naskah publikasi prarancangan pabrik sodium …eprints.ums.ac.id/39713/18/02. naskah...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI
PRARANCANGAN PABRIK SODIUM DODEKILBENZEN
SULFONAT
DENGAN PROSES SULFONASI OLEUM
KAPASITAS 120.000 TON/TAHUN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Strata I Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
WAWAN KURNIAWAN
D 500 100 026
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. AHMAD M. FUADI, MT
ROIS FATONI ST, M.Sc, Ph.D
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015
3
INTISARI
Sodium dodekilbenzen sulfonat (SDBS) merupakan surfaktan, yaitu bahan
baku yang digunakan sebagai bahan pembersih, bahan dasar pembuatan sabun dan
deterjen serta pembersih lainnya. Senyawa SDBS memiliki sifat linier-alkilbenzen
sulfonat (LAS) yaitu rantai alkil lurus yang mampu berdegradasi dengan bantuan
mikroorganisme sehingga dapat terurai secara alami di air. Kebutuhan deterjen
oleh masyarakat saat ini semakin meningkat baik untuk konsumsi rumah tangga
maupun industri, ini berarti kebutuhan SDBS sebagai bahan baku deterjen juga
semakin meningkat.
Pabrik SDBS berkapasitas 120.000 ton per tahun dengan kemurnian 85%
direncanakan akan didirikan di Tangerang, Banten. Pabrik ini membutuhkan
bahan baku dodekilbenzen (DDB) sebanyak 77.623,04 ton/tahun, oleum 20%
sebanyak 95.670,3938 ton/tahun dan NaOH 40% sebanyak 36.381,82 ton/tahun.
Utilitas yang diperlukan meliputi air sebanyak 211.177,7572 kg/jam, listrik
829,083 kW, bahan bakar 365,15 L/jam, steam 3.032,9293 kg/jam. Reaksi antara
DDB dan oleum 20% merupakan reaksi sulfonasi dalam fase cair membentuk
dodekilbenzen sulfonat (DDBS). Proses sulfonasi dilakukan dalam Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (RATB) pada suhu konstan sebesar 46 C dan tekanan 1 atm.
Untuk memurnikan hasil sulfonasi yang mengandung asam, maka sisa asam
dipisahkan dengan menggunakan decanter. Kemudian DDBS, sedikit DDB dan
H2SO4 dinetralkan dengan NaOH 20% menghasilkan SDBS. Untuk mengurangi
kadar air dalam SDBS, digunakan evaporator untuk memekatkan SDBS.
Sehingga diperoleh hasil utama SDBS dengan kemurnian 85%.
Hasil analisa ekonomi pabrik SDBS kapasitas produksi 120.000 ton per
tahun adalah hasil penjualan rata-rata pertahun sebesar Rp. 8.138.098.902.230,72.
Adapun keuntungan sebelum membayar pajak sebesar Rp. 446.567.251.870,72
dan keuntungan setelah dipotong pajak 30% sebesar Rp. 312.597.076.309,50.
Biaya produksi rata-rata pertahun sebesar Rp. 6.195.717.819.875,50. Pay Out
Time (POT) sebelum pajak selama 1,17 tahun dan setelah pajak selama 1,59
tahun, Rate Of Return Investement (ROI) sebelum pajak sebesar 75,37% dan
setelah pajak sebesar 52,76%, Break Even Point (BEP) sebesar 54,2%. Shut Down
Point (SDP) sebesar 46,31%. Umur pabrik selama 10 tahun dan Discounted Cash
Flow Rate (DCFR) sebesar 39,5%.
Kata Kunci : Sulfonasi, isothermal, sodium dodecylbenzene sulphonate
4
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan
teknologi di era modern saat ini,
mengakibatkan pentingnya
penggunaan deterjen sebagai
senyawa sintetik untuk mencuci
peralatan industri-industri maupun
rumah tangga. Sehubungan dengan
hal tersebut, pemerintah mengambil
kebijaksanaan yang pada hakekatnya
bertujuan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap negara lain
dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat berupa deterjen yaitu
dengan membangun industri-industri
yang dapat mengganti peranan bahan
impor. Disamping itu, dengan
didirikannya pabrik industri SDBS
akan mendorong berdirinya pabrik-
pabrik lain yang menggunakan bahan
dasar SDBS untuk bisa
dikembangkan kembali dalam
teknologi yang lebih luas di
Indonesia.
SDBS merupakan senyawa
yang mudah terurai secara alamiah
dalam air karena memiliki sifat
linier-alkilbenzen sulfonat (LAS).
LAS yaitu rantai alkil lurus yang
mampu mendegradasi surfaktan
dengan bantuan mikroorganisme.
Surfaktan berfungsi menurunkan
tegangan permukaan dari air dengan
membentuk missel yang digunakan
dalam menurunkan konsentrasi kadar
minyak dan noda kotoran pada
pakaian.
SDBS merupakan bahan dasar
pembuatan sabun dan deterjen serta
pembersih lainnya.
2. Kapasitas Perancangan Pabrik
Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS), kebutuhan
impor SDBS di Indonesia semakin
meningkat tahun 2007-2012 yang
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Impor Sodium
Dodekilbenzen Sulfonat di Indonesia
No. Tahun Kebutuhan
(ton/Tahun)
1. 2007 154.030
2. 2008 164.642
3. 2009 174.356
4. 2010 180.737
5. 2011 181.152
6. 2012 185.142
5
Dirancang pabrik dibangun
pada tahun 2020, dengan prediksi
impor sebesar 236.840 ton/tahun.
Pabrik yang sudah ada di indonesia
yaitu PT. Aktif Indonesia Indah
dengan kapasitas sebesar 100.000
ton.tahun. Sehingga ditetapkan
kapasitas perancangan pabrik sebesar
120.000 ton/tahun.
Lokasi pendirian pabrik
direncanakan di daerah Tangerang,
Banten dikarenakan bahan baku
didapat dari pabrik didaerah Banten,
mudah akses baik jalur darat maupun
jalur laut, Tangerang juga merupakan
kawasan industri.
B. DESKRIPSI PROSES
1. Konsep Reaksi
SDBS adalah bahan deterjen
yang mudah larut dalam air, dengan
lebih dari 80.000 isomer dari C10-C15
pada rantai alkil, tetapi pada
umumnya yang sering digunakan
adalah dodekan. (Peters and
Timmerhaus, 1991).
SDBS dapat dibuat melalui reaksi
antara DDB dengan H2SO4 100%,
oleum 20% atau anhydrous sulfur
trioxide dengan suhu antara 37,78-
60 C. (Peters and Timmerhaus,
1991).
Proses pembuatan SDBS terdiri
atas 2 tahap, yaitu tahap sulfonasi
dan tahap netralisasi. Reaksi
sulfonasi mencapai konversi 99%
jika perbandingan oleum 20%
dengan DDB adalah 1:1,25. Proses
sulfonasi beroperasi dengan suhu
optimum berkisar 37,78-60 C.
(Peters and Timmerhaus, 1991).
Reaksi utama yang terjadi dalam
proses sulfonasi:
C6H5(C12H25) + H2S2O7
DDB Oleum
SO3C6H5(C12H25) + H2SO4
DDBS asam sulfat
(Peters and Timmerhaus, 1991).
Reaksi samping:
SO3HC6H5(C12H25)+H2S2O7
DDBS
SO3HC6H5(C12H25)SO3H + H2SO4
Disulfonat
atau;
SO3HC6H5(C12H25+C6H5(C12H25)
DDBS DDB
C12H25(C6H5)SO3(C6H5)C12H25+
H2O Sulfon
Asam sulfonat yang masih ada
dinetralkan dengan larutan NaOH
20-50% pada suhu 50-55 C (Peters
and Timmerhaus, 1991). Reaksi
6
netralisasi bersifat eksotermis dengan
panas reaksi 6-8 kali panas reaksi
sulfonasi. (Austin, 1984).
Reaksi netralisasi:
SO3HC6H5(C12H25) + NaOH
SO3NaC6H5(C12H25) + H2O
H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4+2H2O
Reaksi netralisasi yang
bersifat eksotermis perlu
pendinginan supaya suhu reaksi
dapat dijaga konstan sebesar 55 C.
2. Uraian Proses
Untuk mendapatkan produk yang
optimum, proses yang terjadi adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan bahan baku
DDB dan oleum 20% disimpan
pada suhu dibawah suhu lingkungan
yaitu 30oC dan tekanan 1 atm.
Perbandingan massa umpan DDB
dan oleum 20% yang masuk reaktor
adalah 1:1,25.
b. Proses sulfonasi
Proses sulfonasi terjadi di reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB)
pada suhu 46 oC dan tekanan 1 atm.
Dengan konversi sebesar 99%. Pada
reaktor dilengkapi dengan koil
pendingin untuk menjaga suhu agar
tetap konstan.
Kemudian dipompakan menuju
mixer-01 untuk menurunkan kadar
H2SO4 menjadi 78% agar mudah
dipisahkan.
c. Proses pemisahan
Pemisahan asam sulfat terjadi di
Decanter dimana asam sulfat keluar
sebagai hasil bawah Decanter
sebagai fase berat yang kemudian
dipompakan ke tangki penyimpan
sebagai produk samping dan
disimpan pada suhu 32oC dan
tekanan 1 atm.
Hasil atas Decanter sebagai fase
ringan terdiri dari DDBS, sedikit
DDB dan H2SO4 dialirkan menuju
Netraliser untuk direaksikan dengan
NaOH.
d. Proses netralisasi
Di netraliser terjadi reaksi antara
DDBS dengan NaOH 20%
membentuk SDBS dan reaksi antara
H2SO4 dengan NaOH membentuk
Na2SO4. Reaksi ini terjadi pada suhu
55oC dan tekanan 1 atm.
Pada pabrik ini digunakan NaOH
40% sehingga harus diencerkan
terlebih dahulu didalam Mixer-02
7
untuk memperoleh kadar NaOH 20%.
e. Proses pemurnian
SDBS yang keluar dari
netraliser dipompaka menuju
Mixer-03 untuk ditambahkan
bahan building. Kemudian bahan
dipekatkan di Evaporator hingga
kadar air menjadi 3%. Produk
kemudian dipompakan menuju
tangki penyimpan.
3. Tinjauan Termodinamika
Ditinjau dari segi
thermodinamika, dengan
penetapan harga kesetimbangan
reaksi dapat menunjukkan reaksi
dapat balik atau tidak. Reaksi
SDBS terdiri dari 2 reaksi, reaksi
sulfonasi dan reaksi netralisasi.
1. Reaksi sulfonasinya adalah:
C12H25C6H5 + H2SO4
C12H25C6H4SO3H + H2O
H2O + SO3 H2SO4
C12H25C6H5 + SO3
C12H25C6H4SO3H
Menurut Kirk dan Othmer
(1983) rH untuk reaksi
pembentukan DDBS adalah -118,25
kJ/mol. Berdasarkan harga rH
dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan DDBS dari DDB dan
oleum merupakan reaksi eksotermis.
Dikatakan eksotermis bila rH
negatif. Reaksi sulfonasi merupakan
reaksi yang tidak dapat balik
(irreversible).
2. Reaksi netralisasi
SO3H.C6H5(C12H25) + NaOH
SO3Na.C6H5(C12H25) + H2O
Menurut Kirk Othmer (1983)
rH untuk reaksi pembentukan
DDBS adalah -39 kJ/mol.
Berdasarkan hargarH dapat
disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan DDBS dari DDB dan
oleum merupakan reaksi eksotermis.
Dikatakan eksotermis bila rH
negatif. Reaksi sulfonasi merupakan
reaksi yang tidak dapat balik
(irreversible).
C. SPESIFIKASI ALAT
PROSES
1. Reaktor
Fungsi : Mereaksikan DDB
sebanyak 9.800,889 kg/jam dengan
oleum 20% sebanyak 12.079,595
kg/jam
8
Jenis : Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) dilengkapi
dengan koil pendingin.
Kondisi Operasi: Tekanan : 1 atm
Suhu : 46°C
Volume : 56,4270 m3
Bahan : Stainlees steel
Diameter : 3,5882 m
Tinggi : 4,2924 m
Tebal shell : ¼ in
Tebal head : 5/16 in
Jumlah reaktor : 3 buah
Pengaduk
Jenis : Six blades turbine
Diameter Impeller : 1.1961 m
Lebar Impeller : 0.2990 m
Panjang Impeller : 0.2392 m
Jumlah baffle : 4 buah
Lebar baffle : 0.2990 m
Kecepatan putar : 55,2548 rpm
Power pengaduk : 18,2574 Hp
Power Motor : 25 Hp
NEMA
Bahan : Carbon steel
SA 302 Grade A
Jumlah pengaduk : 1 buah
Pendingin
Media : Air
Jenis : koil pending
Diameter pipa : 6 in
ID : 6,065 in
OD : 6,625 in
A : 28,9 in2
A” : 1,734 ft2/ft
Diameter lilitan koil : 2,8705 m
Luas perpindahan panas:1.589,098
ft2
Panjang koil : 279,4 m
Jumlah lilitan koil : 31 lilitan
Tinggi tumpukan koil : 2,861 m
2. Netraliser
Fungsi : Menetralkan DDBS dengan
NaOH 20%.
Jenis : Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) yang
dilengkapi dengan koil pendingin.
Kondisi Operasi: - Tekanan : 1 atm
: - Suhu : 55°C
Volume : 275,3948 m3
Bahan : Carbon steel SA
302 Grade A
Diameter : 6 m
Tinggi : 7,3315 m
Tebal shell : 3/8 in
Tebal head : 5/16 in
Pengaduk
Jenis : Six blades turbin
Diameter Impeller : 1,9995 m
Lebar Impeller : 0,4999 m
Panjang Impeller : 0,3999 m
Lebar baffle : 0,4999 m
9
Kecepatan putar : 41,1580
rpm
Power pengaduk : 55,2335 Hp
Power Motor : 70 Hp
Bahan : Stainless Steel SA 302
Grade A
Jumlah pengaduk : 1 buah
D. UTILITAS
1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air di pabrik meliputi:
a. Air Proses
Kebutuhan air untuk pengenceran
pada mixer 1 dan 2 = 8.307,158
kg/jam
b. Air pendingin
Kebutuhan air pendingin =
896.788,282 kg/Jam. Air pendingin
80% disirkulasi kembali, dan
diperlukan air make-up 20%
= 20 % x 896.788,282 kg/jam
= 179.357,6564 kg/jam
c. Air Pembangkit steam
Kebutuhan air pembangkit steam
= 3.032,9293 kg/jam. Air
pembangkit steam 70% disirkulasi,
diperlukan make-up 30% wt= 30% x
3.032,9293 kg/jam
= 909,8788 kg/jam
d. Air sanitasi
Air kantor dan Rumah tangga
Karyawan: 1.000 kg/jam
Laboratorium: 20,833 kg/jam
Kantin, Mushola dan taman :
208,33 kg/jam
Poliklinik : 20,833 kg/jam
Total kebutuhan air kantor : 1.250
kg/jam
2. Kebutuhan Air Secara
Kontinyu:
a. Air proses : 8.307,158
kg/jam
b. Air make-up pendingin :
179.357,6564 kg/jam
c. Air make-up pembangkit
steam : 909,8788 kg/jam
d. Air kantor dan rumah tangga:
1.250 kg/jam
3. Kebutuhan Steam
a. Kebutuhan steam = 3.032,929
kg/jam
b. Luas transfer panas=
2.336,142 ft²
c. Kapasitas boiler (Q) =
6.516.930,727 Btu/jam
d. Kebutuhan bahan bakar =
388,80 liter/jam
4. Kebutuhan Listrik
10
Total kebutuhan listrik yang
dibutuhkan sebesar 584 Kw,
faktor keamanan 20% sehingga
kebutuhan lisrik total sebesar 701
kW sehingga digunakan input
generator sebesar 900 Kw.
E. MANAJEMEN
PERUSAHAAN
Bentuk perusahaan berupa
Perseroan Terbatas (PT), dengan
status perusahaan milik swasta yang
berkapasitas 120.000 ton/tahun yang
akan didirikan didaerah Tangerang,
Banten.
F. ANALISIS EKONOMI
1.Analisis Keuntungan
Penjualan produk yang
dihasilkan dalam satu tahun sebesar
Rp. 8.138.098.902.230,72. Untuk
total biaya produksi sebesar Rp
7.694.644.134.677,49. Sehingga
keuntungan sebelum pajak sebesar
Rp. 439.454.767.553,23. Untuk
pajak 30% sehingga keuntungan
yang didapatkan setelah pajak
sebesar Rp. 307.618.337.287,26.
2.Analisis kelayakan
a. ROI yaitu perkiraan laju
keuntungan setiap tahun yang bisa
mengembalikan modal investasi.
ROI sebelum pajak didapat 74,68%
dan setelah pajak 52,28%.
b. Pay Out Time adalah jumlah tahun
yang dibutuhkan untuk kembalinya
capital investment dengan profit
sebelum dikurangi depresiasi.
Didapatkan POT sebelum pajak 1,18
tahun dan setelah pajak 1,61 tahun.
c. Break even point adalah titik
imbang yaitu tidak mempunyai suatu
keuntungan dan kerugian.
Didapatkan BEP sebesar 54,6%.
d. Shut Down Point (SDP) adalah
dimana pabrik mengalami kerugian
sebesar fixed cost sehingga pabrik
harus ditutup. Didapatkan SDP
sebesar 46,75%.
e. Discounted cash flow (DCF)
Analisis kelayakan ekonomi dengan
menggunakan ”Discounted Cash
Flow” merupakan perkiraan
keuntungan yang diperoleh setiap
tahun didasarkan pada jumlah
investasi yang tidak kembali pada
setiap tahun selama umur ekonomi.
Didapatkan DCF sebesar 39,3%.
11
G. KESIMPULAN
Dari analisis keuntungan dan
analisis kelayakan didapatkan
kesimpulan bahwa pabrik SDBS ini
merupak pabrik dengan resiko yang
rendah.
H. DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., and Newton,
R.D., 1955, Chemical Engineering
Cost Estimation, Mc Graw Hill
Handbook Co., Inc., New York.
Austin, G.T., 1984, Shreve’s
Chemical Process Industries, 5th
ed.,
Mc Graw Hill Book Co., Inc., New
York.
Badan Pusat Statistik, 2013,
“Statistik Perdagangan Luar
Negeri”.Jakarta.
Brown, G.G., Donal Katz,
Foust, A.S., and Schneidewind, R.,
1978, Unit Operation, Modern Asia
Edition, John Wiley and Sons, Ic.,
New York.
Brownell, L.E., and Young,
E.H., 1959, Process Equipment
Design, John Wiley and Sons, Inc.,
New York.
Coulson, J.M., and
Richardson, J.F., 2005, Chemical
Engineering, Vol 6, Pergamon
Internasional Library, New York.
Groggins, P.H., 1958, Unit
Processes in Organics Synthesis, 5th
ed., Mc Graw Hill Book Co., Inc.,
New York.
Kern, D.Q., 1983, Process
Heat Transfer, Mc Graw Hill Book
Co., Inc., NewYork.
Kirk, R.E., and Othmer, D.F.,
1983, Encyclopedia of Chemical
Technology, 3rd
ed., John Wiley and
Sons, Inc., New York.
Perry, R.H., and Green,
D.W., 194, Perry’s Chemical
Engineer’s Handbook, 6th
ed., Mc
Graw Hill Book Co., Inc., New
York.
Peters, M.S., and
Timmerhaus, K.D., 1991, Plant
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0,00 50,00 100,00
Bia
ya (
Trili
un
Ru
pia
h)
Kapasitas Produksi (%)
12
Design and Economics for Chemical
Engineers, 4th
ed., Mc Graw Hill
Book Co., Inc., New York.
Rase, F.H., 1977, Chemical
Reactor Design for Process Plants,
John Wiley and Sons, Inc., New
York.