neraca massa pada pra rancangan pabrik
DESCRIPTION
neraca massa mass balanceTRANSCRIPT
APPENDIX A: NERACA MASSA
APPENDIX A
NERACA MASSA
A.1. Neraca Massa
A.1.1. Basis Perhitungan
Operasional Pabrik : 350 hari kerja/tahun (1 hari 1 batch)
Jumlah Jam Kerja : 8 jam/hari
Bahan Baku : Limbah padat penyamakan kulit
Basis Perhitungan : 1 batch 5 ton produk/batch
Perhitungan neraca massa didasarkan pada keadaan ideal.
A.1.2. Perhitungan Neraca Massa pada Alat Proses
1. Rendering Tank (H-120)
Keterangan:
1.1 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi menentukan berapa kapasitas harian proses rendering.
Tahun* Jumlah Produksi Wet Salted-Leather ( Ton)1998 9331999 9622000 1.2252002 1.3242005 1.506
*) Sumber : Eksporter Wet Salted Leather CV. Anugerah Leather (031-70711026)Teknik prediksi secara linear jumlah bahan baku pada tahun 2014 adalah sebagai berikut.Dengan menggunakan software Sigmaplot untuk mendapatkan rumus
y = y0 + a*x870 + 84 (x - 1997)
y = 84x - 166.878 R2=0.91Sehingga didapat wet salted-leather untuk tahun 2014 (x=2014) sebesar 2.298 ton per tahun, dimana 17% berat merupakan kulit mentah yang akan digunakan pada industri kulit, garam dan mineral logam larut air, 3% limbah shaving skin berupa rambut kulit, sedangkan 80% merupakan limbah padat dengan kandungan minyak dan lemak. Kapasitas produksi didasarkan pada ketersediaan bahan baku dari limbah padat industri kulit, oleh karena itu kapasitas bahan baku pabrik biojet ini per hari adalah 6,5 ton per hari (asumsi 1 tahun = 350 hari).Oleh industri kulit, wet salted-leather dicuci dan dipisahkan kulit untuk industri dengan limbah padat. Limbah padat diangkut dengan truk ke pabrik Biojet lalu
101
APPENDIX A: NERACA MASSA
dilakukan proses rendering, yaitu pemanasan dan pengepress limbah padat untuk mendapatkan minyak.
1.2 Estimasi kasar proses renderingTabel Neraca Massa Pabrik Penyamakan Kulit Tiap Hari
INPUT OUTPUTKomponen Jumlah (kg) Komponen Jumlah (kg)
Rendaman Kulit(wet salted-leather)
6.566 Cucian dan kulitRambut kulitLimbah padat
1.116 196,98
5.252,8Total 6.566 Total 6.566
Rambut kulit dan biomassa limbah padat pencucian yang tidak terkonversi akan dijadikan bahan bakar alternatif di proses pembakaran boiler dan proses utilitas lain. Pada suhu ruang trigliserida limbah padat berbentuk solid, tetapi setelah pemanasan pada proses rendering trigliserida berbentuk cairan. Trigliserida tersebut dialirkan ke dalam reaktor subkritis untuk dihidrolisis menjadi asam lemak bebas (FFA).BM rata-rata trigliserida dari proses rendering adalah 848,9 kg/kmol [1]. Jumlah mol cairan trigliserida yang dialirkan ke tangki hidrolisis subkritis adalah:jumlah mol trigliserida = 5.252,8 kg / 848,9 kg/kmol
= 6,19 kmolJika 1 mol trigliserida menghasilkan 3 mol asam lemak maka akan dihasilkan
18,57 kmol untuk 6,19 kmol trigliserida.
1.3 Karakterisasi Bahan Baku
Komposisi massa jenis senyawa asam lemak dalam limbah padat penyamakan
kulit yaitu 4,2% asam miristat (C14:0), asam miristoleat (C14:1), asam palmitat
(C16:0), asam palmitoleat (C16:1), asam stearate (C18:0), asam oleat (C18:1), asam
linoleat (C18:2) dan asam arasitat (C20:0) sehingga konsentrasi berat molekul rata-
rata asam lemak limbah padat penyamakan kulit adalah sebagai berikut[1].
BM FFA = BM1 . x1 + BM2 . x2 + BM3 . x3 + ...
= (228 x 0,042) + (226 x 0,0216) + (254 x 0,284) + (252 x 0,081) +
(280 x 0,1067) + (278 x 0,4383) + (276 x 0,018) + (306 x 0,0084)
= 266,2 kg/kmol
BM CO2 = 44 kg/kmol
Untuk memperoleh FFA diperlukan proses hidrolisis pada reaktor bertekanan tinggi.
Densitas FFA = 1 . x1 + 2 . x2 + 3 . x3 +
= (862 x 0,042) + (891 x 0,0216) + (853 x 0,284) + (894 x 0,081) +
(847 x 0,1067) + (895 x 0,4383) + (900 x 0,018) + (922 x 0,0084)
= 876,7 kg/m3
102
APPENDIX A: NERACA MASSA
Jika densitas FFA = 0,8767 kg/L. Maka volume FFA yang harus ditampung per hari
pada reaktor bertekanan tinggi adalah 5.639 L.
Massa biojet yang dihasilkan diperoleh dari presentase BM alkane dalam BM FFA.
% alkane =(BM FFA−BM CO 2)
¿ BM FFA× 100 %
¿(266,2−44)/¿
266,2×100 %=83,5 % ¿
Dari data di atas, dapat dihitung biojet yang dihasilkan per liter FFA yaitu:
Biojet=
Biojet =
= 0,732 kg biojet / L bahan baku (densitas biojet = 0,81 kg/L)
= 0,904 L / L bahan baku
1.4 Estimasi Kapasitas Proses
Jumlah reaktor yang tersedia adalah 3 buah. Kapasitas maksimum masing-masing
reaktor bertekanan tinggi adalah 300 L[2] dengan waktu konversi masing-masing
batch 3 jam [3]. Dengan demikian, dapat dihitung jumlah bahan baku pengolahan
limbah penyamakan kulit dan produk dalam sehari berdasarkan data penelitian
adalah sebagai berikut.
Jumlah
Batch
Waktu ke
(jam)
Bahan Baku
(L)
Estimasi
Produk Biojet (L)
1
2
3
4
5
6
7
8
3
6
9
12
15
18
21
24
705
1.410
2.115
2.820
3.535
4.230
4.935
5.639
271.2
542.4
1.912
2.550
3.195
3.823
4.461
5.097
Dengan mengekstrapolasikan data pada table di atas, diketahui jumlah cairan limbah
pengolahan penyamakan yang dibutuhkan (X) L untuk menghasilkan (Y) L produk
103
APPENDIX A: NERACA MASSA
dalam sehari, masing-masing secara berturut-turut X dan Y adalah 2400 L dan
2.169,4 L.
Bahan Masukan:
Limbah padat penyamakan kulit dari Storage F-110 dengan conveyor
Tabel Neraca Massa Tangki Rendering
Komponen Masuk (kg/batch) Komponen Keluar (kg/batch)Tangki Penampungan
Air Limbah (F-110)Effluent (ke Wastewater Treatment)
Air 5.750,00 Air 5.746,46Katekin 0,07 Katekin 0,07Epikatekin 1,12 Epikatekin 0,12
Adsorben BedKarbon Aktif 17,70 Karbon Aktif 17,70Katekin 0,35 Air 3,54Epikatekin 0,06 Katekin 0,35 Epikatekin 1,06
Total 5.769,30 Total 5.769,30
2. Tray Dryer (B-130)
Pada unit operasi ini, terjadi proses pengeringan karbon aktif setelah proses
adsorpsi berlangsung. Karena karbon aktif yang digunakan bersifat hidrofobik pada
permukaannya, maka air yang terdapat pada permukaan karbon aktif akan teruapkan
semua.
Komponen Masuk :
Karbon aktif = 17,70 kg
Air = 3,54 kg
Katekin = 0,35 kg
Epikatekin = 1,06 kg
Komponen Keluar :
Padatan Karbon aktif = 17,70 kg
Katekin = 0,35 kg
Epikatekin = 1,06 kg
Gas Uap air = 3,54 kg
104
APPENDIX A: NERACA MASSA
Tabel Neraca Massa Tray Dryer
Komponen Masuk (kg/batch) Komponen Keluar (kg/batch)Dari Bed Kolom Adsorpsi
(D-120)Ke Ekstraktor Fluida Superkritis
(H-140)Karbon Aktif 17,70 Karbon Aktif 17,70Air 3,54 Katekin 0,35Katekin 0,35 Epikatekin 1,06Epikatekin 1,06
Uap air 3,54Total 22,65 Total 22,65
3. Ekstraktor Fluida Superkritis (H-140)
Pada proses ekstraksi ini, hanya senyawa epikatekin saja yang terekstrak ke
dalam campuran CO2 superkritis + etanol sedangkan senyawa katekin tetap tertinggal
di dalam pori karbon aktif. Berdasarkan simulasi model senyawa dengan
menggunakan software ChemDraw 3D Ultra, didapatkan harga steric energy untuk
senyawa katekin dan epikatekin masing-masing sebesar 47,07 kcal/mol dan 31,09
kcal/mol. Karena harga steric energy dari senyawa katekin lebih besar dibandingkan
epikatekin, maka katekin akan sulit terdesorpsi dari karbon aktif sehingga hanya
epikatekin saja yang akan terekstrak. Selain itu, harga kelarutan (solubility) dari
senyawa katekin dalam campuran CO2 superkritis + etanol pada kondisi P = 120 bar
dan T = 40oC sangat kecil sehingga senyawa ini tidak akan terekstrak selama proses
ekstraksi berlangsung.
Berdasarkan literatur yang didapatkan[69-73], diketahui efektivitas proses ekstraksi
dengan menggunakan fluida superkritis untuk sistem CO2 (1) + etanol (2) + flavanoid
(3) berkisar 92-98%. Dari tinjauan tersebut, diambil harga rata-rata untuk efektivitas
ekstraksi pada proses ini sebesar 95% sehingga:
Epikatekin terekstrak = 0,95 1,06 = 1,00 kg
Epikatekin yang tidak terekstrak = 0,05 1,06 = 0,06 kg
Pada kondisi T = 40˚C dan P = 120 bar, kelarutan senyawa epikatekin dalam
campuran CO2 + 5% (V/V) etanol superkritis adalah 21,8210-4 [2]. Oleh karena itu,
dapat dihitung jumlah kebutuhan CO2 dan co-solvent etanol pada proses ekstraksi ini
yaitu:
ρetanol (40˚C) = 773 g/L.
ρCO2 (40oC, 120 bar) = 668,7 g/L (menggunakan persamaan Peng-Robinson)
Massa CO2 = y
105
APPENDIX A: NERACA MASSA
Volume CO2 = y/668,7
Volume etanol = 5% y/668,7 = 0,05y/668,7
Massa etanol = (0,05y/668,7) 773
Massa epikatekin yang terekstrak = 1000 g
Fraksi solubilitas epikatekin
Didapatkan nilai y = 65,7 kg sehingga massa co-solvent etanol = 3,8 kg.
Komponen Masuk :
Karbon aktif = 17,70 kg
Katekin = 0,35 kg
Epikatekin = 1,06 kg
CO2 = 65,7 kg
Etanol = 3,8 kg
Komponen Keluar :
Ke flash drum separator (H-150) Epikatekin = 1,00 kg
CO2 = 65,7 kg
Etanol = 3,8 kg
Ke fixed-bed adsorber (D-120) Karbon aktif = 17,70 kg
Katekin = 0,35 kg
Epikatekin = 0,06 kg
Tabel Neraca Massa Ekstraktor Fluida Superkritis
Komponen Masuk (kg/batch) Komponen Keluar (kg/batch)Dari Tray Dryer (B-130) Ke Flash-Drum Separator (H-150)
Karbon Aktif 17,70 Epikatekin 1,00Katekin 0,35 CO2 superkritis 65,70Epikatekin 1,06 Etanol 3,80
Dari Piston Pump Ke Fixed-Bed Adsorber (D-120)
CO2 (L-145) 65,70 Karbon Aktif 17,70Etanol (L-142) 3,80 Katekin 0,35 330,95 Epikatekin 0,06
106
y101 ,25 y /44 26 8,29 0/10 00
26 8,29 0/10 001082,21
etan o l molCO mol ep ikatek in mol
ep ikatek in mol ep ikatek in sso lub ilita fraksi
3-4
2
APPENDIX A: NERACA MASSA
Air Pendingin Air Pendingin 330,95Total 419,56 Total 419,56
4. Flash-Drum Separator (H-150)
Flash-drum separator berfungsi untuk memisahkan produk keluaran ekstraktor
fluida superkritis yang berupa campuran CO2 superkritis, etanol, dan epikatekin.
Proses pemisahan dilakukan dengan cara menurunkan tekanan CO2 (ekspansi) dari
keadaan superkritis menjadi subkritis pada throttling valve. Adanya proses ekspansi
ini akan menurunkan kelarutan epikatekin dalam CO2 superkritis secara drastis.
Produk yang dihasilkan dari flash drum separator berupa 2 lapisan cairan yang
immiscible yaitu CO2 cair pada lapisan atas dan ekstrak fenolik (campuran etanol +
epikatekin) pada lapisan bawah.
Komponen masuk :
Epikatekin = 1,00 kg
CO2 = 65,70 kg
Etanol = 3,80 kg
Komponen keluar :
Lapisan atas Lapisan Bawah
CO2 = 65,70 kg Epikatekin = 1,00 kg
Etanol = 3,80 kg
Tabel Neraca Massa Flash Drum Separator
Komponen Masuk (kg/batch) Komponen Keluar (kg/batch)Dari Ekstraktor Fluida Superkritis
(H-140)Menuju Tangki Penampungan Fenolik
(F-151)Epikatekin 1,00 Epikatekin 1,00CO2 65,70 Etanol 3,80Etanol 3,80 Recycle (ke F-144) CO2 65,70
Total 70,50 Total 70,50
107
APPENDIX A: NERACA MASSA
5. Spray Dryer (B-160)
Pada alat proses ini, terjadi proses pembentukan serbuk epikatekin dari ekstrak
fenolik (campuran etanol + epikatekin). Media pemanas yang digunakan adalah gas
panas yang disuplai dari heating chamber system yang meliputi blower, air filter, dan
heater. Pada proses ini, kandungan etanol yang terdapat dalam campuran akan
teruapkan seluruhnya akibat berkontak dengan gas panas sehingga serbuk epikatekin
yang dihasilkan memiliki kadar kemurnian 100%. Etanol yang teruapkan akan terikut
bersama aliran gas panas menuju ke lingkungan sedangkan fraksi serbuk epikatekin
yang terikut bersama aliran gas panas akan dipisahkan di dalam cyclone dan
ditampung di dalam dust collector.
Komponen Masuk :
Epikatekin = 1,00 kg
Etanol = 3,80 kg
Komponen Keluar:
Serbuk Epikatekin = 1,00 kg
Etanol = 3,80 kg
Tabel Neraca Massa Spray Dryer
Komponen Masuk (kg/batch) Komponen Keluar (kg/batch)Dari flash drum separator (H-150) Serbuk epikatekin (ke collector)Epikatekin 1,00 Epikatekin 0,85Etanol 3,80 Gas (ke cyclone) Udara Panas 35,20
Etanol + Udara PanasEpikatekin
39,000,15
Total 40,0 Total 40,0
1. ; Available from: http://lib.bioinfo.pl/paper:21987075.2. Chafer, A., et al., High-pressure solubility data of system ethanol (1)+epicatechin
(2)+CO2 (3). Journal of Supercritical Fluids, 2002. 24: p. 103-109.
108