neurosis

Upload: abdi-azhim-zauli-azra

Post on 30-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

neurosis

TRANSCRIPT

NEUROSIS Neurosis adalah kelainan non psikotik yang kronis atau berulang yang dikarakteristikkan terutama dengan kecemasan yang diekspresikan secara langsung atau adanya perubahan pada mekanisme difensif, yaitu yang tampak berupa gejala obsesi, kompulsi, fobia, atau disfungsi seksual.Pada DSM-III, neurotic disorder didefinisikan sebagai kelainan mental, dimana sebagian besar gejala atau kelompok gejala berupa distress secara individual dan dapat dikenali oleh penderita sendiri sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima dan alien (ego-dystonic), dan biasanya kontak dengan realitas masih intact. Sikap dari penderita biasanya tidak melanggar norma sosial secara aktif. Gangguan biasanya bersifat berulang atau kronis tanpa terapi, dan tidak terbatas pada reaksi terhadap stressor. Tidak ada ditemukannya faktor atau etiologi organik pada kelainan iniDari beberapa definisi mengenai neurosis dapat diidentifikasi beberapa pokok pengertian mengenai neurosis, yaitu:1. neurosis merupakan gangguan jiwa pada tahap ringan2. neurosis.terjadi pada sebagian aspek kepribadian3. neurosis dapat dikenali dari gejala-gejala yang menyertainya, yaitu terutama berupa kecemasan4. penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hariIstilah neurosis tidak digunakan dalam DSM-IV dan tidak ada kelas diagnostik keseluruhan yang disebut neurosis, tetapi banyak klinisi yang menganggap kategori diagnostik berikut ini sebagai neurosis : gangguan kecemasan, gangguan somatoform, gangguan disosiatif, gangguan seksual, dan gangguan distimik.Menurut ICD-10 dan PPDGJ III suatu kelas yang disebut gangguan neurotik, gangguan yang berhubungan dengan stress, dan gangguan somatoform, yaitu : gangguan kecemasan fobik gangguan kecemasan lain (termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan umum, dan gangguan kecemasan dan defresif bercampur), gangguan obesesif komfulsif, gangguan penyesuaian gangguan disosiatif (konversi) gangguan somatoform dan gannguan neurotik lainnya

PSIKOSISPengertian psikosis secara tradisional adalah hilangnya kontak dengan realitas dan terganggunya fungsi mental yang dimanifestasikan dengan delusi, halusinasi, kebingungan dan terganggunya memori. Kata psikosis sering digunakan oleh psikiater sebagai sinonim dari gangguan fungsi sosial dan personal berat, yang dikarakteristikkan dengan pernolakan sosial dan keterbatasan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang biasa. Berdasarkan American Psychiatric Glossary of the American Psychiatric Association, psikosis diartikan sebagai terganggunya kontak dengan realitas secara nyata. Dengan terganggunya kontak dengan realitas secara nyata, akurasi persepsi dan pemikiran seseorang tersebut cenderung menjadi tidak benar sehingga cenderung membuat respon yang salah terhadap realitas eksternal. Psikosis tidak digunakan pada penyimpangan minor dari realitas yang berhubungan dengan penilaian relatif. Contohnya adalah seseorang yang depresi sehingga menurunkan produktivitasnya tidak dikatakan sebagai psikosis.Dari beberapa definisi dapat diperoleh beberapa gambaran mengenai psikosis, yaitu:1. psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat yang terjadi pada semua aspek kepribadian2. penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam dunianya sendiri3. psikosis tidak dapat dirasakan keberadaannya oleh penderita (penderita tidak menyadari bahwa dirinya sakit)4. usaha penyembuhan psikosis tidak dapat dilakukan oleh penderita sendiri, namun hanya dapat dilakukan oleh pihak lainMenurut DSM IV yang termasuk gangguan psikotik adalah gangguan perkembangan pervasive, skizofrenia, gangguan skizoniform, gangguan skizoafektif, gangguan delusional, gangguan psikotik singkat, gangguan psikotik bersama, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, gangguan psikotik akibat zat, dan gangguan psikotik yang tidak dapat ditentukan.

PERBEDAAN NEUROSIS DAN PSIKOSISTerdapat 6 perbedaan antara neurosis dan psikosis yang didasarkan pada perilaku umum, gejala, orientasi, pemahaman (insight), resiko sosial dan penyembuhan.NoFaktorPsikosisNeurosis

1PerilakuGangguan terjadi pada seluruh aspek kepribadian, tidak ada kontak dengan realitasGangguan terjadi pada sebagian besar kepribadian, kontak dengan realitas masih ada

2GejalaGejala bervariasi luas, dapat berupa waham, halusinasi, dan kadangkala berupa emosi yang berlangsung secara terus menerusLebih kearah gejala psikologis dan somatic yang ringan dan temporer

3OrientasiPenderita sering mengalami disorientasi waktu, tempat dan orangPenderita jarang mengalami disorientasi

4pemahaman (insight)Penderita tidak memahami bahwa dirinya sakitPenderita mengetahui bahwa dirinya sakit

5Resiko sosialPenderita dapat membahayakan dirinya sendiri bahkan orang lainPerilaku penderita jarang atau tidak membahayakan orang lain dan dirinya sendiri

6PenyembuhanPenderita memerlukan perawatan dirumah sakit. Kesembuhan seperti keadaan semula dan permanen sulit dicapaiTidak begitu memerlukan perawatan dirumah sakit. Kesembuhan seperti semula dan permanen sangat mungkin untuk dicapai

Laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada pasien psikiatri tidak membantu dalam penegakan diagnosis gangguan jiwa, seperti skizofrenia, gangguan mood, dll. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan/menyingkirkan adanya etiologi gangguan organik yang mendasari munculnya tanda dan gejala psikiatri. Pemeriksaan lab yang dilakukan biasanya berupa pemeriksaan endokrin, konsentrasi beberapa jenis obat dalam darah, fungsi sistem organ, dll.

Aksis:I:- Gangguan klinis- Gangguan lain yang menjadi fokus perhatian klinisII:- Gangguan kepribadian- Retardasi mentalIII:- Kondisi medik umumIV:- Masalah psikososial dan lingkunganV: - Penilaian fungsi secara global

ANTIPSIKOSISAntipsikosis bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik. Ciri terpenting obat antipsikosis ialah:1. Berefek antipsikosis, yaitu berguna mengatasi agresivitas, hiperaktivitas, dan labilitas emosional pada pasien psikosis2. Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam ataupun anastesia3. Dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang reversibel atau irreversible.4. Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan fisik dan psikisBerdasarkan efek samping gejala ekstrapiramidal yang ditimulkan antipsikotik dibagi menjadi:1. Antipsikotik tipikal (efek samping ekstrapiramidal yang nyata) Disebut juga sebagai antipsikosis generasi I (klorpromazin, derivate fenotiazin, haloperidol). Kebanyakan antipsikosis golongan tipikal mempunyai afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamine 2, hal ini diperkirakan menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Golongan antipsikosis tipikal umumnya hanya berespon untuk gejala positif.a. Klorpromazin (golongan fenotiazin alifatik)Sampai saat ini CPZ masih tetap dipergunakan sebagai antipsikosis, karena ketersediaan dan harganya yang murah.FARMAKODINAMIKEfek farmakologik klorpromazin dan antipsikosis lainnya meliputi fefek pada SSP, system otonom, dan system endokrin. Efek ini terjadi karena antipsikosis menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamine, reseptor -adrenergik, muskarinik, histamine H1 dan reseptor serotonin 5HT2 dengan afinitas yang berbeda. CPZ selain memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor dopamine, juga memiliki afinitas yang tinggi terhadap reseptor -adrenergik. Susunan Saraf PusatCPZ meniumbulkan efek sedasi disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkkungan. Pada pemakaian lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Ut Timbulnya sedasi amat ergantung dari status emosional pasien sebelum minum obat.CPZ dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada chemoreceptor trigger zone. Muntah yang disebabkan oleh kelainan saluran cerna atau vestibuler kurang dapat dipengaruhi. Otot rangkaCPZ dapat menimbulkan relaksasi otot rangka yang berada dalam keadaan spastic. Cara kerja relaksasi ini diduga bersifat sentral, sebab sambungan saraf-otot dan medulla spinalis tidak dipengaruhi CPZ.SEDIAANKlorpromazin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan 100 mg. selain itu juga tersedia dalam bentuk larutan suntik 25 mg/mL.b. Haloperidol (golongan butiferon)Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberikan fenotiazin. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien.

ANTINEUROSISANSIOLITIKAnsiolitik benzodiazepin sebagai ansiolitik efektif dalam menghilangkan ansietas dan banyak digunakan. Dipakai untuk gejala-gejala yang berkaitan dengan stress, tidak bahagia, atau penyakit fisik minor. Obat-obat tersebut tidak boleh digunakan untuk mengobati depresi, kondisi fobia, obsesi atau psikosis kronik. Pada anak-anak pengobatan ansiolitik hanya boleh digunakan untuk menghilangkan ansieta akut (dan ainsomnia terkait) yang disebabkan oleh rasa takut, misalnya sebelum operasi. BenzodiazepinBenzodiazepin dipakai untuk pemakaian jangka pendek pada ansietas yang berat. Kerja yang panjang dimiliki oleh diazepam, aprazolam, bromazepam, klordiazepoksid, klobazam, dan klorazepat. Kerja jangka pendek dimiliki oleh lorazepam dan oksazepam dipakai pada pasien dengan gangguan hati akan tetapi mempunyai resiko yang besar pada pemutusan obat. Diazepam dan lorazepam kadang-kadang dipakai secara i.v. untuk mengendalikan panik. Pemakaian i.m. tidak lebih menguntungkan dibandingkan pemakaian oral. Diazepam Indikasi Pemakaian jangka pendek pada ansietas dan insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.

Peringatan Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin, hamil, menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit hati dan ginjal, penyakit pernapasan, klemahan otot, riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol, kelainan kepribadian yang nyata, kurang dosis pada usia lanjut dan debil, hindari pemakaian jangka panjang, peringatan khusus untuk injeksi i.v., porfiria. Kontraindikasi Depresi pernapasan, gangguan hati berat, kondisi fobia atau depresi, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur, tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi. Efek samping Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksial dalam agresi, gangguan mental, amnesia, ketergantungan obat, depresi pernapasan, kepala terasa ringan hari berikutnya, bingung. Kadang-kadang nyeri kepala, vertigo, hipotensi, perubahan salivasi, gangguan saluran cerna, ruam, gangguan penglihatan, perubahan libido, retensi urin, dilaporkan juga kelinan darah dan jaundice, pada injeksi i.v. terjadi : nyeri, tromboflebitis, danjarang apneu atau hipotensi. Alprazolam Indikasi ansietas (penggunaan jangka pendek) Dosis :250-500 mcg 3 kali sehari (usia lanjut atau debil 250 2-3 kali sehari), naikkan bila perlu sampai total 3 mg hari. Tidak dianjurkan pada anak-anak. Kontraindikasi, peringatan, dan efek samping sama dengan diazepam. Klordiazepokzid Indikasi : Ansietas penggunaan jangka pendek, tambahan pada putus obat alkohol akut. Dosis :Ansietas 310 mg 3 kali sehari dinaikkan bila perlu sampai 60-100 mg/hari dosis terbagi. Usia lanjut atau debilsetengah dosis dewasa. Anak : tidak dianjurkan. Klobazam Indikasi : ansietas (penggunaan jangka pendek) Dosis : ansietas 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal sebelum tidur, dinaikkan pada ansietasyang berat (pasien rawat inap) sampai dosis maksimal 60 mg/hari dalam dosis terbagi. Usia lanjut atau debil : 10-15 mg/hari. Anak : diatas 3 tahun tidak lebih dari setengah dosis dewasa.

DefinisiSimptomatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala.Simptomatologi gangguan jiwa berarti ilmu yang mempelajari gejala-gejalagangguan jiwa

Beberapa contoh simptomatologi pada beberapa gangguan jiwa:1) Gangguan Kesadaran/conciousnessJenis-jenis gangguan kesadaran:a. gangguan kesadaran kuantitatif Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk. Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadapsekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan reaksi. Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan,orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanyasedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka mata sebentar kemudian tidur lagi. Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi memerlukan intensitas yang tinggi. Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada. Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna kelihatan lebih jelas atau terang.b. gangguan kesadaran kualitatif Stupor, kesadaran yang menyempit.Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasilihat dan dengar. Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan. Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi. Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut. Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti dengan amnesia sebagian. Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan.2) Gangguan PerhatianJenis-jenis gangguan perhatian:a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya,perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD. b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi itu.c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan sulit mengenali.d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien paranoid dan cemas.3) Gangguan EmosiJenis-jenis gangguan emosi:a. Afek Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang minumbulkannya. Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya datar, tumpul, atau dingin. Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka. Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal. Restricted, yaitu terbatas/menyempit. Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.b. Mood Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan. Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung. Elevated Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang,mudah melambung. Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran. Euthymia, yaitu perasaan wajar. Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah. Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru kembali. Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.4) Gangguan PsikomotorJenis-jenis gangguan psikomotor:a. Katatonia Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, sekalipun hendak diubah orang lain. Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat. Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu. Posturing Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan tetapi masih ada hambatan. Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak. Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang. Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya. Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.b. Hiperaktif TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas. Grimace Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas. Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak). Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania (suka mencabuti rambut sendiri).c. Negativisme Aktif, respon berlebihan. Pasif, diam saja. d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.5) Gangguan Proses pikirJenis-jenis gangguan proses pikir:a. Bentuk pikir: Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara kenyataan dengan fantasi. Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-akan cemerlang tetapi tidak mungkin realistis. Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.b. Isi pikir: Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre, nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan. Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak mungkin terjadi. Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional adanya. Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.c. Progesi/jalan pikir: Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat. Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada hubungannya antara ide satu dengan yang lain. Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun. Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar- putar tidak sampai isi. Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan. Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide bercampur dengan ide yang lain. Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang. Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum. Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna. Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa berhenti.6) Gangguan PembicaraanJenis-jenis gangguan pembicaraan:a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-berhenti.c. Miskin isi pembicaraan.d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai denganpertanyaan pemeriksa.7) Gangguan PersepsiJenis-jenis gangguan persepsi:a. Halusinasi: Auditorik Olfaktori Gustatorik Taktil Hipnagogik Hipnopompik Visualb. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurutkenyataan.d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwadirinya sudah tidak seperti dulu lagi.8) Gangguan MemoriJenis-jenis gangguan memori:a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagianatau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsipemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,fausse reconnaissance.c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman barue. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang dapatmenggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.9) Gangguan Insight/tilikan diriKemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.

SKIZOFRENIA

DefinisiSkizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi.

EpidemiologiPrevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk pada laki laki dibandingkan wanita.Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien skizofrenia menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis. Bunuh diri adalah penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, 50% penderita skizofrenia pernah mencoba bunuh diri 1 kali seumur hidupnya dan 10% berhasil melakukannya. Faktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala depresif, usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi.Komorbiditas Skizofrenia dengan penyalahgunaan alkohol kira kina 30% sampai 50%, kanabis 15% sampal 25% dan kokain 5%-10%. Sebagian besar penelitian menghubungkan hal ini sebagai suatu indikator prognosis yang buruk karena penyalahgunaan zat menurunkan efektivitas dan kepatuhan pengobatan. Hal yang biasa kita temukan pada penderita skizofrenia adalah adiksi nikotin, dikatakan 3 kali populasi umum (75%-90% vs 25%-30%). Penderita skizofrenia yang merokok membutuhkan anti psikotik dosis tinggi karena rokok meningkatkan kecepatan metabolisme obat tetapi juga menurunkan parkinsonisme. Beberapa laporan mengatakan skizofrenia lebih banyak dijumpai pada orang orang yang tidak menikah tetapi penelitian tidak dapat membuktikan bahwa menikah memberikan proteksi terhadap Skizofrenia.

Etiologi Model diatesis stress. Menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi skizofrenia. Faktor Biologi Komplikasi kelahiranBayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.Infeksi Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.Hipotesis DopaminDopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.

Hipotesis Serotonin Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT~ lebih tinggi dibandingkan reseptor dopamin D2. Struktur OtakDaerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemenksaaninikroskopis dan jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir. Genetika Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

Gambaran klinis Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase aktif dan fase residual. Fase prodromal biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri. Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya. Pada Fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase residual. Fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. DiagnosisPedoman Diagnostik PPDGJ-lll Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- thought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; b. - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau - delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus); - delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat; c. Halusinasi auditorik: suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh. d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus; b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; d. gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika; Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.Prognosis Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan 35% mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti : usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut, riwayat sosial / pekerjaan pramorbid baik, gejala depresi, menikah, riwayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, riwayat sosial buruk, autistik, tidak menikah/janda/duda, riwayat keluarga skizofrenia, sistem pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, tidak remisi dalam 3 tahun, sering relaps dan riwayat agresif akan memberikan prognosis yang buruk.