nadia pratama kusuma wardani-fdk-ir.pdf

163
Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani NIM: 1110051000130 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1436 H./ 2015 M.

Upload: lydiep

Post on 16-Jan-2017

241 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

Motif dan Kepuasan Penonton

Program Ramadan di Televisi Nasional

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Nadia Pratama Kusuma Wardani

NIM: 1110051000130

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

1436 H./ 2015 M.

Page 2: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

Motif dan Kepuasan Penonton

Program Ramadan di Televisi Nasional

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Nadia Pratama Kusuma Wardani

NIM: 1110051000130

Pembimbing

Bintan Humeira, M. Si.

NIP. 19771105 200112 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

1436 H./2015 M.

Page 3: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

PENEGESAHAN PANITIA UJIAN

' Skripsi berjudul MOTIF DAN KEPUASAN PENONTON PROGRAI\IRAMADAN DI TELEVISI NASIONAL telah diujikan dalarn sidang

munaqasyah fakultas Dakwah dan Ih-nu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta pada tanggal 29 April 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Kornunikasi Islarn (S.Kom.l) pada ProgramStudi Kornunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta,29 April2015

Dzulqa'ada 1436 H

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekertaris{&Dr. Sihabudin Noor MA

NrP. r969022t 199703 1 001Saprudin. S.Pd

NrP. 19680906 199108 1 001

Penguji 2

002

Pembimbing

lenguji 1

06 199403 1

Hi. Nununs Khairivah. NINIP. 19730125 20010t 2 01

NrP. 1977110s 200t12 2 002

Page 4: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

LEMBARAN PERNYATAAN

Skripsi yang berjudul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadsn di

Televisi Nasional,dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

2.

J.

Skripsi ini merupakan hasil karya

salah satu persyaratan memperoleh

Jakarta.

asli saya yang diajukan untuk memenuhi

gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dalam bentuk refrensi, baik footnote, maupun daftar pustaka sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Iakart424 April2015

Nadia Pratamd Kusuma Wardani

Page 5: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

ii

ABSTRAK

Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi

Pada bulan Ramadan berbagai stasiun televisi berlomba menyajikan

program Ramadan yang bernuasa religi, terutama menjelang waktu sahur dan

berbuka puasa. Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat

khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu

memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang

berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap

kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya.

Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah

terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional?

Dan apakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan

tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan?

Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik dengan

pendekatan kuantitatif, dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data yang digunakan

meliputi daya primer di peroleh dari survei berupa kuisioner terhadap mahasiswa.

Data sekunder meliputi junal-jurnal ilmiah, tesis, skripsi, dan literatur lainnya.

Teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications milik Elihu Katz,

Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Teori Uses and Gratifications adalah

khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif

tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini

terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang

mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.

Hasil temuan dalam penelitian ini terdapat dukungan yang kuat terhadap

teori uses and gratifications pada penelitian ini. Artinya terdapat korelasi antara

motif dan tingkat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan, dilihat dari

kesenjangan antara motif dan kepuasan. Dengan demikian program Tausiah,

Sinetron, Variety Show dan Feature dianggap memenuhi motif mahasiswa/i KPI

pada dimensi integrasis sosial dan hiburan.

Kata kunci : Uses and Gratifications, Motif, Kepuasan

Page 6: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta

alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah

membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik. Alhamdulillah atas

hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi yang diberi

judul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional

ini merupakan salah satu syarat yyang harus dipenuhi penulis untuk memperoleh

gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis memyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan,

dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,

perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta wakil-wakil Dekan.

2. Rachmat Baihaky, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bintan Humeira, M.Si, Dosen Pembimbing yang sangat amat membantu

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasi atas segala ilmu, kasih sayang

serta perhatian yang secara tulus ikhlas diberikan kepada penulis.

4. Terima kasih yang tak terhingga kepada Papa tersayang Agus Pribadiono

dan Mama tercinta Siska Rini. Adik satu-satunya penulis Thevara

Augustine Dewantari. Dan juga keluarga yang lainnya, Mbah akung,

Mbah Uti, Pakde edi, Pakde Toto, Bude Iin, Bude Eti, Tante Ita, Om

Page 7: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

iv

Yance, Om Pupung, Tante Dara, dan Sepupu Dandy, Mita, Raihan, Sasha,

Cica dan Keenand. Terima kasih atas segala support dan doa yang selalu

di berikan kepada penulis.

5. Terima kasih juga kepada Raden Boyke Gusti Asmana. Terima kasih atas

cinta, kesabaran, support dan yang selalu diberikan semangat kepada

penulis. Thank you..

6. Terima kasih juga kepada terkhusus Anindita Amanda dan Rizka

Mulyasari sahabat yang selalu ada menemani dan men-support. Murni,

Sissy, Rizka Amalia, Arnold, Adiyasa, Tio. Thank you..

7. Terima kasih juga kepada “The Barbie’s”, Urnia Yumalita, Shofa Mayonia

Jeric, Marliana, Geeas Prisila, Faradilla Rahma, Aulia Rahmi, dan Husna

Khalida. Terima kasih sudah perhatian, selalu support dan memberi

semangat kepada penulis. Thank you, Barbie’s..

8. Terima kasih juga kepada satu bimbingan Nanda Cahaya, Ka Wulan, Ka

Lina, dan kakak-kakak, teman-teman lain yang selalu memberikan

semangat dan doanya.

9. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010-2011

Kris, Fauzi, Damar, Karlia Zainul, Daniella Putri, Abdurahman, Nurul

Fajria, Ilham, Enjang Zaky, Arista Rahma dan lainnya yang selalu

berjuang bersama dan berdoa bersama. Semangat terus kawan!

10. Keluarga KKN PETA 2013, Rezza, Dio, Willy, Adit, Bebsy, Savira,

Novita, Imas, Dian, Muha, Arista, Intan, Umam, dan Makien. Terima

kasih untuk kenangan selama sebulan masa KKN.

11. Terima kasih juga kepada semua teman-teman KPI D, Enjang zaky, itha

Basitha, Dwi novita, Cory Carlina, Rika Alisha, Anggy Agustin,

Abdurahman, Fahmi, Helmi, Rachmat, Ibel, Erfa, Nurul, Karlia, Intan,

Isyana, Nurmalisa, Bobby, Fityan, Sumantri, Syehab, Ichsan, Tio, Arista,

Izzatunisa, Fitri, Agung yang telah memberikan pengalaman berharga

selama 3 tahun sama-sama kuliah di UIN.

Page 8: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

v

12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak.

Jakarta, 24 April 2015

Nadia Pratama Kusuma Wadani

Page 9: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan........................................................................................................ i

Abstrak ......................................................................................................................... ii

Kata Pengantar ............................................................................................................ iii

Daftar Isi...................................................................................................................... vi

Daftar Tabel ................................................................................................................ ix

Daftar Gambar ............................................................................................................. xi

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xii

Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Permasalahan ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitan ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitan............................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7

F. Kerangka Penelitan .......................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14

Bab II Kajian Teoritis ........................................................................................... 16

A. Teori Uses and Gratifications .......................................................... 16

B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications ................................. 28

C. Kritik Teori Uses and Gratifications ............................................... 31

D. Program Ramadan ............................................................................ 34

E. Definisi Konseptual .......................................................................... 36

1. Motif ............................................................................................. 36

2. Kepuasan ...................................................................................... 39

F. Hipotesis Teori ................................................................................. 43

Bab III Metodologi Penelitian ................................................................................ 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 44

B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ............................................. 44

C. Tipe Penelitian ................................................................................. 48

D. Desain Penelitian .............................................................................. 50

E. Operasionalisasi Konsep .................................................................. 51

F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ................................................. 60

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 64

H. Uji Instrumen ................................................................................... 65

I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 66

J. Hipotesis Riset ................................................................................. 69

K. Hipotesis Statistik ............................................................................ 70

Page 10: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

vii

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 71

A. Gambaran Umum ............................................................................. 71

1. Pengertian Program Ramadan ..................................................... 71

2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ....................... 75

B. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ........................................ 76

C. Penggunaan Media (Media Use) ...................................................... 79

D. Motif dan Kepuasa (Gratifications Sought dan Gratifications

Obtained) ......................................................................................... 88

E. Analisis Korelasi Data Penelitian................................................... 101

1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ....................... 101

2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron ...................... 103

3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show ............... 104

4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ....................... 106

G. Analisis Kesenjangan (Gap) .......................................................... 108

H. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 112

Bab V Penutup .................................................................................................... 122

A. Kesimpulan .................................................................................... 122

B. Saran .............................................................................................. 124

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 125

Lampiran ................................................................................................................ 129

Page 11: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep .................................................................. 53

Table 3.2 Jumlah Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014 ................... 61

Table 4.1 Jumlah responden berdasarkan Angkatan ........................................ 76

Table 4.2 Jumlah responden berdasarkan Umur .............................................. 77

Table 4.3 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 77

Table 4.4 Jumlah responden berdasarkan Pengeluaran Perbulan .................... 78

Table 4.5 Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV .................. 79

Table 4.6 Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV ........... 85

Table 4.7 Jumlah responden berdasarkan Menonton jenis acara pada masing-

masing stasiun televisi ..................................................................... 86

Table 4.8 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah ........... 88

Table 4.9 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron ............ 91

Table 4.10 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show.... 94

Table 4.11 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature ............ 97

Table 4.12 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ........................... 101

Table 4.13 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron .......................... 103

Table 4.14 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show .................. 104

Table 4.15 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ........................... 106

Table 4.16 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah .................... 108

Table 4.17 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron ..................... 109

Table 4.18 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show ............. 110

Table 4.19 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature ...................... 111

Page 12: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 13

Gambar 2 Model Uses and Gratifications ....................................................... 22

Gambar 3 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 79

Gambar 4 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 80

Gambar 5 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 81

Gambar 6 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 81

Gambar 7 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 82

Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 83

Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu

.......................................................................................................... 84

Page 13: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuisioner ................................................................................. 129

Lampiran 2 Tabel Korelasi Tausiyah ....................................................................... 136

Lampiran 3 Tabel Korelasi Sinetron ........................................................................ 140

Lampiran 4 Tabel Korelasi Variety Show ................................................................ 143

Lampiran 5 Tabel Korelasi Feature ......................................................................... 147

Page 14: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing individual satu

sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi. Saling mempengaruhi demi

kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Hakikat komunikasi adalah

proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya.1

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, emosi, keahlian dan

lain-lain. Melalui penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-

angka dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar

manusia. Dalam kehidupan sehari-hari proses komunikasi merupakan penunjuang

adanya proses pertukaran dalam penyampaian informasi agar mendapatkan

hubungan timbal balik terhadap apa yang di komunikasikan.

Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting

dalam masyarakat. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang

amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi sebanyak-

1Onong Uchjana Effendy., M.A., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT

Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 28

Page 15: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

2

banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi. Alvin Toffler

menyebutkan sebagai masyarakat informasi atau information society.2

Media secara etimologi dilihat dari bahas Latin yaitu, medium yang berarti

alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat

dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film,

poster, dan spanduk, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai

alat komunikasi untuk menyebutkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.3

Pada era globaloisasi ini, kehidupan masyarakat sangat mendominiasi oleh

teknologi komunikasi baik itu media cetak maupun media elektronik, yang

mampu mendorong dan memberi pengaruh terhadap perubahan baik itu di bidang

keagamaan maupun sosial. Terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil

bagi individu dan masyarakat. Dari media, orang bisa mendapatkan beragaram

informasi yang dibutuhkan. Salah satu contoh media massa adalah televisi,

televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di

Indonesia dan di Dunia. Televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat

dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Televisi

menjadi sarana masyarakat untuk mendaptkan informasi, pendidikan dan hiburan.

2Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.1 3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726

Page 16: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

3

Televisi (TV) merupakan perkembangan medium berikutnya yang dapat

menyampaikan pesan informasi dalam bentuk suara dan gambar sekaligus.4

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai

penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-

putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele

(τῆ λε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin,

sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat”. Penemuan televisi disejajarkan

dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.

Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi,

teve ataupun tipi.5

Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak

menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif

dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan

dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang,

dan peran sosialnya. Timbulnya Uses and Gratifications Theory, penggunaan dan

pemenuhan kebutuhan. Menurut teori ini penggunaan media memerankan peran

aktif dalam mengkonsumsi media berdasarkan motif-motif tertentu, bahwa

perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity).6 Model ini

tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang.7 Orang memilih

saluran komunikasi dan pesan-pesan yang paling dapat memenuhi dan

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013

5 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014

6Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: KENCANA PRENADA

MEDIA GROUP, 2006), hal. 65 7 Dennis McQuail, Teori Komunikais Massa (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 75

Page 17: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

4

memuaskan kebutuhannya. Pada pendekatan ini khalyak tidak lagi dipandang

pasif, melainkan harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan.

Pada media elektronik khususnya televisi pasti mempunyai berbagai

macam program, salah satu program keagamaan. Dimana program agama dapat

memberikan untuk memberikan pengaruh terhadap audiensnya untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman ilmu agama. Televisi di Indonesia sekarang ini

begitu banyak, baik televisi swasta maupun televisi lokal. Dalam dunia yang

semakin penuh dengan beragam informasi, apakah itu berguna atau justru

menyesatkan-, diperlukan sebuah siraman informasi yang mendinginkan tanpa

harus mengurangi makna dari informasi itu sendiri.

Media massa Islam pada tahap perkembangan dewasa ini belum memiliki

kekuatan untuk menyaingi kekuatan jaringan media massa Barat. Media massa

Islam pun masih terintegrasi ke dalam sistem media massa negara-negara yang

sedang berkembang dengan segala kelemahannya.8 Yang terpenting adalah media

itu adalah dikelola oleh organisasi atau wadah Islam. Juga policy yang

menjalankan adalah ajaran agama Islam. Karena masih lemahnya dalam hal

sumber daya, manajemen dan keterampilan jurnalistik dari lembaga-lembaga

media massa di Dunia Ketiga, maka media Islam perlu dibantu dengan

komunikasi social. Khususnya untuk melawan arus informasi dan bahan-bahan

hiburan yang merusak nilai-nilai agama.9

8http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/

diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47 9http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/

diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:49

Page 18: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

5

Membahas tentang televisi, berkaitan dengan program acaranya, baik

acara talk show, reality show dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui, tayangan

program acara di luar bulan Ramadan yang ditampilkan di televisi umumnya

biasa-biasa saja. Tetapi, saat memasuki bulan Ramadan, banyak bermunculan

program acara bernuansa religi yang tidak ditayangkan menjadi ditayangkan di

bulan Ramadan, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Program-

program TV di bulan Ramadan, kebanyakan hanya menyajikan program-program

hiburan yang kurang muatan religinya.

Maka berdasarkan uraian tersebut, di dalam penelitian ini, maka penulis

tertarik untuk memilih penelitian skripsi dengan judul “Motif dan Kepuasan

Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yanga akan di bahas, maka penulis

merumuskan masalahnya, yaitu:

1. Bagaimanakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program

Ramadan di televisi nasional?

2. Bagaimanakah terdapat hubungan antara motif menonton program

Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton

program Ramadan?

Page 19: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak di capai, yaitu:

1. Untuk mengetahui kepuasaan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di

televisi nasional.

2. Untuk mengetahui hubungan antara motif menonton program Ramadan

dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun maafaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk mengembangkan

pengetahuan ilmiah dan diharapkan dapat memperkaya di bidang kajian

Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam

penemuan kaidah ataupun untuk mengetahui motif dan kepuasaan kepada

khlayak terhadap program Ramadan.

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan keilmuan penulis di samping itu, hasil penelitian ini

dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam, baik di

lokasi yang sama maupun di lokasi lain. Dengan demikian, secara

berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik tentang Uses

and Gratification dapat dijadikan bahan untuk merumuskan teori dan

Page 20: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

7

model penelitian di bidang tersebut. Dan bisa dijadikan pedoman atau

referensi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini

dilaksanakan dalam rangka Tri Drama Perguruan Tinggi.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan proposal skripsi

ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan

pustaka terlebih dahulu. Tinjauan pustakan adalah melihat dan membandingkan

pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain. Dari berbagai macam buku

dan literatur serta skripsi yang penulis baca, maka tidak menutup kemungkinan

ada sedikit kesamaan dalam isi skripsi ini dengan buku dan skripsi yang telah ada.

Kesamaan dan keseluruhan isi, teori dan metodologi itu sama sekali ketidak

sengajaan penulis disebabkan oleh keterbatasan referensi penulis. Adapun

penelitian yang lain tersebut di antaranya :

1. Skripsi mengenai Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada

Program Islam Itu Indah Trans TV, yang ditulis oleh Irmalia Septiana,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam. Skripsi ini mengidentifikasi motif dan kepuasaan

penonton program Islam Itu Indah Trans TV. Dalam skripsi ini

menggunakan teori Uses and Gratifications yang melihat bagaimana

khalayak menggunakan media massa sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif, data

yang dihitung diperoleh melalui perhitungan uji Compare Means. Hasil

Page 21: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

8

penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor yang signifikan antara

motif dan kepuasaan. Skor tertinggi pada variabe motif dan kepuasaan

adalah informasi. Maka kesimpulannya, program Islam Itu Indah Trans

TV belum dapat memuaskan penontonnya pada dimensi informasi,

identitas pribadi, integritas sosial, akan tetapi berhasil memberikan

kepuasaan pada dimensi hiburan.10

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan

Irmalia Septiana adalah sama-sama menggunakan kosep uses and

gratifications. Namun, letak perbedaan penelitian yang di lakukan Irmalia

adalah pada program acara yang diteliti yaitu program acara Islam Itu

Indah.

2. Riset mengenai Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi

Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications

terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), yang ditulis oleh Novi

Andayani Praptiningsih, Universitas Indonesia. Literatur ini membahas

tentang masalah kesenjangan kepuasaan pada pemirsa TVRI dan RCTI di

lima wilayah Jakarata. Kesenjangan kepuasaan ini mencakup

(gratifications sought) dan kepuasaan yang diperoleh (gratifications

obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, menggunakan teori

uses and gratifications. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam hal

10Irmalia Septiana, Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program

Islam Itu Indan Trans TV, (Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Unversitas Islam Negeri, Jakarta. 2010) h.abstrak

Page 22: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

9

ini kepuasaan yang dicari (GS), tidak ada perbedaan antara pemirsa TVRI

dan RCTI. Kepuasaan yang diperoleh (GO), tidak ada perbedaan GO pada

pemirsa TVRI dan RCTI. Hasil kesenjangan kepuasaan yang diperoleh

dengan cara membandingakan GS TVRI dengan GO RCTI, menunjukkan

bahwa tidak terdapat kesenjangan kepuasaan diantara kedia saluran

televisi tersebut.11

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Novi Andayani

Praptiningsih adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda

gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti

mengenai kesenjangan kepuasaan.

3. Riset mengenai Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan

Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di

Enam Televisi Swasta), yang ditulis Rose Emmaria Taringan, Universitas

Indonesia. Penelitian ini menggunakan pedekatan Uses and Gratifications,

selanjutnya penelitian membuktikan bahwa terdapat kolerasi tetapi tidak

signifikan antara derajat ekspetasi dengan ketergantungan. Karena itu,

penting menganalisa kembali tipe khalayak dan kondisi khalayak secara

spesifik. Khususnya, pada pre, during dan post exposure. Dengan

demikian, maka akan diketahui lebih jelas faktor apa sebenarnya yang

11

Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi

Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI

dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.abstrak

Page 23: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

10

paling kuat sebagai penyebab ketergantungan khalayak terhadap media

televisi dengan program acara talkshow di bulan Mei-Juni 1998 tersebut.12

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rose Emmaria

Taringan adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications.

Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai

ekspetasi dan ketergantungan media di kalangan mahasiswa.

4. Riset mengenai Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak

Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada

murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), yang ditulis

Rosita Anggraini Tagor, Universitas Indonesia. Penelitian ini mencoba

mencermati perilaku mengkonsumsi majalah atau tabloid anak pada anak-

anak usia sekolah (middle chilhood, school age), sampe populasi adalah

murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang

di asumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang dtarik

secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7-12 tahun

(kelas 2- kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak

sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan. Penelitian ini

merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan

secara bertahap, pengumpulan data kuantutatif melalui survei

menggunakan kuisioner, sedangkan studi kualitatif secara in-dept

12

Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan

Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1999) h.abstrak

Page 24: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

11

interviews. Hasil uji chi-square menunjukan lingkungan sosial

berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau

tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak

berpengaruh terhadap lama dan cara membaca.13

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rosita Anggraini Tagor

adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun,

letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai konsumsi

majalah dan tabloid anak pada anak-anak usia sekolah dan dalam

penelitian ini menggunakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif.

5. Riset mengenai Kompetisi Antar Stasiun Televisi di Indonesia (Analisis

dan Aplikasi Teori Niche dan Pendekatan Uses and Gratifications dalam

Pennelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), yang

tulis oleh Cut Triana Dewi, Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis

kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga

tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam

memenuhi kebutuan pemirsanya,, kepuasan yang diperoleh pemirsa

diibaratkan sebagai “niche” atau celung yang menjadi keunggulan satu

stasiun televisi dibanding yang lainnya. Ada dua landasan teori yang

digunakan yaitu Uses and Gratifications dan Niche Theory. Tesis ini

13

Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia

Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD)

di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2000) h.abstrak

Page 25: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

12

menunjukkan bahwa kegiatan stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh

pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk

acar musik, drama, film seri lepas, program kebuadayaan dan berita dalam

negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan

olahrag. dan Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita

luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam

menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cut Triana Dewi adalah sama-

sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak

perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kompetisi antar

stasiun televisi di Indonesia dan penelitian ini selain menggunakan kosep

uses and gratifications juga menggunakan kosep Niche.

14

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.abstrak

Page 26: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

13

F. Kerangka Penelitian

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Model kerangka penelitian dapat dikaji pada gambar di atas. Model

tersebut memulai dengan media use (penggunaan media) dapat dikatagorikan,

yaitu jenis media, isi media, terpaan media, dan konteks sosial dan terpaan

media. Namun, pada penelitian ini berfokus pada terpaan media dan tingkat

MEDIA USE KARATERISTIK

DIMENSI MOTIF:

Kognitif

(informasi)

Afektif

(emosional)

Intergratif personal

(rasa percaya diri)

Intergratif sosiaal

(berinteraksi

dengan orang lain)

Pelepasan

ketegangan

(mencari hiburan)

Gratifications Sought Gratifications Obtained

Gratifications Level

Page 27: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

14

perhatian terhadap isi media. Karakteristik, yaitu macam-macam program

Ramadan yang di tonton di bulan Ramadan antara lain program Tausiyah,

Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dimensi motif yaitu, kognitif

(informasi), Afektif (emosional), Integratif personal (rasa percaya diri),

integrasi sosial (berinteraksi dengan orang lain) dan pelepas ketegangan

(mencari hiburan). Model tersebut terutama berkaitan dengan gratifications

sought (GS) kepuasan yang di cari dan gratifications obtained (GO) kepuasan

yang diperoleh

G. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal ini bersifat sistematis, maka penulisan membaginya

menjadi lim bab yang tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun

sistematika penulisanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjuan Pustaka, Kerangka Penelitian,

Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori, teori yang

digunakan adalah Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh

Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, Perkembangan

Teori Uses and Gratifications, Kritik Uses anda Gratifications,

Program Ramadan, Definisi Konseptual, dan Hipotesis teori.

Page 28: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

15

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan Tempat dan Waktu penelitian, Paradigma dan

Pendekatan Penelitian, Tipe Penelitian, Desain Penelitian,

Operasional Konsep, Populasi, Sampel dan Unit analisis, Teknik

Pengumpulan Data, Uji Instrumen, Teknik Analisis Data, Hipotesis

Riset dan Hipotesis Statistik.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi: Gambaran Umum, berisi:

Pengertian Program Ramdan, Respoden Jurusan KPI, Kakteristik

Responden hasil Penelitian, Penggunaan Media (Media Use),

Motif (Gratifications Sought), Kepuasan (Gratifications Obtained),

Analisis Kolerasi Data Penelitian, dan Analisis Gap

BAB V PENUTUP

Merupakan penutup, penulis mencoba menarik kesimpulan dari

temuan dan analisis penelitian yang didapat serta memberikan

saran sebagai masukan dari penulis. Dan penulis mencantumkan

daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan.

Page 29: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

16

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Uses and Gratifications

Uses and gratifications untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Hebert

Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam buku The Uses of Mass

Communications: Current Perspektives on Gratifications Research. Di awal

dekade 1940-an dan 1950-an para pakar telah meneliti alasan mengapa khalayak

terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Lahirnya teori ini juga

merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau

teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam

teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan

audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran

(audiens).1

Riset Uses And Gratifications berangkat dari pandangan bahwa

komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi

khalayak. Inti Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya

menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap

berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan

1Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,

2010), hal. 106-107

Page 30: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

17

khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi

kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.2

Pedekatan uses and gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu

Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard

Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Model uses

and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama

bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi

bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.3 Kosep dasar

teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael

Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologi dan sosial, yang

menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang

membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada

kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain,

barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.

Uses and Gratifications merupakan salah satu teori yang paling terkenal

pada bidang komunikasi massa. Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan

utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku

khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan

sosial khalayak, sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang

menggunakan media untuk mecapai tujuan khusus.4

2Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA

MEDIA GROUP, 2006), hal. 207 3Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT CITRA

ADITYA BAKTI, 2003), hal. 289-290 4 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,

2010), hal. 108

Page 31: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

18

Blumer dan Katz mengatakan:

“Bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih

dan menggunkan media (Nuruddin, 2004). Artinya, audiens

(pengguna media) adalah pihak yang aktif dalam proses

komunikasi, dan berusaha untuk mencari sumber media yang

paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhnanya. Walauoun ada

juga yang mengatakan bahwa selektifitas berdasarkan suasana

hati.”

John Fiske (2005), menyatakan:

“Bahwa teori uses and gratifications secara tak langsung

menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh

khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya

pendekatan uses and gratifications adalah suatu teori yang

menyatakan bahwa para anggota khalayak memliki kebutuhan

sumber-sumber media dan nonmedia; atau berpendapat bahwa

khalayak berpaling ke media untuk kepuasan tertentu,

menggunakan media massa daripada digunakan oleh media

massa; atau suatu studi tentang motif-motif penggunaan media dan

ganjaran yang dicari.”

Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada

pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan wewenang dalam

memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk

menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk

memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan

bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Karena menurut teori ini

mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.5

Sedangkan, menurut Alexis S. Tan dakam bukunya “Mass Communication

Theories And Research” bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam

melakukan pendekatan untuk mendekatkan kebutuhan khalayak dan fungsi media

5Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,

2010), hal. 110

Page 32: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

19

massa, studi uses and gratifications didasarkan pada suatu perangkat asumsi yang

sama yaitu:6

a. Penggunaan media mengarah pada suatu tujuan. Khalayak

menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya yang

spesifik. Kebutuhan tersebuut berkembang sesuai dengan lingkungan

sosial.

b. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi

kebutuhannya. Jadi khalayak memprakasai proses komunikasi massa,

dan mereka lebih siap dalam menyesuaikan media kepada

kebutuhannya daripada media menunjukkan kemampuannya menguasai

khalayak.

c. Terdapat perbedaan-perbedaan sumber lain untuk memuaskan

kebutuhan khalayak, dan media massa harus menyainginya. Sumber-

sumber kebutuhan non-media ini misalnya adalah keluarga, teman,

tidur, dan lain-lain.

d. Khalayak sadar akan kebutuhannya yang dapat dipenuhinya bila

dikehendaki. Khalayak juga sadar akan alasan mengapa menggunakan

media massa.

Bedasarkan Katz (1974) dan dari penelitian-penelitian sebelumnya,

diketahui bahwa kepuasaan khalayak dapat diperoleh paling tidak dari tiga sumber

6Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) hal.25

Page 33: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

20

yang berbeda, yaitu isi media, terpaan dari media, dan konteks sosial dari terpaan

media.7 Menurut Katz, dengan bertitik tolak dari siat-sifat media, dapat dikatakan

bahwa media yang sifat-sifatnya berbeda (atau sama) cenderung memberikan

pemenuhan kebutuhan yang berbeda (atau sama); jika kita bertitik tolak dari

struktur-struktur kebutuhan, dapat dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang

secara psikologis serupa akan dapat dipuaskan oleh media yang memiliki siffat-

sifat yang sama. Contohnya adalah dari penelitian ditemukan bahwa buku dan

sineme dapat memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan self fulfillment dan

self gratification, keduanya membantu seseorang “berhubungan” dengan diri

sendiri. Sedangkan, surat kabar, radio, dan televisi menghubungkan individu

dengan masyarakat.8

Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) mengolongkan kebutuhan individu,

yaitu (1) asal usul sosial dan psikologis; (2) kebutuhan, yang melahirkan; (3)

harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah

pada; (5) berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterkaitan dalam

berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi kebutuhan maupun; (7)

konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merukapan konsekuensi-konsekuensi

yang paling tidak diniatkan.9

7Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.26 8Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), hal.26 9Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA

GROUP, 2001), hal.355

Page 34: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

21

Menurut McQuail (1985) sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar

tersebut, penelitan uses and gratification sering memasukkan unsur motif untuk

memuaskan kebutuhan dan “alternative-alternatif fungsional” untuk memenuhi

kebutuhan. Sebuah cara mengkomsumsi media tertentu dapat menjadi alternative

fungsional bagi misalnya kegiatan cultural.10

10

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar. h.27

Page 35: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

22

Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam

beberapa cara, seperti yang akan pada bagan di bawah ini:11

Gambar 2

Model Uses and Gratifications

(Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, Yogyakarta

2010, hal. 110)

Model uses and gratifications dapat dikaji pada gambar di atas. Model

tersebut memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang

menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri

demografik, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak

(audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif,

afektif, integratif personal, integratif sosial dan khayali (escapist needs).

11

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,

2010), hal. 110

Lingkungan

sosial:

1. Ciri-ciri

demografis

2. Afiliasi

kelompok

3. Ciri-ciri

kepribadian

Kebutuhan

khalayak:

1. Kognitif

2. Afektif

3. Intergratif

personal

4. Intergratif

sosial

5. Pelepasan

ketegangan

/melarikan

diri dari

kenyataan

Sumber pemuasan

kebutuhan yang

berhubungan

dengan non

media:

1. Keluarga,

teman-teman

2. Komunikasi

interpersonal

3. Hobi

4. Tidur

Penggunaan

media massa:

1. Jenis-jenis

media SK,

majalah, radio,

TV dan film

2. Isi media

3. Terpaan media

4. Konteks sosial

dan terpaan

media

Pemuasan media

(fungsi):

1. Pengamatan

lingkungan

2. Diversi/hiburan

3. Identitas personal

4. Hubungan sosial

Page 36: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

23

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipuasakan dengan sumber-sumber

kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi antarpersonal, hobi, tidur, dan

obat-obatan.

Model tersebut terutama berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan

kebutuhan yang berhubungan dengan media, yang mencakup keterpaan media itu

sendiri, jenis media yang digunakan, isi media yang diperhatikan, dan konteks

sosial dari terpaan media.

Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) menggambarkan kategori kebutuhan

khalayak menjadi lima, yaitu:12

a. Kognitif, memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman.

b. Afektif, emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis.

c. Integratif personal, memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,

stabilitas dan status.

d. Integratif sosial, mempererat hubungan dengan keluaraga, teman, dan

sebagainya.

e. Pelepasan ketegangan, pelarian dan pengalihan

Teori uses and gratifications memberikan sebuah kerangka untuk

memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau

kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.

Banyak asumsi uses and gratifications secara jelas dinyatakan oleh para pencetus

12

Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA

GROUP, 2001), hal.357

Page 37: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

24

pendekatan ini (Katz, Blumer, & Gurevitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa

terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratifications:13

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan

media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan

kebutuhan.

4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media

mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah

gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para

peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh

khalayak.

Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media

yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. McQuail dan koleganya (1972)

mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan

kepuasan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), yang

didefinisikan sebagai keluar dari runitas atau masalah sehari-hari; hubungan

personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media

sebagai ganti temannya; identitas personal (personal identity), atau cara untuk

13

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 104

Page 38: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

25

menekankan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau informasi

mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu.14

Asumsi kedua uses and gratifications menghubungkan kepuasan akan

kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak.

Karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Asumsi ketiga,

bahwa media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan

kebutuhan – berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam

kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyakat luas, dan hubungan antara

media dan khalayak diperngaruhi oleh masyarakat.15

Asumsi keempat uses and gratifications adalah masalah metologis

mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang andal dan

akurat dari konsumen media. Untuk beragumen bahwa khalayak cukup sadar diri

akan penggunaan media, minat serta motif mereka sehingga mereka dapat

memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali

keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang

sadar akan aktivitas ini. Penelitian awal mengenai uses and gratifications

mencakup menanyakan kepada reponden mengenai mengapa mereka

mengomsumsi media tertentu.16

Asumsi kelima sedikit berbicara mengenai khalayak daripada mengenai

mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti

14

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 105 15

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, hal. 105 16

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, hal. 106

Page 39: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

26

harus mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan

khalayak akan media atau muatan tertentu.17

Jay G. Blumer (1979) menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak

yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi

orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini

disebut kegunaan (utility). Contohnya, orang mendengarkan radio di mobil untuk

mendapat informasi mengenai lalu lintas. Kesenjangan (intentionality) terjadi

ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Cotoh, ketika

orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Jenis ketiga dari aktivitas

khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan

media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Contohnya, jika

anda menyukai jazz, Anda mungkin akan mendengarkan musik jazz. Kesulitan

untuk mempengaruhi (imperviousness to influence) menyatakan bahwa

khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna

mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering sekali

secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.18

Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana khalayak berada

ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media. Dengan

kata lain, kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media tidak otonom yang

tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974)

menyatakan bahwa situasi sosial dimana khalayak berada turut serta terlibat dalam

17

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 106 18

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, hal. 107

Page 40: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

27

mendorong atau meningkatkan kebutuhan khalayak terhadap media melalui lima

cara berikut:19

Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang

mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat

mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.

Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang

menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat

kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita melalui media.

Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat

memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai

pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang

kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau

mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam,

banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana

sehingga mereka sangat tergantung pada media untuk mengetahui

keselamatan anggota keluarga mereka.

Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang

dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik

akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat

nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu

pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas

atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.

19

Moroissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua,

hal.81

Page 41: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

28

Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar

mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu.

Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai

isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang

yang tidak mengikuti perkembangan zaman.

B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications

Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi

audien sebgai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai variabel

(Rubin, 1994). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif

dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain

mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian.

Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juka merupakan akibat

dari efek-efek media.20

Sebagai misal efek kultivasi dari jenis yang diusulkan oleh

Gebner dan kawan-kawan mungkin lebih cenderung muncul ketika para anggota

audien menonton televisi untuk tujuan pengalihan atau pelarian.

Perkembangan awal yang menjadi cikal bakal teori uses and gratifications

dimulai pada tahun 1940-an, ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif

yang melatar belakangi audien mendengarkan radio dan membaca surat kabar.

Mereka meneliti siaran radio dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap

program yang disiarkan, seperti kuis dan serial drama radio. Kepuasan apa yang

diperoleh sehingga mereka senang mendengarkan program tersebut atau apa motif

20

Wener J Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA

GROUP, 2001), hal. 363

Page 42: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

29

orang membaca surat kabar.21

Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang

pertama yang mengawali riset uses and gratifications ini. Ia mencoba

mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih mengonsumsi surat

kabar daripada radio. Herzog mempelajari peran keinginan dan kebutuhan audien

terhadap pilihan media, ia mewawancari sejumlah penggemar program sinetron

(soap opera) di televisi untuk mempelajari mengapa mereka begitu menyukai

program tersebut.22

Wilbur Schramm (1954) mengembangkan suatu formula

dalam menentukan “apa yang akan dipilih individu dari apa yang ditawarkan

komunikasi massa”. Misalnya, apa yang akan dipilih orang untuk menghibur

dirinya? Apakah menonton televisi atau membaca majalah di rumah atau pergi

keluar menonton bioskop bersama teman?

Schramm berusaha menegaskan bahwa audien medi massa menilai tingkat

hasil (level of reward) atau kepuasan (gratifications) yang mereka harapkan dari

media dan pesan yang disampaikan dengan cara membandingkannya dengan

banyaknya pengorbanan yang harus mereka berikan untuk mendapat hasil.

Gagasan ini adalah elemen utama dari apa yang kemudian dikenal sebagai teori

uses and gratifications, walaupun istilah ini belum digunakan pada saat itu.23

Perkembangan tahap kedua teori uses and gratifications terjadi pada tahun

1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasan-

alasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori uses

and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori

21

Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua, hal.81 22

Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83 23

Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83

Page 43: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

30

hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan

dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk

memuaskan hierarki kebutuhannya (hierarchy of needs), dan orang yang berhasil

mencapai satu tingkatan pada hierarki kebutuhan akan berupaya mencapai

tingkatan yang lebih tinggi. Gagasan Maslow bahwa manusia secara aktif mencari

segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya (pencari akti kebutuhan) sangat

sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler dan Gurevicth mengenai bagaimana

orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta

dalam proses komunikasi massa.

Tahap ketiga yang merupakan tahap terkahir dalam penelitian mengenai

uses and gratifications adalah mencari hubungan antara alasan-alasan audien

mengonsumsi media tertentu dengan variabel, seperti kebutuhan, tujuan,

keuntungan, konsekuensi penggunaan, dan faktor-faktor individual. Dalam riset

ini, peneliti mencoba teori yang ada menjadi lebih dapat diperkiraan (predictive)

dan memberikan lebih banyak penjelasan. Alan Rubin dan Mary Step (2000)

dalam riset mereka meneliti hubungan antara motivasi, daya tarik interpersonal

dan interaksi parasosial (yaitu hubungan yang kita rasakan kita miliki dengan

orang yang kita kenal hanya melalui media) dengan kegiatan mendengarkan acara

perbincangan di radio. Mereka menemukan bahwa motivasi untuk mendapatkan

hiburan atau memperoleh informasi berinteraksi atau saling mempengaruhi

dengan persepsi hubungan parasosial, hal ini menjelaskan mengapa audien mau

mendengarkan acara radio dan menilai pembawa acaranya sebagai orang yang

kredibel.

Page 44: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

31

C. Kritik Teori Uses and Gratifications

Pendekatan uses and gratifications telah memicu sejumlah kritik, terutama

karean tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-

konsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari

sebuah strategi pengumpulan data.24

Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian

gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat

media disimpulkan dari pernyataan-pernyataan mengenai mengapa mereka

memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut

diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media.25

Arah penelitian sejak masa Freud menunjukkan adanya kompleksitas dan

kekaburan motivasi manusia, juga ada sesuatu yang agak sederhana atau naif

mengenai penerapan laporan diri untuk menentukan motif. Sebuah kritik diatas

berbagai kajian manfaat dan gratifikasi pada tahun 1983 mengkritisi adanya

keracunan antara definisi operasional dan model analitis; mempertanyakan

konsistensi internal; menyebut kurang adanya justifikasi teoritis atas suatu model

yang ditawarkan, dan mengatakan, “pembahasan jauh dari hasil-hasilnya, yang

tidak mendukung landasan teoritisnya”.26

Salah satu kritik pendekatan uses and gratifications adalah bahwa

pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot,

1974).Pendekatan ini bersandar pada konsep – konsep psikologis seperti pada

24

Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),

hal. 358 25

Severin, Teori KomunikasiI, hal .358 26

Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA

GROUP, 2001), hal. 358

Page 45: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

32

kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada

dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Rubin dan

Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan uses

and gratifications dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan

ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu dalam sistim

– sistim kemasyarakatan, yang membantu membentuk kebutuhan – kebutuhan

mereka.27

Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para

penulis yang memeliki perhatian pada persoalan hegomoni media. Mereka

mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas

memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka

(White, 1994). Menurut para penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung

memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar

untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”.28

Uses and Gratifications, seperti yang dikenal, berbeda, dan sangat

berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas

sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka

yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang

nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan keilmuan. Ini bukan

27

Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),

hal. 359 28

Severin, Teori KomunikasiI, hal. 359

Page 46: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

33

alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi

ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu.29

Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan

sekarang digunakan. Pertama adalah prinsip kesederhanaan dalam

perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi

mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori

Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan

informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran

informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang

kemungkinan – bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam

memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Uses and Gratifications,

karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana

orang menggunakan surat kabar (surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang

terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari

informasi tertentu) atau majalah (publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik

dan ditarget berdasarkan demografi) untuk mencapai keputusan atau penilaian

tertentu.30

29

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 113 30

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, hal. 114

Page 47: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

34

D. Program Ramadan

Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang

tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan

banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan

tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak

sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam

program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat

memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma

yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.31

Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah

bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut para ulama, Ramadan adalah

bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya

masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.32

Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan

yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa

televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri

untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh

para Ustad. Mulai dari meraih syafaat hingga menjauhi yang mudharat.

31

Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif

Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI

Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa

Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 32

Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif

Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI

Ditinjau Dari Fungsi Media), (h. 4

Page 48: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

35

2. Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai

tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan

Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-

sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk

program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh

stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap

opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.

Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu

sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di

Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri

dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.33

3. Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah

hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik

dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa

acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi

sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format

membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety

show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam

1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia,

berbagai TV tetap populer dan meluas.34

4. Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun

menarik.

33

http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 34

http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul

20:36

Page 49: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

36

E. Definisi Konseptual

1. Motif

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini

berkembang adalah Philip Palmgreen dati Kentucky University.

Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai

variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media.35

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara objektif

merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan

pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan.

Sedangkan definisi subyekttif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk

bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan

membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar

melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun

kepuasan.36

Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan.

Menurut Dennis McQuail37

, ada empat kategori motif pengkonsumsian

media secara umum, yaitu:

a) Motif informasi (survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan

individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

35

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 210 36

Jalaludin Rakhmat, Motode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakaya,

2001), hal.23 37

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal.388

Page 50: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

37

b) Motif identitas pribadi (personal identity) adalah referensi diri,

eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditunjukan untuk

memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam

kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

c) Motif integrasi dan interaksi sosial (personal relationship) adalah

motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada

kelangsungan hubugan individu tersebut dengan orang lain,

persahabatan, kegunaan sosial.

d) Motif hiburan (diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan

untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana

pelepasan emosi; kebutuhan akan hiburan

Oleh De Fleur mengelompokkan motif khalayak menonton televisi

adalah untuk Survive (bertahan hidup) dan Growth (bertumbuh) yang akan

dipenuhi melalui tiga goal (tujuan). Antara lain;

1. Understanding (pemahaman sosial dan pemahaman diri sendiri).

Pemahama sosial, dikembangkan ketika individu menggunakan

sumber-sumber daya media informasi untuk membandingkan dan

menginterpretasikan budaya dan kejadian-kejadian yang telah lalu

atau sedang langsung dan yang akan datang. Pemahaman diri

sendiri, mengacu kepada hubungan yang mengembangkan atau

memelihara kemampuan individu untuk menginterpretasikan

kepercayaan perilaku, konsep-konsep pribadi atau kepribadian

mereka sendiri.

Page 51: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

38

2. Orientation (orientasi sosial dan orientasi interaksi). Orientasi

tindakan, mengacu kepada cara-cara yang multitude, di mana

individu-individu memapankan hubungan-hubungan

ketergantungan dengan media yang bertujuan untuk memperoleh

bimbingan kepada perilaku-perilaku spesifik mereka. Orientasi

interaksi, sasaran tindakan satu orang atau lebih. Misalnya, ketika

individu mengumpulkan informasi media tentang jenis-jenis

perilaku (termasuk perilaku komunikasi) yang sesuai dan efektif

dalam membina hubungan-hubungan personal (asmara, saudara,

orang tua) atau dengan pekerja sosial atau antar kaum profesional.

3. Play (solitary play dan social play). Solitary play, mengacu kepada

instances, ketika properti seperti aestetik (keindahan), enjoyment

(kesenangan), stimulasi atau relaksasi ini media itu sendiri adalah

atraksi. Kehadiran orang lain tidak begitu penting atau hanya

sebagai orang kedua (the second). Social play, kebalikan dari

solitary play. Di mana hubungan ketergantungan di dasarkan atas

kemampuan media untuk menyediakan isi (konten) yang

menstimulasi play. Permainan antara orang-orang pada kasus ini,

isi (konten) tudak begitu penting (the second) dibandingkan dengan

teman, famili dll.38

38

Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media di kalangan Mahasiswa

(Pendekatan Uses & Gratifications pada Acara Tolkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2

Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Bidang Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.22-23

Page 52: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

39

2. Kepuasan

Kepuasaan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti

“merasa” senang lega, kenyang, dan sebagainya karena sudah merasa

secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan

“kepuasaan” (bentuk kata benda) yang diartikan sebagai suatu perihal atau

perasaan puas, kelegaan, dan sebagainya. Faktor penting yang harus

diperhatikan saat ini adalah kepuasaan khalayak. Jika pelanggan tidak

puas, dia akan menghentikan bisnisnya. Semua upaya dilakukan untuk

mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya

sama sekali jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.

Definisi kepuasaan sangatlah sederhana. Seorang pelanggan

merasa puas jika kebutuhannya, secara nyata atau hanya anggapan,

terpenuhi atau melebihi harapannya. Lalu, bagaimana bisa mengetahui

kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan? Sangat sederhana, cukup

bertanya, kemudian penuhi apa yang diinginkan dan usahakan untuk

melampauinya. Selanjutnya kepuasan dalam penelitian ini lebih

dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan audience dalam kegiatan

menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk

mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif

dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan

kebutuhan agar tercipta kepuasan.

Kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media ini

terbagi menjadi gratification sought (kepuasan yang di cari) dan

Page 53: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

40

gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Palmgreen menjelaskan

bahwa:

“Gratification sought (GS) merupakan kepuasan yang

dibayangkan akan diperoleh seseorang jika ia menggunakan

media tertentu. Gratification obtained (GO) merupakan kepuasan

nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media

tersebut. GS datang secara logis dan sementara sebelum terjadi

aktifitas terpaan media perilaku mencari kepuasan lebih abstrak

dibandingkan kepuasan yang diperoleh dari acara yang di

saksikan.”

Kebutuhan seseorang tidak selalu kebutuhan pribadi tetapi bisa

juga dibentuk oleh budaya atau bermacam kondisi sosial. Dengan kata lain

kebutuhan individu, motivasi (gratifications sought), dan kepuasan yang

diperoleh (gratifications obtained) dalam penggunaan media bergantung

pada faktor luar yang mungkin di luar kontrol individu. Faktor-faktor luar

ini berlaku sebagai pembatas pada apa dan bangaimana media dapat

digunakan dan pada kesiapan alternatif nonmedia.39

Bila mengukur kepuasan pelanggan, pengukuran harus dilakukan

pada kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapannya serta mengapa

demikian. Banyak sekali kesenjangan yang ada antara pelanggan dan

penyedia produk. Mengukur kesenjangan tersebut merupakan satu-satunya

cara untuk menutupnya. Semua kesenjangan berdasarkan pada perbedaan

persepsi antara penyedia dengan pelanggan mengenai apa yang seharusnya

39

Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah dan Tabloid Anak pada Anak-anak Usia

Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratiications pada Murid-murid Sekolah Dasar (SD)

di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.11

Page 54: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

41

diterima pelanggan. Berikut adalah daftar berbagai macam kesenjangan

yang telah diindentifikasi melalui penelitian40

:

1. Kesenjangan antara pandangan perusahaan terhadap keinginan

pelanggan dengan keinginan pelanggan yang sesungguhnya.

2. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dan pandangan

pelanggan terhadap barang atau jasa yang diterimanya.

3. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dengan pandangan

pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan.

4. Kesenjangan antara harapan pelanggan terhadap mutu pelayanan

dengan kinerja pelayanan yang sesungguhnya.

5. Kesenjangan antara janji pemasaran dengan pelayanan yang

sesungguhnya.

Dengan mengetahui kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO,

penelitian dapat memahami tingkat kepuasan yang diperoleh seseorang

setelah mengkonsumsi media tertentu.

a. Gratifications Sought (GS)

Palmgreen dan kawan-kawannya menidentifikasikan Gratifications

Sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai

isi media sebagai contoh, jika seseorang percaya bahwa komedi

memberikan hiburan dan orang tersebut mengevaluasi hiburan itu

bagus, maka ia mencari kepuasan dari kebutuhan hiburan dengan

menonton komedi. Di sisi lain, jika sesorang percaya bahwa

40

Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cetakan ke-13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), hal. 28-29

Page 55: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

42

komedi memberikan pandangan mengenai kehidupan yang tidak

realistis dan mengevaluasi isi seperti itu jelek, maka ia

menghindari untuk menonton komedi.41

Gratifications Sought adalah kepuasan yang diharapkan

individu dalam menggunakan media tertentu.42

Individu

menggunakan atau tidak menggunakan suatu media dipengaruhi

sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan

yang ingin dipenuhi. Motif yang melatarbelakangi individu satu

dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama.

Jadi dapat disimpulkan Gratifications Sought adalah motif

kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media

tertentu.

b. Gratifications Obtained (GO)

Gratifications Obtained adalah kepuasan yang nyata yang

diperoleh setelah menggunakan media.43

Gratifications Obtained

juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan

media. Arti dari Gartifications Obtained (kepuasan yang diperoleh)

dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah

41

Winaeso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), hal

111 42

Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications

(Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 3 43

Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications,

hal. 4

Page 56: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

43

proses penggunaan media yaitu setelah menonton program

Ramadan di stasiun televisi.

Maka dalam penelitian ini adalah untuk menghitung atau mengetahui

gratifications sought (GS) yaitu kepuasan yang diharapkan oleh khalayak dalam

menonton program-program Ramadan. Pada penelitian ini menghitung GS pada

program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dan pada

penelitian ini juga menghitung gratifications obtained (GO) yaitu kepuasan yang

diperoleh setelah menonton program Tausiyah, Sinetron Ramada, Variety Show¸

dan Feature.

F. Hipotesis Teori

Dari rumusan teoritis dan definisi konseptual di atas, maka dapat di

rumuskan hipotesis teoritisnya pada kerangka waktu yang di tetapkan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi

nasional.

2. Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan

tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.

Page 57: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No.

95, Ciputat 15412, Telp ( 62-21)7402982. Dalam penelitian ini penulis membatasi

waktu penelitian pada Juli 2014 – Maret 2015.

B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Paradigma yang di gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-

positivisme. Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-

positivis selalu di dasarkan pada observasi dan penguji yang sangat cermat

terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”.1

Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam

kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi

sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti.2 Dalam

penelitian ini, Teori Uses and Gratification merupakan pedoman untuk merancang

kegiatan penelitian.

1John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,

(Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2010), hal. 9 2Babbie, Earl (1992), The Practice of social research, california, wardsworth Publishing

company. h. 47

Page 58: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

45

Membaca buku Philips dan Burbules (2000), kita akan menemukan

sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-

postivis, antara lain:3

Pengetahuan bersifat konjektural/terkaan (dan antifondasional/tidak

berlandasankan apa pun) – bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan

kebenaran absoult. Untuk itulah, bukti yang di bangun dalam penelitian

sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak

peneliti yang berujar bahwa mereka tidak dapat membuktikan

hipotesisnya; bahkan tak jarang mereka juga gagal untuk menyangkal

hipotesisnya.

Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring

sebagaian klaim tersebut menjadi “klaim-klaim lain” yang kebenarannya

jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya, selalu

diawali dengan pengujian atau suatu teori.

Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan

logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan

mengunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh

para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi

penelitian.

Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan

dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang

sebenarnya atau dapat mendeskripsikan reali kausalitas dari suatu

3 Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, hal. 9

Page 59: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

46

persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi

antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan

hipotesis.

Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; para peneliti

harus menguji kembali metode-motede dan kesimpulan-kesimpulan yang

sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatifm

standar validitas dan reliabilitas menjadi dua aspek penting yang wajib

dipertimbangkan oleh peneliti.

Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan

yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam

penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk

menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.4

Paradigma positivis melihat realitas sosial sebagai realitas yang “real” dan

diatur kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebanyakan

pengetahuan itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik.5 Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk paradigma positivistik.6 Gaya

penelitian kuantitatif mengukur fakta secara obyektif, memfokuskan pada

4Prof. Dr. Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006), hal. 13 5L. Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches

in Social Works. New York: Columbia University, h. 90 6Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in

Social Works. New York: Columbia University, h. 64

Page 60: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

47

variabel, bebas nilai, ketergantungan terhadap isi penelitian, analisisnya dilakukan

dengan cara peneliti tidak terlibat, dan kunci dari kuantitatif adalah reliabilitas.7

Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu

mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek

keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari

seluruh populasi.8

Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri:9

Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa

realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak

supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.

Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung

atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori

atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan

penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak

langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti

dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi

konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument

(kuisioner) yang kurang valid.

7Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in

Social Works. New York: Columbia University, h. 73 8Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta; Kencana. 2009) h.55

9Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal.56

Page 61: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

48

Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel

yang representatif dari seluruh populasi, operasionalsasi konsep

serta alat ukur yang valid dan reliabel.

Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari

konsep-konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau

teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulakn

dilapangan.

Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung

sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah survey yaitu dengan

mensurvey dan mengetahui Motif dan Kepuasan Program Ramadan di Televisi

Nasional pada Mahasiswa/i Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun

Ajaran 2011-2014.

C. Tipe Penelitian

Penelitian ini yaitu tipe eksplanatif, penelitian ini dilakukan untuk

menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gelaja terjadi. Hasil

akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat.

Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang

berbeda namun memilik keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab

akibat.10

Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan

kerangka teori.

10

Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,

(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 43

Page 62: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

49

Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk

menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan

hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena

itu penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis.11

Tipe penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat:12

Komparatif, bermaksud untuk membuat komparasi (membandingkan)

antara variable yang satu dengan variable lainnya yang sejenis.

Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (kolerasi) antara

variable.

Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode

penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun

hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat

pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat kolerasi atau

hubungan antara tingkat motif dengan tingkat kepuasaan khalayak.

Metode penelitian ini menggunakan metode survei yaitu metode riset

dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang

dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan

analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner

sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden

11

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 38 12

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 60

Page 63: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

50

yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan

teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset.13

Penelitian survei menekankan analisa dari sejumlah individu, yang

biasanya digunakan untuk mencari penjelasan dari perbedaan-perbedaan yang ada

pada suatu waktu, bukan untuk menjelaskan proses atau gejala karenanya metode

ini bermanfaat untuk mengumpulkan informasi tentang khalayak. Jenis metode

survei yang digunakan adalah single cross sectional survey dimana pengumpulan

data hanya dilakukan sekali dalam satu periode.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional

survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu,

dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk

perbandingan.14

Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah

penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari

cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda

bila penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama.

13

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 59 14

Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,

(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 45

Page 64: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

51

E. Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep merupakan suatu proses untuk menjabarkan

pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menurunkannya pada tingkat yang

lebih konkret dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat menunjukan

dan mengukur konsep tersebut.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini melibatkan motif

dan kepuasaan program ramadan di televisi nasional sebagai variable independen

dan analisis uses and gratifications pada mahasiswa KPI sebagai variable

dependen.

Metode pengukuran merupakan salah satu masalah penting dalam meneliti

kepuasaan khalayak. Sebagai suatu hal yang abstrak sifatnya,, pengukuran

kepuasan perlu memperoleh perhatian lebih agar menghasilkan perhitungan yang

akurat. Katz, Blumer, dan Gurevitch menyatakan bahwa pengukuran kepuasan

merupakan salah satu masalah yang paling rumit dihadapi dalam penelitian

empirik mengenai kepuasan khalayak dari media massa (Becker, 1979 seperti

dikutip Dewanti, 1999).15

Lebih lanjut Katz, Blumer, dan Gurevitch menyebutkan 3 cara untuk

mengoperasionalisasikan kepuasan khayalak, yaitu:

1. Peneliti menduga kepuasan apa yang dicari oleh khalayak dari media

massa. Dugaan ini didasarkan pada pengukuran terhadao beberapa variabel

lain yang berhubungan. Cara ini digunakan oleh Klinem Miller, dan

15

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.46

Page 65: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

52

Morrison (1974). Kesimpulannya adalah kebutuhan dan harapan khalayak

diperoleh dari variabel tetap yakni umur dan jenis kelamin.

2. Kepuasan diukur berdasarkan tanggapan dari khalayak, cara ini paling

sering digunakan dalam mengukur kepuasan khalayak. Dalam jenis

pengukuran kepuasan ini khalayak diminta untuk memilih apa yang paling

sesuai menurut mereka dari daftar kepuasan yang disusun berdasarkan

penelitian-penelitian terdahulu.

3. Pengukuran kepuasan melalui penciptaan kondisi tertentu di lapangan atau

dalam laboratorium, di mana terdapat beberapa subjek kepuasan dari

berbagai pesan komunikasi.16

Dalam penelitian ini, pengukuran kepuasan yang dipergunakan adalah cara

yang kedua yaitu berdasarkan tanggapan responden. Meskipun sering digunakan,

cara ini mempunyai kelemahan yaitu responden diasumsikan harus mampu

menjawab kepuasan mana yang penting, atau kalaupun responden mengetahuinya,

terkadang mereka tidak mampu menyampaikannya secara verbal.

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun beberapa konsep yang perlu

diukur dalam penelitian ini yaitu kosep penggunaan media (media use), kosep

Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained dijadikan tolak ukur

untuk mengetahui perbandingan antara kepuasaan yang di harapkan (GS) dan

16

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.47

Page 66: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

53

kepuasan yang di dapatkan (GO). Pengukuran konsep ini didasarkan pada

penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Cut Triana Dewi tentang

Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia.

Table 3.1

Operasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

Media Use

- Exposure to

media

- Media Content

- Melihat tingkat

terpaan media dengan

melihat curahan waktu

menonton

- Tingkat perhatian

responden terhadap

jenis program acara

di televisi. Ada 4

jenis program yang

akan dilihat yaitu:

tausiah, sinetron,

talkshow, variety

show dan feature

Ordinal

Interval

Gratifications

Sought

Tingkat

kepuasan yang

di cari

- Cognitive

- Afective

- Personal Integrative

- Sosial Intergrative

- Tension Relase

- Ingin memperoleh

pengetahuan lebih

mengenai suatu hal

- Ingin mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran diri

- ingin

mengaplikasikan

Ilmu Agama dalam

membina hubungan

kepada orang lain di

kehidupan sehari-

hari

- ingin menjadikan

materi yang di

tonton di TV

sebagai bahan

pembicaraan sehari-

hari

- ingin mendapatkan

hiburan dan ingin

menghilangkan

kebosanan

Interval

Page 67: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

54

1) Media Use17

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pendekatan Uses and

Gratifications, individu menggunakan media massa secara aktif, goal

oriented, dan selektif dalam memilih media/isi media, sehingga media

massa harus bersaing dengan sumber-sumber lainnya, serta khalayak

sadar akan alasan mereka menggunakan media.

17

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.48

Gratifications

Obtained

Tingkat

kepuasan yang

diperoleh

- Cognitive

- Afective

- Personal Integrative

- Sosial Intergrative

- Tension Relase

- Ingin memperoleh

pengetahuan lebih

mengenai suatu hal

- Ingin mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran diri

- ingin

mengaplikasikan

Ilmu Agama dalam

membina hubungan

kepada orang lain di

kehidupan sehari-

hari

- ingin menjadikan

materi yang di

tonton di TV sebagai

bahan pembicaraan

sehari-hari

- ingin mendapatkan

hiburan dan ingin

menghilangkan

kebosanan

Interval

Page 68: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

55

Penggunaan media massa secara sadar dan aktif sedikit banyak

mempengaruhi tingkat harapan dan kepuasan yang diperoleh dari media

massa, seperti apa yang dikatakan oleh pendekatan law and effect bahwa

perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan siulangi

(Dewanti, 1999 dalam Tesis Cut Triana Dewi, 2001).

Dalam model uses and gratifications yang ditampilkan oleh Katz,

Gurevitch, dan Haas, konsep penggunaan media ada 4 yaitu: jenis media

yang digunakan (media type), isi media yang diperhatikan (media

contents), keterpaan media itu sendiri (exposure to media), dan konteks

sosial dari terpaan media (social context of media exposure).

Dalam penelitian ini, hanya keterpaan media dan tingkat perhatian

terhadap isi media yang akan dijadikan indikator dari variabel

penggunaan media. Keterpaan media berkaitan dengan jumlah waktu

yang dihabiskan individu (frekuensi dan durasi) dalam menggunakan

media yang akan diukur dengan melihat curahan waktu rata-rata

menonton.

Curahan waktu adalah waktu rata-rata yang diberikan responden

terhadap masing-masing medium dalam 1 hari yang dinyatakan dalam

satuan menit. Ada dua jenis pertanyaan yang akan diberikan yaitu

berapa hari rata-rata menonton dalam satu minggu dan beberapa lama

rat-rata perhari. Atas dasar itu kemudian responden akan di

kelompokkan dalam 3 kelas yaitu light viewers, media viewers, dan

heavy viewers.

Page 69: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

56

Penggunaan juga dilihat dari segi tingkat perhatian responden

terhadap jenis program acara di televisi. Ada 4 jenis program yang akan

dilihat yaitu: tausiah, sinetron, talkshow, variety show dan feature. skala

untuk menghitung tingkat perhatian terbagi 2 yaitu tidak ada yang

menonton dan ada yang menonton.

Berikut 4 jenis program Ramadan yang akan di berikan penyataan

kepada responden :

1. Program Tausiyah, yaitu:

Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang

menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.

Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba

menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk

anak-anak selama bulan Ramadan.

Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan

Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan

SCTV.

Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global

TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama

Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00

WIB.

2. Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan yaitu

sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan adalah

sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang

Page 70: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

57

ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di stasiun

televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB.

3. Variety Show :

Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan

Ramadan. Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh

Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur,

Opie Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun

jenaka dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv.

Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang

dikemas secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah

jutaan rupiah serta akan melibatkan penonton di rumah dan di

studio, yang tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat

tausiah dari Ustadz Maulana

4. Feature :

Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan

Islam terkini.

Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas

kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang

tayang di bulan Ramadan.

2) Gratifications Sought

Motivasi atau alasan seseorang menggunakan media. Motivasi di

pandang sebagai gratifications sought karena seseorang menggunakan

Page 71: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

58

media karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan

tertentu.

Ada lima kelompok jenis kebutuhan yang diuraikan dalam item

pertanyaan. Kelima kelompok kebutuhan itu adalah:

cognitive needs : ingin mengetahui berbagai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat,

ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut

berbagai masalah, dan ingin memperoleh pengetahuan lebih

mengenai suatu hal.

Afective needs : ingin menemukan penunjang nilai-nilai yang

berkaitan dengan pribadi penonton itu sendiri, ingin

mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan

ingin memperoleh nilai lebih sebagai penonton.

Personal integrative needs : memperkuat kredibilitas, rasa

percaya diri, stabilitas dan status.

Social integrative needs : ingin memperoleh pengetahuan yang

berkenaan dengan empati sosial, ingin menemukan bahan

percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya,

keinginan untuk dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk

dihargai dengan orang lain.

Tension release needs : ingin melepaskan diri dari

permasalahan, ingin bersantai, ingin mengisi waktu luang, ingin

menyalurkan emosi, dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Page 72: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

59

Kepada responden akan diberikan ke pertanyaan tersebut yang

merupakan indikator dari masing-masing dimensi kebutuhan di atas.

Tingkat gratifications sought akan diukur dengan 4 skala, yaitu sangat

setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Pernyataan ini menunjukkan seberapa tinggi derajat kepentingan

satu jenis kebituhan yang ditanyakan bagi responden. Sangat setuju

berarti jenis kebutuhan ini sangat dicari oleh responden dari kegiatannya

menggunakan media massa. Demikian juga kebalikannya, sangat tidak

setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat tidak dicari oleh responden

dalam menggunakan media massa.18

3) Gratifications Obtained

Item pertanyaan pada gratifications sought akan ditanyakan

kembali pada responden sebagai pernyataan kepuasan responden dengan

menggunakan skala pengukuran yang sama. Pertanyaan tersebut

dihubungkan dengan kemampuan media memenuhi kebutuhan sebagai

indikator akan kepuasan yang dipandang responden terpenuhi dari

masing-masing medium yang diteliti.

Skala pengukuran dari gratifications obtained adalah sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Bila responden menjawab

sangat setuju , artinya mediun tersebut sangat membantu responden

dalam memenuhi kebutuhan tertentu. Demikian juga sebaliknya.

18

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.49

Page 73: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

60

F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Hadari Nawawi,

dilihat dari pernentuan sumber dan data, populasi dibedakan menjadi 2, yaitu;

populasi terbatas dan tak terhingga. Jika dilihat dari kompleksitas objek, polulasi

dapat dibedakan polulasi homogen dan heterogen. Populasi dalam lingkup

penelitian adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada dalam wilayah

penelitian.19

Sugiyono (2002: 55) menyebutkan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian

ditarik suatu kesimpulan.20

Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk

menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari

objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,

gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagianya, sehingga objek-objek ini

dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi terbatas, yaitu populasi yang

memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif.21

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/i Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2011-

2014. Penarikan sampel dari populasi dilakukan secara Propotionate Stratified

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993), hal. 14 20

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 153 21

Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan

public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 99

Page 74: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

61

Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang

tidak homogen dan berstrata secara proposional. Teknik penarikan sampel

tersebut di pilih dengan tujuan agar hasil penelitian akan lebih sesuai dengan

keadaan populasi yang dalam hal tertentu bersifat (misalnya, angkatan), bersiat

heterogen.22

Populasi dalam menelitian ini berjumlah 649 mahasiswa yang terdiri dari

155 mahasiswa KPI angkatan 2011, 163 mahasiswa KPI angkatan 2012, 164

mahasiswa KPI angkatan 2013 dan 167 mahasiswa KPI angkatan 2014.

Tabel 3.2

Gambaran Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014

No. Jurusan/Angkatan Jumlah

1 KPI/ 2011 155

2 KPI/2012 163

3 KPI/2013 164

4 KPI/2014 167

JUMLAH 649

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap dapat mewakili populasi. Metode sampling adalah pembicaraan

bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel

penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi

sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti memulai

mengenal keseragaman dan ciri-ciri khusus populasi. Pekerjaan ini menuntut

22

Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,

(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 130

Page 75: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

62

ketelitian. Dari ketelitian ini kemudian peneliti menentukan rancangan yang

dipakai dalam mengambil sampel. Dalam penelitian ini rancangan yang

digunakan adalah Rancangan sampel probabilitas yang merupakan penarikan

sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, dalam

rancangan ini tidak terdapat diskiriminasi unit populasi yang satu dengan yang

lainnya. Karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel,

maka untuk menjadi sampel, unit-unit populasi harus di random. Oleh karenanya,

rancangan ini juga disebut sebagai sampling acakan- karena cara kerjanya yang

acakan itu.23

Tata cara pengundian dapat dilakukan dengan:

1. Membuat daftar unit populasi pada lembaran khusus lengkap

dengan kode-kode khusus sebagai lambing setiap unit populasi.

2. Menulis kode-kode khusus tersebut dalam lembaran-lembaran

kecil dan dilipat dan digulung satu per satu.

3. Memasukan lembaran-lembaran kecil itu dalam suatu tempat

kemudian dikocok.

4. Akhirnya, mengambil lembaran-lembaran tersebut sesuai dengan

yang dibutuhkan.

23

Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan

public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 106

Page 76: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

63

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah orang. Pengambilan jumlah

sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf

kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%.

Rumus perhitungan besaran sampel24

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang dicari

N : Jumlah populasi

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar

0,05

Perhitungan:

24

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 105

Page 77: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

64

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, pada

peneliti ini terdiri atas dua sumber, yaitu :

a. Data Primer

Data penggunaan media (media use), gratifications sought dan

gratifications obtained di dapat dengan melakukan kuisioner berbentuk

pertanyaan-pertanyaan dengan model tertutup. Karena hal ini untuk

mempermudah reponden menjawab, karena salah satu masalah dalam

survei adalah ketidakmampuan responden untuk menjawab dengan kata-

kata yang baik.25

Kuisioner merupakan instrument penelitian yang lazim

digunakan dalam penelitian survei. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun

ke dalam kuisioner disebar kepada sampel penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

melalui studi literature yang relevan dengan permasalahn penelitian.

Sumber-sumber literature dapat berupa buku, makalah ilmiah, jurnal,

internet, maupun penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan melalui

jurnal-jurnal penelitian ilmiah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan

dikaitkan dengan topik penelitian sehingga dapat menjelaskan dan ide

peneliti.

25

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi

Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,

dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan

Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

2001) h.55

Page 78: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

65

H. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur

walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana- mana. Ini artinya bahwa alat

ukur haruslah memiliki akurasi akan mengingkatkan bobot kebenaran data

yang akan diteliti.26

Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut dapat mngukur apa yang seharusnya diukur.27

Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur

variabel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau

kesahihan alat ukur.

Jika instrumen valid, maka kriteria yang digunakan batas minimum

suatu instrumen atau angket atau bahan tes dinyatakan valid, atau

dianggap memenuhi syarat koefisien r = hitung ≥ 0,222.28

Pada uji

validitas ini, peneliti menggunakan Micrsoft Excel.

26

Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications

(Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 4 27

Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan

public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 97-98 28

Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, seri umum no.5,

(Jakarta : Penerbeit PPM, 2004), hal.152

Page 79: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

66

2. Uji Realibilitas

Realibilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang

diukur, sehingga alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.29

Jika alat

ukur dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas alat ukur tersebut diuji

realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk mengarahkan responden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu.30

Instrumen dikatan realible apabila terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda, suatu kuisioner dikatakan realible atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji

berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut

mempunyai kehandalan yang tinggi.31

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis terkait dengan uses and gratifications yaitu dengan analisis

bivariate yang memfokuskan perhatian kepada analisis hubungan di antara

variabel-variabel (Earl Babbie, 198). Penekanannya bukan lagi pada perincian,

melainkan pada penjelasan (explanations).32

Biasanya hubungan/pengaruh atara

29

Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan

public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 96 30

R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Yogyakarta :

Graha Ilmu, 2005), hal.. 89 31

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Semarang : BP,

UNDIP, 2003), hal. 41-42 32

Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi

Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI

dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.39

Page 80: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

67

satu variabel terikat (dependent variables) dengan beberapa variabel bebas

(independent variable). Uji statistik yang digunakan adalah kolerasi.

Penelitian ini menggunakan Uji Pearson’s Correlation. Uji Kolerasi

Pearson digunakan untuk mengetahui koefisien kolerasi atau derajat kekuatan

hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara gratifications sought dan

gratifications obtained. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel

tertentu tergantung kepada variabel lainnya. 33

di mana :

r : Koefisien kolerasi Pearson’s Product Moment

N : Jumlah individu dalam sampel

X : Angka mentah untuk variabel X

Y : Angka mentah untuk variabel Y

Sifat kolerasi akan menentukan arah kolerasi.34

Besarnya korelasi adalah 0

s/d 1. Korelasi dapat positif, yang artinya jika variabel pertama besar, maka

variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif, yang artinya berlawanan

33

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 175 34

V. Wiratna & Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta, GRAHA

ILMU, 2012), hal.61

Page 81: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

68

arah, jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil. Keertan

korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut35

:

1. < 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada

2. 0,20 - 0,40 : hubungan ada tetapi rendah

3. > 0,40 - 0,70 : hubungan cukup

4. > 0,70 - 0,90 : hubungan tinggi

5. > 0,90 – 1,00 : hubungan sangat tinggi

Dalam penelitian ini pula menggunakan Skala Likert, yaitu berisi

pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seorang responden terhadap

pernyataan itu. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori

jawaban ini memiliki intensitas yang sama.36

Mengapa peneliti menggunakan

skala likert, karena menurut artikel yang di tulis oleh Suliyanto tentang Perbedaan

Pandangan Skala Likert sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval:

“Likert melakukan penelitian dan kursioner likert ini diubah dalam

bentuk skala thortoen dan guttman lalu ditanyakan pada responden

yg sama ternyata nilai korelasi antara skala likert dengan gutman

maupun thotone korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat dianggap

interval (Ghozali, 2010). Dengan alasan tersebut maka tidak

mengherankan jika hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan pada

jurnal inrneasional ternama (journal of marketing, journal of

consumer behaviour, journal of physicogy, journal of human

reseources) tidak melakukan transformasi data karena sudah

berpandangan bahwa skala likert sebagai skala interval”.37

35

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta, GRAHA

ILMU, 2006), hal. 150 36

Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,

(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 110 37

Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala

Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011) h.54

Page 82: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

69

Dan dalam penlitian ini juga menggunakan analisis kesenjangan (Gap)

untuk mengetahui tingkat kepuasan penonton dilakukan analisis Gap atau

kesenjangan antara GS dan GO penonton program Ramdan:

Gap = Tingkat GS – Tingkat GO

J. Hipotesis Riset

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0: Tidak terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di

televisi nasional.

2. Hi: Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi

nasional.

3. H0: Tidak terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan

dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.

4. Hi: Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan

tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan

Page 83: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

70

H. Hipotesis Statistik

1. Pearson’s R > 0 : terdapat hubungan positif antara kepuasan mahasiswa/i

KPI pada program Ramadan di televisi nasional.

2. Pearsons R > 0 : terdapat hubungan antara motif menonton program

Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program

Ramadan.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara GS (gratifications sought) dan

GO (gratifications obtained)

Page 84: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum

1. Pengertian Program Ramadan

Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius

yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat

Ramadhan banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk

menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema

tersebut seringkali tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya.

Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan

mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat memberikan pendidikan

atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung

dalam bulan Ramadan itu sendiri.1

Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah

adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan

keutamaan amal dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (Raya dan

Mulia, 2003 : 224). Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa

bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya

masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.2

1Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif

Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI

Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa

Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 2Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif

Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari

Page 85: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

72

Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program

Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

a) Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa

televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri

untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh

para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat.

Berikut program tausiah yang di teliti:

Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang

menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.

Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba

menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk

anak-anak selama bulan Ramadan.

Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan

Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan

SCTV.

Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global

TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama

Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00

WIB.

b) Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajikan cerita dari

berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada

di bulan Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka

Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 4

Page 86: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

73

sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah

untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh

stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap

opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.

Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu

sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di

Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri

dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.3 Program Sinetron

Ramadan yang di teliti sebagai berikut:

Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan

yaitu sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan

adalah sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang

ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di

stasiun televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB.

c) Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah

hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik

dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa

acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi

sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format

membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety

show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam

1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia,

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36

Page 87: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

74

berbagai TV tetap populer dan meluas.4 Berikut beberapa program Variety

show yang di teliti adalah:

Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.

Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh Olga

Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur, Opie

Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun jenaka

dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv.

Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang dikemas

secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah jutaan rupiah

serta akan melibatkan penonton di rumah dan di studio, yang

tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat tausiah dari Ustadz

Maulana

d) Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun

menarik. Berikut program feature yang di teliti:

Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan Islam

terkini.

Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas

kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang tayang

di bulan Ramadan.

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul

20:36

Page 88: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

75

2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dikenal dengan program

studi KPI. Awal mulanya Jurusan KPI bernama Jurusan dan Penyiaran

Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik

1990/1991.Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya

fakultas Dakwah di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.5

Jurusan ini bertujuan untuk menghasilkan output sarjana yang

memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap

dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. Mampu

mengkomunikasikan nilai-nilai atau ajaran Islam dalam konteks

perkembangan dunia modern.Tidak kalah pentingnya, mereka mampu

memanfaatkan media-media komunikasi modern sebagai media dakwah

Islam.

Setiap tahun akademik baru jurusan KPI membuka lima kelas yang

terdiri dari kelas KPI A, B, C, D, dan E. Jumlah mahasiswa KPI lima tahun

terakhir ini mencapai 1.012 mahasiwa.6 Alumni Program studi KPI

berdasarkan data yang tesedia tersebar luas dan terlibat aktif dalam

kegiatan-kegiatan ke Islaman diberbagai tempat, di dalam dan luar

negeri.Mereka teserap diberbagai instansi dan profesi seperti PNS,

penyiar/presenter radio dan televisi, wartawan media cetak dan elektronik,

5 http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul

09.26 6 http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul

09.26

Page 89: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

76

dosen dan guru, pemimpin lembaga Islam pesantren dan madrasah, LSM,

dan partai politik.7

B. KARAKTERISTIK REPONDEN HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1

Jumlah reponden berdasarkan Angkatan

(n =247)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari jumlah total

sebanyak 247 orang, mahasiswa penelitian ini terdiri dari 177 orang

(717%) perempuan dan 70 orang (28,3%) laki-laki. Dengan demikian

sebagian besar mahasiswa KPI pada penelitian ini adalah perempuan.

7Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri, (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012, (Jakarta:2011),

h.177.

No. Jurusan/angkatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 KPI 2011 20 39 59

2 KPI 2012 12 50 62

3 KPI 2013 25 37 62

4 KPI 2014 13 51 64

JUMLAH 70 177 247

Page 90: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

77

Tabel 4.2

Jumlah responden berdasarkan Umur

(n=247)

No. Umur Frekuensi Persentase

1 17-19 tahun 122 49,4%

2 20-21 tahun 109 44,1%

3 22-23 tahun 15 6,1%

4 24-25 tahun 1 0,4%

TOTAL 247 100%

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswa, yaitu sejumlah 122 orang (49,4%) berumur rata-rata 17-

19 tahun. Sisanya sebanyak 109 orang (44,1%) berumur rata-rata 20-21

tahun, 15 orang (6,1%) berumur 22-23 tahun dan hanya 1 orang (0,4%)

yang berumur rata-rata 24-25 tahun.

Tabel 4.3

Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

(n=247)

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 SMA 131 53%

2 SMK 33 13,4%

3 MA 48 19,4%

4 PESANTREN 35 14,2%

TOTAL 247 100%

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

berasal dari SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 131 orang (53%),

yang berasal dari MA (Madrasah Aliyah) sebanyak 48 orang (19,4%),

yang berasal dari Pesantren sebanyak 35 orang (14,2%), dan yang berasal

dari SMK (Sekolah Menengah Kejurusan) sebanyak 33 orang (13,4%).

Page 91: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

78

Dengan demikian pada penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir

menunjukkan bahwa responden penelitian ini yang paling banyak berasal

dari SMA (Sekolah Menengah Atas).

Tabel 4.4

Jumlah berdasarkan Pengeluaran Perbulan

(n=247)

No. Pengeluaran Perbulan Frekuensi Persentase

1 Rp. 500.000-750.000 145 58,7%

2 > Rp.750.000-1.000.000 61 24,7%

3 > Rp. 1.000.000-1.500.000 24 9,7%

4 > Rp.1.500.00 17 6,9%

TOTAL 247 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas data responden yang secara rutin

mengeluarkan uang sebanyak Rp. 500.00-750.00,- setiap bulan sebanyak

14 orang (58,7%), > Rp.750.000-1.000.000,- berjumlah 61 orang (24,7%),

sebanyak 24 orang (9,7%) > Rp. 1.000.000-1.500.000,-. Terakhir dengan

jumlah responden sebanyak 17 orang (6,9%) pengeluaran perbulannya dari

> Rp.1.500.000,-. Dengan demikan sebagaian mahasiswa pada penelitian

ini mengeluarkan uang per bulan sebanyak Rp. 500.00-750.00,-.

Page 92: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

79

C. PENGGUNAAN MEDIA (MEDIA USE)

Tabel 4.5

Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV

(n=247)

No. Menonton Program TV Frekuensi Persentase

1 Ya 242 98%

2 Tidak 5 2%

TOTAL 247 100%

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa menonton program TV sebanyak 242 orang (98%) dan hanya 5

orang (2%) yang tidak menonton program TV.

Diagram 4.1

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu

Pada diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden yang

menonton TV sehari dalam seminggu berjumlah 52 responden. Responden

yang menonton RCTI sebanyak 5 orang, SCTV sebanyak 7 orang, Indosiar

sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 3 orang, Trans 7 sebanyak 8

orang, Global TV sebanyak 2 orang, Net TV sebanyak 11 orang, Metro

5

7 6

0

3

8

0

2

11

4

6

0

2

4

6

8

10

12

Page 93: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

80

TV sebanyak 4 orang, TV One sebanyak 6 orang dan ANTV dan MNC

TV tidak ada yang menonton.

Diagram 4.2

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu

Diagram 4.2 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton

TV 2 hari dalam seminggu berjumlah 86 responden. Responden yang

menonton RCTI sebanyak 19 orang, SCTV sebanyak 11 orang, Indosiar

sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 16 orang, Trans 7 sebanyak 10

orang, MNC TV sebanyak 1, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV

sebanyak 10 orang, Metro TV sebanyak 9 orang dan TV One sebanyak 6

orang. ANTV tidak ada yang menonton.

19

11

1 0

16

10

1 3

10 9

6

02468

101214161820

Page 94: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

81

Diagram 4.3

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu

Diagram 4.3 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton

TV 3 hari dalam seminggu berjumlah 132 responden. Responden yang

menonton RCTI sebanyak 21 orang, SCTV sebanyak 16 orang, Indosiar

sebanyak 4 orang, ANTV sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 22

orang, Trans 7 sebanyak 23 orang, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV

sebanyak 24 orang, Metro TV sebanyak 10 orang dan TV One sebanyak 8

orang. MNC TV tidak ada yang menonton.

Diagram 4.4

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu

21

16

4 1

22 23

0 3

24

10 8

0

5

10

15

20

25

30

3

10

0 3

23

9

0 4

30

11 8

0

5

10

15

20

25

30

35

Page 95: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

82

Diagram 4.4 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton

TV 4 hari dalam seminggu berjumlah 101 responden. Responden yang

menonton RCTI sebanyak 3 orang, SCTV sebanyak 10 orang, ANTV

sebanyak 3 orang, TRANS TV sebanyak 23 orang, Trans 7 sebanyak 9

orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV sebanyak 30 orang, Metro

TV sebanyak 11 orang dan TV One sebanyak 8 orang. Indosiar dan MNC

TV tidak ada yang menonton.

Diagram 4.5

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu

Berdasarkan diagram 4.5 di atas menunjukkan bahwa reponden

yang menonton TV 5 hari dalam seminggu berjumlah 88 responden.

Responden yang menonton RCTI sebanyak 12 orang, SCTV sebanyak 6

orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 17 orang, Trans 7

sebanyak 12 orang, Global TV sebanyak 1 orang, Net TV sebanyak 19

orang, Metro TV sebanyak 8 orang dan TV One sebanyak 7 orang.

Indosiar dan MNC TV tidak ada yang menonton.

12

6

0

6

17

12

0 1

19

8 7

0

5

10

15

20

Page 96: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

83

Diagram 4.6

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu

Diagram 4.6 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton

TV 6 hari dalam seminggu berjumlah 55 responden. Responden yang

menonton RCTI sebanyak 2 orang, SCTV sebanyak 2 orang, Indosiar

sebanyak 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 4

orang, Trans 7 sebanyak 11 orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV

sebanyak 13 orang, Metro TV sebanyak 6 orang dan TV One sebanyak 2

orang. MNC TV tidak ada yang menonton.

2 2

5 6

4

11

0

4

13

6

2

0

2

4

6

8

10

12

14

Page 97: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

84

Diagram 4.7

Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu

Berdasarkan diagram 4.7 di atas menunjukkan bahwa reponden

yang menonton TV 7 hari dalam seminggu berjumlah 221 responden.

Responden yang menonton RCTI sebanyak 38 orang, SCTV sebanyak 21

orang, Indosiar 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak

22 orang, Trans 7 sebanyak 28 orang, MNC TV sebanyak 5 orang, Global

TV sebanyak 13 orang, Net TV sebanyak 60 orang, Metro TV sebanyak

12 orang dan TV One sebanyak 11 orang.

38

21

5 6

22 28

5

13

60

12 11

0

10

20

30

40

50

60

70

Page 98: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

85

Tabel 4.6

Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV

(n=247)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa, menonton TV selama 60 menit – 120 menit sejumlah 109

orang (44,1%). Sisanya yang menonton < 60 menit sebanyak 73 orang

(30%), menonton 180 menit – 240 menit sebanyak 46 orang (18,7%),

menonton > 300 menit sebanyak 14 orang (5,7%) dan 5 orang (1,5%) yang

tidak menonton.

No. Lama Menonton Frekuensi Presentase

1 < 60 menit 73 30%

2 60 menit – 120 menit 109 44,1%

3 180 menit – 240 menit 46 18,7%

4 > 300 menit 14 5,7%

5 Tidak menonton 5 1,5%

TOTAL 247 100%

Page 99: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

86

Tabel 4.7

Jumlah responden Menonton jenis acara pada masing-masing stasiun televisi

(n=247)

Tabel 4.7 memperlihatkan proposi responden yang di bagi

berdasarkan menonton jenis acara pada masing-masing stasiun TV.

Dengan melihat persentase untuk setiap program acara tersebut dapat

memperoleh gambaran komparatif mengenai jenis siaran yang menonjol

atau yang banyak di tonton oleh mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa, yang tidak menonton program Tausiyah KULTUM

Jenis

Acara Nama Acara

Frekuensi Persentase

Menonton Tidak

menonton Menonton

Tidak

menonton

Tausiyah

KULTUM (KuliahTujuh

Menit) Besama Kang Rashied 26 221

10,5% 89,5%

Hafiz Indonesia 162 85 65,6% 34,4%

Mutiara Hati Bersama

Quraish Shihab 63 184

25,5% 74,5%

Kisah Hati Bersama Umi

Pipik 14 233

5,7% 94,3%

Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8

125 122

50,6% 49,4%

Variety

Show

Pesbuker 97 150

39,3% 60,7%

Ngabuburit 68 179 27,5% 72,5%

Feature

Berita Islami Masa Kini 179 68 72,5% 27,5%

Muslim Travelers 111 135 44,9% 54,7%

Page 100: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

87

(KuliahTujuh Menit) Besama Kang Rashied sejumlah 221 orang (89,5%)

dan 26 orang (10,5%) yang menonton. Yang menonton program Tausiyah

Hafiz Indonesia sejumlah 162 orang (65,5%), sedangkan 85 orang (34,4%)

yang tidak menonton. Yang tidak menonton program Tausiyah Mutiara

Hati Bersama Quraish Shihab yaitu, 184 orang (74,5%) dan 63 orang

(25,5%) yang menonton program tersebut. Yang tidak menonton program

Tausiyah Kisah Hati Bersama Umi Pipik yaitu, 233 orang (94,5%) dan 14

orang (5,7%) yang menonton. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa

pada penelitian ini tidak menonton program Tausiyah Kisah Hati Bersama

Umi Pipik sebanyak 233 orang (94,5%). Selanjutnya, dalam tabel 4.7 di

atas menunjukkan bahwa yang menonton program Sinetron Ramadan Para

Pencari Tuhan Jilid 8 sebanyak 125 orang (50,6%) dan 122 orang (49,4%)

yang tidak menonton.

Dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa tidak menonton program Variety Show Ramadan Pesbuker

sejumlah 150 orang (60,7%) dan 97 orang (39,3%) yang menonton. Begitu

pula dengan program Variety Show Ramadan Ngabuburit sebagian besar

mahasiswa tidak menonton sejumlah 179 orang (72,5%) dan 68 orang

(27,5%) yang menonton.

Tabel 4.7 di atas memperlihatkan bahwa 68 orang (27,5%) yang

tidak menonton program Feature Berima (Berita Islam Masa Kini) dan

sebagian besar mahasiswa menonton program tersebut sejumlah 179 orang

Page 101: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

88

(72,5%). 135 orang (54,7%) tidak menonton program Feature Muslim

Travelers dan 111 orang (44,9%) menonton program tersebut.

D. MOTIF (GRATIFICATION SOUGHT) DAN KEPUASAN

(GRATIFICATION OBTAINED)

Tabel 4.8

Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah

No

.

MOTIF SKOR Ranking KEPUASAN SKOR Ranking

1 Saya ingin

mengetahui ayat

Al-Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

786 6 Saya

mengetahui

ayat Al-Qur’an

dan Hadits

yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

767 8

2 Saya ingin

mengetahui

amalan apa saja

pada saat bulan

Ramadan

793 5 Saya

mengetahui

amalan apa

saja pada saat

bulan

Ramadan

783 4

3 Saya ingin

mengetahui hal-

hal yang

membatalkan

puasa di bulan

Ramadan

797 4 Saya

mengetahui

hal-hal yang

membatalkan

puasa di bulan

Ramadan

770 7

4 Saya ingin

menjadi orang

yang

mempunyai

pengetahuan

baru

815 1 Saya menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan

baru

784 3

5 Saya ingin

mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran

diri

806 2 Saya

mendapatkan

hikmah

sebagai

pembelajaran

795 1

Page 102: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

89

diri

6 Saya ingin

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

800 3 Saya

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

790 2

7 Saya ingin

mengaplikasika

n pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

781 7 Saya

mengaplikasik-

an

pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

779 5

8 Saya ingin

memiliki

kepekaan

terhadap kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

759 9 Saya memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

753 9

9 Saya ingin

mengaplikasika

n Ilmu Agama

dalam membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

769 8 Saya

mengaplikasik-

an Ilmu

Agama dalam

membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

772 6

10 Saya ingin

menjadikan

materi yang di

tonton di TV

sebagai bahan

pembicaraan

sehari-hari

725 10 Saya

menjadikan

materi yang di

tonton di TV

sebagai bahan

pembicaraan

sehari-hari

728 10

11 Saya ingin

dianggap orang

lain sebagai

orang yang

paham Ilmu

Agama

688 12 Saya dianggap

orang lain

sebagai orang

yang paham

Ilmu Agama

675 13

12 Saya ingin 694 13 Saya 712 12

Page 103: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

90

Pada tabel 4.8 menunjukkan motif dan kepuasan pada program

Tausiyah, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan.

Dapat memperoleh gambaran komparatif yang menonjol atau yang di

harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi

ada pada butir penyataan motif nomor 4 yaitu responden mengharapkan

ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru. Tabel 4.8 diatas

juga menunjukkan kepuasan yang terpenuhi pada motif nomor 5 yaitu

ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri. Artinya, motif yang

di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada

program Tausiyah. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara

motif yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian,

pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 8, 10 dan 13

mempunyai rangking yang sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut

memenuhi kepuasan pada level yang sama pada dimensi integrasi

personal, integrasi sosial dan hiburan.

Lalu, dari tabel 4.8 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa

skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan adalah

nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 11, 13. Artinya motif tersebut belum memenuhi

kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 3 penyataan yang menunjukkan

mendapatkan

hiburan

mendapatkan

hiburan

13 Saya ingin

menghilangkan

kebosanan

716 11 Saya

menghilangkan

kebosanan

715 11

Page 104: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

91

bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 9, 10 dan

12. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh

khalayak.

Tabel 4.9

Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron

No

.

MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking

1 Saya ingin

mengetahui ayat

Al-Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

673 10 Saya

mengetahui

ayat Al-

Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

670 11

2 Saya ingin

mengetahui

amalan apa saja

pada saat bulan

Ramadan

700 8 Saya

mengetahui

amalan apa

saja pada

saat bulan

Ramadan

673 10

3 Saya ingin

mengetahui hal-

hal yang

membatalkan

puasa di bulan

Ramadan

670 11 Saya

mengetahui

hal-hal yang

membatalkan

puasa di

bulan

Ramadan

679 9

4 Saya ingin

menjadi orang

yang

mempunyai

pengatahuan

baru

720 6 Saya menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan

baru

702 3

5 Saya ingin

mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran

diri

726 5 Saya

mendapatkan

hikmah

sebagai

pembelajaran

diri

697 4

Page 105: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

92

6 Saya ingin

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

745 1 Saya

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

690 5

7 Saya ingin

mengaplikasikan

pengetahuan

yang di dapat

untuk membantu

lingkungan

sekitar

740 2 Saya

mengaplikasi

kan

pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

685 7

8 Saya ingin

memiliki

kepekaan

terhadap kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

727 4 Saya

memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

680 8

9 Saya ingin

mengaplikasikan

Ilmu Agama

dalam membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

732 3 Saya

mengaplikasi

-kan Ilmu

Agama

dalam

membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

689 6

10 Saya ingin

menjadikan

materi yang di

tonton di TV

sebagai bahan

pembicaraan

sehari-hari

677 9 Saya

menjadikan

materi yang

di tonton di

TV sebagai

bahan

pembicaraan

sehari-hari

662 12

11 Saya ingin

dianggap orang

lain sebagai

orang yang

paham Ilmu

Agama

643 12 Saya

dianggap

orang lain

sebagai

orang yang

paham Ilmu

622 13

Page 106: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

93

Pada tabel 4.9 menunjukkan motif pada program Sinetron, dengan

melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat

memperoleh gambaran komparatif mengenai motif kepuasan yang

menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 6

yaitu ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna yang tertinggi atau

menonjol yang di harapkan mahasiswa pada program Sinetron,

Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada penyataan

kepuasan nomor 13 yaitu ingin menghilangkan kebosanan. Artinya, motif

yang di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada

program Sinetron. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara motif

yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi.

Lalu, dari tabel 4.9 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa

skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan adalah

nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11. Artinya motif tersebut belum memenuhi

kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang menunjukkan

bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 3 dan 12.

Agama

12 Saya ingin

mendapatkan

hiburan

714 7 Saya

mendapatkan

hiburan

721 2

13 Saya ingin

menghilangkan

kebosanan

714 7 Saya

menghilangk

an kebosanan

724 1

Page 107: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

94

Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh

khalayak.

Tabel 4.10

Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show

No. MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking

1 Saya ingin

mengetahui

ayat Al-

Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan

bulan

Ramadan

669 12 Saya

mengetahui

ayat Al-

Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

673 11

2 Saya ingin

mengetahui

amalan apa

saja pada

saat bulan

Ramadan

695 9 Saya

mengetahui

amalan apa

saja pada saat

bulan

Ramadan

675 10

3 Saya ingin

mengetahui

hal-hal yang

membatalka

n puasa di

bulan

Ramadan

683 10 Saya

mengetahui

hal-hal yang

membatalkan

puasa di

bulan

Ramadan

687 8

4 Saya ingin

menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan

baru

733 3 Saya menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan

baru

711 4

5 Saya ingin

mendapatka

n hikmah

sebagai

pembelajara

n diri

718 6 Saya

mendapatkan

hikmah

sebagai

pembelajaran

diri

714 3

Page 108: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

95

6 Saya ingin

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

717 7 Saya

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

699 12

7 Saya ingin

mengaplikasi

kan

pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

720 5 Saya

mengaplikasi

-kan

pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

706 6

8 Saya ingin

memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

721 4 Saya

memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

710 5

9 Saya ingin

mengaplikasi

kan Ilmu

Agama dalam

membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

716 8 Saya

mengaplikasi

-kan Ilmu

Agama dalam

membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

703 7

10 Saya ingin

menjadikan

materi yang

di tonton di

TV sebagai

bahan

pembicaraan

sehari-hari

680 11 Saya

menjadikan

materi yang

di tonton di

TV sebagai

bahan

pembicaraan

sehari-hari

680 9

11 Saya ingin

dianggap

orang lain

sebagai orang

yang paham

631 13 Saya

dianggap

orang lain

sebagai orang

yang paham

642 13

Page 109: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

96

Ilmu Agama Ilmu Agama

12 Saya ingin

mendapatkan

hiburan

743 1 Saya

mendapatkan

hiburan

746 1

13 Saya ingin

menghilangk

an kebosanan

741 2 Saya

menghilangk-

an kebosanan

744 2

Pada tabel 4.10 menunjukkan motif pada program Variety Show,

dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut

dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan

yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh

mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi

ada pada butir pernyataan motif nomor 12 yaitu ingin mendapatkan

hiburan yang menonjol yang di harapkan pada motif program Variety

Show, begitu juga skor tertinggi ada pada penyataan kepuasan nomor 12.

Artinya, motif yang di harapkan sama dengan kepuasan yang diperoleh

khalayak pada program Variety Show. Kemudian, pada tabel 4.9 diatas

menunjukkan bahwa motif nomor 12 dan 13 mempunyai rangking yang

sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada

level yang sama pada hiburan.

Lalu, dari tabel 4.10 sisanya dari 12 pernyataan menunjukkan

bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan

adalah nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Artinya motif tersebut belum

memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 4 penyataan yang

Page 110: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

97

menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah

nomor 1, 3, 11 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan

yang di cari oleh khalayak.

Tabel 4.11

Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature

No. MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking

1 Saya ingin

mengetahu

i ayat Al-

Qur’an dan

Hadits

yang

behubunga

n dengan

bulan

Ramadan

733 9 Saya

mengetahui

ayat Al-

Qur’an dan

Hadits yang

behubungan

dengan bulan

Ramadan

715 10

2 Saya ingin

mengetahu

i amalan

apa saja

pada saat

bulan

Ramadan

734 8 Saya

mengetahui

amalan apa

saja pada saat

bulan

Ramadan

718 9

3 Saya ingin

mengetahu

i hal-hal

yang

membatalk

an puasa di

bulan

Ramadan

731 10 Saya

mengetahui

hal-hal yang

membatalkan

puasa di

bulan

Ramadan

724 7

4 Saya ingin

menjadi

orang yang

mempunya

-i

pengatahua

-n baru

775 1 Saya menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan

baru

749 3

Page 111: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

98

5 Saya ingin

mendapatk

an hikmah

sebagai

pembelajar

an diri

758 2 Saya

mendapatkan

hikmah

sebagai

pembelajaran

diri

731 4

6 Saya ingin

mendapatk

an Ilmu

Agama

yang

berguna

755 4 Saya

mendapatkan

Ilmu Agama

yang berguna

726 5

7 Saya ingin

mengaplika

sikan

pengetahua

n yang di

dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

750 5 Saya

mengaplikasi

-kan

pengetahuan

yang di dapat

untuk

membantu

lingkungan

sekitar

723 8

8 Saya ingin

memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

740 6 Saya

memiliki

kepekaan

terhadap

kondisi

lingkungan

masyarakat

sekitar

726 5

9 Saya ingin

mengaplika

sikan Ilmu

Agama

dalam

membina

hubungan

kepada

orang lain

di

kehidupan

sehari-hari

747 7 Saya

mengaplikasi

-kan Ilmu

Agama dalam

membina

hubungan

kepada orang

lain di

kehidupan

sehari-hari

725 6

10 Saya ingin

menjadikan

709 11 Saya

menjadikan

711 11

Page 112: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

99

materi

yang di

tonton di

TV sebagai

bahan

pembicaraa

n sehari-

hari

materi yang

di tonton di

TV sebagai

bahan

pembicaraan

sehari-hari

11 Saya ingin

dianggap

orang lain

sebagai

orang yang

paham

Ilmu

Agama

654 12 Saya

dianggap

orang lain

sebagai orang

yang paham

Ilmu Agama

662 12

12 Saya ingin

mendapatk

an hiburan

757 3 Saya

mendapatkan

hiburan

750 2

13 Saya ingin

menghilan

gkan

kebosanan

747 7 Saya

menghilangk

an kebosanan

760 1

Pada tabel 4.11 menunjukkan motif program Feature, dengan

melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat

memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan yang

menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa skor yang

tertinggi ada pada butir motif nomor 13 yaitu ingin menghilangkan

kebosanan yang menonjol yang di harapkan mahasiswa pada motif

program Feature. Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada

penyataan kepuasan nomor 4 yaitu ingin ingin menjadi orang yang

mempunyai pengatahuan baru. Artinya, motif yang di harapkan berbeda

Page 113: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

100

dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Feature. Dengan

demikian maka terdapat perbedaan antara motif yang paling di cari dengan

kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian, pada tabel 4.11 diatas menunjukkan

bahwa motif nomor 10 dan 11 mempunyai rangking yang sama dengan

kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada level yang

sama pada dimensi integrasi sosial.

Lalu, dari tabel 4.11 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan

bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan

adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12. Artinya motif tersebut belum

memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang

menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah

nomor 10 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di

cari oleh khalayak.

Page 114: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

101

E. ANALISIS KORELASI DATA PENELITIAN

1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah

4.12

Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah

Bedasarkan tabel 4.12 menunjukkan terdapat 3 motif yang

memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton

program Tausiyah, yaitu motif nomor 11 (0,567), motif nomor 13 (0,526),

dan motif nomor 10 (0,503). Artinya untuk program Tausiyah, kepuasan

NO MOTIF R Sig

1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits

yang behubungan dengan bulan Ramadan

0,461** 0,000

2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat

bulan Ramadan

0,387** 0,000

3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan

puasa di bulan Ramadan

0,405** 0,000

4 Ingin menjadi orang yang mempunyai

pengatahuan baru

0,353** 0,000

5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai

pembelajaran diri

0,266** 0,000

6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna

0,408** 0,000

7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di

dapat untuk membantu lingkungan sekitar

0,292** 0,000

8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi

lingkungan masyarakat sekitar

0,371** 0,000

9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam

membina hubungan kepada orang lain di

kehidupan sehari-hari

0,318** 0,000

10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di

TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari

0,503** 0,000

11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang

yang paham Ilmu Agama

0,567** 0,000

12 Ingin mendapatkan hiburan 0,420** 0,000

13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,526** 0,000

Page 115: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

102

yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan integrasi sosial

dan hiburan. Dengan demikian, khalayak ingin dianggap orang lain

sebagai orang yang paham Ilmu Agama dan ingin menghilangkan

kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin menjadikan materi yang di

tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari. Sisanya dari 10

motif, sebanyak 5 motif menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan 5

motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah. Dengan demikian program

tausiyah berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan

infomasi dan integrasi sosial. Dengan demikian program Tausiyah berhasil

memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan informasi dan

integrasi sosial, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi,

integrasi personal dan hiburan.

Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.12 diatas dapat di simpulkan

bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan

berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan

antara motif menonton program Tausiyah dengan tingkat kepuasaan

khalayak dalam menonton program Tausiyah.

Page 116: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

103

2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron

4.13

Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron

NO MOTIF R Sig

1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan

Hadits yang behubungan dengan bulan

Ramadan

0,315** 0,000

2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat

bulan Ramadan

0,398** 0,000

3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan

puasa di bulan Ramadan

0,405** 0,000

4 Ingin menjadi orang yang mempunyai

pengatahuan baru

0,272** 0,000

5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai

pembelajaran diri

0,360** 0,000

6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna

0,285** 0,000

7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di

dapat untuk membantu lingkungan sekitar

0,281** 0,000

8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi

lingkungan masyarakat sekitar

0,325** 0,000

9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam

membina hubungan kepada orang lain di

kehidupan sehari-hari

0,332** 0,000

10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di

TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari

0,336** 0,000

11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang

yang paham Ilmu Agama

0,446** 0,000

12 Ingin mendapatkan hiburan 0,438** 0,000

13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,466** 0,000

Bedasarkan tabel 4.13 menunjukkan terdapat 4 motif yang

memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton

program Sinetron ramadan, yaitu motif nomor 13 (0,466), motif nomor 11

(0,446), motif nomor 12 (0,438) dan nomor 3 (0,405). Artinya untuk

program Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak

Page 117: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

104

terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Dengan

demikian ketika menonton sinetron, khalayak ingin menghilangkan

kebosanan dan ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu

Agama. Selain itu, khalayak juga ingin mendapatkan hiburan dan ingin

mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Sisanya

dari 9 motif, sebanyak 6 motif menunjukkan kolerasi yang lemah dan 3

motif lain menunjukkan kolerasi sangat lemah. Dengan demikian program

Sinetron berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan

infomasi, integrasi sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi

motif identitas pribadi dan integrasi personal.

Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.13 diatas dapat di simpulkan

bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan

berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan

antara motif menonton program sinetron ramadan dengan tingkat

kepuasaan khalayak dalam menonton program sinetron ramadan.

3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show

4.14

Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show

NO MOTIF R Sig

1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan

Hadits yang behubungan dengan bulan

Ramadan

0,393** 0,000

2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada

saat bulan Ramadan

0,465** 0,000

3 Ingin mengetahui hal-hal yang

membatalkan puasa di bulan Ramadan

0,384** 0,000

Page 118: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

105

4 Ingin menjadi orang yang mempunyai

pengatahuan baru

0,224** 0,000

5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai

pembelajaran diri

0,309** 0,000

6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna

0,292** 0,000

7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang

di dapat untuk membantu lingkungan

sekitar

0,329** 0,000

8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi

lingkungan masyarakat sekitar

0,411** 0,000

9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama

dalam membina hubungan kepada orang

lain di kehidupan sehari-hari

0,445** 0,000

10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di

TV sebagai bahan pembicaraan sehari-

hari

0,423** 0,000

11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang

yang paham Ilmu Agama

0,440** 0,000

12 Ingin mendapatkan hiburan 0,512** 0,000

13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,492** 0,000

Bedasarkan tabel 4.14 menunjukkan terdapat 7 motif yang

memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton

program Variety Show, yaitu motif nomor 12 (0,512), motif nomor 13

(0,492), motif nomor 2 (0,438), nomor 9 (0,445), nomor 11 (0,440), nomor

10 (0,423) dan nomor 8 (0,411). Artinya untuk program Variety Show,

kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan

informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Dengan

demikian khalayak ingin mendapatkan hiburan dan ingin menghilangkan

kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin mengetahui amalan apa saja

pada saat bulan Ramadan, ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam

membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari, ingin

dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama, ingin

Page 119: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

106

menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan

sehari-hari, dan ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan

masyarakat sekitar. Sisanya dari 6 motif, sebanyak 4 motif menunjukkan

korelasi yang lemah dan 2 motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah.

Dengan demikian program Variety Show berhasil memenuhi kepuasan

khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi sosial dan

hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi

Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.14 diatas dapat di simpulkan

bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan

berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan

antara motif menonton program variety show dengan tingkat kepuasaan

khalayak dalam menonton program variety show.

4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature

4.15

Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature

NO MOTIF R Sig

1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan

Hadits yang behubungan dengan bulan

Ramadan

0,319** 0,000

2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada

saat bulan Ramadan

0,382** 0,000

3 Ingin mengetahui hal-hal yang

membatalkan puasa di bulan Ramadan

0,453** 0,000

4 Ingin menjadi orang yang mempunyai

pengatahuan baru

0,370** 0,000

5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai

pembelajaran diri

0,400** 0,000

6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna

0,393** 0,000

Page 120: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

107

Bedasarkan tabel 4.15 menunjukkan terdapat 5 motif yang

memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton

program Feature, yaitu motif nomor 13 (0,467), motif nomor 12 (0,456),

motif nomor 9 (0,456), nomor 11 (0,455) dan nomor 3 (0,453). Artinya

untuk program Feature, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait

dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan

hiburan. Dengan demikian khalayak merasa bahwa ingin menghilangkan

kebosanan dan ingin mendapatkan hiburan. Selain itu, khalayak juga ingin

mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang

lain di kehidupan sehari-hari, ingin dianggap orang lain sebagai orang

yang paham Ilmu Agama dan ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan

puasa di bulan Ramadan. Sisanya dari 8 motif, sebanyak 3 motif

menunjukkan kolerasi yang lemah dan 5 motif lain menunjukkan kolerasi

sangat lemah. Dengan demikian program Feature berhasil memenuhi

7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang

di dapat untuk membantu lingkungan

sekitar

0,418** 0,000

8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi

lingkungan masyarakat sekitar

0,338** 0,000

9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam

membina hubungan kepada orang lain di

kehidupan sehari-hari

0,456** 0,000

10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di

TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari

0,418** 0,000

11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang

yang paham Ilmu Agama

0,455** 0,000

12 Ingin mendapatkan hiburan 0,439** 0,000

13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,467** 0,000

Page 121: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

108

kepuasan khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi

sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi

Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.15 diatas dapat di simpulkan

bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan

berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan

antara motif menonton program feature dengan tingkat kepuasaan

khalayak dalam menonton program feature.

=

F. ANALISIS KESENJANGAN (Gap)

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kepuasan para penonton

dalam memenuhi harapan penonton, yaitu dengan melihat kesenjangan

(gap) antara motif para penonton dengan apa yang diinginkan penonton.

Nilai kesenjangan dapat diperoleh dengan melihat selisih rata-rata

tingkat GS dengan nilai rata-rata tingkat GO, sehingga hasilnya nanti

dapat menjelaskan seberapa niai jarak kesenjangan antara kedua variebel

tersebut.

Tabel 4.16

Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah

0

Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)

Informasi 3,202 3,131 0,071

Identitas Pribadi 3,296 3,211 0,085

Integrasi Personal 3,162 3,109 0,053

Integrasi Sosial 1,901 1,893 0,008

Hiburan 1,893 1,926 -0,033

Page 122: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

109

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa empat dimensi

diatas, program Tausiyah belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal

ini ditunjukkan dengan lebih tingginya rata-rata GS dibandingkan dengan

GO. Jika nilai GO lebih besar dari nilai GS maka diasumsikan bahwa

responden puas dengan program Tausiyah. Namun berdasarkan tabel 4.16

diatas menunjukkan bahwa nilai GS lebih besar dari GO dan itu berarti

bahwa program Tausiyah belum dapat memenuhi kepuasaan responden

pada empat dimensi tersebut. Pada dimensi Hiburan kesenjangan antara

GS dan GO tidak besar yaitu selisih -0,033. Maka dapat diasumsikan

bahwa responden puas dengan program Tausiyah pada dimensi Hiburan.

Tabel 4.17

Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa empat dimensi diatas,

program sinetron belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini

ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai

rata-rata GO. Pada dimensi Integrasi Sosial kesenjangan GS dan GO tidak

Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)

Informasi 2,757 2,729 0,028

Identitas Pribadi 2,912 2,819 0,093

Integrasi Personal 2,906 2,785 0,121

Integrasi Sosial 1,730 1,733 -0,003

Hiburan 1,976 1,950 0,026

Page 123: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

110

besar, pada tabel diatas GO lebih besar dibandingkan GS dengan selisih -

0,003. Dengan demikian, dapat diasumikan bahwa responden puas dengan

program Sinetron pada dimensi Integrasi Sosial.

Tabel 4.18

Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa tiga dimensi diatas, program

Variety Show belum bisa memenuhi kepuasaan penonton. Hal ini dilihat

dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO. Tetapi,

pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan memiliki kesenjangan nilai

rata-rata GO yang lebih besar dibandingakan nilai rata-rata GS dengan

selisih nilai rata-rata Integrasi Sosial -0,005 dan Hiburan -0,004. Oleh

karena itu, maka dapat diasumsikan bahwa responden puas dengan

program Variety Show pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan.

Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)

Informasi 2,762 2,746 0,016

Identitas Pribadi 2,928 2,864 0,064

Integrasi Personal 2,897 2,860 0,037

Integrasi Sosial 1,779 1,784 -0,005

Hiburan 2,007 2,011 -0,004

Page 124: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

111

Tabel 4.19 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature

Pada tabel 4.19 diatas diketahui bahwa empat dimensi pada

program Feature belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini dapat

dilihat dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO.

Akan tetapi, pada dimensi Hiburan memiliki kesenjangan yang lebih kecil

antra GS dan GO, nilai rata-rata GO lebih besar dibandingkan nilai rata-

rata GS dengan selisih nilai rata-rata -0,02. Dengan begitu, responden puas

akan program Feature pada dimensi Hiburan.

Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)

Informasi 2,966 2,911 0,055

Identitas Pribadi 3,107 2,977 0,13

Integrasi Personal 3,051 2,934 0,117

Integrasi Sosial 1,857 1,853 0,004

Hiburan 2,018 2,038 -0,02

Page 125: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

112

G. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Hasil analisis melalui uji korelasi menunjukkan tampak adanya

hubungan positif dan signifikan antara variabel motif khalayak menonton

tayangan dengan variabel kepuasan. Artinya penelitian ini menunjukkan

dukungan yang kuat terhadap asumsi teori uses and gratifications bahwa

khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif

tertentu. Jika motif ini terpenuhi maka asumsinya khalayak akan merasa

puas. Hasil ini tampak dari korelasi yang kuat dan signifikan p<0,01 pada

program Tausiyah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,567. Artinya

program Tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khalayak. Untuk nilai

koefisien korelasi program Sinetron sebesar 0,466 adalah yang paling kecil

diantara nilai koefisien korelasi program Variety Show yaitu sebesar 0,512 dan

nilai koefisien korelasi program Feature sebesar 0,467. Dengan demikian,

dapat diasumsikan bahwa program Sinetron cukup memenuhi kepuasan

khalayak.

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terbukti teori

yang mengatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan

audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran

(audiens) ternyata khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada

tujuan berdasarkan asumsi pada teori uses and gratifications. Artinya

khalayak aktif memilih program tausiyah, sinetron, Variety Show dan Feature

mana yang akan mereka tonton di bulan ramadan.

Page 126: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

113

Selain itu, berdasarkan uji korelasi seperti yang telah di jelaskan diatas

bahwa nilai koefisien korelasi program Tausiyah paling besar, artinya program

tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khlayak pada motif integrasi

sosial dan hiburan. Namun dari hasil penelitian yang di dapatkan dari analisis

kesenjangan, bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak

pada dimensi hiburan. Hal ini terkait banyaknya program Tausiyah yang di

buat dalam kemasan hiburan dan para ustadz mengemas materi dakwah secara

entertain dan hasil analisis frekuensi jumlah responden menonton jenis acara

pada masing-masing stasiun televisi menunjukan yang paling banyak di tonton

oleh khlayak adalah program Hafiz Indonesia karena program tersebut adalah

tayangan dakwah atau pencarian bakat dakwah yang bagus, Islami, khusuk

dan tetap menghibur.

Pada hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepuasan khalayak cukup

terpenuhi pada pilihan program Sinetron Ramadan. Artinya untuk program

Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan

kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari

analisis kesenjangan, program Sinetron belum cukup memuaskan khalayak

pada dimensi informasi, identitas personal, integrasi personal dan hiburan.

Tetapi pada program Sinetron Ramadan hanya dimensi integrasi sosial yang

memenuhi kepuasan khalayak. Hal ini terkait pada Sinetron Ramadan Para

Pencari Tuhan di SCTV yang bergenre komedi religi penuh pesan agama yang

disampaikan secara ringan sehingga tidak terkesan menggurui dan berlatar

belakang pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

Page 127: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

114

Berdasarkan uji korelasi untuk program Variety Show, kepuasan yang

di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi

personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari analisis

kesenjangan, pada dimensi ini program Variety Show memiliki rata-rata mean

2,860. Pada program Variety Show hanya dimensi integrasi sosial dan hiburan

yang memenuhi kepuasan khalayak pada program Variety Show. Hal ini

terkait dengan program Variety Show Ramadan menampilkan berbagai macam

hiburan yang dikemas secara komedi dan games interaktif yang melibatkan

penonton seperti program Ngabuburit di Tranns TV dan Pesbuker di ANTV.

Berdasarkan uji korelasi untuk program Feature, kepuasan yang di

dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi

personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun, hasil penelitian dari analisis

kesenjangan, program Feature hanya memuaskan khalayak pada dimensi

hiburan. Pada dimensi ini program Feature memiliki rata-rata mean 2,038.

Hal ini terkait dengan program Feature Ramadan seperti, Berita Islam masa

kini yang berisi tentang berita perkembangan Islam terkini yang dikemas

secara menarik dan Muslim Travelers, program dokumenter yang akan

membahas kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim. Program

tersebut kahalayak mendapat kepuasan yang tertinggi pada dimensi hiburan,

karena program tersebut khalayak mendapakan hiburan dan menghilangkan

kebosanan.

Pada dimensi informasi program tausiyah berdasarkan hasil uji

korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di

Page 128: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

115

asumsikan bahwa telah cukup memenuhi informasi khlayak mengenai

pengetahuan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan

Ramadan, pengetahuan amalan apa saja pada saat bulan Ramadan dan ingin

mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Pada

hakikatnya program tausiyah program acara Ramadan yang mengajak para

pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan

diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh

para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat.

Namun, pada kenyataannya program tausiyah pada bulan Ramadan di sertai

dengan acara musik, membuat khalayak tertarik hanya pada acara musik

daripada tausiyah para Ustadz. Hal ini sejalan dengan hasil analisis

kesenjangan bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak

pada dimensi hiburan.

Dimensi informasi pada program Sinetron Ramadan berdasarkan uji

korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Sinetron

Ramadan di asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak

mengenai pengetahuan hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan.

Hal ini terkait program Sinetron pada bulan Ramadan bernuasan religius yang

sarat akan informasi. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi

infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.

Pada program Variety Show dimensi informasi berdasarkan uji korelasi

cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di

asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan mengenai pengetahuan

Page 129: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

116

amalan apa saja pada saat bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan program

Variety Show pada bulan ramadan di sertai tausiyah para Ustadz. Namun, pada

hasil analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa

belum memenuhi kepuasan khalayak.

Program Feature pada dimensi informasi berdasarkan uji korelasi

cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan

bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak mengenai pengetahuan hal-

hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan

program Feature yang memberikan informasi yang berisikan berita-berita

yang ringan dan menarik tentang perkembangan Islam masa kini dan seorang

muslim yang tinggal di negara yang mayoritas non muslim. Namun, pada hasil

analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum

memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi identitas pribadi program tausiyah berdasarkan hasil uji

korelasi belum memenuhi kepuasan khlayak. Artinya program tausiyah di

asumsikan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi

orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang

mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna. Hal ini terkait dengan para Ustadz yang memberikan dakwahnya

pada bulan Ramadan di sertai dengan acara musik, membuat khalayak tertarik

hanya pada acara musik daripada tausiyah para Ustadz. Sejalan dengan hasil

analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa

belum memenuhi kepuasan khalayak.

Page 130: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

117

Pada dimensi identitasi pribadi program Sinetron Ramadan

berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya

program Sinetron Ramadan di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan

khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin

menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan

Ilmu Agama yang berguna. Hal ini terkait dengan sedikitnya program Sinetron

Ramadan di televisi yang kuat muatan religius. Sejalan dengan hasil analisis

kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum

memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi identitasi pribadi program Variety Show berdasarkan

hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program

Variety Show di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu

ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang

yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang

berguna. Hal ini terkait dengan program Variety Show pada bulan Ramadan

hanya menyajikan hiburan semata. Maka, pada hasil analisis kesenjangan

dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi

kepuasan khalayak.

Pada dimensi identitasi pribadi program Feature berdasarkan hasil uji

korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di

asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang

yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai

pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Namun,

Page 131: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

118

pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO

menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi integrasi personal program Tausiyah berdasarka uji

korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Tausiyah di

asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan

pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin

memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin

mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di

kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi

identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan

khalayak.

Pada dimensi integrasi personal program Sinetron Ramadan

berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program

Sinetron Ramadan di asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu

ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu

lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan

masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina

hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil

analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa

belum memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi integrasi personal program Variety Show berdasarka uji

korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show

diasumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin

Page 132: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

119

mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan

sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat

sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan

kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis

kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum

memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi integrasi personal program Feature berdasarka uji

korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di

asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan

pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin

memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin

mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di

kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi

identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan

khalayak.

Pada dimensi integrasi sosial program Tausiyah berdasarkan uji

korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di

asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton

di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain

sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis

kesenjangan integrasi sosial GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi

kepuasan khalayak.

Page 133: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

120

Pada dimensi integrasi sosial program Sinetron Ramadan berdasarkan

uji korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program sinetron

ramadan di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi

yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin

dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Pada hasil

analisis kesenjangan integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi

kepuasan khalayak.

Pada dimensi integrasi sosial program Variety Show berdasarkan uji

korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di

asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton

di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain

sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis

kesenjangan integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi

kepuasan khalayak.

Pada dimensi integrasi sosial program Feature berdasarkan uji korelasi

telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan

memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton di TV

sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain sebagai

orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis kesenjangan

integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi hiburan program Tausiyah berdasarkan uji korelasi telah

memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di asumsikan

memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin

Page 134: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

121

menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi

sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi hiburan program Sinetron Ramadan berdasarkan uji

korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program sinetron

ramadan di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan

dan ingin menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan

integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan

khalayak.

Pada dimensi hiburan program Variety Show berdasarkan uji korelasi

telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di

asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin

menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi

sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.

Pada dimensi hiburan program Feature berdasarkan uji korelasi telah

memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan

memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin

menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi

sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.

Page 135: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

122

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pad bab sebelumnya

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif

menonton program Tausiyah dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk

program Tausiah, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait

dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun

tingkat kepuasan pada mahasisw/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi

hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari

gratifications sought (GO>GS).

2. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif

menonton program Sinetron dengan kepuasan khlayak. Artinya untuk

program Sinetron kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait

dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namu tingkat

kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi integrasi

sosial, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari

gratifications sought (GO>GS).

3. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif

menonton program Variety Show dengan kepuasan khalayak. Artinya

Page 136: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

123

untuk program Variety Show kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak

terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial

dan hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi

hanya pada dimensi integrasi sosial dan hiburan, dilihat dari

gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought

(GO>GS).

4. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif

menonton program Feature dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk

program Feature kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait

dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan

hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya

pada dimensi hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih

besar dari gratifications sought (GO>GS).

Page 137: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

124

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini penulis menyarankan :

1. Saran Akademis

Perlu dikembangkan lagi penelitian uses and gratifications ini,

khususnya mengenai program-program yang berunsur islami. Di sini

penulis menyarankan agar lebih berhati-hati dalam membuat rumusan

masalah yang akan diteliti. Kemudian tahu benar alat ukur yang

digunakan dalam mengukur motif dan kepuasan, agar dapat terukur

dengan baik dan benar penelitian tersebut. Dalam pengambilan data,

penulis menyarankan dilakukan ui validitas dan reabilitas dari alat ukur

tersebut. Agar dapat digunakan pada penelitian selanjutnya dan tidak

membingungkan cara pengukuran datanya.

2. Saran Praktis

Perlu diperhatikan lagi bagi media massa dalam memberikan

sajian di bulan Ramadan kepada khalayak. Program-program Ramadan

seharusnya dikemas lebih islami bukan hanya menyajikan program

hiburan yang disertai oleh kultum (kuliah tujuh menit). Program

Ramadan diharapkan dapat meningkatkan isi program terutama yang

berkaitan dengan informasi atau ilmu Agama agar dapat memberikan

kepuasan yang diharapkan kepada khalayak..

Page 138: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

125

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 1993

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri,

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1

2011/2012. Jakarta. 2011.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Group.

2010.

Creswell, John. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multovariante Degan Program SPSS.

Semarang: BP. UNDIP. 2003

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti. 2003.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:

Penerbit PPM. 2004.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Cet.

Ke-4. 2009.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. 2009.

Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Neuman, L. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches

in Soscial Works. New York: Columbia University. 1997

Page 139: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

126

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011

Purwanto. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-13. 2000

Rakhmat Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2001.

Salam Syamsir, dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN akarta

Press. 2006

Santoso, Edi dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2010

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:

GRAHA ILMU. 2006

Subiakto, Hendry. Hand-out Penelitian Agenda setting dan Uses and

Gratification. Surabaya: Fisip-Unair. 2000

Sudarmanto,R. Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi Pertama. Cet. Pertama. 2005

Severin, Warner J, dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-5.

2011.

Winarso, Heripuji. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: PerstasiPustaka. 2005

Wiratna, V. dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakatra: Graha

Ilmu. 2012

West, Richard and Lynn H. Tumer. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2010

Page 140: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

127

SKRIPSI

Septiana, Irmalia. “Hubungan antara Motif dan Kepuasan Pada Program Islam

Itu Indah Trans TV” Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Siregar, Raya Delvin. 2006. “Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Di Pusat

Jajanan Serba Ikan Muara Angke Semarak Murah dan Nikmat (Pujaseri

Masmurni) Jakarta”. Skripsi. S1 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.

Fakultas Sains dan Teknologi.

Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif

Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI

Ditinjau Dari Fungsi Media). Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “

Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Komunikasi, Surabaya, 2010.

TESIS

Cut Triana Dewi, “Kompetisi Antar Stasiun Televisi (Analisis dan Aplikasi Teori

Niche dan Pendekatan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang

Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar)” Tesis, S2 Program Pasca

Sarajana, Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 2001.

Praptiningsih, Novi Andayani, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi

Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap

Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu

Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Unversitas Indonesia, Depok. 1994)

Page 141: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

128

Taringan, Rose Emmaria, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa

(Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi

Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.

1999)

Tagor, Rosita Anggraini, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia

Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid

sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program

Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas

Indonesia, Depok. 2000)

ARTIKEL

Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala

Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011

INTERNET

http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul

20:36

http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014,

Pukul 20:36

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014

http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-

media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47

http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-

media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47

Page 142: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

129

Lampiran 1

No. Responden :

Tanggal :

Nama Responden :

Angkatan :

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum wr.wb, Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul

“Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional (Analisis Uses

and Gratification Program Ramadan di Televisi Tahun 2014)”. Saya meminta kesediaan

saudara/i untuk menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di

bawah ini secara jujur apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.

Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Nadia Pratama Kusuma Wardani / 1110051000130

KPI, FIDKOM- UIN Syahid Jakarta

A. DATA RESPONDEN (Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas anda!)

Umur : a. 17-19 b. 20-21

c. 22-23 d. 24-26

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Tingkat pendidikan terakhir : a. SMA b. SMK

c. MA d. Pesantren

Pengeluaran per bulan : a. Rp. 500.000-750.000

b. > Rp.750.000-1.000.000

c. > Rp. 1.000.000-1.500.000

d. > Rp.1.500.000

Page 143: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

130

Lampiran 1

B. Isi tabel di bawah ini sesuai dengan pendapat anda

1. Penggunaan Media

Apakah anda menonton program TV?

a. Ya b. Tidak

2. Pilih 3 stasiun tv yang sering anda tonton sehari-hari. Berapa hari rata-rata

dalam 1 minggu (1-7) anda menonton stasiun televisi berikut ini :

Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!

Stasiun TV

Jumlah Hari

1 2 3 4 5 6 7

RCTI

SCTV

Indosiar

ANTV

Trans TV

Trans 7

MNC TV

Global TV

NET TV

Metro TV

TVOne

3. Berapa rata-rata waktu yang anda habiskan untuk menonton dalam sehari ?

a. < 60 menit

b. 60 menit – 120 menit

c. 180 menit – 240 menit

d. > 300 menit

Page 144: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

131

Lampiran 1

4. Apakah Anda menonton jenis acara berikut pada masing-masing stasiun televisi

di bawah ini ?

Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!

Jenis Acara Nama Acara Stasiun

TV Menonton

Tidak

Menonton

Tausiah

KULTUM (KuliahTujuh

Menit)Besama Kang Rashied RCTI

Hafiz Indonesia RCTI

Mutiara Hati Bersama Quraish

Shihab SCTV

Kisah Hati Bersama Umi Pipik Global

TV

Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8

SCTV

Variety

Show

Pesbuker ANTV

Ngabuburit Trans

TV

Feature

Berita Islami Masa Kini Trans

TV

Muslim Travelers NET TV

Page 145: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

132

Lampiran 1

C. MOTIF

Pernyataan di bawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan bisa anda dapatkan

dari program Ramadan di televisi.

Apakah motif/keinginan yang Anda harapkan dari setiap program Ramadan

dibawah ini?

Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!

1. STS : Sangat Tidak Setuju

2. TS : Tidak Setuju

3. S : Setuju

4. SS : Sangat Setuju

No

Program

Motif

Tausiah Sinetron Variety Show Feature

STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS

1 Saya ingin

mengetahui ayat

Al-Qur’an dan

Hadits yang

behubungan dengan

bulan Ramadan

2 Saya ingin

mengetahui amalan

apa saja pada saat

bulan Ramadan

3 Saya ingin

mengetahui hal-hal

yang membatalkan

puasa di bulan

Ramadan

4 Saya ingin menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan baru

5 Saya ingin

mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran diri

6 Saya ingin

mendapatkan Ilmu

Agama yang

berguna

7 Saya ingin

mengaplikasikan

pengetahuan yang

di dapat untuk

Page 146: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

133

membantu

lingkungan sekitar

No

Program

Motif

Tausiah Sinetron Variety Show Feature

STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS

8 Saya ingin

memiliki kepekaan

terhadap kondisi

lingkungan

masyarakat sekitar

9 Saya ingin

mengaplikasikan

Ilmu Agama dalam

membina hubungan

kepada orang lain

di kehidupan

sehari-hari

10 Saya ingin

menjadikan materi

yang di tonton di

TV sebagai bahan

pembicaraan

sehari-hari

11 Saya ingin

dianggap orang lain

sebagai orang yang

paham Ilmu Agama

12 Saya ingin

mendapatkan

hiburan

13 Sayang ingin

menghilangkan

kebosanan

Page 147: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

134

Lampiran 1

D. KEPUASAN

Pertanyaan berikut ini adalah tentang kepuasan yang anda peroleh dari program

Ramadan di stasiun televisi.

Apakah program Ramadan dibawah ini memenuhi kebutuhan/motif yang Anda

miliki?

Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!

1. STS : Sangat Tidak Setuju

2. TS : Tidak Setuju

3. S : Setuju

4. SS : Sangat Setuju

No

Program

Kepuasan

Tausiah Sinetron Variety Show Feature

STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS

1 Saya ingin

mengetahui ayat

Al-Qur’an dan

Hadits yang

behubungan dengan

bulan Ramadan

2 Saya ingin

mengetahui amalan

apa saja pada saat

bulan Ramadan

3 Saya ingin

mengetahui hal-hal

yang membatalkan

puasa di bulan

Ramadan

4 Saya ingin menjadi

orang yang

mempunyai

pengatahuan baru

5 Saya ingin

mendapatkan

hikmah sebagai

pembelajaran diri

6 Saya ingin

mendapatkan Ilmu

Agama yang

berguna

7 Saya ingin

mengaplikasikan

Page 148: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

135

pengetahuan yang

di dapat untuk

membantu

lingkungan sekitar

No

Program

Kepuasan

Tausiah Sinetron Variety Show Feature

STS TS S ST STS TS S ST STS TS S ST STS TS S ST

8 Saya ingin

memiliki kepekaan

terhadap kondisi

lingkungan

masyarakat sekitar

9 Saya ingin

mengaplikasikan

Ilmu Agama dalam

membina hubungan

kepada orang lain

di kehidupan

sehari-hari

10 Saya ingin

menjadikan materi

yang di tonton di

TV sebagai bahan

pembicaraan

sehari-hari

11 Saya ingin

dianggap orang lain

sebagai orang yang

paham Ilmu Agama

12 Saya ingin

mendapatkan

hiburan

13 Sayang ingin

menghilangkan

kebosanan

Page 149: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

136

Lampiran 2

Tabel Korelasi Tausiyah

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,461**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,461** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,405**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,405** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,405**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,405** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 150: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

137

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,353**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,353** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,353**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,353** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,408**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,408** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,408**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,408** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 151: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

138

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,408**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,408** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,371**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,371** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,318**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,318** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,503**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,503** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 152: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

139

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,567**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,567** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,420**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,420** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Tausiah KEPUASAN T

MOTIF Tausiah

Pearson Correlation 1 ,526**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN T

Pearson Correlation ,526** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 153: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

140

Lampiran 3

Tabel Korelasi Sinetron

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,315**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,315** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,398**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,398** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,405**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,405** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 154: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

141

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,272**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,272** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,360**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,360** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,285**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,285** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,281**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,281** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 155: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

142

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,325**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,325** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,332**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,332** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,336**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,336** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Sinetron KEPUASAN S

MOTIF Sinetron

Pearson Correlation 1 ,446**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN S

Pearson Correlation ,446** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 156: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

143

Lampiran 4

Tabel Korelasi Variety Show

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,393**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,393** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,465**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,465** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,384**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,384** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 157: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

144

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,224**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,224** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,309**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,309** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,292**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,292** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,329**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,329** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 158: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

145

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,411**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,411** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,445**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,445** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,423**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,423** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,440**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,440** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 159: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

146

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,512**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,512** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,492**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,492** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 160: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

147

Lampiran 5

Tabel Korelasi Feature

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,319**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,319** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,319**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,319** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,453**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,453** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 161: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

148

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,370**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,370** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,400**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,400** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,393**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,393** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,418**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,418** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 162: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

149

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,338**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,338** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,456**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,456** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,418**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,418** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,455**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,455** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 163: NADIA PRATAMA KUSUMA WARDANI-FDK-IR.pdf

150

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,439**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,439** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,467**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,467** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).