negara dalam presfektif islam
TRANSCRIPT
NEGARA DALAM PRESFEKTIF NEGARA DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAMHUKUM ISLAM
N. Satria Abdi, S.H., M.H.N. Satria Abdi, S.H., M.H.
Istilah-istilah PentingIstilah-istilah Penting
Imamah:Imamah: Fuqoha, “Fuqoha, “Kepemimpinan umum yang bertanggungjawab Kepemimpinan umum yang bertanggungjawab
dalam melaksanakan urusan agama dan duniadalam melaksanakan urusan agama dan dunia”” Al-Mawardi, “Al-Mawardi, “Jabatan bagi pengganti Nabi untuk Jabatan bagi pengganti Nabi untuk
memelihara kepentingan agama dan mengatur memelihara kepentingan agama dan mengatur kepentingan ummatkepentingan ummat” ”
Khilafah:Khilafah: Lughawi, “Lughawi, “Keinginan untuk menggantikan atau menduduki Keinginan untuk menggantikan atau menduduki
sesuatusesuatu”” Istilahi:Istilahi:
““Keinginan segenap manusia untuk memenuhi tuntunannya Keinginan segenap manusia untuk memenuhi tuntunannya secara rasional di dalam mencari kemaslahatan duniawiyah secara rasional di dalam mencari kemaslahatan duniawiyah dan menghindarkan diri dari segala bahayadan menghindarkan diri dari segala bahaya””““Pelimpahan Pelimpahan daridari sang pemilik syari’at untuk menjaga sang pemilik syari’at untuk menjaga kemaslahatan agama dan pengaturan kebaikan duniakemaslahatan agama dan pengaturan kebaikan dunia””
Imaroh:Imaroh: Bermakna keamiran, pemerintahan. Imarat adalah Bermakna keamiran, pemerintahan. Imarat adalah
sebutan untuk jabatan amir dalam suatu negeri kecil sebutan untuk jabatan amir dalam suatu negeri kecil yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahan yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahan oleh seorang amiroleh seorang amir
Siyasah:Siyasah:Luqhawi: “Syasa”, mengatur, mengurus, memerintah, Luqhawi: “Syasa”, mengatur, mengurus, memerintah,
dapat juga berarti “pemerintahan atau “politik”dapat juga berarti “pemerintahan atau “politik”Istilahi:Istilahi: Mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang Mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang
membawa kepada kemaslahatanmembawa kepada kemaslahatan Membuat kemaslahatan manusia dengan Membuat kemaslahatan manusia dengan
membimbing mereka ke jalan yang menyelamatkanmembimbing mereka ke jalan yang menyelamatkan Undang-undang yang diletakkan untuk memelihara Undang-undang yang diletakkan untuk memelihara
ketertiban dan kemaslahatan serta mengatur ketertiban dan kemaslahatan serta mengatur keadaankeadaan
Mamlukiyah:Mamlukiyah: ““malakun”, bermakna kerajaan. “mamalik” merupakan malakun”, bermakna kerajaan. “mamalik” merupakan
bentuk plural (jamak) dari “malakun” yang berarti kerajaan-bentuk plural (jamak) dari “malakun” yang berarti kerajaan-kerajaan.kerajaan.
NegaraNegara: : Al-baladAl-balad (tanah air), (tanah air), Ad-daarAd-daar (rumah, tempat tinggal), (rumah, tempat tinggal), al-qaryahal-qaryah (kampung, negeri)(kampung, negeri)
Bagian IBagian IDasar HukumDasar Hukum
1.1. Prinsip-prinsip dalam Al-Qur’anPrinsip-prinsip dalam Al-Qur’ana. Kedudukan Manusia di atas Bumia. Kedudukan Manusia di atas Bumi1)1) Al-Baqarah: 30Al-Baqarah: 302)2) An-Nur: 55An-Nur: 553)3) An-Namal 62An-Namal 624)4) Shad: 26Shad: 265)5) Ali ‘Imran: 26Ali ‘Imran: 266)6) Al-An’am:165Al-An’am:1657)7) Yunus:14Yunus:14
2. Manusia Ummat yang Satu2. Manusia Ummat yang Satua.a. Al-Baqarah: 213Al-Baqarah: 213b.b. Al-Hujarat: 13Al-Hujarat: 13
3. Kepastian Hukum dan Keadilan3. Kepastian Hukum dan Keadilana.a. An-Nisa’: 58,105, dan 135An-Nisa’: 58,105, dan 135b.b. Al-Maidah: 6Al-Maidah: 6
4. Kepemimpinan4. Kepemimpinana.a. Ali ‘Imran: 118Ali ‘Imran: 118b.b. An-Nisa’: 59An-Nisa’: 59c.c. As-Syu’ara’: 150-152As-Syu’ara’: 150-152
5. Prinsip Musyawarah5. Prinsip Musyawarah a.a. Ali ‘Imran: 159Ali ‘Imran: 159b.b. As-Syura: 38As-Syura: 38
6. Prinsip Persatuan dan 6. Prinsip Persatuan dan PersaudaraanPersaudaraan
a.a. Ali ‘Imran: 103Ali ‘Imran: 103b.b. Al-Hujarat: 10Al-Hujarat: 10
7. Prinsip Persamaan7. Prinsip Persamaana.a. An-Nisa’: 1An-Nisa’: 1b.b. Al-Hujarat: 13Al-Hujarat: 13
BAB I : ISLAM DAN NEGARABAB I : ISLAM DAN NEGARA
Bagian 1Bagian 1 Pembentukan NegaraPembentukan Negara Ciri Khusus Agama IslamCiri Khusus Agama Islam Apakah Negara itu? Apakah Negara itu?
Bagian 2Bagian 2 Pengangkatan PemimpinPengangkatan Pemimpin
Bagian 3Bagian 3 Syarat-syarat PemimpinSyarat-syarat Pemimpin
Masa RasulullahMasa Rasulullah
HIJRAH KE MADINAHHIJRAH KE MADINAHMomentum Pra HijrahMomentum Pra Hijrah Baiat Aqabah IBaiat Aqabah I
Baiat ini adalah janji yang diucapkan oleh sekelompok Baiat ini adalah janji yang diucapkan oleh sekelompok masyarakat masyarakat YastribYastrib (Madinah) dari suku (Madinah) dari suku 'Aus'Aus dan dan KhazrajKhazraj (70 laki-laki dan 2 Wanita) yang melakukan ibadah haji pada (70 laki-laki dan 2 Wanita) yang melakukan ibadah haji pada tahun 621 M. Isi baiatnya adalah: tahun 621 M. Isi baiatnya adalah: PertamaPertama, berjanji untuk , berjanji untuk tidak menyembah selain Allah; tidak menyembah selain Allah; KeduaKedua, Meninggalkan segala , Meninggalkan segala perbuatan jahat dan; perbuatan jahat dan; KetigaKetiga, Mentaati Rasulullah dalam , Mentaati Rasulullah dalam segala hal yang benar.segala hal yang benar.
Baiat Aqabah IIBaiat Aqabah IIBaiat ini adalah janji yang diucapkan oleh sekelompok Baiat ini adalah janji yang diucapkan oleh sekelompok masyarakat Madinah yang melakukan ibadah haji pada tahun masyarakat Madinah yang melakukan ibadah haji pada tahun 622 M622 M setelah setelah baiat pertama baiat pertama satu tahun sebelumnya. Isi satu tahun sebelumnya. Isi baiatnya adalah: baiatnya adalah: PertamaPertama, Melindungi Nabi Muhammad , Melindungi Nabi Muhammad sebagaimana mereka melindungi keluarga mereka sendiri; sebagaimana mereka melindungi keluarga mereka sendiri; dan dan KeduaKedua, Mentaati Muhammad sebagai pemimpin mereka., Mentaati Muhammad sebagai pemimpin mereka.
Masa Penyatuan UmmatMasa Penyatuan Ummat Golongan MuhajirinGolongan Muhajirin
Golongan Muhajirin adalah ummat Islam Golongan Muhajirin adalah ummat Islam yang datang dari Makkah ke Madinah yang datang dari Makkah ke Madinah untuk melaksanakan Hijrah bersama nabi untuk melaksanakan Hijrah bersama nabi dalam rangka melanjutkan tugas da'wahdalam rangka melanjutkan tugas da'wah..
Golongan AnsharGolongan Anshar
Golongan Anshar adalah ummat Islam Golongan Anshar adalah ummat Islam Madinah (pribumi) yang menerima Madinah (pribumi) yang menerima golongan Muhajirin Makkah yang berhijrah golongan Muhajirin Makkah yang berhijrah dari Makkah bersama nabi dalam rangka dari Makkah bersama nabi dalam rangka melanjutkan tugas da'wahmelanjutkan tugas da'wah..
Terbentuknya Negara IslamTerbentuknya Negara IslamSetelah Rasulullah (Muhammad SAW) menyelesaikan tugasnya Setelah Rasulullah (Muhammad SAW) menyelesaikan tugasnya mempersatukan Ummat Islam (Muhajirin dan Anshar) dalam mempersatukan Ummat Islam (Muhajirin dan Anshar) dalam suatu persaudaraan Islam (suatu persaudaraan Islam (Ukhuwah IslamiyahUkhuwah Islamiyah) selanjutnya ) selanjutnya beliau berusaha mempersatukan warga Madinah ke dalam beliau berusaha mempersatukan warga Madinah ke dalam suatu persaudaraan kemanusiaan (suatu persaudaraan kemanusiaan (Ukhuwah InsaniyahUkhuwah Insaniyah) yang ) yang terlembaga dalam persaudaraan kenegaraan (terlembaga dalam persaudaraan kenegaraan (Ukhuwah Ukhuwah WathaniyahWathaniyah) yang bebas untuk mereka tempati di dalam ) yang bebas untuk mereka tempati di dalam negara madinah yang didasarkan atas Piagam Madinah.negara madinah yang didasarkan atas Piagam Madinah.
Piagam MadinahPiagam MadinahPiagam Madinah adalah karya monumental Muhammad Piagam Madinah adalah karya monumental Muhammad sebagai seorang manusia biasa, bukti historis ini menunjukkan sebagai seorang manusia biasa, bukti historis ini menunjukkan bahwa beliau secara nyata dan arif telah meanata hubungan bahwa beliau secara nyata dan arif telah meanata hubungan manusia dengan manusia setelah beliau berhasil menata manusia dengan manusia setelah beliau berhasil menata hubungan manusia dengan Tuhan (Allah). Hal ini bukti bahwa hubungan manusia dengan Tuhan (Allah). Hal ini bukti bahwa Muhammad telah mengimplemen-tasikan perintah Allah dalam Muhammad telah mengimplemen-tasikan perintah Allah dalam Q.S. Ali Imran (3) : 112 yang berbunyi:Q.S. Ali Imran (3) : 112 yang berbunyi:
""Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka mengadakan hubungan dengan ALLAH dan jika mereka mengadakan hubungan dengan ALLAH dan menjalin kerjasama dengan sesama manusiamenjalin kerjasama dengan sesama manusia" ." .
Piagam Madinah mengandur dasar/prinsip-Piagam Madinah mengandur dasar/prinsip-prinsip sebagai berikut, yaituprinsip sebagai berikut, yaitu : :
prinsip persamaan;prinsip persamaan; prinsip kebebasan;prinsip kebebasan; prinsip tolong-menolong dan membela yang prinsip tolong-menolong dan membela yang
teraniaya;teraniaya; prinsip hidup bertetangga;prinsip hidup bertetangga; prinsip keadilan;prinsip keadilan; prinsip musyawarah;prinsip musyawarah; prinsip pelaksanaan hukum dan sanksi hukum;prinsip pelaksanaan hukum dan sanksi hukum; prinsip kebebasan beragama antar ummat prinsip kebebasan beragama antar ummat
beragama;beragama; prinsip pertahanan dan perdamaian; prinsip pertahanan dan perdamaian; prinsip amar ma'ruf nahi munkar;prinsip amar ma'ruf nahi munkar; prinsip kepemimpinan; prinsip kepemimpinan; prinsip tanggungjawab pribadi dan kelompok; danprinsip tanggungjawab pribadi dan kelompok; dan prinsip kedisiplinan.prinsip kedisiplinan.
Dasar Negara IslamDasar Negara IslamNegara Islam Madinah bentukan Rasullah Negara Islam Madinah bentukan Rasullah (Muhammad SAW) didasarkan Al-Qur’an dan As-(Muhammad SAW) didasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan unsur-unsur:Sunnah, dengan unsur-unsur:
Al-husnu al-jiwarAl-husnu al-jiwar , yaitu hormat-menghormati , yaitu hormat-menghormati antar tetangga atau antar negara yang satu antar tetangga atau antar negara yang satu dengan negara lainnya.dengan negara lainnya.
Al-ta'awwun dhiddu al-'udwanAl-ta'awwun dhiddu al-'udwan, yaitu tolong-, yaitu tolong-menolong menetang musuh dan permusuhan.menolong menetang musuh dan permusuhan.
Al-nasr li a-madzlumAl-nasr li a-madzlum, , yaitu memberi yaitu memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi.pertolongan kepada orang yang dizalimi.
Al-nush wa al-nashihahAl-nush wa al-nashihah,, yaitu saling nasehat yaitu saling nasehat menasehati dan mengingatkan antar sesama.menasehati dan mengingatkan antar sesama.
Al-ihtiramu al-hurriyah al-'aqidah wa al-hurriyah Al-ihtiramu al-hurriyah al-'aqidah wa al-hurriyah al-'ibadah mahma tabayyat al-adyanal-'ibadah mahma tabayyat al-adyan, , yaitu yaitu saling menghormati kebebasan 'aqidah, ibadah, saling menghormati kebebasan 'aqidah, ibadah, walaupun terdapat perbedaan dalam beragama walaupun terdapat perbedaan dalam beragama
Kegiatan Negara IslamKegiatan Negara Islam
Menyusun atau membentuk sistem pertahananMenyusun atau membentuk sistem pertahanan Menjaga keamanan dan keselamatanMenjaga keamanan dan keselamatan Membentuk lembaga peradilan untuk Membentuk lembaga peradilan untuk
melaksanakan keadilan kepada seluruh melaksanakan keadilan kepada seluruh masyarakatmasyarakat
Menyebarkan ilmu pengetahuanMenyebarkan ilmu pengetahuan Memungut pajak dan zakat yang dikumpulkan di Memungut pajak dan zakat yang dikumpulkan di
baitul mal serta dipergunakan untuk pengelolaan baitul mal serta dipergunakan untuk pengelolaan negara dan menyantuni fakir miskin.negara dan menyantuni fakir miskin.
Membuat dan mengadakan perjanjian dengan Membuat dan mengadakan perjanjian dengan negara lain.negara lain.
Membuat hubungan diplomasi Membuat hubungan diplomasi (mengangkat/mengutus dan menerima duta-konsul (mengangkat/mengutus dan menerima duta-konsul dari negara lain).dari negara lain).
Ciri-ciri Negara IslamCiri-ciri Negara Islam
Berdasar Hukum (Berdasar Hukum (al-Hukmal-Hukm)) Menegakkan Kebenaran (Menegakkan Kebenaran (al-Haqal-Haq)) Keadilan (Keadilan (al-'Adalahal-'Adalah)) Kebebasan (Kebebasan (al-Hurriyahal-Hurriyah)) Persamaan (Persamaan (al-Musawahal-Musawah)) Musyawarah (Musyawarah (al-Syuraal-Syura)) Ketaatan (Ketaatan (al-Tha'ahal-Tha'ah) )
BAB II : PEMILIHAN dan PENGANGKATAN BAB II : PEMILIHAN dan PENGANGKATAN PIMPINANPIMPINAN
Bagian 1 : Doktrin-doktrinBagian 1 : Doktrin-doktrin Al-Baqilani, 1) Pembaiatan; 2) PenunjukanAl-Baqilani, 1) Pembaiatan; 2) Penunjukan Al-Mawardi, 1) Pemilihan; 2) PembaiatanAl-Mawardi, 1) Pemilihan; 2) Pembaiatan Ibnu Hazm, 1) Penetapan; 2) Penunjukan Ibnu Hazm, 1) Penetapan; 2) Penunjukan
diri; dan 3) Pemilihan melalui panitia.diri; dan 3) Pemilihan melalui panitia. Al-Asy’ari, 1) Pemilihan; 2) PembaiatanAl-Asy’ari, 1) Pemilihan; 2) Pembaiatan Ahlul Halli wal ‘aqdi (Parlemen)Ahlul Halli wal ‘aqdi (Parlemen)
Bagian 2 : Pemilihan dan PengangkatanBagian 2 : Pemilihan dan Pengangkatan Khulafa’ur RasyidinKhulafa’ur Rasyidin
Masa Abu Bakar As-SiddiqieMasa Abu Bakar As-Siddiqie
Masa Umar Ibnu KhatthabMasa Umar Ibnu Khatthab
Masa Utsman Ibnu AffanMasa Utsman Ibnu Affan
Masa Ali Ibnu Abi ThalibMasa Ali Ibnu Abi Thalib
Pasca Khulafa’ur Rasyidin (1)Pasca Khulafa’ur Rasyidin (1)
Dinasti Ummayyah ( -750)Dinasti Ummayyah ( -750)o Muawwiyah Ibnu Abi Sofyan (Gubernur Muawwiyah Ibnu Abi Sofyan (Gubernur
Syam),Syam),o YazidYazid
Struktur KenegaraanStruktur Kenegaraan Ciri PemerintahanCiri Pemerintahan
o Bangsa arab sebagai unsur perekatBangsa arab sebagai unsur perekato Khalifah dianggap sebagai jabatan sekulerKhalifah dianggap sebagai jabatan sekulero Kebijaksanaan lebih kepada perluasan Kebijaksanaan lebih kepada perluasan
wilayahwilayaho Prinsip musyawarah mulai ditinggalkan Prinsip musyawarah mulai ditinggalkan
dan berkembang absolutismedan berkembang absolutisme
Pasca Khulafa’ur Rasyidin (2)Pasca Khulafa’ur Rasyidin (2)
Dinasti AbbasiyahDinasti Abbasiyah Struktur KenegaraaanStruktur Kenegaraaan
o KhalifahKhalifaho Al-Wizarat (kementerian)Al-Wizarat (kementerian)o Al-kitabat (sekretaris)Al-kitabat (sekretaris)o Al-hijabatAl-hijabat
Pasca Khulafa’ur Rasyidin (3)Pasca Khulafa’ur Rasyidin (3)
Dinasti Utsmaniyah (1299-1922)Dinasti Utsmaniyah (1299-1922)o Utsman I (1299- )Utsman I (1299- )o Abdul Madjid II ( -1922)Abdul Madjid II ( -1922)
Struktur KenegaraanStruktur Kenegaraano Sultan, Pengayom tindakan yang Sultan, Pengayom tindakan yang
dilakukan oleh wazir dan mufti.dilakukan oleh wazir dan mufti.o Wazir, Pelaksana kekuasaan eksekutif Wazir, Pelaksana kekuasaan eksekutif
pemerintahan dan bertanggung jawab pemerintahan dan bertanggung jawab kepada Sultan.kepada Sultan.
o Mufti, Pemegang kekuasaan yang Mufti, Pemegang kekuasaan yang berhubungan dengan masalah-masalah berhubungan dengan masalah-masalah agama.agama.
BAB III : KHALIFAH DAN UMMATBAB III : KHALIFAH DAN UMMAT
Bagian 1 : Sumber KekuasaanBagian 1 : Sumber Kekuasaan
Bagian 2 : Kedudukan dan Hubungan Bagian 2 : Kedudukan dan Hubungan
dengan Ummatdengan Ummat
Bagian 3 : Kewajiban dan Hak KhalifahBagian 3 : Kewajiban dan Hak Khalifah Kewajiban dulu, baru hakKewajiban dulu, baru hak Kewajiban-kewajiban ImamKewajiban-kewajiban Imam Hak-hak ImamHak-hak Imam
Bagian 4 : Masa JabatanBagian 4 : Masa Jabatan
Sumber KekuasaanSumber Kekuasaan
RakyatRakyat
Kewajiban KhalifahKewajiban Khalifaho Menjaga prinsip agamaMenjaga prinsip agamao Menerapkan hukumMenerapkan hukumo Menjaga kewibawaan pemerintanMenjaga kewibawaan pemerintano Menjaga keamanan dan ketertiban Menjaga keamanan dan ketertiban o Menjaga hasil rampasan perangMenjaga hasil rampasan perango Menunjuk pembantu secara proporsionalMenunjuk pembantu secara proporsionalo Memperhatikan perkembanganMemperhatikan perkembangan
Hak KhalifahHak Khalifaho Hak ditaatiHak ditaatio Hak dibelaHak dibela
BAB IV : TUJUAN DAN DASAR-DASAR BAB IV : TUJUAN DAN DASAR-DASAR PEMERINTAHANPEMERINTAHAN
Bagian 1 : Tujuan PemerintahanBagian 1 : Tujuan Pemerintahan
Bagian 2 : Dasar-dasar PemerintahanBagian 2 : Dasar-dasar Pemerintahan SyuraSyura KeadilanKeadilan Pemilihan dan Pengangkatan PembantuPemilihan dan Pengangkatan Pembantu
Hukum AdministrasiHukum Administrasi Pengertian dan IstilahPengertian dan Istilah
o Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan dan pembinaan penetapan cara-cara penyelenggaraan dan pembinaan organisasiorganisasi
o Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahanpemerintahan
o Kegiatan kantor dan tata usahaKegiatan kantor dan tata usaha Unsur-unsur AdministrasiUnsur-unsur Administrasi
o Kebijakan dan tindakanKebijakan dan tindakano Pengaturan organisasi, personalia, dan pembiayaanPengaturan organisasi, personalia, dan pembiayaano Strategi organisasiStrategi organisasio PertanggungjawabanPertanggungjawaban
Asas-asas AdministrasiAsas-asas Administrasio KesinambunganKesinambungano Asas integratifAsas integratifo Persaingan sehatPersaingan sehato ManfaatManfaato Sesuai kemampuan (visibilitas)Sesuai kemampuan (visibilitas)o KontekstualKontekstual
Nomokrasi (negara hukum) Islam (1)Nomokrasi (negara hukum) Islam (1)
Dalam Keadaan berperadaban manusia Dalam Keadaan berperadaban manusia mengenal hukum, negara dan negara hukum. mengenal hukum, negara dan negara hukum.
Negara hukum (Ibnu Khaldun): 1) Negara hukum (Ibnu Khaldun): 1) siyasah siyasah diniyahdiniyah (nomokrasi Islam), dan 2) siyasah (nomokrasi Islam), dan 2) siyasah siyasah ‘aqliyahsiyasah ‘aqliyah (nomokrasi sekuler). (nomokrasi sekuler).
Keadaan Manusia
Keadaan Alamiah Keadaan berperadaban
Nomokrasi (negara hukum) Islam (2)Nomokrasi (negara hukum) Islam (2)
Prinsip-prinsip nomokrasi IslamPrinsip-prinsip nomokrasi Islamo Kekuasaan sebagai amanah (4:58)Kekuasaan sebagai amanah (4:58)o Musyawarah (3:159, 42:38)Musyawarah (3:159, 42:38)o Keadilan Keadilan o Persamaan (49:13) Persamaan (49:13) o Pengakuan dan perlindungan HAM Pengakuan dan perlindungan HAM
(17:70)(17:70)o Peradilan bebas (4:57)Peradilan bebas (4:57)o Perdamaian (2:208, 109)Perdamaian (2:208, 109)o KesejahteraanKesejahteraano Ketaatan rakyat (4:59)Ketaatan rakyat (4:59)
““Laa Thaa’ata limakhluqin fi ma’shiyatil Laa Thaa’ata limakhluqin fi ma’shiyatil
khaliqkhaliq”, ”, tidak boleh ada ketaatan kepada tidak boleh ada ketaatan kepada makhluk bila melakukan kedurhakaan makhluk bila melakukan kedurhakaan kepada Khaliq. kepada Khaliq.
““Innama at-tha’atu fil ma’rufiInnama at-tha’atu fil ma’rufi”, ”, sesungguhnya ketaatan itu hanya boleh sesungguhnya ketaatan itu hanya boleh untuk kebaikanuntuk kebaikan
Hubungan Agama, Negara, dan HukumHubungan Agama, Negara, dan Hukum
Negara
Hukum
Agama
Negara
Hukum
SISTEM PERADILAN ISLAMSISTEM PERADILAN ISLAM
Defenisi PeradilanDefenisi Peradilan Struktur Peradilan:Struktur Peradilan:
Khalifah;Khalifah;Qadhi Qudlat;Qadhi Qudlat;Qadhi Khushumat;Qadhi Khushumat;Qadhi Hisbah;Qadhi Hisbah;Qadhi Madzalim.Qadhi Madzalim.
Macam-macam Qadhi:Macam-macam Qadhi:Qadhi Khushumat;Qadhi Khushumat;Qadhi Hisbah;Qadhi Hisbah;Qadhi Madzalim.Qadhi Madzalim.
Qadhi QudlatQadhi Qudlat : “ : “Amir Amir (pemimpin) yang diberi (pemimpin) yang diberi wewenang untuk mengatur masalah peradilan.wewenang untuk mengatur masalah peradilan.Qadhi qudlat bukan pegawai pemerintahan Qadhi qudlat bukan pegawai pemerintahan biasa, pembantu (biasa, pembantu (mu’awwinmu’awwin) akan tetapi ) akan tetapi dirinya adalah seorang penguasa (dirinya adalah seorang penguasa (waliywaliy).).
Qadhi KhusumatQadhi Khusumat : “ : “Qadhi Qadhi yang berwenang yang berwenang menyelesaikan sengketa (menyelesaikan sengketa (khusumatkhusumat) yang ) yang terjadi diantara anggota masyarakat, baik terjadi diantara anggota masyarakat, baik dalam perkara dalam perkara mu’amalatmu’amalat maupun maupun ‘‘uqubatuqubat..
Qadhi HisbahQadhi Hisbah : “ : “QadhiQadhi yang bertugas yang bertugas menyelesaikan penyimpangan-penyimpangan menyelesaikan penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat umum”yang dapat merugikan masyarakat umum”
Qadhi MadzalimQadhi Madzalim : “ : “QadhiQadhi yang diberikan yang diberikan kewenangan untuk menyelesaikan kewenangan untuk menyelesaikan persengketaan yang terjadi antara rakyat persengketaan yang terjadi antara rakyat dengan negara, baik pegawai, pejabat dengan negara, baik pegawai, pejabat pemerintahan, atau khalifahpemerintahan, atau khalifah
KHALIFAH
QADHI KHUSUMAT
QADHI HISBAH
QADHI QUDLAT /HAKIM AGUNG
QADHI MADZALIM
Hubungan Antar Negara (1)Hubungan Antar Negara (1)
Hubungan antar negara IslamHubungan antar negara IslamDasar hukum (4:1, 9:71, 49:10, 13)Dasar hukum (4:1, 9:71, 49:10, 13)
Perpecahan Ummat (42 H): Syiah, Khawarij, Perpecahan Ummat (42 H): Syiah, Khawarij, dan Sunni melahirkan konflik konsep dan Sunni melahirkan konflik konsep keimanan (ideologi)keimanan (ideologi) JabbariyahJabbariyah ( (fatalistfatalist) ) dandan Qadariyah Qadariyah ((rasionalistrasionalist).).
Perubahan Situasi (abad XV M), Perubahan Situasi (abad XV M), kolonialisme baratkolonialisme barat menduduki negara-menduduki negara-negara Islam. Akhir Abad XIX Turki Utsmani negara Islam. Akhir Abad XIX Turki Utsmani bubar. Pertengahan abad XX negara barat bubar. Pertengahan abad XX negara barat melepaskan negara jajahan (karena tidak melepaskan negara jajahan (karena tidak mampu atau karena sukarela).mampu atau karena sukarela).
Hubungan Antar Negara (2)Hubungan Antar Negara (2)
Hubungan dengan negara non-IslamHubungan dengan negara non-IslamDasar hukum (5:5; 29:46)Dasar hukum (5:5; 29:46)
Hukum PerangHukum PerangDasar hukum (2:192,216; 3:169; Dasar hukum (2:192,216; 3:169; 4:71,74,75,89, 90, 95; 8: 15,16; 4:71,74,75,89, 90, 95; 8: 15,16; 9:30,38,40,45,111,122,123; 25:53, dll)9:30,38,40,45,111,122,123; 25:53, dll)
KonvensiKonvensiDasar hukum (2:27,177,256; 5:1; 23:1-8)Dasar hukum (2:27,177,256; 5:1; 23:1-8)