new pt jamkrida jabar · 2020. 9. 24. · pedoman tata kelola perusahaan 4 17. pengadaan barang dan...

37
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (CODE OF CORPORATE GOVERNANCE) PT JAMKRIDA JABAR BERLAKU KHUSUS DI PT JAMKRIDA JABAR 2017 PT JAMKRIDA JABAR

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (CODE OF CORPORATE GOVERNANCE)

    PT JAMKRIDA JABAR

    BERLAKU KHUSUS DI PT JAMKRIDA JABAR

    2017

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 1

    BAGIAN I : PENDAHULUAN

    1.1

    PENGERTIAN DAN

    ISTILAH

    1. Aset adalah semua sumber daya Perseroan baik

    yang berwujud maupun tidak berwujud.

    2. Benturan Kepentingan adalah situasi/kondisi yang

    memungkinkan organ utama Perseroan

    memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang

    dimilikinya dalam Perseroan untuk kepentingan

    pribadi, keluarga atau golongan sehingga tugas

    yang diamanatkan tidak dapat dilakukan secara

    obyektif.

    3. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang

    meliputi atas beberapa orang sebagai suatu

    kesatuan Dewan (Board) yang bertugas melakukan

    pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

    dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat

    dan pertimbangan kepada Direksi dalam

    menjalankan berbagai aktivitas di perseroan.

    4. Dewan Pengawas Syariah yang selanjutnya

    disingkat DPS adalah bagian dari organ Perusahaan

    Penjaminan yang memiliki UUS yang mempunyai

    tugas dan fungsi pengawasan terhadap

    penyelenggaraan kegiatan Penjaminan Syariah,

    agar sesuai dengan Prinsip Syariah

    5. Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang

    dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan

    Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai

    dengan maksud dan tujuan Perseroan serta

    mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar

    pengadilan dengan ketentuan yang tercantum

    dalam Anggaran Dasar Perseroan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2

    6. Direktur adalah anggota Direksi Perseroan yang

    menunjuk individu.

    7. Dokumen/arsip adalah data, catatan dan/atau

    keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh

    Perseroan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

    Perseroan, baik tertulis di atas kertas, atau sarana

    lain maupun terekam dalam media apapun yang

    dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

    8. Etika adalah sekumpulan norma atau nilai yang

    tidak tertulis yang diyakini oleh suatu kelompok

    masyarakat sebagai suatu standar perilaku

    kelompok tersebut berlandaskan peraturan

    perundang-undangan dan etika usaha.

    9. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

    adalah seperangkat proses yang diberlakukan

    dalam Lembaga Penjamin untuk menentukan

    keputusan dan pengelolaan Lembaga Penjamin

    dengan menggunakan prinsip antara lain

    transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab,

    independensi, dan keadilan.

    10. Key Performance Indicator (KPI) adalah target

    terukur di bidang keuangan dan non keuangan

    yang harus dicapai oleh perseroan dalam mencapai

    target dan tujuan didirikannya perseroan.

    11. Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian

    pelaksanaan kegiatan/tugas dibandingkan dengan

    rencana kerjanya pada masa tertentu guna

    mewujudkan visi, misi dan tujuan perseroan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 3

    12. Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh

    dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris

    yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam

    memastikan efektivitas sistem pengendalian

    internal dan efektifitas pelaksanaan tugas auditor

    eksternal dan auditor internal.

    13. Komisaris Independen adalah anggota Dewan

    Komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang

    saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris

    lainnya dan/atau anggota DPS, yaitu tidak memiliki

    hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan

    saham dan/atau hubungan keluarga dengan

    pemegang saham, anggota Direksi, anggota

    Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota DPS

    atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi

    kemampuannya untuk bertindak independen

    14. Organ Pendukung adalah bagian yang dibentuk

    untuk membantu Dewan Komisaris, dan Direksi

    dalam mengoptimalkan fungsi dan perannya.

    Organ pendukung Dewan Komisaris yaitu Komite

    Audit. Sedangkan organ pendukung Direksi terdiri

    atas Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan

    Sekretaris Perusahaan.

    15. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang

    Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi.

    16. Pelaporan adalah suatu bentuk

    pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan

    suatu aktivitas pada periode tertentu baik bersifat

    rutin maupun non rutin yang memuat kejadian-

    kejadian penting.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 4

    17. Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan

    pengadaan barang/jasa yang diperlukan perseroan

    untuk mendukung pencapaian tujuan perseroan.

    Pengelolaan aset meliputi kegiatan pengadaan/

    penambahan, pemanfaatan, pemeliharaan dan

    pengamanan, penyelesaian permasalahan,

    pelepasan dan penghapusan, serta

    pengembangannya baik oleh internal Perusahaan

    maupun bersama investor, administrasi, dan

    pengendalian.

    18. Pengelolaan dokumen/arsip meliputi kegiatan

    mengelola dokumen secara efektif dan efisien sejak

    diciptakan/dibuat, diterima, dikirim, dipergunakan,

    disimpan, dan dirawat sampai dengan

    dimusnahkan untuk keperluan perseroan.

    19. Perseroan adalah PT Jamkrida Jabar, suatu Badan

    Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

    yang dibentuk dan didirikan berdasarkan Peraturan

    Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2011.

    20. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya

    disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang

    mempunyai wewenang yang tidak diberikan

    kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas

    yang ditentukan dalam undang-undang ini

    dan/atau anggaran dasar.

    21. Risiko merupakan ketidakpastian lingkungan

    (eksternal dan internal) yang berpotensi

    menimbulkan dampak negatif bagi perseroan

    secara umum dan dapat menghambat pencapaian

    tujuan perseroan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 5

    22. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) adalah

    dokumen perencanaan strategis yang mencakup

    rumusan sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh

    perseroan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

    23. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

    adalah penjabaran dari RJPP kedalam rencana

    kerja dan anggaran untuk jangka waktu 1 (satu)

    tahun

    24. Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah Organ

    Pendukung Direksi yang berfungsi untuk menilai

    kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian

    internal pada semua kegiatan usaha perseroan.

    25. Sekretaris Perusahaan adalah Organ Pendukung

    Direksi yang memiliki Fungsi sebagai penghubung

    (Liaison Officer) kepentingan Perseroan dengan

    pihak eksternal baik Pemegang Saham

    (Shareholder) maupun Pemangku Kepentingan

    (stakeholder), melakukan penegakan kepatuhan

    terhadap regulasi otoritas industri serta ketentuan

    Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Compliance

    Officer), melakukan pengelolaan kehumasan

    (Relation Officer) dan kesekretariatan Perseroan

    (Office of the Board).

    26. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah

    pihak-pihak yang secara langsung atau tidak

    langsung terkait dengan Perusahaan serta dapat

    mempengaruhi keputusan, kebijakan serta operasi

    perusahaan yang disebabkan oleh tindakan

    tindakan perusahaan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 6

    1.2

    LATAR BELAKANG

    Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate

    Governance) merupakan acuan utama bagi seluruh organ

    Perseroan dalam menerapkan praktek good corporate

    governance (GCG).

    Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini disusun bagi

    pemegang saham, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas

    Syariah, Direksi, dan segenap karyawan perseroan serta

    pemangku kepentingan lainnya dalam berhubungan

    dengan perseroan.

    Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini juga merupakan

    acuan bagi penyusunan peraturan-peraturan perseroan

    yang lebih khusus sesuai kebutuhan unit-unit organisasi

    dalam jajaran Perseroan.

    1.3

    TUJUAN TATA KELOLA

    PERUSAHAAN

    Tujuan Pedoman Tata Kelola Perusahaan diharapkan

    dapat meningkatkan kinerja dan nilai Perseroan bagi

    Pemegang Saham.

    Secara garis besar tujuan penerapan Tata Kelola

    Perusahaan adalah:

    1. Mengoptimalkan nilai Lembaga Penjamin bagi

    Pemangku Kepentingan;

    2. Meningkatkan pengelolaan Lembaga Penjamin

    secara profesional, efektif, dan efisien;

    3. Meningkatkan kepatuhan organ Lembaga Penjamin

    dan jajaran dibawahnya agar dalam membuat

    keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi pada

    etika yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan

    perundang-undangan, dan kesadaran atas tanggung

    jawab sosial Lembaga Penjamin terhadap Pemangku

    Kepentingan;

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 7

    4. Mewujudkan Lembaga Penjamin yang lebih sehat,

    dapat diandalkan, amanah, dan kompetitif; dan

    5. Meningkatkan kontribusi Lembaga Penjamin dalam

    perekonomian daerah.

    1.4

    VISI DAN MISI

    a. Visi PT Jamkrida Jabar adalah:

    “Menjadi Perusahaan Penjaminan Terpercaya

    yang Berkontribusi pada Pertumbuhan

    Ekonomi Daerah”

    b. Misi PT Jamkrida Jabar adalah :

    “Meningkatkan Kegiatan Ekonomi KUMKM dan

    Memberikan Manfaat bagi Pemangku Kepentingan

    melalui Penjaminan Kredit yang Efisien, Profesional,

    dan Berintegritas”

    1.5

    CORPORATE VALUE

    Perseroan telah menetapkan ”CORPORATE VALUE”

    sebagai nilai-nilai perseroan, yang meliputi :

    a. Build

    Membangun dan mengembangkan masyarakat KUMKM

    di Jawa Barat

    b. Integrity

    Pengelolaan Perseroan dilakukan dengan semangat

    integritas dan profesionalme yang tinggi

    c. Speed

    Perseroan memberikan pelayanan kepada nasabah dan

    mitra dengan cepat dan terpercaya

    d. Accountable

    Pengelolaan Perseroan dengan kebijakan yang dapat

    dipertanggungjawabkan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 8

    1.6

    PRINSIP-PRINSIP

    GOOD CORPORATE

    GOVERNANCE (GCG)

    Perseroan memastikan bahwa Prinsip-Prinsip Good

    Corporate Governance (GCG) diterapkan pada setiap

    aspek bisnis dan di semua jajaran perseroan. Prinsip GCG

    tersebut meliputi keterbukaan (transparency),

    akuntabilitas (accountability), responsibilitas

    (responsibility), independensi (independency) serta

    kewajaran dan kesetaraan (fairness).

    A. Keterbukaan (transparency)

    Perseroan menjamin adanya keterbukaan dan obyektivitas

    dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan untuk

    menjalankan kegiatan usahanya. Perseroan harus

    menyediakan informasi yang bersifat materiil dan relevan

    mengenai Perseroan dengan cara yang mudah diakses dan

    dipahami oleh Para Pemangku Kepentingan. Perseroan

    harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak

    hanya informasi yang dipersyaratkan oleh Anggaran Dasar

    dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi

    juga hal-hal yang penting dan mempengaruhi pengambilan

    keputusan Para Pemangku Kepentingan. Implementasi

    prinsip keterbukaan tersebut meliputi:

    1. Seluruh informasi materiil dan relevan mengenai

    Perseroan disampaikan secara tepat waktu, memadai,

    jelas, akurat, dapat diperbandingkan, serta mudah

    diakses oleh Para Pemangku Kepentingan sesuai

    dengan haknya.

    2. Informasi yang harus diungkapkan oleh Perseroan

    meliputi pengungkapan yang tidak terbatas pada visi,

    misi, sasaran usaha dan strategi, kondisi keuangan,

    susunan dan kompensasi Direksi, Dewan Komisaris dan

    Dewan Pengawas Syariah, Pemegang Saham

    mayoritas, kepemilikan saham oleh anggota Direksi

    dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam

    Perseroan dan Perseroan lainnya, sistem manajemen

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 9

    risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal,

    sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhan

    dalam penerapannya, dan kejadian-kejadian penting

    yang dapat mempengaruhi kondisi Perseroan secara

    proporsional.

    3. Implementasi/ penerapan prinsip keterbukaan

    informasi ditujukan agar Pemegang Saham dan para

    Pemangku Kepentingan lainnya dapat melihat

    bagaimana pengelolaan Perseroan, proses

    pengambilan suatu keputusan, dan pelaksanaan

    pertanggungjawaban atas keputusan yang dibuat oleh

    Perseroan.

    4. Keterbukaan informasi tidak mengurangi kewajiban

    Perseroan untuk melindungi informasi yang bersifat

    rahasia mengenai Perseroan, para Pengurus, Mitra dan

    Terjamin/Makful Anhu, sesuai dengan Anggaran Dasar

    dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    5. Keterbukaan dalam memberi penjelasan tentang

    transaksi dengan pihak terafiliasi (pihak yang

    mempunyai hubungan istimewa).

    B. Akuntabilitas (accountability)

    Perseroan bekerja dengan akuntabilitas tinggi serta dapat

    mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara

    transparan dan wajar untuk kepentingan Perseroan sesuai

    dengan ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-

    undangan yang berlaku, etika perilaku bisnis, dan Budaya

    Perseroan dengan tetap memperhatikan kepentingan

    Stakeholders guna mencapai kinerja Perseroan secara

    berkesinambungan.

    Implementasi prinsip akuntabilitas dilaksanakan

    diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut:

    1. Perseroan menetapkan adanya rincian, tugas, dan

    tanggung jawab masing-masing Organ Perseroan

    secara jelas dan selaras dengan visi, misi, sasaran dan

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 10

    strategi Perseroan sehingga tercipta suatu

    keseimbangan kekuasaan dan pengelolaan Perseroan

    secara efektif.

    2. Perseroan melaksanakan prinsip akuntabilitas dengan

    menitikberatkan pada peningkatan fungsi dan peran

    setiap Organ Perseroan dan Manajemen sehingga

    pengelolaan usaha Perseroan dapat berjalan dengan

    baik, dengan kondisi masing-masing pihak yang

    menduduki jabatan dalam Organ Perseroan dan

    Manajemen wajib memiliki kompetensi yang sesuai

    dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya

    dalam pelaksanaan Tata Kelola Perseroan Yang Baik.

    3. Perseroan akan memastikan adanya struktur, sistem

    dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang efektif

    agar dapat menjamin terselenggaranya mekanisme

    check and balance dalam penerapan sistem

    pengendalian internal Perseroan untuk pencapaian visi,

    misi dan sasaran Perseroan.

    4. Perseroan akan memformulasikan ukuran kinerja dari

    segenap Jajaran Perseroan berdasarkan ukuran-ukuran

    yang disepakati dan konsisten dengan nilai Perseroan

    (corporate value), sasaran dan strategi Perseroan serta

    memiliki sistem reward and punishment.

    5. Perseroan mempunyai kode etik (code of conduct)

    yang merupakan pedoman tertulis tentang kesadaran

    etik (ethical sensibility), berpikir etik (ethical

    reasoning), dan perilaku etik (ethical conduct), dalam

    rangka keberhasilan pelaksanaan Tata Kelola

    Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance).

    C. Responsibilitas (responsibility)

    Perseroan berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan

    memastikan kepatuhan terhadap peraturan Perseroan,

    Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial antara

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 11

    lain kepedulian terhadap masyarakat dan kelestarian

    lingkungan terutama di sekitar Perseroan dengan

    membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai

    sehingga terpelihara kesinambungan usaha Perseroan.

    D. Independensi (independency)

    Perseroan dikelola secara profesional dengan menghindari

    benturan kepentingan serta pengaruh/tekanan dari pihak

    manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

    sehat. Implementasi prinsip kemandirian dilaksanakan

    dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    1. Masing-masing Organ Perseroan harus melaksanakan

    fungsi dan tugasnya dengan mengutamakan

    independensi dan obyektifitas untuk menghindari

    terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak

    terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari

    benturan kepentingan (conflict of interests) sehingga

    keputusan yang diambil dapat dilakukan secara

    obyektif;

    2. Organ Perseroan harus melaksanakan fungsi dan

    tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar serta

    peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

    saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang

    serta tanggung jawab masing-masing pihak dan

    keputusan selalu diambil semata-mata untuk

    kepentingan Perseroan.

    E. Kewajaran dan Kesetaraan (fairness)

    Dalam melaksanakan kegiatannya Perseroan senantiasa

    memperhatikan kepentingan Pemangku Kepentingam

    (Stakeholders) berdasarkan asas kewajaran dan

    kesetaraan. Implementasi prinsip kewajaran dan

    kesetaraan dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal

    sebagai berikut:

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 12

    1. Perseroan harus memberikan perlakuan yang setara

    dan wajar (equal treatment) kepada Para Pemangku

    Kepentingan di dalam memenuhi haknya sesuai

    dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada

    Perseroan dengan tetap memperhatikan ketentuan

    Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku;

    2. Perseroan harus memberikan kesempatan kepada Para

    Pemangku Kepentingan dalam memberikan masukan

    dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan

    Perseroan serta membuka akses terhadap informasi

    sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup

    kedudukan masing-masing;

    3. Perseroan memberikan kesempatan yang sama dalam

    penerimaan Pegawai, berkarir dan melaksanakan

    tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku,

    agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

    1.7

    LANDASAN

    HUKUM

    1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

    Perseroan Terbatas;

    2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

    Penjaminan;

    3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    1/POJK.05/2017 Tentang Perizinan Usaha dan

    Kelembagaan Lembaga Penjamin;

    4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    2/POJK.05/2017 Tentang Penyelenggaraan Usaha

    Lembaga Penjamin;

    5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    3/POJK.05/2017 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang

    Baik Bagi Lembaga Penjamin;

    6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 tahun

    2011 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah

    Jawa Barat;

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 13

    7. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2012

    Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

    Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2011 Tentang

    Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah Jawa Barat;

    8. Akta Pendirian Perusahaan PT Jamkrida Jabar Nomor

    03 tanggal 03 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan

    Yuliani Idawati, SH, Sp.N., Notaris di Kota Bandung,

    yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum

    dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

    AHU-56159.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 01

    November 2012;

    9. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor

    31 tanggal 23 November 2012 yang dibuat di hadapan

    Yuliani Idawati, SH, Sp.N., Notaris di Kota Bandung,

    yang telah diterima dan dicatat di dalam database

    Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum

    dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

    AHU-AH.01.10-15992 tanggal 29 April 2013;

    10. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Nomor

    55 tanggal 30 April 2015 yang dibuat di hadapan Rita

    Evryani, SH, Notaris di Kabupaten Bandung, yang telah

    diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi

    Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-

    0934629 tanggal 26 Mei 2015;

    11. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor

    01 tanggal 03 Januari 2017 yang dibuat di hadapan

    Dindin Saepudin, SH, Notaris di Kota Bandung, yang

    telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi

    Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-

    0000999 tanggal 04 Januari 2017;

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 14

    12. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Nomor

    28 tanggal 28 April 2017 yang dibuat di hadapan Rita

    Evryani, SH, Notaris di Kabupaten Bandung, yang telah

    diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi

    Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-

    0142740 tanggal 06 Juni 2017;

    13. Pedoman Umum Good Corporate Governance

    Indonesia Tahun 2006 yang diterbitkan oleh Komite

    Nasional Kebijakan Governance tanggal 17 Oktober

    2006 (“Pedoman Umum GCG Indonesia KNKG”).

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 15

    BAGIAN II : PEDOMAN BAGI ORGAN PERSEROAN DAN ORGAN

    PENDUKUNG PERSEROAN

    2.1

    PENDAHULUAN

    Organ Perseroan, yang terdiri dari Rapat Umum

    Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Dewan

    Pengawas Syariah (DPS) dan Direksi, mempunyai

    peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif.

    Organ Perseroan harus menjalankan fungsinya sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip

    bahwa masing-masing organ mempunyai independensi

    dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung

    jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

    2.2

    RAPAT UMUM

    PEMEGANG

    SAHAM

    RUPS sebagai organ Perseroan merupakan wadah para

    pemegang saham untuk mengambil keputusan penting

    yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam

    Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan

    anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

    Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan

    pada kepentingan usaha Perseroan dalam jangka

    panjang.

    a. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara

    wajar dan transparan dengan memperhatikan hal-

    hal yang diperlukan untuk menjaga kepentingan

    Perseroan dalam jangka panjang, termasuk tetapi

    tidak terbatas pada:

    1. Anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas

    Syariah (DPS) dan Direksi yang diangkat dalam

    RUPS harus terdiri dari orang-orang yang patut

    dan layak (fit and proper) bagi Perseroan.

    2. Dalam mengambil keputusan menerima atau

    menolak laporan Dewan Komisaris, Dewan

    Pengawas Syariah (DPS) dan Direksi, perlu

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 16

    dipertimbangkan kualitas laporan yang

    berhubungan dengan GCG;

    3. Dalam menetapkan auditor eksternal harus

    mempertimbangkan pendapat Dewan Komisaris

    atas usul Komite Audit;

    4. Keputusan RUPS harus diambil dengan

    memperhatikan kepentingan wajar Para

    Pemangku Kepentingan dengan mendasarkan

    pada ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku;

    5. Dalam mengambil keputusan pemberian bonus,

    tantiem dan dividen harus memperhatikan

    kondisi kesehatan keuangan Perseroan.

    b. RUPS harus diselenggarakan sesuai dengan

    kepentingan Perseroan dan memperhatikan

    ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. RUPS harus

    disiapkan dengan sebaik-baiknya dan Pemegang

    Saham harus mendapatkan haknya untuk

    memperoleh informasi dan penjelasan yang

    lengkap antara lain mengenai hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Pemegang saham diberikan kesempatan untuk

    mengajukan usul mata acara RUPS sesuai

    dengan Anggaran Dasar dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku;

    2. Panggilan RUPS harus mencakup informasi

    secara lengkap dan akurat mengenai mata

    acara, tanggal, waktu dan tempat RUPS;

    3. Bahan mengenai setiap mata acara yang

    tercantum dalam panggilan RUPS tersedia di

    kantor Perseroan sejak tanggal panggilan RUPS,

    sehingga memungkinkan bagi Pemegang Saham

    berpartisipasi aktif dalam RUPS dan memberikan

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 17

    suara secara bertanggung jawab. Jika bahan

    tersebut belum tersedia saat pemanggilan RUPS,

    maka bahan itu harus disediakan sebelum RUPS

    diselenggarakan;

    4. Penjelasan mengenai hal-hal lain yang berkaitan

    dengan mata acara RUPS dapat diberikan

    sebelum dan/atau pada saat RUPS berlangsung;

    5. Risalah RUPS harus tersedia di kantor

    perusahaan, dan perusahaan menyediakan

    fasilitas agar pemegang saham dapat membaca

    risalah tersebut.

    c. Penyelenggaraan RUPS merupakan tanggung jawab

    Direksi. Untuk itu, Direksi harus mempersiapkan

    dan menyelenggarakan RUPS dengan baik dan

    dengan berpedoman pada butir a dan b di atas

    sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    2.3

    DEWAN KOMISARIS,

    DEWAN PENGAWAS

    SYARIAH DAN

    DIREKSI

    Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan

    Direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab

    sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana

    diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian

    ketiganya mempunyai tanggung jawab untuk

    memelihara kesinambungan usaha Perseroan dalam

    jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris,

    Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Direksi harus

    memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi dan

    nilai-nilai Perseroan.

    Penjelasan lengkap tentang Dewan Komisaris, Dewan

    Pengawas Syariah (DPS) dan Direksi dituangkan dalam

    modul Corporate Board Manual (CBM) PT Jamkrida

    Jabar.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 18

    2.4

    ORGAN PENDUKUNG

    DEWAN KOMISARIS

    DAN DIREKSI

    Organ Pendukung Dewan Komisaris Perseroan yaitu

    Komite Audit. Sedangkan Organ Pendukung Direksi

    Perseroan meliputi Sekretaris Perusahaan dan Satuan

    Pengawasan Internal (SPI).

    Penjelasan lengkap tentang Organ Pendukung Dewan

    Komisaris dan Direksi dituangkan dalam modul

    Corporate Board Manual (CBM) PT Jamkrida Jabar.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 19

    BAGIAN III : PEDOMAN PENGELOLAAN PERSEROAN

    3.1

    PENGELOLAAN

    KEUANGAN

    a. Pengelolaan keuangan di dalam Perseroan

    dilakukan dengan strategi sentralisasi melalui

    fungsi dan peran Direktorat Keuangan.

    b. Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

    menetapkan berbagai kebijakan dalam mencari

    dana, menggunakan dana (untuk penggunaan

    investasi dan modal kerja) serta mengendalikan

    penggunaan dana untuk investasi Perseroan.

    c. Direktorat Keuangan menetapkan bahwa

    keuangan Perseroan harus dikelola secara

    profesional berdasarkan prinsip akuntabilitas,

    transparansi dan kehati-hatian untuk

    menghindarkan terjadinya risiko

    d. Prosedur, kebijakan serta peraturan yang

    berhubungan dengan pengelolaan keuangan

    disusun dan dievaluasi secara periodik oleh

    Direktorat Keuangan dengan memperhatikan

    standar akuntansi keuangan dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku

    e. Direktorat Keuangan menetapkan sistem

    pengendalian internal yang baik melalui

    kerjasama dengan Direksi yang lain termasuk

    dengan Komite Audit dan Satuan Pengawasan

    Internal (SPI) untuk menciptakan sistem

    pengelolaan keuangan yang optimal dan sesuai

    dengan anggaran

    f. Maksud pengelolaan keuangan oleh Direktorat

    Keuangan adalah untuk mengoptimalkan laba

    Perseroan melalui pengembangan usaha dengan

    dilandasi prinsip sadar biaya

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 20

    3.2

    PENYUSUNAN

    RENCANA JANGKA

    PANJANG

    PERSEROAN (RJPP)

    Penyusunan RJPP dimaksudkan untuk meningkatkan

    kemampuan Direksi Perseroan dan tim manajemen

    dalam menggunakan sumber daya dan sumber dana

    perusahaan ke arah pencapaian hasil serta

    pertumbuhan dan produktifitas Perseroan dalam

    jangka panjang.

    Proses penyusunan dan pengesahan RJPP adalah

    sebagai berikut :

    1. Penyusunan RJPP meliputi proses penetapan

    sasaran dan penilaian jangka panjang yang

    berorientasi ke masa depan serta pengambilan

    keputusan yang memetakan kondisi perusahaan

    saat ini dan keadaan di masa mendatang

    2. Perumusan RJPP dilakukan oleh Direksi beserta

    jajaran manajemen Perseroan dengan

    mengkombinasikan pendekatan top down dan

    bottom up

    3. Proses penyusunan & pengesahan RJPP

    mencakup :

    a. Penyusunan RJPP oleh Direksi dilakukan

    dengan mempertimbangkan lingkungan

    internal dan eksternal Perseroan,

    melakukan analisis kekuatan, peluang dan

    ancaman (SWOT), mempertimbangkan

    masukan yang diperoleh dari berbagai

    fungsi dari Perseroan

    b. Penyampaian rancangan RJPP oleh Direksi

    kepada Komisaris untuk mendapatkan

    klarifikasi masukan dan rekomendasi

    c. Pengusulan RJPP yang disetujui oleh Dewan

    Komisaris dan Direksi dilakukan oleh Direksi

    kepada pemegang saham untuk ditetapkan

    dalam RUPS

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 21

    d. Direksi wajib menyampaikan rancangan

    RJPP periode berikutnya kepada pemegang

    saham untuk disahkan dalam RUPS, dalam

    waktu 60 (enam puluh) hari sebelum

    berakhirnya RJPP periode berikutnya

    e. Pengesahan RJPP ditetapkan selambat-

    lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh)

    hari setelah diterimanya rancangan RJPP

    oleh pemegang saham secara lengkap

    3.3

    PENYUSUNAN

    RENCANA KERJA DAN

    ANGGARAN

    PERUSAHAAN (RKAP)

    Proses penyusunan dan pengesahan RKAP adalah

    sebagai berikut:

    a. Penyusunan RKAP Perseroan didasarkan pada

    penjabaran RJPP untuk satu tahun mencakup

    berbagai program kegiatan yang lebih rinci pada

    masing-masing Direktorat;

    b. Penyusunan RKAP dilakukan oleh Direksi Perseroan

    beserta jajaran manajemen Perseroan dengan

    mengkombinasikan pendekatan top down dan

    bottom up dengan memperhatikan arahan Dewan

    Komisaris;

    c. Direksi Perseroan wajib menyampaikan rancangan

    RKAP kepada Dewan Komisaris untuk

    mendapatkan persetujuan, sebelum disahkan oleh

    RUPS selambat lambatnya dalam waktu 1 (satu)

    bulan sebelum tahun buku dimulai;

    d. Pengesahan RKAP dilakukan oleh RUPS setelah

    dibahas bersama oleh Pemegang Saham, Dewan

    Komisaris dan Direksi.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 22

    3.4

    PENGELOLAAN ASET

    PERSEROAN

    Pengelolaan aset dilakukan oleh Divisi Keuangan dan

    Umum berdasarkan prinsip pemanfaatan tertinggi dan

    terbaik (optimalisasi) atas setiap aset yang dimiliki oleh

    Perseroan.

    Tujuan Pengelolaan aset Perseroan

    a. Pengelolaan aset harus dilakukan untuk

    mengoptimalkan keuntungan bagi Perseroan , yaitu

    dengan cara :

    1) Menjaga, memelihara dan meningkatkan nilai

    aset yang dimiliki Perseroan

    2) Memperoleh keuntungan atas pengelolaan aset

    Perseroan

    3) Meningkatkan Return On Asets ( ROA )

    b. Direktorat yang membawahi Divisi Keuangan dan

    Umum menetapkan tujuan pengelolaan aset antara

    lain adalah untuk:

    1) Menyajikan informasi yang akurat dan tertib

    tentang kondisi aset, baik aspek fisik, nilai,

    legal, pajak, asuransi maupun atribut aset

    lainnya sebagai dasar untuk penyusunan

    strategi pemanfaatan aset secara optimal

    2) Merencanakan optimalisasi aset untuk

    memperoleh manfaat bagi Perseroan

    3) Merencanakan kemudahan bagi proses

    pengambilan keputusan khususnya dalam

    pemanfaatan dan optimalisasi aset

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 23

    3.5

    PENGELOLAAN

    PENGADAAN

    BARANG

    DAN/ATAU

    JASA

    Kebijakan umum dalam pengelolaan barang dan/ atau jasa

    Perseroan sebagai berikut:

    a. Direksi menetapkan kebijakan umum dalam

    pengadaan barang dan/ atau jasa dengan

    memperhatikan ketentuan yang berlaku.

    b. Direksi menetapkan batasan nilai dan kebijakan

    mengenai kegiatan pengadaan barang dan/ atau jasa

    yang dilaksanakan secara swakelola, pembelian

    langsung, penunjukan langsung maupun melalui

    lelang dengan tetap memperhatikan prinsip QCDSM

    (Quality, Cost, Delivery, Safety and Morale )

    c. Untuk pengadaan barang dan/ atau jasa yang bersifat

    khusus tetap menggunakan pola pengadaan yang

    paling menguntungkan bagi Perseroan dengan tetap

    memperhatikan ketentuan yang berlaku.

    d. Dalam melakukan pengadaan barang dan/ atau jasa

    tetap memperhatikan standarisasi dalam jumlah,

    kualitas, harga, waktu dan sumber yang tepat serta

    dilakukan secara efesien dan efektif dengan

    persyaratan kontrak yang jelas dan dapat

    dipertanggungjawabkan.

    3.6

    PENGELOLAAN

    TEKNOLOGI

    INFORMASI (TI)

    Kebijakan Umum dalam pengelolaan Teknologi Informasi

    Perseroan sebagai berikut:

    a. Teknologi Informasi yang dibangun dalam Perseroan

    harus memiliki nilai strategis dalam mendukung

    terciptanya efektifitas dan produktifitas kerja seluruh

    Pegawai termasuk dapat meminimumkan kesalahan

    dalam proses.

    b. Investasi di bidang Teknologi Informasi (TI) tetap

    mempertimbangkan dampak positif bagi Perseroan

    berupa penghematan biaya dan akselerasi

    penyelesaian setiap pekerjaan secara terintegrasi.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 24

    c. Direksi menetapkan kegunaan dan fungsi aplikasi TI,

    yaitu:

    1) Membangun rancangan TI yang terintegrasi

    untuk transaksi keuangan, akuntansi,

    penjaminan, klaim, subrogasi, SDM dan pajak

    melalui hardware dan software yang sesuai;

    2) Memfasilitasi program pelatihan TI bagi seluruh

    karyawan yang terkait khususnya program

    terapan terintegrasi yang telah dibuat.

    d. Fungsi aplikasi Teknologi Informasi tersebut adalah

    untuk menjamin mutu (Quality Assurance) setiap

    proses transaksi detil di Perseroan. Sedangkan bagi

    pemakai (user) dapat memastikan bahwa data/

    infomasi yang dihasilkan oleh sistem informasi

    tersebut adalah benar dan valid.

    e. Memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal

    dengan mengendalikan semua aktivitas yang

    mengikutsertakan peranan Teknologi Informasi.

    3.7

    PENGELOLAAN

    DOKUMEN /

    ARSIP

    PERSEROAN

    Pengelolaan dokumen/ arsip Perseroan dilandasi dengan

    prinsip penyimpanan dan pemeliharaan dokumen yang

    paling efektif atas dasar nilai guna dan lamanya usia

    simpan suatu dokumen.

    Tujuan pengelolaan dokumen/arsip Perseroan :

    a. Menyajikan informasi/ data yang benar, cepat dan

    akurat melalui administrasi yang tertib dan terencana

    serta dapat dipertanggungjawabkan;

    b. Memberi kemudahan dalam proses pengambilan

    keputusan bagi manajemen Perseroan;

    c. Dokumen/ arsip Perseroan dapat ditata dengan baik,

    rapi dan teratur.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 25

    3.8

    PENGELOLAAN

    PELAPORAN

    a. Sistem pelaporan harus didukung oleh sistem informasi

    yang handal dan akurat sehingga menghasilkan

    laporan yang berkualitas yaitu mudah dipahami,

    relevan, akurat, tepat waktu, layak audit (auditable)

    dan bertanggungjawab (accountable);

    b. Laporan harus diterbitkan tepat waktu dan menyajikan

    informasi yang relevan, akurat dan dapat diandalkan

    sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan

    umpan balik bagi Dewan Komisaris dan Direksi;

    c. Format laporan harus mengikuti standar yang telah

    disepakati bersama dengan memperhatikan tingkatan

    dalam struktur organisasi.

    3.8.1

    LAPORAN TAHUNAN

    a. Dalam waktu selambat-lambat nya 6 (enam) bulan

    setelah periode penutupan tahun buku, Direksi

    Perseroan menyampaikan laporan tahunan kepada

    Dewan Komisaris;

    b. Dewan Komisaris mengevaluasi Laporan tahuan yang

    disampaikan oleh Direksi sebelum disampaikan

    kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

    c. Laporan tahunan tersebut ditandatangani oleh semua

    Direksi dan semua Dewan Komisaris;

    d. RUPS memberikan keputusan dan pengesahan atas

    Laporan Tahunan;

    e. Laporan tahunan sekurang-kurangnya memuat:

    1) Perhitungan tahunan yang terdiri atas Neraca

    dan perhitungan Laba Rugi konsolidasi serta

    penjelasan atas dokumen tersebut;

    2) Informasi mengenai keadaan dan jalannya

    Perseroan serta hasil yang telah dicapai;

    3) Kegiatan utama Perseroan selama tahun buku;

    4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku

    yang mempengaruhi kegiatan Perseroan;

    5) Uraian mengenai keanggotaan Direksi, Dewan

    Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah;

    6) Gaji, fasilitas dan/atau tunjangan lain bagi

    Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas

    Syariah;

    7) Jumlah rapat Dewan Komisaris/Dewan

    Pengawas Syariah/Direksi serta jumlah

    kehadiran masing-masing anggota Dewan

    Komisaris/Dewan Pengawas Syariah/Direksi;

    8) Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan

    Direksi dengan Komite yang ditugaskan secara

    khusus oleh Dewan Komisaris.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 26

    3.8.2

    PELAPORAN LAINNYA

    a. Dewan Komisaris melaporkan kepada pemegang

    saham dengan segera tentang terjadinya gejala

    menurunnya kinerja secara signifikan;

    b. Direksi Perseroan membuat laporan manajemen

    secara berkala mengenai pencapaian target, kinerja

    dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan

    Pemegang Saham;

    c. Laporan lain yang harus diberikan Direksi kepada

    Dewan Komisaris adalah:

    1) Laporan pertanggungjawaban kinerja selama

    satu tahun buku;

    2) Laporan mengenai pelaksanaan tugas Komite

    Audit yang ditugaskan oleh Dewan Komisaris;

    3) Laporan mengenai pengembangan dan suksesi

    manajer kunci/ senior;

    4) Laporan mengenai penggantian Komisaris/DPS/

    Direksi;

    5) Laporan mengenai implementasi manajemen

    risiko.

    d. Laporan kepada pihak ketiga baik instansi pemerintah

    atau lembaga lain hanya dapat diberikan oleh Direksi

    dan unsur pimpinan yang diberikan wewenang;

    e. Pelaporan dilakukan secara berjenjang dimulai dari

    Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan kepada

    Pemegang Saham.

    f. Laporan Dewan Pengawas Syariah terkait Unit Usaha

    Syariah.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 27

    3.9

    PENGELOLAAN

    SUMBER DAYA

    MANUSIA

    Sesuai falsafah manajemen modern, Perseroan

    memandang dan memposisikan Sumber Daya Manusia

    (SDM) sebagai unsur Perseroan yang sangat berharga

    dan sangat penting dalam proses kegiatan usaha,

    bukan hanya sebagai faktor produksi yang merupakan

    biaya bagi Perseroan. Memahami pentingnya peran

    SDM bagi Perseroan, maka manajemen menerapkan

    Competency Based Human Resources Management

    (CBHRM) dalam proses perencanaan, pemenuhan

    kebutuhan, seleksi dan program orientasi,

    penempatan, pengembangan, pembinaan, dan mutasi

    serta pemberhentian pegawai.

    Pengelolaan SDM dimaksudkan untuk memastikan

    bahwa Perseroan selalu memiliki sumber daya manusia

    yang unggul dan dapat diarahkan untuk mencapai

    tujuan Perseroan.

    3.10

    KESELAMATAN,

    KESEHATAN KERJA

    DAN LINDUNGAN

    LINGKUNGAN (K3LL)

    a. Perseroan menerapkan aspek K3LL dalam setiap

    kegiatannya secara konsisten untuk mencegah atau

    mengurangi terjadinya insiden (kecelakaan kerja,

    peledakan, kebakaran, penyakit akibat kerja, dan

    pencemaran lingkungan).

    b. Perseroan menerapkan kebijakan di bidang K3LL,

    termasuk penerapan Sistem Manajemen

    Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan

    Lingkungan (SMK3LL).

    c. Perseroan mempunyai komitmen untuk berupaya

    menekan sekecil mungkin potensi dampak negatif

    dari diabaikannya aspek-aspek K3LL melalui

    penerapan budaya K3LL secara konsisten dan

    berkesinambungan.

    d. Budaya kepedulian terhadap K3LL disosialisasikan

    dan diimplementasikan oleh seluruh pekerja dan

    mitra kerja

    e. Setiap pengambilan keputusan selalu

    mempertimbangkan aspek K3LL.

    f. Perseroan mengalokasikan sumber daya dan dana

    yang memadai untuk mendukung pelaksanaan

    program K3LL.

    g. Perseroan melakukan pembinaan terhadap pekerja

    dan mitra kerja di bidang penanganan K3LL.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 28

    3.11

    PENGELOLAAN SISTEM

    AUDIT PERSEROAN

    Pengelolaan Sistem Audit Perseroan sebagai berikut:

    a. Penilaian atas efektivitas sistem pengendalian

    internal dilakukan oleh fungsi Satuan Pengawasan

    Internal;

    b. Audit atas Laporan Keuangan dilakukan oleh

    Auditor Eksternal;

    c. Penilaian atas perencanaan, pelaksanaan kegiatan

    dan hasil audit yang dilakukan oleh SPI maupun

    Auditor Eksternal dilakukan oleh Komite Audit.

    Sistem Audit meliputi audit atas kewajaran penyajian

    laporan keuangan (general audit), audit kepatuhan

    pada ketentuan yang berlaku, audit operasional, dan

    audit khusus.

    Dasar pelaksanaan audit yang dilakukan oleh SPI

    mengacu pada INTERNAL AUDIT CHARTER

    PT Jamkrida Jabar.

    3.12

    PENGELOLAAN

    MANAJEMEN RISIKO

    a. KLASIFIKASI RISIKO

    Risiko Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut :

    1) Risiko Strategi

    Risiko Strategi adalah potensi kegagalan

    Perusahaan dalam merealisasikan kewajiban

    kepada peneriman jaminan akibat

    ketidaklayakan atau kegagalan dalam

    melakukan perencanaan, penetapan dan

    pelaksanaan strategi, pengambilan keputusan

    bisnis yang tepat, dan/atau kurang

    responsifnya Perusahaan terhadap perubahan

    eksternal.

    Risiko Strategi bersumber dari strategi yang

    dimiliki dan dijalankan Perusahaan tidak

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 29

    sesuai dengan kondisi lingkungannya,

    kebijakan Perusahaan yang diterapkan tidak

    sesuai dengan posisi strategis Perusahaan.

    Risiko Strategi dapat meningkat antara lain

    karena stabilitas politik yang tidak kondusif,

    inflasi yang tinggi, dan stabilitas keamanan.

    2) Risiko Operasional

    Risiko Operasional adalah potensi kegagalan

    Perusahaan dalam merealisasikan kewajiban

    kepada penerima jaminan sebagai akibat

    ketidaklayakan atau kegagalan proses

    internal, manusia, sistem teknologi informasi,

    dan/atau adanya kejadian yang berasal dari

    luar lingkungan Perusahaan.

    Sumber Risiko Operasional adalah struktur

    organisasi, SDM, volume dan beban kerja

    yang dimiliki, tingkat kompleksitas

    Perusahaan yang tinggi, sistem dan teknologi

    informasi tidak memadai, Perusahaan

    memiliki kecurangan dan permasalahan

    hukum, adanya gangguan terhadap bisnis

    Perusahaan.

    Risiko Operasional dapat meningkat antara

    lain karena adanya serangan hacker terhadap

    sistem teknologi Perusahaan dan

    pengunduran diri pegawai kunci secara

    mendadak sehingga mengakibatkan tidak

    berjalannya organisasi.

    3) Risiko Aset dan Liabilitas

    Risiko Aset dan Liabilitas adalah risiko yang

    terjadi karena adanya potensi kegagalan

    dalam pengelolaan aset dan pengelolaan

    liabilitas Perusahaan, yang menimbulkan

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 30

    kekurangan dana dalam pemenuhan

    kewajiban Perusahaan Penjaminan kepada

    penerima jaminan atau kewajiban

    reasuransi/regaransi kepada Perusahaan

    reasuransi/regaransi.

    Risiko Aset dan Liabilitas bersumber dari

    pengelolaan aset dilakukan dengan tidak

    baik, pengelolaan liabilitas dilakukan dengan

    tidak baik, kesesuaian aset dan liabilitas tidak

    memadai.

    4) Risiko Kepengurusan

    Risiko Kepengurusan adalah risiko kegagalan

    Perusahaan dalam mencapai tujuan

    Perusahaan akibat kegagalan Perusahaan

    dalam memelihara komposisi terbaik

    pengurus yang memiliki kompetensi dan

    integritas yang tinggi. Yang dimaksud dengan

    pengurus dalam Risiko Kepengurusan adalah

    meliputi Direksi dan Dewan Komisaris.

    Sumber Risiko Kepengurusan antara lain

    adalah penunjukan dan pemberhentian

    Direksi dan Dewan Komisaris yang tidak

    memadai, komposisi dan proporsi Direksi dan

    Dewan Komisaris yang tidak mencukupi dan

    tidak sesuai dengan kebutuhan Perusahaan,

    kompetensi dan integritas Direksi dan Dewan

    Komisaris tidak memadai dan tidak

    menunjang tugas dan wewenang Direksi dan

    Dewan Komisaris, serta kepemimpinan

    Direksi dan Dewan Komisaris tidak baik.

    Risiko Kepengurusan dapat meningkat antara

    lain karena tidak tersedianya sistem

    remunerasi yang memadai bagi Direksi dan

    Dewan Komisaris.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 31

    5) Risiko Tata Kelola

    Risiko Tata Kelola adalah potensi kegagalan

    dalam pelaksanaan tata kelola yang baik

    (good governance), ketidaktepatan gaya

    manajemen, lingkungan pengendalian, dan

    perilaku dari setiap pihak yang terlibat

    langsung atau tidak langsung dengan

    Perusahaan.

    Sumber pada Risiko Tata Kelola meliputi

    pedoman tata kelola yang dimiliki Perusahaan

    tidak memadai, Perusahaan tidak

    menerapkan prinsip tata kelola yang baik,

    dan Perusahaan tidak menerapkan

    Manajemen Risiko secara memadai.

    Risiko Tata Kelola dapat meningkat antara

    lain, karena adanya intervensi dari pihak lain

    yang mengakibatkan kegagalan dalam

    pelaksanaan tata kelola yang baik.

    6) Risiko Dukungan Dana (Permodalan)

    Risiko Dukungan Dana (Permodalan) adalah

    Risiko yang muncul akibat ketidakcukupan

    dana/modal pada Perusahaan, termasuk

    kurangnya akses tambahan dana/modal

    dalam menghadapi kerugian atau kebutuhan

    dana/modal yang tidak terduga, khususnya

    dalam rangka peningkatan gearing ratio.

    Permodalan Perusahaan menggambarkan

    kemampuan Perusahaan dalam menyerap

    kerugian tak terduga yang disebabkan oleh

    antara lain meningkatnya rasio klaim di luar

    perkiraan, hasil investasi yang buruk, ataupun

    hal tak terduga lainnya.

    Risiko Dukungan Dana (Permodalan)

    bersumber dari kemampuan pendanaan

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 32

    (permodalan) yang rendah dan tambahan

    pendanaan (permodalan) yang lemah.

    7) Risiko Penjaminan

    Risiko Penjaminan adalah potensi kegagalan

    Perusahaan untuk memenuhi kewajiban

    kepada penerima jaminan sebagai akibat dari

    ketidakcukupan proses analisis risiko,

    penetapan Imbal Jasa Penjaminan (pricing),

    penggunaan reasuransi/regaransi, dan/atau

    penanganan klaim.

    Secara umum, sumber Risiko dari Risiko

    Penjaminan terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu

    karateristik bisnis penjaminan,

    bauran/diversifikasi produk, dan struktur

    reasuransi/regaransi.

    b. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO

    Manajemen risiko bertujuan untuk

    meminimalisasi risiko keuangan dan risiko lainnya

    yang berkaitan dengan pengembangan

    Perusahaan.

    c. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

    Manajemen risiko sekurang-kurangnya

    mencakup:

    1. Mengidentifikasi potensi internal pada setiap

    fungsi internal di dalam Perseroan termasuk

    potensi risiko eksternal yang dapat

    mempengaruhi kinerja Perseroan;

    2. Mengembangkan strategi penanganan dan

    pengelolaan risiko;

    3. Mengimplementasikan program-program

    pengelolaan untuk mengurangi risiko;

    4. Mengevaluasi keberhasilan manajemen risiko.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 33

    d. MANFAAT MANAJEMEN RISIKO

    Manfaat manajemen risiko adalah memperkecil

    dampak kerugian dari ketidakpastian dalam

    pengembangan usaha di Perseroan

    Dalam menerapkan manajemen risiko di Perusahaan

    sekurang-kurangnya:

    a. Memperhatikan keselarasan antara strategi,

    proses bisnis, SDM, keuangan, teknologi dan

    lingkungan;

    b. Menerapkan sistem dan prosedure standar

    manajemen risiko;

    c. Menyiapkan penilai risiko (risk assessor) yang

    kompeten.

    3.13

    BENTURAN

    KEPENTINGAN

    Benturan kepentingan terjadi apabila:

    a. Melakukan transaksi dan/atau menggunakan

    harta Perseroan untuk kepentingan diri sendiri,

    keluarga, atau golongan;

    b. Menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat

    dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan

    kedudukannya di dalam Perseroan;

    c. Memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis

    Perseroan untuk kepentingan di luar Perseroan;

    d. Terlibat langsung maupun tidak langsung dalam

    pengelolaan Perseroan pesaing dan/atau

    perusahaan mitra atau calon mitra lainnya;

    e. Mempunyai hubungan keluarga sedarah

    dan/atau semenda sampai dengan derajat ketiga

    dengan anggota Direksi dan/atau anggota

    Dewan Komisaris dan/atau anggota Dewan

    Pengawas Syariah.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 34

    Pengungkapan adanya benturan kepentingan

    a. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris wajib

    melaporkan kepada Pemegang Saham tentang

    situasi/kondisi yang menunjukkan indikasi

    adanya benturan kepentingan yang dihadapi;

    b. Pemegang Saham meneliti situasi/kondisi yang

    menunjukkan indikasi adanya benturan

    kepentingan yang dilaporkan tersebut dan dalam

    waktu paling lambat 1 (satu) bulan mengambil

    keputusan untuk mengatasi situasi tersebut;

    c. Para Pegawai wajib melaporkan kepada Direksi

    melalui atasannya secara berjenjang tentang

    situasi/kondisi yang menunjukkan indikasi

    adanya benturan kepentingan yang dihadapi;

    d. Direksi meneliti situasi/kondisi yang

    menunjukkan indikasi adanya benturan

    kepentingan yang dilaporkan tersebut dan dalam

    waktu paling lambat 1 (satu) bulan mengambil

    keputusan untuk mengatasi situasi tersebut.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 35

    BAGIAN IV : PENUTUP

    1. Tata Kelola Perusahaan ini digunakan sebagai

    acuan utama untuk mengelola Perseroan oleh

    Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan

    Pengawas Syariah, Direksi, dan Pegawai;

    2. Tata Kelola Perusahaan akan disesuaikan secara

    berkala berdasarkan dengan kebutuhan

    Perseroan serta perubahan lingkungan usaha;

    3. Perubahan Tata Kelola Perusahaan dapat

    dilakukan atas permintaan Pemegang Saham,

    Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah

    atau Direksi;

    4. Tata Kelola Perusahaan ini dinyatakan berlaku

    efektif sejak ditetapkan oleh Dewan Komisaris,

    Dewan Pengawas Syariah dan Direksi;

    5. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kelola

    Perusahaan ini tetap mengacu kepada ketentuan

    dan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku serta Keputusan Direksi dan Dewan

    Komisaris Perseroan.

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR

  • PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 36

    DAFTAR ISI

    PT JA

    MKRI

    DA JA

    BAR