new microsoft office word document

30
http://yakindoank2.wordpress.com/2012/06/02/ makalah-anatomi-sistem-respirasi-saluran- pernapasan-atas/ Makalah Anatomi Sistem Respirasi Saluran Pernapasan Atas June 2, 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latarbelakang Manusia merupakan mahluk hidup yang tubuhnya tersusun oleh beberapa sistem organ yaitu; sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, sistem gerak, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Setiap sistem organ saling mendukung fungsi satu sama lain dan bekrja secara harmonis. Jika terjadi ganggguan di salah satu sistem organ maka akan mempengaruhi sistem organ yang lain. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dari setiap sistem organ yang kita miliki. Gaya hidup sehat dengan memakan makanan rendah lemak dan menghindari makanan cepat saji serta rutin berolah raga akan membuat kita terhindar dari berbagai ancaman penyakit.

Upload: ririn-vanesa

Post on 09-Dec-2014

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New Microsoft Office Word Document

http://yakindoank2.wordpress.com/2012/06/02/makalah-anatomi-sistem-respirasi-saluran-pernapasan-atas/

Makalah Anatomi Sistem Respirasi Saluran Pernapasan AtasJune 2, 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latarbelakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang tubuhnya tersusun oleh beberapa sistem organ yaitu; sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, sistem gerak, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem ekskresi.

Setiap sistem organ saling mendukung fungsi satu sama lain dan bekrja secara harmonis. Jika terjadi ganggguan di salah satu sistem organ maka akan mempengaruhi sistem organ yang lain. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dari setiap sistem organ yang kita miliki. Gaya hidup sehat dengan memakan makanan rendah lemak dan menghindari makanan cepat saji serta rutin berolah raga akan membuat kita terhindar dari berbagai ancaman penyakit.

Dewasa ini kebanyakan dari kita lebih gemar mengonsumsi makanan cepat saji dan berlemak. Selain itu tingginya tingkat polusi udara lingkungan belakangan ini semakin memperburuk kesehatan kita.

Berhenti merokok, salah satu cara untuk mengurangi resiko kerusakan pada salah satu sistem organ tubuh kita yaitu sistem pernapasan. Nikotin dan tar dalam rokok dapat merusak alveoli paru sehingga pertukaran gas di paru-paru menjadi terganggu dan tubuh kita ahirnya kekurangan oksigen. Oksigen merupakan gas pernapasan yang sangat diperlukan tubuh kita untuk mengoksidasi karbohidrat menjadi energi guna

Page 2: New Microsoft Office Word Document

kelangsungan hiup kita sehari-hari. Lakukan hal baik mulai dari diri kita sendiri, sekecil apapun lalu tularkan hal baik tersebut ke orang lain.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai sistem respirasi namun dikhususkan pada saluran pernapasan atas yang terdiri atas hidung, faring dan laring. Ruang lingkup pembahasnanya mencakup jaringan penyusun masing-masing organ saluran pernapasan tersebut, dan dan struktur anatomisnya.

2. Tujuan

Penulis mengharapkan dengan membaca makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman serta bisa menjadi referensi bagi teman-teman mahasiswa mengenai kajian anatomi sistem pernapasan.

3. Rumusan Masalah

Saluran pernapas mana saja yang termasuk dalam saluran pernapasan atas, jaringan apa saja yang menyusun tiap-tiap saluran pernapasan tersebut dan baimana struktur anatomis dari saluran pernapasan atas ?

BAB II

PEMBAHASAN

Sistem pernapasanmerupakan saluran penghantar udara yang terdiri dari beberapa organ dasar seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Organ-organ ini bekerja sama dalam menerima udara bersih, pergantian udara dari darah, dan mengeluarkan udara yang telah dimodifikasi.

Sistem pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian tergantung fungsinya, yaitu konduksi, sebagai bagian yang berfungsi dalam proses penghantaran dan bagian respiratorik yang terdiri atas alveoli dan regio distal lainnya yang berfungsi dalam pertukaran gas. Organ-organ respirasi dapat dibagi lagi menurut letaknya, yaitu upper respiratory tract yang terdiri dari daerah dari hidung hingga laring dan lower respiratory tract yang terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru

Brikut adalah pembahasan mengenai saluran pernapasan atas.

1. Organ-organ saluran pernapasan atas1. Rongga Hidung

Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:

Page 3: New Microsoft Office Word Document

paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan, dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Bagian puncak hidung biasanya disebut apeks. Agak keatas dan belakang dari apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kepangkal hidung dan menyatu dengan dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu diposterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas kebawah yang disebut filtrum. Sebelah menyebelah kolumela adalah nares anterior atau nostril (Lubang hidung) kanan dan kiri, sebelah latero-superior dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung.

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut dengan vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut dengan vibrise.

Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.

Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media dan konkha inferior. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha inferior, kemudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang terkecil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter.

Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konkha media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konkha media disebut meatus superior. Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan merupakan celah yang lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Disini terdapat muara dari sinus maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. Dibalik bagian anterior konka media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk bulat sabit yang dikenal sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris. Dinding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci dan dikenal sebagai prosesus unsinatus.

Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan sinus paranasal terbesar diantara

Page 4: New Microsoft Office Word Document

lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan dasarnya menghadap ke fossa nasalis dan puncaknya kearah apex prosesus zigomatikus os maksilla.

Rongga hidung terbagi menjadi dua belahan yang dibatasi oleh sekat(septum nasal). Dinding ini tersusun atas tulang keras dan tulang rawan; bagian bawah tersusun atas tulang rawan, sedangkan bagian atas tersusun atas tulang etmoidal dibagian paling atas dan tulang vomer dibawahnya. Setiap belahan juga terbagi menjadi empat tonjolan-tonjolan konka.

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.

Rongga hidung juga berhubungan dengan mata melalui saluran naso-kranial. Saluran ini merupakan jalur yang dilalui air mata ke hidung.

Saluran eustacius merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan rongga telinga.

Lubang hidung belakang menghubungkan rongga hidung dengan bagian atas faring yang terletak dibelakangnya.

2. Faring

Faring merupakan suatu saluran yang bermula dari dasar tenggorokan dan berakhir dibelakang laring di ruas vertebra servikal keenam. Saluran ini merupakan milik bersama dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Faring berbentuk seperti corong, bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Panjang faring sekitar 13cm pada orang dewasa. Dinding faring tersusun oleh otot lurik yang bertindak secara otomatis. Otot yang penting dibagian faring adalah otot sfingter yang bertanggung jawab dalam proses menelan. Sfingter akan menutup kerongkongan ketika kita inspirasi dan akan menutup tenggorokan ketika kita menelan makanan.

Faring dapat terbagi menjadi tiga bagian :

1. Nasofaring

Nasofaring merupakan faring yang terletak dibelakang hidung mulai dari dasar tenggorokan hingga dasar anak tekak atau uvula. Bagian depan menyambung terus dengan dengan lubang hidung belakang. Dibagian belakang terdapat suat kumpulan jaringan limfa yang dikenal dengan jaringan adenoid. Pada dinding samping faring terdapat dua lubang untuk saluran eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

Page 5: New Microsoft Office Word Document

2. Orofaring

Orofaring merupakan faring yang terletak dibelakang rongga mulut, yaitu dari uvula hingga epiglotis. Meskipun orofaring memungkinkan udara beredar di dalamnya, struktur ini sebenarnya merupakan bagian dari sistem pencernaan. Pada dinding sampingnya terdapat tonsil; setiap tonsil terletak diantara selaput mulut depan dan belakang.

3. Laringo faring

Laringo faring terletak dibagian belakang orofaring diruas vertebra servikal keenam. Laringo faring merupakan saluran terakhir dari saluran pernapasan atas.

3. Laring

Laring ini terdapat di antara faring dan trakea. Dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan. Di dalamnya terdapat epiglotis dan pita suara .

2.2 Jaringan Penyusun Saluran Pernapasan Atas.

Secara stuktur anatomis, saluran pernapasan merupakan gabungan dari jaringan-jaringan yang memiliki bentuk berbeda namun berfungsi saling menyokong satu-sama lain. Ada beberapa jenis jaringan yang menjadi struktur pembentuk saluran pernapasan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan saraf dan otot. Berikut adalah pembahasan mengenai jaringan-jaringan tersebut

4. Jaringan Tulang Rawan

Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.

Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat, (ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe. Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat dan tidak bertumbuh lagi yaitu tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh tulang, namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam

Page 6: New Microsoft Office Word Document

perkembangan tulang panjang.

2.2.1.1 Fungsi

1. Menyokong jaringan lunak2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab permukaan

rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran yang baik bagi persendian.

3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir. Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa

2.2.1.2 Komposisi

Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan). Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.

2.2.1.3 Nutrisi

Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka makanannya harus mencapai sel-sel melalui diffusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari cavum sendi.

2.2.1.4 Histogenesis

Tulang rawan berasal dari sel-sel mesenkim Perubahan pertama yang dapat diamati adalah sel-sel mesenkim menjadi bulat dengan cara manarik juluran sitoplasmanya dan dengan cepat berfloriferasi membentuk kumpulan sel-sel yang rapat. Sel-sel yang didapat dari hasil differensiasi langsung sel-sel mesenkim ini disebut kondroblas, mempunyai sitoplasma basofilik yang banyak mengandung ribosom. Sintesis dan pengumpulan matriks menyebabkan kondroblas terpisah satu sama lain. Differensiasi tulang rawan terjadi dari bagian tengah ke luar. Oleh sebab itu sel-sel yang terdapat di tengah memiliki ciri-ciri kondrosit, sedangkan bagian tepi merupakan kondroblas yang khas.

2.2.1.5 Jenis-Jenis Tulang Rawan

Page 7: New Microsoft Office Word Document

Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu :

a. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah moderat.

b. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar serabut elastik.

c. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks yang umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen kasar.

2.2.1.5.1 Rawan Hialin

Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang. Serabut-serabut kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Sel-sel rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas dalam sitoplasma kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan hialin terdapat dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell nest . Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian dalam terdapat perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna disebut kapsul yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di sekitar kapsula disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung kondromukoid. Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat. Matriks rawan sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan kalsium terjadi pada kehidupan yang sangat dini.

Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat), kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang. Tulang rawan hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujung-ujung ventral dari rusuk dan persendian ada tulang.

2.2.1.5.2 Tulang rawan Elastik

Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik halus.

Page 8: New Microsoft Office Word Document

Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur) seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius), epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks.

2.2.1.5.3 Tulang Rawan Serabut

Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan suatu peralihan secara berangsur-angsur. Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit, mengandung kondrosit yang mirip dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal maupun dalam kelompok isogen kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel rawan biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang sering mengalami tarikan, dan susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan tersebut.

5. Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah salah satu empat jaringan dasar (lainnya: jaringan penyambung, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.

2.2.2.1 Sifat umum

Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler.

Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler. Zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya.

2.2.2.2 Embriologi

Jaringan epitel dapat berasal dari:

Page 9: New Microsoft Office Word Document

1. Ektoderm. Misalnya epitel pada kulit2. Entoderm. Misalnya epitel pada saluran pencernaan3. Mesoderm. Misalnya epitel pada saluran kemih

2.2.2.3 Fungsi

Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:

1. Sebagai pelindung2. Sebagai alat sekresi3. Sebagai alat penerima impuls4. Sebagai alat penyaring atau filtrasi5. Sebagai alat absorpsi6. Sebagai alat respirasi

Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.

Jaringan Epitelium penutup

Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat pada permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan sebelah dalam dari saluran yang ada dalam tubuh, misalnya dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.

Jaringan Epitelium Kelenjar

Jaringa epitelium kelenjar disusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. getah cair ini berbeda dengan darah atau cairan antarsel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.

2.2.2.4 Klasifikasi

2.2.2.4.1 Epitel selapis pipih

Epitel selapis pipih terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Dilihat dari permukaan, sel-sel ini terlihat seperti lantai ubin namu dengan batas yang tidak teratur. Epitelium ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.

Page 10: New Microsoft Office Word Document

2.2.2.4.2 Epitel selapis kubus

Epitel selapis kubus terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus. Dari permukaan sel-sel itu terlihat seperti sarang lebah atau berbentuk poligonal. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, kelenjar dan kelenjar tiroid.

2.2.2.4.3 Epitel selapis silindris

Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs (torak). Terlihat seperti epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi. Sel epitel silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat pada oviduk. Contoh: epitel pada lambung dan usus.

2.2.2.4.4 Epitel batang bersilia

Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris berlapis. memiliki bulu-bulu getar/silia. terletak di dinding rongga hidung. berfungsi sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk.melekat pada mucus.

2.2.2.4.5 Epitel berlapis semu

Epitelium ini sebenarnya terdiri atas atas selapis sel epitelium, tetapi tinggi dari sel epitelium tersebut memiliki tinggi yyang tidak sama, sehinggga terlihat seperti beberapa lapis sel. Sel epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.

2.2.2.4.6 Epitel berlapis

Sesuai dengan namanya, epitelium berlapis disusun tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel pada lapisan paling dasar disebut sebagai sel basal dan terletak di atas membran basal. Di atas sel basal terdapat beberapa lapis sel yang berbentuk gepeng, kubus ataupun batang. Ataupun berbentuk lain yang disebuut epitelium transisional.

2.2.2.4.7 Epitel berlapis gepeng

Epitel berlapis gepeng sebenarnya tidak semuanya berbentuk gepeng. Yang berbentuk gepeng hanya pada sel sebelah atas. Sel pada lapisan terbawah dapat berbentuk silindris. Contoh: epitel pada vagina.

2.2.2.4.8 Epitel berlapis kubis

Page 11: New Microsoft Office Word Document

Epitel berlapis kubis jarang ditemukan pada tubuh. Contoh: epitel pada saluran keluar kelenjar. berfungsi dalam sekresi dan arbsorbsi.

2.2.2.4.9 Epitel berlapis silindris

Epitel berlapis silindris jarang ditemukan. Paling banyak terdiri dari dua lapisan saja. Berfungsi sebagai tempat sekresi, arbsorbsi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contoh: epitel pada konjungtiva palpebra.

2.2.2.4.10 Epitel transisional

Pada epitel ini, strukturnya mirip epitel berlapis gepeng. Pada lapisan atas terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung). Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan saluran terisi penuh. Contoh: epitel pada ureter.

6. Mukosa

Mukosa adalah lapisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan terlibat dalam proses absorpsi dan proses sekresi. Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh yang memiliki kontak dengan lingkungan luar, dan organ internal. Pada beberapa bagian tubuh, membran mukosa menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan pada anus. Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa disebut mukus. Istilah membran mukus merujuk pada daerah-daerah ditemukannya mukus dalam tubuh, dan tidak semua membran mukosa menyekresikan mukus.

7. Jaringan Darah

Komponen: eritrosit, leukosit, trombosit, plasma darah. Fungsi: mengangkut sari makanan, hasil metabolisme, imunitas & pembekuan darah.

1. Sel darahDibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Keping-keping darah (trombosit)Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

3. Plasma darahKomponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.

Page 12: New Microsoft Office Word Document

2.2.5 Jaringan Limfe

Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit.

Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

Komponen: limfosit, granulosit; berada dlm cairan limfe (t’diri air, glukosa, lemak & garam). Beredar dlm pembuluh limfe,& dpt keluar dr pembuluh limfe membasahi rongga2 jaringan antar sel. Fungsi: mengangkut lemak, protein & cairan jaringan.

2. Struktur Saluran Pernapasan Atas

1. Hidung1. Vaskularisasi Hidung

Secara garis besar perdarahan hidung berasal dari tiga sumber utama, yaitu:

1.Arteri Etmoidalis anterior

2.Arteri Etmoidalis posterior cabang dari arteri oftalmika

3.Arteri Sfenopalatina, cabang terminal arteri maksilaris interna yang berasal dari arteri karotis eksterna.

Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang arteri maksilaris interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri fasialis.

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang arteri sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor, yang disebut pleksus kieesselbach (little’s area). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisialis dan mudah cedera oleh truma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (epistaksis anterior).

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena divestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernesus.

2. Innervasi Rongga Hidung

Page 13: New Microsoft Office Word Document

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang oftalmikus dan cabang maksilaris nervus trigeminus. Cabang pertama nervus trigeminus yaitu nervus oftalmikus memberikan cabang nervus nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi nervus etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan nervus infratroklearis. Nervus etmoidalis anterior berjalan melewati lamina kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung bersama arteri etmoidalis anterior melalui foramen etmoidalis anterior, dan disini terbagi lagi menjadi cabang nasalis internus medial dan lateral. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut serabut sensorid dari nervus maksila. Serabut parasimpatis dari nervus petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung posterior konkha media.

Nervus Olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.

3. Struktur Histologi Rongga Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (respiratori) dan mukosa penghidu (olfaktori). Mukosa pernafasan biasanya berwarna merah muda, sedangkan pada daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

Lamina propria dan kelenjar mukosa tipis pada daerah dimana aliran udara lambat atau lemah. Jumlah kelenjar penghasil secret dan sel goblet, yaitu sumber dari mucus, sebanding dengan ketebalan lamina propria.

Silia memiliki struktur mirip rambut, panjangnya sekitar mikron, terletak pada permukaan epitel dan bergerak serempak secara cepat ke arah aliran lapisan, kemudian membengkok dan kembali tegak secara lambat. Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan.

Page 14: New Microsoft Office Word Document

Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Epitel organ pernafasan yang biasa berupa toraks bersilia, bertingkat palsu, berbeda-beda pada berbagai bagian hidung, bergantung pada tekanan dan kecepatan aliran udara, demikian pula suhu, dan derajat kelembaban udara. Mukoa pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui internum masih dilapisi oleh epitel berlapis torak tanpa silia, lanjutan dari epitel kulit vestibulum. Sepanjang jalur utama arus inspirasi epitel menjadi toraks bersilia pendek dan agak ireguler. Sel-sel meatus media dan inferior yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang dan tersusun rapi.

2. Faring

Faring adalah bagian dari tenggorokan terletak di posterior (belakang) mulut dan rongga hidung, dan secara konvensional dibagi menjadi tiga bagian: nasofaring (epipharynx), orofaring (mesopharynx), dan laryngopharynx (hipofaring). Faring adalah bagian dari sistem pencernaan dan juga sistem pernapasan, melainkan juga penting dalam vokalisasi.

Nasofaring

Bagian paling cephalad dari faring. Ini meluas dari dasar tengkorak ke permukaan atas dari langit-langit lunak . Ini mencakup ruang antara nares internal dan langit-langit lunak dan terletak lebih unggul dari rongga mulut. Amandel faring, lebih sering disebut sebagai kelenjar gondok, adalah struktur jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior nasofaring.Polip atau lendir dapat menghambat nasofaring, seperti dapat kemacetan karena infeksi pernapasan bagian atas. Tabung Eustachio, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, buka ke nasofaring. Pembukaan dan penutupan tabung Eustachio berfungsi untuk menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan suasana sekitar.Aspek anterior nasofaring berkomunikasi melalui choanae dengan rongga hidung. Pada dinding lateral adalah ostia faring dari tabung pendengaran, agak berbentuk segitiga, dan di belakang dibatasi oleh keunggulan perusahaan, tubarius torus atau bantalan, yang disebabkan oleh ujung medial tulang rawan dari tabung yang mengangkat selaput lendir. Dua lipatan muncul dari pembukaan kartilaginosa:flip salpingopharyngeal, lipatan vertikal selaput lendir memanjang dari bagian inferior dari torus dan berisi otot salpingopharyngeusflip salpingopalatine, lipatan kecil memanjang dari bagian superior dari torus untuk langit-langit mulut dan berisi levator veli otot palatini. Tensor veli palatini adalah lateral levator dan tidak memberikan kontribusi flip, karena asal adalah dalam untuk pembukaan tulang rawan.Di balik ostium dari tabung pendengaran adalah istirahat dalam, reses faring (juga

Page 15: New Microsoft Office Word Document

disebut sebagai fosa dari Rosenmüller). Pada dinding posterior adalah menonjol, ditandai terbaik di masa kecil, yang diproduksi oleh suatu massa dari jaringan limfoid, yang dikenal sebagai tonsil faring. Unggul dari tonsil faring, di garis tengah, sebuah depresi labu berbentuk tidak teratur selaput lendir kadang-kadang meluas sampai sejauh proses basilar tulang oksipital; ini dikenal sebagai bursa faring.

Orofaring

Para orofaring atau mesopharynx terletak di belakang rongga mulut, membentang dari uvula ke tingkat tulang hyoid. Ini membuka anterior, melalui faucium tanah genting, ke dalam mulut, sedangkan pada dinding lateral, antara lengkungan Palatoglossal dan lengkungan Palatopharyngeal, adalah tonsil palatina. Dinding anterior terdiri dari pangkal lidah dan vallecula epiglottic; dinding lateral terdiri dari tonsil, tonsil fosa, dan (faucial) tonsil pilar; dinding unggul terdiri dari permukaan inferior dari langit-langit lunak dan anak lidah . Karena baik makanan dan lulus udara melalui faring, flap dari jaringan ikat yang disebut epiglotis menutup selama glotis ketika makanan ditelan untuk mencegah orofaring aspiration.The dibatasi oleh epitel berlapis non keratinised skuamosa.

Organisme HACEK (Haemophilus, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella corrodens, Kingella) merupakan bagian dari flora orofaringeal normal, yang tumbuh lambat, lebih suka karbon dioksida atmosfer yang diperkaya, dan berbagi kapasitas ditingkatkan untuk menghasilkan infeksi endocardial, khususnya di muda anak-anak. Fusobacterium adalah patogen.

Laringofaring

Laringofaring atau hipofaring (Latin: pars laryngea pharyngis) adalah bagian ekor dari faring, itu adalah bagian dari tenggorokan yang terhubung ke kerongkongan. Itu terletak kalah dengan epiglotis dan meluas ke lokasi di mana ini menyimpang jalur umum ke dalam pernapasan (laring) dan pencernaan (kerongkongan) jalur. Pada saat itu, laryngopharynx kontinu dengan esofagus posterior. Kerongkongan melakukan makanan dan cairan ke perut; udara masuk laring anterior. Selama menelan, makanan memiliki “hak jalan”, dan saluran udara sementara berhenti. Sesuai kasar ke daerah yang terletak antara vertebra cervicalis 4 dan 6, batas superior laryngopharynx berada pada tingkat tulang hyoid. Laryngopharynx ini mencakup tiga situs utama: sinus pyriform, daerah postcricoid, dan dinding faring posterior. Seperti orofaring di atasnya, laryngopharynx berfungsi sebagai jalan untuk makanan dan udara dan dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat. Hal ini diinervasi oleh pleksus faring.

3. Laring

Terdapat Epiglotis dan pita suara. Larynx merupakan tabung ireguler yang menghubungkan pharynx ke trakea. Dalam lamina propria terdapat sejumlah rawan

Page 16: New Microsoft Office Word Document

larynx,struktur yang paling rumit pada jalan pemapasan. Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid,krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan hialin,dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil (epiglotis,cuneiformis,cornikulatum,dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin.Ligamentum menguhungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain,dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot instriksik larynx,dimana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik.Selain berperanan sebagai penyongkong (mempertahankan agar jalan udara tetap terbuka) rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makan atau cairan yang ditelan masuk trakea.Mereka juga berperanan dalam pembentukkan irama fonasi. Epiglotis,yang menonjol dari pinggir larynx,meluas ke pharynx dan karena itu mempunyai permukaan yang mengahadap ke lidah dan larynx. Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah dan bagian apikal permukaan yang menghadap ke larynx diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke arah basis epiglotis pada permukaan yang berhadap larynx,epitel mengalami perubahan menjadi epitel bertingkat toraks bersilia,kelenjar campur mukosa dan serosa terutama terdapat dibawah epitel toraks,bebas menyebar ke dalam,yang menimbulkan bercak pada rawan elastin yang berdekatan.

Dibawah epiglotis,mukosa membentuk 2 pasang lipatan yang meluas kedalam lumen larynx. Pasangan yang diatas.

Laring disusun oleh beberapa tulang rawan, yaitu :

1. Tulang rawan hiroid – tulang rawan ini berpasangan dan merupakan tulang rawan terbesar di laring

2. Tulang rawan krikoid – tulang rawan ini menyerupai cincin mohor .3. Epiglotis – tulang rawan ini berbentuk daun , dengan pangkal tertanam di

dalam lekukan tulang rawan tiroid, sedangkan bagian tepinya bebas .4. Tulang rawan aritenoid – tulang rawan ini berukuran kecil , berpasangan ,

berbentuk pyramid , dan terdapat di permukaan laring .5. Tulang rawan hioid – tulang rawan ini berbentuk tapal kuda dan terletak di

bagian atas laring , di bawah mandibula .

Di dalam laring juga terdapat pita suara yang terdiri atas dua jenis yaitu ,

1. Pita suara sejati – pita suara ini merupakan pita suara yang tersusun atas jaringa tersebut yang elastis

2. Pita suara palsu – pita suara ini meriupakan lipatan dari membrane mukosa yang melapisi permukaan dalam laring dan pita ini tidak berperan dalam pengeluaran suara .

Page 17: New Microsoft Office Word Document

Ketegangan pita suara sejati did al;am laring menentukan sifat suara yang di hasilkan . Jika pita suara tegang dan pendek , nada suara yang di hasilkan tinggi . Jika pita suara panjang dan kendur , nada suara yang di hasilkan rendah .

Berbagai struktur lain membantu pembentukan suara o0leh laring ini . Struktur tersebut termasuk bentuk hidung , mulut , faring dan sinus udara .

1. Berbicara

Berbicara dapat di lakukan karena suara yang di keluarkan oleh laring di pecah , di ubah , dan di atur sehingga menjadi suatu perkataan . Tindakan ini di jalankan oleh bibir , lidah ,dan rahang .

2. Berbisik

Berbisik di jalankan oleh mulut dan lidah yang mengguanakan udara yang di dapat di dalam mulut . Laring tidak berperan

Epiglotis, merupakan kartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum.

Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring

BAB III

KESIMPULAN

1. Sistem pernapasanmerupakan saluran penghantar udara yang terdiri dari beberapa organ dasar seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Organ-organ ini bekerja sama dalam menerima udara bersih, pergantian udara dari darah, dan mengeluarkan udara yang telah dimodifikasi

2. Organ-organ saluran pernapasan atas

1. Hidung

Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.

Page 18: New Microsoft Office Word Document

Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring

Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.

Rongga hidung juga berhubungan dengan mata melalui saluran naso-kranial.

Saluran eustacius merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan rongga telinga.

2. Faring

Faring merupakan suatu saluran yang bermula dari dasar tenggorokan dan berakhir dibelakang laring di ruas vertebra servikal keenam. Saluran ini merupakan milik bersama dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

3. Laring

Laring ini terdapat di antara faring dan trakea. Dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan. Di dalamnya terdapat epiglotis dan pita suara..

3. Jaringan Penyusun Saluran Pernapasan Atas 1. Jaringan Tulang Rawan2. Jaringan Epitel3. Jaringan Darah4. Mukosa5. Jaringan Limfe.

4. Struktur Anatomis Saluran Pernapasan Atas 1. Hidung

1. Vaskularisasi Hidung

Secara garis besar perdarahan hidung berasal dari tiga sumber utama, yaitu:

1. Arteri Etmoidalis anterior

2.Arteri Etmoidalis posterior cabang dari arteri oftalmika

3.Arteri Sfenopalatina, cabang terminal arteri maksilaris interna yang berasal dari arteri karotis eksterna.

Page 19: New Microsoft Office Word Document

2. Innervasi Rongga Hidung

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang oftalmikus dan cabang maksilaris nervus trigeminus

3. Struktur Histologi Rongga Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (respiratori) dan mukosa penghidu (olfaktori). Mukosa pernafasan biasanya berwarna merah muda, sedangkan pada daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan

Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet

2. Faring

Faring merupakan organ yang tersusun atas tiga bagian utama yaitu :

1. Nasofaring2. Orofaring3. Laringofaring

3. Laring

Laring juga mempunyai fungsi batuk untuk membantu menghalau benda-benda asing dan sekret keluar dari saluran pernapasan bagian bawah.

merupakan pita suara palsu (lipatan vestibular),dan mereka mempunyai epitel respirasi yang dibawahnya terletak sejumlah kelenjar seromukosa dalam lamina propianya. Pasangan yang bawah merupakan lipatan yang merupakan pita suara asli. Di dalam pita suara,yang diliputi oleh epitel berlapis gepeng,terdapat berkas-berkas besar sejajar dari selaput elastin yang merupakan ligamentum vocale. Sejajar dengan ligamentum terdapat berkas-berkas otot lurik,m. Vocalis,yang mengatur regangan pita dan ligamentum dan akibatnya waktu udara didorong melalui pita-pita menimbulkan suatu suara dengan tonus yang tidak sama.

BAB IV

SARAN

Page 20: New Microsoft Office Word Document

Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, keilmuan mengenai anatomi sangatlah luas dan tidak bisa saya masukkan semua di dalam makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan dalam membuat makalah dikemudian hari.

Ingatlah bahwa dengan membaca kita bisa menambah ilmu pengetahuan kita, jangan pernah malas untuk membaca meski hanya satu kalimat yang berisi suatu ilmu pengetahuan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC : Jakarta.

Aroel. 2011 upload. Anatomi Pernapasan. Available from : http://www.scribd.com/doc/14979138/Anatomi-pernafasan

(Accessed : 2012,Mei 19 )

Helmi. 2011. Anatomi Sistem Pernapasan. Available from : http://www.scribd.com/omual/d/80942587/7-Anatomi-Sistem-Pernapasan

(Accessed : 2012,Mei 22 )

Admin. 2012. Jaringan Epitel. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel

(Accessed : 2012,Mei 19 )

admin. 2012. Membran Mukosa. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Membran_mukosa

(Accessed : 2012,Mei 22 )

Adin. 2009. Anatomi Sistem Pernapasan. Available from :http://blog.ilmukeperawatan.com/anatomi-sistem-pernafasan.html (Accessed : 2012,Mei 19 )

Budiartha. 2009. Anatomi Fisiologi Saluran Pernapasan. Available from : http://nursingbegin.com/anatomi-fisiologi-saluran-pernafasan/

(Accessed : 2012,Mei 22 )

Page 21: New Microsoft Office Word Document

Erwanto. 2008. Jaringan Ikat Atau Penyokong. Available from : http://biocyberway.blogspot.com/2008/04/jaringan-ikat-atau-penyokong.html

(Accessed : 2012,Mei 22 )