nilai curiosity (rasa ingin tahu) dalam ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/skripsi...

135
NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM PANDANGAN IBNU KHALDUN DAN IBNUL QAYYIM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun oleh: Siti Za’iimah NIM: 111-14-156 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU)

DALAM PANDANGAN IBNU KHALDUN DAN IBNUL QAYYIM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh:

Siti Za’iimah

NIM: 111-14-156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

i

Page 3: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

ii

NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU)

DALAM PANDANGAN IBNU KHALDUN DAN IBNUL QAYYIM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh:

Siti Za’iimah

NIM: 111-14-156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 4: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

iii

Page 5: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

iv

Page 6: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

v

Page 7: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

vi

MOTTO

روا ما بأن فسهم ر ما بقوم حتى ي غي ١١-إن الله لا ي غي -

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra‟d:11)

Page 8: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Asrori dan Ibu Masruroh, yang selalu

memberikan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, do‟a restu yang

selalu dipanjatkan, nasihat-nasihat yang membangun, dan terima kasih selalu

menyemangati untuk mengerjakan karya ini.

2. Kakak dan adikku tersayang, Mas Muhammad Kholilurrohman dan

Muhammad Ulul Azmi, yang selalu memberikan dukungan moral maupun

materiil, dan memberikan semangat.

3. Keluarga besarku yang selalu memotivasi.

4. Almaghfurllah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasan K.H. Ichsanuddin dan

Ibu Nyai Rosilah yang saya ta‟dzimi.

5. Bapak Drs. Budi Raharjo dan Ibu Nyai Kamalah Isom, S. E., Bapak Kyai

Ma‟arif dan Ibu Nyai Hanik, serta para ustadz-ustadz dan keluarga ndalem

yang senantiasa mendo‟akan dan membimbing dalam menuntut ilmu.

6. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., yang telah sabar membimbing dan

mendo‟akan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman PP. Al-Hasan yang senantiasa menemani, memotivasi, dan

memberikan semangat.

Page 9: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

viii

8. Sahabat-sahabatku, Tutik, Lina, Mbak Kholis, Nia, Zizah, Vani, Safira, Aca,

Tia, Ervy, Refta yang selalu menemani, memotivasi, dan memberikan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar FK-WaMa (Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang),

semoga bisa menjadi tauladan yang baik, khususnya bagi masyarakat

Magelang dan sekitarnya.

10. Anggota Keluarga Bercanda yang senantiasa memberikan semangat dan

dukungan terbaiknya, semoga silaturrahim kita tetap terjaga hingga masa-

masa yang akan datang.

11. Teman-teman seperjuangan yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi.

12. Boy group iKON yang telah menemani saat-saat berjuang saya kapanpun dan

dimanapun, dan yang telah mengajarkan pentingnya perjuangan. Khususnya

kepada Kim Hanbin yang telah memberikan motivasi dan kekuatan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah

SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setiaNya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya

dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak Prof. Zakiyuddin, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

x

7. Bapak, ibu, kakak, dan adik di rumah, yang telah mendoakan dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran.

8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan dan

mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya, dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 5 Agustus 2018

Penulis,

SITI ZA‟IIMAH

NIM 11114156

Page 12: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v

MOTTO ............................................................................................ vi

PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................ ix

DAFTAR ISI ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi

ABSTRAK ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Signifikansi Penelitian ............................................................. 6

1. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

Page 13: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xii

2. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

D. Kajian Pustaka ........................................................................ 8

1. Penelitian Terdahulu .......................................................... 8

2. Penegasan Istilah ............................................................... 13

E. Metode Penelitian .................................................................... 18

1. Jenis Penelitian .................................................................. 19

2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 19

3. Sumber Data ..................................................................... 19

4. Pengumpulan Data ............................................................. 20

5. Analisis Data ..................................................................... 21

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 21

BAB II BIOGRAFI TOKOH ............................................................... 23

A. Biografi Ibnu Khaldun ............................................................. 23

1. Kelahiran .......................................................................... 23

2. Karir dalam Pemerintahan .................................................. 25

3. Pendidikan ........................................................................ 28

4. Guru-guru ......................................................................... 28

5. Murid-murid ...................................................................... 31

6. Masa Mengarang Kitab ....................................................... 32

7. Karya-karya ...................................................................... 33

8. Wafat ............................................................................... 38

B. Biografi Ibnul Qayyim ............................................................. 39

Page 14: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xiii

1. Nama dan Kelahiran ........................................................... 39

2. Kondisi Sosio-Epistemologis ............................................... 40

3. Sanjungan Ulama terhadapnya ............................................. 42

4. Ibadah dan Akhlaknya ........................................................ 44

5. Perjalanan Mencari Ilmu ..................................................... 45

6. Guru dan Murid ................................................................. 46

7. Karangan-karangan yang telah Dicetak ................................ 47

8. Meninggalnya .................................................................... 48

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN IBNU KHALDUN DAN IBNUL

QAYYIM .......................................................................................... 50

A. Nilai Curiosity Menurut Ibnu Khaldun ....................................... 50

1. Hakikat Ilmu pengetahuan ................................................... 50

2. Pendidikan ........................................................................ 53

3. Metode Pendidikan ............................................................. 55

4. Sumber Ilmu Pengetahuan ................................................... 58

5. Guru dan Siswa Pembelajar ................................................ 59

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan .................................................. 63

B. Nilai Curiosity Menurut Ibnul Qayyim ....................................... 65

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan .................................................. 65

2. Pendidikan ........................................................................ 66

3. Metode Pendidikan ............................................................ 69

4. Sumber Ilmu Pengetahuan .................................................. 71

Page 15: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xiv

5. Guru dan Siswa Pembelajar ................................................. 75

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan .................................................. 78

KEBERMANFAATAN ILMU ............................................................ 86

A. Keutamaan Ilmu ...................................................................... 86

B. Peran Ilmu dalam Penyucian Jiwa .............................................. 88

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF PANDANGAN IBNU KHALDUN

DAN IBNUL QAYYIM ...................................................................... 92

A. Persamaan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim ............. 92

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan .................................................. 92

2. Pendidikan ........................................................................ 92

3. Metode Pendidikan ............................................................ 93

4. Sumber Ilmu Pengetahuan .................................................. 94

5. Guru dan Siswa Pembelajar ................................................ 94

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan .................................................. 95

B. Perbedaan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim ............. 95

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan .................................................. 95

2. Pendidikan ........................................................................ 96

3. Metode Pendidikan ............................................................ 97

4. Sumber Ilmu Pengetahuan .................................................. 98

5. Guru dan Siswa Pembelajar ................................................ 99

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan .................................................. 100

C. Peta Konsep Rasa Ingin Tahu ................................................... 103

Page 16: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xv

BAB V PENUTUP ............................................................................ 105

A. Kesimpulan ............................................................................ 105

B. Saran-saran ............................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Daftar Riwayat Hidup

B. Daftar Nilai SKK

C. Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing

D. Lembar Konsultasi

Page 17: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

Lampiran 3 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing

Lampiran 4 Lembar Konsultasi

Page 18: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

xvii

ABSTRAK

Za‟iimah, Siti. 2018. Nilai Curiosity (Rasa Ingin Tahu) dalam Pandangan Ibnu

Khaldun dan Ibnul Qayyim. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

Kata kunci: Nilai curiosity, Ibnu Khaldun, dan Ibnul Qayyim.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim,

serta bagaimana persamaan dan perbedaannya.

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian library research dan bersifat

deskriptif analisis. Sumber data primer yakni buku karya Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim. Sumber sekunder yang digunakan yaitu berbagai macam literatur yang

mendukung. Pengumpulan data ini menggunakan media dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim mencakup enam aspek, yaitu ilmu pengetahuan,

pendidikan, metode pendidikan, sumber ilmu pengetahuan, guru dan siswa

pembelajar, dan urgensi ilmu pengetahuan. Persamaan pandangan Ibnu Khaldun dan

Ibnul Qayyim yaitu ilmu adalah sesuatu yang diterima oleh akal dan selanjutnya

diimplikasikan oleh tubuh dan pikiran; pendidikan pertama berasal dari orang tua,

kemudian baru alam dan zaman; akal sebagai metode utama; Al-Qur‟an dan Hadits

menjadi sumber ilmu pengetahuan; pendidik yaitu orang yang mengajarkan ilmu,

sedangkan peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu atau subjek pendidikan;

dan urgensi ilmu pengetahuan yaitu tingkat derajat manusia dapat diukur dari ilmu

yang dimiliki manusia tersebut. Sedangkan perbedaannya yaitu jika Ibnu Khaldun

membagi ilmu menjadi tiga macam, maka ilmu pengetahuan Ibnul Qayyim adalah

pengendali perilaku manusia. Pendidikan bagi Ibnu Khaldun lebih menekankan alam

dan zaman, sedangkan Ibnul Qayyim memberikan makna pendidikan dapat dilakukan

oleh seseorang yang mengajari orang lain secara bertahap. Metode pendidikan Ibnu

Khaldun yaitu berpikir, keragu-raguan, dan pembiasan, sedangkan metode pendidikan

Ibnul Qayyim hanya berpikir menggunakan akal dan mengingat materi. Sumber ilmu

pengetahuan Ibnu Khaldun yaitu Al-Qur‟an, sedangkan bagi Ibnul Qayyim terdiri

dari 6 aspek. Pendidik menurut Ibnu Khaldun adalah kunci dalam pendidikan, dan

peserta didik adalah subjek pendidikan, sedangkan pendidik menurut Ibnul Qayyim

adalah orang yang mengajarkan ilmu, dan peserta didik adalah orang yang menuntut

ilmu. Dan urgensi ilmu pengetahuan Ibnu Khaldun adalah ilmu sebagai pembeda

antara manusia dengan binatang, sedangkan urgensi ilmu pengetahuan Ibnul Qayyim

adalah ilmu sebagai kunci kebahagiaan dan keberuntungan.

Page 19: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan moral atau karakter menjadi trend utama kurikulum 2013.

Pendidikan karakter menjadi sesuatu yang penting untuk membentuk generasi

yang berkualitas. Pendidikan karakter merupakan salah satu alat untuk

membimbing seseorang menjadi orang baik, sehingga mampu memfilter

pengaruh yang tidak baik.

Era Jokowi diproklamirkan tentang Nawa Cita yang ditindaklanjuti

dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Peraturan Presiden

Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam

Perpres ini disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya

disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan

pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah

hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama

antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Pendidikan moral bukanlah sebuah topik baru dalam pendidikan. Pada

kenyataannya, pendidikan moral ternyata sudah seumur pendidikan itu

sendiri. Berdasarkan penelitian sejarah dari seluruh negara yang ada di dunia

ini, pada dasarnya pendidikan memiliki dua tujuan, yaitu membimbing para

Page 20: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

2

generasi muda untuk menjadi cerdas dan memiliki perilaku berbudi (Lickona,

2016:7).

Karakter menurut pengamatan seorang filsuf kontemporer bernama

Michael Novak, merupakan “campuran kompatibel dari seluruh kebaikan

yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan

kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah.” Sebagaimana yang

ditunjukkan oleh Novak, tidak ada seorangpun yang memiliki semua kebaikan

itu, dan setiap orang memiliki beberapa kelemahan. Orang-orang dengan

karakter yang sering dipuji bisa jadi sangat berbeda antara satu dengan lainnya

(Lickona, 2016:81).

Karakter individu secara psikologis dimaknai sebagai hasil

keterpaduan dari empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olahraga, olah rasa

dan karsa (Samani, dkk, 2012:24). Olah hati berkenaan dengan perasaan,

sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar

guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan

inovatif. Olahraga berkenaan dengan proses presepsi, kesiapan, peniruan,

manipulasi dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan

karsa berkenaan dengan kemauan, motivasi dan kreativitas yang tercermin

dalam kepedulian, citra dan penciptaan kebaruan. Rasa ingin tahu merupakan

karakter yang bersumber dari olah pikir (Samani, dkk, 2012:25).

Nilai moral dari berbagai nilai karakter yang dikembangkan

Kemendikbud adalah rasa ingin tahu (curiosity). Nilai ini sangat penting bagi

Page 21: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

3

siswa dalam belajar. Dengan adanya rasa ingin tahu, siswa akan mencari hal-

hal yang tidak ada dalam materi pembelajarannya. Guru tidak memberikan

semua hal tentang yang ada di kehidupan siswa. Guru hanya mengajarkan apa

yang sudah ditentukan dalam materi pembelajaran. Maka siswa dituntut untuk

memiliki nilai ini demi menunjang daya berpikirnya yang akan berguna dalam

kehidupan sehari-hari, serta yang akan menentukan masa depannya. Siswa

dituntut untuk mencari dan mempelajari apa yang tidak diajarkan oleh

gurunya.

Proses mencari ini menjadikan siswa semakin berkembang, pola pikir

yang terbuka, pengetahuan dan wawasan yang semakin luas, dan akan

menumbuhkan sikap kritis siswa. Berawal dari rasa ingin tahu, siswa akan

semakin menggali potensi yang ada pada dirinya, berusaha mengembangkan,

dan memanfaatkan sebagaimana mestinya.

Rasa ingin tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk menyelidiki

dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam (Samani, dkk, 2012:104).

Rasa ingin tahu senantiasa akan memotivasi diri untuk terus mencari dan

mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan memperbanyak ilmu

pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan belajar. Rasa ingin tahu

(Mustari, 2011:103) yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar. Hal ini berkaitan dengan kewajiban terhadap diri sendiri dan

alam lingkungan. Kuriositas atau rasa ingin tahu (Mustari, 2011:104) adalah

Page 22: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

4

emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti

eksplorasi, investigasi, dan belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

rasa ingin tahu merupakan kemampuan bawaan makhluk hidup, mewakili

kehendak untuk mengetahui hal-hal baru dengan tujuan untuk

mengembangkan kemampuan anak didik. Mengembangkan rasa ingin tahu

akan membentuk watak setiap siswa menjadi pribadi yang selalu haus akan

ilmu. Sehingga, senantiasa mempelajari hal-hal yang baru untuk

memperdalam ilmu pengetahuannya.

Pengetahuan adalah elemen yang sangat penting. Dengan

pengetahuanlah anak-anak akan mampu mengenal dunianya. Dengan

demikian akan tahu keberadaannya di dunia dan materi-material dunia yang

saling berhubungan/berkaitan (dialektis). Jika anak mengetahui hubungan-

hubungan yang saling menunjukkan sebab akibat, ia akan dapat memahami

bahwa suatu kejadian tidak semata-mata terjadi dengan sendirinya—tetapi

disebabkan oleh suatu hal. Dengan berpikir semacam ini, anak-anak akan

berusaha mencari tahu kenapa sesuatu terjadi (Mu‟in, 2016:379).

Pembahasan mengenai rasa ingin tahu (curiosity) meruntut sejarah

pendidikan Islam dikenal 2 tokoh, yaitu Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim.

Menurut Ibnu Khaldun bahwa secara esensial manusia itu bodoh, dan menjadi

berilmu melalui pencarian ilmu pengetahuan. Alasan yang dikemukakan

bahwa manusia adalah bagian dari jenis binatang, dan Allah SWT telah

Page 23: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

5

membedakannya dengan binatang dengan diberi akal pikiran. Lebih lanjut

Ibnu Khaldun mengatakan bahwa, kemanapun manusia untuk berpikir baru

diperolehnya setelah sifat kebinatangannya mencapai kesempurnaan di dalam

dirinya. Itu dimulai dari kemampuan membedakan (tamyiz). Sebelum manusia

memiliki tamyiz, dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan. Sebelum pada

tahap ini manusia sama sekali persis seperti binatang. Kemudian Allah

memberikan anugerah berupa pendengaran, penglihatan, dan akal. Pada waktu

itu manusia adalah materi sepenuhnya, karena itu dia tidak mempunyai ilmu

pengetahuan. Dia mencapai kesempurnaan bentuknya melalui ilmu

pengetahuan yang dicari melalui organ tubuhnya sendiri. Setelah manusia

mencapai eksistensinya, dia siap menerima apa yang dibawa para Nabi dan

mengamalkannya demi akhiratnya. Maka dia selalu berfikir tentang

semuanya.

Makna tarbiyah menurut Ibnu Qayyim, terlihat dari komentar beliau

tentang kata Rabbani yang ditafsirkan dengan makna tarbiyah. Kata Rabbani

diartikan dengan makna yang seperti itu dikarenakan ia adalah pecahan dari

kata kerja (fi‟il) Rabba-Yarabbu-Rubban yang artinya adalah pendidik

(perawat), yaitu orang yang merawat ilmunya sendiri agar menjadi sempurna,

sebagaimana orang yang mempunyai harta merawat hartanya sendiri agar

bertambah, dan merawat manusia dengan ilmu tersebut sebagaimana seorang

bapak merawat anak-anaknya.

Page 24: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

6

Berdasarkan kajian penulis, pemikiran kedua tokoh tersebut memiliki

relevansi dengan kehidupan sekarang. Penulis berusaha untuk mengkaji lebih

dalam melalui penelitian dengan judul “Nilai Curiosity (Rasa Ingin Tahu)

dalam Pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan yang akan dibahas. Adapun rumusan masalahnya

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnu Khaldun?

2. Bagaimanakah nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnul Qayyim?

3. Bagaimana titik persamaan dan perbedaan nilai curiosity antara

pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Mengetahui nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnu Khaldun.

b. Mengetahui nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnul Qayyim.

c. Mengetahui titik persamaan dan perbedaan nilai curiosity antara

pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim.

2. Manfaat Penelitian

Page 25: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoretik dan praktis.

a. Secara teoretik yaitu:

1) Untuk ikut menyumbang terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan

karakter, dimana hasil pembahasan ini dapat berfungsi sebagai

tambahan referensi untuk kajian berikutnya tentang nilai secara

khusus dalam pendidikan Islam.

2) Dapat menjadi pijakan atau pertimbangan dalam mempelajari dan

membenahi pendidikan karakter, terutama yang terkait dengan

problematika penumbuhan rasa ingin tahu anak, serta sebagai

sebuah tawaran solusi bagi maraknya problem pendidikan

sekarang dengan menggunakan konsep nilai rasa ingin tahu Ibnu

Khaldun dan Ibnul Qayyim.

3) Sebagai sumbangan data ilmiah dalam bidang pendidikan dan

dalam disiplin ilmu yang lainnya untuk khazanah keilmuan

pendidikan di IAIN Salatiga.

b. Secara praktis, yaitu:

1) Untuk menambah pengetahuan tentang konsep nilai rasa ingin tahu

(curiosity), sehingga dapat mengimplikasikannya ke dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 26: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

8

2) Untuk menambah keilmuan dan pengetahuan bagi para pembaca

dan bagi penulis khususnya berkenaan dengan konsep nilai rasa

ingin tahu (curiosity) menurut Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian terdahulu

Pembahasan mengenai pendidikan karakter telah banyak dilakukan

oleh beberapa pengamat. Sejauh penelusuran terhadap kajian-kajian

terdahulu terdapat beberapa kajian yang relevan dengan penelitian ini, di

antaranya:

Hendra Saputra (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dalam skripsinya yang berjudul

Studi Komparasi Pendidikan Akhlak Bagi Anak Menurut Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah dan Al-Qabisi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

library research atau penelitian kepustakaan, penelitian ini

dilatarbelakangi oleh persoalan degradasi akhlak yang rentan terjadi dalam

pergaulan, jika anak dalam proses pendewasaan terbiasa dengan hal yang

buruk maka sifat buruk tersebut akan sulit dihilangkan sampai anak

tersebut kelak menjadi orang dewasa. Hasil penelitian ini antara lain, (1)

Konsep pendidikan akhlak yang dibangun Ibnu Qayyim bersumber pada

Al-Qur‟an dan Sunnah. Pendidikan lebih aktif memberikan materi kepada

Page 27: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

9

anak didik dan metode menghafal yang lebih dominan diterapkan dalam

pembelajaran. Sementara Al-Qabisi dalam membangun pendidikan akhlak

selain bersumber pada Al-Qur‟an dan Sunnah, ia juga menggunakan

literature fiqih, metode yang dipakai adalah anak lebih aktif atau berpusat

pada anak didik (student centered). (2) Komparasi konsep pendidikan

akhlak bagi anak adalah pentingnya akhlak kepada Allah dan sesama

manusia. Alam ranah pembelajaran Ibnul Qayyim cenderung

mengarahkan peserta didik dalam pengetahuan berfikir yang bersikap, Al-

Qabisi lebih pada pendidikan akhlak yang terintegrasi pada kehidupan

anak sehari-hari. (3) Penerapan konsep pendidikan akhlak bagi anak

dalam keluarga Islam meliputi mendidik akhlak tauhid dan moral dengan

metode keteladanan dan pembiasaan. Metode hukuman diperlukan ketika

anak melakukan perbuatan maksiat dan dosa.

Ariyani Nurahmawati (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2017) dalam skripsinya yang berjudul

Konsep Pendidikan Perspektif Ibnu Khaldun. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian library research. Metode yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah dengan menggunakan metode kajian pustaka. Objek

penelitian adalah tokoh sejarah dunia yaitu Ibnu Khaldun. Hasil penelitian

ini adalah: (1) Konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun memiliki tujuan

untuk membentuk kepribadian seseorang yang meliputi aspek agama,

akhlak, sosial, dan pikiran. (2) Relevansinya dengan pendidikan Islam

Page 28: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

10

kontemporer di Indonesia adalah konsep pendidikan perspektif Ibnu

Khaldun dapat diterapkan pada pendidikan Islam kontemporer, karena

hakikat pendidikan Islam yang sebenarnya sudah mulai hilang dan sudah

berbeda materi, kurikulum, dan metode pengajarannya, dan konsep dasar

dari Ibnu Khaldun dapat memperbaiki pendidikan Islam Indonesia.

Aji Nadiyah Zuliarti (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015) dalam

skripsinya yang berjudul Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Al-

Ghazali dan Ibnu Khaldun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun dan Al-Ghazali

secara mendalam dan mengkomparasikan pemikiran pendidikan keduanya

serta menemukan persamaan dan perbedaan konsep pendidikan dari Al-

Ghazali dan Ibnu Khaldun. Metode penelitian yang digunakan dalam

skripsi ini adalah metode library research. Dalam penelitian library

research ini yang dijadikan objek ialah literatur-literatur yang berkaitan

dengan pemikiran pendidikan Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun serta konsep

pendidikan Islam pada umumnya. Adapun sumber objek penelitian

tersebut adalah dokumen tertulis, baik berupa buku primer dari kedua

tokoh yakni Ihya Ulumuddin dan Muqaddimah Ibnu Khaldun, buku-buku

yang berkaitan dengan pembahasan konsep pendidikan kedua tokoh,

kamus, internet, dan lain-lain. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

konsep pendidikan Al-Ghazali beranggapan bahwa seorang anak tumbuh

Page 29: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

11

dan berkembang tergantung orang yang mendidiknya serta lingkungan

yang membentuk anak tersebut. Konsep pendidikan Ibnu Khaldun

menyatakan seseorang terbetuk bukan dari nenek moyangnya, melainkan

terbentuk berdasarkan lingkungan sosial, alam dan adat istiadat. Keduanya

memiliki persamaan yakni sama-sama berpaham empiris dan

mengutamakan keteladanan guru sebagai metode pendidikan serta syarat

sebagai seorang pendidik. Adapun perbedaannya adalah secara

keseluruhan Al-Ghazali lebih spesifik dalam menerangkan tujuan

pendidikan, kurikulum pendidikan dan metode pendidikan dibandingkan

dengan Ibnu Khaldun.

Soim Ginanjar (Program Studi Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto tahun 2013) dalam

skripsinya yang berjudul Konsep Pendidikan Ibnu Khaldun. Dalam

metode penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini adalah Ibnu

Khaldun merupakan tokoh pendidikan yang beraliran pragmatis. Hal itu

terjadi karena dampak ilustrasi hidup yang dialami dari mulai karir

berpolitik hingga masa mengabdinya sampai pembentukan shifting

paradigm dari mulai filsafat, sosiologi, hingga agama. Sehingga dalam

hemat peneliti Ibnu Khaldun mempunyai tiga kepribadian sekaligus dari

mulai ulama, sarjana, hingga negarawan. Hal inilah yang menjadi salah

satu alasan peneliti menggolongkan Ibnu Khaldun dalam aliran pragmatis.

Page 30: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

12

Kesimpulan, pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan sumber

daya manusia yang berwawasan keilmuan, kemampuan mengatasi

berbagai kesulitan yang dihadapi, serta mempunyai semangat yang tinggi

untuk terus maju dalam menghadapi gejolak hidup yang akan terus

datang.

Zainal Arif (Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya tahun 2010) dalam skripsinya yang berjudul Konsep

Pendidikan Islam Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Dalam penelitian

ini, konsep pendidikan Islam perspektif Ibnul Qayyim adalah mencakup

tarbiyah qalb (pendidikan hati) dan tarbiyah badan secara sekaligus.

Adapun konsep pendidikan Islam menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

adalah tujuan pendidikan yang diarahkan pada empat aspek tujuan yaitu:

tujuan jismiyyah (fisik), tujuan akhlakiyah (akhlak), tujuan fikriyyah

(akal), dan tujuan maslakiyyah (skill). Sasaran pendidikan yang diarahkan

pada sembilan sasaran pendidikan, yaitu: pendidikan imaniyyah (iman),

pendidikan ruhiyyah (rohani), pendidikan „athifiyyah (perasaan),

pendidikan khulukiyyah (akhlak), pendidikan ijtimaiyyah (bermasyarakat),

pendidikan iradiyyah (kehendak), pendidikan badaniyyah (jasmani), dan

pendidikan insiyyah (seksual). Metode pengumpulan data dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan metode documenter. Yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, catatan agenda, dan sebagainya.

Page 31: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

13

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, penulis belum menemukan

penelitian mengenai nilai dalam pendidikan karakter secara spesifik.

Untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai nilai dalam

pendidikan karakter secara lebih spesifik yaitu dengan

mengkomparasikan nilai curiosity (rasa ingin tahu) dalam pandangan

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.

2. Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini untuk mendapatkan kejelasan supaya tidak terjadi

kesalahpahaman maka penulis perlu memberikan batasan-batasan dan

penegasan beberapa istilah yang ada di dalamnya, yaitu:

a. Nilai

Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan

ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh dan tidak

boleh. Bidang yang berhubungan dengan nilai adalah etika

(penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan estetika

(penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup

dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar diterima dan

dilaksanakan oleh anggota masyarakat (Hakim, 2001:22-23).

b. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk

menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam (Samani,

dkk, 2012:104). Rasa ingin tahu senantiasa akan memotivasi diri untuk

Page 32: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

14

terus mencari dan mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan

memperbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan

belajar.

Rasa ingin tahu merupakan salah satu bagian dari 18 nilai

karakter bangsa yang terkandung dalam pendidikan karakter yang di

dalamnya terkandung pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Nilai-nilai karakter

tersebut merupakan sejumlah nilai pembentuk karakter yang

merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum (Samani, dkk,

2012:52) nilai-nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan

tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Rasa ingin tahu

menjadi salah satu bagian dari nilai-nilai karakter bangsa yang perlu

untuk dikembangkan dalam proses pendidikan karekter.

Pendidikan menumbuhkan wawasan baru dengan

mempertanyakan yang kemudian menghasilkan pola pikir yang kritis

Page 33: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

15

pada anak. Dalam psikologi tradisional curiosity (ingin tahu)

mengajarkan anak menjadi penurut, sedangkan dalam psikologi

transformatif menggugah kesadaran anak untuk selalu menggali hal

yang baru.

Menuntut ilmu merupakan bagian besar dari isi pendidikan

Islam, posisi ini terlihat dari kedudukan Al-Qur‟an sebagai referensi

paling penting tentang ilmu bagi kaum muslimin: individu, keluarga,

masyarakat, dan umat. Ilmu merupakan buah Islam yang bermanfaat

bagi manusia dan kemanusiaan serta membuat hidup dan kehidupan

menjadi baik. Ilmu merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi

individu dan masyarakat. Tanpa ilmu, masyarakat manusia tidak akan

berbeda dari kumpulan binatang (Munzier, 2008:89).

Sebagaimana dalam firman Allah SWT, QS. Al-„Alaq: 1-5

نسان هن عل -١-اقزأ باسن ربك الذي خلق -٤-الذي علن بالقلن -٣-اقزأ وربك الكزم -٢-ق خلق ال

نسان ها لن يعلن ٥-علن ال -

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang

Menciptakan, Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia. Yang

Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan manusia

apa yang tidak diketahuinya.”

Page 34: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

16

Dari ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa Allah mengajar

manusia dengan perantaraan tulis baca. Dimana tulis dan baca itu

adalah kunci dari ilmu pengetahuan. Manusia mendapat pendidikan

untuk menjadikan dirinya dari tidak tahu menjadi tahu. Membaca dan

menulis digunakan sebagai cara untuk membuka begitu banyak

wawasan pengetahuan mengenai alam semesta ini.

Dalam Al-Qur‟an pun Allah telah menjelaskan demikian,

berarti manusia memang dituntut untuk mencari tahu tentang ilmu

pengetahuan, perantaranya bermacam-macam. Jika dalam ayat tersebut

Allah mengajarkan manusia melalui perantara tulis baca dengan kata

ayat pertama surat tersebut yakni “bacalah”, maka selanjutnya

manusia belajar untuk mencari tahu cara membaca satu tulisan yang

tercantum dalam surah Al-„Alaq ayat pertama tersebut, sehingga bukan

hanya sekedar mengira-ira namun benar-benar belajar bagaimana cara

membaca tulisan tersebut.

Benar-benar belajar bagaimana mengetahui juga dapat

dinamakan keingintahuan. Rasa ingin tahu tentang pengetahuan,

didasari oleh sifat manusia yang tidak selalu puas pada apa yang telah

diperoleh. Bentuk-bentuk curiosity dapat berupa mencari tahu tentang

hal-hal baru seperti pengamatan pada alam sekitar, hewan, atau

manusia-manusia lain yang perlu diamati dari sifat, perilaku,

Page 35: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

17

kepribadian, dan lain sebagainya. Rasa ingin tahu ini merupakan

pendorong utama dibalik disiplin ilmu lain dari studi manusia.

Dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu dengan berbagai

hal, manusia tentu akan bertanya mengenai kehidupannya di masa

sekarang begitu juga pada masa yang akan datang. Banyak hal yang

akan mereka pikirkan dan akan cari tahu bagaimana mereka akan

menghadapi kehidupannya pada masa sekarang ini yang dilengkapi

dengan berbagai kondisi, dan mengatasi kehidupan mereka di masa

yang akan datang.

Manusia akan memikirkan bagaimana mengatasi kehidupan di

masa datang dengan kondisi yang berbeda dengan masa sekarang,

bagaimana mereka akan memikirkan tentang karir, pendidikan,

kehidupan bermasyarakat, kondisi pemerintahan, bahkan untuk

menemukan pasangan hidup.

Pemikiran mereka melalui pertanyaan-pertanyaan dalam

menghadapi kehidupan mereka ini merupakan langkah untuk

mendapatkan pengetahuan. Setelah manusia mendapatkan ilmu

pengetahuan maka mereka mampu memikirkan cara atau usaha

bagaimana yang harus mereka tempuh untuk memenuhi kebutuhan

dalam kelangsungan hidup.

c. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah

Page 36: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

18

Nama aslinya adalah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin

Sa‟d Al-Zar‟i Al-Dimashqi atau lebih dikenal dengan nama Ibnul

Qayyim Al-Jauziyyah. Dinamakan karena ayahnya berada atau

menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-

Jauziyyah. Ia dilahirkan pada tahun 691 H/1292 M di Damaskus dan

wafat pada tahun 751 H/1349 M.

d. Ibnu Khaldun

Nama lengkapnya adalah Abdullah Abd al-Rahman Abu Zayd

Ibn Muhammad Ibn Khaldun. Ia dilahirkan di Tunisia pada bulan

Ramadhan 732 H/1332 M, dari keluarga ilmuwan dan terhormat yang

telah berhasil menghimpun antara jabatan ilmiah dan pemerintahan.

Suatu jabatan yang jarang dijumpai dan mampu diraih orang pada

masa itu. Sebelum menyebrang ke Afrika, keluarganya adalah para

pemimpin politik di Moorish (Spanyol) selama beberapa abad. Dengan

latar belakang keluarganya yang demikian, Ibn Khaldun memperoleh

dua orientasi yang kuat: pertama, cinta belajar dan ilmu pengetahuan;

kedua, cinta jabatan dan pangkat. Kedua faktor tersebut sangat

menentukan dalam perkembangan pemikirannya (Ramayulis, dkk,

2005: 17).

E. Metode Penelitian

Page 37: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

19

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah

penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering

disebut juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan

penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan

diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis

data berkenaan dengan fokus masalah tertentu. Metode penelitian (research

methods) adalah “cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang,

melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan

masalah penelitian tertentu” (Sukmadinata, 2008:371). Penelitian ini

menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti ini termasuk dalam kategori

penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

pengumpulan datanya dengan menghimpun data dari berbagai literature.

Maka dalam hal ini, peneliti mengadakan pengumpulan data dengan

mengkaji buku-buku, majalah, dan jurnal, yang mempunyai relevansi

dengan tema kajian peneliti.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan

filosofis. Berpikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan

dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat

atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama.

Page 38: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

20

Dalam penelitian ini yang dikaji yaitu salah satu nilai yang termaksud

dalam 18 nilai pendidikan karakter, yaitu nilai curiosity (rasa ingin tahu)

menurut Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan komponen utama dalam penelitian, tanpa

sumber data penelitian tidak akan dapat berjalan. Dalam penelitian ini ada

dua sumber data yang digunakan, yaitu:

a. Sumber Data Primer

1) Ibnu Khaldun. Al-Muqaddimah Lil „Alamah Ibn Khaldun Juz Awal

Min Al-I‟bar wa Diwan al-Mubtada‟ wa al-Khabar fi Ayyam al-

„Arab wa al-„Ajam wa al-Babar wa man Asharum min Dzawi as-

Sulthani al-Akbar.

2) Ibnu Khaldun. 1986. Muqaddimah. Terj. Ahmadie Thoha. Pustaka

Firdaus.

3) Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim.

Terj. Muzaidi Hasbullah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan yaitu berbagai macam

literatur yang sangat mendukung serta berhubungan erat dalam

pembahasan penelitian ini. Baik dari jurnal, artikel, buku, dan berbagai

referensi lainnya yang mendukung.

Page 39: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

21

4. Pengumpulan Data

Sebagaimana penelitian literatur, dalam pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan media dokumentasi. Sumber-sumber data

yang telah terkumpul seperti telah disebutkan di atas, kemudian dijadikan

dokumen. Kemudian dokumen-dokumen tersebut dibaca dan dipahami

untuk menemukan data-data yang ditemukan sesuai dengan rumusan

masalah. Dalam proses ini, data-data yang telah ditemukan sekaligus

pengelompokan ke dalam beberapa kelompok. Setelah data yang

diperlukan cukup, kemudian dilakukan sistematisasi masing-masing data

tersebut untuk selanjutnya dilakukan analisis komparatif.

5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Deskriptif Analisis yaitu penyidikan yang kritis terhadap obyek

atau data yang membuat gambaran atau deskripsi secara sistematis,

faktual, akurat tentang fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Dalam konteks ini terhadap pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim mengenai nilai rasa ingin tahu (curiosity) lebih mendalam.

F. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, masing-masing

terbagi lagi menjadi sub-sub bab yang bersifat saling mendukung dan

Page 40: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

22

menjelaskan bab-bab itu sendiri. Adapun rumusan sistematikanya adalah

sebagai berikut:

Bab I, berisi pendahuluan yang merupakan di dalamnya latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II, pada bab ini peneliti menguraikan gambaran umum dari profil

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim meliputi: riwayat hidup, latar belakang

pendidikan, guru-guru, murid-murid, serta karya-karyanya.

Bab III, yaitu berisi tentang pemikiran dan teori dari Ibnu Khaldun dan

Ibnul Qayyim mengenai nilai rasa ingin tahu yang terdapat dalam pendidikan

karakter.

Bab IV, berisi tentang pemaparan komparasi atau perbedaan dan

persamaan antara pemikiran Ibnu Khaldun dan pemikiran Ibnul Qayyim

mengenai nilai rasa ingin tahu dalam pendidikan karakter.

Bab V, adalah bagian penutup yang berisi kesimpulan sebagai inti dari

keseluruhan pembahasan skripsi, saran-saran, dan kata penutup.

Page 41: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

23

BAB II

BIOGRAFI TOKOH

A. Biografi Ibnu Khaldun

1. Kelahiran Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun berasal dari Yaman Hadramaut dengan nama Kholid bin

Al Khottob, tinggal di Carmona, sebuah kota kecil terletak di antara

Kordova, Sevilla dan Granada. Lahir pada tanggal 27 Mei 1332 M, atau 1

Ramadhan 723 H, di Tunisia. Ia berasal dari keluarga terpelajar dari

pemimpin politik di Sevilla dan pada waktu itu keilmuan dijadikan

sebagai persyaratan untuk menjadi pemimpin.

Pada waktu itu yang menjadi pemimpin politik di Sevilla berada di

tangan keluarga Ibnu Khaldun, dan semua kekuasaan ada di tangan Ibnu

Khaldun. Tetapi pada saat Spanyol diserbu oleh Kristen, Ibnu Khaldun

mengambil keputusan untuk meninggalkan Sevilla dan menuju ke barat

laut Afrika (Siregar, 1998:16-18).

Ibnu Khaldun yang lahir di Tunisia hidup di penghujung abad

pertengahan (1332-1406) hingga permulaan zaman renaissance, yaitu

pada abad keempat belas Masehi (kedelapan Hijriah). Jika bagi Eropa

periode ini disebut sebagai cikal bakal zaman renaiscance, maka bagi

dunia Islam, periode ini justru merupakan periode kemunduran dan

disintegrasi. Di Afrika Utara sendiri, sebagai tanah kelahiran Ibnu

Page 42: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

24

Khaldun, pada abad ke-14 ditandai oleh kemandekan pemikiran dan

kekacauan politik. Kekuasaan muslim Arab telah jatuh sehingga banyak

negara bagian melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Pertentangan,

intrik, perpecahan, dan kericuhan meluas dalam kehidupan politik, dan

setiap orang berusaha meraih kesuksesan.

Pada masa inilah Ibnu Khaldun dilahirkan. Beliau lahir dari keluarga

terkemuka baik dalam ilmu pengetahuan maupun politik. Pada usia 20

tahun beliau sudah terjun dalam kehidupan politik yang penuh pergolakan

mewarnai Maghrib ketika itu. Dengan kejeniusannya dalam berpolitik

dan berdiplomasi, namanya cepat dikenal dan disegani oleh banyak

kawan maupun lawan politiknya.

Selain sebagai praktisi politik, Ibnu Khaldun juga dikenal sebagai

sosok intelektual muslim yang berkualitas. Dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, Ibnu Khaldun lebih dikenal sebagai filosof, sosiolog dan

sejarawan. Hal ini berangkat dari kebesaran teori sosialnya yang terdapat

dalam magnum opus-nya, yaitu Muqaddimah.

P.A Sorokin — seperti yang dikutip oleh Fuad Baali dan Ali Wardi —

percaya kalau Ibnu Khaldun dapat disebut sebagai “pendiri sosiologi”.

Sementara Toynbee, yang juga dikutip oleh Fuad Baali, menuliskan

dalam bukunya A Study of History sebagai berikut.

“Dalam bidang kegiatan intelektual yang dipilihnya, Ibnu Khaldun

muncul tanpa diilhami oleh pendahulunya dan tidak ada yang

menyamainya di kalangan para sarjana semasa dengannya dan

Page 43: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

25

tidak mudah mendapatkan penggantinya; di dalam “Muqaddimah”

dan “Sejarah Umum”-nya, beliau telah menyusun dan merumuskan

filsafat sejarah yang tentu merupakan sebuah karya terbesar untuk

jenisnya yang belum pernah diciptakan orang lain kapan pun dan

di mana pun sebelumnya.”

Dalam Ensiklopedi Islam juga disebutkan bahwa Muqaddimah

membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Oleh karenanya,

dalam sejarah Islam, Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-

ilmu sosial dan politik Islam.

Dengan demikian, Ibnu Khaldun lebih dikenal sebagai seorang

sosiolog, ahli sejarah, dan politisi. Meskipun Ibnu Khaldun dikenal

dengan keahlian tersebut, tetapi beliau juga layak disebut sebagai tokoh

pendidikan Islam. Hal ini dapat dibuktikan dalam kitab Muqaddimah-nya

yang tidak hanya membahas kajian sejarah dan sosiologi an sich, tetapi

juga mengkaji persoalan pendidikan. Bahkan hampir sepertiga dari buku

atau kitab tersebut membahas tentang pendidikan (Kosim, 2012:3-5).

Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa latar belakang

kehidupan sosial seseorang dapat menentukan pola pemikiran, cita-cita,

bahkan karir masa depan seseorang.

2. Karir dalam Pemerintahan

Tahap ini dilalui Ibnu Khaldun dalam berbagai tempat, seperti Fez,

Granada, Bougie, Biskara dan lainnya dalam waktu sekitar 32 tahun.,

yakni antara tahun 1350-1383 M. Pendidikan yang diterima dari ayahnya

dan guru-gurunya sangat mempengaruhi perkembangan intelektualnya.

Page 44: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

26

Pada saat wabah pes telah menyerang belahan dunia Barat dan yang paling

menyedihkan telah menyebabkan orang tuanya dan sebagian guru-gurunya

meninggal dunia, dan yang masih ada menguasai ke Kota Fez di Maroko.

Untuk mengurangi beban dalam hatinya inilah Ibnu Khaldun mengalihkan

perhatiannya dengan menghentikan belajarnya dan mengalihkan

perhatiannya pada bidang pemerintahan.

Karir pertama yang dilakukan adalah sebagai Shahahib al-„Allamah

(penyimpanan tanda tangan) pada pemerintahan Abu Muhammad Ibn

Tafrakin di Tunisia dalam usia mendekati 20 tahun. Pekerjaan ini hanya

dijalani selama 2 tahun. Ibnu Khaldun kemudian berkelana menuju

Biskara pada tahun 1352 M. Di kota inilah pada tahun 1353 M Ibnu

Khaldun menikah dengan putri seorang panglima perang dari Bani Hafs,

Jenderal Muhammad Ibn al-Hakim.

Pada tahun 1354 M Ibnu Khaldun memiliki karir sebagai sekretaris

kesultanan di Fez Maroko, pada masa pemerintahan Sultan Abu Inan.

Tidak lama menjabat sebagai sekretaris kesultanan, ia dicurigai Abu Inan

sebagai penghianat beserta pangeran Abu Abdillah Muhammad dari Bani

Hafiz yang berusaha melakukan komplotan politik yang menyebabkan ia

dipenjara selama 21 bulan. Ibnu Khaldun dibebaskan pada saat Abu Salim

menjabat sebagai sultan Maroko. Dengan sultan yang baru ini, Ibnu

Khaldun kembali mendapatkan posisi yang penting dalam pemerintahan.

Namun pada tahun 1361 M Abu Salim terbunuh karena intrik politik.

Page 45: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

27

Keadaan ini semakin memojokkan Ibnu Khaldun dan masih dicurigai,

maka demi mempertahankan karirnya sebagai pengamat dan politikus ia

berangkat ke Spanyol dan sampai Granadaa pada 26 Desember 1362.

Pada saat itu Granada dipimpin oleh Muhammad Yusuf bin Ismail bin

al-Ahmar, sedangkan wazirnya adalah seorang sastrawan yang terkenal

yaitu Lisanuddin bin al-Khatib. Di Granada, sebagai sekretaris Sultan Abu

Salim, Ibnu Khaldun mendapat sambutan yang sangat baik dari Sultan dan

wazir Granada. Ia dipercayai menduduki jabatan sebagai sekretaris dan

penulis pidato-pidato Sultan.

Pada tahun 765 H (1362 M) Ibnu Khaldun ditunjuk Sultan menjadi

Pedro El Cruel si bengis, untuk mengadakan berbagai perundingan damai

antara Granada dan Sevilla, misi ini pun dilaksanakan dengan sukses.

Penguasa Kristen bahkan berusaha mengjaknya untuk membuka kembali

lahan perkebunan yang dulu milik keluarganya di Sevilla, namun ia

menolaknya. Keberhasilan Ibnu Khaldun ini membuat Raja Muhammad

menyenanginya dan sang Sultan pun memberikan tempat dan kedudukan

di Granada. Sehingga menimbulkan banyak kecemburuan luar biasa di

kalangan perdana menteri Ibn al-Khatib.

Sebagai seorang yang kenyang dengan intrik politik dan kecemburuan

politik Ibnu Khaldun cukup sadar untuk tidak terlibat dengan konflik

terbuka dengan al-Khatib. Ibnu Khaldun tetap mengakui kemampuan

sastra saingannya ini. Sekalipun kontak pribadi keduanya terganggu.

Page 46: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

28

Sampai akhirnya al-Khatib terbunuh di Fez pada tahun 1374 M, sehingga

Ibnu Khaldun berkali-kali mendapatkan tawaran untuk menduduki jabatan

politik dari para Amir (Gubernur), dan untuk kesekian kali Ibnu Khaldun

berpindah dari penguasa yang satu kepada penguasa yang lain (Iqbal,

2015:521-522).

3. Pendidikan Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun memperoleh gelar tambahan yaitu Waliuddin At Tunisi

Al Hadrowi, merupakan gelar yang diberikan sewaktu dia memangku

jabatan hakim (qodli) di Mesir, pada masa pemerintahan Dzahir Burquq,

salah seorang sultan Mamluk di Mesir, sedangkan tambahan Al Hadrowi

berkaitan dengan nama negara asalnya yaitu Hadromaut. Disamping gelar

di belakang namanya masih banyak lagi nama panggilan yang menyatakan

tugas dan kedudukan ilmiah dan status sosial, antara lain: Al Wazir, Al

Rois, Al Hajib, Al Shadrul Kabir, Al Faqihul Jalil. „Allamatul Ummah,

dan Jamalul Islam Wal Muslimin.

Dari nama-nama tambahan di belakang namanya, nampaklah bahwa

Ibnu Khaldun adalah seorang ilmuwan terkemuka pada zamannya yang

telah memperoleh pengakuan dari berbagai kalangan keilmuan, termasuk

ilmuwan non muslim (Siregar, 1999:18-20).

4. Guru-guru Ibnu Khaldun

Page 47: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

29

Ibnu Khaldun sejak kecil sudah menghafal Al-Qur‟an dan mempelajari

tajwid secara baik. Gurunya yang pertama adalah ayahnya sendiri yang

mempunyai kemahiran dalam bidang syar‟i, retorika sya‟ir, dan filsafat.

Ayahnya yang hidup di Tunisia yang pada waktu itu merupakan pusat

perkumpulan para ulama dan sastrawan dari Negara-negara Maghribi yang

hijrah dari Andalusia. Di antara para ulama tersebut ada yang menjadi

guru Ibnu Khaldun, sebagaimana dikemukakan oleh Fathiyyah Hasan

Sulaiman: dia belajar Al-Qur‟an dari mereka, mempelajari dan mendalami

ketujuh macam Qiro‟at Ya‟kub. Penciptanya adalah Ya‟kub Ishak bin

Zaid bin Abdillah Al Hadromi Al Bashri (118-205 H). Qiro‟at ini

diriwayatkan dengan dua cara. Pertama, riwayat Muhammad bin Al

Mutawakkil yang dikenal dengan Barwis.

Kedua, dari Ruh bin Abdil Mu‟min Al Hudzali. Dia juga mempelajari

ilmu syari‟at, yaitu ilmu tafsir, hadits, ushul, tauhid, dan fiqh bermadzhab

Imam Maliki (madzhab yang masih dan tetap diikuti sebagian kaum

muslimin di Maghribi). Selain itu dia juga mempelajari ilmu bahasa,

nahwu, shorf, balaghoh, dan kesusastraan. Kemudian ia juga mempelajari

logika, filsafat, serta ilmu fisika dan matematika.

Dalam berbagai karyanya, Ibnu Khaldun mencatat nama-nama

gurunya, menuliskan riwayat hidupnya, meneliti kedudukan mereka dalam

dunia keilmuan dan karya-karya mereka. Guru-gurunya yaitu: Muhammad

bin Sa‟ad bin Burral Al-Anshory, Muhammad bin Al „Aroby Al Husyairi,

Page 48: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

30

Muhammad bin Syawas Al Zarzaly, Ahmad bin Al Qosyar, Muhammad

bin Bahr, Muhammad bin Jabir Al Qoisy, Muhammad bin „Abdil Salam,

Muhammad bin Sulaiman Al Syathy, Ahmad Al Zawwy, „Abdullah bin

Yusuf bin Ridwan Al Maki, Abu Muhammad „Abdillah Muhaimin bin

„Abdil Muhsimin Al Hadromiy, dan Abdil Muhammad bin Muhammad Al

Aliby.

Dari sekian banyak guru-gurunya, ada dua orang yang sangat

berpengaruh bagi Ibnu Khaldun, yaitu dalam bidang keilmuan syari‟at,

bahasa, dan filsafat. Mereka adalah Muhammad bin „Abdillah Muhaimin

bin „Abdil Muhaimin Al Hadromy, seorang imam Muhadditsin dan ahli

nahwu di Maghribi. Kemudian Abu „Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al

Aliby dalam bidang ilmu rasional yang disebut juga ilmu-ilmu filsafat,

ilmu-ilmu hukum, logika, metafisika, fisika, ilmu falaq, dan musik.

Buku-buku yang pernah dipelajari Ibnu Khaldun yaitu: Al Lami‟ah fil

Qiro‟at, Al Roiyah fi Rosmil Mushaf, keduanya adalah karangan Al

Syatiby, kemudian Al Tashil fi „Ilmi An Nahwy karangan Abu Al Farj

Asfahany, Al Mu‟allaqot, Kitabul Khamsah lil „Alam, Ontology, puisi

Abu Tamam dan Al Mutannaby, kitab-kitab hadits terutama kitab Shohih

Muslim dan Al Muwattho‟ karya Imam Maliki, Al Taqodlily Al Haditsy

Al Muwattho‟ karangan Ibnu „Abdil Baar, „Ulumul Hadits karangan Ibnu

Sholeh, kitab Al Tahdzib karangan Al Burda‟y. Mukhtashor

Page 49: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

31

Mudawwurrohmah karangan Al Munafiqh madzhab Maliki. Ibnil Hajib

tentang Fiqh dan Ushl, serta Sairu karangan Ibnu Ishaq.

Dari sekian banyak guru-gurunya dalam menimba ilmu, serta begitu

banyak buku-buku yang sudah pernah dipelajarinya, membuktikan ia

adalah seorang pecinta berbagai ilmu pengetahuan, sehingga ia mendapat

perhatian di kalangan penguasa pada masa itu (Siregar, 1999:20-24).

5. Murid-murid Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun mempunyai banyak murid, baik pada waktu ia mengajar

di Universitas Al Qasbah Tunisia maupun pada waktu mengajar di Kairo.

Murid-murid yang ternama antara lain:

a. Sejarawan ulung Taqiyyuddin Ahmad Ibnu Ali Al Maqrizi pengarang

buku Al Suluk Li Ma‟rifah Duwal Al Muluk. Pada buku ini, Al

Maqrizi mengungkapkan bahwa guru kami Abu Zaid Abd Al Rahman

ibnu Khaldun datang dari Negeri Maghribi dan mengajar di Al Azhar

serta mendapat sambutan baik dari masyarakat.

b. Ibnu Hajar Al „Asqalani, seorang ahli hadits dan sejarawan terkenal

(wafat 852 H). Dikabarkan bahwa ia sering mengadakan pertemuan

dengan Ibnu Khaldun untuk mendengarkan pelajaran-pelajaran yang

berharga tentang karya-karya Ibnu Khaldun terutama tentang sejarah.

6. Masa Mengarang Kitab

Page 50: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

32

Dengan banyaknya persoalan yang bermunculan, Ibnu Khaldun telah

jenuh dan lelah untuk menjauhi kehidupan yang penuh gejolak dan

tantangan ini, naluri kerjasamanya memaksanya untuk menjauhi

kehidupan yang penuh gejolak dan tantangan ini.

Dalam kondisi demikian Ibnu Khaldun memasuki suatu tahapan dari

kehidupannya yang biasa disebut dengan Khalwat. Masa yang sangat

menentukan keberhasilan Ibnu Khaldun dalam bidang keintelektualan,

yang dilalui Ibnu Khaldun selama 4 tahun dari 776-780 H/1374-1378 M.

Masa Khalwat ini dilakukan di sebuah desa kecil yang bernama Qal‟at Ibn

Salamah di rumah Bani Arif. Di tempat inilah Ibnu Khaldun

menghabiskan waktunya untuk studi dan mengarang kitan al-I‟bar atau

Tarikh Ibnu Khaldun yang volume pertamanya diberi judul Muqaddimah,

yang pada keluaran pertama sangatlah digandrungi para ahli sejarah,

sosiolog, filosof, dan juga dalam dunia pendidikan karena ide-ide

pemikirannya dinilai orisinil dan komprehensif. Menurut beberapa

keterangan Ibnu Khaldun telah melakukan percobaan dengan

menggabungkan antara agama yang konvensional dengan filsafat yang

rasional.

Pada tahun 780 H/1378 M Ibnu Khaldun dan keluarganya

meninggalkan Qal‟at Ibn Salamah menuju Tunisia. Di Tunisia ia terus

mengadakan revisi karyanya, Al-I‟bar. Naskah aslinya diserahkan kepada

Sultan Abbas pada tahun 784 H/1832 M untuk melengkapi

Page 51: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

33

perpustakaannya. Naskah tersebut terdiri dari kata pengantar,

pendahuluan, dan Muqaddimah Ibnu Khaldun, serta sejarah Maghribi

(Babar dan Zanatah), Negara-negara Arab, sejarah orang-orang Arab

sebelum dan sesudah kedatangannya, serta sejarah Negara-negara Islam.

Naskah ini dikenal dengan Naskah Tunisia (Iqbal, 2015:522-523).

7. Karya-karya Ibnu Khaldun

Karya-karya Ibnu Khaldun yang banyak dibahas para ahli samai saat

ini ialah Al-I‟bar, Muqaddimah, dan Al-Ta‟rif. Sebenarnya kitab

Muqaddimah dan Al-Ta‟rif adalah bagian dari kitab Al-I‟bar yang terdiri

dari tujuh jilid. Muqaddimah merupakan pengantar Al-I‟bar, dan Al-Ta‟rif

merupakan bagian penutupnya. Adapun penjelasan mengenai kitab Al-

I‟bar yang terdiri dari tujuh jilid besar tersebut ialah sebagai berikut:

a. Jilid pertama disebut dengan kitab Muqaddimah

Muqaddimah ialah bagian pertama dari kitab Al-I‟bar yang membahas

tentang masyarakat dan gejala-gejalanya, seperti: pemerintahan,

kedaulatan, kekuasaan, otoritas, pencaharian, penghidupan,

perdagangan, keahlian, ilmu-ilmu pengetahuan, dan sebab-sebab, serta

alasan-alasan untuk memilikinya. Kitab pengantar yang panjang inilah

yang merupakan inti dari seluruh persoalan yang terdapat dalam kitab

Al-I‟bar. Sehingga karya ini dikenal sebagai karya yang monumental

dari Ibnu Khaldun. Walaupun Muqaddimah ini dibedakan dari karya

induknya (Al-I‟bar) dan akan dibahas tersendiri.

Page 52: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

34

Muqaddimah merupakan kekayaan yang tidak terkira dalam

warisan intelektual sastra Arab karena pemikiran dan penelitiannya

yang sangat luar biasa serta memuat berbagai metode gejala-gejala

sosial dan sejarahnya, memuat berbagai aspek kehidupan dan juga

ilmu pengetahuan. hal tersebut membuat pemikiran Ibnu Khaldun

tetap dibicarakan hingga kini sebagaimana pemikir-pemikir besar

lainnya sepanjang masa.

Ibnu Khaldun menyelesaikan penulisan kitab Muqaddimah

hanya dalam waktu lima bulan di Benteng Salamah pada pertengahan

779 H/1377 M, untuk kemudian direvisi, serta melengkapinya dengan

berbagai sejarah bangsa-bangsa. Kitab ini menjadi kajian dan teori

canggih yang menempati posisi tertinggi di antara hasil-hasil

pemikiran manusia.

Pokok-pokok pembahasan di dalam kitab Muqaddimah dibagi

menjadi enam bab. Bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bab pertama membahas peradaban dan kebudayaan umat manusia

secara umum.

2) Bab kedua membahas tentang kebudayaan Badui dan suku-suku

yang lebih beradab, peradaban masyarakat pengembara, bangsa

dan kabilah-kabilah liar, serta kehidupan mereka.

3) Bab ketiga membahas tentang negara, kerajaan, khilafah, tingkatan

kekuasaan, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan

Page 53: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

35

menekankan filsafat sejarah untuk mengetahui sebab-sebab

munculnya kekuasaan dan sebab-sebab runtuhnya suatu negara.

4) Bab keempat membahas berbagai hal tentang wilayah-wilayah

pedesaan dan perkotaan, kondisi yang ada, berbagai peristiwa yang

terjadi, dan hal-hal utama yang harus diperhatikan.

5) Bab kelima membahas berbagai hal tentang sisi perekonomian

negara, mata pencaharian, ekonomi, perdagangan, dan industri.

6) Bab keenam membahas berbagai jenis ilmu pengetahuan,

pengajaran dan metode-metodenya, serta berbagai aspek yang

berkaitan dengan masalah tersebut dalam tradisi Arab.

Dari pembagian-pembagian bab di atas, terlihat jelas betapa

luas dan beragamnya bidang kajian yang dihasilkan oleh Ibnu Khaldun

dalam kitabnya Muqaddimah, yang ditujukan untuk mengkritik sejarah

dalam upaya menemukan hukum-hukum sejarah yang terkait dengan

kehidupan sosial-politik.

b. Jilid ke-2 hingga ke-5 disebut dengan kitab Al-I‟bar

Al-I‟bar merupakan karya utama bagi Ibnu Khaldun. Adapun

judul asli dari kitab Al-I‟bar yaitu Kitab Al-I‟bar wa Diwan al-

Mubtada‟ wa al-Khabar fi Ayyam al-„Arab wa al-„Ajam wa al-Babar

wa man Asharum min Dzawi as-Sulthani al-Akbar (kitab pelajaran dan

arsip sejarah zaman permulaan dan zaman akhir yang mencakup

peristiwa politik mengenai orang-orang Arab, non Arab, dan Barbar,

Page 54: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

36

serta raja-raja besar yang semasa dengan mereka). Karena judul kitab

tersebut terlalu panjang, sehingga dalam berbagai referensi pada

umumnya sering disebut dengan kitab al-I‟bar atau Tarikh Ibnu

Khaldun.

Kitab al-I‟bar diselesaikan Ibnu Khaldun ketika bermukim di

Qal‟ah Ibn Salamah, daerah Al-Jazair. Beliau memulai hidup baru di

tengah kesunyian padang pasir tersebut dengan menghabiskan waktu

selama empat tahun (776-780 H) dan berkonsentrasi dalam menulis

Al-I‟bar sebagai suatu karya sosio-historis yang terkenal.

Kitab kedua yang terdiri dari empat jilid ini menguraikan

tentang sejarah bangsa Arab, generasi-generasi dan dinasti-dinastinya

sejak kelahiran Ibnu Khaldun. Di samping itu juga berisi tentang

sejarah beberapa bangsa yang terkenal pada saat itu dan orang-orang

besar beserta dinasti-dinastinya, seperti Bangsa Pontian, Syria, Persia,

Yahudi (Israel), Koptik (Mesir), Yunani, Romawi, Turki, dan Franka

(orang-orang Eropa) hingga abad ke-8 H/14 M.

c. Jilid ke-6 dan ke-7 disebut dengan kitab Al-Ta‟rif

Kitab ketiga yang terdiri dari dua jilid ini berisi tentang sejarah

bangsa Barbar dan suku-suku yang termasuk di dalamnya, seperti suku

Zanata, Nawatah, Mashmudah, Baranis, serta asal-usul dan generasi-

generasinya. Selanjutnya, Ibnu Khaldun membahas tentang sejarah

dinasti yang ada pada masanya, seperti Dinasti Bani Hafis, Dinasti

Page 55: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

37

Bani „Abdul Wadd, dan Dinasti Bani Marin (Mariyin). Pembahasan

terakhir dari kitab ini adalah tentang Ibnu Khaldun yang berbicara

tentang dirinya sendiri. Beliau menyelesaikan penulisan kitab ini pada

awal tahun 797 H. Kitab ini berjudul Al-Ta‟rif bi Ibn Khaldun, Muallif

Hadza Al-Kitab (perkenalan dengan Ibnu Khaldun, pengarang kitab

ini). Kitab ini kemudian direvisi dan dilengkapi dengan hal-hal baru

hingga akhir 808 H, beberapa bulan sebelum beliau wafat. Dengan

demikian, karya itu menjadi lebih tebal dan berganti judul menjadi Al-

Ta‟rif bi Ibn Khaldun Muallif Hadza al-Kitab wa Rihlatuh Gharban

wa Syarqan (perkenalan dengan Ibnu Khaldun, pengarang kitab ini

dan perjalanannya ke Timur dan Barat).

Tiga karya di atas (terutama Muqaddimah) menjadikan Ibnu

Khaldun sebagai salah satu ilmuan dunia, yang pemikirannya terus

mengembara dan berpengaruh hingga kini. Di samping ketiga karya

tersebut, beberapa referensi menyebutkan bahwa Ibnu Khaldun

memiliki karya-karya lain, seperti:

a. Lubab al-Muhashshal fi Ushul al-Din, yaitu ikhtisar terhadap al-

Muhashshal Imam Fakhruddin al- Razi (534-606 H) yang

berbicara tentang teologi skolastik.

b. Syifa‟ al-Sail li Tahzib al-Masail, yang ditulis oleh Ibnu Khaldun

ketika berada di Fez dan membahas tentang uraian mengenai

Page 56: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

38

tasawuf dan hubungannya dengan ilmu jiwa serta masalah syariat

(fiqh).

c. Burdah al-Bushairi.

d. Buku kecil sekitar 12 halaman yang berisikan keterangan tentang

negeri Maghribi atas permintaan Timur Lenk ketika bertemu di

Syria.

8. Wafatnya Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak

meremehkan sejarah. Ia adalah seorang peneliti yang tak kenal lelah

dengan dasar ilmu dan pengetahuan yang luas. Ia selalu memperhatikan

komunitas-komunitas masyarakat. Selain seorang pejabat penting, ia pun

seorang penulis yang produktif. Ia menghargai tulisan-tulisan yang ia

buat. Bahkan ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan ia

perbaharui dengan memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya

benar-benar berkualitas, yang diadaptasi oleh situasi dan kondisi.

Karena pemikiran-pemikirannya yang brilian, Ibnu Khaldun

dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar

pendidikan Al-Qur‟an yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu

Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu

keislaman. Sebagai muslim dan hafidz Al-Qur‟an, ia menjunjung tinggi

akan kehebatan Al-Qur‟an. Sebagaimana dikatakan olehnya, “ketahuilah

bahwa pendidikan Al-Qur‟an termasuk syi‟ar agama yang diterima oleh

Page 57: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

39

umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh karena itu pendidikan Al-Qur‟an

dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Al-

Qur‟an pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu yang lain.

Ibnu Khaldun wafat di Kairo, Mesir pada saat bulan suci Ramadhan,

tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 808 H/19 Maret 1406 M (Iqbal,

2015:519).

B. Biografi Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah

1. Nama dan Kelahirannya

Namanya adalah Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Sa‟d bin

Hariz bin Makki, Zainuddin Az-Zur‟i Ad-Dimasqi Al-Hambali. Nama

kuniyah atau panggilannya adalah Abu Abdillah, sedang nama laqob atau

julukan atau gelarnya adalah Syamsuddin. Dia terkenal dengan nama Ibnu

Al-Qayyim Al-Jauziyyah yang diringkas dengan sebutan Ibnul Qayyim,

dan nama inilah yang lebih dikenal daripada sebutan Ibnu Al-Qayyim Al-

Jauziyyah.

Ayahnya Syaikh Abu Bakar bin Ayyub Az-Zar‟i mendirikan

Madrasah Al-Jauziyyah di Damaskus, sehingga selanjutnya keluarga dan

keturunannya terkenal dengan sebutan tersebut dan salah satu dari mereka

terkenal atau biasa dipanggil dengan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.

Page 58: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

40

Adapun Al-Jauzi adalah nisbat kepada sebuah nama tempat di

Bashrah. Dan ada yang mengatakan bahwa nama ini dinisbatkan kepada

kepompong (ulat sutera) dan penjualannya.

Kelahirannya:

Dr. Bakar Abu Zaid mengatakan, “Kitab-kitab Tarajum (biografi)

sepakat mengatakan bahwa kelahiran Ibnul Qayyim adalah pada tahun 691

Hijriyah.” Muridnya yang bernama Ash-Shafadi menuturkan bahwa

kelahirannya secara tepat adalah pada hari ke tujuh di bulan Shafar tahun

691 Hijriyah.

Para ulama dalam menyebutkan biografi Ibnul Qayyim dan ayahnya

adalah bahwa mereka berdua berkebangsaan Az-Zar‟i dan kemudian

pindah ke Damaskus.

Dari sini dapat diketahui bahwa istilah ini (berkebangsaan Az-Zar‟i

dan kemudian pindah ke Damaskus) digunakan dengan maksud bahwa

tempat kelahiran adalah tempat yang pertama sedang tempat kedua adalah

tempat tempat pindah mereka.

Namun, bisa juga maksud mereka menggunakan istilah tersebut adalah

bahwa ayah dan nenek moyangnya berasal dari daerah pertama (Az-Zar‟i)

kemudian mereka pindah ke tempat kedua (Damaskus) (Farid, 2006:822-

823).

Page 59: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

41

2. Kondisi Sosio-Epistemologis di Zaman Ibnul Qayyim

Dekade kelahiran Ibnul Qayyim pada tahun 691-751 H/1292-1350 M,

hanya berselang 35 tahun dan tragedi runtuhnya kerajaan Baghdad di

tangan tentara Mongol dan dunia Islam ketika itu masih dalam kondisi

berkabung yang sangat mendalam. Bencana yang traumatis akibat

serangan Hulagu Khan pada tahun 1258 M itu tidak hanya

menghancurkan dominasi sosio-politik dunia Islam, tetapi juga

membumihanguskan sebagian khazanah ilmiah (epistemologis) umat

Islam dengan cara membunuh para ulama, pembakaran dan pemusnahan

karya-karya monumental cendekiawan Islam yang ada di Baghdad.

Sebagaimana diketahui dalam kajian sejarah, Baghdad sebelum ditaklukan

Hulagu Khan merupakan gudang epistemologis (berbagai disiplin ilmu

pengetahuan) dan tempat berkumpulnya para ulama.

Hulagu Khan begitu bersemangat untuk menundukkan dunia Islam

tidak cukup di Baghdad dan sekitarnya, tetapi juga berencana untuk

menaklukkan Syam dan Mesir. Akan tetapi ia hanya mampu bertahan di

Syam dalam sehari saja, sedangkan rencana penjarahan pasukan Mongol

ke Mesir dihadang oleh pasukan tentara Mamluk di Ain Jalut (terletak di

daerah Gazzah, antara Baysan dengan Nablus) yang dipimpin langsung

oleh Sultan Baybars (1260-1277). Sejak saat itu, Syam tunduk di bawah

pemerintahan Dinasti Mamluk yang telah berkuasa di Mesir sejak tahun

1250 M, sebelum jatuhnya Baghdad ke tangan pasukan Mongol.

Page 60: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

42

Jatuhnya Baghdad oleh Hulagu tidak menghambat perkembangan

budaya dan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Jauh sebelumnya, di dunia

Islam, telah lahir daerah-daerah lain sebagai pusat ilmu pengetahuan dan

kebudayaan Islam. Kota Syam ataupun Mesir yang tidak terikat dengan

kekhilafahan Baghdad, tidak terpengaruh dengan jatuhnya Baghdad, dan

telah mengambil alih peran penting itu. Kota tersebut sebagai pusat ilmu

keislaman dan menjadi tempat persinggahan ilmuwan. Syam dan Mesir

bukan hanya menjadi tempat perkembangan berbagai bentuk pemikiran

dan ideologi, tetapi juga merupakan tempat perkembangan dan

pertumbuhan berbagai bentuk golongan kalam, aliran tasawuf, dan filsafat.

Suasana lingkungan ilmiah begitu kondusif ini telah menjadi lahan yang

subur dan nyaman bagi pembentukan kepribadian ilmuwan cemerlang

seperti Ibnul Qayyim dan gurunya, Ibnu Taimiyah, serta tokoh-tokoh

ulama lainnya.

Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika Ibnul Qayyim hanya

menuntut ilmu di Syam dan Mesir, karena suasana ilmiah yang begitu

semarak di Baghdad sebelum dihancurkan Hulagu Khan, telah berpindah

ke Mesir dan Syam di bawah pemerintahan Dinasti Mamluk. Namun

sangat disayangkan, perkembangannya hanya sebatas bahasa Arab,

indoktrinasi sunni dan kelangsungan fiqh madzhab, tetapi tidak merembes

ke pengetahuan umum (Supriyatno, 2011:28).

3. Sanjungan Para Ulama Terhadapnya

Page 61: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

43

Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Ibnul Qayyim adalah seseorang

yang pandai dalam masalah madzhab, seorang brilian, sering memberikan

fatwa, selalu bersama dengan Syaikh Taqiyuddin bin Taimiyah, pandai

dalam ilmu-ilmu keislaman, menguasai tentang tafsir yang tiada

bandingannya, pandai dalam bidang Ushuluddin, hadits, makna dan

fikihnya serta rahasia pengambilan hukumnya.

Dia juga mahir dalam bidang fikih dan Ushul fikihnya, pandai dalam

bidang bahasa Arab, ilmu kalam, nahwu. Ia juga pandai dalam ilmu

biografi, pandai dalam mencerna perkataan para ahli sufi, isyarat dan

rahasia-rahasianya. Dalam bidang ilmu-ilmu di atas, dia sangat

menguasainya.”

Ibnu Katsir mengatakan, “Dia belajar hadits, konsen menuntut ilmu

dan pandai dalam beragam bidang ilmu, terutama dalam bidang tafsir,

hadits, dan Ushul. Dan ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali dari

Mesir pada tahun 712 H, dialah orang yang selalu menyertainya sampai

Syaikh wafat. Dari Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim menyerap ilmu,

menggantikan sang guru mengajar sehingga dia mendapatkan tambahan

ilmu yang luar biasa banyaknya, sehingga murid-muridnya pun semakin

banyak yang keluar masuk dari rumahnya siang maupun malam.”

Ibnu Nashir Ad-Dimasyqi mengatakan, “Ibnul Qayyim adalah seorang

yang menguasai banyak cabang ilmu khususnya ilmu tafsir, Ushul Al-

Mantiq, dan Al-Mafhum.”

Page 62: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

44

4. Ibadah dan Akhlaknya

Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Ibnul Qayyim adalah seorang

yang banyak beribadah dan melakukan tahajud, seorang yang sholatnya

panjang, banyak berdzikir, dan yang sangat mahabbah (kecintaan kepada

Allah).”

Dia adalah seorang yang benar-benar bertaubat kepada Allah, banyak

istighfar, yang sangat merasa butuh kepada Allah, dan yang tangannya

terkepal karena banyak beribadah kepada Allah. Saya tidak pernah melihat

dan mendengar orang yang lebih tinggi ilmunya darinya, tidak ada yang

lebih tahu tentang makna Al-Qur‟an, As-Sunnah, dan hakikat iman.

Dia bukanlah seorang yang maksum (terbebas dari dosa), namun saya

tidak pernah melihat orang seperti dia. Dia banyak mendapatkan ujian,

disiksa beberapa kali, dipenjara bersama dengan Syaikh Taqiyuddin di

Qal‟ah, dan tidak sudi keluar meninggalkan Syaikh Taqiyuddin hingga dia

meninggal.

Di penjara, dia banyak membaca Al-Qur‟an dan menyelami artinya,

banyak bertafakkur hingga dari situlah dia banyak merengkuh kebaikan.

Dengan itu pula, dia dapat merasakan hidup yang sebenarnya. Dengan

sebab dipenjara itu pula dia dapat menguasai ilmu makrifat,

menyelaminya, dan banyak mengarang buku dalam bidang ini.

Ibnu Katsir pernah berkata, “Di zaman kami, saya tidak pernah

melihat orang yang lebih banyak ibadahnya dibanding Ibnul Qayyim.

Page 63: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

45

Ibadahnya (sholatnya) dapat ditandai yaitu dengan memanjangkannya,

memperlama ruku‟ dan sujudnya, sampai terkadang teman-temannya

mencelanya, namun dia tetap tidak merubahnya.”

Ibnu Hajar mengatakan, “Usai selesai shalat subuh, Ibnul Qayyim

biasanya tidak meninggalkan tempatnya, dia berdzikir kepada Allah

sampai datang waktu siang, sambil berkata, “Ini adalah bagian waktu

pagiku. Jika aku tidak menggunakannya untuk duduk berdzikir, maka

kekuatanku akan melemah.”

Dia juga berkata, “Dengan kesabaran dan kefakiran, maka

memperoleh keutamaan dalam agama.” Dan dia juga berkata, “Seorang

yang berjalan haruslah mempunyai tujuan dalam perjalanannya itu, harus

pula mempunyai ilmu yang memberitahukan dan menunjukkannya.”

5. Perjalanannya Mencari Ilmu

Dr. Bakar bin Abdullah Abu Zaid mengatakan, “Orang yang membaca

biografi Ibnul Qayyim, akan mengetahui bahwa dia adalah seorang yang

haus akan ilmu pengetahuan. seorang yang bersungguh-sungguh dalam

belajar, merenung dan berguru dari para syaikh yang bermadzhab Hambali

maupun yang tidak.

Dia juga seorang yang banyak berkorban demi sebuah ilmu. Dia mulai

mencari ilmu sejak berumur tujuh tahun. Hal itu dapat ditetapkan dengan

membandingkan kelahirannya 691 H dengan banyaknya jumlah gurunya.

Page 64: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

46

Salah seorang guru Ibnul Qayyim adalah Asy-Syihab Al-„Abir yang

meninggal pada tahun 697 H. Dari dialah Ibnul Qayyim mulai belajar

dengan cara sima‟ (memperdengarkan bacaan di hadapan sang guru), yaitu

pada usia tujuh tahun. Ibnul Qayyim sangat menghormatinya.

Disebutkannya dalam kitabnya Zad Al-Ma‟ad, “Aku memperdengarkan

beberpa juz kepada Asy-Syihab, namun dia kurang setuju dengan apa

yang aku lakukan dikarenakan umurku yang masih sangat belia.”

Walaupun dia mempunyai umur yang relatif singkat yaitu berkisar

enam puluhan tahun namun waktu yang sesingkat itu dia telah

membuktikan bahwa dia adalah penuntut ilmu yang berhasil.

6. Guru dan Murid-muridnya

Guru-gurunya adalah: Ayahnya sendiri Abu Bakar bin Ayyub Qayyim

Al-Jauzi, Ibnu Abiddaim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Asy-Syihab Al-

Abir, Ibnu Asy-Syirazi, Al-Majd Al-Harrani, Ibnu Maktum, Al-Kuhhali,

Al-Baha‟ bin Asakir, Al-Hakim Sulaiman Taqiyuddin Abu Fadl bin

Hamzah.

Juga, Syarafuddin bin Taimiyah saudara Syaikhul Islam, Al-

Mutha‟im, Fatimah binti Jauhar, Majduddin At-Tunisi, Al-Badar bin

Jama‟ah, Abu Al-Fath Al-Ba‟labaki, Ash-Shaf Al-Hindi, Az-Zamlakani,

Ibnu Muflih, dan Al-Mizzi.

Adapun murid-muridnya adalah: Al-Burhan bin Al-Qayyim Al-Jauzi,

anaknya bernama Burhanuddin, Ibnu Katsir, Ibnu Rajab, Syarafuddin bin

Page 65: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

47

Al-Qayyim, anaknya bernama Abdullah bin Muhammad, As-Subki, Ali

bin Abdulkafi bin Tamam As-Subki, Adz-Dzahabi, Ibnu Abdulhadi, An-

Nablusi, Al-Ghazi dan Al-Fairuz Abadi Al-Muqri.

7. Karangan-karangannya yang telah Dicetak

a. Dalam bidang ilmu fiqih dan ushul fiqih:

1) I‟lam al-Muwaqqi‟in „an-Arabbi al-„Alamin

2) Ath-Thuruq al-Hukmiyah fi as-Siyasah asy-Syari‟ah

3) Tuhfah al-Maulud fi Ahkam al-Maulud

4) Al-Furusiyah

b. Dalam bidang ilmu kalam:

1) Al-Kafiyah al-Syafiah fi al-Inthishar li al-Faruq al-Najiyah

2) Al-Syifa al-„Aqil fi Masail al-Qadha wa al-Hikmah

c. Dalam bidang hadits dan sirah:

1) Tahdzib Sunan Abi Daud wa Idhah „Ilaihi wa Musyakilatihi

2) Zad al-Ma‟ad fi Hadyi Khair al-Ibad

d. Dalam bidang akidah:

1) Ijtima‟ al-Juyusy al-Islamiyah ala Ghazwi al-Mu‟atilah wa al-

Jahmiyah

2) Ash-Shawaqi al-Mursalah „ala Jahmiyah wa al-Mu‟athilah

3) Syifa‟ al-„Alil fi Masa‟il al-Qadha wa al-Qadar wa al-Hikmah wa

at-Ta‟lil

4) Hidayah al-Hayari min al-Yahud wa an-Nashara

Page 66: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

48

5) Had al-Arwah ila Bilad al-Afrah

6) Ar-Ruh

e. Dalam bidang akhlak dan tasawuf:

1) Madarij as-Salikin Baina Manazil Iyyaka Na‟budu wa Iyyaka

Nasta‟in

2) Uddah ash-Shabirin wa Dzakhirah asy-Sya‟irin

3) Ad-Da‟ wa ad-Dawa‟

4) Al-Wabil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayib

5) Raudhah al-Muhibbin wa Nuzat al-Mustaqin

f. Dalam bidang ilmu yang lain:

1) At-Tibyan fi al-Aqsam al-Qur‟an

2) Badai‟i al-Fawa‟id

3) Jala‟ al-Afham fi Shalati wa as-Salam „ala Khair al-Anam

4) Raudhah al-Muhibbin

5) Thariq al-Hijratain wa Bab as-Sa‟adatain

6) Miftah Dar as-Sa‟adah

8. Meninggalnya

Ibnu Qayyim meninggal pada malam Kamis tanggal 13 Rajab saat

berkumandang adzan shalat Isya‟ pada tahun 751 H. Dia meninggal pada

usia yang ke 60 tahun. Jenazahnya dishalatkan pada hari berikutnya

setelah shalat Dzuhur di masjid Al-Umawi, kemudian dishalati di masjid

Jarah dan banyak peziarah yang mengiringi upacara penguburannya.

Page 67: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

49

Ibnu Katsir berkata, “Yang mengiringi jenazahnya membludak.

Diikuti oleh para qadhi, para pejabat, orang-orang shalih, baik yang

khusus maupun yang umum. Dan, orang-orang berebutan mengangkat peti

jenazahnya.”

Ia dimakamkan di Damaskus di perkuburan Al-Bab Ash-Shaghir di

samping makam kedua orang tuanya. Disebutkan oleh sebagian murid-

muridnya, bahwa sebelum meninggal dia bermimpi bertemu dengan

Syaikh Taqiyuddin.

Dalam mimpinya itu ia bertanya kepada sang syaikh tentang

tempatnya nanti. Dan sang syaikh memberikan isyarat akan ketinggian

tempatnya nanti di atas tempat para pembesar ulama. Syaikh Taqiyuddin

lalu berkata kepadanya, “Dan kamu sebentar lagi menyusul kami. Akan

tetapi sekarang kamu berada setingkat dengan Ibnu Khuzaimah.” (Farid,

2006:823-830).

Page 68: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

50

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

IBNU KHALDUN DAN IBNUL QAYYIM

A. Nilai Curiosity (Rasa Ingin Tahu) menurut Ibnu Khaldun

9. Hakikat Ilmu Pengetahuan

Ibnu Khaldun membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Ilmu Lisan (bahasa) yaitu ilmu tentang tata bahasa (gramatika) sastra

atau bahasa yang tersusun secara puitis (sya‟ir).

b. Ilmu Naqli, yaitu ilmu yang diambil dari kitab suci dan sunah Nabi,

sanad dan hadits yang pentashihannya (pembenarannya) serta

pengambilan keputusan tentang kaidah-kaidah fiqih. Dengan ilmu,

manusia akan dapat mengetahui hukum-hukum Allah yang diwajibkan

kepada manusia. Dari Al-Qur‟an itulah akan didapati ilmu-ilmu tafsir,

ilmu hadits, ilmu ushul fiqih yang dapat dipakai untuk menganalisa

hukum-hukum Allah itu melalui cara pengambilan keputusan.

c. Ilmu Aqli, yaitu ilmu yang dapat menunjukkan manusia dengan daya

pikir atau kecerdasannya kepada filsafat dan semua ilmu pengetahuan.

Termasuk dalam kategori ilmu ini adalah ilmu mantiq (logika), ilmu

alam, ilmu ketuhanan, ilmu-ilmu teknik, ilmu hitung, ilmu tingkah

laku (behavior) manusia, termasuk juga ilmu sihir dan ilmu nujum

Page 69: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

51

(perbintangan). Mengenai ilmu nujum, Ibnu Khaldun menganggap

sebagai ilmu fasid, karena ilmu ini dapat dipergunakan untuk

meramalkan segala kejadian sebelum terjadi atas dasar perbintangan.

Hal itu merupakan sesuatu yang batil, berlawanan dengan ilmu tauhid

yang menegaskan bahwa tak ada yang menciptakan kecuali Allah

sendiri.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa setiap ilmu naqli dari agama-agama

sebelum Islam telah dihapuskan dan usaha untuk mengkajinya dilarang.

Dasar yang digunakan oleh Ibnu Khaldun untuk melarang tersebut adalah

hadits Nabi yang artinya: “Janganlah kalian benarkan ahli kitab dan

jangan kalian bohongi mereka dan katakan, sesungguhnya kami beriman

kepada (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan Tuhan kalian adalah

satu. Pernah Nabi melihat sehelai lembaran Kitab Taurat di tangan Umar

RA, Nabi marah lalu berkata; Tidaklah aku telah datang pada kalian

dengan membawa (Kitab Taurat itu) dalam keadaan putih bersih? Demi

Allah seandainya Musa masih hidup, tak lapang ia kecuali menjadi

pengikutku.” (Sulaiman, 1987:546).

Dari beberapa uraian tersebut, maka pemikiran Ibnu Khaldun

mengenai ilmu pengetahuan, berorientasi kepada:

a. Tidak adanya pemisahan antara ilmu praktik dengan teoretis. Tampak

pada penjelasan Ibnu Khaldun tentang makalah yang terbentuk dari

pengajaran ilmu atau pencarian ilmu ketrampilan, yang tidak lain

Page 70: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

52

adalah buah dari suatu aktivitas; intelektual fisik, di dalam suatu

waktu. Dengan demikian pandangannya sejalan dengan pandangan

yang mengatakan bahwa belajar harus melibatkan akal dan fisik

secara serempak dan belajar tidak akan bisa benar apabila hal tersebut

tidak terjadi.

b. Orientasi kepada keseimbangan ilmu agama dengan ilmu aqliyah.

Walaupun Ibnu Khaldun meletakkan ilmu agama pada tempat

pertama jika dilihat dari segi keguruan bagi murid karena membantu

untuk lebih baik.

c. Orientasi pada pendapat bahwa tugas mengajar adalah alat terpuji

untuk memperoleh rizki.

d. Orientasi menjadikan pengajaran yang lebih bersifat umum yang

mencakup berbagai aspek dari ilmu pengetahuan (Siregar, 1999:56-

57).

Orientasi Ibnu Khaldun ini ternyata banyak perbedaan dengan

pemikir-pemikir muslim sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa hasil

pemikir-pemikir dari masa ke masa akan berkembang terus sesuai dengan

pertumbuhan pemikiran dengan pengalaman serta perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian ilmu pengetahuan berperan

sebagai pengembangan potensi manusia agar manusia dapat hidup dan

berkembang dalam masa yang semakin maju sesuai dengan arus

perkembangan zaman.

Page 71: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

53

10. Pendidikan

Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

Sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, maupun bangsa dan

negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju

mundurnya pendidikan bangsa itu. Pendidikan adalah usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi

dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi

dalam arti mental (Sudirman, dkk, 1989:3-4).

Dalam kitab Muqaddimah (Thoha, 1986:527), Ibnu Khaldun tidak

memberikan definisi pendidikan secara jelas, ia hanya memberi

gambaran-gambaran secara umum, seperti:

“Barang siapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik

oleh zaman”. Maksudnya, barang siapa tidak terdidik oleh tata karma

yang dibutuhkan melalui orang tua, maka mereka akan mempelajarinya

dengan bantuan alam. Pendidikan tidak hanya proses belajar mengajar,

tetapi pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia secara sadar

menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam

sepanjang zaman, atau zaman yang akan mengajarinya. Rumusan

pendidikan yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun merupakan hasil dari

berbagai pengalaman yang dilaluinya sebagai seorang ahli filsafat,

Page 72: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

54

sejarah, dan sosiologi yang mencoba menghubungkan antara konsep dan

realita.

Jadi pendidikan menurut Ibnu Khaldun tidak hanya proses belajar

mengajar di dalam ruangan (formal) tetapi pendidikan juga dapat terjadi

pada suatu kebiasaan, pengalaman, dan lingkungan di sekitarnya.

Pendapat Ibnu Khaldun mengenai pendidikan ini sejalan dengan

pendapat para ahli (pendidikan). Menurut Langeveld, sebagaimana yang

dikutip oleh Maunah (2009:4), “pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju

kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup

cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.”

Sedangkan Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah

tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, dalam arti, menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Hisbullah, 2009:4).

Dari beberapa pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

pendidikan yaitu sebuah usaha yang disengaja yang diberikan kepada

seseorang agar menjadi dewasa dan upaya untuk mencerdaskan anak

bangsa dengan berbagai cara agar menjadi anak yang memiliki

kepribadian utama, berpendidikan, dan berakhlak mulia melalui

bimbingan, pengajaran, pelatihan, dan pengembangan.

Page 73: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

55

11. Metode Pendidikan

Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan bisa diperoleh

dengan cara:

a. Berpikir (Tafakur)

Yakni aplikasi akal untuk membuat analisa dan sintesa melalui

alat indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasaan).

Proses berpikir ini sebagai af‟idah (jama‟ fu‟ad). Adapun tingkatan

berpikir:

1) Manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya,

manusia diberi akal agar mampu berpikir, sehingga dapat

mengatur tindakan-tindakannya secara tertib, bentuk pemikiran

semacam ini adalah presepsi yang bisa membedakan manusia

tentang segala sesuatu yang bermanfaat baginya dan yang

mencelakai dirinya (al-aql at-tamyizi/pembeda).

2) Pikiran yaitu hal yang melengkapi pengetahuan manusia dan

perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Pemikiran ini

kebanyakan berupa apresepsi (tashdiqat), yang dicapai secara

bertahap melalui pengalaman sehingga benar-benar dirasakan

manfaatnya (al-aql tajribi) dengan ide-ide yang dimanfaatkan

untuk memperoleh ilmu/akal eksperimental.

Page 74: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

56

3) Pikiran yaitu hal yang melengkapi manusia dengan pengetahuan

(ilm) dan dugaan/hipotesis (dzan) mengenai sesuatu yang berada di

belakang persepsi indera tanpa tindakan praktis yang menyertainya

(al-aql an-nadzari).

Jika ketiga tingkatan berpikir ini menyatu dalam dirinya,

manusia akan mencapai kesempurnaan, sebagai manusia yang

berintelektual, murni mempunyai jiwa-jiwa yang perspektif atau

disebut sebagai realitas manusia (haqiqah al-insaniyah). Dari

kemampuan berpikir, hal yang membedakan manusia dengan makhluk

lainnya adalah pikiran, dan pikiran inilah anugerah yang paling tinggi

dari Allah, sebab jika manusia mampu menggunakannya dengan baik

maka ia bisa mempertahankan eksistensinya, berkarya, merekayasa,

segala sesuatu untuk kepentingan dan kebutuhan manusia. Dengan

ketiga tingkatan cara memperoleh ilmu pengetahuan tersebut, Ibnu

Khaldun membagi ilmu pengetahuan menjadi 2 kategori: Al-Ulum al-

Naqliyah dan Al-Ulum al-Aqliyah. Al-Ulum al-Naqliyah tekstual

(berdasarkan otoritas syariat) bersifat mutlak, akal tidak mendapat

tempat. Ilmu-ilmu ini mencakup ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu qira‟at,

ilmu ushul fiqh dan fiqh, ilmu kalam, ilmu tasawuf, dan berbagai ilmu

alam yang menyertainya. Sedangkan Al-Ulum al-Aqliyah (rasional,

bersifat alami/thabi‟i) diperoleh manusia melalui kemampuan

berpikirnya, inilah ilmu-ilmu hikmah filsafat yang menjadi tempat

Page 75: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

57

indah dalam peradaban manusia. Ilmu-ilmu ini mencakup ilmu logika,

fisika, metafisika, dan matematika.

b. Keragu-raguan (skeptisme)

Yakni ragu-ragu akan sesuatu hal. Karena pada hakikatnya

manusia itu bodoh, ia menjadi berilmu melalui aktifitas pembelajaran

terhadap pengetahuan. Sudah wataknya bahwa manusia itu bodoh

karena keragu-raguan yang ada pada ilmunya, maka ia berilmu melalui

pencarian pengetahuan dan kemahiran (pengalaman), dia mencapai

objek yang dicarinya dengan pikirannya yang berdasarkan syarat-

syarat imitative (peniruan).

Ilmu pengetahuan dan pengajaran merupakan hal yang dialami

peradaban manusia. Sebab manusia adalah makhluk yang memiliki

indera, gerak, manusia juga membutuhkan makanan, tempat

berlindung dan lainnya, hal yang membedakan manusia dengan hewan

yaitu pikiran, dengan pikirannya manusia mampu memenuhi

kebutuhannya dengan kerjasama. Oleh karena itu manusia mampu dan

siap menerima perintah Allah dan Rasul-Nya. Dari pikiran inilah

tercipta berbagai ilmu pengetahuan, ilmunya menjadi ilmu yang

spesial, seseorang tertarik untuk memperoleh ilmu dan mereka

meminta bantuan para ahli sehingga timbul pengajaran.

c. Pembiasaan (Ta‟wid)

Page 76: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

58

Yakni proses belajar dengan cara pengulangan sampai merasa

bahwa dirinya paham betul dengan ilmu tersebut. Proses pembelajaran

ini bisa kita peroleh dengan mereka yang benar-benar mendalami

disiplin ilmu itu (yang mahir dalam ilmu tersebut) (Iqbal, 2015:536-

538).

Jadi ilmu pengetahuan bisa didapat dengan cara berpikir, mencari, dan

pengulangan terhadap disiplin ilmu. Karena pada hakikatnya manusia itu

bodoh, tetapi manusia diberi akal supaya mampu untuk berpikir, sehingga

ia menjadi seseorang yang cerdas dan dapat memperoleh penghidupan

yang layak. Hal yang membedakan antara manusia satu dengan yang

lainnya yaitu watak yang dimiliki setiap orang.

12. Sumber Ilmu Pengetahuan

Ibnu Khaldun menjelaskan dalam Kitab Muqaddimahnya bahwa

mengajarkan anak-anak mendalami Al-Qur‟an merupakan suatu simbol

dan pekerti Islam, orang Islam memiliki Al-Qur‟an dan mempraktekkan

ajarannya, dan menjadikan pengajaran, ta‟lim, di semua kota mereka. Hal

ini akan mengilhami hati dengan satu keimanan dan memperteguh

keimanan, serta memperteguh keyakinan kepada Al-Qur‟an dan Hadits.

Tujuan ini merupakan yang paling utama yang ditanamkan kepada

individu, karena sesuai dengan Al-Qur‟an yang merupakan ajaran bagi

seluruh aspek kehidupan manusia di alam raya ini sekaligus Al-Qur‟an

Page 77: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

59

dijadikan kurikulum pendidikan Islam. Ibnu Khaldun dalam konsep

pendidikannya ingin membentuk suatu masyarakat yang siap menghadapi

perubahan sosial yang terjadi, sebab Ibnu Khaldun tidak mementingkan

pengajaran teoritis saja melainkan benar-benar melakukan pembentukan

kecakapan riil kepada masyarakat agar hidup lebih baik. Ibnu Khaldun

ingin menjadikan manusia hamba Allah yang berakhlak baik sebagai

khalifah di muka bumi. Ibnu Khaldun bermaksud menjadikan pengabdi

Allah menjadi paling bertakwa dan tidak hanya ahli keagamaan saja,

melainkan harus memahami dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran

Allah dalam Al-Qur‟an serta cakap melaksanakannya ke dalam praktek

kehidupan sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku warga serta

masyarakat dan bangsa (Lisnawati, 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis mendapat kesimpulan

bahwa sumber ilmu pengetahuan menurut Ibnu Khaldun adalah Al-Qur‟an

dan Hadits. Di dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa pembahasan yang

dapat dijadikan sebagai kurikulum pendidikan Islam.

13. Guru dan Siswa Pembelajar

Jika membicarakan tentang manusia, Ibnu Khaldun tidak terlalu

menekankan pada segi kepribadiannya, sebagaimana yang telah

dibicarakan dari para filosof, baik itu Islam ataupun di luar Islam. Ia lebih

melihat manusia dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok yang

Page 78: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

60

ada di masyarakat. Ia mempunyai asumsi-asumsi kemanusiaan

sebelumnya lewat pengetahuan yang ia peroleh dalam ajaran Islam.

Banyak konsepsi kemanusiaan dari Ibnu Khaldun yang berasal dari hasil

penelitian dan pemikiran Ibnu Khaldun untuk membuktikan dan

memahami asumsi Al-Qur‟an melalui gejala dan aktivitas kemanusiaan

(Nata, 1997:100).

Ibnu Khaldun memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda

dengan berbagai makhluk lainnya. Menurut Ibnu Khaldun manusia adalah

makhluk berpikir. Oleh karena itu, manusia mampu mengembangkan

berbagai pengetahuan dan teknologi. Sifat seperti ini tidak bisa dimiliki

oleh makhluk lain kecuali hanya manusia semata. Lewat kemampuan

berpikirnya manusia mampu membuat suatu kehidupan dengan pola

kehidupan masing-masing dan juga mampu menaruh perhatian terhadap

berbagai cara guna memperoleh makna hidup. Proses seperti ini yang akan

mampu melahirkan suatu peradaban (Arifin, 1991:91).

Menurut Ibnu Khaldun, untuk mencapai pengetahuan yang bermacam-

macam tidak hanya membutuhkan ketekunan, tetapi juga bakat.

Berhasilnya suatu keahlian dalam satu bidang ilmu atau disiplin ilmu

memerlukan pengajaran (Nata, 1997:175).

Pendidik atau guru dan peserta didik menempati posisi penting dalam

sistem pendidikan Islam. Peran pendidik sangat menentukan dalam

berhasil tidaknya proses pendidikan. Sementara peserta didik, selain

Page 79: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

61

sebagai objek juga bertindak sebagai subjek dalam pendidikan.

Karenanya, antara keduanya tidak akan pernah terlepas dari kajian

pendidikan Islam.

a. Pendidik

Bagi Ibnu Khaldun, sebaiknya pendidik memiliki posisi kunci

dalam pendidikan. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa hal

yang mesti diperhatikan oleh guru sehingga proses pendidikan tersebut

dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan yang diharapkan

dapat tercapai. Salah satu di antaranya ialah setiap guru mesti

menerapkan metode mengajar dengan tepat. Kemudian

memperhatikan prinsip-prinsip dalam melaksanakan pengajaran.

Hal-hal penting yang mesti diperhatikan pendidik berdasarkan

pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun:

1) Seorang guru mesti menjadi teladan bagi anak didiknya karena

keteladanan dari seorang guru akan sangat mempengaruhi

terbentuknya kepribadian anak didik.

2) Seorang guru mesti menguasai metode yang relevan dalam

mendidik anak didik. Di antara beberapa metode tersebut guru

dituntut untuk memilih dan menggunakan metode secara tepat.

3) Guru mesti memiliki kompetensi di bidang keilmuannya sehingga

ia mampu mengajarkan kepada anak didiknya.

Page 80: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

62

4) Guru diharapkan mendidik anak didiknya dengan penuh kasih

sayang. Anak didik tidak boleh diperlakukan dengan kasar dan

keras sebab hal itu dapat merusak mental mereka.

5) Guru harus memperhatikan psikologi anak didik dan

memperlakukan mereka sesuai dengan kondisi psikisnya sehingga

proses pembelajaran tidak membosankan, melainkan

menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik.

6) Hendaklah guru memberikan motivasi kepada anak didiknya

dalam menuntut ilmu, sehingga mereka tidak putus asa

menghadapi berbagai kesulitan dalam memahami pelajaran.

Selain itu, Ibnu Khaldun juga memandang bahwa guru ialah

profesi, untuk itu berhak mendapatkan upah. Mengetahui hal ini beliau

memandang bahwa mengajar ialah salah satu keahlian dan

dikelompokkan ke dalam pertukangan. Karena bersifat keahlian, maka

semakin orang butuh kepadanya maka semakin besar pula upah yang

diberikan kepadanya.

b. Peserta Didik

Ibnu Khaldun mengakui adanya perbedaan masing-masing

peserta didik (individual different). Perbedaan tersebut tentunya

dilatarbelakangi oleh tingkat kemampuan berpikirnya, lingkungan

geografisnya, dan kondisi mentalnya.

Page 81: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

63

Selain dari pandangan tersebut, Ibnu Khaldun juga menulis

nasihat yang ditujuan kepada para pelajar. Adapun isi dari nasihat itu

ialah:

1) Peserta didik hendaknya memahami bahwa semua kemampuan

yang ada pada dirinya ialah semata-mata anugerah dari Allah.

Terutama kemampuan berpikir yang telah membedakannya dengan

semua jenis hewan.

2) Hendaklah peserta didik tidak mengagung-agungkan logika, sebab

logika hanya alat untuk mencari pengetahuan.

3) Setiap pelajar harus mencapai tujuan pendidikan, meskipun

dihadapkan kepada berbagai macam rintangan.

4) Jangan ragu-ragu dalam mencari kebenaran atau menuntut ilmu

sebab keragu-raguan akan membuat pelajar gagal dalam mencapai

tujuan.

5) Apabila seorang pelajar mengalami kebimbangan dan kesukaran

untuk menemukan kebenaran, maka tinggalkanlah berpikir secara

logik yang relatif itu.

14. Urgensi Ilmu Pengetahuan

Manusia termasuk jenis binatang dan bahwa Allah telah

membedakannya dengan binatang karena kemampuan manusia untuk

berpikir yang Dia ciptakan untuknya, dan dengan kemampuannya itu

Page 82: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

64

dapatlah manusia mengatur tindakan-tindakannya secara tertib. Inilah akal

pembeda (al-„aql at-tamyizi). Atau, kalau kemampuannya itu

membantunya untuk memperoleh pengetahuan tentang ide-ide atau hal-hal

yang bermanfaat atau merusak baginya, inilah yang disebut akal

eksperimental al-„aql at-tagribi. Atau, kalau kemampuan itu

membantunya memperoleh persepsi tentang sesuatu yang maujud

sebagaimana adanya, baik yang gaib ataupun yang nampak, inilah yang

dimaksud akal spekulatif (al-„aql an-nadzori).

Kemampuan manusia untuk berpikir baru diperoleh setelah sifat

kebinatangannya mencapai kesempurnaan di dalam dirinya. Itu dimulai

dari kemampuan membedakan (tamyiz). Sebelum manusia memiliki

tamyiz, dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan, dan dianggap sebagai

sebagian dari binatang. Asal usul manusia diciptakan dari setetes air mani

(sperma), segumpal darah, sekerat daging, dan masih ditentukan rupa

mentalnya. Apapun yang dicapainya sesudah itu adalah merupakan akibat

dari persepsi sensual dan kemampuan berpikir yang dianugerahkan

kepadanya. Mengenai anugerah itu Allah berfirman: “Dan Dia

menciptakan bagi kalian pendengaran, dan penglihatan, dan akal.”

Pada kondisinya semula, sebelum mencapai tamyiz, manusia adalah

materi seluruhnya (huyuliy), karena dia tidak mengetahui semua

pengetahuan. Dia mencapai kesempurnaan bentuknya melalui ilmu

pengetahuan („ilm) yang dicari melalui organ tubuhnya sendiri. Maka

Page 83: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

65

kemanusiaannya pun mencapai kesempurnaan eksistensinya (Thoha,

1986:532-533).

B. Nilai Curiosity (Rasa Ingin Tahu) menurut Ibnul Qayyim

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah memberikan definisi ilmu berbeda dengan

pakar epistemologi Barat. Ilmu dalam perspektifnya memiliki korelasi

dengan amal perbuatan atau aktivitas seseorang. Ilmu pengetahuan adalah

proses transfer suatu gambar (objek) yang diketahui dari luar (empirik)

dan penetapannya di dalam jiwa seseorang. Dan amal perbuatan (aktivitas)

seseorang adalah proses transfer objek dari jiwa seseorang dan

penetapannya di luar (dunia empirik) atau dalam realitas.

Apabila yang ditetapkan di dalam jiwa itu sesuai dengan hakikat

realitas, maka itulah ilmu yang benar dan valid. Dari sini, maka hakikat

ilmu pengetahuan dalam perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah adalah

integrasi antara yang diketahui (objek) dan yang mengetahui (subjek)

dalam implementasi ilmu pengetahuan itu dalam realitas kehidupan.

Kesesuaian antara ilmu dan amal perbuatan merupakan ilmu yang benar

dan valid.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah yang dimaksud dengan ilmu

manusia adalah kemampuan untuk menyingkap hakikat sesuatu dan

menjelaskan tingkatannya. Ibnul Qayyim menjelaskan hal ini ketika

Page 84: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

66

menyifati ilmu dan kebodohan (jahl). Ibnul Qayyim berkata,

sesungguhnya ilmu adalah kehidupan dan cahaya, sedangkan kebodohan

adalah kematian dan kegelapan, semua faktornya adalah karena tidak

adanya kehidupan dan cahaya, sedangkan seluruh kebaikan faktornya

adalah karena tidak adanya kehidupan dan cahaya, sesungguhnya cahaya

itu akan mengungkapkan dan menyingkap hakikat sesuatu dan

menjelaskan tingkatannya.

Ilmu manusia adalah hasil dari kerja akal yang dilakukan oleh manusia

dalam rangka membentuk pengetahuan, pemahaman, pola pikir

(tashawwur) dan ilmunya tentang sesuatu yang mengelilinginya, jadi akal

ini meliputi: memahami, mengingat, membedakan antara sesuatu yang

ada, menganalisis, membandingkan menyimpulkan, memutuskan, dan

merenungkan (Supriyatno, 2011:41-42).

2. Pendidikan

a. Definisi tarbiyah menurut bahasa

Kata Rabba memiliki arti yang banyak seperti merawat,

mendidik, memimpin, mengumpulkan, menjaga, memperbaiki,

mengembangkan, dan sebagainya. Jika dikatakan Rabba Ar-Rajulu

Al-Walada maksudnya adalah seorang laki-laki itu merawat anaknya

dengan memberinya sesuatu yang mampu mengembangkan badan,

akal, dan akhlaknya. Sedang kalau Rabba Al-Qauma artinya adalah

Page 85: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

67

memimpin suatu tersebut. Sedangkan kata Ar-Rabbu artinya ialah

yang merajai, yang menjadi tuan, yang mendidik, yang menjadi wali,

yang memberi nikmat, yang mengatur, dan yang merawat.

Sedangkan kata Ar-Rabbi artinya adalah seorang alim yang

mengajar manusia dengan kecilnya ilmu (kunci globalnya) sebelum

besarnya ilmu.

Dari beberapa arti tarbiyah menurut bahasa ini bisa

disimpulkan bahwa tarbiyah adalah membimbing seorang anak didik

dengan bimbingan yang sebaik-baiknya dan merawat serta

memperhatikan pertumbuhan pertumbuhan badannya yaitu dengan

cara memberinya gizi yang baik. Di samping itu, kerja tarbiyah adalah

mengarahkan dan membina akhlak anak sampai ia berpisah dengan

masa kanak-kanaknya, atau dengan kata lain bahwa tarbiyah adalah

membina manusia dan mengarahkan mereka dengan mengajarkan

kepada mereka beberapa disiplin ilmu pengetahuan secara bertahap

serta selalu memperhatikan urusan dan gerak mereka, sehingga mereka

mampu memfokuskan tenaga, daya, dan perhatiannya hanya kepada

sesuatu yang maslahat bagi kehidupannya. Di samping itu tarbiyah

juga berperan mengembangkan ilmu yang telah diberikan kepada

manusia sehingga manusia tersebut mampu mengajari orang lain

dengan ilmu yang telah didapatkannya (Hasbullah, 2001:74-75).

Page 86: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

68

b. Tarbiyah menurut pandangan Ibnul Qayyim

Ibnul Qayyim memaparkan pemikirannya mengenai tarbiyah

ini, ketika sedang mengomentari tafsiran Ibnu Abbas terhadap kata

Rabbani yang ditafsirkan dengan makna tarbiyah, beliau berkata,

“Tafsiran Ibnu Abbas ini dikarenakan bahwa kata Rabbani itu pecahan

dari kata tarbiyah yang artinya adalah mendidik manusia dengan ilmu

sebagaimana seorang bapak mendidik anaknya.” Kemudian setelah itu

beliau menukil pendapat Al-Mubarrid yang mengatakan, “bahwa

Rabbani adalah seseorang yang mengajarkan ilmu dan mendidik

manusia dengan ilmu tersebut.” Selanjutnya beliau berkata, “kata

Rabbani diartikan dengan makna yang seperti itu dikarenakan ia

adalah pecahan dari kata kerja (fi‟il) Rabba-Yarabbu-Rabban yang

artinya adalah seorang pendidik (perawat) yaitu orang yang merawat

ilmunya sendiri agar menjadi sempurna, sebagaimana orang yang

mempunyai harta merawat hartanya agar bertambah, dan merawat

manusia dengan ilmu tersebut sebagaimana seorang bapak merawat

anak-anaknya.”

Definisi tarbiyah yang dinyatakan oleh Ibnul Qayyim ini

mencakup dua makna, yaitu: tarbiyah yang berkaitan dengan ilmu

seorang murabbi, yakni sebuah tarbiyah yang dilakukan oleh seorang

murabbi terhadap ilmunya agar ilmu tersebut menjadi sempurna dan

menyatu dalam dirinya di samping itu pula agar ilmu tersebut terus

Page 87: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

69

bertambah. Tarbiyah seperti ini diibaratkan sebagai seorang yang

berharta merawat hartanya agar menjadi bertambah. Kedua, tarbiyah

yang berkaitan dengan orang lain, yakni kerja tarbiyah yang dilakukan

oleh seorang murabbi dalam mendidik manusia dengan ilmu yang

dimilikinya dan dengan ketekunannya menyertai mereka agar mereka

menguasai ilmu yang diberikan kepadanya secara bertahap. Tarbiyah

seperti ini diibaratkan seperti orang tua yang mendidik dan merawat

anak-anaknya (Hasbullah, 2001:76-77).

3. Metode Pendidikan

Tarbiyah fikriyah adalah mengerahkan daya dan kemampuan untuk

mengembangkan akal (daya pikir), mendidik dan meluaskan wawasan dan

cakrawala berpikir, baik kemampuan ini dikerahkan oleh murabbi dengan

mentarbiyah orang lain atau dikerahkan oleh individu terhadap dirinya

sendiri dalam rangka mengembangkan dan mendidik akal pikirannya serta

meluaskan cakrawala berpikirnya.

Sedang yang dimaksud dengan cara berpikir yang teratur ialah yang

dibangun di atas dasar dan simulasi, yang kemudian diwujudkan dalam

bentuk program yang teratur, hingga akhirnya mampu menghantarkan

kepada tujuan yang dimaksud tanpa terjadi tumpang tindih (over leaving)

antara program yang satu dengan yang lainnya, di samping itu tidak

Page 88: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

70

bertentangan dengan akal yang sehat (lurus) dan fitrah yang selamat serta

syari‟at yang diturunkan Allah SWT.

Akal di sini adalah suatu kekuatan yang mengikat dan membentengi

apa-apa yang telah masuk ke dalam hati agar tidak lepas dan lari, serta

yang menguasai dan mengatur perilaku manusia agar tidak meniti jalan

kesesatan dan kehancuran. Ibnul Qayyim mengatakan, “Akal adalah

pengendali sesuatu yang telah masuk ke dalam hati, yang memegang dan

menahannya agar tidak lepas dan lari.” Karena itulah tali yang dipakai

untuk mengikat hewan atau unta disebut „uqal, karena ia mengikat dan

menahan hewan tersebut hingga tidak bisa lari. Sedang akal manusia

disebut juga dengan akal karena ia mengikat dan menahan manusia agar

tidak menuruti kemauannya untuk meniti jalan kesesatan dan kehancuran.

Dengan akal ilmu bisa didapatkan dan pengetahuan bisa diraih, dengan

akal pula ilmu bisa membuahkan amal. Ibnul Qayyim mengatakan, “Akal

itu ada dua macam; pertama, akal bawaan (gharizah) yaitu yang disebut

sebagai bapaknya ilmu, perawat, dan pengembangnya. Kedua, akal yang

muncul dan dimiliki setelah diusahakan, akal ini disebut sebagai anaknya

ilmu, buah, dan hasilnya. Jika kedua macam akal ini berpadu dalam diri

seseorang, maka itu adalah keutamaan Allah yang telah tercurah

kepadanya, karena Allah memberikan keutamaannya kepada siapa yang

dikehendaki-Nya, dan jika kedua akal ini telah berkumpul, maka seorang

hamba akan selalu menghadap lurus ke arah Rabbnya, dan dia akan

Page 89: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

71

diliputi oleh berbagai macam kebahagiaan dari segala penjuru. Akan tetapi

jika salah satunya hilang, maka kehidupan orang yang kehilangannya tak

ubahnya binatang ternak bahkan lebih buruk darinya. Sebagaimana jika

keduanya berjauhan, maka akan berkuranglah kemuliaan manusia.”

(Hasbullah, 2001:160-162).

Jadi, metode pendidikan menurut Ibnul Qayyim adalah dengan akal.

Manusia atau peserta didik mengingat materi atau ilmu yang diajarkan

kepadanya, kemudian diamalkan dalam bentuk amal perbuatan, sehingga

tingkat kemuliaannya akan semakin bertambah.

4. Sumber Ilmu Pengetahuan

a. Ilmu yang dimiliki manusia yang diperoleh dari pengajaran para Nabi

AS.

Logika dasarnya adalah jika sama sekali tidak ada Nabi yang

diutus Allah SWT maka di dunia ini tidak akan ada ilmu yang

bermanfaat. Ilmu yang bersumber dari ajaran Nabi ini menjadi

kebutuhan primer manusia. Karena kebutuhan mereka kepada Nabi

atau Rasul adalah sebuah kebutuhan primer, bahkan di atas kebutuhan

primer mereka yang lain. Kemudian Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa

Allah SWT menurunkan kepada Rasul-Nya Muhammad berupa dua

wahyu yang harus diimani serta dikerjakan seluruh perintah dan

Page 90: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

72

ajarannya oleh seluruh umat manusia. Dua wahyu itu adalah Kitab Al-

Qur‟an dan Al-Hikmah (hadits).

b. Cahaya yang disusupkan Allah ke dalam hati seorang mukmin yang

dengannya dia mampu menyingkap hakikat beberapa, dan mampu

berbicara dengan hikmah.

Ada sebagian ulama salaf yang mengatakan, hampir saja

seorang mukmin itu berbicara dengan hikmah kendatipun dia belum

mendengarkan atsar (hadits), maka jika dia telah mendengar atsar

tersebut, niscaya pembicaraannya adalah cahaya di atas cahaya.

c. Mimpi dan ilham

Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya mimpi adalah sesuatu

yang tidak maksum (yang tidak terjaga dari kesalahan dan kekeliruan).

Oleh karena itu, ia bisa berarti benar dan salah.”

Ibnul Qayyim membagi mimpi ke dalam tiga macam, yaitu:

1) Mimpi yang datangnya dari Allah SWT

2) Mimpi yang datangnya dari syaitan

3) Mimpi yang datangnya dari bisikan jiwa

d. Kebebasan jiwa yang taat kepada-Nya, yang dengannya Allah SWT

memberinya kemampuan untuk mengetahui beberapa ilmu dan

pengetahuan yang tidak bisa didapatkan dengan selain kebebasan jiwa

tersebut. Ibnul Qayyim berkata, “kebebasan jiwa menjadikannya

mampu melihat beberapa ilmu dan pengetahuan yang tidak bisa dilihat

Page 91: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

73

dan didapatkan dengan selainnya.” Kebebasan jiwa yang dimaksud

hanya bisa diraih oleh jiwa yang taat kepada Allah SWT.

e. Pancaindra yang telah disusun Allah dalam diri manusia sebagai alat

perasa bagi lima hal yang bisa dirasa (mahsusat).

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa indra manusia adalah lampu

yang menuntun manusia untuk mengetahui sesuatu. Indra manusia

tidak hanya terbatas untuk mengindra hal-hal yang bisa diraba

(ditangkap indra), tetapi ia memiliki ikatan yang kuat dengan

keimanan kepada Allah sebagai dzat yang telah menganugerahi

manusia dengan indra tersebut.

Allah memperbantukan indra penglihatan berupa cahaya dan

sinar. Jika cahaya dan sinar ini tidak ada, maka orang yang melihat

tidak akan bisa memanfaatkan matanya, dan jika sinar dan cahaya ini

tertutup maka mata seseorang tidak akan bermanfaat bagi dirinya

sedikitpun. Indra pendengaran dibantu dengan udara yang membawa

suara di angkasa kemudian memasukkannya ke telinga, lalu telinga

tersebut menampungnya, dan merubahnya menjadi kekuatan

pendengaran. Berikut indra penciuman, ia dibantu oleh adanya angin

sepoi-sepoi yang berhembus dengan lembut yang menerbangkan

seluruh bau dan membawanya ke indra penciuman tersebut, lalu ia

menangkapnya sehingga ia mampu menghirupnya. Demikian juga

dengan indra perasa, telah diperbantukan kepadanya air liur yang

Page 92: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

74

menyebar dalam mulut yang akan menciptakan kemampuan merasa

(mengecap) setiap rasa yang ada. Begitu pula indra peraba, Allah telah

menciptakan baginya sebuah kekuatan yang menjadikannya mampu

meraba setiap sesuatu yang bisa diraba tanpa membutuhkan bantuan

dan perantara yang ada di luar dirinya.

Jika manusia kehilangan pendengaran, maka ia tidak bisa

menerima mauizhah dan nasehat, serta seluruh pintu ilmu yang

bermanfaat akan tertutup baginya, karena berbagai hal yang dilihat

oleh matanya, sementara ia sedikitpun tidakk mendapat ilmu yang

mampu membentenginya dari syahwat. Maka bahaya yang akan

menimpa orang tuli akan lebih banyak pada agamanya, sedangkan

bahaya yang menimpa orang buta akan lebih banyak pada urusan

dunianya. Sesungguhnya pendengaran dan akal adalah pangkal ilmu

bagi manusia. Melalui pendengaran dan akal, manusia akan mampu

meraih ilmu pengetahuan.

f. Sumber ilmu manusia yang lain adalah pengalaman manusia itu

sendiri, sebagaimana yang dinyatakan Ibnul Qayyim, Allah

menjadikan dalam setiap kaum adat dan kebiasaan dalam mencari obat

bagi setiap penyakit dan bahaya yang menyerang mereka, sehingga

boleh dikatakan bahwa kebanyakan pokok kedokteran diambil dari

adat kebiasaan dan pengalaman manusia (Supriyatno, 2011:47-56).

5. Guru dan Siswa Pembelajar

Page 93: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

75

a. Guru atau pendidik

Ibnul Qayyim menyebut pendidik dengan sebutan alim

rabbani. Beliau mengadopsi dari pemikiran para sahabat Nabi dan

para Ulama. Beliau menukil pendapat Ibnu Abbas bahwa alim rabbani

adalah mu‟allim yang menekuni dunia pendidikan atau yang berprofesi

mendidik manusia dengan ilmu, sebagaimana seorang ayah mendidik

anaknya. Juga pendapat Al-Wahidi, bahwa kata rabbani dinisbatkan

kepada Tuhan yang memiliki arti takhshish (pengkhususan) sebagai

ilmu yang mengajarkan syariat dan sifat-sifat Allah SWT. Beliau juga

menukil pendapat Al-Mubarrad, rabbani adalah yang mengajarkan

ilmu, mendidik manusia, dan memperbaiki mereka. Masih

menurutnya, rabbani berasal dari kata rabba-yurabbi-rabban, artinya

yurabbihi (mendidik) dinisbatkan pada kata tarbiyah (pendidikan)

yang berarti mengembangkan ilmu supaya menjadi sempurna, seperti

pemilik modal yang ingin mengembangkan hartanya dan orang-orang

yang ingin mengembangkan anak-anaknya.

Jadi, menurut Ibnul Qayyim, seorang alim tidak disifati dengan

rabbani, kecuali benar-benar mengamalkan dan mengajarkan ilmunya.

Beberapa adab pendidik yaitu:

1) Pendidik itu harus zuhud.

2) Memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama.

Page 94: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

76

3) Mau mendakwai manusia kepada cahaya petunjuk, bersabar serta

mau menghidupkan hati manusia dengan ilmu dan Al-Qur‟an.

4) Pendidik itu harus berhati-hati dalam memberi fatwa.

5) Termasuk dari sifat-sifat pendidik ialah tasabbut (hati-hati) dalam

menjawab sesuatu yang ditanyakan kepadanya, sebelum ia

menjawab atau membahasnya.

6) Pendidik harus haus terhadap ilmu bahkan rela bepergian jauh

dalam rangka mencari dan menambah ilmunya.

7) Pendidik harus selalu mengamalkan ilmunya.

8) Pendidik harus memiliki sifat khasyatullah (takut kepada Allah).

9) Pendidik itu harus rindu dan cinta kepada ilmu.

10) Pendidik hendaknya senantiasa teratur dalam proses belajar dan

mengajar.

b. Siswa pembelajar atau peserta didik

Ibnul Qayyim menyebut peserta didik dengan sebutan

mu‟allim. Menurut beliau mu‟allim adalah orang-orang yang mencari

ilmu demi mendapatkan keselamatan dirinya sendiri. Orang seperti ini

ikhlas dalam mencari ilmu. Ia termasuk orang yang mempelajari hal-

hal yang bermanfaat dan mengerjakan apa yang dipelajarinya karena

Page 95: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

77

memang harus demikian jika orang yang mencari ilmu mengharapkan

keselamatan (keberhasilan).

Beberapa adab peserta didik yaitu:

1) Hendaklah para pelajar menjauhi kemaksiatan dan senantiasa

menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan untuk

dipandang.

2) Para pelajar hendaklah mewaspadai tempat-tempat yang

menyebarkan lahwun (kesia-siaan) dan majlis-majlis keburukan.

3) Hendaknya para pelajar menjauhi bid‟ah.

4) Hendaklah para pelajar senantiasa menjaga waktunya.

5) Dan janganlah sekali-kali mengatakan sesuatu yang tidak memiliki

ilmu tentangnya.

6) Hendaklah mereka senantiasa menghiasi dirinya dengan kejujuran

dan amanah ilmiah serta mengetahui kemampuan diri sendiri dan

tidak membanggakan diri di depan orang lain dengan yang tidak

dimilikinya.

7) Hendaklah diketahui oleh setiap pelajar bahwa hanya dengan ilmu

derajat seseorang tidak bisa terangkat kecuali jika ilmu tersebut

diamalkan.

8) Jika pelajar menghendaki ilmunya selalu terjaga dan tidak mudah

hilang, hendaklah ia segera mengamalkan ilmu yang dimilikinya.

Page 96: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

78

9) Wajib atas para pelajar untuk memiliki pemahaman yang baik dan

niat yang lurus, supaya hatinya terjauhkan dari noda-noda bid‟ah

dan penyimpangan dalam pemikiran.

10) Pelajar harus mempunyai sifat hikmah.

11) Sepatutnya pelajar senantiasa mengingat pahala yang besar dalam

mencari ilmu. Agar menjadi pendorong baginya untuk senantiasa

giat mencari ilmu.

6. Urgensi Ilmu dan Pengetahuan

Sesungguhnya perhatian Ibnul Qayyim terhadap ilmu yang begitu

besar bersumber dari keyakinannya bahwa kebahagiaan dan

keberuntungan diri seseorang, kemajuan dan kebaikan sebuah tatanan

masyarakat tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu pengetahuan.

Urgensi ilmu pengetahuan menurut Ibnul Qayyim:

a. Penjelasan mengenai keutamaan ilmu

1) Ilmu adalah yang menyebabkan manusia menjadi mulia dan

dilebihkan atas makhluk-makhluk yang lainnya.

2) Kedudukan ilmu di sisi iman sebagaimana kedudukan ruh bagi

badan. (Yaitu, badan tidak akan berfungsi jika tidak ada ruh di

dalamnya. Maka, demikian juga dengan iman, ia tidak akan

bermanfaat jika tidak didampingi oleh ilmu).

Page 97: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

79

3) Ilmu yang menyebabkan seluruh makhluk memohonkan ampun

bagi para pengembannya.

4) Ilmu adalah hakim atas yang lainnya, dan ia bukan sebagai orang

yang dihakimi. Dalam setiap perkara yang diperselisihkan, ilmulah

yang menjadi hakimnya, dan keputusan ilmu ini sudah pasti

terlaksana.

5) Sesungguhnya iradah (keinginan) adalah cabang dari ilmu, dan

iradah ini selalu membutuhkan ilmu.

6) Ilmu adalah imam dan komandan bagi amal perbuatan.

7) Sesungguhnya Daulah (pemerintahan) dengan seluruh

komponennya selalu butuh kepada ilmu. Ibnul Qayyim

mengibaratkannya bagai seorang raja, pedang, dan qalam (pena).

Beliau berkata, “Seorang raja yang tidak didukung oleh ilmu,

maka tidak akan bisa berdiri, pedang yang tidak didukung oleh

ilmu, maka tebasannya akan sia-sia (tidak mengenai sasaran), dan

qalam jika tidak didukung oleh ilmu, gerakannya akan sia-sia,

sedang ilmu adalah hakim dan pemutus perkara atas semua itu.”

8) Dengan ilmu agama bisa tegak berdiri. Ilmu adalah bentuk jihad

khusus yang dilakukan oleh para pengikut Rasulullah SAW.

Beliau berkata, “Agama akan tegak dengan ilmu dan jihad.” Oleh

karena itu jihad ada dua macam, yaitu: pertama, jihad tangan dan

tombak atau pedang (kekuatan). Jihad ini banyak diikuti dan

Page 98: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

80

dijalani oleh kebanyakan umat Muhammad, dan kedua, jihad

dengan hujjah dan penjelasan, inilah jihad khusus yang jarang

dilaksanakan oleh umat Muhammad, ia adalah jihadnya para

imam. Ia adalah jihad yang lebih utama dari jihad yang pertama,

karena besarnya manfaat, kerasnya rintangan, dan banyaknya

musuh.”

9) Sesungguhnya jika seluruh umur manusia digunakan untuk

mencari ilmu sepanjang hidupnya, maka habisnya umur dalam

mencari ilmu tidak dianggap sia-sia.

b. Buruknya kebodohan

1) Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa biang yang menimpa seorang

hamba adalah akibat dari kebodohannya. Beliau berkata, “Tidak

menimpa seorang hamba di dunia dan di akhirat kecuali karena

akibat kebodohannya.”

2) Sesungguhnya jiwa yang bodoh dalam pandangan Ibnul Qayyim

pada dasarnya telah mengenakan pakaian kehinaan. Beliau berkata,

“Sesungguhnya orang jahil telah memakai pakaian kehinaan, yang

demikian ini sudah diakui oleh setiap orang awam maupun

khusus.”

3) Beliau mengatakan bahwa pohon kebodohan tidak akan

membuahkan sesuatu kecuali keburukan, baik berupa ucapan,

perbuatan maupun niat dan kehendak. Beliau berkata, “Adapun

Page 99: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

81

pohon kebodohan maka akan membuahkan buah yang jelek,

seperti kekafiran, kerusakan, syirik, zhalim, aniaya, dan

permusuhan dan sesungguhnya seluruh kejelekan dan keburukan

adalah duri yang dipetik dari pohon kebodohan.”

c. Kebutuhan manusia kepada ilmu

1) Dalam pandangan Ibnul Qayyim, kebutuhan manusia kepada ilmu

adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi, karena dengannya

ia akan mengetahui sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan yang

akan membahayakannya. Beliau berkata, “Seorang hamba itu

sangat butuh kepada ilmu yang dengannya ia mengetahui sesuatu

yang bermanfaat bagi dirinya sehingga dia berusaha untuk mencari

dan mengerjakannya dan dengan ilmu dia mencintai yang

bermanfaat dan membenci yang berbahaya.”

2) Kemudian beliau menjelaskan bahwa orang yang alim (berilmu),

yang mampu menjaga dan menasehati dirinya sendiri tidak akan

terpengaruh oleh kecintaan terhadap sesuatu yang membahayakan

dirinya. Jika ada orang alim yang mencintai sesuatu yang

membahayakannya, maka hal itu menunjukkan bahwa tashawwur

(pola pikirnya), pengetahuan, niat dan tujuannya telah rusak.

Beliau mengatakan, “Orang yang hidup dan berilmu, serta mampu

menjaga dan menasehati dirinya sendiri tidak akan terpengaruh

oleh kecintaan terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya, dan

Page 100: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

82

tidak akan menimpa kepadanya bahaya kecuali orang yang telah

rusak tashawwur dan pengetahuannya, dan telah rusak pula niat

dan tujuannya.”

3) Ibnul Qayyim menyebutkan, bahwa pada dasarnya manusia itu

diciptakan dalam keadaan zhalim dan bodoh. Kebodohan ini tidak

akan lepas darinya kecuali jika Allah telah mengajarinya sesuatu

yang bermanfaat bagi dirinya, dan kezhaliman itu tidak akan

pernah lepas darinya kecuali jika Allah telah menurunkan

petunjuk-Nya kepadanya dan telah meluruskan perangainya. Maka

barangsiapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka

Dia akan mengajarinya tentang sesuatu yang bermanfaat baginya,

sehingga ia keluar dari jeratan kezhaliman.

4) Dalam pandangan Ibnul Qayyim, manusia, jika tidak memiliki

ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya, maka

binatang ternak itu lebih baik daripadanya.

5) Termasuk bukti dan dalil yang menunjukkan bahwa manusia itu

sangat butuh kepada ilmu adalah: bahwa para buruh, kuli, dan

pekerja berat hanya mendapat gaji yang sedikit dari pekerjaannya,

padahal tenaga yang mereka keluarkan sangat banyak. Dan mereka

tidak pernah lepas dari membutuhkan seorang guru (orang yang

berilmu) yang menjelaskan kepadanya tentang cara mengerjakan

pekerjaannya. Karena minimnya ilmu mereka, maka mereka

Page 101: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

83

membutuhkan ilmu orang yang lebih pintar darinya. Beliau

mengatakan, “Orang yang berilmu akan sedikit kecapeannya dan

sedikit pula tenaga yang dikerahkannya, sedang gaji yang diterima

sangat banyak. Sebagai bukti dalam hal ini adalah, bahwa para

buruh pabrik dan pekerja yang melakukan pekerjaan berat dan

susah, sedang seorang guru/ustadz atau orang yang memiliki ilmu,

mereka hanya duduk di atas kursi, kemudian memerintah,

melarang, dan menerangkan kepada mereka tentang cara

menyelesaikan pekerjaannya, dan gaji yang mereka terima berlipat

ganda dari gaji yang diterima oleh para pekerja dan buruh

tersebut.” Sesungguhnya pernyataan beliau ini saling berkaitan

bahwa setiap pekerjaan itu sangat membutuhkan beberapa

kelompok manusia dengan tingkatan ilmu dan keahlian yang

berbeda-beda. Seorang direktur sebuah perusahaan misalnya, akan

membutuhkan seorang insinyur yang memiliki keahlian dan ilmu

yang lebih dari para pegawai lainnya, kemudian di bawah

kedudukan insinyur adalah para desainer dan perancang, kemudian

di bawah kedudukan mereka adalah para pekerja yang tidak

memiliki keahlian kecuali dengan tangannya. Sudah tentu orang

yang menduduki kursi jabatan yang lebih tinggi akan mendapatkan

gaji yang lebih besar dari kedudukan orang yang di bawahnya,

demikian juga seterusnya. Namun, tidaklah seorang mampu

Page 102: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

84

menduduki jabatan yang tinggi dan mendapatkan gaji yang lebih

besar kecuali dengan ilmu.

6) Sesungguhnya manusia jika ingin beramal ia sangat membutuhkan

dalil dan petunjuk. Jika dalil dan petunjuk hilang darinya, maka ia

akan tersesat dan amalnya menjadi sia-sia. Menurut Ibnul Qayyim,

bahwa dalil yang dibutuhkan manusia yang hendak beramal ini

tidak lain kecuali ilmu. Karena orang yang beramal tanpa didasari

ilmu adalah sebagaimana orang berjalan tanpa adanya petunjuk.

Sudah dimaklumi bahwa kerusakan (kehancuran) orang seperti ini

lebih dekat daripada keselamatannya. Dan kalau dia selamat maka

keselamatannya itu adalah sesuatu yang langka, dan hal itu tetap

tercela menurut orang-orang yang berakal.

d. Kebutuhan masyarakat pada ilmu

Keyakinan Ibnul Qayyim tentang urgensi ilmu dan ma‟rifah

yang merupakan rujukan asasi yang hendak dicapai dan diwujudkan

oleh usaha setiap individu dan masyarakat dalam tarbiyah telah

mendorongnya untuk mengibaratkan kebutuhan manusia kepada ilmu

bagaikan kebutuhan mereka kepada hujan, bahkan kebutuhan mereka

kepada ilmu itu lebih besar. Beliau berkata, “Sesungguhnya kebutuhan

manusia kepada ilmu itu bagaikan kebutuhan mereka kepada hujan,

bahkan kebutuhannya kepada ilmu itu lebih besar. Sesungguhnya

mereka, jika kehilangan ilmu maka keadaan mereka ibarat bumi yang

Page 103: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

85

kehilangan hujan.” Dengan pernyataannya seperti ini, beliau

menganggap bahwa kebutuhan kepada ilmu adalah kebutuhan asasi

dan primer yang tidak pernah lepas dari mereka. Beliau berkata,

“Sesungguhnya kebutuhan manusia kepada ilmu adalah sebuah

kebutuhan primer dan teramat penting yang melebihi kebutuhan badan

kepada makanan, karena badan hanya butuh kepada makanan dalam

sehari hanya sekali atau dua kali, sedang manusia butuh kepada ilmu

dalam setiap denyut nafasnya. Maka kebutuhan kepada ilmu itu di atas

kebutuhan kepada makanan dan minuman.” Ilmu menurut pandangan

Ibnul Qayyim adalah faktor keselamatan dan kebahagiaan manusia.

Beliau menyebutkan hal ini ketika menjelaskan tentang pahala yang

diterima oleh mereka yang mengajar dan menunjuki manusia kepada

kebaikan. Beliau berkata, “Karena jasa mereka dalam mengajari

manusia tentang kebaikan adalah faktor keselamatan dan kebahagiaan

manusia, serta faktor bagi kesucian dan kebersihan jiwa mereka, maka

Allah akan membalas dan mengganjar mereka dengan pahala yang

sesuai dengan amalnya.” (Hasbullah, 2001:269-274).

Jika kemuliaan kemauan tergantung pada kemuliaan sesuatu yang

dicari, dan kemuliaan ilmu tergantung pada kemuliaan sesuatu yang

diketahui dengan ilmu itu, maka puncak kebahagiaan seorang hamba

adalah ketika keinginannya menuju pada sesuatu yang tidak binasa, tidak

sirna, dan abadi; yaitu Tuhan Yang Maha Hidup. Tidak ada jalan baginya

Page 104: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

86

untuk mencapai tujuan yang sangat agung ini kecuali dengan ilmu yang

diperoleh dari hamba, Rasul, dan kekasih-Nya, yang menyeru dan

menunjukkan serta menjadi perantara antara Dia dan manusia (Al-Katani,

2004:101).

C. Kebermanfaatan Ilmu

Ilmu yang bermanfaat yang dapat mewujudkan jiwa yang suci adalah ilmu

yang dapat mendekatkan jiwa kepada Allah SWT, menambah takut kepada-

Nya, serta memotivasi diri untuk beramal shaleh. Ilmu yang paling utama

adalah ilmu syar‟i (agama). Setelah ilmu syar‟i ini barulah ilmu-ilmu lain

yang mendorong manusia untuk merenungi aneka ragam ciptaan dan

merasakan kekuasaan Allah dan kreasi-Nya.

1. Keutamaan Ilmu

Ilmu merupakan ibadah yang besar. Allah SWT telah memerintahkan

hamba-hamba-Nya dengan ilmu dan menjadikannya sebagai permulaan

bagi suatu tindakan. Firman Allah SWT:

م فاعلم أنه لا إله إلا الله واست غفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات والله ي علم مت وا م وم ١١-قلب -

“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain

Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang

Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mengetahui tempat usaha

dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad:19).

Page 105: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

87

Imam Bukhori menggunakan ayat yang mulia tersebut sebagai dalil

(bukti) akan urgensi ilmu, dan bahwa ilmu itu mendahului amal.

Jadi, ilmu yang bermanfaat yang terdiri di atas tauhid kepada Allah

merupakan sarana paling utama bagi penyucian j iwa, untuk mencapai

tingkat takut dan dekat dengan Allah SWT, memperbaiki kehidupan

seorang muslim, dan menancapkan iman ke dalam hatinya.

Karena tingginya kedudukan ilmu itu di mata Allah, maka aktifitas

menuntut ilmu pun menjadi ibadah yang agung. Menuntut ilmu yang

mengantarkan pada ibadah yang benar merupakan kewajiban individual

(fardhu „ain) bagi setiap muslim. Maka benarlah bahwa bertambahnya

kadar ilmu seorang hamba juga menaikkan derajat hamba itu di sisi

Tuhannya.

Beberapa keutamaan ilmu yaitu:

a. Beribadah kepada Allah dan merasa takut akan azab-Nya, serta

mencari rahmat-Nya, merupakan salah satu hasil dari ilmu yang

bermanfaat, yang dapat membuka pandangan dan menyinari hati.

b. Allah memuliakan ilmu dan ulama jika mereka itu selaras dengan

kebaikan secara umum.

c. Tingginya kedudukan ilmu itu terlihat dari perintah Allah pada Nabi-

Nya agar ditambahkan ilmu.

d. Ilmu yang bermanfaat akan membawa hasil ke dalam jiwa

pemiliknya, yaitu berupa takwa kepada Allah dan takut kepada-Nya.

Page 106: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

88

e. Ilmu merupakan sarana wajib bagi siapa saja untuk mulai menyucikan

jiwa, dan membersihkan penyakit-penyakitnya.

f. Pemahaman agama merupakan kebaikan terbesar yang diberikan

Allah kepada hamba-hamba-Nya. Makna pemahaman (fiqh) pada

hadits ini mencakup semua ilmu-ilmu syariah.

g. Pengibaratan para ulama dengan rembulan di malam purnama

merupakan balaaghah (ketinggian dan keindahan sastra bahasa) dari

Nabi SAW. Rembulan menerangi setiap ufuk dan cahayanya

menyebar. Sedangkan bintang-bintang lain cahayanya redup.

Sebaliknya, kebodohan itu seperti malam yang gelap. Jadi para ulama

kedudukannya seperti bulan di malam purnama yang menerangi

kegelapan dan menghiasi langit.

2. Peran Ilmu dalam Penyucian Jiwa

a. Saling mengiringi satu sama lain

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diikuti dengan amal,

dan menjadikan pemiliknya berakhlak mulia dan memiliki adab yang

sempurna, berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan As-Sunah, serta

memiliki niat ikhlas hanya karena Allah. Dengan demikian, ilmu itu

akan membuahkan hasil yang diharapkan bagi penyucian jiwa.

Page 107: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

89

Allah telah memperingatkan mengenai ilmu yang tidak diiringi

dengan amal shaleh dan kata-kata yang tidak diikuti dengan perbuatan

dalam firman-Nya QS. Ash-Shaff:2-3 dan QS. Al-Baqoroh:44

ب -٢-يا أي ها الذين آمنوا لم ت قولون ما لا ت فعلون ر مقتا عند الله أن ت قولوا ما لا ت فعلون

–٣ -

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan

sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Amat besar murka Allah

jika kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan.”

(QS. Ash-Shaff:2-3).

تاب أفلا ت عقلون لون ال م وأنتم ت ت ٤٤-أتأمرون الناس بالبر وتنسون أنفس -

“Mengapa kalian menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan,

sedangkan kalian melalaikan (kewajiban) diri kalian sendiri,

padahal kalian membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah

kalian berpikir?” (QS. Al-Baqoroh:44).

Rasulullah juga menjelaskan bahwa pada hari kiamat orang

yang berilmu akan ditanya mengenai ilmu mereka, apa yang telah

mereka lakukan berkaitan dengan ilmu tersebut. Dan apakah ilmu

tersebut telah membuahkan rasa takut kepada Allah serta dekat

kepada-Nya dengan amal shaleh, atau menjadi sarana bagi mereka

untuk sombong dan berbangga diri di hadaapan manusia.

Imam asy-Syathibi memberi batasan tentang orang yang

berilmu dan yang mengamalkan ilmunya, yaitu:

Page 108: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

90

1) Ilmu yang diamalkan, hingga ucapannya sesuai dengan

perbuatannya.

2) Menjadikan gurunya sebagai pemimpin dalam ilmu tersebut, agar

ia dapat mengambil ilmu tersebut darinya dan melaksanakannya.

3) Meneladani orang-orang yang dia mengambil ilmu dari mereka.

Jika sifat-sifat tersebut ditinggalkan, maka berbagai macam

bid‟ah akan bermunculan, dan mengikuti hawa nafsu akan mengganti

posisi mengikuti keteladanan.

b. Menjauhi perdebatan dan pertengkaran dalam masalah keilmuan

Berdebat dan bertengkar dalam masalah-masalah ilmu dapat

mengeraskan hati dan menghalangi seseorang dari mendapatkan hasil-

hasil ilmu.

Syarat kedua yang harus ada agar ilmu dapat menunaikan

peranannya untuk menyucikan jiwa dan meningkatkan kondisinya,

adalah menjauhkan diri dari pertengkaran, perdebatan, dan

perbantahan dalam masalah-masalah ilmu.

Sebagian ulama salaf mengatakan, “Jika Allah menghendaki

kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan membukakan baginya

pintu amal dan menutup pintu debat. Jika Allah menghendaki

keburukan bagi seorang hamba, maka Dia akan menutup darinya pintu

amal dan membuka pintu debat.”

Page 109: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

91

Sedang Imam Malik mengungkapkan, “Bertengkar dan berdebat

dalam masalah ilmu akan memadamkan cahaya ilmu.”

c. Pengaruh ilmu yang bermanfaat pada penyucian jiwa

Batasan ilmu mencakup seluruh ilmu yang bermanfaat, yang

berasal dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah, dan berpijak pada metode para

salafus shaalih, serta memperingatkan para pelajarnya dari tertipu diri

dan hawa nafsu. Ilmu ini memiliki pengaruh yang besar dalam

penyucian jiwa, yang paling menonjol di antaranya:

1) Ilmu yang bermanfaat itu mengenalkan seorang muslim pada

akidah yang benar dan menancapkan imannya dengannya.

2) Ilmu yang bermanfaat mengajarkan seorang muslim hukum-

hukum halal dan haram. Juga semua hukum-hukum ibadah dan

muamalah yang dibutuhkannya.

3) Ilmu menjaga pemiliknya dari sumber-sumber kehancuran.

4) Ilmu membuahkan hasil yang besar yang diidam-idamkan setiap

muslim, yaitu takut kepada Allah SWT, dan mencintai-Nya, serta

dekat kepada-Nya.

5) Ilmu sebagai penghapus dosa dan kesalahan dan pembersih jiwa.

Sebab ilmu adalah ibadah yang mulia, yang memberikan pahala

yang besar kepada seorang muslim.

6) Ilmu membuat jiwa dinamis dan merasakan nikmat (Threeska,

2010:63-73).

Page 110: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

92

BAB IV

ANALISIS KOMPARATIF

PANDANGAN IBNU KHALDUN DAN IBNUL QAYYIM

A. Persamaan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim berpendapat bahwa ilmu adalah

sesuatu yang diterima oleh akal dan selanjutnya diimplikasikan oleh tubuh

dan pikiran, ilmu yang akan mengembangkan pola pikir dan potensi

manusia, sehingga manusia dapat hidup dan berkembang dalam masa

yang semakin maju sesuai dengan arus perkembangan zaman. Selain itu,

ilmu juga yang akan menentukan sikap manusia. Ilmu adalah kunci dari

segala amal perbuatan dan pola pikir manusia. Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim berpendapat bahwa tidak ada yang lebih penting dari ilmu itu

sendiri.

2. Pendidikan

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim berpendapat sama mengenai sumber

pertama ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dalam hal ini adalah

orang tua. Ibnu Khaldun mengatakan “barang siapa yang tidak terdidik

oleh orang tuanya, maka ia akan terdidik oleh zaman.” Hal ini

menunjukkan bahwa orang tualah yang seharusnya mendidik dan

Page 111: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

93

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak sejak dini, hingga apa yang

tidak didapatkan dari orang tua maka akan didapatkan dengan bantuan

dari alam dan zaman. Alam dan zaman selalu menuntut manusia untuk

mendapatkan pengetahuan yang lebih.

Begitu pula dengan Ibnul Qayyim, beliau mengibaratkan pendidikan

seperti orang tua yang mendidik dan merawat anak-anaknya. Orang tua

merawat dan mendidik anaknya secara bertahap, sedikit demi sedikit

hingga akhirnya anak menjadi manusia yang terdidik. Hal ini

menunjukkan orang tua memiliki tanggung jawab sebagai pendidik bagi

anak dan menjadi sumber utama dan pertama pengetahuan manusia.

Dapat disimpulkan bahwa orang tualah yang memiliki peranan penting

dalam pendidikan anak, dan orang tua juga memiliki peranan sebagai

sumber utama dan pertama pendidikan anak. Pendidikan anak tergantung

pada apa yang diberikan oleh orang tuanya sejak dini.

Orang tua sangat menentukan pendidikan anak pada tahap selanjutnya,

sebab orang tua adalah orang pertama yang bersentuhan langsung dengan

kepribadian anak. Selain itu, orang tua juga merupakan guru bagi anak,

baik dalam hal mendidik perkembangan fisiknya, maupun perkembangan

rohaninya. Untuk itu, orang tua mesti menyadari akan besarnya peran dan

fungsinya dalam mendidik anaknya (Kosim, 2012:112).

3. Metode Pendidikan

Page 112: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

94

Persamaan metode pendidikan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim adalah

keduanya menggunakan akal sebagai metode utama. Berpikir dengan akal

yang menentukan amal perbuatan manusia. Ketika manusia tidak

menggunakan akalnya untuk berpikir, maka semua hal yang menjadi

keinginannya akan dilakukan, baik itu suatu hal yang baik ataupun buruk.

Berpikir dengan akal menjadi tameng bagi manusia dari segala sesuatu

yang akan merugikannya.

4. Sumber Ilmu Pengetahuan

Persamaan sumber ilmu pengetahuan bagi Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim yaitu Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menjadi dasar dari semua ilmu

pengetahuan, baik ilmu agama, ilmu umum, ilmu perbintangan, maupun

ilmu yang lain, semua terdapat di dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an juga

memiliki jawaban atas segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan

manusia.

5. Guru dan Siswa Pembelajar

Dalam pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim, pendidik adalah

orang yang mengajarkan ilmu, yang memberikan contoh perilaku-perilaku

yang baik agar siswa atau peserta didik memiliki perilaku yang baik pula.

Seorang pendidik harus menguasai ilmu yang diajarkan kepada siswa atau

peserta didik, sehingga materi dapat tersampaikan dan dipahami dengan

baik oleh peserta didik. Selain itu, pendidik juga harus memiliki wawasan

dan pengetahuan yang luas.

Page 113: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

95

Peserta didik adalah subjek pendidikan, mereka adalah orang yang

menuntut ilmu melalui pendidik atau guru. Seorang peserta didik harus

menjaga dirinya dari segala hal yang dapat membahayakan atau

merusaknya, dan seorang peserta didik membutuhkan ilmu sebagai

pengendali amal perbuatannya.

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan

Persamaan urgensi ilmu pengetahuan menurut Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim adalah kedua tokoh ini memiliki pendapat yang sama bahwa

tingkat derajat manusia dapat diukur dari ilmu pengetahuan yang dimiliki

manusia tersebut. Semakin banyak ilmu yang dimiliki manusia, semakin

tinggi pula derajat yang dimilikinya, baik di hadapan Allah SWT maupun

sesama manusia.

B. Perbedaan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim

1. Ilmu Pengetahuan

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa terdapat berbagai macam ilmu yaitu

ilmu lisan, ilmu naqli, dan ilmu aqli. Berdasarkan ketiga macam ilmu

tersebut, maka Ibnu Khaldun memaparkan pemikirannya bahwa belajar

haruslah dilakukan oleh fisik dan akal. Tidak bisa jika hanya salah satunya

yang bekerja. Selain itu, ilmu aqliyah dan ilmu agama harus seimbang.

Jika hanya ilmu aqliyah saja, maka agama seseorang akan lemah, mudah

dijatuhkan dan didoktrin. Begitu juga jika hanya ilmu agama saja, maka

Page 114: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

96

seseorang akan tertinggal, karena di jaman sekarang semua hal

menggunakan teknologi yang harus dipelajari di luar ilmu agama. Karena

itu, antara ilmu agama dan ilmu aqliyah harus seimbang. Ibnu Khaldun

juga berpendapat bahwa ilmu bisa membukakan pintu rezeki bagi

seseorang.

Ibnul Qayyim memiliki pandangan bahwa ilmu mempengaruhi amal

perbuatan seseorang. Ilmu adalah suatu hal yang didapat dari luar akal dan

penetapannya dalam jiwa seseorang. Amal perbuatan dihasilkan oleh

sesuatu yang berada di dalam jiwa seseorang yang diterapkan oleh fisik

sebagai perbuatan. Maka perbuatan yang dilakukan oleh manusia berasal

dari hal yang ditangkap oleh akal dan diaplikasikan oleh fisik. Apabila

ilmu pengetahuan yang diterima oleh akal adalah hal yang baik, maka

amal perbuatan yang dilakukan juga akan baik dan sesuai dengan syari‟at.

Kesesuaian antara ilmu dan amal perbuatan merupakan ilmu yang benar

dan valid.

2. Pendidikan

Pendidikan menurut Ibnu Khaldun bukan hanya dilakukan di dalam

ruangan, dalam artian pendidikan formal. Pendidikan juga tidak harus

diberikan oleh seseorang kepada orang lain, misalnya guru kepada

muridnya. Pendidikan menurut Ibnu Khaldun dapat dilakukan oleh alam

dan zaman. Alam dan zaman dapat mengajari seseorang untuk semakin

tumbuh dan berkembang, baik akal, fisik, maupun mentalnya. Jadi, untuk

Page 115: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

97

dapat memperoleh pendidikan seseorang tidak harus menduduki kursi

dengan adanya guru yang mengajari berbagai disiplin ilmu, tetapi

berinteraksi dengan alam, seseorang juga dapat memperoleh pendidikan.

Lain halnya dengan Ibnul Qayyim yang lebih menekankan pendidikan

yang dilakukan oleh seorang pengajar atau guru kepada muridnya.

Menurut Ibnul Qayyim, dengan pengajar maka ilmu seseorang semakin

bertambah dan sempurna. Selain bertugas menyampaikan ilmu kepada

muridnya, pengajar atau guru juga ditekankan untuk dapat mengamati,

mengawasi, dan membimbing muridnya selama proses menuntut ilmu

dengan ketekunan yang dimilikinya. Sehingga para murid dapat

menguasai disiplin ilmu yang diajarkan.

Maka dapat disimpulkan perbedaan pendapat Ibnu Khaldun dan Ibnul

Qayyim yaitu terletak pada pengajarnya. Jika Ibnu Khaldun tidak

mengharuskan pengajar adalah seorang guru dan dapat dilakukan oleh

alam dan zaman, maka Ibnul Qayyim menekankan pengajar adalah

seorang guru yang juga dapat mengamati, mengawasi, dan membimbing

muridnya dalam proses menuntut ilmu.

3. Metode Pendidikan

Ibnu Khaldun memaparkan metode pendidikan dalam 3 macam cara,

yaitu berpikir, keragu-raguan, dan pembiasaan. Melalui metode berpikir

(tafakur) ini menggunakan akal untuk membuat analisis dengan

menggunakan alat indra (penglihatan, penciuman, peraba, pendengaran,

Page 116: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

98

dan pengecap). Dari alat indra tersebut, kemudian ditransfer ke akal untuk

dianalisis, sehingga manusia dapat membedakan sesuatu yang sesuatu

yang bermanfaat baginya dan tidak. Hasil transfer dari indra tersebut

menjadi pengetahuan bagi manusia. Metode keragu-raguan (skeptisme)

adalah metode di mana manusia memiliki keraguan pada suatu ilmu

pengetahuan. kemudian ia akan mencari tahu hal yang meragukannya

tersebut. Dari pikiran inilah tercipta berbagai ilmu pengetahuan dan

ilmunya menjadi spesial. Metode pembiasaan (ta‟wid) adalah metode

yang dilakukan secara berulang-ulang dengan guru atau pendidik yang

lebih mahir dalam ilmu tersebut.

Menurut Ibnul Qayyim hanya terdapat satu metode dalam pendidikan

yaitu akal atau berpikir. Namun akal yang dimaksud Ibnul Qayyim

bukanlah otak, melainkan suatu kekuatan yang mengikat dan

membentengi apa-apa yang masuk ke dalam hati agar tidak lepas dan lari,

serta yang menguasai perilaku manusia. Akal ini mengatur perilaku

manusia sehingga manusia dapat membedakan yang benar dan yang salah,

yang baik dan yang buruk, serta yang memiliki manfaat dan tidak. Akal

juga yang akan menahan manusia melakukan sesuatu yang buruk bagi

dirinya maupun orang lain. Dan dengan menggunakan metode berpikir ini

peserta didik akan mengingat materi yang telah disampaikan oleh

pendidik untuk kemudian diamalkan.

4. Sumber Ilmu Pengetahuan

Page 117: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

99

Sumber ilmu pengetahuan menurut Ibnu Khaldun adalah Al-Qur‟an,

karena di dalam Al-Qur‟an membahas segala sesuatu, baik tentang akhirat,

maupun dunia. Al-Qur‟an juga menjadi kurikulum dalam pendidikan

Islam dan menjadi dasar dalam segala aspek kehidupan.

Sedangkan sumber ilmu pengetahuan menurut Ibnul Qayyim ada 6,

yaitu dari pengajaran Nabi, cahaya yang disusupkan Allah ke dalam hati

seorang mukmin, mimpi dan ilham, jiwa yang taat kepada Allah, panca

indra yang dimiliki manusia, dan pengalaman pribadi manusia. Keenam

sumber ini dapat mendatangkan ilmu bagi manusia.

5. Guru dan Siswa Pembelajar

Dalam pendangan Ibnul Qayyim, guru atau pendidik adalah orang

yang mengajarkan ilmu, mendidik, dan memperbaiki manusia. Selain itu,

guru juga bertugas merawat dan menumbuhkembangkan ilmu yang

diajarkannya sehingga ilmu itu menjadi sempurna. Namun, mereka

bukanlah rabbani jika tidak mengamalkan ilmunya.

Peserta didik menurut Ibnul Qayyim adalah orang yang menuntut

ilmu. Seorang peserta didik harus ikhlas dalam menuntut ilmu agar

mendapatkan keberhasilannya dalam menuntut ilmu.

Menurut Ibnu Khaldun, pendidik adalah kunci dalam

pendidikan.posisi penting ini mengharuskan pendidik memiliki metode

yang tepat dalam mengajarkan siswanya. Selain itu, pendidik harus

menjadi tauladan bagi siswanya, sehingga harus selalu berperilaku baik,

Page 118: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

100

karena hal ini sangat mempengaruhi terbentuknya kepribadian siswa. Ibnu

Khaldun juga memandang pendidik adalah profesi, sehingga berhak

mendapatkan upah.

Peserta didik dalam pandangan Ibnu Khaldun memiliki tingkat

kemampuan berpikir, lingkungan geografis, dan kondisi mental yang

berbeda. Karena itulah seorang pendidik harus memahami kondisi peserta

didik masing-masing. Ibnu Khaldun menekankan peserta didik agar tidak

terlalu menggunakan logika dalam menuntut ilmu, karena logika hanyalah

alat untuk mencari pengetahuan. Selain itu, peserta didik juga diharuskan

untuk meninggalkan sesuatu yang meragukannya dalam menuntut ilmu.

6. Urgensi Ilmu Pengetahuan

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa manusia tanpa ilmu pengetahuan

maka tidak berbeda dengan binatang. Manusia bisa mencapai derajat

kemanusiaannya dan dikatakan berbeda dengan binatang jika ia memiliki

ilmu pengetahuan. manusia dianugerahi akal oleh Allah SWT untuk

berfikir, sehingga akal tersebut yang menjadi pembeda antara manusia

dengan binatang. Secara jasmani atau jasad manusia memiliki hal yang

sama dengan binatang, seperti tangan, kaki, kepala, dan lain-lain. Dalam

segi kekuatan manusia kalah dengan binatang, misalnya hewan buas yang

sudah pasti memiliki kekuatan lebih besar dari manusia. Namun, manusia

memiliki akal untuk berfikir yang tidak dimiliki oleh binatang. Dengan

akal tersebut, manusia dapat mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan

Page 119: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

101

yang dengan ilmu pengetahuan tersebut manusia dapat membedakan yang

baik dan yang buruk, dengan ilmu pengetahuan juga manusia dapat

menciptakan ide-ide hal yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Maka dapat disimpulkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kerja akal

yang membedakan manusia dengan binatang.

Ibnul Qayyim memandang ilmu sebagai suatu hal yang menjadi dasar

kebahagiaan dan keberuntungan diri seseorang. Bukan hanya berpengaruh

bagi diri manusia sendiri, namun juga bagi tatanan masyarakat dan juga

orang lain. Dengan ilmu maka tatanan masyarakat berjalan dengan baik

dan kondusif. Dengan ilmu juga pemerintahan dapat berdiri tegak dalam

pendiriannya. Dapat dikatakan jika ilmu memiliki pengaruh yang sangat

besar dalam kehidupan manusia, karena segala sesuatunya membutuhkan

ilmu. Selain itu, ilmu juga yang menjadi hakim atas segala perkara yang

terjadi pada kehidupan manusia.

Hal yang membedakan pandangan urgensi ilmu pengetahuan menurut

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim adalah jika Ibnu Khaldun memandang

urgensi ilmu pengetahuan dari dalam diri manusia itu sendiri, maka Ibnul

Qayyim memandang pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia dalam

berbagai aspek, seperti pemerintahan, proses belajar mengajar, dan lain-

lain.

Page 120: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

102

C. Peta Konsep Rasa Ingin Tahu

1. Aktif Mencari Ilmu

Seorang anak atau peserta didik seharusnya aktif dalam mencari ilmu.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengkuti berbagai macam organisasi

atau perkumpulan yang akan mengasah kemampuan otak dan mentalnya.

Selain itu, dengan berorganisasi, seseorang akan menemukan jati dirinya

dan mendapatkan berbagai informasi dari forum organisasi tersebut.

2. Gemar Membaca

Tanda bahwa seseorang memiliki rasa ingin tahu yaitu dengan gemar

membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasannya. Menurut Paul

C. Burns, Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross dalam Teaching Reading in

Today‟s Elementary Schools, Burns dan kawan-kawan berkata, “Membaca

merupakan sebuah proses yang kompleks. Tidak hanya proses membaca

itu yang kompleks, tetapi setiap aspek yang ada selama proses membaca

juga bekerja dengan sangat kompleks.”

Ada delapan aspek yang bekerja saat kita membaca, kata Burns dan

kawan-kawan, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja),

pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi. Kedelapan aspek ini

bekerja secara berbarengan saat kita membaca. Boleh dikata, ketika proses

membaca berlangsung, seluruh aspek kejiwaan bekerja secara aktif.

Page 121: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

103

Ketika anak sedang membaca, sesungguhnya ia tidak hanya mengasah

ketajaman berpikirnya. Pada saat yang sama, perasaan anak terasah

sehingga secara keseluruhan ia mengembangkan kemampuan intelektual

sekaligus meningkatkan kecakapan mentalnya. Melalui membaca pula,

kita dapat melejitkan kemampuan otak anak, khususnya pada usia-usia

dini (Adhim, 2007:25-26).

Membaca menjadi suatu hal yang penting karena dengan membaca

anak mengetahui segala sesuatu yang baru. Wawasan anak semakin luas,

dan anak tidak hanya mendapatkan informasi yang datang dengan

sendirinya pada anak.

3. Menjadi Orang yang Kreatif

Orang yang sangat kreatif sering disebut-sebut sebagai orang yang

sangat penasaran. Hal ini sesuai dengan cara otak mereka bekerja.

Daripada hanya mengumpulkan informasi, otak mereka bermain dengan

rasa penasaran itu (Setiadi, 2015:7)

Sering merasa penasaran artinya seseorang memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi. Misalnya, seseorang melihat seekor kuda berdiri di lapangan

dan berpikir itu adalah seekor hewan yang gagah. Lain dengan orang yang

lebih kreatif, mungkin bertanya-tanya apa kuda berpikir tentang semua

hari di lapangan, atau dia mungkin bertanya-tanya bagaimana kuda bisa

mengatasi selama berjam-jam tidak aktif tanpa buku untuk dibaca.

Page 122: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari serangkaian pembahasan dan paparan di atas, maka penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai curiosity (rasa ingin tahu) dalam pendangan Ibnu Khaldun

mencakup ilmu pengetahuan, pendidikan, metode pendidikan, sumber

ilmu pengetahuan, pendidik dan peserta didik, dan urgensi ilmu

pengetahuan.

2. Nilai curiosity (rasa ingin tahu) dalam pandangan Ibnul Qayyim

mencakup ilmu pengetahuan, pendidikan, metode pendidikan, sumber

ilmu pengetahuan, pendidik dan peserta didik, dan urgensi ilmu

pengetahuan.

3. Persamaan pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim mengenai nilai

curiosity (rasa ingin tahu) yaitu bahwa ilmu adalah sesuatu yang diterima

oleh akal dan selanjutnya diimplikasikan oleh tubuh dan pikiran;

pendidikan pertama berasal dari orang tua, kemudian baru alam dan

zaman; akal sebagai metode utama; Al-Qur‟an dan Hadits menjadi sumber

ilmu pengetahuan; pendidik yaitu orang yang mengajarkan ilmu,

sedangkan peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu atau subjek

Page 123: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

105

pendidikan; dan urgensi ilmu pengetahuan yaitu tingkat derajat manusia

dapat diukur dari ilmu yang dimiliki manusia tersebut.

Sedangkan perbedaan pandangan Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim

mengenai nilai curiosity (rasa ingin tahu) yaitu jika Ibnu Khaldun

membagi ilmu menjadi 3 macam yang mana ketiga ilmu terseut harus

seimbang, maka ilmu pengetahuan Ibnul Qayyim adalah pengendali

perilaku manusia. Pendidikan bagi Ibnu Khaldun lebih menekankan alam

dan zaman yang akan menggantikan pendidikan bagi anak jika bukan

orang tua, sedangkan Ibnul Qayyim memberikan makna pendidikan dapat

dilakukan oleh seseorang yang mengajari orang lain secara bertahap.

Metode pendidikan Ibnu Khaldun yaitu berpikir, keragu-raguan, dan

pembiasan, sedangkan metode pendidikan Ibnul Qayyim hanya berpikir

menggunakan akal dan mengingat materi. Sumber ilmu pengetahuan Ibnu

Khaldun yaitu Al-Qur‟an, sedangkan bagi Ibnul Qayyim yaitu dari

pengajaran para Nabi, cahaya yang disusupkan Allah ke dalam hati

seorang mukmin, mimpi dan ilham, jiwa yang taat kepada Allah, panca

indra yang dimiliki manusia, dan pengalaman pribadi manusia. Pendidik

menurut Ibnu Khaldun adalah kunci dalam pendidikan, dan peserta didik

adalah subjek pendidikan, sedangkan pendidik menurut Ibnul Qayyim

adalah orang yang mengajarkan ilmu, dan peserta didik adalah orang yang

menuntut ilmu. Dan urgensi ilmu pengetahuan Ibnu Khaldun adalah ilmu

sebagai pembeda antara manusia dengan binatang, sedangkan urgensi ilmu

Page 124: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

106

pengetahuan Ibnul Qayyim adalah ilmu sebagai kunci kebahagiaan dan

keberuntungan.

B. Saran

Beberapa saran dari penulis ditujukan bagi:

1. Bagi pembaca

Dari pemaparan mengenai nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut

Ibnu Khaldun dan Ibnul Qayyim di atas, diharapkan dapat menambah

pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan penulis khusunya. dapat

diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang menyediakan fasilitas

dimana terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran, maka dalam hal ini lembaga pendidikan dituntut agar

mampu meningkatkan rasa ingin tahu anak agar memiliki wawasan

pengetahuan yang luas dan menjadi manusia yang memiliki derajat tinggi.

3. Bagi penelitian

Hasil dari analisis nilai curiosity (rasa ingin tahu) menurut Ibnu

Khaldun dan Ibnul Qayyim penulis bisa menerapkan dalam kehidupan

bermasyarakat dan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas.

Page 125: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

107

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzil. 2007. Membuat Anak Gila Membaca.

Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Al-Katani, Abdul Hayyie, dkk. 2004. Kunci Kebahagiaan. Jakarta: Akbar

Media Eka Sarana.

Arifin, H. M. 1991. Filsafat Pendidikan Islam I. Jakarta: Bumi Aksara.

Farid, Syaikh Ahmad. 2006. 60 Biografi Ulama Salaf. Terj. Masturi

Irham, dkk. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

Hakim, M. Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pusaka Satya.

Hasbullah, Muzaidi. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar.

Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Kosim, Muhammad. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun

Kritis, Humanis, dan Religius. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lickona, Thomas. 2016. Mendidik untuk Membentuk Karakter Bagaimana

Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan

Bertanggung Jawab. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lisnawati. 2017. Konsep Ideal Pendidikan Islam menurut Pandangan Ibnu

Khaldun dan Hubungannya dalam Konteks Pendidikan Modern.

Al-Muta‟aliyah STAI Darul Kamal NW Kembang Kerang,

1(1):62-63.

Ma‟unah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.

Mu‟in, Fatchul. 2016. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik &

Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Munzier dan Ali, Heri Noer. 2008. Watak Pendidikan Islam. Jakarta Utara:

Friska Agung Insani.

Page 126: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

108

Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam I. Jakarta: Logos Wacana

Ilmu.

Nasution, Baktiar. 2011. Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnul

Qayyim: Relevansinya dengan Pendidikan Modern. Tesis tidak

diterbitkan. Riau: Program Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim.

Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Galia Indonesia.

Pusat Data dan Informasi. 2017. Inilah Materi Perpres No.87 Tahun 2017

tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Sekretariat

Kabinet Republik Indonesia.

Ramayulis, Samsul Nizar. 2005. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam

Mengenal Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan Indonesia.

Ciputat: Quantum Teaching.

Samani, Muchlas. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Setiadi, Nugroho J, Agoestina Boediprasetya, Nina Nurani & Lia

Amaliawati. 2015. Membangun Karakter Orang-Orang yang

Sangat Kreatif. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Siregar, Marasudin. 1999. Konsepsi Pendidikan Ibnu Khaldun Suatu

Analisa Fenomenologi. Semarang: Pustaka Pelajar.

Sudirman. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulaiman, Fathiyyah Hasan. 1987. Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu

dan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro.

Supriyatno, Triyo. 2011. Epistemologi Pendidikan Ibnu Qayyim Al-

Jawziyyah. Malang: UIN-Maliki Press.

Thoha, Ahmadie. 1986. Muqaddimah Ibnu Khaldun. Jakarta: Pustaka

Firdaus.

Page 127: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

109

LAMPIRAN

Page 128: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Za‟iimah

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 4 Februari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Krajan I 07/02, Kec. Grabag, Kel. Grabag, Kab.

Magelang.

Email : [email protected]

No. Hp : 085747233327

Riwayat Pendidikan :

1. RA Perwanida

2. MI Ma‟arif Grabag

3. MTs Sunan Pandanaran

4. MA Ma‟arif Grabag

5. IAIN Salatiga, lulus tahun 2018

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 5 Agustus 2018

Penulis,

SITI ZA‟IIMAH

NIM 11114156

Page 129: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

111

SATUAN KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Siti Za’iimah Jurusan : Pendidikan Agama Islam

(PAI)

NIM : 111-14-156 Dosen PA : Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 OPAK STAIN Salatiga 2014 18-19 Agustus 2014 Peserta 3

2 OPAK Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga 2014

20-21 Agustus 2014 Peserta 3

3 Orientasi Dasar Keislaman

(ODK)

21 Agustus 2014 Peserta 2

4 Achievement Motivation

Training (AMT)

23 Agustus 2014 Peserta 2

5 Seminar regional wawasan

Magelang

13-14 September

2014

Panitia 6

6 Ma‟had Mahasiswa IAIN

Salatiga 2014/2015

1 Juli 2015 Peserta 2

7 English Friendship Camp 27-28 September

2014

Participant 2

8 Seminar Nasional 5 November 2014 Peserta 8

Page 130: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

112

“Berkontribusi Untuk Negeri

Melalui Televisi/TV”

9 Seminar Pendidikan

“Mempertegas Peran

Pendidikan dalam

Mencerahkan Masa Depan

Anak Bangsa”

19 November 2014 Peserta 2

10 Gema (Gerbang Masuk)

ITTAQO

29-30 November

2014

Peserta 3

11 Study Club CEC 7 Desember 2014 Participant 2

12 Maulid Nabi Pondok

Pesantren Al-Hasan

14 Januari 2015 Panitia 4

13 Seminar Nasional

“Pemuda, Peradaban Islam,

dan Kemandirian”

2 September 2015 Peserta 8

14 IAIN Bersholawat dan Orasi

Kebangsaan

“Menyamai Nilai-nilai Islam

Indonesia Untuk

Memperkokoh NKRI dalam

Mewujudkan Baldatun

3 November 2015 Peserta 2

Page 131: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

113

Toyyibatun Warobbun

Ghofur”

15 Ziarah dan Wisata Religi

Pondok Pesantren Al-Hasan

8 November 2015 Peserta 2

16 Seminar Nasional HMJ

Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Dakwah

“Peran Media Massa terhadap

Kelestarian Lingkungan

Hidup”

19 November 2015 Peserta 8

17 Seminar Nasional PMII

“ISIS? Rahmatal Lil Alamin-

nya Mana?”

19 Desember 2015 Peserta 8

18 Maulid Nabi Pondok

Pesantren Al-Hasan

30 Januari 2016 Panitia 4

19 Seminar Nasional Dema IAIN

Salatiga

“Penguatan Wawasan

Kebangsaan dan

Nasionalisme”

28 April 2016 Peserta 8

20 Khotmil Qur‟an Pondok 15 Mei 2016 Panitia 4

Page 132: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

114

Pesantren Al-Hasan

21 Masa Orientasi Santri (MOS)

Pondok Pesantren Al-Hasan

30 Agustus 2016 Panitia 4

22 Seminar Internasional

“Petani Untuk Negeri”

24 September 2016 Peserta 8

23 Ziarah dan Wisata Religi

Pondok Pesantren Al-Hasan

13 November 2016 Peserta 2

24 Khotmil Qur‟an Pondok

Pesantren Al-Hasan

30 April 2017 Peserta 2

25 Khotmil Qur‟an Pondok

Pesantren Al-Hasan

30 April 2017 Panitia 4

26 Masa Orientasi Santri Pondok

Pesantren Al-Hasan

2 Agustus 2017 Panitia 4

27 Sekretaris Pondok Pesantren

Putri Al-Hasan Masa Jabatan

2016/2017

1 November 2017 Sekretaris 6

28 Workshop Literasi

“Merawat NKRI dengan

Membangun Budaya Literasi”

13 April 2018 Peserta 2

29 TOEFL Training Edulight and

IAIN Salatiga

5 Mei 2018 Participant 2

Page 133: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

115

Page 134: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

116

Page 135: NILAI CURIOSITY (RASA INGIN TAHU) DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4365/1/SKRIPSI FIX...Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Surat

117