nilai - nilai pancasila

31
TUGAS PKN MAKALAH NILAI – NILAI PANCASILA DAN SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA OLEH : KELOMPOK III : 1. FEBRIANTO JEREMY ALLAK 2. YOEL PATILANG 3. WELDI ABY RAFDI 4. ASMUDIN 5. RISKY SMK TAMBANG NUSANTARA

Upload: febrixvalentine

Post on 22-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas Kelompok

TRANSCRIPT

TUGASPKNMAKALAHNILAI NILAI PANCASILADANSIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

OLEH :KELOMPOK III :1. FEBRIANTO JEREMY ALLAK2. YOEL PATILANG3. WELDI ABY RAFDI4. ASMUDIN5. RISKY

SMK TAMBANG NUSANTARAKENDARI2014

KATA PENGANTARPuji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Berkat Rahmat dan Bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini.Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan Makalah ini.Semoga dengan selesainya Makalah ini, dapat Bermanfaat bagi siswa siswi dan para pembaca lainnya.

DAFTAR ISIDaftar IsiBAB I PendahuluanA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanBAB II PembahasanA. Nilai Nilai PancasilaB. Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi TerbukaBAB III Penutup1. Simpulan2. SaranDaftar Pustaka

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPancasila merupakan landasan idil bagi bangsa Indonesia. Artinya Pancasila merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan cita-cita hukum bangsa dan Negara serta cita-cita moral bangsa Indonesia. Sebagai sebuah ideologi terbuka, pancasila mempunyai nilai-nilai baik yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan berwarga berbangsa dan bernegara.Dalam kasus ini akan dibahas tentang nilai-nilai pancasila dalam berbagai bidang, karena tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat bagi segala bidang.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut :1. Apa yang di maksud dengan nilai-nilai Pancasila ?2. Bagaimana penerapan sikap positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi terbuka ?

C. TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Diharapkan para siswa-siswi dapat lebih mendalami materi mengenai Pancasila.2. Diharapkan para siswa-siswi dapat lebih memahami penerapan sikap positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi terbuka.

BAB IIPEMBAHASANA. Nilai Nilai PancasilaPancasila pantas dijadikan sebuah ideologi karena, Pancasila memiliki nilia-nilai falsafah mendasar dan rasional. Keberadaannya telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila merupakan wujud dari consensus nasional bangsa Indonesia ini.

1. Hakikat Nilaia. Pengertian NilaiNilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap berharga dan berguna bagi kehidupan manusia serta dianggap baik.b. Ciri-ciri Nilaia) Nilai-nilai yang mendarah daging (internalized value)Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar atau yang mendorong timbulnya tindakan tanpa berfikir lagi. Bila dilanggar maka akan timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam dan sukar dilupakan, misalnya orang yang taat beragama akan menderita beban mental apabila melanggar salah satu norma yang ada dalam agamanya.b) Nilai yang dominanMerupakan nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Tampak pada pilihan yang dilakukan seseorang pada waktu berhadapan dengan beberapa alternatif tindakan harus diambil. Beberapa pertimbangan dominan atau tidaknya nilai tersebut adalah sebagai berikut: Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut Lamanya nilai tersebut dirasakan anggota kelompok tersebut Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu. Tingginya kedudukan (prestice) orang-orang yang membawakan nilai tersebut

c. Klasifikasi nilaiMax Scheler mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkatannya:a) Nilai-nilai kenikmatanb) Nilai-nilai kehidupanc) Nilai-nilai kejiwaand) Nilai-nilai kerohanian

Walter G. Everet mengklasifikasikan nilai-nilai menusiawi ke dalam delapan kelompok, yaitu:a) Nilai-nilai ekonomisb) Nilai-nilai kejasmanianc) Nilai-nilai hiburand) Nilai-nilai sosiale) Nilai-nilai watakf) Nilai-nilai estetisg) Nilai-nilai intelektualh) Nilai-nilai keagamaan

Notonegoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu:a) Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.b) Nilai Vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.c) Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam: Nilai kebenaran,yang bersumber pada akal(rasio, budi, cipta) manusia. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada kehendak manusia. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.

2. Pancasila Sebagai Sumber NilaiBagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dantingkah laku bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yanguniversal. Dengan demikian, tinjauan pancasila berlandaskan pada tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai pancasila memiliki sifatobjektif. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri Negara yang memuat nilai-nilai luhur untuk menjadi dasar Negara.a. Hakikat Nilai-Nilai PancasilaDalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung berbagai nilai yang dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalm Pancasila tersusun secara hierarkis piramidal yang bulat dan utuh serta saling menjiwai.Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai subjektif artinya nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif tersebut adalah sebagai berikut: Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil pemikiran bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan hidup,pedoman hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang perwujudannya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni nilai yang diakui kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai objektif yang terkandung dalam Pancasila adalah sebagai berikut: Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal Nilai-nilai Pancaila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak (manusia dengan Tuhan,antara manusia dengan sesamanya,dan antara manusia dengan lingkungannya) Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi hukum syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak dapat diberikan oleh setiap orang atau badan. Dengan demikian nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila) secara hukum tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu. Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila tetap ada. Pembukaan UUD 1945 yang mengandung makna tidak dapat diubah (tetap) karena kemerdekaan (yang didalamnya mengandung Pancasila) merupakan karunia Tuhan.Susunan rumusan pancasila yang bersifat hierarkis pyramidal adalah sebagai berikut :1) Sila pertama menjelaskan bahwa pada sila pertama itu meliputi dan menjamin isi sila 2, 3, 4, dan 5, artinya dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus dijiwai nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.2) Sila kedua tertulis kemanusiaan yang adil dan beradab yang diliputi sila ke-1 dan isinya meliputi sila 3, 4, dan 5, dalam sila ini terkandung makna bahwa sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tuhan yang beradab, maka segala hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara harus mencerminkan bahwa negara ini mempunyai peraturan yang menjunung tinggi harkat dan martabat manusia.3) Sila ketiga tertulis persatuan Indonesia yang diliputi dan dijiwai sila 1, 2 yang meliputi dan menjiwai isi dari sila 4, dan 5, sila ini mempunyai makna manusia sebagai makhluk sosial wajib mengutamakan persatuan negara Indonesia yang disetiap daerah memiliki kebudayaan-kebudayaan maupun beragama yang berbeda.4) Sila keempat diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3 yang meliputi dan menjiwai isi dari sila kelima. Sila ini menjelaskan bahwa negara Indonesia ini ada karena rakyat maka dari itu rakyat berhak mengatur kemana jalannya negara ini.5) Sila kelima yang bertuliskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu diliputi dan dijiwai oleh isi dari sila 1, 2, 3, dan 4. Sila ini mengandung makna yang harus mengutamakan keadilan bersosialisasi bagi rakyat Indonesia ini sendiri tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada.

b. Perwujudan Pancasila Sebagai Sumber Nilaikedudukan Pancasila sebagai sumber nilai merupakan penegasan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila lebih merupakan landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Atas dasar itu, maka seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bansa dan Negara Indonesia menggunakan pancasila sebagai norma untuk perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.3. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunana. Pengertian Paradigma PembangunanJadi Paradigma Pembangunan adalah Kerangka keyakinan yang digunakan sebagai pedoman untuk melihat suatu persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan dalam arti pembangunan baik sebagai proses maupun sebagai metode untuk mencapai peningkatan kualitas kehidupan manusia dan kesejahteraan rakyat.

b. Perwujudan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan1). Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan pada hakikatnya merupakan hasil kreativitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreativitas akalnya, manusia mengembangkan Ilmu Pengetahuan untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan dari Ilmu Pengetahuan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat umat manusia, maka Ilmu Pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai, namun terkait nilai-nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan, yaitu didasarkan moral Ketuhanan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ilmu pengetahuan yang kita letakkan di atas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu kita pahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada aspek ontologi, epistemologis, dan aksiologinya.a) Ontologis.Hakikat Ilmu Pengetahuan merupakan aktivitas manusiayangtidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dalam dimensinya sebagai masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai masyarakat menunjukkan banyaknya academic community yang dalam hidup kesehariannya para warganya mempunyai concern untukterusmenerus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebagai proses menggambarkan suatu aktivitas warga masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, konparasi, dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan. Sebagai produk adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya-karya ilmiah beserta impilikasinya yang berwujud fisik ataupun non fisik.

b) Epistemologi.Bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dijadikan metode berfikir, dalam arti menjadikan dasar dan arah di dalam pengembangan ilmu pengetahuan, parameter kebenaran serta pemanfaatan hasilhasil yang dicapainya ialah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.c) Aksiologi.Bahwa dengan menggunakan epistemologi tersebut di atas, kemanfaatan dan efek pengembangan Ilmu Pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal Pancasila dan secara positif mendukung untuk mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila.2). Pancasila sebagai paradigma pembangunan politikPengembangan sistem politik negara harus berdasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai makhluk individu, social yang terjelma sebagai rakyat.Rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara, maka kekuasaan negara harus berdasarkan kekuasaan rakyat, bukannya kekuasaan perseorangan atau kelompok. Manusia sebagai subjek negara, maka kehidupan politik dalam suatu Negara harus benar-benar untuk merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Sistem politik negara Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara, seperti diungkap para pendiri negara, misalnya Muh. Hatta mengharuskan dasar moral untuk negara, bukan berdasar kekuasaan, maka dalam sistem politik Negara termasuk para elit politik, para penyelenggara negara harus tetap memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur dan memegang budi pekerti kemanusiaan atau terus mendasarkan moralitas sebagaimana tertuang dalam nilai sila-sila Pancasila.

3). Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan EkonomiDalam pembangunan ekonomi perlu didasari bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, tetapi demi kemanusiaan, dan kesejahteraan seluruhbangsa, didasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Menurut Mubyarto, pembangunan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan, ekonomi kerakyatan yaitu ekonomi yang humanistic dengan mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Tujuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia agar lebih sejahtera, maka ekonomi harus mendasarkan pada kemanusiaan, ekonomi harus menghindarkan diri dari persaingan bebas, dari monopoli, ekonomi harus menghindari yang menimbulkan penindasan manusia satu dengan yang lainnya.4). Pancasila sebagai paradigma pengembangan kebudayaan bangsaPancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya, artinya nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki masyarakat kita sendiri, yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri (kristalisasi, nilai-nilai adat istiadat, tradisi, budaya, pustaka, dan keagamaan) dijadikan dasar/landasan pengembangan social budaya. Prinsip etika Pancasila bahwa nilai-nilai Pancasila diangkat dari harkat dan martabat manusia sebagai malkhluk berbudaya.Menurur Koentowijoyo, (1986), Pancasila sebagai sumber normatif bagi peningkatan humanisasi dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran, Pancasila dapat merupakan dorongan untuk universalisasi, artinya melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur dan transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual. Kepentingan politik demi kekuasaan mengakibatkan masyarakat melakukan aksi tidak beradab, tidak manusiawi dan idak human, sehingga meningkatkan fanatisme etnis di berbagai daerah yang mengakibatkan lumpuhnya keberadaban.

Untuk menghindari aksi demikian, maka pengembangan sosial budaya harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila yaitu nilai-nilai kemanusiaan, nilai Ketuhanan dan nilai keberadaban.5). Pancasila sebagai paradigma pengembangan Pertahanan KeamananPertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan terjaminnya harkat dan martabat manusia atau terjaminnya hak asasi manusia, bukan untuk kekuasaan, agar tidak melanggar HAM. Demi tegaknya HAM bagi warga negara, maka diperlukan perundang-undangan negara, baik untuk mengatur ketertiban warga maupun melindungi hak-hak warganya. Negara bertujuan melindungi segenap wilayah negara dan warganya, maka keamanan menjadi syarat tercapainya kesejahteraan warga negara dan pertahanan negara demi tegaknya integritas seluruh warga begara. Dalam hal ini diperlukan aparat keamanan negara dan penegak hukum negara. Pertahanan dan keamanan harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yaitu demi terciptanya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME (sila I dan II), demi kepentingan seluruh warga negara (sila III), mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat dan kebebasan kemanusiaan (sila IV) dan harus dapat mewujudkan keadilan dalam masyarakat (sila V).B. Sikap Positif terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

1. Sila Ketuhanan Yang Maha EsaSila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, bahkan moral Negara, moral penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan dan hak-hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai KetuhananSetiap warga Negara Indonesia sudah seharusnya memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi terbuka, setiap warga Negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dalam memeluk salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Sikap dan perilaku positif nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain:a. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.b. Membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing.c. Mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang.d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan BeradabSila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sisitematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan Negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrati (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan Negara.Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungan.

Nilai kemanusiaan yang beradab adalah pewujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan Negara, adil terhadap lingkungannya, serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai KemanusiaanDalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan sifat ideologi pancasila yang terbuka, sikap dan perilaku harus senantiasa menempatkan manusia sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabatnya. Hak dan kewajiban dihormati secara beradab. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan antara lain:a. Memperlakukan manusia/orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.b. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan social, dan sebagainya.c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap orang lain.d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dll.

3. Persatuan IndonesiaNilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan menjiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dalam sila persatuan Indonesia, terkandung nilai bahwa Negara ialah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk Negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu, perbedaan adalah bawaan kodrat manusia dan juga ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara. Konsekuensinya Negara adalah beraneka ragam, tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka, Bhinneka Tunggal Ika.Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya, Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan,suku, ras maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.

Sikap dan Perilaku Positif Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Persatuan IndonesiaMenjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia sesuai dengan sifat ideolog pancasila yang terbuka berarti mengharuskan setiap warga Negara Indonesia agar tetap mempertahankan keutuhan dan tegak kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia antara lain:a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara jika suatu saat diperlukan.b. Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan Negara Indonesia.c. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ikad. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/PerwakilanNilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan di dasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan

Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Nilai filosofis yang terkandung yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan subyek pokok pendukung Negara. Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.

Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Permusyawaratan PerwakilanNilai-nilai permusyawaratan /perwakilan mengandung makna bahwa hendaknya dalam bersikap dan bertingkah laku mrnghormati dan mengedepankan kedaulatan Negara sebagai perwujudan kehendak seluruh rakyat. Rakyatlah yang sesungguhnya memiliki kedaulatan atau kedudukan terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sesuai dengan sifat ideologi pancasila yang terbuka, maka dalam memaknai nilai-nilai permusyawaratan /perwakilan, aspirasi rakyat ,menjadi pangkal tolak penyusunan kesepakatn bersama dengan cara musyawarah/perwakilan. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan antara lain:a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.b. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis (merusak) kepada orang/barang milik orang lain.c. Mengakui bahwa setiap warga Negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.d. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan baik.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaNilai yang terkandung dalam sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia di dasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi (1) keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya , dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban. (2) keadilan legal (keadilan bertaat) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara. (3) keadilan komutatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.

Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Keadilan SosialDengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sifat pancasila sebagai ideologi terbuka , diharapkan kesejahteraan lahir dan batin yang berkeadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali bisa terwujud. Kesejahteraan harus dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata di seluruh daerah. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan keadilan social antara lain:a. Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitar.

b. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang lain/umum, seperti mencoret-coret pagar/tembok sekolah atau orang lain, merusak sarana umum, dll.c. Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atau masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan Negara.d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social melalui karya nyata, seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam sablon, perbengkelan, teknologi tepat guna, membuat pupuk kompos, dll.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanPancasila merupakan landasan idil bagi bangsa Indonesia. Artinya Pancasila merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan cita-cita hukum bangsa dan Negara serta cita-cita moral bangsa Indonesia. Sebagai sebuah ideologi terbuka, pancasila mempunyai nilai-nilai baik yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia.Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dantingkah laku bangsa Indonesia.

B. SaranMakalah ini telah kami Susun berdasarkan materi yang di Berikan oleh Guru Pembimbing. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang baik dan masih terdapat kesalahan, dan dalam pembahasan makalah ini masih kurang memadai dan kurang merinci, maka dari itu kami sebagai penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan bermanfaat, dari para siswa dan siswi dan para pembaca lainnya. Semoga dengan pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi para siswa dan pembaca lainnya.

DAFTAR PUSTAKAhttp://guraru.org/guru-berbagi/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/http://kuliahsemester1.wordpress.com/pendidikan-pancasila/makna-nilai-\nilai-pancasila/

http://makalahplus.blogspot.com/2013/10/hakekat-pengertian-pancasila-dannilai-nilai-yang-terkandung-didalamnya.html

http://faisalahmadfani.blogspot.com/2012/10/hakekat-dan-nilai-nilaipancasila.html

http://www.slideshare.net/ainiaikudou/makalah-penerapan-nilainilaipancasila-dalam-penyelenggaraan-negara