my fistula

22
My Life SABTU, 11 JANUARI 2014 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kasus Fistula Vesiko Vaginalis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fistula Vesiko Vagina banyak ditemukan di negara sedang berkembang sebagai akibat persalinan yang lama maupun penanganan yang kurang baik. Di negara maju Fistula Vesiko Vagina terbanyak disebabkan oleh tindakan operasi histerektomi baik secara abdominal maupun transvaginal. (Sarwono, 2010) Fistula Vesiko Vagina merupakan kasus yang tidak seorangpun membayangkan akan terjadi pada dirinya. Penderitaan pasien, bukan hanya pada fisik saja berupa mudahnya mengalami ISK, namun memiliki dampak psikososial yang dirasakan lebih menyakitkan. Penderita merasa terisolasi dari pergaulan, keluarga dan lingkungan kerjanya oleh karena senantiasa mengeluarkan urine dan bau yang tidak sedap setiap saat. Tidak jarang suami akan meninggalkannya dengan alasan tidak terpenuhinya kebutuhan biologis dengan wajar. (Sarwono, 2010) Kasus Fistulla Obstetri seringkali dialami oleh para wanita dari kalangan sosio ekonomi yang rendah dimana pada saat kehamilan dan persalinan tidak mendapat pelayanan yang memadai sehingga persalinan berlangsung lama dan terjebak pada persalinan kasip. Kompresi kepala janin pada jalan lahir akan menyebabkan dinding vagina, kandung kemih serta urethra mengalami nekrosis dan selanjutnya akan terjadi fistula. Kehidupan masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi yang rendah akan menyebabkan gangguan kekurangan gizi yang menahun, akibatnya pada saat usia reproduksi dan melahirkan kelak akan mengalami gangguan imbang janin dan jalan lahir.

Upload: bardahwasalamah

Post on 24-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

fistula

TRANSCRIPT

Page 1: My Fistula

My Life

SABTU, 11 JANUARI 2014

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kasus Fistula Vesiko Vaginalis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Fistula Vesiko Vagina banyak ditemukan di negara sedang berkembang sebagai akibat

persalinan yang lama maupun penanganan yang kurang baik. Di negara maju Fistula Vesiko

Vagina terbanyak disebabkan oleh tindakan operasi histerektomi baik secara abdominal

maupun transvaginal. (Sarwono, 2010)

Fistula Vesiko Vagina merupakan kasus yang tidak seorangpun membayangkan akan

terjadi pada dirinya. Penderitaan pasien, bukan hanya pada fisik saja berupa mudahnya

mengalami ISK, namun memiliki dampak psikososial yang dirasakan lebih menyakitkan.

Penderita merasa terisolasi dari pergaulan, keluarga dan lingkungan kerjanya oleh karena

senantiasa mengeluarkan urine dan bau yang tidak sedap setiap saat. Tidak jarang suami akan

meninggalkannya dengan alasan tidak terpenuhinya kebutuhan biologis dengan wajar.

(Sarwono, 2010)

Kasus Fistulla Obstetri seringkali dialami oleh para wanita dari kalangan sosio ekonomi

yang rendah dimana pada saat kehamilan dan persalinan tidak mendapat pelayanan yang

memadai sehingga persalinan berlangsung lama dan terjebak pada persalinan kasip.

Kompresi kepala janin pada jalan lahir akan menyebabkan dinding vagina, kandung

kemih serta urethra mengalami nekrosis dan selanjutnya akan terjadi fistula. Kehidupan

masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi yang rendah akan menyebabkan gangguan

kekurangan gizi yang menahun, akibatnya pada saat usia reproduksi dan melahirkan kelak

akan mengalami gangguan imbang janin dan jalan lahir.

Pada kasus seperti ini apabila tidak mendapatkan pelayanan obstetri yang memadai saat

persalinan, penderita akan mengalami persalinan kasip.

Angka kejadian pasti di Indonesia sulit didapatkan oleh karena banyak laporan hanya

menggambarkan kejadian pada penderita yang datang ke Rumah Sakit. WHO (1991)

melaporkan angka kejadian di Afrika 55 – 80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethiopia 90 %

disebabkan oleh persalinan kasip.

1.2    Tujuan

1.2.1        Tujuan Umum

Page 2: My Fistula

1.      Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu post fistuloraphy atas

indikasi fistula vesiko vaginalis rawatan hari ke-5 dan 6

1.2.2        Tujuan Khusus

1.      Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko

vaginalis di ruang Ginekologi Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

2.      Melakukan pengkajian data objektif pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko

vaginalis di ruang Ginekologi Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

3.      Melakukan diagnosis pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis di ruang

Ginekologi Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

4.      Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula

vesiko vaginalis di ruang Ginekologi Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

1.3    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula

vesiko vaginalis rawatan hari ke-5 dan 6?

2.      Bagaimana cara pengumpulan data Subjektif, Objektif, Assesment, Planning, pada ibu post

fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis rawatan hari ke-5 dan 6 yang dituangkan

dalam bentuk SOAP?

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1    Pengertian

Fistula genitourinaria adalah terbentuknya hubungan antara traktus genitalis dan traktus

urinarius. Bentuk yang tersering adalah fistula vesikovaginal dan fistula ureterovaginal.

Fistula vesikovaginal yaitu terbentuknya fistel atau lubang pada dinding vagina yang

menghubungkan kandung kemih dengan vagina, akibatnya urine keluar melalui saluran

vagina tanpa disadari. (Sarwono, 2010)

Page 3: My Fistula

2.2    Etiologi

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Fistula Vesiko Vagina antara lain :

1. Komplikasi Obstetrik, yaitu terjadi karena persalinan.

a.       Karena robekan oleh forceps, alat-alat yang meleset atau karena sectio sesare

b.      Karena nekrosis tekanan, dimana jaringan tertekan lama antara kepala anak dan sympisis

seperti pada persalinan dengan panggul sempit, hydrocepalus atau kelainan letak. Kalau

pembukaan belum lengkap dapat terjadi fistula cervicalis atau fistel ureter, sedangkan pada

pembukaan lengkap biasanya terjadi fistula vesico vaginalis. Pengawasan kehamilan yang

baik disertai pimpinan dan penanganan persalinan yang baik pula akan mengurangi jumlah

fistel akibat persalinan.

Fistel karena perlukaan atau robekan terjadi segera setelah partus, sedangkan fistel karena

nekrosis (partus lama) terjadi 4-7 hari post partum.

2. Operasi Ginekologi, terjadi pada :

         Karsinoma, terutama karsinoma servisis uteri

         Karena penyinaran : baru timbul 2-5 tahun setelah penyinaran

         Karena operasi ginekologis : pada histerektomi abdominal dan vaginal atau operasi untuk

prolaps dapat terjadi perlukaan vesika urinaria. Pada histerektomi totalis dapat terjadi lesi dari

ureter atau kandung kemih.

3. Fistula Traumatik, terjadi pada:

         Pada abortus kriminalis

         Perlukaan oleh benda-benda runcing, misalnya karena terjatuh pada benda yang runcing.

         Karena alat-alat : kateter, sonde, kuret

4. Penyebab lain yang jarang ditemukan seperti kondisi peradangan saluran

pencernaan, penyakit chronis, trauma yang berasal dari benda asing dan kelainan

kongenital

2.3    Gejala

Secara klinis gejala Fistula Vesiko Vagina mengalami inkontinen urine dan tidak ada

rasa nyeri. Komplikasi yang sering terjadi yaitu adanya iritasi pada daerah perineum dan paha

atas, dermatitis kronis, infeksi saluran kemih serta penumpukkan kristal (Calculi pada buli-

buli), amenorrhoe sekunder sebagai akibat sentral oleh karena depresi berat dan endometritis.

Juga dapat terjadi striktura / stenosis vagina yang merupakan gejala yang sering bersamaan

dengan fistula.

Fistula sebagai akibat trauma obstetrik dapat timbul segera setelah persalinan atau

beberapa lama setelah persalinan, sedangkan fistula akibat tindakan operasi ginekologi 5 - 14

hari pasca bedah.

Pada fistula yang kecil urine dapat merembes sedikit. Gejala paling sering dari Fistula

Vesiko Vagina adalah inkontinensia total involunter yaitu adanya iritasi daerah vulva dan

seringnya terjadi ISK. Trias gejala yang timbul setelah tindakan pembedahan : sekret air

kencing, nyeri perut dan kenaikan suhu badan dapat dipastikan adanya Fistula Vesiko

Vagina.

Page 4: My Fistula

2.4    Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya fistula vesikovaginalis adalah:

-          Persalinan lama                                             -    Operasi pelvis

-          Riwayat pelvic inflamatory disease              -    Keganasan pelvis

-          Endometriosis                                               -    Infeksi

-          Diabetes                                                        -    Perubahan anatomi pelvis

2.5    Klasifikasi

Terdapat 2 jenis fistula vesikovaginalis, yaitu :

1.      Simple vesicovaginal fistulae

         Ukuran fistula < 2-3 cm dan terletak supratrigonal

         Tidak ada riwayat radiasi atau keganasan

         Panjang vagina normal

2.      Complicated vesicovaginal fistulae

         Mempunyai riwayat radiasi sebelumnya

         Terdapat keganasan pelvis

         Vagina pendek

         Ukuran fistula > 3 cm

         Mengenai trigonum vesika urinaria

2.6    Diagnosis

Pada Fistula yang besar untuk membuat diagnosis tidaklah sulit oleh karena dengan mudah

dapat dilihat dan diraba, akan tetapi Fistula yang kecil sangat sulit. Untuk itu diperlukan

pemeriksaan tambahan antara lain :

1.      Tes pewarnaan Urine (Test Metilen Biru)

Dilakukan jika dengan pemeriksaan Spekulum lokasi Fistel sukar ditentukan. Beberapa kasa

diletakkan dalam vagina, kemudian kandung kemih diisi dengan metilen biru melalui kateter

sebanyak 30-50 cc. Setelah 3 – 5 menit kasa dalam vagina dikeluarkan satu per satu dengan

mudah dapat terlihat adanya cairan metilen biru dan sekaligus dapat mengetahui lokasi

Fistula Vesiko Vagina.

2. Cara lain yang hampir sama yaitu ( Test Tampon Moir )

Disini digunakan untuk membedakan antara Fistula Utero Vagina yang kecil dan Fistula

Vesiko Vagina.

Caranya : 150 – 200 cc larutan metilen biru dimasukkan dalam kandung kemih, sebelumnya

sudah dimasukkan 3 tampon dalam vagina. Pasien kemudian disuruh jalan-jalan selama 10-

15 menit, kemudian tampon dikeluarkan. Jika tampon bagian bawah basah dan berwarna biru

maka kebocoran dari urethra. Jika bagian tengah basah dan berwarna kebiruan berarti dari

Fistula Vesiko Vagina. Jika bagian atas yang basah tetapi tidak berwarna biru berarti dari

ureter.

3. Endoskopi ( Cystoscopy )

Page 5: My Fistula

Dapat membedakan lokasi dan ukuran Fistel serta derajat reaksi radang sekitar Fistel. Banyak

Fistel yang terjadi sesudah tindakan histerektomi dan lokasi biasanya dibelakang cela intra

uterin dan berhubungan dengan dinding anterior vagina.

4. Pemeriksaan Radiologis

IVP dilakukan untuk membedakan Fistula Vesiko Vagina atau Obstruksi Ureter dengan

retrograde Pyelogram paling bermakna untuk menentukan adanya Fistula Vesiko Vagina.

Retrograde Pyelogram dilakukan jika pada IVP ditemukan keadaan yang abnormal atau

lokasi Fistula sukar ditentukan.

2.7    Prinsip dan Metoda Penanganan

Suatu fistula yang diketahui 3 – 7 hari sesudah operasi dapat diperbaiki segera secara

transabdominal atau transvaginal. Tetapi fistula yang diketahui sesudah 7 – 10 hari

postoperasi akan diobservasi sampai proses radang dan indurasi hilang.

Suatu fistula postoperasi yang kecil dalam keadaan yang tenang dapat sembuh, dengan

drainase buli-buli selama 2-3 minggu. Ketika didiagnosis adanya fistula vesikovaginal

postoperasi, stent ureter segera dimasukkan dan dipasang selama 2 minggu. Karena oedema,

pemasangan ini bisa gagal dan diulangi minggu berikutnya. Penyembuhan spontan fistula

ureterovaginal dapat terjadi dimana kontinuitas lumen ureter dan infralesi ureter normal.

Fistula yang kecil, berukuran < 2 mm, dahulu dilakukan fulgurasi atau kauterisasi kimia

dengan drainase buli-buli. Cara ini memiliki angka kegagalan tinggi dengan tambahan

perlukaan serta kerusakan pada jaringan sekitar. Penanganan modern fistula persisten dengan

pembedahan meskipun fistula tersebut berukuran sangat kecil.

Tidak ada penanganan medikal yang dapat mengkoreksi fistula vesikovaginal dan fistula

ureterovaginal dengan memuaskan. Meskipun estrogen conjugated (oral atau transvaginal)

dapat memperbaiki jaringan vagina menjadi lebih lunak dan lembut untuk persiapan reparasi

fistula. Hal ini penting untuk wanita postmenopause dan wanita dengan vaginitis atropik.

Dapat juga diberikan estrogen vaginal cream pada pasien hipoestrogenik. Estrogen vaginal

cream diberikan selama 4 – 6 minggu, dosis 2 – 4 gr saat tidur sekali per minggu.

Untuk mengurangi risiko cystitis, produksi mukus yang banyak, dan terbentuknya batu

buli-buli, maka urine diasamkan dengan diberikan Vitamin C oral 3 x 500 mg per hari. Untuk

higiene pribadi dan perawatan kulit, maka rendam duduk dengan kalium permanganat. Untuk

fistula yang kecil, dapat dilakukan pemasangan katheter selama 4 – 6 minggu. Meskipun

drainase dengan katheter atau fulgurasi pada pinggir fistula jarang berhasil sebagai

pengobatan fistula.

Prinsip Perbaikan dengan Pembedahan 7,10 :

1. Waktu. Dianjurkan menunggu selama 3-6 bulan sampai infeksi dan udem

hilang. Penutupan dini saat diagnosis ditegakkan merupakan alternatif, bilamana

jaringan sekitar kering dan bebas infeksi. Fistula akibat radiasi penutupan dilakukan

sesudah 12 bulan.

2. Posisi yang tepat sangat diperlukan, dengan pasien biasa pada posisi litotomi

dorsal sedikit Trendelenburg’s. Sebagian besar fistula nampak pada posisi ini. Pada

Page 6: My Fistula

beberapa kasus dengan posisi knee-chest, terutama untuk lesi vaginal anterior dengan

tarikan pada bagian belakang pubis. Asisten pada kedua sisi diperlukan, dan paparan

yang bagus didapat dengan menggunakan retraktor Sims, Breisky, atau Wertheim .

3. Mobilisasi dan diseksi saluran fistula dan jaringan sekitar sangat penting.

Dianjurkan mengeksisi seluruh mukosa vagina untuk menutup saluran fistula.

4. Penutupan dengan pembedahan dilakukan tanpa tekanan dan sebaiknya

diperhatikan kedua sisinya agar tidak terjadi tumpang tindih. Jika kemudian tidak bisa

dilakukan, interposisi jaringan flap mungkin dapat dikerjakan. Penutupan buli-buli

harus kuat, dan ini bisa diuji dengan memasukkan larutan metilen biru atau susu steril

ke dalam buli-buli.

5. Drainase buli-buli postoperasi lebih baik dipasang katheter suprapubis selama

10-14 hari, dan keuntungan pemasangan katheter suprapubis dibanding katheter uretra

terutama pada penurunan risiko infeksi saluran kencing, pasien lebih nyaman, dan

pengosongan dini 

6. Materi dan instrumen

Penggunaan lampu penerang, instrumen dan materi yang memadai sangat dianjurkan.

Instrumen yang diperlukan gunting Kelly, Allis forsep, pengait, retraktor Sims, alat

penghisap ukuran kecil dan bisturi dengan pegangan panjang.  Benang yang dipakai ukuran

3-0 atau 4-0 yang diserap tubuh dengan jarum atraumatik. Gunakan jahitan interupted karena

lebih hemostatik, dan dijahit 2 lapis.

Macam-macam benang yang diserap (absorbable) :

Catgut                                     : diabsorbsi lengkap dalam 2 – 3 minggu

Polyglactin 910 (Vicryl)          : diabsorbsi lengkap dalam 60 – 90 hari

Polyglycolic acid (Dexon)       : diabsorbsi lengkap dalam 90 – 120 hari

Polydioxanone (PDS II)         : diabsorbsi lengkap dalam 180 hari

2.8    Penatalaksanaan

1.      Penatalaksanaan pre-operasi

a.       Konseling pasien dan keluarga tentang keberhasilan operasi dan kompliksainya

b.      Persiapan fisik , dan  laboratorium

c.       Sebelum menentukan perencanaan penanganan, maka harus dapat diidentifikasi dengan baik

dan benar mengenai :  Keadaan organ urogenital

  Lokasi, ukuran dan jumlah fistula

  Jaringan sekitar fistula dapat atau layak untuk penutupan fistula

  Fungsi uretra dan leher buli-buli

  Jika ada infeksi saluran kemih harus diobati dahulu dengan pemeriksaan kultur urine dan tes

sensitivitas. Sehingga dapat diberikan antibiotika yang tepat karena adanya fistula penderita

sering mengalami bakteriuri

Page 7: My Fistula

d.      Jika ada peradangan pada vagina dan proses inkrustasi pada pinggiran fistula diperlukan

perawatan khusus dengan pembilasan vagina dengan mengunakan larutan asam laktat satu

sendok dilarutkan dalam satu liter air hangat 1 -2 kali sehari. Sedangkan pembilasan buli-buli

dengan boorwater.

e.       Diberikan injeksi IM 1 mg estradiolbenzoat setiap hari selama 1-2 minggu dilanjutkan 2

minggu pasca bedah.

f.       Iritasi kulit genitalia eksterna dan sekitarnya yang mengalami dermatitis diberikan salep

antibiotika dan setelah peradangan sembuh diberikan perlindungan salep zinc

2.      Penatalaksanaan operasi

         Operasi transvaginal

Reparasi transvaginal memberikan keuntungan, perdarahan minimal, morbiditas dan

mortalitas rendah, waktu operasi lebih pendek, dan waktu pemulihan post operasi lebih

pendek. Pendekatan pervaginal mengurangi manipulasi saluran pencernaan, mengurangi

morbiditas khususnya pada pasien dengan fistula karena radiasi.

Sebelum memulai operasi transvaginal harus terlebih dulu dilakukan seleksi terhadap

jenis fistula urogenital yang akan dioperasi .

Jenis fistula urogenital :     

         fistula urethrovaginal

         fistula vesikovaginal

         fistula vesikoservikal

         fistula ureterovaginal

Penanganan dengan pendekatan transvaginal hanya dikerjakan pada jenis fistula

urethrovaginal , fistula vesikovaginal , fistula vesikoservikal dan tidak dilakukan pada fistula

ureterovaginal yang biasanya terjadi sebagai komplikasi histerektomi.

         Operasi transabdominal ( suprapubik )

Pendekatan yang biasa dipakai oleh ahli ginekologi adalah melalui vagina. Terdapat

beberapa fistula yang tidak bisa melalui perbaikan vagina. Jika pasien dirujuk ke ahli urologi,

pendekatan abdominal menjadi pilihan utama kecuali fistula terletak di bagian yang sangat

rendah dari vagina. Ada beberapa situasi yang oleh seorang ahli ginekologi disarankan untuk

dilakukan pendekatan abdominal :

         Kegagalan perbaikan berulang kali.

         Diameter fistula lebih dari 4 cm

         Daerah operasi sangat sempit, ada scar vagina.

         Jika lubang fistula berdekatan dengan muara ureter, diperlukan pemasangan ureter katheter,

mobilisasi buli-buli.

         Lubang ureter menutup puncak fistula.

         Jika memerlukan ureteroneocystostomy

         Pasien menginginkan untuk perabdominal

Page 8: My Fistula

         Kontraktur vesika sehingga diperlukan operasi tambahan membesar kapasitas vesika dengan

penambahan dari sigmoid, colon, atau ileum

Prinsip pendekatan abdominal untuk penutupan fistula sama seperti pada pendekatan

vagina. Dinding buli-buli harus dapat bergerak bebas, dan jahitan penutup harus dua lapis

dengan jahitan jelujur 3-0 poliglikolik atau kromik. Bila lubang ureter menutup puncak

fistula, dipasang stent ureter untuk mencegah perlukaan pada ureter. Pada keadaan dimana

ureter tepat di atas fistula, dilakukan pemotongan dan pemasangan kembali jauh dari daerah

penutupan. Pada kasus dengan peradangan hebat atau minimalnya vaskularisasi perlu

dilakukan pembersihan sebelumnya, omental flap atau paravesical peritoneal flap dapat

membantu proses penyembuhan.

         Kombinasi transvaginal dan transabdominal

2.      Penatalaksanaan pasca operasi

a.      Luka operasi penutupan fistula pada dinding vagina dilindungi dengan sofratule selama 24

jam pasca bedah untuk mencegah infeksi

b.      Dipasang dauer katheter selama 2 minggu agar buli-buli tetap kering sehingga buli-buli tidak

teregang.

c.       Buli-buli setiap hari dibilas dua kali dengan 50 ml larutan boorwater 3% dan instilasi

antibiotika (uronebacetin) 10 ml selama 30 menit, selama ini dauer katheter diklem untuk

sementara. Kantong penampung urin setiap 24 jam diganti yang baru .

d.      Selama 7 hari post operasi bedrest total, kemudian mobilisasi ditempat tidur miring kiri dan

ke kanan dan setelah 12-14 hari boleh jalan

e.       Pada hari ke-10 pasca bedah katheter diklem setiap 20 menit dan berikutnya diklem lebih

lama dan maksimal setiap 2 jam sekali, pada hari ke-14 katheter dilepas. Jika penderita dapat

kencing, maka penderita disuruh mengosongkan buli-buli setiap 1 jam, kemudian bertahap

setiap 2-3 jam.

f.       Proses penyembuhan luka operasi dipercepat dengan injeksi IM 5 mg folikelhormon

seminggu sekali

g.      Jika selama 2-3 hari setelah katheter dilepas, kencing tidak bocor lagi maka penderita

dipulangkan dan kontrol 6 minggu kemudian

h.      Disarankan tidak melakukan coitus selama 10-12 minggu setelah pulang dari rumah sakit.

Komplikasi pasca operasi  :  Ureter obstruksi, dapat berupa obstruksi karena terjahit atau terlipat akibat jahitan di sekitar

ureter. Dapat diketahui dengan evaluasi cystoskopi.  Perdarahan vesika, dapat terjadi akibat perlukaan mukosa vesika. Bekuan dapat menyumbat

katheter sehingga distensi vesika yang berlebihan mengakibatkan jaringan yang baru dijahit

terbuka. Bekuan ini dapat dibersihkan dengan penghisap melalui uretra.  Infeksi , terjadi karena invasi kuman daerah genital, umumnya gram negatip. Antibiotika

profilaksis diberikan sebelum operasi.

Page 9: My Fistula

  Fistula terbuka, kegagalan penutupan fistula biasanya diketahui hari 7 – 10, penderita

mengeluh ngompol kembali. Ganti katheter dengan ukuran lebih besar memastikan urine

dapat keluar dengan lancar, penutupan spontan diharapkan dapat terjadi. Jika tetap bocor,

dilakukan operasi ulang setelah 3 bulan.  Inkontinensia , pada vesika yang kontraktur terjadi gangguan pada sfingter, meskipun fistula

sudah tertutup baik, penderita tidak dapat menahan kencing, urine keluar spontan.

BAB III

STUDI KASUS

3.1    Kasus

Page 10: My Fistula

Seorang pasien perempuan usia 29 tahun datang ke Ruang Ginekologi RSUP Dr. M.

Djamil Padang tanggal 4 September 2013 pukul 09.30 WIB kiriman poliklinik dengan

diagnosa fistula vesiko vaginalis.

Pasien mengeluhkan BAK keluar dari vagina sejak 2 tahun yang lalu, mengalir tanpa

disadari sehingga pasien menggunakan pampers (2-3 x ganti). Pasien melahirkan anak ke-2 di

Puskesmas 2 tahun yang lalu, lahir bayi perempuan 4000 gram secara spontan dan

meninggal. BAB biasa. Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal, yaitu tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 20x/menit dan suhu 37 ºC.

Pada saat itu dilakukan pemeriksaan:

-          Inspekulo

         Vagina : tumor (-), laserasi (-), tampak cairan bening merembes dari dinding anterior vagina,

berbau pesing

         Portio : ukuran sebesar jempol tangan dewasa, OUE tertutup

-          VT Bimanual

         Vagina : teraba fistula sebesar jari tangan dewasa pada 1/3 tengan vagina  anterior

         Portio : ukuran sebesar jempol tangan dewasa, OUE tertutup

Pada tanggal 5 September 2013 pukul 11.00 WIB, dilakukan operasi fistuloraphy selama

180 menit. Setelah dilakukan operasi, pasien diberi NaCl 0,9 % pada three way kateter no.22,

16 tetes/ menit selama 2 minggu.

3.2    Format Pengkajian Data

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA

NY “M” POST FISTULORAPHY ATAS INDIKASI FISTULA

VESIKO VAGINALIS DI RUANG GINEKOLOGI IRNA A

KEBIDANAN RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

TANGGAL 9-10 SEPTEMBER 2013

Tanggal           : 9 September 2013                                                        No.MR         :

Pukul               : 15.00 WIB

I. PENGUMPULAN DATA

    A. Identitas / Biodata

Nama Ibu           :  Ny. M                                   Nama Suami    : Tn. N

Umur                 : 29 tahun                                Umur               : 48 tahun       

Suku/Bangsa      : Minang/ Indonesia                Suku/Bangsa   : Minang/ Indonesia

Page 11: My Fistula

Agama               : Islam                                     Agama             : Islam            

Pendidikan        : SD                                         Pendidikan      : SD    

Pekerjaan           : IRT                                        Pekerjaan         : Swasta          

Alamat rumah    :  Surian, Kab. Solok               Alamat rumah :  Surian, Kab.

Solok                                         Selatan                                                      Selatan

B. Data Subjektif

1.    Keluhan utama (jika ada pengeluaran pervaginam kaji warnanya, bau, banyaknya), nyeri

yang dirasakan ibu atau ada pembengkakan): tidak ada

2.    Riwayat Perkawinan

-       Kawin                                 :  1 kali

-       Kawin pertama umur          :  22 tahun

-       Dengan suami sekarang      :  8 tahun

3.     Riwayat menstruasi                 

-       . Haid pertama                    :  umur 13 tahun

-        Teratur/tidak teratur          : tidak teratur

-       Siklus                                  : ± 30 hari

-       Lamanya                             : 3-4 hari

-       Banyaknya                          : 2-3 x ganti duk

-       Sifat darah                          : encer

-       dismenorrhoe                      : ada

4.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N

o

Tgl

lahir

anak

Usia

kehamila

n

Tempat

persalina

n

Jenis

persalina

n

Penolon

g

Komplikasi Bayi Nifas

Ib

uBayi

J

k

BB/

PB

Keadaa

n

Lak

tasi

Keadaa

n

1200

7Aterm Dukun Spontan Dukun - -

P

r

Tidak

diukurbaik

bai

kbaik

2201

1Aterm

Puskes

masSpontan Bidan -

Menin

g

gal

P

r

4000g

r

49 cm

Mening

gal

bai

kbaik

5.    Riwayat kontrasepsi

-       Jenis kontrasepsi                 : Pil KB

-       Mulai penggunaan             : th. 2007

-       Berhenti                              : th. 2009

-       Alasan berhenti                   : ingin punya anak lagi

Page 12: My Fistula

       

6.    Riwayat Kesehatan

-       Penyakit yang pernah/sedang diderita                   : fistula vesiko vaginalis

-       Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga     : tidak ada

-       Riwayat penyakit sekarang                                                : post fistuloraphy

7.    Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari- hari

-       Pola nutrisi                        Makan                      Minum

Frekuensi              :      2-3x sehari               6-7 gelas/ hari

Macam                 : nasi, lauk, sayur            air putih, air teh

Jumlah                  : 1 piring sedang             1 gelas sedang

-       Pola Eliminasi                   BAK                           BAB

Frekuensi              :    dikateterisasi                 1x 2 hari

Warna                   :    kuning jernih          kuning kecoklatan

Jumlah                  :   ± 2000 cc/ hari

-       Pola Aktivitas

Kegiatan sehari-hari         : pekerjaan rumah tangga

Istirahat/Tidur                  : ± 9 jam/ hari

-       Seksualitas

Frekuensi              : sejak sakit tidak ada

Keluhan                : urine mengalir dari vagina tanpa disadari

-       Personal Hygiene

Kebiasaan mandi                                      : 2 x sehari

Membersihkan alat kelamin                     : ada, setiap mandi dan habis BAK, BAB

Mengganti pakaian dalam                        : 2 x sehari

Jenis pakaian dalam yang digunakan       : bahan katun

8.    Keadaan psikososial spiritual

-       Pengetahuan ibu tentang gangguan/penyakit yang diderita saat ini :

Ibu tidak mengetahui mengenai penyakit yang sedang dideritanya.

-       Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi :

Ibu tidak tahu tentang kesehatan reproduksi.

-       Dukungan suami/ keluarga :

Ada, suami selalu mendampingi ibu selama di rawat di ruang ginekologi.

C. Data Objektif

1.    Pemeriksaan umum

Page 13: My Fistula

-       Kesadaran               : CMC

-       Tanda Vital            

Tekanan Darah     : 110/70 mmHg

Nadi                     : 82 x/ menit

Pernafasan            : 20 x/ menit

Suhu                     : 37 ºC

-       BB                          : 60 kg

     TB                          : 150 cm

2.  Pemeriksaan Khusus

-       Rambut                   : bersih, tidak ada ketombe

-       Mata                       : konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik

-       Mulut                      : bersih, tidak pucat, gigi tidak ada karies

-       Leher                      : tidak ada pembesaran dan pembengkakan

-       Payudara                

Bentuk                           :  simetris kiri dan kanan

Pembengkakan               :  tidak ada

Pengeluaran                   :  (-)

-       Abdomen

Bentuk               : normal

Pembesaran        : normal

Bekas Luka        : tidak ada

Nyeri tekan        : tidak ada

Massa                 : tidak ada

-       Genitalia eksterna

Kebersihan         : baik

Kemerahan         : tidak ada

Pembengkakan   : tidak ada

Varices               : tidak ada

Oedema             : tidak ada

Pengeluaran pervaginam:  tidak ada

-       Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

-       Ekstermitas

Atas       : tidak oedema

Bawah    : tidak oedema

D. Pemeriksaan Laboratorium (disesuaikan dengan indikasi)

-       Labor biasa                                                      : Hb : 13,3 gr %

-       Pemeriksaan getah vulva dan vagina              : tidak dilakukan

-       Pemeriksaan sitologi vagina (pap smear)         : tidak dilakukan

Page 14: My Fistula

3.3    Pendokumentasian SOAP

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA

NY “M” POST FISTULORAPHY ATAS INDIKASI FISTULA

VESIKO VAGINALIS DI RUANG GINEKOLOGI IRNA A

KEBIDANAN RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

TANGGAL 9-10 SEPTEMBER 2013

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PELAKSANAAN

Tanggal : 9

September

2013

Pukul : 15.00

WIB

        Ibu merasa

kainnya basah

karena banyak

air yang

keluar dari

kemaluannya

setelah

kembali dari

kamar mandi

-     Tanda vital :

      Tekanan darah : 110/70 mmHg

      Suhu : 37 ºC

      Pernapasan : 20 x/menit

      Nadi : 82 x/menit

-     Inspeksi : Semua dalam batas normal

-    Teraphy/

Cefixime 2x1

Asam mefenamat 3x1

B.comp 2x1

-    Ibu terpasang NaCl 0,9 % pada three way cateter

no.22, 16 tetes/menit

-     Pemeriksaan Labor :

       Hb : 13,3 gr%

                                                                                   

Ibu post

fistuloraphy

atas indikasi

fistula vesiko

vaginalis

rawatan hari

ke-5

1.      Mengontrol KU dan

TTV ibu serta

menginformasikan

pada ibu bahwa KU

ibu baik setelah

operasi..

E : Ibu sudah mengetahui

hasil pemeriksaan

2.    Menganjurkan ibu

untuk bed rest total

dan tidak boleh duduk

dan berjalan ke kamar

mandi dulu selama 7

hari ini, karena ibu

masih dalam proses

pemulihan setelah

Page 15: My Fistula

operasi.

E : Ibu mengerti dan

berjanji untuk tidak

duduk dan berjalan-

jalan dulu

3.      Memeriksa keadaan

kateter ibu.

E : Sambungan selang

infus ke kateternya

longgar dan telah

dieratkan lagi.

4.     Menganjurkan ibu

untuk banyak minum

air putih yaitu 3 botol

aqua besar per hari

agar urine ibu lancar

dan untuk mengontrol

keadaan urine ibu.

E : Ibu hanya mampu

menghabiskan 1 ½

botol aqua besar air

putih per harinya.

5.    Menganjurkan ibu

untuk makan yang

cukup agar kondisi ibu

segera pulih

E : Porsi yang diberikan

petugas rumah sakit

habis oleh ibu.

6.      Mengingatkan ibu

untuk minum obat

yang telah di resepkan

dokter untuk

memulihkan kondisi

ibu.

E : Ibu sudah minum

obat setelah makan

Page 16: My Fistula

siang tadi

Tanggal : 9

September

2013

Pukul : 08.00

WIB

        Ibu

mengatakan

gerah dan

ingin mandi

-     Tanda vital :

      Tekanan darah : 110/70 mmHg

      Suhu : 37 ºC

      Pernapasan : 22 x/menit

      Nadi : 84 x/menit

-     Inspeksi : Semua dalam batas normal

-    Teraphy/

Cefixime 2x1

Asam mefenamat 3x1

B.comp 2x1

-    Ibu terpasang NaCl 0,9 % pada three way cateter

no.22, 16 tetes/menit

Ibu post

fistuloraphy

atas indikasi

fistula vesiko

vaginalis

rawatan hari

ke-6

1.      Menginformasikan

kepada ibu bahwa

keaadaan umum ibu

baik.

E : Ibu sudah

mengetahui hasil

pemeriksaan

2.      Memfasilitasi ibu

untuk mandi di tempat

tidur.

E : Ibu sudah dibantu

untuk mandi di tempat

tidur

3.      Melakukan vulva

hygiene.

E : vulva hygiene telah

dilakukan

4.      Menganjurkan ibu

untuk makan pagi.

E : ibu sudah makan,

porsi yang diberikan

habis oleh ibu

5.      Mengingatkan ibu

untuk minum obat.

E : ibu sudah minum

obat setelah makan

pagi

6.      Menganjurkan ibu

untuk istirahat.

E : ibu akan

beristirahat

Page 17: My Fistula

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pelayanan asuhan kebidanan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko

vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter. Asuhan yang diberikan kepada ibu tersebut,

seperti mengontrol keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital, menganjurkan ibu untuk bed

rest total dan banyak minum air putih sesuai yang diinstruksikan dokter, menganjurkan ibu

untuk makan yang cukup dan mengingatkan ibu untuk rutin minum obat yang diresepkan

dokter.

4.2 Saran

Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan

khusunya berguna bagi penulis  dalam memberikan Asuhan kebidanan patologi pada ibu post

fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis. Dalam pembuatan makalah ini, penulis

menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun, agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik

lagi.