nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitabe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/skripsi...

123
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM KARYA K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AS-SAMARANI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Dimas Adam Saputra NIM: 11113251 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB

MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM

KARYA K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT

AS-SAMARANI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Dimas Adam Saputra

NIM: 11113251

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

ii

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

iii

Dr. M. Ghufron, M.Ag.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Dimas Adam Saputra

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Dimas Adam Saputra

NIM : 11113251

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Majmū‘ah As-

nSyarī‘ah Al-Kāfiyah Lil ‘Awām Karya K.H. Muhammad

nSholeh Darat As-Samarani

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 17 Juli 2017

Pembimbing

Dr. M. Ghufron, M.Ag.

NIP. 19720814 200312 1 001

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KITAB MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM

KARYA K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AS-SAMARANI

disusun oleh:

DIMAS ADAM SAPUTRA

NIM: 11113251

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Agustus 2017 dan telah dinyatakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Fatchurohman, M.Pd

Sekretaris : Mufiq, M.Phil

Penguji I : Sutrisna, M.Pd

Penguji II : Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag.

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dimas Adam Saputra

NIM : 11113251

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM

KARYA K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AS-

SAMARANI

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga

tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti

karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menaggung semua

konsekuensinya.

Salatiga, 31 Agustus 2017

Yang menyatakan

Dimas Adam Saputra

NIM: 11113251

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

vi

MOTTO

و خير الناس أنفعهم للناس

“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”

(HR. Thabrani dan Daruquthni)

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ketulusan hati, saya persembahkan skripsi ini untuk:

1. Nabi Muhammad SAW., semoga menjadi bukti kecil tanda kecintaanku

kepada Baginda Nabi SAW.

2. Keluarga yang aku cintai, Bapak Sutrisno yang telah menuntun dalam jalan

perjuangan hingga saat ini, Ibu Siti Rofi’ah yang terus berdo’a demi

kesuksesanku, dan tak lupa adikku Riski Dian Rahmawati yang selalu

menyemangati dalam perjuanganku.

3. Dosen Pembimbing Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. yang membimbing dan

memotivasiku dengan sabar hingga terselesainya skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd. yang

membimbing dan memotivasiku dari awal belajar di kampus hingga saat ini.

5. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si selaku pengasuh Ma’had Al-Jami’ah Putra

IAIN Salatiga.

6. Keluarga besar Ma’had IAIN Salatiga, Komisariat PSHT IAIN Salatiga,

Majelis Do’a Mawar Allah IAIN Salatiga, KI Salatiga, HKEC Periode 7,

Keluarga Miftakhul Jannah dan Man Jadda wa Jada.

7. Keluarga besar dan teman-teman seperjuangan di kampus yaitu PAI, PPL,

dan KKN angkatan 2013.

8. Seluruh muslimin muslimat serta semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang senantiasa

membanjiri penulis dengan kasih sayang, melimpahkan rahmat, memberikan

petunjuk, dan memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Sholawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga

penulis dan pembaca diridloi Allah SWT. dan mendapatkan syafa’at Rasullullah

SAW. baik di sunia maupun di akhirat.

Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Disamping tujuan mulia tersebut, penulisan ini dimaksudkan untuk amal

jariyah kepada pendidikan Islam di Indonesia dengan harapan dapat membantu

mencetak generasi bangsa yang selalu bertaqwa kepada Allah SWT dan juga

cinta tanah air. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan,

tetapi dengan rahmat-Nya melalui dukungan, bantuan dan bimbingan hamba-

hamba yang dekat dengan Allah oleh karena itu perkenankan penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI)

4. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang

selama ini menjadi pembimbing studi penulis selama belajar di kampus

IAIN Salatiga, dan tak jenuh memberikan nasihat dan bimbingan serta

dengan antusias mendengarkan setiap kata hati penulis. Athalallahu umrohu

wa shahhaha jasadahu.

5. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi, yang selalu

sabar dan teliti memberikan pengarahan dan dukungan untuk terus maju dan

maju.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

ix

6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang

telah banyak memberikan hikmah dan bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis selama di bangku perkuliahan.

7. Bapak, Ibu, dan Adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan,

semangat, serta dengan tulus dan ikhlas mengetuk pintu langit berdoa untuk

kelancaran dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

8. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

9. Teman-teman yang selalu menyemangatiku.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat al-hamdulillahi

Robbil Alamin jazakumullahu ahsanal jaza’, jaza’an katsiro. Penulis berdo’a

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari

Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kajian yang akan

datang. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta

para pembaca yang budiman pada umumnya. Āmīn.

Salatiga, 17 Juli 2017

Penulis,

Dimas Adam Saputra

111-13-251

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

x

ABSTRAK

Saputra, Dimas, Adam. 2017. 11113251. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam

Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah lil-‘Awām karya K. H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M. Ag.

Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-

Kāfiyah lil-‘Awām, K. H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani.

Semangat untuk membangun dan memperbaiki akhlak pelajar demi

terwujudnya pelajar yang berakhlakul karimah. Salah satunya perkembangan

zaman modern saat ini (globalisasi), yang mudah masuk dan keluarnya berbagai

budayaan luar, yang menyebabkan merosotnya akhlak dikalangan pelajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengadakan penelitian

terhadap kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah lil-‘Awām karya K.H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani. Disusun dua rumusan masalah untuk

mengetahui lebih dalam lagi tentang pendidikan akhlak buah pikiran beliau,

yaitu: 1). Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-

Sharī‘ah Al-Kāfiyah lil-‘Awām K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani 2).

Bagaimana relevansi pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

dalam kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah lil-‘Awām dengan Pendidikan

Akhlak Sekarang?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kepustakaan (Library Research), sedangkan sumber data primer

dari penelitian ini adalah kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah lil-‘Awām dan

sumber sekundernya adalah buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan

dengan penelitian. Kemudian data dianalisis dengan metode induktif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ciri pemikiran beliau lebih

menekankan pada pengamalan ajaran Islam secara konsisten dengan dilandaskan

pada teks-teks Al-Qur’an dan Hadist. Di dalam kitab Majmū‘ah dijelaskan bahwa

terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu, yaitu: pertama:

bagi murid hendaknya berniat suci untuk menuntut ilmu. Kedua: bagi guru

dalam mengamalkan ilmu hendaknya meluruskan niatnya terlebih dahulu, tidak

mengharapkan materi semata-mata. Proses mencari ilmu dapat diperoleh dengan

cara bertaqwa kepada Allah SWT., melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi

segala larangan-Nya dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah. Sikap kita

kepada sesama manusia untuk saling menjaga diri, jujur, adil serta sikap-sikap

yang lainnya agar menjadi hamba yang santun dan bijak dalam kehidupan. Dari

sini diharapkan akan terwujudnya generasi muda terutama pelajar yang

berakhlak mulia, tidak hanya beraspek pada kognitif saja tetapi juga pada aspek

afektif dan spiritual.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iv

DEKLARASI ....................................................................................................v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

ABSTRAK ........................................................................................................x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................6

E. Kajian Pustaka .........................................................................7

F. Metode Penelitian..................................................................11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................11

2. Sumber Data ...................................................................12

3. Teknik Analisis Data ......................................................14

G. Sistematika Penulisan ...........................................................15

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

xii

BAB II PROFIL K. H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AL-

SAMARANI DAN SISTEMATIKA KITAB MAJMŪ‘AH

AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM .........................17

A. Biografi K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani ........17

1. Riwayat Hidup K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani ..........................................................................17

2. Pendidikan K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani ..........................................................................18

3. Karya-Karya K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani ..........................................................................30

B. Sistematika Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil

‘Awām ...................................................................................36

BAB III NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM .43

A. Deskripsi Nilai Pendidikan Akhlak .......................................43

B. Pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

Tentang Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Majmū‘ah

As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām .......................................45

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DAN NILAI-

NILAINYA KITAB MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-

KĀFIYAH LIL ‘AWĀM ...........................................................52

A. Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām ..............................................52

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

xiii

B. Relevansi Pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah

lil ‘Awām dengan Pendidikan Akhlak Sekarang ...................78

BAB V PENUTUP ...................................................................................94

A. Kesimpulan ...........................................................................94

B. Saran ......................................................................................97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................98

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................101

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa adalah dilihat dari sistem

pendidikannya. Dari pendidikan seseorang akan terbuka intelektualnya

sehingga luas pemikirannya. Pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas.

Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia

tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar tentang perkataan

pendidikan, dan setiap orang waktu kecilnya pernah mengalami pendidikan,

atau setiap orang sebagai orang tua, guru, telah melaksanakan pendidikan.

Namun tidak setiap orang mengerti dalam arti yang sebenarnya apa pendidikan

itu, dan tidak setiap orang mengalami pendidikan ataupun menjalankan

pendidikan sebagaimana mestinya.

Setiap bangsa tentu akan menyatakan tujuan pendidikannya sesuai

dengan nilau-nilai kehidupan yang sedang diperjuangkan untuk kemajuan

bangsanya. Walaupun masing-masing bangsa memiliki tujuan hidup berbeda,

namun secara garis besar, ada beberapa kesamaan dalam berbagai aspeknya.

Pendidikan bagi setiap individu merupakan pengaruh dinamis dalam

perkembangan jasmani, jiwa, rasa sosial, susila, dan sebagainya .

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan

persoalan, diantaranya pertama bertambahnya jumlah penduduk yang sangat

cerah dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

2

pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan

yang memadai, kedua berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern

menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan

terus-menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama

sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dan yang

ketiga berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam

menguasai, memanfaatkan, dan mengakses berbagai informasi, yang terkadang

menjadi ancaman terhadap pendidikan bahkan peranan manusiawi (Sa’ud,

2008: 5).

Pendidikan sendiri tak lepas juga dari sejarah peradaban Islam, dimana

dari peradaban tersebut lahir berbagai bidang ilmu salah satunya adalah

pendidikan. Pendidikan sendiri di dalamnya mengandung berbagai disiplin

ilmu dan nilai-nilai pendidikan. Dalam pendidikan Islam ada yang mananya

nilai pendidikan akhlak. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan

yang istimewa. Selain menjadi pokok isi Al-Qur’an akhlak juga merupakan

salah satu ajaran pokok agama Islam.

Konteks akhlak di masa depan, visi pendidikan diharuskan untuk

menyiapkan atau merencanakan perbaikan akhlak yang telah mulai rapuh di

masa sekarang. Contohnya seperti yang terjadi saat ini adalah kenakalan

remaja. Hal ini sudah menjadi masalah umum yang menjadi bahan bahasan

atau pemikiran bagaimana mengatasinya secara bijaksana dan sesuai dengan

nilai moral yang berlaku yang tidak pula melenceng dari HAM (Hak Asasi

Manusia). Terkait dengan hal ini, visi pendidikan sebagai institusi ataupun

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

3

pemerintah harus solid dalam menyelesaikan permasalahan akhlak. Selain itu,

hal ini juga dipicu karena kurangnya penghayatan atas nilai-nilai ketuhanan

yang telah ada kaidah-kaidah yang mengaturnya sesuai dengan norma yang

berlaku.

Permasalahan lainnya yang terjadi di masyarakat pada umumnya seperti

kurangnya kedisiplinan dalam bekerja, berumahtangga yang kurang harmonis,

mendidik anak tidak dengan nilai moral bahkan kerukunan bersosial yang

kurang. Bukanlah tidak mungkin menyelesaikan masalah-masalah tersebut,

harus ada kesadaran individu maupun institusi dalam menyelesaikan

permasalahan. Dengan mengetahui penyebab utamanya kemudian diadakan

usaha kolektif dalam mencari solusinya.

Salah satu solusinya adalah dengan penanaman akhlak yang mulia

dimanapun anak berada. Baik di mulai lingkungan rumah, sekolah, masyarakat

dan hingga menjadi warga bernegara. Misalnya di keluarga, orang tua

mengajarkan akan keimanan, ketakwaan dan sopan santun. Di sekolah bisa

dilakukan dengan mengajarkan peserta didik mulai dari menghormati guru,

bergaul dengan teman hingga sekolah tidak hanya mencari ilmu tetapi juga

membangun akhlak yang baik, begitu juga di masyarakat.

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan setiap urusan

manusia, dimana di dalam Al-Qur’an dan hadist Rasullulloh SAW. salah

satunya yaitu tata cara dalam menjalani kehidupan ini. Selain itu banyak

tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

4

tentang aktifitas belajar dan pembelajaran, di antaranya adalah seorang ulama

yang mashur di pulau Jawa yaitu K.H. Muhammad Shalih As-Samarani atau

yang lebih dikenal Kyai Haji Sholeh Darat, dimana ulama abad 19-20 M.

Beliau setidaknya memiliki 14 karya, yang menerangkan berbagai macam

kajian keislaman, seperti tentang akidah, akhlak, tauhid, tasawuf, ulumul

qur’an, tafsir qur’an hingga kitab fiqih yang masih banyak digunakan di

pesantren-pesantren salaf hingga saat ini.

Salah satu kitab karangan Kyai Haji Sholeh Darat adalah kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām merupakan salah satu karya

penting berbahasa Jawa dengan huruf Arab (Arab pegon). Penelitian ini lebih

fokus dan mendalam mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak kitab Majmū‘ah

As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām, dimana kitab ini merupakan kitab untuk

orang awam (pemula) sehingga lebih mudah untuk dicerna bahasanya. Dengan

isi kitab menggunakan huruf Arab Pegon mempermudah dalam

mempelajarinya terlebih jika seseorang tersebut belum menguasai Bahasa

Arab. Perbedaan dan sekaligus keunggulan dari kitab tersebut yaitu kitab ini

juga masuk kategori tasawuf, karena dengan tasawuf akhlak itu sendiri akan

merefleksikan dari penerapan ilmu tasawuf sehingga tingkah laku dan

perbuatan kita sama dengan perilakunya Rasulullah SAW. Disamping itu Kyai

Sholeh Darat pengajaran yang diajarkan dengan kultur budaya lokal yang

mudah diterima masyarakat luas dan terbukti beliau melahirkan ulama-ulama

besar terkenal seperti K.H. Hasyim As’ari, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Mahfudz

dari Tremas, K.H.R. Dahlan dari Tremas, Kyai Amir dari Pekalongan, Kyai

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

5

Idris dari Surakarta, K.H. Abdul Hamid dari Kendal, Kyai Khalil dari

Rembang, Kyai Penghulu Anom dari Kraton Surakarta.

Berangkat dari uraian permasalahan di atas peneliti terdorong untuk

meneliti, mendeskripsikan dan merelevansi pemikiran beliau di dalam kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Maka peneliti pemengangkatnya

sebagai skripsi yang berjudul, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K. H. Muhammad Sholeh

Darat As-Samarani”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka peneliti ingin membahas hal-hal pokok dalam skripsi ini dirumuskan

dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K. H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani?

2. Bagaimana relevansi pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām

dengan Pendidikan Akhlak di era Modern

C. Tujuan Penelitian

Pembahasan skripsi tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K. H. Sholeh Darat ini

bertujuan untuk:

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

6

1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām.

2. Mengetahui relevansi pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām dengan

Pendidikan Akhlak di era Modern

D. Manfaat Penelitian

Dari paparan tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian

ini, maka dapat dirumuskan manfaat yang dapat diperoleh dari kajian

ilimiah ini. Pada penelitian ini penulis mengategorikannya menjadi manfaat

teoritis dan manfaat praktis. Secara lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini merupakan sumbangsih khasanah keilmuan

pendidikan Indonesia secara umum dan pendidikan Islam. Selain itu

khususnya tentang nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām ini memberikan sumbangan

pemikiran dan konsep baru mengenai pendidikan akhlak dikalangan

praktisi pendidikan maupun akademisi sebagai bahan acuan dan rujukan.

Dan juga bisa sebagai pijakan atau acuan (referensi) para peneliti dalam

penelitian lebih lanjut terkait konsep pendidikan akhlak ke depannya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

7

langsung (praktis) bagi segenap pemerhati dan pelaku pendidikan,

terutama para pelaku/pembimbing akhlak peserta didik. Secara umum

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

mengatasi masalah-masalah pendidikan akhlak, seperti:

a. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan pelestarian nilai-nilai pendidikan Islam yang pernah

ada di Indonesia khusunya nilai pendidikan akhlak.

b. Bagi masyarakat

Sebagai sumbangan informasi bagi segenap masyarakat yang

beragama Islam untuk tetap menjaga nilai-nilai pendidikan Islam yang

yang pernah diajarkan oleh K. H. Sholeh Darat. Selain itu, juga untuk

menangani perilaku ataupun akhlaq anak bagi orang tua maupun

masyarakat pada umumnya.

c. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan ilmu

pengetahuan, sejarah tokoh Islam Indonesia, sikap ilmiah dan sebagi

bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.

E. Kajian Pustaka

Pembahasan kali ini yaitu kajian terhadap hasil penelitian yang relevan

mengenai Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām bukanlah yang

pertama kali dilakukan. Namun belum banyak skripsi yang menyajikan

informasi tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandungnya.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

8

Sejauh yang penulis ketahui dalam penelitian yang dianggap relevan

guna menunjang penelitian ini yaitu:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Andri Winarco dengan judul “Konsep

Pendidikan Akhlak Perspektif K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani”

(Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga, 2017). Pembahasan

yang dibahas dalam skripsi ini yaitu membahas tentang konsep pendidikan

akhlak dalam pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani selain itu

pembahasannya pun lebih umum karena sumber primernya meliputi berbagai

kitab dari karangan K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani (Winarco,

2017: 144).

Kedua, jurnal yang ditulis oleh Mudzakiron dan Arif Chasanul Muna

dengan judul “Pola Redaksi Matan Hadis Dalam Kitab Majmū’ah Al-Syarī’ah

Karya K.H. Saleh Darat” (Dosen Fakultas Ushuludin Jurusan Studi Ilmu

Hadist IAIN Pekalongan 2015). Jurnal ini membahas tentang pola redaksi

matan dan mendeskripsikan yang tercantum dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tersebut

akan ditelusuri keberadaannya dalam kitab-kitab hadis induk dan kemudian

dibandingkan pola redaksinya. Jumlah hadis yang terdapat dalam kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām adalah 117 hadis, namun yang

akan diteliti hanya dua belas hadis saja yang memang tertulis dalam bahasa

Arab (Mudzakiron dan Muna, 2015: 229).

Ketiga, jurnal yang ditulis oleh M. In’amuzzahidin dengan judul

“Pemikiran Sufistik Muhammad Shalih Al-Samarani” (Dosen Fakultas

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

9

Ushuludin UIN Walisongo 2012). Jurnal ini membahas tenang pemikiran

sufistik dari K.H. Muhammad Shalih As-Samarani dalam Matn al-Ḥikam dan

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Beliau menegaskan bahwa

Pemikiran tasawuf Muhammad Shalih As-Samarani (Saleh Darat) yang ada

dalam kitab Matn Al-Ḥikam dan Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil

‘Awām, menekankan terhadap pengamalan ajaran Islam dengan penuh

kesadaran dan keikhlasan kepada Allah. Kiai Saleh Darat mendasarkan

pemikiran nya pada tasawuf sunni amali. Beliau menolak keras

pemahaman tasawuf falsafi, khususnya untuk orang awam (In’amuzzahidin,

2012: 343-344)

Keempat, disertasi yang ditulis oleh Abdullah Salim dengan judul

disertasinya “Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya Shaikh

Muḥammad Ṣālih Ibn ‘Umar al-Samārānī” (Mahasiswa IAIN Syarif

Hidayatullah 1994. Disertasi ini berisi tentang pemikiran K.H. Muhammad

Sholeh Darat As-Samarani mengenai sosiohistoris dan pemikirannya (Salim,

1994: 20-37).

Kelima, disertasi yang ditulis oleh Ghazali Munir dengan judul

“Pemikiran Kalam Muhammad Salih Darat As-Samarani (1820-1903)”

(Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Agama Islam UIN Sunan Kalijaga 2007).

Disertasi ini berisi tentang pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani mengenai iman, kasab, dan pengaruhnya terhadap masyarakat

tradisional (Munir, 2007: 17).

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

10

Penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas dengan melihat variable

dan objeknya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andri Winarco

menitikberatkan pada konsep pendidikan akhlak dan relevansinya dalam

pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani sehingga tidak

mengungkapkan pendidikan akhlak dalam pemikiran maupun karya K.H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani secara spesifik jadi masih bersifat

umum (global). Penelitian yang dilakukan oleh Mudzakiron dan Arif Chasanul

Muna secara garis besar hanya meneliti tentang Pola Redaksi Matan Hadis

Dalam Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K.H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani, serta tidak membahas tentang nilai

pendidikan akhlak dalam penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh

M. In’amuzzahidin menjelaskan lebih ke pemikiran sufistik dari K.H.

Muhammad Shalih As-Samarani dalam Matn Al-Ḥikam dan Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām, tidaklah ke nilai pendidikan akhlaknya. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Salim, beliau memaparkan tentang

sosiohistoris dan pemikirannya yang dituangkan di dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Dan penelitian yang dilakukan oleh Ghazali

Munir, beliau memaparkan bahwa menekankan amal sebagai realisasi dari

iman yang dimiliki seseorang, begitu pula kasab juga menekankan kepada

adanya amal bagi iman. Sedangkan pengaruhnya untuk masyarakat tradisioanl

sangatlah luas dengan bukti karya tulis K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani digunakan sebagai literatur wajib dalam masjelis pengajian di

kalangan masyarakat awam begitu pula di pesantren-pesantren.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

11

Pada penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan lebih mendalam dan

terpusat pada nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah

Al-Kāfiyah lil ‘Awām sekaligus mengungkap analisis pemikiran K.H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani beserta relevansinya diera sekarang.

F. Metode Penelitian

Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang akan

dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 1995: 24). Oleh karena itu,

di sini akan dipaparkan mengenai:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian pustaka atau literer, maka

penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analitis, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan

data secara kuantitatif (Moleong, 2002: 6).

Penulis berusaha mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak yang

terdapat dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Adapun

pengertian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan sifat- sifat

atau karakter individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Sehingga

penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, akan

tetapi hanya menggambarkan suatu variable atau keadaan, sehingga

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

12

penulis hanya menganalisa secara kritis permasalahan yang dikaji.

Adapun jenis penelitian yang digunakan Penulis adalah kajian

pustaka (library research). Penelitian ini termasuk jenis penelitian

yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-

macam materi yang terdapat dalam kepustakaan (buku) atau jenis

penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun

kelompok (Sukmadinata, 2007: 60).

2. Sumber Data

Sumber data yang dimaksudkan semua informasi baik yang

merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Sumber data yang bersifat kualitatif di dalam

penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi

peringkat bobot (Sukandarrumidi, 2002: 44). Oleh karena itu penelitian ini

membutuhkan beberapa data, baik itu data primer dan data sekunder.

Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah sumber

data yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data

terdiri dari dua macam yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan bahan utama atau

rujukan utama dalam mengadakan suatu penelitian untuk

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

13

mengungkapkan dan menganalisis penelitian tersebut. Sumber data

dalam penelitian ini yaitu kitab hasil karya Muḥammad Ṣālih Ibn

‘Umar al-Samārānī atau biasa disebut K. H. Sholeh Darat yaitu kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder yaitu sumber data pendukung yang

digunakan untuk menguatkan dan menunjang penelaahan data-data

yang dihimpun dari sumber data utama serta sebagai pembanding dari

sumber data primer. Sumber-sumber tersebut diantaranya adalah kitab

Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn karya Al-Ghazali, buku-buku tentang ilmu

Pendidikan, Pendidikan Akhlaq, hingga sejarah Kyai Haji Sholeh

Darat. Selain itu juga berbagai literatur yang berkaitan dan relevan

dengan objek penelitian, baik itu skripsi, jurnal, maupun website.

Dalam penelaahan ini tak lepas dari sistematika pendidikan di

Indonesia seperti pada UU No. 20 tahun 2003. Menurut Undang-

Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Pendidikan adalah "Usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Pasal 1, ayat 1).

Pendidikan nasional "pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

14

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (Pasal 1, ayat 2).

Berlangsungnya kehidupan sosial yang berlandaskan

sekularisme telah menyuburkan paradigm hidonisme (hura-hura),

permisivisme (serba boleh), materialistic (money oriented), dan

lainnya di dalam kehidupan masyarakat. Motif untuk

menyelenggarakan dan mengenyam pendidikan, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat, saat ini lebih kepada tujuan untuk mendapatkan

hasil-hasil materi ataupun keterampilan hidup belaka (yang tidak

dikaitkan dengan tujuan membentuk kepribadian (akhlak) yang utuh

berdasarkan pandangan syari`at Islam).

Maka dilihat dari pembahasan diatas bahwa pendidikan saat

ini lebih sekuler yang menyebabkan akhlak dikesampingkan. Dari sini

seperti pasal 1 ayat 2 pendidikan salah satunya harus berakar pada

nilai-nilai agama.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam

metode ilmiah, karena dengan dianalisa data tersebut dapat diberi arti

dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam

kelompok-kelompok, diadakan katagosasi, dilakukan manipulasi serta

diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

15

untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa

(Nazir, 1983: 405).

Sedangkan menurut Lexy J. Moloeng analisis data kualitatif

merupakan sebuah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisir data, memilih dan memilah sehingga dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

mensimpulkan hasil analisis ke dalam sebuah laporan penelitian

(Moloeng, 2009: 248).

Adapun cara menganalisis penelitian ini, penulis menggunakan

metode induktif. Metode Induktif adalah suatu metode berfikir yang

berangkat dari fakta-fakta peristiwa khusus dan konkret, kemudian

ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1987: 42).

Dalam prakteknya penelitian ini dimulai dari mencari data temuan

dari berbagai sumber yaitu buku-buku yang berkaitan dengan nilai-

nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām karya K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani.

Dari uraian data-data yang diperoleh kemudian dikaji dan dirumuskan

menjadi kesimpulan. Sehingga penelitian ini berfikir dimulai dari

khusus menuju umum.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan menyeluruh

maka diperlukan sebuah sistematika penulisan yang runtut dari satu bab ke bab

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

16

yang selanjutnya. Sedangkan sistematika sendiri memiliki arti suatu tata urutan

yang saling berkaitan, saling berhubungan, dan saling melengkapi. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, menguraikan tentang : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, sistemaitka penulisan sebagai gambaran awal

dalam memahami skripsi ini.

Bab II: Sosiohistoris K. H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani yang

menguraikan tentang: Biografi K. H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani, yang meliputi riwayat kelahiran, kehidupan intelektual,

perjalanan karirnya hingga karya-karyanya. Selain itu dalam bab ini

juga membahas tentang sistematika kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām.

Bab III: Data temuan dan uraian pemikiran K. H. Muhammad Sholeh Darat

As-Samarani di dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil

‘Awām

Bab IV : Pembahasan, analisis, pemikiran, relevansi, dan implikasinya dalam

era modern sekarang.

Bab V : Penutup, menguraikan kesimpulan dan saran.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

17

BAB II

PROFIL K. H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AS-SAMARANI

DAN SISTEMATIKA KITAB MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH

LIL ‘AWĀM

A. Biografi K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

1. Riwayat Hidup K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

Nama lengkap beliau adalah Muhammad Sholeh Ibn `Umar As-

Samarani, atau lebih dikenal dengan sebutan Kiai Sholeh Darat ataupun

Mbah Sholeh Darat. Nama yang sering dicantumkan dalam

beberapa kitab karyanya, seperti tercantum pada sampul kitab Majmū‘ah

As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām, Munjiyyāt, Laṭa’if al-Ṭahārah,

tarjamah Sabīl al-‘Abīd ‘Alā Jauharah al-Tauḥīd, dan sebagainya.

Ayahnya bernama Kiai Umar yang merupakan pejuang dan orang

kepercayaan Pangeran Dipenogoro (1825-1830 M) di Jawa bagian Utara

khususnya Semarang (Shabir, 2007: 178).

Menurut Kiai Fahr ar-Razi Kajen yang mendapat informasi

dari Kiai Abdullah bahwa Kiai Sholeh Darat lahir sedesa dengannya,

yaitu di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten

Jepara. Kiai Sholeh Darat lahir pada masa pemerintahan kolonial

Belanda, sekitar tahun 1820 M (Munir, 2008: 33) . Sedangkan hari,

tanggal, bulan, dan tahun yang tepat belum diketahui secara pasti. Hal

ini, menurut Munir, sebagaimana perkataan dari K.H. Ali Khalil, cucu

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

18

Kiai Sholeh Darat. Berbeda dengan tanggal wafat beliau, bahwa beliau

wafat di Semarang pada hari Jum’at 28 Ramadan 1321 H yang

bertepatan dengan 18 Desember 1903 M. Tahun ini berdasarkan catatan

santri dan abdi dalem Kiai Sholeh Darat yaitu K.H. Jayadi.

Meskipun beliau wafat pada tanggal 28 Ramadhan 1321 H. haul

beliau diadakan pada tanggal 10 Syawal. Hal ini dimaksudkan agar

masyarakat bisa merayakan lebaran dengan leluasa lebih dahulu. Setelah

merayakan lebaran dan syawalan. Banyaknya umat yang hadir dalam

acara haul tersebut, seolah menjadi penanda bagi kebesaran nama dan

jasa Kiai Sholeh Darat. Karena itulah, semakin lama nama ulama besar

itu kini semakin popular di masyarakat luas, khususnya di Jawa Tengah

(Hakim, 2016: 200).

Masyarakat pada umumnya mengenal beliau dengan nama “Kiai

Sholeh Darat”. Kata “Darat” adalah nama suatu daerah di pantai utara

Kota Semarang. Tempat itu disebut demikian karena ia menjadi

tempat orang berlabuh (ndarat; Jawa). Sekarang, daerah itu termasuk

dalam Kelurahan Dadapsari Kecamatan Semarang Utara. Selain itu

sebutan Kiai Sholeh Darat, beliau akui sendiri dan tertera pada sampul

karya tulisnya yang berjudul Syarh Barzanji.

2. Pendidikan Kiai Sholeh Darat

Pendidikan pertama agamanya diajar langsung oleh ayahnya

sendiri. Permulaan belajar agama berpusat pada pelajaran al Qur’an yang

dimulai dari bacaan surat pendek dalam juz ‘Amma yang dimulai dari

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

19

surat Al Fatikhah karena berkaitan dengan ibadah, salat, wudu’ dan

beberapa doa serta ilmu tajwid yang bermanfaat untuk melafalkan

ayat-ayat al Qur’an dengan benar. Pelajaran ini diikuti oleh anak-anak

pada usia 6 sampai 10 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan al

Qur’an, minat belajar beliau berlanjut kepada pelajaran yang lebih tinggi,

yaitu pendidikan (pengajian) kitab.

Setelah itu, Kiai Sholeh Darat kecil melanjutkan pelajaran ke

beberapa kiai di beberapa pesantren. Hal ini dikukuhkan dengan

pengakuan Kiai Sholeh Darat sendiri. Beliau menyebutkan daftar Kiai

yang menjadi guru beliau dalam bagian akhir kitab al-Mursyid al-

Wajiz (Hakim, 2016: 53), mereka adalah:

a) K.H.M. Syahid, Waturoyo, Kajen, Margoyoso, Pati, cucu Kiai

Mutamakkin (1645 – 1740 M). Kepadanya Kiai Sholeh Darat

belajar kitab: Fath al-Qarib, Fath al-Mu’in, Minhaj al-Qawim,

Sayrh al-Khatib, Fath al-Wahhab, dan lainnya. Ini adalah

pesantren pertama dari pengembaraan keilmuan yang panjang.

b) K.H.R. Muhammad Salih ibn Asnawi Kudus (1861-1959).

Kepada kiai yang sufistik ini Kiai Sholeh Darat belajar kitab

Tafsir Jalalain.

c) K. Ishaq Damaran, Semarang. Kiai Sholeh Darat belajar nahwu dan

saraf serta Fath al-Wahhab dari beliau.

d) K. Abu Abdillah Muhammad al-Hadi ibn Bauni, mufti di Semarang,

belajar Ilmu Falak.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

20

e) Sayyid Syaikh ibn Ahmad Bafaqih Baalawi, di Semarang. Pada

tahun 1870-an, Kiai Sholeh Darat belajar kitab Jauhar at-Tauhid

karya Ibrahim al-Laqqani dan Minhaj al-‘Abidin karya Imam al-

Ghazali dari beliau.

f) Syaikh Abd al-Ghani Bima di Semarang. Belajar Sittin Masilah

karya Abu al-Abbas Ahmad al-Misri (818 H/1415 M). Ini adalah

kitab yang berisi dasar ajaran Islam. Kitab ini populer di Jawa

pada abad XIX.

g) Haji Muhammad Irsyad, Lowano, Begelan, Purworejo. Darinya

Kiai Sholeh Darat belajar arti penting ilmu pengetahuan dan

mauizah. Hasilnya pelajaran ini ditulis dalam bentuk nazam oleh

Kiai Sholeh Darat.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Jawa, pada tahun

1835-an Muhammad Salih diajak ke Makkah oleh ayahnya. Kiai Sholeh

Darat bersama ayahnya berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah

haji (Munir, 2008: 44). Ayahnya wafat di Makkah, kemudian Kiai

Sholeh Darat menetap di Makkah beberapa tahun untuk menuntut ilmu.

Pada waktu itu abad ke-19, banyak santri Indonesia yang berdatangan ke

Makkah guna menuntut ilmu agama di sana. Termasuk di dalamnya, Kiai

Sholeh Darat. Beliau pergi ke Makkah dan menetap di sana guna

menuntut ilmu agama dalam waktu yang cukup lama. Sayangnya, tidak

diketahui secara pasti tahun berapa beliau ke Makkah dan kapan kembali

ke tanah air. Di Makkah beliau belajar kepada beberapa orang ulama

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

21

terkenal seperti (Hakim, 2016: 66-67):

a) Syaikh Muhammad al-Muqri al-Misri al-Makki, kepadanya ia

belajar ilmu 'aqa'id dengan kitab Umm al-Barahin karya

Muhammad as-Sanusi.

b) Syaikh Muhammad ibn Sulaiman pengajar di Masjid al-Haram dan

Masjjd an-Nabawi, kepadanyaia belajar Syarh: al-Khatib, Fath

al-·Wahhab, dan Alfi.yah ibn Malik beserta Syarah-nya, dan dari

Syaikh Muhammad ibn Sulaiman beliau memperoleh ijazah tentang

kitab-kitab tersebut.

c) Sayid Muhammad ibn Zairu Dahlan, (1232-1304: H/18-17-l886 M)

mufti Syafi'iyyah di Makkah. Kepadanya ia belajar lhya,' 'Ulum ad-

Din karya al-Ghazali, dan dari Sayyid Muhammad ibn Zaini

Dahlan ia mendapatkan ijazah. Ulama Indonesia Iain yang pernah

berguru kepadanya antara Iain: K.H. Nawawi al-Bantani, KR

Mahfuz at-Tinnisi, dan Ahmad Khatib, Sayyid Muhammad

kebanyakan orang menyebut Ahmad ibn Zaini Dahlan adalah 'ulama'

besar yang berpengaruh sebagai pengajar di Masjid al-Haram,

Makkah, ahli fiqh dan sejarawan lahir di Makkah dan karena

kedalaman ilmunya ia diangkat menjadi mufti di Makkah. Para

pelajar dari Indonesia yang memmtut ilmu di Makkah pada masanya

banyak yang berguru kepadanya.

d) Al-'Alamab Ahmad an-Nahrawi al-Misti al-Makki, kepadanya

Muhammad Salih belajar al-Hikam karya Ahmad ibn 'Ata1allah.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

22

e) Sayyid Muhammad Salih az-Zawawi al-Makki, pengajar di Masjid

al-Haram. kepadanya ia belajar Ihya' Ulum ad-Din juz, I dan II.

f) Syekh Zaid atau Zaid, kepadanya ia belajar Fath al-Wahhab dan

mendapat ijazah daripadanya,

g) Syaikh 'Umar asy-Syami, kepadanya ia belajar Fath al- Wahhah.

h) Syaikh as-Sanbulawi al-Misri, kepadanya ia belajar Syarhiat Tahrir

karya Zakariya al-Ansari.

i) Syaikb Jamal mufti Hanafi di Makkah, ia belajar Tafsir al-Qur'an

(Bizawie, 2016: 442)

Melihat pendidikan yang ditempuh oleh Kiai Sholeh Darat baik di

Jawa maupun di Makkah dengan berbagai ilmu pengetahuan agama

Islam, menunjukkan bahwa ia termasuk orang yang bersemangat dalam

pencarian ilmu, ia bisa disebut musafir pencari ilmu, dalam kalangan

pesantren terdapat istilah ngalap berkah (mengambil berkah) yaitu

mengaji (belajar) kepada guru tertentu yang mempunyai kharisma tinggi.

Walaupun kitab yang dikaji termasuk kitab dasar atau sudah pernah

dikaji oleh seseorang tadi, yang inti ngaji tersebut bukan tertuju pada

isi kitab tapi mendapat berkah dari guru. Ini bisa terlihat dari

beberapa kitab yang Kiai Sholeh Darat beberapa kali mengaji kepada

beberapa kyai, sebut saja Fath al-Wahab beliau mempelajarinya dari

Kyai Sahid, Kyai Muhammad Ishaq, Syaikh Muhammad ibn Sulaiman

Hasbullah, Kyai Zahid, Syaikh Umar as-Syami.

Setelah beberapa tahun beliau belajar di Makkah, beliau

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

23

mendapatkan kesempatan mengajar disana seperti ulama lainnya sebut

saja Nawawi al-Bantani dan Ahmad Khatib Minangkabawi, keduanya

merupakan teman Kiai Sholeh Darat sewaktu di Mekkah.

Sejak berada di Mekkah Kiai Sholeh Darat telah mengajar sembari

belajar. Tercatat beberapa ualama yang menjadi tokoh besar telah

belajar padanya di Mekkah (Dzahir dan Ichwan, 2012: 12-13). Mereka

diantaranya:

a) K.H. Dalhar pendiri Pesantren Watucongol, Muntilan, Magelang.

b) K.H. Dimyati (1934) dari Termas, Pacitan.

c) K.H.R. Dahlan (1329 H/1919 M) juga dari Termas.

d) K.H. Kholil Harun (1358 H/1940 M) dari Kasingan, Rembang.

e) K.H. Raden Asnawi (1969 M) dari Kudus).

f) K.H. Mahfuz (1919) dari Termas.

Selain itu, Kiai Sholeh juga mengabdikan ilmunya dengan menjadi

pengajar di sebuah pesantren yang terletak di Desa Maron, Kecamatan

Loano, Purworejo. Ini adalah pesantren tua yang telah berdiri sejak abad

ke-18 M. Didirikan oleh tiga orang sufi, Kiai Ahmad Alim dan kedua

putranya Kiai Muhammad Alim dan Kiai Zain Alim. Namun,

penulis tidak menemukan informasi tepatnya mulai kapan dan berapa

tahun Kiai Sholeh Darat mengajar di pesantren tersebut. Pesantren ini

fokus pada pendidikan hafalan Al-Qur’an. Meski begitu, pelajaran

kitab kuning tidak ditinggalkan. Disinilah Kiai Sholeh Darat berperan

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

24

sebagai pengajar kitab kuning seperti fikih, tafsir Al-Qur’an, nahwu, dan

saraf (Dzahir dan Ichwan, 2012: 16).

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa Kiai Sholeh Darat

tidak membatasi pelajaran beliau hanya pada satu bidang agama tertentu.

Karena beliau belajar hukum Islam (fikih), misalnya belajar Fath al-

Wahhab bahkan mengulangnya beberapa kali. Dari Syaikh Umar asy-

Syami, Kiai Zahid, Syaikh Muhammad ibn Sulaiman Hasb Allah, K.

Ishaq Damaran, dan K.H.M. Syahid. Beliau juga belajar ilmu kalam

(teologi), misalnya saat di Mekkah, dari Syaikh Muhammad al-Muqri al-

Misri al-Makki beliau mengkaji kitab Umm al-Barahin karya

Muhammad As-Sanusi. Ketika pulang di Semarang beliau belajar lagi

dari Sayyid Syaikh ibn Ahmad Bafaqih Baalawi kitab Jauhar at-Tauh

karya Ibrahim al-Laqqani dan Minhaj al-‘Abidin karya Imam al-Ghazali.

Serta belajar beliau juga tasawuf, pelajaran ini ditempuh pada tahun

1870-an saat beliau berusia 50-an (mistisisme Islam) kitab Ihya’ ‘Ulum

ad-Din karya al- Ghazali, yaitu juz I dan II dari Sayyid Muhammad Salih

az- Zawawi al-Makki, dan kitab al-Hikam karya Ibn Ataillah dari Al-

Allamah Ahmad an-Nahrawi al-Misri al-Makki.

Kesimpulan kedua, yaitu Kiai Sholeh Darat juga tidak menjadikan

perbedaan madzhab (fikih) sebagai penghalang untuk belajar kepada

seseorang. Buktinya, beliau belajar Tafsir al-Qur’an kepada Syaikh

Jamal yang merupakan mufti Hanafiah di Makkah.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

25

Kiai Sholeh Darat diawali sebagai guru yang diperbantukan di

Pondok Pesantren Salatiyang, yang terletak di Desa Maron, Kecamatan

Loana, Purworejo. Pesantren ini didirikan sekitar abad ke-18 M oleh tiga

orang sufi, masing-masing adalah Kiai Achmad Alim, Kiai Muhammad

Alim, dan Kiai Zain al-Alim dalam perkembangan selanjutnya, pesantren

ini dipercayakan kepada Kiai Zain al-Alim. Sementara Kiai Achmad

Alim mengasuh sebuah pesantren yang bernama al-Imam, di Desa Bulus,

Kecamatan Gebang. Adapun Kiai Muhammad Alim mengembangkan

pesantrennya di Desa Maron, yang kini dikenal dengan pesantren al-

Anwar. Jadi kedudukan Kiai Sholeh Darat sebagai pengajar yang

membantu Kiai Zain al-Alim (Ulum: 2016, 49-50).

Pesantren Salatiyang sendiri lebih memfokuskan pada bidang

penghafalan al-Qur’an, di samping mengajarkan kitab kuning. Di sinilah

besar kemungkinan, Kiai Sholeh Darat diperbantukan untuk mengajarkan

kitab- kitab kuning, seperti Fiqh, Tafsir, Nahwu, dan Sharaf kepada

santri yang sedang menghafalkan al-Qur’an (Masyhuri, 2008: 67).

Tidak jelas, berapa lama Kiai Sholeh Darat menjadi guru pembantu

di pesantren Salatiyang. Sejarah hanya mencatat, beliau dijodohkan

dengan Sofiyah putri kyai Murtadha teman seperjuangan ayahnya di

bawah pimpinan Diponegoro, setelah itu beliau mulai menetap di

Semarang dan mendirikan pondok sekitar tahun 1870-an. Hitungan ini

didasarkan pada kitabnya, Matn al-Hikam, yang ditulis rampung dengan

menggunakan bahasa Arab Pegon pada tahun 1289 H/1871 M.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

26

Lambat laun pesantren tersebut terkenal dengan sebutan Pondok

Pesantren Darat. Kiai Sholeh Darat mendirikan pesantren Darat.

Pesantren ini merupakan pesantren tertua kedua sesudah pesantren

Dondong, Mangkang Wetan, Semarang. Pesantren ini didirikan oleh

salah seorang prajurit Sultan Agung Mataram, yaitu Kiai Syafi’i

Piaranegoro sekitar tahun 1628 (Ulum, 2016: 50).

Kemasyhuran pesantren Darat pada masa itu terdengar hingga ke

beberapa daerah. Ini dibuktikan dengan banyaknya murid Kiai Sholeh

Darat yang datang dari berbagai daerah, seperti Solo, Magelang,

Surakarta, Yogyakarta, Kudus, Pacitan, dan Jombang. Kemungkinan

besar pula, nama dan kemasyhuran beliau sudah terdengar sejak

beliau belajar-mengajar di Mekkah. Apalagi mengingat murid-murid

beliau, seperti tersebut di atas, adalah para tokoh agama di tempat

mereka masing- masing.

Keadaan itu menjadikan tidak heran setelah mendirikan pesantren

Darat. Bangunan Pondok Pesantren Darat sangatlah sederhana, namun

pesantren ini mampu mendidik santrinya dengan sangat baik, dintara

santri-santrinya dikemudian hari banyak yang menjadi tokoh nasional

bahkan internasional. Diantara santri- santrinya ialah (Hakim, 2016: 80-

82):

a) KH. Mahfudh ibn Abdullah ibn Abdul Manan (1258 H/1866 M-

1338 H/1919 M), keturunan dari Raja Brawijaya V, yang terkenal

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

27

dengan sebutan Syaikh Mahfud at-Tirmisi seorang ahl Hadis,

pengajar di Saudi Arabia.

b) KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyyah (1868-1923 M),

ketika di Makkah beliau belajar kepada Syaikh Khatib

Minangkabau.

c) KH. Hasyim Asy’ari, (1871-1947 M) pendiri Nahdlatul Ulama, dan

pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang.

d) K.H. R. Dahlan dari Termas, (1329 H/1919 M), ahli falak dan

kemudian hari diambil menantu oleh Kiai Sholeh Darat.

e) K. Amir dari Brebes (1357 H/1939 M) pendiri pondok pesantren di

simbang kulon dan juga diambil menantu oleh Kiai Sholeh Darat.

f) K. Idris dari Solo, nama aslinya Slamet (1341 H/1927 M), ia

menghidupkan kembali Pondok Pesantren Jamsaren yang didirikan

oleh Kyai Jamsari, prajurit Diponegoro yang ditawan oleh Belanda.

g) K.H. Abdul Hamid, Kendal (1348 H/1930 M), yang kemudian salah

seorang putranya KH. Ahmad Abdul Hamid menjadi Ketua Umum

MUI tingkat I Jawa Tengah tahun 1935-1990 M.

h) K.H. Sya’ban ibn Sya’ban, Semarang (1364 H/1946 M).

i) K.H. Tahir, penerus Pondok Pesantren Mangkang Wetan, semarang.

j) K.H. Sahli, salah seorang kyai di Kauman, Semarang.

k) K.H. Dimyati dari Termas (1934 M) adik Kyai Mahfudh at-Tirmisi.

l) K.H. Khalil, Rembang (1358 H/1940 M).

m) K.H. Munawir, Krapyak, Yogyakarta (1358 H/1940 M).

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

28

n) Kyai Yasin, Rembang.

o) K.H. Ridwan ibn Mujahid, Semarang (1368 H/1950 M).

p) K.H. Bapak Ali Barkan, Semarang.

q) Kyai penghulu Tafsir Anom, Penghulu Keraton Surakarta, ayah

KH.R Muhammad Adnan.

r) K.H. Yasir, Bareng Kudus.

s) K.H. R. Asnawi dari Kudus (1861-1959 M) yang menjadi murid

Kiai Sholeh Darat sewaktu menuntut ilmu di Makkah.

t) K.H. Muzakkir, kakek KH. Zamrazi, Sayung Demak.

u) K.H. Siraj, dari Payaman, Magelang.

v) K.H. Anwar Mujahid, Semarang.

w) K.H. Abdussamad, ayah K. Muhab Arifin, Solo.

x) K.H. Dalhar, pendiri Pondok Pesantren Watucongol Muntilan.

Beliau terkenal dengan sebutan Mbah Dalhar Watucongol.

y) K.H. Harun, Pondok Pesantren Kempek Cirebon.

z) K.H. Sajad, pendiri Pondok Pesantren Sendangguwa, Semarang.

Pengabdian kepada ilmu dan agama oleh Mbah Sholeh tidak hanya

terbatas pada mengajar di pesantrennya namun beliau juga mengajar

masyarakat lainnya, sebut saja majelis pengajian di Demak, atas

undangan Bupati Demak waktu itu Pangeran Ario Hadiningrat. Mbah

Sholeh Darat mengajarkan tafsir al Qur’an di pendapa Kabupaten.

Selah satu muridnya yang terkenal tetapi bukan dari kalangan

kyai/ulama adalah Raden Ajeng Kartini. Karena RA Kartini inilah Mbah

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

29

Sholeh Darat menjadi pelopor penerjemahan Al-Qur'an ke bahasa Jawa.

Menurut catatan cucu Kiai Sholeh Darat, RA Kartini pernah punya

pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya

memarahinya karena dia bertanya arti.sebuah ayat Al-Qur'an. Kemudian

ketika berkunjung ke rumah parnannya, seorang Demak, RA Kartini

menyernpatkan diri pengajian yang diberikan oleh, Kiai Sholeh Darat.

Saat itu beliau sedang mengajarkan tafsir Surat al-Fatihah. RA Kartini

menjadi amat tertarik dengan model pengajian yang disajikan oleh Kiai

Sholeh Darat. Di majlis itulah RA. Kartini mengenal beliau serta menjadi

muridnya, Kartini merasakan adanya pencerahan setelah mengikut

pengajian tersebut, seperti pengakuannya bahwa ia sebelumnya merasa

asing dengan agamanya karena tidak mengetahui maknanya (Hakim,

2016: 171-174).

Dalam sebuah pertemuaan RA Kartini meminta agar Al-Qur'an

diterjemahkan karena menurutnya tidak ada gunanya membaca suci

yang tidak diketahui artinya. Tetapi pada waktu itu penjajah Belanda

secara resmi melarang orang menerjemahkan Al-Qur'an. Mbah Sholeh

Darat melanggar Iarangan ini. Beliau menerjemahkan Al-Qur' an dengan

ditulis dalam huruf "Arab gundul" (pegon) sehingga tak dicurigai

penjajah. Kitah tafsir dan terjemahan Al-Qur'an ini diberi nama Kitab

Faid Ar-Rahman tafsir pertama di Nusantara dalarn bahasa Jawa dengan

aksara Arab (Hakim, 2016: 160).

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

30

Sepekan sebelum hari pernikahan Kartini, Kiai Sholeh Darat

mengutus Kyai Ma’sum seorang Ulama dari Semarang untuk

menyampaikan kitab tafsir berjudul Faid Ar-Rahman fi Bayani Asraril

Qur’an, untuk Kartini sebagai hadiah pernikahannya dengan R.M.

Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang.

Pesantren yang didirikan oleh K.H. Saleh Darat di daerah pantai

utara Semarang (daerah Darat) sekarang berubah nama menjadi

Dadapsari, yang letaknya kurang lebih 2 km ke arah jantung kota Jalan

Bojong. Pwsantren Sarat waktu itu tidak berbeda dengan pesantren

lainnya, di kompleks pesantren tersebut ada rumah kiai, mushola/masjid

untuk sholat dan pengajian, asrama santri dan sebagainya. Pesantren ini

dibanggun dengan kayu jati. Sekarang ini, bekas pesantren sudah

berubah menjadi tempat tinggal penduduk. Hanya masjid pesantren yang

masih tersisa, itu pun sudah direnovasi (Hakim, 2016: 79-80).

3. Karya-Karya K. H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

K.H. Sholeh Darat mengisi kehidupannya hanyalah diabdikan

untuk kehidupan agama dan umat Islam. Selain sebagai ‘ulama yang

gigih berdakwah menyebarkan agama Islam dan mencerahkan

masyarakat dengan nilai-nilai Islam, beliau juga salah satu ulama yang

sangat produktif melahirkan berbagai karya dalam bentuk tulisan. Karya

tulisnya dipergunakan untuk menggali ajaran Islam dan

menyampaikannya kepada masyarakat. Karya tulisnya mencakup

berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam baik tentang fikih, akhlak,

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

31

tasawuf, teologi hingga tafsir Al-Qur’an. Ia secara intensif mencurahkan

segala tenaga dan pikirannya untuk membukukan pendapat para

ulama-ulama terdahulu, pendapatnya sendiri dan dikaitkan dengan kultur

dan budaya sendiri tentang berbagai masalah yang dihadapinya dalam

konteks kemasyarakatan yang melingkupinya. Perhatiannya tercurah

terhadap pandangan hidup yang berdasarkan ajaran-ajaran agama islam

dan kehidupan spiritual setiap muslim, kebanyakan karya tulis Kiai

Sholeh Darat berbahasa jawa (Arab pegon), ini dimaksudkan untuk

memudahkan pengajaran terutama bagi kaum awam agar mudah

difahami dan hayati.

Tidak sedikit dari karya-karya mereka yang ditulis dengan bahasa

Arab. Setelah Kiai Ahmad Rifa’i dari kalisasak (1786), yang banyak

menulis kitab berbahasa Jawa, tampaknya Kiai Sholeh Darat adalah satu-

satunya ulama, akhir abad ke-19 yang karya tulis keagamaannya

berbahasa Jawa.

Menurut riwayatnya, kurang lebih ada 40 kitab telah dikarang oleh

K.H. Sholeh Darat, tetapi yang bisa diselamatkan hingga sekarang baru

sekitar 14 kitab. Karya-karyanya masih berada dalam proses pencarian.

Kitab-kitab beliau cukup sulit dilacak, Karena disebabkan jaman dahulu

pengawasan Belanda, sehingga K.H. Sholeh Darat tidak sempat

mengoleksi kitab-kitab karangannya sendiri. Usai menulis kitab, kitab

tersebut langsung diberikan kepada muridnya. Karena itu justru murud-

muridnya yang banyak menyimpan atau mengoleksi kitab-kitabnya.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

32

Anak-anaknya sendiri hanya sedikit yang bisa mengoleksinya (Hakim,

2016: 147).

Adapun karya-karya Kiai Sholeh Darat yang sebagiannya

merupakan terjemahan, kurang lebih ada 14 buah, yaitu:

1. Matn al-Hikam

Kitab ini merupakan terjemahan dan ringkasan dari kitab al-

Hikam karya Syaikh Ahmad ibn Ata’ al-Askandari, merupakan kitab

terjemahan dalam bahasa Jawa, merupakan kitab Tasawuf. Yang

diakhir penulisan kitab ini K.H. Sholeh Darat memberikan nasehat

bahwa resep bagi orang yang hendak membunuh nafsunya, maka

hendaknya menanamkan sifat kerinduan akan kematian dan cinta

ingin bertemu Tuhan-Nya. Benci terhadap dunia. Maka dari itu

dalam mempelajari kitab ini sangat-sangat dibutuhkan seorang guru

(mursyid) (Ulum, 2016: 117).

2. Munjiyat

Sebuah kitab yang merupakan petikan dari kitab Ihya ‘Ulum

al-Din jilid III dan IV karya Imam Al-Ghozali. Kitab ini terdiri dari

dua bagian, yaitu bagian pertama, Muhlikat Madzmumah atau

perbuatan yang dapat membinasakan dan tercela. Sedangkan pada

bagian kedua, Munjiyat Mahmudah atau perbuatan yang

menyelamatkan dan terpuji.

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

33

Di akhir pada pembahasan di dalam kitab Munjiyat, K.H.

Sholeh Darat bermudajat “La ilaha illallah ya ilahi wa sayyidi”

(Ulum, 2016: 121).

3. Kitab Fasalatan

Kitab ini membahas tentang sesuatu yang berkaitan dengan

sholat secara zahirnya syariat. Kitab ini berbeda dengan lathaifu al-

thaharah yang selain mengupas syariat secara lahir, juga disinggung

secara batinnya (Ulum, 2016: 140).

4. Syarh Barzanji.

Kitab ini merupakan terjemahan dari kitab Barzanji karya

Syaikh Ja’far Al-Barjanji dengan menggunakan bahasa Arab

Pegon seperti kitab-kitab karangan K.H. Sholeh Darat yang lainnya.

Kitab ini mengulas tentang perjalanan Sirah Nabawi, khususnya

tentang Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. di waktu malam

dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha (Ulum, 2016: 147).

5. Lathaif al-Thaharat wa Asrar al-Sholah fi Kaifiyat Sholat al-Abidin

wa al-Arifin.

Kitab ini terdiri dari 3 judul yang dijadikan menjadi 1 kitab,

yaitu berjudul Lathaifu al-Thaharah wa al-Asrari al-Shalat fi

Kafiyati al-Salati al-Abidin wa al-Arifin Asrari al-Shaumi, Fadhilati

al-Muharram wa al-Rajab wa al-Sya’ban. Kitab tersebut berisi lebih

menekankan akan pentingnya sholat lima waktu yang menjadi rukun

Islam dan tiang agama (Ulum, 2016: 154).

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

34

6. Kitab Manasik Kaifiyah al-Shalat al-Musyafirin.

Kitab ini berisi tentang tata cara melaksanakan shalat fardu

bagi orang yang sedang dalam perjalanan.

7. Kitab Hadits al-Mi’raj.

Kitab berisi hadist-hadist ini dicetak sebelum kitab

Fasalatan dan Sabilul al-Abid Terjemah Jauhar al- Tauhid.

8. Sabilul al-Abid Terjemah Jauhar al-Tauhid, karya Ibrahim Laqqani

Kitab ini merupakan terjemahan berbahasa Jawa. Dalam kitab

ini disampaikan. Kitab ini membahas bahwa orang Islam wajib

mengetahui tiga hal, yaitu: pertama, Ilmu Tauhid. Kedua, Ilmu

Fiqih. Ketiga, Ilmu Tasawuf.

9. Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām.

Kitab ini ditulis K.H. Sholeh Darat untuk memudahkan orang-

orang awam dalam mempelajari hukum Islam. Di dalamnnya

dikupas beberapa materi tentang Islam seperti muamalah, zakat,

puasa, haji, nikah, dan memerdekakan budak. Kitab ini referensinya

diambil dari berbagai kitab al-mu’tabarah yang keilmuan mualifnya

dialami oleh mayoritas ulama Ahlusunnah wa al-Jamaah (Ulum,

2016: 170).

10. Manasik al-Hajj wa al-‘Umrah

Kitab ini berisi tuntunan atau tata cara ibadah haji dan umrah

yang dimulai dengan riwayat melaksanakan haji, kemudian

keutamaan Bait Allah, syarat dan rukun haji beserta umrah, tata

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

35

kerama melaksanakan ibadah haji. Selain mengupas amalan tentang

haji dan umrah secara lahir, juga menyinggung hal-hal batin dalam

ritual ibadah haji (Ulum, 2016: 181)..

11. Minhaj al-Atqiya fi Syarh Ma’rifah al-Atqiyah ila Thariq al-Aulia

Kitab ini merupakan terjemahan dan syarh dari nazham

Hidayah al-Azkiya’ ila Thariq al-Auliya karya Syaikh Zainudin ibn

Ali al-Malibari, dimana K.H. Sholeh Darat menggunakan bahasa

Arab Pegon dengan maksud agar manfaat dan memudahkan bagi

orang awan di Jawa, yang kebanyakan tidak mengerti Bahasa Arab

dengan baik dan benar (Ulum, 2016: 185-187).

12. Al-Mursyid al-Wajiz fi ‘Ilm al-Qur’an al ‘Aziz

Kitab ini berisi tentang ilmu-ilmu al-Qur’an dan ilmu tajwid.

Namun lebih dari pada itu, ada 46 bab disamping khutbah kitab atau

pendahuluan. Ada pembahasan tentang awal mula kenabian, cara

wahyu diturunkan, hakikat Al-Qur’an, penulisan Al-Qur’an mulai

dari zaman Rasullullah SAW. hingga Khalifah Ustman ibn Affan,

keutamaan belajar dan mengajar Al-Qur’an hingga al-Khatimah

(penutup) (Ulum, 2016: 193).

13. Kitab Tafsir Faidhu al-Rahman fi Tarjamati Tafsiri Kalam

Maliki ad-Dayyan.

Sebuah kitab tafsir al-Qur’an yang ditulis menggunakan

Bahasa Arab Pegon, disebabkan karena kebanyakan orang pribumi

masih merasa kesulitan umtuk memahami Bahasa Arab dena baik.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

36

Hal ini disebabkan pemerintah Hindia Belanda tidak menyukai

tentang sesuatu yang berbau Arab sehingga persebarannya dibatasi.

Oleh sebab itu kitab ini ditulis dengan Bahasa Arab Pegon untuk

memudahkan orang awam yang ingin memperlajari Islam,

khususnya ingin mengerti makna yang terkandung dalam Al-Qur’an

(Ulum, 2016: 198).

14. Kitab Al-Mahabbah wa al-Mawaddah fi Tarjamah Qaul al-Burdah

fi Mahabbah wa al-Madhu ‘ala Sayyid al-Mursalin.

Kitab ini terkenal dengan sebutan Syarh al-Maulid al-Burdah

dan kitab ini berasal dari berbagai rujukan kitab-kitab muktabar

seperti kitab Maulid al-Burdah karya Muhammad bin Sa`id al-

Bushiri, Syarah al-Burdah karya Imam Ibrahim al-Baijuri, kitab

karya Syaikh Khalid al-Azhari, kitab al-Barjanji dan kitab karya

Syaikh Yusuf al-Nabhani. Berisi tentang sanjungan terhadap Nabi

Muhammad SAW, sejumlah kemu’jizatan Rasulullah SAW,

keagungan al-Qur’an, peperangan dan ditutup dengan doa (Ulum,

2016: 207-209).

B. Sistematika Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām.

Kitab Majmū‘ah karangan K.H. Saleh ini ditulis ulang oleh Jazuli

pada tanggal 8 Sya`ban 1309 H/1892 M. Kitab ini diterbitkan pertama kali

oleh Haji Muhammad Shadiq di Singapura tahun 1317 H, kemudian oleh

penerbit al-Karimi di Bombay tahun 1336 H, dan oleh penerbit al-Mishriyah

di Cirebon tahun 1374 H. Kitab ini dikatagorikan sebagai kitab fiqh dan

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

37

merupakan satu-satunya karya penting berbahasa Jawa di bidang ini. Kitab

ini merupakan rangkuman atau ensiklopedi dari syari`at yang diperuntukkan

bagi orang awam. Para ulama’ memberikan pengertian tentang syari’at Islam

yaitu apa yang disyari`atkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang

meliputi akidah, ibadah, akhlak dan mu`amalah. Pengertian ini sejalan

dengan apa yang dimaksud oleh kitab Majmū‘ah yang meskipun

menitikberatkan pada masalah fiqh yang erat kaitannya dengan hukum yang

sangat dibutuhkan oleh orang awam dibahas juga tentang akidah dan akhlak

(Shabir, 2011: 375-376).

Kitab Majmū‘ah yang dicetak oleh penerbit Al-Mishriyah dan

kemudian dicetak ulang oleh penerbit Karya Toha Putera Semarang terdiri

atas 275 halaman dengan rincian sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Terdiri halaman dari 1-4, di dalamnya dijelaskan tentang pentingnya

menuntut ilmu dan masalah hidayah dari Allah.

2. Masalah akidah

Terdiri halaman dari halaman 4-41, di dalamnya terdapat 12 fasal yang

menjelaskan tentang: rukun Islam, rukun iman, ihsan, sifat-sifat Allah,

sifat-sifat rasul termasuk nasab Nabi Muhammad SAW, wajibnya

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, rukun

syahadat, menjaga iman dan Islam agar jangan sampai rusak/murtad,

macam-macam dosa (dosa besar dan dosa kecil) dan maksiat.

3. Masalah shalat

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

38

Terdiri halaman dari 41-95, di terdapat 23 fasal yang menjelaskan

tentang: syarat shahnya shalat, hadas dan najis termasuk cara

mensucikannya, masalah wudhu’, tayammum, mandi, haidh, macam-

macam najis, shalat-shalat yang wajib, waktu shalat, syarat dan

fardhu/rukun shalat, shalat jama`ah, syarat makmum, shalat Jum`at

termasuk keutamaan hari Jum’at dan macam-macam shalat Jum`at,

bepergian, shalat dua hari raya, shalat istisqa’, shalat gerhana, shalat-

shalat sunat, pakaian, dan shalat jenazah.

4. Masalah zakat

Terdiri halaman dari 95-100, di dalamnya terdapat satu fasal yakni zakat

fithrah.

5. Masalah puasa

Terdiri halaman dari 100-110, di dalamnya lima fasal yang membahas:

hal-hal yang membatalkan puasa, macam- macam puasa, fidyah puasa,

i`tikaf, dan kafarat.

6. Masalah haji dan `umrah

Terdiri halaman dari 110-145, di dalamnya terdapat 15 fasal yang

membahas: pengertian haji dan `umrah, keutamaan baitullah, keutamaan

haji dan `umrah, rukun haji, wuquf di Arafah, mabit di Muzdalifah,

thawaf dan sa`i, potong rambut, mabit di Mina, wada`, waktu untuk haji

dan `umrah, ihram, hal-hal yang haram ketika ihram, ihshar, tata kerama

berhaji, dan amalan-amalan yang penting ketika berhaji.

7. Masalah jual beli dan hal-hal yang terkait dengan mu`amalah

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

39

Terdiri halaman dari 145-174, di dalamnya terdapat sembilan fasal yang

membahas: riba, hutang piutang, halal dan haram, jual beli yang

dilarang,`âriyah, ghashab, qardh, mukhâbarah wal muzâra`ah, dan

ijârah.

8. Masalah nikah

Terdiri halaman dari 174-256, di dalamnya terdapat 18 fasal yang

membahasa: pentingnya nikah dan hal-hal yang terkait dengan hukum

nikah, sunat nikah, khithbah, nazhar, rukun-rukun nikah, akad nikah,

menikahi orang yang merdeka,kafâ’ah, apa-apa yang diharamkan dalam

nikah, khiyâr, maskawin, gugurnya maskawin, tata cara akad nikah,

walimah, etika mu`âsyarah, hak suami atas istri,`iddah, masa`iddah, dan

rujuk.

9. Masalah hudud

Terdiri halaman dari 256-258, di dalamnya ada fasal, pembahasannya

tentang: had orang yang berzina, peminum minuman keras, pencuri dan

perampok/penyamun.

10. Masalah penyembelihan binatang

Terdiri halaman dari 258-273, di dalamnya terdapat tiga fasal,

pembahasannya: rukun dan tata cara menyembelih binatang, makanan

yang halal dan haram serta masalah qurban dan aqiqah.

11. Masalah memerdekakan budak

Terdiri halaman dari 273-275, di dalamnya tidak ada fasal/bab,

pembahasannya adalah tentang keutamaan memerdekakan budak dan

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

40

macam-macam budak.

12. Penutup pengarang dan mutarajjim al-Mutūn al-‘Arabiyyah al-Jāwiyyah

al-Mrīkiyyah, dengan ucapannya: “supoyo pahamo wong-wong amtsal

ingsun awam kang ora ngerti basa Arab.” (supaya paham orang-orang

awam seperti saya yang tidak mengerti bahasa Arab) (As-Samarani,

1891: 278).

Menurut Muslich Sabir kitab Majmû`ah memang tidak bisa

dikatagorikan sebagai kitab fiqh utama seperti Muḥarrar atau Tuḥfah al-

Muḥtâj, tetapi juga tidak bisa dikatagorikan sebagai fiqh pengantar seperti

Safînah al-Najâh atau Taqrîb. Kitab Majmû`ah ini bisa dikatakan sebagai

kitab fiqh sederhana untuk orang awam namun pembahasannya cukup

lengkap dan dilengkapi dengan dalil-dalil al-Qur’an, hadis, pendapat para

shahabat dan ulama (Shabir, 2011: 375-376).

Adapun isi kitab Majmū‘at itu sendiri diambilkan dari beberapa

kitab salaf, baik yang berkaitan dengan masalah fiqh, teologi, akhlak hingga

tasawuf. Kitab-kitab itu antara lain: Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn karya al-Ghazali

dalam masalah nikah, asrār al-nikāh, asrār al-ṣalāh dan asrār al-ḥajj; kitab

Sharḥ Minhāj (Fatḥ al-Wahhāb), Sharḥ al-Khaṭīb Sharbīnī, dan al-Durar

al-Bahiyyah, dalam masalah fiqh dan ushuluddin.

Jadi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab tersebut berada dalam

pembahasan-pembahasan per bab maupun sub bab(fasal), dimana dalam

setiap pembahasan fiqih selalu disisipi akhlak. Selain itu yang membahas

tentang nilai pendidikan akhlak banyak ditemukan dalam bab II tentang

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

41

akidah dimana menjelaskan antara dosa kecil dan dosa besar.

Hadis yang ada di dalamnya berjumlah 117 hadis. Dua puluh lima di

antaranya dalam bentuk tulisan bahasa arab dan sisanya berbentuk

terjemahan bahasa jawa. Kyai Saleh Darat tidak hanya mencantumkan hadis-

hadis berkualitas sahih saja, sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ghazali

dalam Ihyâ’ `Ulum ad-Dîn. Kitab Ihyâ’ merupakan rujukan utama Kyai Saleh

ketika menyusun kitab Majmû`ah ini terutama di dalam masalah ibadah.

Selain ini Kyai Saleh juga merujuk kepada kitab-kitab fiqh seperti Fatḥ al-

Wahhâb dan al-Iqnâ’. Dengan demikian, maka kitab Majmû`ah ini bukan

hanya mengandung unsur fiqh tapi juga unsur-unsur tasawuf. Hal itu bisa

dilihat misalnya ketika membicarakan ruh shalat seperti hadirnya hati ketika

shalat, paham akan arti yang dibacanya, mampu mengagungkan Allah

ketika shalat, merasa takut kepada Allah yang disembah, merasa malu karena

shalatnya belum sempurna dan lain sebagainya (Shabir, 2011: 377).

Sebagaimana dikemukakan oleh Muslich Shabir, kitab Majmû`ah

merupakan salah satu kitab yang banyak diajarkan di daerah-daerah yang

banyak dihuni oleh umat Islam, khususnya di Semarang, Kendal, Pekalongan,

Cirebon, Demak, Kudus, Rembang dan lain-lain. Di daerah Wedung Putih

Demak, sekitar tahun 1950-an, ada suatu kebiasaan bahwa sebelum menikah

seseorang harus sudah khatam membaca kitab ini. Di Pondok Pesantren

Kempek Cirebon, bila ada santri yang tidak mengalami kemajuan dalam

mengaji kitab berbahasa Arab dianjurkan untuk berhenti dan selanjutnya

mempelajari Majmû`ah karena kitab ini sudah dapat membimbing orang

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

42

Islam yang awam (Shabir, 2011: 377).

Berkaitan dengan pola redaksi matan yang terdapat dalam kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām dapat dikategorikan menjadi

dua macam: Pertama adalah pola redaksi yang sama, dimana dapat

dikategorikan lebih lanjut kepada dua jenis yaitu:

1. Pola redaksi yang sama persis dengan redaksi yang ada dalam kitab hadis

primer

2. Pola redaksi yang sama namun redaksi tersebut merupakan bagian dari

penggalan hadis yang panjang.

Pola redaksi kedua adalah pola redaksi yang berbeda. Kategori kedua

ini juga dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua macam, yaitu:

1. Berbeda tetapi masih mirip dengan redaksi hadis yang ada dalam kitab

hadits primer.

2. Berbeda dan tidak ditemukan dalam kitab hadis, namun redaksi tersebut

dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain yang bukan kategori kitab hadis.

Berdasarkan dari hasil analisa pola redaksi terhadap matan-matan

hadis dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām, maka dapat

disimpulkan bahwa pola redaksi hadits yang terdapat dalam kitab ini masih

ada yang diriwayatkan secara makna paska pentadwinan (Mudzakiron dan

Muna, 2015: 241-242).

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

43

BAB III

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

KITAB MAJMŪ‘AH AL-SHARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LI ’L-‘AWĀM

A. Deskripsi Nilai Pendidikan Akhlak

Di dalam buku Watak Pendidikan Islam (Munzier, 2008: 138)

menyatakan bahwa pembahasan tentang nilai-nilai berdasarkan keinginan

membawa dua pembagian lain tentang nilai pendidikan, yaitu nilai

instrumental (instrumental value) dan nilai intrinsik (intrinsic value).

Nilai yang pertama ada ketika seseorang mengutamakannya karena

kebaikan yang ada padanya (sesuatu itu bernilai karena berguna bagi hal

tertentu atau bermanfaat untuk tujuan tertentu). Yang kedua, sesuatu itu baik

bukan hanya karena sesuatu itu baik untuk mencapai tujuan tertentu,

melainkan karena sesuatu itu sendiri baik(nilai baik sesuatu itu tidak

tergantung pada selainnya, tetapi lahir dari karakteristik asli yang ada di

dalam dirinya).

Sedangkan pendidikan akhlak adalah suatu usaha mengembangkan

diri sesuai kebutuhan yang diyakini benar oleh seseorang atau kelompok

sehingga menjadi kebiasaan yang terbentuk dengan sendirinya tanpa

dipikirkan dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian akan

tercapailah tatanan kehidupan dunia yang damai dan sejahtera antara

penghuninya saling mengasihi, menghormati, juga melindungi serta

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

44

mengajak ke arah perilaku yang diridhoi Allah dan utusannya (Khamid,

skripsi 2017: 61).

Lalu bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah

As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām? Kitāb Majmū‘at ini berisi 97 bagian,

yang didominasi dengan ajaran fiqh. Maka sangat tepat, jika Martin Van

Bruinessen mengatakan, ia merupakan satu-satunya karya terpenting

berbahasa Jawa tentang fiqh, yang ditulis oleh Muhammad Saleh Darat

Semarang. Pernyataan ini ada benarnya. Karena sebagian besar kitab

tersebut adalah fiqh, walaupun di dalamnya terdapat persoalan-persoalan

ushuluddin akhlak hingga tasawuf.

B. Pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani Tentang Nilai

Pendidikan Akhlak dalam Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil

‘Awām

Melihat pemikiran-pemikiran tasawuf Sholeh Darat yang tertuang

dalam kitab Majmū‘at al-Sharī‘ah al-Kāfiyah li ’l-‘Awām, nampaknya Sholeh

Darat mendasarkan pemikirannya pada tasawuf sunni amali. Beliau lebih

menekankan pada pengamalan ajaran Islam secara konsisten, dengan

dilandaskan pada teks-teks al-Qur’an dan Hadits. Beliau sangat menolak

adanya pemahaman tasawuf falsafi, yakni tasawuf yang ajaran-ajaranya

memadukan antara visi intuitif dan visi rasional pengarangnya, khususnya

untuk orang awam. Hal ini bisa dipahami, karena untuk memahami tasawuf

falsafi, membutuhkan pemikiran dan pengetahuan yang lebih komprehensif,

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

45

agar tidak menjurus ke arah kemusyrikan atau menyekutukan Allah. Sedang

dosa syirik adalah dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT.

Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya

mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf

mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan Tuhannya

(Allah). Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam

prakteknya tasawuf mementingkan akhlak. Karena akhlak itu sendiri adalah

refleksi dari penerapan ilmu tasawuf sehingga tingkah laku dan perbuatan kita

sama dengan perilakunya Rasulullah SAW.

Sesengguhnya antara tasawuf dan fiqih adalah dua disiplin ilmu yang

saling menyempurnakan. Jika terjadi pertentangan antar keduanya, berarti di

situ terjadi kesalahan dan penyimpangan. Jaid seorang ahli fiqih harus

bertasawuf. Sebliknya, seorang ahli tasawuf pun harus mendalami dan

mengikuti aturan fiqih.

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām berdasarkan penelitian yang dikaji, peneliti menemukan

pembahasan awal di kitab tersebut terdapat dua hal yang harus diperhatikan

dalam menuntut ilmu, yaitu: pertama, bagi seorang muslim maupun

muslimah haruslah tahu bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap

muslim dan muslimah. Kedua, hendaknya berniat suci untuk menuntut

ilmu dengan meluruskan niatnya terlebih dahulu, dimana menuntut ilmu

semata hanya untuk Allah SWT. Dari sinilah seorang muslim/muslimah

memulai untuk belajar dengan pembelajaran pertama tentang akidah untuk

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

46

memperkuat iman, islam, dan ikhsannya, yang kemudian baru belajar yang

lainnya.

Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām peneliti mengklasifikasi sebagai berikut:

1. Bertaqwa kepada Allah SWT.

Seorang pelajar muslim haruslah bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam kitab Majmū‘ah dikatakan:

ا بببببڠ لاكببببي بببببو واجبببب ا بببب وو فرك ببببڠالله اب سببببلا ڠ ي ڠ اسبببب

و عڠللله لن دو الله چبڠالله

Wajib setiap orang Islam semua melaksanakan perintah Allah AWT. dan

menjauhi larangan-Nya (As-Samarani, t.th: 32)

Sebaik-baik seorang muslim yaitu muslim yang bertaqwa

kepada Allah SWT. karena dengan taqwanya seorang pelajar diakan

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. Menjaga diri dari maksiat

Wajib bagi seorang muslim untuk menjaga dirinya dari

kemaksiatan. Kemaksiatan disini tidak hanya maksiat yang lahiriyah saja

tetapi juga batiniyah. Karena sesungguhnya kemaksiatan bisa berasal dari

sesuatu yang tidak terlihat seperti prasangka buruk seseorang. Dalam

kitab Majmū‘ah dikatakan:

ببببب بسبببب جببببڠب جبببب بڠلاكببببي ار لببببن واجبببب ا سببببلله ببهبببب

ب ببببب سبببببلان واجببببب لبببببن بببببدوا سببببببڠلاك ڠ بع بببببك ٢ار

سڠءلواس عبوري

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

47

Dan wajib setiap mukallaf semuanya akan menjaga diri yang pasti akan

bertemu dan menjauhi seluruh maksiat selama umurnya (As-Samarani,

t.th: 18)

Perbuatan maksiat merupakan perbuatan dosa yang sudah

seharusnya tidak dilakukan oleh siapapun. Perbuatan maksiat dalam hal

apapun jika telah dilakukan sekali maka selanjutnya ia kembali pada

maksiat dan dirinya akan semakin lemah dari iman. Maka salah satu cara

menjaga diri dari kemaksiatan dengan Amar Ma’ruf nahi munkar.

3. Syukur

Syukur merupakan salah satu amalan yang terkadang diabaikan

seseorang, entah itu ketika Allah memberika kelebihan maupun

kekurangan yang telah diberikan kepada seseorang tersebut. Allah SWT.

menciptakan dan memberikan rahmat-Nya kepada kita merupakan yang

terbaik, hanya saja bagaimana seseorang tersebut menyikapinya. Dalam

kitab Majmū‘ah dikatakan:

ركبڠرضڠافڠ بوب الله بس بو ورا ا وا بو لن ار

لارابڠ ا وافڠاكت ا وا بو اك ك ا والاوت

Dan akan ridho menerima hukumnya Allah, maksudnya hukum sehat

maupun sakit, manis ataupun pahit, ataupun hukum ringan ataupun berat

(As-Samarani, t.th: 18)

كسبببب وءبن ا بببب لببببن اولك بببب ا ببببوي بع ببببڠ اكبببببڠن اكبببب اولك ببببلله

اك ا وااورااك ركبڠ لن رضڠا ا ب الله ڠ سبڠلاك ڠ بAtau makna dari iman itu dapat memperlihatkan hatinya dan dapat

menerima dan ridho hatinya dalam segala hukumnya Allah enak ataupun

tidak enak (As-Samarani, t.th: 20)

Seorang pelajar harus dibiasakan selalu bersyukur terhadap apa

saja yang dimilikinya, karena barang siapa yang bersyukur akan

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

48

ditambah nikmatnya. Sebagai hamba Allah, bersyukur adalah hal

yang wajib karena atas nikmat yang diberikan secara lahir maupu batin.

4. Wara’

Seorang pelajar di usahakan mempunya sifat Wara’, yaitu

berusaha menjauhkan diri dari dosa dan maksiat. Hal ini seperti dalam

kitab Majmū‘ah, dimana dikatakan:.

ببببدوا سبببببڠلاك ڠ بع ببببك ا ببببوي ار بببب ربسببببڠاواب اكبببب ار

ب بجلاڠبن دبڠي بڠ ك ووڠ لن بڠبڠلكڠهن لاكبڠل

Maksud menjaga badannya adalah akan menjauhi seluruh maksiat yang

mewajibkan khad seperti membunuh orang, mencuri, dan membegal (As-

Samarani, t.th: 33)

5. Patuh terhadap pemimpin

ببببڠلاب اڠ ر ببببو لبببب ن ب ببببورو افببببڠ واجبببب ا سبببب ووڠ اسبببب

ي بع كت اورفرك ٢فرك ڠا ر و سبكرا

Wajib bagi orang Islam berbakti kepada ratunya menurut apa perintah

ratunya sekira-kira tidak perintah maksiat (As-Samarani, t.th: 32)

Patuh terhadap pemimpin sangat dibutuhkan oleh seorang

pelajar, tetapi yang dimaksud disini yaitu guru, karena guru adalh

pendidik yang akan mentransferkan ilmunya kepada peserta didik. Tidak

hanya itu saja tetapi juga menyangkup peraturan tata tertib sekolah.

6. Berbakti kepada orang tua

٢ ڠا سبكرا ڠلاب برك لافڠ لاكو لن ب ورو افڠفرك واج

اورفرك ي بع كت

Wajib berbakti kepada bapak ibunya dan patuh apa perintahnya sekira-

kira tidak perintah maksiat (As-Samarani, t.th: 32)

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

49

Ridho Allah adalah ridho orang tua, dan murka Allah adalah

murka orang tua, bigitulah pesan Rasullullah kepada umatnya. Maka

sebagai pelajar harus patuh kepada orang tua karena ridho kesuksesan

dalam belajarnya juga merupakan ridho dari orang tua.

7. Menjaga perkataan

لاڠبوسڠب لن س عي سب اك ار ن فك برك واج ا ووڠ اس

اجڠ فكسن ك ڠ ال ٢سبڠلاك ڠ ووڠ اس

Dan setengah dari kewajiban dari orang Islam itu akan memperbagus

mencoba kepada semua orang Islam jangan sampai sekali-kali berkata

buruk (As-Samarani, t.th: 34)

Perkataan merupakan senjata yang lebih tajam daripada pisau,

karena ketika seseorang tersakiti dengan perkataan juga tersakitinya

perasaannya, dan itu sakitnya bisa berhari-hari sebelum orang yang

menyakitinya meminta maaf jika yang disakitinya orangnya tidak mudah

memaafkan orang lain. Maka seorang pelajar harus menjaga

perkataannya baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun dengan

masyarakat.

8. Sabar

بو ڠ بر ڠ ودون ابوبرا ڠ عقه ب واج ووب سبفر ڠ عقه ار

بهون لار

Karena wanita itu kurang akalnya maka wajib orang yang sempurna

akalnya akan mendidik dengan sabar (As-Samarani, t.th: 231)

Para pelajar harus dibiasakan selalu bersabar terhadap apa saja

yang menjadi cobaan yang datang dari Allah, karena orang yang bersabar

adalah orang yang dicintai oleh Allah. Semakin besar cobaan padanya

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

50

dan semakin sabar orang tersebut maka Allah akan mengangkat

derajatnya.

9. Jujur

رلاڠا وا ركلاببببڠءبن بركبببب ااببببل ابببببڠ ببببڠل بڠبو ببببو ببببرا ببببب ارا

ك بببودي ا وابركببب وو بببب اابببل ابببب بببرا ا وابركببب اابببل اببببڠ

بجوس

Maka haram melakukan riba ataupun meribaan kepada ahli agama

nasrani, yahudi, ataupun majusi (As-Samarani, t.th: 149)

Seorang pelajar harus dibiasakan berkata jujur. Dengan jujur

orang tersebut akan dipercaya orang. Terkadang jujur sangatlah pahit

rasanya tetapi dibalik itu sangatlah manis rasanya. Selain itu pelajar yang

saling jujur secara tidak langsung akan meperkuat dan mempererat tali

persaudaraannya, karena saling percaya mempercayai.

10. Tidak menghambur-hamburkan uang

اورالاببببببوواڠ ار ببببببڠا ب فببببببڠدو وڠ ٢ ربسببببببڠار ڠ اكبببببب ار

بڠبواڠبڠ

Menjaga uangnya dimana tidak membuang-buang uangnya yang tidak

bermanfaat bagi agama (As-Samarani, t.th: 33)

Berlebih-lebihan merupakan sifat yang tidak disukai oleh Allah.

Sebagai seorang pelajar jagnanlah menghambur-mamburkan uang

dengan membeli berbagai macam barang yang sekiranya tidak berlu.

Allah menyediakan sarana seseorang ketika sedang banyak rizki untuk di

zakatkan baik kepada fakir miskin maupun anak yatim piatu. Begitu pula

seorang pelajar juga harus bisa memenejemen kebutuhannya sendiri, dan

ketika adanya sisa uang bisa untuk membantu orang lain ataupun

ditabung.

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

51

11. Menjaga harga diri

بببببدوا لار بببببب دادي روسببببببڠءبن ربسبببببڠبفروكرا اكببببب ار

ببڠلوان بڠي ن ا ودلكي ن برك لكڠ

Menjaga harga dirinya dengan menjauhi sesuatu yang membuat rusak

harga dirinya seperti zina ataupun yang berhubungan dengan zina lainnya

(As-Samarani, t.th: 33)

Seorang pelajar haruslah bisa menjaha harga dirinya, baik itu

menyangkut nafsu material maupun non material. Nafsu material seperti

korupsi sedangkan nafsu non material seperti hawa nafsu syahwat

seseorang. Maka seorang yang telah siap untuk menikah maka segera

untuk menikah, dan jika belum berani Allah menganjurkan untuk

berpuasa untuk menjaga nafsunya.

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

52

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

KITAB MAJMŪ‘AH AS-SYARĪ‘AH AL-KĀFIYAH LIL ‘AWĀM

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah

Lil ‘Awām

Pendidikan sendiri tak lepas juga dari sejarah peradaban Islam,

dimana dari peradaban tersebut lahir berbagai bidang ilmu salah satunya

adalah pendidikan. Pendidikan sendiri di dalamnya mengandung berbagai

disiplin ilmu dan nilai-nilai pendidikan. Dalam pendidikan Islam ada yang

mananya nilai pendidikan akhlak. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati

kedudukan yang istimewa. Selain menjadi pokok isi Al-Qur’an akhlak juga

merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia juga

dipilih Allah menjadi khalifah di muka bumi. Seperti dalam firman Allah

dalam Q.S. Al-Baqarah: 30

وإذ قڠل رلا لهب ئب إ ه جڠعل ف الأرض خهكف قڠلوا أ جعل فك ڠ بن

بڠ لا كفسد فك ڠ وكسف الدهبڠء و ن سلاهح لا بد و قده ل قڠل إ ه أعه

عهبون Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,

“Aku hendak menjadikan khalifah) di bumi “Mereka berkata,

“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan

menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-

Mu dan menyucikan nama-Mu?”Dia berfirman, “Sungguh, Aku

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 30)

(http://opi.110mb.com).

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

53

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia

dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan

khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang

mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya,

hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan

seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada

di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu

menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia

sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh

manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT

dan Rasulullah SWT.

Salah satu khalifah yang dapat dijadikan suri tauladan adalah

Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan uswatun hasanah terbaik,

beliau adalah sebaik-baik umat, dan sumber pendidik sepanjang zaman

yang patut kita contoh. Hal ini sudah sangat jelas diterangkan di dalam

firman Allah QS. Al-Ahzaab: 21

الآخر والكو أسو س لبن بڠن كرجو الله ف رسول الله لقد بڠن لب

بثكرا وذبر اللهArtinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun

hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang

yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.”( QS. Al-Ahzaab: 21)

(http://opi.110mb.com).

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang

tidak ada keraguan perihal keimanannya dan kehidupan akhirat beliau

telah dijamin masuk surga. Walaupun begitu, beliau tetap terus berusaha

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

54

menambah keimanan setiap hari. Banyak para sahabat, tabin, tabiut-

tabin hingga ulama’-ulama’ mengikuti jejak beliau baik dalam hal

keilmuan maupun akhlaknya. Termasuk salah satu ulama’ yaitu K.H.

Muhammad Sholeh As-Samarani seorang ulama’ pribumi asli Jawa,

Indonesia yang namanya diakui mendunia.

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW. tentu harus semaksimal

mungkin mencontoh perilaku beliau baik dalam hal perkataan,

perbuatan, keilmuan dan akhlak. Dalam hal keilmuan seorang muslim

juga harus bersungguh-sungguh dalam belajar untuk menghadapi

tantangan globalisasi yang lebih dimasa depan, karena sesungguhnya

mencari ilmu adalah wajib hukumnya wajib baik untuk muslimin dan

muslimat. Seperti dalam kitab Majmū‘ah dikatakan:

اكبببببوفرض ا بببب سببببلان ل بببب وو ٢ا ببببوي لببببوروعه ڠ وو ڠ اسبببب ودون اس

Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah (As-

Samarani, t.th: 2)

Allah SWT. berfirman:

ڠئفبب وبببڠ بببڠن البنب ببون لك فببروا بڠفهبب فهببولا فببر بببن بببله فرقبب ا ببب

ك ذرون لعهه إذا رجعوا إلك لك فقه وا ف الدهكن ولك ذروا قوب Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara

mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At Taubah 9: 122)

(http://opi.110mb.com).

Rasullullah SAW. bersabda:

ا وبسهب ا فركض عهلله بله بسه ه العه

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

55

Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

maupun muslim perempuan”. (H.R. Ibnu Abdil Barr)

(http://www.dic.or.id).

Dari pembahasan Al-Qur’an dan hadist sudah sangatlah jelas

bahwa hukumnya wajib mencari ilmu bagi muslimin dan musliman,

bahkan ada hadist yang menerangkan bahwa tidaklah hanya menuntut

ilmu di daerah sendiri tetapi juga keluar seperti hadist mencari ilmu

walaupun dampai negeri Cina. Islam sangat mawajibkan untuk

menuntut ilmu karena orang yang mempunya ilmu akan dimudahkan

orang tersebut menuju jalan ke surga dan akan dinaikkan derajatnya

oleh Allah. Seperti yang dikatakan dalam kitab Majmū‘ah:

ببببب ا ببفڠببببڠبن ابركببببي عهبببب سببببفڠوو لكببببوات اڠ ددالببببن بر ببببڠار

الله سلا ڠ ي و عڠللله اڠ وو كبو ددال برك سوربڠ

Barang siapa seseorang yang berjalan di jalan karena mencari ilmu maka

Allah SWT. akan memudahkan orang tersebut ke jalan menuju ke Surga

(As-Samarani, t.th: 2)

Allah berfirman dalam Q.S. Al-Mujadilah:11:

فسه وا ف البجڠل فڠفس وا كفسح الله كڠ أك ڠ الهذكن آب وا إذا قكل لب

وإذا قكل ا والهذكن أو وا لب الهذكن آب وا ب ب ش وا فڠ ش وا كرفع الله

لابڠ عبهون خلاكر درجڠتا والله العهArtinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan

apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah:11).

Begitu pentingnya ilmu pengetahuan hingga seorang

pelajar hendaknya juga jangan sampai pernah menyakiti hari gurunya,

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

56

karena jika sampai menyakiti gurunya ilmu yang diperoleh tidak akan

berkah dan bermanfaat bagi dirinya. Seperti dalil berikut:

إلاه قهك ولا ك فع لاڠلعه لارب العه فبن أذى ب ي أس ڠذ ك ر

Artinya: “Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya

tertutup dan hanya sedikit kemamfaatannya”.

(http://yurirobithoh.blogspot.com)

Seperti dalil di atas sudah sangat jelas bahwa seorang santri

(peserta didik) diwajibkan untuk menjaga perasaan gurunya, supaya

ilmunya bisa berkah dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi

orang lain.

Di dalam kitab Majmū‘ah dijelaskan bahwa terdapat dua hal

yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu, yaitu: pertama: bagi

murid hendaknya berniat suci untuk menuntut ilmu, jangan

mempunyai niat untuk hal-hal duniawi, dan jangan melecehkan dan

menyepelekan. Kedua: bagi guru dalam mengamalkan ilmu hendaknya

meluruskan niatnya terlebih dahulu, tidak mengharapkan materi semata-

mata. Disamping itu yang diajarkan hendaknya sesuai dengan

tindakan-tindakan yang diperbuat.

Proses pendidikan akhlak salah satunya dengan menanamkan akhlak

kepada santri (siswa). Proses ini pun tentu mempunyai beberapa model

tergantung kepada tingkatan usia, pengalaman serta jenis pendidikan

yang sedang ditempuh. Menurut Syarif Ulil Amri dalam bukunya yang

berjudul Pendidikan Karakter ada 6 model pendikan akhlak dalam al-

Qur’an antara lain dengan metode perintah, larangan, pembiasaan,

teladan, dan dorongan (tabligh). Dalam penelitian yang dilakukan

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

57

peneliti menganalisis lebih lanjut mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak

dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K.H.

Muhammad Sholeh Ibn Umar Al-Salarani atau yang biasa disebut K.H.

Sholeh Darat. Peneliti menganalisis kitab tersebut dan dari hasil analisis

tersebut bahwa model yang dituliskan oleh K.H. Sholeh Darat dalam

materi-materi dari kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām

yaitu antara lain menggunakan:

a. Model perintah

Model ini memberikan kemampuan seseorang untuk

mengajarkan ajaran Islam khususnya yang terkait dengan amal atau

perbuatan melakukan perintah. Nilai-nilai perintah Islam tersebut

mampu menjiwai dan mewarnai kepribadian santri (siswa) dengan

menyebutkan berbagai ayat al-Qur’an. Dimana ayat tersebut

kecendrung ke arah melakukan perintah. Contoh kalimat yang

ditemukan di kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām

sebagai berikut:

واجببب ا ببب وو بببب ببب ببببو بع بببك ببببدي ا وا هكببب ار

ق ولا ٢ ولا بهون سأ ق Wajib bagi orang yang melakukan maksiat besar atau kecil akan

tobat dengan sebaik-baik tobat (As-Samarani, t.th: 38).

b. Model Larangan

Model ini merujuk melalui larangan di dalam Al-Qur’an,

kalimat-kalimat larangan yang diucapkan Allah kepada manusia

lebih banyak berdimensi pengharaman, yang apabila dilakukan

tentunya akan berdosa dengan sanksi yang disebutkan. Semua

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

58

larangan yang datang dari Allah adalah sesuatu hal yang buruk.

Perkara yang buruk adalah sesuatu yang memberi mudharat dan

bahaya bagi umat manusia, bahaya dan mudharat yang dimaksud

bisa berdampak negatif kepada kehidupan manusia, seperti contoh

kalimat yang ditemukan di kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah

lil ‘Awām sebagai berikut:

رلاڠا وا ركلاببببڠءبن بركبببب ااببببل ببببڠل بڠبو ببببو ببببرا ببببب ارا

ك ببببودي ا وابر ببببرا ا وابركبببب ااببببل ابببببڠ كبببب وو ببببب ابببببڠ

بجوس اال ابMaka haram melakukan riba ataupun meribaan kepada ahli agama

nasrani, yahudi, ataupun majusi (As-Samarani, t.th: 149).

c. Model Pembiasaan

Model pendidikan ini terkait dengan prilaku ataupun sikap

tanpa diikuti dan didukung adanya praktik dan pembiasaan pada diri,

maka pendidikan itu hanya jadi angan-angan belaka, karena

pembiasaan dalam proses pendidikan sangat dibutuhkan. Contoh

kalimat yang ditemukan di kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah

lil ‘Awām sebagai berikut:

لاڠبوسببببڠبن لببببن سبببب اكبببب ار ڠي سبببببڠووخ ا بببب ووڠ اسبببب

اجببببڠ فكسببببن كببببن ال لببببن ٢فكلاببببڠ بركبببب سبببببڠ لاك ببببڠ ووڠ اسبببب

ا ببببببببببدووك بربببببببببببڠبرك سكوبجڠا سبببببببببب ووڠ اسبببببببببب ار

اورا ولكببببڠ ٢لببببن بكهواڠافڠعببببڠدا براسبببببرا سببببأفدا اسبببب

شركع Dan arti dari wajib atas orang Islam adalah akan membuat

kebagusan kepada semua orang yang mempunyai tata karma kepada

sesama Islam, dan ikut adat setempat selama tidak melanggar syariat

(As-Samarani, t.th: 34)

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

59

Secara umum akhlak dibagi menjadi 2 menurut sifatnya

yaitu Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah. Akhlak Mahmudah

adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman

seseorang. Sedangkan Akhlak Madzmumah adalah segala tingkah laku

yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan

menjatuhkan martabat manusia. Dimana akhlak tersebut sangat

berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam menuntut ilmu, tujuan

seseorang dalam menuntut ilmu dan niat seseorang dalam menuntut

ilmu.

Dalam kitab Majmū‘ah karya K.H. Muhammad Sholeh

Darat menjelaskan perihal nilai pendidikan akhlak bagi seorang muslim.

Adapun analisis yang dapat ditarik dari pembahasannya, yaitu:

1. Bertaqwa kepada Allah SWT.

Seorang pelajar muslim haruslah bertaqwa kepada Allah

SWT. Sebaik-baik seorang muslim yaitu muslim yang bertaqwa

kepada Allah SWT seperti dalam Al-Quran surat Al-Hujrat 49: 13,

Allah SWT. berfirman:

بن ذبرا وأ ثلله وجعه شعولاڠ وقلاڠئل كڠ أك ڠ ال هڠ إ هڠ خهق ڠب ڠب

خلاكر عهك إنه الله أ قڠب ع د الله ل عڠرفوا إنه أبربب

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujrat 49: 13)

(http://opi.110mb.com)

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

60

Analisis data yang ditemukan dengan yang ada di Al-Qur’an

dan hadist dimana sudah sangatlah jelas adanya keterkaitan dengan

data yang ditemukan di kitab Majmu’ah. Dimana di dalam kitab,

seseorang untuk percaya/tidak ragu dengan Islam. Di dalam Al-

Qur’an menerangkan tentang akhlak dengan bertaqwa kepada Allah,

Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pula dalam hadist tersebut dimana

kata "al-Birr" apabila dikaitkan dengan "taqwa" terkadang maksud

dari "al-Birr" adalah bermuamalat dengan makhluk secara baik dan

"at-Taqwa" adalah bermuamalat dengan Allah yaitu dengan

melakukan ketaatan kepadaNya dan menjauhi hal-hal yang

diharamkan oleh-Nya, terkadang pula arti dari "al-Birr" tersebut

adalah melakukan kewajiban-kewajiban dan arti "at-Taqwa" adalah

menjauhi hal-hal yang diharamkan. Maka taqwa disini yaitu

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. Menjaga diri dari maksiat

Wajib bagi seorang muslim untuk menjaga dirinya dari

kemaksiatan. Kemaksiatan disini tidak hanya maksiat yang lahiriyah

saja tetapi juga batiniyah. Karena sesungguhnya kemaksiatan bisa

berasal dari sesuatu yang tidak terlihat seperti prasangka buruk

seseorang. Allah SWT. berfirman:

وك بون عبن أبه كدعون إللله الخكر وكأبرون لاڠلبعرو ول بن ب ب

البفه ون الب بر وأولئ اArtinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

61

dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang

yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran 3: 104)

(http://opi.110mb.com).

Rasullullah SAW. bersabda:

ءؤؤؤؤ ق لؤؤؤؤ ا ؤؤؤؤ ل إأا أأنؤؤؤؤت نانؤؤؤؤس ن ؤؤؤؤبن ؤؤؤؤا إن المؤؤؤؤن بؤؤؤؤ

ان الؤؤؤؤ ف لبؤؤؤؤ ؤؤؤؤبن كا كا ا ؤؤؤؤ ل الؤؤؤؤر ؤؤؤؤ فر والؤؤؤؤء ونؤؤؤؤ

سب ن نلا بف ران عل ل بهم ا نان ا ي نءاب أنره الل

Artinya: “Sesungguhnya apabila seorang yang beriman berbuat

satu kesalahan (dosa), maka akan ditulis noktah hitam di

hatinya. Tetapi jika ia menahan dirinya (dari perbuatan

maksiat), meminta ampun kepada Allah dan bertaubat,

maka hatinyapun akan bersih kembali, dan jika ia

berbuat kesalahan lagi, maka akan ditambah titik hitam

tersebut di hatinya, sehingga titik-titik itu memenuhi

hatinya. Dan itulah ‘raan’ yang difirmankan Allah

“Sekali kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu

telah menutupi hati mereka.” (H.R. At-Tirmidzi)

(http://www.ummi-online.com).

Perbuatan maksiat merupakan perbuatan dosa yang sudah

seharusnya tidak dilakukan oleh siapapun. Perbuatan maksiat

dalam hal apapun jika telah dilakukan sekali maka selanjutnya ia

kembali pada maksiat dan dirinya akan semakin lemah dari iman.

Orang yang berbuat maksiat tentu akan mendapat dosa besar dan

dekat dengan api neraka. Maka salah satu cara menjaga diri dari

kemaksiatan dengan Amar Ma’ruf nahi munkar. Ma’ruf yaitu

segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan

Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-

Nya.

3. Syukur

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

62

Syukur merupakan salah satu amalan yang terkadang

diabaikan seseorang, entah itu ketika Allah memberika kelebihan

maupun kekurangan yang telah diberikan kepada seseorang

tersebut. Allah SWT. menciptakan dan memberikan rahmat-Nya

kepada kita merupakan yang terbaik, hanya saja bagaimana

seseorang tersebut menyikapinya. Allah SWT. berfirman:

ر ه العڠلبكن ال بد لله

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-

Fatikhah 1: 2) (http://opi.110mb.com).

Allah berfirman di dalam Hadist Qudsi-Nya:

ا هببببببب ببببببببڠذبر لله شببببببببر لله قبببببببڠ ا عبببببببڠللله كبببببببڠالان اد

واذابڠ سك لله بفر لله

Artinya: “Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak

Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau

mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti

engkau telah mendurhakai Aku!.” (H.R Thabrani)

(http://mikiarmadaibnutsman.blogspot.co.id).

Maksudnya Alhamdu dalam Q.S Al-Fatikhah ayat 2 yang

berarti segala puji yang merupakan wujud syukur kepada Allah

SWT. Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang

dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berati:

menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya

dengan syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang

terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala

puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan

yang patut dipuji. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat

dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

63

dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah

adalah Maha Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat

dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah nikmat penciptaan,

nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam

kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa,

tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan

menumbuhkan. Begitu pula dalam hadist qudsi menunjukkan

bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya

sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena

Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan

dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan

dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi

sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah

keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta

berguna bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

syukur (bersyukur) berarti ungkapan rasa terima kasih kepada

Allah SWT. dengan membuka atau mengakui bahwa nikmat

tersebut berasal dari-Nya. Serta direalisasikan dalam perbuatan

dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, menggunakan nikmat

tersebut sesuai fungsinya, dan berusaha menahan diri dari larangan-

Nya. Seorang pelajar harus dibiasakan selalu bersyukur terhadap

apa saja yang dimilikinya, karena barang siapa yang bersyukur

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

64

akan ditambah nikmatnya. Sebagai hamba Allah, bersyukur

adalah hal yang wajib karena atas nikmat yang diberikan secara

lahir maupu batin.

4. Wara’

Seorang pelajar di usahakan mempunya sifat Wara’, yaitu

berusaha menjauhkan diri dari dosa dan maksiat atau bisa juga

Wara’ adalah meninggalkan yang meragukan, menentang yang

membuatmu tercela, mengambil yang lebih terpercaya,

mengarahkan diri kepada yang lebih hati-hati. Rasullullah

bersabda:

بن ورعڠ بن أعلاد ال هڠ

Artinya: “Jadilah seorang yang wara’, niscaya engkau menjadi

manusia yang paling (tinggi kualitas) ibadahnya (H.R

Ibnu Majah, dinyatakan sebagai sanad yang hasan oleh

alBushiri dalam Mishbahus Zujaajah)

(http://salafy.or.id).

Singkatnya, wara’ adalah menjauhi yang syubhat dan

mengawasi yang berbahaya.

5. Patuh terhadap pemimpin

Allah SWT menciptakan makhluk dan memberinya

kecenderungan sosial dan fitrah dasar agar saling memiliki

keterikatan di antara mereka. Atas dasar kecenderungan dan fitrah

tersebut, manusia adalah makhluk social dimana manusia tidak

dapat "hidup" kecuali dengan berkelompok agar kebutuhan dan

kepentingan mereka saling terlindungi, terselamatkan, saling bantu

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

65

dalam kebaikan dan bekerjasama dalam menciptakan kepentingan

bersama/umum. Atas dasar itu pula, Allah SWT memerintahkan

manusia untuk taat kepada pemimpin yang telah dipilih di antara

mereka. Hal tersebut karena jika manusia tidak memiliki ikatan

atau aturan (rabithah) kepemimpinan dalam suatu kelompok

sebagai pedoman dan kesepakatan bersama, maka kepentingan

umum tidak akan terealisasi dengan baik. Ta’at kepada pemimpin

adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al Kitab

dan As Sunnah. Di antaranya Allah Ta’ala berfirman,

سول وأول الأبر ب ب وأ كعوا الره كڠ أك ڠ الهذكن آب وا أ كعوا الله

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan

ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS.

An Nisa’ : 59) (http://opi.110mb.com)

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada

pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Allah dan

Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di sini tidaklah datang dengan

lafazh ‘ta’atilah’ karena ketaatan kepada pemimpin merupakan

ikutan (taabi’) dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seorang

pemimpin memerintahkan untuk berbuat maksiat kepada Allah,

maka tidak ada lagi kewajiban dengar dan ta’at.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

كنبر لابع ك ا ، فإذا ، فكبڠ أ ه وبر ، بڠ ل عهلله البرء البسه

أبر لابع ك ا ف سبع ولا ڠع

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

66

Artinya: “Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara

yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan

untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk

bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan

taat.” (HR. Bukhari no. 7144) (https://rumaysho.com).

Perilaku taat kepada pemimpin untuk para pelajar yaitu

taat kepada guru ataupun hukum sekolah. Dimana diawali oleh

upaya pembiasaan diri untuk hidup tertib dan teratur dalam

kehidupan sehari-hari. Pembiasaan ini bisa dilakukan dan dilatih

sejak kecil atau usia dini. Apabila sikap dan kebiasaan taat dan

disiplin ini sudah dihayati dan dijiwai, bahkan sudah menjadi

kepribadian, ketika kita melihat ketidakpatuhan dan ketidaktertiban

orang lain sebagai tindakan indisipliner. Hati kita akan bergerak

untuk segera memperbaikinya.

6. Berbakti kepada orang tua

Amal yang paling utama adalah berbakti kepada kedua

orang tua. Dengan dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu

‘alaihi wa sallam yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari

sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

dia berkata :

أي العبببببل أفضببببل عهكببببي وسببببهه ببببههلله الله سببببألت رسببببول الله

ه أي قببببڠل لاببببر بببب عهببببلله وق ببببڠ قببببڠل قهببببت ثبببب قببببڠل ال ه

ه أي قڠل الج ڠد ف سلاكل الله الوالدكن قڠل قهت ث

Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah

? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama

shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan

shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

67

orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” (Hadits Riwayat

Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9)

(https://almanhaj.or.id).

Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan

amal-amal yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain

(berbakti kepada kedua orang tua).

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

ولا شببببربوا لاببببي شببببكئڠ ولاڠلوالببببدكن إ سببببڠ ڠ ولاببببذي واعلاببببدوا الله

القرلابببببلله والك ببببببڠبلله والبسببببببڠبكن والجببببببڠر ذي القرلاببببببلله والجببببببڠر

الج ببب وال بببڠ لاڠلج ببب والاببببن السهبببلاكل وببببڠ بهببببت أكبببببڠ ب ه

لا ك بن بڠن بخ ڠلا فخورا إنه الله

Artinya: “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-

Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada

kedua orang tua Ibu Bapak, karib-kerabat, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba

sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”.

(An Nisa’ : 36) (http://opi.110mb.com).

Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapak)

merupakan perintah, dan perintah disini menunjukkan kewajiban,

khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah dan

meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak

didapatinya perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah

ini. Karena sesungguhnya ridha Allah Bergantung Kepada Ridha

Orang Tua, sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

disebutkan:

رضبببب ا ع بببببڠ أنه عببببن علاببببد ا لاببببن عبببببرو لاببببن العببببڠ

ه فببب رضبببڠ قبببڠل رضبببڠ البببره رسبببول ا بببههلله ا عهكبببي وسبببهه

ه ف سخ الوالد الوالد، وسخ الره

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

68

Artinya: “Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu

‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa

sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada

keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada

kemurkaan orang tua”. (https://almanhaj.or.id).

7. Menjaga perkataan

Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan lidah.

Dengan lidah kita dapat berkomunikasi dan menentukan rasa.

Dengan lidah ini juga kita bisa membuat lawan bicara kita menjadi

tergerak kepada kebaikan ataupun keburukan, membuat lawan

bicara tersenyum bahagia ataupun menangis menahan perih. Meski

lidah merupakan nikmat yang besar, namun kita perlu mengetahui,

bahwasanya lidah yang berfungsi untuk berbicara ini seperti senjata

bermata dua. Yaitu dapat digunakan untuk taat kepada Allah, dan

juga dapat digunakan untuk memperturutkan setan.

Allah berfirman :

وقولببببوا قببببولا سدكداك ببببهح لببببب كببببڠ أك ببببڠ الهببببذكن آب ببببوا ا هقببببوا الله

ورسبببولي فقبببد فبببڠ ع وببببن ك بببع الله ذ بببولاب فبببر لبببب وك أعببببڠلب

فو ا عظكبڠ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang

benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu

dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati

Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah

mendapat kemenengan yang besar” (Q.S. Al-Ahzab : 70-

71) (http://opi.110mb.com).

Rasulullah bersabda.

الآخر فهكقل خكرا أو لك بت والكو وبن بڠن كنبن لاڠلله

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

69

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir

maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”.

(https://almanhaj.or.id).

Maka apabila seseorang hendak berkata hendaklah ia

berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya tidak akan

membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi, jika

diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu

apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak

usah berbicara

8. Sabar

Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan

kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah,

serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi

takdir Allah. Sabar adalah sendi dasar yang harus dimiliki selama

masih hidup di dunia. Dan termasuk juga akhlak yang mulia.

(Munawir, 2007: 203)

Bersabar adalah bersikap tenang, baik pikiran maupun

perasaan. Sabar ialah menahanan diri agar tidak muda berkeluh

kesah, meredam segala bentuk amarah dan benci, menguasai diri

agar tidak menyesal, melatih diri untuk selalu berbuat taat dan

membentengi diri agar tidak melakukan perbuatan maksiat. Sabar

memiliki beragam arti namun tetap intinya adalah sama.

Sabar merupakan salah satu sifat keutamaan yang sangat

dibutuhkan oleh seorang muslim, baik dalam kehidupan untuk

dirinya sendiri maupun kepada masyarakat diluar. Antara sabar

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

70

dan syukur ada keterkaitan seperti keterkaitan yang ada antara

nikmat dan cobaan dimana manusia tidak bisa terlepas dari

keduanya. Karena syukur dengan amal perbuatan menuntut adanya

kesabaran dalam beramal.

Menurut M. Abduh Tuasikal, MSc., ulama’ membagi sabar

menjadi tiga bagian, antara lain:

a. Sabar dalam ketaatan

Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang bersabar

dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Dan perlu diketahui

bahwa ketaatan itu adalah berat dan menyulitkan bagi jiwa

seseorang. Terkadang pula melakukan ketaatan itu berat bagi

badan, merasa malas dan lelah (capek). Juga dalam melakukan

ketaatan akan terasa berat bagi harta seperti dalam masalah

zakat dan haji. Intinya, namanya ketaatan itu terdapat rasa berat

dalam jiwa dan badan sehingga butuh adanya kesabaran dan

dipaksakan. Allah Ta’ala berfirman,

كببببڠ أك ببببڠ الهببببذكن آب ببببوا ا ببببلاروا و ببببڠلاروا ورالا ببببوا وا هقببببوا فه ون لعههب الله

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu

dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap

siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu

beruntung.” (QS. Ali Imron: 200)

(http://opi.110mb.com).

b. Sabar dalam menjauhi maksiat

Seseorang biasa memerintahkan dan mengajak kepada

kejelekan, maka hendaklah seseorang menahan diri dari

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

71

perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu dalam

muamalah, makan harta dengan cara bathil dengan riba dan

semacamnya, berzina, minum minuman keras, mencuri dan

berbagai macam bentuk maksiat lainnya. Seseorang harus

menahan diri dari hal-hal semacam ini sampai dia tidak lagi

mengerjakannya dan ini tentu saja membutuhkan pemaksaan

diri dan menahan diri dari hawa nafsu yang mencekam.ibadah,

kerelaan melakukan kehendak Allah yang wujud dalam

perintah-perintah-Nya.

c. Sabar dalam menghadapi takdir yang pahit

Takdir Allah itu ada dua macam, ada yang menyenangkan dan

ada yang terasa pahit. Untuk takdir Allah yang menyenangkan,

maka seseorang hendaknya bersyukur. Dan syukur termasuk

dalam melakukan ketaatan sehingga butuh juga pada kesabaran

dan hal ini termasuk dalam sabar bentuk pertama di atas.

Sedangkan takdir Allah yang dirasa pahit misalnya seseorang

mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau

kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada

kesabaran dan pemaksaan diri. Dalam menghadapi hal

semacam ini, hendaklah seseorang sabar dengan menahan

dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada

lisannya, hatinya, atau anggota badan. Oleh karena itu, sabar

adalah separuh iman, sebab tidak satupun maqam iman

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

72

kecuali disertai kesabaran (Hawa, 2004:370). Bahkan Allah

akan memberikan derajat yang tinggi dan kebaikan,

dan menjadikannya sebagai buah dari kesabaran. Firman-Nya:

بع لار وال ه إنه الله كڠأك ڠ الهذكن ءاب وا اس عك وا لاڠل هڠلاركن ال ه

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! mohonlah

pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat.

Sungguh Allah bersama orang- orang yang sabar.

(Q.S Al-Baqorah: 153). (http://opi.110mb.com)

Dalam surat lain Allah berfirman:

ڠأك ببببڠ الهببببذكن ءاب ببببوا ا ببببلاروا و ببببڠلاروا ورالا ببببوا وا هقببببوا ك فه ون لعههب الله

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Ali ‘Imran: 200) (http://opi.110mb.com).

Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat

banyak yang butuh akan adanya kesabaran dan kesiapan

menanggung bebannya, maka seseorang harus menahan jiwanya

dari apa-apa yang diharamkan kepadanya dari menampakkan

keluh kesah dengan lisan atau dengan hati atau dengan anggota

badan.

9. Jujur

Jujur dalam Bahasa Arab berarti benar (siddiq). Benar

disini yaitu benar dalam berkata dan benar dalam perbuatan.

Berlaku jujur dengan perkataan dan perbuatan, mengandung

makna, berkata harus sesuai dengan yang sesungguhnya, dan

sebaliknya jangan berkata yang tidak sesuai dengan yang

sesungguhnya. Dan perkatan itu disesuaikan dengan tingkah

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

73

laku perbuatan, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat at-

Taubah ayat 119.

دقكن ـ وبو وا بع ٱل ه أكہڠ ٱلهذكن ءاب وا ٱ هقوا ٱلله ـ ك

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada

Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang

yang benar”. (Q.S. At-Taubah: 119)

(http://opi.110mb.com).

Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang

menentukan status dan kemajuan perseorangan dan msyarakat.

Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi

kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia

dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.(Ya’cub,

1983: 102)

Sedangkan dalil mengenai jujur diantaranya adalah:

عببببن الاببببـن بسببببعودا رض قببببڠل قببببڠل رسببببول ا عهببببـكب

بببدف كبببـ دى البببلله اللابببره و اللابببر كبببـ دى البببلله دف فبببڠنه ال ه لابببـڠل ه

بببببدف ى ال ه جل ك بببببدف و كبببببـ ره الج هببببب م و ببببببڠ كببببب ال البببببـره

و الببببببذ فبببببڠنه هبببببلله كببببببـ ع بببببد ا ده كبببببـقڠم و اكبببببـهڠب

الببببذ كبببـ دى البببلله الفجبببور و الفجبببور كبببـ دى البببلله ال هبببڠرم و

ى الببببذ هبببلله كببببـ ع بببد ببببڠ كببب ال العلابببد كببببذ و كبببـ ره

ربببببببذى و ا بـذهالاببببببـڠم اللاخببببببڠرى و بسببببببه و الاببببببو داود و ال

ي و الهفظ لي

Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata : Rasulullah SAW

bersabda : “Wajib atasmu berlaku jujur, karena

sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan

dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-

menerus seseorang berlaku jujur dan memilih

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

74

kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang

yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena

sesungguhnya dusta itu membawa kepada

kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka.

Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan

memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah

sebagai pendusta”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu

Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkannya dan

lafadh baginya”. (http://www.mirajnews.com).

Menurut Habibullah Al Faruq berdasar dengan

tempatnya, jujur ada beberapa macamnya, yakni:

a. Jujur dalam Niat dan Kehendak

Yakni motivasi atau dukungan bagi setiap gerak dan

langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah

SWT dan ingin mencapai RidhoNya. Jujur yang

sesungguhnya berbeda dengan berpura-pura jujur. Orang

yang bertindak pura-pura jujur merupakan orang yang

tidak ikhlas dalam berbuat.

2. Jujur dalam Ucapan

Yakni memberitahukan sesuatu sesuai dengan realita yang

tengah terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang

dibenarkan syari'at seperti dalam kondisi Perang,

mendamaikan orang yang tengah bersengketa dan

semisalnya. Setiap hamba memiliki kewajiban untuk

menjaga lisan, yakni dengan berbicara secara jujur dan

dianjurkan untuk menghindari kata sindiran karena dengan

hal tersebut adalah sepadan dengan kebohongan, kecuali

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

75

saat tengah dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat

tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.

3. Jujur dalam Perbuatan

Yakni seimbang antara lahir dan batin hingga tidaklah

berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam

perbuatan juga memiliki arti melaksanakan suatu pekerjaan

sesuai dengan yang diridhoi oleh Allah SWT dan

melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.

(http://www.habibullahurl.com).

Maka hendaklah seorang pelajar selalu berkata dan

berbuat dengan jujur sesuai dengan petunjuk di atas agar

terhindar dari celaan masyarakat, meninggikan kehormatan

kita, dan yang paling penting menjalankan ajaran suri

tauladan yang baik bagi manusia yakni Rasulullah SAW

dan mengamalkan sifat tersebut.

10. Tidak menghambur-hamburkan uang

Israf artinya berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta

serta menghambur-hamburkannya untuk hal-hal yang tak perlu,

sehingga menghalang-halangi orang yang berhak memakainya.

Sebagai akibat dari perbuatan ini, maka kemelaratan dan

kemiskinan akan melanda golongan orang-orang yang hidup

sederhana, terutama rakyat jelata yang berpenghasilan kecil.

Dari meratanya kemiskinan ini akan timbul rasa dengki dan iri

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

76

hati dari kalangan rakyat jelata terhadap orang-orang kaya,

sehingga segala bentuk kejahatan tumbuh subur.

Islam berpandangan bahwa harta kekayaan yang dimiliki

setiap individu adalah milik masyarakat. Karena pada asalnya

harta tersebut adalah milik Allah, kemudian dititipkan kepada

manusia, agar dimanfaatkan olehnya dan oleh orang-orang yang

berada di sekitarnya untuk tujuan kebajikan. Seorang muslim

bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Terkadang

ketika seseorang memperoleh sejumlah harta, mereka akan

bingung akan dibawa kemana. Islam sendiri memerintahkan

orang muslim untuk menjaga dan memanfaatkan hartanya di

jalan Allah. Allah SWT. berfirman:

ف سلاكل الله ببثل لاه ا أ لا ت سلاع بثل الهذكن ك فقون أبوال

لبن كشڠء والله كضڠع س ڠلال ف بله س لاه ا بڠئ لاه ا والله

واسع عهكArtinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-

orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah

adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus

biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa

yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-

Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah 2:

261) (http://opi.110mb.com).

Rasullullah SAW. bersabda:

إذا بببببڠت اس سببببڠن ا ق ببببع ع ببببي عبهببببي إلاه بببببن ث ثبببب ا إلاه بببببن

ا ك فع لاي أو ولدا ڠلحا كدعو لي دق ا جڠرك ا أو عه

Artinya: “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah

segala amalannya, kecuali dari tiga perkara:

shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

77

shaleh yang mendoakannya.” (H.R. Muslim)

(https://almanhaj.or.id).

Analisis dari data temuan dengan Al-Qur’an dan hadist

di atas, dimana pengertian menafkahkan harta di jalan Allah

meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan

perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Selain itu hadist di atas menerangkana bahwa salah ada 3

amalan yang tidak dapat terputus salah satunya yaitu shodaqoh

jariyah, maka sangatlah dianjurkan muslimin muslimat untuk

menyisihkan sebagian hartanya di jalan Allah salah satunya

dengan cara shodaqoh.

11. Menjaga harga diri

Kehormatan dan Harga Diri sebagai fitrah Tidak bisa dipungkiri,

manusia lahir di muka bumi ini dengan kondisi yang bersih.

Terlahir dengan jiwa yang suci dan dihiasi dengan penciptaan

yang sempurna. Wujud manusia telah dibentuk sedemikian

cantik dan indah. tidak heran bila al-Qur’an menyebutkan bahwa

manusia merupakan ahsanu Khuluqan. Rasulullah SAW.

memerintahkan umatnya untuk selalu menjaga kehormatan diri

(‘Iffah). Dalam sebuah sabdanya, Beliau berkata:

ألاڠ العكڠل ك علاد البنبن الفقكر الب عفه إنه الله

Artinya: “Sesungguhnya Allah s.w.t. senang dengan hamba-Nya

yang Mukmin dan fakir namun tetap menjaga

kehormatan dirinya serta menanggung nafkah

keluarganya”

(https://akhlakrasulullahsaw.wordpress.com).

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

78

Wajib bagi seorang muslim untuk menjaga dirinya dari

kemaksiatan. Kemaksiatan disini tidak hanya maksiat yang

lahiriyah saja tetapi juga batiniyah. Karena sesungguhnya

kemaksiatan bisa berasal dari sesuatu yang tidak terlihat seperti

prasangka buruk seseorang.

B. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām terhadap Akhlak dalam pendidikan akhlak di era

modern

Pendidikan kita saat ini menghadapi berbagai tantangan dan

persoalan, diantaranya pertama bertambahnya jumlah penduduk, kedua

berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar

pendidikan sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long

education) dan yang ketiga berkembangnya teknologi yang mempermudah

manusia dalam menguasai dan memanfaatkan dalam dan lingkungannya.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, segala bentuk

fasilitas dan layanan kepada manusia menjadi mudah dan terkesan

memanjakan manusia. Namun di balik kemajuan ini, terkadang justru

menimbulkan kegersangan rohani orang-orang modern.

Mayoritas kondisi kemanusiaan modern adalah berada dalam

wilayah pinggiran eksistensinya, bahkan bergerak menjauh dari pusat

eksistensi, yaitu Tuhan. Sebagai akibatnya, masyarakat modern menjadi

kehilangan visi keilahian dan melahirkan sikap/aklak yang tidak baik yang

menjerumus ke kehampaan spiritual. Akibatnya, banyak orang yang

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

79

melakukan sikap/perilaku yang tidak sesuai norma bahkan orang yang

berilmu pun yang tidak memiliki sikap/akhlak yang baik. Permasalahan

lainnya yang terjadi di masyarakat pada umumnya seperti kurangnya

kedisiplinan dalam bekerja, berumahtangga yang kurang harmonis, mendidik

anak tidak dengan nilai moral bahkan kerukunan bersosial yang kurang.

Bukanlah tidak mungkin menyelesaikan masalah-masalah tersebut, harus ada

kesadaran individu maupun institusi dalam menyelesaikan permasalahan.

Dengan mengetahui penyebab utamanya kemudian diadakan usaha kolektif

dalam mencari solusinya. Untuk mengatasi problem tersebut, yang salah

satunya diakibatkan oleh hilangnya visi keilahian setelah manusia bergerak

menjauh dari pusat eksistensi, maka tidak ada jalan lain kecuali kembali

ke pusat eksistensi tersebut.

Lalu bagaimana relevansi pemikiran K.H. Sholeh Darat terhadap

akhlak dalam pendidikan akhlak sekarang ini? Salah satu jawaban dari

permasalahan ini bisa dijawab dengan sebuah kitab karya beliau yaitu kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām. Lalu kenapa bisa kitab tersebut

yang menjadikan jawabannya? Sebenarnya kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām merupakan kitab fiqih sesuai yang dikatakan Martin Van

Bruinessen dalam karya tulisnya yang berjudul “Kitab Fiqih di Pesantren

Indonesia dan Malaysia”, kitab ini merupakan satu-satunya karya penting

berbahasa Jawa dengan huruf Arab (Arab pegon) tentang fiqh, yang ditulis

oleh Muhammad Shalih Darat dari Semarang, selain memuat juga ajaran-

ajaran teologi dan tasawuf atau akhlaq. Lalu kenapa bisa kitab yang

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

80

mayoritas dikatakan kitab fiqih bisa masuk menjadi kitab tentang akhlak?

Jawaban lebih renci akan dijelaskan oleh peneliti di bawah ini.

Setelah diteliti dan dianalisa, kitab ini merupakan rangkuman atau

ensiklopedi dari syari`at yang diperuntukkan bagi orang awam. Para ulama’

memberikan pengertian tentang syari’at Islam yaitu apa yang disyari`atkan

oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang meliputi akidah, ibadah, akhlak

mu`amalah. Pengertian ini sejalan dengan apa yang dimaksud oleh kitab

Majmū‘ah yang meskipun menitikberatkan pada masalah fiqh yang erat

kaitannya dengan hukum yang sangat dibutuhkan oleh orang awam. Maka

kitab tersebut dapat dikatakan merupakan kitab untuk atau lebih khususnya

untuk orang awan (pemula), dari sini penyampaiannya pun pasti lebih enak,

komunikatif dan sesuai kultur budaya Jawa karena K.H. Sholeh Darat sendiri

adalah ulama pribumi asli.

Pendidikan akhlak yang ada pada kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām sangatlah relevan jika di terapkan untuk pelajar sekarang,

karena dalam pembahasannya tentang pendidikan akhlak. Sehingga apabila

diterapkan pada para pelajar, mereka akan menjadi pelajar yang cerdas tapi

berakhlak mulia serta menjadi lebih kuat dalam mengarungi dan

menghadapi tantangan kehidupan yang akan datang.

Menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 6 bagian

diantaranya:

1. Akhlak terhadap Allah Swt.

2. Akhlak terhadap Rasulullah

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

81

3. Akhlak terhadap diri sendiri

4. Akhlak dalam keluarga

5. Akhlak dalam lingkungan sekitar (masyarakat)

Diantara ruang lingkup nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat

diambil dan diterapkan dalam dunia pendidikan dari kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘karya K.H. Sholeh Darat berhubungan dengan 4

pembagian besar yaitu Akhlak terhadap Allah SWT., Akhlak terhadap diri

sendiri, Akhlak terhadap keluarga dan Akhlak terhadap lingkungan sekitar

(bermasyarakat). Penulis uraikan diantaranya sebagai berikut:

1. Pendidikan Akhlak terhadap Allah SWT

Salah satu contoh pendidikan akhlak terhadap Allah SWT .

dalam kitab Majmū‘ah adalah Pendidikan Bertaqwa kepada Allah SWT.

Seorang pelajar muslim haruslah bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam

kitab Majmū‘ah dikatakan:

ا بببببڠ لاكببببي بببببو فرك ببببڠا واجبببب ا بببب وو لله اب سببببلا ڠ ي ڠ اسبببب

و عڠللله لن دو الله چبڠالله

Wajib setiap orang Islam semua melaksanakan perintah Allah AWT. dan

menjauhi larangan-Nya (As-Samarani, t.th: 32)

Sebaik-baik seorang muslim yaitu muslim yang bertaqwa

kepada Allah SWT seperti dalam Al-Quran surat Al-Hujrat 49: 13, Allah

SWT. berfirman:

شعولاڠ وقلاڠئل ل عڠرفوا بن ذبرا وأ ثلله وجعه ڠب كڠ أك ڠ ال هڠ إ هڠ خهق ڠب

خلاكر عهك إنه الله أ قڠب ع د الله إنه أبربب

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

82

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujrat 49: 13)

(http://opi.110mb.com)

Sudah sangat jelas apa yang diterangkan di Al-Qur’an dan juga

data temuan yang ditemukan di kitab Majmū‘ah, bahwa sesungguhnya

kita diperintahkan oleh Allah untuk bertaqwa kepada-Nya karena

sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang

bertaqwa kepadanya. Dimana bertaqwa dengan menjalankan perintah-

Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dengan bertakwa orang akan selalu berhati-hati dalam setiap

ucapan dan melakukan perbuatan dalam kehidupannya, hal tersebut

dikarenakan rasa keyakinan kepada kebenaran ajaran Tuhan yang ia

yakini. ketakwaan adalah aplikasi dari tingkat keimanan seseorang yang

salah satunya ditunjukkan oleh sikap kepatuhan dan perilaku dalam

beribadah dan dalam kehidupan sehari-hari.

Bertaqwa kepada Allah SWT ini, relevan sekali dengan para

pelajar di era modern sekarang, pendidikan ini harus diberikan kepada

para pelajar saat ini. Tentu saja bisa karena Tuhan memerintahkan setiap

umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, berbuat

kebaikan, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta mentaati

setiap aturan yang bertujuan untuk kebaikan. Sekolah diciptakan untuk

membentuk pribadi yang mantap dari segi mental, intelektual, dan

sepiritual. Maka disetiap sekolah pasti memiliki aturan-aturan yang

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

83

diciptakan untuk mencapai tujuan dalam membentuk pribadi siswa yang

mantap tersebut. Dan agama apapun tentu tidak membenarkan setiap

umatnya untuk melanggar aturan di dunia yang bertujuan untuk kebaikan

umat-Nya.

Berikut ini adalah berbagai contoh sikap dan perilaku siswa

yang bertakwa dalam lingkungan sekolah :

a. Menghormati guru karena guru merupakan seorang pendidik yang

diharapkan bisa membantu siswa dalam mengembangkan diri.

b. Menghormati teman dan tidak bersikap sombong apabila diberikan

kelebihan. Setiap siswa harus menyadari bahwa setiap orang tidak

diciptakan sama dan setiap orang harus menghargainya.

c. Berusaha untuk tidak melanggar tata tertib sekolah, karena tata tertib

sekolah diciptakan sebagai rambu-rambu untuk membentuk perilaku

siswa yang baik. Sehingga diharapkan akan terbiasa untuk berbuat

baik pula dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memelihara kebersihan dan kesehatan, dalam hal ini termasuk juga

memelihara lingkungan sekolah misal dengan tidak membuang

sampah sembarangan. Karena diyakini bahwa menjaga kebersihan

merupakan sebagian dari iman.

e. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar (menuntut ilmu), karena

belajar merupakan salah satu kewajiban agama baik belajar bidang

agama maupun bidang umum.

2. Pendidikan berakhlak terhadap diri sendiri

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

84

Salah satu contoh pendidikan akhlak terhadap diri sendiri dalam

kitab Majmū‘ah adalah pendidikan untuk selalu bersyukur kepada Allah

SWT. Syukur merupakan salah satu amalan yang terkadang diabaikan

seseorang, entah itu ketika Allah memberika kelebihan maupun

kekurangan yang telah diberikan kepada seseorang tersebut. Allah SWT.

menciptakan dan memberikan rahmat-Nya kepada kita merupakan yang

terbaik, hanya saja bagaimana seseorang tersebut menyikapinya. Dalam

kitab Majmū‘ah dikatakan:

كسبببب وءبن ا بببب لببببن اولك بببب ا ببببوي بع ببببڠ اكبببببڠن اكبببب اولك ببببلله

اك ا وااورااك ا ركبڠ لن رضڠا ب الله ڠ سبڠلاك ڠ ب

Atau makna dari iman itu dapat memperlihatkan hatinya dan dapat

menerima dan ridho hatinya dalam segala hukumnya Allah enak ataupun

tidak enak (As-Samarani, t.th: 20)

ر كبڠرضڠافڠ بوب الله بس بو ورا ا وا بو لن ار

لارابڠ ا وافڠاكت ا وا بو اك ك ا والاوت

Dan akan ridho menerima hukumnya Allah, maksudnya hukum sehat

maupun sakit, manis ataupun pahit, ataupun hukum ringan ataupun berat

(As-Samarani, t.th: 18)

ببببب بسبببب جببببڠب جبببب بڠلاكببببي ار لببببن واجبببب ا سببببلله ببهبببب

ب ببببب سبببببلان واجببببب لبببببن بببببدوا سببببببڠلاك ڠ بع بببببك ٢ار

ركبڠرضبببببببڠافڠ بو ب الله بسببببببب سڠءلواسببببببب عببببببببوري لبببببببن ار

ببببببو ورا ا وا ببببببو لاراببببببڠ ا وافڠاكبببببت ا وا ببببببو اك كببببب

ا والاوت

Dan wajib setiap mukallaf semuanya akan menjaga diri yang pasti akan

bertemu dan menjauhi seluruh maksiat selama umurnya dan akan ridho

menerima hukumnya Allah, maksudnya hukum sehat maupun sakit,

manis ataupun pahit, ataupun hukum ringan ataupun berat (As-Samarani,

t.th: 18)

Allah SWT. berfirman:

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

85

ر ه العڠلبكن ال بد لله

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-

Fatikhah 1: 2) (http://opi.110mb.com)

Allah berfirman di dalam Hadist Qudsi-Nya:

ا ه بڠذبر لله شبر لله واذابڠ سك لله بفر لله قڠ ا عڠللله كڠالان اد

Artinya: “Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam,

bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau

mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti

engkau telah mendurhakai Aku!.” (H.R Thabrani)

(http://mikiarmadaibnutsman.blogspot.co.id).

Maksudnya Alhamdu dalam Q.S Al-Fatikhah ayat 2 yang berarti

segala puji yang merupakan wujud syukur kepada Allah SWT. Memuji

orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan

kemauan sendiri. Maka memuji Allah berati: menyanjung-Nya karena

perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti

mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita

menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari

segala kebaikan yang patut dipuji. Beriman kepada Tuhan Yang Maha

Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala

puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah

adalah Maha Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam

alam ini. Diantara nikmat itu ialah nikmat penciptaan, nikmat mendidik

dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin

tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti

tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Begitu pula dalam hadist

qudsi menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

86

dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah,

karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan,

penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan

dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi

sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah

keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta

berguna bagi masyarakat.

Imam Gazali menyebutkan 3 macam syukur sebagai berikut :

a. Syukur dengan lisan

Yaitu syukurnya orang berilmu yang direalisasikan dengan bentuk

ucapan. Dengan ucapannya itu adalah merupakan pengakuan dari

sikap untuk selalu merendahkan diri dihadapan Allah SWT.

b. Syukur dengan badan

Adalah syukurnya ahli ibadah, ini direalisasikan melalui perbuatan

baik, yakni dengan banyak beribadah. Dirinya akan selalu sepakat

dan melayani untuk terus mengabdi kepada Allah, begitu juga

dengan hartanya untuk salalu di nafkahkan di jalanNya.

c. Syukur dengan Hati

Adalah syukurnya seorang ahli makrifat yakni perwujudan hati yang

selalu mengasingkan diri di hadapan Allah SWT, dengan menjaga

keagunganNya yang diwujudkan melalui segala bentuk perbuatan

dan amalnya termasuk gerak hatinya secara konsisten di hadapan

Allah SWT.

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

87

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa syukur

(bersyukur) berarti ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT.

dengan membuka atau mengakui bahwa nikmat tersebut berasal dari-

Nya. Serta direalisasikan dalam perbuatan dengan meningkatkan ketaatan

kepada Allah, menggunakan nikmat tersebut sesuai fungsinya, dan

berusaha menahan diri dari larangan-Nya. Seorang pelajar harus

dibiasakan selalu bersyukur terhadap apa saja yang dimilikinya, karena

barang siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya. Sebagai hamba

Allah, bersyukur adalah hal yang wajib karena atas nikmat yang

diberikan secara lahir maupu batin. Selain itu seorang pelajar yang

bersyukur akan melihat ke bawah untuk urusan duniawi. Dengan melihat

ke bawah, kita akan mengetahui bahwa kita jauh lebih beruntung

dibandingkan jutaan manusia di muka bumi ini, misalkan saja banyak

saudara kita yang tidak bisa sokolah apalagi melanjutkan kejenjang yang

lebih tinggi, tidak dapat makan, tidak memiliki tempat tinggal, menderita

penyakit parah, hidup di daerah konflik, atau mengalami musibah

bencana alam. Dan seorang pelajar yang bersyukur akan melihat ke atas

untuk urusan akhirat, maka akan lebih bersyukur menerima segala apa

yang telah diberikan dan hanya mengharap ridho Allah SWT.

3. Pendidikan Akhlak kepada keluarga

Salah satu contoh pendidikan akhlak terhadap keluarga dalam

kitab Majmū‘ah adalah pendidikan untuk selalu berbakti kepada orang

tua. Di dalam kitab Majmū‘ah dikatakan:

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

88

2رك ڠا سبكرا ڠلاب برك لافڠ لاكو لن ب ورو افڠف واج

اورفرك ي بع كت

Wajib berbakti kepada bapak ibunya dan patuh apa perintahnya sekira-

kira tidak perintah maksiat (As-Samarani, t.th: 32)

Amal yang paling utama adalah berbakti kepada kedua orang tua.

Dengan dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu

Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata :

أي العبببببل أف عهكببببي وسببببهه ببببههلله الله ضببببل قببببڠل سببببألت رسببببول الله

ه أي قبببڠل لابببر الوالبببدكن قبببڠل ببب عهبببلله وق بببڠ قبببڠل قهبببت ثببب ال ه

ه أي قڠل الج ڠد ف سلاكل الله قهت ث

Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada

waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal

waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga

jihad di jalan Allah” (Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim

No.85, Fathul Baari 2/9) (https://almanhaj.or.id).

Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-

amal yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain (berbakti

kepada kedua orang tua). Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

ولا شبببربوا لابببي شبببكئڠ ولاڠلوالبببدكن إ سبببڠ ڠ ولابببذي القرلابببلله و اعلابببدوا الله

والك ببببببببڠبلله والبسببببببببڠبكن والجببببببببڠر ذي القرلاببببببببلله والجببببببببڠر الج بببببببب

إنه الله بببببڠ لاڠلج ببببب والابببببن السهبببببلاكل وببببببڠ بهببببببت أكببببببڠ ب لا وال ه

ك بن بڠن بخ ڠلا فخورا

Artinya: “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang

tua Ibu Bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman

sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

89

tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

banggakan diri,”. (An Nisa’ : 36) (http://opi.110mb.com).

Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan

perintah, dan perintah disini menunjukkan kewajiban, khususnya, karena

terletak setelah perintah untuk beribadah dan meng-Esa-kan (tidak

mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan (kalimat

dalam ayat tersebut) dari perintah ini. Sesungguhnya ridha Allah

bergantung kepada ridha orang tua, sesuai hadits Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wa sallam, disebutkan:

رضببب ا ع بببببڠ أنه رسببببول عبببن علاببببد ا لاببببن عببببرو لاببببن العببببڠ

ه فبببب رضببببڠ الوالببببد، ا ببببههلله ا ع قببببڠل رضببببڠ الببببره هكببببي وسببببهه

ه ف سخ الوالد وسخ الره

Artinya: “Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma,

bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan

murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”

(https://almanhaj.or.id).

Dalam pandangan penulis, mengajarkan kepada anak agar

senantiasa berbakti kepada kedua orangtuanya adalah suatu keharusan

yang tidak dibantah lagi. Sudah banyak perilaku anak di negeri ini yang

menunjukkan anak tersebut kurang atau bahkan tidak berbakti kepada

orangtuanya (terutama kepada ibunya), misalnya anak membentak dan

berlaku kasar kepada orangtuanya, lebih memilih orangtua dititipkan di

panti jompo daripada merawat di rumahnya sendiri, memperkarakan

orangtuanya karena sengketa harta benda, tidak mengakui orangtuanya

karena kemiskinan dan penampilan yang tidak menarik, memperlakukan

orangtua seperti pembantu, memukul hingga luka bahkan menghilangkan

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

90

nyawanya dengan berbagai alasan yang tidak dibenarkan oleh hukum

agama, dan sebagainya. Oleh karena itu, mengajarkan anak agar berbakti

kepada orangtua masih sangat relevan dengan pendidikan anak

kontemporer dengan cara mendoakan orangtua, menjaga silaturahmi,

menghormati, dan mempergaulinya dengan baik, menaati (selama tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip agama) dan menunaikan hak-hak

orangtua, memperhatikan, dan menjaga keduanya.

4. Pendidikan berakhlak terhadap Masyarakat

Salah satu contoh pendidikan akhlak terhadap masyarakat dalam

kitab Majmū‘ah adalah pendidikan untuk selalu menjaga perkataan

لاڠبوسڠبن فك برك لن س عي سب اك ار واج ا ووڠ اس

اجڠ فكسن ك ڠ ال ٢سبڠلاك ڠ ووڠ اس

Dan setengah dari kewajiban dari orang Islam itu akan memperbagus

mencoba kepada semua orang Islam jangan sampai sekali-kali berkata

buruk (As-Samarani, t.th: 34)

Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan lidah. Dengan

lidah kita dapat berkomunikasi dan menentukan rasa. Dengan lidah ini

juga kita bisa membuat lawan bicara kita menjadi tergerak kepada

kebaikan ataupun keburukan, membuat lawan bicara tersenyum bahagia

ataupun menangis menahan perih. Meski lidah merupakan nikmat yang

besar, namun kita perlu mengetahui, bahwasanya lidah yang berfungsi

untuk berbicara ini seperti senjata bermata dua. Yaitu dapat digunakan

untuk taat kepada Allah, dan juga dapat digunakan untuk

memperturutkan setan.

Allah berfirman :

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

91

كبببڠ أك بببڠ الهبببذكن آب بببوا ا هقبببوا الله أعببببڠلب وقولبببوا قبببولا سدكداك بببهح لبببب

ورسولي فقد فڠ فو ا عظكبڠ ع وبن ك ع الله ذ ولاب فر لب وك

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian

kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya

Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-

dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” (Al-

Ahzab : 70-71) (http://opi.110mb.com).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

الآخر فهكقل خكرا أو لك بت والكو وبن بڠن كنبن لاڠللهArtinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka

hendaknya dia berkata yang baik atau diam”

(https://almanhaj.or.id).

Maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak berkata

hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya

tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan

tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau

ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak

usah berbicara.

Pendidikan untuk selalu menjaga perkataan ini sangat relevan

jika diterapkan dan diajarkan pada pelajar di era sekarang. Karena

sesungguhnya perkataan lebih tajam daripada pedang, apalagi jika

sampai menimbulkan fitnah sangatlah besar dosanya, seperti firman

Allah SWT. Dalam Q.S. Al-Baqarah : 191

والف ببب أخرجبببوب بببن كببب وأخرجبببوا به ثقف ببببوا كببب واق هبببوا

فكبببي أشبببد بببب هبببلله كقبببڠ هوب ع بببد البسبببجد ال بببرا ن الق بببل ولا قبببڠ هوا

بذل ج اء البڠفركن فڠق هوا فإن قڠ هوبArtinya: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan

usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

92

(Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari

pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di

Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di

tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka

bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir”

(Q.S. Al-Baqarah : 191 ) (http://opi.110mb.com).

Sangat jelas sekali bahwa perkataan yang tidak baik (fitnah)

lebih kejam dari pada pembunuhan. Maka dengan seorang menjaga

perkataan secara tidak langsung akan menjaga hubungan baik antara

yang satu dengan yang lainnya baik hubungan internal maupun eksternal

dan terjalinnya rasa persaudaraan.

Dan pada bagian penutup K.H. Sholeh Darat seperti berpesan

dalam penutup kitab tersebut juga mengandung nilai pendidikan akhlak

secara tersirat yaitu “supoyo pahamo wong-wong amtsal ingsun awam

kang ora ngerti basa Arab.” (supaya paham orang-orang awam seperti

saya yang tidak mengerti bahasa Arab) (As-Samarani, t.th: 278). Kenapa

kata-kata tersebut bisa dikatakan mengandung pendidikan akhlak?

Karena beliau sangking rendah hatinya menyatakan kata-kata tersebut

yaitu beliau tidak mengerti bahasa Arab padahal beliau adalah seorang

santri dan pengajar yang pernah berpengalaman di Makkah, maka tidak

dapat dipungkiri beliau tidak bisa bahasa Arab, beliau sebetulnya bisa

berbahasa Arab tetapi dengan kerendahan hatinya agar beliau dapat

merangkaul orang-orang awan dengan kitab tersebut, sehingga orang

awam tidak terlalu takut dengan beliau.

Selain itu, dengan masih mempelajari bahasa Jawa, secara tidak

langsung eksistensi bahasa lokal, bahasa Jawa, akan terjaga dan lestari di

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

93

tengah maraknya penggunaan bahasa asing di kalangan masyarakat.

Dan hingga saat ini, menurut pengamatan penulis, komunitas Saleh

Darat masih tetap eksis. Seperti di Pesantren Bareng Kudus Jawa

Tengah, maupun di Losari. Bahkan ada komunitas para penggemar

ataupun pecinta K.H. Sholeh Darat dimana komunitas tersebut bernama

KOPISODA (Komunitas Pecinta K. H. Sholeh Darat).

Dengan demikian sangat relevan apa yang telah dipikirkan dan

dituangkannya dalam bentuk manuskrip sebuah kitab yang bernama kitab

Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām oleh K.H. Sholeh Darat jika

diaplikasikan dengan baik dan benar. Maka dengan pendidikan akhlak

yang diusung melalui kitab tersebut disertai dengan usaha dan doa, tidak

dipungkiri akan membawa pendidikan di era sekarang yang tidak hanya

berorientasi pada aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek afektif dan

spiritual.

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

94

BAB V

PENUTUP

Dalam bab yang terakhir ini, penulis mengambil kesimpulan

berdasarkan analisis yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya dan

disesuaikan dengan pembahasan penulisan ini. Sebagai tambahan, penulis juga

memberikan saran-saran yang relevan dengan harapan menjadi sebuah kontribusi

pemikiran bagi dunia pendidikan akhlak khususnya dan bagi Pendidikan Agama

Islam pada umumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Majmū‘ah As-

Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K. H. Muhammad Sholeh Darat

As-Samarani?

Dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya

K. H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani beliau memaparkan Beliau

lebih menekankan pada pengamalan ajaran Islam secara konsisten,

dengan dilandaskan pada teks-teks al-Qur’an dan Hadits. Beliau sangat

menolak adanya pemahaman tasawuf falsafi, yakni tasawuf yang

ajaran-ajaranya memadukan antara visi intuitif dan visi rasional

pengarangnya, khususnya untuk orang awam. Betapa pentingnya

pendidikan pada segala sendi kehidupan agar manusia harus memiliki

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

95

pendidikan sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. Pendidikan

budi pekerti sering diartikan dengan pendidikan akhlak. Pendidikan

akhlak merupakan dua istilah yang memiliki kesamaan esensi, walaupun

akhlak memiliki memiliki pengertian watak, sikap, sifat, moral yang

tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang di terukur oleh norma-

norma sopan santun, tata karma dan adat istiadat, sedangkan akhlak

merupakan suatu system yang menilai tindakan dzahir dan batin manusia

atau di atur dengan agama. Dari pemaparan beliau, nilai-nilai pendidikan

akhlak yang ada pada kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām

karya K. H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani dapat penulis

kelompokan menjadi empat antara lain:

a. Pendidikan berakhlak kepada Allah SWT

b. Pendidikan berakhlak kepada diri sendiri

c. Pendidikan berakhlak kepada keluarga

d. Pendidikan berakhlak terhadap masyarakat

Secara umum nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam

kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām karya K. H.

Muhammad Sholeh Darat As-Samarani di antaranya adalah: bertaqwa

kepada Allah SWT., menjaga diri dari maksiat, syukur, wara’, patuh

terhadap pemimpin, berbakti kepada orang tua, menjaga perkataan, sabar,

jujur, tidak menghambur-hamburkan uang, dan menjaga harga diri

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

96

2. Bagaimana relevansi pemikiran K.H. Muhammad Sholeh Darat As-

Samarani dalam kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah lil ‘Awām

dengan Pendidikan Akhlak di era Modern?

Pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Nashaihul ‘Ibad

karyaa Imam Nawawi al-Bantani dengan konteks kehidupan pelajar

sekarang sangatlah relevan dan sesuai. Pendidikan-pendidikan akhlak

yang dapat diambil dan diterapkan pada para pelajar sekarang dari kitab

ini antara lain:

a. Pendidikan berakhlak kepada Allah SWT, salah satu contohnya adalah

pendidikan untuk bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Pendidikan berakhlak kepada diri sendiri, salah satu contohnya adalah

pendidikan untuk pendidikan untuk selalu bersyukur.

c. Pendidikan berakhlak kepada keluarga, salah satu contohnya adalah

birrul walidain atau berbakti kepada orang tua.

d. Pendidikan berakhlak kepada masyarakat, salah satu contohnya

adalah pendidikan untuk selalu menjaga perkataan

Dan pesan terakhir dalam kitab tersebut dalam bagian penutup

secara tersirat K.H. Sholeh Darat berpesan ketika ilmu kita sudah banyak

maka janganlah pamer dan sombong. Dengan pendidikan akhlak yang

diusung melalui kitab tersebut disertai dengan usaha dan doa, tidak

dipungkiri akan membawa pendidikan di era modern sekarang yang

tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek

afektif dan spiritual.

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

97

B. Saran-saran

Dari hasil kesimpulan di atas, perlu kiranya penulis memberikan saran

yang mungkin dapat membantu dan bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia

maupun para pembaca yang budiman

1. Bagi Orang tua

Orang tua diberikan amanah oleh Allah SWT., hendaknya

meningkatkan kesadaran akan peranan dan posisinya untuk menanamkan

nilai-nilai pendidikan Islam kepada anak-anaknya sejak kecil. Agar

nantinya anak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sholeh dan sholehah.

2. Bagi Pendidik

Seorang guru hendaknya dapat menjadi teladan yang baik bagi

anak didiknya, sehingga seorang guru harus dapat “digugu dan ditiru” oleh

anak didiknya. Juga proses pembelajaran harus dibuat bervariasi dan

menyenangkan, agar peserta didik tidak bosan dan jenuh ketika mengikuti

pembelajaran. Membangun kedekatan dengan peserta didik, kedekatan

yang pada batasnya. Hal ini akan membuat pendidik mudah memahami

karakter peserta didik dan peserta didik merasa nyaman ketika belajar.

3. Bagi peneliti

Dapat disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut

dari pembahasan dan topik masalah yang telah dibahas di atas. Sehingga

dapat memberikan gambaran pendidikan akhlak khususnya dan pendidikan

Agama Islam pada umumnya guna tercapainya cita-cita bangsa Indonesia

yang tercurah di dalam Pancasila (Insan Kamil).

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

98

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimasyqiy, Husain An-Nawawi. Tanpa tahun. Terjemah Hadits Arba’in

Nawawiyah. Terjemahan oleh Tim Pustaka Nuun. 2014. Semarang:

Pustaka Nuun.

Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo:Era Intermedia.

Ali, Muhammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Grafindo Persada

Amri,Syafri Ulil. 2014. Pendidikan Karakter. Jakarta: Rajawali.

As-Samārānī, Muhammad Sholeh bin ‘Umar. 1892. Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-

Kāfiyah lil ‘Awām. 1955. Semarang: PT. Karya Toha.

At-Tirmidzi, Saurah. Tanpa tahun. Shahih Sunan Tirmidzi: Seleksi Hadits Shahih

dari Kitab Sunan Tirmidzi. Terjemahan oleh Abu Muqbil Ahmad

Yuswaji. 2002. Depok: Pustaka Azzam.

Bizawie, Zainul Milal. 2016. Masterpiece Islam Nusantara: Sanad Jejaring

Ulama-Santri 1830-1945. Ciputat Baru: Pustaka Kompas.

Dzahir, Abu Malikus Salih & Ichwan. Kiai & Perjuangan kyai Sholeh Darat

Semarang. Semarang. Semarang: Perhimpunan Remaja Islam Masjid

Kyai Sholeh Darat Semarang/PRIMAKISADA. Tanpa tahun.

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Jakarta: PT Delta Pamungkas.

Ghazali, Munir. 2007. Pemikiran Kalam Muhammad Salih Darat As-Samarani

(1820-1903). Yogyakarta: Pascasarjana Ilmu Agama Islam UIN Sunan

Kalijaga.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM Yogjakarta.

Hakim, Taufiq. 2016. Kiai Sholeh Darat dan Dinamika Politik di Nusantara Abad

XIX-XX M. Yogyakarta: INDeS.

In’amuzzahidin, M. 2012. Pemikiran Sufistik Muhammad Shalih Al-Samarani.

Walisongo, 20(2): 321-346.

Mansur. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka.

Mardalis. 1995. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

99

Masyhuri, K.H. A. Aziz. 2008. 99 Kiai Kharismatik Indonesia Biografi,

Perjuangan, Ajaran, dan Doa-doa Utama yang Diwariskan.

Yogyakarta: Kutub.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Mudzakiron & Arif Chasanul Muna. 2015. Pola Redaksi Matan Hadis Dalam

Kitab Majmū’ah Al-Syarī’ah Karya K.H. Saleh Darat. Religia, 18(2):

227-243.

Munir, Ghazali, Shalat Jum’at Bergantian, Implementasi Konsep Iman dan

Amal Muhammad Salih Ibn Umar as-Samarani dalam Masyarakat

Modern. Semarang: Syiar Media Publishing, 2008.

Munzier dan Ali. 2008. Watak Pendidikan Islam. Jakarta Utara: Farika Agung

Insani.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghaloia Indonesia.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.

Sa’ud, Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Salim, Abdullah. 1994. Majmū‘at al-Sharī‘ah al-Kāfiyah li ’l-‘Awwām

karya Shaikh Muhammad Shālih Ibn ‘Umar al-Samārānī. Jakarta:

Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah.

Shabir, Muslich. Studi Kitab Munjiyat: Menyingkap Konsep Kiai Saleh

Darat tentang Perbuatan yang Membinasakan dan yang

Menyelamatkan Manusia. Semarang: Puslit IAIN Walisongo, 2007,

Vol. XV, No. 1, Mei 2007.

Sukandarrumidi. 2002. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Ulum, Amirul. 2016. KH. Muhammad Sholeh Darat Al-Samarani Maha Guru

Ulama Nusantara. Yogyakarta: Global Press.

Winarco, Andri. 2017. Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif K.H. Muhammad

Sholeh Darat Al-Samarani. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan

Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

Ya’cub, Hamzah. 1983. Etika Islam. Bandung: Diponegoro.

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

100

Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an Revisi Terjemah oleh

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI. 2009.

Syaamil Al-Qur’an Edisi Khat Madinah. Bandung: PT. Sygma

Examedia Arkanleema.

Yunus, Mahmud. 1962. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:Mutiara Sumber

Widya.

(https://abbymolana.wordpress.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017.

Pukul 07:17.

(https://akhlakrasulullahsaw.wordpress.com). Diakses pada hari Selasa, 05

September 2017. Pukul 17.35.

(https://almanhaj.or.id). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul 07:47.

(http://www.dic.or.id ). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul 07:21.

(https://elsunnah.wordpress.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul

07:01.

(https://generasisalaf.wordpress.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017.

Pukul 08:51.

(http://mikiarmadaibnutsman.blogspot.co.id). Diakses pada hari Senin, 10 Juli

2017. Pukul 06:48.

(http://www.mirajnews.com). Diakses pada hari Selasa, 05 September 2017.

Pukul 17.33

(https://muslim.or.id). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul 9:03.

(http://www.mutiarahadits.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul

08:13.

(http://www.rahmanbashri.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul

08:03.

(https://rumaysho.com). Diakses pada hari Selasa, 05 September 2017. Pukul

17.24.

(http://salafy.or.id). Diakses pada hari Selasa, 05 September 2017. Pukul 17.57

(http://www.ummi-online.com). Diakses pada hari Senin, 10 Juli 2017. Pukul

07:40.

(http://yurirobithoh.blogspot.com). Diakses pada hari Jum’at, 14 Juli 2017. Pukul

11.59.

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

K.H. Muhammad Sholeh Darat As-Samarani

Kitab Majmū‘ah As-Syarī‘ah Al-Kāfiyah Lil ‘Awām

terbitan Karya Toha Putera Semarang

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah
Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah
Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

DAFTAR SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Dimas Adam Saputra Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI

NIM : 111-13-251 Dosen Pemdik : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

NO. KEGIATAN PELAKSANAAN SEBAGAI NILAI

1 OPAK STAIN Salatiga

2013

26-27 Agustus 2013 Peserta 3

2 OPAK TARBIYAH 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3

3 UPT Perpustakaan 16 September 2013 Peserta 2

4 Masa Ta'aruf (MASTA)

IMM

06 September 2013 Peserta 2

5 Training Pembuatan

Makalah (LDK STAIN

Salatiga)

18 September 2013 Peserta 2

6 Sertifikat Pelatihan "PLCPP

Membuka Cakrawala Dunia

Serta Membangun

kreadibilitas bangsa

(RACANA STAIN

Salatiga)"

20-13 September

2013

Peserta 2

7 Sertifikat Kajian Intensif

Mahasiswa (LDK STAIN

Salatiga)

10 Oktober 2013 Peserta 2

8 Sertifikat Regional "Piagam

Kenaikan Tingkat Jambon

PSHT Cabang Salatiga"

8 Februari 2014 Peserta 2

9 Sertifikat Penghargaan

"Longman TOEFL Training

( STAIN Salatiga Boarding

House)"

14 Februari 2014 Peserta 2

10 Sertifikat CEC Festifal 20-22 Februari 2014 Panitia 3

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

105

2014 STAIN Salatiga

11 Akhirussanah Ma'had

STAIN Salatiga 2013/2014

21 Juni 2014 Panitia 3

12 Sertifikat Santri Ma'had

Putra STAIN Salatiga

2013/2014

29 September 2015 Peserta 2

13 Sertifikat Penghargaan

"Intensive TOEFL

Preparation Training

Program"

5-24 Januari 2015 Peserta 2

14 Seminar Internasional

"ASEAN Economic

Community 2015;

Prospects and Challenges

for islamic Higher

Education"

28 Februari 2015 Peserta 8

15

Ma'had IAIN Salatiga

Certificate " Lokakarya

Ma'had IAIN Salatiga"

10 April 15 Panitia 3

16 Sertifikat Kejuaraan

Nasional "The 2nd

Airlangga Setia Hati Terate

Pencak Silat

Championship"

13-18 April 2015 Peserta 2

17 Sertifikat Rihlah Rohani

Ma'had IAIN Salatiga

5-8 Mei 2015 Panitia 2

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah
Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

107

18 Sertifikat Piagam

Penghargaan Kejuaraan

Regional "Pencak Silat

PSHT CUP 2015 Juara 1

Seni Tunggal Dewasa

Putra"

26-27 September

2015

Juara I 3

19 Sertifikat Piagam Piagam

Penghargaan Kejuaraan

Regional "Pencak Silat

PSHT CUP 2015 Juara 1

Seni Beregu Dewasa Putra"

26-27 September

2015

Juara I 3

20 Sertifikat Piagam Piagam

Penghargaan Kejuaraan

Regional "Pencak Silat

PSHT CUP 2015 Kota

Salatiga dan sekitarnya"

26-27 September

2015

Panitia 3

21 Sertifikat LCC Ma'had Al-

Jami'ah IAIN Salatiga

14-17 Desember

2015

Panitia 3

22 Certificate of Ma'had

Championship

21-26 Desember

2015

Panitia 3

23 Piagam Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Polos

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2015/2016"

24 Desember 2015 Panitia 3

24 Ma'had IAIN Salatiga

Certificate "The

Civilization of Islamic

Spain"

26 Desember 2015 Pemateri 4

25 Sertifikat Acara Ma'had

IAIN Salatiga Bersih Desa

28 Desember 2015 Panitia 3

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

108

26 Sertifikat Piagam

Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Jambon

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2015/2016"

9-10 April 2016 Panitia 3

27 Sertifikat Peringatan Isra'

Mi'raj Nabi Muhammad

SAW. Ma'had Al-Jami'ah

Putra IAIN Salatiga

6 Mei 2016 Panitia 3

28 Ma'had IAIN Salatiga

Certificate "Having good

ability in leanguage

speaking"

8 Mei 2016 Panitia 3

29 Sertifikat Sima'an Akbar

Al-Qur'an bersama JQH Al-

Furqon

17 Mei 2016 Panitia 3

30 Sertifikat "Haflah Ihtitam

period 2015/2016 (IAIN

Salatiga Islamic Boarding

School)"

19 Mei 2016 Panitia 3

31 Piagam Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Hijau

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2015/2016"

28-29 Mei 2016 Panitia 3

32 Sertifikat Pengurus Ma'had

Al-Jami'ah IAIN Salatiga

2014 -2016 Pengurus 4

33 Serifikat Pengajar Ma'had

Al-Jami'ah IAIN Salatiga

2015-2016 Pengajar 4

34 Piagam Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Polos

11 Desember 2016 Panitia 3

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

109

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2016/2017"

35 Sertifikat Internasional

"International Certificate of

Pemuda Mendunia

Malaysia"

16 Januari 2017 Peserta 8

36 Certificate of Spoken

English Training

11 Maret-21 Mei

2017

Peserta 2

37 Piagam Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Jambon

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2016/2017"

23-24 April 2017 Panitia 3

38 Piagam Penghargaan "Tes

Kenaikan Sabuk Hijau

PSHT Komisariat IAIN

Salatiga 2016/2017"

10-11 Juni 2017 Panitia 3

39 Sertifikat Pemateri “LDMI-

HMI Pesantren Kilat

Ramadhan tahun 2017 di 7

sekolah Salatiga dan

sekitarnya”

09-16 Juni 2017 Pemateri 4

TOTAL 119

Page 123: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2040/1/SKRIPSI pdf...Kalimat Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Kitab Majmū‘ah As-Sharī‘ah Al-Kāfiyah

110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dimas Adam Saputra

Tempat, tanggal lahir : Magelang, 24 September 1993

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Krajan II Ngabean

Nomer Hand Phone : 0823 2474 1997

Latar Pendidikan : RA Ma’arif Ngabean : 1998 - 2000

MI Ma’arif Ngabean : 2000 - 2001

SD N 2 Secang : 2001 - 2007

SMP N 1 Secang : 2007 - 2009

SMK N 1 Temanggung : 2009 - 2013

IAIN Salatiga : 2013 - sekarang

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat supaya dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Salatiga, 17 Juli 2017

Penulis,

Dimas Adam Saputra

111-13-251