nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab ‘aqidatul...

112
NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: SYARIFATUN NURUL MAGHFIROH NIM: 111 12 092 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA 2016

Upload: trinhtuong

Post on 26-May-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID

DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM

KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

SYARIFATUN NURUL MAGHFIROH

NIM: 111 – 12 – 092

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

2016

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

MOTTO

هى أدذ ﴿ل ذ ﴿١ٱلله ٱصه ىذ ﴿٢﴾ ٱلله ذ و ﴾٣﴾

ى ههۥ وفىا أدذ ﴿ ٤و

“ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan

tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-

Nya”

(QS. Al-Ikhlash: 1-4)

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, do‟a

serta uang saku yang lebih sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.

Adikku tersayang Abdillah Khoiri Nafi‟ yang selalu memberikan

semangat.

Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

Taufiqurrohman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah

serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manar yang

senantiasa memberikan tempat bagi saya untuk menimba ilmu.

Jajaran kepengurusan pondok pesantren Al-Manar.

Almamaterku tercinta, IAIN Salatiga, tempatku menimba pengetahuan,

teman-teman PACISTA (PAI C IAIN Salatiga angkatan 2012) kalian luar

biasa.

Seluruh teman-teman curhatku (curahan hati) yakni ifa, aulia, elfa,

maslikhah, faid, luluk serta teman-teman lain yang tak bisa ku sebutkan

satu per satu. Tak lupa kepada kang Fatwa yang selalu memberikan

semangat, motivasi dan perjuangannya dalam mengajariku banyak ilmu

pengetahuan dan selalu kurepotkan.

Someone yang masih jauh di mata.

Seluruh Umat Islam di belahan dunia manapun yang bersedia membaca

karya kecil ini.

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

KATA PENGANTAR

تغ هللا اشد اشد

ذا ال ػ ع ىج واغ ي هذاا إلا واإلعال. واص اذذ هلل از

ذ ث زي اعرمزا ته ػثادج االوثا واالصا وػ اه ه ا ذ

جثاء اثشسج اىشا.واصذاته ا

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah

„Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh

dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa

terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang menjadi

cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendo‟akan dan

membantuku dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Bapak Drs. Machfudz, M.Ag. Selaku pembimbing yang telah

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak H. Mohammad Ali Zamroni, MA. Selaku Pembimbing

akademik.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

ABSTRAK

Nurul, Syarifatun.2016. Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam Kitab „Aqidatul

Awam Karya Sayid Ahmad Al-Marzuki. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Machfudz, M.Ag.

Kata kunci: Nilai, Pendidikan Tauhid.

Sayid Ahmad Al-Marzuki adalah seorang ulama yang terkenal. Salah satu

kitabnya adalah „Aqidatul Awam, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pendidikan tauhid menurut Sayid Ahmad Al-Marzuki dalam kitab

„Aqidatul Awam. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)

Bagaimanakah sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad

Al-Marzuki (2) Apa nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad

Al-Marzuki (3) Bagaimanakah signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan

sehari-hari. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan

pendekatan kepustakaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

research). Sumber data primer adalah kitab „Aqidatul Awam, sumber sekundernya

adalah terjemahannya dan sumber tersiernya adalah kitab-kitab dan buku-buku

lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Adapun teknis analisis data

menggunakan metode deduktif dan metode induktif.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kitab „Aqidatul awam

karya Sayid Ahmad Al-Marzuki masih relevan dari pendidikan dahulu sampai

pendidikan sekarang, sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab ini adalah

tematik, yang penulisannya dari satu pasal ke pasal lain berdasarkan jumlah

aqoid nadhom dan pokok masalah yang terkandung didalamnya. karena

terdapat banyak sekali keterangan yang membahas tentang pendidikan tauhid

yang tidak diragukan jika dijadikan rujukan pokok ajaran dalam Islam. Tanpa

mengetahui pendidikan tauhid, kita tidak akan menemukan tujuan hidup

sebenarnya.Adapun nilai pendidikan tauhid yaitu pendidikan keimanan dimana

keimanan sendiri terdiri dari keimanan kepada Allah, kepada Malaikat, kepada

kitab-kitab, kepada Rasul, kepada hari Akhir serta keimanan kepada qadha dan

qadar. Adapun signifikansi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan sehari-hari dari

sifat-sifat Allah SWT merupakan pintu menuju kesuksesan hidup di dunia

maupun akhirat, dan sebagai acuan dalam menciptakan akhlakul karimah,

disamping itu dengan mengimplementasikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan

sehari-hari dapat mempermudah hubungan sosial baik dalam urusan agama

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

maupun antar masyarakat, serta sesuai syar‟i dan norma-norma yang berlaku di

masyarakat itu sendiri.

DAFTAR ISI

1. HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

2. LOGO IAIN ......................................................................................... ii

3. NOTA PEMBIMBING ....................................................................... iii

4. PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv

5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v

6. MOTTO................................................................................................ vi

7. PERSEMBAHAN............................................................................... vii

8. KATA PENGANTAR.........................................................................

viii

9. ABSTRAK ........................................................................................... x

10. DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelilitian ........................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ........................................................ 7

E. Penegasan Istilah .............................................................. 9

F. Metode Penelitian ............................................................ 14

G. Sistematika Penulisan ..................................................... 16

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid ................................ 18

B. Materi Pendidikan Tauhid .............................................. 22

C. D

asar dan Tujuan Pendidikan Tauhid ...……………….. 29

D. M

etode Pendidikan Tauhid ............................................. 33

BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN SAYID AHMAD AL-

MARZUKI

A. Bi

ografi Pengaran Kitab „Aqidatul Awam ...................... 37

1. La

tar Belakang Penulisan Kitab Aqidatul Awam ...... 37

2. Bi

ografi Sayid Ahmad Al-Marzuki ........................... 41

3. Guru-guru Sayid Ahmad Al-Marzuki ....................... 43

4. Karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki .................... 44

B. Sistematika Penulisan Kitab Aqidatul Awam ....................... 47

C. Isi Pokok Kitab „Aqidatul Awam .......................................... 48

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

BAB IV. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM

KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL-

MARZUKI

A. Ni

lai Tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad

Al-Marzuki ......................................................... 69

B. Signifikansi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan

sehari-hari ........................................................................ 79

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... 85

B. Saran .............................................................................. 86

C. Kata Penutup .................................................................. 87

11. DAFTAR PUSTAKA

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tauhid merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Manusia yang percaya dengan keberadaan Tuhan Yang Maha

Esa, senantiasa merasa dekat dan dilindungi oleh Tuhannya (Musa,

1999: 43). Karena di alam ini pemimpin dan pengatur semua tatanan

sistem peredaran kehidupan hanya Allah SWT. Hidup dan mati

merupakan kuasa sang pencipta yaitu Allah SWT. Kepercayaan

terhadap Allah adalah sang pencipta dan Yang Maha Esa, merupakan

landasan bagi setiap muslim. Seorang muslim tidak dapat dikatakan

sebagai umat muslim jika tidak menerima suatu ajaran tauhid.

Seorang muslim dapat menjalani kehidupannya wajib memegang

tauhid dalam hati dan fikiran. Tauhid adalah prinsip ajaran agama

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Islam yang menegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu dan menjadi

satu-satunya sumber kehidupan (Zainuddin, 1992: 3).

Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya,

karena seluruh makhluk hidup termasuk manusia pada hakikatnya

akan kembali kepada Allah SWT. Beribadah kepada Allah dengan

landasan keyakinan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan semesta

alam (Hanafi, 1988: 67). Objek kajian dari tauhid adalah tindakan

manusia yang diperintahkan oleh Allah agar meng-Esa-kanNya dalam

menjalani kehidupan sehari-hari.

Perintah untuk men-tauhid-kan Allah dan pernyataan Allah

itu Esa dalam Al-Qur‟an: Al-Baqarah ayat 163.

إ هى وإ د اشه د ه إاله هى اشه ه وادذ ال إ

Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada

Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang

(Q.S Al-Baqarah: 163).

Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-

cara menetapkan „aqidah agama dengan mempergunakan dalil naqli

maupun dalil aqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli,

seseorang akan lebih mudah memahami dan meyakini segala bentuk

penjelasan yang ada dalam ilmu tauhid. Dapat dinamakan ilmu

tauhid karena pembahasan-pembahasannya yang paling menonjol ialah

pembahasan tentang ke-Esaan Allah yang menjadi asasi agama Islam

(Ash Shiddieqy, 1990:1).

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang Allah

SWT, sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh

kepada-Nya (Sifat jaiz Allah) dan sifat-sifat yang sama sekali harus di

tiadakan daripada-Nya serta tentang Rasul-rasul Allah SWT untuk

menetapkan kerasulan mereka. Dapat dinamakan ilmu tauhid karena

pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan

keesaan Allah SWT dalam dzat-Nya, dalam menerima peribadatan

dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-

satunya tujuan ( Maslikhah, 2003:90).

Pokok-pokok pembahasan ilmu tauhid meliputi tiga hal,

yaitu: a) mempercayai dengan sepenuh hati tentang pencipta alam,

Allah Yang Maha Esa, b) mempercayai dengan penuh keyakinan

tentang para utusan Allah SWT dan perantara Allah SWT kepada

para utusannya untuk disampaikan kepada umat manusia untuk

menyampaikan ajaran-ajaran-Nya, tentang kitab-kitab Allah SWT yang

dibawa oleh para utusan-Nya, dan tentang para malaikat-Nya, c)

mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya kehidupan abadi

setelah mati di alam akhirat dengan segala hal-ihwal yang ada di

dalamnya.

Berdasarkan jenis dan sifatnya, ilmu tauhid dapat dibagi

dalam tiga tingkatan atau tahapan. 1) Tauhid Rububiyyah yaitu:

mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya dan meyakini bahwa

Allah menciptakan segala makhluk. 2) Tauhid Uluhiyah yaitu:

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba, misalnya: tawakal,

beribadah, memohon pertolongan. 3) Tauhid asma‟ wa sifat yaitu:

beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya yang diterangkan

dalam Al-Qur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang pantas ditiru oleh

umat-Nya ( Ilyas, 1993 :23)

Sumber utama ilmu tauhid ialah Al-Qur‟an dan Hadis yang

banyak berisi penjelasan tentang wujud Allah SWT, keesaan-Nya,

sifat-sifat-Nya, dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Maka dari itu ilmu

tauhid selalu didasarkan pada dua hal, yaitu dalil aqli dan dalil

naqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli tersebut, maka

seseorang akan lebih mudah untuk memahami dan meyakini segala

bentuk penjelasan yang ada di dalam ilmu tauhid. Terutama untuk

memahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT

baik yang wajib maupun yang mustahil, ataupun yang jaiz pada-Nya,

sehingga seseorang akan lebih mudah mengenal dzat Allah SWT

secara mendalam (Maslikhah, 2003:90).

Ilmu tauhid bertujuan untuk memantapkan keyakinan dan

kepercayaan agama melalui akal pikiran, selain itu ilmu tauhid juga

digunakan untuk membela kepercayaan dan keimanan dengan

menghilangkan keraguan seseorang, serta ilmu tauhid bertujuan untuk

meluruskan aqidah-aqidah yang menyeleweng, serta membimbing

manusia untuk melakukan ke jalan yang benar serta dapat melakukan

ibadah dengan keikhlasan. Selain tujuan, ada juga manfaat ilmu

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

tauhid yaitu: mengetahui tentang Allah dengan segala hal yang ada

pada-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya, semakin meningkatkan dan memperteguh keimanannya.

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu „ain bagi

setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki

keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada diatas agama

yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu

kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak

berdosa ( Maslikhah, 2003: 90).

Dari uraian di atas, penulis berusaha mengkaji lebih mendalam

tentang nilai pendidikan tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam, yang di

dalamnya terdapat beberapa uraian tentang pendidikan tauhid. Untuk

itu, maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang

berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB

„AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL-MARZUKI”,

alasan penulis mengambil judul di atas karena melihat perkembangan

zaman yang terjadi pada saat ini. Banyak masyarakat yang mengaku

beragama Islam dan beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi, sikap

dan perilaku mereka tidak mencerminkan keimanan tersebut.

Sebagian besar dari mereka sering melakukan ke onaran, berbuat

dzalim, seperti halnya: mabuk-mabukan, berjudi, anak sekolah tawuran

serta anak yang melawan orang tuanya. Oleh sebab itu, penulis

menganalisis dan mengemukakan salah satu penyebabnya ialah

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

kurangnya keimanan pada diri mereka, jika keimanan benar-benar

sudah tertancap pada diri seseorang, niscaya ia akan benar-benar takut

kepada Allah, siksa Allah dan takut akan adzab Allah yakni balasan di

neraka. Bila seseorang takut kepada Allah, sungguh ia akan melaksanakan

apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-

Nya.

Kemudian setelah ia menyadari pentingnya keimanan maka

perbuatan-perbuatan dzalim yang disebutkan di atas sungguh akan

bisa dihindari.

Penulis merujuk pada kitab „Aqidatul Awam ini, karena di

dalam kitab tersebut membahas tentang ketauhidan yang menerapkan

dasar pokok bagi umat Islam, selain kata-katanya mudah dipahami

oleh orang awam kitab tersebut memiliki lafadz-lafadz yang relatif

sedikit karena memang kitabnya tipis, akan tetapi mempunyai

kandungan makna yang banyak dan cakupannya luas. Selain itu,

karena pendidikan tauhid suatu perbuatan manusia untuk meng-Esa-kan

Allah SWT sebagai suatu landasan umat muslim dalam menjalankan

semua ibadah. Tauhid yang dimaksud penulis adalah Tauhid yang

memiliki pengertian percaya kepada Allah yang Satu. Pendidikan Tauhid

dalam kitab „Aqidatul Awam yang sampai sekarang masih digunakan

dalam pembelajaran pendidikan Agama khususnya di pondok pesantren

Al-Manar dan TPA/TPQ Al-Mubarok, pringapus. Harapan penulis,

semoga dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan

tauhid, terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid

Ahmad Al-Marzuki?

2. Apa nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-

Marzuki?

3. Bagaimana signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-

hari?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca khususnya dalam mendalami jenis penelitian literature

serta dapat mengembangkan berbagai media sebagai sumber

pengetahuan khususnya dalam bentuk naskah, adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid

Ahmad Al-Marzuki.

2. Mengetahui nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid

Ahmad Al-Marzuki.

3. Mengetahui signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-

hari.

D. Kegunaan Penelitian

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Kegunaan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua

bagian yaitu:

(1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis, berupa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan tauhid

dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki serta

dapat bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran dalam upaya

peningkatan pengetahuan tentang kajian mengenal sifat-sifat Allah

SWT dan juga pengetahuan tentang ilmu tauhid Islam, sehingga dapat

diketahui bagaimana seseorang untuk mengenal sifat-sifat wajib,

mustahil dan jaiz bagi Allah SWT.

(2) Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan serta pemahaman penulis

tentang kajian nilai pendidikan tauhid sehingga dapat dijadikan

pedoman dan dapat diterapkan dalam menjalankan aktifitas sehari-

hari.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat menjadi masukan serta sebagai bahan pertimbangan

untuk diterapkan dalam sehari-hari dalam dunia pendidikan Islam

pada lembaga-lembaga pendidikan. Seperti: Pondok Pesantren,

Madrasah Diniyah, di TPA maupun TPQ, sebagai pedoman dalam

melangkah untuk mencapai keselamatan dalam perilaku

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

kehidupan manusia untuk menuju kebahagiaan didunia sampai

akhirat.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

1. Menambah pengetahuan mengenai nilai pendidikan tauhid

yang terdapat dalam kitab „Aqidatul Awam sehingga

mengetahui betapa pentingnya pendidikan tauhid dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama ilmu

pendidikan Islam, sehingga dapat memperkaya dan menambah

wawasan dibidang tersebut khususnya dan bidang ilmu

pengetahuan lain pada umumnya.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas judul serta menghindari kekeliruan, maka

penulis membatasi istilah yang berkaitan dengan permasalan tersebut.

Sehingga dapat mengemukakan uraian kajian tersebut sesuai yang

dikehendaki oleh penulis, sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Tauhid

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-

perbuatannya (Maslikhah, 2009:106). Nilai adalah tentang apa yang

baik, benar, bijaksana dan apa yang berguna.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Nilai adalah sesuatu yang bersifat ideal dan tidak dapat disentuh

oleh panca indera (Sidi, 1978: 93). Maka nilai yang kita rasakan

dalam diri kita masing-masing sebagai pendorong atau prinsip-prinsip

yang menjadi penting dalam kehidupan. Dari beberapa pernyataan

tersebut, nilai adakan ukuran memilih tindakan atau tujuan tertentu.

Koasih Djahiri dan Aziz Wahab (1996: 23) memberikan

batasan nilai sebagai sesuatu yang berharga baik menurut standar

logika (benar dan salah), estetika (baik dan buruk), etika (adil dan

tidak adil), agama (dosa/ haram dan halal), dan hukum (sah dan tidak

sah) serta menjadi keyakinan diri maupun hidupnya.

Berarti, nilai akan selalu berkaitan dengan kebaikan, kebajikan

dan keluhuran, yang menjadi sesuatu yang dihargai, dijunjung tinggi

serta dikejar oleh manusia. Melalui nilai, seseorang akan merasakan

adanya sesuatu kepuasan dan ia menjadi manusia sebenarnya. Bahkan

dengan nilai seseorang secara penuh menyadari kebermaknaannya dan

menganggapnya sebagai pendorong dan pedoman, penuntun dan

prinsip untuk menentukan sesuatu dalam kehidupan manusia sehari-

hari.

Pendidikan berasal dari kata didik, kemudian mendapatkan

awalan pe- dan akhiran -an yang berarti pengukuhan sikap dan tata

perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewesakan

manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, cara dan

perbuatan mendidik (Yunahar, 2007: 263).

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Menurut Maslikhah (2009: 130) pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk

masdar dari kata ذ ذ -و ده ذا -ى د ذى د yang berarti percaya kepada

Allah SWT yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti

mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan

mengikhlaskan peribadahan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan

kepada selain-Nya serta menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang

baik) dan shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan

mensucikan-Nya dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid

itu adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu

bagi-Nya. Jadi pendidikan tauhid itu merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan diri sesuai kebutuhan, yang diyakini benar oleh setiap

orang atau kelompok sehingga dapat menetapkan keyakinan yang

berkaitan dengan ketuhanan, kenabian dan hal yang ghaib.

Pendidikan Tauhid adalah pengembangan ke arah keyakinan

seseorang terhadap Allah SWT. Pendidikan tauhid ini dimulai sejak

lahir ke bumi karena keyakinan merupakan hal yang pertama dan

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

utama. Pendidikan tauhid sejak dini terlihat pada bayi yang baru lahir

kemudian dikumandangkan adzan oleh orang tuanya.

Pendidikan tauhid mempunyai arti suatu proses bimbingan

untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan manusia dalam

mengenal keesaan Allah. Pendidikan tauhid yang berarti membimbing

atau mengembangkan potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah,

menurut pendapat Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan

meningkatkan terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang

Maha Esa sehingga pemilikan dan peningkatan nilai tersebut dapat

menjiwai tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

Pendidikan tauhid adalah usaha mengubah tingkah laku

manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan melalui

bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan dilandasi oleh keyakinan

kepada Allah semata.

Pendidikan tauhid, akan membentuk watak seorang muslim

yang beriman kepada Allah SWT serta mampu mengimplementasikan

nilai-nilai keimanan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga mampu

menjadi orang yang berguna bagi masyarakat yang timbul saling

mengasihi, menolong, memberikan hartanya yang lebih kepada mereka

yang membutuhkan.

Nilai-nilai pendidikan tauhid adalah nilai ketauhidan (ke-Esaan),

aplikasi dan implementasinya yang dapat diambil dari suatu kajian dan

ditransformasikan sebagai bahan pengajaran dan pendidikan.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

2. „Aqidatul Awam

Adalah sebuah karya Sayid Ahmad Al-Marzuki yang disajikan

untuk seorang hamba sebagai pedoman dan rujukan memantapkan

keyakinan dan kepercayaan agama melalui akal pikiran, di samping

kemantapan hati, yang didasarkan pada wahyu.

Di dalamnya menjelaskan tentang ilmu tauhid. Ilmu tauhid ini

menjelaskan tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Dalam kitab

tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang disebut aqoid lima

puluh.

Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah,

20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib

bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul.

Semua merupakan isi dari ajaran yang terangkum dalam

kitab Aqidatul Awam ( Nasar, 1995: 8-13).

3. Sayid Ahmad Al-Marzuki

Nama lengkap beliau Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayid

Ramadhan Mansyur bin Sayid Muhammad al-Marzuki Al-Hasani.

Beliau lahir di Mesir pada tahun 1205 H. Al-Marzuki dikenal sebagai

penulis yang handal serta amat lincah dalam menuliskan qolam-nya

(pena), terutama menyangkut puji-pujian kepada Allah dan Rasulullah

SAW. Salah satu karyanya yang terkenal dan fenomenal adalah

Mandzumat 'Aqidah Al-Awwam, yaitu ringkasan ilmu kalam mengupas

tentang tauhid untuk dijadikan acuan dalam aqidah bagi orang-orang

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

awam, dituangkan dalam sebuah nadzam (prosa) berisi sebanyak 57

bait. Al-Marzuki diangkat sebagai Mufti madzhab Maliki di Makkah

menggantikan saudaranya pengganti saudara Sayid Muhammad yang

telah mendahului wafat (1261 H ). Di masjid Makkah al-Mukaramah,

Al-Marzuki mengajar Al-Qur‟an, Tafsir, Tauhid, dan Ilmu-ilmu

lainnya. Syekh Ahmad marzuki juga terkenal sebagai seorang

Pujangga dan dijuluki dengan panggilan Abu Alfauzi (Muhammad

Syamsu, 1996: 253 ).

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kepustakaan (library reseach), karena semua yang digali adalah

bersumber dari pustaka, dan yang dijadikan objek kajian adalah hasil

karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Sumber Data

Karena jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library

research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun

yang menjadi sumber data primer adalah kitab „Aqidatul Awam

karangan Sayid Ahmad Al-Marzuki.

Kemudian yang menjadi sumber data sekunder adalah

Terjemah kitab „Aqidatul Awam karangan Achmad Sunarto, terjemah

kitab Jawahirul Kalamiyah karangan Thahir bin Saleh Al-Jazairi, buku

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan al-Darary

karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku Sejarah

dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu Tauhid,

buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, Kitab Tauhid Jilid I,

Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi

Pendidikan, serta buku-buku lain yang bersangkutan dengan obyek

pembahasan penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang

menjadi sumber data primer yaitu kitab „Aqidatul Awam karangan

Sayid Ahmad Al-Marzuki. Dan sumber data sekunder diantaranya

adalah Terjemah kitab „Aqidatul Awam karangan Achmad Sunarto,

terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah karangan Thahir bin Saleh Al-

Jazairi, buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan al-

Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku

Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu

Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, Kitab Tauhid Jilid

I,Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi

Pendidikan, serta buku-buku dan kitab relevan yang lainnya.

4. Teknik Analisis Data

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Yaitu penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan

jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian

yang lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis

masalah adalah sebagai berikut :

1. Metode Deduktif

Yaitu apa saja yang dipandang benar pada suatu

peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga pada hal

yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas

atau jenis. Metode ini digunakan penulis untuk menganalisa

data tentang sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah

SWT.

2. Metode Induktif

Yaitu metode yang berangkat dari fakta-fakta yang

khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian dari

fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang khusus itu ditarik

generalisasi-generalisasi bersifat umum. Metode ini, penulis

gunakan untuk menganalisa data ayat-ayat dan teks kitab

„Aqidatul Awam sehingga dapat diketahui nilai pendidikan

tauhid yang terkandung di dalamnya.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk memberikan kesan runtutnya

pembahasan dan memberikan yang penulis jabarkan dalam skripsi ini

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

adalah penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi

satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Yang bertujuan

agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan

skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain:

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang: Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaaan

Penenlitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian,

dan Sistematika Penulisan sebagai gambaran awal

untuk memahami skripsi ini.

BAB II : Landasan Teori, berisi tentang: Nilai Pendidikan Tauhid,

Materi Pendidikan Tauhid, Dasar dan Tujuan

Pendidikan Tauhid, dan Metode Pendidikan Tauhid.

BAB III : Deskripsi pemikiran Sayid Ahmad Al-Marzuki tentang

nilai pendidikan tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam,

berisi tentang: Latar Belakang penulisan kitab

„Aqidatul Awam, Isi pokok Kitab „Aqidatul Awam,

Biografi Sayid Ahmad Al-Marzuki, menguraikan

tentang: Biografi Sayid Ahmad Al-Marzuki yang

meliputi riwayat kelahiran, karya-karyanya dan guru-

gurunya.

BAB IV : Signifikansi Pendidikan Tauhid dalam Kitab „Aqidatul

Awam.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

BAB V : Penutup, menguraikan Kesimpulan dan Saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya

(Maslikhah, 2009: 106). Nilai adalah tentang apa yang baik, benar,

bijaksana dan apa yang berguna.

Nilai adalah sesuatu yang bersifat ideal dan tidak dapat disentuh

oleh panca indera (Sidi, 1978: 93). Maka nilai yang kita rasakan dalam

diri kita masing-masing sebagai pendorong atau prinsip-prinsip yang

menjadi penting dalam kehidupan. Dari beberapa pernyataan tersebut, nilai

adalah ukuran memilih tindakan atau tujuan tertentu. Berarti, nilai akan

selalu berkaitan dengan kebaikan, kebajikan dan keluhuran, yang menjadi

sesuatu yang dihargai, dijunjung tinggi serta dikejar oleh manusia.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Melalui nilai, seseorang akan merasakan adanya sesuatu kepuasan dan ia

menjadi manusia sebenarnya. Bahkan dengan nilai seseorang secara

penuh menyadari kebermaknaannya dan menganggapnya sebagai

pendorong dan pedoman, penuntun dan prinsip untuk menentukan sesuatu

dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan

manusia. Dengan menggunakan pendidikan itulah manusia dapat maju

dan berkembang dengan baik, melahirkan kebudayaan dan peradaban

positif yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup mereka.

Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

makin tinggi pula tingkat kebudayaan dan peradaban. Kata

pendidikan berasal dari kata didik atau mendidik, yang secara harfiah

berarti memelihara dan memberi latihan (Muhibin, 2000: 32).

Dalam bahasa Arab kata pendidikan juga berasal dari kata

rabba-yurabbi-tarbiyatan, berarti mendidik, mengasuh dan memelihara

(Munawir, 1989: 504). Bahasa Arab pendidikan juga sering diambilkan

dari kata „allama dan addaba. Kata „allama berarti mengajar

(menyampaikan pengetahuan), mendidik. Sedang kata addaba lebih

menekankan pada melatih, memperbaiki, penyempurnaan akhlak (sopan

santun), dan berbudi baik.

Dalam kamus pendidikan, kata pendidikan diartikan sebagai

“Upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan, kecakapan, nilai, sikap dan pola tingkah

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

laku yang berguna bagi hidupannya”. Adapun arti pendidikan menurut

Al-Ghazali yaitu proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya

sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang

disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses

pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat

menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia

sempurna (Abidin, 1998: 56).

Pendidikan adalah lembaga pendidikan yang yang dikelola,

dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Pendidikan Islam

sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah, dimulai dari mengubah sikap

dan pola pikir masyarakat, menjadikan masyarakat Islam menjadi

masyarakat belajar. Berkembang menjadi masyarakat ilmu yaitu

masyarakat yang mau dan mampu menghargai nilai-nilai ilmiah

(Thoha, 1996: 12).

Dapat disimpulkan bahwa hakikatnya pendidikan adalah ikhtiar

manusia untuk membantu dan mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan fitrah (kemampuan dasar) atau potensi manusia agar

berkembang sampai titik maksimal sesuai dengan tujuan yang dicita-

citakan.

Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar

dari kata ذ ذ -و ده ذا -ى د yang berarti percaya kepada Allah SWT ذى د

yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah

dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan peribadahan

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta

menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan shifat Al-Ulya

(sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan.

Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT

itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya (Abduh, 2003: 3).

Secara sederhana pendidikan tauhid mempunyai arti suatu

proses bimbingan untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan

manusia dalam mengenal Allah. Menurut Hamdani pendidikan tauhid

yang dimaksud di sini adalah suatu upaya yang keras dan bersungguh-

sungguh dalam mengembangkan, mengarahkan, membimbing akal

pikiran, jiwa, qalbu, dan ruh kepada pengenalan (ma‟rifat) dan cinta

(mahabbah) kepada Allah SWT.

Pendidikan tauhid yang berarti membimbing atau mengembangkan

potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah, menurut pendapat

Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan meningkatkan

terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa

sehingga pemilikan dan peningkatan nilai tersebut dapat menjiwai

tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

Pendidikan tauhid adalah usaha mengubah tingkah laku

manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan melalui

bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan dilandasi oleh keyakinan

kepada Allah semata.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Pendidikan tauhid, akan membentuk watak seorang muslim

yang beriman kepada Allah SWT serta mampu mengimplementasikan

nilai-nilai keimanan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga mampu

menjadi orang yang berguna bagi masyarakat yang timbul saling

mengasihi, menolong, memberikan hartanya yang lebih kepada mereka

yang membutuhkan.

Pendidikan tauhid mempunyai makna yang dapat kita pahami

supaya untuk menampakkan atau mengaktualisasikan potensi laten yang

dimiliki oleh setiap manusia, yang dalam Islamnya potensi laten di

sini disebut dengan fitrah beragam. Oleh sebab itu, pendidikan tauhid

lebih diarahkan pengembangan firah keberagaman seseorang sebagai

manusia tauhid.

Pendapat lain pendidikan tauhid adalah usaha mengubah

tingkah laku manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan

melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dengan dilandasi oleh

keyakinan kepada Allah.

Hal ini sesuai dengan karakteristik Islam sendiri yaitu,

mengesakan Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya. Allahlah yang

mengatur hidup dan kehidupan umat manusia serta seluruh alam.

Dialah yang berhak ditaati dan dimintai pertolongan-Nya (Zaky, 1998:

80).

Nilai-nilai pendidikan tauhid adalah nilai ketauhidan (ke-

Esaan), aplikasi dan implementasi yang dapat diambil dari suatu

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

kajian dan ditransformasikan sebagai bahan pengajaran dan

pendidikan.

B. Materi Pendidikan Tauhid

Islam adalah agama wahdaniyah, yang meliputi beberapa

agama samawi. Islam mendokumentasikan ajarannya dalam Al-

Qur‟an, dan tauhid merupakan dasar dari beberapa agama samawi

(Muhammad, 1969: 18).

Ajaran tauhid bukanlah monopoli ajaran Nabi Muhammad

akan tetapi ajaran tauhid ini merupakan prinsip dasar dari semua

ajaran agama samawi. Para Nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk

menyeru kepada pengesaan Allah dan meninggalkan dalam penyembahan

selain Allah. Walaupun semua Nabi dan Rasul membawa ajaran

tauhid, namun ada perbedaan dalam pemaparan tentang prinsip-prinsip

tauhid. Hal ini dikarenakan tingkat kedewasaan berfikir masing-masing

umat berbeda sehingga Allah menyesuaikan tuntunan yang dianugrahkan

kepada para Nabi-Nya sesuai dengan tingkat kedewasaan berfikir

umat tersebut (Quraish, 1996: 19).

Ilmu-ilmu tauhid dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara

lain:

1. Adanya Wujud Allah

Al-Qur‟ānul karim (al-Qur‟an yang mulia) adalah sumber utama

ilmu tauhid yang paling fundamental, kita akan mendapatkan darinya

penjelasan tentang wujud Allah SWT, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya,

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Banyak sekali dalil-dalil al-Qur‟an

yang telah menjelaskan tentang keesaan Allah SWT, diantaranya Allah

SWT berfirman dalam Al-qur‟an :

هى أدذ ﴿ ل ذ ﴿١ٱلله ٱصه ىذ ﴿٢﴾ ٱلله ذ و ﴾٣﴾

ى ههۥ وفىا أدذ ﴿ ٤و

Artinya: “ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah

tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak

dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara

dengan-Nya” (QS. Al-Ikhlash: 1-4) (Departemen Agama, 2005: 604).

Ayat-ayat di atas menegaskan tentang kemurnian keesaan Allah

SWT dan menolak segala kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak

ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang menyamai-Nya.

Al-Qur‟an juga memaparkan tentang wujud Allah SWT tidak

menyerupai benda yang wujud, begitu pula benda yang wujud tidak

menyerupai Allah SWT. Ukuran tidak akan bisa mencapai Allah

SWT, dan arah tidak bisa memuat dan meliput-Nya. Begitu pula bumi

dan langit tidak bisa memadai jika ditempati oleh Allah SWT. Dia-lah

(Allah SWT) yang mengangkat derajat segala sesuatu dan lebih dekat

dari urat nadi manusia. Dialah (Allah SWT) yang maha mengetahui

atas segala sesuatu. Kedekatan Allah SWT tidak menyerupai

kedekatan jisim. Dia Maha Luhur dari tempat yang meliputi-Nya,

sebagaimana Dia Maha Bersih dari segala masa yang akan

membatasi-Nya. Dia telah wujud sebelum masa dan tempat

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

diciptakan. Dia akan tetap berada di atas tempat yang ada. Selain itu

al-Qur‟an juga memaparkan mengenai bukti sifat qudrat (kekuasaan)

Allah SWT pada penciptaan alam semesta sebagai aplikasi dari sifat

wujud, qidam, dan baqa‟ Allah SWT. Dengan sifat qudrat ini, Allah

SWT akan mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu kemungkinan

yang sesuai dengan kehendak-Nya. Allah SWT telah menciptakan

segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dengan seimbang, serasi,

teratur dan rapi. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu

menandingi keindahan ciptaan-Nya. Adapun alam semesta ini dari

setiap bukti dari sekian banyak bukti yang selalu berulang, beriringan

atau perubahan bentuk dari yang indah yang mengharubirukan kesan

dalam jiwa kita, semuanya adalah yang patut dikagumi nilai seninya

dari pada segala yang mengagumkan (Sa‟id Hawa, 2005: 112).

Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami, bahwa untuk

meyakinkan adanya Tuhan (Wujud Allah), akal pikiran hendaknya

diarahkan pada fenomena alam, namun mata hati manusia jauh

lebih tajam dan dapat lebih meyakinkan daripada pandangan

kasat mata, karena dalam jiwa manusia sudah tertanam fitrah

untuk mengakui adanya Tuhan. Segala sesuatu itu pasti ada yang

menciptakan, yaitu Allah Zat Yang Maha Pencipta.

2. Keesaan Allah

Ajaran mengenai keesaan Allah ini, sudah diterangkan oleh para

Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad. Keesaan Allah adalah Allah

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

itu Dzat yang pertama kali ada, Maha Awal, Maha Esa dan Maha Suci

yang meliputi sifat, asma dan af‟al-Nya. Sementara menurut Quraish

Shihab yang menganalisa kata ahad (Esa), ia menggolongkan keesaan

Allah menjadi empat yaitu: keesaan Dzat, keesaan sifat, keesaan

perbuatan dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Yang dimaksud

dengan esa pada Dzat ialah Dzat Allah itu tidak tersusun dari beberapa

bagian dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Esa pada sifat berarti sifat Allah

tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk- Nya. Esa

pada af‟al berarti tidak seorang pun yang memiliki perbuatan

sebagaimana pebuatan Allah. Ia Maha Esa dan tidak ada sesembahan

yang patut disembah kecuali Allah (Asmuni, 1993: 17).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa mulai Rasul pertama

sampai generasi terakhir Nabi Muhammad hingga pewaris Nabi

(ulama), telah mengajarkan tauhid yang seragam. Allah adalah Maha

Esa, Dzat Yang Maha Suci yang meliputi nama, sifat dan af‟al-Nya,

tidak ada Tuhan selain Allah.

3. Hadits

Hadits Rasulullah SAW yang shahîh, yang dimuat oleh kitab-

kitab para ulama hadist yang di kenal dengan sifat keterpercayaan

mereka dalam dunia Islam, seperti kitab sunnah yang enam, yaitu:

kitab Shahîh Bukhāri, kitab Shahîh Muslim, kitab Abu Daud, kitab

Tirmidzî, kitab an-Nasā‟i, dan kitab Ibnu Majah, serta kitab-kitab yang

lainnya seperti: kitab al-Muwatha‟ oleh Imam Malik dan kitab Musnad

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Imam Hanbal. Kitab-kitab ini, khususnya kitab Shahîh Bukhāri dan

Muslim keduanya menempati posisi derajat paling shahîh (kuat),

adapun kitab-kitab yang lain di dalamnya memuat hadits-hadits selain

hadits-hadits shahîh, seperti hadits hasan dan juga dhoîf (lemah). Dari

kitab-kitab ini yang memuat jumlah yang besar tentang tauhid, yaitu

meliputi sifat-sifat, zat, asma dan af‟al Allah SWT. Dengan hal ini,

semoga akan menambah keyakinan yang sempurna dalam diri kita

terhadap aqidah ketuhanan dalam Islam, karena terkadang kita masih

berada atas metode yang salah dalam memahami keesaan dan

penyucian dzat Allah SWT, lalu menarik kesalahan ini pada pendapat

dengan sempurna (absolut), seperti ketiadaan secara absolut pula

dalam keesaan dalam praktik dan keesaan dalam kehendak. Oleh

karena itu kitab-kitab ini disusun sebagai pedoman kedua setelah al-

Qur‟an untuk menyempurnakan aqidah ketuhanan umat manusia di

seluruh dunia ini. Diantara faktor yang menambah rasa kepercayaan

kita kepada Allah SWT ialah hal-ihwal tentang-Nya diriwayatkan

dengan sanad (istilah ilmu hadits) yang bersambung sampai kepada

Sahabat-sahabat Rasulullah SAW.

Para sahabat adalah orang-orang yang senantiasa bergaul dan

bersama Rasulullah SAW dalam memperjuangkan agama Allah SWT.

Mereka telah dididik oleh Rasulullah SAW, maka mereka adalah

generasi paling sempurna dalam sejarah, akhlaknya lurus, imannya

kuat, jujur, berbudi pekerti yang luhur, dan berpikir matang, maka

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

setiap yang mereka riwayatkan kepada kita dari Rasulullah SAW

adalah dengan sanad yang shahîh yang bersambung kepada Rasulullah

SAW, oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk menerimanya sebagai

kebenaran, seperti kebenaran keesaan Allah SWT yang tidak

diragukan keabsahanya.

Demikianlah para ulama senantiasa menyusun kitab tentang

ketauhidan dengan berbagai macam penjelasan yang mudah diterima

oleh khalayak ramai.

4. Hikmah Mengenal Allah

Seseorang yang mengenal sesuatu yang telah memberikan

manfaat pada dirinya maka akan mempunyai kesan atau hikmah

terhadap sesuatu itu, demikian juga apabila seseorang mengenal

Tuhan melalui akal dan hatinya maka ia akan merasakan buah

kenikmatan dan keindahan yang tercermin pada dirinya.

Mengenal (Ma‟rifat) kepada Allah adalah ma‟rifat yang

paling agung. Ma‟rifat ini menurut (Sayid, 1996: 41) adalah asas

yang dijadikan standar dalam kehidupan rohani dan untuk

mengenal Allah melalui cara berfikir dan menganalisis makhluk

Allah serta mengenal terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Sifat berkenalan dengan Tuhan menurut (Sutan Mansur,

1981: 14) yaitu seseorang merasa berhadapan dengan Tuhan.

Keadaan itu merasa benar-benar dalam diri bukan kira-kira atau

meraba-raba.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Pengalaman ketauhidan yang tercermin pada diri manusia

disebabkan karena seseorang telah mengetahui dan menginsyafi

kebenaran kedudukan Allah, menyadari akan keagungan dan

kebesaran-Nya sehingga dari sini segala apa yang dilakukan akan

mengarahkan tujuan pandangannya ke arah yang baik dan benar.

Seseorang yang yakin akan keesaan Allah, akan mempunyai sikap

hidup optimis yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan orang

kafir yang menyekutukan Allah, sebagai satu-satunya Rabb,

pencipta alam semesta beserta isinya ini. Keimanan apabila sudah

menjadi kenyataan yang hebat maka akan dapat mengubah dan

beralih, yang merupakan suatu tenaga dan kekuatan tanpa dicari

akan datang dengan sendirinya dalam kehidupan sehingga

keimanan dapat manusia yang asalnya lemah menjadi kuat, baik

dalam sikap, kemauan, maupun keputan menjadi penuh harap dan

harapan ini akan dibuktikan dengan perbuatan nyata.

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid

1. Dasar Pendidikan Tauhid

Dasar merupakan fundamental dari suatu bangunan atau

bagian yang menjadi sumber kekuatan. Ibarat pohon, dasarnya

adalah akar. Dasar pendidikan merupakan pandangan yang

mendasari seluruh aspek aktivitas pendidikan, karena pendidikan

merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan (Abidin,

1998: 21).

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk

mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak

yang baik dan mapan. Pendidikan tauhid sebagai suatu usaha

membentuk insan kamil harus mempunyai landasan ke mana

semua kegiatan pendidikan dikaitkan dan diorientasikan.

Dasar pendidikan tauhid adalah sama dengan pendidikan

Islam, karena pendidikan tauhid merupakan salah satu aspek dari

pendidikan Islam, sehingga dasar dari pendidikan ini tidak lain

adalah pandangan hidup yang Islami, yang pada hakikatnya

merupakan nilai-nilai luhur yaitu Al-Qur‟an dan Hadits.

Adapun uraian dasar pendidikan Tauhid adalah sebagai berikut:

a) Al-Qur‟an

Di dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ajaran yang berkenaan

dengan kegiatan atau usaha pendidikan tauhid. Misalnya dalam

surat Luqman ayat 13, menerangkan kisah luqman yang mengajari

anaknya tentang tauhid,

شن ظ ه اش ه ال ذششن تالل ا الته وهى ؼظه ا ت ا وارلاي م

( (31ػظ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,

di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku,

janganlah kamu menyekutukan Allah.Sesungguhnya

mempersekutukan Allah itu adalah aniaya yang besar”.

(Q.S Luqman: 13)

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Pengajaran yang disampaikan Luqman kepada anaknya,

merupakan dasar pendidikan tauhid yang melarang berbuat

syirik, karena hakikatnya pendidikan tauhid adalah pendidikan

yang berhubungan dengan kepercayaan akan adanya Allah

dengan keesaan-Nya, sehingga timbul ketetapan dalam hati

untuk tidak mempercayai selain Allah. Kepercayaan itu dianut

karena kebutuhan (fitrah) dan harus merupakan kebenaran

yang ditetapkan dalam hati sanubari.

Manusia diciptakan oleh Allah dengan dibekali fitrah

tauhid, yaitu fitrah untuk selalu mengakui dan meyakini bahwa

Allah itu Maha Esa, yang menciptakan alam semesta beserta

pengaturannya dan wajib untuk disembah.

b) As-Sunnah

As-Sunnah didefinisikan sebagai sesuatu yang didapatkan

dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan,

persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa

sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Didalam dunia pendidikan,

As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-

Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan

Islam sesuai dengan konsep Al-Qur‟an, serta lebih merinci

penjelasan Al-Qur‟an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh

yang tepat dalam penentuan metode penelitian dan sebagai

petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia dan untuk

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim

bertaqwa (Abdullah, 1999:34).

c) Ijtihad

Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yakni berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at

Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syariat

Islam. Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan

termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-

Qur‟an dan Sunnah. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap

bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah yang di olah oleh akal yang

sehat oleh para ahli pendidikan Islam.

2. Tujuan Pendidikan Tauhid

Suatu usaha atau kegiatan dapat terarah dan mencapai

sasaran sesuai yang diharapkan maka harus ada tujuannya,

demikian pula dengan pendidikan. Tujuan menurut (Zakiyah

Daradjat, 1996: 29) yaitu “suatu yang diharapkan tercapai setelah

usaha atau kegiatan selesai”.

Apabila pendidikan dipandang sebagai suatu usaha melalui

proses yang bertahap dan bertingkat, maka usaha atau proses itu

akan berakhir apabila tujuan akhir pendidikan sudah tercapai.

Tujuan pendidikan secara umum menurut (Hasan, 1986: 59)

yaitu “maksud atau perubahan-perubahan yang dikehendaki dan

diusahakan oleh pendidik untuk mencapainya”, sedangkan tujuan

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

pendidikan menurut UU pendidikan ialah untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat

berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan menurut pendapat Al-Ghazali yang

dikutip oleh Abidin Ibnu Rusn ialah pendidikan dalam prosesnya

haruslah mengarah kepada pendekatan diri kepada Allah dan

kesempurnaan insani untuk mencapai tujuan kebahagiaan hidup di

dunia maupun di akhirat. Secara khusus tujuan pendidikan tauhid

menurut (Thoha, 1996: 72) untuk meningkatkan ketaqwaan kepada

Allah Yang Maha Esa serta nilai ketuhanan sehingga dapat

menjiwai lahirnya nilai etika insani.

Tujuan pendidikan tauhid menurut beberapa pendapat di

atas, pada dasarnya adalah tujuan hidup manusia dalam beribadah

serta mendekatkan diri kepada-Nya bahwa satu-satunya pencipta

alam semesta yaitu Allah SWT.

Dapat disimpulkan, tujuan dari pendidikan tauhid yaitu

tertanamnya aqidah tauhid dalam jiwa manusia secara kuat,

keyakinan untuk mempercayai bahwa Allah itu satu, dan yang

wajib disembah.

D. Metode Pendidikan Tauhid

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Tauhid merupakan masalah yang paling mendasar dan utama

dalam Islam. Namun demikian masih banyak dari kalangan awam yang

belum mengerti, memahami dan menghayati sebenarnya akan makna dan

hakikat dari tauhid, sehingga tidak sedikit dari mereka secara tidak dasar

telah terjerumus ke dalam pemahaman tentang keyakinan yang keliru.

Dalam pembahasan metodologi pengajaran, yang perlu

diperhatikan adalah pengertian metodologi pengajaran itu seniri.

Metodologi pengajaran dapat diartikan sebagai ilmu yang harus

dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Al-Khazin, 2009: 27)

Dilihat dari jenis, ada beberapa metode pengajaran yang dapat

diterapkan dalam pendidikan tauhid khususnya dalam kitab „Aqidatul

Awam sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Beberapa

metode antara lain:

a. Metode Ceramah

Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan

penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan

ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-

alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual

lainnya

Metode Ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh

guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar

untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode

ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan

tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode

yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar

(Supriawan Dedi, 1990: 95-96).

b. Metode Tanya jawab dan diskusi

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetpi

dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang

tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di

lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

Metode ini dapat diklasifikasikan sebagai metode tradisional atau

konvensional. Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa

bertanya guru menjelaskan. Dalam proses tanya jawab, terjadilah

interaksi dua arah. Guru yang demokratis tidak akan menjawabnya

sendiri, tetapi akan melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa

atau kelompok lainnya tanpa merasa khawatir dinilai tidak dapat

menjawab pertanyaan itu. Dengan metode tanya jawab tidak hanya

terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah.

c. Metode Menghafal

Kata menghafal juga berasal dari kata دفظ –ذفظ –دفظا yang

berarti menjaga, memelihara dan melindungi. Dalam kamus Bahasa

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah

masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di

luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat

awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha

meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Kata menghafal dapat

disebut juga sebagai memori. Dimana apabila mempelajarinya maka

membawa seseorang pada psikologi kognitif, terutama bagi manusia

sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga

proses yaitu perekaman, penyimpanan dan pemanggilan (Al-Khazin,

2009: 45)

Metode hafalan (makhfudzat) adalah suatu teknik yang digunakan

oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya untuk

menghafalkan sejumlah kata-kata (mufradat) atau kalimat-kalimat

maupun kaidah-kaidah.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dapat

diartikan sebagai cara yang tepat dan cepat dalam pengajaran. Faktor

metode tidak boleh diabaikan begitu saja, karena metode di sini akan

berpengaruh pada tujuan pengajaran. Jadi, metode menghafal adalah

cara yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

pada bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni

mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain

dalam pengajaran pelajaran tersebut.

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Tujuan metode ini adalah agar peserta didik mampu mengingat

pelajaran yang diketahui serta melatih daya kognisi, ingatan, dan

imajinasi.

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN SAYID AHMAD AL-MARZUKI

A. Biografi Pengarang Kitab ‘Aqidatul Awam

1. Latar Belakang Penulisan Kitab „Aqidatul Awam

Sayid Ahmad Al-Marzuki, merasa penting sekali dalam

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu tauhid dalam

menjalani kehidupan agar dapat menjadi manusia yang lebih baik,

serta menetapkan keeasaan (wahdah) Allah SWT dalam zat-Nya,

dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini

bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Melihat

konteks kehidupan yang sangat dibutuhkannya ilmu ini, maka

beliau menulis kitab yang dirasa cukup memuat pembahasannya

yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah

SWT.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Kitab „Aqidatul Awam telah beliau rincikan dalam sebuah kitab

syarah yang diberi nama Tahshil Nail al-Maram Libayani Mandhumah

„Aqidah al-Awam dan turut memberikan syarah atas kitab „Aqidatul

Awam yaitu Syaikh al-Imam an-Nawawiy ats-Tsaniy al-Bantaniy al-

Jawiy asy-Syafi‟i dengan nama kitab Nurudl Dlalam „alaa Mandhumah

„Aqidah al-Awam. Dalam kitab Nurudl Dlalam, Imam an-Nawawiy ats-

Tsaniy al-Jawiy menuturkan bahwa alasan Syaikh al-Marzuki menulis

kitab tersebut adalah karena beliau mimpi berjumpa dengan Rasulullah

dan para sahabatnya (http://sufi-road-kitab-aqidatul-

awwam.30/10/2015).

„Aqidatul Awwam yang berarti Aqidah Bagi Orang-Orang

Awam ini merupakan satu kumpulan aqidah yang wajib diketahui oleh

setiap individu muslim. Aqidah tersebut disusun dengan baik dan

teratur dalam bentuk nadzom (syair) oleh As-Syeikh As-Sayyid Ahmad

Al-Marzuqi. Disusun pada tahun 1258 Hijriyah, dan terdapat 57 bait.

„Aqidatul Awam ini sangat penting karena dengan mengetahui nadzom

ini, secara tidak langsung, kita akan dapat mengetahui aqidah yang

wajib diketahui oleh setiap individu Muslim secara ringkas. Nadzom

„Aqidatul Awam ini sangat terkenal di dunia Islam dan telah lama

diamalkan, yakni dibaca dan dipelajari, termasuk di negara kita,

Indonesia dan di negara-negara yang lain.

Mimpi Allamah Al-Imam Syaikh Ahmad Al-Marzuki Al-Maliki

Radiyallahu‟anhu bertemu Rasulullah SAW yang mengajar beliau Sifat

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

20. Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan empunya sekalian Alam,

Tiada Ia berhajat kepada selain-Nya, malah selain-Nya lah yang

berhajat kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah

SWT atas junjungan kita Sayyidina Nabi Muhammad SAW (Ya Allah

tempatkan baginda di tempat yang terpuji seperti yang Kau janjikan,

Amin) Beserta pemilik rumah dan Para Sahabat yang mulia lagi

mengerah keringat menyebarkan Islam yang tercinta. Dan kepada

mereka yang mengikut mereka itu dari semasa ke semasa hingga ke hari

kiamat. Ya Allah Ampuni kami, Rahmati Kami, Kasihani Kami, Amin

(Sunarto, 2012: 3).

Pada suatu malam yang sudah larut, tepatnya pada tanggal 6

Rajab 1258 H, Marzuki bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW

yang disampingnya berjejer para sahabat-sahabat Nabi SAW. Marzuki

menceritakan, dalam mimpi itu, Rasulullah SAW menyuruhnya untuk

membacakan Manzhumah at-Tauhid (yaitu syair Aqidah al-Awwam).

''Bacalah, Manzhumah At-Tauhid yang akan menjamin surga dan

tercapai maksud baiknya bagi yang menghafalnya.''

Marzuki pun bertanya : Nadham apa gerangan Ya Rasulullah?'' Nabi

kemudian membacakan nazam tersebut. ''Abda'u Bismillahi

warrahmani hingga kalimat wa Shuhuf al-Khalil wa al-Kalimi fiha

Kalam al-Hakam al-Alimi. Marzuki pun lantas menirukannya. Ketika

bangun dari tidurnya, Marzuki mencoba mengingat dan membaca

nadham tersebut. Atas kehendak Allah SWT, nadham itu mampu

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

dihafal Marzuki dengan baik. Ia pun kemudian mencatat nadham

tersebut hingga bisa dinikmati oleh umat Islam di seluruh dunia sampai

sekarang (http://kembaraimanku.blogspot.com/2010/10/mimpi-allamah-al-

imam-syaikh-ahmad-al.html).

Karya Marzuki ini, menjadi catatan penting dalam hidupnya.

Sebab, beberapa bulan setalah peristiwa itu, Ia kemudian bermimpi

berjumpa kembali dengan Rasulullah SAW. Tepatnya malam Jumat

menjelang subuh, tanggal 28 Dzulqa'dah. Pada pertemuannya kali ini,

Rasulullah SAW memintanya kembali untuk membacakan nazam

„Aqidah Al-Awam tersebut. ''Bacalah apa yang telah kau hafal,'' kata

Rasul (Al-Marzuki, 1958: 4).

Marzuki kemudian membacakannya dari awal hingga akhir. Dan

setiap kali Marzuki selesai membaca satu bait nadzam tersebut, para

sahabat Nabi selalu mengitari (berputar mengelilingi) Marzuki dan

meng-amini-nya. Setelah selesai, Rasulullah SAW pun berdoa

untuknya.

Semula, nadham „Aqidah Al-Awam ini berjumlah 26 bait,

sebagaimana yang didapatkannya dalam mimpi. Kemudian, ia

menambahkannya lagi sebanyak 31 bait, sehingga menjadi 57 bait.

Menurut beberapa riwayat, penambahan yang dilakukan Marzuki dalam

nadham Manzhumah At-Tauhid tersebut dikarenakan rasa cinta dan

rindunya kepada Rasulullah SAW.

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Kitab tersebut merupakan syarah yang disusun guna

mensyarahi sebuah kitab yang berisi aqidah dan ketauhidan, karya

Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayid Ramadhan Mansyur bin Sayid

Muhammad al-Marzuki Al-Hasani, dan beliau beri nama kitab

tersebut dengan „Aqidatul Awam yang berisikan sifat-sifat Allah,

atau yang disebut aqoid lima puluh. Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20

sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz

bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan

1 sifat jaiz bagi rasul (http:// terjemah-jalaul-afham-syarah-

kitab.30/10/2015).

2. Biografi Sayid Ahmad Al-Marzuki

Beliau adalah seorang yang memiliki nama lengkap Syekh

Ahmad bin Muhammad bin Sayid Ramadhan Mansyur bin Sayid

Muhammad al-Marzuki Al-Hasani. Beliau lahir di Mesir pada tahun

(1293 – 1353 H/1876 – 1934 M). Ulama terkemuka asal Betawi yang

bermazhab Syafi‟i dan populer dengan sebutan Guru Marzuki ini lahir

dan besar di Batavia (Betawi). Ayahnya bernama, Syekh Ahmad al-

Mirshad, merupakan keturunan keempat dari kesultanan Melayu Patani

di Thailand Selatan yang berhijrah ke Batavia, ibunya bernama Al-

Marhumah Hajjah Fathimah binti Al-Haj berasal dari Madura dari

keturunan Ishaq yang makamnya di kota Gresik Jawa Timur

(https://tofanmarzuki.wordpress.com/biografi-al-maghfurllah-as-

syaikh-k-h-ahmad-marzuki-bin-mirsod/).

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Masa kecil Sayid Ahmad Al-Marzuki pada Usia 9 tahun

ayahanda Al-Marhum berpulang ke Rohmatulloh dan diasuh oleh

ibunda tercinta yang sholehah dan taqwa dalam suatu kehidupan rumah

tangga yang sangat sederhana. Usia 12 tahun beliau diserahkan kepada

sorang „alim al-ustadz al-hajj Anwar Rohimahulloh untuk mendapat

pendidikan dan pengajaran Al-qur‟an dan berbagai disiplin ilmu agama

Islam lainnya untuk bekal kehidupannya dimasa yang akan datang.

Selanjutnya setelah berusia 16 tahun, untuk memperluas ilmu

agamanya, maka ibundanya menyerahkan lagi kepada seorang „alaim

ulama al-„allamah al-wali al-„arifbillah dari silsilah dzurriyah khoyrul

bariyyah SAW Sayyid „Utsman bin Muhammad Banahsan

Rohimahullohu ta‟ala. Melihat kegeniusan serta ingatannya dalam

menghafal, maka Sayid Ahmad Al-Marzuki dikirim ke Mekkah atas ijin

Ibundanya untuk berkhidmat menuntut ilmu pada para Ulama‟ besar di

Mekkah. Kesempatan menuntut ilmu tersebut digunakan dengan sebaik

mungkin, sehingga dalam waktu 7 tahun dalam menuntut ilmu, apa

yang dicita-citakan tercapai, yaitu memperdalam ilmu agama untuk

selanjutnya diamalkan serta diajarkan dan juga dikembangkan. Beliau

sepanjang waktu bertugas mengajar Masjid Mekkah karena kepandaian

dan kecerdasannya Syekh Ahmad Marzuki diangkat menjadi Mufti

Madzhab Al-Maliki di Mekkah menggantikan Sayyid Muhammad yang

wafat sekitar tahun 1332 H, Syekh Ahmad Marzuki juga terkenal

sebagai seorang Pujangga dan dijuluki dengan panggilan Abu Al-Fauzi.

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Al-Marzuki dikenal sebagai penulis yang handal serta amat lincah

dalam menuliskan qolam-nya (pena), terutama menyangkut puji-pujian

kepada Allah dan Rasulullah SAW. Salah satu karyanya yang terkenal

dan fenomenal adalah Mandzumat 'Aqidah Al-Awwam, yaitu ringkasan

ilmu kalam mengupas tentang tauhid untuk dijadikan acuan dalam

aqidah bagi orang-orang awam, dituangkan dalam sebuah nadzam

(prosa) berisi sebanyak 57 bait.

Cara mengajar Sayid Ahmad Al-Marzuki kepada muridnya

yaitu: para murid mengikutinya dalam formasi berkelompok, yang

setiap kelompok berjumlah 4-5 orang yang belajar kitab yang sama,

satu orang diantaranya bertindak sebagai juru baca. Sayid Ahmad Al-

Marzuki akan menjelaskan bacaan murid sambil berjalan.

Marzuki wafat pada hari jum‟at. 25 Rajab 1353 H. Pemakaman

beliau dihadiri oleh ribuan orang, baik dari kalangan habaib, ulama, dan

masyarakat Betawi pada umumnya, dengan shalat jenazah yang

diimami oleh Habib Sayyid Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (w. 1388

H). Di masa hidupnya, Marzuki dikenal sebagai seorang ulama yang

dermawan, tawadhu‟, dan menghormati para ulama dan habaib. Beliau

juga dikenal sebagai seorang sufi, da‟i dan pendidik yang sangat

mencintai ilmu dan peduli pada pemberdayaan masyarakat lemah, hari-

hari beliau tidak lepas dari mengajar, berdakwah, mengkaji kitab-kitab

dan berzikir kepada Allah swt. Salah satu biografi beliau ditulis oleh

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

salah seorang puteranya, KH. Muhammad Baqir, dengan judul Fath

Rabbil-Bâqî fî Manâqib al-Syaikh Ahmad al-Marzûqî.

3. Guru-guru Sayid Ahmad Al-Marzuki

Adapun diantara guru-guru Sayid Ahmad Al-Marzuki

diantaranya ialah:

1. Syekh al-Kabir Sayyid Ibrahim al-„Ubaidi ( yang pada masanya

adalah sosok yang konsentrasi di bidang Qira‟ah al-„Asyarah/

Qira‟ah 10) (w. 1345 H).

2. As-Syaikh Muhammad „Ali Al-Maliki (w. 1367 H).

3. Syekh Muhammad Amin bin Ahmad Radhwan al-Madani (w. 1329

H).

4. Syekh Umar Bajunaid al-Hadhrami (w. 1354 H).

5. Syekh Mukhtar bin Atharid al-Bogori (w. 1349 H).

6. Syekh Sa‟id al-Yamani (w. 1352 H).

7. Syekh Shaleh Bafadhal (w. 1331 H).

8. Syekh Umar Syatta al-Bakri al-Dimyathi (w. 1331 H).

9. As-Syaikh „Umar Sumbawa (w. 1338 H).

10. As-Syaikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (Mufti Makkah) (w. 1304

H)

Demikianlah, guru-guru Sayid Ahmad Al-Marzuki yang telah

memberikan kontribusi serta pengajaran yang sangat besar bagi diri

pribadi Sayid Ahmad Al-Marzuki, sehingga diri beliau lebih terbentuk dan

termotivasi dengannya. (https://tofanmarzuki.wordpress.com/biografi-al-

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

maghfurllah-as-syaikh-k-h-ahmad-marzuki-bin-mirsod/) Semoga dapat

memberikan kefahaman dan pengetahuan kepada para pembaca.

4. Karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki

Selain sebagai seorang ulama serta tokoh pendidik yang

menguasai berbagai disiplin ilmu keagamaan, Sayid Ahmad Al-Marzuki

juga merupakan seorang pengarang yang paling produktif, beliau

mempunyai pengaruh besar dikalangan sesama orang Nusantara dan

generasi berikutnya melalui pengikut dan tulisannya.

Sebagian dari karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahsil nail al-maram li Bayan Mandzumah „Aqidatul Awam (1326 H)

Kitab ini menjelaskan tentang pokok-pokok agama dan hukum

syari‟at Islam yaitu Ilmu Tauhid.

2. Bulugh al-Maram li Bayan Alfadz Maulid Sayid al-Anam Fi Syarh

Maulid Ahmad Al-Bukhari (1282 H)

Kitab ini menjelaskan tentang hadits yang dimana dalam hadits

tersebut juga terdapat masalah hukum syari‟at menurut Al-Bukhari,

kitab ini juga telah menjadi kurikulum pendidikan agama di beberapa

pondok pesantren Indonesia, khususnya pondok pesantern Al-Manar,

Bener, Tengaran.

3. Bayan Al-Ashli fi Lafadz bi Afdzal

Kitab ini menjelaskan tentang asal suatu lafadz kemudian

dibandingakan dengan lafadz yang lebih utama.

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

4. Tashil al-Adhan Ala Matan Taqwim al-Lisan fi Al-Nahwi

Kitab ini menjelaskan tentang keterangan dalam isi kitab untuk

menguatkan dalam pembahasan ilmu nahwu.

5. Al-Fawaid al-Marzuqiyah al-Zurmiyah

Kitab yang berisikan mengenai Nashab (keturunan) dari Al-

Marzuki.

6. Mandzumah fi Qawaid al-Sharfi wa al-Nahwi

Kitab yang menjelaskan tentang pembagian ilmu dalam aqoid

yaitu ilmu shorof dan ilmu nahwu.

7. Matan Nazam fi Ilm al-Falak

Kitab tersebut menjelaskan tentang suatu aqidah yang sudah

baik (matang) serta penjelasan menuju dalam ilmu falak.

8. Jalaa‟ul-Afham syarah kitab „Aqidatul Awam

Kitab ini merupakan syarah „Aqidatul Awam yang menjelaskan

mengenai ilmu tauhid serta pokok-pokok dalam Islam.

9. „Aqidatul Awam

Kitab ini ditulis pada tahun 1376 H dan diterbitkan oleh

Al-Miftah Rembang dan kitab ini ditulis dengan menggunakan

bahasa arab dan juga arab pegon, kemudian telah diterjemahkan

oleh ustadz Ahcmad Sunarto ke dalam bahasa indonesia. Kitab

ini juga menjelaskan tentang sifat-sifat wajib dan jaiz bagi Allah

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

SWT dan rasul-Nya. Ada ungkapan “tak kenal maka tak sayang”,

kiranya tepat digambarkan jika seorang muslim ingin melakukan

pendekatannya kepada Allah SWT, maka kitab ini akan

menuntun orang muslim untuk mengenal Allah SWT.

Di samping itu, kitab ini juga menjadi dasar pembelajaran

tauhid diberbagai pesantren dan juga madrasah diniyah.

Dalam kitab tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang

disebut aqoid lima puluh. Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat

yang wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi

Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1

sifat jaiz bagi rasul.

B. Sistematika Penulisan Kitab Aqidatul Awam

Sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab „Aqidatul

Awam adalah tematik, yang penulisannya dari satu pasal ke pasal lain

berdasarkan jumlah aqoid nadhom dan pokok masalah yang

terkandung didalamnya. Jumlah pembahasannya ada 4 pasal yang

didasarkan pada 57 nadhom.

Adapun rincian pasal yang terdapat dalam kitab ini yaitu :

1. Pasal I, khutbatul kitab yang berisi kata pengantar dan sambutan

dari penulis.

2. Pasal II, dalam pasal ini terdapat beberapa pembahasan mengenai

Sifat-sifat Allah. Adapun urutannya adalah :

a. Sifat Wajib bagi Allah SWT (terdapat 20 sifat)

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

b. Sifat Jaiz bagi Allah SWT (terdapat 1 sifat )

c. Sifat Mustahil bagi Allah SWT (terdapat 20 sifat )

3. Pasal III, dalam pasal ini terdapat beberapa pembahasan mengenai

sifat-sifat para Rasul. Adapun urutannya adalah :

a. Sifat wajib Rasul (terdapat 4 sifat)

b. Sifat Jaiz Rasul (terdapat 1 sifat )

c. Sifat Mustahil Rasul (terdapat 4 sifat )

4. Pasal IV, dalam pasal ini terdapat pembahasan mengenai Malaikat

dan Nabi. Adapun urutannya adalah :

a. Pengertian Malaikat

b. Nama-nama Malaikat dan tugasnya

c. Nama-nama 25 Nabi

C. Isi Pokok Kitab Aqidatul Awam

Kitab „Aqidatul Awam menjelaskan tentang sifat-sifat wajib dan

jaiz bagi Allah SWT dan rasul-Nya atau yang disebut aqoid lima puluh.

Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat

mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul,

4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul.

Kitab ini berisi tentang ilmu ketauhidan yang akan menuntun kita

untuk lebih mengenal Allah SWT lewat sifat-sifatnya. Kitab ini juga

menjelaskan tentang sifat-sifat wajib, jaiz, mustahil bagi Allah SWT dan

rasul-Nya. Disamping itu, kitab ini juga menjadi dasar pembelajaran

tauhid diberbagai pondok pesantren seluruh Indonesia.

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Dalam kitab „Aqidatul Awam terdapat 4 pasal/ bab pembahasan

yaitu, pasal pertama berisi khutbatul kitab,

Dalam pasal I terdapat nadhom yang diantaranya :

األدغا دائ د وتاشه د هللا واشه اتذأتاع

ي ي األخشاثال تالذذى األوه مذ ذهللا ا ذ فا

ذا لذوده ش خ ذ ػ اث عش ه اصهالج واغهال ث

ثرذع ش ذك غ ا د ذثغ عث ه وصذثه و وا

صفح واجة هلل ػشش ؼشفح تىجىب ا وتؼذ فاػ

Nadhom di atas bahwasanya dengan menyebut nama Allah Yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maka segala puji bagi Allah Yang

Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap

tanpa ada perubahan. Apabila seorang mukallaf setelah selesai

membaca basmallah, hamdallah dan shalawat senantiasa tercurahkan

pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Allah Dan

keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan

agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid‟ah.

Dalam pasal II terdapat pembahasan sifat wajib bagi Allah,

mustahil dan Jaiz Allah. Sifat wajib bagi Allah terkandung dalam nadzom

:

ك تاإلطـالق ـخـ ـف خـا تالـ # ـىجـىد لـذ فـاهلل

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

ش تى ـشـذ ػـا # لـادس ووادـذ ود غــ ولـائ

ـ رى ـش وا ثـص غ ا ـ عـ ـرظ # ه صفـاخ عـثـؼـح ذـ

ش اعـر وال ـ ـؼ ـغ تصـش # دــاج ا فـمـذسج إسادج عـ

Nadhom di atas merupakan salah satu nadhom yang

menyebutkan sifat wajib bagi Allah SWT. Sifat wajib bagi Allah

SWT ialah sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT yang ada 20,

mustahil tidak dimiliki oleh-Nya.

Adapun nilai pendidikan tauhid yang ada dalam kitab „Aqidatul

Awam yang terdapat dalam pasal II menurut pemikiran Sayid Ahmad Al-

Marzuki yaitu:

1. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui

sifat wajib bagi Allah diantaranya:

a) Sifat Wujud bagi Allah SWT.

Allah SWT itu ada, tidak mungkin Allah SWT tidak ada.

Dalil aqli yang membukti bahwa Allah SWT itu ada adalah

penciptaan alam semesta beserta isinya. Sebagaimana Allah telah

berfirman dalam Q.S Ar-Ra‟du ayat 16:

ء وهى ش ك و خا الله .... ل الله اواخ واألسض ل سب اغه ل

اس مهه ىادذ ا ا

Artinya: katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?

Jawabnya: “Allah”...“Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala

sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha esa laig Maha Perkasa”

(Q.S Ar-Ra‟du: 16) (Mahmud, 2005: 251).

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Ayat di atas sudah jelas membuktikan bahwa Allah SWT itu

ada, karena Allah SWT telah menciptakan alam semesta dan

seisinya mulai dari ‟Arsy hingga bagian bumi yang paling bawah,

semua itu merupakan perkara yang baru keberadaannya. Artinya,

perkara yang ada (tercipta) setelah tidak ada. Dan setiap perkara

yang baru pasti ada pencipta yang tetap wujudnya. Maka, alam

jelas ada yang menciptakan. Keberadaan Sang Pencipta diperoleh

dari dalil sifat keesaan dan dari ketetapan sifat wujud bagi Allah

SWT. Dengan demikian, menjadai mustahil bila Allah SWT

mempunyai sifat yang berlawanan dengan sifat wujud-Nya.

Makna wujud menurut Sayid Ahmad Al-Marzuki adalah sifat

mengenai ketetapan yang mensifati (dengan wujud itu) untuk

menunjukkan hakikat zat.

Sedangkan makna wujud menurut Syaikh Muhammad al-

Fudholi dalam kitab Kifāyah al-Awām adalah suatu keadaan yang

harus dimiliki suatu zat , selama zat tersebut masih ada, dan

keadaan seperti ini tidak bisa dibatasi suatu alasan (Achmad

Sunarto, 2010: 28).

Kedua makna diatas maksudnya adalah sama, hanya saja

bahasa penyampainnya yang berbeda.

b) Sifat Qidam bagi Allah SWT.

Allah SWT adalah al-Awal, tidak ada permulaan bagi wujud-

Nya, dan juga al-Akhir, artinya tidak ada akhir dari wujud-Nya.

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Dalil aqli yang membuktikan bahwa Allah SWT bersifat qidam

menurut Sayid Ahmad Al-Marzuki adalah Seandainya Allah SWT

hudust (ada awalnya) pasti Allah SWT membutuhkan yang

menciptakan, dan itu mustahil bagi Allah SWT. Karena Allah SWT

adalah zat yang Maha Awal dan yang Maha Akhir sebagaimana

Firman Allah SWT:

ء ػ ش وهى تى ثاط خش واظهاهش وا ي وا هى األوه

Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan

Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-

Hadid: 3) (Mahmud, 2005: 537)

Dari pendapat diatas maksudnya adalah sama, bahwa Allah

adalah zat Awal dan yang Akhir, tidak ada yang mengawali dan

mengakhiri wujudnya Allah (Achmad Sunarto, 2010: 47).

c) Sifat Baqa‟ bagi Allah SWT.

و جة ف دمح ذؼا اثماء

Sifat Baqā‟ wajib ada didalam zat Allah SWT, karena Allah SWT

adalah zat yang kekal abadi. Allah SWT ada untuk selama-

lamanya, tidak mengalami kehancuran. Lawan dari sifat ini adalah

sifat fana‟ (rusak) (Sayid Ahmad al-Marzuki: 9).

Wajib bagi Allah SWT bersifat baqa‟, bukti bahwa Allah

SWT bersifat baqa‟ adalah jika Allah SWT tidak memiliki sifat

baqa‟ maka ada kemungkinan Allah SWT akan rusak. Dan adanya

kemungkinan tersebut tidak akan pernah terjadi karena Allah SWT

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

adalah zat yang qadim dan kekal untuk selama-lamanya, sesuai

bunyi firman Allah SWT:

وشا جالي واإل وجه سته رو ا وثم

Artinya: Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai

kebesaran dan kemuliaan (ar-Rahman: 27) (Mahmud, 2005: 532).

d) Sifat Mukholafatu lil hawaditsi bagi Allah SWT.

جة ف دمه ذؼا اخا فح ذىاد زو

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat Mukhālafah lil Hawādits,

lawan dari sifat ini adalah sifat mumatsalatu lil hawadits (Sayid

Ahmad Al-Marzuki: 9).

Wajib bagi Allah SWT memiliki sifat Mukhālafah lil

Hawādits, karena Allah SWT berbeda dengan makhluk-Nya.

Dijelaskan oleh Sayid ahmad Al-Marzuki Allah SWT itu tidak

sama dengan makhluk baik itu manusia, jin, malaikat ataupun

makhluk lainya. Dalam hal ini Allah SWT tidak mungkin

mempunyai sifat yang dimiliki oleh semua makhluk seperti

berjalan, duduk, atau mempunyai susunan anggota badan. Allah

SWT terlepas dari susunan anggota tubuh seperti punya mulut,

mata, telinga dan anggota tubuh lainnya (Achmad Sunarto, 2012:

55).

Dalil yang menunjukkan sifat mukhalafatul lil hawaditsinya

Allah SWT adalah Seandainya Allah SWT Mumatsalah

(menyerupai makhluk) maka Allah SWT tidak ada bedanya dengan

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

makhluk, dan itu mustahil. Ditegaskan dalam al-Qur‟an

sebagaimana firman-Nya:

ء وهى ه ش ث ظ و ثصش غ ا اغه ...

Artinya: “ Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan

Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syura:

11) (Mahmud, 2005: 484).

Jadi, sudah jelas Allah SWT itu berbeda dengan makhluknya

karena tidak mungkin terjadi persamaan, antara Tuhan Sang

Pencipta dengan makhluk yang diciptakan.

e) Sifat Qiyamuhu binafsihi bagi Allah SWT.

Allah SWT berdiri dan berbuat dengan kekuatannya diri-

Nya sendiri. Wujud Allah SWT ditentukan oleh diri-Nya sendiri,

bukan oleh yang lain diluar diri-Nya. Dalil yang menunjukkan

bahwa Allah SWT bersifat Qiyāmuhu Binafsihi:

اؼ ػ ه الل غ ... ا

Artinya: “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya

(Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (Al-Ankabut: 6)

(Mahmud, 2005: 396).

Allah SWT ada dan berdiri dengan kekuasaan dan

kekuatannya sendiri, karena Allah SWT adalah Tuhan yang Maha

Kaya atas segala-galanya.

f) Sifat Wahdaniyah bagi Allah SWT.

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Makna Wahdāniyah menurut Sayid Ahmad Al-Marzuki

adalah bahwa Allah SWT tidak tersusun dari beberapa bagian,

artinya bahwa Allah SWT itu satu.

Adapun makna Wahdāniyah dalam sifat menurut pendapat

Syaikh Muhammad al-Fudholi adalah tidak adanya banyak sifat,

maksudnya Allah SWT tidak mempunyai banyak sebutan ataupun

makna. (Achmad Sunarto, 2012: 64).

Sedangkan makna Wahdāniyah dalam perbuatan adalah,

bahwa tidak ada satupun perbuatan makhluk yang sama dengan

perbuatan Allah SWT. Seperti; Allah SWT menciptakan makhluk,

memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, dan lain-lain (Achmad

Sunarto, 2010: 8).

g) Sifat Qudroh bagi Allah SWT.

Sifat qudroh ini merupakan aplikasi dari sifat wujud dan

yang telah dahulu dan selalu menetap pada zat Allah SWT. Dengan

sifat qudrat ini, Allah SWT akan mewujudkan dan meniadakan

segala sesuatu kemungkinan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Adapun dalil qudrohnya Allah SWT adalah:

ء لذش ش و ه الل ػ ا

Artinya: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (Al-

Baqarah: 20) (Mahmud, 2005: 4) .

Kekuasaan Allah SWT meliputi segala yang dilangit dan

dibumi. Seluruh alam semesta beserta isinya diciptakan dengan

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

kekuasaan-Nya, maka mustahil jika Allah SWT mempunyai sifat

„Ajzun ( lemah).

h) Sifat Irodatun bagi Allah SWT.

Tidak akan terjadi segala sesuatu melainkan atas

kehendak-Nya. Maka apapun yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan

apapun yang tidak dikehendaki-Nya maka tidak mungkin terjadi.

Dalil yang membuktikan sifat iradahnya Allah SWT adalah alam

ini tercipta dengan jalan iradah dan ikhtiyarnya Allah SWT

(Abdullah Zakiy, 1999: 31). Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ذ ا ش ه ستهه فؼه ا

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana

terhadap apa yang dia kehendaki” (Hud: 107 ) (Mahmud, 2005:

233) .

i) Sifat „Ilmun bagi Allah SWT.

Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu dari yang

sebesar-besarnya sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang telah

ataupun yang akan terjadi di bumi, di udara, di laut, dan di mana

saja, di dalam gelap atau terang, lahir atau bathin. Mustahil Allah

SWT tidak mengetahui, karena tidak mengetahui berarti bodoh.

Kebodohan adalah sifat kekurangan, sedang Allah SWT Maha Suci

dari sifat kekurangan.

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

untuk menciptakan alam ini Allah juga mengetahui apa

yang ada dialam semesta ini. Allah SWT lah yang mengatur segala

kejadian yang terjadi di alam ini dengan sifat iradah dan ilmunya

Allah SWT.

j) Sifat hayyatun bagi Allah SWT.

Kehidupan Allah SWT itu kekal abadi, tidak ada waktu

lahirnya dan tidak ada waktu matinya. Allah SWT hidup untuk

selama-lamanya dengan tidak berkesudahan.

k) Sifat Sama‟ bagi Allah SWT.

Pendengaran Allah SWT meliputi segalanya. Sifat

tersebut merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT yang

memiliki keterkaitan dengan segala yang ada, yaitu dengan

memiliki sifat tersebut segala sesuatu yang ada di dunia akan

tampak jelas oleh-Nya baik yang ada itu wajib atau jaiz (Achmad

Sunarto, 2012:106). Dalilnya sifat Sama‟ adalah:

ش غ اثص وهى اغه

Artinya: “Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha

Melihat” (Asy-Syûrā: 11) (Mahmud, 2005: 42).

l) Sifat Bashor bagi Allah SWT.

Penglihatan Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT yang memiliki

keterkaitan dengan segala yang ada, yaitu dengan memiliki sifat

tersebut segala sesuatu yang ada di dunia akan tampak jelas oleh-

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Nya baik yang ada itu wajib atau jaiz (Achmad Sunarto, 2012:106).

Dalilnya sifat Bashar adalah:

ش غ اثص وهى اغه

Artinya: “Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha

Melihat” (Asy-Syûrā: 11) (Mahmud, 2005: 42).

m) Sifat Kalam bagi Allah SWT.

Berbicaranya Allah SWT berbeda dengan bicaranya

makhluk, karena sesungguhnya bicaranya makhluk adalah sesuatu

yang diciptakan pada diri makhluk dengan membutuhkan

perantara, seperti mulut, lidah dan dua bibir. Sedangkan bicaranya

Allah SWT adalah berupa firman atau kalāmullah.

Adapun yang dimaksud dengan kalam Allah SWT menurut

pendapat Syaikh Muhammad al-Fudhali bukanlah lafadz-lafadz

syari‟fah (al-Qur‟an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw itu, karena al-Qur‟an tersebut baru saja di turunkan, sementara

kalam yang ada pada Allah SWT itu qadim (sudah ada sejak dahulu

kala) (Achmad Sunarto, 2012: 116).

Sedangkan menurut pendapat Abdullah Zakiy (1999: 34)

kalam adalah sifat Allah SWT yang qadim dan berdiri dengan

zatnya sendiri yang dilakukan tidak menggunakan huruf dan tidak

pula menggunakan suara.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalam

adalah sifat Allah SWT yang bukan berupa suara, huruf, atau

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

bukanlah lafadz-lafadz al-Qur‟an melainkan sifat Allah SWT yang

ada karena zat-Nya sendiri sejak zaman dahulu kala (qadim).

n) Sifat Qadiran bagi Allah SWT.

Sifat Qadiran ini merupakan aplikasi dari sifat wujud dan

yang telah dahulu dan selalu menetap pada zat Allah SWT. Dengan

sifat qadiran ini, Allah SWT akan mewujudkan dan meniadakan

segala sesuatu kemungkinan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Adapun dalil qadirannya Allah SWT adalah:

ه الل ػ ء لذش ا ش و

Artinya: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala

sesuatu” (Al-Baqarah: 20) (Mahmud, 2005: 4) .

Kekuasaan Allah SWT meliputi segala yang dilangit dan

dibumi. Seluruh alam semesta beserta isinya diciptakan dengan

kekuasaan-Nya, maka mustahil jika Allah SWT mempunyai sifat

„Ajzun (lemah).

o) Sifat Muridan bagi Allah SWT.

Tidak akan terjadi segala sesuatu melainkan atas kehendak-

Nya. Maka apapun yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apapun

yang tidak dikehendaki-Nya maka tidak mungkin terjadi.

p) Sifat „Aliman bagi Allah SWT.

Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu dari yang

sebesar-besarnya sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang telah

ataupun yang akan terjadi di bumi, di udara, di laut, dan di mana

saja, di dalam gelap atau terang, lahir atau bathin. Mustahil Allah

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

SWT tidak mengetahui, karena tidak mengetahui berarti bodoh.

Kebodohan adalah sifat kekurangan, sedang Allah SWT Maha Suci

dari sifat kekurangan.

q) Sifat Hayyan bagi Allah SWT.

Kehidupan Allah SWT itu kekal abadi, tidak ada waktu

lahirnya dan tidak ada waktu matinya. Allah SWT hidup untuk

selama-lamanya dengan tidak berkesudahan.

r) Sifat Sami‟an bagi Allah SWT.

Pendengaran Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT yang memiliki

keterkaitan dengan segala yang ada, yaitu dengan memiliki sifat

tersebut segala sesuatu yang ada di dunia akan tampak jelas oleh-

Nya baik yang ada itu wajib atau jaiz (Achmad Sunarto, 2012:106).

s) Sifat Bashiron bagi Allah SWT.

Penglihatan Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT yang memiliki

keterkaitan dengan segala yang ada, yaitu dengan memiliki sifat

tersebut segala sesuatu yang ada di dunia akan tampak jelas oleh-

Nya baik yang ada itu wajib atau jaiz (Achmad Sunarto, 2012:106).

t) Sifat Mutakaliman bagi Allah SWT.

Berbicaranya Allah SWT berbeda dengan bicaranya

makhluk, karena sesungguhnya bicaranya makhluk adalah sesuatu

yang diciptakan pada diri makhluk dengan membutuhkan

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

perantara, seperti mulut, lidah dan dua bibir. Sedangkan bicaranya

Allah SWT adalah berupa firman atau kalāmullah.

2. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui

sifat mustahil bagi Allah diantaranya:

1. Sifat „Adam mustahil bagi Allah SWT.

2. Sifat Huduts mustahil bagi Allah SWT.

3. Sifat Fana‟ mustahil bagi Allah SWT.

4. Sifat Mumatsalasu lil Hawaditsi mustahil bagi Allah SWT.

5. Sifat Ihtiyaju Li Ghairihi mustahil bagi Allah SWT.

6. Sifat Ta‟adud mustahil bagi Allah SWT.

7. Sifat Ajzun mustahil bagi Allah SWT.

8. Sifat Karahatun mustahil bagi Allah SWT.

9. Sifat Jahlun mustahil bagi Allah SWT.

10. Sifat Mautun mustahil bagi Allah SWT.

11. Sifat Sum‟un mustahil bagi Allah SWT.

12. Sifat „Umyun mustahil bagi Allah SWT.

13. Sifat Bukmun mustahil bagi Allah SWT.

14. Sifat „Ajizan mustahil bagi Allah SWT.

15. Sifat Karihan mustahil bagi Allah SWT.

16. Sifat Jahilan mustahil bagi Allah SWT.

17. Sifat Mayyitan mustahil bagi Allah SWT.

18. Sifat Ashoma mustahil bagi Allah SWT.

19. Sifat A‟ma mustahil bagi Allah SWT.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

20. Sifat Abkama mustahil bagi Allah SWT.

3. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui

sifat jaiz bagi Allah yaitu: “ او ذشوه ى و .”فؼ

Sifat jaiz bagi Allah yang terkandung dalam nadhom :

ـىـ ـىـ ه ذـشن ه و ػذ ه و جـائـض تـفـضـ وفؼ

Adapun Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat

apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur‟an disebutkan :

اشاء خك وسته وخراس

“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang

dikehendaki-Nya.(Al-Qashash: 68)

Sifat Jaiz (kewenangan) bagi Allah SWT adalah sifat yang

boleh ada pada Allah SWT. Hanya ada satu sifat yaitu:

او ذش وه ى و menciptakan setiap yang mungkin wujudnya)فؼ

atau tidak menciptakanya). Yang disebut “mungkin” ialah sesuatu

yang bisa wujud dan bisa pula tidak wujud, sekalipun itu berupa

perkara yang jelek seperti; kufur atau maksiat, menciptakan makhluk,

memberi rezeki, dan lain sebagainya. Harus kita ingat bahwa Allah

SWT itu sempurna kekuasaannya, sempurna ilmunya dan sesuatu

yang jaiz itu tentu boleh ada dan boleh tidak ada. Maka Allah SWT

pun Maha Kuasa untuk mengadakan dan meniadakan.

Jadi Allah SWT boleh berbuat sesuatu, boleh juga tidak berbuat

sesuatu. Berbuat atau tidak berbuat, menjadi wewenang sepenuhnya

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

bagi Allah SWT. Dia bebas dan merdeka untuk menentukannya

sendiri apa yang ingin diperbuat-Nya.

Demikianlah penjelasan dari pasal II yaitu: 20 sifat wajib, 20 sifat

mustahil dan 1 sifat jaiz bagi Allah SWT yang wajib kita yakini dan

kita ketahui secara terperinci. Kemudian wajib pula bagi kita meyakini

bahwa Allah SWT bersih dari segala sifat kekurangan, karena Allah

SWT mempunyai sifat sempurna yang tiada terhingga apabila

dipandang dari segi bilangan.

Dalam pasal III terdapat pembahasan sifat wajib bagi Rasul,

mustahil dan Jaiz Rasul. Sifat wajib bagi Rasul terkandung dalam nadzom:

اه غ واأل ـ ث ـذق واـرـه ـثا رو فـطـاـه تاص أ أسعـ

ـشض ف ا ـش مص وخف ػـشض تغـ وجـائض ف دمـه

وغـائش ـره ـالئىه ػصـ ـ الئـىه واجـثـح وفـاضىا ا ا

Sifat wajib bagi Rasul adalah sifat yang harus dimiliki oleh

utusan Allah SWT (Rasul). Sedangkan sifat mustahil bagi Rasul adalah

sifat yang mustahil dan tidak mungkin dimiliki oleh para Nabi dan Rasul,

karena mereka semua maksum (terjaga dari dosa). Telah diyakini bahwa

para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah

dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak

dimiliki makhluk biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan risalah yang

dibawa.

Adapun nilai pendidikan tauhid yang ada dalam kitab „Aqidatul

Awam yang terdapat dalam pasal III menurut pemikiran Sayid Ahmad

Al-Marzuki yaitu:

1. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui

sifat wajib bagi Rasul diantaranya:

a. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Shiddiq (jujur).

Setiap Rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apa

apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu

atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah

tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang

disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang

bersumber dari Allah. Kita sebagai manusia harus percaya dan

yakin bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau

perbuatan adalah benar. Mustahil Rasul memiliki sifat Kidzib

(dusta), karena Rasul dalam menyampaikan ajaran-Nya selalu

jujur.

b. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Amanah (dapat dipercaya).

Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin.

Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat

dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para Rasul akan

terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika.

Mustahil Rasul memiliki sifat Khianat, karena sikap dan

perilakunya tidak pernah melanggar larangan dan aturan-aturan

Allah serta tidak menyimpang dari ajaran-Nya.

c. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Tabligh (menyampaikan).

Rasul memiliki sifat tabligh, yakni menyampaikan apa yang

semestinya disampaikan. Wahyu yang diterima seluruhnya

disampaikan kepada umatnya dan tidak ada satupun yang

disembunyikan. Sehingga Nabi dan Rasul sangat mustahil memiliki

sifat kitman atau menyembunyikan.

d. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Fathanah (cerdas).

Rasul dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan

kemampuan dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan

didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan

bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang Rasul

wajib memiliki sifat cerdas, dan mustahil Rasul memiliki sifat

Baladah (bodoh). Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan

bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam

penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan

wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak

sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima

dan mengakuinya.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

2. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui

sifat mustahil bagi Rasul diantaranya:

a. Seorang Rasul mustahil mempunyai sifat kidzib (dusta).

b. Seorang Rasul mustahil mempunyai sifat Khiyanah

(bohong/melanggar).

c. Seorang Rasul mustahil mempunyai sifat Kitman

(menyembunyikan).

d. Seorang Rasul mustahil mempunyai sifat Baladah (bodoh).

Dalam pasal IV terdapat pembahasan nama Malaikat dan nama

Nabi yang terkandung dalam nadzom:

واجة تذى غ خ واجة فـادـفظ ضذ وـ غـرذ ـ وا

ف فذمك واغـر ـىــه ه وـ ض ـ غح وػشش خ ـ ذـفص

ظ ادس آد ـرهثغ ه وـ ـ ـخ وإتشاهـ ـغ صا ىح هـىد

اعذاق وـزا ؼـمىب ىعف وأـىب ادرزي اػ ىط واعـ

ا ثـغ داود ع اذـه ىـف ـغغ رو ا ىع وا و ة هاسو شؼ

ــاط دع غـها إ غـ وطـه خاذ ىظ صوشـها ذ ػـ

ـالج اصه ـهـ ػـ ا ـد األــه ــا دا هـ وآ واغهـال

ه ال شـشب وال ى ال أوـ ز تال أب وأ ـه اـه ـ وا

ػضسائـ ـىـاي اعـشاف ـ ـ جثش ه ػشش ذفـصـ

ذ ادرـزي ػـرـ ه وسضىا ا ـىش ـ ش ة ـىـ ووزا وسل

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Adapun nilai pendidikan tauhid yang ada dalam kitab Aqidatul

Awam yang terdapat dalam pasal IV menurut pemikiran Sayid Ahmad

Al-Marzuki yaitu:

1. Pendidikan tentang kewajiban seorang mukallaf untuk mengetahui

nama-nama malaikat, diantaranya:

a) Jibril, tugasnya menyampaikan wahyu.

b) Mikail, tugasnya membagi rezeki.

c) Israfil, tugasnya meniup sangkakala.

d) Izrail, tugasnya mencabut nyawa.

e) Munkar, tugasnya menanyai didalam kubur.

f) Nakir, tugasnya menanyai didalam kubur.

g) Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.

h) „Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.

i) Malik, tugasnya menjaga pintu neraka.

j) Ridwan, tugasnya menjaga pintu surga.

Malaikat adalah makhluk yang memiliki kekuatan- kekuatan

yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah, Malaikat diciptakan

oleh Allah terbuat dari cahaya.

2. Pendidikan tentang kewajiban seorang mukallaf untuk mengetahui

nama-nama dua puluh lima Nabi, diantaranya:

1) Nabi Adam a.s

2) Nabi Idris a.s

3) Nabi Nuh a.s

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

4) Nabi Hud a.s

5) Nabi Shaleh a.s

6) Nabi Ibrahim a.s

7) Nabi Luth a.s

8) Nabi Isma‟il a.s

9) Nabi Ishaq a.s

10) Nabi Ya‟kub a.s

11) Nabi Yusuf a.s

12) Nabi Ayyub a.s

13) Nabi Syu‟aib a.s

14) Nabi Musa a.s

15) Nabi Harun a.s

16) Nabi Dzulkifli a.s

17) Nabi Daud a.s

18) Nabi Sulaiman a.s

19) Nabi Ilyas a.s

20) Nabi Ilyasa‟ a.s

21) Nabi Yunus a.s

22) Nabi Zakariya a.s

23) Nabi Yahya a.s

24) Nabi Isa a.s

25) Nabi Muhammad SAW

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

BAB IV

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL

AWAM KARYA SAYID AHMAD AL-MARZUKI

A. Nilai Tauhid dalam kitab ‘Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al –Marzuki

Nabi Muhammad merupakan uswatun hasanah terbaik di dunia ini,

beliau adalah sebaik-baik umat, sumber pendidik sepanjang zaman. Beliau adalah

Nabi dan Rasul terakhir yang tidak ada keraguan perihal keimanannya. Tetapi,

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

beliau tetap berusaha menambah keimanan setiap hari, walaupun kehidupan

akhirat beliau telah dijamin masuk surga. Banyak para sahabat sampai ulama‟

yang mengikuti jejak beliau baik dalam hal keilmuan maupun ketauhidannya.

Termasuk yang berusaha mengikuti jejak beliau adalah Sayid Ahmad Al-Marzuki.

Seorang ulama‟ terkemuka asal Betawi.

Kita sebagai umat Beliau tentu dengan semaksimal mungkin meniru

perilaku beliau dalam hal keilmuan dan tauhid. Manusia diberi keutamaan lebih

daripada makhluk lain. Manusia dilantik menjadi khalifah di bumi untuk

memakmurkannya. Untuk itu dibebankan kepada manusia untuk memiliki sifat

amanah. Diberikan pula kebebasan dan tanggung jawab memiliki serta

memelihara nilai-nilai keutamaan. Keutamaan yang diberikan bukan karena

bangsanya, bukan juga karena warna, harta, derajat, jenis profesi dan kasta

sosialnya. Tetapi semata-mata karena iman, taqwa, amalnya dalam beribadah,

serta memantapkan hati dalam dirinya (Al-Syaibani, 1983: 107).

Nilai tauhid harus disampaikan kepada anak sejak usia dini melalui

pendidikan, baik di keluarga, masyarakat, maupun sekolah pendidikan merupakan

hal pokok yang harus diasuransi oleh setiap manusia, karena menganut pada

alasan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis, tetapi

walaupun dalam keadaan demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan.

Dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki

menjelaskan perihal nilai tauhid. Adapun nilai tauhid diantaranya:

1) Nilai Ilahiyah

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Dalam bahasa Al-Qur‟an, dimensi hidup Ketuhanan ini juga disebut jiwa

rabbaniyah atau ribbiyah. Dan jika dirinci apa saja wujud nyata atau substansi

jiwa ketuhanan itu, maka kita dapatkan nilai-nilai tauhid pribadi yang penting

dan harus ditanamkan pada setiap individu Muslim. Diantara nilai-nilai yang

mendasar adalah:

a. Iman

Sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah. Jadi, tidak

cukup hanya percaya adanya Allah, melainkan harus mengingat

menjadi sikap mempercayai kepada Adanya Allah dan menaruh

kepercayaan kepada-Nya.

Aspek dalam ilmu tauhid adalah keyakinan akan eksistensi

Allah Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa dan memiliki sifat-sifat

kesempurnaan lainnya. Keyakinan demikian membawa seseorang

kepada kepercayaan akan adanya Malaikat, kitab-kitab yang

diturunkan Allah, Nabi-nabi/Rasul-rasul, takdir kehidupan sesudah

mati, dan melahirkan kesadaran akan kewajibannya kepada Khalik

(Pencipta). Sebab semua yang disebut ini merupakan konsekuensi

adanya Allah Swt.

Iman ialah membenarkan secara sungguh-sungguh segala

sesuatu yang diketahui sebagai berita yang dibawa oleh Nabi dari sisi

Allah SWT juga dikatakan sebagai at-tasdiq bil-qalbi (membenarkan

dengan hati), al-iqrar bil-lisan (pengakuan dengan ucapan), dan al-

„amal bil-arkan (mengamalkan dengan anggota tubuh). Rukun iman

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

ada enam yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-

kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir serta takdir baik dan buruk

yang datang dari Allah.

1. Iman kepada Allah.

Menurut Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, yang

dimaksud iman kepada Allah ialah “membenarkan adanya Allah

SWT dengan cara menyakini dan mengetahui bahwa Allah wajib

ada-Nya karena zatnya sendiri (Wajib Al-Wujud li Dzatihi),

Tunggal dan Esa, Yang Maha Kuasa, Yang hidup dan Berdiri

Sendiri, Yang Qadim dan Azali untuk selamanya.

Keimanan sesorang kepada Allah ini sangat berpengaruh

terhadap hidup dan kehidupannya, antara lain:

a. Ketakwaannya akan selalu meningkat.

b. Kekuatan batin, ketabahan, keberanian, dan harga dirinya akan

timbul karena ia hanya mengabdi kepada Allah dan meminta

pertolongan kepada-Nya, tidak kepada yang lain.

c. Rasa aman, damai dan tentram akan bersemi dalam jiwanya

karena ia telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.

2. Iman kepada Malaikat

Rukun iman kedua ialah beriman kepada Malaikat. Kata

Malaikat adalah kata jamak dari kata malak yang berasal dari kata

alukah ( اىڪح ) yang berarti risalah. Dalam al-Qur‟an banyak ayat

yang mewajibkan setiap mukmin untuk beriman kepada adanya

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Malaikat. Jika seseorang beriman kepada para Malaikat, maka yang

dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat

yang terdapat pada Malaikat, seperti sifat jujur, amanah, tidak

pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan

Allah. Percaya kepada Malaikat juga dimaksudkan agar manusia

juga diperhatikan dan diawasi oleh para Malaikat sehingga ia tidak

berani melanggar larangan Allah.

Keimaman kepada Malaikat membawa pengaruh positif bagi

seseorang, antara lain ia akan selalu berhati-hati dalam setiap

perkataan dan perbuatan sebab Malaikat selalu di dekat-Nya,

merekam apa yang ia katakan dan ia perbuat itu. Yuhanar Ilyas

menjelaskan dalam bukunya kuliah aqidah Islam memaparkan

dengan beriman kepada Malaikat seseorang akan:

a. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah Swt yang

menciptakan dan menugaskan para Malaikat tersebut.

b. Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan-

Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para

Malaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan hamba-

hambanya.

c. Berusaha berhubungan dengan para Malaikat dengan jalan

mensucikan jiwa, membersihkan hati, dan meningkatkan ibadah

kepada Allah Swt, sehingga seseorang akan sangat beruntung

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

bila termasuk golongan yang didoakan oleh para Malaikat,

sebab do‟a Malaikat tidak pernah ditolak oleh Tuhan.

d. Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala

kemaksiatan serta ingat senantiasa kepada Allah, sebab para

Malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan

manusia.

3. Iman kepada para Rasul

Yang dimaksud kepada iman kepada Rasul-rasul Allah

adalah meyakini bahwa Allah SWT mengutus Rasul-rasul kepada

manusia untuk memberi petunjuk kepada mereka dan

menyempunakan kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Para

rasul adalah manusia pilihan Allah yang mempunyai sifat jujur,

terbebas dari cacat dan kurang, terlindungi (ma‟shum) dari dosa-

dosa besar maupun kecil.

4. Iman kepada Hari Akhir

Yang dimaksud dengan hari akhir adalah kehidupan yang

kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir; termasuk

semua proses dan peristiwa yang terjadi pada Hari itu, mulai dari

kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta berakhirnya

seluruh kehidupan (Qiyamah).

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Keimanan kepada hari kiamat memberikan pengaruh positif

bagi kehidupan manusia:

a. Ia akan senantiasa menjaga dan memelihara diri dari melakukan

perbuatan dosa dan maksiat serta akan selalu taat dan bakti

kepada Allah karena segala amal, baik atau buruk akan ada

balasannya di hari akhirat.

b. Ia akan sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan

hidup karena ia yakin bahwa kesenangan dan kebahagiaan hidup

yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti.

c. Ia memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai dalam setiap

gerak dan tindakan yang dilakukannya, yaitu kebajikan yang

dapat membawanya yang dapat membawanya kepada

kebahagiaan hidup di akhirat.

5. Iman kepada Takdir

Yang dimaksud dengan iman kepada takdir ialah meyakini

bahwa Allah telah menentukan kebaikan dan keburukan sejak

azali, sebelum manusia diciptakan. Karena itu, tidak ada suatupun

yang baik dan buruk yang bermanfaat dan yang mudharat, yang

diluar ketentuan Allah dan penetapan Allah (qadha‟ dan qadar-

Nya), dari kehendak dan kemauan-Nya.

Orang yang percaya pada qadha dan qadhar Allah itu

senantiasa mau bersyukur terhadap keputusan Allah dan rela

menerima segala keputusan-Nya. Yang dapat bertahan dalam

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

menerima keputusan-keputusan Allah seperti itu hanyalah orang-

orang yang telah mempunyai sifat ridha artinya rela menerima

dengan apa yang telah ditentukan dan ditakdirkan Tuhannya.

Orang-orang yang telah memiliki sifat ridha itu tidak akan mudah

bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dialaminya, tidak

merasa menyesal dalam hidup kekurangan karena mereka kuat

berpegang kepada aqidah Iman kepada qadha dan qadar yang

semuanya datang dari Allah.

b. Islam

Sebagai kelanjutan iman, maka sikap pasrah kepada-Nya,

dengan meyakini bahwa apapun yang datang dari Allah tentu

mengandung hikmah kebaikan yang tidak mungkin diketahui seluruh

wujudnya oleh kita yang dhaif.

c. Ihsan

Kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa

hadir atau berada bersama kita dimanapun kita berada. Berkaitan

dengan ini, karena selalu mengawasi kita, maka kita harus berbuat,

berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik-baiknya

dan penuh rasa tanggung jawab, tidak setengah-setengah dan tidak

dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-

Nya.

d. Taqwa

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita,

kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhai Allah,

dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-

Nya. Taqwa dengan melaksanakan segala perintah Allah SWT dan

menjauhi segala yang dilarang-Nya, baik secara lahiriah maupun

batiniah dengan cara mensyiarkan agama Allah SWT dan mencintai-

Nya dengan penuh keikhlasan (Sultoni, 2007: 153).

Dengan perilaku taqwa harus ditanamkan dalam jiwa seseorang,

agar ilmu yang diperoleh dapat memberi manfaat bagi dirinya sendiri

maupun kepada orang lain dengan tidak melupakan Allah sebagai

sumber seluruh ilmu pengetahuan. Seorang berilmu yang tertanam

taqwa dalam dirinya akan merasa takut untuk melakukan larangan-

larangan Allah serta senantiasa melaksanakan apa yang telah

diperintah-Nya. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan:

ولىىا لى (70) ىا اذهمىا الله آ ال عذذا ا أها اهز

(71) و رىتى وغفش ى اى أػ خ ى ا ص وسعىه فمذ فاص فىصا ػظ طغ الله

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah

memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu

dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

e. Ikhlas

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Sikap murni dalam tingkah laku atau perbuatan, semata-mata

demi memperoleh ridho Allah dan bebas dari pamrih lahir dan batin,

tertutup maupun terbuka.

f. Tawakal

Sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan

kepada-Nya dan keyakinan bahwa Allah akan menolong kita dalam

mencari dan menemukan jalan yang terbaik. Karena kita mempercayai

atau menaruh kepercayaan kepada Allah, maka tawakal adalah suatu

kemestian.

g. Syukur

Sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan, dalam hal ini atas

segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang jumlahnya, yang

dianugrahkan Allah kepada kita. Sikap bersyukur sebenarnya sikap

optimis kepada Allah, karena itu sikap bersyukur kepada Allah adalah

sesungguhnya sikap bersyukur kepada diri sendiri. Dan perilaku ini

harus ada dalam diri seorang pelajar. Karena setiap nafas yang kita

hirup merupakan kuasa-Nya.

h. Sabar

Tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir

dan batin. Menahan hawa nafsu agar tetap berada pada batas-batas yang

telah ditentukan oleh agama. Sabar merupakan salah satu sifat

keutamaan yang sangat dibutuhkan oleh seorang Muslim, baik dalam

kehidupan dunianya maupun dalam kehidupan agamanya. Antara sabar

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

dan syukur ada keterkaitan, seperti keterkaitan yang ada antara nikmat

dan cobaan dimana manusia tidak bisa terlepas dari keduanya. Karena

syukur dengan amal perbuatan menurut adanya kesabaran dalam

beramal.

Oleh karena itu, sabar adalah separuh iman, sebab tidak satupun

maqam iman kecuali disertai kesabaran (Hawa,2004: 370). Bahkan

Allah akan memberikan derajat yang tinggi dan kebaikan, dan

menjadikannya sebagai buah dari kesabaran. firman-Nya:

﴿ ى ا واىا ؼ صثشوا أجشه تأدغ ه ٱهز ٦٩وجض

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada

orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakan” (Q.S An-Nahl: 90)

2) Nilai Insaniyah

Selain nilai Ilahiyah, niai Insaniyah juga termasuk dalam ilmu tauhid

yang perlu diajarkan kepada setiap individu Muslim. Dengan nilai Insaniyah

kita dapat mengetahui secara akal sehat dengan mengikuti hati nurani kita.

Adapun diantara nilai-nilai yang termasuk dalam Insaniyah adalah:

a. Silaturrahim: Pertalian rasa cinta kasih antara sesama manusia,

khususnya antara saudara, tetangga, kerabat dan lain-lain. Sifat utama

Tuhan adalah kasih (rahim, rahmah) sebagai satu-satunya sifat Ilahi

yang diwajibkan sendiri atas diri-Nya. Maka manusia pun harus cinta

kepada sesamanya, agar Allah cinta kepadanya.

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

b. Al-Ukhuwah: Semangat persaudaraan, lebih-lebih kepada sesama

orang yang beriman (biasa disebut Ukhuwah Islamiyah).

c. Al-Muasawah: Pandangan bahwa semua manusia, tanpa memandang

jenis kelamin, kebangsaan atau kesukuannya, adalah sama dalam

harkat dan martabat. Tinggi rendahnya manusi hanya dalam

pandangan Allah yang tahu kadar ketaqwaannya.

d. Al-„Adalah: Wawasan yang seimbang dalam memandang, menilai

atau menyikapi sesuatu atau seseorang dan seterusnya. Al-Qur‟an

menyebutkan bahwa kaum beriman dirancang oleh Allah untuk

menjadi golongan tengah agar dapat menjadi saksi untuk sekalian

unat manusia, sebagai kekuatan menengah.

e. At- Tawadhu‟: rendah hati, sebuah sikap yang tumbuh karena

keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah.

f. Amanah: dapat dipercaya, sebagai salah satu konsekuensi Iman

adalah penampilan diri yang dapat dipercaya. Amanah sebagai budi

luhur.

B. Signifikansi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan sehari – hari

Manusia harus mempunyai pendidikan tauhid dalam sehari-hari, karena

dengan pendidikan tauhid itu sebagai pedoman pokok dasar pendidikan Islam.

Pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari juga membuat masyarakat mampu

memiliki keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar, sehingga anak

tidak hanya mengikuti saja atau “taklid buta”. Dengan mengajarkan ketauhidan

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits, maka ketauhidan yang terbentuk

dalam jiwa anak disertai dengan ilmu pengetahuan yang berdasarkan kepada

argumen-argumen dan bukti-bukti yang benar, serta dapat

dipertanggungjawabkan.

Keyakinan yang disertai ilmu pengetahuan akan membuat keyakinan itu

semakin kokoh, sehingga akan terpancar melalui amal perbuatan sehari-hari.

Maka benar jika keimanan itu tidak hanya diucapkan, kemudian diyakini namun

juga harus tercermin dalam perilaku seorang muslim (Hunainin, 1983:57).

Ketauhidan yang telah terbentuk menjadi pandangan hidup seorang anak akan

melahirkan perilaku yang positif baik ketika sendirian maupun ada orang lain,

karena ada atau tidak ada yang melihat, anak yang memiliki ketuhidan yang benar

akan merasakan bahwa dirinya selalu berada dalam penglihatan dan pengawasan

Allah, sehingga amal dan perilaku positif yang dilakukan benar-benar karena

mencari ridho Allah SWT.

Tauhid mempunyai arti penting dalam kehidupan umat muslim. Diantara

arti penting sosial tauhid dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada

semua makhluk.

Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang

cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu,

mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para

pemimpin mereka, tanpa daya pikir kritis serta keberanian untuk mengkritik.

Padahal Al- Qur‟an telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di

hari akhir. Firman Allah SWT SWT :

عىال ] وأطؼا اشه را أطؼا الله ا ف اهاس مىى ذمهة وجىهه ٣٣:٩٩ى

ا إها أطؼا عاد ٣٣:٩٣ذا ووثشاءا فأضىا اغهثال ]ولاىا سته

“Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati

pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan

kami dari jalan (yang benar). Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan

dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada

Allah dan taat (pula) kepada Rasul”.( QS. Al- Ahzaab : 66-67).

2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai-nilai palsu yang bersumber pada

hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.

Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual,

kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan

mendistorsi pikiran jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur‟an

menyindir orang-orang seperti ini.

3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam

menemukan hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini

pada seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret. Namun

kenyataannya umat muslim sekarang berada dalam suatu ironi (keterbalikan)

dimana kemiskinan, kelaparan dan kebodohan belum juga teratasi, jarak antara

si kaya dengan si miskin semakin tajam, keadilan dan kejujuran semakin

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

langka, seta kebenaran semakin mudah direkayasa di tengah–tengah

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada tujuan ilmu pengetahuan

dan teknologi justru demi upaya pembebasan dan memudahkan manusia (umat

muslim khususnya) dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup

mereka.

4. Menjadikan Islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.

Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat

menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu

menjembatani wilayah-wilayah peradaban lokal menjadi peradaban mondial

karena tauhid merupakan paradigma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah

ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai bukti banyak ilmuan kelas dunia yang

lahir dari dunia islam dan karya- karyanya telah menjadi bidan bagi kelahiran

ilmu pengetahuan dan peradaban barat modern.

5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan

hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-ajarannya dilaksanakan

secara konsisten.

Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta

merealisasikan perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta

kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena telah di tanjapkan dalam hati

bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Allah

(Husaini, 1999: 165).

6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat

kesadaran intelektual mereka.

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun

kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah

diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini.

Dia mengetahui segala hal yang ghoib (abstrak) maupun yang dzohir, yang

tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah

dan tiada Tuhan selain Dia.

7. Agar manusia memperoleh kepuasan batin, keselamatan dan kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat, sebagaimana yang dicita- citakan. Dengan

tertanamnya tauhid dalam jiwa manusia maka manusia akan mampu mengikuti

petunjuk Allah yang tidak mungkin salah sehingga tujuan mencari kebahagiaan

bisa tercapai.

8. Agar manusia terhindar dari pengaruh aqidah-aqidah yang menyesatkan

(musyrik), yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata.

Akhirnya, dapat dilihat bahwa pendidikan tauhid dalam kehidupan

sehari-hari sangatlah penting dan harus segera dilakukan oleh para masyarakat,

karena fungsinya yang sangat besar dalam membentuk pribadi muslim yang

benar, dan bertakwa kepada Allah SWT, yang dihiasai dengan akhlak dan

perilaku positif, sehingga masyarakat serta anak-anak yang bertauhid juga akan

melakukan hal-hal yang positif. Hal-hal yang dapat bermanfaat baik untuk

dirinya, keluarganya, masyarakatnya, agamanya, bahkan dunia. Aktivitas yang

timbul dari anak yang bertauhid hanyalah mencari ridho Allah SWT, bukan

mencari sesuatu yang bersifat duniawi.

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Dengan demikian, arti penting dari pendidikan tauhid adalah tertanamnya

aqidah tauhid dalam jiwa manusia secara kuat, sehingga nantinya dapat

diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Dengan

kata lain, tujuan dari pendidikan tauhid pada hakikatnya adalah untuk membentuk

manusia tauhid. Manusia tauhid diartikan sebgai manusia yang memiliki jiwa

tauhid yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui

perilaku yang sesuai dengan realitas kemanusianya dan realitas alam semesta, atau

manusia yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Ilahiah.

BAB V

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam.

Sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab di atas adalah tematik,

yang penulisannya dari satu pasal ke pasal yang lain berdasarkan jumlah

aqoid nadham, yang jumlah nadhamnya terdapat 57 nadham, yang terdapat

empat pasal pembahasan.

2. Apa nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam.

Dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki

menjelaskan perihal nilai tauhid. Adapun nilai tauhid diantaranya: 1) Nilai

Ilahiyah: Iman yang di dalamnya terkandung beberapa keimanan:

keimanan dimana keimanan sendiri terdiri dari keimanan kepada Allah,

kepada Malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Rasul, kepada hari Akhir serta

keimanan kepada qadha dan qadar. Islam, Ihsan, taqwa, ikhlas, tawakal,

syukur, sabar. 2) Nilai Insaniyah: Silaturrahim, Al-Ukhuwah, Al-

Muasawah, Al-„Adalah, At- Tawadhu‟ dan Amanah.

3. Bagaimana signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan

harus segera dilakukan oleh para masyarakat, Sebagai pondasi keimanan

yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat

manusia, ketika seluruh ajaran-ajarannya dilaksanakan secara konsisten,

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Agar manusia terhindar dari pengaruh aqidah-aqidah yang menyesatkan

(musyrik), yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata.

karena fungsinya yang sangat besar dalam membentuk pribadi muslim

yang benar, dan bertakwa kepada Allah SWT, yang dihiasai dengan akhlak

dan perilaku positif, sehingga masyarakat serta anak-anak yang bertauhid

juga akan melakukan hal-hal yang positif. Pentingnya nilai tauhid sebagai

bekal kehidupan pada zaman sekarang, baik kehidupan dunia maupun

untuk kehidupan akhirat. Selain itu nilai tauhid juga sangat mempengaruhi

terhadap perilaku keagamaan seseorang. Semakin dangkal aqidah

seseorang, maka semakin rendah pula kadar perilaku keagamaannya.

B. Saran

1. Untuk Lembaga Pendidikan Islam

Pengajaran dan penanaman nilai pendidikan tauhid baik yang

bersumber dari al-Qur‟an, as-Sunah maupun empiris harus terus

dilakukan, dimana krisis aqidah dan moral yang sedang melanda negeri

ini. Oleh karena itu, hendaknya para ulama dan para pendidik selalu

memberikan pembelajaran tauhid kepada anak didiknya mulai sejak

dini. Sehingga ketika nanti anak didik itu sudah dewasa dan sudah

dikenai kewajiban untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT, mereka

tidak akan merasa asing dengan ilmu tersebut.

2. Untuk Masyarakat

Pada dasarnya pendidikan tauhid mengenai perintah untuk beriman

dan bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta larangan untuk

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

menyekutukan Allah SWT telah nyata dijelaskan oleh al-Qur‟an dan

as-Sunah. Oleh karena itu penulis menyarankan agar penggalian dan

penanaman ajaran tauhid tersebut terus dilakukan/disosialisasikan

kepada masyarakat sebagai salah satu langkah perbaikan aqidah dalam

jiwa manusia untuk menjalani kehidupan di dunia ini yang semata-mata

untuk beribadah dan menggapai ridho Allah SWT, agar memperoleh

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

C. Kata Penutup

Sebagai kata terakhir, penyusun menegucapkan syukur

alhamdulillah, skripsi ini dapat terselesaikan. Namun penyusun menyadari

akan segala kekurangan dan kesalahan yang masih jauh dari sempurna.

Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan minimnya pengalaman

penyusun.

Akhirnya, harapan penyusun atas segala kekurangan dan kesalahan

yang ada dalam penyusunan skripsi ini, penyusun mohon maaf dan

menerima saran dan kritik yang dapat membangun dari semua pihak demi

perbaikan selanjutnya.

Demikianlah kata penutup dari penyusun, dengan harapan semoga

skripsi yang sangat sederhana ini dapat memberikan motivasi penyusun

untuk melangkah lebih maju dan bermanfaat bagi penyusun serta pembaca

pada umumnya. Amiin

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad. 1989. Risalah Tauhid. Jakarta: Bulan Bintang.

Abu Zahra, Muhammad. 1969. Al „Aqidah Al-Islamiyyah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Al-Fauzan, Shalih Fauzan. 2014. Kitab Tauhid Jilid I Cetakan XXIII. Jakarta:

Darul Haq.

Al-Fudholi, Muhammad. 2012. Terjemah Kifayatul Awam Pembahasan Ajaran

Tauhid Ahlus Sunnah. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Al-Kaaf, Abdullah Zakiy. 1999. Memperkokoh Aqidah Islamiyyah. Bandung:

CV Pustaka Setia.

Al-Khazin. 2009. Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode dan Teknik

Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta

Al-Marzuki, Ahmad. 1958. Kitab „Aqidatul Awam. Rembang: Menara Kudus.

Assegaf, Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka

pelajar.

Asmuni, Yusran. 1993. Ilmu Tauhid. Jakarta: Grafindo Persada.

Asy‟arie, Musa. 1999. Dimensi Tauhid dalam Perspektif Kebudayaan Islam.

Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemah. Bandung: CV Penerbit

Jumanatul „Ali-Art (J. Art).

Daradjat dkk, Zakiyah. 1996. Ilmu Pendidikan islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi Offset.

Hasan, Hanafi. 1980. Minal „Aqidah ila al-Tsaurah. Mesir: Maktabah Madpoli

Jilid I.

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Hasbi, Ash Shiddieqy. 1990. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam.

Jakarta: PT Bulan Bintang.

Hunainin. 1983. Pendidikan Keimanan Bagi Anak menurut Pemikiran

Abdullah Nashih Ulwan. Surabaya: PT Bina Ilmu

Ibnu Rusn, Abidin. 1998. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maslikhah. 2009. Ensiklopedi pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga.

Mahmud, Junus. 1990. Tarjamah Al-Qur‟an Al Karim. Bandung: Al Ma‟arif.

Mubarok, Zaky. 1998. Akidah Islam. Yogyakarta: UI Press.

Nasrudin, Razak. 1996. Dienul Islam. Bandung: PT Al Ma‟arif.

Nata, Abuddin. 2003. Pendidikan Spiritual Dalam Tradisi Keislaman.

Bandung: Angkasa.

Rasyied, Nasar. 1995. Rintisan Tauhid. Bandung: PT Al Ma‟arif.

Sabiq, Sayid. 1996. Aqidah Islam: Suatu Kajian Yang Memposisikan Akal

Sebagai Mitra Wahyu. Surabaya: Al Ikhlas.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur‟an. Bandung: Mizan.

Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa.

Salatiga: STAIN Salatiga Press

Sunarto, Achmad. 1989a. Terjemah Jawahirul Kalamiyah Jawa Pegon dan

Terjemah Indonesia. Surabaya: Al-Miftah.

............................ 2010b. Terjemah Tijan Al-Darary. Semarang: Pustaka al

„Alawiyah.

Supriawan, Dedi. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: FPTK-IKIP

Bandung.

Sutan, Mansur. 1981. Tauhid Membentuk Pribadi Muslim. jakarta: Yayasan

Nurul Islam.

Syah, Muhibin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Syamsu, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islamdi Indonesia dan

Sekitarnya. Jakarta: Penerbit Lentera.

Thaha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Yunahar, Ilyas. 1993. Kuliah Akidah islam. Yogyakarta: LPPI (Lembaga

Pengkajian dan pengalaman Ilmu).

http://sufi-road-kitab-aqidatul-awwam.30/10/2015 di akses pada pukul 14:15,

Rabu, 18 November 2015.

https://tofanmarzuki.wordpress.com/biografi-al-maghfurllah-as-syaikh-k-h-

ahmad-marzuki-bin-mirsod/ di akses pada pukul 09:45, Sabtu, 05

Desember 2015.

http://kembaraimanku.blogspot.com/2010/10/mimpi-allamah-al-imam-syaikh-

ahmad-al.html di akses pada pukul 20:05, Senin, 28 Desember 2015.

http://masudillah.blogspot.co.id/2013/03/guru-marzuki-kh-ahmad-marzuki-

albetawi.html di akses pada pukul 14:30, Sabtu 02 Januari 2016.

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

DEPARTEMEN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Syarifatun Nurul Maghfiroh Fakultas : F T I K

Nim : 111 - 12 - 092 Jurusan : P A I

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1. OPAK STAIN Salatiga 5-7 September

2012

Peserta 3

2. Opak Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga

8-9 September

2012

Peserta 3

3. Seminar Entrepreneurship

dan Perkoperasian

11 September 2012 Peserta 2

4. Seminar Achievment

Motivation Training

12 September 2012 Peserta 2

5. UPT Perpustakaan

(Library User Education)

13 September 2012 Peserta 2

6. Seminar Nasional

Mahasiswa tema: “Urgensi

Media Dalam Pergulatan

Politik”

29 September 2012 Peserta 8

7. Pra Youth Leadership

Training, tema: “Surat

Cinta Pembasmi Galau”

03 Oktober 2012 Peserta 2

8. Seminar regional

“Indonesia Satu”

29 Oktober 2012 Peserta 4

9. Seminar Nasional “Peran

Lembaga Perbankan

Syariah dengan adanya

OJK”

29 November 2012 Peserta 8

10. Tabligh Akbar Bertajuk:

“Tafsir Tematik dalam

Upaya Menjawab

1 Desember 2012 Peserta 2

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Persoalan Israel dan

Palestina”

11. Bedah Buku: “24 Cara

Mendongkrak IPK”

5 Desember 2012 Peserta 2

12. Seminar Nasional dalam

Rangka Pelantikan

Pengurus HMI Cabang

Salatiga

23 Februari 2013 Peserta 8

13. Seminar Nasional

“Ahlussunnah Waljamaah

dalam Perspektif Islam

Indonesia”

25 Maret 2013 Peserta 8

14. Bedah buku: “Berhenti

Kerja Semakin Kaya”

05 April 2013 Peserta 2

15. Seminar Pendidikan HMJ

Tarbiyah STAIN Salatiga

“Menimbang Mutu dan

Kualitas Pendidikan”.

02 Mei 2013 Peserta 2

16. Seminar Nasional “Pilar-

pilar penanggulangan

Korupsi di Indonesia

Perspektif Agama, Budaya

dan Negara”.

22 Juni 2013 Peserta 8

17. Gebyar Rebana yang ke-

VII Pon-Pes Al-Manar

30 Juni 2013 Panitia 3

18. S.K Madrasah Diniyah Al-

Manar Tahun Ajaran

2012-2013

02 Juli 2013 Guru 4

19. Jalan Sehat Pon-Pes Al-

Manar dan Masyarakat

08 Juli 2013 Panitia 3

20. Kilatan Ramadhan Pondok

Pesantren Putra-Putri Al-

Manar

11 Juli 2013 Panitia 3

21. Sosialisasi dan Silaturahim

Nasional “Peran

Pemerintah Dalam

Pengawasan LKM”

30 September 2013 Peserta 8

22. Seminar Nasional tema:

“Mendetakkan Jantung

Bangsa dengan

07 Oktober 2013 Peserta 8

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

Jurnalisme”

23. Musabaqah Tilawatil

Qur‟an (MTQ) Mahasiswa

V “Sahana Apresiasi

Untuk Mencetak Insan

Qur‟ani”.

23 Oktober 2013 Peserta 2

24. Dialog Inetraktif dan

Edukatif “Diaspora Politik

Indonesia di Tahun 2014

Memilih Untuk Salatiga

Hati Beriman”

1 April 2014 Peserta 2

25. Seminar Nasional

“Perlindungan Hukum

Terhadap Usaha Mikro

Menghadapi Pasar Bebas

Asean”

07 April 2014 Peserta 8

26 Tafsir Tematik: “Konsep

Pemimpin Ideal Menurut

Al-Qur‟an”

17 Mei 2014 Peserta 2

27. Haflah Akhirussanah Dan

Haul KH. Djalal Suyuthi

Ke-67 Pon-Pes Al-Manar

21 Juni 2014 Panitia 3

28. Gebyar Rebana Yang Ke-

VIII Pon-Pes Al-Manar

26 Juni 2014 Panitia 3

29. S.K. Madrasah Diniyah

Al-Manar Tahun Ajaran

2014-2015

02 Juli 2014 Guru 4

30. Kilatan Ramadhan Pondok

Pesantren Putra-Putri Al-

Manar

11 Juli 2014 Panitia 3

31. “Mempertegas Peran

Pendidikan dalam

Mencerahkan Masa Depan

Anak Bangsa”

19 November 2014 Peserta 2

32. Kajian Intensif Mahasiswa

“Fenomena Islam di

Salatiga”

21 November 2014

Peserta

2

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan

33. Gebyar Rebana Yang Ke-

XI Pon-Pes Al-Manar

13 Juni 2015 Panitia 3

34. Jalan Sehat dalam rangka

Haflah Akhirussanah Dan

Haul KH. Djalal Suyuthi

Ke-68 Pon-Pes Al-Manar

08 Juni 2015 Panitia 3

35. Kilatan Ramadhan Pondok

Pesantren Putra-Putri Al-

Manar

11 Juli 2015 Panitia 3

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan
Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1410/1/SYARIFATUN NURUL M 111-12-092.pdf · keimanan sendiri terdiri dari keimanan