nervus fasialis referat

20
NERVUS CRANIALIS VII 1. Anatomi Nervus Fasialis Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi untuk motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Nervus fasialis merupakan saraf motorik yang menginervasi otot – otot ekspresi wajah. Disamping itu saraf ini membawa sudut serabut parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata dan keselaput mukosa rongga mulut dan hidung. Nervus fasialis juga menghantar berbagai jenis sensasi, termasuk sensasi eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi pengecapan 2/3 bagian depan lidah, dan sensasi viseral umum dari kelenjar ludah, mukosa hidung dan faring, serta sensasi proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya.

Upload: aqfa-alfikri

Post on 26-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nervus 7

TRANSCRIPT

Page 1: Nervus Fasialis Referat

NERVUS CRANIALIS VII

1. Anatomi Nervus Fasialis

Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi untuk

motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Nervus fasialis merupakan

saraf motorik yang menginervasi otot – otot ekspresi wajah. Disamping itu saraf

ini membawa sudut serabut parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata dan

keselaput mukosa rongga mulut dan hidung. Nervus fasialis juga menghantar

berbagai jenis sensasi, termasuk sensasi eksteroseptif dari daerah gendang

telinga, sensasi pengecapan 2/3 bagian depan lidah, dan sensasi viseral umum

dari kelenjar ludah, mukosa hidung dan faring, serta sensasi proprioseptif dari

otot-otot yang dipersarafinya.

N. fasialis mengandung empat macam serabut, yaitu :

1. serabut somato-motorik, dimana serabut ini mempersarafi otot-otot wajah

(kecuali m. Levator palpebrae (N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus

bagian posterior dan stapedius di telinga tengah.

2. serabut visero mototrik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius

superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,

Page 2: Nervus Fasialis Referat

rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual

lakrimalis.

3. serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua

pertiga bagian depan lidah

4. serabut somato-sensorik mempersarafi telinga luar bagian kanals auditorius,

permukaan luar membran timpani (sensibilitas)

Page 3: Nervus Fasialis Referat

Nama Komponen Asal fungsi

Saraf fasialis

Brankial motorik

(eferen)

Nukleus fasialis Mempersarafi otot-

otot ekspresi wajah

(seperti otot

frontalis,

orbicularis oculi,

zygomaticus dan

lain lain). Fungsi

tambahan

mempersarafi

Saraf intermediet

Viseral motorik (eferen)

Nukleus salivatorius superior

Nasal, lakrimal, kelenjar liur (sublingual dan submandibular)

Viseral sensorik special (aferen)

Ganglion genikuli Pengecapan 2/3 anterior lidah

Somatik aferen(sensorik umum aferen)

Ganglion genikuli Telinga luar, bagian kanalis auditorius, permukaan luar membran timpani (sensibilitas)

Page 4: Nervus Fasialis Referat

Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin

bawah dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson

dari neuron pertama-tama berjalan kearah sudut pontoserebelar, dimana akson

ini muncul pada sambungan pontomedular tepat didepan saraf cranial VIII.

Krus dari saraf fasialis memberikan kolikulus fasialis pada lantai ventrikel ke

empat tepat diatas striae medular horizontal. Saraf intermedius muncul

diantara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya berjalan ke lateral kedalam

kanalis akustikus interna. Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermedius

berpisah dari saraf kranial VIII dan terus kelateral dalam kanalis fasialis,

kemudian keatas ketingkat ganglion genikulatum.

Disini kanalis fasialis membuat belokan tajam kearah kaudal. Karena saraf

fasialis mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut

sebagai krus eksterna atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir

kanalis, saraf fasialis meninggalkan cranium melalui foramen stilomastoideus.

Dari titik ini, serabut motorik menyebar diatas wajah. Dalam melakukan

penyebaran itu, beberapa melubangi glandula parotis. Otot-otot yang

dipersarafi oleh nervus VII, melayani ekspresi fasial dan berasal dari arkus

brakialis kedua. Otot-otot orbikularis oris, dan okuli, businator, oksipital,

frontal, stapedius, stilohioid, digastrikus posterior, dan platisma termasuk

dalam kelompok ini.

II. Patofisiologi Nervus Fasialis

Page 5: Nervus Fasialis Referat

Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan

di lintasan supranuklear, nuklear dan infranuklear.

-Paralisis nuklear

Nukleus dapat menderita kerusakan akibat penyakit degeneratif (paralisis

bulbar progresif, siringobulbia), sirkulatorius, dan proses peradangan

(polioensefalitis), tumor pons atau perdarahan pontin. Karena hubungan

topografi yang erat antara nukleus fasilais dan serat saraf abdusens (VI), tidak

jarang suatu penyakit tunggal menyebabkan kerusakan kedua saraf tersebut. 1

-Paralisis supranuklear

Jaras supranukear dapat terganggu dimana saja, tetapi paling sering terganggu

pada perjalanannya melewati kapsula interna. Satu penyebab yang mungkin

adalah infark yang diakibatkan oleh obstruksi arteri karotis interna, atau yang

lebih sering arteri serebri media, oleh perdarahan masif dari angioma atau

perubahan vaskular lainnya, seperti penyakit hipertensi vaskular atau oleh

tumor. Kelumpuhan fasial supranuklear saja dapat terjadi akibat lesi kortikal

kecil pada bagian girus presentralis yang mewakili wajah. Kelumpuhan

seperti, dapat disertai oleh serangan Jacksonian pada otot-otot wajah. Tanpa

menghiraukan kelumpuhan supranuklear, otot-otot wajah tetap melakukan

gerakan involunter dalam bentuk tic klonik atau spasme wajah tonik, karena

saraf fasialis tetap berhubungan dengan sistem ekstrapiramidalis.

-Paralisis Perifer

Page 6: Nervus Fasialis Referat

N.fasialis yang terjepit dalam foramen stilomastoideum akan menimbulkan

kelumpuhan fasialis LMN, dinamakan Bell’s palsy. Bell’s palsy adalah

paralisis saraf ketujuh perifer tanpa adanya alasan yang jelas.Bagian atas dan

bawah dari otot wajah seluruhnya lumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan. Fisura

palpebra tidak dapat ditutup dan pada usaha memejamkan mata terlihatlah

bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak

bisa dicucurkan dan platisma tidak bisa digerakkan. Karena lagoftalmus, maka

air mata tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga tertimbun disitu. Gejala-

gejala pengiring seperti ageusia dan hiperakusis tidak ada karena bagian 6

Page 7: Nervus Fasialis Referat

n.fasialis yang terjepit di foramen stilomastoideum sudah tidak mengandung

lagi serabut korda timpani dan serabut yang mensarafi m.stapedius. Diagnosa

banding dari akut fasial palsy tidak semuanya idiopatik : 10% karena herpes

zoster otikus, 4% otitis media dan 2% oleh karena tumor (tumor kelenjar

parotis, neurinoma dan lainnya).

Setelah kelumpuhan fasial perifer, regeneratif saraf yang rusak, terutama serat

otonom dapat sebagian atau dalam arah yang salah. Serat yang terlindung

mungkin memberikan akson baru yang tumbuh ke dalam bagian saraf yang

rusak. Persarafan baru yang abnormal ini, dapat menyebabkan kontraktur atau

sinkinesis (gerakan yang berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah.

Sindrom air mata buaya (crocodile tears) dimana lakrimasi terjadi ketika

pasien sedang makan. Diperkirakan bahwa serat sekretoris untuk kelenjar air

liur tumbuh ke dalam selubung Schwann dari serat yang cedera yang

berdegenerasi, dan pada asalnya serat tersebut bertanggung jawab untuk

glandula lakrimalis.

Penyembuhan sempurna tanpa pengobatan terjadi pada 60-80% pasien.

Pemberian steroid (prednison 1 mg/kgBB/hari selama 5 hari). Bila terapi ini

diberikan dalam 10 hari setelah onset, penyembuhan sempurna bisa diatas

90%.1

Page 8: Nervus Fasialis Referat

III. Pemeriksaan Fisik Neurologis

1. Fungsi Motorik

Pada saat diam perhatikan : 7

Asimetris muka (lipatan nasolabial)

Bila asimetris muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan jenis

perifer. Dalam hal ini, kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan,

plika nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada

kelumpuhan jenis sentral (supranuklear) muka didapatkan simetris waktu

istirahat, kelumpuhan baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan

misalnya ; menyeringai atau meringis.

Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus

sardonicus, tremor dll)8

Ekspresi muka (sedih, gembira, takut, seperti topeng)

Page 9: Nervus Fasialis Referat

Atas perintah: 7

1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri

2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa mencoba

membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri)

3. Memperlihatkan gigi (asimetris)

4. Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)

Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk

melihat apakah terjadi menyeringai atau tidak

5. Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing)

6. Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanan dan

kiri). Pada kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk mendeteksi

kelemahan saraf fasialis pada stadium dini

-Gejala Chvostek

Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan dilakukan

dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi otot yang

disarafinya. Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia dapat juga positif

pada orang normal. Dasar gejala Chvostek ialah bertambah pekanya nervus fasialis

terhadap rangsang mekanik.

Page 10: Nervus Fasialis Referat

2. Fungsi pengecapan

Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapat menyebabkan

ageusi (hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk memeriksanya

penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada lidahnya bubuk gula,

kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secra bergiliran dan diselingi istirahat).

Bila bubuk ditaruh, penderita tidak boleh menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila

lidah ditarik kedalam mulut, bubuk akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya,

yaitu kesisi lidah lainnya atau kebagian belakang lidah yang persarafannya diurus

oleh saraf lain. Penderita disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan

isyarat, misalnya 1 untuk rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk

rasa asam.

Page 11: Nervus Fasialis Referat

3. Produksi Kelenjar ludah

Dengan anamnesis (mengunyah makanan di rongga mulut yang sehat) atau palpasi

dengan jari (selaput lendir rongga mulut yang terlibat gangguan akan terasa lebih

kering/ sedikit dari pada yang sehat).

4. Lainnya

-Stapedial refleks

Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada telinga kanan

dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop diketuk dengan ujung

jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita akan berusaha dengan cepat

untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang terganggu (karena mendengar

suara yang keras sekali).

-Tanda glabella

Ketukkan dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleks menutup

mata (berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2 kali saja).

Positif pada penderita Parkinson.

I. Klinis patologis lesi nervus fasialis

Gangguan kontralateral dari traktus kortikonuklearis seperti infark mengakibatkan

otot dahi tetap utuh yang disebut dengan paralisis sentral. Tetapi jika lesi terjadi di

nukleus nervus fasialis maka semua otot fasial ipsilateral lesi akan mengalami

paralisis perifer.

Page 12: Nervus Fasialis Referat

Berikut ini perbedaan lesi nervus fasialis perifer dan sentral, yaitu:

Gambar 3. Perbedaan lesi perifer dan sentral nervus fasialis1 9

Page 13: Nervus Fasialis Referat

Gambar 4. Perbedaan terjadinya lesi perifer dan sentral nervus fasialis10

Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor. Serabut di

serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik, meningioma,

kelainan A.basilaris.

Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan gerakan

ekspresi emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan ganglia basalis.

Jika bagian dari sistem piramidal ini yang terkena lesi maka akan terjadi penurunan

ekspresi wajah (hipomimia atau amimia) seperti pada penyakit Parkinson, atau reaksi

hiperkinetik yang menyebabkan spasme mimetik fasial atau blefarospasme.

Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis tersebut tidak diketahui secara

terperinci.

Bells palsi merupakan lesi idiopatik pada nervus fasialis yang terjadi pada 25 dari

100.000 orang per tahunnya. Karakteristiknya berupa paresis flasid dari semua otot

wajah (termasuk otot dahi), tergantung lokasi lesinya.

Page 14: Nervus Fasialis Referat

Gambar 5. Bells palsi tidak dapat menutup mata pada sisi yang sakit10

Beberapa kasus penyembuhan sempurna tanpa defisit neurologis. Beberapa di

antaranya mengalami kontraktur pada wajah atau gerakan abnormal asesorius

(sinkinesia). Sinkinesia adalah otot otot tidak dapat digerakkan satu persatu, selalu

timbul gerakan bersama, misalnya jika disuruh menutup mata maka sudut mulut pun

terangkat, jika disuruh menggembungkan pipi mata ikut merapat. Fenomena

crocodile tears merupakan fenomena unik yang terjadi di mana terjadinya lakrimasi

involunter ketika pasien makan. Hal ini dapat terjadi karena serat saraf yang tadinya

menuju ke glandula salivatorius mengalami degenerasi dan mengakibatkan

berubahnya haluannya menuju ke glandula lakrimal, sehingga impuls yang

menginduksi saliva mengakibatkan terjadinya lakrimasi. Kontraktur pada wajah dapat

dilihat dengan plika nasolabial yang lebih jelas pada sisi yang sakit akibat tertariknya

otot