new kreativitas pertunjukan kelompok musik · 2018. 4. 27. · kata kunci: kreativitas,...
TRANSCRIPT
i
KREATIVITAS PERTUNJUKAN KELOMPOK MUSIK
GRACIA ACCOUSTICDI PASAR KULINER
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
disajikansebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaPendidikanProgram StudiPendidikanSeniMusik
oleh
Nama : Dhimas Randy Aldean
NIM : 2501412119
Program Studi : Pendidikan Seni Musik
Jurusan : Pendidikan Sendratasik
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� “Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang berkarya dan terampil (ahli).
Barang siapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka
nilainya sama dengan seorang mujahid di jalan Allah SWT” – Hadist
Nabi (HR. Ahmad).
� “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”(QS. Al-Baqarah : 153).
� “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya
menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)”
(H.R. Muslim).
PERSEMBAHAN
� Kepada orang tua saya Bapak Sudarmawan dan Ibu
Prih Puji Hastuti
� Kepada Universitas Negeri Semarang.
� Semua Guru dan Dosen saya.
� Teman-teman Sendratasik khususnya
angkatan 2012.
� Para pembaca sekalian
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Kreativitas Pertunjukan Kelompok Musik Gracia Accoustic di Pasar Kuliner
Ambarawa Kabupaten Semarang”sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Sarjana di Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Seni Drama
Tari dan Musik, Universitas Negeri Semarang. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. FathurRokhman, M.Hum,RektorUniversitasNegeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di
UNNES.
2. Bapak Prof. Dr. AgusNuryatin, M.Hum. DekanFakultasBahasa dan
SeniUniversitasNegeri Semarang yang telah memberikan ijin penulis untuk
melakukan penelitian.
3. Bapak Dr. Udi Utomo, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Seni Drama
Tari dan Musik yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun
skripsi.
4. Bapak Dr. Sunarto, M.Hum. selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. Bagus
Susetyo, M.Hum. selaku pembimbing 2 yang telah dengan sabar, tekun, dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranmemberikan bimbingan,
motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis
selama menyusun skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Seni Musik yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan penulisan skripsi.
vii
6. Kelompok musik Gracia Accoustic yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi.
7. Ketua Gracia Accoustic Bapak Koesnandar yang telah membantu penulis
untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data dalam rangka
penyelesaian penulisan skripsi.
8. Rekan-rekan mahasiswa program studi pendidikan seni drama tari dan musik
(seni musik 2012) yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulisbaik selamadalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan
skripsi ini.
9. Ibunda dan ayahanda yang sangat banyak memeberikan bantuan moril,
material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama
menempuh pendidikan.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehinggapenulis mengharapkan adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, Agustus2017
Dhimas Randy Aldean
viii
SARI
Aldean, Dhimas Randy. 2017. Kreativitas Pertunjukan Kelompok Musik Gracia Accoustic di Pasar Kuliner Ambarawa Kabupaten Semarang.Jurusan
Sendratasik, Prodi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni.
Pembimbing 1 Dr. Sunarto, S.Sn.,M.Hum. Pembimbing 2 Bagus
Susetyo, M.Hum.
Kata Kunci: Kreativitas, Pertunjukan, Kelompok Musik Gracia Accoustic.
Gracia Accoustic merupakan kelompok musik yang terbentuk oleh
sekumpulan pengamen di Ambarawa pada tahun 1997. Kelompok musik tersebut
setiap harinya berkegiatan mengamen di Terminal, Pasar dan Stasiun. Pada tahun
2016, kelompok musik ini aktif mengamen di Pasar Kuliner Ambarawa.
Kreativitas bermusik pun sangat dibutuhkan dalam membawakan musik yang
dimainkan agar audience merasa terhibur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejarah perkembangan Gracia Accoustic di Ambarawa dan
kreativitaspertunjukan kelompok musik Gracia Accoustic di Pasar Kuliner
Ambarawa.
Pendekatan penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini
adalahkualitatif. Penelitian dilaksanakan di Pasar Kuliner Ambarawa Kabupaten
Semarang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara,observasi, dan studi dokumen. Metode pemeriksaan keabsahan data
dengantriangulasi data. Teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan
data,penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelompok musik
Gracia Accoustic selalu memunculkan ide-ide baru ataugagasan, terampil dalam
berpikir, menghubungkan konsep satu dengan konsepyang lain, memecahkan
masalah dengan cara memberikan pola ritme yang sama pada lagu, memberikan
variasi melodi pada bagian lagu yang dimainkan gitar dengan scale blues minor,
mengganti pola irama pada lagu tertentu dengan irama latin, menggunakan reet
pada bagian ending lagu yang belum diketahui, dan menggabungkan intro lagu
satu dengan lagu lainnya. Kreativitas tersebut selalu digunakan agar audience
tidak merasa jenuh dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Gracia Accoustic di
pasar kuliner Ambarawa.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kreativitas kelompok musik
Gracia Accoustic selalu memunculkan ide-ide baru seperti memberikan pola
irama yang sama pada lagu, memberikan variasi melodi pada bagian lagu yang
dimainkan gitar dengan scale blues minor, mengganti pola irama pada lagu
tertentu dengan irama latin, menggunakan reet pada bagian ending lagu yang
belum diketahui.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
PENGESAHAN KELUUSAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATAPENGANTAR ......................................................................................... vi
SARI .................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR FOTO ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB 1PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 7
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7
2.2 Landasan Teori ............................................................................................... 9
2.2.1 Kreativitas ................................................................................................... 9
2.2.2 Ciri-ciri Kreativitas ................................................................................... 13
x
2.2.3 Tahapan Kreativitas .................................................................................. 15
2.2.4 Asumsi Tentang Kreativitas ...................................................................... 16
2.2.5 Konsep Tentang Kreativitas ...................................................................... 18
2.2.6 Seni Pertunjukan ....................................................................................... 20
2.2.7 Bentuk Pertunjukan ................................................................................... 20
2.2.9 Bentuk-bentuk Variasi .............................................................................. 23
2.2.10 Accoustic ................................................................................................. 25
2.2.11 Cabang Ilmu Accoustic ........................................................................... 25
2.2.12 Suara/Bunyi ............................................................................................. 26
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 28
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 28
3.2 Latar Penelitian ............................................................................................ 29
3.3 Sumber Data Penelitian ............................................................................... 29
3.3.1 Sumber Data .............................................................................................. 30
3.3.1.1 Sumber Data Primer ............................................................................... 30
3.3.1.2 Sumber Data Sekunder ........................................................................... 31
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data ......................................................................... 31
3.4.1 Studi Pustaka ............................................................................................. 32
3.4.2 Tekhnik Observasi .................................................................................... 32
3.4.3 Wawancara ................................................................................................ 34
3.4.4 Studi Dokumen ......................................................................................... 35
3.5 Keabsahan Data ........................................................................................... 35
3.6 Tekhnik Analisis Data ................................................................................. 37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 39
4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian .................................................... 39
xi
4.1.1 Keadaan Geografis .................................................................................... 39
4.1.2 Sejarah Kabupaten Semarang ................................................................... 42
4.1.3 Kependudukan........................................................................................... 43
4.1.4 Sistem Religi ............................................................................................. 47
4.1.5 Sitem Pendidikan ...................................................................................... 51
4.1.6 Mata Pencaharian Penduduk ..................................................................... 54
4.1.7 Pasar Kuliner Ambarawa .......................................................................... 55
4.1.8Sejarah Perkembangan Gracia Accoustic .................................................. 55
4.1.9 Profil Personil Kelompok Musik Gracia Accoustic ................................. 61
4.1.10 Base Camp Gracia Accoustic ................................................................. 62
4.1.11 Proses Kreatif Gracia Accoustic ............................................................. 63
4.2 Kreativitas Pertujukan Gracia Accoustic .................................................... 65
4.2.1 Gagasan-Gagasan ..................................................................................... 66
4.2.2 Pemecahan Masalah ................................................................................. 72
4.2.3 Daya Mencipta ......................................................................................... 81
4.2.4 Ketrampilan Berpikir ................................................................................. 90
4.2.5 Mengubungkan Konsep Dengan Konsep ................................................. 96
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 100
5.1 Simpulan .................................................................................................... 100
5.2 Saran ........................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103
LAMPIRAN .................................................................................................... .106
xii
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Bepikir ............................................................................................ 38
4.1 Keadaan Geografis .......................................................................................... 41
4.2 Ibukota Kabupaten Semarang ........................................................................ 43
4.3 Piramida Penduduk Kabupaten Semarang ..................................................... 44
4.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan ......................................................... 46
4.5Jumlah Pemeluk Agama ................................................................................... 49
4.6 Jumlah Fasilitas Tempat Ibadah ..................................................................... 50
4.7 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru .................................................................. 53
4.8 Jumlah Pekerja Menurut Lapangan Usaha ..................................................... 54
4.9 Pasar Kuliner Ambarawa ............................................................................... 55
4.10 Wawancara .................................................................................................... 56
4.11 Profil Gracia Accoustic ............................................................................... 62
4.12 Penampilan Gracia Accoustic di Pasar Kuliner .......................................... 68
4.13 Liric Lagu Lama ............................................................................................ 69
4.14 Liric Lagu Lama ........................................................................................... 70
4.15 Liric Lagu Latin ........................................................................................... 70
4.16 Liric Lagu Latin ........................................................................................... 71
4.17Notasi Lagu Widuri Versi Gracia Accoustic ................................................. 77
4.18 Notasi Sisipan Melodi Lagu Kharisma Cinta ............................................... 80
4.19 Notasi Lagu Musafir Versi Panbers .............................................................. 83
4.20 Notasi Lagu Musafir Versi Gracia Accoustic ............................................... 86
4.21 Notasi Interlude Lagu Musafir ..................................................................... 87
4.22 Notasi InterludeLagu Musafir Versi Gracia Accoustic ................................. 90
4.23 Notasi Interlude Lagu Demi Cinta Versi Gracia Accoustic .......................... 94
4.24 Notasi Ending Lagu Demi Cinta Versi Gracia Accoustic ............................. 96
4.25 Notasi Intro Lagu Musafir Versi Gracia Accoustic ...................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Lagu ........................................................................................... 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Data Informan ..................................................................................106
Lampiran 2.Instrumen Penelitian ........................................................................108
Lampiran 3.Transkip Wawancara .......................................................................114
Lampiran 4. Dokumentasi ...................................................................................12
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini terdapat kebudayaan baru yang masuk di
Indonesia. Hal ini di pengaruhi oleh menjalarnya globalisasi dalam segala bidang
sehingga membuka peluang bagi pergerakan, perpindahan dan migrasi antar
bangsa atau suku bangsa yang semakin mempermudah penyebaran pengaruh
kebudayaan dan gaya hidup yang beragam, sehingga tidak dipungkiri muncul
banyak kelompok sosial dalam pengembangan masyarakat dimanapun berada.
Kelompok-kelompok tersebut muncul karena adanya persamaan tujuan dari
masing-masing individu maka munculah kelompok-kelompok sosial di dalam
masyarakat.
Kelompok sering kita sebut dengan komunitas.Di Indonesia sering kita
jumpai macam-macam komunitas, salah satunya adalah komunitas musik.Dalam
sudut pandang masyarakat, musik juga berpengaruh dalam kehidupan sosial
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan selera musik dan banyaknya
minat dari masyarakat mulai dari anak-anak, kalangan remaja, bahkan kalangan
lanjut usia untuk bermain musik. Manusia juga memiliki kebutuhan batinakan
keindahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat diungkapkan melalui
kesenian, sehingga manusiadituntun untuk melakukan kreativitas.Hal ini juga
berlaku dengan seni musik sebagai salah satu cabang dari kesenian.
2
Untuk menghasilkan karya seni musik yang baik, seseorang harus
mempunyai kreativitas untuk mencapainya.Kreativitas dalam bermusik dapat kita
peroleh dengan cara pencarian untuk menemukan sesuatu yang baru atau
mengembangkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Sebagai contoh pada
perkembangan musik saat ini, kita banyak menjumpai berbagai aliran musik mulai
dari klasik, tradisional dan modern. Fenomena ini juga tidak terlepas dari
kreativitas (Parto 1996:67). Sesuai keterangan tersebut kita dapat melihat bahwa
musik selain sebagai hiburan juga sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial di
masyarakat.
Pada awalnya musik digunakan sebagai ritual agama, pengiring tari,
drama, teater dan sebagai hiburan.Namun yang paling di kenal saat ini dan paling
diminati oleh masyarakat yaitu musik sebagai sarana hiburan.Musik sebagai
sarana hiburan ini banyak di minati oleh masyarakat karena manusia tidak terlepas
dari hiburan dan salah satu hal yang dibutuhkan manusia untuk merilekskan
pikirannya.Ada sebagian orang yang mendengarkan musik dalam keadaan-
keadaan tertentu apabila sedang senang, sedih ataupun sedang jenuh.Hal itu
dilakukan agar dirinya mendapatkan suatu kesenangan dan ketenangan pikiran.
Maka dari itu musik sebagai sarana hiburan banyak diminati oleh masyarakat.
Musik sebagai sarana hiburan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai hiburan di
kafe, acara pernikahan, mall dan juga di pasar-pasar tradisional. Pasar di daerah
Kabupaten Semarang tepatnya di Ambarawa juga menggunakan musik sebagai
sarana hiburan. Pasar tersebut dikenal dengan nama pasar kuliner Ambarawa.
3
Pasar kuliner Ambarawa terletak di jalan utama Semarang-Yogyakarta.
Pasar kuliner ini menyediakan makanan khas asal Ambarawa. Pasar tersebut
dulunya dikenal dengan nama pasar Suroboyo yang sudah berdiri sejak dahulu.
Pada tahun 2016 pasar tersebut ditutup dan dibiarkan menganggur beberapa tahun.
Tetapi pada tahun 2016, pasar tersebut dibuka kembali dengan renovasi yang
modern dan dengan kegunaan berbeda yang dahulu digunakan untuk penjualan
kebutuhan sandang pangan seperti pasar-pasar lainnya, tetapi sekarang pasar
tersebut digunakan sebagai penjualan makanan lebih tepatnya seperti restauran
dengan makanan khas asal Ambarawa.
Pasar kuliner Ambarawa termasuk pasar yang masih baru dan belum
banyak diketahui oleh masyarakat luar daerah, maka pasar tersebut membutuhkan
promosi agar masyarakat luar daerah Ambarawa mengetahuinya khususnya
wisatawan dari berbagai daerah yang sedang mengunjungi Ambarawa.Pasar ini
juga digunakan untuk transit para pelancong karena letak pasar yang strategis.
pasar kuliner Ambarawa juga memberikan sarana hiburan musik agar konsumen
lebih menikmati suasana di dalam pasar dan juga tertarik untuk mengunjungi
lagi.Musik tersebut di mainkan oleh kelompok musik Gracia Accoustic.
Gracia Accoustic adalah kelompok musik yang berasal dari Ambarawa
Kabupaten Semarang, Kelompok ini bisa dikatakan sebagai pengamen karena
aktifitas kesehariannya yang mengamen dari tempat ke tempat dan juga dari bis ke
bis. Mereka sangat mendalami aliran musik latin walaupun pada saat mereka
menyajikan lagu-lagu hanya membawakan lagu yang terbilang cukup lawas,
mereka membawakan lagu tembang lawas karena menyesuaikan keadaan atau
4
tempatnya yaitu pasar kuliner yang rata-rata banyak pengunjung berusia dewasa
dan tua. Kelompok musik ini mempunyai ciri khas yaitu bergaya ala cowboy
dengan aliran musik latin dan menggunakan 7 alat musik, berbeda dengan
pengamen-pengamen jalanan lainya yang hanya menggunakan alat musik gitar,
kendang, cuk dan membawakan tembang dengan konsep menggunakan instrumen
vokal, dua gitar akustik, bass, cajon, congas, marakas, flute dan saxophone.
Terbukti dari instrumen yang digunakan cukup berkelas yang biasanya
saxophone, flute dimainkan dengan pemusik kelas elit tetapi mereka yang
berstatus pengamen bisa memiliki alat musik tersebut dan juga memainkannya.
Gracia Accoustic beranggota 5 orang.Walaupun terkadang ada satu atau dua
pemusik yang ikut bergabung bersama kelompok tersebut sederhana, bernyanyi
tidak jelas atau yang lainnya.Instrumen yang mereka bawakan cukup banyak
karena salah satu atau dua personil biasanya memainkan dua instrumen dalam satu
lagu secara bergantian.
Peneliti mengambil objek Gracia Accoustic karena kelompok pengamen
ini sudah banyak dikenal di sekitar Ambarawa, sehingga kelompok ini sering di
undang di acara-acara pernikahan, ulang tahun komunitas atau perorangan, reuni-
an, dan keagamaan. Kelompok pengamen ini juga berbeda dengan pengamen-
pengamen di daerah Ambarawa lainnya. Keunikannya yaitu walaupun dikatakan
sebagai pengamen tetapi mereka mampu membawakan lagu yang memiliki
aliranlatin, oldist, folx song, dan country. Kelompok musik ini juga menghafal
lagu sebanyak 400 dan dapat memainkan lagu-lagu tersebut. Gracia Accoustic
juga pernah dikontrak oleh beberapa tempat seperti hotel Laras Asri di Salatiga
5
selama 3 tahun, restaurant Kebonraja Ungaran selama 5 tahun, hotel Gumaya
Semarang selama 3 tahun.Gracia Accoustic juga pernah mengikuti pelatihan
kelompok pengamen dengan jumlah 30 orang yang diselenggarakan di rumah
kaca gua Maria Ambarawa selama 3 bulan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas musik kelompok pengamen yang pada akhirnya kelompok pengamen
tersebut di tampilkan di pendopo kecamatan Ambarawa dan disiarkan langsung
dengan radio Nederland Wereldomroep untuk ikut serta merayakan HUT Radio
Nederland Wereldomroep ke 60.
Berdasarkan semua pernyataan tersebut, maka diperlukan suatu kajian
yang cukup mendalam mengenai kreativitas pertunjukan kelompok musik Gracia
Accoustic di pasar kuliner Ambarawa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah bagaimana kreativitas pertunjukan kelompok musik Gracia
Accoustic di pasar kuliner Ambarawa Kabupaten Semarang?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan proses kreativitas pertunjukan kelompok musik Gracia
Accoustic di pasar kuliner Ambarawa Kabupaten Semarang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan penulis bisa
memberikan manfaat sebagai berikut :
6
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai referensi pada penelitian berikutnya sekaligus sebagai sumbangan
pemikiran bagi lembaga pendidikan Universitas Negeri Semarang khususnya
program studi seni musik dalam hal penelitian.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi peneliti dan pembaca, hasil penelititan ini dapat menambah wawasan
mengenai kreativitas pertunjukan kelompok musik “Gracia Accoustic” di Pasar
Kuliner Ambarawa Kabupaten Semarang.
1.4.2.2 Bagi masyarakat Kabupaten Semarang, hasil penelititan ini akan dijadikan
bahan dokumentasi yang memberikan informasi sehingga dapat ikut
memperhatikan pemusik-pemusik di Kabupaten Semarang.
1.4.2.3 Bagi pemerintah Kabupaten Semarang, hasil penelitian ini akan dijadikan
bahan untuk membuat kebijaksanaan guna pengembangan hiburan musik
Kabupaten Semarang.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara
lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rifiana Abdul Razzak Mahasiswa
Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
(2013) mengenai Kreativitas Musik Kelompok Beatbox Community Of Semarang
diperoleh hasil bahwa: kelompok musik BeatboxSemarang memiliki kreativitas
yang tinggi, bukti bahwa kelompok ini memiliki kreativitas adalah selalu
terdapatindikator-indikator kreativitas. Indikator tersebut antara lain gagasan-
gagasan atauide, pemecahan masalah, ketrampilan berpikir, daya mencipta,
menghubungkankonsep dengan konsep, dan produk. Gagasan-gagasan dalam
bermain beatboxbiasanya gagasan atau ide dalam hal jenis atau warna suara.
Semakin banyakwarna suara yang dikuasai oleh seorang beatboxer maka semakin
kreatifbeatboxer tersebut dalam menghasilkan karya atau menyajikan permainan
beatboxnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Rifky Faudy Akbar Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Semarang (2013), mengenai Kreativitas Grup Musik J-
Plus di Semarang dalam Membawakan Lagu Koesploes Bersaudara diperoleh
hasil bahwa: Grup band J-Plus memiliki cara untuk mengembangkan permainan
lagu yang dibawakan dengan cara yaitu (1) Merubah permainan musik pada
bagian ending lagu. Lagu Koes Plus yang mengalami perubahan ending yaitu lagu
8
”Andaikan Kau Datang”. Ending yang bermula fade out diubah menjadi berbeda
dengan cara menambahkan birama lagu dibagian reff terakhir. Setelah itu
menyisipkan rit kemudian diakhiri dengan berhentinya semua alat musik secara
bersamaan. J-Plus menambahkan ending yang berbeda dan tidak menggunakan
ending fade out, karena ending lagu secara fade out dirasa sulit dibawakan ketika
J-Plus tampil secara langsung. (2) Dengan cara memperpanjang lagu, contoh lagu
Koes Plus yang diperpanjang durasinya oleh J-Plus adalah lagu “Cinta Telah
Berlalu”. J-Plus menambahkan durasi lagu dengan cara mengulang kembali
bagian-bagian lagu yang sudah dimainkan. Pengulangan tersebut meliputi
penambahan dibagian reff lagu dan di akhiri bagian lagu bait pertama.
Penelitian yang dilakukan oleh Oka Permana Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang (2016), mengenai Kreativitas Grup-Grup Musik
Dalam Pementasan Yang Diselenggarakan Oleh Komunitas Angkringan Musik
Pati Dalam Acara Car FreeDay Di Kota Pati diperoleh hasil bahwa: Acara Car
Freeday yang diselenggarakan oleh Komunitas Angkringan musik Pati berjalan
dengan baik serta menghasilkan beberapa grup musik yang memiliki kreativitas
tinggi. Kreativitas tersebut dapat dilihat dari adanya lagu-lagu yang telah
diciptakan serta disajikan oleh masing-masing grup musik. Walaupun banyak
lagu-lagu yang telah dihasillkan, tetapi masing-masing band memiliki ciri khas
dalam karyanya dan bukan satu aliran. Biasanya dalam komunitas musik yang
sering dijumpai yaitu memiliki aliran musik sama, tetapi tidak dengan komunitas
angkringan musik di Pati. Mereka memiliki cara menciptakan lagu dengan ciri
khas sendiri dan juga memiliki cara sendiri dalam memainkan musiknya. Oleh
9
karena itu dengan adanya acara Car Freeday ini, kreativitas grup band yang ada di
Kota Pati dapat tersalurkan.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata creative dalam bahasa Inggris yang memiliki
kata dasar create dan memiliki arti membuat atau mencipta. Kreativitas dapat
diartikan sebagai kata sifat yang mengandung arti membuat atau menciptakan
sesuatu. Menurut Suharso dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:268) kata
kreativitas berarti memiliki daya mencipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan, dan bersifat (mengandung) daya cipta.
Menurut Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang
dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
Sedangkan menurut Munandar (2009: 12), bahwa kreativitas adalah hasil
interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau
dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga,
maupun dari lingkungan masyarakat.
Ngalimun dkk (2013: 44) kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guilford yang dikutip dari Ngalimun dkk
(2013: 44) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemamampuan yang
menandai seorang kreatif.
10
Ngalimun dkk (2013: 45) mendifinsikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud
kreativitas imanjenatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-
pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan
yang sudah ada pada situasi sekarang. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan
sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.
Dalam situs (kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-
kreativitas-definisi-menurut.html?m=1), Munandar (2011: 29)memberikan
batasan sebagai berikut, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi
baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Dalam hal ini,
Munandar mengartikan bahwa kreativitas sesungguhnya tidak perlu menciptakan
hal-hal yang baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya,
adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya
termasuk segala pengetahuan yang pernah diperolehnya. Oleh karena itu, semua
pengalaman memungkinkan seseorang mencipta, yaitu dengan menggabung-
gabungkan (mengkombinasikan) unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang baru.
Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berkreasi
berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Jawaban-jawaban yang
diberikan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan
11
kualitas dan mutu dari jawaban tersebut. Berpikir kreatif dalam menjawab segala
masalah adalah dengan menunjukkan kelancaran berpikir (dapat memberikan
banyak jawaban), menunjukkan keluwesan dalam berpikir (fleksibilitas),
memberikan jawaban yang bervariasi, dan melihat suatu masalah dari berbagai
sudut tinjauan. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinalias dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Kreativitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha
menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.
Kemudian ia menemukan bahwa kreativitas yang penting bukan apa yang
dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan
keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif. Berdasarkan uraian
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir
yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat
unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa
seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan
suatu masalah.
Beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya
merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan
apa yang telah ada sebelumnya.
12
Dalam bidang olahraga kreativitas dapat diartikan dengan kemampuan
berpikir secara lancar, lentur, dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang
bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna baik pada olah
raga tari, olah raga musik, olah raga rupa sehingga mampu menemukan suatu cara
baru dalam memecahkan masalah yang ditemui pada bidang olah raga yang
ditekuni. Iklim yang mendukung kreativitas di antaranya keterbukaan
dilingkungan rumah, persuasive, tidak otoriter, memotivasi, menghargai anak baik
kelebihan maupun kekurangannya, memberi kebebasan terpimpin, menghindari
hukuman yang berlebihan, dan memberi kesempatan terbuka untuk memberi
pengalaman. Minat anak dipupuk sejak kecil merupakan modal untuk selanjutnya,
anak senang terhadap sesuatu yang diminati merupakan awal dan sukses di
kemudian hari. Anak melakukan observasi, eksperimen, dan bertanya,
mengerjakan hal-hal yang rumit, tekun dan ulet dalam memecahkan masalah,
serta mencoba dan mencoba lagi dalam aktivitas hidup sehari-hari ini sebagai
pertanda anak mempunyai kreativitas sejak dini. Kreativitas (berfikir kreatif atau
berfikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang
tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,
dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap
suatu masalah makin kreatiflah. Diunduh dari situs
(kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-kreativitas-definisi-
menurut.html?m=1)
13
2.2.2 Ciri-ciri Kreativitas
Menurut Semiawan (2009: 136) ciri-ciri kreativitas adalah : (1) Berani
mengambil resiko. (2) Memainkan peran yang positif berfikir kreatif. (3)
Merumuskan dan mendefinisikan masalah. (4) Tumbuh kembang mengatasi
masalah. (5) Toleransi terhadap masalah ganda (ambigutiy). (6) Menghargai
sesama dan lingkungan sekitar.
Menurut Munandar (2009: 10) ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan
menjadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif (non-aptitude). Ciri
kognitif (aptitude) dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran
dan elaboratif. Sedangkan ciri nonkognitif dari kreativitas meliputi motivasi,
kepribadian, dan sikap kreatif. Kreativitas baik itu yang meliputi ciri kognitif
maupun non- kognitif merupakan salah satu potensi yang penting untuk dipupuk
dan dikembangkan.
Menurut David Cambel dalam Bambang Sarjono (2010: 9) yaitu : (1)
Kelincahan mental berpikir dari segala arah dan kemampuan untuk bermain-main
dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata dan
khususnya melihat hubungan- hubungan yang tak bisa antara ide-ide, gagasan-
gagasan, dan sebagainya. Berpikir ke segala arah (convergen thinking) adalah
kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi, dan
mengumpulkan fakta yang penting serta memgarahkan fakta itu pada masalah
atau perkara yang dihadapi. (2) Kelincahan mental berpikir ke segala arah
(divergen thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan
menyebar ke segala arah. (3) Fleksibel konseptual (conseptual fleksibility) adalah
14
kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan, kerja
yang tidak selesai. (4) Orisinilitas (originality) adalah kemampuan untuk
memunculkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski tidak
selalu baik) yang jarang bahkan “mengejutkan”. (5) Lebih menyukai kompleksitas
daripada simplisitas. Dari penyelidikan ditemukan bahwa pada umumnya orang-
orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan
daripada keamanan, cenderung pada tali- temalinya (complexity) dari yang
sederhana (simplixity). (6) Latar belakang yang merangsang. Orang –orang kreatif
biasanya sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang yang dapat menjadi
contoh dalam bidang tulis-menulis, seni, studi, penelitian, dan pengembangan
ilmu serta penerapannya, dan dalam suasana ingin belajar, ingin bertambah tahu,
ingin maju dalam bidang-bidang yang digumuli. (7) Kecakapan dalam banyak hal.
Para manusia kreatif pada umumnya banyak minat dan kecakapan dalam berbagai
bidang (multiple skill).
Menurut Munandar (2009: 31) pentingnya pengembangan kreativitas ini
memiliki empat alasan, yaitu : (1) Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan
dirinya, perwujudan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu
kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 2009)
kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya
dalam perwujudan dirinya. (2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai
kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan
suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan (Guilford, 1967).
Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan
15
penalaran (berpikir logis). (3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat
bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada individu.
(4) Kreativitaslah yang memungkinan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang dimaksud kreativitas dalam
penelitian ini adalah kemampuan untuk menciptakan ide, gagasan, dan berkreasi
untuk memecahkan masalah atau mengatasi permasalahan secara spontanitas. Ciri
kreativitas atau orang kreatif secara garis besar menurut para ahli dapat
disimpulkan, yaitu : memiliki kemampuan dalam melihat masalah, memiliki
kemampuan menciptakan ide atau gagasan untuk memecahkan masalah, terbuka
pada hal-hal baru serta menerima hal-hal tersebut.
2.2.3 Tahapan Kreativitas
Menurut model Wallas, yang dikutip oleh Solso (1991), dikutip dari
Ngalimun dkk (2013: 52) kreativitas muncul dalam empat tahap sebagai berikut :
2.2.3.1 Tahap Persiapan
Merupakan tahapan awal yang berisi kegiataan pengenalan masalah,
pengumpulan data informasi yang relevan, melihat hubungan antara hiptesis
dengan kaidah-kaidah yang ada, tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru
menjajaki kemungkinan- kemungkinan. Sampai batas tertentu keseluruhan
pendidikan, latar belakang umum dan pengalaman hidup turut menyumbang
proses persiapan menjadi kreatif.
2.2.3.2 Tahap inkubasi
Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istrirahat, masa menyimpan
informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri
16
atau merenungkannya. Kreativitas merupakan hasil kemampuan pikiran dalam
mengaitkan berbagai gagasan, menhasilkan sesuatu yang baru dan unik dalam
proses mengaitkan ide, pikiran sebenarnya melakukan proses, termasuk berikut ini
: (1) Menjajarkan, mengambil satu gagasan dan mengadunya dengan ide lain, dari
kontras muncul ide baru. (2) Memadukan, meminjam sifat aspek dari dua ide dan
menyatukannya untuk bersama-sama membentuk ide baru. (3) Menyusun atau
memilih, menggabungkan banyak ide untuk membentuk suatu sintesis dipuncak
atau dasar, ide yang benar-benar baru, yang menyatukan seluruh elemen. (4)
Mengitari, dimulai dengan gambaran kabur ide baru, kemudian mempersempitnya
pilihan untuk mendapatkan suatu konsep pokok yang manjur. (5) Membayangkan,
menggunakan imajinasi dan fantasi untuk menghasilkan ide baru dari ide lama.
2.2.3.3 Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau “Aha”,
yaitu saat inspirasi ketika sebuag gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan-
akan dari ketiadaaan untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi.
2.2.3.4 Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Pada tahap ini titik tolak seseorang member bentuk pad aide atau gagasan
baru, untuk menyakinkan bahwa gagasan tersebut dapat diterapkan. Dalam tahap
ini ada gagasan yang dapat berhasil dengan cepat dan ada pula yang perlu waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
2.2.4 Asumsi Tentang Kreativitas
Menurut Supriadi (1994 : 15). Ada enam asumsi tentang kreativitas, yaitu,
17
2.2.4.1 Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda
beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan
yang diperlukan adalah bagaimana menggembangkan kreativitas.
2.2.4.2 Kreativitas dinyatakan dalam bentuk-bentuk produk-produk kreatif, baik
berupa benda maupun gagasan.produk kreatif merupakan “criteria puncak”
untuk memiliki tinmggi rendahnya kreativitas seseorang.
2.2.4.3 Aktulalisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-
faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap
orang peranan masing-masing faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini
disebut juga sebagai asumsi interaksional (Stain,1967) atau sosial-
psikologi (Amabilic,1983, Sumonto, 1975) yang memandang kedua faktor
tersebut secara komplementar. Artinya kreativitas berkembang berkat
serangkaian proses interaksi sosial individu dengan potensi kreatifnya
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial-budaya temapat ia
hidup.
2.2.4.4 Dalam diri seorang dan lingkunganya terdapat faktor-faktor yang
menghambat dan menunjang perkembangan kreativitas itu. Faktor-faktor
tersebut dapat diindentifikasikan persamaan dan perbedaanya pada
kelompok individu atau antara individu yang satu denga yang lain.
2.2.4.5 Kreativitas seseorang tidak berlangasung dalam bervakuman, melainkan
didahului oleh dan merupakan pengembangan dari hasil-hasil kreativitas
orang-orang yang berkaya sebelumnya. Jadi kreativitas merupaka
kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya sehingga
18
melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak hanya lahir karena
kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut
kecapakan, ketrampilan.
2.2.4.6 Karya kreatif tidak hanya lahir karena kebetulan, melainkan melalui
serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, ketrampilan dan
motivasi yang kuat. Ada tiga faktor yang menentukam prestasi seseorang,
yaitu motivasi atau komitmen yang tinggi, ketrampilan dalam bidang yang
ditekuninya dan kecakapan kreatif.
2.2.5 Konsep Dasar Kreativitas
Konsep dasar kreativitas berdasarkan 4P yang dikemukakan oleh
Munandar (1999:19) memiliki 4 strategi yaitu pribadi, pendorong, proses, dan
produk. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua
anak dapat mengembangkan kreativitas dengan benar. Maka diperlukanlah peran
orang tua dalam mengembangkan kreativitas tersebut. Mulai dari strategi 4P ini
diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak.
Berikut adalah penjelasan konsep dasar pribadi, pendorong, proses, dan produk
antara lain:
2.2.5.1 Pribadi
Hal pertama yang harus diketahui oleh orang tua dalam mengembangkan
kreativitas anak adalah dengan cara memahami pribadi mereka dengan
cara sebagai berikut: (1) memahami bahwa setiap anak mempunyai pribadi
yang bereda-beda. Menghargai keunikan kreativitas yang dimiliki anak,
dan tidak mengharapkan hal yang sama dengan anak lainnya, karena setiap
19
anak adalah pribadi yang “unik” dan kreativitas juga merupakan sesuatu
yang unik. (2) jangan pernah membandingkan anak karena setiap anak
mempunyai bakat, minat, kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Pahamilah kekurangan anak dan kembangkanlah kelebihan mereka.
2.2.5.2 Pendorong
Dorongan dan motivasi anda sangat berguna bagi anak dalam
mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan demikian mereka
akan berkreasi tanpa terpaksa dan tertuntut. Kita dapat melakukan dengan
2 cara anatar lain: (1) sediakan sarana dan fasilitas agar anak dapat
berkreasi, misalnya melalui mainan yang dapat merangsang kreativitas
anak seperti mainan balok, mainan lego, dan juga mainan alat dokter. (2)
Berilah suasana aman dan nyaman didalam lingkungan keluarga guna
mendukung kreativitas anak berkembang. Hindari membatasi ruang gerak
anak didalam lingkungan keluarga, karena cara ini justru dapat
menghambat perkembangan kreativitas anak
2.2.5.3 Proses
Proses berkreasi merupakan unsur penting dalam mengembangkan
kreativitas, karena anda akan merasa mampu dan senang bersibuk diri
secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukan. Beberapa hal yang
dilakukan antara lain: (1) hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan,
karena anak anda akan mengetahui mana pujian yang tulus dan mana yang
hanya basa-basi. Hindari memberikan komentar yang buruk atau negatif
saat anak anda berkreasi, apalagi disertai dengan perintah terhadap karya
20
yang dibuatnya, karena hal ini justru dapat menurunkan semangatnya
untuk berkreasi. (2) Peliharalah harga diri anak anda dengan cara
mengungkapkan komentar positif terlebih dahulu. Dengan demikian anak
akan merasa dirinya mampu.
2.2.5.4 Produk
Pada tahap ini anak sudah dapat menghasilkan produk kreatif. Hargailah
hasil kreativitas mereka walaupun hasilnya kurang memuaskan.
Pajangkanlah hasil produk kreatif anak anda pada tempat tertentu. Dengan
demikian anak anda akan merasa bangga dan puas dengan produk yang
dibuatnya.
2.2.6 Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu.Seni pertunjukan yang dimaksud disini
adalah seni pertunjukan yang di konsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang
mempunyai tema dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak
maupun bagi seni itu sendiri.Jenis-jenis seni pertunjukan biasanya meliputi seni
musik, seni tari, seni rupa dan seni drama.Seni pertunjukan adalah ungkapan
budaya, wahana untuk menyampaikan nilai nilai budaya dan perwujudan norma-
norma, estetik-estetik yang berkembang sesuai dengan zaman dan wilayah dimana
bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang (Susetyo 2009:1).
2.2.7 Bentuk Pertunjukan
Istilah bentuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:135)
mempunyai arti wujud atau rupa.Bentuk juga dapat diartikan sebagai wujud yang
21
ditampilkan (tampak).Pengertian bentuk secara abstrak adalah struktur, sedangkan
struktur itu sendiri adalah seperangkat tata hubungan didalam kesatuan
keseluruhan.
Menurut Soewito (1996:37) bentuk pertunjukan musik ditinjau dari jumlah
pemusik atau pendukungnya digolongkan menjadi empat golongan yaitu:
2.2.7.1 Solo
Solo adalah bentuk pertujukan musik yang dibawakan oleh seorang saja
secara tunggal, misalnya seorang membawakan lagu sendirian tanpa bantuan
orang lain.
2.2.7.2 Unisono
Unisono adalah dua orang atau lebih yang menyanyikan sebuah lagu
secara bersamaan denggan menggunakan satu suara. Demikian selanjutnya trio
(tiga orang), Kwartet (empat orang), Kwintet (lima orang), Sektet (enam orang)
dan Septet (tujuh orang).
2.2.7.3 Ansambel
Ansambel adalah pertunjukan atau permainan alat musik yang dimainkan
secara bersama baik alat musik sejenis, beberapa jenis atau di sertai nyanyian.
2.2.7.4 Orkestrasi
Orkestrasi adalah pertunjukan musik yang terdiri dari gabungan beberapa
alat musik yang dimainkan menurut jenis lagunya. Orkestrasi ini terdiri dari orkes
keroncong yang memainkan lagu-lagu keroncong, orkes melayu yang memainkan
lagu-lagu melayu, orkes gambus yang memainkan lagu-lagu yang berirama
padang pasir dan band yang memainkan lagu-lagu modern.
22
Bentuk lahiriah hasil karya seni adalah wujud yang menjadi wadah seni.
Wadah seni dikatakan bermutu apabila wujud itu mampu memperlihatakan
keindahan serta berisi suatu kesan dan menyampaikan pesan tertentu kepada
orang lain (Bastomi 1992:80). Bentuk lahiriah suatu seni dapat dinikmati dan
dikhayati.Bentuk hasil seni ada yang visual yaitu hasil seni yang dihayati oleh
indera pandang yaitu seni rupa tetapi ada yang hanya dapat dinikmati oleh indera
pendengar yaitu seni musik (Bastomi 1992:2).
Pertunjukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1227)
mempunyai arti sesuatu yang dipertunjukan, tontonan atau pameran. Dalam
definisi lain pertunjukan adalah segala sesuatu yang dipertunjukan, ditontonkan
dan dipamerkan kepada orang lain. Seni dapat dipertunjukan, dipertontonkan dan
dipamerkan, baik itu seni musik, seni tari, seni rupa dan teater. Pertunjukan suatu
seni adalah salah satu santapan estetis manusia yang selalu senantiasa
membutuhkan keindahan agar dapat dinikmati penonton (Anwar 2001;558).
Pengkajian seni pertunjukan mencakup asepek yang bersifat tekstual dan
kontekstual.Menurut Susetyo (2009:1-2) aspek kajian bersifat tekstual yang
dimaksud adalah hal-hal yang terdapat pada seni pertunjukan, saat disajikan
secara utuh dan dinikmati langsung oleh masyarakat pendukungnya yaitu bentuk
komposisi dan bentuk penyajiannya.Bentuk komposisi penyajian musik meliputi
ritme, melodi, harmoni, struktur bentuk analisa musik, syair, tempo, dinamik,
ekspresi, instrumen dan aransemen.Sedangkan bentuk penyajian pertunjukan
musik meliputi urutan penyajian, tata panggung, tata suara, tata lampu, tata
busana, tata rias dan formasi. Sedangkan aspek sajian secara konstekstual adalah
23
hal-hal yang berhubungan dengan apa yang terkandung, tersirat atau tujuan dari
bentuk seni pertunjukan tersebut diadakan antara lain menyangkut makna, fungsi,
tujuan dan hakekat.
2.2.8 Bentuk-bentuk Variasi
Menurut Miller (2017: 97-98) editor Sunarto, mendiskripkan bahwa
bentuk-bentuk variasi memiliki 2 unsur diantaranya:
2.2.8.1 Tema dan Variasi-variasi
Bentuk variasi yang paling umum dikenal sebagai tema dan variasi atau
tema dengan variasi-variasi. Kerangka bentuk ini meliputi dua langkah yaitu, (a)
Ada sebuah pernyataan tentang sebuah tema, biasanya dalam sebuah cara/gaya
yang sederhana dan langsung. Tema tersebut sering berupa sebuah bentuk
nyanyian yang sederhana, dapat saja asli milik sang komponis, atau ia dapat juga
eminjam suatu tema yang sudah terkenal luas. (b) Tema itu dinyatakan berulang
kali, setiap kali dengan beberapa pola modifikasi atau variasi yang di terapkan.
Beberapa dari antara variasi itu, demikian nama yang dipakai untuk pernyataan
ulang itu dapat mencakup modifikasi yang luas sehingga ide yang asli mengabur.
Jalan atau cara-cara variasi ada bermacam-macam: melodis, harmonis, ritmis,
metris, tonal, tekstual dan sebagainya. Ilustrasi pada gerakan pertama dari piaono
sonata in A major karya Mozart, memperlihatkan betapa luasnya sebuah
kemungkinan variasi melodis terjadi. Sebagai tambahan gaya iringan berubah
bersama setiap variasi baru.
2.2.8.2 Variasi-variasi yang Sinambung
24
Struktur yang dibentuk variasi yang dikenal sebagai tema dan variasi-
variasi diciri khasi oleh sebuah pause yang pasti dan pemisah setiap antara variasi.
sebuah tipe varisai yang lain, yang agak tua dikenal sebagai variasi yang
sinambung (continuous variation). Disini tema sebuah progresi harmonis atau
seuntai melodi yang pendek; lihat tema dari passacaglia in C Minor karya Bach,
diulang tanpa pause antar pernyataan dan sepanjang tema yang diulang-ulang itu
terdapat aliran bahan yang sinambung ditunjukan oleh tiga istilah, yaitu;
1)ground; 2)passacaglia; dan 3) chanconna. 1) Ground, yaitu bentuk variasi yang
didasarkan atas sebuah “ground bass” yang merupakan sebuah tema yang singkat
yang muncul pada bass. Sementara tema bass itu dinyatakan berulangkali, sering
terjadi perubahan yang kecil atau tanpa perubahan materi-materi lainnya dengan
sifat yang secara konstran terus berubah berbunyi tersebutnya (tersebut bass).
Dengan kata lain, prinsip variasi itu tidak aktif didalam tema melodisnya sendiri,
tetapi lebih didalam bahan-bahan (materi-materi) yang ditambahkan padanya. 2)
Passacaglia, istilah passacaglia dan chanconne sering dicampus adu dan
membingungkan. Sebetulnya pada abad ke-17 dan 18, istilah-istilah ini
dipergunakan secara bergantian. Keduanya mengacu pada variasi-variasi yang
sinambung. Jika ingin dibuat suatu perbedaan maka perbedaan tersebut adalah
bahwa passacaglia adalah sebuah tipe “ground” yang didalamnya materi
kontrapungtis dilapiskan pada sebuah tema bass yang berulang kembali. Di dalam
beberapa passacaglia, tema sesewaktu pindah dari bass ke register lain. Karya
Bach yang masyhur untuk organ yang berjudul Passacaglia in C minor
merupakan sebuah contoh mengenai bentuk variasi. 3) Chaconne, istilah chaconne
25
kadang-kadang diterapkan pada variasi-variasi pada ground atau passacaglia,
seperti yang dijelaskan tersebut. Pada tipe chaconne yang lain, bagaimana pun
terdapat progresi akor yang berulang yang tersebutnya dilapiskan melodi-melodi
yang berubah dan materi-materi kontrapungtis. Karya Bach, yaitu Chanconne dari
partita no. 2 in D minor untuk violin tanpa iringan adalah sebuah contoh yang
masyhur tentang bentuk chanconne ini.
2.2.9 Pengertian Accoustic
Accoustic atau akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara,
bagaimana suara diproduksi atau dihasilkan, perambatannya dan dampaknya, serta
mempelajari bagaimana suatu ruang/medium meresponi suara dan karakteristik
dari suara itu sendiri. Contoh sebuah kejadian dari kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan akustik yaitu (1) Suara manusia, (2) Suara pesawat terbang,
(3) Suara sirine ambulan dan (4) Suara alat musik (diunduh dari situs
http://lombokmusic.com/pengertian-akustik/ )
2.2.10 Cabang Ilmu Accoustic
Cabang-cabang ilmu accoustic antara lain : (1) Musical Accoustics
(accoustics of musical instrument). (2) Electroaccoustics (audio, loudspeaker and
microphone design). (3) Architectural accoustics (auditoriums, listening room).
(4) Psychoaccoustics (human hearing and perception of sound). (5) Underwater
accoustics (sonar, echo ranging, military applications). (6) Medical ultrasonics
(using sound to kill cancer cells witjout surgery)diunduh dari situs
(http://lombokmusic.com/pengertian-akustik/ ).
26
2.2.11 Suara/Bunyi
Ilmu akustik erat kaitannya dengan suara. Suara adalah sebuah fenomena
turut bergetarnya medium akibat getaran yang terjadi. Dalam karakteristik sebuah
suara terdapat: (1) Frekuensi,definisi dari frekuensi adalah banyaknya getaran
dalam tiap detik. Untuk menghormati Heinrich Rudolf Hertz maka nama belakang
dijadikan sebagai satuan International (SI) untuk frekuensi. 1Hz adalah banyaknya
getaran sebanyak satu kali dalam detik.1Hz terdiri dari 1 gelombang terdiri dari 1
bukit dan 1 lembah. Sama halnya dengan 25Hz artinya banyaknya getaran
sebanyak 25 kali dalam 1 detik dan memiliki 25 bukit dan 25 gelombang.
Beberapa sumber suara memiliki variasi drekuensi, maksudnya adalah saat
sumber suara mengeluarkan bunyi, bunyi dihasilkan lebih dari 1 frekuensi. (2)
Decibel (dB), decibel adalah satuan dari kekuatan suara.Alexander Graham Bell
adalah ilmuwan yang menemukan taraf intensitas bunyi.Maka satuan untuk
kekuatan bunyi adalah decibel. Taraf intensitas bunyi terendah yang dapat
didengar oleh manusia adalah l = 10-12 W m-2, nilai intensitas ini disebut harga
ambang batas intensitas bunyi .sedangkan intensitas bunyi yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia tanpa rasa sakit adalah 10-4 W m-2. Oleh karena
interval intensitas bunyi yang dapat merangsang pendengaran manusia itu besar
maka intensitas bunyi menggunakan skala logaritmik, buka skala linier. (3)
Gelombang Bunyi, gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang
bergetar maju-mundur. Tiap saat molekul-molekul itu berdesakan di beberapa
tempat sehingga menghasilkan tekanan wilayah tinggi tapi di tempat lain
merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah.Gelombang
27
bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara menyebar dari
sumber bunyi.Gelombang bunyi ini mengantarkan bunyi ke telinga
manusia.Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.Bunyi atau suara
adalah mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium.Medium atau zat perambat ini dapat berupa zat cair, padat dan gas. (4)
Kecepatan Bunyi, Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam.
Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara
tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam.
Di air kecepatannya 5.400 km/jam. Rumus mencari cepat rambat bunyi adalah
(v=s:t), dengan (s) panjang gelombang bunyi dan (t) waktu. (5) Gema, terjadi jika
bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan seperti tebing, pegunungan dan kembali
kepada kita segera setelah bunyi asli dikeluarkan.Kejernihan suara atau musik di
dalam suatu gedung konser tergantung pada bunyi bergema didalamnya.Gema
adalah gelombang pantul/reaksi dari gelombang yang dipancarkan bunyi.Setiap
ruangan memiliki standart waktu gema (reveberation time) yang berbeda-beda
tergantung pada setiap kebutuhannya (diunduh dari situs
http://lombokmusic.com/pengertian-akustik/ ).
101
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kreativitas pertunjukan
kelompok musik Gracia Accousticdi pasar kuliner Ambarawa, maka dapat
disimpulkan bahwa Gracia Accoustic merupakan salah satu kelompok pengamen
yang memiliki kreativitas dan keunikan yang tidak dimiliki oleh kelompok musik
lain yang berada di Ambarawa Kabupaten Semarang, karena kelompok musik ini
mempunyai cara yang kreatif untuk membawakan lagu yang dimainkannya.
Kreativitas yang dilakukan oleh Gracia Accoustic yaitu, (1) memberi sisipan
polaritme yang sama pada bagian lagu yang dimainkan, (2) memberikan sisipan
melodi-melodi dengan scale blues minor yang dimainkan oleh instrumen gitar
agar permainan tersebut lebih bervariasi dan tidak terlihat monotone, (3)
menciptakan motif irama pada lagu dengan cara mengganti motif irama lagu
dengan irama latin agar ciri khas musik Gracia Accoustic dapat dikenal, (4)
menciptakan intro baru dengan cara menggabungkan intro lagu dengan lagu
lainnya, (5) memberikan reet pada bagian ending lagu ketika Gracia Accoustic
memainkan lagu yang belum di mengerti saat sesi request lagu.
Kreativitas yang dilakukan oleh Gracia Accoustic bertujuan untuk
menghibur audience agar tidak merasa bosan dan jenuh dengan lagu-lagu yang
dibawakan olehnya di pasar kuliner Ambarawa. Kreativitas tersebut juga
102
bertujuan untuk memperkenalkan musik latin yang menjadi ciri khas Gracia
Accoustic dengan masyarakat sekitar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang kreativitas kelompok musik Gracia
Accoustic di pasar kuliner Ambarawa Kabupaten Semarang, saran yang dapat
penulis berikan antara lain :
5.2.1 Gracia Accoustic adalah kelompok musik yang mempunyai pemikiran
kreatif untuk memainkan lagu-lagu yang di bawakannya dan dapat
memecahkan masalah ketika audience di pasar kuliner merasa bosan dan
jenuh dengan cara mengubah pola permainan lagu-lagu yang
dibawakannya. Tetapi alangkah baiknya ketika pergantian pola terutama
pada pola irama lebih dipikirkan lagi, karena tidak semua lagu dapat
dirubah terutama dalam hal pengubahan pola irama. Walaupun lagu
tersebut dapat dirubah, tetapi lebih banyak kemungkinan lagu yang
dirubah tersebut menjadi semakin lebih buruk dari lagu versi aslinya.
5.2.2 Penulis memberi saran agarGracia Accoustic lebih eksis di dunia
musiknya, tidak hanya mengamen di pasar kuliner tetapi terus maju dalam
bidang musik seperti jaman dahulu. Penulis juga memberi saran agar lebih
mengenalkan musik latin di daerah luar Ambarawa agar musik tersebut
masih bisa didengar serta dinikmati oleh banyak orang dan tidak punah.
103
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya
Abditama.
Bastomi, Suwija. 1992. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Miller, M. Hogh. 2017. Apresiasi Musik. Editor: Sunarto. Yogyakarta: Thafa
Media.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
---------------------. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
----------------------. 2009. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta dan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan.
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Ngalimun,dkk. 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Parto. 1996. Seni Musik Barat dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Utama
Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Education Methods. Beverly Hills: Sage
Publication.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
104
Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC.
Rohidi. 1993. Analisis Data Kualitatif dalam Matthew M. Miles dan A. Michael Huberman (terjemahan). Jakarta: UI Press.
Sarjono, Bambang. 2010. Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana di SD Sekecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. Yogyakarta: FIK UNY.
Semiawan, Conny R. 2009. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menegah. Jakarta: Gramedia.
Soewito. 1996. Tekhnik Termudah Belajar Olah Vokal. Jakarta: Titik Terang.
Supriadi, Dedi. (1994). Kreatvitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek.
Bandung: Alfabeta.
Suharso. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya Karya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumaryanto, Totok. 2002. Paparan Perkuliahan Mahasiswa Penelitian Pengajaran. Semarang: Sendratasik Unnes.
----------------------. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Semarang:
Unnes Press.
Susetyo, Bagus. 2009. Handout Materi Pembelajaran: Kajian Seni Pertunjukan. Unnes Press: Pustaka Belajar.
Syafii. 1999. Aktivitas Menggambar dengan Rangsangan Bidang Geometris Sebagai Upaya Pembelajaran Berpikir Kreatif Bagi Anak Prasekolah. LINGUA ARTISTIKA (Jurnal Bahasa dan Seni).
Trianto. 2001. Pembelajaran Kreativitas Melalui Pendidikan Seni Rupa di Taman Kanak-Kanak. LINGUA ARTISTIKA (Jurnal Bahasa dan Seni).
Usman, Husaini. 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Online :
http://lombokmusic.com/pengertian-akustik/ (Diakses 22 September 2016 pukul 20.37 WIB)
105
www.landasanteori.com/2015/09/faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas.html
(Diakses 21 September 2016 pukul 18.19 WIB)
kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-kreativitas-definisi- menurut.html?m=1(Diakses 21 September 2016 pukul 18.19 WIB)
semarangkab.bps.go.id (Diakses 23 Sepetember 2016 pukul 20.20 WIB)