naskah drama bahasa indonesia "misteri the last forest"

8
Hiruk pikuk pagi hari di kantin SMA Tampines City sangatlah mengganggu Marca, Litcia, dan Carolin. Bagi mereka jeritan para penghuni kantin adalah polusi udara dan anehnya para pengunjung kantin tidak memperdulikan mereka yang sibuk membahas penemuan benda misteri di rumahnya Carolin. Lima menit kemudian Xerin datang dengan muka murung menghampiri ketiga temanya. Marca : “Badan kamu kenapa Xer, habis dicium nyamuk ya!” Xerit : “dicium gajah” All : “hahaha, pantes” Litcia : “eh… Gelangnya kamu yang curi?” Xerin : “Tadi malam badanku panas tinggi dan muncul bentol – bentol kayak gini, udah periksa ke dokter tapi nggak ada efeknya! Ini gelangnya” Carolin : “OMG, pantesan aku cariin di rumah nggak ada Cuma ada kertas dan petinya doang” Marca : “guys, lihat ini gelangnya sama persis dengan gambar yang ada di kertas ini” Xerin : “sorry lah, kemarin waktu kita menemukan peti di rumah Carolin aku sengaja membuka petinya duluan dan aku ngeliat gelang yang unik, yaudah aku ambil aja dan aku kira kalian semua nggak tahu kalau di dalamnya ada gelang.” Litcia : “Hey, coba kalian hubungin ini semua?” Carolin : “aduh, jangan mulai lagi lah Ci. Pasti ini tentang misteri lagi, takut aku. Udah rumah jauh, terpencil, nggak punya tetangga, sunyi kayak kuburan” Marca : “stttt.. bisa diam nggak lin” Litcia : “hubungin gambar ini dengan rumah Carolin, gelang ini dan tulisan ini” Xerin :”semakin membingungkan.” Carolin :”mulai lagi deh,,” Litcia :”ini tuh penemuan paling seru.” Marca :”eh, ini gambar peta kan?” Semua :”mana?” Caroline :” bukannya ini gambar rumah ku!” Litcia :”iya, semuanya benar. Ini tu seperti pencarian harta karun, aku tadi kan udah ngejelasin, kalian aja yang connectnya lama”

Upload: nurul-limsun

Post on 19-Jul-2015

314 views

Category:

Education


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Hiruk pikuk pagi hari di kantin SMA Tampines City sangatlah mengganggu Marca, Litcia, dan Carolin. Bagi mereka jeritan para penghuni kantin adalah polusi udara dan anehnya para pengunjung kantin tidak memperdulikan mereka yang sibuk membahas penemuan benda misteri di rumahnya Carolin.

Lima menit kemudian Xerin datang dengan muka murung menghampiri ketiga temanya.

Marca : “Badan kamu kenapa Xer, habis dicium nyamuk ya!”

Xerit : “dicium gajah”

All : “hahaha, pantes”

Litcia : “eh… Gelangnya kamu yang curi?”

Xerin : “Tadi malam badanku panas tinggi dan muncul bentol – bentol kayak gini, udah periksa ke dokter tapi nggak ada efeknya! Ini gelangnya”

Carolin : “OMG, pantesan aku cariin di rumah nggak ada Cuma ada kertas dan petinya doang”

Marca : “guys, lihat ini gelangnya sama persis dengan gambar yang ada di kertas ini”

Xerin : “sorry lah, kemarin waktu kita menemukan peti di rumah Carolin aku sengaja membuka petinya duluan dan aku ngeliat gelang yang unik, yaudah aku ambil aja dan aku kira kalian semua nggak tahu kalau di dalamnya ada gelang.”

Litcia : “Hey, coba kalian hubungin ini semua?”

Carolin : “aduh, jangan mulai lagi lah Ci. Pasti ini tentang misteri lagi, takut aku. Udah rumah jauh, terpencil, nggak punya tetangga, sunyi kayak kuburan”

Marca : “stttt.. bisa diam nggak lin”

Litcia : “hubungin gambar ini dengan rumah Carolin, gelang ini dan tulisan ini”

Xerin :”semakin membingungkan.”

Carolin :”mulai lagi deh,,”

Litcia :”ini tuh penemuan paling seru.”

Marca :”eh, ini gambar peta kan?”

Semua :”mana?”

Caroline :” bukannya ini gambar rumah ku!”

Litcia :”iya, semuanya benar. Ini tu seperti pencarian harta karun, aku tadi kan udah ngejelasin, kalian aja yang connectnya lama”

Page 2: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Xerin :”Terus, apa ini ada hubunganya dengan penyakitku”

Caroline :”Menurutku ada”

Marca : “Lit, sini lihat, ada dua rumah yang sama persis, yang membedakan Cuma warnanya”

Litcia : “aku yakin ini ada hal mistik di dalamnya, pertama gelang ini menunjukan kehidupan masa lalu, kedua gambar rumah ini bukan sama persis, yang satu nuansana lebih ramai dan ada aura manusianya sedangakan satunya nuansanya lebih sepi, sunyi dan tak ada aura manusia disana”

Xerin : “ok ok, aku paham lah, tapi kenapa kok ditaruh di rumahnya Caroline”

Caroline : “dasar perempuan kutukan, hahaha, tadi kan udah bilang. Rumahku itu memang sudah 100 tahun lebih yang lalu, jadi jangan heran kalau banyak benda – benda kuno di rumahku”

Xerin : “so… Lebay girl”

Marca : “cukup, terus tindakanmu apa lit?”

Liticia : “Oke, kamu menemukan peti itu dimana Car?”

Caroline : “di gudang belakang, tapi kata Ayahku sih gudang itu bekas kamar orang yang dihormati, contohnya raja, permaisuri”

Marca : “bagaimana kalau kita menelusuri lebih dalam misteri ini?”

Ditengah keasyikan mendiskusikan misteri itu, tiba – tiba datang guru yang paling killer di SMA Tampines City yang bernama Pak James. Dia datang dengan muka melebihi serigala mengamuk.

Caroline : “Aduh, pak serigala menghampiri kita lagi”

Pak James : “Telinga kalian dimana? Tuli? Bel sudah berbunyi 30 menit lalu, masih aja di kantin”

Semua : “maaf pak?”

Pak James : “Enak saja bilang maaf, kalian saya skors selama 1 minggu mulai detik ini”

Semua : “what?? Serius sir?”

Pak James : “sekarang ambil tas kalian dan pulang ke rumah kalian masing – masing, jangan lupa orang tua kalian besuk pagi harus datang ke sekolah.

(Berjalan meninggalkan Pak James dan Sekolah)

Xerin : “Pak serigala memberi kita peluang banyak lho”

Semuanya : “What?”

Xerin : “kan bisa buat cari cara untuk menghilangkan kutukan gelang sialan ini”

Page 3: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Marca : “Hesselehh, tapi that’s right”

Caroline : “kita nggak susah lagi ijin sekolah untuk petualangan mistery ini”

Litcia : “ehem… yakin berani dengan petualangan misteri ini, katanya takut”

Xerin : “hahaha, pingsan lagi”

Litcia : “oke, aku mengambil keputusan petualangan ini di mulai besuk pagi”

Marca : “haaaa, tapi kita belum ada petunjuknya?”

Caroline : “it’s easy”

Xerin : “saya setuju saja, lebih cepat lebih baik”

Litcia : “masalah petunjuk, nanti aku akan ke rumahnya Caroline untuk mencari petunjuk, mudah – mudahan ada jejaknya”

Keesokan harinya Xerin, Marca, Litcia sudah pada berkumpul kecuali Coraline.

Marca : “Dimana Coraline?”

Xerin : “masih tidur mungkin, dia kan tukang tidur sejati”

Coraline : “hay, sory telat, tadi malam aku mimpi, ada kakek – kakek dan aku disuruh mengembalikan benda itu semua, jika tidak kita akan terjebak dalam masalah ini?”

Litcia : “aku juga merasa, seperti ada yang mengikutiku ketika mau ke rumahmu”

Marca : “line, kakek itu memberi petunjuk apa saja dan masih ingat tempat kejadian mimpi itu dimana?’

Coraline : “emm…. ada banyak pohon, tapi pintu masuknya ada sebuah menara berbentuk harimau”

Xerin : “hey lihat, peta ini ada gambar menara, terus disini juga ada gambar pohon – pohon”

Marca : “Hutan, yeah tempat yang kita tuju hutan”

Litcia : “Hutan yang ada menaranya? Apa bener hutan Last Forest?”

Coraline : “hey itu kan hutan angker”

Litcia : “yeah, why not”

Coraline : “OMG, aku nggak jadi ah”

Marca : “hey, kamu harus ikut, tak bisa tidak”

Xerin : “Dear Coraline, kau mau aku sakit ini salamanya”

Page 4: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Coraline : “hmmmmmmm”

Litcia : “oke let’s go”

Setelah 4 jam perjalanan….

Xerin : “permisi pak”

Seseorang : “yah, ada yang saya bisa bantu dek”

Marca : “tahu jalan menuju Last Forest pak”

Seseorang : “haa? Asing nama hutan itu bagi saya”

Xerin : “oh, maaf ganggu”

Seseorang : “yah, gpp. Emang ada apa?”

Marca : “nothing”

***

Coraline : “dimana hutanya? Ini semua cuma bohong”

Marca : “Iya, sudah 10 orang lebih kita Tanya”

Xerin : “hasilnya nol”

Coraline : “bekal kita menipis”

Marca : “Kita semua sudah putus asa”

Litcia : “hey, itu ada kakek – kakek disana, mungkin saja bisa diminta bantuan”

Coraline : “oke, whatever, saya mau kembali saja”

Xerin : “Ini sudah hampir malam Lin”

Litcia : “kalian mau ikut aku atau pulang kelaparan”

***

Marca : “Permisi!”

Kakek : “yah, ada apa anak – anakku”

Xerin : “Kek, kita mau ke Last Forest”

Kakek : “ayo, silahkan masuk ke rumah kakek, kakek sudah menyiapkan kamar untuk kalian beristirahat”

Page 5: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Semua: “haa????”

Marca : “oh.. iya makasih”

Kakek : “Last Forest adalah hutan angker, sulit untuk kesana”

Litcia : “kenapa kek?”

Kakek : “kalian akan tahu jawabanya sendiri”

Xerin : “kenapa hanya rumah ini yang berdiri di tempat ini?”

Kakek : “orang – orang pada takut dengan adanya Last Forest, mereka ingin menjauhi hutan tersebut”

Caroline : “apa yang terjadi dengan hutan tersebut”

Kakek : “Hutan itu akan suram dan menakutkan jika dikunjungi oleh orang – orang yang tidak termasuk keturunanya”

Semua : “keturunan?”

Kakek : “Hanya keturunanya yang bisa sampai di Last Forest dengan selamat”

Marca : “Kenapa kakek menyuruh kami untuk menginap disini”

Xerin : “sedangkan kami bukan keturunanya”

Kakek : “kalian akan tahu sendiri” (sambil pergi meninggalkan mereka)

Marca : “penyakit Xerin?”

Kakek : “dan itu juga”

Litcia dan Coraline : “aneh”

Kakek : “kalianlah yang harus melakukanya”

Semua : “haa??”

Kakek : “pergi tidurlah sekarang”

***

Marca : “semua yang dikatakan kakek itu penuh misteri”

Xiren : “aku saja bingung menerjemahkanya”

Semua : “dasar, connecting lola”

Xiren : “kalian akan tahu jawabanya, hash”

Page 6: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Coraline : “hahaha, sama persis dengan kakek itu”

Litcia : “Coraline, come here”

Coraline : “What’s up”

Litcia : “ada yang janggal dengan kakek itu?”

Caroline : “banyak”

Litcia : “rasanya aku nggak asing dengan aura kakek itu”

Carolin : “emm.. masih ingat tentang mimpiku”

Litcia : “yeah, what’s up”

Carolin : “itulah kakek yang datang dimimpiku”

Litcia : “serius, bagaimana kau tahu”

Carolin : “dari suaranya”

Litcia : “OMG, aku juga berpikir kalau dia yang sering mengikutiku”

Carolin : “aku takut, kamu tahu nggak si”

Litcia : “terus, siapa keturunan penghuni rumah tua itu?”

Kakek : (datang sambil membawa ramuan) “ehehemm… Belum tidur kalian?” (duduk di depan Xerin dan mengobati kutukanya)

Xerin : “Kek, ini tu kutukan atau hanya sejenis penyakit?”

Kakek : “Kutukan” (sambil pergi ke luar kembali )

Marca : “semakin membuat penasaran” (pergi ke kamar)

Sekitar jam 00.00

Litcia : “Lin, mau kemana kamu?”

Xerin : “kek, Carolin kek?”

Carolin : (berjalan menyusuri hutan)

Kakek : “semuanya telah di mulai”

Litcia : “kek, tolong jelasin pada kami semua”

Kakek : “dialah keturunan Catrina”

Page 7: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Marca : “what, serius?”

Litcia : “jika Carolin keturunan Catrina, maka dialah yang diinginkanya untuk menemaninya”

Xerin : “Kenapa kamu tidak berkata sebelumnya?”

Litcia : “Maaf aku tidak tahu, jikalau keturunan Catrina teman kita?”

Kakek : “sekarang tak ada gunanya kamu menangis, inilah tugas kalian, kalianlah yang terpilih”

Marca : “berarti, dia bukan Carolin, dia hanya meminjam tubun Carolin”

Xerin : “Tidak hanya meminjam, dia akan membawanya”

Kakek : “dengan jalan membunuhnya”

Semuanya berlari mengejar Carolin atau Catrina, sesampai di Last Forest, terlihatlah rumah yang sama dengan rumahnya Carolin yang penuh dengan aura negative. Mereka bersembunyi dibalik pohon beringin sambil mengintip percakapan Catrina dengan seorang laki – laki tua.

Old man : “kembalilah putriku”

Catrina : “aku sekarang sudah kembali ayah”

Oldman : “tubuh siapa yang engkau pinjam?”

Catrina : “Tubuh keturunan kita, dialah yang akan menemani kita”

Oldman : “aku masih di tempat ini, karena aku menunggumu”

Catrina : “Ayah, aku tidak ingin kembali sebelum semua keturunanku kembali”

Oldman : ‘bukan begitu caranya, mereka semua……”

Tiba – tiba Xerin tidak sengaja menginjak ranting dan patah

Catrina : “Suara apa itu?”

Litcia : “semuanya keluar” (menjerit)

Catrina : “ada urusan apa kalian datang kemari”

Litcia : “kami akan meminta kembali temanku”

Catrina : “dia miliku, dia keturunanku”

Marca : “tapi dia mempunyai hak untuk memiliki kehidupan”

Catrina : “dia sudah terpilih, dialah yang pertama membuka peti itu”

Page 8: Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"

Litcia : “Kamu salah, yang membuka pertama kali adalah Xerin”

Xerin : “dan aku bukan keturunanmu”

Old man : “Catrina, kau telah salah mentransfer jiwamu”

Litcia : “kau tidak bisa membunuh teman kami, karena dia tidak memakai gelang darimu”

Catrina : “kalian semua telah merusak rencanaku dan jiwaku kini berada di tempat yang salah”

Marca : “Lepaskanlah teman kami, percuma saja kau membunuhnya”

Xerin : “kau tidak bisa memiliki jiwa Carolin”

Old man : “Kembalilah ke duniamu Catrina, pulanglah”

Catrina hanya terdiam dan pergi meninggalkan tubuh Carolin. Semuanya kini telah kembali normal dan berjalan seperti sediakala dan penyakit kutukan yang diderita Xerin sudah berangsur sembuh. Namun masih ada jejak keganjalan yang tertinggal, kakek itu tiba – tiba menghilang setelah kejadian itu dan diiringi juga hilangnya “Last Forest” tidak diketahui tempatnya kembali.