new-ifrs- psak 1-implementasi- part 1,april - jan 2012
DESCRIPTION
New-IfRS- PSAK 1-Implementasi- Part 1,April - JAN 2012TRANSCRIPT
IFRS-SERIES
PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN
1
PSAK 1
(Revisi 2009)
HASTONI, AK, MM
TIGA PILAR STANDAR AKUNTANSI INDONESIA
Standar Akuntansi Keuangan
SAK-ETAP
SAK-Syari’ah
IFRS hanya diadopsi untuk
Standar Akuntansi Keuangan
3
IFRS AROUND THE WORD
4
Europe
2005
Australia
2005
Canada
2009/11
Americas
South Africa
2005
Asia Pacific
United States
(2014)
Current or anticipated requirement
or option to use IFRS (or equivalent)
Brazil
2010
China
2007
India
2011
Chile
2009
BALANCE SHEET
FOCUS
FAIR VALUE
ACCOUNTING
THE CURRENT
PICTURE
COMPARABILITY
e.g. Geographic
GREATER
TRANSPARENCY
e.g. Financial Instruments
GREATER INCOME
STATEMENT
VOLATILITY
INCREASED
DISCLOSURE
TOWARD UNIFORMITY
5
IAS & IFRS
“IAS” - International Accounting Standards (1-41 of
which there are 29 left).
“IFRS” - International Financial Reporting Standards
(of which there are 8).
IAS + IFRS = IFRS
6
IAS 1 Presentation of Financial Statements (PSAK 1)
IAS 2 Inventories (PSAK 14)
IAS 7 Cash Flow Statements (PSAK 2)
IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors (PSAK 25)
IAS 10 Events After the Balance Sheet Date (PSAK 8)
IAS 11 Construction Contracts (PSAK 34)
IAS 12 Income Taxes (PSAK 46)
IAS 16 Property, Plant and Equipment (PSAK 16)
IAS 17 Leases (PSAK 30)
IAS 18 Revenue (PSAK 23)
IAS 19 Employee Benefits (PSAK 24)
IAS 20 Accounting for Government Grants and Disclosure ( ED PSAK 61)
IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates (PSAK 10)
IAS 23 Borrowing Costs (PSAK 26)
IAS 24 Related Party Disclosures (pSAK 7)
IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans (PSAK 18)
IAS 27 Consolidated and Separate Financial Statements (PSAK 4)
IAS 28 Investments in Associates (PSAK 15)
IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies (PSAK 63)
IAS 31 Interests in Joint Ventures (PSAK 12)
IAS 32 Financial Instruments: Presentation (PSAK 50)
IAS 33 Earnings per Share (PSAK 56)
IAS 34 Interim Financial Reporting (PSAK 3)
IAS 36 Impairment of Assets (PSAK 48)
IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets (PSAK 57)
IAS 38 Intangible Assets (PSAK 19)
IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement (PSAK 55)
IAS 40 Investment Property (PSAK 13)
IAS 41 Agriculture (ED)
IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting
Standards (tidak diadopsi)
IFRS 2 Share-based Payment ( ED PSAK 53)
IFRS 3 Business Combinations (PSAK 22)
IFRS 4 Insurance Contracts ( ED PSAK 28/36)
IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued
Operations (PSAK 58)
IFRS 6 Exploration for and evaluation of Mineral Resources (ED PSAK 29)
IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures (ED PSAK 50)
IFRS 8 Operating Segments (PSAK 8)
Ifrs 9 Financial Instrumen (PSAK 55)
6. APAKAH PERBEDAAN UTAMA ANTARA UNITED STATES
GENERALLY ACCOUNTING PRINCIPLES (US GAAP) DAN IFRS
Keterangan US GAAP
(PSAK LAMA)
IFRS
(PSAK BARU)
PERSEDIAAN FIFO, LIFO, AVERAGE LIFO DILARANG
LABA RUGI ADA POS-POS LUAR BIASA DILARANG
BASIS RULE BASE PRINCIPLES BASE
PENILAIAN HISTORICAL COST FAIR VALUE
GOODWILL AMORTISASI DILARANG
FOCUS INCOME STATEMENT IS DAN BALANCE SHEET
ASET TETAP COST MODEL COST DAN
REVALUATION MODEL
PSAK No 1 (Rev. 1998),
Penyajian Laporan Keuangan
IAS 1, Presentation of Financial Statements
(PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan
Keuangan)
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
• Contoh Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan (Neraca) KELOMPOK USAHA XYZ
Laporan posisi keuangan per 31 Desember 20X7 (dalam ribuan rupiah)
31 Des 20X7 31 Des 20X6
ASET
Aset Lancar
Kas & setara 312.400 322.900
Piutang usaha 91.600 110.800
Persediaan 135.230 132.500
Aset lancar lainnya 25.650 12.540
Total aset lancar 564.880 578.740
Aset Tidak Lancar
Aset keuangan tersedia utk dijual 142.500 156.000
Investasi dlm entitas asosiasi 100.150 110.770
Aset tetap 350.700 360.020
Aset tak berwujud lainnya 227.470 227.470
Goodwill 80.800 91.200
Total Aset Tidak Lancar 901.620 945.460
Total Aset 1.466.500 1.524.200
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK USAHA XYZ Laporan posisi keuangan (lanjutan) per 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah) 31 Des 20X7 31 Des 20X6
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha & terutang lainnya 115.100 187.620
Pinjaman jangka pendek 150.000 200.000
Bagian pinjaman jangka panjang 10.000 20.000
Utang pajak jangka pendek 35.000 42.000
Provisi jangka pendek 5.000 4.800
Total Liabilitas Jangka Pendek 315.100 454.420
Liabilitas Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang 120.000 160.000
Pajak tangguhan 28.800 26.040
Provisi jangka panjang 28.850 52.240
Total Liabilitas Jangka Panjang 177.650 238.280
Total Liabilitas 492.750 692.700
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK USAHA XYZ Laporan posisi keuangan (lanjutan) per 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah)
31 Des 20X7 31 Des 20X6
Total Liabilitas 492.750 692.700
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham 650.000 600.000
Saldo laba 243.500 161.700
Komponen ekuitas lainnya 10.200 21.200
903.700 782.900
Kepentingan non-pengendali 70.050 48.600
Total Ekuitas 973.750 831.500
Total Liabilitas dan Ekuitas 1.466.500 1.524.200
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
• Contoh Ilustrasi Laporan Perubahan Ekuitas KELOMPOK USAHA XYZ
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah) Modal Saham
Saldo Laba
Pnjabaran LK dlm valas dr kegiatan usaha LN
Aset keu tersedia
utk dijual
Lindung nilai arus
kas
Surplus revaluasi
Total Kepen-tingan non- pengen-dali
Total ekuitas
So per 1/1 20X6
600.000
118.100 (4.000) 1.600 2.000 - 717.700 29.800 747.500
Prubahn kbijakan akts
-
400
-
-
-
-
400
100
500
Saldo yg disajikan kembali
600.000
118.500
(4.000)
1.600
2.000
-
718.100
29.900
748.000
Prubahn ekuitas th 20X6
Dividen - (10.000) - - - - (10.000) - (10.000)
Total LR komprehensif th berjln
-
53.200
6.400
16.000
(2.400)
1.600
74.800
18.700
93.500
So 31/12 20X6
600.000 161.700 2.400 17.600 (400) 1.600 782.900 48.600 831.500
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
• Contoh Ilustrasi Laporan Laba Rugi (LR komprehensif gabung dlm satu laporan & klasifikasi beban berdasarkan fungsi)
KELOMPOK USAHA XYZ Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7 (dalam ribuan rupiah)
31 Des 20X7 31 Des 20X6
Pendapatan 390.000 355.000
Beban pokok penjualan (245.000) (230.000)
Laba bruto 145.000 125.000
Pendapatan lainnya 20.667 11.300
Biaya distribusi (9.000) (8.700)
Beban administrasi (20.000) (21.000)
Beban lain-lain (2.100) (1.200)
Biaya pendanaan (8.000) (7.500)
Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100
Laba sebelum pajak 161.667 128.000
Beban pajak penghasilan (40.417) (32.000)
Laba tahun berjalan dr operasi yg dilanjutkan 121.250 96.000
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK USAHA XYZ Laporan Laba Rugi Komprehensif (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7 (dalam ribuan rupiah)
31 Des 20X7 31 Des 20X6
Laba tahun berjalan dr operasi yg dilanjutkan 121.250 96.000
Kerugian tahun berjalan dr operasi yg dihentikan - (30.500)
Laba tahun berjalan 121.250 65.500
Pendapatan komprehensif lain:
Selisih kurs krn penjabaran lap keu dlm valas 5.334 10.667
Aset keuangan tersedia utk dijual (24.000) 26.667
Lindung nilai arus kas (667) (4.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367
Laba/(rugi) aktuarial dr program pensiun MP (667) 1.333
Bag pendptn komprehensif lain dr entitas asosiasi 400 (700)
PPh terkait dgn pendptan komprehensif lain 4.667 (9.334)
Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak
(14.000) 28.000
Total pendptan komprehensif tahun berjalan 107.250 93.500
PSAK 1 R2009 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
KELOMPOK USAHA XYZ Laporan Laba Rugi Komprehensif (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7 (dalam ribuan rupiah)
31 Des 20X7 31 Des 20X6
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 97.000 52.400
Kepentingan non-pengendali 24.250 13.100
121.250 65.500
Jumlah laba/rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 85.800 74.800
Kepentingan non-pengendali 21.450 18.700
107.250 93.500
Laba per saham (dalam rupiah):
Dasar dan dilusian 0,46 0,30
• PPh terkait dgn setiap komponen pendapatan komprehensif lain diungkapkan dlm CALK • Jika entitas memilih penyajian scr agregat setiap komponen pendptn komprehensif lainnya dlm lap LR komprehensif, maka jmlh penyesuaian reklasifikasi & keuntungan/kerugian thn berjln disajikan dlm CALK.
OTHER COMPREHENSIVE INCOME (OCI)
PENDAPATAN KOMPREHENSIVE LAIN
Aset Keuangan
Tersedia untuk Dijual
PERBEDAAN PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK
SURAT BERHARGA UANG DAN EKUITAS
Klasifikasi
Surat
Berharga
Jenis Surat
Berharga
Penyajian Pada Neraca Perlakuan Perubahan
Sementara Dalam
Nilai
Direalisasi
hingga jatuh
tempo
Utang Harga perolehan yang
diamortisasi
Tidak diakui
Tersedia untuk
dijual
Utang dan
Ekuitas Nilai pasar wajar Dilaporkan dalam
ekuitas pemegang
saham
Diperdagangka
n
Utang dan
Ekuitas Nilai pasar wajar Dilaporkan dalam
Laporan laba Rugi
PERBEDAAN PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK
SURAT BERHARGA UANG DAN EKUITAS
Klasifikasi
Surat
Berharga
Jenis Surat
Berharga
Penyajian Pada Neraca Perlakuan Perubahan
Sementara Dalam
Nilai
Direalisasi
hingga jatuh
tempo
Utang Harga perolehan yang
diamortisasi
Tidak diakui
Tersedia untuk
dijual
Utang dan
Ekuitas Nilai pasar wajar Dilaporkan dalam
ekuitas pemegang
saham
Diperdagangka
n (FVTPL)
Utang dan
Ekuitas Nilai pasar wajar Dilaporkan dalam
Laporan laba Rugi
ILUSTRASI
Investasi Surat Berharga
Dibeli Surat berharga @ Rp 1.000 sebanyak 1000 lembar pada 1 Oktober 2010
Jurnal ?
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)
Surat Berharga -HTM 1,000,000
Bank 1,000,000
31 Desember harga per lembar surat berharga naik menjadi Rp 1200
31 Desember
tidak dipengaruhi harga pasar
ILUSTRASI
Jika Diklasifikasikan sebafai Tersedia untuk Dijual (AFS)
Surat Berharga -AFS 1,000,000
Bank 1,000,000
Surat berharga -AFS 200,000
Kenaikan nilai AFS (OCI/E) 200,000
Jika diklasifikasikan Untuk Diperdagangkan (F Trading)
Surat Berharga - For Trading 1,000,000
Bank 1,000,000
Surat berharga -For Trading 200,000
Kenaikan nilai FT (IS) 200,000
Harga Beli 1000 1 Oktober 2010
Harga Wajar 1.200 per 31 Des 2010
Bank 1,500,000
SB-AFS 1,200,000
Laba penjualan AFS (IS) 300,000
Kenaikan (E) 200,000.0
Laba atas kenaikan AFS (IS) 200,000
15 Januari 2011 AFS dijual 1.500 per
ILUSTRASI
Lindung Nilai
(Hedging)
DEVALUASI/DEPRESIASI RUPIAH TERHADAP $US
Tgl/Tahun Kurs Lama Kurs Baru Tk Devaluasi/
Depresiasi
23-08-71 Rp 378/$US Rp 415/$US Devaluasi 10 %
15-11-78 Rp 415/$US Rp 625/$US Devaluasi 50 %
30-03-83 Rp 720/$US Rp 970/$US Devaluasi 35 %
12-9-86 Rp 1.134/$US Rp 1.644/$US Devaluasi 45 %
01-07-97 Rp 2.450$US Depresiasi 50 %
01-08-97 Rp 2.600/$US Depresiasi 6 %
01-09-97 Rp 3.035/$US Depresiasi 17 %
01-10-97 Rp 3.275$US Depresiasi 08 %
01-11-97 Rp 3.670/$US Depresiasi 12 %
01-12-97 Rp 3.700/$US Depresiasi 01 %
26-012-97 Rp 5.500/$US Depresiasi 49 %
05-01-98 Rp 6.500/$US Depresiasi 18 %
08-01-98 Rp 10.000/$US Depresiasi 54 %
Setelah Mei 98
Rp 15.000/$US Depresiasi 50 %
OPSI UNTUK WOODRUFF
Pada tanggal 1 Oktober 2005, Woodruff Company membayar $
8.000 untuk membeli opsi beli guna membeli 1.000 Ons emas
pada harga $ 300 per Ons pada suatu waktu sebelum tanggal
1 Januari 2006.
1 Okt 05 Opsi Beli EMas $ 8.000
Kas $ 8.000
AYAT JURNAL
31 Des 2005 Opsi Beli Emas ($28.000-
$8.000)
$ 20.000
Laba Komprehensif
Lainnya
$ 20.000
1 Jan 2006 Persediaan Emas $328.000
Kas (1.000 Ons x $328) $328.000
Kas (Penyelesaian opsi beli
emas)
$ 28.000
Opsi Beli Emas (aktiva) $ 28.000
Laba Komprehensif lainnya
$ 20.000
Laba dari Opsi Beli Emas $ 20.000
REVALUASI
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
29. Suatu entitas harus memilih model
biaya (cost model) dalam paragraf 30 atau
model revaluasi (revaluation model) dalam
paragraf 31 sebagai kebijakan akutansinya
dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap
seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
REVALUATION MODEL
31 After recognition as an asset, an item of property, plant and equipment
whose fair value can be measured reliably shall be carried at a revalued
amount, being its fair value at the date of the revaluation less any
subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated
impairment losses. Revaluations shall be made with sufficient regularity to
ensure that the carrying amount does not differ materially from that which
would be determined using fair value at the end of the reporting period.
32 The fair value of land and buildings is usually determined from market-
based evidence by appraisal that is normally undertaken by professionally
qualified valuers. The fair value of items of plant and equipment is usually
their marke t value determined by appraisal.
MODEL REVALUASI
31. Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya
dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari
jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal
neraca.
32. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan me;a;ui
penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional
berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
CONTOH REVALUASI
39 If an asset’s carrying amount is increased as a result of a revaluation, the
increase shall be recognised in other comprehensive income and
accumulated in equity under the heading of revaluation surplus. However,
the increase shall be recognised in profit or loss to the extent that it
reverses a revaluation decrease of the same asset previously recognised
in profit or loss.
40 If an asset’s carrying amount is decreased as a result of a revaluation, the
decrease shall be recognised in profit or loss. However, the decrease shall
be recognised in other comprehensive income to the extent of any credit
balance existing in the revaluation surplus in respect of that asset. The
decrease recognised in other comprehensive income reduces the amount
accumulated in equity under the heading of revaluation surplus.
39. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian
surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui
dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan
nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya
dalam laporan laba rugi.
40. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun,
penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke
ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan
tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk
aset tersebut.
39. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian
surplus revaluasi.
Harga perolehan 100,000
Nilai pasar 150,000
kenaikan 50,000
Aset 50,000
Surplus revaluasi (E) 50,000
Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba
rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat
revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba
rugi.
Harga perolehan 130,000
Nilai pasar turun 100,000
Rugi penurunan nilai 30,000
aset 30,000
nilaipasar sebelumnya 100000
nilai pasar sekarang 150000
naik 50000
Aset 50000
Keuntungan revaluasi 30000
Surplus Revaluasi 20000
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan
tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
Harga perolehan 130,000
Nilai pasar turun 100,000
Rugi penurunan nilai 30,000
aset 30,000
Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung
didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus
revaluasi untuk aset tersebut.
Harga perolehan 100,000
Nilai pasar 150,000
kenaikan 50,000
Aset 50,000
Surplus revaluasi (E) 50,000
Harga pasar sebelumnya 150000
Harga pasar sekarang 80000
turun 70000
Surplus revaluasi 50000
Rugi penurunan nilai 20000
aset 70000
LAMPIRAN TAMBAHAN
Penerapan PSAK 16 thn 2007 Metode
Review umur manfaat
PSAK 48
Baker Tilly Interntional R biaya R R
PT Ades Waters Indonesia R biaya R R
PT Aertra Air Jakarta - biaya belum R
PT Aneka Tambang R biaya R R
PT Aqua Golden Mississippi R biaya R R
PT Astra Agro Lestari R biaya R R
PT Astra International P biaya - P
PT Bakrie Telecom P biaya belum P
PT Bayu Buana - biaya belum belum
PT Bentoel International Investama R biaya R R
PT Bukit Asam R biaya belum R
PT Ever Shine Tex R biaya R R
PT Excelcomindo Pratama P biaya belum P
PT Indosiar Karya Media P biaya P
Penerapan PSAK 16 thn 2007 Metode
Review umur manfaat
PSAK 48
PT Fast Food Indonesia R biaya R R
PT Global Mediacom P biaya P -
PT Goodyear Indonesia P biaya P P
PT Gudang Garam R biaya belum
PT Hero Supermarket - biaya belum R
PT HM Sampoerna R biaya R R
PT Holcim Indonesia
PT Indocement
PT Indofood Sukses Makmur R biaya R R
PT Indosat
PT Kalbe Farma R biaya R R
PT Kimia Farma P biaya - P
PT Laguna Cipta Griya - biaya belum R
PSAK No.16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap
PMK No. 79/PMK.03/2008
Secara akuntansi, berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tidak diperlukan adanya persetujuan dari Dirjen Pajak untuk membukukan aset tetap model revaluasi
Secara perpajakan, untuk melakukan penilaian kembali aset tetap, perusahaan harus memperoleh izin dari Dirjen Pajak terlebih dahulu (Pasal 2
PSAK No.16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap
PMK No. 79/PMK.03/2008
PSAK No. 16 (Revisi 2007) paragraf 36 mengatur bahwa jika suatu aset tetap direvaluasi maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Dalam hal ini PSAK memperbolehkan perusahaan untuk melakukan revaluasi aset menurut kelompok aset tertentu (tidak harus terhadap keseluruhan aset tetap). perusahaan juga diperbolehkan untuk melakukan revaluasi secara bergantian antara kelompok aset tetap yang berbeda (rolling basis) seperti yang dijelaskan dalam par. 38.
PMK No. 79 / PMK.03 / 2008 mengharuskan revaluasi dilakukan terhadap seluruh aset tetap berwujud (Pasal 3 ayat 1).
PSAK No.16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap
PMK No. 79/PMK.03/2008
PSAK No. 16 (Revisi 2007) paragraf 36 mengatur bahwa jika suatu aset tetap direvaluasi maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Dalam hal ini PSAK memperbolehkan perusahaan untuk melakukan revaluasi aset menurut kelompok aset tertentu (tidak harus terhadap keseluruhan aset tetap). perusahaan juga diperbolehkan untuk melakukan revaluasi secara bergantian antara kelompok aset tetap yang berbeda (rolling basis) seperti yang dijelaskan dalam par. 38.
PMK No. 79 / PMK.03 / 2008 mengharuskan revaluasi dilakukan terhadap seluruh aset tetap berwujud (Pasal 3 ayat 1).
PSAK No.16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap
PMK No. 79/PMK.03/2008
PSAK No. 16 (Revisi 2007) par. 34
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai
wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi.
Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi
berbeda secara material dari jumlah
tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
Beberapa aset tetap mengalami perubahan
nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif,
sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu
dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak
signifikan.
Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu
direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Secara perpajakan, menurut PMK No. 79/PMK.03/ 2008 diatur bahwa penilaian kembali hasil tetap perusahaan tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali aset tetap terakhir yang dilakukan berdasarkan PMK ini (pasal 3 ayat 2).
PSAK No.16 (Revisi 2007) Tentang Aset Tetap
PMK No. 79/PMK.03/2008
PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengatur pencatatan selisih revaluasi asset terutama dalam par. 39 dan par. 40.
PMK No. 79/PMK.03/2008 menyatakan bahwa selisih lebih penilaian kembali asset tetap perusahaan harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama “Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Tanggal ...” (pasal 9 ayat 1).