nama : esa rahmanda hardianto npm : 32410439...
TRANSCRIPT
ANALISA PENERAPAN SMK3 DAN POTENSI BAHAYA
PADA AREA UTILITY PLANT DI PT. X DENGAN
PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION RISK
ASSESSMENT (HIRA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Nama : Esa Rahmanda Hardianto
NPM : 32410439
Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.
Latar Belakang
Kemajuan Teknologi
Kebutuhan Manusia Meningkat
Perusahaan Meningkatkan Produksi
Efek Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumusan Masalah
• Berapa nilai resiko potensi bahaya dan kategori potensi bahaya kerja di
perusahaan.
• Apa yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja
di perusahaan.
• Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
Tujuan
• Mengetahui nilai resiko potensi bahaya kerja dan kategori potensi bahaya
kerja di perusahaan.
• Mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan.
• Mengetahui pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
METODOLOGI PENULISAN
Melakukan Pengumpulan Data, Mengidentifikasi
Potensi Bahaya Kerja & Melakukan Pengamatan Data
Penerapan SMK3
Pengumpulan Serta Menghitung Data Kecelakaan Kerja dan
Keparahan
Membuat Daftar Potensi dan Sumber Bahaya (Utility Plants)
Pengumpulan Data Penerapan dan Pencapaian SMK3
Membuat HIRA (Hazard Identification Risk Assassment)
Membangun Model Pohon Kesalahan FTA (Fault Tree
Analysis)
Merumuskan Masalah Berapa nilai risiko potensi bahaya dan kategori potensi
bahaya kerja di perusahaan?
Apa yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya
kecelakaan kerja di perusahaan?
Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan?
Melakukan Analisa Data Kecelakaan,
Hasil Identifikasi Potensi Bahaya dan Penerapan
SMK3 Melakukan Analisa Kecelakaan Kerja dan Keparahan
Melakukan Analisa HIRA (Hazard Identification Risk
Assassment)
Melakukan Analisa FTA (Fault Tree Analysis)
Melakukan Analisa Penerapan SMK3
Menentukan Lokasi Pengamatan
Kerja praktek dilakukan di PT. INDOLAKTO JAKARTA
yang berlokasi di Jl. Raya Bogor Km 26,6 Jakarta
Menentukan Tujuan Mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja, kategori
potensi bahaya kerja dan angka kecelakan di perusahaan.
Mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan
kerja diperusahaan.
Mengetahui pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
Kesimpulan Menyimpulkan Data Kecelakaan, Penerapan dan
Pencapaian SMK3 Menyimpulkan Hasil HIRA, FTA dan
Pencapaian SMK3
Identifikasi Masalah Data penerapan SMK3 di PT Indolakto Jakarta
Mengidentifikasi Potensi Bahaya Pada Area Utility Plant
Selesai
Mulai
METODOLOGI PENULISAN
Melakukan Analisa Data Kecelakaan,
Hasil Identifikasi Potensi Bahaya dan Penerapan
SMK3 Melakukan Analisa Kecelakaan Kerja dan Keparahan
- Analisa Data Kecelakaan Tahun 2011, 2012 & 2013
- Analisa Data Keparahan Tahun 2011, 2012 & 2013
Melakukan Analisa HIRA (Hazard Identification Risk
Assassment)
- Menganalisa Karakteristik Bahaya dan Mengevaluasi
resiko
Melakukan Analisa FTA (Fault Tree Analysis)
- Menganalisa prosedur dan kesalahan yang mungkin
terjadi
Melakukan Analisa Penerapan SMK3
Melakukan Pengumpulan Data, Mengidentifikasi Potensi
Bahaya Kerja & Melakukan Pengamatan Data Penerapan SMK3
Pengumpulan Serta Menghitung Data Kecelakaan Kerja dan
Keparahan
- Mengumpulkan Data Kecelakaan Tahun 2011, 2012 &
2013
- Melakukan Perhitungan Data Kecelakaan dan Keparahan
- Membuat Grafik Angka Kecelakaan dan Keparahan
Membuat Daftar Potensi dan Sumber Bahaya (Utility
Plants)
- Area Kompresor
- Area Boiler
- Area Waste Water Treatment Plant (WWTP)
- Area Power Station
- Area Perbaikan dan Perawatan
Pengumpulan Data Penerapan dan Pencapaian SMK3
- Observasi Lapangan
- Wawancara
Membuat HIRA (Hazard Identification Risk Assassment)
- Hasil Identifikasi Potensi Bahaya
- Mendefinisikan dampak bahaya yang akan terjadi
- Melakukan penggolongan nilai resiko berdasarkan
matriks
- Melakukan kategori resiko
- Menerjemahkan pengendalian yang dilakukan
Membangun Model Pohon Kesalahan FTA (Fault Tree
Analysis)
- Menentukan kejadian puncak
- Mengembangkan pohon kesalahan
KHUSUS
Sistem Keselamatan Kerja
Dalam undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja para pekerja dibagian produksi
maupun disegala aspek pekerjaan yang diatur pada pasal 9 ayat (1) yaitu :
”Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tenaga kerja baru tentang-tentang kondisi-
kondisi dan bahaya-bahaya serta yang timbul dalam tempat kerja, cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya”.
Dari undang-undang tersebut sudah jelas ditekankan akan pentingnya penanganan dalam keselamatan
kerja tak terkecuali pada bagian produksi, ditempat bekerja dan sebagainya. Oleh karena itu setiap
perusahaan sadar akan hal penting tersebut, yang bahwasanya sudah diatur dalam PP No.50 tahun
2012 pasal 3 tentang kewajiban penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).
Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja
Tindakan yang membahayakan
(Unsafe Actions)
Kondisi yang membahayakan
(Unsafe Condition)
Menjalankan pekerjaan yang bukan wewenangnya Peralatan yang sudah tidak layak pakai
Menciptakan suasana tidak menyenangkan Terjadinya kemacetan (Congestion)
Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur Sistem peringatan tidak berjalan dengan baik
Tidak memakai APD dan meremehkannya Kurangnya sign atau tanda keselamatan
Menggunakan peralatan yang tidak semestinya Timbulnya api pada area kerja
Merusak APD yang digunakan Hydrant tidak berfungsi baik
Bekerja berlebihan dan tidak mengenal istirahat Suhu yang membahayakan dan adanya udara yang beracun
Bercanda Lingkungan bising
Mabuk dan mengkonsumsi narkoba Terpapar radiasi
Acuh dalam bekerja Pencahayaan dan ventilasi kurang baik
Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk menciptakan penghalang dari bahaya
ditempat kerja, rasa ketidaknyamanan pada lingkungan kerja. Alat pelindung diri
(APD) juga memiliki kriteria-kriteria dalam pemilihannya
Pencegahan Kecelakaan
Mata Kepala Telinga Pernapasan Tangan Badan Kaki
Welding Helmet
(Helm Las)
Safety Helmet
(Helm
Kepala)
Ear Plug
(Penyumbat
Telinga)
Masker
(Penahan Debu)
Glove
(Sarung Tangan)
Safety Body
Hardness
(Pelindung
Badan)
Safety Shoes
(Sepatu
Keselamatan)
Safety Googles
(Kacamata
Keselamatan)
Hair Net
(Jaring
Rambut)
Ear Muff
(Penutup
Telinga)
Respirator
(Pelindung
Pernapasan)
Safety Glove
(Sarung Tangan)
Rompinet
(Rompi
Penanda)
Safety Boot
(Sepatu Bot
Keselamatan)
Pencegahan Kecelakaan Pada Perusahaan
Standard Operational Procedure
(SOP)
Dituangkan dan membuat
Hazard Identification and Risk Assessment
(HIRA)
Melakukan identifikasi dengan mengikuti
Work Instructions (WI)
•Perencanaan
•Proses Identifikasi Bahaya
•Distribusi dan Sosialisasi
•Implementasi
•Registrasi dan Perubahan
•Melihat Dokumen Terkait dan Lampiran
Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan
Bulan PROD ENG WH QC HRD
& GA
LAIN
LAIN JUMLAH
FIRST
AIDS
LOST
TIME
Januari -
Februari 1 1 1
Maret -
April 1 1 1
Mei 1 1 1
Juni 2 2 1 1
Juli -
Agustus -
September -
Oktober -
November -
Desember -
Bulan PROD ENG WH QC HRD &
GA
LAIN
LAIN JUMLAH
FIRST
AIDS
LOST
TIME
Januari 2 2 2
Februari 1 1 1
Maret 2 1 3 3
April 2 2 2
Mei -
Juni -
Juli 1 1 1
Agustus -
September -
Oktober 2 1 3 2 1
November 1 1 2 2
Desember -
Bulan PROD ENG WH QC HRD &
GA
LAIN
LAIN JUMLAH
FIRST
AIDS
LOST
TIME
Januari 1 1 2 2
Februari 2 2 2
Maret 1 1 2 2
April 2 2 2
Mei 1 1 1
Juni 1 1 2 2
Juli 2 1 3 3
Agustus 1 1 1
September -
Oktober -
November -
Desember -
2011 2012
2013
Menghitung angka kecelakaan atau Frequency Rate (FR)
Rata-Rata Tenaga Kerja : 1500 Tenaga Kerja
Kegiatan Kerja : 48 Minggu / Tahun
Jam kerja normal : 48 Jam / Minggu
Jam lembur : 20.000 Jam / Tahun
A. Menghitung angka kecelakaan atau Frequency Rate (FR)
=
Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan
B. Menghitung angka keparahan atau Severity Rate (SR)
Rumus SR =
Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan
0
500
1000
1500
2000
2500
2011 2012 Hingga Agustus2013
Grafik Severity Rate
Severity Rate
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2011 2012 Hingga Agustus2013
Grafik Frequency Rate
Frequency Rate
Merujuk pada langkah-langkah perusahaan pada usaha penanganan pencegahan kecelakaan kerja
maka perusahaan harus kembali berkonsekuensi dalam pencegahan kecelakaan kerja yang salah
satunya dengan melakukan audit kembali Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) untuk
mewujudkan target performance perusahaan yaitu zero lost time.
Area Utility Plant
• Area Utility Plant
Area Utility Plant merupakan unit yang menyediakan sarana dan prasarana proses, utility plant terbagi menjadi 5 unit yaitu
area kompresor, area boiler, area Waste Water Treatment Plant (WWTP), area power station dan area perawatan dan
perbaikan. Potensi-potensi bahaya yang ditimbulkan pada area ini seperti suara bising dari mesin, temperatur ruang panas
yang diakibatkan dari proses pada mesin-mesin yang dioperasikan, uap zat kimia dan lain sebagainya.
• Tahap Identifikasi Area Utility Plant
Identifikasi potensi bahaya area kerja di PT Indolakto Jakarta bagian utility plants teridentifikasi potensi bahaya sebanyak
48 temuan potensi bahaya kerja di area utility plant yang terdiri dari 5 area. Berikut ini adalah tabel temuan potensi bahaya
tersebut.
Area Temuan
Kompresor 6 Potensi
Boiler 16 Potensi
Waste Water Treatment Plant
(WWTP)
11 Potensi
Power Station 11 Potensi
Perbaikan dan Perawatan 4 Potensi
Jumlah 48 Potensi
Tabel 4.4 Temuan Potensi Bahaya Utility Plants
Tingkatan Kriteria Penjelasan
1. Insignificant
(Tidak Signifikan) Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil
2.
Minor (kecil)
Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung dapat
ditangani dilokasi kejadian, kerugian materi sedang
3. Moderate (sedang) Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian
materi cukup besar.
4. Major (besar) Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara
total, kerugian material besar.
5. Catastrophic
(bencana)
Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar
Tabel 2.1 Tingkat Keparahan
Tingkatan Kriteria Penjelasan
A Almost Certain (Hampir pasti
akan terjadi)
Terjadi hampir pada semua keadaan, misalnya
terjadi 1 kejadian dalam setiap hari.
B Likely (Cenderung
untuk terjadi)
Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan.
Misalnya
terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu.
C Moderate (mungkin dapat
terjadi)
Dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, terjadi 1
kejadian dalam 1 bulan.
D Unlikely (Kecil kemungkinan
terjadi)
Mungkin terjadi sewaktu-waktu. Misalnya,
terjadi 1 kejadian dalam 1 tahun.
E Rare (Jarang sekali) Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu.
Misalnya,
terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1 tahun.
Tabel 2.2 Kemungkinan atau Peluang
Kemungkinan
(Peluang)
Keparahan atau Akibat
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Tabel 2.3 Matriks Penilaian Resiko
E Extreme Risk (resiko ekstrim), ememrlukan penanggulangan segera atau
penghentian kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegara
mungkin.
H High Risk (resiko tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh manajemen,
penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya.
M Moderate Risk (resiko menengah), penangan oleh manajemen terkait.
L Low Risk (resiko rendah), kendalikan dengan prosedur rutin.
Tabel 2.4 Keterangan Matriks Resiko
Area Utility Plant
• Penilaian Resiko Menggunakan Metode HIRA
Aktivitas
Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko
Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian
Pengoperasian
dan pengecekan
kompresor
Kebisingan mesin ≥ 85 db Gangguan pendengaran 1C L Ear muff
Terjepit v-belt Cedera anggota tubuh 2C M Safety Glove
Terjatuh karena lantai licin Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes
Terjatuh dari ketinggian Cedera angota tubuh 1D L Safety Body Harness
Terkena percikan bahan kimia Iritasi kulit 1C L Safety Boot dan Safety Glove
Kesulitan pengoperasian panel energi Konsentrasi menurun 1E L Menggunakan alat bantu
Pengoperasian
Boiler
Terpleset pada tangga boiler Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot
Kebocoran Pipa NH3 Gangguan pernafasan, iritasi kulit
dan mata
2C M Respirator, Safety glove dan Safety Googles,
Maintenece saluran pipa
Terpapar Kebocoran Freon di Dryer Gangguan pernafasan 1D L Respirator, Safety glove
Terjatuh dari ketinggian Cedera anggota tubuh 1D L Safety Body Harness
Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja
Area Utility Plant
Aktivitas
Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko
Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian
Kebisingan ≥ 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff
Terpapar pipa panas dan panas dari
blowdown
Iritasi kulit 1C L Safety Glove
Terkena debu (pembersihan lorong
api)
Iritasi mata 1C L Respirator
Kebocoran pipa Gangguan pernapasan 1C L Respirator, Maintenence saluran pipa
Terkena percikan bahan kimia
solar/residu
Iritasi kulit 1C L Safety Glove
Kesalahan dalam pembacaan alat
ukur (Pressure Gauge/Safety
Valve)
Boiler meledak 5E H Maintenance dan controlling kondisi
boiler secara berkala dan jauhkan dari
sumber api
Ledakan karena hubungan arus
pendek
Kebakaran dan kerugian material 5E H Proteksi Otomatis
Terpapar asap hasil pembakaran Gangguan pernapasan, iritasi mata, 1C L Respirator, Safety Googles
Kebocoran pipa gas buang/emisi Pencemaran udara 1D L Respirator
Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan)
Aktivitas
Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko
Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian
Kurang Pencahayaan Penglihatan kurang jelas 1E L Menambahkan penerangan ruangan
Kebocoran pembuangan air blow down Pencemaran air tanah 1E L Pengecekan penampungan air
blowdown
Kebocoran pipa gas LNG
Kebakaran 5E H APAR
Pencemaran udara 1E L Respirator
Pengolahan limbah air
(WWTP)
Terjepit coupling Cedera anggota tubuh 1D L Safety Glove, Baricades
Tertimpa Katrol (Hoist) Cedera anggota tubuh 1D L Safety Helmet
Terjatuh dari ketinggian Cedera anggota tubuh 1D L Safety Body Harness
Terpapar uap yang berbau zat kimia Gangguan pernapasan 1C L Respirator
Kebisingan ≥ 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff
Temperatur ruangan meningkat 33-35 °C Suhu tubuh menigkat 1C L Kontrol keadaan hexos ruangan
Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan)
Area Utility Plant
Aktivitas
Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko
Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian
Tercebur kedalam bak WWTP Cedera anggota tubuh dan
iritasi kulit
1D L Safety Shoes, Baricades
Tersandung Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes
Pengoperasian Genset
Kebisingan ≥ 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff
Terpleset pada tangga genset Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot
Terkena percikan bahan kimia Iritasi kulit 1C L Safety Glove
Terhirup emisi gas buang Gangguan pernapasan 1C L Masker
Memenuhi kebutuhan bahan
bakar Genset
Tumpahan solar Pencemaran tanah 1C L Safety Shoes, Controling bejana bahan
bakar yang digunakan
Terjatuh karena licin Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes
Kebisingan ≥ 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff
Terhirup zat kimia bahan bakar Gangguan pernapasan 1C L Respirator
Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan)
Area Utility Plant
Aktivitas
Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko
Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian
Pengecekan
trafo
Tersengat arus listrik Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot
Ledakan karena kekurangan oli
yang menyebabkan overheat
Kebakaran dan kerugian
material
5E H APAR, Safety Helmet
Maintenance
Panel Listrik
Ledakan karena hubungan arus
pendek
Kebakaran dan kerugian
material
5E H Proteksi otomatis
Aktivitas perbaikan dan
Perawatan
Terkena sinar las Gangguan penglihatan 1C L Welding Helmet, Safety Googles
Terkena api las Cedera anggota tubuh 2E L Safety glove dan Safety Boot
Terhirup gas dari asap las Gangguan pernapasan 1C L Respirator
Terkena percikan kawat las panas Iritasi kulit 1C L Safety glove
Pengecekan
pump room
Kebocoran pipa Gangguan pernapasan 1C L Respirator
Kebisingan ≥ 85 db Gangguan pendengaran 1C L Ear muff
Terjatuh karena licin Cedera anggota tubuh 2D L Safety Shoes
Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan)
Area Utility Plant
Fault Tree Analysis (FTA)
Fault Tree Analysis (FTA) memiliki simbol-simbol dalam membangun pohon kesalahan. Berikut ini
adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada Fault Tree Analysis (FTA) adalah sebagai berikut.
Tabel 2.5 Simbol Fault Tree Analysis (FTA)
Penyebab potensi bahaya terjatuh, terjepit dan
tersandung, didapatkan bahwa penyebab seorang
pekerja mengalami potensi bahaya terjatuh, terjepit
dan tersandung adalah disebabkan oleh banyak hal
diantaranya disebabkan faktor manusia, faktor
lingkungan dan faktor peralatan.
Dari faktor manusia tersebut dapat diuraikan bahwa
dimanakah kesalahaan yaitu apakah karena bercanda,
tidak semangat bekerja, kelelahan bekerja, kurangnya
pengalaman dalam bekerja, terburu-buru atau karena
tidak menggunakan APD.
Kemudian untuk faktor lingkungan tersebut dapat
diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya
karena tidak adanya warning sign, kurang
penerangan, terdapat benda yang menghalangi
ataukah karena lingkungan bekerja tersebut licin.
Kemudian untuk faktor lingkungan tersebut dapat
diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya
karena posisi meletakan alat berantakan, posisi alat
membahayakan, tidak paham penggunaan alat, dan
apakah karena alat sudah tidak layak pakai.
Fault Tree Analysis (FTA)
Penyebab kebocoran pipa NH3 dan air, gas LNG,
ledakan boiler didapatkan bahwa penyebab seorang
pekerja mengalami potensi bahaya kebocoran pipa NH3
dan air, gas LNG, ledakan boiler adalah disebabkan
oleh banyak hal diantaranya disebabkan faktor apakah
kondisi pipa yang kurang baik dan kondisi boiler yang
kurang baik.
Dari faktor kondisi pipa yang kurang baik tersebut
dapat diuraikan bahwa dimanakah kesalahaan yaitu
apakah karena sambungan pipa berkarat, terdapatnya
pipa dalam kondisi memuai, karet silk longgar ataukah
karena karet silk memuai.
Kemudian untuk faktor kondisi boiler yang kurang baik
tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan
potensi bahaya apakah karena kabel kontaktor putus,
pressure gauge rusak, keringnya air umpan saat boiler
berjalan, tekanan yang berlebihan.
Untuk penyebab lainnya juga bisa memungkinkan
terdapat potensi kebocoran pipa nh3 dan air, gas LNG,
ledakan boiler yaitu apakah karena terdapat titik api
pada area, mungkin juga karena keran penutup pipa
tidak rapat ataukah ulah pekerja yang kurang teliti.
Fault Tree Analysis (FTA)
Penyebab ledakan trafo, ledakan short circuit, terkena
arus listrik didapatkan bahwa penyebab seorang pekerja
mengalami potensi bahaya ledakan trafo, ledakan short
circuit adalah disebabkan oleh banyak hal diantaranya
disebabkan faktor apakah kondisi panel listrik yang
kurang baik dan kondisi trafo yang kurang baik.
Dari faktor kondisi panel listrik yang kurang baik tersebut
dapat diuraikan bahwa dimanakah kesalahaan yaitu
apakah karena terdapat sambungan kabel yang tidak
benar, terjadi overheating pada komponen panel listrik,
terdapat kabel yang kelebihan arus.
Kemudian untuk faktor kondisi trafo yang kurang baik
tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi
bahaya karena kekurangan oli yang menyebabkan
overheat, umur trafo yang sudah berlebih, koil trafo yang
terbakar, ataukah karena overload arus beban daya.
Untuk penyebab lainnya juga bisa memungkinkan
terdapat potensi penyebab ledakan trafo, ledakan short
circuit yaitu apakah karena terdapat ventilasi ruangan
yang kurang baik ataukah mungkin disebabkan karena
terdapat sumber api pada ruangan.
Fault Tree Analysis (FTA)
Penerapan SMK3 Dalam Perusahaan
• Kebijakan, Tanggung Jawab dan Wewenang
- Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) 1. Safety Meeting atau pertemuan reguler
2. Training seluruh evakuasi, Alat Pemadam Api Ringan, P2K3 dan lainnya
3. Investigasi dan upaya pencegahan penyakit akibat kerja (PAK)
4. Identifikasi dan penilaian potensi bahaya serta resiko kerja
5. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja rutin
6. Job Safety Analysis (JSA)
7. Penanganan Ijin Kerja Aman karyawan
8. Sosialisasi sign, jalur
• Perencanaan
- Sebelum melakukan pekerjaan kontraktor maupun pekerja juga mendapatkan pengarahan keselamatan safety induction
dan aturan perusahaan.
- Persiapan dan penyediaan APD untuk pekerja dan kontraktor dari luar perusahaan.
- Pengerjaan form izin kerja aman dengan pembagian jenis pekerjaan dari pekerjaan diruang tertutup, diketinggian sampai
penggalian.
Penerapan SMK3 Dalam Perusahaan
• Implementasi
Kenyataan dilapangan program SMK3 sudah berjalan baik dan divisi SHE juga sudah mensosialisasikannya cara kerja aman
kepada seluruh karyawan dan juga diimbangi dengan audit secara berkala oleh pihak ketiga dari badan usaha milik negara
yaitu lembaga yang berkompeten seperti PT.Sucofindo.
SMK3 pada perusahaan ini juga sudah mendapat penilaian baik dan juga dalam program penghargaan INDUSTRI HIJAU oleh
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia maupun program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam penanganan
lingkungan hidup atau disebut PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan mendapat peringkat
hijau
• Evaluasi
- Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang masih terbentur biaya
Masih terdapat kekurangan APD pada bagian tertentu.
- Kesadaran pekerja dalam bekerja masih kurang
Dalam hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk bisa mencapai zero accident dan zero lost time
- Sistem tata ruang dan penempatan alat yang masih kurang
Masih terdapat penataan penyimpanan bahan yang tidak teratur yang dikarenakan tempat yang tidak mencukupi
- Pendestrian pejalan kaki sudah pudar dan tidak teratur
Garis untuk pendestrian pejalan kaki sudah mulai pudar dan tidak terlihat ini akan sangat membahayakan untuk pejalan kaki ditambah lagi
lalu lintas alat berat yang sangat dekat dengan pendestrian
Green Industry
Green Industry
Green Industry
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
menjawab tujuan dari penulisan laporan kerja ini. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah antara
lain:
1. Nilai resiko potensi bahaya kerja yang dominan di PT Indolakto Jakarta, bagian utility plant adalah 1C. Nilai ini
mengindikasikan bahwa tingkat keparahan bahaya kerja kecil dan kemungkinan terjadinya potensi bahayanya juga
kerja kecil, sedangkan untuk nilai kategori potensi bahaya kerja yang dominan adalah L (Low risk) atau resiko
rendah sehingga hanya perlu dikendalikan dengan prosedur rutin.
2. Faktor penyebab terbesar terjadinya potensi bahaya kerja adalah kondisi area utility plant yang relatif terbatas
menyebabkan pekerja sehingga mudah sekali untuk mengalami kejadian yang membahayakan diri pekerja. Terlebih
suara bising pada tiap-tiap mesin yang didapatkan, terdapat seringnya kontak dengan penggunaan bahan bakar
kimia dan mesin yang menyebabkan mudah terindikasi oleh bahaya yang mengancam.
3. Pencapaian program SMK3 sudah baik dan divisi SHE juga sudah mensosialisasikannya cara kerja aman kepada
seluruh karyawan dan juga diimbangi dengan audit secara berkala. Hal ini terbukti SMK3 pada perusahaan ini
juga sudah mendapat penilaian baik dan juga dalam program penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada saat melaksanakan kerja praktek di PT.
Indolakto Jakarta, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan pengawasan, komitmen dan kesadaran bersama yang lebih ketat lagi terhadap
jalannya proses produksi untuk semua departemen agar dapat meminimalisasi kecelakaan.
2. Sebaiknya pemberian reward kepada pekerja yang melaksanakan peraturan-peraturan dan
tanggung jawab yang baik
3. Penambahan lebih banyak lagi warning sign pada setiap unit pekerjaan akan dampak serta
bahaya, penyakit akibat kerja dan penggunaan APD.
4. Perlunya ditambah lagi training-training yang sekiranya berkaitan dengan keselamatan pekerja
dan juga pendekatan secara interpersonal kepada para pekerja.
• Saran
SEKIAN
&
TERIMA KASIH