najmina amaliya h1a010031

4
Konsumsi obat pencahar perut semakin sakit? Obat pencahar memiliki system kerja dengan mempercepat peristaltic di dalam usus sebagai bentuk reflex dari ransangan langsung terhadapat dinding usus yang menyebabkan defekasi. Obat pencahar memiliki kerja dengan meransang saraf otonom parasimpatik untuk melakukan gerakan peristaltik di usus dan mendorong isi usus keluar. Namun apabila gangguan pada proses pengeluaran isi usus bukan dikarenakan adanya gangguan pada peristaltik dinding usus, maka kerja dari obat ini tidak akan memberikan hasil yang baik dan justru dapat semakin menambah keluhan yang dirasakan oleh pasien. Apabila gangguan pengeluaran isi usus terjadi karena adanya sumbatan pada lumen usus, maka bentuk kompensasi yang dilakukan secara fisiologis oleh tubuh adalah dengan meningkatkan frekuensi peristaltic usus lebih dari biasanya. Namun bentuk kompensasi ini biasanya tidak banyak memberikan pengaruh karena gangguan yang terjadi adalah sumbatan aliran atau jalan keluar dari isi usus bukan karena kurangnya peristaltic sebagai usaha mendorong keluar. Jika kemudian dalam kondisi ini pasien mengkonsumsi obat pencahan yang kerjanya meningkatkan peristaltic itu sendiri sedangkan secara keadaan klinis peristaltic yang ada dalam keadaan tinggi maka tidak akan ada perbaikan yang dirasakan oleh pasien setelah meminum obat dan justru semakin merasa nyeri pada bagian perut akibat peristaltic yang semakin meninggi frekuensinya.

Upload: yolanda

Post on 27-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

njdnjanjdfjaj

TRANSCRIPT

Page 1: Najmina Amaliya H1A010031

Konsumsi obat pencahar perut semakin sakit?

Obat pencahar memiliki system kerja dengan mempercepat peristaltic di dalam usus sebagai bentuk reflex dari ransangan langsung terhadapat dinding usus yang menyebabkan defekasi. Obat pencahar memiliki kerja dengan meransang saraf otonom parasimpatik untuk melakukan gerakan peristaltik di usus dan mendorong isi usus keluar. Namun apabila gangguan pada proses pengeluaran isi usus bukan dikarenakan adanya gangguan pada peristaltik dinding usus, maka kerja dari obat ini tidak akan memberikan hasil yang baik dan justru dapat semakin menambah keluhan yang dirasakan oleh pasien. Apabila gangguan pengeluaran isi usus terjadi karena adanya sumbatan pada lumen usus, maka bentuk kompensasi yang dilakukan secara fisiologis oleh tubuh adalah dengan meningkatkan frekuensi peristaltic usus lebih dari biasanya. Namun bentuk kompensasi ini biasanya tidak banyak memberikan pengaruh karena gangguan yang terjadi adalah sumbatan aliran atau jalan keluar dari isi usus bukan karena kurangnya peristaltic sebagai usaha mendorong keluar. Jika kemudian dalam kondisi ini pasien mengkonsumsi obat pencahan yang kerjanya meningkatkan peristaltic itu sendiri sedangkan secara keadaan klinis peristaltic yang ada dalam keadaan tinggi maka tidak akan ada perbaikan yang dirasakan oleh pasien setelah meminum obat dan justru semakin merasa nyeri pada bagian perut akibat peristaltic yang semakin meninggi frekuensinya.

Page 2: Najmina Amaliya H1A010031

Proliferasi bacteri yang berlangsung cepat

Tekanan intralumen

Obstruksi usus

Ischemia dinding usus

Volume ECF

Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari letak obstruksi

Distensi

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke

dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik

Syok hipovolemik

Peritonitis septikemia

Kehilangan H2O dan elektrolit

Kehilangan cairan yang menuju ruang peritoneum

Page 3: Najmina Amaliya H1A010031

Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena

adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga

menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase

lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan

cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding

usus (distensi). Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya

hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas ntakin

hertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi

juga dapat mengenai seluruh panjang usus sehelah proximal sumbatan. Sumbatan ini

menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah.

Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan

kolik abdomen dan muntah-muntah. Pada obstruksi usus yang lanjut, peristaltik sudah

hilang oleh karena dinding usus kehilangan kontraksinya