nilai tanggung jawab dalam film sokola rimba...

92
NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM FILM SOKOLA RIMBA KARYA RIRI RIZA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DI MI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NURMALA KHASANAH NIM: 115-13-029 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: hoangnga

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

i

NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM FILM SOKOLA

RIMBA KARYA RIRI RIZA DAN RELEVANSINYA

DENGAN PEMBELAJARAN DI MI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NURMALA KHASANAH

NIM: 115-13-029

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

i

ii

NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM FILM SOKOLA

RIMBA KARYA RIRI RIZA DAN RELEVANSINYA

DENGAN PEMBELAJARAN DI MI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NURMALA KHASANAH

NIM: 115-13-029

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

iii

iv

v

vi

MOTTO

(94)إنا كل شيء خلقناه بقدر

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

(QS Al-Qamar : 49)

Sumber :Kemenag, 2013 : 530

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tua saya Bapak Suhari dan Ibu Khotimah yang senantiasa

mencurahkan kasih sayangnya selama ini, serta doa yang tak pernah

terputus untuk putra-putrinya.

2. Adikku tercinta Ahmad Musthofa yang selalu mendukung dan memberi

semangat.

3. Saudara-saudara saya di Cilacap (Bani Abdullah Sajadi).

4. Saudara-saudara saya di Jepara.

5. Masa Depanku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan, semangat

dan doa.

6. Teman-teman PGMI seperjuangan.

7. Semua sahabat-sahabat terdekat saya (Supriyatun, Yuliana Indah, Khoirul

Latifah, Desi Sarasanti, Elfa Rahma, Alisia).

8. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul

“Analasis Nilai Tanggung Jawab dalam Film Sokola Rimba Karya Riri Riza dan

Relevansinya dengan Pembelajaran di MI” bisa selesai.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

ix

x

ABSTRAK

Khasanah, Nurmala. 2018. Nilai Tanggung Jawab dalam Film Sokola Rimba

Karya Riri Riza dan Relevansinya dengan Pembelajaran di MI.

Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum, M. Pd.

Kata Kunci: Tanggung Jawab, Film Sokola Rimba

Pada awalnya film hanya dianggap sebagai sarana untuk menghilangkan

kebosanan ataupun hanya dijadikan hiburan saja, tetapi seiring perkembangan

pengetahuan dan teknologi, film juga dapat dijadikan sarana atau media untuk

pendidikan. Maka dari itu selain menghibur, film juga harus mendidik. Karena,

secara tidak langsung film akan mempengaruhi karakter dan akan berimbas dalam

realita kehidupan bagi penikmatnya. Berbicara mengenai karakter, peneliti tertarik

meneliti mengenai pendidikan karakter yang terfokus dalam nilai tanggung jawab

dalam film Sokola Rimba Karya Riri Riza. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui nilai-nilai tanggung jawab serta relevansinya dengan pembelajaran di

MI dari film Sokola Rimba.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan

menggunakan metode dokumentasi, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,

baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Pengumpulan

data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Sedangkan

analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analys).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tanggung jawab yang

ada pada film Sokola Rimba yaitu: nilai tanggung jawab kepada diri sendiri,

tanggung jawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada sosial dan tanggung

jawab kepada bangsa dan negara. Relevansi nilai tanggung jawab yang

terkandung dalam film sokola rimba dengan pembelajaran di MI yaitu metode

yang diterapkan di dalam film ini sama dengan metode yang diterapkan di

kurikulum MI. Berbagai metode yang diterapkan di film ini salah satunya metode

PAIKEM

xi

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... i

JUDUL ............................................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

E. Metode Penelitian........................................................................... 7

F. Penegasan Istilah ............................................................................ 9

xii

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 11

BAB II BIOGRAFI FILM

A. Biografi Pengarang ........................................................................ 13

B. Film Sokola Rimba

1. Profil Film ................................................................................ 16

2. Pemain ..................................................................................... 17

3. Sinopsis Film ............................................................................ 19

4. Paparan Film ............................................................................ 20

BAB III DESKRIPSI ANATOMI MUATAN FILM

A. Karakteristik .................................................................................. 33

BAB IV PEMBAHASAN

A. Nilai Tanggung Jawab yang Terkandung dalam Film Sokola Rimba

karya Riri Riza ............................................................................... 43

B. Tanggung Jawab ............................................................................ 57

C. Relevansi Nilai Tanggung Jawab dalam Film Sokola Rimba karya Riri

Riza dalam Pembelajaran di MI ..................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 67

B. Saran ............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Butet berdiskusi dengan kang Bahar

Gambar 2 : Beindah dan Nangkabau belajar

Gambar 3 : Bungo Belajar

Gambar 4 : Rombong hulu makan bersama

Gambar 5 : Bungo Berburu

Gambar 6 : Bu Paryan jual beli dengan rombong hilir

Gambar 7 : Bungo pamit

Gambar 8 : Diskusi Bungo dengan orang desa

Gambar 9 : Butet mengajar

Gambar 10 : Pertemuan Butet dengan orang luar

Gambar 11 : Butet pingsan

Gambar 12 : Butet dan Dr Astrid

Gambar 13 : Butet mengajar

Gambar 14 : Bungo belajar bersama Butet

Gambar 15 : Andit dan Butet

Gambar 16 : Bu Pariyan dan Butet

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Sampul Film

Lampiran II : Daftar Nilai SKK

Lampiran III : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran IV : Lembar Konsultasi

Lampiran V : Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini pendidikan berperan penting dalam kehidupan,

pendidikan tidak diperlukan hanya untuk kalangan anak-anak, akan tetapi

juga dibutuhkan untuk kalangan orang dewasa. Dalam proses pendidikan

juga dibutuhkan seorang pendidik yang dapat menuntun atau mengarahkan

dalam kegiatan belajar. Namun pendidikan di Indonesia masih memiliki

kendala diantaranya adalah kualitas guru yang dinilai masih kurang

karena baik atau buruk kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar

kualitas guru.

Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu

komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan,

kurikulum, metode, sarana, dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi.

Dianggap sebagai komponen paling penting karena yang mampu

memahami, mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan

pendidikan adalah guru. Guru juga yang berperan penting dalam kaitannya

dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan

dengan murid (Nurdin, 2008 : 17).

Pendidikan dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan peserta didik. Dalam islam orang yang

bertanggung jawab adalah orang tua (ayah ibu) peserta didik. Tanggung

jawab itu disebabkan dua hal, yaitu (1) karena kodrat, yaitu orang tua

2

ditakdirkan menjadi orang tua dari anaknya, sehingga berkewajiban pula

bertanggung jawab mendidiknya, (2) karena berkepentingan, yaitu orang

tua sangat berkepentingan dalam kemajuan perkembangan anaknya

(Ahmad Tafsir, 1994 : 74).

Jadi pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk setiap

orang, karena pendidikan mampu menjadi pilar untuk penerus generasi

bangsa. Dengan pendidikan pula seseorang dapat di pandang terhormat,

mampu bersikap sesuai norma-norma yang berlaku, serta menjadikan

peserta didik mampu mengembangkan ketrampilan dan kreativitas peserta

didik agar berguna di masyarakatnya.

Di era kemajuan tekhnologi seperti sekarang ini pendidikan tidak

hanya bisa didapat di sekolah atau lembaga pendidikan formal saja, tetapi

pendidikan juga bisa didapat darimana saja. Banyak media digunakan

dalam proses pendidikan salah satunya yaitu film.

Banyak pesan-pesan yang disampaikan melalui sebuah film seperti

pesan tentang nilai-nilai pendidikan moral, pendidikan karakter dan

sebagainya.

Karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadikan ciri

khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik

adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat

(Damayanti, 2014: 11).

3

Tanggung jawab merupakan salah satu nilai pendidikan karakter.

Karakter seseorang terlihat dari sikap dan tingkah lakunya, dapat

dikatakan jika karakter itu menyangkut akhlak. Dimana akhlak manusia

bukan hanya untuk kelangsungan hidup manusia di dunia saja akan tetapi

di pertanggung jawabkan diakhirat kelak.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar:

ععت سعل هللا صه هللا عه عهى قل كهكى ساع كهكى يغئل ع

سعت االيبو ساع يغئل ع سعت انش جم سا ف اه يغئل ع

سعت انشأح ساعخ ف ثت صجب يغئنخ ع سعتب انخبدو ساع ف يبل

عذ يغئل ع س عت

artinya :

“ Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ setiap kalian adalah

pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas

yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta

pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan

akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah

pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai

pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang

pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan

dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut

(H.R. Al Bukhori, Shokhih, IV/6, Hadis No. 2751 dan H.R. Muslim,

Shikhih Muslin, VI/7, Hadis No. 4828).

Sejalan dengan hal diatas hadist ini memuat pesan bahwa tanggung

jawab harus dimiliki oleh setiap orang, bahkan Nabi Muhammad SAW

secara khusus menjabarkan jenis tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap

orang sesuai dengan posisinya masing-masing. Hal ini benar ditanamkan

oleh Nabi Muhammad pada generasi sahabat untuk menjadi pelajaran bagi

generasi sekarang.

4

Sokola Rimba adalah salah satu film yang bergenre pendidikan.

Sebuah karya anak bangsa Riri Riza. Film Sokola Rimba ini mengisahkan

mengenai perjuangan Butet Manurung, seorang sarjana yang mendekati

orang-orang rimba dan bermaksud agar mereka mendapatkan pendidikan.

Butet ini awalnya bekerja di WARSI, sebuah LSM konservasi hutan di

Sumatra dan ditugaskan di bagian pendidikan. Target utama yang

diberikan pada Butet pada awalnya yaitu mengajarkan baca tulis.

Sayangnya kehidupan mereka banyak mengalami gangguan

terutama karena penebangan liar, kerusakan hutan dll. Awalnya ketika

Butet menawari pendidikan kepada orang rimba, mereka takut bahkan ada

yang menolak karena orang-orang tersebut menganggap bahwa pendidikan

akan mengubah adat mereka bahkan ada yang mengatakan bahwa pulpen

adalah “setan bermata runcing” mengapa orang rimba mengatakan tersebut

karena orang rimba sering ditipu orang kota.

Selama bertahun-tahun butet berkeliling hutan untuk mengajar

anak-anak rimba dari kelompok satu ke yang lainnya dan dari situ dia

menyimpulkan bahwa karena ketidakmampuan mereka dalam membaca

dan menulis menjadi titik kelemahan yang jika tidak mereka sadari akan

menghapus keberadaan mereka.

Dari situ Butet merasa kasihan dan membuat sekolah non formal

yang mengajarkan tentang membaca dan menulis untuk anak-anak rimba.

Namun Butet belum menemukan konsep apa yang sesuai bagi orang

rimba, perjuangan Butet dituntut kreatif menggunakan segala cara agar

5

bisa mendekati mereka, misalkan mengajar bermain sepeda sampai

mengajar mereka secara sembunyi-sembunyi. Besudu, Batu, Linca

menjadi murid pertama dan jumlah tersebut bertambah menjadi tujuh

orang, daya tangkap merek berbeda-beda ada yang unggul berhitung

adapula yang unggul dibidang mengenal huruf.

Berbagai metode akhirnya ditemukan dari proses belajar mengajar

sehingga hubungan yang muncul adalah timbal balik. Maksudnya guru dan

murid menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Dan ini yang tidak

pernah ditemukan pada sekolah lainnya. Sokola Rimba yang didirikan oleh

Butet dan teman-temannya menjadi satu-satunya sekolah yang

mencitrakan pendidikan ala rimba.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengeksplorasi

lebih jauh tentang isi film Sokola Rimba yang berkaitan dengan

pendidikan karkter khususnya tanggung jawab, yang ingin dituangkan

dalam sebuah skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Tanggung Jawab dalam

Film Sokola Rimba Karya Riri Riza dan Relevansinya dengan

Pembelajaran di MI”

6

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis mengfokuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apa sajakah nilai-nilai tanggung jawab yang terdapatdalam film

Sokola Rimba karya Riri Riza?

2. Bagaimanakah relevansi nilai tanggung jawab yang terkandung dalam

film Sokola Rimba karya Riri Riza dengan Pembelajaran di MI?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Mengetahui nilai-nilai tanggung jawab dalam film Sokola Rimba karya

Riri Riza.

2. Mengetahui relevansi nilai tanggung jawab yang terkandung dalam

film Sokola Rimba karya Riri Riza dengan Pembelajaran di MI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut

1. Secara Teoritis

a. Menambah Wawasan bagi pembaca tentang karya-karya sastra

berbentuk film yang memiliki nilai-nilai positif

b. Menambah dan memperkaya keilmuan media sebagai sarana

pendidikan.

c. Bagi peminat sastra pada umumnya diharapkan akan lebih mudah

dalam memahami nilai-nilai atau pesan yang terkandung dalam

sebuah karya sastra.

2. Secara Praktis

7

a. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui nilai-

nilai tanggung jawab dalam film sokola rimba karya Riri Riza.

b. Sebagai informasi bagi guru terhadap pendidikan, bahwa

penerapan nilai-nilai pendidikan baik formal maupun non formal

sangat memerlukan pendekatan modern, rasional, komprehensif,

mudah dihayati dan ditangkap oleh seluruh indra maupun dinamika

kehidupan pada umumnya.

c. Memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi

penulis sendiri. Sebagai informasi untuk mempertimbangkan bagi

mereka yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap

pendidikan, bahwa penerapan pendidikan, nilai-nilai pendidikan

baik formal maupun non formal sangat memerlukan pendekatan

modern, rasional, mudah dihayati dan ditangkap oleh seluruh

indera maupun dinamika kehidupan pada umumnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif,

penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan

untuk mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa

bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

(Sukmadinata, 2006:72)

8

Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data

deskriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis

pemikiran (content analyze) dari suatu teks (Robert B & Steven J,

dalam Moleong, 1995: 31).

Penulis juga bertumpu pada studi pustaka yaitu pengumpulan data

dengan cara, membaca, menelaah, memahami, dan menganalisa buku

atau tulisan. Baik dari majalah, mengakses situs-situs internet, maupun

dari dokumen yang berkaitan dengan skripsi ini, serta di dukung

dengan obyek penelitian yaitu film Sokola Rimba.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode

dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan

untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,

buku, surat kabar, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya

(Arikuntoro, 2002: 206).

Penelusuran dokumentasi ini penting untuk pengumpulan data

guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini. melalui

dokumentasi ini juga dapat ditemukan teori-teori yang bisa dijadikan

bahan pertimbangan berkenaan dengan judul penelitian ini.

9

3. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh (Arikuntoro, 2006: 129).

a. Data Primer diambil dari film Sokola Rimba karya Riri Riza.

b. Data Sekunder diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara

mencari, menganalisis buku-buku, internet, dan informasi lainnya

yang berhubungan dengan judul penelitian skripsi ini.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis isi. Dalam metode ini terdapat dua inti yaitu isi laten

dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam

dokumen atau naskah. Sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang

terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2009: 48).

F. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan pembaca memperoleh pemahaman dan

gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan

menjabarkan terlebih dahulu:

a. Nilai

Nilai (value) termasuk dalam pokok bahasa penting dalam

filsafat.Persoalan nilai dibahas dalam salah satu cabang filsafat, yaitu

Aksiologi (Filsafat Nilai).Nilai biasanya digunakan untuk menunjuk

kata benda yang abstrak, yang dapat diartikan sebagai keberhargaan

(worth) atau kebaikan (goodness).Selanjutnya dikatakan, menilai

berarti menimbang, yakni suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan yang lain, yang kemudian dilanjutkan

10

dengan memberikan keputusan.Keputusan itu menyatakan apakah

sesuatu itu bernilai positif (berguna, indah, baik dan seterusnya) atau

sebaliknya, bernilai negatif.Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur

yang ada pada manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa dan

kepercayaannya.

Dengan demikian nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas

dari sesuatu yang bermafaat bagi kehidupan manusia, baik lahir

maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau

motivasi dalam bersikap dan bertingkahlaku, baik disadari maupun

tidak disadari (Kabul,2010:139).

b. Tanggung Jawab

Tanggung Jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:

1139) mempunyai arti wajib menanggung segala sesuatunya (kalau

terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, tanggung jawab adalah

kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajiban sebagaimana

yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial, budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa)

dan menanggung segala sesuatunya (dituntut, dipersalahkan,

diperkarakan) karena panggilan jiwanya.

11

c. Film

Menurut UU No. 8 Tahun 1992pasal 1, film adalah karya cipta seni

dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar

yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita

seluloid, pita vide, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa

suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem

proyeksimekanik, elektronik, dan atau lainnya.Sokola Rimba karya

Riri Riza

Sokola rimba adalah salah satu film karya anak bangsa yang

berkualitas dan bermutu. Film ini hasil karya Riri Riza, seorang anak

bangsa yang menginspirasi. Film ini menceritakan tentang perjuangan

Butet Manurung, seorang sarjana Antropologi yang bertahun-tahun

mendekati orang-orang dan anak-anak rimba agar mereka

mendapatkan pendidikan.

Dari penegasan istilah-istilah di atas, nilai tanggung jawab dalam

film Sokola Rimba karya Riri Riza adalah tindakan atau perbuatan

menjalankan kewajiban dan menanggung segala sesuatunya yang

ditunjukan atau ditayangkan dengan sistem proyeksimekanik,

elektronik, dan atau lainnya kepada khalayak mengenai film karya

anak bangsa yaitu Riri Riza yang berkualitas dan bermutu dalam

sebuah judul Sokola Rimba.

12

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami isi dari skripsi ini, maka

penulis akan menguraikan secara singkat mengenai sistematika

penulisannya, yang akan penulis bagi menjadi lima bab. Pada setiap bab

terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang

bersangkutan, Pada bab I skripsi ini merupakan pendahuluan, yang berisi:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metode

penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

Sedangkan bab II penulis mengemukakan gambaran umum film

Sokola Rimba yang meliputi: riwayat hidup sutradara film, sinopsis film

Sokola Rimba, profil film yang berisi alur, setting/latar, sudut pandang dan

penokohan.

Setelah penulis menguraikan gambaran umum film Sokola Rimba,

pada bab selanjutnya, yakni bab III penulis mengemukakan mengenai

uraian tentang kajian teori yang berasal dari para ahli maupun buku yang

dijadikan sebagai sumber kutipan, kemudian tindakan dan ucapan yang

termasuk tanggung jawab yang ada dalam film Sokola Rimba karya Riri

Riza.

Dilanjutkan bab IV yang berisi uraian tentang pembahasan pada

tujuan penelitian yang dibuktikan dengan adegan-adegan dalam film

Sokola Rimba dan mendeskripsikan relevansinya terhadap pembelajaran

di MI.

Untuk mengetahui inti skripsi ini, penulis merangkum dalam bab V

yang merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

13

BAB II

BIOGRAFI FILM

A. Biografi Pengarang

Nama Lengkap : Mohammad Rival Riza

Nama Lain : Riri Riza

Tempat Lahir : Makassar

Tanggal Lahir : 2 Oktober 1970

Mohammad Rival Riza yang dikenal sebagai Riri Riza lahir di

pulau Sulawesi tepatnya di Makassar pada tanggal 2 Oktober 1970. Ia

dikenal sebagai Sutradara, Produser film dan penulis naskah yang sangat

terkenal.

Riri Riza lulus sebagai sarjana dari Fakultas Film dan Televisi di

Institut Kesenian Jakarta dan telah meraih gelar master dalam penulisan

Skenario Film Panjang dari Royal Holloway, Universitas of London.

Ketertarikan Riri Riza dalam dunia film tentu saja bukan tanpa

alasan. Walaupun dulunya Riza berminat dalam dunia musik, tetapi

minatnya dalam dunia film akhirnya membawa pria ini menuju titik

sukses. Ketertarikannya dalam dunia film ini diawali saat dirinya masih

kecil, ia sering diajak ayahnya untuk pergi ke pelosok daerah. Dalam

kunjungannya tersebut Riri Riza melihat bagaimana memutar film

pembangunan. Dari kebiasaan di masa kecilnya itulah yang membuat pria

ini sangat tertarik dalam dunia film. Berkat keseriusan Riri Riza dalam

dunia film, ia bahkan terkenal sebagai mahasiswa yang paling menonjol

saat masih duduk di bangku kuliah. Selain itu, Riri juga merupakan

14

lulusan yang terbaik Institut Kesenian Jakarta untuk angkatannya. Talenta

yang dimiliki Riri Riza langsung terlihat saat dirinya belum lama lulus dari

pendidikan kuliahnya tersebut.

Pria yang berbakat dalam dunia film ini memiliki pandangan yang

cukup unik. Menurut pria ini, film memiliki tanggung jawab untuk

kemanusiaan. Film bukan hanya sarana hiburan semata, tetapi film juga

harus menyuguhkan hal-hal yang bermanfaat dalam kehidupan manusia.

Sebagai salah satu orang yang berkecimpung di dunia perfilman, Riri riza

memiliki obsesi tersendiri. Ia ingin membuka sekolah khusus penulisan

skenario (http://www.gambar.photo/2014/12/riri-riza.html?m=1/)

Langkah perdananya menapaki dunia film adalah ketika

berkolaborasi dengan rekan sineasnya, Mira Lesmana, Nan Achnas dan

Rizal Mantovani, dalam pembuatan omnibus film KULDESAK(1998).

Masing-masing dari mereka menulis dan menyutradarai satu segmen dari

empat cerita yang bergulir dalam kesatuan film tersebut, dan bersama-

sama mereka memproduseri KULDESAKdengan independen.

Film ini juga yang mengawali persahabatan panjang dan kolaborasi

mantap Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga saat ini sudah lebih dari dua

dekade mereka berkarya beriringan. Mira Lesmana, di bawah naungan

rumah produksi Miles Film yang didirikannya, berperan sebagai produser

untuk film-film yang disutradarai oleh Riri Riza.

Film panjang pertama yang mereka kerjakan bersama adalah

PETUALANGAN SHERINA (2000), sebuah film anak yang spektakuler

pada masanya, tidak hanya karena kesuksesannya sebagai film box office,

15

tapi juga karena keberhasilan film ini merebut perhatian penonton bioskop

Indonesia, bahkan mengalahkan film-film Holliwod dan film animasi

Disney yang dirilis di waktu yang bersamaan.

Dua tahun kemudian karya duo Riri-Mira Lesmana kembali

mengundang decak kagum masyarakat Indonesia dengan kesuksesan film

romantis ADA APA DENGAN CINTA? yang mereka tulis dan produseri

bersama.

Dua lagi film karya Sutradara Riri Riza yang tercatat menjadi

sensasi box office yaitu LASKAR PELANGI (2008) dan sekuel ADA

APA DENGAN CINTA 2 (2016). Ia juga telah menerima penghargaan

Internasional di antaranya sebagai Sutradara Terbaik dari Brussels

Independent Film Festival 2013 dan juga dari ASEAN Film Festival 2013

di Penang, Malaysia.

Akan tetapi, di sela gempita film-film komersil yang dibuatnya,

Riri tetap memelihara semangat independennya, dan menyempatkan diri

untuk menyutradarai film-film bernilai seni kental seperti ELIANA

ELIANA, 3 HARI UNTUK SELAMANYA serta ATAMBUA39C. Juga

tercatat sebagai karya-karyanya adalah film GIE yang epik dan bersejarah,

peraih penghargaan Film Terbaik dari Festival Film Indonesia 2005, serta

kisah biopik SOKOLA RIMBA (2013). Dan film terakhirnya ATHIRAH

didaulat sebagai peraih penghargaan Film Terbaik dan Sutradara terbaik di

Festival Film Indonesia 2016

(http//www.indonesianfilmcenter.com/cc/mohammad-rivai-riza.html/)

B. Film Sokola Rimba

16

1. Profil Film

Produser : Mira Lesmana

Sutradara : Riri Riza

Asisten Sutradara : Rivano Setyo Utomo

Koordinator Produksi : Dicky Dewasanto

Penata Rias : Eba Sheba

Penata Suara : Satrio Budiono, Yusuf Patawari

Penata Musik : Aksan Sjuma

Editor : W. Ichwandiardono

Penata Artistik : Eros Eflin

Sinematografi : Gunnar Nimpuno

Produser Pelaksana : Toto Prasetyanto

Co. Produser Eksekutif : Ignatius Andy, Nicholas Saputra

Produser Eksekutif : Suzy D. Hutomo, Handi Santoso, Adrian S

Distributor : Visi Lintas Film

Dirilis : 21 November 2013

Bahasa : Indonesia

Durasi : 90 menit

2. Pemain :

a. Prisia Nasutio sebagai Butet Manurung

b. Nyangsang Bungo sebagai Bungo

c. Nengkabau sebagai Nengkabau

d. Beindah sebagai Beindah

e. Rukman Rosadi sebagai Bahar

17

f. Nadhira Suryadi sebagai Andit

g. Ines Somellera sebagai Dr. Astrid Hilde

h. Netta KD sebagai Ibu Pariyan

i. Virhot J. Sihotang sebagai Gustav

j. K. Wahyu Triokta Mulya sebagai Once

k. Dery Tanjung sebagai Dondi

l. Ratnauli Radjagukguk sebagai Ibu Butet

m. Anggi Tobing sebagai Pembawa Acara

n. Menosur sebagai Menosur

o. Bapak Pengusai sebagai Belaman Badai

p. Penangguk sebagai Penangguk

q. Bapak Kebelan sebagai Ayah Bungo

r. Indok Kebelan sebagai Ibu Bungo

s. Beconteng Tuah, Penguwar, Bapak Ngelembun sebagai lelaki

pembawa berita

t. Indok Beranyak, Nutul, Pico sebagai perempuan Rimba

Pemberi Minum

u. Pengendum Tampung, Tobri dan Afdol sebagai Pemandu Dr.

Astrid Hilde

v. Berapit, Bapak Bepadang, Siomban, Mijak Tampung, Sertu

sebagai Pemburu

w. Yusuf Basri, Eki Wandira, Yeni Novi, Iskandar, Rendy

Gustian, Andrin Anggalia sebagai Teman Kantor Butet

18

x. Wiwin Saputra, Triska Yanuar, Roni Saputra, Maradona,

Aditya Ahmad sebagai Wartawan

y. Eka Nugraha, Sutopo, Hedi Kurniawan sebagai Tamu Bahar

z. Kadar, Pak Panggat, Pak Ngatman, Ananda Firman Jauhari,

Kantong sebagai Pembalak liar

aa. Hari Pujadi, Abdul Malik, Wregas Banuteja sebagai Pejabat

Desa

bb. Andi Bangko, Dicky Dewasanto sebagai Polisi Hutan

cc. Bepak Kabelan, Bepak Pengusai, Bepak Beranyak, Penguwar

sebagai Pemanjat pohon madu

dd. Mijak Tampung dan Gentar sebagai lelaki Rimba di pasar

ee. Yan Warojz, Dave Miller & Meychan sebagai pewawancara

ff. Bejajo, Melang, Gerentam, Setingka, Setajab, Sejejar, Benang,

Niai, Bedegong, Pengalih, Pemawak, Bedundang, Besiap,

Melancar, Sertu, Bepak Beranyak, Indok Beranyak, Bepak

Pengusai, Indok Pengusai, Indok Penguar, Indok Niai, Indok

Bejajo, Bepak Bepunyo, Indok Bepunyo, Bepak Bepadang,

Indok Bepadang, Pengalih, Indok Pengalih, Bepak Betangki,

Indok Betangki, Bepak Meramu, Indok Meramu, Bekelong,

Gentar sebagai Orang Rimba

3. Sinopsis Film

Dalam film Sokola Rimba, Butet Manurung bercerita tentang

kehidupannya ketika menjadi relawan di sebuah lembaga konservasi di

wilayah Jambi. Setelah bekerja beberapa tahun di lembaga tersebut

19

Butet telah menemukan kehidupan yang diingikannya, dia

mengajarkan kepada anak-anak suku pedalaman yang biasa disebut

orang rimba membaca, menulis dan menghitung.

Sampai pada suatu ketika Butet terserang penyakit malaria di

tengah hutan, dan ada seorang anak yang menyelamatkannya, seorang

anak laki-laki yang tak dikenalnya, Nyungsang Bungo nama anak

tersebut yang berasal dari Hilir Sungai Makekal yang jaraknya sekitar

7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai tempat butet

mengajar.

Diam-diam selama ini Bungo telah memperhatikan Ibu guru Butet

yang mengajar membaca kepada anak hulu sungai. Bungo diam-diam

ingin sekali ikut belajar disana dan ketika dia memperhatikan dia

membawa segulung kertas perjanjian yang telah di cap jempol oleh

kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi

tanah adat mereka, Bungo ingin belajar membaca dengan buet agar dia

bisa membaca surat perjanjian itu.

Dan kini pertemuan Butet dengan Bungo mengajarkannya agar

memperluas wilayah kerjanya kearah hilir sungai makekal.Namun

tidak semudah membalikkan telapak tangan, keinginannya mengajar

disana terhambat karena tidak mendapat restu dari tempatnya bekerja

maupun dari kelompok rombongan Bungo yang masih percaya bahwa

belajar baca tulis bisa membawa malapetaka bagi mereka.

Namun melihat kecerdasan Bungo dan keteguhan hatinya

menyadarkan Butet untuk tetap mengajar Bungo sampai pada suatu

20

ketika malapetaka yang ditakuti rombongan Bungo benar-benar terjadi,

pada akhirnya Butet kembali terpisah dengan rombongan Bungo dan

kembali ke Jakarta.

4. Paparan Film

a. Alur / Plot

Alur atau plot adalah suatu keseluruhan peristiwa di dalam

skenario(Adjib,1985:96). Alur dalam film Sokola Rimbakarya Riri

Riza adalah alur maju, dapat dibuktikan sebagai berikut :

Film ini diawalai saat Butet yang telah tiga tahun mengajar

anak rimba di hilir sungai makekal hulu terserang malaria. Dia

pingsan di tepi sungai di tengah belantara dan ditolong oleh

seorang anak rimba dari hilir, dia adalah Nyungsang Bungo.Inilah

pertemuan awal Butet dengannya.

Nyungsang diam-diam selalu memperhatikan Butet yang

sedang mengajar.Karena keinginannya untuk bisa membaca dan

menulis sangat kuat untuk itu mendorong Butet memperluas

wilayah kerjanya di hilir sungai makekal (tempat tinggal

Nyungsang Bungo).

Tetapi sangat disayangkan, keinginan Butet untuk

memperluas wilayah tidak disetujui atasannya (kang Bahar).Tapi

semua itu tidak meruntuhkan keinginan Butet untuk memperluas

wilayah kerjanya.

21

Diam-diam dia mengajar di hilir sungai makekal, setelah

beberapa hari tinggal di hilir, ia juga mendapatkan perlakuan sinis

dari orang-orang di hilir yang menentang kehadirannya. Karena

disana meyakini bahwa belajar atau sokola akan mendatangkan

kutukan.

Akhirnya Butet diusir oleh tumenggung (ketua adat) secara

halus, namun Butet tak kehilangan akal untuk tetep mengajar di

rimba, dia kini meminta bantuan salah satu transmigran yang

tinggal di perbatasan anatara hulu dan hilir, butet kembali mengajar

anak-anak disana kembali.

Beberapa bulan kemudian Butet yang sudah tidak bekerja

lagi di Wanarayamembuat sekolah untuk orang-orang rimba yang

bernama Sokola Rimba.

b. Sudut Pandang

Sudut pandang dalam film ini adalah orang pertama menjadi tokoh

utama. Dibuktikan dalam penyebutan “Aku” dalam menceritakan.

c. Setting / Latar

Setting atau latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang,

dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Melani dkk,

2002: 86). Setting/latar dalam film ini adalah:

1. Jalan menuju hutan - siang

Deskripsi : Butet menuju hutan untuk kembali melaksanakan

tugas menuju hulu dengan membawa motor dan melewati struk

22

yang membawa kayu hasil tebangan dari hutan, setelah sampai

jalan setapak motor diparkir dan ditutupi dedaunan.

2. Tengah hutan menuju tempat tinggal rombong hulu-sore

Deskripsi : suasana sepi di dalam hutan, kemudian di tengah

perjalanan dia bertemu dengan perempuan rimba dengan

bertegur sapa, selanjutnya Butet berjalan menuju tempat tinggal

rombong hulu.

3. Tempat tinggal rombong hulu – pagi

Deskripsi : Butet bangun tidur setelah tidur beberapa jam

karena ia terserang penyakit malaria disampingnya ada indok

yang merawatnya.

4. Sungai-sore

Deskripsi : Ramai para indok sedang mencuci pakaian di

sungai begitupun Butet yang mencuci baju sedikit lebih jauh

dari para indok.

5. Kantor KKI Warsi-pagi

Deskripsi : Kantor KKI Warsi yang ramai dengan para

pegawainya. Butet dan kang Bahar sedang membicarakan

tentang keinginan Butet untuk memperluas wilayah kerja yang

tidak disetujui kang Bahar

6. Mess-malam

23

Deskripsi : Ramai para pekerja sedang berkumpul menonton tv

tentang penurunan jabatan Gusdur sebagai Presiden.

7. Rumah makan-pagi

Deskripsi : Lalu lalang kendaraan di sekitar rumah makan.

Butet sedang makan di rumah makan bersama sahabatnya,

Andit.Sembari membicarakan tentang kekecewaan Butet

dengan kang Bahar perihal ketidaksetujuannya memperluas

wilayah kerja.

8. Pasar-siang

Deskripsi : Ramai para penjual-pembeli di pasar, Butet bertemu

dengan Nangkabau dan Beindah ketika berjalan menuju

kendaraan yang ditumpanginya.

9. Tempat tinggal rombong hilir-siang

Deskripsi : Semua orang yang lewat disekitar anak-anak hilir

yang belajar, tak henti-hentinya memperhatikan setiap gerak-

gerik butet yang sedang mengajar anak-anak membaca, Bungo

dan Beindah juga ikut belajar disitu.

10. Rumah ibu Pariyan-pagi

Deskripsi: Butet dan bu Pariyan sedang makan dan

membicarakan tentang cara bagaimana bisa mengajar anak-

anak hilir.

11. Rumah makan di pasar Desa –siang

24

Deskripsi : Butet bertemu dengan Beindah dan Nangkabau,

mereka makan kemudian membicarakan tentang tempat belajar

yang pindah ke rumah bu Pariyan.

12. Di depan Mess-pagi

Deskripsi : Butet mempersiapkan perlengkapan untuk dibawa

ke rumah bu Pariyan sebagai persiapannya untuk tinggal

beberapa hari disana.

13. Toko alat tulis “SABIRAN” – pagi

Deskripsi : Butet sedang membeli alat tulis dan bola untuk

diberikan kepada anak-anak rimba.

14. Di dalam bus-pagi

Deskripsi : Dengan perasaan sedih butet kembali ke rumah

karena lembaga yang dulu mempekerjakannya kini

memecatnya karena sudahtidak sejalan lagi dengan program

yang dibuatnya.

15. Rumah Butet-pagi

Deskripsi : Dengan raut muka sumringah dan penuh perhatian

Ibu Butet membawakan minum untuk Butet.

16. Tempat percetakan foto-malam

Deskripsi : Butet duduk sendirian ditempat duduk yang

disediakan di percetakan toko tersebut.

17. Aula kampus-pagi

25

Deskripsi : Semua mahasiswa diam memperhatikan setiap kata

yang diucapkan butet tentang orang-orang rimba. Butet

menjadi pengisi seminar di salah satu kampus di Jakarta.

18. Di dalam mobil-pagi

deskripsi : Butet sedang dalam perjalanan menuju gedung

pertemuan.

19. Ruang pertemuan-pagi

deskripsi : Butet ditemani dokter Astrid dan Andit sedang

bertemu dengan para jurnalis antar negara yang berjumlah tiga

orang sedang membicarakan keinginannya untuk mendirikan

sekolah di rimba.

26

d. Penokohan

Menurut Sudjiman, 1990 (dikutip dalam Melani, dkk, 2002:86)

tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

1. Butet

Butet merupakan tokoh sentral pertama dalam film ini, ia

mempunyai sifat optimis, pekerja keras, tanggung jawab,

kreatif dan pantang menyerah.

Deskripsi : Butet berada di kantor sedang membicarakan

tentang keinginannya untuk memperluas wilayah mengajarnya

ke sungai hilir makekal tetapi belum disetujui oleh kang Bahar.

Butet : ”Bang bisa bicara sebentar, abang ingat dulu saya

pernah mengajukan proposal untuk mengajar ke hilir sungai

makekal?”

Kang Bahar : “Iya tapi dulu kan kamu sudah pernah sampai

sana”

Butet : ”Iya bang tapi waktu itu hanya menemani tim kesehatan

belum sempat mengajar, bang saya langsung ke Gustav ya bang

untuk urus-urus”

Kang Bahar : ”Tunggu dulu, anggaran kita masih perlu dijaga,

kau fokus aja dulu sama anak yang ada di hulu, rasanya

rombong yang harus dibantu masih banyak”.

27

2. Bungo

Bungo merupakan tokoh sentral kedua dalam film ini, ia cerdas

dan memiliki sikap pantang menyerah, tanggung jawab dan

semangat tinggi dalam belajar.

Deskripsi : Bungo sedang menghampiri Ibu guru Butet dengan

tujuan ingin memperlihatkan bahwa dia bisa menulis sedikit-

sedikit dan ingin belajar menulis kata-kata yang lain.

Bungo : “Ibu guru coba lihat saya bisa menulis, coba ibu ajari

saya dengan kata yang lain”

Butet : “Iya-iya coba yang lain, coba tulis lelabi”

3. Nengkabau

Nengkabau merupakan salah satu anak didik Butet yang berasal

dari Hulu, dia begitu periang, baik dan suka menolong Ibu

Guru Butet.

Deskripsi : Nengkabau, Beindah dan Bu Guru Butet sedang

membicarakan tentang penebangan hutan yang ada di wilayah

mereka

Nengkabau : “ Bu Guru kenapa gerjaji itu dibuat untuk

mengabil kayu di hutan”

Butet : “ Mungkin mereka sedang membutuhkan kayu”

Nengkabau : “ kalau saya butuh kayu pasti parang yang saya

buat menebang kayu”.

Beindah : “ Bu Guru, kalau nanti kami sudah pintar, saya bisa

menahan orang yang berusaha mengambil kayu”.

28

4. Beindah

Beindah merupakan salah satu murid Ibu Guru Butet. Dia

sedikit susah dalam memahami pelajaran berhitung.

Deskripsi : Ibu Guru dan anak-anak hulu sedang belajar

berhitung, ketika Beindah diberi pertanyaan ibu guru ia

menjawabnya dengan salah

Butet : “ 6+4=10, 10-3=?

Beindah : “ 8 ”

teman-teman : “Rajo Penyakit”

kemudian mereka tertawa bersama

5. Kang Bahar

Seorang ketua lembaga KKI Warsi yang berjiwa keras, tegas,

galak dan selalu ingin mendapatkan keuntungan dari

penderitaan seseorang.

Deskripsi : Kang Bahar sedang membicarakan tentang Butet

yang menjadi guru di rimba kepada para jurnalis dari berbagai

wilayah, mereka ingin meliput belajar mengajar di dalam

hutan.

Kang Bahar : “ Ini dia yang kita tunggu-tunggu, pahlawan

pendidikan orang-orang rimba, Butet Manurung.

butet mereka ini kawan-kawan jurnalis dari Medan juga ada

dari Palembang, mereka ingin meliput waktu kamu ngajar

anak-anak rimba, dan Gustav untuk mepersiapkan kendaraan

yang akan membawa kalian”

29

Butet : “ Jadi abang ingin saya bikin pertunjukan lagi seperti

dulu?”

Kang Bahar : “ But..tet, apa sih susahnya mengajak mereka

masuk ke dalam, ke hulu saja kau mengajar anak-anak dan

mereka mendokumentasi, itu saja”

Butet : “ Semua kerjaku ini hanya seolah ingin menunjukkan

kepada publik, pada pendonor kalau kami saaangat peduli

kepada orang-orang rimba”.

Kang Bahar : “ Kerjamu? hey kerjamu?” sembari Butet

berjalan keluar ruangan kang Bahar berkata : “ Butet, kalau kau

tidak bisa menerima cara kerja kami, bukan tempatmu ada di

sini”.

6. Andit

seorang sahabat yang selalu mendukung Butet, dia baik hati

dan perhatian kepadanya.

deskripsi : Ketika butet sakit Andit yang mengurusnya, dia

membawakan makan dan obat untuk butet agar cepat sembuh

dari penyakit malaria yang di deritanya.

Butet : “ Berapa lama gue tidur ndit?”

Andit : “ 10 jam, ayo habiskan dulu terus minum obat”

setelah selesai makan Butet minum obat.

7. Ibu Pariyan

30

Ibu Pariyan adalah seorang transmigran asal Jawa Tengah yang

bertempat tinggal persis di pinggiran hutan antara Hulu dan

Hilir, sikapnya ramah dan suka menolong.

Deskripsi : Butet baru saja sampai dari perjalanan jauhnya

menuju rumah bu Pariyan

Bu Pariyan : “ Eeehhh Ibu Guru Butet, wahhh sudah lama

sekali nggak kesini, oh ya yang masih kerja disini ya itu malah

mas Dicky, mas Once, terus siapa itu orang rimba yang suka

ngurusin kesehatan, eh iya itu juga, orang yang pinter bahasa

Indonesia ”

Butet : “ Dokter Astrid”

Bu Pariyan : “ Haahh iya, itu tadi bapak baru mengantar ke

dalam, mungkin besok baru pulang”.

8. Ibu Butet

Ibu yang baik hati, perhatian dan selalu mendukung semua

kegiatan positif yang diambil Butet.

Deskripsi : Ibu Butet sedang membawakan minuman untuk

Butet yang barusaja bangun tidur setelah beberapa jam

perjalanan pulang dari Jambi.

Ibu Butet : “ Diminum lagi ya” dengan penuh perhatian ia

mencoba membantu Butet bangun dari tempat tidurnya.

Butet : “ Gimana caranya Butet kembali kesana ya mah?

Ibu Butet : “ Kau, punya banyak modal untuk kembali kesana,

kau punya cinta yang besar untuk mereka”.

31

9. Dr. Astrid Hilden

Seorang Dokter yang baik hati, berfikir kritis .Dia sedang

melakukan project penelitian di rimba.

Deskripsi : ketidak sengajaannya bertemu dengan butet di

hutan kini membuatnya mengutarakan isi hati tentang

ketidaksukaannya dengan cara kerja LSM dan sebagainya.

Dr astrid : “ Semakin saya mengenal namamu dari orang-orang

rimba, banyak yang suka sama Ibu Guru Butet, tapi Bahar, dia

tak se really like you”

Butet : “ He Doesn’t like he there?”

Dr Astrid: “ Mungkin saya terlalu keras padanya, saya punya

tugas untuk bersikap kritis pada setiap langkah yang dilakukan

WANARAN, saya punya projek penelitian saya, kami bisa

kerja sama, tapi kalau ada yang tidak saya setuju saya harus

bicara, semakin saya seing bicara dengan orang di

pemerintahan bahkan LSM semakin sering pula saya kecewa,

mereka melihat orang rimba dari sudut yang kurang tepat dan

dengan rasa kasihan, apa dasarnya? orang rimba disebut orang

kumuh yang bodoh dan primitif, menurut saya mereka lebih

punya rasa pengertian terhadap lingkungan dibanding kita,

dalam banyak hal orang rimba lebih maju dari kita”.

33

BAB III

DESKRIPSI ANATOMI MUATAN FILM

Menurut Doni Kusuma (2007:80) istilah karakter dianggap sebagai

ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Sama halnya dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1995:445),

istilah “karakter” berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain: tabiat, watak.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik

adalah ciri atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari bentukan-bentukan yang diterima dari

lingkungan.

Dalam film Sokola Rimba karya Riri Riza terdapat nilai-nilai

Tanggung jawab sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab kepada diri sendiri

Dalam film ini dibuktikan pada gambar 1, 2, dan 3.

Gambar 3.1 Butet berbicara dengan kang bahar

34

Waktu : 00;12;00

Latar : kantor

Dialog : Butet : “ Abang ingat dulu saya pernah ajukan untuk

mengajar ke hilir sungai makekal?”

Gambar 3.2 Beindah dan Nengkabau belajar

Waktu : 00;08;02

Latar : tempat tinggal rombong hulu

Dialog : Beindah : ” Bu Guru kalau nanti kami sudah pintar, saya

akan menahan orang yang akan mengambil kayu”

Gambar 3.3 Bungo belajar

35

Waktu : 00;58;37

Latar : Rumah Ibu Pariyan

Dialog : tidak ada dialog dalam adegan ini

2. Tanggung jawab kepada keluarga

Dalam film ini dibuktikan pada gambar 4, 5, 6, 7, 8.

Gambar 3.4 Rombong hulu makan bersama

Waktu : 00;07;30

Latar : Tempat tinggal rombong hulu

Dialog :Tidak ada dialog dalam adegan ini

Gambar 3.5 Bungo berburu

Waktu : 00;39;34

Latar : Tengah Hutan

Dialog : Orang rimba : “ Sudah tiga hari berburu tapi.....”

36

Gambar 3.6 Bu Pariyan sedang jual beli

Waktu : 00;55;03

Latar : Depan rumah Bu Pariyan

Dialog : Tidak ada dialog dalam adegan ini

Gambar 3.7 Bungo pamit

Waktu : 01;11;39

Latar : Rumah Bu Pariyan

Dialog : Bungo : “ Bu guru, saya mau pulang”

37

Gambar 3.8 Diskusi bungo dengan orang desa

Waktu : 01:24;39

Latar : Tempat tinggal rombong hilir

Dialog : Bungo : “ Kami tidak setuju dengan pasal nomor 3 dan 5,

coba saya bacakan dulu, pasal nomer 3 objek lokasi perjanjian,

objek lokasi yang dimaksud adalah tanah yang dikuasai rombong

tumenggung,,,,,,”.

3. Tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara

Dalam film ini dibuktikan pada gambar 9 dan 10.

Gambar 3.9 Butet mengajar

Waktu : 00;32;30

Latar : Tempat tinggal rombong di Hilir

38

Dialog : “ Ini namanya A, ini U, ini I, ini E dan ini O. Selanjutnya

ditambahkan B, lalu B dengan A, BA”.

Gambar 3.10 Pertemuan butet dengan orang luar

Waktu : 01;23;13

Latar : Ruang Pertemuan

Dialog : Butet : “ Saya ingin kembali, ingin terus mengajar anak-

anak rimba ini, memeberikan kesempatan bukan hanya untuk

belajar membaca, menulis atau berhitung. Tapi juga untuk

menghadapi hidup, sebuah sekolah ketahanan hidup, yang juga

memperkenalkan advokasi terhadap pelayanan dan hak mereka,

kami ingin membangun sekolah kami sendiri atau sokola dalam

bahasa orang rimba”

4. Tanggung Jawab kepada sosial

Dalam film ini dibuktikan pada gambar 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.

39

Gambar 3.11 Butet pingsan

Waktu : 00;04;18

Latar : Pinggir Sungai

Dialog : Tidak ada dialog dalam adegan ini

Gambar 3.12 Butet dan Dr. Astrid

Waktu :00;25;40

Latar : Sungai

Dialog : Nangkabau :“Mari makan”

40

Gambar 3.13 Butet mengajar

Waktu : 00;32;31

Latar :Tempat tinggal rombong hilir

Dialog : “Ini namanya A, ini U, ini I, ini E dan ini O. Selanjutnya

ditambahkan B, lalu B dengan A, BA”

Gambar 3.14 Bungo belajar bersama butet

Waktu : 00;38;02

Latar : Tempat tinggal rombong hilir

Dialog: Butet : “Kita coba yang lain ya, coba kamu tulis

“LELABI”

41

Gambar 3.15 Andit dan Bungo

Waktu : 00;44;05

Latar : Mess

Gambar 3.16 Bu Pariyan dan Butet

Waktu : 00;51;42

Latar : Rumah Bu Pariyan

Dialog : Butet : “ Bu, kalau saya mengajar disini boleh?”.

42

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Nilai Tanggung Jawab yang Terkandung dalam Film Sokola Rimba

Karya Riri Riza

1. Tanggung Jawab kepada diri sendiri

Dalam film ini dibuktikan dalam gambar 1, 2, dan 3.

Gambar 4.1 Butet berbicara dengan kang Bahar

Waktu : 00;12;00

Latar : Kantor

Deskripsi : sepulangnya butet dari pedalaman, ia menemui kang bahar

untuk meminta persetujuan agar ia bisa mengajar di hilir (tempat

tinggal nyungsang bungo), tapi keinginannya tidak disetujui oleh kang

bahar, tetapi dengan tekat yang sangat kuat butet akhirnya

memutuskan untuk tetap mengajar di hilir tanpa ada izin resmi dari

tempatnya bekerja, semua ini dilakukan untuk salah seorang anak yang

ingin bisa belajar dengannya dan sebagai orang yang berilmu sudah

sepatutnya untuk butet membagi ilmunya dengan anak-anak rimba

43

yang lain. adegan ini membuktikan bahwa ia bertanggung jawab atas

dirinya.

Gambar 4.2 Beindah dan Nengkabau belajar

Waktu : 00;08;02

Latar : tempat tinggal rombong hulu

Deskripsi : Ibu guru Butet, Nangkabau dan Beindah sedang melihat

orang desa yang menebang pohon disekitar tempat tinggal mereka,

sangat ramai suara orang-orang bercengkerama dan ada pula suara

gergaji yang digunakan untuk memotong pohon-pohon tersebut.

keinginan beindah untuk bisa membaca, menulis dan menghitung

itu salah satu faktornya didasarkan pada kejadian yang dilihatnya ini,

dia tidak ingin rombongnya ditipu oleh orang-orang desa lagi. seperti

firman Allah dalam surat Az-zumar ayat: 09

ش أن األنجبة ب تزك إ ال عه انز عه انز قم م غت

Artinya :

“Katakanlah! Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?”.

Ayat diatas mendorong kita untuk menuntut ilmu, agar kita tidak selalu

dibodohi orang-orang yang tidak berperikemanusiaan.

44

Gambar 4.3 Bungo belajar

Waktu : 00;58;37

Latar : Rumah Ibu Pariyan

Deskripsi : Bungo sedang latihan menulis, setiap hari dia belajar,

dengan berjalan kaki ia berangkat pagi-pagi dari hilir dan pulang

menjelang sore, buku dan pensil seperti tidak pernah lepas dari

genggamannya. dia berada di ruangan yang disediakan bu pariyan

untuk anak-anak rimba yang belajar, ia berharap suatu saat ia bisa

membaca dengan lancar agar dia bisa melindungi keluarganya dari

ancaman orang-orang yang tidak bertanggung jawab di luar sana.

Dengan sikap pantang menyerah dan tidak gampang putus asa

iniseperti hadist yang artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk

mencariilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR.

Turmudzi) Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan

kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam

mengembangkan

kepribadian sebagai manusia pribadi. Sebab apabila tidak ada

tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak

terkontrol lagi. Mempunyai tekad yang tinggi akan membuat manusia

lebih bertanggung jawab lagi untuk mendapatkannya. Walaupun

45

banyak perjuangan dan konsekuensi lainnya tetapi itu tidak menjadi

penghalang untuk menggapainya.. Butet dan Bungo yang telah

membuktikan bahwa mimpi itu nyata dan usaha itu tidak akan pernah

sia-sia.Allah Swt berfirman di dalam al-Quran QS.an-Najm:39:

إال يب عع غب ظ نإل ن أ

Artinya:

“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang

telah diusahakannya”.

Jadi sudah jelas bahwa usaha tidak akan pernah menghianati hasil.

Karena tanggung jawab kepada diri sendiri itu menyangkut

kesejahteraan, kebahagiaan, dan kenyamanan diri. Orang yang telah

bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, ia akan juga bertanggung

jawab kepada yang lain, dan tentunya orang yang bertanggung jawab

kepada dirinya sendiri akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi

pribadi yang baik untuk kehidupannya.

Dari deskripsi diatas tampak bahwa tanggung jawab kepada diri

sendiri dalam film sokola rimba merupakantanggung jawab yang biasa

kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tanggung Jawab kepada keluarga

Dalam film ini dibuktikan dalam gambar 4, 5, 6, 7, dan 8.

46

Gambar 4.4 Rombong hulu makan bersama

Waktu : 00;07;30

Latar : Tempat tinggal rombong hulu

Deskripsi : rombong hulu sedang makan bersama setelah beberapa hari

berburu di hutan, suasana disana sangat ramai semua orang berbagi

makanan, bagi orang rimba satu rombong sudah seperti satu keluarga

sendiri, walaupun pada dasarnya satu rombong terdiri dari beberapa

kepala keluarga.

Gambar 4.5 Bungo berburu

Waktu : 00;39;34

Latar : Tengah Hutan

Deskripsi : Tergambar bungo sedang berburu dengan orang-orang

rimba (satu rombong) untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka,

pada dasarnya orang-orang rimba adalah penjaga bumi sejati, kalaupun

47

mereka terpaksa berburu untuk memenuhi kebutuhannya, mereka

hanya akan mengambil seperlunya saja tidak berlebih-lebihan.

seperti firman Allah Qs. Al-maidah ayat 94 :

سيبحكى نعه ذكى ذ تبن أ انص ء ي ثش كى هللا آيا نجه ب انز خبف ب أ ي ى هللا

اعتذ ثعذ رنك فه عزاة أنى ت ف ثبنغ

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Allah pasti akan menguji kamu

dengan hewan buruan yang dengan mudah kamu peroleh dengan

tangan dan tombakmu agar Allah mengetahui siapa yang takut kepada-

Nya meskipun dia tidak melihat-Nya. Barang siapa melampaui batas

setelah itu, maka dia akan mendapat azab yang pedih”.

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita diperbolehkan untuk berburu

dengan tidak berlebih-lebihan.

Gambar 4.6 Bu Pariyan sedang jual beli

Waktu : 00;55;03

Latar : Depan rumah Bu Pariyan

Deskripsi : pagi-pagi buta orang-orang rimba turun ke desa untuk

menjual damar kepada Bu pariyan di perbatasan, lalu lalang orang desa

dan burung-burung berkicauan di sekitar rumah bu Pariyan.

48

Gambar 4.7 Bungo pamit

Waktu : 01;11;39

Latar : Rumah bu Pariyan

Deskripsi : Setelah beberapa hari tinggal di rumah bu Pariyan, Bungo

pamit pulang untuk kembali menjalankan aktifitasnya sebagai salah

satu anak rimba yang lainnya.

Gambar 4.8 Diskusi Bungo dengan orang desa

Waktu : 01:24;39

Latar : Tempat tinggal rombong hilir

Deskripsi : Rombong hilir sedang berdiskusi dengan orang yang ingin

memperluas wilayah perkebunan mereka, tetapi dengan kecerdasan

Nyungsang Bungo yang sekarang bisa membaca, dia menolak

beberapa pasal yang biasa dibuat oleh orang-orang tersebut untuk

mengeksploitasi tanah mereka.

49

Setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas keluarga itu

sendiri.Orang tua bertanggung jawab atas anak, anak juga bertanggung

jawab atas orang tua. Tanggung jawab terhadap keluarga ini

menyangkut kesejahteraan, nama baik dan juga kualitas hidup keluarga

tersebut. Bungo yang berusaha belajar agar bisa menjaga satu

rombongnya ini membuktikan bahwa ia ingin melindungi keluarganya,

sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga keluarga dari orang-

orang yang ingin membodohi rombong mereka, karena menjaga itu

tidak hanya sebatas mengamati dan mengikuti tetapi mengarahkan

kepada hal-hal yang baik pula.

Dari deskripsi diatas tampak bahwa tanggung jawab kepada

keluarga dalam film sokola rimba merupakan tanggung jawab yang

biasa kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara

Dalam film ini dibuktikan dalam gambar 9 dan 10

Gambar 4.9 Butet mengajar

Waktu : 00;32;30

Latar : Tempat tinggal rombong di Hilir

50

Deskripsi : Butet, guru yang menginginkan anak-anak didiknya

menjadi orang yang cerdas. Dia sedang mengajarkan baca tulis kepada

anak-anak rimba. Bungo, Nengkabau, Beindah sedang mendengarkan

bu guru Butet mengajar. Selain beliau bertanggung jawab terhadap

sosial, beliau juga bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara

sebagai seorang guru.

Gambar 4.10 Pertemuan Butet dengan orang luar

Waktu : 01;23;13

Latar : Ruang Pertemuan

Deskripsi : Butet sedang melakukan pertemuan dengan orang-orang

penting, mereka membicarakan tentang keinginan Butet untuk

medirikan sekolah bagi anak-anak rimba dan untuk masyarakat

marginal lain yang ada di Indonesia.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya kita diatur

oleh norma-norma bangsa. Sebagai warga negara manusia mempunyai

hak dan kewajiban yang sama dalam negara. Dan setiap warga

Negarabertanggung jawab atas negaranya. Melindungi negara,

menjaga namabaik negara dan memajukan negara. Untuk memajukan

negara diperlukan orang-orang yang pandai untuk mendidik generasi

51

yang pandai juga. Salah satu upayanya yaitu melalui sekolah yang di

dalamnya terdapat guru yang berkualitas dan murid yang semangat

menuntut ilmu.Seorang guru haruslah menghasilkan output yang

tinggi. Sama halnya yang dilakukan Butet sebagai guru atau

lebihtepatnya relawan yang ditugaskan untuk mengajar di rimba untuk

mencerdaskan anak bangsa.Dengan generasi muda yang pandai dan

baik, maka negara akan terlindungi dari jajahan-jajahan dari bangsa

lain baik secara langsung maupun tidak langsung

seperti sabda Rasulullah SAW yang artinya : “ Seorang mukmin satu

dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain

menguatkan”.

Dari deskripsi diatas tampak bahwa tanggung jawab kepada

Bangsa dan Negara dalam film sokola rimba merupakan tanggung

jawab yang biasa kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tanggung Jawab kepada sosial

Dalam film ini dibuktikan dalam gambar 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.

52

Gambar 4.11 Butet pingsan

Waktu : 00;04;18

Latar : Pinggir Sungai

Deskripsi : Sore hari menjelang malam Butet pingan di pinggir sungai

karena terkena penyakit malaria, setelah beberapa saat Bungo datang

menolong walaupun pada awalnya Bungo tidak tahu siapa orang yang

ditolong tersebut. Sikap Bungo ini membuktikan bahwa dia memiliki

tanggung jawab sosial yang tinggi.

Gambar 4.12 Butet dan Dr. Astrid

Waktu :00;25;40

Latar : Sungai

Deskripsi : Ketika Butet dan Dokter Astrid sedang berbincang-

bincang, anak-anak rimba datang membawa jamur untuk di masak, ini

membuktikan bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial.

53

Gambar 4.13 Butet mengajar

Waktu : 00;32;31

latar :Tempat tinggal rombong hilir

Deskripsi : Butet, guru yang menginginkan anak-anak didiknya

menjadi orang yang cerdas. Dia sedang mengajarkan baca tulis kepada

anak-anak rimba. Bungo, Nengkabau, Beindah sedang mendengarkan

bu guru Butet mengajar. Ilmu yang diamalkan meskipun sedikit lebih

berarti daripada memiliki ilmu yang banyak tetapi tidak

diamalkan.seperti firman Allah dalam QS. AL-Maidah ayat: 67 yaitu :

ب ثهغت س نى تفعم ف إ سثك ك ي ضل إن عل ثهغ يب أ ب انش ب أ ك ي عص هللا عبنت

و انكبفش ذ انق ال هللا انبط إ

Artinya :

“ Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,

berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara

kamu dari gangguan manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang kafir.

54

Gambar 4.14 Bungo belajar bersama butet

Waktu : 00;38;02

Latar : Tempat tinggal rombong hilir

Deskripsi : “ Malam hari ketika semua orang sudah tidur, Bungo

menghampiri Ibu guru Butet yang sedang tidur kemudian dia

membagunkannya. Bungo menunjukkan tulisannya kepada Ibu guru

Butet. Kemudian Ibu guru meminta Bungo menulis kata-kata yang lain

sebagai latihan.

Gambar 4.15 Andit dan Butet

Waktu : 00;44;05

Latar : Mess

Deskripsi : Malam hari di ruang makan Butet yang sedang sakit diberi

makan temannya, Andit. dia memberi makan dan juga obat agar Butet

bisa cepat sembuh.

55

Sebagai makhluk sosial manusia diharuskan untuk saling tolong

menolong kepada sesamanya.Seperti dalam QS. Al-Maidah ayat: 2

شذ هللا إ اتقا هللا ا انعذ ا عه اإلثى ال تعب انتق ا عه انجش تعب ذ انعقبة

Artinya:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam(mengerjakan)kebaikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolongdalam berbuatdosa dan

pelanggaran.Dan bertakwalah kamukepada Allah, sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya. (Qs.Al-Maidah :2)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal

yang baik sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan tidak melakukan

perbuatan yang berkaitan dengan dosa.Berusaha untuk saling tolong

menolong membantu teman ketika tertimpa musibah adalah perbuatan

nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Hikmah dari tolong

menolong itu sendiri antara lain adalah dapat lebih mempererat tali

persaudaraan, menciptakan hidup yang tentram dan harmonis serta

menumbuhkan rasa gotong royong antar sesama.

Gambar 4.16 Bu Pariyan dan Butet

Waktu : 00;51;42

Latar : Rumah Bu Pariyan

56

Deskripsi : Butet sedang meminta izin kepada bu Pariyan agar

diizinkan mengajar di rumahnya, Bu Pariyan pun menyetejui hal

tersebut.

Selain sebagai makhluk individu, manusia juga makhluk

sosial.Dimana dirinya tidak bertanggung jawab terhadap dirinya saja,

tetapi juga bertanggung jawab kepada lingkungan sekitar termasuk

kepada sesama.

Kekuatan manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan

fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juga terletak pada

kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain.

Dari deskripsi diatas tampak bahwa tanggung jawab kepada

masyarakat / sosial dalam film sokola rimba merupakan tanggung

jawab yang biasa kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tanggung Jawab

1. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005:1139) mempunyai arti wajib menanggung segala sesuatunya

(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan).

Sedangkan menurut Abdullah Munir (2010:90) Tanggung jawab

(responsibility) adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan

kewajiban kerana dorongan dari dalam dirinya, atau biasa disebut

dengan panggilan jiwa.

Berbeda lagi menurut kemdiknas (dalam Doni Koesoema,

2012:188) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

57

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Tanggung jawab adalah

kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajibannya sebagaimana

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial, budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa)

dan menanggung segala sesuatunya (dituntut, dipersalahkan,

diperkarakan) karena panggilan jiwanya.

2. Macam-macam Tanggung Jawab

Menurut Ariany Surfah(2014 : 8) dalam buku Ensiklopedia

Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa macam-macam tanggung

jawab diantaranya :

1. Tanggung Jawab terhadap Allah Swt.

Orang yang bertanggung jawab terhadap Allah Swt akan

selalu melaksanakan perintah-Nya. Dengan baik dan menjauhi

larangan-Nya.

2. Tanggung Jawab terhadap diri sendiri

Orang yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri aka

selalu memenuhi kewajbannya sendiri.

3. Tanggung Jawab terhadap keluarga

Orang yang bertanggung jawab terhadap keluarganya akan

selalu mematuhi aturan keluarga yang telah disepakati bersama.

58

Dan juga siap menerima akibat jika tidak memenuhi kewajiban dan

aturan tesebut.

4. Tanggung Jawab terhadap masyarakat

Orang yang bertanggung jawab terhadap masyarakat akan

selalu mematuhi dan menjalankan aturan, nilai, serta norma yang

berlaku di masyarakat. Kerja bakti adalah salah satu nilai yang ada

di lingkungan masyarakat.

5. Tanggung Jawab terhadap bangsa dan negara

Orang yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara

akan elalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan oeh negara.

6. Tanggung Jawab terhadap lingkungan

Orang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan tidak

akan merusaknya. Bahkan, dia akan berusaha untuk menjaganya

agar tetap bersih dan indah.

Disisi lain Mohamad Mustari (2011: 24) berpendapat tentang

macam-macam tanggung jawab, yaitu:

a. Tanggung Jawab Personal

Apakah orang itu bertanggung jawab atau tidak, tergantung

pada tinggi rendahnya dan baik buruknya akhlak orang

itu.Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara

sungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap,

perkataan dan tingkah lakunya.Dari sini timbul indikasi-

59

indikasi yang diharuskan dalam diri seseorang yang

bertanggung jawab. Ciri-ciri tersebut di antaranya :

1) Selalu memajukan diri sendiri

2) menjaga kehormatan diri

3) Selalu waspada

4) Memiliki komitmen pada tugas

5) Melakukan tugas dengan standard yang terbaik

6) Mengakui semua perbuatannya

7) Menepati janji

8) Berani menanggung resiko atas tindakan dan

ucapannya.

Orang yang bertanggung jawab kepada dirinya

adalah orang yang bisa melakukan kontrol internal

sekaligus eksternal.Kedua kontrol ini harus seimbang.

b. Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran

bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi

tertentu.Tidak taat pada kewajiban-kewajiban moral, kemudian,

menjadi alasan untuk diberikan hukuman hukuman berlaku

kepada mereka yang mampu berefleksi atas situasi mereka,

membentuk niat tentang bagaimana mereka bertindak, dan

kemudian melakukan tindakannya.

Masyarakat umumnya beranggapan bahwa manusia

bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan akan mengatakan

60

bahwa mereka layak mendapatkan pujian atau tuduhan atas apa

yang mereka kerjakan. Demikian karena manusia itu pada

dasarnya bertindak bebas.

Kewajiban bertanggung jawab seringkali membawa pada

apa yang disebut tanggung jawab hukum (legal responsibility).

Seseorang itu secara hukum bertanggung jawab bagi suatu

peristiwa ketika orang itulah yang menyebabkan terjadinya

suatu peristiwa.

c. Tanggung Jawab Sosial

Sebegitu besarnya tanggung jawab membebani manusia,

sehingga manusiapun mesti bertanggung jawab kepada

masyarakat disekelilingnya.Inilah yang disebut dengan

tanggung jawab sosial (social reponsibility).Tanggung jawab

sosial itu bukan hanya masalah memberi atau tidak membuat

kerugian kepada masyarakat. Tetapi bisa juga tanggung jawab

sosial itu merupakan sifat-sifat kita yang perlu dikendalikan

dalam hubungan dengan orang lain. Nilai-nilai yang harus ada

pada kita apabila berinteraksi dalam masyarakat atau dengan

orang lain di antaranya adalah:

1) Senantiasa berbicara benar

2) Menghindari perasaan iri dengki

3) Tidak bakhil

4) Bersikap pemaaf

5) Adil

61

6) Amanah

7) Tidak sombong

Ini adalah sifat-sifat positif yang perlu ada pada

semua individu, karena sebagai manusia, mereka tidak

boleh lepas dari menjalani kehidupan sosial.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada

macam-macam tanggung jawab, yaitu:

a. Tanggung Jawab Kepada Diri Sendiri

Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman,

siksaan, penindasan dan perlakuan kejam dari manapun

datangnya, tanggung jawab berfikir, dan orang yang bisa

melakukan kontrol internal sekaligus eksternal.Kedua kontrol

ini harus seimbang.

b. Tanggung Jawab Kepada Keluarga

Tanggung jawab kepada keluarga adalah anak, suami/istri,

dan keluarga.

c. Tanggung Jawab Kepada Sosial

Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan,

termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk

pencemaran.Tanggung jawab sosial itu juga bukan hanya

masalah memberi atau tidak membuat kerugian kepada

masyarakat. Tetapi bisa juga tanggung jawab sosial itu

merupakan sifat-sifat kita yang perlu dikendalikan dalam

hubungannya dengan orang lain.

62

d. Tanggung Jawab Kepada Bangsa dan Negara

Kewajiban bertanggung jawab seringkali membawa pada

apa yang disebut tanggung jawab hukum (legal responsibility).

Seseorang itu secara hukum bertanggung jawab bagi suatu

peristiwa ketika orang itulah yang menyebabkan terjadinya

suatu peristiwa.

e. Tanggung Jawab Kepada Tuhan

Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta

Alam Semesta.Tak ada seorangpun manusia yang lepas dari

tanggung jawab, kecuali orang itu gila atau anak-anak.

63

C. Relevansi Nilai Tanggung Jawab dalam Film Sokola Rimba karya

Riri Riza dengan Pembelajaran di MI

Dalam kehidupan nyata sehari-hari di masyarakat, semua

perbuatan yang dilakukan oleh manusia memiliki nilai pendidikan karakter

tersendiri. Dalam hal ini yang dibahas adalah relevansi nilai tanggung

jawab terhadap pembelajaran di MI yang berkaitan dengan sikap dan sifat

yang dilakukan setiap orang.

1. Tanggung Jawab Kepada Diri Sendiri

Nilai tanggung jawab kepada diri sendiri dalam film Sokola Rimba

sangat relevan dengan pembelajaran di MI saat ini dibuktikan dalam

adegan Beindah dan Nengkabau yang sedang belajar bersama Butet di

lingkungan mereka meski tidak di dalam kelas.

Gambar 4.2 Beindah dan Nengkabau belajar

Sebagai seorang siswa yang baik sudah sepatutnya untuk belajar,

baik di dalam kelas maupun di luar kelas, meski dengan keterbatasan

tempat di dalam hutan orang-orang rimba tetap belajar dengan

semangat.

64

Hal ini membuktikan bahwa nilai tanggung jawab yang terdapat

dalam film Sokola Rimba sangat relevan dengan pembelajaran di MI

saat ini, sikap tanggung jawab yang terdapat dalam film ini juga dapat

menjadi contoh dalam tujuan pencapaian karakter anak didik di MI.

2. Tanggung Jawab Kepada Bangsa dan Negara

Nilai tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara dalam film

Sokola Rimba sangat relevan dengan pembelajaran di MI saat ini.

Dibuktikan dalam adegan ketika Butet mengajar anak-anak Hilir

dengan penuh kesabaran dan semangat tinggi.

Gambar 4.9 Butet mengajar

Sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab, sikap yang

ditunjukkan Butet dalam adegan ini sangat memotivasi orang lain agar

membagi ilmu dengan yang lainnya karena berbagi ilmu tidaklah

merugikan diri sendiri sebaliknya akan menguntungkan bagi kita

semua, sebagai siswa yang baik kita juga wajib untuk membagi ilmu

dengan teman-teman kita yang ingin menimba ilmu.

Hal ini membuktikan bahwa nilai tanggung jawab yang terdapat

dalam film Sokola Rimba sangat relevan dengan pembelajaran di MI

65

saat ini, sikap tanggung jawab yang terdapat dalam film ini juga dapat

menjadi contoh dalam tujuan pencapaian karakter anak didik di MI.

3. Tanggung Jawab Kepada Sosial

Nilai tanggung jawab kepada sosial dalam film Sokola Rimba

sangat relevan dengan pembelajaran di MI saat ini. Dibuktikan dalam

adegan ketika Butet sakit dan temannya (Andit) memberi makan dan

obat sebagai bentuk perhatian kasih sayang seorang teman.

Gambar 4.15 Andit dan Butet

Sikap yang ditunjukan Andit kepada Butet sebagai bentuk rasa

perhatian seorang teman kepada temannya. Dalam kehidupan di

sekolah kita juga dianjurkan untuk tolong menolong kepada sesama

teman, apabila ada teman yang sedang susah kita diwajibkan untuk

membantu sebagai sikap tanggung jawab kepada sosial.

Hal ini membuktikan bahwa nilai tanggung jawab yang terdapat

dalam film Sokola Rimba sangat relevan dengan pembelajaran di MI

saat ini, sikap tanggung jawab yang terdapat dalam film ini juga dapat

menjadi contoh dalam tujuan pencapaian karakter anak didik di MI.

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai tanggung jawab yang ditemukan dalam penelitian ini antara

lain; Tanggung jawab pada diri sendiri, Tanggung jawab kepada

keluarga, Tanggung jawab kepada sosial, Tanggung jawab kepada

Bangsa dan Negara.

2. Relevansi nilai tanggung jawab yang terkandung dalam film sokola

rimba dengan pembelajaran di MI yaitu metode yang diterapkan di

dalam film ini sama dengan metode yang diterapkan di kurikulum

MI. Berbagaimetode yang diterapkan di film ini salah satunya

metode PAIKEM Dalam Sokola Rimba juga terdapat nilai

pendidikan karakter yang dapat diterapkan dalam kurikulum

sekolah.

B. SARAN

1. Bagi calon guru, guru dan guru senior hendaknya dapat mencontoh

hal-hal yang ada dalam film ini, antara lain adalah tentang hakekat

pendidikan dan manusia itu sendiri, sebab guru bukan hanya profesi

akan tetapi panggilan jiwa karena kesuksesan dari sebuah bangsa

sangat ditentukan oleh guru-guru yang terlibat dan jadilah guru yang

dalam mengajar muridnya tanpa pamrih.

67

2. Orang tua sebagai penanggung jawab utama anak harus lebih memilih

tontonan mana yang layak ditonton dan yang tidak layak ditonton

anak. Selain itu juga memberikan contoh-contoh atau kegiatan kepada

anak yang bisa melatih tanggung jawab anak.

3. Lingkungan sekolah yang juga sangat mempengaruhi, harus lebih

memperhatikan lagi tentang kegiatan atau tugas yang diberikan kepada

anak agar anak terlatih untuk bertanggung jawab.

4. Dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin maju,

maka sebagai orang tua, guru, pendidik, harus bisa memanfaatkan

teknologi secara efektif dan efisien.

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikuntoro, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikuntoro, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budianta, Melani, dkk. 2002.Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra

Untuk Perguruan Tinggi). Magelang : IndonesiaTera

Budiyono. Kabul. 2010. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.

Bandung. Penerbit Alfabeta.

Damayanti, Deny. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di

Sekolah.Yogyakarta: Araska.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Hamzah, A.Adjib. 1985. Pengantar Bermain Drama. Bandung: Rosda.

Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta.

Kanisius (anggota IKAPI)

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak

Dari Rumah. Yogyakarta:Pedagogia.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Nurdin, Muhamad.2008. Kiat Menjadi Guru P rofrsional. Jogjakarta: Ar- Ruzz.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode Penelitian Pendidikan Sastra (Dari

Strukturalistik Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya :

Bandung.

69

Syurfah, Ariany, dkk. 2015. Ensiklopedia Pendidikan Agama Islam; Bertanggung

Jawab. Bandung. Sygma Creative Media Corp.

TafsirAhmad.1994. IlmuPendidikandalamPrespektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Anonim. 2018. (http//www.indonesianfilmcenter.com/cc/mohammad-rivai-

riza.html/)

Anonim. 2017. (http://www.gambar.photo/2014/12/riri-riza.html?m=1/)