news · pdf filemerupakan tindak lanjut program penanganan lingkungan perumahan dan permukiman...

8
NEWS VOL 003 - JULI 2012 Syamsudin kini bahagia karena dia dan keluarganya tidak lagi buang air besar sembarangan KREDIT FOTO: IUWASH SULAWESI SELATAN-INDONESIA TIMUR “Saya bangga dengan jamban baru saya, terutama karena tahu sekarang saya tidak lagi mencemari sungai yang digunakan banyak orang.“ Syamsudin Sitaba, warga desa Empoang Utara, Jeneponto. ARTIKEL EDISI INI: Jambanku Kebanggaanku 1 11 Langkah Menuju Stop Buang Air Besar Sembarangan 3 SK Walikota Menjadi Payung Hukum Pembangunan IPAL Komunal 4 Pendekatan Konsumen; Kunci Penyesuaian Tarif PDAM di Tebing Tinggi 5 Pembelajaran Pembiayaan Mikro di Kudus 6 Promosi PHBS di Kota Jayapura 7 Mewujudkan Bebas SBS 2015 di Jeneponto 8 Jeneponto. Syamsudin Sitaba dan keluarganya tinggal di desa Empoang Utara, Kabupaten Jeneponto, sekitar 90 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Seperti umumnya di Sulawesi Selatan dan wilayah lain, buang air besar sembarangan masih banyak dilakukan di Jeneponto. Bappeda memperkirakan, hanya 51 persen rumah tangga di Jeneponto yang memiliki jamban pribadi. Menurut Dinas Kesehatan setempat, hal ini mengakibatkan tingginya angka wabah diare dan merupakan ancaman kesehatan yang cukup serius. Meskipun belum diputuskan secara resmi, namun Pemda setempat (dipimpin Bupati), Dinas Kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya telah berkomitmen menciptakan masyarakat yang bebas dari praktik buang air besar sembarangan sebagai target utama yang hendak dicapai di tahun mendatang. Berdasarkan komitmen kuat dan arahan dari Kementerian Kesehatan (melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM), Jambanku Kebanggaanku Syamsudin Sitaba dari Jeneponto, Sulawesi Selatan memutuskan untuk membangun jambannya sendiri setelah upaya advokasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) yang dilakukan USAID-IUWASH.

Upload: vuongdiep

Post on 07-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

NEWSVOL 003 - JULI 2012

Syamsudin kini bahagia karena dia dan keluarganya tidak lagi buang air besar sembarangan

KREDIT FOTO: IUWASH SULAWESI SELATAN-INDONESIA TIMUR

“Saya bangga dengan jamban baru saya, terutama karena tahu sekarang saya tidak lagi mencemari sungai yang digunakan banyak orang.“ Syamsudin Sitaba, warga desa Empoang Utara, Jeneponto.

ARTIKEL EDISI INI:

Jambanku Kebanggaanku 1

11 Langkah Menuju Stop Buang Air Besar Sembarangan 3

SK Walikota Menjadi Payung Hukum Pembangunan IPAL Komunal 4

Pendekatan Konsumen; Kunci Penyesuaian Tarif PDAM di Tebing Tinggi 5

Pembelajaran Pembiayaan Mikro di Kudus 6

Promosi PHBS di Kota Jayapura 7

Mewujudkan Bebas SBS 2015 di Jeneponto 8

Jeneponto. Syamsudin Sitaba dan keluarganya tinggal di desa Empoang Utara, Kabupaten Jeneponto, sekitar 90 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Seperti umumnya di Sulawesi Selatan dan wilayah lain, buang air besar sembarangan masih banyak dilakukan di Jeneponto. Bappeda memperkirakan, hanya 51 persen rumah tangga di Jeneponto yang memiliki jamban pribadi. Menurut Dinas Kesehatan setempat, hal ini mengakibatkan tingginya angka wabah diare dan merupakan ancaman kesehatan yang cukup serius.

Meskipun belum diputuskan secara resmi, namun Pemda setempat (dipimpin Bupati), Dinas Kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya telah berkomitmen menciptakan masyarakat yang bebas dari praktik buang air besar sembarangan sebagai target utama yang hendak dicapai di tahun mendatang. Berdasarkan komitmen kuat dan arahan dari Kementerian Kesehatan (melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM),

Jambanku Kebanggaanku

Syamsudin Sitaba dari Jeneponto, Sulawesi Selatan memutuskan untuk membangun jambannya sendiri setelah upaya advokasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) yang dilakukan USAID-IUWASH.

Page 2: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

2 | iuwashnews vol 003 - Juli 2012

USAID-IUWASH mendukung para sanitarian kesehatan setempat untuk menggelar serangkaian kegiatan “pemicuan” guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman warga tentang bahaya buang air besar sembarangan, terutama bertindak untuk menghentikan praktik ini. Para kader sanitarian telah mengadakan banyak pertemuan kelompok, kunjungan dari rumah ke rumah serta menyarankan bagaimana cara membangun jamban dengan tangki septik yang layak.

Keluarga Syamsudin adalah satu dari sekian warga yang terlibat dalam progam pemicuan ini. Mereka mendapat informasi bahwa buang air besar sembarangan tak hanya merugikan diri sendiri dan tetangga, tapi juga mencemari air sungai yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah hilir (termasuk Kota Jeneponto). Mereka juga mulai menyadari bahwa memiliki jamban keluarga akan meningkatkan martabat keluarga.

Syamsudin dan warga lainnya segera bekerjasama untuk menyudahi praktik buang air besar sembarangan. Dengan dipandu Kades Empoang Utara, mereka mampu mendapat bantuan dari pengusaha dan dermawan setempat, sekaligus menghimpun sumber

Pembangunan jamban untuk mendukung STBMKepala Desa Jombe, Baso Padewakang menjelaskan tentang pembangunan jamban kepada tim

USAID – IUWASH dan media. Bekerjasama dengan masyarakat setempat, inisiatif ini dilakukan untuk mendukung program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jeneponto.

Melibatkan tukang bangunan setempatWarga Jombe dengan sukarela membayar

Rp 300.000 - Rp 700.000 untuk membangun jamban dengan tangki septik yang layak.

daya sendiri untuk mempercepat pembangunan jamban di rumah. Syamsudin dan 102 KK lainnya mencari tukang untuk membangun jamban dengan tangki septik yang layak. Mereka membayar rata-rata Rp 300.000 hingga Rp 700.000 untuk membeli bahan-bahan bangunan guna menyelesaikan jamban mereka itu.

Sekarang, Syamsudin dan keluarganya tak lagi buang air besar sembarangan dan tinggal di lingkungan yang lebih sehat. Mereka juga sadar telah menjadi bagian dari satu gerakan besar untuk meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan dan keluarga di seluruh Indonesia. Ardita Çaesari/ Louis O’Brien, IUWASH Jakarta

KRED

IT F

OTO

: IU

WAS

H S

ULA

WES

I SEL

ATAN

-IND

ON

ESIA

TIM

UR

KRED

IT F

OTO

: IU

WAS

H S

ULA

WES

I SEL

ATAN

-IND

ON

ESIA

TIM

UR

Page 3: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

iuwashnews vol 003 - Juli 2012 | 3

TOOL BOX

IUWASH menggunakan Sanitasi Total yang Dipimpin Masyarakat (CLTS), sebuah pilar penting dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan program dari Kementerian Kesehatan, sebagai pendekatan untuk meningkatkan pengembangan sanitasi dan perubahan perilaku di wilayah perkotaan melalui peningkatan kebutuhan dan pelayanan sanitasi serta ketersediaan jamban.

IUWASH bekerja di 34 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk sektor sanitasi, IUWASH bekerja sama dengan Pokja Air Minum Penyehatan Lingkungan (AMPL) dan Pokja Sanitasi, ataupun Bappeda dan Depkes jika kota/kabupaten tersebut tidak memiliki Pokja. IUWASH dan mitranya secara aktif melakukan berbagai kegiatan berikut:

• Penguatankapasitassanitariandan kader masyarakat melalui pelatihan-pelatihan teknik “pemicuan”, fasilitasi masyarakat dan implementasi strategi kegiatan proyek,

• Advokasidenganpemangkukepentingan daerah melalui diskusi, mini workshop, dan lain-lain,

• Menggelarpromosidankegiatan“pemicuan” seputar isu-isu sanitasi dengan menggandeng institusi dan organisasi yang bekerja di sektor air dan sanitasi.

11 Langkah Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan

IUWASH mengembangkan “11 Langkah Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan” sebagai pendekatan holistik untuk meningkatkan akses ke jamban pribadi melalui CLTS dan mempertimbangkan program serupa dari para pemangku kepentingan air dan sanitasi.

Sebelas langkah tersebut meliputi: 1) pengumpulan data baseline, 2) advokasi program, 3) pelatihan untuk fasilitator dan kader pemicuan, 4) pemasaran sanitasi, 5) deklarasi bebas dari buang air besar sembarangan, 6) pertemuan fasilitator 7) pemicuan masyarakat, 8) pendampingan teknis masyarakat, 9) perencanaan APBD untuk alokasi dana kegiatan STBM, 10) penguatan regulasi, dan 11) media advokasi.

Keunggulan dari pendekatan ini adalah pada alur sistematis kegiatan, dengan fokus pada advokasi regulasi dan keuangan sektor sanitasi, serta peningkatan kapasitas mitra di daerah. Pendekatan sebelas langkah ini diharapkan akan mampu meningkatkan akses ke sanitasi dan jumlah rumah tangga yang memiliki jamban pribadi.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki lima pilar. Program sebelas langkah bebas dari buang air besar sembarangan (Open Defecation Free atau ODF) hanya akan fokus pada pilar 1, yaitu mencapai ODF melalui CLTS. Pendekatan ini akan dipusatkan pada satu perubahan perilaku: berhenti buang air besar sembarangan. Upaya advokasi yang dilakukan akan dilengkapi dengan pemicuan perilaku cuci tangan pakai sabun dan pengelolaan air bersih di rumah.

Ardita Çaesari/ Louis O’Brien, IUWASH Jakarta

PENGEMBANGAN SANITASI:

11 Langkah Menuju Stop Buang Air Besar

Sembarangan

11 Langkah Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan

Mengembangkan “11 Langkah Menuju Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)”, IUWASH fokus pada advokasi dalam bidang regulasi dan pembiayaan, serta peningkatan kapasitas mitra lokal di seluruh tingkat.

Page 4: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

4 | iuwashnews vol 003 - Juli 2012

CATATAN LAPANGAN CATATAN LAPANGAN

PHO

TO C

RED

IT:

IUW

ASH

JAW

A TE

NG

AH

Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta baru-baru ini menerbitkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Lokasi Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh dan Pembangunan Sanitasi Perkotaan. SK yang juga merupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2012 ini, sekaligus menjadi payung hukum untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat melalui penataan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai dalam suatu kawasan menuju target MDGs 2015.

Surat Keputusan Walikota bernomor 653.2/48-B/1/2012 yang ditandatangani Walikota Surakarta, Joko Widodo pada tanggal 8 Mei 2012 tersebut memiliki makna strategis pasca kesepakatan antara Pemkot Surakarta dan IUWASH pada 1 Februari 2012. Dalam SK ini disebutkan bahwa sebagai bagian dari program pembangunan sanitasi dan kawasan kumuh Kota Surakarta, maka lahan milik Pemkot Surakarta di RW 23, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon ditetapkan sebagai lokasi pembangunan IPAL komunal yang akan didanai dengan hibah IUWASH.

IUWASH memberikan hibah untuk peningkatkan sanitasi Kelurahan Semanggi karena wilayah ini dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK) Surakarta termasuk area prioritas penanganan sanitasi, bahkan terkategori “zona merah” menurut studi EHRA (Environmental Health Risk Assesment) di Buku Putih Sanitasi (BPS).

Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Surakarta, Nunung Setyo Nugroho mengatakan, “SK ini adalah bentuk dukungan Pemkot

SK Walikota Menjadi Payung Hukum

Pembangunan IPAL Komunal

Surakarta dalam implementasi Program Kampung Sanitasi yang dilaksanakan IUWASH. Pembangunan sarana sanitasi di Kelurahan Semanggi tidak saja sangat membantu Pemkot mengimplementasikan program sanitasi yang sudah direncanakan dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK), tapi juga mendukung program-program kegiatan IUWASH di Surakarta”.

Proses penyusunan SK dilakukan melalui berbagai rapat koordinasi lintas SKPD, di antaranya dengan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan Bagian Hukum Setda. Sebelum disahkan Walikota, draft SK juga telah disosialisasikan kepada para anggota Pokja Sanitasi dan IUWASH.

M. Arif Wibowo/Yudi Wijanarko, IUWASH Central Java

SK Walikota No. 653.2/48-B/1/2012 Dasar hukum pembangunan IPAL komunal di Semanggi, Surakarta

SK ini adalah bentuk dukungan Pemkot Surakarta dalam implementasi Program Kampung Sanitasi yang dilaksanakan IUWASH. Pembangunan sarana sanitasi di Kelurahan Semanggi tidak saja sangat membantu Pemkot mengimplementasikan program sanitasi yang sudah direncanakan dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK), tapi juga mendukung program kegiatan IUWASH di Surakarta

Nunung Setyo NugrohoKepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Surakarta

Walikota Surakarta, Joko Widodo, mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang akan menjadi payung hukum pembangunan IPAL Komunal di Semanggi, Kota Surakarta.

Page 5: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

iuwashnews vol 003 - Juli 2012 | 5

CATATAN LAPANGAN

PHO

TO C

RED

IT:

IUW

ASH

SU

MAT

ERA

UTA

RA

Pendekatan Konsumen;

Kunci Penyesuaian Tarif PDAM

di Tebing Tinggi

disiarkan selama dua minggu (5 kali per hari) terbukti efektif menjangkau masyarakat luas, terutama konsumen PDAM. Pemilihan jam siar iklan dan segmen pendengar radio yang tepat (kelompok pendengar yang disasar adalah keluarga dan ibu rumah tangga) turut menentukan efektivitas tersampaikannya pesan secara luas dalam waktu singkat.

Selain melalui radio yang merupakan “media sambil lalu”, informasi penyesuaian tarif juga disosialisasi secara lengkap melalui brosur yang dibagikan kepada konsumen sehingga mereka paham tentang alasan kenaikan tarif, perbandingan antara tarif lama dan tarif baru serta perbandingan harga air PDAM yang jauh lebih murah dibandingkan air kemasan dan air isi ulang.

Untuk meningkatkan layanan konsumen, PDAM Tirta Bulian memfungsikan kembali saluran bebas pulsa yang dicantumkan pada brosur dan disiarkan selama iklan radio. Nomor telepon layanan konsumen ini terbukti dipakai pelanggan sebagai saluran komunikasi.

Virgi Fatmawati, IUWASH Jakarta/ Hetty Tambunan, IUWASH Sumatera Utara

Tebing Tinggi. PDAM Tirta Bulian, Kota Tebing Tinggi berhasil melakukan penyesuaian tarif baru yang cukup signifikandenganpendekatanyangbaik terhadap konsumen. Terhitung efektif sejak 1 Februari 2012, PDAM Tirta Bulian menaikkan tarif sebesar 40 persen dari tarif lama yang berlaku sejak 2008. Kenaikan ini ditempuh untuk memperbaiki kinerja PDAM Tirta Bulian, terutama kinerja keuangan mengingat dengan tarif lama dan perbandingan biaya operasional selama ini PDAM Tirta Bulian terus merugi. Kebijakan inipun mendapat dukungan dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya SK Walikota Tebing Tinggi No. 690/259 Tahun 2012 sebagai dasar hukum.

Direktur PDAM Tirta Bulian, Ir. Oki Doni Siregar, optimis keputusan ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Dengan target cakupan layanan PDAM yang lebih luas dan berkualitas, kebutuhan masyarakat yang terlayani akan dapat dipenuhi secara optimal. Namun tantangan terbesar untuk mewujudkan hal ini adalah meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta komponen lainnya. Untuk itulah maka PDAM Tirta Bulian melakukan penyesuaian tarif air minum sehingga konsumen terlayani dengan lebih baik.

Sebelum memutuskan untuk menaikkan tarif, PDAM Tirta Bulian juga berkonsultasi kepada DPRD dan Walikota Tebing Tinggi mengingat penyesuaian tarif ini akan berdampak pada konsumen.

IUWASH memfasilitasi kerjasama PDAM Tirta Bulian dengan media lokal untuk

Penyesuain tarif air bersih PDAM Tirta Bulian, Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara dapat tersosialisasi dengan baik melalui pendekatan konsumen dan pemanfaatan saluran komunikasi yang tepat.

mengakomodasi kebutuhan konsumen akan informasi dan alasan kenaikan tarif ini. Belajar dari pengalaman sebelumnya saat PDAM Tirta Bulian melakukan penyesuaian tarif pada 2008 dan mereka hanya mengeluarkan surat edaran, IUWASH pun menyarankan model pendekatan konsumen yang lebih terbuka, interaktif dan mengutamakan komunikasi dua arah.

PDAM Tirta Bulian dan IUWASH sepakat menggunakan radio lokal dan brosur sebagai media untuk mensosialisasikan penyesuain tarif baru. Pesan yang disampaikan melalui iklan radio berdurasi sekitar dua menit dan

Page 6: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

6 | iuwashnews vol 003 - Juli 2012

CATATAN LAPANGAN

NU

GRO

HO

AN

DW

IWIN

ARN

O/IU

WAS

H JA

WA

TEN

GAH

Studi banding program pembiayaan mikroTiga belas PDAM ikut serta dalam studi banding efektivitas program pembiayaan mikro untuk

sambungan air PDAM di Kabupaten Kudus

Kudus. Tiga belas PDAM dari lima wilayah kerja IUWASH ikut serta dalam studi banding ke PDAM Kudus untuk mempelajari lebih lanjut efektivitas pembiayaan mikro untuk sambungan air bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kudus, Jawa Tengah. Bermitra dengan Bank Syariah Mandiri (BSM), PDAM Kudus menyediakan program pembiayaan mikro melalui skema sewa-guna-usaha (leasing) sambungan air dan hingga April 2012, PDAM Kudus telah memasang pipa air di 770 rumah tangga.

Studi banding yang difasilitasi IUWASH pada 3-4 April lalu tersebut diikuti oleh 35 peserta yang merupakan staf 13 PDAM dan staf Koperasi PDAM, perwakilan BSM pusat dan regional Kudus. Selain workshop pembiayaan mikro, peserta juga mengunjungi rumah MBR sehingga dapat berdialog langsung dengan masyarakat penerima manfaat program ini.

“Skema pembiayaan mikro untuk sambungan air ini efektif untuk menjaring lebih banyak sambungan baru PDAM. Kami akan segera mengaplikasikannya meskipun kami memiliki karakteristik pelanggan dan mitra yang berbeda. PDAM Mojokerto bermitra dengan bank lokal (BRI dan

Pembelajaran Pembiayaan Mikro di Kudus

Kesuksesan skema pembiayaan mikro untuk sambungan air bagi masyarakat berpenghasilan rendah oleh PDAM Kudus, Koperasi Tirta Makmur PDAM Kudus dan Bank Syariah Mandiri telah menarik banyak PDAM untuk mengadopsi skema serupa.

BSM) dan hanya untuk sambungan air minum”, jelas Direktur PDAM Mojokerto,LutfilHakimdidampingiKepala Hubungan Pelanggan/Manager Koperasi PDAM Mojokerto, Rubiyono.

Amry, manager yang mewakili Direktur PDAM Jeneponto menambahkan, “Kami bermitra dengan Koperasi Pasar Untung Bersama (Koppas Utama) dengan target pelayanan sambungan air minum dan sarana sanitasi warga. Untuk skema pembiayaan mikro, kami juga mungkin akan bermitra dengan bank”.

Tiga belas PDAM yang mengikuti studi banding ini adalah PDAM Kabupaten Pematang Siantar, Langkat, Karawang, Serang, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Kota Surakarta, Mojokerto, Kota Sidoarjo, Kota Surabaya, Makassar dan Kabupaten Jeneponto. Mereka antusias untuk mengadopsi skema pembiayaan mikro di wilayah masing-masing. PDAM Mojokerto dan PDAM Jeneponto bahkan telah menggelar pelatihan promosi pembiayaan mikro bagistaffdanmitraPDAMagarskemaini dapat segera diaplikasikan untuk meningkatkan jumlah sambungan rumah. Gusril Bahar/Virgi Fatmawati, IUWASH Jakarta

Pelatihan Promosi Pem-

biayaan Mikro di PDAM

Kabupaten Mojokerto dan

Jeneponto

Sebagai tindak lanjut pasca studi banding di Kudus, Direktur PDAM Mojokerto, Lutfil Hakim membentuk tim marketing pembiayaan mikro untuk sambungan air yang terdiri dari 16 orang. Dengan fasilitasi IUWASH, tim marketing ini telah menerima Pelatihan Promosi Pembiayaan Mikro Sambungan Air pada 4-7 Juni lalu di Batu, Malang. Pelatihan ini juga diikuti oleh staf Bank BRI dan PT. Pos Indonesia. PDAM Mojokerto menggandeng BRI sebagai mitra penyedia dana, sementara PT. Pos Mojokerto sebagai posko pembayaran untuk skema ini.

Pelatihan serupa juga digelar pada 19–21 Juni lalu di Kabupaten Jeneponto. Selain 16 staf PDAM Jeneponto, pelatihan ini juga diikuti anggota Pokja Sanitasi Jeneponto dan staf Koppas Utama.

Sebagai lembaga penyedia dana pembiayaan mikro sambungan air dan fasilitas sanitasi, Koppas Utama telah siap menyalurkan dana sebesar Rp 1 milyar untuk program pembiayaan mikro. Dana ini berasal dari anggota koperasi sebagai investor dan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Hanya dalam seminggu setelah penandatangan MoU, PDAM Jeneponto berhasil menghubungkan empat rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Jeneponto dengan jaringan air perpipaan PDAM. Ke depannya, capaian awal ini tentu saja diharapkan akan terus bertambah.

Ibu Daeng Tija (warga Kec. Arungkeke, Jeneponto) sekarang memiliki sambungan

air sendiri di depan rumahnya.

IUW

ASH

SO

UTH

SU

LAW

ESI-E

I

Page 7: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

iuwashnews vol 003 - Juli 2012 | 7

CATATAN LAPANGAN

Jayapura. Di Kelurahan Ardipura, tingkat kesadaran masyarakat untuk memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih terbilang rendah. Sebagai contoh, dari 44 rumah hanya tujuh yang memiliki jamban pribadi. Jamban komunal tidak tersedia di sana sehingga untuk buang air besar, warga biasanya menumpang ke tetangga mereka atau pergi ke sungai.

Pemerintah Kota Jayapura akan membangun sebuah MCK++ atau fasilitas mandi, cuci, kakus di Kelurahan Ardipura dan Pasir Dua dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sanitasi. IUWASH lalu mendukung rencana Pemkot dari aspek peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya buang air besar (BAB) sembarangan dan bertindak untuk menghentikan praktik ini. Serangkaian kegiatan “pemicuan”

Promosi PHBS di Kota Jayapura

Masalah kesehatan biasanya berkaitan dengan perilaku tidak sehat. Sementara tingkat Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia saat ini masih rendah.

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN-IN

DO

NES

IA T

IMU

R

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN-IN

DO

NES

IA T

IMU

R

Kegiatan “pemicuan” untuk mempromosikan PHBSTim IUWASH menjelaskan tentang bahaya kuman kepada anak-anak. Mereka juga dilatih cara cuci

tangan pakai sabun (CTPS) yang benar untuk mencegah diare

Rangkaian pemicuan untuk mendorong warga agar menjaga kesehatan lingkungan dan membudayakan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS)

balita dan bahaya kuman. Peserta pun menyatakan tergerak mengajari keluarga mereka untuk membudayakan PHBS dan CTPS di rumah masing-masing.

Sementara promosi PHBS dan CTPS tahap kedua dilakukan pada 30 April dengan melibatkan 22 peserta dari kelompok anak-anak dan remaja. Dengan media gambar dan puzzle, tim IUWASH pun mengajak peserta memahami faecal-oral transmission atau alur pemindahan kuman dari kotoran manusia hingga ke mulut, termasuk bahayanya bagi kesehatan. Mereka juga mempraktekkan cara CTPS yang benar, solusi sederhana namun sangat penting untuk mencegah diare.

Johanis Valentino, IUWASH South Sulawesi-Eastern Indonesia/ Virgi Fatmawati IUWASH Jakarta

telah dilakukan staf lapangan IUWASH bersama sanitarian kesehatan setempat untuk membuat warga merasa malu BAB sembarangan. Rasa malu inilah yang diharapkan membuat warga jera untuk BAB sembarangan, lalu beralih menggunakan jamban komunal atau bahkan tergerak membangun jamban pribadi.

Sebagai bagian dari kegiatan “pemicuan”, IUWASH terus menggalakkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan Pake Sabun (CTPS) di Ardipura dan Pasir Dua, Kota Jayapura. Promosi PHBS ini dibagi dalam dua tahap dengan target kelompok usia yang berbeda. Promosi PHBS tahap pertama melibatkan 30 peserta usia dewasa digelar pada 28 April lalu. Beberapa materi yang dibahas meliputi pentingnya sanitasi, upaya menekan angka kematian

Page 8: NEWS · PDF filemerupakan tindak lanjut program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dari Kementerian Perumahan

8 | iuwashnews vol 003 - Juli 2012

IUWASH News adalah lembar berita elektronik yang diproduksi dan disebarluaskan oleh Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene.

Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan dilaksanakan di bawah kepemimpinan Development Alternatives, Inc. (DAI).

Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para penulis yang menyumbangkan tulisannya di lembar berita ini tidak mewakili pendapat IUWASH, lembaga mitranya, USAID, atau Pemerintah Indonesia. IUWASH News diterbitkan sebagai forum untuk berbagi opini dan informasi seputar kegiatan IUWASH.

Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) Mayapada Tower lantai 10Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920, Indonesia Tel. +62-21 522 - 0540 Fax. +62-21 522 - 0539

www.iuwash.or.id www.facebook.com/iuwash twitter @airsanitasi

CATATAN LAPANGAN

Jeneponto. Melalui workshop dan kunjungan media di Jeneponto pada 29 Mei - 1 Juni 2012, IUWASH dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para jurnalis terkait isu sanitasi, khususnya stop buang air besar sembarangan (SBS). Media berperan penting dalam menyebarkan informasi sanitasi secara komprehensif kepada masyarakat.

IUWASH mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mewujudkan target bebas dari buang air besar sembarangan di 14 desa pada Oktober 2012. Menurut data Bappeda Jeneponto tahun 2012, di Kabupaten yang termasuk paling terbelakang di Sulawesi Selatan ini penduduknya masih ada yang buang air besar sembarangan. Cakupan layanan sanitasi (jamban) tingkat aksesibilitasnya juga masih rendah, hanya 48,81 persen dari target yang ditetapkan yaitu 51,59 persen (dari 74.327 rumah tangga).

Tahun 2010, Pemkab Jeneponto telah mengeluarkan Instruksi Bupati tentang Pelaksanaan STBM untuk mengubah perilaku buang air besar (BAB) sembarangan. Saat ini ada 11 desa/

KAMPANYE MEDIA IUWASH:

Mewujudkan SBS 2015 di Jeneponto

kelurahan di Jeneponto yang sudah SBS atau berstatus Open Defecation Free (ODF), sisanya masih ada 102 desa/kelurahan yang belum SBS. Pemkab Jenepoto menargetkan di tahun 2015 semua desa/kelurahan tersebut akan 100 % SBS.

Akses pelayanan air bersih dan sanitasi di Sulawesi Selatan masih belum memadai. Sekitar 40% warga belum mendapatkan akses sanitasi mendasar. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirilis Kementerian Kesehatan tahun 2010, dari 8 juta jiwa penduduk Sulawesi Selatan sekitar 20 persen masih BAB sembarangan dan 40 persen masih membuang limbah kotorannya ke tanah. Sementara layanan air PDAM di sana juga baru memenuhi 23% dari seluruh rumah tangga.

Wokshop dan kunjungan media ini merupakan upaya advokasi IUWASH untuk peningkatan akses ke sanitasi dan

pencapaian target MDGs 2015. Media lokal dan nasional yang berpartisipasi meliputi media cetak (Kompas, The Jakarta Globe, Koran Tempo, Seputar Indonesia, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Gatra) dan elektronik (Celebes TV, Fajar TV, Sun TV and RRI Makassar). Para jurnalis mendapat penjelasan mendasar terkait isu-isu sanitasi baik gambaran nasional, provinsi dan tingkat kota/kabupaten Jeneponto. Media juga diajak melihat langsung ke lokasi implementasi Program STBM; pelaksanaan CLTS (Community-Led Total Sanitation) untuk memicu masyarakat Desa Empoang Utara dan Jombe agar tidak lagi BAB sembarangan.

Hasil liputan dari kegiatan ini direspon positif dari masyarakat luas. Contohnya, artikel di Kompas.com tentang kampanye ini telah dibaca 9.212 pembaca, mendapat 229 tanda “like” dan 29 komentar. Ardita Çaesari, IUWASH Jakarta

IUWASH bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar Workshop dan Kunjungan Media “Mewujudkan SBS 2015” di Jeneponto, Sulawesi Selatan pada 29 Mei - 1 Juni 2012.

IUW

ASH

SO

UTH

SU

LAW

ESI-E

ASTE

RN IN

DO

NES

IA

Kepala Desa Jombe, Baso Padewakarang menjelaskan tentang kegiatan STBM melalui pendekatan sanitasi total yang dipimpin masyarakat (CLTS) kepada para jurnalis saat kunjungan media sebagai

bagian dari program Menuju SBS 2015.