nilai-nilai pendidikan akidah akhlak yang...

88
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM QS. AL-ANKABUT AYAT 8-11 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Abqori Hisan 1112011000010 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017M/1438H

Upload: voanh

Post on 05-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG

TERKANDUNG DALAM QS. AL-ANKABUT AYAT 8-11

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Abqori Hisan

1112011000010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017M/1438H

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat
Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat
Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

i

ABSTRAK

Abqori Hisan (NIM. 1112011000010). Nilai-Nilai Pendidikan Yang

Terkandung Dalam QS. Al-Ankabut Ayat 8-11.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

akan pentingnya pendidikan akidah akhlak. Pendidikan akidah akhlak merupakan

dasar bagi semua orang dalam beragama terutama agama Islam. akidah

mengajarkan ketauhidan dan keyakinan seorang muslim kepada Allah swt.

sedangkan akhlak mengajarkan untuk selalu memiliki budi pekerti dan perilaku

yang baik dalam hubungan kepada Allah atau dalam kehidupan bermasyarakat.

Maka penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian tentang hal tersebut

dan penulis menggunakan ayat al-Qur’an yaitu QS. al-Ankabut ayat 8-11 ini

untuk diteliti dan diambil nilai-nilai penidikan akidah akhlak yang terkandung

didalamnya.

Penelitian skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif melalui

penelusuran data-data atau library reseach. Library reseach yaitu serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca

dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Adapun metode yang digunakan

pada penelitian ini dalam membahas ayat adalah metode tahlili yaitu metode tafsir

yang digunakan oleh para ahli tafsir, peneliti menggunakan sumber utama kitab

tafsir yaitu tafsir al-Misbah, tafsir al-Qurthubi dan Tafsir at-Thabari dalam

menjelaskan kandungan ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan

memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana yang tercantum dalam mushaf.

Dimulai dengan menyebutkan ayat-ayat yang akan ditafsirkan, menjelaskan

makna lafazh yang terkandung di dalamnya, menjelaskan munasabah ayat dan

menjelaskan isi kandungan ayat. Sedangkan metode pembahasannya

menggunakan metode deskriptif-analisis dengan cara mengumpulkan data,

analisis data kemudian menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini, penulis memperoleh nilai-nilai pendidikan akidah

akhlak yang meliputi:pertama larangan berbuat syririk terhadap Allah swt. kedua

berbuat baik kepada kedua orang tua, ketiga larangan berbuat nifak.

Kata Kunci: Pendidikan Akidah Akhlak

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah swt Dzat Yang Maha

Luhur, Dzat Yang Maha Kuasa yang dengan kudrat dan iradat-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar

sarjana program strata satu (S1), jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

jakarta tahun 2016.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan bagi junjungan kita baginda Nabi

Muhammad saw. yang menjadi panutan kita semua, yang telah membawa dan

berjuang untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang utusan Allah untuk

menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan serta mendidik umatnya agar

menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia dan bertaqwa.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, motivasi, serta

dukungannya dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis hanturkan terima kasih

yang sebesar-besarnya khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majdi Khon, M.Ag Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam

3. Hj. Marhamah Saleh, LC. MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Drs. Abdul Haris, M.Ag pembimbing skripsi yang senantiasa

membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Tanenji, MA Dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan

memberikan saran kepada penulis.

6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

iii

7. Teristimewa untuk ibunda tersayang Hj. Farhiyyah dan Almarhum

ayahanda tercinta H. Alawi Zen yang selalu memberikan kasih sayang,

motivasi dan do’anya kepada penulis.

8. Kakak-kakaku Ro’fah, Nabilah, Najwa, Suhailah, Sundusiyyah, serta adik-

adikku Haninah dan M.sulton yang telah memberikan masukan atas

pengalaman yang dimiliki dan keceriaan yang diberikan

9. Pamanku Dawam yang senantiasa meluangkan waktunya untuk mengantar

penulis ketika masih kuliah, sehinnga penulis bisa hadir tepat waktu dalam

melaksanakan kuliah.

10. Sahabat-sahabatku seperjuangan Yudi, Asep, Bowo, Iwan, Mahmud, Ijaz,

Rifa’i, Anshor, Jajang, Mukhtar, Irfan, fadhli, Ilmi, dan yang lainnya, yang

tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, tapi tidak mengurangi rasa

hormat penulis, yang senantiasa mendoakan dan selalu memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga besar jurusan Pendidikan Agama Islam kelas A angkatan 2012

yang selama ini bersama-sama menyelesaikan studi S1 di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan

pahala dari Allah swt. semoga apa yang ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat

untuk semua pihak. Amin Ya Rabbal ‘alamin.

Jakarta, 24 November 2016

Abqori Hisan

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

iv

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................9

C. Pembatasan Masalah ...............................................................................9

D. Rumusan Masalah ...................................................................................9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori .............................................................................................11

1. Pengertian Nilai-Nilai .......................................................................11

2. Pengertian Pendidikan .......................................................................12

3. Akidah Akhlak ..................................................................................14

B. Penelitian Relevan ...................................................................................31

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian....................................................................33

B. Metode Penelitian....................................................................................33

C. Fokus Penelitian ......................................................................................34

D. Prosedur Penelitian..................................................................................34

BAB IV HASIL ANALISIS

A. Tafsir Surah Al-Ankabut Ayat 8-11 ........................................................37

1. Teks dan Terjemahan Ayat ...............................................................37

2. Tafsir Mufradat Ayat.........................................................................38

3. Tafsir Surah Al-Ankabut Ayat 8-11 ..................................................39

B. Nilai-Niali Pendidikan Akidah Akhlak Yang Terkandung Dalam QS. Al-

Ankabut Ayat 8-11 ..................................................................................49

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

v

1. Larangan Berbuat Syirik Terhadap Allah ........................................50

2. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua ..........................................53

3. Larangan Berbuat Nifak ...................................................................61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................65

B. Saran ........................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................67

LAMPIRAN

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah swt menurunkan al-Qur‟an kepada baginda nabi Muhammad

saw sekitar 1400 tahun yang lalu. Al-Qur‟an diturunkan sebagai pedoman

umat manusia melalui perantara nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah

dan yang mengajarkan langsung kepada para umatnya, al-Qur‟an satu-satunya

kitab samawi yang sampai sekarang hingga akhir zaman akan terus ada dan

tidak akan pernah punah, berbeda dengan kitab-kitab samawi yang

sebelumnya. Al-Qur‟an mempunyai kelebihan bahwa keaslian al-Qur‟an akan

selalu terjaga sampai kapanpun karena Allah sendiri yang akan menjaganya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hijr ayat 9:

―Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya‖1

Al-Qur‟an dan Hadis merupaka sumber utama dalam ajaran agama

Islam dan menjadi landasan pokok atau yang terpenting di dalam ajaran

Islam. Sebagaimana yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw, “ telah aku

tinggalkan untuk kamu (umat manusia) dua perkara yang apabila kalian

berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat (dalam kehidupan)

selama-lamanya yaitu kalamullah dan sunnah rasul-Nya.

Berkaitan dengan Hadis di atas bahwa kalamullah dan sunnah rasul-

Nya dijadikan pedoman dalam kehidupan terutama untuk umat Islam yang

apabila berpegang teguh dengan keduanya dengan penuh kepercayaan dan

kesungguhan untuk mengamalkannya tidak akan tersesat dalam hidupnya.

Dengan kata lain ini juga mencakup dalam hal segala perbuatan setiap

1 Depag RI, Al-Qur‘an dan Terjemahnya, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

2015) h. 256.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

2

individu dalam menjalankan kehidupannya yang mana di dalam Al-Qur‟an

pasti terdapat nilai-nilai yang terpendam dan dapat dijadikan sebagai acuan

dalam beragama dengan baik dan juga untuk menjalani kehidupan dengan

baik serta menuntut umat manusia kejalan kebanaran yang hakiki yang sesuai

dengan syari‟at agama Islam.

Al-Qur‟an sendiri mempunyai pengertian secara etimolgis al-Qur‟an

adalah mashdar (infinitif) dari qara-a---yaqra-u—qira-atan—qura-nan yang

berarti bacaan. Secara terminologis al-Qur‟an adalah firman Allah yang

diturunkan kepada Muhammad saw, yang dibaca dengan mutawatir dan

bernilai ibadah dengan membacanya.2

Muhammad „Ali ash-Shabuni mendefinisikan al-Qur‟an dengan

lengkap yaitu:

“Al-Qur‟an adalah firman Allah yang bersifat mukjizat, yang

ditrunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantara al-Amin

Jibril „alaihi as-salam, yang ditulis di mushaf-mushaf, diriwayatkan kepada

kita dengan mutawatir, yang bernilai ibadah dengan membacanya, dimulai

dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas”.

Dengan demikian al-Qur‟an mempunyai pengertian yaitu berupa

firman-firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui

perantara malaikat jibril untuk semua umat manusia yang dengan

membacanya dapat bernilai ibadah. Al-Qur‟an juga banyak di dalamnya

2 Yuhanar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur‘an, (Yogyakarta: Itqan Publishing, 2013), h. 16.

3 Muhammad „Ali ash-Shobuni, at-Tibyan Fi ‗Ulum al-Qur‘an, (Jakarta: Daar al-Kutub

al-Islamiyah, 2003), h. 8.

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

3

berisi surat-surat yang di awali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan

surat an-Nas. Al-Qur‟an sendriri diturunkan secara berangsur-angsur selama

kurang lebih 23 tahun dengan surat yang pertama kali diturunkan yaitu surat

al-„Alaq ayat 1-5 dan surat yang terakhir yaitu surat al-Maidah ayat 3.

Adapun untuk penamaan al-Qur‟an sendiri banyak ulama yang

berpendapat salah satunya imam asy-Syafi‟i yang menagatakan, bahwa lafadz

al-Qur‟an yang terkenal itu bukan musytaq (bukan pecahan dari akar kata apa

pun) dan buka pula ber-hamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di tengahnya,

jadi dibaca al-Quran). Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam

penegertiannya kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

Jadi menurut asy-Syafi‟i, lafadz tersebut buakn berasal dari kata qa-ra-a

(membaca), sebab kalau akar katanya qa-ra-a, maka tentu setiap sesuatu yang

dibaca dapat dinamai al-Qur‟an. Lafadz tersebut memang nama khusus bagi

al-Qur‟an, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.4

Di dalam al-Qur‟an juga banyak pelajaran-pelajaran yang terkandung

yaitu; mengenai hukum-hukum Islam, cerita-cerita umat terdahulu, akidah

(tauhid), akhlak, janji-janji dan ancaman.

Belakangan pada zaman sekarang banyak orang yang membaca al-

Qur‟an dan menghafal al-Qur‟an tetapi sangat sedikit orang-orang yang

mampun mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Sebagai contoh kita sering melihat di televisi banyak orang yang tidak

bermoral melakukan hal-hal keji seperti membunuh, korupsi, protitusi dan

banyak lagi yang lain, hal ini di karenakan sudah terdegradasinya akidah

(keyakinan) dan akhlak manusia. Padahal akidah (keyakinan) dan akhlak

merupakan hal yang penting yang harus tertanam di dalam diri seseorang

dengan kuat, tanpa adanya akidah seseorang akan menjadi sesat dan tanpa

adanya akhlak seseorang akan melakukan hal-hal yang menyeleweng baik itu

untuk dirinya maupun bagi orang lain.

4 Subhi ash-Shalih, Mabahits Fi ‗Ulumil Qur‘an, penerjemah: Tim Pustaka Firdaus

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h. 5.

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

4

Persoalan akhlak sering kali dianggap sepele dan tidak menentukan,

meskipun kenyataan fakta moralitas saat ini sangat mengharukan. Segala

jenis keburukan silih berganti dipertontonkan dalam berbagai media yang

begitu mudah diakses. Persoalan akhlak menjadi persoalan krusial yang tidak

mudah untuk ditemukan solusinya. Dunia pendidikan sebagai kawah

candradimuka penggodok akhlak, tampak kehilangan jawaban ketika

menyaksikan siswa-siswa yang baru saja dididik dan masih berpakaian

seragam sekolah ternyata telah terlibat tawuran, geng kekerasan dan

penyimpangan seksual. Lantas bagaimana seharusnya kita menangani

persoalan ini? Apa saja yang harus diperhatikan jika kita ingin memperbaiki

akhlak seseorang dengan benar? Inilah persoalan-persoalan serius yang

membutuhkan jawaban segara mungkin.5

Nabi Muhammad saw pada dasarnya diutus ke muka bumi untuk

menjunjung tinggi akhlak, terutama pada orang-orang Quraisy yang pada saat

sebelum nabi Muhammad diutus ke bumi mereka tidak mempunyai akhlak

dan akidah yang lemah. Oleh sebab itu pada dasarnya islam mengajak seluruh

umat manusia untuk menjunjung tinggi akhlak, memiliki budi pekerti yang

baik serta menghormati segala perbedaan yang ada.

Begitupun dalam dunia pendidikan, akhlak merupakan komponen

yang menjadi tujuan utama dalam proses pembelajaran, bahkan sekarang

kurikulum di Indonesia mengedepankan pembelajaran sikap atau dalam kata

lain kurikulum di negara ini mengedepankan akhlak seabagai tujuan dalam

pendidikan. Ini selaras dengan tujuan pendidikan Islam yang diklasifikasikan

menjadi tiga tujuan, “yaitu keagamaan, keduniaan,dan ilmu untuk ilmu. Tiga

tujuan tersebut terintegrasi dalam satu tujuan yang disebut tujuan tertinggi

pendidikan Islam, yaitu tercapainya kesempurnaan insani”.6

5 Akhmad Shodiq, “Problematika Pengembangan Pemebelajaran PAI”, TAHDZIB Jurnal

Pendidikan Agama Islam, vol. 3, 2009, h. 29 6 Hery nur Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani,

2006) cet: 1, h. 151

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

5

Ibnu Miskawaih salah seorang konseptor pendidikan agama islam

menjelaskan dalam bukunya Tahzdib al-Akhlak bahwa nilai terpenting dalam

pendidikan agama Islam yaitu akhlak. Yang dapat mewujudkan sikap batin

yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan

yang bernilai baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh

kebahagiaan sejati dan sempurna.

Demikian juga akidah yang merupakan hal terpenting dalam

pendidikan Islam, karena akidah merupakan pondasi utama seseorang untuk

beragama terutama dalam agama Islam. Bentuk akidah dalam Islam adalah

mengimani akan adanya Allah swt dan meyakini akan utusan-Nya yaitu nabi

Muhammad saw dan nabi-nabi yang lain. Mempercayai akan keEsaan Allah

dan tidak meneyekutukan-Nya merupakan hal terpeneting dalam akidah

Islam.

Akidah adalah tauqifiyah (berdasarkan wahyu semata). Ia tidak bisa

ditetapkan kecuali dengan dalil syar‟i serta tidak ada medan ijtihad dan

berpendapat di dalamnya. Karena itulah sumber-sumbernya terbatas pada apa

yang terdapat dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah. Sebab tidak seorang pun yang

lebih mengetahui tentang Allah, tentang apa yang wajib bagi-Nya dan apa

yang harus disucikan dari-Nya melainkan Allah sendiri. Dan tidak seorang

pun sesudah Allah yang lebih mengetahui tentang Allah selain Rasulullah

saw.7

Pendidikan akidah atau pendidikan keimanan merupakan salah satu isi

dari ajaran pendidikan Islam diberbagai tempat, pendidikan akidah ini

menjelaskan dan mengajarkan cara manusia untuk menciptakan hubungan

antara hamba kepada al-khaliq. Meskipun demikian pendidikan akidah ini

dalam pendidikan Islam seringkali menimbulkan perdebatan sehingga timbul

penyelewengan-penyelewengan baik dalam ranah pembahasan materi dan

7 Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitab Tauhid lis-Shaff Al-Awwal - ats-

Tsalis – Al-Aly, penerjemah: Syahirul Alim Al-Adib, (Jakarta: Ummul Qura, 2014) cet: VI h.3-4

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

6

aplikasinya karena kurangnya pemahaman secara menyeluruh dan lemahnya

seseorang tentang mempelajari akidah.

Di era sekarang ini banyak permasalahan yang berkaitan dengan

lemahnya akidah seseorang. Sebagai contoh radikalisme yang menjadi

sorortan uatama dalam permasalahan yang berkaitan dengan penyelewengan

akidah, belum lagi timbulnya aliran-aliran sesat dan nabi palsu yang banyak

terjadi di negeri ini.

Salah satu contoh, belum lama diberitakan di berbagai media masa

tentang aliran Gerakan Fajara Nusantara (Gafatar), sebelumnya aliran ini

dikenal dengan nama komunitas Millah Abraham (Komar). Gerakan ini

merupakan bentuk transformasi dari aliran al-Qiyadah, yang didirikan oleh

Ahmad Musadeq pada tahun 2006. Gafatar dikatakan sesat karena

menganggap orang lain yang belum disumpah oleh kelompok mereka adalah

kafir. Dalam ajarannya, para pengikut Gafatar hanya melakukan shalat

malam, tanpa perlu melaksanakan shalat lima waktu. Mereka juga tidak

mewajibkan puasa Ramadhan dan adanya perbedaan syahadat yang mereka

sebutkan dalam pembaiatan dan mereka mengakui Ahmad Musadeq sebagai

nabi.8 hal seperti ini sangat tidak dibenarkan. Padahal dalam Islam telah

diajarkan bahwa tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad saw, dan itu

wajib kita yakini sebagai umat Islam yang beriman. Sebagaimana dijelaskan

dalam QS al-Ahzab ayat 40:

8 "Daftar aliran sesat (Islam) yang berkembang saat ini”, diakses pada hari kamis tanggal

02 Mei 2016 dari https://masshar2000.com/2015/03/21/daftar-aliran-sesat-islam-yang-

berkembang-saat-ini/

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

7

“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di

antara kamu tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan

adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.‖9

Di atas hanya salah satu contoh realitas penyelewengan akidah Islam

yang terjadi dimasyarakat Indonesia karena lemahnya akidah dan keimanan

seorang Muslim dalam menjalankan agamanya. Banyak hal yang

menyebabkan penyelewengan akidah Islam, mulai dari kurangnya

pengetahuan tentang agama, tingginya angan-angan terhadap kehidupan

dunia, serta tidak percaya akan firman-firman Allah swt. Semua ini harus

ditanggulangi dan tidak bisa dibiarkan berkembang dan menjamur di negeri

kita.

Dalam hal ini tentunya dunia pendidikan terutama pendidikan Agama

Islam harus berperan aktif dalam menghadapi masalah akidah ini, yang mana

akidah Islam harus mulai ditanam pada setiap Muslim sejak dini. Peran orang

tua, guru PAI di sekolah dan bahkan guru ngaji pun harus memberikan

pembekalan dan pembelajaran tentang akidah Islam dengan baik, supaya hal-

hal seperti radikalisme dan lain sebagainya dapat ditanggulangi dan bahkan

dihilangkan.

Sebagai seorang Muslim yang beriman kita harus memiliki keimanan

yang kuat, percaya akan keesaan Allah swt tidak menyekutukannya, patuh

pada perintahnya dan menajuhi segala larangannya serta percaya kepada para

rasul-Nya, percaya kepada kitab-kitab yang Ia turunkan dan percaya kepada

hari kiamat. Dan kita harus terus memperkuat keimanan kita jangan sampai

kita terpadaya kepada sesuatu yang dapat menghancurkan keimanan yang ada

dalam diri kita sehingga dapat menjadikan kita hamba yang tersesat

sebagaimana dijelakan dalam QS. An-Nisa ayat 136

9 Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya., op. cit., h. 423

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

8

―Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah

dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-

Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang

kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-

rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah

sesat sejauh-jauhnya.‖10

Di dalam al-Qur‟an ada ayat yang menerangkan tentang pentingnya

akidah dalam Islam serta akhlak, salah satunya pada surah al-Ankabut ayat 8-

11 yang sebagaimana telah dijelaskan oleh ahli tafsir yang telah wawancarai

bahwasanya pada ayat tersebut terkandung nilai-nilai pendidikan akidah dan

akhlak di dalamnya. Dalam hal ini saya kira patut untuk dijadikan sebuah

penelitian terpadu menggunakan penafsiran para ulama dan para pakar ahli

tafsir tentang ayat ini karena banyak terkandung dan sarat akan nilai-nilai

akidah dan akhlak dari surat al-Ankabut ayat 8-11 ini.

Oleh karena itu saya sebagai peneliti mengambil judul untuk skripsi

yang akan saya lakukan tentang masalah tersebut. Meskipun sudah banyak

yang melakukan penelitian seperti hal macam ini tapi saya kira dan saya juga

belum mendapatkan atau menemukan penelitian yang mengambil objek

tentang surat al-Ankabut ayat 8-11.

Dengan demikian berdasarkan paparan di atas, penelitian ini dilatar

belakangi dengan menggunakan kajian dan untuk mencari nilai-nilai

pendidikan akidah akhlak, penelitian ini berjudul NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM

SURAT AL-ANKABUT AYAT 8-11.

10

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya., op. cit., h. 100

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

9

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Berkurangnya nilai-nilai pendidikan akidah akhlak zaman sekarang ini.

2. Sedikit masyarakat yang mengetahui tentang pentingnya memiliki

akidah yang kuat serta akhlak yang baik.

3. Maraknya ajaran-ajaran sesat sekarang ini dan diperlukan akidah yang

kuat untuk mentamengi diri dari ajaran sesat.

C. Pembatasan masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis membatasi masalah yaitu:

1. Nilai-nilai pendidikan akidah akhlak yang terkandung dalam suart al-

Ankabut ayat 8-11

2. Memaparkan pendapat para ulama ahli tafsir dan para pakar mengenai

isi kandungan dari surat al-Ankabut ayat 8-11

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

yang penulis ajukan adalah:

1. Nilai-nilai pendidikan akidah akhlak apa saja yang terkandung di

dalam surat al-Ankabut ayat 8-11?

2. Bagaimana pendapat para ulama tafsir dan para pakar mengenai isi

kandungan dari surat al-Ankabut ayat 8-11?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

melalui penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akidah akhlak yang

terkandung dalam al-Qur‟an surat al-Ankabut ayat 8-11.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

10

b. Untuk mengungkap pendapat para ahli tafsir dan para pakar

mengenai isi kandungan yang terdapat dalam al-Qur‟an surat al-

Ankabut ayat 8-11.

2. Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan menarik minat peneliti lain,

khususnya para mahasiswa untuk mengembangkan penelitian

lanjutan tentang masalah yang sama.

b. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan

c. Menambah pengetahuan masyarakat akan pentingnya akidah dan

akhlak dalam kehidupan sehari-hari

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

11

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Acuan Teori

1. Pengertian Nilai-Nilai

“Menurut Kamus Poerwadaminto nilai berarti sifat-sifat atau hal-

hal yang penting atau berguna bagi manusia.”1 Menurut Hanry Pratt yang

dikutip oleh Kaelan nilai adalah (The believed capacity of any object to

statisfy a human desire) kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu

benda untuk memuaskan manusia atau sifat dari suatu benda yang

menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok.2

Jadi nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,

bukan berarti sifat objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya

terdapat sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Misalnya,

bunga itu indah, perbuatan itu susila. Indah, susila merupakan sifat atau

kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan tersebut.

Terdapat dua macam nilai: moral dan nonmoral. Nilai moral

seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan yang mengandung

kewajiban. Kita merasa diwajibkan untuk memenuhi janji, membayar

tagihan, mengurus anak-anak, dan adil dalam berurusan dengan orang

lain. Sedangkan nilai nonmoral tidak mengandung semacam itu. Nilai non

moral menunjukakan apa yang ingin atau suka kita lakukan.3

Niali-nilai moral (bersifat wajib) dapat dibagi lagi ke dalam dua

kategori: universal dan nonuniversal. Nilai-nilai universal, seperti

memperlakukan orang dengan adil dan menghormati kehidupan,

kebebasan, dan kesetaraan orang lain, sifatnya mengikat semua orang

1 Kabul Budiyono, pendidikan pancMasila Untuk Perguruan Tinggi, (Bandung: Alfabeta,

2010) cet.II, h. 139. 2 Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2008) Cet. IX, h. 87.

3 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, Terj. dari Educating For Character oleh Lita S,

(Bandung: Nusa Media, 2013) cet. I, h. 85.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

12

dimana saja mereka berada karena nilai-nilai ini menegaskan

kemanusiaan dan harga diri fundamental manusia. Sedangkan nilai-nilai

moral yang nonuniversal sebaliknya, tidak mengandung kewjiban moral

yang universal. Nilai-nilai ini, seperti kewajiban bagi pemeluk agama

tertentu (misalnya, berdoa, berpuasa, mempertingati hari besar kegamaan)

adalah nilai yang secara individual saya merasa wajib mentaatinya.

Namun saya tidak bisa membebankan perasaan pribadi ini pada orang

lain.4

2. Penegertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya

awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti “perbuatan” (hal,

cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini berasal dari bahasa Yunani,

yaitu paedagogi, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.5

Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah

“proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan”.6 “Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari

kata educate (medidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise

to), dan mengembangkan (to evolve, to develop)”.7 Menurut M.J.

Langeveld yang dikutip oleh Hasan Basri pendidikan adalah “uapaya

manusia dewasa dalam membimbing mereka yang belum dewasa”.8

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20

tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,

4 Ibid.

5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet. VIII, h. 13

6 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) cet. IX,

h. 232. 7 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 10. 8 Hasan Basri, Kapita Selekta pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 15.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

13

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.9

Dari pengertian di atas dapat digaris bawahi bahwa pendidikan

merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia atau menjadikan

seseorang dari tidak bisa menjadi bisa dengan tujuan untuk menjadikan

seseorang memiliki kekuatan spritual, akhlak mulia, serta kecerdasan yang

berguna baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat luas.

Dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan upaya untuk

mewujudkan manusia yang berakhlak (ta‟dib) dalam diri manusia,

mencakup upaya penigkatan pengajaran (ta‟lim) dan pembinaan

(tarbiyah). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

adalah untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya (paripurna).10

Sedangkan agama Islam yaitu suatu ajaran yang disampaikan oleh Nabi

Muhammad saw kepada umat manusia sebagai agama yang diridhai Allah

swt untuk dapat tunduk dan taat serta beribadah kepada-Nya.

Dengan demikian pedidikan agama Islam yaitu suatu proses

perubahan dan pengembangkan pemahaman tentang ajaran yang

disamapaikan oleh nabi Muhammad saw untuk dapat tunduk dan taat

serta beribadah kepada-Nya melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Al-Qur‟an dan Hadis manjadi sumber utama ajaran dalam agama

Islam, sebagaimana yang telah diterangkan pada bab pendahuluan

bahwasanya banyak nilai-nilai yang terkandug didalamnya. Menurut Prof,

H. Muhamad Daud Ali, S.H. dalam bukunya yang berjudul Pedidikan

Agama Islam, bahwa ada nilai-nilai penting dalam pendidikan agama

Islam yaitu:

9 Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,

2008) cet.I, h. 3 10

Jejen Musfah, ”Membumikan Pendidikan Holistik”, DIDAKTIKA ISLAMIKA Jurnal

Kependidikan dan Keguruan, vol. XI, 2011, h. 157.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

14

a. Akidah.

b. Syari‟ah

c. Akhlak

d. Tauhid

e. Ilmu pengetahuan

Sedangkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam al-

Qur‟an dan hadis yaitu iman, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. Semua nilai

tersebut terhimpun dalam firman Allah ketika menyifati keraguan

manusia yang menyimpang dari jalan pedidikan Islam, baik manusia

sebagai generasi, maupun umat manusia secara keseluruhan 11

Dilihat dari asal datangnya nilai, dalam perspektif Islam terdapat

dua sumber nilai, yaitu Tuhan dan manusia. Nilai yang datang dari Tuhan

adalah ajaran-ajaran tentang kebaikan yang terdapat dalam kitab suci.

Nilai ini bersifat mutlak, tetapi implementasinya dalam bentuk perilaku

bersifat relatif.12

Sedangkan nilai yang bersumber dari manusia adalah

nilai yang bersifat sosial yang sesuai dengan norma masyarakat dan

budaya.

3. Akidah Akhlak

Akidah akhlak merupakan salah satu materi pembelajaran dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah atau di

madrasah. Pembelajaran ini mengajarakan tentang akidah-akidah dalam

beragama Islam dan akhlak atau sikap-sikap yang baik, berperilaku yang

baik dan Islami dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bermasyarakat.

Sebenarnya akidah akhlak merupakan berasal dari dua suku kata

yaitu akidah dan akhlak yang masing-masing mempunyai pengertian

tersendiri,

11

Abudin Nata, dan Fauzan, Pendidikan Dalam perspektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2005) h. 107 12

Basri, op. cit., h. 161

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

15

a. Akidah

Secara etimologis atau bahasa, akidah berakar dari kata

„aqada-ya‟qidu-„aqan-„aqidatan. „aqdan berarti simpul, ikatan,

perjanjian dan kokoh. Setelah berbentuk menjadi „aqidah berarti

keyakinan. Relevansi antara kata „aqdan dan „aqidah adalah

keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati. Secara

terminologis atau istilah, terdapat beberapa devinisi yang dikutip oleh

Yunahar Ilyas antara lain:13

1) Menurut Hasan al-Banna

„Aqa‟id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa

perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu),

mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak

bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.

2) Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima

secara umu (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan

fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati

(serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan

ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Dari pengertian dan paparan dari para ahli tentang akidah

maka dapat dijelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana bahwa

akidah merupaka keyakinan atau keimanan terhadap sesuatu (dalam

hal ini Allah swt) berdasarkan wahyu dan akal yang tertanam di dalam

hati yang diyakini kebenarannya dan menolak segala sesuatu yang

bertentangan dengan kebenaran itu.

Akidah dalam Islam yaitu meyakini akan Allah swt, meyakini

akan adanya para malaikat-Nya, meyakini akan utusan ( nabi dan

rasul), meyakini akan kitab-kitab yang yang diturunkan-Nya,

meyakini akan adanya hari kiamat dan yang terakhir meyakini akan

13

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2013), h. 1

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

16

qadha dan qadar. Ini yang sering kita sebut sebagai rukun iman.

Penulis akan menjelaskan dengan singkat satu persatu tentang rukun

iman ini :

a) Iman Kepada Allah swt

Esensi iman kepada Allah swt adalah tauhid yaitu

mengEsakan-Nya, baik dalam zat, asma was-shiffat, maupun af‟al

(perbuatan-Nya).14

Dengan kata lain iman kepada Allah SWT

berarti meyakini bahwa hanya Allah lah satu-satunya tuhan yang

ada dan tidak ada tuhan lain selain Ia.

Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 73.

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:

"Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-

kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak

berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang

yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”15

Dari penegrtian di atas penulis akan menjelaskan makna

Allah Maha Esa dalam zat, asma was-shiffat, dan af‟al.

(1) Allah Maha Esa dalam zat. Kemaha Esaan Allah dalam zatnya

dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak sama

dan tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun

juga. Dia unique (unik: lain dari semuanya), berbeda dalam

14

Ibid., h. 18 15

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

2015) h. 120

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

17

segala-galanya. Zat Tuhan yang unik atau yang Maha Esa itu

bukanlah materi yang terdiri dari beberapa unsur bersusun.16

(2) Allah Maha Esa dalam asma was-shiffat. Artinya bahwa sifat-

sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang

menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat

diperkirakan.17

Namun dalam al-Qur‟an dapat diketahui

sembilan puluh sembilan (99) nama sifat Allah yang biasanya

kita sebut dengan asmaul husna.

(3) Allah Maha Esa dalam af‟al-Nya. Artinya bahwa kita meyakini

Allah yang Maha Esa tiada tara dalam melakukan sesuatu,

sehingga hanya Dialah yang dapat berbuat menciptakan alam

semesta ini. Perbuatan-Nya itu unik, lain dari yang lain.18

b) Iman Kepada Para Malaikat.

Secara etimologis kata malaikah (dalam bahasa Indonesia

disebut malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari

mashdar al-alukah artinya ar-risalah (missi atau pesan). Yang

membawa misi atau pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam

beberapa ayat al-Qur‟an malaikat juga disebut dengn rusul

(utusan-utusan), misalnya dalam surat Hud ayat 69. Bentuk jamak

lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa Indonesia kata

malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi

para malaikat. Secara terminologis Malaikat adalah makhluk

ghaib yang diciptakan oleh Allah swt dari cahaya dengan wujud

dan sifat tertentu.19

Allah swt berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 6:

16

Muhammad Daud Ali, pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 202 17

Ibid., h. 203 18

Ibid., h. 205 19

Ilyas, op. cit., h. 78.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

18

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.”20

c) Iman Kepada Nabi dan Rasul.

Yakin kepada para nabi dan rasul merupakan rukun iman

yang ketiga. Di dalam buku-buku ilmu tauhid disebutkan bahwa

antara nabi dan rasul ada perbedaan tugas utama. Para nabi

menerima tuntunan berupa wahyu,akan tetapi tidak mempunyai

kewajiban menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul

adalah utusan (Allah) yang berkewajiban menyampaikan wahyu

yang diterimanya kepada umat manusia. Oleh karena itu, seorang

rasul adalah nabi, tetapi seorang nabi belum tentu rasul. Di dalam

al-Qur‟an disebut nama 25 orang nabi, beberapa diantaranya

berfungsi sebagai rasuul (Daud, Musa, „Isa, dan Muhammad)

yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya

kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya

dalam kehidupan manusia sehari-hari.21

Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 258:

20

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit., h. 560 21

Ali, op. cit,. h. 221

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

19

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang

diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula

orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada

Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-

rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-

bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari

rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar

dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya

Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."”22

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Allah mengutus

para rasul-Nya ke bumi mulai dari nabi Adam as. Sampai kepada

nabi yang terakhir yaitu nabi Muhammad saw. Dan menjelaskan

bahwa tidak ada perbedaan anatara sesama nabi karena mereka

semua adalah utusan Allah swt yang mempunyai satu misi yang

sama yaitu memperkenal Allah swt kepada umat manusia. Oleh

karena beriman para rusal Allah merupakan suatu hal yang

mutlak tanpa ada membeda-bedakan mereka (nabi-nabi)

d) Iman Kepada Kitab-Kitab

Yaitu kita harus meyakini akan kita-kitab yang Allah

turunkan kepada para rasul-Nya. Kitab-kitab Allah yang wajib

kita percayai ada 4.23

:

(1) Kitab Taurat: diturunkan kepada Nabi Musa as. Berisi hukum-

hukum syari‟at dan kepercayaan yang benar.

22

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya., op. cit., h. 49 23

Abdul Hafiz, dkk, Risalah Aqidah, (ciputat: Aulia Press, 2007) cet: 1, h. 52

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

20

(2) Kitab Zabur: diturunkan kepada Nabi Daud as. Berisi doa,

zikir, nasehat dan hikmah. Tidak ada hukum syari‟at masih

mengikuti syari‟at Nabi Musa as.

(3) Kitab Injil: diturunkan kepada Nabi „Isa as. Berisi seruan

tauhid kepada Allah, menghapus sebagian hukum pada kitab

Taurat yang sudah tidak relevan.

(4) Kitab al-Qur‟an: diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Berisi syari‟at yang menghapus sebagian isi kitab terdahulu,

yang sudah tidak relevan dan juga melengkapinya yang sesuai

dengan zamannya.

Allah berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 136:

......

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah

turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan

sebelumnya.”24

Sama halnya pada beriman kepada nabi-nabi Allah,

beriman kepada kitab-kitab Allah juga merupakan hal yang

mutlak dan tidak boleh kita tidak mempercayai kitab-kitab yang

lain, misalnya kita sebagai seorang yang Muslim kita percaya al-

Qur‟an adalah kalamullah sedangkan kitab-kitab Allah yang lain

yaitu Injil, Taurat dan Zabur kita tidak mempercayainya, hal ini

sunnguh tidak dibenarkan. Sebagai karena Allah sendiri yang

menjelaskan pada ayat yang diatas bahwa al-Qur‟an, Injil, Taurat

dan Zabur semua itu kitab-kitab samawi yang merupakan

kalamullah dan semua itu harus diimani dan yakini seutuhnya.

e) Iman Kepada Hari Akhir

24

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya., op. cit., h. 100

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

21

Umat Islam mempercayai bahwa hari akhir akan ada.

Dalam bahasa Arab dinamai “yaumul Akhir. Hari akhir bermula,

setelah kita sudah meninggal sampai ummat manusia masuk surga

atau masuk neraka, sesuai dengan amal mereka masing-masing.

Surga dan neraka dan sekalian isinya dikekalkan Tuhan, sehingga

penduduk keduanya kekal dalam syurga atau kekal dalam neraka

buat selama-selamanya.25

Allah swt menjelaskan bagaimana dahsyatnya ketika hari

akhir datang, bagaimana bumi dan alam semesta ini hancur dalam

QS. Al-Qariah ayat 1-5.

“Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah

kamu Apakah hari kiamat itu?Pada hari itu manusia

adalah seperti anai-anai yang bertebaran,Dan gunung-

gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”26

f) Iman Kepada Takdir Allah

Yaitu mempercayai akan qada dan qadar Allah swt. Qada

adalah segala keputusan Allah terhadap makhluk sejak zaman

azali (zaman sebelum menciptakan alam). Sedangkan qadar

adalah ketentuan sesuatu makhluk sesuai dengan qada.27

Sebagai

umat Islam kita harus percayai akan takdir yang Allah beriman

keapada kita, baik atau buruk yang Allah tetapkan, kita harus

tetap mempercayai bahwa semuanya telah diatur oleh-Nya.

25

Sirajuddin Abbas, I‟tiqad Ahlussunah Wal Jamaah, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru,

2010) cet; XI, h. 70 26

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya., op. cit., h. 600 27

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012) cet: 1, h. 6

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

22

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 30

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama

Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”28

Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa Tuhan telah

membekali manusia sejak lahirnya dengan fitrah, walaupun para

ulama berbeda pendapat tentang pengertian fitrah dalam ayat ini,

namun pendapat yang terbanyak dianut para ulama adalah bahwa

fitrah di sini merupakan naluri manusia untuk mengimani Allah dan

beragama Islam.(al-Raghib al- Isfihani: tt, 382). al-Maraghi

menafsirkan ayat ini dengan mengatakan: “sesungguhnya Allah telah

menciptakan manusia dengan fitrahnya itu cenderung kepada

mentauhidkan-Nya dan mengakui eksistensi-Nya (al-Maraghi, juz 21,

VII, 45) fitrah yang dikemukakan di atas, yakni yang condong kepada

gama tauhid atau fitrah beragama.29

b. Akhlak.

Dalam menjelaskan penegertian akhlak terdapat dua

pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan secara etimologis

(kebahasaan) dan pendekatan secara terminologis (peristilahan). Dari

sudut pandang etimologis kata akhlak berasal dari bahasa Arab

28

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit., h. 407 29

Erwati Aziz, “Keberhasilan Pendidikan Perspektif Al-Qur‟an”, Jurnal AT-TARBAWI

Kajian Kependidkan Islam, vol. 1, 2004, h. 64

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

23

akhlak, bentuk jamak dari kata khuluq atau al-Khulq, yang antara lain

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at.30

Sedangkan secara terminologis kita dapat merujuk kepada

berbagai pendapat para pakar di bidang ini.

1) Menurut Ibnu Miskawaih

Sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata, akhlak adalah

sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.31

2) Menurut Imam al-Ghazali

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan

mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.32

3) Menurut Ibrahim Anis

Sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata, akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiw, yang dengannya lahirlah

macam-macam perbuata, baik atau buruk, tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan.33

Dari pendapat para ahli di atas, secara keseluruhan definisi

akhlak yang mereka sampaikan tampak tidak ada yang bertentangan,

bahwa hampir memiliki kesamaan antara yang satu dan yang lainnya.

Penulis sendiri akan menjelaskan tentang definisi akhlak berdasarkan

pemaparan dari para pakar di atas. Akhlak adalah sifat manusia yang

telah tertanam di dalam jiwanya yang akan dapat menimbulkan

30

Ali, op. cit,. h. 346 31

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) cet; I, h. 3 32

Imam al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, (tt.p.: Dar al-Ihya, t.t) jilid III, h.52 33

Abudin Nata, op.cit,. h. 3

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

24

berbagai macam perbuatan, sikap dan kepribadian seseorang, yang

dilakukannya secara spontan tanpa memerlukan pertimbangan sesuatu

yang mana hasilnya akan menjadi baik atau buruk.

Dalam agama Islam akhlak merupakan salah satu pondasi kuat

dalam menopang agamas Islam setelah iman dan syari‟at. Akhlak

merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh seseorang dalam

menjalani kehidupan sehari-hari dan ketika bermasyarakat, karena

dengan akhlak ini akan terlihat bagaimana kepribadian yang dimiliki

oleh seseorang, apabila seseorang memiliki akhlak yang baik maka ia

akan disenangi oleh banyak orang dan sebaliknya apabila seseorang

memiliki akhlak yang buruk maka ia akan dibenci oleh banyak orang

karena akhlaknya yang buruk.

1) Penegertian Baik dan Buruk

Kata baik dalam bahasa Arab berarti khair dan dalam

bahasa Inggris berari good. Pengertian baik sendiri berarti sesuatu

yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan,

yang memberikan kepuasan.34

Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa baik merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa

kepuasan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sedangkan buruk dalam bahasa Arab yaitu syarr dan

dalam bahasa Inggris yaitu bad. Penegrtian buruk sendiri yaitu

segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus, dan sebgainya.

Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan

norma-norma masyarakatyang berlaku.35

Dalam pendidikan Islam, akhlak yang baik disebut dengan

akhlak mahmudah dan akhlak yang buruk disebut dengan akhlak

34

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994) cet.

II h. 25 35

Ibid., h. 26

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

25

mazmumah. Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan

wahyu Allah SWT (al-Qur‟an yang dalam penjabarannya

dilakukan oleh hadis Nabi Muhammad SAW.

Dalam Islam perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai

dengan petunjuk al-Qur‟an dan Sunnah, dan perbuatan yang

buruk adalah perbuatan yang bertentangan dengan al-Qur‟an dan

as-Sunnah itu. Taat kepada Allah dan Rsaul-Nya, berbakti kepada

kedua orang tua, saling menolong dan mendoakan kebaikan,

menepati janji, menyayangi anak yatim, jujur, amanah, sabar,

ridla, ikhlas adalah merupakan perbuatan yang baik karena sesuai

dengan petunjuk al-Qur‟an. Sebaliknya bersikap membangkang

terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, durhaka kepada ibu

bapak, saling bertengkar dan dendam, mengingkari janji, tidak

peduli pada nasib anak yatim, curang, khianat, riya, putus asa dan

tidak menerima keputusan Tuhan adalah perbuatan buruk, karena

bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah.36

2) Macam-Macam Akhkak

Akhlak merupakan suatu perbuatan manusia dan tingkah

laku manusia. sebgaimana manusia mempunyai relasi yaitu hablu

min Allah (hubungan manusia terhadap Allah) dan hablu min an-

nas (hubungan manusia dengan manusia) diantara hubungan

manusia dengan manusia ada akhlak terhadap sesama makhluk,

terhadap keluarga, dan kepada lingkungan. Oleh karena itu di sini

akan dijelaskan secara rinci bagaimana akhlak manusia terhadap

Allah dan terhadap sesama manusia.

a) Akhlak Manusia Terhadap Allah

36

Abudin Nata, op. cit,. h. 124

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

26

Akhlak kepada Allah merupakan sikap perbuatan

manusia terhadap Allah swt. Akhlak kepada Allah

merupakan manifestasi dalam bentuk kepatuhan dalam

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala

larangan-Nya. Selain itu, bentuk akhlak kepada Allah juga

merupakan manifestasi yang ditujukan dengan komitmen

yang kuat untuk memperbaiki kualitas keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah swt. Intinya, seseorang yang

dianggap memiliki akhlak yang baik kepada Allah pasti

memiliki keinginan yang kuat tanpa paksaan untuk terus

berupaya menjadi seorang hamba yang patuh dan taat kepada

Allah swt. Sebaliknya seorang yang dianggap memiliki

akhlak yang yang buruk kepada Allah jika ia tidak memiliki

keinginan dan kemauan yang kuat untuk melakukan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.37

Menurut Abudin Nata sekurang-kurangnya ada empat

alasan mengpa manusia perlu berakhlak kepada Allah swt.

Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia

dari air yang ditumpahkan ke luar dari antara tulang

punggung dan tulang punggung. Kedua, karena Allah-lah

yang telah memberikan perlengkapan panca indra berupa

penglihatan, pendengaran, akal pikiran dan hati sanubari, di

samping anggota badan yang kokoh dan sempurna yang

Allah berikan kepada manusia. ketiga, karena Allah-lah yang

telah menyediakan berbagai bahan dan sarana sebagai

pedompang hidup manusia berupa makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan, air dan udara serta binatang ternak dan

sebagainya. Keempat, karena Allah telah menjadikan

37

M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat: Referensi, 2013), cet. 1, h. 4

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

27

manusia sebagai khalifah di muka bumi ini dan memberikan

manusia kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan.38

Sebagai contoh akhlak yang baik terhadap Allah

adalah sebagai berikut:

(1) Ikhlas keapada Allah swt dalam beramal

(2) Waspada agar tidak terjatuh ke dalam perbuatan syirik

terhadap Allah swt. Allah swt berfirman dalam QS. al-An‟am

ayat 88.

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia

memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di

antara hamba-hambaNya. seandainya mereka

mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka

amalan yang telah mereka kerjakan.39

(3) Beribadah kepada-Nya dan menegakkan apa-apa yang

difardhukan-Nya sebagaimana yang Dia perintahkan

(4) Takut kepada Allah dan takut dari azabnya serta penuh harap

pada-Nya

(5) Bersabar menghadapi segala ketetapan takdir-Nya dan

membenarkan kabar yang diberitakanNya serta melaksanakan

apa-apa yang diwajibkan oleh-Nya

(6) Senantiaa berdzikir (mengingat dan menyebut-Nya)

(7) Bertaubat dan inabah (kembali) kepada-Nya serta memohon

ampunan dari-Nya.

(8) Berserah diri dan tunduk serta paruh kepada-Nya

(9) Mengagungkan dan menghormati-Nya serta mengagungkan

syiar-syiar-Nya.

38

Abudin Nata, op. cit,. h.149-150 39

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit., h. 138

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

28

(10) Mensyukuri segala nikmat yang telah Ia berikan.40

b) Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Akhalak terhadap sesama manusia merupakan sikap

seseorang dalam bermasyarakat, dalam bersosialisasi dan

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari secara bersama-

sama. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang

tidak dapat hidup sendiri di dunia ini dan perlu adanya

dukungan atau bantuan dari orang lain untuk menopang

kehidupannya. Oleh karena itu kita sesama manusia harus

memiliki relasi yang baik antara satu sama lain bertingkah

laku yang baik antara sesama manusia.

Dalam konteks hubungan sesama Muslim,

Rasulullah mengumpamakan bahwa hubungan anatara

sesama Muslim diumpamakan sebagai anggota tubuh yang

saling terkait dan merasakan penderitaan jika salah satu

organ tubuh tersebut mengalami sakit. Akhlak terhadap

sesama manusia juga harus ditunjukkan kepada orang yang

bukan Islam di mana mereka ini tetap dipandang sebagai

makhluk Allah yang harus disayangi.41

c) Akhlak Terhadap Kedua Orang Tua

Akhlak terhadap kedua orang tua adalah akhlak yang

sangat-sangat penting setelah akhlak terhadap Allah dan

akhlak terhadap diri sendiri. Karena kedua orang tua

merupakan orang yang sangat berjasa dan berperan penting

dalam kehidupan setiap manusia dalam kehidupannya. Setiap

40

Majid Sa‟ud al-Ausyan, Panduan Lengkap dan Praktis Adab dan Akhlak Islami

Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Terj. dari Muntaqa al-Adab asy-Syar‟iyyah, oleh

Abdurrahman Nuryaman, (Jakarta: Darul Haq, 2015) cet. II, h. 7 41

M. Jamil, op. cit,. h. 5

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

29

manusia di dunia ini pasti memiliki orang tua yang telah

melahirkan, mendidik, dan menjaga anaknya dari segala

apapun yang dapat mengancam kehidupan anaknya.

Dalam Islam akhlak terhadap kedua orang tua sangat

di junjung tinggi sampai-sampai keridhaan Allah tergantung

keridhaan orang tua terhadap perilaku seorang anak terhadap

dirinya. Oleh sebab itu, Islam mengajarkan untuk selalu

berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua, selalu

menjaga perasaan kedua orang tua jangan sampai membuat

hatinya terluka. Sebagai Allah berfirman dalam QS. al-Isra

ayat 23:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya

kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah

kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara

keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur

lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan

yang mulia.42

d) Akhlak Terhadap Lingkungan

Akhalak terhadap lingkungan adalah sikap seseorang

terhadap lingkungan (alam) di sekelilingnya. Sebagai mana

diketahui bahwa Allah menciptakan lingkungan yang terdiri

42

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit., h. 284

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

30

dari hewan, tumbuh-tumbuhan, air, uadara, tanah, dan benda-

benda lain yang terdapat di muka bumi ini. Semuanya Allah

ciptakan untuk manusia.43

Pada dasarnya yang akhlak yang diajarkan oleh al-

Qur‟an terhdapa lingkungan bersumber dari fungsi manusia

sebagai khalifah di muka bumi. Kekhalifahan menuntut

adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan

manusia dengan alam. Makna khalifah di sini mengandung

arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap

makhluk hidup mencapai tujuan penciptaannya.44

Dalam pandangan Islam, seorang Muslim harus

menajaga lingkungannya dari segala hal yang dapat merusak

lingkungan, baik sesuatu yang timbul dari manusia sendiri

atau dari hal yang lain. Islam mengajarkan bahwa menjaga

linkungan itu penting, sampai-sampai Rasulullah bersabda

yang artinya bahwa sesungguhnya kebersihan itu merupakan

sebagian dari iman.

Selain itu Allah juga melarang umat manusia untuk

melakukan kerusakan di muka bumi ini karena Allah tidak

menyukai perbuatan tersebut dan merupakan perilaku yang

jelek. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-Qashash

ayat 77.

43

M.Jamil op. cit,. h. 6 44

Abudin Nata, op. cit,. h. 152

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

31

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan

Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan45

.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang

menyangkut tentang nilai pendidikan akidah akhlak yang terkandung dalam

surah-surah di al-Qur‟an. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai

acuan dan referensi untuk memenuhi nilai-nilai pendidikan akidah akhlak

yang akan menjadi objek dalam penelitian ini.

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

adalah:

1. “Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat al-Qashash

ayat 76-81.” Oleh Irfan Fahmi (107011000824). Penelitian ini

mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam

QS. Al-Qashash ayat 76-81 dengan menggunakan library research.

2. “Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat al-Mujadalah ayat 11-

12.” Oleh Komarullah Azami (109011000192). Penelitian ini

mengakaji tentang nilai pendidikan akhlak dalam surat al-

45

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit., h. 394

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

32

Mujadalah ayat 11-12 dengan menggunakan metode library

reseach.

3. “Nilia-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam al-Qur‟an

surat al-a‟raf ayat 26-27 dan aplikasinya.” Oleh Siti Nurbaiti

(1110011000056). Penelitian ini mengkaji tentang nilai pendidikan

islam yang terkandung dalam QS. Al-A‟raf ayat 26-27 dan

aplikasinya dengan menggunakan metode library reseach.

Setelah penulis melihat dari skripsi yang sudah ada, skripsi ini

memiliki perbedaan dari skripsi yang sudah ada dan ditulis oleh penulis-

penulis sebelumnya, dan yang membedakan adalah obyek penelitiannya,

dalam skripsi ini adalah surat, ayat serta pemahaman dalam nilai-nilai

penddikan akidah akhlak dalam surat al-Ankabut ayat 8-11.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

33

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang menjadi pembahasan dalam penelitian disini adalah nilai-

nilai pendidikan akidah akhlak yang terkandung dalam al-Qur’an surat al-

Ankabut ayat 8-11. Dan adapun waktu yang dilalui oleh penulis dalam

melakukan penelitian ini adalah mulai dari bulan Mei 2016–Oktober 2016.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini mennggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan

orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar

dan idividu secara holistic (utuh). Untuk itu dari metode kualitatif diperoleh

data secara alamiah atau natural dan komprehensif yag sesuai dengan latar

dan data yang diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa atau manipulasi

karena tidak ada unsur atau variable lain yang mengontrol. 1 Sedangkan

Menurut Kirk dan Miller, Mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pegetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sediri.2

Secara lebih spesifik penelitian ini berbasis pada penelitian

perpustakaan (library research) atau dalam penelitian filsafat dikenal dengan

metode theoretical hermeneutic, yaitu penelitian ilmiah yang bertolak pada

1 Imam Gunawan,Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT.Bumi

Aksara, 2013) hal. 82

2 Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Research

Publishing 2009) hal. 146

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

34

kekuatan interpretasi dan pemahaman seseorang, terhadap teks, sumber, dan

pandangan-pandangan para pakar terhadap suatu konten, objek atau simbol.3

C. Fokus Penelitian.

Menurtut Sugiyono, “batasan masalah dalam penelitian kualitatif

disebut fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum”.4

Dengan melihat pendapat Sugiyono, maka penulis mencatumkan apa yang

terdapat dalam batasan masalah menjadi fokus penelitian dalam penulisan ini.

Adapun fokus penelitian ini adalah mengenai nilai-nilai pendidikan akidah

akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an suat al-Ankabut ayat 8-11. Jadi dalam

penelitian ini penulis bermaksud mencari nilai-nilai pendidikan akidah akhlak

yang terkandung dalam ayat tersebut. Dengan mencari data-data dan sumber-

sumber yang membahas mengenai surat al-Ankabut ayat 8-11.

D. Prosedur Penelitian

Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode library reseach,

artinya penelitian memberikan pandangan-pandangan dan interpretasi

seseorang dalam pemahamannya terhadapat suatu teks atau objek tertentu.

Dalam hal ini penulis memberikan beberapa pandangan para ahli tafsir dan

para pakar terkait isi kandungan yang terdapata dalam al-Qur’an surah al-

Ankabut ayat 8-11.

Dalam metode tafsir ada beberapa metode yang diterapkan oleh para

mufassir untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis, untuk

memngumpulkan data dalam skripsi ini penulis mengambil penafsiran ayat

yang menngunakan metode tafsir tahlili.

Tafsir tahlili secara harfiah ialah al-tahlili berarti menjadi lepas atau

terurai. Yang dimaksud dengan tafsir tahlili adalah menafsirkan al-Qur’an

3

Mukhtar,M.Pd, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2010) hal. 109

4 Sugiyono, Metode Penelitian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2008), cet. IV h. 285

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

35

berdasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf.5 Seorang

mufassir dengan menggunakan metode ini, menganalisa setiap kosakata

maupun lafal dari aspek bahasa dan makna.

Tafsir tahlili memiliki kelebihan dibandingkan dengan tafsir-tafsir

yang lain. Kelebihan tafsir tahlili antara lain terletak pada keluasan dan

keutuhannya dalam memahami al-qur’an. Dengan metode tahlili, seseorang

diajak memahami al-qur’an dari awal (surat al-Fatihah) hingga akhir (surat

an-Nas). Atau minimal dia memahami ayat dan surat dalam al-qur’an secara

utuh dan menyeluruh. Cara memahami al-Qur’an secara tartil ini telah

dilakukan oleh para sahabat yang terkesan sangat hati-hati dan penuh

tanggung jawab. Kelebihan lain dari metode ini ialah membahas al-qur’an

dengan ruang lingkup yang luas. Meliputi aspek kebahasaan, sejarah, hukum,

dan lain-lain.6

Sedangkan dalam metode pembahasan penulis menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Dalam menulis skripsi ini penulis mengumpulkan data dari

buku-buku atau sumber yang terdiri dari sumber primer (sumber

pokok) dan sumber sekunder (sumber pendukung). Adapun

sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Al-Qur’an dan terjemahnya serta kitab-kitab

2. Tafsir para ulama yang meliputi kitab Tafsir al-

Qurthubi, Tafsir ath-Thabari, dan Tafsir al-Misbah.

3. Hadis-hadis nabi

Sedangkan sumber sekundernya adalah buku-buku

pendidikan Islam dan buku-buku yang relevan serta dapat

5 Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH, 2009) h. 143

6 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 381

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

36

dijadikan sebagai penunjang untuk memperkuat analisis dan

dengan pembahasan ini.

2. Analisis Data

Untuk teknik analisis data dalam mengambil kesimpulan

dari sumber-seumber data yang telah didapat baik pirmer atau

skunder, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu

memberikan gambaran tentang data yang dianalisis dengan cara

mengumpulkan data, analisis kemudian menarik kesimpulan.

Dalam skripsi ini penulis menerapkan langkah-langkah

yang akan dilakukan dalam menjelaskan tafsir surah al-Ankabut

ayat 8-11 sebagai berikut:

1. Menguraikan surah al-Ankabut ayat 8-11.

2. Menjelaskan makna surah al-Ankabut ayat 8-11 berdasarkan

buku-buku tafsir.

3. Membandingkan surah al-Ankabut ayat 8-11 dengan ayat lain

yang sama kaitannya dengan isi kandungan yang ada.

4. Mengaitkan makna surah al-Ankabut ayat 8-11 dengan hadis-

hadis nabi.

5. Mengaitkan isi kandungan surah al-Ankabut ayat 8-11

berdasarkan buku-buku pendidikan.

6. Penarikan kesimpulan dari analsis yang telah di dapat

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

37

BAB IV

HASIL ANALISIS

A. Tafsir Surah Al-Ankabut Ayat 8-11

1. Teks dan Terjemah Ayat

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada

dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti

keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Dan orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami

masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh.

Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman

kepada Allah", Maka apabila ia disakiti (karena ia beriman)

kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab

Allah. dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu,

mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya Kami adalah

besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada

dalam dada semua manusia? Dan Sesungguhnya Allah benar-

benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan Sesungguhnya

Dia mengetahui orang-orang yang munafik.1

1 Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

2015) h. 379

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

38

2. Tafsir Mufradat Ayat

artinya mencakup segala sesuatu yang menggembirakan : حسنا

dan disenangi. Kata “hasanah” digunakan untuk menggambarkan apa

yang menggembirakan manusia akibat perolehan nikmat, menyangkut

jiwa, jasmani dan keadaannya.2

-(علم) ilmun adalah bentuk mashdar dari kata „alima„ : علم

ya‟lamu (يعلم) -„ilman (علما). Menurut Ibnu Manzhur, ilmu adalah

antonim dari „tidak tahu‟, sedangkan menurut al-Ashfahani dan al-

Anbari, „ilm adalah idrakusy-syai‟ bi haqiqatih yaitu mengetahui

hakikat sesuatu.3 Ilmu terbagi dua: pertama, mengetahui inti sesuatu

itu (tasawur),dan kedua mengetahui hubungan sesuatu dengan sesuatu

(tasdiq). Dari sisi lain Ragib al-Asfahani juga membagi ilmu menjadi

dua bagian: pertama, ilmu teoritis, yaitu ilmu yang hanya

membutuhkan pengetahuan tentangnya, jika telah diketahui maka telah

sempurna. Kedua ilmu aplikatif, yaitu ilmu yang tidak sempurna tanpa

dipraktikkan, seperti ilmu tentang ibadah, akhlak, dan sebagainya.4

,fitnah artinya kekacauan, bencana, syirik, cobaan, ujian : فتنة

dan siksaan.5 kata fitnah berasal dari kata dasar fatana ( فتن ) yang

berarati membakar logam emas atau perak untuk menguji

kemurniannya. Kata fitnah juga berarti membakar secara mutlak,

meneliti „kekafiran‟, perbedaan pendapat, kezaliman, hukum dan

kenikmatan hidup. Terdapat juga kata yang hampir sama maknanya

2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), cet. I, vol.10 h. 446 3 M. Quraish Shihab, dkk, Ensiklopedia Al-Qur‟ an; Kajian Kosakata, jilid. I, (Jakarta:

Lentera Hati, 2007), cet. I, h. 328 4 Ahsin w. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: AMZAH, 2006) cet. II, h. 114

5 Ibid., h.78

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

39

dengan kata fitnah, yaitu al-bala ( البالء ) yang juga banyak disebut di

dalam al-Qur‟an.6

3. Tafsir Surah Al-Ankabut Ayat 8-11

Surah ini merupakan surah makkiyah sebagaimana yang

diriwayatkan oleh ibnu Dhurais dan Nuhas dan Murdawaih/Murduyah

dan Baihaqi dalam kitab ad-Dalail dari ibnu „Abbas ra. Bahwasanya

surah ini termasuk surah makiyyah.7 Dan surah ini di dalamnya

terdapat 69 ayat, dengan rincian 1981 kalimat dan 4595 huruf.8

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada

dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti

keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat di atas berbicara tentang larangan mengikuti orang tua

yang memaksa anaknya mempersekutukan Allah, namun sebelum

menegaskan larangan itu, terlebih dahulu dikemukakan prinsip dasar

perlakuan anak terhadap orang tuanya, meskipun terdapat perbedaan

agama dan kepercayaan antara orang tua dan seorang anak. Ayat di

atas menyatakan: kami telah menetapkan kewajiban (menegaskan

Allah swt) dan kami telah mewasiatkan yakni berpesan kepada

manusia wasiat yang baik, yaitu supaya berbuat bakti dan berbakti

6 M. Quraish Shihab, dkk, Ensiklopedia Al-Qur‟ an; Kajian Kosakata, jilid. II,(Jakarta:

Lentera Hati, 2007), cet. I,h. 232 7 Syihabuddin as-Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, Ruhul Ma‟ani, (Beirut: Dar al-

Fikr, ) h. 196 8 Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Munir, (tt.p.: Dar Ihya Al-Kutub Al-„Arabiyyah,

t.t.), h. 152.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

40

terhadap kedua orang tuanya dan kami berpesan juga kepada mereka

bahwa jika kedua orang tuanya itu, apalagi salah satunya, lebih-lebih

keduanya, bersungguh-sungguh memaksamu untuk mempersekutukan

aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, apalagi

setelah Aku dan para rasul menjelaskan kebathilan mempersekutukan

Allah dan setelah engkau menegetahui bila menggunakan nalarmu,

maka janganlah engkau mematuhi keduanya karena tidak boleh

mematuhi satu makhluk dalam mendurhakaan kepada Allah swt.9

Hanya kepada-Kulah kamu kembali, ini merupakan bagi orang

yang menaati kedua orang tua yang mengajak kepada kekufuran.10

lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah maksudnya adalah aku

akan memberitahukanmu atas apa yang kamu lakukan di dunia, apakah

itu perbuatan baik atau perbuatan jahat? Kemudian aku akan membalas

orang yamg berbuat baik dengan kebaikan, dan balasan yang pantas

bagi orang yang melakukan kejahatan.11

Adapun asbabun nuzul dari ayat ini berkaitan dengan adanya

larangan orang tua terhadap anak-anaknya untuk memilih Islam sambil

menyatakan bahwa anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya.

Diriwayatkan bahwa Hamnah binti Abi Sufyan, ibu Sa‟id Ibn Abi

Waqash, sangat marah ketika anaknya itu memeluk agama Islam dan

ia bersumpah tidak akan berteduh, tidak akan makan dan minum

sampai Sa‟id murtad kembali. Setelah berlalu tiga hari, Sa‟id

melaporkan kepada Rasul saw., maka turunlah ayat ini. Rasulullah saw

kemudian memerintahkan Sa‟id tetap berbakti kepada orang tuanya,

namun tidak memenuhi permintaannya itu, Sa‟id sendiri berkata:

9 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah h. 446

10 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Terj. dari Al-Jami‟ Li Ahkaam AL-

Qur‟an, oleh Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Rana Mengala, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2009), cet. I, h. 836-837 11

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir At-Thabari, Terj. dari Jami‟ Al-

Bayan an Ta‟wil ayi Al-Qur‟an, oleh Ahsan Askan dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), cet.I, h.

425

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

41

“ibuku, seandainya engkau memiliki seratus nyawa, dan nyawa itu

keluar satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku. Maka

makanlah atau tidak usah makan”. Ketika sang ibu merasa bahwa

Sa‟id tidak mungkin mengubah pendiriannya, ia pun makan dan

minum. (HR. Muslim, Tirmidzi dan lain-lain melalui Sa‟id).12

Menurut riwayat yang lain dari Ibnu Abbas berkata bahwa ayat

ini diturunkan kepada Iyash bin Abi Rabi‟ah al-Makhzumi saudara

dari Abu jahal yang ibunya juga berbuat seperti itu.13

Dari penjelasan para mufassir di atas akan ayat ini maka secara

garis besar bahwa ayat ini menjelaskan tentang anjuran berbuat bakti

kepada kedua orang tua meskipun memiliki perbedaan dalam

kepercayaan dan agama seandaipun orang tua mengajak untuk

mepersekutukan Allah swt., itu wajib kita tinggalkan dan jangan

mematuhi keduanya karena hal tersebut merupakan perbuatan yang

dilarang oleh Allah swt.

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke

dalam (golongan) orang-orang yang saleh.

Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang anjuran berbakti

kepada kedua orang tua serta larangan mematuhi keduanya apabila

mereka mengajak untuk menyekutukan Allah swt., pada ayat ini

menjelaskan orang-orang yang beramal shalih akan dimasukan

kedalam golongan orang-orang yang shalih.

Dalam tafsir ath-Thabari maksud dari “dan orang-orang yang

beriman dan beramal shalih” adalah orang-orang yang beriman kepada

Allah dan rasul-Nya serta menunaikan segala kewajiban yang

12

M.Quraish Shihab, op, cit., h. 447 13

Syaikh Imam Al-Qurthubi, op, cit., h. 836

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

42

diwajibkan Allah, serta menjauhi semua perbuatan yang dilarang atau

diharamkan oleh Allah swt.14

Firman-Nya: ( لندخلّنهم في الّصالحين ), “kami masukkan mereka

kedalam orang-orang shalih,” ini merupakan ganjaran yang

dianugerahkan kepada anak yang memilih untuk mengindahkan

perintah Allah dan rasul-Nya atas perintah orang tua yang mengajak

untuk menyekutukan Allah. Keengganan anak mengikuti perintah

orang tuanya itu, pastilah mengakibatkan kekeruhan hubungan antara

orang tua dan anak, bahkan boleh jadi sampai pemutusan hubungan

antara kedua belah pihak. Untuk itu Allah menjanjikan kepada sang

anak, bahwa ia akan diberikan ganti yang lebih baik, yaitu akan

dimasukkan kedalam kelompok orang-orang yang shalih. Yakni akan

merasakan kenikmatan tersendiri bergaul dan hidup bersama mereka,

sehingga ia merasa nyaman kendati tidak bersama kedua orang tuanya

yang musyrik.15

Dalam kitab ruhul ma‟ani dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan (لندخلّنهم في الّصالحين) adalah orang yang beriman

dan beramal shaleh mereka dimasukkan ketempat orang-orang shalih

yaitu surga.16

Quraish shihab dalam bukunya menyatakan yang dimaksud

dengan ash-shalihin di sini adalah kelompok orang-orang yang sangat

berbakti kepada Allah dan yang bergabung dengan kelompok para nabi

dan lain-lain.17

Pada surah al-Ankabut ayat 8-9 ini sedikit memiliki kesamaan

dengan surah Luqman ayat 13-15:

14

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, op, cit., h. 426 15

M. Quraish shihab, op, cit., h. 450 16

Syihabuddin as-Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, op. cit., 207 17

M.Quraish Shihab, loc. cit.

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

43

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah

kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah

yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,

hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu

untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti

keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang

telah kamu kerjakan.18

Dalam ayat ini juga menjelaskan tentang nasehat Luqman

terhadap anaknya, karena ia sayang dan mencintai anaknya.

Karenanya Luqman memerintahkan kepada anaknya supaya

menyembah Allah semata, dan melarang berbuat syirik

(menyekutukan Allah). Luqman menjelaskan kepada anaknya bahwa

syirik itu merupakan perbuatan kezhaliman yang besar.19

18

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit,. h.412 19

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Terj. dari Tafsir Al-

Maraghi, oleh. Bahrun Abubakar dkk., (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993), cet. II, h. 153.

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

44

Kemudian Luqman juga memerinthakan kepada anaknya

untuk bersyukur kepada Allah swt dan kepada kedua orang tua.

Bersyukur kepada Allah berarti bersyukur atas segala limpaham

mikmat iman dan ihsan dan bersyukur kepada kedua orang tua atas

pendidikan yang dan kasih sayang diberikan kepada anaknya.20

Pada surah Luqman ayat 15 juga diterangkan tentang apabila

kedua orang tua memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan

Allah dengan yang lain maka janganlah kamu menaati apa yang

diinginkan oleh keduanya. Sekalipun keduanya menggunakan

kekerasan supaya kamu mengikuti kehendak keduanya.21

Walaupun memiliki kesamaan tapi juga terdapat beberapa

perbedaan anatara surah al-Ankabut ayat 8-9 dengan surah Luqman

ayat 13-15, yaitu dari sisi asbabun nuzulnya dan bentuk kalimatnya.

Sejatinya dalam konteks kedua ayat ini sebenarnya sama-sama

menganjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan larangan

untuk berbuat syirik kepada Allah swt.

Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami

beriman kepada Allah", Maka apabila ia disakiti (karena ia

beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai

azab Allah dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu,

mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya Kami adalah

besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada

dalam dada semua manusia?

20

Muhammad „Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir Tafsir-Tafsir Pilihan, Terj. dari

Shafwatut Tafasir, oleh, yasin, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), cet. I, h. 169 21

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, op, cit., h.156

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

45

Sebelum ayat ini terdapat ayat yang menjelaskan bahwa ada

orang yang beriman kepada Allah yang diuji dan disakiti oleh orang-

orang musyrik namun mereka tabah dan terus mempertahankan

keimanannya. Sedangkan dalam ayat ini menjelaskan bahwa ada

sebagian orang yang mengucapkan dengan lidahnya tanpa menyentuh

secara mantap hatinya bahwa: “kami beriman kepada Allah”, maka

apabila mereka disakiti sedikit atau diganggu oleh orang-orang

musyrik karena keimanannya kepada Allah yang ia nampakkan, ia

goyah serta takut kepada siksa yang akan menimpanya dari orang-

orang musyrik. Ia menjadikan itu sebagi fitnah yakni siksa manusia

yang menyakitinya itu bagaikan sama pedihnya dengan siksa Allah di

hari kiamat nanti. 22

Menurut ath-Thabari ayat di atas maksudnya adalah ada di

antara manusia yang berkata “kami beriman kepada Allah”. Namun

ketika orang-orang musyrik menyiksa mereka karena pengakuan

mereka itu, mereka menganggap orang-orang musyrik itu sebagai

bagian dari adzab Allah di akhirat, lalu mereka murtad dari keimanan

kepada Allah dan kembali kepada kekafiran.23

Menurut Sayyid Quthub sebagaimana yang dikutip oleh

M.Quraish Shihab, menggarisbawahi kalimat ( بجعل فتنة الّناس كعذا

menurutnya, redaksi al-Qur‟an sangat teliti ketika mengungkap (اهلل

kesalahan orang yang mengucapkan kalimat ini. Kesalahannya bukan

karena melemahnya kesabaran mereka memikul beban siksa, karena

hal semacam ini bisa saja terjadi pada saat-saat tertentu walau terhadap

orang-orang mukmin sejati yang mantap imannya, karena memang

kemampuan manusia itu terbatas. Namun demikian mereka tetap

membedakan dengan perbedaan yang sangat jelas dalam pikiran dan

perasaan mereka antara apa yang dimiliki manusia serta gangguan dan

22

M. Quraish Shihab, op. cit., h. 452 23

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, op, cit., h. 427

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

46

bencana yang mampu mereka lakukan (membedakannya) dengan siksa

Allah swt. Kemudian apabila datang pertolongan dari Tuhanmu, wahai

nabi Muhammad maka mereka yang tidak sabar menghadapi gangguan

itu pasti akan berkata : “sesungguhnya kami beserta kamu dalam suka

dan duka.24

Lalu Allah menjawab: “bukankah Allah lebih mengetahui apa

yang ada di dalam dada semua manusia ?” maksudnya adalah apa yang

ada di dalam dada setiap makhluk-Nya, yaitu orang-orang yang

berkata, “kami beriman kepada Allah”, serta orang-orang yang jika

disiksa di jalan Allah mereka murtad dari agama Allah. Jadi,

bagaimana mungkin menipu Allah yang maha mengetahui yang tidak

ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.25

Menurut Muhammad Nawawi al-jawi bahwa ayat ini turun bagi

orang-orang munafik seperti „Iyyas bin Abi Rabi‟ah al-Makzumi,

ketika bersama orang-orang mukmin mereka berkata: “sesungguhnya

kami beriman sebagaimana kamu beriman”, maka apabila orang-orang

kafir menyiksa mereka, mereka jadikan itu sebagai azab dan mereka

berpaling dari iman, sebagaimana azab Allah dengan dimasukkannya

kedalam neraka sehingga membuat berpaling orang-orang yang kafir

menjadi iman kepada-Nya.26

Kata (صدور) shudur mengesankan bahwa yang dibicarakan

adalah makhluk yang memiliki hati/pikiran, dan dengan demikian, ia

hanya terbatas pada makhluk berakal seperti manusia, malaikat dan

jin.27

Ayat ini diturunkan berkaitan dengan keadaan segolongan

orang-orang Mekkah yang telah masuk Islam, tetapi mereka

24

M. Quraish Shihab, loc. cit 25

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, op, cit., h. 428 26

Muhammad Nawawi Al-jawi, op. cit., h. 153. 27

M. Quraish Shihab, op. cit., h. 453

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

47

menyembunyikan keislamannya. Pada waktu perang Badr, mereka

dipaksa menyertai kaum Qurasiy untuk berperang melawan Rasulullah

sehingga diantara mereka banyak yang mati terbunuh. Berkatalah

kaum Muslimin Madinah: “mereka itu adalah orang-orang Islam,

tetapi dipaksa ikut berperang untuk melawan Rasulullah. Hendaklah

kalian memintakan ampun kepada mereka”.28

Maka turunlah surah an-

Nisa ayat 97:

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat

dalam Keadaan Menganiaya diri sendiri (kepada mereka)

Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?".

mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas

di negeri (Mekah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi

Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?".

orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam

itu seburuk-buruk tempat kembali.29

Setelah turun ayat ini ( Q.S. 4 an-Nisa: 97) orang-orang muslim

di Madinah mengirim surat kepada kaum Muslimin yang masih ada di

Mekkah dengan ayat tersebut, dan (dikatakan kepada mereka bahwa)

tidak ada alasan lagi untuk tidak hijrah. Kemudian mereka hijrah ke

Madinah, tetapi mereka masih dikejar dan dianiaya oleh orang-orang

musyrik. Akhirnya mereka terpaksa pulang kembali ke Mekkah. Maka

turunlah ayat ini surah 29 al-Ankabut ayat 10 yang berkenaan dengan

28

H.A.A.Dahlan dan M. Zaka Alfarisi, Asbanun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya

Ayat-Ayat Al-Qur‟an, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2009), cet. X, h. 162 29

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit,. h. 94

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

48

peristiwa tersebut, sebagai teguran terhadap keluhan mereka, yang

menganggap siksaan yang mereka alami sebagai azab dari Allah. Ayat

ini pun (Q.S. 29 al-Ankabut: 10) kemudian dikirim lagi kepada kaum

Muslimin Mekkah. Mereka merasa sedih. Maka turunlah surah 16 an-

Nahl ayat 110,30

Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-

orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian

mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu

benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.31

Ayat ini pun (Q.S. 16 an-Nahl: 110) dikirim pula kepada kaum

Muslimin Mekkah sebagai janji Allah untuk melindungi orang-orang

yang hijrah dan sabar. Maka mereka pun berhijrah ke Madinah dan

tidak luput dari kejaran kaum musyrikin, di antaranya ada yang

selamat, tetapi ada juga yang gugur.32

Dan Sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-

orang yang beriman: dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-

orang yang munafik.

Maksudnya adalah, wahai kaum, Allah benar-benar

mengetahui para wali-Nya dan golongan-Nya yang terdiri dari oran-

orang yang beriman kepada-Nya, Allah juga benar-benar mengetahui

orang-orang munafik daripada kamu, sehingga setiap golongan dapat

dibedakan. Allah memperlihatkan itu dengan memberikan ujian, bala,

30

H.A.A. Dahlan dan M. Zaka Alfarisi, loc. cit. 31

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit,. h. 279 32

Ibid.

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

49

dan cobaan, sehingga dapat terlihat jelas orang-orang yang segera

berhijrah di antara kamu dari negeri musyrik ke negeri Islam.33

Menurut penafsiran yang lain yang dimaksud dengan “dan

sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui” adalah bahwa Allah

menjelaskan kepada umat manusia sehingga tampak bagi mereka.

Allah tahu segala yang sudah terjadi dan yang akan terjadi, tidakada

yang samar bagi Allah. Dengan demikian yang dimaksudkan adalah

menampakkan, bukan tahu secara ghaib itu sendiri.34

B. Nilai-nilai Pendidikan Akidah Akhlak Yang Terkandung Dalam QS.

Al-Ankabut ayat 8-11

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. secara kodrati manusia membutuhkan pendidikan. Salah satu

yang paling dasar ditanamkan adalah pendidikan akidah dan akhlak.

Pendidikan akidah (keimanan) dalam bentuk pendidikan tauhid

mengajarkan manusia dalam beragama karena pada dasarnya manusia

memiliki fitrah berupa keimanan kepada Allah yang dilahirkan dengan

dibekali fitrah untuk beragama. Pendidikan akidah membantu seseorang

dalam menjalankan hubungan yang baik antara dirinya dengan Allah swt

dan untuk mendapatkan ridha-Nya. Sedangkan pendidikan akhlak

merupakan hal yang penting setelah pendidikan akidah karena akhlak

merupakan cerminan bagi seseorang baik dalam menjalankan agamanya

maupun dalam menjalankan kehidupan kesehariannya dalam

bermasyarakat.

Dari pemaparan tafsir surah al-Ankabut ayat 8-11 penulis

menganalisis ada poin-poin atau nilai-nilai pendidikan yang terkandung di

dalamnya yaitu pendidikan akidah dan akhlak yang akan penulis paparkan:

33

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, op, cit., h. 433 34

Muhammad Ali Ash-Shabuni, op,cit,. h. 83

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

50

1. Larang Berbuat Syririk Terhadap Allah.

Syirik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-

hal yang seharusnya ditunjukkan khusus untuk Allah, seperti

menyembah patung atau berhala dan meminta kepada selain Allah.35

Syirik ini merupakan sutau perbuatan yang dapat mengakibatkan

pelakunya menjadi kufur. Karena dengan kata lain pelaku syirik tidak

percaya akan ke Esaan Allah dengan mempercayai akan adanya zat

lain selain Allah, atau tidak sepenuhnya beriman kepada Allah dengan

percaya kepada hal-hal mistis, seperti mempercayai suatu benda bahwa

benda itu dapat memberikan keberuntungan dan lain sebagainya.

“Dalam surah al-Ankabut terutama pada ayat 8 dijelaskan

akan larangan berlaku syirik kepada Allah, meskipun hal tersebut

disuruh oleh orang tua sendiri. Semua perintah orang tua memang

harus ditaati, orang tua harus didahulukan bukan kepentingan diri

sendiri. Kecuali satu saja yang tak boleh kita patuhi yaitu kalau kita

disuruh menyekutukan tuhan (berbuat syirik) berpindah keagama

lain, atau menyatakan mempercayai ada kekuatan yang bisa

menyelamatkan seseorang untuk berlaku syirik kepada Allah itu

tidak dibenarkan. Karena tidak boleh mematuhi satu makhluk

untuk mendurhakaan kepada Allah swt.”36

Pada asbabnun nuzul dijelaskan bahwa terdapat salah seorang

sahabat yang bernama Sa‟id bin Abi Waqash tetap berpegang teguh

dalam memeluk agama Islam meskipun ibundanya Hamnah, menolak

keras anaknya untuk memeluk agama Islam sampai-sampai Hamnah

bersumpah tidak akan makan, minum dan berteduh sampai anaknya

murtad (keluar dari ajaran agama Islam), tetapi Sa‟id lebih memilih

untuk tetap beragama Islam, sehingga akhirnya Hamnah mengetahui

akan keteguhan hati anaknya dan Hamnah mencabut sumpahnya itu.

Hal ini menggambarkan bahwa Islam mengajarkan akan

kepercayaan penuh kepada Allah swt dan keEsaan-Nya. Karena

berlaku syirik kepada Allah merupakan dosa yang sangat besar dan

35

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitab Tauhid lis-Shaff Al-Awwal - ats-

Tsalis – Al-Aly, penerjemah: Syahirul Alim Al-Adib, (Jakarta: Ummul Qura, 2014) cet: VI h. 329 36

Wawancara Ahali Tafsir sebagaimana yang terlampir pada h.

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

51

tidak ada ampunan baginya. Sebagaimana Allah berfirman dalam

surah an-Nisa ayat 48:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,

dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,

bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang

besar.37

Melihat dari ayat di atas, dosa-dosa itu ada tiga macam, bagian

pertama adalah dosa kecil, seperti melihat sesuatu yang tidak baik,

membicarakan hal-hal yang tidak baik dan lain sebagainya, dosa ini

dapat di hapus oleh pahala ibadat. Bagian yang kedua adalah dosa

yang dapat dihapus dengan cara bertobat kepada Allah, seperti

mencuri, berzina, dan sebagainya. Bagian yang ketiga adalah dosa

yang tidak diampuni oleh Allah swt, contohnya seperti perbuatan

syirik ini yang tidak akan diampuni oleh Allah swt.38

Untuk menghindari segala bentuk kemusyrikan, seseorang perlu

mengetahui segala bentuk kemusyrikan. Syririk terbagi pada dua jenis

yaitu syirik besar dan syirik kecil.

a. Syirik Besar

Syirik besar adalah perbuatan yang dapat mengeluarkan

pelakunya keluar dari Islam dan pelakunya diancam dengan

terhapusnya segala amal ibadah yang telah dilakuan, jika yang

bersangkutan tidak bertobat menjelang ajalnya, maka ia akan

kekal di dalam neraka.39

b. Syirik Kecil

37

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit,. h. 86 38

Halimmudin, Kembali Kepada Akidah Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), cet. II,

h. 2 39

Darwis Abu Ubaidah, Panduan Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah, (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2008) cet. I,. h. 88

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

52

Syirik kecil adalah perbuatan yang tidak sampai membuat

pelakunya keluar dari Islam tapi dapat mengurangi nilai tauhid

dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.40

Dengan kata

lain syirik kecil ini kalau sering dilakukan akan mengakibatkan

pelakunya melakukan syirik besar dan membuatnya keluar dari

Islam.

Adapun syirik kecil terbagi kepada menajdi dua:

1) Syirik Dzahir (syirik yang nampak) baik berupa

perkataan ataupun perbuatan.41

Dalam bentuk perkataan

misalnya bersumpah dengan nama selain Allah swt.

Rasulullah saw bersabda

“Barang siapa bersumpah dengan nama selain

Allah maka ia telah berbuat kufur atau syirik, (H.R.

Tirmizi)42

Adapun contoh dalam bentuk perbuatan ialah, seperti

mengenakan kalung atau benang untuk mengusir dan

menangkal bala‟, memakai jimat karena takut terkena

penyakit dan perbuatan lainnya.

2) Syirik khafi (tidak nampak). Yaitu kesyirikan yang

terdapat pada keinginan dan niat, seperti riya‟ dan

sum‟ah. Seperti seseorang yang mengamalkan suatu

amalan yang sehrusnya amalan itu ia jadikan untuk

mendekatkan diri kepada Allah tetapi ia malah

menginginkannya agar dapat dilihat manusia dan

mendapat pujian dari manusia.

40

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op, cit., h.335 41

Ibid. 42

Muhammad bin „Isa at-Tirmizi, Sunan at-Tirmizi, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah,

2013), cet. IV, jilid. II, h. 468

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

53

Dari keterangan di atas, perbuatan syirik kepada Allah swt

merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh agama bahkan

pelakunya akan mendapatkan dosa yang sangat besar dan tidak akan

diampuni oleh-Nya jikalau sampai akhir hayatnya tidak bertaubat

dengan sebenar-benarnya taubat.

Dalam pendidikan agama Islam sangat penting menjaga

hubungan dengan Allah swt, ini merupakan hal yang perlu diutamakan

karena Pendidikan Agama Islam mempunyai kerangka-kerangka atau

dasar-dasar yang menjadi acuan dalam Pendidikan Agama Islam yang

mana salah satunya adalah akidah (keimanan).

Mengesakan Allah swt tanpa menyekutukannya dengan segala

apapun merupakan salah satu akidah Islam, Allah itu Maha Esa tidak

ada tuhan kecuali Allah swt. Ada beberpa tujuan pendidikan Islam

yang dapat dijadikan acuan dalam hal ini

1. Menyeru manusia agar beriman dan bertakwa kepada Allah swt

2. Menekankan penringnya ilmu pengetahuan dan menyeru

manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah

3. Menekankan amal saleh dan menetapkan bahwa iman selalu

diwujudkan dengan amal saleh tersebut.

4. Menekankan pentingnya akhlak.43

Dalam hal ini berbuat syirik berarti keluar dari nilai-nilai yang

diajarkan dalam pendidikan agama Islam, karena nilai yang utama

adalah beriman dan bertakwa kepada Allah, kalaupun ada orang yang

masih berbuat syirik kepada-Nya maka ia belum mencapai dari tujuan

pendidikan agama Islam.

2. Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua

43

Hery Noer Aly dan H.Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung

Insani, 2008) cet. III, h. 138

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

54

Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya

kepada anaknya, dan mereka mempunyai tanggung jawab yang besar

kepada anak tersebut. Jasa mereka tidak dapat dihitung dan

dibandingkan dengan harta sekalipun.

Ibu yang telah mengandung selama sembilan bulan dan

melahirkan begitu besar pengorbanannya, bertaruh nyawa hanya untuk

dapat melahirkan seorang anak ke alam dunia ini. Ibu juga merawat

dan mendidik anaknya ketika anaknya mulai besar, ibu merupakan

madrasah yang pertama bagi seorang anak sebelum duduk dibangku

sekolah. Sebagaimana dalam QS. Luqman ayat 13 Allah berfirman:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya

dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan

kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.44

dalam melakukan kewajibannya kepada orang tua seorang anak

lebih mengutamakan ibu dibandingkan ayah, karena jasa seorang ibu

kepada anaknya tidak bisa dihitung-hitung dan tidak dapat ditimbang

dengan ukuran apapun, sampai ada sebuah pribahasa menagatakan;

kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang ingatan. Hal ini juga

sebagaimana yang diajarkan oleh rasullah dalam sebuah haditsnya

dari Abi Hurairah.

44

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, op. cit,. h. 284

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

55

“Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah swa maka ia

berkata: siapakah yang lebih berhak mendapatkan

kebaktian dan kasih sayangku? Rasul menjawab: “ibumu”,

berkata laki-laki tersebut: kemudian siapa? Rasul

menjawab: “ibumu”, berkata lagi laki-laki tersebut:

kemudian siapa? Rasul menjawab: “ibumu”, laki-laki

tersebut bertanya lagi: kemudian siapa? Rasul menjawab:

“ayahmu”. (HR. Muslim)45

Sedangkan ayah merupakan pemimpin dalam sebuah keluarga,

yang bertanggunh jawab atas semuanya, ia selalu mencari nafkah

untuk anak dan istrinya memberikan tempat yang aman dan nyaman

bagi mereka.

“Seorang anak diminta untuk berbuat baik kepada orang

tua, karena adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan seperti

hubungan darah, berarti dia berhutang kepada kedua orang tuanya,

dengan demikian seorang anak harus membalasnya dengan berbuat

baik di dunia dan mendoakannya ketika orang tua sudah

meninggal.”46

Oleh sebab itu jangan sekali-kali sebagai seorang anak

melakukan hal yang tidak baik kepada kedua orang tua apalagi sampai

durhaka membuat orang tua sakit hati dan tidak ridha kepadanya,

karena ridha Allah tergntung kepada ridhanya kedua orang tua

terhadap anaknya. Sebagaimana di dalam sebuah hadis diterangkan

dari Abdullah bin „Amr dari Rasulullah saw bersada:

Ridha Allah tergantung pada ridhanya kedua orang tua

dan murkanya Allah tergantung pada murkanya kedua orang tua. (HR.

At-Tirmizi)47

Dalam QS. al-Ankabut ayat 8 ini Allah mengajarkan untuk

selalu berbuat bakti kepada kedua orang tua

45

Muslim bin Hajjaj an-Naisaburi, Shahih Muslim, (tt.p:Dar al-Ihya, tt) jilid. II, h. 417 46

Wawancara Ahli Tafsir tanggal yang terlampir pada h. 47

Muhammad bin „isa at-Tirmizi, op. cit., Jilid, III, h. 62

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

56

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan

kepada dua orang ibu- bapaknya.”

Penggalan ayat di atas merupakan ajaran bahwa berbuat bakti

kepada orangtua merupakan hal yang diwajibkan yang harus

dilaksanakan karena hanya dengan berbakti kepada orang tua kita bisa

mendapatkan keridhaan dari orang tua yang sekaligus akan

menjadikan Allah ridha atas apa yang kita kerjakan.

Terdapat adab-adab yang harus dilakukan oleh seorang anak

kepada kedua orang tuanya diantaranya:

a. Kewajiban kepada ibu

b. Berkata lemah lembut kepada kedua orang tua

c. Berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah meninggal

d. Menempati janji kepada kedua orang tua48

Di dalam al-Qur‟an juga banyak menjelaskan tentang adab-adab

yang baik kepada kedua orang tua. Dalam QS. al-Isra‟ ayat 23-24,

Allah berfirman:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu

berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

48

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014) cet. IV, h. 164

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

57

jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka

dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,

kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua

telah mendidik aku waktu kecil".

Dari ayat di atas terdapat sembilan perkara penting yang patut

diperhatikan oleh setiap orang yang ingin berbuat bakti kepada kedua

orang tuanya:

a. Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua untuk

mendapatkan ridha Allah swt.

b. Berbuat kasih sayang kepada kedua orang tua

c. Selalu mengingat bahwa sebagai anak bahwa dengan sebab

ibu bapaklah ia bisa ada di muka bumi ini

d. Bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan kepada

kedua orang tua

e. Bersabar dalam menghadapi kedua orang tua

f. Larangan berkata kasar kepada kedua orang tua

g. Selalu berkata dengan perkataan yang mulia kepada kedua

orang tua

h. Selalu merendah diri dan mendengarkan perkataan kedua

orang tua

i. Senantiasa mendoakan kedua orang tua.49

Dalam kitab tanbihul Ghafilin karangan Abul Laits as-

Samarqandi, bahwasanya orang tua mempunyai 10 hak yang harus

dipenuhi oleh anaknya, yaitu:

49

Muhammad „Ali Al-Humaidi, Adabul Insan Fil Islam, (Surabaya: Maktabah Ahmad

Nabhan, t.t ), h. 184-185

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

58

a. Apabila orang tua membutuhkan makanan, maka anaknya

harus memberikan makanan kepadanya.

b. Apabila orang tua membutuhkan pakaian, maka anaknya

harus memberikan pakaian kepadanya, selagi anaknya

mampu.

c. Apabila orang tua membutuhkan pelayanan, maka anaknya

harus melayaninya.

d. Apabila orang tua memanggil anaknya, maka anaknya harus

menjawab dan datang kepadanya.

e. Apabila orang tua memerintahkan sesuatu, maka anaknya

harus mematuhinya selama tidak memerintahkan untuk

melakukan maksiat.

f. Anak harus berbicara sopan dan lemah lembut.

g. Anak tidak boleh memanggil nama orang tuanya.

h. Anak harus berjalan di belakang orang tua.

i. Anak harus menyenangi apa yang menjadi kesenangan orang

tua dan menjauhkan diri dari apa yang dibenci oleh orang

tua

j. Anak harus memohonkan ampun bagi orang tua kepada

Allah swt.50

Dalam QS. al-Ankabut ayat 8, mengajarkan untuk berbakti

kepada kedua orang tua, dan larangan untuk tidak mematuhi keduanya

apabila mengajak kepada sesuatu yang dilarang oleh agama. Dari

asabun nuzul yang pada ayat ini menceritakan bahwa sahabat yang

bernama Sa‟id bin Abi Waqash tetap berpegang teguh dalam memeluk

agama Islam, meskipun oleh orang tuanya dilarang dan mengajak

kembali untuk keluar dari Islam. Ia menolak ajakan ibunya dengan

cara yang baik-baik sampai-sampai ibunya menyerah untuk

membujuknya keluar dari agama Islam

50

Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin Nasihat Bagi Yang lalai, Terj.

dari Tanbihul Ghafilin oleh Abu Juhaidah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999) cet. I, h. 220-221

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

59

Ini merupakan cerminan akan sifat seorang anak tetap

memperlakukan ibunya sebagaimana mestinya meskipun ibunya

mengajak kepada sesuatu yang dilarang oleh agama, tapi Sa‟id

menolaknya dengan halus dan tidak dengan cara yang kasar atau

memaki sehingga membuat ibunya menjadi sakit hati, sehinnga

dengan cara yang baik ini membuat ibunya menyadari bahwa ia tetap

kukuh dalam beragama Islam dan ibunya meridhainya.

Ada juga sebuah poin penting dalam kasus ini, bagaimana sikap

kita sebagai seorang yang memilki orang tua yang berbeda agama

dengan kita? ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari-

Muslim dari Asma binti Abu Bakar as-Siddiq, ia berkata:

“Telah datang kepadaku ibuku padahal ia masih

musyrik (belum masuk Islam) di zaman rasulullah saw,

maka aku minta fatwa kepada rasulullah saw, aku berkata:

datang ibuku kepadaku dan ia hendak meminta

pertolongan, maka bolehkah aku menolongnya ibuku?

rasulullah saw bersabda: iya, engkau harus menolong

ibumu. (HR. Bukhari)51

Hadis di atas merupakan adab yang diajarkan oleh agama Islam

bagaimana seorang anak harus berbuat baik kepada orang tuanya dan

menolongnya apabila keduanya memerlukan bantuan atau

pertolongannya, meskipun orang tuanya masih atau dalam keadaan

51

Muhammad bin „Ismail al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Hadist, 2004),

jilid. IV, h. 98.

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

60

non muslim. Maka dalam hal ini Islam tidaklah memutuskan

perhubungan keluarga disebabkan lain agama.

Dalam dunia pendidikan orang tua merupakan madrasah atau

sekolah yang pertama bagi anak-anaknya, mereka mengajarkan

banyak hal mulai dari mengajarkan berbicara, berjalan serta

pengetahuan-pengetahuan lainnya.

Orang tua bukannya hanya ayah dan ibu kandung saja, tetapi

guru di sekolah juga merupakan orang tua dalam hal pendidikan

formal. Guru mengajarkan banyak berbagai macam pengetahuan

kepada anak murid maka seorang murid harus menghormati guru

sebagaimana ia menghormati orang tua kandungnya dan sealalu

mentatai segala apa yang diperintahkannya selama tidak bertentangan

dengan hal-hal yang dilarang oleh agama. Berkata sayyidina „Ali bin

Abi Thalib sebagaimana yang dikutip oleh Syeikh Burhanuddin az-

Zarnuji dalam kitab ta‟limul muta‟allim

Berkata „Ali: “saya menjadi hamba bagi orang yang

mengajariku satu huruf ilmu; terserah ia mau menjualku,

memerdekakan atau tetap menjadikan aku seorang hamba.52

Dari kutipan di atas bahwa setiap orang yang telah di ajarkan

satu huruf saja maka ia harus menghormati orang yang telah

mengajarinya. Ini merupakan sebuah akhlak antara seorang murid

terhadap gurunya karena bagaimana pun juga seorang guru telah

memberikan pengetahuannya kepada muridnya maka sepatutnya ia

52

Syeikh Burhanuddin az-Zarnuji, TerjemahTa‟limul Muta‟allim, Terj. dari Ta‟limul

Muta‟allim, oleh Aliy As‟ad, (Kudus: Menara Kudus, 2007), h. 36

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

61

menghormati gurunya untuk mendapatkan keridhaan dan keberkahan

akan ilmu yang telah ia dapatkan.

3. Larangan Berbuat Nifak

Dalam surah al-Ankabut ayat 10-11 menceritakan tentang sikap

orang-orang munafik. Mereka tidak sepenuhnya beriman kepada Allah

tapi mereka hanya mempermainkan agama Islam, mereka masih

menjadikan ancaman atau siksaan dari orang-orang musyrik sebagai

azab yang datang dari Allah dan mereka kembali kepada orang-orang

musyrik tersebut. Orang tersebut dinamankan sebagai orang munafik.

Secara bahasa, kata nifak berasal dari kata nafaqa-yunafiqu-

munafaqatan-wa nifaqan, yang diambil dari kata an-nafiqau (النافقاء),

yang artinya lobang tempat keluarnya hewan jenis tikus (yarbu‟) dari

sarangnya, jika hendak ditangkap dari satu lobang ia akan keluar lewat

lobang yang lainnya. Sedangkan secara istilah nifak adalah

menyatakan keIslaman dari satu jalan dan keluar dari Islam dari jalan

yang lain.53

Sedangkan orang yang berbuat nifak disebut Munafik.

Orang yang munafik adalah orang menyembunyikan kekafiran yang

berasal di dalam hatinya dan menyatakan keimanan dengan lisannya.54

Dengan kata lain orang munafik adalah orang yang menyatakan

dirinya beriman kepada Allah dan rsaul-Nya dengan lisannya tetapi di

dalam hatinya ia tidak beriman dan menyembunyikannya apabila

sedang bersama orang-orang muslim.

Sifat munafik ini terbagi kepada dua macam:

a. Nifak I‟tikadi

Disebut juga dengan nifak besar. Yaitu, menampakkan

keislaman dan menyembunyikan kekafiran. Nifak jenis ini

53

Ibnu Manzdur, Lisan Al-„Arab, (Beirut: Dar al-Hadist, 2003), jilid. VIII, h. 658 54

Darwis Abu Ubaidah, op, cit., h. 117

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

62

dapat menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam

secara total dan menempatkannya di dalam neraka yang

paling bawah.55

Adapun nifak i‟tikad ini meliputi:

1. Mendustakan rasul atau mendustakan sebagaian

ajaran yang beliau bawa

2. Membenci rasul atau membenci sebagian ajaran

yang beliau bawa

3. Senang melihat agama Islam mengalami

kemunduran

4. Tidak senang melihat Islam berjaya.56

b. Nifak Amali

Nifak amali adalah melakuakn suatu amalan orang-

orang munafik dengan masih menyisakan iman di dalam

hati. Nifak jenis ini tidak samapai menyebabkan pelakunya

keluar dari Islam.57

Hanya saja hal ini dapat menghantarkan

pelakunya menjadi seorang yang munafik tulen apabila ia

senantiasa mengerjakan perbuatan-perbuatan (nifak) ini.

Adapun ciri-ciri orang munafik atau orang yang memiliki sifat

nifak telah dijelaskan oleh rasulullah saw dalam hadist yang di

riwayatkan oleh Imam bukhari dari Abu Hurairah, yaitu

“tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia

berdusta, dan apabila berjanji ia ingkar, dan apabila ia

diberiamanah ia khianat. (HR. Imam Bukhari).58

55

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op, cit.,h. 338 56

Ibid., h. 344 57

Ibid. 58

Muhammad bin „Ismail al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Dar al-Hadist, 2004), jilid. I,

h. 17

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

63

Dari hadis di atas bahwa terdapat tiga ciri-ciri orang munafik

yaitu dusta, ingkar janji, dan khianat. Semua itu merupakan ciri-ciri

orang munafik yang apabila terdapat salah satu saja dalam diri

seseorang dari ketiga ciri ini maka bisa dikatakan bahwa ia telah

berlaku nifak.

Pada surah al-Ankabut ayat 10-11 memberikan kita suatu

pelajaran bagaimana orang-orang Islam di zaman rasulullah terdapat

beberapa orang yang berlaku nifak atau (munafik) dengan tidak

berpegang teguh dengan agama Islam dan mereka kembali ke agama

mereka yang sebelumnya hanya karena mereka mendapatkan siksaan

dari orang-orang musyrik.

Memiliki sifat jujur, tidak ingkar janji, dan amanah merupakan

nilai-nilai yang terkadung pada ayat ini, karena sifat tersebut meliputi

segala kebaikan:

1. Jujur dalam perkataan, di dalamnya termasuk pula kalimat

tauhid dan yang lainnya. Bila tidak ada tuhan selain Allah,

maka ia akan jujur tidak akan berdusta baik kepada dirinya

sendiri maupun kepada orang lain.

2. Menepati janji, baik kepada Allah maupun janji kepada

sesama manusia. janji antara dirinya sendiri dengan Allah

yaitu janji untuk selalu berada dalam keadaan iman sampai

ia meninggal dunia, sedangkan janji kepada sesama manusia

adalah dengan menepati janji segala apa yang ia janjikan.

3. Bersifat amanah juga mempunyai dua pengertian, yaitu

amanah antara dirinya dengan Allah dan amanah dirinya

dengan sesama manusia. Menunaikan amanah Allah adalah

dengan melaksanakan segala apa yang diwajibkan oleh-Nya

kepada seorang hamba. Sedangkan amanah kepada sesama

manusia adalah dengan menjaga apa yang dipercayakan

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

64

seseorang kepadanya, baik berupa harta benda, ucapan,

maupun yang lainnya.59

Pada ayat 10-11 ini terdapat nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya. Yaitu, merupakan pendidikan akidah yang mana seseorang

dilarang untuk melakukan perbuatan nifak, karena hal tersebut

merupakan perbuatan yang dapat menyebabkan seseorang murtad atau

keuar dari agama Islam. pada pendidikan akidah percaya kepada Allah

dan rasul-Nya harus diyakini dengan sepenuh hati dan tidak boleh

hanya diucapkan di bibir saja. Dan juga pada ayat ini terkandung nilai-

nilai pendidikan akhlak, sebagaimana pada hadis yang telah

dipaparkan di atas bahwa tanda orang munafik ada tiga yaitu; suka

berbohong, tidak menepati janji, dan tidak amanah. Tentunya apabila

seseorang berbuat suatau kebohongan maka ia telah melakukan suatu

perbuatan akhlak yang tidak baik.

59

Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, op, cit,. h. 272.

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Al-Qur’an merupakan pedoman dan landasan hidup bagi umat

Islam. Banyak hal-hal yang penting di dalamnya termasuk dengan

pendidikan, di dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang

menjelaskan tentang pendidikan. Diantaranya yaitu yang terdapat pada

QS. al-Ankabut ayat 8-11 mengenai pendidikan akidah dan akhlak.

Berdasarkan penjelasan ahli tafsir yang telah penulis uraikan

sebelumnya bahwa pada QS. al-Ankabut ayat 8-11 menceritakan tentang

kisah seorang anak yang tetap berpegang teguh pada agama Islam

meskipun oleh ibunya ditentang dan juga menjelaskan tentang keadaan

sifat orang-orang munafik yang menjadikan siksaan orang-orang musyrik

sebagai azab dari Allah swt. sehingga mereka berpaling dari Islam.

Adapun nilai-nilai pendidikan akidah akhlak yang terdapat pada

QS. al-Ankabut ayat 8-11 adalah sebagai berikut:

1. Larang Berbuat Syririk Terhadap Allah.

Pada QS. al-Ankabut ayat 8-9 dijelaskan tentang

larangan untuk berbuat syirik kepada Allah swt. meskipun hal

tersebut diperintahkan oleh orang tua sendiri. Nilai pendidikan

yang terkandung didalamnya adalah tentang pendidikan akidah

bahwa tidak ada tuhan selain Allah swt. dan tidak ada sekutu

baginya sesuatu pun.

2. Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua

Dalam QS. al-Ankabut ayat 8-9 menceritakan akan

anjuran untuk selalu berbuat baik atau berbakti kepada kedua

orang tua. Karena orang tua merupakan orang yang telah

merawat dan mendidik kita sejak kecil. Berbakti kepada kedua

orang tua merupakan sebuah nilai pendidikan yang diajarkan

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

66

pada ayat ini dengan selalu berbakti kepada kedua orang tua

kecuali apabila mereka memerintahkan untuk melakukan hal-

hal yang dilarang oleh agama.

3. Larangan Berbuat Nifak

QS. al-Ankabut ayat 10-11 juga menceritakan tentang

sikap orang-orang munafik. Mereka tidak sepenuhnya beriman

kepada Allah tapi mereka hanya mempermainkan agama Islam.

nilai pendidikan yang terkandung yaitu pendidikan akidah,

bahwa orang-orang munafik mereka tidak sepenuhnya percaya

akan Allah swt. serta pendidikan akhlak bahwa dengan selalu

berakhlak baik, yaitu dengan berkata jujur, amanah dan

menepati janji, untuk menghindari dari sifat-sifat yang dapat

menjadikan seseorang menjadi munafik.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengembangkan konsep

pendidikan di Indonesia khususnya pada Pendidikan Agama Islam.

Pertama, al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam.

Begitu juga di dalam dunia pendidikan, al-Qur’an sebagai sumber

pengetahuan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan khususnya

dalam pendidikan Islam agar tidak terlepas dari al-Qur’an terutama pada

QS. al-Ankabut ayat 8-11 untuk dapat menjalankan apa yang

diperintahkan di dalamnya.

Kedua, sebagai seorang pendidik guru harus menerapkan akan

dasar-dasar akidah dan akhlak kepada peserta didik, karena akidah

merupakan fondasi dari agama Islam. Seorang pendidik tidak hanya harus

mengajarkan akidah dan akhlak kepada peseta didik namun pendidik juga

harus baik dalam berakidah dan berakhlak karena pendidik akan menjadi

cerminan atau panutan bagi peserta didiknya.

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

67

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2015

Hafiz, Abdul dkk, Risalah Aqidah, ciputat: Aulia Press, cet: 1, 2007

Abbas, Sirajuddin, I’tiqad Ahlussunah Wal Jamaah, Jakarta: Pustaka Tarbiyah

Baru, Cet: XI, 2010

Abu Ubaidah, Darwis, Panduan Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2008, cet. I

Mustafa Al-Maraghi, Ahmad, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Terj. dari Tafsir Al-

Maraghi, oleh. Bahrun Abubakar dkk., Semarang: PT. Karya Toha Putra,

1993, cet. II,

AS, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet. II

1994

Shodiq, Akhmad, “Problematika Pengembangan Pemebelajaran PAI”, TAHDZIB

Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 3, 2009

Al-Hafidz, Ahsin W, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: AMZAH, 2006 cet. II,

„Ali Ash-Shobuni, Muhammad, at-Tibyan Fi ‘Ulum al-Qur’an, Jakarta: Daar al-

Kutub al-Islamiyah, 2003 a

-------------------, Shafwatut Tafasir Tafsir-Tafsir Pilihan, Terj. dari Shafwatut

Tafasir, oleh, yasin, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011, cet. I b

As-Samarqandi, Al-Faqih Abul Laits, Tanbihul Ghafilin Nasihat Bagi Yang lalai,

Terj. dari Tanbihul Ghafilin oleh Abu Juhaidah, Jakarta: Pustaka Amani,

1999, cet. I,

„Ali Al-Humaidi, Muhammad, Adabul Insan Fil Islam, Surabaya: Maktabah

Ahmad Nabhan, t.t.

Basri, Hasan. Kapita Selekta pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2012

Budiyono, Kabul, pendidikan pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Bandung:

Alfabeta, cet.II, 2010

Daud Ali, Muhammad, pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet.

IX.

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

68

Ali, Hery Nur dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung

Insani, 2006, cet: I

Aziz, Erwati, “Keberhasilan Pendidikan Perspektif Al-Qur‟an”, Jurnal AT-

TARBAWI Kajian Kependidkan Islam, vol. 1, 2004

Dahlan, H.A.A. dan M. Zaka Alfarisi, Asbanun Nuzul Latar Belakang Historis

Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2009,

cet. X

Mandzur, Ibnu, Lisan Al-‘Arab, (Beirut: Dar al-Hadist, 2003), jilid. VIII, h. 658

Ilyas, Yuhanar. Kuliah Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Itqan Publishing, 2013a

----------------, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 2013b

Al-Ghazali, Imam, Ihya ‘Ulum al-Din, (tt.p.: Dar al-Ihya, t.t) jilid III, h.52

Jamil, Muhammad, Akhlak Tasawuf, Ciputat: Referensi, 2013, cet. I

Musfah, Jejen, ”Membumikan Pendidikan Holistik”, DIDAKTIKA ISLAMIKA

Jurnal Kependidikan dan Keguruan, vol. XI, 2011

Khon, Abdul Majid, Hadis Tarbawi, Jakarta: Prenada Media Group, cet: I, 2012

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, cet. IX, 2008

Lickona, Thomas Pendidikan Karakter, Terj. dari Educating For Character oleh

Lita S, Bandung: Nusa Media, cet. I, 2003

Bin „Ismail Al-Bukhari, Muhammad, Shahih Al-Bukhari, Dar al-Hadist, 2004,

jilid. IV,

Mustofa, Ahmad, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2014, cet. IV

Bin Hajjaj An-Naisaburi, Muslim, Shahih Muslim, (tt.p:Dar al-Ihya, t.t) jilid. II

Bin „Isa At-Tirmizi, Muhammad, Sunan at-Tirmizi, Beirut: Dar Al-Kutub Al-

Ilmiyah, 2013, cet. IV, jilid. II,

Muhammad, Abu Ja‟far bin Jarir ath-Thabari, Tafsir At-Thabari, Terj. dari Jami’

Al-Bayan an Ta’wil ayi Al-Qur’an, oleh Ahsan Askan dkk, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2009, cet.I

Nata, Abudin dan Fauzan, Pendidikan Dalam perspektif Hadis, Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

69

Nawawi, Muhammad Al-Jawi, Tafsir Munir, tt.p.: Dar Ihya Al-Kutub Al-

„Arabiyyah, t.t.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, cet. VIII.

Bin Fauzan Al-Fauzan, Shalih, Aqidatut Tauhid Kitab Tauhid lis-Shaff Al-Awwal -

ats-Tsalis – Al-Aly, penerjemah: Syahirul Alim Al-Adib, Jakarta: Ummul

Qura, 2014, cet: VI

Ash-Shalih, Subhi, Mabahits Fi ‘Ulumil Qur’an, penerjemah: Tim Pustaka

Firdaus Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011

Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Jakarta: PT.

Remaja Rosdakarya, 2013

Sugiyono, Metode Penelitian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta, cet. IV, 2008

Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

Jakarta: Lentera Hati, 2002, cet. I, vol.10

---------------- dkk, Ensiklopedia Al-Qur‟ an; Kajian Kosakata, jilid. I, (Jakarta:

Lentera Hati, 2007), cet. I,

As-Sayyid Mahmud Al-Alusi al-Bagdadi, Syihabuddin, Ruhul Ma’ani, Beirut:

Dar al-Fikr.

Al-Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al-Qurthubi, Terj. dari Al-Jami’ Li Ahkaam

AL-Qur’an, oleh Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Rana Mengala,

Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, cet. I

Az-Zarnuji, Burhanuddin, TerjemahTa’limul Muta’allim, Terj. dari Ta’limul

Muta’allim, oleh Aliy As‟ad, (Kudus: Menara Kudus, 2007), h. 36

Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar

Grafika, 2008) cet.I,

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Pof. Dr. Salman Harun, MA

Pekerjaan : Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah

Tempat : Kediaman Narasumber

Waktu : Jumat, 6 Januari 2017

Peneliti Narasumber

Apakah ada nilai-nilai pendidikan

akidah akhlak pada QS. al-Ankabut

ayat 8-11 ?

Hheeemm... bagaimana bunyi ayatnya..

(peneliti membacakan ayat 8) Dalam ayat itu anak diminta untuk

berbuat baik kepada orang tua, karena

adanya hubungan yang tidak bisa

dipisahkan seperti hubungan darah,

berarti dia berhutang kepada kedua orang

tuanya, dengan demikian seorang anak

harus membalasnya dengan berbuat baik

di dunia dan mendoakannya ketika orang

tua sudah meninggal. Jadi perlu adanya

pendidikan untuk berbuat baik kepada

orang tua, itu termasuk pendidikan

akhlak. Dan semua perintah orang tua

harus ditaati, orang tua harus didahulukan

bukan kepentingan diri sendiri. Kecuali

satu saja yang tak boleh kita patuhi yaitu

kalau kita disuruh menyekutukan tuhan

(berbuat syirik) berpindah keagama lain,

atau menyatakan mempercayai ada

kekuatan yang bisa menyelamatkan

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

seseorang atau sesuat bisa

menyelamatkan atau membahayakan,

seperti pohon itu dapat menggaggu kita,

jadi syirik itu, ada syirik besar dan syirik

kecil sama saja tidak boleh, ini juga

termasuk pendidikan akidah karena kita

dilarang untuk berbuat syirik kepada

Allah.

Apakah ada kaitannya pak dengan

surah Luqman ?

Ya ada kaitannya, dalam surah Luqman

yang pertama disebutkan Tuhan dulu

baru orang tua, dan kalau dalam surah ini

disebutkan orang tua dulu baru tuhan, ini

menandakan bahwa bakti kepada kedua

orang tua itu sangat dianjurkan .

(Peneliti membcakan ayat 9) Pendidikan orang shaleh, nah itu

pendidikan akhlak orang perlu beriman

mendidik anak menjadi baik, baik

akhlaknya baik perbuatannya. Berarti itu

pendidikan akhlak juga.

(Peneliti membacakan ayat 10) Akhlak kepada Allah, orang muslim

harus berjuang diagama Allah harus tegar

tidak boleh lemah. Pendidikan akhlaknya

tidak boleh menyerah harus berjuang di

agama Allah dalam menjalankan

kebenaran. Dan tidak boleh enaknya saja

kalau ada kesulitan mereka menghindar

dan kalau ada keuntungan mereka

senang.

Apakah ada kaitannya dengan sifat

munafik ?

Iya, ini ada orang munafik juga begitu

kalau mereka dapat kesulitan mereka

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

menghindar tidak mau berjuang dalam

menegakkan agama Allah, kalau dapat

kemudahan mereka senang. Itu orang

munafik namanya.

(Peneliti membacakan ayat 11) Ada dua golongan orang yang tegar

dalam berjuang dan orang munafikn yang

mau enaknya aja. Itu kan pendidikan

akhlak juga, tidak terombang ambing

tidak mudah disogok tidak mudah dirayu,

memiliki iman yang kuat dan integritas

yang kuat.

Berarti pak intinya pada QS. al-

Ankabut ayat 8-11 ini terdapat nilai-

nilai pendidikan akidah akhlak ?

Iya, kan sumber itu ada dua bisa mencari

dari buku atau pendapat ahli, keduanya

sama kuat, kalau buku tidak ada, ya

pendapat ahli, atau ada kedua-duanya.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

Nama

NIM

Junrsan

T- E NII]AR U.II RE F-ERF] NS I

Abqori Hisan

111201100(x)10

['endidikan i\garna lslam

Judul l]uku/Referensi Paral- I

Pembimbrng

Serangkai Pustaka Mandiri, 2015)h.256.Yulranar llyas, Kulicth t-Jlumttl

Qur'on, (Yogyakarla: Itqan

ryqfr!r"e.?013), h. 16Muhammad'Ali ash-Shobuni, clTibyqn Fi 'Ulunt al-Qutr'ctn,(Jakarla: Daar al-Kutub al-

lqqurych/qo3), h. 8.

Subhi ash-S halth, U ab a hii.ii -'Ulumil Qur'an, peneqemah: TimPustaka Firdaus (Jakarta: PustakaFirdaus, 2011), h. 5.

Akhmad Shodiq,';ProblernaPengembangan Pemebelaj aranP AI", '|AHDZIB Jurnal Penclidilcan l

l

I

lI

I

I

I

I

Agama Islam, vol. 3, 2009,h.29Flery nur Xly aaitvluroier, Wt nt,

Shalih bin Fauran Al,Far'r-*,Aqidatut Tauhid Kitab Tauhid lis-Shalf'Al-Awwal - ats-Tsalis Al-Aly, peneqemah: Syahirul AlLm AI-Adib, (Jakarla: Ummul Qura, 2014)cet: VI h.3-4"f)aftar aliran sesat (Islam) yangberkembang saat ini", diakses padahari kamis tanlgal 02 Mei 2016dari

Elps : //masshar2000. com I 20 I 5 I 03 I 2

Judul Sknpsi : Nilai-Nilai I'endidikan Akidah Akhlak Yang-l'crkandtrng I)alap-r

QS. Al-Ankabut Ayar 8-11

N" I-Footnote i

Nohalaman

P e ncl idikan L,; lo m, (Jakarta : IrriskaAgung lnsani, 2006) cet: 1, h. 151

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

I

4a

5

l'da ftar-al i rn,r-.esotrsl r*--\ ii n! -

berkembang-saat-ini/

Depag RI, Al-Qur'an danTerjemahnya , op. cit., h. 423

Depag RI, Al-Qur'onciu" -Iglggq@yo ,9p :!t. h 100

IJAB II

Kabul Budiyono, p"riiA i,',,pancasila Un /ttk Perguruan 7'i nggi(Bandung: Allabeta, 2010) cer.ll. h1 39.

Kaelan, Pendidikan Pancas ila,(Yogyakarta: Paradigma, 2008)Cet. IX, h. 87.

Thcrmas Lickona. P"rdidikr;Karakler, Ter1. dari Educcrting l'orChcrracter olch Lita S, (Bandung:Nusa Media, 2013) cet. I, h. 85.Ibid

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,

ffakarta: Kalam Mulia, 2008), cet.

Pustaka, 1997) cet. IX, h. 232.Muhibbin Syah, Psrkologip endi dikan de ngan p ende kctt a nbaru, (Jakarla; PT. RemaiaRosdak 2013), h. 10.Hasan Basri, Kapita Selektapendidikan. (llandung: CV PustakaSetia, 2012), h. 15.

Undang-undang SISDIKNAS (UUlll No. 20 Tahr-rn 2003), (Jakarta:Sinar Grafika, 2008) cet.I, h. 3

Jejen Musfah, "MembumikanPendidikan Holistik", D IDA KTI KAIS LAMIKA Jurnal Kependidikandan Keguruan, vol. XI, 201 1, h.157

Abudin Nata, dan Favzan,P e ndidikaru D u lam p e rs p ektifHadis, (Jakarta; UIN JakartaPress,2005) h. 107

L

I

I

I

Ieisri, op=ir , h. t6l_-l

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

1l11

18

l5 ; lJcpau. Rl, Al-Qur'an dan

Abdul Hafrz, dl<k, Risaloh Aqidult,(ciputat: Aulia Press,2007) cet: 1,

Dcpag RI, Al-Qur'an dan'l'erjemahnyo., op. cit., h. 100Siraj uddin Abbas, I' tiqadAhlussunah I4al Jamaah. (Jakarta:Pustaka Tarbiyah Baru, 2010) cet;xt, h. 70

Dcpag RI, Al-Qur'an danTerjemahnya , op.cit., h. 600

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi,(Jakarta: Prenada Media Group,2012) cet:1, h. 6

Pcndidikan Porspektif Al-Qur' an",Jurn rrl AT-7'A l? DAWI Kaj ianKepandidkan lslam, vol. 1, 2004,h64

cit,. h.346

Abudin Nata, ltntat fasc*i1(Jakafta: PT. I{aja GrafindoPersada, 1996) cet; I, h. 3

fgr: "-q!UyC,

c1p. cr!.h. 56018

l9

jAh, op. cit,. h.221

Depag ItI, Al,Qur'an dmfgIl"-uh"ya., op. (:it., h. 49l

I,i

ii!

23

24

)\

i

I

-'1l

Depag RI, Al-Qur'an dan'l'erjemahnya, op. cit., h.407

29 Erwati Aziz, "Kebeitiastta"

30

I'crlcnrahnyir. (Solo: I, l' ligaSe r arrgkai PLriruka Mandiri. 301 5.1

It., t zoItr Muhammatl I)arrd Alr. pctttlidiktrtt

,,1g,rrtrtt [s.ltrttt, (.lakaila: ltaJau lrli, !t1rs. 2008). h.202I rLrs, Lvvo),

t] Iruia..h uo:

rg ,rbia.n:osl9 j ttyn, up ,i,. h. 7&l9 ] llyas up _c'ir. h 78.

20 f)epag RI, n I Qur'an dan

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

ti.rri* "l-ch

ar.alj4r, :i,il,,n, i :)

- I

1)rr, (u p . I)ar al-lhya. r.r.y;ilirl lil. Lh5l I' ,\htrdrrr Natli. ,r7,.f r'r. lr. J

IAsrrtar-lrn AS. /',,ngr tntrit.Srtrtlt I

l

Al;hlttk, (Jakarta: Pl Ralrr (irrriind,, I I

I Pclsrda. 1994t ecr. It h l5 I i

tr,ia . ti Jo I I

lrI nbu.lirr Nrra. ()p cit. h lt4 i ]

llt ,,. Jamil. Akttl,,k Tultrrrrt I f

|(Ciputal: Rel'clcnsi. 20ll).ect I. Iln,1 I

- fAUuain Nutu. ,tp. cit,. h.lqu-l.,r I - i

f-U"pug 1{1. Al-Qur}an dan \ ]

_l lcrJenrahnya. ()l). cil.. h. t3X t ,

I Majid Sa'ud al-Ausyan. l)ttnrltttrrt \Lt'tt.ql<ttp datt l'tttktis Adol, tlrut \

t, ,akhlok Islanti lJtrdo.sut.ktrn trl \ , i

I Qur',,n don tr.t-Sunnah, ler.1. dari \\-l i

I olch Abdurrahnran Nuryanran. /I tJaku,ra, Darul Haq. 201 5 ) ccr. il. I I

I M Jamil. op uit, h. 5 I I_t.llDcpag nt, if t-gur.an Aan I f I

I Terjcrnahnya, op.cit., h. 284 I i

I rv. jr-if op. cir.. 1-r 6 f

I

Abudin Nata. op cit,. h 152 I I

I Terjcmahnya. op. cit.. h. 394 . I I

lmam Cunawan.Metode Penelititrn I I

I Kuliratif: 7'eori dan Prakrik, , I I

] {JaLarra, PT.t}umiAksara.2013) ' I I

[hal. x2 ] I

I Nuraida Halirl Alkal, Metodologi II Pent,litiun Pcttdidikun, (Tangerang: , / ,

I Islamic Rescare h Publishrng 2009) 1 / I

lharr46

/_ |

32

))J-{

35

36

31

3B

3t

4o

4l

42

43

44

45

ll

l.jl,+

lt

25

26

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

i ,-,iJ+II

II

I

Ii

1

I

i14l

I

l

l

L

35

-)

:1

NI Lrkhtar. N4 .1, rl. lJ i ftt b i ;t s t t n lk: t:i 7:t i t

I,-,.tr.t, dan .1 rtilici {lniitrh. (.lakarta(iaung Persatia Press. 2()10) hal109

Srt!llr,,ntt. .1/, 1,t,i1 !', ttt'Iitttrttl) r tt t, i i t ictii K L t i i n I itutLf , Kutr I Lt tr t il.dun ll&i), (llrrnclur-rg. Allabcra.

Kadar NI. YLLsul', Sttrcli tll ()rtt-'tLrt

I)cpag Rl, A I - Qtu"' ;;Ar*llerj amcLhnya, (Solo: P1'.'I'igaSerangkai Pustaka Mandin, 2015)h. i19M. Quraish Shilti\ Tctfsir AtMishuh Pesctn. Kesun danKe s e rus ion I l - Qur' an, (l akafia.Lentera Hati, 2002), cet: I, voi.10 h446M. Quraish

=t,l-"b,linsiklopediu Al-Qur an,.

Kosukctta, jilicl. I, (Jakarla:Flati, 2007), cct. I, h.328Ahsin w. Al-l lafidz, Kamtts llmuAl-Qur' an, (J akarta: AMZAH.2006) cet. Il, h. 114Ibid., h.78

Quraish Shihab,

dkk.Ka.lian

Lentera

Ensiklopedia ll-Qur an;Kosakata, jilid. II,(Jakafia:

dkk,Kajian

I-enteraHati, 2007), cct. I,h. 2 3 2Syihabuddin as-Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, Ruhul Mct'ani,(eglry! !q al-Fikr, ) h. 196 __]Muhammad Nawawi Al-Jawi.7-o[sir Munit . (tl.p.: Dar Ihya Al-4gqlb_4l4rabryyq!, t.r.), h. 1 s2.M.Quraish Shihab, Tttf.sir Al-Misbahh.446

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

l ll+- llc11, Noer CtV aan ff frat nri"i, I

ll'r t t tt li Pe ncl i tI ilcun Is lam, (Jakarta:[]rrska Agung lnsani, 2008) cer tI1.h 118

I)c1rag IlI, I t -Qur'"r rk,;;It'rjt'nruhnl)r/, op. cit,. h. 284

N lirslrnr bin I laljaj an-Naisabriir,Sfuthih l|uslim, {tt.p:Dar al-ihya, tt)

_ .3ilicl, li, h 41745 N4uhaurmad bin lisrai-frntrrri.

-,pclr .lilicl, ill, h 62

i _]46 r\. VlLrstofh, Xkhlak'l'asowttf ,

(llandung: Pr-rstaka Setia, 2014) cet

] rr,, n, 101i Muhammacl 'Ali Al-fiu-ardi,I

Arlttltrrl lttstrtr l:il lslanr, (Surabaya:Maktabaii Ahrnad Nabhan, r.t ), h184-185

Al-Iraclih ebul t,aits es- --

Sanrarqandi,'l'unbihu I Gha/ilinNosihctt Bagi YcLng lalai, Terj. dariTitnbihul Gho/ilin oleh Abu.luhaidah, (Jal<ar1a: Pustaka Arnani,1999) cet. l, h. 220-221

Mrh"**ud bin-lsmail al-B"kha.,-Shahih Al-BtLhhari, (Beirut: Dar al-Hadist, 2004),jilid. IV, h. 98.

Sye ikh Burhanuddin az-Zarrttjr,T-erj e ntahTa' I i mul Muta' all iru,'l e4dart'l'a'limul Muta'allim, oleh AIiyAs'ad, (Kudus: Menara Kudus,2007), h. 36

Ibnu Manzdur. Lisan Al-'Arab,(Ilcirut: Dar al-lladist, 2003), iilid.VIII, h. 658

Darwis Abu tJbaidah, op, cit111Lt /

Shalih bin Fauzan A|-Fatzan, op,cit.,h.338

54 rbid., h. 344

4l

55

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33767/1... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat

){)

al

ri1Liiurmrnacl brn'IsmaiI til,Sukhziil\ lr r L I t t I r .-1 I - R t r l;, I t t t r i. (Dar al Hadisl.li)()-1i. liird. l. h. i7\i-i ,r,1tir \i,trl Iarls.ir.\.liiiiii,ilutdt. rr;r.. j1.. lf. ]-]

)I\

IJ

II

iI

J

Jakafla, 24 Nove ntber 2016

Dosen Penguji R.el'erensi

-==-V7-Drs. Abdul ljaris. M.AgNIP: 19660901 I 995031001