page 35: NODUL VIRCHOW

12. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta, Hal

: 486.

13. Reksoprodjo S, Pusponegoro AD, Kartono D, Hutagalaung EU, Sumardi R, Lutfia C,

Ramli M, Rachmat KB, Dachlan M, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Bagian Bedah Staf

Pengajar Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 1995, Jakarta:Binarupa Aksara

Hal: 390-393.

35