nilai-nilai karakter dongeng dalam buku bahasa...

173
i NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2019/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MUHAMMAD AMIRUDDIN WAFA NIM 23040150166 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

i

NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG

DALAM BUKU BAHASA INDONESIA

UNTUK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD AMIRUDDIN WAFA

NIM 23040150166

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

i

Page 3: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

ii

NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG

DALAM BUKU BAHASA INDONESIA

UNTUK KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD AMIRUDDIN WAFA

NIM 23040150166

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 4: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

iii

Page 5: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

iv

Page 6: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

v

Page 7: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

vi

MOTTO

وٱلقلم وما يسطرون ١ن

1. Nun [1489], Demi kalam dan apa yang mereka tulis.

(QS. AL-Qolam: ayat 1)

“Attitude is a little thing that makes a big difference”

(Winston S. Churchill)

“Kelemahan Sikap Menjadi Kelemahan Karakter”

Page 8: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunianya.

Shalawat dan salam tetap akan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, Bapak Nurchamid dan Ibu I’anatun khoiriyah yang tiada

pernah hentinya selama ini memberikan doa dan semangat serta dorongan

nasehat kasih sayang yang tak akan tergantikan hingga aku selalu kuat

menjalani rintangan yang selalu ada didepanku.

2. Saudaraku, mas Zidny Rohmat beserta istri dan Fitri Rahmatika beserta suami

yang telah memberiku semangat dan canda tawa dalam perjalanan hidup.

3. Keluarga Pondok Pesantren Edi Mancoro, Ibu nyai Nafisah Mahfud Ridwan

dan Yai Muhamad Hanif beserta keluarga yang senantiasa memberikan doa

dan petuah sehingga aku dapat membenarkan dalam menjali hidup didunia

ini.

4. Kepada Sahabat dan teman-teman santri Pondok Pesantren Edi Mancoro

putra maupun putri yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terimakasih atas

penyemangatnya dalam hal apapun dan mengajari berbagai hal yang sulit

menjadi mudah yang saya alami selama bersama-sama kalian.

5. Teman -teman kampus yang tidak pernah lepas dan terlupakan (UMBRUS),

yang selalu memberi semangat dan canda tawa selama ini.

6. Kepada yang selalu memperhatikan, mendoakan dan membrikan rasa kasih

sayangnya disetiap hari-hariku.

Page 9: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

viii

7. Dan seluruh angkatan 2015 jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

IAIN Salatiga yang sudah memberi semangat selama empat tahun menempuh

studi bersama.

Page 10: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, rasa syukur peneliti sampaikan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Peneliti menyadari banyak hambatan

yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini,

namun berkat rahmat-Nya, akhirnya laporan hasil penelitian ini dapat selesai .

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu keguruan, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Institut Agama Ilsam Negeri Salatiga (IAIN). Dalam menyusun skripsi ini,

peneliti menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian telah melibatkan

berbagai pihak. Maka peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak

yang telah memberikan bantuan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. Selaku dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu

Keguruan (FTIK).

3. Ibu Dr. Peni Susapti,S.Si,.M.Si. Selaku ketua jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Dr. Wahyudhiana. MM.Pd Sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Khulatul Lutfiah M.Pd.I Selaku pembimbing akademik.

Page 11: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

x

6. Kepada kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan beserta bapak/Ibu

guru yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam penelitian di

Madrasah.

Page 12: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xi

Page 13: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 9

E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 9

1. Nilai Karakter ........................................................................................... 9

2. Dongeng ................................................................................................. 10

3. Buku Teks Bahasa Indonesia.................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Pendidikan Karakter .......................................................................... 14

1. Pengertian Nilai ...................................................................................... 14

2. Penanaman Nilai ..................................................................................... 15

3. Pengertian Pendidikan ............................................................................ 18

4. Pengertian Karakter ................................................................................ 19

5. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .................................. 19

6. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter ........................................... 21

7. Sumber Nilai Karakter ............................................................................ 22

8. Nilai Karakter ......................................................................................... 23

Page 14: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xiii

B. Dongeng ..................................................................................................... 27

1. Pengertian Dongeng ............................................................................... 27

2. Unsur Dongeng ....................................................................................... 28

3. Manfaat Dongeng ................................................................................... 29

4. Tema Dongeng ....................................................................................... 30

5. Jenis-Jenis Dongeng ............................................................................... 31

C. Analisis Karya Sastra ................................................................................. 32

D. Buku Teks .................................................................................................. 34

1. Pengertian Buku Teks ............................................................................ 34

2. Manfaat Buku Teks ................................................................................ 35

E. Kajian Penelitian Terdahulu ....................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 43

C. Sumber Data ............................................................................................... 43

D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 44

E. Analisis Data .............................................................................................. 48

F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 50

G. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................... 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISI DATA

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan ....................... 53

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan....................................... 53

2. Visi dan Misi .......................................................................................... 54

3. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan .................................... 55

4. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan ........................ 55

5. Sarana Prasarana Madrsah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan ...................... 56

B. Paparan Data .............................................................................................. 57

1. Unsur Intrinsik Dalam Dongeng Pada Buku Bahasa Indonesia Kelas III

MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019. ................................................... 58

2. Nilai Karakter Dongeng Dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas III MI

Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019. ......................................................... 73

Page 15: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xiv

C. Analisi Data ................................................................................................ 84

1. Unsur Intrinsik Dalam Dongeng Pada Buku Bahasa Indonesia Kelas III

MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019. ................................................... 85

2. Nilai Karakter Dongeng Dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas III MI

Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019. ......................................................... 87

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 92

B. SARAN ...................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Profil Madrasah .....................................................................................55

Tabel 4.2 Keadaan Guru .......................................................................................57

Tabel 4.3 Sarana Prasarana ...................................................................................58

Page 17: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

Lampiran II Pedoman Wawancara

Lampiran III Dongeng “Pak Belalang”

Dongeng “Batu Menangis (cerita Kalimantan)”

Dongeng “ Keong Emas”

Lampiran IV Indikator Nilai Karakter Dongeng

Lampiran V Surat Tugas pembimbing skripsi

Lampiran VI Surat Izin Penelitian

Lampiran VII Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran VIII Daftar Nilai SKK

Lampiran IX Dokumentasi Penelitian

Lampiran X Power Point Skripsi

Page 18: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

xvii

ABSTRAK

Wafa, Amiruddin Muhammad. 2019. Analisis Nilai Karakter Dongeng Dalam

Buku Bahasa Indonesia Untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Gedangan Tahun Ajaran 2019. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri.

Dosen Pembimbing: Dr. Wahyudiana. MM.Pd.

Kata Kunci: Nilai Karakter, Buku Bahasa Indonesia

Melalui media teknologi saat ini, anak-anak sekarang dengan mudah dapat

mengikuti kejadian-kejadian di bagian manapun dari bumi ini secara cepat, bukan

lagi dalam hitungan detik, tapi dalam saat yang bersamaan. Adanya kemudahan

yang diberikan oleh teknologi internet menyebabkan siswa malas membaca buku,

melainkan lebih memilih untuk mengakses melalui mesin pencarian. Kepedulian

siswa dengan lingkungan juga masih kurang. Selain itu dampak negatif yang

ditimbulkan adalah menurunnya rasa kejujuran siswa. Menurunnya kedisiplinan

siswa merupakan dampak dari kemajuan teknologi saat ini dan belum bisa

menggunakan dari sisi positifnya.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelititan ini adalah mendeskripsikan

untuk mengetahui nilai-nilai karakter dongeng dalam buku “Bahasa Indonesia

untuk kelas III” Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan tahun ajaran 2019.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain

studi kasus. Prosedur penelitian dalam skripsi ini meliputi tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Sumber data penelitian berupa buku

“Bahasa Indonesia untuk MI kelas III” serta hasil kegiatan wawancara yang

dilakukan peneliti dengan wali kelas III dan beberapa guru lainya. Teknik

pengumpulan data yang dilaksanakan terdiri atas observasi, wawancara, dan

dokumen beserta analisis data.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) bahwaUnsur instrinsik pada dongeng

yaitu tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, serta amanat, (2)

Nilai karakter yang ditemukan sebanyak 12 nilai karakter. Dongeng yang paling

banyak mengandung nilai karakter adalah “Keong Emas” yaitu sebanyak enam

nilai karakter. Dongeng yang berjudul “Pak Belalang” dan “Batu Menangis”

masing-masing mengandung tiga nilai karakter. Nilai karakter yang muncul

adalah religius, jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi,

dan tanggung jawab. Nilai karakter yang tidak muncul dalam dongeng pada buku

“Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” adalah toleransi, disiplin, kreatif,

demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Dongeng dapat dijadikan

salah satu media untuk menanamkan nilai-nilai karakter, sehingga siswa dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 19: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, karena

pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Sesuai Undang-

Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 1

Pasal 1 dan Pasal 2 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (UU

Sisdiknas 2003).

Pendidikan nasional Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai

masalah. Capaian hasil pendidikan masih belum memenuhi hasil yang

diharapkan. Pembelajaran di sekolah belum mampu membentuk secara

utuh pribadi lulusan yang mencerminkan karakter dan budaya bangsa.

Proses pendidikan masih menitikberatkan dan memfokuskan capaiannya

Page 20: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

2

secara kognitif. Sementara, aspek afektif pada diri peserta didik yang

merupakan bekal kuat untuk hidup di masyarakat belum dikembangkan

secara optimal. Karena itu, pendidikan karakter dan budaya bangsa

merupakan suatu keniscayaan untuk dikembangkan di sekolah (Imam

Suyitno, 2012: 1).

Adanya Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional turut membuktikan bahwa pendidikan harus dibarengi

dengan penanaman nilai-nilai karakter. Tujuan pendidikan nasional itu

merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus

dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (UU Sisdiknas 2003).

Pendidikan formal yang dipercaya masyarakat sebagai wadah untuk

membentuk manusia yang berwawasan luas dan berpendidikan adalah

sekolah. Menurut Wahyu Sumidjo bahwa sekolah adalah lembaga yang

bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah

sebagaimana organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu

dengan yang lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat

unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai ciri-ciri

tertentu yang tidak dimiliki oleh oragnisasi lain. Ciri-ciri yang

menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri di mana terjadi proses

belajar mengajar tempat terselengaranya kehiduapn manusia (Sumidjo,

2002:81).

Page 21: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

3

Belajar dalam pandangan islam, pendidikan merupakan memiliki

peranan penting sehingga hampir setiap saat manusia tidak pernah lepas

dari aktivitas belajar. Dengan belajar siswa mengetahui hal-hal baru yang

belum diketahuinya. Allah memberikan pengajaran pertama kali kepada

Nabi Muhammad SAW melalui surat al-Al alaq ayat 1 yang berbunyi:

بٱسم رب ك ٱلذي خلق ١رأ ٱق

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan”

(Kementerian Agama RI, 2011: 560).

Berdasarkan ayat di atas adalah menjelaskan bahwa pengajaran

pertama kali Allah kepada Nabi Muhammad menjadi pedoman kebenaran

bahwa Allah memulai kitab-nya dengan membaca yang dimana sebagai

pintu segala ilmu.

Menurut Hamka kandungan modal hidup diberikan Luqman kepada

anaknya dan dibawakan menjadi modal pula bagi kita semua, yang

disampaikan oleh Muhammad kepada Umatnya. (Hamka, 1993: 5570).

Menurut Ramli (2003), Pendidikan karakter memiliki esensi yang

sama dengan pendidikan moral maupun ahlak. Tujuanya adalah

membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga

masyarakat, dan warga negara yang baik.

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991) adalah

pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan

budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,

Page 22: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

4

tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang

lain dan kerja keras.

Era Globalisasi melalui teknologi digital tidak ada kejadian di bumi ini

yang hanya diketahui secara lokal. Manusia yang dibutuhkan di era

globalisasi adalah manusia yang handal, cerdas, berwatak dan kompetitif

yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bawaan, lingkungan dan latihan.

Faktor lingkungan dan latihan merupakan sumbangsih dari kegiatan di

sekolah. Karakter bukan hanya suatu sifat bawaan namun dapat

diusahakan melalui latihan secara berulang dan rutin.

Beberapa tahun terakhir media masa sering memberitakan adanya

konflik fisik antar masyarakat, agama, pelajar, remaja, gank, dan desa

yang dipicu masalah kecil dan salah paham. Penyalahgunaan Narkoba dan

minuman keras juga melanda remaja, merokok di kalangan pelajar juga

sudah menjadi hal wajar. Dengan penyalah gunaan narkoba dan minuman

keras dibarengi dengan permaslahan-permasalahan baru seperti

menurunya semangat bekarja (malas), seks bebas, menurunya kepekaan

sosial yang dibarengi dengan kurang mempedulikan kata hati (nurani),

menurunya sikap hormat kepada orang tua dan guru, merasa berani dan

kuat (bertindak nekat).

Bahasa sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.

Fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai

sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di

dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan.

Page 23: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

5

Tujuan utama pengajaran dan pendidikan bahasa Indonesia adalah

membina keterampilan peserta didik berbahasa Indonesia dengan baik dan

benar dalam upaya meningkatkan mutu manusia Indonesia sebagai bekal

menghadapi kehidupan masa kini dan mendatang, dalam mencapai tujuan

pendidikan bahasa Indonesia, kurikulum bahasa, buku pelajaran bahasa,

metode belajar mengajar bahasa, guru lingkungan keluarga seta

masyarakat dan perpustakaan sekolah memegang peran penting (Faisal

2009: 3.12).

Oleh karena itu, hakekat dari pendidikan karakter dalam konteks

pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-

nilai leluhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam

rangka membina kepribadian generasi muda (Euis Winarti, 2012:5)

Pendidikan karakter membawa misi ke arah pendidikan yang

bermartabat, membuka cakrawala dan potensi manusia yang lebih

progresif, aktif, dinamis, serta memaksimalkan serta memaksimalkan

nilai-nilai luhur yang sudah terpatri sebagai potensi dasar didalam diri

manusia. Potensi yang sudah ada di dalam diri manusia kambali di asah

dan dikembangkan secara maksimal sehingga akan menjadikan manusia

sebagai makhluk yang bermartabat. Potensi itu antara lain potensi pikir,

hati, rasa dan karsa, serta fisik (Hendri, 2013: 2).

Meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir yang

digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Untuk mewujudkan

proses dan produk tersebut, kemampuan mendayagunakan metode atau

Page 24: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

6

cara mengajar sangat diperlukan untuk menjamin swadaya dan swakarsa

siswa yang sesuai dengan perkembangan pendidikan. Untuk meningkatkan

mutu pendidikan, juga diperlukan penanaman pendidikan karakter pada

diri siswa. Mulyasa (2011: 1) mengemukakan “pendidikan karakter

merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik

lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang

manusiawi dan lebih baik”. Jadi, pendidikan karakter itu merupakan

pendidikan yang berkaitan dengan masalah penanaman kebiasaan baik

yang harus dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Bila berbicara tentang pendidikan yang langsung teringat adalah

sekolah, sebagai lembaga yang memusatkan kegiatanya pada pendidikan.

Pendidikan formal di sekolah seluruh kegiatan dilakukan secara sadar dan

sistematis, tujuan pendidikan telah dirumuskan secara jelas dan bahan

ajarnya telah digariskan secara rinci, cara dan metodenya juga telah

dirumuskan secara jelas, dan ini semua telah di sahkan dalam sistem

aturan yang pasti.

Oleh karena itu, pendidikan karakter atau nilai karakter merupakan

penanaman budi pekerti atau etika moral sopan santu pada diri manusia

kususnya terhadap siswa dalam kehidupan sehari-hari disekolah maupun

di kalangan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan di MI Ma’arif Gedangan membuktikan

bahwa sebagian besar siswa kelas III sudah pandai untuk mengakses

informasi secara instan dengan memanfaatkan perangkat teknologi

Page 25: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

7

canggih seperti internet. Selain itu siswa kelas III sudah paham dengan

adanya game yang sangat mudah diunduh melalui ponsel. Adanya

kemudahan yang diberikan oleh teknologi internet menyebabkan siswa

malas membaca buku untuk dan lebih memilih untuk mengakses melalui

mesin pencarian. Kepedulian siswa dengan lingkungan juga masih kurang,

hal ini dibuktikan dengan sikap siswa yang acuh terhadap sampah plastik

yang berada di dekat siswa. Selain itu dampak negatif yang ditimbulkan

adalah menurunnya rasa kejujuran siswa. Menurunnya kedisiplinan siswa

merupakan dampak dari kemajuan teknologi.

Hal tersebut harus diperhatikan dengan serius mengingat bahwa siswa

MI/SD merupakan generasi penerus bangsa. Usaha yang bisa dilakukan

salah satunya adalah memperbaiki perangkat pembelajaran. Perangkat

pembelajaran yang dimaksud adalah buku teks pegangan siswa yaitu buku

pembelajran “Bahasa Indonesia untuk kelas III MI” . Keberadaan buku

teks pegangan siswa mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Isi

dari buku “Bahasa Indonesia kelas III MI” salah satunya adalah dongeng.

Dongeng adalah karya sastra yang strategis dalam penanaman nilai

karakter.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul” NILAI-NILAI KARAKTER

DONGENG DALAM BUKU BAHASA INDONESIA UNTUK

KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF GEDANGAN.

Page 26: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

8

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan masalah latar belakang diatas, maka pertanyaan

penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah unsur intrinsik dalam dongeng pada buku Bahasa

Indonesia untuk kelas III MI Ma’arif Gedangan?

2. Bagaimanakah nilai karakter dongeng dalam buku Bahasa Indonesia

untuk kelas III MI Ma’arif Gedangan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan sejauh mana nilai karakter dongeng pada buku

Bahasa Indonesia untuk kelas III MI Ma’arif Gedangan?

2. Mendiskripsikan sejauh mana unsur instrinsik dongeng pada buku

Bahasa Indonesia untuk kelas III MI Ma’arif Gedangan?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian berjudul “Analisis Nilai Karakter Dongeng Dalam

Buku Bahasa Indoneisa untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Gedangan” ini akan memberikan beberapa kegunaan diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi atau pendukung penelitan selanjutnya.

b. Menambah kajian tentang teori nilai karakter.

Page 27: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

9

c. Menambah informasi kepada pembaca tentang nilai karakter

dongeng pada buku bahasa indoneisa tingkat sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

Temuan penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan

sumber masukan khususnya:

a. Bagi Guru

Menambah pengetahuan tentang nilai karakter dongeng pada buku

Bahasa Indonesia untuk kelas III dan sebagai bahan penanaman

nilai karakter dalam pembelajaran kepada siswa.

b. Bagi Siswa

Menumbuhkan minat baca siswa terhadap cerita dongeng sebagai

sarana pembentukan karakter positif agar menjadi pribadi yang

santun dan cerdas.

c. Bagi Sekolah

Sebagai sarana pengembangan karakter di sekolah pada siswa

melalui media dongeng.

d. Bagi sekolah yang diteneliti

Dapat dijadikan sebagai landasan untuk menulis penelitian

selanjutnya

E. Penegasan Istilah

1. Nilai Karakter

Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari

semakin mendapatkan pengakuan dari kalangan masyarkat indonesia

Page 28: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

10

saat ini. Terlebih dengan dirasakanya berbagai ketimpangan hasil

pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini,

semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja,

pembunuhan maupun perampokan. Semua terasa lebih kuat ketika

negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang

dialami (Dharma Keusuma dkk, 2018: 4).

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (2004:49), sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada

lingkungannya.

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa nilai karakter adalah

peranan penting dalam kehidupan sehari-hari terutama pada anak-anak

agar dapat mengambil keputusan dan mempraktikannya dengan benar

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dongeng

Dongeng dalam bahsa inggris adalah fairytale, sedangkan

pendongeng disebut storyteller. Mendongeng sering juga disebut

bercerita yang dikenal dengan storytelling (Hendri, 2013:14). Ada

sedikit perbedaan antara dongeng dengan cerita. Dalam kamus besar

bahasa Indonesia (KBBI), dongeng berarti sebuah cerita khayalan yang

belum tentu kebenarannya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, 2008: 363). Sedangkan menurut Harder, cerita

Page 29: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

11

adalah seorang cerita kepada orang lain. Cerita bisa suatu hal yang

nyata maupun bisa di buat-buat. Cerita adalah percakapan kita sehari-

hari.

Trianto (2007: 46) mengatakan bahwa dongeng adalah cerita

sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian

aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran

moral (mendidik) dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita

tradisional yang disampaikan secara turun-temurun.

3. Buku Teks Bahasa Indonesia

Buku memegang peranan yang penting dalam kehidupan

masyarakat modern. Banyak hal yang dapat dipelajari dari buku.

Tarigan (2008: 13) mengungkapkan bahwa buku teks adalah buku

pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar,

yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan

tujuan instruksional, yang diperlengkap dengan sarana pengajaran

yang serasi sehingga mudah dipahami oleh para pemakainya.

Dalam penelitian kali ini, peneliti akan meneliti tentang nilai

pendidikan karakter dongeng dalam buku pembelajran bahasa

indonesia yang dimana didalamnya terdapat beberapa kajian berupa

dongeng yang dapat meningkatkan mutu karakter seorang anak melalui

pembelajaran dongeng yang terdapat dalam buku pembelajaran bahasa

indonesia di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan, Tuntang

Kab. Semarang Tahun Ajaran 2019.

Page 30: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

12

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat melakukan pembahasan yang sistematis, maka peneliti

menggunakan sistematika penulisan kedalam 5 (lima) bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, berisi sampul, halaman judul, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, motto,

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan abstrak yang

memuat tentang uraian singkat yang dibahas dalam skripsi.

Bab II : KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian pustaka yang

berkenaan pengertian nilai pendidikan karakter, pengertian dongeng dan

penjelasan buku teks yang digunakan untuk mengkaji “Nilai pendidikan

karakter dongeng dalam buku Bahasa Indonesia untuk kelas III MI Ma’arif

Gedangan Tahun Ajaran 2019”, serta memuat keterkaitan penelitian yang

ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, dan kajian penelitian

terdahulu.

Bab III : METODE PENELITIAN, Yang berisi metode yang digunakan

dalam penelitian yang isinya tentang jenis penelitian gambaran umum

lokasi penelitian dan objek penelitian sumber data, teknik analisis data,

dan pengecekan keabsahan data.

Bab IV : PAPARAN DATA DAN ANALISIS, berisi tentang paparan

data dan laporan hasil penelitian yang mendeskrepsikan bagaimana

“Analisis nilai pendidikan karakter dongeng dalam buku pembelajaran

bahasa indonesia untuk kelas III MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran

2019”.

Page 31: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

13

Bab V : PENUTUP, Merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan

saran.

Page 32: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Pendidikan Karakter

1. Pengertian Nilai

Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan suatu hal disukai,

diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang

menghayatinya menjadi bermartabat (Adisusilo, 2012: 56). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa nilai

adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia dari hakikatnya

(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1004). Dari pengertian

tersebut tampak bahwa nilai mengandung aspek praktis dan teoretis.

Secara praktis, nilai berkaitan dengan perilaku manusia dalam

kehidupan sehari-hari. Secara teoritis, nilai berkaitan dengan

pemaknaan terhadap sesuatu yang hakiki.

Penanaman nilai dapat terjadi melalui lewat sekolah, asrama, dan

masyarakat maupun pondok pesantren baik disadari ataupun tidak.

Nilai memberi arti atau tujuan dan arah hidup. Nilai menyediakan

motivasi-motivasi. Nilai tersembunyi dari pengetahuan yang benar

sehingga dapat terlaksana dalam kehidupan. Tanpa pengetahun yang

benar tentang nilai, tidak mungkin seseorang bertindak yang bermoral.

Max Scheller dalam Suyahmo (2008: 165) menjelaskan adanya

pendapat nilai sebagai berikut, 1) nilai material, yaitu segala sesuatu

Page 33: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

15

yang berguna bagi kehidupan manusia, 2) nilai vital, yaitu segala

sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas

kehidupan, 3) nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi

rohani manusia.

Menurut Max Scheler dalam Sudarminta (2008: 59), memiliki

pandangan yang dapat dikelompokan ke dalam empat tingkatan, yaitu:

a. Nilai kenikmatan, Pada tingkatan ini terdapat serangkaian nilai

yang menyenangkan atau sebaliknya yang kemudian orang

merasakan bahagia atau menderita.

b. Nilai kehidupan, Pada tingkatan ini terapat nilai-nilai yang penting

bagi kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran badan,

kesejahteraan umum, dan seterusnya.

c. Nilai kejiwaan, Pada tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan yang

sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani atau

lingkungan. Misalnya keindahan, kebenaran, pengetahuan murni

yang dicapai melalui filsafat.

2. Penanaman Nilai

Penanaman nilai sebagai keseluruhan aspek pengajaran atau

bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran,

kebaikan, dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat

dan pembiasaan bertindak yang konsisten.

Dilihat dari segi kognitif atau pengetahuan moral siswa dibantu

untuk mengerti apa isi nilai yang digeluti dan mengapa nilai itu harus

Page 34: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

16

dilakukan dalam hidup mereka, dengan demikian siswa sungguh

mengerti apa yang dilakukan dan sadar apa yang dilakukan. Perasaan

moral membantu siswa merasakan bahwa nilai itu sungguh baik dan

perlu dilakukan atau diterapkan. Tindakan moral membantu siswa

untuk mewujudkan nlai itu dalam tindakan sehari-hari.

Sjarkawi (2008: 14-16) menyebutkan beberapa pendekatan dalam

penanaman nilai dalam pembelajaran di sekolah, yaitu sebagai berikut.

a. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)

Pendekatan ini mengusahakan agar siswa mengenal dan

menerima nilai sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya sesuai dengan keyakinan diri. Jadi

dalam nilai pendekatan ini bisa digunakan pada keteladanan

seseorang, penguatan positif dan negatif, simulasi, bermain peran.

b. Pendekatan moral kognitif (cognitife moral development approach)

Dalam pendekatan ini menekankan pada tercapainya

tingkat pertimbangan moral yang tinggi sebagai hasil belajar.

Moral yang dapat digunakan dalam menerapkan pendekatan ini

adalah dengan melakukan diskusi kelompok dengan dilema moral,

yang baik faktual maupun yang abstrak (hipotekal).

c. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach)

Pendekatan ini mendekatkan agar siswa dapat

menggunakan kemampuan berpikir logis dan ilmiah. Yang dapat

digunakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi terarah yang

Page 35: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

17

menuntut argumentasi, penegakan bukti, penegasan prinsisip,

analisis terhadap kasus, debat, dan penelitian.

d. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification aprroach)

Selanjutnya pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan

kesadaran dan mengembangkan kemampuan siswa untuk

mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang

lain. Hal-hal yang dapat dimanfaatkan dalam pendekatan ini antara

lain bermain peran, simulasi, analisis mendalam tentang nilai diri

sendiri.

e. Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach)

Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan siswa seperti pada pendekatan analisis dan klarifikasi

nilai, selain itu pendekatan ini dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan

sosial. Yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti

pendekatan analisis, klarifikasi, kegiatan disekolah.

Jadi berberapa pendekatan-pendekatan di atas diketahui bahwa

pendekatan penanaman nilai dapat dilakukan dengan keteladanan,

penguatan positif dan negatif, simulasi, bermain peran. Pendekatan

moral kognitif dapat dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok

dengan dilema moral. Pendekatan analisis nilai dapat dilakukan dengan

diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegakan bukti,

penegasan prinsisip, analisis terhadap kasus, debat, dan penelitian.

Page 36: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

18

Pendekatan pembelajaran berbuat antara lain dengan kegiatan di

sekolah, hubungan antar pribadi, praktik hidup bermasyarakat, dan

berorganisasi.

3. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

dengan cara, proses, maupun perbuatan mendidik (Departemen

Pendidikan Nasional, 2008: 370).

Adapun yang dimaksud dengan pendidikan itu, bukanlah hanya

yang di tangan guru-guru sekolah atau ibu bapak yang dirumah tangga

saja, tetapi pendidikan mengandung segala yang dapat mempengaruhi

kebaikan kepada roh manusia semenjak kecil sampai dewasa sehingga

menjadi orang tua sekalipun (Zinudin Fananie, 2010: 4).

Tilaar (2000: 28) pendidikan adalah merupakan suatu proses

menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat,

membudaya, dalam kata kehidupan yang berdimensi lokal, Nasional

dan global. Esensi pendidikan adalah penyiapan sumber daya manusia

untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi (Zamroni, 2000: 25).

Dari beberapa pengertian diatas, jadi pendidikan merupakan

sebuah usaha untuk mewujudkan cita hidup suatu bangsa sebagai suatu

aktivitas interaktif antara pemberi dan penerima untuk mencapai tujuan

dalam konteks positif.

Page 37: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

19

4. Pengertian Karakter

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata

“karakter” sebagai taniat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Orang

berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat,

bertabiat atau berwatak (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 639).

Wynne dalam Arismantoro (2008: 28) berpendapat kata karakter

berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan

memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam

bentuk tindakan atau tingkah laku. Orang yang berperilaku jujur, adil

dan suka menolong dikatakan sebagai oarang yang berkarakter mulia,

sementara orang yang tidak jujur, tidak adil, kejam, rakus dan korup

dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek.

Jadi istilah karakter erat hubunganya dengan keperibadian

seseorang. Seseorang bisa dikatakan berkarakter apabila perilakunya

sesuai dengan kaidah moral. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

dipahami bahwa pendidikan karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,

perilaku, dan watak individu yang menjadi ciri khas dalam diri

individu tersebut.

5. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Tujuan pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi

anak agar memiliki karakter positif. Tujuan pendidikan budaya dan

karakter bangsa antara lain:

Page 38: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

20

a. mengembangkan potensi kalbu, nurani, dan afektif peserta didik

sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa.

b. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa

yang religius.

c. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa.

d. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

e. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan

persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh

kekuatan (dignity).

Pernyataan di atas dapat dimaknai tujuan pendidikan karakter

adalah membentuk siswa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia

kepada Allah SWT dan sesama manusia. Selain itu siswa memiliki

kemampuan kognitif yang tinggi dengan diimbangi dengan

kemampuan afektif atau manusia berkarakter posotif agar menjadi

tujuan yang diharapkan.

Page 39: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

21

6. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan

suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan setiap mata pelajaran di

sekolah. Proses pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat

hasilnya dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan waktu dan

proses yang konsisten.

Fitri (2012: 45) menyatakan bahwa pendidikan karakter dapat di

implementasikan melalui beberapa strategi yang meliputi:

a. Pengintegrasian nilai dan etika dalam setiap mata pelajaran.

b. Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh setiap warga

sekolah (kepala sekolah, guru, dan orang tua).

c. Pembiasaan dan latihan.

d. Pemberian contoh atau teladan.

e. Penciptaan suasana berkarakter di sekolah.

f. Pembudayaan.

Pendidikan karakter di sekolah sangat dipengaruhi oleh perilaku

guru. Seorang guru memerlukan stategi dalam memasukan pendidikan

karakter dalam kegiatan pembelajaran. Fitri (2012: 46) menyatakan

bahwa strategi pembelajaran pendidikan karakter dapat dilihat dalam

lima bentuk integrasi yaitu:

a. Integrasi ke dalam mata pelajaran.

b. Integrasi melalui pembelajaran tematik.

Page 40: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

22

c. Integrasi melalui penciptaan suasana berkarakter dan pembiasaan.

d. Integrasi melalui kegiatan ekstrakulikuler

e. Integrasi antara program pendidikan sekolah, keluarga, dan

masyarakat.

7. Sumber Nilai Karakter

Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada anak-anak

adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan

budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

Nilai-nilai universal ini harus dapat menjadi perekat bagi seluruh

anggota masyarakat walaupun berbeda latar belakang budaya, suku

dan agama. Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 7-8), yang

menyebutkan nila-inilai pendidikan budaya dan karakter bangsa

diidentifikasi dari sumber-sumber berikut:

a. Agama, masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh

karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu

didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Atas dasar

pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter

bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal

dari agama.

b. Pancasila, negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas

prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut

Pancasila. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan

mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih

Page 41: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

23

baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan

menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai

warga negara.

c. Budaya, sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya

yang diakui masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting

dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi

sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

d. Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan pendidikan nasional memuat

berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara

Indonesia.

Jadi beberapa sumber nilai karakter yang telah di kaji di atas adalah

sangat berpengarus terhadap pendidikan di Indonesia, yang dimana

bertujuan untuk menanamkan nilai karakter pada anak sejak dini

dengan dibekali menganal agama, pancasila, budaya, dan pendidikan

yang berlaku di Indonesia atau pendidikan nasional.

8. Nilai Karakter

Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada anak-anak

adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan

budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Adapun nilai-nilai

yang hendak diinternalisasikan terhadap anak didik melalui pendidikan

karakter menurut Kemendiknas (2010), adalah sebagai berikut:

Page 42: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

24

a. Religius, yakni ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan

melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan).

b. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara

pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang

benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar).

c. Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan

penghargaan terhadap perbedaan agama.

d. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap

segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

e. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara

sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan).

f. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi

dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu

menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik

dari sebelumnya.

g. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan.

Jadi nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

mandiri, dan kreatif yaitu salah satu nilai yang dimana harus

ditanamkan pada diri sesorang tanpa harus melibatkan orang lain,

yang dimana bersangkutan dengan kepribadian masing-masing

orang, tetapi juga harus punya rasa tanggung jawab terhadap orang

lain sehingga dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

Page 43: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

25

h. Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya

dengan orang lain.

Oleh karena itu, nilai karakter demokratis yaitu salah satu nilai

yang dimana melibatkan dengan orang lain secara adil dan merata

dan memiliki hak setara dalam mengambil keputusan yang dapat

merubah hidup mereka.

i. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal

yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

j. Semangat kebangsaan atau Nasionalisme, yakni sikap dan tindakan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

k. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa

bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya.

Dalam tiga nilai karakter di atas di antaranya rasa ingin tahu,

cinta tanah air, semangat kebangsaan yaitu timbul sikap perilaku

yang mencerminkan rasa peduli terhadap bangsa yang timbul dari

diri kita sendiri dan tidak merugikan orang lain.

l. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang

lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi

semangat berprestasi yang lebih tinggi.

Page 44: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

26

m. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan

tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang

santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

n. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana

damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam

komunitas atau masyarakat tertentu.

o. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk

menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai

informasi.

p. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya

menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

q. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang

membutuhkannya.

r. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan

diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

Dari 18 nilai karakter yang telah di kaji menurut kemendiknas,

penulis murumuskan bahwa nilai karakter diatas dalah mempunyai

sudut pandang diantaranya membentuk bangsa yang tangguh,

berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi dan gotong royong.

Page 45: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

27

B. Dongeng

1. Pengertian Dongeng

Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal menjadi

dua macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Dalam sastra

modern mencakup roman, novel, dan cerpen. Dalam sastra klasik

mencakup cerita rakyat, dongeng, fabel, epos, legenda, mite, hikayat,

sage, silsilah, dan lain sebagainya.

Dongeng dalam bahsa inggris adalah fairytale, sedangkan

pendongeng disebut storyteller. Mendongeng sering juga disebut

bercerita yang dikenal dengan storytelling (Hendri, 2013:14).

Trianto (2007: 46) mengatakan bahwa dongeng adalah cerita

sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian

aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran

moral (mendidik) dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita

tradisional yang disampaikan secara turun-temurun.

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dongeng

memiliki makna spesiifik, yaitu sesuatu hal yang berkaitan dengan

dunia khayalan, tidak hanya berkaitan dengan khayalan, tetapi bisa

juga sesuatu yang nyata.

Page 46: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

28

2. Unsur Dongeng

Dongeng mengandung ide atau gagasan yang sangat menarik. Ide

menarik dalam sebuah dongeng dapat dikaitkan dalam beberapa unsur

dongeng. unsur prosa terdiri dari dua unsur yaitu instrinsik dan

ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur- unsur yang membangun

karya sastra itu sendiri. Unsur instrinsik pada prosa terdiri dari tokoh

dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, gaya bahasa dan

amanat. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra

dari luar. Unsur ini tidak masuk dalam cakupan cerita, tetapi sangat

mempengaruhi dan mewarnai unsur instrinsiknya. Unsur ekstrinsik

terdiri dari lat ar belakang pengarang dan latar belakang masyarakat.

Junaedi (1992: 71) menjelaskan bahwa cerita fiksi seperti dongeng

mempunyai beberapa unsur sebagai berikut:

a. Tokoh dan penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan

watak tokoh-tokohnya, jenis tokoh, hubungan tokoh dengan unsur

cerita yang lain, dan cara pengarang menggambarkan watak tokoh

tersebut.

b. Alur adalah struktur penceritaan dalam prosa yang di dalamnya

berisi rangkaian kejadian maupun peristiwa, yang disusun

berdasarkan hukum sebab akibat.

Page 47: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

29

c. Latar atau setting merupakan segala keterangan, petunjuk, yang

berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya

peristiwa dalam sebuah cerita.

d. Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan seorang

tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi

tertentu.

e. Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari

suatu karya sastra.

f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin

disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.

Selain mengandung unsur-unsur diatas, dongeng juga mengandung

isi tentang pesan moral dari tema tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa isi dongeng

mengandung berupa unsur-unsur dongeng yang meliputi tokoh, alur,

latar, sudut pandang, tema, gaya bahasa, dan amanat.

3. Manfaat Dongeng

Dongeng tercipta dan lahir dari sebuah inspirasi yang dikemas

manusia secara sistemik. Ada beberapa manfaat dalam dongeng

menurut Kak Hendri (2013, 53) dalam pendidikan karakter berbasis

dongeng, antara lain:

a. Jembatan Komunikasi Yang Efektif Bagi Guru Dan Siswa

b. Jembatan Komunikasi Yang Baik Antara Orang Tua Dan Anak

Page 48: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

30

c. Menghaluskan Budi Pekerti Anak

d. Sumber Inspirasi Yang Baik Bagi Anak

e. Mengajarkan Anak Merangkai Kata

f. Melatih Kemampuan Berbahasa Anak

Sedangkan menurut Itadz (2008 : 176) manfaat dan fungsi cerita

sebagai berikut yaitu, sebagai pembangkit imajinasi, mendorong

pencintaan kepada bahasa, lebih efektif dan mudah diingat dari pada

bentuk paparan, membuat suasana lebih natural, dan membuat

pembelajaran lebih bervariasi.

Jadi dalam sebuah dongeng memiliki manfaat yang dimana bisa

membuat anak memudahkan berkomunikasi, berimajinasi dalam

berbahasa dan memberi inspirasi terhadap kemampuan anak dalam

berbahasa dan membaca.

4. Tema Dongeng

Biasanya, suatu dongeng mempunyai tema tersendiri seperti uraian

sebagai berikut:

a. Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.

b. Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang sangat

jauh.

c. Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi

binatang.

d. Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.

Page 49: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

31

e. Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh orang yang

jahat.

5. Jenis-Jenis Dongeng

Anti Aarne Stith Thompson ( Danandjaja, 2007 : 86) telah

membagi dongeng dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu:

a. Dongeng binatang

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang

peliharaan atau binatang liar. Binatang-binatang dalam cerita jenis

ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Semua tokoh

biasanya mempunyai sifat cerdik, licik, dan jenaka.

b. Dongeng biasa

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia

dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang, misalnya dongeng

Ande-Ande Lumut, Jaka Tarub, Jaka Kendil, dan lain-lain.

c. Lelucon atau anekdot

Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan

tawa bagi yang mendengarnya maupun menceritakannya. Meski

demikian, bagi masyarakat atau orang yang menjadi sasaran,

dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati.

d. Dongeng berumus

Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari

pengulangan. Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng

bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk

Page 50: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

32

mempermainkan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak

mempunyai akhir (endless tales).

Sedangkan dongeng yang terdapat dalam buku pembelajaran

bahasa Indonesia kelas III ada tiga, yaitu pertama “Batu Menangis”,

“Keong Emas”, “Pak Belalang” masuk dalam jenis dongeng biasa

yang dimana ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka

seseorang.

C. Analisis Karya Sastra

Menganalisis sebuah karya sastra yaitu perlu adanya sebuah

pendekatan. Pendekatan disini digunakan sebagai suatu cara agar

bagaimana peneliti menjadi lebih luas dalam penelitian. Pendekatan

merupakan sebuah cara yang digunakan peneliti untuk menguasai dan

mengembangkan ilmu yang paling tinggi dan ketepatannya sebagai acuan

dalam sebuah penelitian.

Menurut Wellek dan Warren (dalam Endraswara, 2003:9), pendekatan

terdiri dari dua yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik.

Pendekatan intrinsik adalah penelitian sastra yang bersumber pada teks

sastra itu sendiri secara otonom. Sedangkan pedekatan ekstrinsik adalah

penelitian unsur-unsur luar karya sastra, yakni pengkajian konteks karya

sastra diluar teks.

Berkaitan dengan penelitian analisis nilai karakter, dalam hal ini

peneliti menggunakan pendekatan ekstrinsik yaitu berbentuk pendekatan

karakter. Pendekatan karakter dalam karya sastra menghendaki sastra

Page 51: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

33

menjadi medium perekaman keperluan zaman pada saat ini, yang memiliki

semangat menggerakkan masyarakat kearah budi pekerti yang terpuji dan

baik.

Sebuah Analisis adalah penguraian terhadap bagian-bagian atau

unsur-unsur karya sastra. Dalam analisis harus mempertimbangkan tiga

aspek, yaitu aspek sintaksis, semantik, dan verbal yang akan di uraikan

sebagai berikut:

1. Aspek sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata

atau frase atau klausa atau kalimat yang satu 8 dengan kata atau frase

(klausa atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk

frasa, klausa, kalimat dan wacana (Ramlan, 2001 : 18).

2. Aspek semantik, Menurut Griffiths (2006: 15) semantik adalah ilmu

yang mempelajari makna kata dan makna kalimat yang maknanya

dapat dilihat dari konteks penggunaan yang berkaitan dengan makna

dan lambang, meneliti tema, tokoh, dan latar.

3. Aspek verbal, meneliti sarana- sarana seperti sudut pandang, gaya

bahasa, dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis

adalah ilmu yang mempelajari linguistik atau tentang tatabahasa.

Sedangkan semantik yaitu yang mempelajari makna baik kata yang berdiri

sendiri maupun susunan kata atau kalimat yang berkeseluruhan.

Sedangkan aspek verbal lebih penggunaan bahasa dan sudut pandang.

Page 52: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

34

D. Buku Teks

1. Pengertian Buku Teks

Buku mempunyai peranan penting di kehidupan manusia dan

kalangan masyarakat modern dalam sehari-hari. Bayanyak hal yang

dapat dipelajari dari buku.

Buku teks pelajaran merupakan buku acuan wajib yang dipakai

disekolah yang memuat materi pembelaran dalam meningatkan

keimanan dan ketakwaan budi pekerti maupun kepribadian potensi

fisik yang disusun berdasarkan standar Nasional pendidikan (Sitepu,

2015: 8).

Tarigan (2009: 13) berpendapat bahwa buku teks yaitu buku

pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar,

yang disusun oleh para para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan

tujuan instruksional, yang diperlengkap dengan sarana pengajaran

yang serasi sehingga mudah dipahami oleh para pengguna atau

pemakainya.

Jadi, buku teks adalah berguna untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar dalam mata pelajaran tertentu.Semakin tinggi mutu buku

teks, maka kualitas pengajaran dan hasil pengajarannya semakin

meningkat. Maka dari itu, buku teks yang baik harus bisa menunjang

dan relevan terhadap pelaksanaan kurikulum. Buku teks yang

digunakan pada penelitian ini yaitu buku teks pembelajaran “Bahasa

Indonesia untuk MI kelas III”.

Page 53: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

35

2. Manfaat Buku Teks

Buku teks adalah berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar

mengajar di kelas. Buku teks yaitu disusun sesuai dengan kurikulum

yang berlaku. Buku teks dapat dijadikan sebagai sarana peningkatan

mutu belajar pendidikan Nasional.

Hidayat (2013: 63) berpendapat bahwa materi pembelajaran

disusun secara logis dan sistematis dalam beberapa bentuk:

a. Teori, yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau

preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat

sistematik.

b. Konsep, yaitu suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari

kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari

sekelompok fakta atau gejala.

c. Generalisasi, yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal khusus,

bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam

penelitian.

d. Prinsip, yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang

mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

e. Prosedur, yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi

pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

f. Fakta, yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang

dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta

kejadian.

Page 54: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

36

g. Istilah, yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang

diperkenalkan dalam materi.

h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan

untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.

i. Definisi, yaitu penjelasan tentag makna atau pengertian tentang

suatu hal/kata dalam garis besarnya.

j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelusuran peneliti tentang fokus penelitian yang akan

dilakukan, peneliti menemukan beberapa penelitian yang masih memiliki

keterkaitan dengan judul” analisis nilai karakter dongeng dalam buku

pembelajaran bahasa Indonesia untuk MI kelas III” baik yang bersifat

lapangan (field reseach) maupun yang bersifat kuantitatif yang membahas

mengenai nilai karakter dalam dongeng, baik berasal dari jurnal

pendidikan dan tesis.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soetantyo pada tahun 2013

dengan judul “Peranan Dongeng dalam Pembentukan Karakter Siswa

Sekolah Dasar”, bahwa pentingnya pendidikan karakter memang sudah

lama ditengarai untuk menyaring banjir informasi di internet yang

berkembang dengan sangat cepat di abad 21 ini. Namun pemerintah

Indonesia belum secara sungguh-sungguh menerapkannya. Akibatnya

kemerosotan moral pun banyak terjadi. Untuk mengantispasi hal ini

Page 55: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

37

pendidikan karakter yang terintegrasi dengan setiap mata pelajaran sangat

baik untuk dilakukan. Strategi penerapan karakter tersebut dapat dilakukan

dalam empat tahap, yaitu sosialisasi, internalisasi, pembiasaan, dan

pembudayaan. Dongeng adalah bagian dari budaya rakyat Indonesia.

Pengaruh dongeng yang besar pun terhadap moralitas dan karakter

anakanak sangat mendukung dijadikannya dongeng sebagai cerita

pendukung karakter. Dongeng dapat diberikan sebagai langkah untuk

mensosialisasikan karakter yang baik yang akan diajarkan di sekolah.

Begitu juga nilai-nilai karakter yang lain sangat bisa dikaitkan dengan

pengajaran pendidikan karakter di sekolah. Soetanyo, “Peranan Dongeng

dalam Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar” , Jurnal Pendidikan,

Vol. 14, No. 1, 2013, hlm. 44-45.

Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Dewi,dkk. pada tahun 2014

dengan judul “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Novel Sepatu

Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya terhadap Pengajaran

Pendidikan Karakter di Indonesia”, bahwa Nilai-nilai pendidikan karakter

yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara

berjumlah 14. Nilai-nilai karakter tersebut terdiri atas, nilai karakter

religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,

jujur, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Hasil kajian terhadap

novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara yang jika dikaitkan terhadap

pengajaran pendidikan karakter di sekolah sangat relevan. Relevansi novel

Page 56: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

38

Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara terlihat dari nilai-nilai karakter

dalam novel tersebut, sangat baik digunakan sebagai pengajaran untuk

membentuk karakter seseorang. Misalnya, nilai karakter religius yang

terkait dengan ketuhanan secara tidak langsung dapat diterapkan melalui

kegiatan persembahyangan di sekolah. Begitu juga nilai-nilai karakter

yang lain sangat bisa dikaitkan dengan pengajaran pendidikan karakter di

sekolah. Dewi dkk, “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Novel

Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya terhadap

Pengajaran Pendidikan Karakter Sekolah di Indonesia” , E-Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha.Vol. 2. No. 1, 2014,

hlm. 1-10. (http://www.e-jurnal.undiksha.id/smcetak/baca/81843/

pendidikan- karakter,di akses pada 12 juni 2019, pukul 15:46 Wib).

Khairul Amry Amirudin pada tahun 2015 telah melakukan penelititan

dengan judul skripsinya “Nilai Pendidikan Karakter Pada Kumpulan

Dongeng Binatang Di Sekitar Kita Karya Diana Dan Pembelajarannya

Pada Siswa Smp Kelas VII” Salah satu wujud karya sastra adalah

dongeng. Dongeng biasanya memiliki amanat untuk mengajarkan nilai-

nilai pendidikan dan budi pekerti yang bertujuan untuk membentuk

karakter penikmatnya. Salah satu dongeng yang bermuatan nilai-nilai

pendidikan karakter adalah cerita dongeng karya Diana yang dijadikan

antologi Dongeng Binatang Di Sekitar Kita. Selain itu, dongeng adalah

bagian dari pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Khairul Amry

Amiruddin, “Nilai Pendidikan Karakter Pada Kumpulan Dongeng

Page 57: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

39

Binatang Di Sekitar Kita Karya Diana Dan Pembelajarannya”, Skripsi

Program Sarjana Pendidikan, Universitas Sultan Agung, Semarang, 2015,

hlm. 7.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Tihami pada tahun 2014 dengan

judul “Makna Budaya dalam Dongeng Humor Masyarakat Banten” telah

menunjukan bahwa, Dongeng humor akan selalu ada dan terpelihara dari

generasi ke generasi walaupun hanya disebarkan secara lisan. Kebutuhan

manusia akan perasaan senang dan bahagia, dan kekeringan jiwa manusia

dengan sesuatu yang bisa membuatnya tersenyum dan tertawa menjadikan

dongeng humor akan tetap eksis dan terpelihara, meskipun dalam konteks

dan alur cerita yang berbeda dan berubah-ubah sesuai zaman. Dongeng

humor tidak hanya berfungsi sebagai hiburan untuk mengatasi rasa stres,

depresi, dan kejenuhan semata, tapi juga mengandung nilai moral dan

ajaran agama yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa oleh si pembuat

cerita agar nasehat dan ajaran moral yang terkandung di dalamnya tidak

secara langsung menegur orang ataupun kelompok masyarakat yang

memiliki sikap dan sifat yang kurang baik sebagaimana yang diceritakan

dalam dongeng humor tersebut. Namun demikian, perlu analisis yang

tajam untuk bisa mengungkap makna budaya yang terkandung dalam

sebuah dongeng humor karena seringkali yang lebih nampak pada

dongeng humor adalah cerita kekonyolannya, ketimbang nasihat dan

ajaran moralnya. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika orang tua, guru,

kiyai, atau siapapun yang menggunakan dongeng humor sebagai media

Page 58: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

40

untuk mendidik moralitas anak didiknya, bisa menjelaskan makna dan

nilai moral yang terkandung dalam cerita humor tersebut. Eksistensi

dongeng humor juga tidak akan terkikis oleh arus budaya populer yang

semakin kuat dan banyak memasuki kehidupan manusia modern. Justru

dengan semakin kompleksnya kehidupan masyarakat modern, mereka

semakin membutuhkan dongeng-dongeng humor yang terkait dengan

fenomena- fenomena hidup yang ada di sekitar mereka. Tihami, M.A.

”Makna Budaya dalam Dongeng Humor Masyarakat Banten”, Journal of

Local Culture. Vol.1, No.1., 2014. hlm, 21-39.

Dari penelitian yang peneliti sebutkan diatas belum ada penelitian yang

membahas mengenai analisi nilai karakter dongeng dalam buku

pembelajran bahasa Indonesia. Pertama penelitian yang dilakukan

Soetantyo tentang Pendidikan karakter lebih menekankan kepada peran

penerapan setrategi pendidikan karakter. Kedua penelitian yang dilakukan

Dewi dkk, tentang pendidikan nilai karakter dalam novel sepatu dahlan

lebih memanfaatkan penggunaan media buku novel untuk membentuk

karakter Siswa Sekolah Dasar. Ketiga Nilai Pendidikan Karakter Pada

Kumpulan Dongeng Binatang Di Sekitar Kita Karya Diana Dan

Pembelajarannya Pada Siswa Smp Kelas VII yang disitu mengajarkan

nilai-nilai pendidikan dan budi perkerti. keempat Makna Budaya dalam

Dongeng Humor Masyarakat Banten mengajarkan nilai moral dan

keagamaan yang telah dimodifikasi dalam dongeng. Dalam kesempatan

ini, peneliti akan meneliti secara spesifik mengenai analisis nilai karakter

Page 59: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

41

dongeng dalam buku pembelajran bahasa Indonesia kelas III. Yang

didalamnya akan di kaji tentang nilai unsur instrisik dongeng, dan nilai

karakter dongeng dalam buku Bahasa Indonesia disekolah.

Page 60: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan disini yaitu menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu sebuah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat.

Sugiyono (2015: 15) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Dengan ini alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

adalah karena dengan penelitian yang digunakan ini mampu memberikan

gambaran menyeluruh dan jelas terhadap situasi satu dengan situasi sosial

yang lain atau dari waktu tertentu dengan waktu yang lain.

Penelitian ini di fokuskan pada nilai-nilai karakter yang terdapat dalam

dongeng pada buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III”.

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan desain studi kasus, yaitu penelitian difokuskan pada satu

fenomena yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan

mengabaikan fenomena-fenomena lainnya.

Page 61: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelititan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan,

Jl.Nusantara 01, Ds. Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Provinsi

Jawa Tengah. Tlp. 353201 Kode Pos. 50773. 16 Juli sampai dengan

selesai.

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala keterangan informasi atau fakta tentang

suatu hal atau persoalan. Arikunto (2010: 172). menjelaskan bahwa

sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh.

Data kualitatif merupakan data yang menunjukan kualitas atau mutu

sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian dan yang

dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko,

2012: 18).

Berdasarkan subernya, Widoyoko (2012: 22) dalam bukunya yang

berjudul Teknik Penyususnan Instrumen Penelitian, juga menyebutkan

bahwa data dapat dikelompokan menjadi dua yaitu data internal dan data

exsternal.

1. Data internal merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh dari

lembaga atau organisasi dimana penelititan di lakukan.

2. Data exsternal merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

lembaga atau organisasi lain dimana penelitian dilakukan.

Page 62: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

44

Untuk melengkapi data penelitian ini maka peneliti mempersiapkan

data primer dan sekunder sebagai data pendukung dalam penelititan ini.

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, atau

dengan cara data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara

langsung seperti hasil wawancara dan hasil pengisian angket

(Widoyoko, 2012: 22-23). Sedangakn data penelititan ini diperoleh

atau bersumber dari informasi guru kelas atau wali kelas.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain, misal dalam bentuk tabel

atau diagram (Hariwijaya & Bisri M. Djaelani, 2004: 50).

Sedangkan data pada penelitian ini meliputi dongeng yang berjudul

“Pak Belalang”, “Batu Menangis”, dan “Keong Emas” yang terdapat

dalam buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III”, dan hasil wawancara

terhadap wali kelas III dan beberapa guru lainya dan siswa.

Sumber data pada penelitian ini meliputi peristiwa dari sebuah

aktifitas, tempat atau lokasi dan dokumen. Sumber data dalam penelitian

ini berupa buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III” serta hasil kegiatan

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru atau wali kelas III MI

Ma’arif Gedangan Kec. Tuntang.

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Page 63: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

45

Metode pengumpulan data merupakan salah satu hal yang sangat

penting dalam penelitian, karena metode adalah salah satu strategi atau

cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang

dilakukan dalam penelitian. Pengumpulan data yang dimaksud untuk

memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan dan informasi yang

dapat dipercaya (Widoyoko, 2012: 33)

Menurut Sugiyono (2015: 308) mengatakan bahwa pengumpulan

data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan

berbagai cara.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam memperoleh dan

megumpulkan data yang akurat penelititan ini menggunakan metode

sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog

secara lisan antara pewawancara dengan responden atau orang yang

di interview dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti ( Widiyoko, 2012: 40).

Dalam penelititan ini, peneliti menggunakan metode

wawancara dalam bentuk wawancara yang tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur yaitu, wawancara yang bebas dan

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap dalam mengumpulkan datanya.

Page 64: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

46

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiono, 2014: 197).

Dalam metode ini peneliti menyiapkan pedoman wawancara

secara garis besarnya saja dan memfokuskan terhadap

permasalahan yang berkaitan dengan unsur intrinsik dalam

dongeng dan nilai karakter dalam dongeng buku bahasa indonesia

kelas III. Responden yang diwawancari telah ditentukan orangnya

yaitu guru kelas III dan beberapa guru lainya, dan dengan cara ini

informasi akan diperoleh peneliti secara medalam.

b. Metode Observasi

Sebagai metode pengumpulan data, observasi bisa digunakan

sebagai pengamatan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-

unsur pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-

unsur yang dalam suatu gejala pada objek penelititan (Widoyoko,

2012: 46).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non

partisipan yang peneliti lakukan di MI Ma’rif Gedangan terhadap

gejala masalah yang berkaitan dengan nilai karakter dalam dongeng

pada buku bahasa Indonesia kelas III.

Menurut Sugiyono (2014: 204), kalau dalam observasi

partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang

yang di amati, maka dalam observasi non partisipan yaitu

Page 65: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

47

sebaliknya, peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya

sebagai pengamat indepeden.

Metode observasi yang dilakukan peneliti adalah mengamati

segala gejala yang berkaitan dengan masalah nilai karakter

dongeng dalam buku bahasa Indonesia kelas III, lebih fokusnya ke

dalam buku teks bahasa Indoneisa.

c. Metode Dokumentasi

Dalam metode dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan

data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang telah diteliti. Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang

(Sugiyono, 2015: 329).

Pada penelitian ini dokumen yang dipilih berupa mencatat visi

dan misi beserta tujuan MI Ma’arif Gedangan, dan dongeng yang

terdapat dalam buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III” MI

Ma’arif Gedangan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber atau tempat dimana peneliti

memperoleh keterangan yang ada hubunganya terhadap penelititan

(Amirin, 1995: 49). Dalam hubungan penelitian ini yang dijadikan

subjek penelitian dan sudah ditetapkan yaitu guru kelas III dan

beberapa guru lainya.

Page 66: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

48

3. Objek Penelitian

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Objek penelitian adalah

perkara yang menjadi pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi

fokus sebuah penelitian (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:

1013). Jadi dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu

buku teks bahasa Indonesia untuk kelas III.

E. Analisis Data

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi (Sugiyono, 2014: 244). Analisis data kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapanga, selama dilapangan, dan sesudah

dilapangan.

Setelah data terkumpul secara keseluruhan, kemudian data

diklasifikasikan, dideskripsikan, dan dianalisis berdasarkan masalah

penelitian.

Adapun yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis

kualitatif, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi.

Page 67: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

49

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang

hendak dicapai (Sugiyono 2015: 339).

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Pada penelitian ini, peneliti membaca secara mendalam dongeng-

dongeng yang terdapat pada buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas

III”. Selanjutnya, peneliti memilih hal-hal pokok yang dapat dianalisis

dan membuang data yang dianggap tidak penting.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya (Sugiyono, 2015: 341). Penyajian yang

digunakan adalah berupa naratif dan tabel sehingga memudahkan

untuk memahami hasil penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari

kegiatan reduksi dan penyajian data. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

Page 68: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

50

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2015: 345). Pada

penelitian ini pendeskripsian dilakukan pada masing-masing data

sesuai dengan penyajian data.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengecekan

keabsahan data, seperti perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,

dan triangulasi.

1. Perpanjangan Pengamatan

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih

dianggap asing, masih dicurigai, sehingga masih belum mendapatkan

data yang legkap, tidak mendalam dan masih bayak yang

dirahasiakan. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek

kembali pada sumber data asli atau sumber data lain tidak asli, maka

peneliti melakukan pengamatan ulang lebih luas dan mendalam

sehinga memperleh data yang pasti kebenaranya (Sugiono, 2014:

369).

2. Meningkatkan Ketekunan

Dalam meningkatkan ketekunan yaitu melakukan suatu

pengamatan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara

Page 69: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

51

tersebut, maka data dapat direkam secara pasti dan sistematis sesuai

dengan peristiwa yang ada ( Sugiono, 2014: 370).

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatau yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang

banyak digunakan yaitu memeriksa melalui sumber lainnya (

Moleong, 2008: 330).

Triangulasi yang digunakan peneliti ada 3 (tiga) yaitu:

a. Triangulasi Data

Yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil

pengamatan dengan dokumentasi hasil perbandingan ini

diharapkan akan menyamakan pencapaian atas data yang

diperoleh.

b. Triangulasi Metode

Pencarian data dilakukan peneliti untuk mencari fenomena yang

sudah diperoleh dengan menggunakan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dengan metode

ini kemudian dibandingkan sehingga diperoleh data yang

dipercaya.

c. Triangulasi Sumber

Page 70: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

52

Yaitu dilakukan dengan membandingkan kebenaran suatu

fenomena berdsarkan data yanng diperoleh peneliti baik yang

dilihat dari waktu maupun sumber lain. Selain menganalisis data,

peneliti juga harus menguji keabsahan data agar memperoleh data

yang valid. Maka dalam memnentukan keabsahan data semua

diperlukan tehnik pemeriksaan.

G. Tahap-tahap Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

beberapa tahap, langkah tersebut sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan identifikasi masalah,

penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen, serta

konsultasi dan izin tempat pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pengambilan data yang diantaranya

yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi penelitian serta

membaca buku yang akan diteliti, serta menganalisis buku yang

diteliti.

3. Tahap Analisi Data

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubunan tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiono, 2014: 334).

Page 71: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

53

Tahap penyelesaian meliputi tahap pertama analisis sebelum

dilapangan, selama pengumpulan data, dan setelah pengumpulan data

serta pengkoreksian data yang telah dianalisis dan penyusunan laporan

penelitian.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISI DATA

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Tabel 4.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Nama Madrasah MI Ma’arif Gedangan

NPSN 60712904

NSM 111233220077

Status Madrasah Swasta

NPWP 00.511.846.8.505.000

Jalan/ Kampung Jl. Nusantara 01

Kecamatan Tuntang

Desa/ Kelurahan Gedangan

Kabupaten Semarang

Provinsi Jawa Tengah

Kode Pos 50773

Kategori Geografi Wilayah Dataran Rendah

Kategori Geografi Khusus Daerah Masyarakat Adat

Page 72: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

54

Alamat Email Madrasah [email protected]

No. SK Pendirian K/2075/III/75

Tanggal SK Pendirian 01-01-1978

No. SK Ijin Oprasiopnal LK/3.c/163/em.MI/1978

Akreditasi A

Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

Bangunan Sekolah Milik Sendiri

Tahun Berdiri 1959

Luas Tanah 1645 m

Luas Bangunan 413 m

Lokasi Sekolah -

Jarak Kepusat Kecamatan 30-50 Km

Jarak Kepusat Kota 11-30 Km

Terletak Pada Lintasan Perdesaan

Organisasi Keagamaan Nahdlatul Ulama

2. Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya generasi muslim yang bertaqwa, cerdas terampil dan

berakhlakul karimah”.

b. Misi

1) Menumbuh kembangkan penghayatan terhadap ajaran agama.

2) Melaksanakan pembelajran yang efektif serta bimbingan

belajar yang aktif, sehingga siswa dapat meraih prestasi yang

optimal.

Page 73: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

55

3) Menumbuhkan semangat kegiatan belajar mengajar kepada

seluruh warga sekolah.

4) Aktif mengikuti perlombaan.

5) Menanamkan dasar-dasar perilaku budi pekerti dan akhlak

mulia.

6) Menanamkan dasar-dasar ajaran Ahlus Sunnah waljama’ah.

3. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

a. Mampu membaca Al-Quran dengan benar dan tartil.

b. Mampu menerapkan kewajian Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tercapai KKM (Kriteria Ketentusn Minimal).

d. Meraih prestasi akademis dan non akademis.

e. Mengoptimalkan proses pembelajaran serta layanan bimbingan

konseling.

f. Meningkatkan prestasi akademis siswa dalam bidang seni dan

olahraga lewat kejuaraan dan kompetisi.

4. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Tabel 4.2 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

No Nama NIP Jabatan

1 Ridha Rahman, S.PdI 3322062711700001 Kepala Madrasah

2 M Masruhin, S.PdI 197404262005011003 Guru kelas

3 Siti Nur Fatimah, S.PdI 198408262005012001 Guru kelas

4 Hartati, S.HI 3322064305790002 Guru kelas

5 Diah Rufaidhah, S.PdI 3322065810820002 Guru kelas

6 Nurul Tarbiyatun, S.PdI 3373016303830003 Guru kelas

Page 74: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

56

7 Nur Hidayah, S.Pd.SD 3322067001790001 Guru kelas

8 Jumrowi, S.PdI 3322062705770001 Guru kelas

9 Azis Dwi Saputra, S.PdI 3322062302800001 Guru Olahraga

10 Verawati Dewi Saputri 3322065102960002 Tata Usaha

5. Sarana Prasarana Madrsah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Sarana dan prasarana MI Ma’arif Gedangan dalam upaya

menyukseskan program yang telah disusun, setiap sekolah tentu

membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Untuk mencapai tujuan tersebut MI Ma’arif Gedangan telah

menyediakan sarana yang mendukung, antara lain tersaji dalam tabel

berikut:

Tabel 4.3 Keadaan Sarana Prasarana Madrsah Ibtidaiyah Ma’arif

Gedangan

No. Sarana dan Prasarana Total

1 Kursi Siswa 161

2 Meja Siswa 95

3 Loker Siswa

4 Kursi Guru di Ruang Kelas 6

5 Meja Guru di Ruang Kelas 6

6 Papan Tulis 6

7 Lemari di Ruang Kelas 6

Page 75: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

57

8 Komputer/Laptop di Lab. Komputer

9 Alat Peraga PAI 50

10 Alat Peraga IPA (Sains) 12

11 Bola Sepak 2

12 Bola Voli 4

13 Bola Basket

14 Meja Pingpong (Tenis Meja) 1

15 Lapangan Sepakbola/Futsal

16 Lapangan Bulutangkis 1

17 Lapangan Basket

18 Lapangan Bola Voli 1

*Sumber : format data kelembagaan madrasah

B. Paparan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa dongeng yang

terdapat pada buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III”. Dongeng yang

terdapat dalam buku tersebut sebanyak tiga dongeng. Dongeng tersebut

berj udul “Pak Belalang”, “Batu Menangis”, dan “Keong Emas”.

Dongeng dalam buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III” setelah

dibaca secara cermat, mencari unsur instriksik dan kemudian dianalisis

nilai karakter yang terkandung berdasarkan dengan indikator nilai karakter

menurut Kemendiknas. Dongeng dianalisis dan dideskripsikan sesuai

dengan nilai karakter yang ada didalam dongeng. Deskripsi yang akan

Page 76: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

58

dilakukan dengan memberikan unsur instrinsik yang terdapat dalam

dongeng, dan bukti kalimat yang mengandung unsur instrinsik dan nilai

karakter dalam dongeng.

1. Unsur Intrinsik Dalam Dongeng Pada Buku Bahasa Indonesia

Kelas III MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019.

a. Unsur Instrinsik dongeng “Pak Belalang”

Dongeng berjudul “Pak Belalang” terdapat pada halaman 38-40

pada buku “Bahasa Indonesia untuk MI kelas III”. Dongeng ini

dikutip dengan perubahan dari Sastra Melayu Klasik New York

Fang oleh R.Nirbaya.

1) Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang

mendasari suatu karya sastra. Tema dari dongeng “Pak

Belalang” adalah kejujuran. Hal ini dapat dilihat dari kutipan

dalam dongeng sebagai berikut:

“Pada suatu hari, Pak Belalang mempunyai sebuah ide, ia

menyuruh anaknya menyembunyikan barang-barang milik

orang lain. Orang-orang yang kehilangan barang itu

bertanya kepada Pak Belalang. Tentu saja tebakan Pak

Belalang selalu tepat karena dia tahu dimana barang itu

berada. Oleh karena itu, Pak Belalang menjadi terkenal

sebagai ahli nujum”. (Darmadi dan Nirbaya, 2008:39).

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa dongeng

“Pak Belalang” mengisahkan seorang laki-laki yang memiliki

watak tidak jujur. Kebohongan yang telah dilakukan oleh Pak

Belalang mendatangkan penyesalan terhadap perbuatannya.

Page 77: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

59

2) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah

cerita. Alur pada dongeng “Pak Belalang” adalah alur maju

karena dijelaskan secara urut mulai dari tahap perkenalan

sampai dengan tahap penyelesaian.

a) Tahap Perkenalan

Tahap perkenalan adalah penulis memperkenalkan

tokoh-tokoh dan latar yang terdapat dalam cerita. Bukti

kalimat dalam dongeng adalah sebagai berikut:

“Dahulu kala, di sebuah negeri yang jauh hidup seorang

laki-laki bernama Pak Belalang. Ia mempunyai seorang

anak bernama Belalang. Keluarga Pak Belalang hidup

miskin karena Pak Belalang tidak bekerja” (Darmadi

dan Nirbaya, 2008:38).

b) Muncul Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam dongeng “Pak

Belalang” adalah Pak Belalang menyuruh anaknya untuk

menyembunyikan barang-barang milik orang lain,

kemudian orang yang kehilangan barang bertanya kepada

Pak Belalang sehingga Pak Belalang dapat mengetahui

barang yang hilang. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di

bawah ini:

“Pada suatu hari, Pak Belalang mempunyai sebuah ide,

ia menyuruh anaknya menyembunyikan barang- barang

milik orang lain. Orang-orang yang kehilangan barang

itu bertanya kepada Pak Belalang. Tentu saja tebakan

Pak Belalang selalu tepat karena dia tahu dimana

barang itu berada. Oleh karena itu, Pak Belalang

Page 78: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

60

menjadi terkenal sebagai ahli nujum” (Darmadi dan

Nirbaya, 2008:39).

c) Konflik

Konflik muncul saat keahlian Pak Belalang didengar

oleh Baginda Raja. Pak Belalang diminta untuk berkunjung

ke istana menghadap Baginda Raja. Hal ini dapat dilihat

dari kutipan berikut ini:

“Keahlian Pak Belalang ini didengar oleh Baginda Raja.

Pak Belalang pun dipanggil Baginda Raja ke istana dan

disuruh menebak benda yang ada dalam genggaman

Baginda Raja” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:39).

d) Tahap Penyelesaianya

Penyelesaian pada dongeg “Pak Belalang” ketika hidup

Pak Belalang menjadi tidak tenang akibat kebohongan yang

selalu dilakukan sehingga Pak Belalang memilih untuk

membakar rumah beserta isinya. Hal ini dapat dilihat pada

kutipan di bawah ini:

“Oleh karena itu ia hidup kaya. Walaupun kaya, hidup

Pak Belalang tidak tenang, Ia pun membakar rumah

beserta isinya.Ketika utusan Baginda Raja datang, Pak

Belalang pura-pura sakit dan mengatakan kalau ia sudah

tidak dapat meramal lagi kerena buku-buku ramalannya

sudah hilang” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:40).

3) Tokoh dan Penokohan

Tokoh utama pada dongeng “Pak Belalang” adalah Pak

Belalang. Tokoh pembantu adalah Baginda Raja, sedangkan

Page 79: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

61

tokoh tambahan adalah Belalang dan orang yang meminta

bantuan kepada Pak Belalang.

(a) Pak Belalang

Penokohan Pak Belalang pada dongeng “Pak Belalang”

adalah pembohong dan pemalas. Hal ini dibuktikan dengan

kalimat berikut:

“Pada suatu hari, Pak Belalang mempunyai sebuah ide,

ia menyuruh anaknya menyembunyikan barang-barang

milik orang lain. Orang-orang yang kehilangan barang

itu bertanya kepada Pak Belalang. Tentu saja tebakan

Pak Belalang selalu tepat karena dia tahu dimana

barang itu berada” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:39).

(b) Baginda Raja

Penokohan Baginda Raja pada dongeng “Pak Belalang”

adalah menghargai usaha orang lain dan gemar membantu.

Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Baginda Raja senang karena benda yang ada dalam

gengamannya dapat ditebak dengan tepat oleh Pak

Belalang.....Pak Belalang pun dihadiahi oleh Baginda

Raja karena berhasil menebak dengan tepat” (Darmadi

dan Nirbaya, 2008:39).

(c) Belalang

Penokohan Belalang pada dongeng “Pak Belalang”

adalah penurut dan pembohong. Hal ini dapat dibuktikan

dengan kalimat berikut:

“Pada suatu hari, Pak Belalang mempunyai sebuah ide,

ia menyuruh anaknya menyembunyikan barang- barang

milik orang lain. Orang-orang yang kehilangan barang

itu bertanya kepada Pak Belalang” (Darmadi dan

Nirbaya, 2008:39).

Page 80: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

62

(d) Orang Yang Meminta Bantuan

Penokohan orang yang meminta bantuan pada dongeng

“Pak Belalang” adalah menghargai usaha orang lain. Hal

ini dapat dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Orang-orang yang meminta bantuan memberi imbalan

kepada Pak Belalang.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:40)

4) Latar

Latar cerita pada dongeng “Pak Belalang” terdiri atas latar

tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat pada

dongeng adalah sebuah negeri yang jauh dari istana. Latar

waktu pada dongeng adalah pada zaman dahulu. Latar suasana

pada dongeng “Pak Belalang” adalah menegangkan dan

menyedihkan.

5) Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam dongeng “Pak

Belalang” adalah orang ketiga serba tahu. Hal ini dibuktikan

dengan penulis mengetahui hal-hal yang menyangkut tokoh

dalam cerita. Penulis mengetahui berbagai hal tentang

tokoh,peristiwa,dan motivasi yang melatarbelakangi.

6) Amanat

Page 81: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

63

Amanat dari dongeng yang berjudul “Pak Belalang” adalah

sebagai berikut:

(a) Janganlah kita berbuat kebohongan, karena akan membuat

hidup menjadi tidak nyaman.

(b) Giatlah bekerja agar segala impian kita dapat terwujud.

b. Unsur intrinsik dongeng “ Batu Menangis”

Sedangkan unsur intrinsik dari dongeng yang berjudul “Batu

Menangis” adalah sebagai berikut:

1. Tema

Tema dari dongeng “Batu Menangis” adalah anak

durhaka. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dari dongeng di

bawah ini:

“Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya

melakukan pekerjaan rumah. Segala permintaannya harus

dikabulkan tanpa mempedulikan keadaan ibunya yang

miskin, yang setiap hari harus membanting tulang untuk

mencari makan. Dan tidak mengakui ibu kandung dengan

berkata “Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah

pembantuku.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:67-68).

Berdasarkan kutipan-kutipan tersebut dapat dilihat bahwa

pada dongeng “Batu Menangiis” dikisahkan seorang gadis

yang tidak menghormati ibu kandungnya. Sikap anak gadis

tersebut merupakan sikap yang tidak seharusnya dilakukan

oleh seorang anak terhadap ibu kandungnya.

2. Alur

Page 82: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

64

Alur pada dongeng “Batu Menangis” adalah alur maju,

karena terdapat penjelasan dari tahap perkenalan sampai

dengan tahap penyelesaian.

a) Tahap Perkenalan

Tahap perkenalan digunakan penulis untuk

memperkenalkan tokoh-tokoh dan latar yang terdapat dalam

cerita. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah

Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan seorang

anak gadisnya. Anak gadis janda itu cantik jelita.

Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang buruk”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:67).

b) Pemunculan Masalah

Munculnya masalah pada dongeng “Batu Menangis”

ditandai dengan sifat anak gadis dari janda miskin yang

sangat pemalas dan segala permintaannya harus dikabulkan

tanpa melihat kondisi ibunya yang sangat miskin. Hal ini

dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya

melakukan pekerjaan rumah. Selain pemalas, anak

gadis itu juga manja sekali. Segala permintaannya harus

dikabulkan tanpa mempedulikan keadaan ibunya yang

miskin, yang setiap hari harus membanting tulang untuk

mencari makan” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:67).

c) Konflik

Konflik pada dongeng “Batu Menangis” diawali dari

sikap sang gadis yang mengatakan bahwa seorang janda

yang berjalan dengannya adalah pembantu. Pernyataan itu

Page 83: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

65

selalu diucapkan saat seorang pemuda bertanya kepada

gadis. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di

sepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu

jawabannya seperti itu. Ibunya ia katakan sebagai

pembantu atau budaknya” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:68).

d) Ketegangan

Ketegangan dalam dongeng “Batu Menangis” terjadi

saat janda tersebut tidak kuat menahan hinaan yang

dilakukan anak kandungnya sendiri. Janda berdoa kepada

Tuhan agar anaknya mendapatkan hukuman atas perbuatan

yang telah dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

berikut:

“Mulanya, mendengar jawaban putrinya yang durhaka,

si ibu masih dapat menahan diri. Namun, setelah

berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya

si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu

itu pun berdoa”

“Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan ini.

Anak kandung hamba begitu tega memperlakukan diri

hamba sedemikian rupa. Ya Tuhan, hukumlah anak

durhaka ini. Hukumlah dia ...!” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:69).

e) Penyelesaian

Tahap penyelesaian dalam dongeng “Batu Menangis”

ditunjukkan pada saat doa janda tua dikabulkan oleh Tuhan.

Tubuh gadis itu berubah menjadi batu yang pada bagian

mata mengeluarkan air. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

berikut:

Page 84: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

66

“Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi

batu. Sekalipun menjadi batu, orang dapat melihat

bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata,

seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang

berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu

disebut dengan “Batu Menangis”. (Darmadi dan

Nirbaya, 2008:69).

3. Tokoh dan Penokohan

Tokoh utama dalam dongeng “Batu Menangis” adalah si

gadis dan janda tua. Tokoh pembantu dalam dongeng “Batu

Menangis” adalah pemuda.

a) Gadis

Penokohan gadis dalam dongeng “Batu Menangis”

adalah seorang gadis yang sombong dan durhaka terhadap

ibunya. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang

desa memandangi mereka. Orang-orang desa begitu

terpesona melihat kecantikan gadis itu, terutama para

pemuda desa. Di antara orang yang melihatnya itu,

seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis

itu. “Hai, Gadis Cantik. Apakah yang berjalan di

belakangmu itu ibumu?”

“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah

pembantuku.”

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan

perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang

pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.

“Hai, Manis. Apakah yang berjalan di belakangmu

itu ibumu?” “Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan

mendongakkan kepalanya. “Ia adalah budakku!”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:68).

b) Janda Tua

Page 85: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

67

Penokohan janda tua dalam dongeng “Batu Menangis”

adalah baik dan sabar. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

berikut:

“Mulanya, mendengar jawaban putrinya yang durhaka,

si ibu masih dapat menahan diri. Namun, setelah

berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya

si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu

itu pun berdoa” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:68).

c) Pemuda

Penokohan pemuda dalam dongeng “Batu Menangis”

adalah memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Hal ini

dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda

mendekati dan bertanya kepada gadis itu. “Hai, Gadis

Cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu

ibumu?” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:68)

4. Latar

Latar cerita pada dongeng “Batu Menangis terdiri atas tiga

jenis yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar

tempat pada dongeng tersebut adalah sebuah bukit yang jauh

dari desa dan pasar. Latar waktu pada dongeng adalah pagi

hari, hal ini secara disampaikan secara tersirat oleh penulis.

Latar suasana pada dongeng “Batu Menangis” adalah

mengharukan.

5. Sudut Pandang

Page 86: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

68

Sudut pandang yang digunakan dalam dongeng “Batu

Menangis” adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Penulis mengetahui segala hal yang dialami oleh tokoh dalam

cerita. Penulis mengetahui tentang tokoh,peristiwa, dan

motivasi yang melatarbelakangi cerita “Batu Menangis”.

6. Amanat

Amanat dalam dongeng “Batu Menangis” yaitu jangan

pernah menyakiti hati orang tua, karena restu orang tua adalah

restu Tuhan.

c. Unsur Intrinsik dongeng “Keong Emas”

Terdapat unsur intrinsik dari dongeng yang berjudul “Keong

Emas” adalah sebagai berikut:

1. Tema

Tema yang terkandung dallam dongeng “Keong Emas”

adalah ketabahan. Ketabahan seorang Joko Lelono mencari

istrinya yang menghilang. Hal ini dapat dilihat pada kutipan

berikut :

“Melihat Galuh Candra Kirana, Joko Lelono pun memeluk

sang putri itu erat-erat karena dialah yang selama ini

dicaricarinya. Joko Lelono sebenarnya bukan anak kandung

janda itu. Ia adalah Panji Asmara Bangun yang hidup

menumpang pada seorang janda dalam perjalanannya

mencari Putri Candra Kirana” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:91).

Page 87: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

69

2. Alur

Alur pada dongeng “Keong Emas” adalah alur maju karena

dijelaskan secara urut mulai dari tahap perkenalan sampai

dengan tahap penyelesaian.

a) Tahap perkenalan

Tahap perkenalan dalam dongeng “Keong Emas” adalah

saat penulis memperkenalkan tokoh-tokoh dan latar yang

terdapat dalam sebuah dongeng. Bukti kalimatnya adalah

sebagai berikut:

“Di sebuah desa yang terletak di pinggir hutan hidup

seorang janda dan anak lelakinya. Pekerjaan sehari- hari

janda itu ialah mencari kayu bakar di hutan untuk dijual

di pasar yang ada di desa itu. Anaknya yang bernama

Joko Lelono, pekerjaan sehari- harinya mencari ikan di

sungai yang mengalir tak jauh dari rumahnya” (Darmadi

dan Nirbaya,2008:89).

b) Pemunculan masalah

Munculnya masalah pada dongeng “Keong Emas”

adalah saat Joko Lelono melihat seekor keong emas dan

kemudian dibawa pulang. Hal ini dibuktikan dengan kutipan

di bawah ini:

“Ketika mengemasi peralatannya, tiba-tiba ia melihat

sebuah benda kuning keemasan yang bergerak- gerak

menuju ke arahnya. Ia mengamati benda itu. Ternyata,

seekor keong emas. Dipungutnya binatang itu dan

dimasukkan ke tempat ikan. Joko pun kemudian pulang

ke rumah” (Darmadi dan Nirbaya,2008:89).

Page 88: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

70

c) Menuju konflik

Konflik muncul saat janda dan Joko Lelono terkejut oleh

hidangan lezat yang tersaji di meja makan. Hal ini

dibuktikan dengan kutipan di bawah ini:

“Keesokan harinya, si ibu dan anaknya itu kembali

menekuni pekerjaan sehari-hari masing-masing. Si ibu

berangkat mencari kayu bakar, sedangkan Joko Lelono

mencari ikan di sungai. Ketika pulang sore harinya,

mereka terkejut oleh hidangan lezat yang telah tersaji di

atas meja makan” (Darmadi dan Nirbaya,2008:90).

d) Ketegangan

Ketegangan dalam cerita “Keong Emas” terjadi saat

Joko Lelono dan ibunya tidak langsung berangkat kerja,

akan tetapi mengintip apa yang terjadi di dalam rumah.

Ternyata dari tempayan tempat tinggal keong emas muncul

seorang putri yang sangat cantik. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan berikut ini:

“Akhirnya, malam itu mereka menyantap makanan yang

lezat dan setelah itu tertidur pulas. Kejadian tersebut

terulang sampai beberapa kali. Oleh karena penasaran,

suatu hari mereka berangkat bekerja, tetapi tidak

langsung beranjak pergi. Mereka mengintip dahulu ke

dalam rumah. Joko Lelono dan ibunya ingin tahu, siapa

yang telah berbaik hati memasakkan untuk mereka.

Sungguh, kejadian yang menakjubkan. Dari tempayan

tempat tinggal keong emas itu muncul seorang putri

yang sangat cantik. Ia turun dari tempayan. Putri itu

kemudian mulai membersihkan rumah dan memasak”

(Darmadi dan Nirbaya,2008:90).

Page 89: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

71

e) Penyelesaian

Tahap penyelesaian dalam dongeng “Keong Emas”

adalah saat kebenaran atas Joko Lelono yang sebenarnya

bernama Panji Asmara Bangun terungkap. Ternyata keong

emas adalah Galuh Candra Kirana seorang istri yang selama

ini dicari-cari oleh Panji Asmara Bangun. Hal ini dapat

dilihat pada kutipan berikut:

“Melihat Galuh Candra Kirana, Joko Lelono pun

memeluk sang putri itu erat-erat karena dialah yang

selama ini dicaricarinya. Joko Lelono sebenarnya bukan

anak kandung janda itu. Ia adalah Panji Asmara Bangun

yang hidup menumpang pada seorang janda dalam

perjalanannya mencari Putri Candra Kirana” (Darmadi

dan Nirbaya,2008:91)

3. Penokohan

Tokoh utama pada cerita “Keong Emas” adalah Joko

Lelono dan Galuh Candra Kirana. Tokoh pembantu dalam

dongeng tersebut adalah ibu Joko Lelono (janda).

a) Joko Lelono

Penokohan Joko Lelono dalam dongeng “Keong Emas”

adalah sabar dan patuh terhadap ibu. Hal ini dibuktikan

dengan kutipan berikut:

“Pada suatu hari, ketika Joko Lelono pergi memancing

ikan di sungai. Hingga sehari penuh, tak satu pun ikan

yang mau menyentuh kailnya. Ah ... malang benar

nasibku hari ini. Hampir petang, tapi tak satu pun ikan

yang kudapat, kata Joko Lelono dalam hati. Sebaiknya

aku pulang saja daripada nanti kelamaan di jalan.

Kasihan ibu, pasti menunggu di rumah, batin Joko

Lelono” (Darmadi dan Nirbaya,2008:89).

Page 90: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

72

b) Galuh Candra Kirana

Penokohan Galuh Candra Kirana dalam dongeng

“Keong Emas” adalah rajin,baik,dan suka menolong. Hal ini

dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Sungguh, kejadian yang menakjubkan. Dari tempayan

tempat tinggal keong emas itu muncul seorang putri

yang sangat cantik. Ia turun dari tempayan. Putri itu

kemudian mulai membersihkan rumah dan memasak”

(Darmadi dan Nirbaya,2008:90

c) Janda

Penokohan ibu Joko Lelono (janda) pada dongeng

“Keong Emas” adalah baik hati dan tulus memberikan

pertolongan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Oleh karena kebaikan sang janda yang telah

mempertemukan mereka, ia diajak kembali ke kerajaan

dan menjadi pelayan setianya. Akhirnya, mereka pun

hidup bahagia di kerajaan” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:

91).

4. Latar

Latar cerita dalam dongeng “Keong Emas” terdiri atas latar

tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat dalam

dongeng tersebut adalah di sebuah desa, di pinggir hutan, di

rumah,di sungai, dan di kerajaan. Latar waktu dalam dongeng

“Keong Emas” terdiri atas suatu hari, petang hari, esok hari,

sore hari, dan malam hari. Latar suasana dalam dongeng

“Keong Emas” adalah menggembirakan.

Page 91: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

73

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam dongeng “Keong

Emas” adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Penulis

mengetahui segala hal yang dialami oleh tokoh dalam cerita.

Penulis mengetahui tentang tokoh,peristiwa, dan motivasi yang

melatarbelakangi cerita “Keong Emas”.

6. Amanat

Amanat yang terdapat dalam dongeng “Keong Emas”

adalah sebagai berikut:

a) Berbuat baiklah terhadap semua makhluk hidup.

b) Kesabaran dan usaha yang keras pasti akan membawakan

hasil yang memuaskan.

2. Nilai Karakter Dongeng Dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas III

MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019.

Perilau karakter seharusnya lebih baik dibandingkan dengan hanya

sekedar perkataan, nilai karakterpun bisa menentukan sebuah tingkat

kesuksesan seseorang.

Sebelum memaparkan nilai karakter yang terdapat pada dongeng

dalam buku bahasa Indonesia untuk kelas III, perlu diketahui bahwa

nilai karakter yang terdapat dalam buku bahasa Indonesia kelas III

terdapat 3 (tiga) dongeng “Pak Belalang” “Batu Menangis” “Keong

Mas” masing-masing ditemukan nilai karakter yang sesuai dengan

Page 92: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

74

yang di tetapkan dari kemendiknas yang berlandasan nilai karakter

budaya dan bangsa.

Apa yang telah didapatkan peneliti melalui pengamatan observasi,

bahwa nilai karakter yang diajarkan dalam Madrasah Ibtidaiyah

ma’arif gedangan sangat baik dan efesien, dengan cara mendidik mulai

dari sebelum masuk ruang sekolah sampai dengan pulang sekolah.

Dan seterusnya apa yang telah dilakukan peneliti dengan

melakukan suatu metode wawancara terhadap guru kelas Ibu Hartati

S.H.I pada hari kamis tanggal 18 juli 2019, pukul 09.00-selesai

bertempat diruang guru beliau menjelaskan terkait masalah nilai

karakter yang terdapat didalam dongeng dalam buku bahasa Indonesia

yaitu buku BSE yang digunakan dalam pembelajaran, beliau

menjelaskan sebagai berikut:

“Dalam buku pembelajaran bahasa Indonesia itu terdapat bacaan-

bacaan mas, terutama dongeng. Nah dongeng itu sendiri biasanya

berisi tentang kehidupan baik buruk agar memberikan contoh siswa

dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dongeng Pak Belalang

salah satu dongeng yang terdapat dalam buku BSE tersebut, disitu

menggambarkan bahwa seseorang yang tidak jujur pembohong, itu

semuakan salah satu contoh nilai karakter yang salah, nah tetapi

diahir ceritanya ternyata terdapat suatu penyesalan yang dimana

masuk dalam nilai karakter yaitu menjadi seseorang yang kerja

keras. Dari itu semua kita tanamkan atau contohkan terhadap

siswa-siswa disini, mencontohkan mana yang benar dan mana yang

salah sesuai dengan dongeng yang telah diajarkan atau dengan

contoh lain”

Dan seterusnya Ibu Hartati S.H.i menambahkan penjelasan

mengenai perubahan yang didapat siswa melalui dongeng, sebagai

berikut:

Page 93: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

75

“Biasanya seorang siswa lebih cenderung dalam perilaku mas,

namanya siswa masih anak-anak juga, bisanya kan masih

menirukan apa yang dia lihat dan dicontohkan, apalagi sama

gurunya, nah apa yang telah di ceritakan didalam dongeng

biasanya saya mengulang lagi dengan contoh perilkau atau bisa

dikatan nilai karakter dengan cara lain agar siswa bisa memahami

apa yg dimaksud dari dongengya”

Di Madrsah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan juga mempunyai

program yang diperuntuhkan terhadap siswa dalam keseharianya yang

masuk dalam nilai karakter, yaitu sebagai contoh melakukan solat duha

di jam sebelum masuk kelas, murojaah surat-surat pendek, semua itu

bertujuan menanamkan kebiasaan nilai karakter sejak dini dalam hal

positif. Bapak Ridha Rahman S.P.d selaku kepala madrasah Mi yang di

wawancarai pada hari kamis tanggal 18 juli 2019, pukul 09.00-selesai

bertempat diruang kepala madrasah beliau menjelaskan terkait masalah

nilai karakter yang biasa dilakukan didalam madrasah sebagai berikut:

“Iya, menurut saya nilai karakter atau pendidikan karakter adalah

sesuatu yang wajib dimiliki seseorang, terutama pada siswa yang

masih dalam bangku sekolah, dimulai sejak dini diterapkannya

nilai karakter melalui pembelajaran setiap harinya, karena semua

itu merupakan suatu stigma atau citra yang dijadikan satu dan akan

menimbulkan sebuah karakter pada anak”

Beliau melanjutkan:

“Dalam menanamkan nilai karakter didalam madrasah, semua guru

disini dimulai dari pagi sampai pulang sekolah, dengan cara sebuah

contoh melakukan solat duha dimasjid sebelum masuk kelas,

setelah itu sebelum pembelajaran juga di awali dengan membaca

do’a dan dilanjutkan muroja’ah surat-surat pendek dalam Al-

qur’an, nah itu semua kan termasuk dalam penanaman nilai

karakter religius didalam madrasah kita”

Selanjutnya Bapak Rindha Rahman S.P.d melanjutkan

penjelasanya terkait dengan nilai karakter yang biasa dilakukan di

Page 94: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

76

madrasah. Nilai karakter ini lebih di utamakan pada nilai religius,

kejujuran dan sosial yang disampaikan langsung pada hari kamis tagal

18 juli 2019, pukul 09.00 – selesai beliau menuturkan:

“Selama ini di madrasah kita bentuk yang utama adalah nilai

religius, kejujuran siswa dan cara menyapa teman ataupun orang

lain dengan cara bersosial dengan sisapa saja, bersopan santun

terhadap orang yang lebih tua dan menjaga adab untuk sementara

itu yang masih kita latih atau teladani dalam membina siswa dalam

menanamkan nilai karakter dimadrasah”

Bapak kepala madrasah juga menyampaikan beberapa pendukung

dan pembentukan karakter di madrasah, sebagai berikut penjelasannya:

“Nah, untuk masalah pendukung atau pembentukan karakter kalau

dimadrasah kita tentunya yang pertama dari kurikulum sendiri,

tetapi ada yang lebih utama yaitu budaya madrasah kita, karena

sekolah kita berbasis islam, maka dari madrasah lebih

mengutamakan rligius apa yang telah disampaikan didepan tadi,

dengan guru yang berkompeten dan dari kita tinggal menambah

atau memberi dorongan yang lebih sedikit demi sedikit”

Ibu Diah Rufaidah S.P.d selaku guru kelas juga memberikan

penjelasannya yang keterkaitan nilai karakter pada dongeng dalam

buku bahasa Indoneisa kelas , pada hari jum’at tanggal 19 juli tahun

2019. hampir sama apa yang disampaikan Ibu Hartati di atas tadi,

beluai memberikan penjelasan sebegai berikut:

“Saya sebagai guru kelas mas, saya mengajar siswa dikelas biasa

menggunakan buku BSE sama seperti yang guru lainya, isi dari

buku juga hampir sama dengan lainya, sesuai dengan SK-KD yang

di ajarkan, tetapi ada juga ditambah buku lainya juga mas”

Nah, untuk masalah bacaan-bacaan yang terdapat didalam buku

bahasa Indoneisa tentunya ada beberapa yang mengandung nilai

karakter secara tidak langsung, setiap cerita pasti juga mengandung

nilai karakter asal kita cermati, tetapi seorang siswa kalau tidak di

diarahkan atau dibimbing langsung oleh guru pati tidak akan tau

mana yang sebenarnya nilai karakter yang baik, nah biasanya nilai

karakter pada umumnya yang terdapat pada cerita-cerita buku

Page 95: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

77

bahasa Indonesia yaitu, religius, jujur, mandiri dan lain-lainya

secara tidak langsung pasti ada, kalau dalam buku bahasa

Indonesia kelas III biasanya terdapat didalam dongeng yang ada

didalam buku tersebut, seandainya dikupas satu persatu pasti

terkandung nilaikarakter pada siswa entah itu yang benar atau yang

salah, tetapi kalau dalam pembelajran yang diutamakan kebenaran

karena nilai karakter biasanya itu ditiru oleh para siswa setelah usai

pembelajran”

Beliu juga melanjutkan mengenai tingkah laku setelah siswa

mendapatkan nilai karakter dalam pembelajran:

“Untuk masalah perubahan siswa setelah mendapatkan

pembelajaran mengenai nilai karakter melalui dongeng tentunya

ada, dari saya sendiri biasanya memberikan contoh dari hasil

pembelajran tadi, contohnya seperti semisal orang mencuri itu baik

apa buruk?, dan siswa disuruh menjawab. Nah dari itu mungkin

siswa tau dan bisa mengerti mana yang harus dia lakukan dan mana

yang tidak atau dilarang”

Menganai peran dan perubahan tingkah laku pada siswa ini telah di

jelaskan oleh Ibu Nur Hidayah, S.Pd. sebagai guru kelas yang telah

diwawancara oleh peneliti pada hari selasa tanggal 23 Juli 2019

diruang kantor madrasah pada jam 11.00- selesai beliau menjelsakan

sebagai berikut:

“Fungsi dari dongeng itu sendiri mas, sebenarnya memberikan

peran atau gambaran pada siswa melalui dongeng itu sendiri, kalau

dongeng itu menceritakan sesuatu yang baik, peran atau pesan dari

dongeng itu sendiri akan baik pula apa yang akan dipahami oleh

siswa”

Sedangkah dalam perubahan tingkah laku, Ibu Nur Hidayah S.Pd.

juga memberikan penjelasan sebagai berikut:

“Perubahan tingkah laku kalau menurut saya mas, semua

tergantung dengan penekanan dalam pembelajaran pada siswa

ketika mengajar, contoh dalam memberi pesan-pesan dari hasil

dongeng yang telah diceritakan, dan membawa suasana pesan-

pesan tersebut kedalam hal-hal yang positif dan sesuai yang akan

Page 96: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

78

diperankan lamgsung oleh siswa, menggambarkan dari hal-hal

yang nyeleweng menjadi yang baik dan benar”

Dan selanjutnya Ibu Nur Hidayah S.Pd menyampaikan mengenai

perubahan karakter pada siswa sebagai berikut:

“semua orang tentunya punya karakter masing-masing mas, dalam

merubah karakter itu kalau menurut saya terlalu sulit, tetapi saya

bahasakan menambah nilai karakter saja, dalam hal lain, karakter

itukan sebuah watak seseorang dari kecil, nah kalau saya dalam

menanggapi ini tergantung orang yang menerimanya, karena

semua orang kan punya nilai karakter, tah itu bener atau salah,

tinggal orang itu bisa membedakan atau tidak, mana yang bener

dan mana yang harus mereka cegah, semua itu kembali kediri

masing-masing. Nah, biasanya kalau siswa setelah mempelajari

dongeng atau sebagainya, mereka bisa mendapatkan nilai karakter

sesuai apa yang telah mereka tangkap dari dongeng tersebut, kalau

semisal dongeng itu bersangkutan dengan keagamaan ya itu

termasuk siswa dapat nilai karakter religius dengan cara contoh

yang terulang-ulang sewaktu pengajaran mas, karena siswa tingkat

MI itu tidak cukup satu kali bisa langsung namgkep apa yang telah

dicontohkan oleh guru”

Oleh karena itu, dibawah ini adalah nilai karakter dongeng yang

terdapat didalam buku bahasa Indonesia kelas III, diantaranya:

a. Nilai Karakter Dalam Dongeng “Pak Belalang”

1) Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bukti kalimatnya

adalah sebagai berikut:

“Keluarga Pak Belalang hidup miskin karena Pak Belalang

tidak bekerja” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:38).

Berdasarkan kalimat di atas menunjukkan bahwa jika kita

ingin hidup berkecukupan kita harus bekerja. Kalimat tersebut

Page 97: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

79

secara tersirat mengajak kita untuk menjadi manusia yang giat

bekerja agar memiliki kehidupan yang cukup.

2) Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan di dengar. Bukti kalimatnya adalah sebagai berikut:

“Orang-orang yang kehilangan barang itu bertanya kepada

Pak Belalang”. Pak Belalang pun dipanggil Baginda Raja

ke istana dan disuruh menebak benda yang ada dalam

genggaman Baginda Raja” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:39).

Berdasarkan kalimat di atas menunjukkan bahwa jika kita

ingin mengetahui sesuatu hal maka harus berani bertanya

dengan orang yang dianggap mengetahuinya. Kalimat tersebut

secara tersirat mengajak kita untuk menjadi manusia yang

memiliki sifat keingintahuan yang tinggi.

3) Menghargai Prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri. Bukti kalimat yang mendukung adalah

sebagai berikut:

“Pak Belalang pun dihadiahi oleh Baginda Raja karena

berhasil menebak dengan tepat”. Orang-orang yang

meminta bantuan memberi imbalan kepada Pak Belalang”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:40)

Berdasarkan kalimat-kalimat tersebut menunjukan bahwa

kita harus menghargai prestasi yang telah didapatkan oleh

orang lain. Kalimat tersebut secara tersirat mengajak kita untuk

Page 98: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

80

menjadi manusia yang selalu menghargai prestasi yang telah

dicapai.

b. Nilai Karakter Dalam Dongeng “Batu Menangis”

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Hal

ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Si ibu itu pun berdoa.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:68)

Kalimat di atas menunjukan bahwa seorang ibu yang

meminta petunjuk kepada Tuhan dengan cara berdoa. Hal ini

menjelaskan bahwa terdapat nilai religius yang dapat diambil

dari dongeng “Batu Menangis”.

2. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bukti kalimat

yang mendukung adalah:

“Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus

berjalan kaki.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:67)

Kalimat tersebut menunjukan bahwa janda miskin dan

anaknya harus berjalan kaki untuk sampai ke pasar yang

letaknya sangat jauh. Hal ini dapat dicontoh agar peserta didik

bekerja keras untuk menggapai cita- cita yang diinginkan.

Page 99: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

81

3. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan di dengar. Bukti kalimat yang mendukung adalah

sebagai berikut:

“Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan

bertanya kepada anak gadis itu.” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:68)

Kalimat tersebut menunjukan bahwa seorang pemuda yang

sedang menanyakan sesuatu hal kepada si gadis. Pemuda

tersebut memiliki rasa ingin tahu apakah janda tua yang

berjalan di belakang si gadis adalah ibunya. Sikap pemuda ini

termasuk dalam nilai karakter rasa ingin tahu.

c. Nilai Karakter Dalam Dongeng “Keong Emas”

1. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan

dan pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:

“Sang putri pun tak dapat lagi menjelma menjadi keong

emas. Sebenarnya, sang putri itu adalah Galuh Candra

Kirana, yang tak lain ialah istri Panji Asmara Bangun”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:91)

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Galuh Candra Kirana

harus mengakui jati dirinya yang sebenarnya adalah seorang

putri bukan seekor keong emas. Sikap Galuh Candra Kirana

termasuk dalam nilai karakter jujur.

Page 100: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

82

2. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini dibuktikan

dengan kalimat berikut:

“Pekerjaan sehari-hari janda itu ialah mencari kayu bakar di

hutan untuk dijual di pasar yang ada di desa itu.” (Darmadi

dan Nirbaya, 2008:89). “Keesokan harinya, si ibu dan

anaknya itu kembali menekuni pekerjaan sehari-hari

masing-masing.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:90).

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa janda tersebut tetap

bekerja mencari kayu di hutan demi meneruskan kehidupannya.

Sikap janda tersebut masuk dalam nilai karakter kerja keras.

3. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas. Hal ini dibuktikan dengan kalimat

berikut:

“Putri itu kemudian mulai membersihkan rumah dan

memasak.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:90).

Kalimat tersebut menjelaskan bahwa sang putri

membersihkan rumah dan memasak, pekerjaan itu dilakukan

tanpa bantuan siapapun. Sikap sang putri masuk dalam nilai

karakter mandiri.

4. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

Page 101: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

83

dilihat dan di dengar. Hal ini dibuktikan dengan kalimat

berikut:

“Joko, apakah kamu tadi yang memasaknya?” tanya ibu itu.

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:90). “Oleh karena penasaran,

suatu hari mereka berangkat bekerja, tetapi tidak langsung

beranjak pergi. Mereka mengintip dahulu ke dalam rumah.

Joko Lelono dan ibunya ingin tahu, siapa yang telah berbaik

hati memasakkan untuk mereka.” (Darmadi dan Nirbaya,

2008:90).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa si ibu ingin tahu siapa

sebenarnya yang memasak makanan saat rumah sedang tidak

ada orang. Sikap tersebut termasuk dalam nilai karakter rasa

ingin tahu.

5. Menghargai Prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri. Hal ini dibuktikan dengan kalimat

berikut:

“Joko berkata kepada ibunya bahwa hari ini ia hanya

mendapatkan seekor keong emas. Ibunya pun maklum akan

hal itu.” (Darmadi dan Nirbaya, 2008: 90). “Bu, karena

hidangan ini masih hangat dan kelihatannya disiapkan untuk

kita, bagaimana kalau kita santap bersama?” ajak Joko

Lelono. (Darmadi dan Nirbaya, 2008: 90). “Oleh karena

kebaikan sang janda yang telah mempertemukan mereka, ia

diajak kembali ke kerajaan dan menjadi pelayan setianya.”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:91).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh dalam cerita

“Keong Emas” selalu menghargai hasil usaha yang telah

dilakukan masing- masing tokoh. Sikap tersebut termasuk

dalam nilai karakter menghargai prestasi.

Page 102: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

84

6. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut:

“Sebaiknya aku pulang saja dari pada nanti kelamaan di

jalan. Kasihan ibu, pasti menunggu di rumah,” batin Joko

Lelono” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:89).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Joko Lelono

bertanggung jawab untuk menjaga ibunya yang di rumah

seorang diri. Hal ini termasuk dalam nilai karakter tanggung

jawab.

C. Analisi Data

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi, dongeng yang dianalisis sebanyak

tiga yaitu “Pak Belalang”, “Batu Menangis”, dan “Keong Emas”. Nilai

karakter yang terdapat dalam dongeng pada buku “Bahasa Indonesia untuk

MI kelas III” cukup banyak ditemukan. Sebagai menindak lanjuti peneliti

ini, untuk menganalisis dari hasil penelititan ini, peneliti akan

menghubungkan dengan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

yang didapat dilapangan.

Data yang telah diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti di atas akan

dianalisis oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian. Dibawah ini peneliti

akan memaparkan analisis temuan peneliti dalam nilai karakter dongeng

dalam buku bahasa Indonesia kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Gedangan tahun ajaran 2019. Analisis ini akan memfokuskan penelitian

Page 103: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

85

yang berkenaan pada nilai karakter dongeng dalam buku bahasa Indonesia

Kelas III.

1. Unsur Intrinsik Dalam Dongeng Pada Buku Bahasa Indonesia Kelas

III MI Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019.

Tentu didalam setiap dongeng biasanya dibagi menjadi tiga bagian

yang pertama yaitu pendahuluan, atau biasa disebut dengan kalimat

pengantar untuk memulai sebuah dongeng. Dan dilanjut dengan isi secara

kronologis. Tutup cerita biasanya untuk mengahiri kisah dari dongeng, dan

biasanya penutup yang sering digunakan dalam cerita dongeng misalnya,

kehidupan mereka berahir bahagia atau dengan penyesalan.

Setelah peneliti melakukan penelitian dan memperoleh data melalui

observasi dan dokumentasi dari buku bahasa Indonesia untuk kelas III

BSE karya (Darmadi dan Nirbaya, 2008). Peneliti mencatat bahwa dalam

buku pembelajaran bahasa Indonesia kelas III terdapat beberapa bacaan

yang di antaranya adalah dongeng. Dongeng yang terdapat dalam buku

bahasa Indonesia kelas III terdapat tiga buah, dalam setiap dongeng

terdapat 6 (enam) unsur instrinsik yang didalam mempunyai gagasan

masing-masing dan sangat menarik.

Berdasarkan unsur instrinsik yang ada dalam dongeng di antarnya

yaitu dongeng “Pak Belalang” dongeng tersebut terdapat 6 unsur instrinsik

sama dengan dongeng lainya, yaitu yang pertama tema, yang

menggambarkan kejujuran seorang tokoh. Sedangkan dalam dongeng

“Batu Menangis” anak yang durhaka seorang gadis yang tidak

Page 104: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

86

menghormati ibu kandungnya. Dan tema dalam dongeng “Keong

Menangis” ketabahan seseorang.

Alur, pada dongeng “Pak Belalang” “Batu Mengangis” dan “Keong

Emas” adalah alur maju karena dijelaskan secara urut mulai dari tahap

perkenalan sampai dengan tahap penyelesaian.

Penokohan Tokoh utama pada dongeng “Pak Belalang” adalah Pak

Belalang. Dan ada beberapa tokoh lainya diantarnya Baginda Raja, dan

orang yang meminta bantuan kepada Pak Belalang. Dan tokoh yang

terdapat pada doneng “Batu Menangis” si gadis dan janda tua. Tokoh

pembantu dalam dongeng “Batu Menangis” adalah pemuda. Sedangkan

Tokoh utama pada cerita “Keong Emas” adalah Joko Lelono dan Galuh

Candra Kirana. Tokoh pembantu dalam dongeng tersebut adalah ibu Joko

Lelono (janda).

Latar , Latar cerita pada dongeng “Pak Belalang” terdiri atas latar

tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat pada dongeng adalah

sebuah negeri yang jauh dari istana. Latar waktu pada dongeng adalah

pada zaman dahulu. Latar suasana pada dongeng “Pak Belalang” adalah

menegangkan dan menyedihkan. Dan dalam “Batu Menangais” unsur

lantar yang sama. Dalam “Keong Emas” menggembirakan.

Sudut pandang, sudut pandang yang digunakan dalam dongeng “Pak

Belalang” adalah orang ketiga serba tahu. Sedangkan dalam dongeng

“Batu Menangis Penulis mengetahui segala hal yang dialami oleh tokoh

dalam cerita. Penulis mengetahui tentang tokoh, peristiwa, dan motivasi

Page 105: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

87

yang melatarbelakangi cerita “Batu Menangis”. Dan “Keong Emas

menggunakan orang yang ke tiga.

Amanat, dalam ceritanya ‘Pak Belalang” diutamakan kejujuran dari

pada menjadi orang pembohong. Sedangkan dalam “Batu Menangis”

jangan pernah menyakiti hati orang tua, karena restu orang tua adalah restu

Tuhan. Dan dalam dongeng “Keong Emas” mencintai atau berbuat baik

dengan makhluk hidup lainya.

2. Nilai Karakter Dongeng Dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas III MI

Ma’arif Gedangan Tahun Ajaran 2019.

Dongeng yang merupakan bagian dari sastra anak sangat mendidik

dengan pesan-pesan yang disampaikan baik secara tersurat maupun

tersirat. Pesan-pesan yang disampaikan sangat membantu dalam proses

perkembangan peserta didik.

Berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah (18-7-2019), beliau

mengatkan bahwa nilai karakter atau pendidikan karakter adalah sesuatu

yang wajib dimiliki seseorang, terutama pada siswa yang masih dalam

bangku sekolah. Disekolah adalah salah satu jalan dimana anak atau

seorang siswa mulai dikenalkan dengan nilai karakter yang baik dan

berlandasan yang jelas.

Dan juga apa yang telah dikatakan oleh Ibu Nur Hidayah bahwa niali

karakter adalah salah satu watak seseorang atau kepribadian yang

membedakan seseorang dengan yang lainnya (Hidayah, Nur: 23-7-2019).

Page 106: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

88

Dalam dongeng “Pak Belalang” memiliki tiga nilai karakter yaitu kerja

keras, rasa ingin tahu, dan menghargai prestasi. Dongeng “Batu

Menangis” memiliki tiga nilai karakter yaitu religius, kerja keras, dan rasa

ingin tahu. Dongeng “Keong Emas” memiliki enam nilai karakter yaitu

jujur, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan

tanggung jawab.

Dari 18 karakter, ada beberapa nilai karakter yang terdapat dalam

dongeng buku bahasa Indonesia kelas III. Berikut adalah hasil analisis

nilai karakter yang terdapat dari dongeng yang terdapat didalam buku

bahasa Indonesia kelas III dan hasil wawancara.

a. Nilai karakter religius yang terdapat dalam dongeng pada buku

“Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak satu nilai karakter,

terdapat pada dongeng “Batu Menangis” dengan kutipan “si Ibu itu

pun berdoa” (Darmadi dan Nirbaya, 2008:68) Kalimat kutipan di atas

menunjukan bahwa seorang ibu yang meminta petunjuk kepada Tuhan

dengan cara berdoa. Dilihat dari aspek semantik kalimat tersebut

mengandung aspek literal. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat nilai

religius yang dapat diambil dari dongeng “Batu Menangis.

b. Nilai karakter jujur yang terdapat dalam dongeng pada buku “Bahasa

Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak satu nilai karakter yang

terdapat pada dongeng “Keong Emas” yang dikutip “sang putri pun

tak dapat lagi menjalma menjadi keong emas” Kutipan tersebut

menjelaskan bahwa Galuh Candra Kirana harus mengakui jati dirinya

Page 107: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

89

yang sebenarnya adalah seorang putri bukan seekor keong emas.

Dilihat dari aspek semantik kalimat tersebut mengandung aspek non

literal. Sikap Galuh Candra Kirana termasuk dalam nilai karakter

jujur.

c. Nilai karakter kerja keras yang terdapat dalam dongeng pada buku

“Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak tiga nilai karakter

yang terdapat pada dongeng “ Pak Belalang” “Batu Menangis”

“Keong Emas”

d. Nilai karakter mandiri yang terdapat dalam dongeng pada buku

“Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak satu nilai karakter

yang dimana ditemukan didalam “Keong Emas” dengan kutipan

“Putri itu kemudian mulai membersihkan rumah dan memasak.”

(Darmadi dan Nirbaya, 2008:90). Kalimat tersebut menjelaskan bahwa

sang putri membersihkan rumah dan memasak, pekerjaan itu

dilakukan tanpa bantuan siapapun. Dilihat dari aspek semantik kalimat

tersebut mengandung aspek non literal. Sikap sang putri masuk dalam

nilai karakter mandiri.

e. Nilai karakter rasa ingin tahu yang terdapat dalam dongeng pada buku

“Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak tiga nilai karakter

yang terdapat dalam dongeng “Pak Belalang” “Batu Menangis”

“Keong Emas”.

Page 108: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

90

f. Nilai karakter menghargai prestasi yang terdapat dalam dongeng pada

buku “Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak dua nilai

karakter dalam dongeng “ Pak Belalang” dan “Keong Emas”

g. Nilai karakter tanggung jawab yang terdapat dalam dongeng pada

buku “Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” sebanyak satu nilai

karakter terdapat pada dongeng “Keong Emas” dalam kutipan

“Sebaiknya aku pulang saja dari pada nanti kelamaan di jalan Kasihan

ibu, pasti menunggu di rumah,” batin Joko Lelono. (Darmadi dan

Nirbaya, 2008:89). Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Joko Lelono

bertanggung jawab untuk menjaga ibunya yang di rumah seorang diri.

Nilai karakter yang ada dalam dongeng dapat menjadi alternatif bagi

orang tua maupun guru untuk dijadikan media penanaman nilai karakter

pada diri siswa. Melalui dongeng yang menampilkan tokoh-tokoh dengan

berbagai jenis perwatakan dapat djadikan model agar siswa dapat

membedakan karakter yang baik maupun buruk.

Dongeng dianggap mampu menanamkan nilai karakter pada anak

sehingga sangat berguna untuk menghadapi kehidupan dunia di era

globalisasi seperti sekarang ini. Dongeng yang jarang dipilih oleh guru dan

orang tua sebagai media penanaman nilai karakter, ternyata dapat menjadi

alternatif sarana pembangunan karakter bagi siswa. Siswa tidak merasa

tertekan dengan proses penanaman nilai yang biasanya bersifat mendoktrin

mengenai suatu ajaran tertentu. Melalui dongeng siswa merasa enjoy

karena proses penanaman nilai karakter berlangsung menyenangkan.

Page 109: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

91

Page 110: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

92

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian nilai-nilai karakter dalam dongeng pada buku

Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Gedangan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter dalam sebuah

dongeng dapat diketahui dengan menjabarkan unsur instrinsik yang

terdapat dalam dongeng. Unsur instrinsik pada dongeng yaitu tema, alur,

tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, serta amanat.

Nilai karakter yang ditemukan sebanyak 12 nilai karakter. Dongeng

yang paling banyak mengandung nilai karakter adalah “Keong Emas”

yaitu sebanyak enam nilai karakter. Dongeng yang berjudul “Pak

Belalang” dan “Batu Menangis” masing-masing mengandung tiga nilai

karakter. Nilai karakter yang muncul adalah religius, jujur, kerja keras,

rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Nilai

karakter yang tidak muncul dalam dongeng pada buku “Bahasa Indonesia

untuk SD dan MI Kelas III” adalah toleransi, disiplin, kreatif, demokratis,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Dongeng dapat dijadikan

salah satu media untuk menanamkan nilai-nilai karakter, sehingga siswa

dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 111: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

93

B. SARAN

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak kekurangan dan

keterbatasan, namun tidak ada salahnya apabila penulis mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru atau orang tua dapat menjadikan dongeng sebagai alternatif

pilihan dalam mendidik anak tentang nilai-nilai karakter.

2. Bagi siswa hendaknya dapat memilih karakter yang baik sehingga

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi penulis buku “Bahasa Indonesia untuk MI Kelas III” hendaknya

lebih banyak menyisipkan nilai-nilai karakter dalam dongeng terutama

nilai karakter yang belum muncul.

Page 112: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

94

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Khairul Amry. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada

Kumpulan Dongeng Binatang Di Sekitar Kita Karya Diana dan

Pembelajarannya pada Siswa SMP Kelas VII. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Islam

Sultan Agung. Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik Jakarta: Rineka Cipta.

Amirin, M. Tantang. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persida.

Arismantoro. 2008. Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Depag RI. 2001. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas

III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Departemen

Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka.

Dewi, Ni Luh Lina Agustini, Ida Bagus Putrayasa, dan I Gede Nurjaya.

2014. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Novel Sepatu

Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya terhadap

Pengajaran Pendidikan Karakter Sekolah di Indonesia. E-Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha.Vol.2 (No.1, 1-

10). Di akses pada 12 juni 2019

(htt://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/articel/view/3438).

Danandjadja, james. 2007. Folkor Indonesia, ilmu gosip,dongeng dan

lain-lain. Jakarta: Grafiti.

Endraswarsa, Suwardi. 2003. Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta:

pustaka widyatama.

Ramlan, M. 2001. Morfologi suatu tinjauan deskripsi. yogyakarta: CV

Karyono.

Page 113: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

95

Griffiths, Patrick. 2006. Introduction to einglish semantics and

pragmatics. Endinburgh unuversity pres ltd.

Faisal, M. 2009. Bahan Ajar Cetak Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS.

Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Reinventing Human Character Pendidikan

Karakter Berbasis Nilai&Etika di Sekolah. Yogyakarta:Ar-Ruzz

Media.

Fananie, Zainuddin. 2010. Pedoman Pendidikan Modern. Yogyakarta:

Fananie Center PT Surya Perdana.

Hamka, (1993), Tafsir al-Azhar Jilid 7 , Cet. Ke-2; Singapura: Pustaka

Nasional.

Hendri, Kak. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Itadz. 2008. Memilih, Menyusun, Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak

Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Junaedi, H. Moha, Drs. 1992. Apresiasi Sastra Indoneisa. Unjung

Pandang: IKIP Ujung Pandang.

Mulyasa. 2011. Manajemen pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.

Moloeng, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Ruchman, Maman.2000. Reposisi, Reevaluasi, Dan Redefinisi Pendidikan

Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan Dan

Kebudayaan. Tahun Ke-7

Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral,

Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas

Membangun Jati Diri. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Soetantyo, Sylvia Primulawati. 2013. Peranan Dongeng dalam

Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan.

Vol.14 (No.1): 44-51.

Page 114: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

96

Sudarminta, J. 2008. Nilai Etika Aksiologis Max Scheler.

Yogyakarta:Kanisius.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

.2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

.2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumidjo, Wahyu. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan teoritik

dan permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

Suyahmo. 2008. Filsafat Pancasila. Semarang: Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Suyitno, Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Budaya

Bangsa Berwawasan Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan karakter,

vol. 2 (no.1 ): 1-2.

Sitepu, B.P, Prof. 2015. Penulis buku teks pelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Hery Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatau Keterampilan

Bahasa. Jakarta: Angkasa

Trianto, Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa

Indonesia untuk SMP dan Mts Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Tilaar. 2000. Pendidikan Kebudayaan Masyarakat Madani Indonesia.

Jakarta Pusat: Rosda.

Thiami. 2014. Makna budaya dalam dongneg humor masyarakat banten.

Jurnal of local culture. Vol.1, no.1, 2014. Hal, 21-39.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Winarti, Euis. 2012. Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Lentera Ilmu

Cendekia.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Tehnik Penyususnan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Zamroni, 2000. Paradigma Pendidikan Masadepan. Yogyakarta:

Yogyakarta Biografi.

Page 115: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 116: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

98

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Amiruddin Wafa dilahirkan pada tanggal 12

April 1998, di desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten

Demak, dari pasangan Nur Chamid dan I’anatun

Khoeriyah. Ia mengawali pendidikan nya di Taman Kanak-

Kanak Panggelar Budi dan melanjutkan sekolah dasar ke

Sekolah Dasar Negeri Sarisejo 2, yang keduanya berlokasi

di desa kelahirannya. Pendidikan menengah pertama di

tempuh di MTs Tajul Ulum dan pendidikan menengah ke atas di selesaikan juga

di Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo kecamatan Tanggungharjo kabupaten

Grobogan (2015). Setamat dari Madrasah Aliyah , ia melanjutkan ke sekolah

perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tahun 2015.

Pendidikan non formal di awali dari Taman Pendidikan Al-Qur’an As-

syarifiyah dan dilanjutkan ke Madrasah Diniyah Awaliyah Tajul Ulum Brabo

(2015). Mengawali belajar agama di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo

Tanggungharjo Grobogan dari tahun (2009-2015), dan dilanjutkan ke pesantren

Edi Mancoro Gedangan Tuntang Kabupaten Semarang sampai saat ini.

Page 117: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

99

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan observasi, yang diamati adalah partisipasi dalam kebiasaan

pembelajaran nilai karakter pada siswa pada dongeng dalam buku bahasa

Indonesia dan kegiatan sehari-hari di Madrasah Ibtidaiyah ma’arif Gedangan

tahun ajaran 2019 meliputi:

A. Tujuan

Untuk memperoleh informasi dan data baik kondisi fisik maupun non fisik

dalam pembelajran nilai karakter dongeng dalam buku bahasa Indoneisa kelas

III di madrasah ibtidaiyah ma’arif gedangan tahun ajaran 2019.

B. Aspek yang diamati:

1. Alamat Madrasah

2. Lingkungan madrasah pada umumnya

3. Suasana/ iklim sehari-hari dan secara akademik yang mendukung dalam

nilai karakter di Madrasah.

4. Sarana prasarana Madrasah

5. Dan siapa saja yang berperan dalam nilai karakter di madrasah secara

langsung.

Page 118: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

100

HASIL OBSERVASI

Dalam pengamatan observasi, yang diamati adalah partisipasi dalam kebiasaan

pembelajaran nilai karakter pada siswa pada dongeng dalam buku bahasa

Indonesia dan kegiatan sehari-hari di Madrasah Ibtidaiyah ma’arif Gedangan

tahun ajaran 2019 meliputi:

C. Tujuan

Untuk memperoleh informasi dan data baik kondisi fisik maupun non fisik

dalam pembelajran nilai karakter dongeng dalam buku bahasa Indoneisa kelas

III di madrasah ibtidaiyah ma’arif gedangan tahun ajaran 2019.

D. Aspek yang diamati:

1. Alamat Madrasah

Penelititan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Jl. Nusantara 01

2. Lingkungan madrasah pada umumnya

Cukup baik dan memberi dukungan pada Madrasah dalam hal

lingkungan yang sangat sejuk dan bersih.

3. Suasana/ iklim sehari-hari dan secara akademik yang mendukung dalam

nilai karakter di Madrasah.

Suasana iklim sangatlah baik dikelilingi oleh banyak perpohonan

yang dimana bisa digunkan dalam pembelajaran outdoor. Dan secara

akademik suasana dalam pembelajaran sangat biak dan mendukung nilai

karakter pada siswa melalui sarana prasarana yang telah disediakan.

4. Sarana prasarana Madrasah

Sarana prasarana cukup bisa di unggulkan, dengan pendukung

pembelajaran siswa dengan semangat.

5. Dan siapa saja yang berperan dalam nilai karakter di madrasah secara

langsung.

Semua memberi atau mempunyai peran, terutama pada guru dan

siswa, wali murid pun juga ikut andil dalam memberi dukungan langah

konkrit dalam kegiatan penanaman nilai karakter sejak dini disekolah

maupun madrasah.

Page 119: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

101

PEDOMAN WAWANCARA

INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK KEPALA MADRASAH

Judul Penelitian : ANALISIS NILAI KARAKTER

DONGENG DALAM BUKU “BAHASA INDONESIA

UNTUK KELAS III” MI MA’ARIF DS. GEDANGAN

KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

A. Pelaksanaan

1. Hari/tanggal :

2. Waktu :

3. Tempat :

B. Identitas Subjek

1. Nama :

2. Alamat :

3. Pendidikan :

4. Jabatan :

C. Pertanyaan

1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pendidikan karakter?

2. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanamkan nilai karakter pada

siswa?

3. Sejauh mana sekolah ini menerapkan nilai pendidikan

karakter?

4. Apa saja faktor pendukung dalam pembentukan karakter siswa

disekolah?

5. Apa saja faktor penghambat dalam upaya pembentukan

karakter disekolah?

6. Apa solusi solusi untuk faktor penghambat tersebut?

Page 120: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

102

HASIL WAWANCARA

D. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Kamis, 18 Juli 2019

Waktu 09.00- selesai

Tempat Ruang kepala madrasah

Nama Rindha Rahman, S.PdI

Alamat Gedangan, kec. Tuntang kab. Semarang

Pendidikan S1

Jabatan Kepala madrasah Ma’arif Gedangan

2. Pertanyaan peneliti

Hasil Wawancara

1. Apa yang bapak/ibu ketahui

tentang pendidikan karakter ?

Kesimpulan

Menurut saya nilai karakter atau

pendidikan karakter yaitu suatu yang

dimiliki seseorang dalam hal-hal

kepribadian, semua itu merupakan stigma

atau citra yang dijadikan satu yang akan

menjadi sebuah karakter pada diri

seseorang.

Nilai karakter menurut kepala

sekolah yaitu sebuah stigma atau citra

yang dijadikan satu yang disitu akan

menjadi sebuah karakter pada kepribadian

seseorang.

2. Bagaimana cara Bapak/Ibu

menanamkan nilai karakter pada

siswa ?

Dalam mena Namkan nilai karakter, kita biasanya

melakukannya dari pagi sebelum masuk

sekolah sampai pulang. Dengan contoh

mulai pagi siswa deberi kegiatan sholat

duha, sebelum pembelajaran kita awali

dengan do’a dan dilanjut murojaah surat-

surat pendek, itu salah satu contoh nilai

Dan cara kepala madrasah

menanamkan nilai karakter pada siswa

yaitu dengan kebiasaan setiap pagi di

madrasah yang dimana di awali dengan

berdoa sebelum mulai belajar dan

murojaah surat-surat pendek.

Page 121: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

103

religius, sampai pulang sekolah pun

sebelum pulang kerumah masing-masing

siswa yang kelas atas kita ajak berjamaah

solat duhur dimasjid bersama-sama dan

dilanjut doa pulang.

3. Sejauh mana sekolah ini

menerapkan nilai pendidikan

karakter ?

Selama ini, bentuk dimadrasah kita

adalah yang utama nilai religius, jujur,

serta bertanggung jawab dan sopan

santun terhadap yang lebih tua, terutama

pada guru.

Nilai religius kejujuran sopan

santun dan bertanggung jawab nilai

karakter yang diterapkan di madrasah

yang paling utama.

4. Apa saja faktor pendukung dalam

pembentukan karakter siswa

disekolah?

Faktor utama yaitu yang pertama

dari kurikulum sendiri, tetapi ada yang

lebih uatama yaitu dari budaya madrasah

kita sendiri juga, dengan guru yang

berkompeten dan dari saya sendiri

sebagai kepala tinggal memberi tambahan

atau memberi dorongan yang lebih biak

lagi.

Pendukung pembentukan karakter

dari kurikulum faktor utama dan ada juga

dari madrasah sendiri

5. Apa saja faktor penghambat dalam

upaya pembentukan karakter

disekolah?

Dari faktor penghambat pasti ada,

dan biasanya dari SDM siswa yang

berbeda-beda dan juga latar belakang

yang beda pula.

Salah satu faktor penghambat yaitu

SDM siswa yang berbeda-beda

6. Apa solusi solusi untuk faktor

penghambat tersebut?

Dalam memberi solusi, dari madrasah

biasanya memberi evaluasi bersama

dengan guru dan biasanya juga dengan

Pada dasarnya dari pihak madrasah

memberiksn ssolusi terhadap siswa

dengan membicarakan bersama dewan

Page 122: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

104

wali murid juga, ketika ada masalah pada

siswa, biasanya kita bicarakan bersama.

guru

Page 123: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

105

PEDOMAN WAWANCARA

INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU KELAS

Judul Penelitian : ANALISIS NILAI KARAKTER

DONGENG DALAM BUKU “BAHASA INDONESIA

UNTUK KELAS III” MI MA’ARIF DS. GEDANGAN

KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

D. Pelaksanaan

4. Hari/tanggal :

5. Waktu :

6. Tempat :

E. Identitas Subjek

5. Nama :

6. Alamat :

7. Pendidikan :

8. Jabatan :

F. Pertanyaan

1. Buku apa sajakah yang Bapak/Ibu guru gunakan

dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III?

2. Buku apa sajakah yang digunakan siswa dalam

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia?

3. Apakah isi di dalam buku yang digunakan oleh guru

dan siswa sama?

4. Apakah di dalam buku Bahasa Indonesia kelas III

terdapat bacaan- bacaan yang mengandung nilai

karakter?

5. Jenis bacaan apa sajakah yang terdapat dalam buku

siswa tersebut?

Page 124: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

106

6. Apakah dalam cerita dongeng yang terdapat dalam

buku siswa mengandung nilai-nilai karakter?

7. Bagaimanakah peranan dongeng terhadap

penanaman nilai karakter pada siswa?

8. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu guru menanamkan

nilai karakter yang ada pada dongeng terhadap

siswa?

9. Apakah ada perubahan tingkah laku siswa setelah

mendapatkan pendidikan karakter melalui dongeng

dalam pembelajaran?

10. Perubahan karakter apa saja yang didapat siswa

melalui dongeng?

Page 125: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

107

HASIL WAWANCARA

G. Guru kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Kamis, 16 Juli 2019

Waktu 10.00- selesai

Tempat Ruang kantor madrasah

Nama Hartati, S.HI

Alamat Kali beji, kec. Tuntang kab. Semarang

Pendidikan S1

Jabatan Guru kelas MI Ma’arif Gedangan

2. Pertanyaan Peneliti

Hasil Wawancara

1. Buku apa sajakah yang Bapak/Ibu guru

gunakan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas III?

Kesimpulan

Buku Bahasa Indonesia BSE dan

beberapa buku pendamping.

Dalam buku bahasa indonesia terdapat

bacaan-bacaan dongeng.

2. Buku apa sajakah yang digunakan siswa

dalam mengikuti pelajaran Bahasa

Indonesia?

Setiap dongeng memiliki nilai karakter

yang berbeda-beda, melihat dari itu

semua bahwasanya seorang

Buku Bahasa Indonesia BSE kelas

III.

Siswa akan mendapatkan nilai karakter

melalui dongeng tersebut.

3. Apakah isi di dalam buku yang

digunakan oleh guru dan siswa sama?

Melalui cara ini ibu Hartati memberi nilai

karakter pada siswa dengan

Page 126: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

108

sama, sesuai dengan SK dan KD

yang akan diajarkan

menyisipkan pada dongeng yang

diajarkan.

4. Apakah di dalam buku Bahasa

Indonesia kelas III terdapat bacaan-

bacaan yang mengandung nilai

karakter?

iya, ada. Terdapat beberapa

bacaan yang didalamnya mengandung

nilai-nilai karakter.

5. Jenis bacaan apa sajakah yang terdapat

dalam buku siswa tersebut?

Ada beberpa dongeng ada juga

bacaan naratif dan sebagainya.

6. Apakah dalam cerita dongeng yang

terdapat dalam buku siswa

mengandung nilai-nilai karakter?

Iya, setiap dongeng terdapat nilai

karakter yang berbeda-beda, tergantung

dongeng yang diceritakan.

7. Bagaimanakah peranan dongeng

terhadap penanaman nilai karakter

pada siswa?

Iya tentunya ada. Saya coba

ambil contoh cerita dongeng “Pak

Belalang” itu diambil hikmah tentang

nilai karakter keberanian, kejujuran, dan

rasa ingin tahu sendiri.

8. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu guru

menanamkan nilai karakter yang ada

pada dongeng terhadap siswa?

Dari saya sendiri, biasanya saya

sisipkan nilai karakter pada kegiatan

belajar mengajar sedikit demi sedikit,

dengan menggunkan contoh sesuai

dongeng dan diterapkan dalam

keseharian siswa.

Page 127: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

109

9. Apakah ada perubahan tingkah laku

siswa setelah mendapatkan pendidikan

karakter melalui dongeng dalam

pembelajaran?

Untuk perubahan tingkah laku

setelah pembelajran tentunya ada,

entah itu dalam hal perbuatan maupun

tingkah laku siswa dari apa yang telah di

contohkan atau di ibaratkan bisa

memilah mana yang baik da mana yang

buruk.

10. Perubahan karakter apa saja yang

didapat siswa melalui dongeng?

Kalau dalam dongeng, biasanya

siswa bisa mendapatkan nilai karakter

apa yang telah diceritakan dalam

dongeng, contohnya seperti, nilai

karakter religius, jujur, kerja keras dan

lain sebagainya.

H. Guru kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Selasa , 19 Juli 2019

Waktu 12.00- selesai

Tempat Ruang kantor madrasah

Nama Diah Rufaidhoh, S.PdI

Alamat Winong kecandran Salatiga

Pendidikan S1

Page 128: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

110

Jabatan Guru kelas MI Ma’arif Gedangan

2. Pertanyaan Peneliti

Hasil Wawancara

1. Buku apa sajakah yang Bapak/Ibu

guru gunakan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas III?

Kesimpulan

Buku Bahasa Indonesia BSE dan

beberapa buku erlangga.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

2. Buku apa sajakah yang digunakan

siswa dalam mengikuti pelajaran

Bahasa Indonesia?

Gedangan menggunakan buku BSE dan

disitu terdapat beberapa dongeng yang

memiliki Nilai karakter.

Buku Bahasa Indonesia BSE buku

sekolah elektronik.

Dalam satu dongeng biasanya bisa

terdapat nilai karakter sampai dengan

3. Apakah isi di dalam buku yang

digunakan oleh guru dan siswa sama?

tiga bahkan lebih. Dengan itu lah siswa

bisa mendapat kan bahkan bisa

Semua sesuai dengan SK-KD

yang di ajarkan, tetapi ada penambahan

buku lainya bagi guru.

tau mana nilai karakter yang baik dan

yang buruk.

4. Apakah di dalam buku Bahasa

Indonesia kelas III terdapat bacaan-

bacaan yang mengandung nilai

karakter?

Iya ada, terutama pada bacaan-

bacaan, seperti bacaan dongeng dan

cerita yang ada dalam buku.

5. Jenis bacaan apa sajakah yang

terdapat dalam buku siswa tersebut?

Ada cerita-cerita rakyat,

dongeng legenda masa lalu.

Page 129: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

111

6. Apakah dalam cerita dongeng yang

terdapat dalam buku siswa

mengandung nilai-nilai karakter?

Ada, nilai karakter itukan bisa

tergambarkan setiap bacaan-bacaan yang

ada dalam dongeng atau watak seseorang

juga.

7. Bagaimanakah peranan dongeng

terhadap penanaman nilai karakter

pada siswa?

Dongeng itu kan sebuah cerita

atau gambaran diaman kejadian yang

sudah terlewati, nah di situ biasanya

peranan dongeng bisa dilihat dari

ceritanya, bisa jadi baik dan juga bisa

menggambarkan kejelekan juga.

8. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu guru

menanamkan nilai karakter yang ada

pada dongeng terhadap siswa?

Cara saya memberikan nilai

karakter pada siswa agar siswa bisa

cepat paham biasanya dengan

menggunakan perilaku sehari-hari dan

dicontohkan terhadap temen sekelas,

dengan semisal contoh mencuru itu baik

apa buruk dan lain sebagainya.

9. Apakah ada perubahan tingkah laku

siswa setelah mendapatkan

pendidikan karakter melalui dongeng

dalam pembelajaran?

Nah, ini sama seperti di atas

tadi, dengan saya memberikan contoh

siswa akan menangkap karakter mana

yang baik dan buruk.

10. Perubahan karakter apa saja yang

didapat siswa melalui dongeng?

Biasanya siswa lebih cenderung

dalam perilaku atau tingkah siswa

Page 130: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

112

melalui apa yang telah digambarkan

didalam dongeng atau dicontohkan

dengan cara saya sendiri, tetapi tidak

keluar dari tema dongeng yang telah di

ajarkan sebelumnya.

I. Guru kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Selasa , 23 Juli 2019

Waktu 11.00- selesai

Tempat Ruang kantor madrasah

Nama Nur Hidayah, S.Pd

Alamat Gedangan Tuntang Semarang

Pendidikan S1

Jabatan Guru kelas MI Ma’arif Gedangan

2. Pertanyaan Peneliti

Hasil Wawancara

1. Buku apa sajakah yang Bapak/Ibu

guru gunakan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas III?

Kesimpulan

Buku Bahasa Indonesia BSE dan

tambahan juga erlangga

Dalam dongeng sebenarnya memberikan

peran pada siswa,

2. Buku apa sajakah yang digunakan

siswa dalam mengikuti pelajaran

Bahasa Indonesia?

entah melalui gambaran maupun cerita

dongeng sendiri. Siswa akan

Buku Bahasa Indonesia BSE buku

sekolah elektronik.

Lebih mudah menangkap apabila

Page 131: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

113

dongeng tersendiri sangat menarik.

3. Apakah isi di dalam buku yang

digunakan oleh guru dan siswa sama?

Dan siswa akan cepat dan bisa

menangkap nilai karakter mana yang

Semua sesuai dengan SK-KD

yang di ajarkan, tetapi ada penambahan

buku lainya bagi guru.

baik dan mana yang buruk dari dongeng

tersebut. Perubahan tingkah

4. Apakah di dalam buku Bahasa

Indonesia kelas III terdapat bacaan-

bacaan yang mengandung nilai

karakter?

Laku siswa tergantung pada penekanan

pada waktu pembelajaran entah pada

waktu menyampaikan

Iya ada, terutama pada bacaan-

bacaan, seperti bacaan dongeng dan

cerita yang ada dalam buku.

pesan-pesan dari dongeng maupun

motivasi masukan. Dan dimana siswa

akan cepat menangkap nilai karakter

5. Jenis bacaan apa sajakah yang

terdapat dalam buku siswa tersebut?

ketika pembelajaran di ulang- ulang

dengan jelas dan teliti oleh guru.

Bacaan yang mengandung cerita

rakyat di Indonesia ini mas sepertihalnya

legenda batu menangis.

6. Apakah dalam cerita dongeng yang

terdapat dalam buku siswa

mengandung nilai-nilai karakter?

Kandungan dalam dongeng,

biasanya juga punya nilai-nilai karakter

tersendiri, tentunya ada nilai karakter

dalam dongeng-dongeng di buku bahasa

Indonesia.

7. Bagaimanakah peranan dongeng

terhadap penanaman nilai karakter

pada siswa?

Dongeng sebenarnya

memberikan peran atau gambaran pada

siswa apa yang telah diajarkan melalui

nilai-nilai karakter didalamnya, dengan

cerita baik atau buruk dari dongeng

Page 132: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

114

tersebut.

8. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu guru

menanamkan nilai karakter yang ada

pada dongeng terhadap siswa?

Melalui penekanan mungkin

akan menjadikan anak tau mana nilai

yang baik dan mana yang buruk.

9. Apakah ada perubahan tingkah laku

siswa setelah mendapatkan

pendidikan karakter melalui dongeng

dalam pembelajaran?

Dalam merubah karakter pada

siswa tentunya sulit, karena setiap

manusia pasti mempunyai karakter yang

berbeda2 dan tidak bisa begitu saja bisa

berubah, paling tidak kalau saya

memberi atau menambah nilai karakter

yang lebih baik.

10. Perubahan karakter apa saja yang

didapat siswa melalui dongeng?

Ada yang hanya bisa tau dari

nilai kejujuran, religiusnya saja atau

bahkan yang tidak sama sekali juga ada,

itu semua butuh proses, namanya juga

masih dalam pendidikan.

Page 133: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

115

INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK SISWA KELAS III

Judul Penelitian : ANALISIS NILAI KARAKTER

DONGENG DALAM BUKU “BAHASA INDONESIA

UNTUK KELAS III” MI MA’ARIF DS. GEDANGAN

KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

J. Pelaksanaan

7. Hari/tanggal :

8. Waktu :

9. Tempat :

K. Identitas Subjek

9. Nama :

10. Alamat :

11. Pendidikan :

12. Jabatan :

L. Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang nilai karakter?

2. Apakah anda pernah belajar membaca dongeng?

3. Bagaimana proses pembelajaran membaca dongeng dalam

buku bahasa Indonesia?

4. Dari membaca dongeng, apa yang dapet diambil dari

pelajarannya?

5. Apakah anda menangkap pesan nilai karakter dalam

pembelajaran dongeng melalui buku bahasa Indonesia kelas III

yang ada di buku teks kamu pelajari?

6. Apa kendala yang anda alami selama proses pembelajaran?

Page 134: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

116

HASIL WAWANCARA

M. Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Selasa, 23 Juli 2019

Waktu 09.30- selesai

Tempat Ruang kelas madrasah

Nama Dwi Fatimatuh Zahro

Alamat Bendo RT 002 RW 003 Ds. Gedangan

Kec. Tuntang semarang

Pendidikan Siswa

2. Pertanyaan Peneliti

Hasil wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang nilai

karakter?

Kesimpulan

Nilai sifat manusia/ kebiasaan

manusia

Bahwa siswa itu tidak bisa memahami

secara langsung dalam belajar, perlu

2. Apakah anda pernah belajar

membaca dongeng ?

Adanya bantuan dari guru dalam

penjelasan, entah itu berupa hal-hal

pernah, dalam pelajaran bahasa

Indonesia

membacakan dongeng maupun

mencontohkan nilai karater dalam

dongeng.

3. Bagaimana proses pembelajaran

membaca dongeng dalam buku

bahasa Indonesia?

Menyenangkan, ceritanya bagus-

bagus

4. Dari membaca dongeng, apa yang

dapet diambil dari pelajarannya?

Page 135: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

117

pesan-pesan moral yang baik dari

cerita

5. Apakah anda menangkap pesan nilai

karakter dalam pembelajaran

dongeng melalui buku bahasa

Indonesia kelas III yang ada di buku

teks kamu pelajari?

Bisa menambah pengetahuan dan

merubah perilaku

6. Apa kendala yang anda alami selama

proses pembelajaran?

setelah membaca, tidak bisa

memahami secara langsung, harus di

jelaskan oleh guru lagi.

N. Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

1. Identitas Diri

Hari/ Tanggal Selasa, 23 Juli 2019

Waktu 09.30- selesai

Tempat Ruang kelas madrasah

Nama Kumaya Faiza Milata Hanifah

Alamat Bandungan RT 001 RW 001 Ds.

Gedangan Kec. Tuntang semarang

Pendidikan Siswa

2. Pertanyaan Peneliti

Hasil wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang nilai

karakter?

Kesimpulan

Nilai kebaikan manusia yang

menjadi kebiasaannya.

Hampir sama dari wawancara temenya

yang satu, karena tidak semua siswa

2. Apakah anda pernah belajar bisa membaca dengan lancar dan cepat

Page 136: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

118

membaca dongeng ? memahami.

pernah, dalam pelajaran bahasa

Indonesia

3. Bagaimana proses pembelajaran

membaca dongeng dalam buku

bahasa Indonesia?

Disuruh membaca sama guru

didepan kelas.

4. Dari membaca dongeng, apa yang

dapet diambil dari pelajarannya?

pesan-pesan cerita baik buruk

perilaku.

5. Apakah anda menangkap pesan nilai

karakter dalam pembelajaran

dongeng melalui buku bahasa

Indonesia kelas III yang ada di buku

teks kamu pelajari?

Kalau dalam dongeng Pak Belalang

Kejujuran

6. Apa kendala yang anda alami selama

proses pembelajaran?

Tidak ada, hanya sedikit kurang

bisa lancar dalam membaca teks.

Page 137: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

119

Keong Emas

Di sebuah desa yang terletak di pinggir hutan hidup seorang janda dan

anak lelakinya. Pekerjaan sehari-hari janda itu ialah mencari kayu bakar di hutan

untuk dijual di pasar yang ada di desa itu. Anaknya yang bernama Joko Lelono,

pekerjaan sehari-harinya mencari ikan di sungai yang mengalir tak jauh dari

rumahnya.

Pada suatu hari, ketika Joko Lelono pergi memancing ikan di sungai.

Hingga sehari penuh, tak satu pun ikan yang mau menyentuh kailnya. “Ah ...

malang benar nasibku hari ini. Hampir petang, tapi tak satu pun ikan yang

kudapat,” kata Joko Lelono dalam hati. “Sebaiknya aku pulang saja daripada

nanti kelamaan di jalan. Kasihan ibu, pasti menunggu di rumah,” batin Joko

Lelono.

Ketika mengemasi peralatannya, tiba-tiba ia melihat sebuah benda

kuning keemasan yang bergerak-gerak menuju ke arahnya. Ia mengamati benda

itu. Ternyata, seekor keong emas. Dipungutnya binatang itu dan dimasukkan ke

tempat ikan. Joko pun kemudian pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, keong emas itu dimasukkan ke tempayan. Joko

berkata kepada ibunya bahwa hari ini ia hanya mendapatkan seekor keong emas.

Ibunya pun maklum akan hal itu.

Keesokan harinya, si ibu dan anaknya itu kembali menekuni pekerjaan

sehari-hari masing-masing. Si ibu berangkat mencari kayu bakar, sedangkan

Joko Lelono mencari ikan di sungai. Ketika pulang sore harinya, mereka terkejut

oleh hidangan lezat yang telah tersaji di atas meja makan.

“Joko, apakah kamu tadi yang memasaknya?” tanya ibu itu.

“Tidak, Bu. Setelah ibu berangkat itu, aku juga segera berangkat ke

sungai,” jawab Joko Lelono.

“Jadi, siapa yang memasak makanan sebanyak ini?” tanya si ibu tak

mengerti.

Page 138: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

120

“Bu, karena hidangan ini masih hangat dan kelihatannya disiapkan untuk

kita, bagaimana kalau kita santap bersama?” ajak Joko Lelono.

“Baik juga usulmu,” kata ibu.

Akhirnya, malam itu mereka menyantap makanan yang lezat dan setelah

itu tertidur pulas. Kejadian tersebut terulang sampai beberapa kali. Oleh karena

penasaran, suatu hari mereka berangkat bekerja, tetapi tidak langsung beranjak

pergi. Mereka mengintip dahulu ke dalam rumah. Joko Lelono dan ibunya ingin

tahu, siapa yang telah berbaik hati memasakkan untuk mereka.

Sungguh, kejadian yang menakjubkan. Dari tempayan tempat tinggal

keong emas itu muncul seorang putri yang sangat cantik. Ia turun dari tempayan.

Putri itu kemudian mulai membersihkan rumah dan memasak. Melihat hal itu,

Joko Lelono dan ibunya segera membuka pintu. Mendengar pintu dibuka, sang

putri segera berlari ke arah tempayan. Namun, ia kalah cepat dengan Joko

Lelono yang segera memecah tempayan itu. Sang putri pun tak dapat lagi

menjelma menjadi keong emas. Sebenarnya, sang putri itu adalah Galuh Candra

Kirana, yang tak lain ialah istri Panji Asmara Bangun.

Melihat Galuh Candra Kirana, Joko Lelono pun memeluk sang putri itu

erat-erat karena dialah yang selama ini dicaricarinya. Joko Lelono sebenarnya

bukan anak kandung janda itu. Ia adalah Panji Asmara Bangun yang hidup

menumpang pada seorang janda dalam perjalanannya mencari Putri Candra

Kirana.

Oleh karena kebaikan sang janda yang telah mempertemukan mereka, ia

diajak kembali ke kerajaan dan menjadi pelayan setianya. Akhirnya, mereka pun

hidup bahagia di kerajaan.

Page 139: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

121

Batu Menangis

(Cerita Kalimantan)

Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah

seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu cantik

jelita. Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang buruk.

Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan

pekerjaan rumah. Selain pemalas, anak gadis itu juga manja sekali. Segala

permintaannya harus dikabulkan tanpa mempedulikan keadaan ibunya yang

miskin, yang setiap hari harus membanting tulang untuk mencari makan.

Pada suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk

berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki.

Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian bagus dan

bersolek agar orang di jalan yang melihatnya nanti akan mengagumi

kecantikannya. Sementara itu, ibunya berjalan di belakang sambil membawa

keranjang dengan pakaian yang sangat dekil. Orang-orang di sepanjang jalan

yang dilewati tidak mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu

adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi

mereka. Orang-orang desa begitu terpesona melihat kecantikan gadis itu,

terutama para pemuda desa. Di antara orang yang melihatnya itu, seorang

pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu. “Hai, Gadis Cantik. Apakah

yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”

“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku.”

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa

jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.

“Hai, Manis. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?” “Bukan,

bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. “Ia adalah budakku!”

Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di sepanjang jalan

yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya seperti itu. Ibunya ia

katakan sebagai pembantu atau budaknya.

Mulanya, mendengar jawaban putrinya yang durhaka, si ibu masih dapat

Page 140: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

122

menahan diri. Namun, setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama,

akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu itu pun berdoa.

“Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba

begitu tega memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya Tuhan, hukumlah

anak durhaka ini. Hukumlah dia ...!”

Atas kekuasaan Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah

menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah

mencapai setengah badan, anak itu menangis dan memohon ampun kepada

ibunya.

“Oh, ibu ... ibu ... Ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu

selama ini. Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon ampun kepada

ibunya. Akan tetapi, semuanya terlambat.

Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun

menjadi batu, orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air

mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis

yang mendapat kutukan ibunya itu disebut dengan “Batu Menangis”.

Demikianlah cerita yang berbentuk legenda ini. Masyarakat setempat

sangat mempercayai bahwa cerita itu benarbenar pernah terjadi. Barang siapa

mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti

akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa.

Page 141: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

123

Pak Belalang (Cerita Melayu)

Dahulu kala, di sebuah negeri yang jauh hidup seorang laki-laki bernama

Pak Belalang. Ia mempunyai seorang anak bernama Belalang. Keluarga Pak

Belalang hidup miskin karena Pak Belalang tidak bekerja.

Pada suatu hari, Pak Belalang mempunyai sebuah ide, ia menyuruh

anaknya menyembunyikan barang-barang milik orang lain. Orang-orang yang

kehilangan barang itu bertanya kepada Pak Belalang. Tentu saja tebakan Pak

Belalang selalu tepat karena dia tahu dimana barang itu berada. Oleh karena itu,

Pak Belalang menjadi terkenal sebagai ahli nujum.

Keahlian Pak Belalang ini didengar oleh Baginda Raja. Pak Belalang pun

dipanggil Baginda Raja ke istana dan disuruh menebak benda yang ada dalam

genggaman Baginda Raja. Tentu saja Pak Belalang bingung, keringatnya

mengucur di sekujur tubuhnya. Ia kemudian menangis sambil menyebut nama

anaknya " Belalang…Belalang". Baginda Raja senang karena benda yang ada

dalam gengamannya dapat ditebak dengan tepat oleh Pak Belalang. Pak

Belalang keheranan, kemudian Baginda Raja berkata " Kamu tepat sekali.

Lihatlah apa yang ada di gengamanku … seekor belalang." Pada saat itu

kebetulan Baginda Raja menggenggam belalang. Pak Belalang pun dihadiahi

oleh Baginda Raja karena berhasil menebak dengan tepat.

Begitu seterusnya, setiap kali diminta menebak barang yang hilang

secara kebetulan dapat ditebak oleh Pak Belalang. Orang-orang yang meminta

bantuan memberi imbalan kepada Pak Belalang. Oleh karena itu ia hidup kaya.

Walaupun kaya, hidup Pak Belalang tidak tenang, Ia pun membakar rumah

beserta isinya.

Ketika utusan Baginda Raja datang, Pak Belalang pura-pura sakit dan

mengatakan kalau ia sudah tidak dapat meramal lagi kerena buku- buku

ramalannya sudah hilang.

Page 142: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

124

INDIKATOR NILAI KARAKTER DONGENG PADA BUKU “BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS III”

MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF GEDANGAN KAB. SEMARANG

Judul : PAK BELALANG

No.

Nilai Karakter

Deskripsi

Halaman

buku

Paragraf

ke-

Baris

ke-

Kalimat

ke-

Bukti Kalimat

1.

Religius

Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

2.

Jujur

Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya

orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan,

Page 143: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

125

tindakan dan pekerjaan.

3.

Toleransi

Sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama,

susku, etnis,pendapat,

sikap,dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

4.

Disiplin

Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan tan

peraturan.

5.

Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan

upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah

belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

38 1 3 3 “Keluarga Pak Belalang hidup

miskin karena Pak Belalang tidak

bekerja”

6.

Kreatif

Berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari

Page 144: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

126

sesuatu yang telah dimiliki.

7.

Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak

bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas.

8.

Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan

bertindak yang menilai sama

hak dan kewajibandirinya dan

orang lain.

9.

Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas

dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan di dengar.

39

39

2

3

3

2

3

2

“Orang-orang yang kehilangan

barang itu bertanya kepada Pak

Belalang”

“Pak Belalang pun dipanggil

Baginda Raja ke istana dan

disuruh menebak benda yang ada

dalam genggaman Baginda Raja”

10. Semangat Sikap dan tindakan yang

Page 145: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

127

kebangsaan menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau

individu dan golongan

11.

Cinta Tanah Air

Sikap dan tindakan yang

mencerminkan rasa bangga,

setia, peduli, dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekomoni, politik, dan

sebagainya.

12.

Menghargai

prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi

orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri.

39

40

3

4

12

3

9

2

“Pak Belalang pun dihadiahi oleh

Baginda Raja karena berhasil

menebak dengan tepat”

“Orang-orang yang meminta

bantuan memberi imbalan kepada

Page 146: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

128

Pak Belalang”

13.

Bersahabat/

komunikatif

Sikap dan tindakan terbuka

terhadap orang lain melalui

komunikasi yang santun

14.

Cinta damai

Sikap dan perilaku yang

mencerminkan suasana damai,

aman, tenang, dan nyaman.

15.

Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu

khusus untuk membaca

berbagai informasi.

16.

Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan

melestarikan lingkungan

sekitar.

17.

Peduli sosial

Perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain

Page 147: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

129

maupun masyarakat yang

membutuhkannya.

18.

Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang

dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya

Page 148: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

130

INDIKATOR NILAI KARAKTER DONGENG PADA BUKU “BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS III” MADRASAH

IBTIDAIYAH MA’ARIF GEDANGAN KAB. SEMARANG

Judul : BATU MENANGIS

No.

Nilai Karakter

Deskripsi

Halaman

buku

Paragraf

ke-

Baris

ke-

Kalimat

ke-

Bukti Kalimat

1.

Religius

Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

68 11 4 3 “Si ibu itu pun berdoa.”

2.

Jujur

Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya

orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan,

Page 149: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

131

tindakan dan pekerjaan.

3.

Toleransi

Sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama,

susku, etnis,pendapat,

sikap,dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

4.

Disiplin

Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan tan

peraturan.

5.

Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan

upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah

belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

67 3 2 2 “Letak pasar desa itu amat jauh

sehingga mereka harus berjalan

kaki.”

6.

Kreatif

Berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari

Page 150: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

132

sesuatu yang telah dimiliki.

7.

Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak

bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas.

8.

Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan

bertindak yang menilai sama

hak dan kewajibandirinya dan

orang lain.

9.

Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas

dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan di dengar.

68 5 2 2 “Tak seberapa jauh, mendekati

lagi seorang pemuda dan bertanya

kepada anak gadis itu.”

10.

Semangat

kebangsaan

Sikap dan tindakan yang

menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau

individu dan golongan

11. Cinta Tanah Air Sikap dan tindakan yang

Page 151: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

133

mencerminkan rasa bangga,

setia, peduli, dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekomoni, politik, dan

sebagainya.

12.

Menghargai

prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi

orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri.

13.

Bersahabat/

komunikatif

Sikap dan tindakan terbuka

terhadap orang lain melalui

komunikasi yang santun

14.

Cinta damai

Sikap dan perilaku yang

mencerminkan suasana damai,

aman, tenang, dan nyaman.

15.

Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu

khusus untuk membaca

berbagai informasi.

16. Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan

Page 152: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

134

melestarikan lingkungan

sekitar.

17.

Peduli sosial

Perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain

maupun masyarakat yang

membutuhkannya.

18.

Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang

dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya

Page 153: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

135

INDIKATOR NILAI KARAKTER DONGENG PADA BUKU “BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS III” MADRASAH

IBTIDAIYAH MA’ARIF GEDANGAN KAB. SEMARANG

Judul : KEONG EMAS

No.

Nilai Karakter

Deskripsi

Halaman

buku

Paragraf

ke-

Baris

ke-

Kalimat

ke-

Bukti Kalimat

1.

Religius

Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

2.

Jujur

Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya

orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan,

91 10 3-6 2-3 Sang putri pun tak dapat lagi

menjelma menjadi keong emas.

Sebenarnya, sang putri itu adalah

Page 154: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

127

tindakan dan pekerjaan. Galuh Candra Kirana, yang tak

lain ialah istri Panji Asmara

Bangun.

3.

Toleransi

Sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama,

susku, etnis,pendapat,

sikap,dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

4.

Disiplin

Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan tan

peraturan.

5.

Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan

upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai masalah

belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

89 1 2 2 “Pekerjaan sehari-hari janda itu

ialah mencari kayu bakar di hutan

untuk dijual di pasar yang ada di

desa itu.”

Page 155: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

128

90

5

1-4

1-2

“Keesokan harinya, si ibu dan

anaknya itu kembali menekuni

pekerjaan sehari-hari masing-

masing.”

6.

Kreatif

Berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7.

Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak

bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas.

90 9 3-4 4 “Putri itu kemudian mulai

membersihkan rumah dan

memasak.”

8.

Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan

bertindak yang menilai sama

hak dan kewajibandirinya dan

orang lain.

Page 156: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

129

9.

Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas

dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan di dengar.

90

90

6

8

6

3-7

4

3-5

“Joko, apakah kamu tadi yang

memasaknya?” tanya ibu itu.

“Oleh karena penasaran, suatu

hari mereka berangkat bekerja,

tetapi tidak langsung beranjak

pergi. Mereka mengintip dahulu

ke dalam rumah. Joko Lelono dan

ibunya ingin tahu, siapa yang

telah berbaik hati memasakkan

untuk mereka.”

Sikap dan tindakan yang

10. Semangat menempatkan kepentingan

kebangsaan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau

Page 157: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

130

individu dan golongan

11.

Cinta Tanah Air

Sikap dan tindakan yang

mencerminkan rasa bangga,

setia, peduli, dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekomoni, politik, dan

sebagainya.

12.

Menghargai

prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi

orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri.

90

90

5

7

2

5

2-3

3

“Joko berkata kepada ibunya

bahwa hari ini ia hanya

mendapatkan seekor keong emas.

Ibunya pun maklum akan hal itu.”

“Bu, karena hidangan ini masih

hangat dan kelihatannya disiapkan

untuk kita, bagaimana kalau kita

santap bersama?” ajak Joko

Page 158: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

131

91

11

1-3

1

Lelono.

“Oleh karena kebaikan sang janda

yang telah mempertemukan

mereka, ia diajak kembali ke

kerajaan dan menjadi pelayan

setianya.”

13.

Bersahabat/

komunikatif

Sikap dan tindakan terbuka

terhadap orang lain melalui

komunikasi yang santun

14.

Cinta damai

Sikap dan perilaku yang

mencerminkan suasana damai,

aman, tenang, dan nyaman.

15.

Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu

khusus untuk membaca

berbagai informasi.

Page 159: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

132

16.

Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan

melestarikan lingkungan

sekitar.

17.

Peduli sosial

Perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain

maupun masyarakat yang

membutuhkannya.

18.

Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang

dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya

89 3 3 2 “Sebaiknya aku pulang saja dari

pada nanti kelamaan di jalan.

Kasihan ibu, pasti menunggu di

rumah,” batin Joko Lelono.

Page 160: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

1

Page 161: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

133

Page 162: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

134

Page 163: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

135

Page 164: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

136

Page 165: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

137

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : M Amiruddin Wafa Jurusan : PGMI

Nim : 23040150166 Dosen Pa : Khulatul Lutfiah, M.Pd.I.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 Orientasi Pengenalan

Akademik Dan

Kemahasiswaan (Tarbiyah

Dan Ilmu Keguruan)

13 Agustus 2015 Peserta 8

2 Orientasi Pengenalan

Akademik Dan

Kemahasiswaan Iain Salatiga

(Opak)

14 Agustus 2015 Peserta 8

3 Upt Perpustakaan Iain

Salatiga

21 Agustus 2015 Peserta 8

4 Dalam Pengakraban

Mahasiswa Baru Jurusan

Pgmi Dengan Tema “One

Soul, One Fight, One Goal

5 September

2015

Peserta 8

5 Seminar Talkshow Sukses

Bersama Kammi Salatiga

16 September

2015

Peserta 4

6 Meneguhkan Peran Santri

Sebagai Penerus Bangsa

18 Oktober 2015 Peserta 5

7 Seminar Bedah Buku Ulama-

Ulama Aswaja Nusantara

Yang Berpengaruh Di Negeri

Hijaz

21 Febuari 2016 Peserta 6

8 Akhirusannah Dan Khotmil

Quran V PP Edi Mancoro

14 Mei 2016 Panitia 2

9 UPTPB Unit Pelaksanaan

Teknis Pengembangan Bahsa

IAIN Salatiga

10 Juni 2016 Peserta 2

10 Asramanisasi Ramadhan 1437

H

6-27 Juni 2016 Peserta 2

11 Seminar National “ Petani

Untuk Negeri”

18 September

2016

Peserta 2

12 Pelatihan Jurnalistik 18 September

2016

Peserta 2

13 Memperingati Hari Santri

Nasiaonal

22 Oktober 2016 Peserta 3

14 Seminar Nasional 13 November Peserta 4

Page 166: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

138

Edupreneurship Iain Salatiga 20165

15 Gerakan Pramuka “Urban

Scouting” Tingakt Nasional

20 November

2016

Peserta 4

16 Cipta Karya Media

Pembelajran Educatif

27 November

2016

Peserta 4

17 Praktikum Mata Kuliah

Kewirausahaan

14 Desemeber

2016

Peserta 4

18 Seminar Natioanal Meretas

Bulliying “ Mengembangkan

layanan kemanusian berbasis

kearifan lokal”

17 Desember

2016

Peserta 4

19 Seminar National “

Perempuan Indonesia Di Mata

Hukum Dan Ham”

21 Desember

2016

Peserta 3

20 Pelatihan Perawatan Jenazah

Di Pp Edi Mancoro

30 Jnuari 2017 Peserta 2

21 Peran Santri Di Era Literasi

Dalam Menyaring Informasi

Palsu

24 April 2017 Peserta 2

22 Bedah Novel Gus Dur Dan

Sinta

17 Mei 2017 Peserta 2

23 Gerakan Santri Menulis 14 Juni 2017 Peserta 2

24 “Wahana Raketing Memitra”

Makrab Pgmi

16-17

September 2017

Peserta 2

25 Edukasi Zakat Lazizkaf Pp

Edi Mancoro

16 November

2017

Peserta 2

26 SURAT KEPUTUSAN

PENGURUS PP

EDIMANCORO

2017-2018 Pengurus OSEM 2

27 Seminar Mawaris Lazizskaf

Pp Edi Mncoro

07 April 2018 Peserta 2

28 Asramanisasi Ramadhan Dan

Halal Bihalal Pp Edi Mancoro

17 Mei- 08 Juni

2018

Peserta 2

29 Seminar National Onlain

dalam tema aplikasi nilai-nilai

luhur pancasila pada Era kids

zaman now

1 Juni 2018 Peserta 2

30 Seminar Onlain Motivati

Bacth II

10 Juli 2018 Peserta 2

31 Kelas Kuliah Onlain

“Thingking Proces Before

Appliying Scholarship”

11 Juli 2018 Peserta

32 Seminar Citra Karya Onlain

Motivation

11 Juli 2018 Peserta 4

Page 167: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

139

Page 168: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

140

DOKUMENTASI

Wawancara Bersama Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Wawancara Bersama Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Page 169: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

141

Observasi Pembelajaran Beserta Wawancara Bersama Guru Kelas III Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Kegiatan Pembiasaan Penanaman Nilai Karakter Pada Pagi Hari Di Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Page 170: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

142

Wawancara Bersama Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Wawancara Bersama Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Page 171: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

143

Visi Dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Buku Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III

Page 172: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

144

Keadaan Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Gedangan

Page 173: NILAI-NILAI KARAKTER DONGENG DALAM BUKU BAHASA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6160/1/SKRIPSI.pdf · 2019. 9. 24. · unnik menunjukan bahwa sekolah sebagi organisasi mempunyai

145