naskah model pembelajaran-20062015

45

Upload: jeremia

Post on 11-Jul-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Model Pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Model Pembelajaran-20062015
Page 2: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA ii

KATA PENGANTAR Pada Kerangka Strategi Mendikbud 2015 – 2019 memuat antara lain sasaran penerapan Kurikulum nasional yaitu: 1) pengembangan Kurikulum nasional sebagai standar minimal di semua sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam Kurikulum setiap sekolah; 2) pengembangan ragam kurikulum sekolah berbasis kekuatan lokal; 3) peningkatan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan Kurikulum nasional dan mampu secara mandiri mengembangkan Kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya; 4) pengembangan materi dan alat ajar pendukung kurikulum yang bermutu dan beragam. Implikasi dari pernyataan tersebut adalah penyusunan dan pelaksanaan kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan kebutuhan, karakteristik dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah setempat. Sejalan dengan perkembangan kebijakan pelaksanaan kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya akan terus melakukan fasilitasi pembinaan pelaksanaan kurikulum antara lain penyusunan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA telah mereviu dan menyusun naskah-naskah pembelajaran, penilaian dan manajemen kurikulum, sebagai berikut Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial Dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah ini dikembangkan sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah tersebut akan terus dikembangkan, sehingga ketika diterapkan di sekolah perlu ditelaah dan dikaji kelebihan dan kekurangannya sehingga dimasa yang akan datang menjadi lebih operasional. Oleh karena itu penting bagi sekolah senantiasa terus memberi masukan untuk penyempurnaan naskah-naskah tersebut. Naskah dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA TTD Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001

Page 3: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................... 1

C. Ruang Lingkup .................................................................. 2

D. Landasan Hukum ............................................................... 2

BAB II MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ................................................... 3

A. Pengertian ...................................................................... 3

B. Model-model Pembelajaran ................................................. 10

C. Tujuan Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran; ........ 21

BAB III MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN ................................ 23

A. Langkah Pemilihan Model Pembelajaran .................................. 23

B. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran ................................. 24

BAB IV PENUTUP ................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 33

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………..34

Page 4: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam merancang

suatu pembelajaran yang harus dikembangkan guru sebagai bentuk pertanggung-

jawaban kegiatan profesinya kepada masyarakat, sejawat, dan peserta didik. Dalam

pengembangan pembelajaran, guru harus menerjemahkan prinsip-prinsip pedagogi dan

pembelajaran dalam suatu perencanaan, dan kemudian merealisasikan perencanaan

tersebut dalam bentuk pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat mengikuti suatu model pembelajaran yang

telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)

yang relevan dan diberlakukan, atau guru menerapkan model atau pendekatan lain yang

sesuai dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang dikembangkan harus

dapat mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi

keterampilan. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

strategi, metode dan teknik pembelajaran.

Kesinambungan prinsip-prinsip kurikulum dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran dapat menyebabkan hasil belajar yang dimiliki peserta didik

sesuai dengan yang diharapkan kurikulum. Oleh karena itu guru dapat melaksanakan

pembelajaran berdasarkan suatu model tertentu atau mengikuti langkah-langkah yang

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik di sekolah masing-masing.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyusunan RPP yang dikembangkan oleh

guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus, pedoman

mata pelajaran, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru yang telah ditetapkan.

Fakta yang ada mengindikasikan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam

mengembangkan dan mengimplementasikan model pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi kelasnya, dan sesuai pendekatan saintifik. Untuk hal itu, maka Direktorat

Pembinaan SMA menyusun naskah Model-model Pembelajaran di SMA yang mengacu

pada karakteristik Kurikulum 2013.

B. Tujuan

Naskah ini disusun dengan tujuan membantu guru secara individual maupun kelompok

dalam mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu dan

Page 5: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 2

karakteristik Kurikulum 2013, yang disesuaikan dengan karakteristik guru dan peserta

didik, serta kondisi kelas.

C. Ruang Lingkup

Naskah Model-model Pembelajaran ini memuat antara lain;

1. Pengertian

2. Model-model Pembelajaran

3. Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran;

4. Contoh penggunaan model pembelajaran dalam mata pelajaran

5. Penilaian hasil belajar

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan ke dua atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang

Pembelajaran pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang

Penilaian Hasil Belajar pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

11. Surat Edaran Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum.

12. Peraturan lain yang berlaku

Page 6: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Sebelum membahas pengertian model pembelajaran, mari kita perhatikan contoh

kegiatan pembelajaran 2 (dua) orang guru Matematika sebagai berikut;

1. Guru A mengajarkan tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang dimensi tiga

melalui kegiatan sebagai berikut;

a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik, guru

meminta peserta didik untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah

ditentukan sebelumnya;

b. guru membagikan bangun ruang dimensi tiga (kubus, balok, limas, dll) kepada

setiap kelompok, masing-masing kelompok mendapat bangun ruang yang

berbeda;

c. guru meminta peserta didik untuk menentukan jarak sebuah titik terhadap garis

yang harus didiskusikan dalam kelompok;

d. peserta didik mengerjakan tugas dengan berdiskusi dalam kelompok, sambil

sesekali bertanya kepada guru, atau mencari dari buku siswa, dari buku lain,

atau dari internet;

e. Sambil berjalan berkeliling guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan

jarak tersebut dengan berbagai cara,

termasuk mengukur, atau dengan

menggunakan aturan yang telah dipelajari;

f. Selanjutnya guru meminta perwakilan

kelompok untuk mengemukakan hasil diskusi

masing-masing kelompok yang ditanggapi

oleh kelompok lain, sementara guru

mencatat hasil dari semua kelompok sambil sesekali memberi arahan atau

masukan;

g. Setelah semua kelompok memaparkan hasil, guru mengulas kembali hasil

paparan kelompok , dan meminta peserta didik untuk mengamati dan

mendiskusikannya;

h. Melalui diskusi kelas, guru dan peserta didik membuat simpulan;

i. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta

didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada kegiatan selanjutnya;

j. Memberi salam.

Page 7: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 4

Model yang dilakukan guru A tersebut diatas, kita sebut saja sebagai “Model

Pembelajaran A”

2. Guru B melaksanakan kegiatan tersebut sebagai berikut;

a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik guru

meminta peserta didik untuk membuka buku siswa Mata Pelajaran Matematika

halaman yang memuat materi dimensi tiga;

k. guru meminta peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi itu

kemudian guru duduk dikursinya sambil memeriksa hasil ulangan kelas lain;

l. peserta didik membaca buku sesuai yang ditugaskan;

m. setelah 30 (tiga puluh) menit, guru (sambil tetap duduk) meminta salah seorang

peserta didik untuk menjelaskan isi halaman yang dibacanya, dan meminta yang

lain untuk menanggapinya;

n. Sambil duduk di kursinya guru bertanya mengerti atau tidak, sambil langsung

menjelaskan materi tersebut;

o. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal yang ada

di buku sampai jam pelajaran selesai;

p. Setelah bel berbunyi, guru meminta peserta didik untuk melanjutkan

pekerjaannya di rumah;

q. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam

Kegiatan tersebut di atas kita namakan saja “Model Pembelajaran B”

Dari Model Pembelajaran A dan Model Pembelajaran B di atas, mana yang sesuai dengan

model pembelajaran Anda?

Mungkin di antara Anda ada yang menjawab Model Pembelajaran A, tapi sebagian besar

dari Anda, mungkin menjawab;

“Semuanya tidak ada yang sesuai dengan model yang saya laksanakan. Itu tidak sesuai

dengan karakter saya dan karakter peserta didik saya, lagi pula kondisi kelas saya lebih

bagus dari itu. Saya mengajarkan materi tersebut

dengan cara cara saya sendiri, dengan

menggunakan alat yang lebih up to date, sesuai

dengan karakter materinya dan disesuaikan pula

dengan karakter peserta didik saya, serta kondisi

kelas yang saya punya....”

Dengan demikian Anda menggunakan model

InilInilah

kelasku.....

Page 8: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 5

pembelajaran hasil kreasi Anda, sesuai dengan karakteristik peserta didik Anda, kondisi

kelas Anda, dan Anda yang memegang kendali. Dalam hal ini Anda telah menciptakan

dan menggunakan “Model Pembelajaran Anda”.

Jadi apakah yang disebut dengan pembelajaran dan model pembelajaran?

Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan

Dasar dan Menengah, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi

antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. yang dilaksanakan dengan berbasis aktivitas dengan

karakteristik:

a. interaktif dan inspiratif

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif

c. kontekstual dan kolaboratif

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian peserta didik

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kurikulum 2013 mewajibkan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi

pembelajaran melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Mengamati (Observing)

Kegiatan mengamati bertujuan untuk melatih ketelitian

peserta didik dalam melihat suatu konteks, dan juga berkaitan

dengan pemanfaatan waktu, dapat dilakukan antara lain

dengan membaca, mendengar, atau mengamati fenomena.

Melatih kesabaran

dan ketelitian

Page 9: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 6

2. Menanya (Questioning)

Kegiatan menanya dilakukan agar peserta didik dapat

membangun pengetahuannya secara faktual, konseptual,

dan prosedural, tentang suatu hukum dan teori, hingga

berpikir metakognitif. Melalui kegiatan bertanya

dikembangkan kreatifitas dan rasa ingin tahu, serta

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk

membentuk critical minds. Proses menanya dapat

dilakukan melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok.

3. Mengumpulkan informasi/mencoba (Experimenting)

Mengumpulkan informasi/mencoba bermanfaat untuk

meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam

mengembangkan kreativitas dan keterampilan

berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui

membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek

tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan

menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau

gambar. Selain itu juga kegiatan tersebut dapat melatih

peserta didik untuk mengambangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis, mengugkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan berbahsa yang baik dan benar

Membangun

pengetahuan

Faktual, konseptual,

prosedural, dan

berfikir

metakognitif

Melatih kreatifitas

dan rasa ingin tahu

Mengembangkan

sikap jujur, teliti,

kemampuan berfikir

sistematis

Mengembangkan

keterampilan

berkomunikasi

Page 10: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 7

4. Mengasosiasi (Associating)

Mengasosiasi dilakukan untuk menemukan keterkaitan

satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola

dari keterkaitan informasi tersebut. Kegiatan ini dapat

dilakukan melalui berbagai aktivitas antara lain

menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori,

menyimpulkan, dan memprediksi/ mengestimasi.

Mengambangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat

aturan kerja keras, kemampuan menerapkan

prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam menyimpulkan.

5. Mengomunikasikan (Communicating)

Komunikasi sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa,

diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta

didik mampu mengomunikasikan pengetahuan,

keterampilan, dan penerapannya dengan memiliki sikap

jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengugkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan

benar.

Kegiatan di atas sering disingkat menjadi 5M dan dilaksanakan pada saat kegiatan inti

dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang

berbeda antara yang satu dengan lainnya.

Kegiatan 5M ini bukan rangkaian kegiatan sakral

yang harus dilaksanakan semuanya dalam satu

kali pertemuan. Guru dapat memfokuskan pada

“M” mana yang akan dibelajarkan, sesuai dengan

5 M ????

Semua ???

Menemukan

keterkaitan antar

informasi dan

menemukan

polanya

Mengambangkan

sikap jujur, teliti,

disiplin, taat aturan

kerja keras,

kemampuan

menerapkan

prosedur, berpikir

induktif serta

deduktif.

Melatih penyampaian

pengetahuan,

keterampilan dan

aplikasinya dengan

sikap jujur, teliti,

toleransi, dan

menghargai otang

lain.

Page 11: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 8

kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

Berikut adalah contoh pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan pembelajaran Bahasa

Inggris untuk Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.8 yang terdiri dari atas 3 (tiga) pertemuan

dengan fokus pada kegiatan mengamati, menanya, dan mencoba.

a. Kompetensi Dasar:

1) 3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks

deskriptif sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah

terkenal, sesuai dengan konteks penggunaannya.

2) 4.8 Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.

b. Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10’)

a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti

berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan buku pelajaran;

b. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat

pembelajaran teks deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan sehari-

hari, seperti brosur promosi wisata sehingga dapat memilih tempat libur

yang diinginkan;

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk me-review materi sebelumnya;

d. Mengajukan pertanyaan tentang gambar tempat wisata yang ditayangkan

terkait materi yang akan dipelajari;

e. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai RPP.

2. Kegiatan Inti (75’)

a. Mengamati (20’)

1) Peserta didik dalam kelompok membacakan 3 deskripsi tempat wisata

secara bergantian.

2) Setelah itu peserta didik menonton iklan tempat wisata yang relevan

dengan deskripsi di atas yang ditayangkan guru.

b. Menanya (15’)

1) Peserta didik melakukan kegiatan menanya tentang perbedaan antara

berbagai teks deskripsi yang ada dalam bahasa Inggris terutama

Page 12: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 9

tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dengan

bimbingan dan arahan guru.

2) Peserta didik menanyakan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi

tertentu dari teks deskripsi tentang tempat wisata.

3) Peserta didik mencari gagasan pokok, informasi rinci dan informasi

tertentu dari brosur yang dibaca melalui beberapa pertanyaan arahan.

c. Mencoba (40’)

1) Peserta didik dalam kelompok membacakan teks deskriptif sebuah

brosur tempat wisata yang sudah dibawa dengan pengucapan, tekanan

kata dan intonasi yang tepat

2) Peserta didik secara berpasangan menemukan gagasan pokok,

informasi rinci dan informasi tertentu serta fungsi sosial dari teks

deskripsi yang dibaca/didengar.

3) Kembali berkelompok peserta didik berlatih menyunting teks tempat

wisata yang diberikan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur

teks, dan unsur kebahasaannya.

3. Penutup (5’)

a. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

Thank you very much for your participation. You did a good job today, I’m

very happy with your activity in the class. How about you, did you enjoy

my class?

b. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual

untuk membaca melalui internet berbagai deskripsi tentang tempat wisata.

c. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

Semua penjelasan di atas akan menjawab pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan

model pembelajaran?”, yaitu cara atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

seorang guru dalam suatu pembelajaran dari awal sampai akhir. Permendikbud Nomor

103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran menyatakan bahwa, model pembelajaran

merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama,

ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan atau metode atau

teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang guru untuk

Page 13: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 10

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Memperhatikan kedua pengertian di atas, maka model pembelajaran dapat diartikan

juga sebagai bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran.

B. Model-model Pembelajaran

Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan

Dasar dan Menengah menyatakan bahwa, model pembelajaran merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya

discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry

learning. Berikut penjelasan ke-empat model tersebut.

1. Model Discovery Learning.

Model ini memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mencari tahu tentang suatu permasalahan

dan menemukan solusinya berdasarkan kepada hasil

pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya

sendiri, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan

baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan

persoalan yang relevan.

Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;

a. Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati

peserta didik agar mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan

konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

b. Problem Statement (mengidentifikasi masalah) merupakan kegiatan peserta didik

dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan

ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan

merumuskan masalah.

c. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan

data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan

masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan

kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan

berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami

kegagalan.

Page 14: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 11

d. Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi

kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan

nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan

aplikatif.

e. Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan

hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang

relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi

suatu kesimpulan.

f. Generalization (menyimpulkan); Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan

hasil kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa,

sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

2. Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran ini bertujuan merangsang

peserta didik untuk belajar melalui berbagai

permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari

dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan

dipelajarinya, misalnya tentang pengaturan lalu-

lintas.

Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai

berikut:

a. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta

didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran

merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai

pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji.

c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik

melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau

menyelesaikan masalah yang dikaji.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data

yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat

jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

Page 15: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 12

3. Project Based Learning (PjBL)

Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran

yang memfokuskan pada permasalahan kompleks yang

diperlukan peserta didik untuk memahami

pembelajaran melalui investigasi, berkolaborasi dan

bereksperimen dalam membuat suatu proyek, serta

mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam

kurikulum.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut;

a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal

agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari

fenomena yang ada.

b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan

yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat

penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan

sesuai dengan target.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi

proyek yang sedang dikerjakan.

e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan

berbagai data lain dari berbagai sumber.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi

kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang

sama atau mata pelajaran lain.

4. Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri merupakan suatu kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan peserta didik untuk mencari dan meyelidiki

secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya.

Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

Page 16: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 13

a. Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan pengalaman belajar

kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.

b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta

didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.

c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik

dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban

dari pertanyaan yang diajukan.

d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,

sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar

untuk merumuskan suatu kesimpulan.

e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau

dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil

temuannya.

Berkaitan dengan model pembelajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil mengetengahkan 4

(empat) kelompok besaran model pembelajaran, yaitu:

1. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Family)

Tujuan penggunaan model ini antara lain untuk

membangun hubungan kerjasama, interaktif, dan

produktif diantara peserta didik. Model ini dapat

dilakukan melalui kerjasama berpasangan, kerjasama

dalam kelompok, bermain peran, atau belajar di dunia

nyata, misalnya kondisi sosial tertentu.

2. Model Pengolahan Informasi (The Imformation Processing Family).

Model ini dirancang agar peserta didik dapat

menggunakan olah fikirnya untuk menggali berbagai

informasi, melakukan analisis data, dan mengolahnya,

sehingga mereka memperoleh suatu pengetahuan atau

pemahaman konsep tertentu (learning to think by

thinking).

Page 17: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 14

3. Model Personal (The Personal Family).

Dimulai dengan pengarahan guru terhadap peserta

didiknya tentang pemahaman kemampuannya masing-

masing dengan pertanyaan atau permasalahan yang

harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan peserta

didik, misalnya permasalahan tentang tantangan atau

keinginan yang harus dicapai.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral System Family).

Model ini memberikan pembelajaran melalui suatu

tugas atau perbuatan yang harus dilakukan peserta

didik dalam memperoleh suatu pengalaman dalam

menentukan atau memilih solusi pemecahan masalah

yang dihadapi, sehingga peserta didik memiliki

kompetensi tertentu

Ke-empat model Joyce dan Weil tersebut dapat diterapkan kedalam kegiatan

pembelajaran menjadi model-model lain yang khusus sesuai dengan karakteristik materi

pembelajaran dan aktivitas yang dikembangkan oleh guru dengan tujuan tertentu,

misalnya model Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan model Bermain Peran

(Role Playing) sebagai penjabaran dari Model Inetraksi Sosial, dan model Berfikir

Induktif (The Induktif Thinking) sebagai penjabaran dari model Pengolahan Informasi

1. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation).

John Dewey mengatakan bahwa model ini dapat memberikan pengalaman kepada

peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan dengan caranya sendiri dan

dibicarakan dalam group secara demokratis.

Langkah-langkah model pembelajar tersebut adalah sebagai berikut;

a. Peserta didik dibagi kedalam kelompok (4 – 6 orang)

b. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik

di masing-masing kelompok.

c. Peserta didik dihadapkan pada suatu situasi yang memerlukan pemecahan atau

suatu keputusan yang harus ditentukan.

d. Peserta didik mengeksplorasi situasi tersebut

Page 18: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 15

e. Peserta didik merumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam menghadapi

situasi tersebut, antara lain merumuskan masalah, menetukan peran anggota

kelompok, dan merumuskan alternatif cara yang akan digunakan.

Dalam melaksanakan tiga langkah di atas peserta didik dapat dibimbing oleh guru,

sehingga guru bertindak sebagai mentor.

f. Kerja mandiri

g. Peserta didik melakukan pengecekan terhadap kemajuan dalam menyelesaikan

tugasnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara berulang, sampai ditemukan suatu

solusi atau keputusan yang tepat.

2. Model Bermain Peran (Role Playing)

Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih menggali dan

memahami orang lain dengan tugasnya masing-masing melalui pemecahan permasalahan

sosial nyata yang dihadapi oleh kelompoknya. Model ini juga akan berdampak pada

pemahaman nilai-nilai sosial maupun pribadi, sehingga dapat melatih rasa saling

menghargai, kerja keras, dan sifat demokratis.

Langkah model pembelajaran tersebut sebagai berikut;

a. Pemanasan; dalam kegiatan ini guru menyampaikan permasalahan yang berkaitan

dengan pengalaman peserta didik, sehingga peserta didik dapat merasakan dan

mengeksplorasi permasalahan tersebut secara akurat berdasarkan pengalaman atau

imaginasinya. Permasalahan dapat disajikan melalui bacaan, cerita lisan,

pertanyaan, atau film.

b. Menentukan peran masing-masing anggota kelompok;

Kegiatan ini merupakan kegiatan peserta didik dan guru dalam diskusi yang

menjelaskan berbagai karakter dengan apa yang disukainya atau tidak disukainya,

perasaannya, dan sebagainya. Untuk selanjutnya menentukan sukarelawan untuk

berperan dalam masing-masing karakter tersebut.

c. Menentukan langkah pemecahan masalah;

1) Peserta didik masing-masing menentukan langkah kegiatan yang akan

dilaksanakannya, dapat dibantu oleh guru melalui pertanyaan misalnya tentang

apa yang diobservasi, dimana, dan bagaimana caranya.

2) Mempersiapkan peran yang akan dilaksanakan melibatkan antara lain karakter,

kesukaan atau kebiasaan, dan cara berfikir, dan cara kerja yang diperankannya.

Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan

keberhasilan keseluruhan pembelajaran.

Page 19: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 16

d. Pelaksanaan masing-masing tugas anggota sesuai dengan tugas atau peran yang

sudah direncanakan. Perlu ditegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar

bermain drama, tapi lebih memberikan pengalaman dan pemahaman kepada

peserta didik bagaimana seseorang memiliki peran dan tanggungjawabnya. Selain

itu peserta didik diharapkan memiliki ide-ide baru yang dapat meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sebagai hasil perwujudan pencapaian

kompetensinya.

e. Diskusi dan evaluasi hasil observasi dan tugas yang berkaitan dengan ketepatan

tugas yang diberikan, waktu, atau tempat obervasi yang bersifat umum yang

melibatkan pemain dan observer. Dalam kegiatan ini bukan mendiskusikan

perannya tepat atau tidak, tapi menekankan pada hal-hal yang sangat penting

berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai, misalnya sikap terbuka, materi

pelajaran sesuai, dan cara kerja yang tepat.

f. Langkah berikutnya adalah sharing pendapat antar peserta didik, peserta didik

dengan guru yang mendiskusikan hasil dari langkah sebelumnya, sehingga

memungkinkan ada penggantian peran. Hasil dari langkah ini adalah fokus perbaikan

dalam pelaksanaan, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang lebih baik.

g. Diskusi dan eavaluasi seperti bagian f.

h. Sharing pengalaman dan generalisasi. Dalam kegiatan ini guru membimbing peserta

didik untuk menemukan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah dari

permasalahan yang serupa, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupannya.

3. Model Pembelajaran Berfikir Induktif (Thingking induktively)

Model ini bertujuan untuk melatih peserta didik dalam memahami, mengidentifikasi,

dan menentukan keterhubungan, konsep-konsep yang dipelajarinya untuk dikembangkan

atau diaplikasikan dalam situasi atau permasalahan tertentu.

Langkah model ini terdiri atas;

a. Formasi konsep (consept formation). Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini

antara lain; 1) identifikasi dan numerasi data yang relevan dengan topik atau

permasalahan, 2) mengelompokan data yang memiliki karakteristik yang serupa

atau sama, dan 3) melakukan kategorisasi data.

b. Interpretasi data (Interpretation of data). Pada langkah ini dilakukan; 1)

identifikasi keterkaitan atau perbedaan antar data, 2) eksplorasi sebab-akibat

dalam suatu keterkaitan, dan 3) menemukan implikasi dan ekstrapolasi antar data.

Page 20: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17

c. Aplikasi prinsip (application of principles). Pada langkah ini peserta didik dilatih

untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipelajari untuk menjelaskan fenomena

baru atau memprediksi fenomena yang akan muncul.

Selain model-model yang telah dibahas di atas, masih banyak model-model

pembelajaran lain, seperti model khusus yang digunakan oleh mata pelajaran tertentu

seperti Bahasa Inggris dengan model Task Based Learning (TBL) atau model yang

dikembangkan dalam mata pelajaran Ekonomi yaitu “Two stay and two stray”.

Seorang ahli fisika dan guru besar Harvard University Eric Mazur mengembangkan suatu

model pembelajaran yang “membalikan” situasi atau kebiasaan yang dilakukan seorang

guru, model ini dikenal dengan model Peer Instruction.

Kegiatan pembelajaran yang rutin dilakukan

seorang guru biasanya diawali dengan

penjelasan bahan atau materi ajar, baru

kemudian memberikan pertanyaan atau tugas

kepada peserta didik. Model Peer Instruction

melaksanakan pembelajaran yang tidak

biasa, bisa saja diawali dengan tugas kepada

peserta didik untuk membaca atau

mempelajari materi tersebut sebelumnya, atau dimulai dengan pertanyaan yang harus

dikerjakan oleh peserta didik sebelum pembelajaran.

Didalam kelas kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui diskusi berpasangan,

diskusi kelompok, atau diskusi kelas yang dipimpin oleh salah saorang peserta didik

sebagai mentor atau instruktur. Guru dapat memberikan pertanyaan yang disebut

dengan Concept Test (CT) berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapai peserta

didik dalam menjawab pertanyaan atau membaca bahan ajar yang diberikan.

Untuk pertanyaan yang diajukan, Eric Mazur menyarankan hal-hal sebagai berikut;

1. Instruktur mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan respon peserta didik

terhadap bahan yang dipelajari sebelumnya.

2. Peserta didik merefleksi pertanyaan yang diajukan.

3. Peserta didik membuat “persetujuan” terhadap satu jawaban induvidu.

4. Instructur meriview semua respon peserta didik.

5. Peserta didik mendiskusikan cara-cara dalam membuat jawaban dengan

pasangannya.

6. Peserta didik kembali membuat “persetujuan” terhadap satu jawaban individu.

Peserta didik

Bahan

Guru Peer

Page 21: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 18

7. Instruktur kebali membuat review dari semua respon yang diberikan, dan

membuat keputusan apakah masih perlu penjelasan tentang suatu konsep yang

dibicarakan sebelum melangkah ke diskusi konsep selanjutnya.

Selain itu perlu diperhatikan bahwa Peer Instruction lebih menekankan peserta didik

untuk belajar antar sesamanya, sehingga diantara mereka akan terjadi diskusi atau

pembelajaran diantaranya yang interaktif dengan menggunakan bahasanya sendiri yang

mereka gunakan sehari-hari. Besar kemungkinan akan terjadi “kegaduhan” diluar

kebiasaan yang dilakukan guru kita pada umumnya.

Peer Instruction memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menjelaskan suatu

pengetahuan, atau konsep, kejadian yang diterima/dialami peserta didik, sesuai dengan

pemahamannya sendiri.

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Peer Instruction sebagai berikut;

1. Persiapan;

a. Menyiapkan bahan atau materi pembelajaran yang akan didiskusikan dalam

pelaksanaan peer, yang dapat dilaksanakan secara berpasangan atau kelompok.

Bahan tersebut dapat berupa pertanyaan untuk tes (Concept Test atau CT),

bacaan, masalah nyata, atau film.

Contoh soal CT;

Gambar berikut adalah kondisi tiga pantai. Di pantai manakah air laut akan

terlebih dahulu sampai ke pantai? Mengapa?

a. Pantai A b. Pantai B c. Pantai C

Pada soal CT, bukan jawaban benar atau salah, tetapi lebih menggali

pemahaman dan jalan pemikiran peserta didik.

b. Menyiapkan pertanyaan atau tugas berkaitan dengan bahan atau materi yang

memerlukan proses berfikir, dan tidak hanya memiliki jawaban pasti, sehingga

peserta didik dapat menggunakan daya nalarnya sesuai kemampuannya.

Pantai Pantai Pantai

Laut Laut

laut

C

B

A

Page 22: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19

c. Mengembangkan petunjuk apa yang harus dikerjakan peserta didik secara

individu, berpasangan, atau dalam kelompok.

2. Pelaksanaan;

a. Pada kegiatan pembelajaran

didalam kelas, siswa berinteraksi antar

sesamanya, dengan menggunakan

petunjuk yang dikembangkan,

guru hanya bertindak sebagai mentor.

Kunci keberhasilan dari kegiatan tersebut

adalah frekuensi dan interaksi yang penuh dengan daya nalar, dan terjadinya

belajar melalui pengalaman dengan komunikasi secara fisik diantara

sesamanya.

b. Jika pembelajaran dimulai dengan CT, maka setelah mengerjakan soal, peserta

didik dapat menjelaskan kepada teman sebangkunya tentang cara nalar atau

cara pikir yang dia kerjakan sehingga memperoleh jawaban masing-masing,

sehingga terjadi diskusi kescil. Pada kegiatan tersebut memungkinkan pasangan

lain ikut berdiskusi, sehingga dapat berkembang menjadi diskusi kelompok.

c. Jika kegiatan tidak dimulai dengan CT, guru dapat memulai pembelajaran

dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang harus diselesaikan sendiri

kemudian didiskusikan dengan teman sebangkunya sebelum menyusun jawaban

akhir. Guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk menjelaskan alur

fikir dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam kelas, sehingga akan

terjadi diskusi kelas. Penjelasan tersebut dapat berupa presentasi atau

demonstrasi dengan menggunakan perangkat IT.

d. Kegiatan diskusi dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas, sesuai dengan

materi atau kondisi yang direncanakan.

3. Membuat rangkuman hasil pembelajaran yang dikemukakan oleh peserta didik, guru

bertindak sebagai fasilitator dan pengarah (jika diperlukan).

Selain pendekatan dan model, dalam pembelajaran ada juga yang disebut dengan

metode pembelajaran. Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan

pendekatan saintifik dapat menggunakan metode pembelajaran antara lain metode

diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.

Page 23: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 20

a. Metode Diskusi

Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan

terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik

perhatian semua peserta didik. pembahasan dapat diarahkan

pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah,

menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau

memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau

klasikal.

Metode ini dapat merangsang peserta didik lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide,

melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta

didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.

b. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana peserta

didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.

Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan

mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang

dipelajarinya.

c. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang

dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau

prosedur. Presentasi disertai dengan penjelasan lisan,

alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Dalam kegiatan

pembelajaran demonstrasi, peserta didik melakukan

aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.

Dengan metode ini dapat dikurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik,

dan peserta didik memiliki kesempatan membandingkan antara teori dengan kenyataan.

Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu

atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat

peserta didik untuk mencoba.

Page 24: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 21

d. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang

bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan

penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan

dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu

belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan

balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.

Dengan demikian, maka peserta didik mampu

mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya

pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.

Memperhatikan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang diuraikan di atas,

maka guru dapat menggunakan model-model pembelajaran tertentu seperti yang

disarankan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. Guru dapat juga

mengembangkan model pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan situasi, kondisi,

dan karakteristik peserta didik, serta disesuaikan dengan kompetensi yang akan

dipelajari peserta didik, atau hanya menggunakan rangkaian kegiatan pendekatan

saintifik, atau menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan tuntutan

pembelajaran saintifik. Guru dapat juga mengembangkan model pembelajaran khusus

dengan rangkaian aktivitas tertentu dan tidak mutlak menganut salah satu model

seperti yang dijelaskan oleh Joyce dan Weil. Dengan demikian, memungkinkan adanya

model baru hasil kreativitas pengembangan pembelajaran yang diciptakan oleh seorang

guru.

C. Tujuan Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran

Model pembelajaran dikembangkan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan

pembelajaran berkaitan dengan pengembangan kompetensi peserta didik yang meliputi

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai dengan karakteristik

pembelajaran yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, maka

sebuah model pembelajaran yang dikembangkan memiliki tujuan antara lain:

1. Mendorong peserta didik untuk interaktif dalam pembelajarannya, baik dengan

gurunya, antar sesamanya, maupun antar dirinya dengan sumber belajar.

Page 25: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 22

2. Memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan kreativitas dan

keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam

kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.

4. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif

5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta

didik

6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat,

kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis.

Page 26: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 23

BAB III

MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN

A. Langkah Pemilihan Model Pembelajaran

Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan

dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal

yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan

digunakan hal-hal sebagai berikut.

a. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 dan/atau KD-2 yang dapat

mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan

tuntutan KD-3 dan/atau KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan

dan/atau keterampilan.

b. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam

mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi

sosial, atau mengolah informasi.

c. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik yang

mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan 5M. Penilaian

Hasil Belajar.

Bagaimanakah Anda sebagai guru menilai hasil belajar peserta didik? Meskipun Anda

mengajar dengan menggunakan model tertentu atau model kreasi anda sendiri,

penilaian hasil peserta didik tetap mengacu kepada Permendikbud Nomor 104 tentang

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang

mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian harus dilakukan tahapan demi tahapan sesuai langkah model pembelajaran

yang digunakan.

Contoh 1.

Jika Anda menggunakan model Interaksi Sosial, maka sesuai dengan tujuan dari

penggunaan model tersebut, penilaian dapat dilakukan sebagai berikut;

a. Penilaian sikap pada saat observasi kelas lebih difokuskan terhadap sikap

kerjasama dan interaktif.

b. Penilaian pengetahuan dilakukan terhadap penguasaan materi yang menjadi bahan

kajian/pembahasan sesuai Indikator Pencapain Kompetensi (IPK) yang dapat

dilakukan secara observasi, lisan, atau tertulis.

Page 27: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 24

c. Penilaian keterampilan dapat dilakukan terhadap keterampilan konkret dan

keterampilan abstrak. Misalnya untuk pembelajaran Bahasa Inggris seperti pada

ulasan sebelumnya, penilaian keterampilan pelafalan dapat dilakukan melalui

observasi pada saat peserta didik berdialog dan hasil kajian tertulis terhadap teks.

Contoh 2.

Jika Anda menggunakan model Inquiry, maka sesuai dengan sintak dan tujuan dari

penggunaan model tersebut penilaian dapat dilakukan sebagai berikut;

a. Penilaian sikap difokuskan kepada sikap teliti, cermat, kritis, logis, dan analisis.

b. Penilaian pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui kualitas pertanyaan

yang menggambarkan penguasaan peserta didik terhadap fenomena yang

diamatinya. sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan kompetensi.

c. Selain dari pertanyaan, pengetahuan peserta didik dapat dilihat dari jawaban

apakah ia memberikan jawaban yang benar atau logis (meskipun salah), sehingga

dapat menggambarkan penguasaannya terhadap materi atau bahan ajar serta

permasalahan yang ihadapinya.

d. Penilaian juga harus mempertimbangkan banyak dan akurasinya data serta

bagaimana cara memperolehnya. Hal tersebut akan memberikan gambaran alur

pikir dan pemahaman peserta didik terhadap penguasaan suatu konsep dan

aplikasinya dalam situasai yang berbeda.

e. Untuk selanjutnya penilaian dilakukan terhadap kesimpulan yang dirumuskan

peserta didik, karena kesimpulan yang diberikan dapat menentukan kualitas

pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.

f. Presentasi atau penyajian hasil suatu temuan juga termasuk salah satu unsur

penilaian. Melalui presentasi peserta didik akan terlatih untuk terbuka dan lebih

percaya diri.

B. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran

Penggunaan Model Discovery Based Learning dalam Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari

ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam (PAI)

adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai

berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu

Page 28: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 25

menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya

menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek

afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMA adalah

terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur).

Memperhatikan karakteristik PAI tersebut di atas, berikut adalah contoh langkah-

langkah kegiatan pembelajaran Model Discovery Based Learning dalam mata pelajaran

PAI.

a. Kompetensi Dasar

1) 4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-

Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

2) 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-

Hujurat (49) : 10); serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),

prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).

b. Langkah-langkah Pembelajaran seperti dalam table berikut:

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

1. Memberi salam, mengabsen, mengkondisikan peserta didik dalam materi yang akan dipelajari

Memberi salam, berdoa

Disesuaikan dengan kondisi dan situsai atau karakteristik guru/sekolah masing-masing.

2. Meminta peserta didik untuk duduk dalam kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya

3. Menjelaskan Kompetensi Dasar yang harus dicapai peserta didik.

4. Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan yaitu; a. memperhatikan

cara melafalkan bacaan, sesuai dengan kaidah

Page 29: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 26

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

tajwid dan mahkrajul huruf, serta memberikan pendapat tentang tafsir ayat tersebut dikaitkan dengan norma kehidupan yang berlaku.

b. memberikan tanggapan terhadap isi film yang berkaitan dengan ukuwah islamiah, selanjutnya dikaitkan dengan tafsir ayat Al-Qur’an tersebut.

Inti

1. Menayangkan film yang dimulai dengan penampilan seseorang sedang melantunkan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10) disertai dengan tampilan “tulisan berjalan” pada layar sesuai ayat yang dibacakan dan dilanjutkan dengan suatu kondisi yang berkaitan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) yang dilakukan orang-

Mengamati dan mencermati cara melafalkan ayat disesuaikan dengan tulisannya.

Stimulation (memberi stimulus). kegiatan mengamati situasi melalui film

Page 30: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 27

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

orang dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mencermati situasi atau alur cerita film berkaitan Kompetensi Dasar.

3. Meminta satu atau dua orang peserta didik untuk melafalkan kembali ayat-ayat tersebut.

Satu atau dua orang peserta didik melafalkan salah satu dari ayat-ayat tersebut, yang lain mengamati. Setelah satu ayat selesai dilafalkan, yang lain memberikan masukkan (pembenaran atau memperbaiki cara lafalannya)

Mencoba

4. Meminta peserta didik untuk mencari terjemahan atau tafsir dari ayat Al-Qur’an yang dibacakan.

Mencari terjemahan atau tafsir dari ayat tersebut dari berbagai sumber, antara lain buku agama, buku tafsir, atau dari internet

4. Memancing pertanyaan dari peserta didik tentang hubungan antara ayat Al-Qur’an yang dibacakan dengan tingkah laku orang-orang dalam film, serta kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, baik yang dialaminya atau yang dilihatnya dilingkungan sekitar, atau dari media/internet.

Diskusi kelompok tentang tingkah laku orang-orang yang tergambar dalam film, kaitanya dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat.

Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan yang terdapat dalam kehidupan manusia berdasarkan isi film yang diamati.

5. Memberikan jawaban dan

Page 31: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 28

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

tanggapan terhadap pertanyaan guru secara individual, kelompok, atau diskusi kelas

6. Meminta siswa untuk mencari ayat-ayat lain atau hadits yang berkaitan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan isi film yang ditayangkan.

Mencari ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits, internet, atau sumber lain yang relevan, atau menanyakan suatu kejadian, baik yang dialaminya maupun yang dilihatnya dikaitkan dengan tatanan atau norma yang berlaku.

Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi dari Al-Qur’an atau hadits, buku agama, atau sumber lain, misalnya internet.

7. Menyelesaikan tugas sesuai hasil temuan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits, internet, atau sumber lain dan hasil diskusi kelompok

Data Processing (mengolah data); kegiatan mengolah data melalui diskusi dan membandingkan dengan hasil data dari tafsir Al-Qur’an dan hadits, atau norma masyarakat yang berlaku

8. Mendiskusikan lagi hasil simpulan yang dibuatnya, serta kemungkinan untuk menambah

Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran

Page 32: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 29

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

sumber lain untuk lebih mendapatkan hasil yang lebih akurat

atau keabsahan hasil pengolahan data melalui diskusi dengan kelompok lain yang menggunakan berbagai tafsir Al-Qur’an dan hadits dari berbagai ahli.

9. Meminta kelompok yang sudah siap untuk mengemukakan hasil diskusinya, baik secara lisan, presentasi, atau tulisan

Mengemukakan tanggapan dan ulasan terhadap isi film berkaitan dengan (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah), sesuai hasil diskusi dalam kelompoknya.

10. Menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, atau sumber lain yang relevan.

11. Saling memberikan tanggapan atau sanggahan, dan tambahan pendapat sesuai hasil temuan dan diskusi kelompoknya masing-masing

12. Memberikan tanggapan dan masukkan apabila diperlukan.

Menyanggah atau menerima masukan, baik dari guru maupun kelompok lainnya berdasarkan kepada sumber yang jelas dan dapat

Page 33: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 30

Kegiatan

Keterangan Pendahuluan

No. Guru Peserta didik

dipertanggung-jawabkan

13. Membuat simpulan bersama (bersama antara guru dan peserta) tentang bagaimana seharusnya menjalankan sikap ukuwah islamiah sesuai dengan ajaran Islam dan norma masyarakat yang berlaku

Generalization (menyimpulkan). Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga peserta didik dapat melatih pengetahuan metakognisinya.

Penutup

1. Memberikan penghargaan terhadap kerja keras peserta didik

2. Menjelaskan meteri pelajaran untuk pertemuan berikutnya

3. Membaca salam

c. Penilaian

Untuk kegiatan pembelajaran diatas, penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan

cara;

1) Observasi yang dilaksanakan pada saat peserta didik melafalkan ayat dan pada

saat diskusi. Penilaian ini dapat mencakup penilaian sikap (disesuaikan dengan

penilaian sikap yang direncanakan guru), pengetahuan, dan keterampilan. Nilai

pengetahuan dan keterampilan diberikan kepada peserta didik yang memberikan

masukkan dengan benar.

2) Pada saat observasi juga dilakukan penilaian untuk setiap langkah yang dilakukan

peserta didik, mulai cara mengidentifikasi permasalahan, menentukan alternatif

solusi, sampai mengkomunikasikan hasilnya. Penilaian ini mencakup: 1) penilaian

sikap, misalnya kerja keras, teliti, dan cermat; 2) penilaian pengetahuan,

misalnya pemahaman terhadap tanda-tanda bacaan atau tajwid dan

menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan ukuwah islamiyah;

Page 34: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 31

dan 3) penilaian keterampilan, misalnya melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang

relevan.

3) Ulangan harian dilaksanakan untuk menilai pengetahuan dengan instrumen

penilaian disesuaikan dengan indikator yang disiapkan guru.

Contoh-contoh penggunaan model pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain

dapat dilihat pada lampiran.

Page 35: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 32

BAB IV

PENUTUP

Mulai tahun pelajaran 2015-2016 sejumlah 2.156 SMA melaksanakan Kurikulum 2013

sebagai sekolah rintisan.

Pembelajaran merupakan titik tolak terpenting dalam pelaksanaan Kurikulum untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.Oleh sebab itu maka guru harus berusaha

semaksimal mungkin dalam menyusun rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan suatu cara atau model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran

yang terlaksana dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam mencapai

perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual yang mencakup

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Naskah ini disusun sebagai salah satu bahan untuk membantu guru dalam merencanakan

dan melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan model yang sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran, peserta didik, serta sarana dan prasarana pendidikan yang

tersedia di sekolah masing-masing.

Untuk selanjutnya, kritikan dan saran demi peningkatan dan perbaikan sangat

diharapkan.

Page 36: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 33

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.1956. Taxonomy of educational objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.

Bloom’s Taxonomy: The 21st Century Version, Education Technology and Mobile Learning: A Resource of Free Educational Web Tool and Mobile App for Education

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

Dit. PSMA (2014). Model Pembelajaran; Pendekatan Saintifik dalam Mata Pelajaran (Bahasa Inggris, Biologi, dll). Jakarta

Dit. PSMA (2014). Model Penilaian di SMA. Jakarta

Joyce, B & Weil, M (1996). Models of Teaching fifth Edition. United States of America. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Soedjadi, R. (2006). Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 37: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 34

Lampiran 1: Contoh Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab

Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia memiliki peran penting dalam proses

komunikasi maupun sebagai alat untuk menggali esensi dari suatu ilmu pengetahuan.

Contoh berikut adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan Model

Proyek (Project Based Learning) atau اإلمالء الــمـنـظور

dengan langkah-langkah yang dimulai dari menyiapkan pertanyaan atau penugasan

proyek, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari

sebuah proyek, memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, menguji hasil dan

mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Dengan materi pokok memproduksi teks lisan dan

tulis sederhana tentang kegiatan sehari-hari produk yang dihasilkan diantaranya adalah

poster dengan narasi yang menceritakan kegiatan sehari-hari (األعمال اليومية) siswa dari

mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Dengan tujuan siswa memproduksi teks lisan

dan tulis sederhana sesuai dengan struktur kebahasaan yang tepat.

Berikut adalah langkah pembelajarannya.

Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas 3 (tiga) fase sebagai berikut;

Fase 1

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

1. Mengucapkan salam dan mempersilahkan siswa untuk berdoa, dilanjutkan dengan mengabsen siswa

Menjawab salam guru, dan siswa berdo’a untuk mengawali proses pembelajaran

2. Memberikan apersepsi terkait topic atau materi yang akan dibahas dan dihubungkan dengan materi sebelumnya

Menyimak apa yang disampaikan guru terkait materi yang akan dibahas

Apersepsi

3. Meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan cara berhitung dengan mengggunakan bahasa arab dari 1 – 5 ( خمسة -واحد ) dan

Membentuk kelompok dengan mulia berhitung dari

1 – 5 ( مخسة -واحد ) dan

dilanjutkan duduk dengan kelompoknya

Page 38: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 35

Fase 1

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

meminta siswa mengamati video yang akan ditayangkan

masing-masing

Kegiatan Inti

1.

Menayangkan video yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dalam bahasa Arab, dan meminta siswa untuk memperhatikan struktur tata bahasa atau kaidah yang digunakan sebagai bahan dalam memproduksi teks lisan dan tulis sederhana dalam bentuk poster sebagai tugas yang akan dikerjakan

1. Mengamati video yang disajikan oleh guru dan merancang langkah apa yang akan dilakukan sesuai dengan tugas memproduksi teks bentuk poster sederhana dalam bahasa Arab

Perencanaan Projek

2. Membagikan teks bahasa arab berdasarkan video yang ditayangkan dan meminta siswa untuk mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan tentang jumlah ismiah dan fi’liah . Meminta siswa untuk mencari dari sumber lain, misal buku teks atau internet.

Mengidentifikasi struktur dan kaidah bahasa arab tentang jumlah ismiah dan fi’liah menggunakan teks yang disediakan

Menganalisis struktur kaidah tata bahasa arab

dari(اجلملة اإلمسية والفعلية)

teks dengan topic

sebagai (األعمال اليومية)

bahan dalam memproduksi teks lisan dan tulis sederhana.

Mencari dari sumber lain, misal buku teks atau browsing dengan alamat

Identifikasi dan analisis kaidah dan struktur berdasarkan teks yang diberikan

Page 39: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 36

Fase 1

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

Memfasilitasi siswa untuk tanya jawab yang berkaitan dengan struktur dan kaidah tata bahasa Arab.

www.youtube.com/wacth?v=PMSnj2T9xCk

https://www.youtube.com/watch?v=14sXkAcVlGw

https://www.youtube.com/watch?v=tzLM7C6Qlrg

Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan struktur kaidah tata bahasa arab berkaitan dengan jumlah ismiah dan fi’liah sebagai bahan pelaksanaan projek.

3. Memberikan beberapa pilihan tema proyek untuk dididkusikan dalam kelompok

Menentukan tema proyek sesuai kesepakatan dengan anggota kelompoknya

Mendesain projek

4. Memberikan contoh hasil proyek berupa poster yang terdapat narasi dalam Bahasa Arab

Mendiskusikan desain projek yang akan dibuat dalam kelompok masing-masing

Membuat jadwal pengerjaan proyek dalam kelompok serta menerima laporan jadwal pengerjaan proyek

Membuat jadwal pelaksanaan projek

Kegiatan penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran berkaitan dengan tugas projek yang akan dilaksanakan

Fase 2 Kegiatan di luar kelas

Pelaksanaan/pembuatan Projek

1. Siswa mengerjakan tugas mebuat poster dengan teks sederhana diluar jam pelajaran dan melaporkan cara kerja

Page 40: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 37

Fase 1

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

serta perogresnya melalui email dalam bentuk film atau foto. Pada saat pertemuan berikutnya (fase 3) siswa melaporkan hasil sementara melalui presentasi

2. Guru memonitor kerja siswa melalui laporan email berupa tulisan, foto, atau film.

Fase 3 Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

1. Membaca salam dan mengabsen

Membaca salam

2. Menanyakan tugas yang diberikan serta bertanya tentang kesulitan siswa.

Menjawab pertanyaan guru dan mengemukakan kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya

Kegiatan Inti

1. Meminta masing-masing kelompok untuk melaporkan progres projeknya melalui presentasi dan mengumpulkan hasil sementara Memeriksa hasil karya sementara siswa berupa poster yang terdapat narasinya

Mempresentasikan hasil karya sementara berupa poster dan narasinya dalam bahasa Arab

Uji coba hasil sementara

2. Memonitor jalannya presentasi hasil proyek

Kelompok lain menanggapi dan memberi masukkan

Monitoring dan evaluasi

3. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasilnya, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki projeknya

Memperbaiki projek sesuai masukkan guru dan kelompok lain

Kegiatan Penutup

1. Memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan

Mengungkapkan pengalamannya masing-masing

Page 41: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 38

Fase 1

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

pengalaman belajarnya

2. Memberikan penjelasan tentang kegaiatan yang akan datang

Penilaian;

1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada keingintahuan pada saat mengidentifikasi dan

penilaian kerjasama dalam pelaksnaan dapat dilihat pada film atau foto, atau

tulisan yang dikirim siswa

2. Pada saat presentasi penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan sesuai

dengan rambu-rambu Bahasa Arab, antara lain tentang pelafalan dan kandungan

isi poster.

3. Penilaian pengetahuan dan keterampilan juga dilihat dari hasil akhir berupa

produk yaitu poster.

Page 42: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 39

Lampiran 2: Kolaborasi Antar Guru Mata Pelajaran

Contoh berikut adalah kegiatan pembelajaran kolaborasi antar guru mata pelajaran,

yaitu mata pelajaran Kimia, Ekonomi, Seni, dan Prakarya dan Kewirausahaan dengan

menggunakan Model Proyek (Project Based Learning).

Contoh tersebut memberikan gambaran kepada guru dalam melmberikan tugas proyek

kepada siswa, sehingga dapat meringankan kerja siswa dalam melaksanakannya.

Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan kelas dan

kegiatan di luar kelas dengan langkah sebagai berikut;

Kegiatan Kelas

Kegiatan Pendahuluan

No. Guru Siswa Keterangan

1. Mengucapkan salam dan mempersilahkan siswa untuk berdoa, dilanjutkan dengan mengabsen siswa

Menjawab salam guru, dan siswa berdo’a untuk mengawali proses pembelajaran

Mengulang materi sebelumnya berkaitan dengan tugas yang akan dibuat yaitu tentang aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari serta pameran hasil projek.

Menyimak apa yang disampaikan guru terkait materi yang akan dibahas

Apersepsi

2. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang berbeda dengan biasanya, karena melibatkan guru lain (berkolabarasi), yaitu guru PKWU, guru Seni, dan guru Ekonomi.

Motivasi

3. Meminta siswa untuk membentuk kelompok

Membentuk kelompok

Kegiatan Inti

1.

Memberikan tugas projek pembuatan produk yang merupakan aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-

Mencermati dan

Perencanaan Projek

Page 43: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 40

hari Sebagai stimulus guru Memberikan link mengenai science product ideas http://www.scienceprojectideas.co.uk/ice-cream-colloidal-chemistry.html

mencatat indicator-indikator atau unsur-unsur dalam science product ideas sesuai kebutuhan

2. Guru Kimia, Ekonomi, Prakarya dan Kewirausaahan, serta guru Pendidikan Seni berkolabirasi dalam memfasilitasi dan melakukan pendampingan untuk siswa dalam merencanakan proyek.

Merencanakan produk koloid yang akan di pamerkan.

Mendesain Proyek

Mencari informasi di internet mengenai proses pembuatan produk koloid yang akan dibuat.

Guru Seni dan PKWU mendampingi siswa dalam mendesain packaging produk

Merencanakan packaging desain produk koloid yang akan di pamerkan

Guru Ekonomi mendampingi siswa dalam menentukan biaya dan marketing plan

Membuat anggaran biaya produksi dan menentukan harga jual produk koloid yang dibuat dan Menyusun marketing plan

Guru Seni mendampingi siswa dalam mendesain stnad pameran

Merencanakan stand desain pameran.

Merencanakan poster desain sebagai media dalam memperkenalkan koloid kepada pengunjung pameran.

Berkolaborasi dalam memfasilitasi dan mensupervisi proses

Menyusun jadwal dan tempat proses pembuatan produk koloid, packaging,

Menyusun Jadwal

Page 44: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 41

stand pameran, dan poster. Membagi tugas/peran masing-masing siswa

Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan rencana proyek

Mempresentasikan perencanaan proyek pameran koloid.

Kegiatan Penutup

Memberikan pengarahan untuk melaksanakan proyek, sesuai dengan ugas masing-masing

Mencatat pengarahan guru, dan memperbaiki rencana proyek

Kegiatan di luar kelas (Pelaksanaan Proyek)

4. Berkolaborasi memantau perkembangan siswa dalam mengerjakan proyek, mulai dari pembuatan produk, pengepakan, sampai pembuatan poster.

Mendokumentasikan setiap proses persiapan pameran koloid.

Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Melaksanakan tahapan projek sesuai jadwal dan pembagian tugas

Mendokumentasikan setiap tahapan/proses pelaksanaan projek.

1. Memfasilitasi dan memotivasi aktivitas siswa

Mengecek keberhasilan/ketercapaian, atau kegagalan tahapan projek

Menguji hasil

Memberi pengarahan dan bantuan seperlunya

Mengecek kesiapan pameran produk

Memamerkan produk koloid (perlihatkan bentuk kolaborasi dan sinergi antaranggota kelompok)

Menjelaskan semua informasi mengenai koloid secara umum dan produk koloid yang dihasilkan pada pengunjung pameran melalui poster atau penjelasan lisan jika ada yang bertanya

Meminta siswa Mengeavaluasi Evaluasi

Page 45: Naskah Model Pembelajaran-20062015

Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 42

untuk mengidentifikasi faktor keberhasilan dan kendala rangkaian kegiatan

keberhasilan atau kendala rangkain kegiatan

2. Meminta siswa untuk membuat laporan secara tertulis dalam bentuk DVD, disertai foto dan film.

Melaporkan proyek dalam bentuk DVD, terdiri atas proses pembuatan koloid, packaging, stand pameran, dan poster, serta kendala dan keberhasilan pameran.

Penilaian;

1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada kerja keras, disiplin, dan kerjasama.

2. GURU KIMIA : Menilai kemampuan siswa dalam memilih produk & mencari

informasi mengenai proses pembuatan produk koloid yang akan dipamerkan,

relevansi dengan materi sistem koloid, keaslian produk koloid yang dihasilkan,

penyelesaian proyek

3. GURU KEWIRAUSAHAAN: Menilai kemampuan siswa dalam merencanakan bisnis

dan menyusun marketing plan.

4. GURU SENI: Menilai kemampuan siswa dalam mendesain poster, sehingga bisa

menjadi media informasi yang menarik pengunjung pameran

5. GURU EKONOMI : Menilai kemampuan siswa dalam membuat anggaran biaya,

menentukan harga jual.