musik sebagai media perlawanan dan kritik sosial...

130
MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL (ANALISIS WACANA KRITIS ALBUM MUSIK 32 KARYA PANDJI PRAGIWAKSONO) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) Oleh: MUHARAM YULIANSYAH NIM: 1110051000010 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: nguyenanh

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN

KRITIK SOSIAL

(ANALISIS WACANA KRITIS ALBUM MUSIK 32

KARYA PANDJI PRAGIWAKSONO)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:

MUHARAM YULIANSYAH

NIM: 1110051000010

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya
Page 3: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya
Page 4: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

i

ABSTRAK

Muharam Yuliansyah

1110051000010

Musik Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial (Analisis Wacana Kritis

Album 32 Karya Pandji Pragiwaksono)

Musik selain sebagai sarana hiburan juga sebagai media dalam

menyampaikan pesan-pesan berupa kritik sosial dan perlawanan yang

menggambarkan realitas sosial di masyarakat. Hal itu pula yang melatarbelakangi

Pandji Pragiwaksono untuk menggunakan musik hiphop/rap sebagai media untuk

menumpahkan keresahannya mengenai kritik dan perlawanan terhadap kondisi

sosial politik di Indonesia menyambut pemilu 2014. Album 32 adalah album

keempat Pandji yang sarat bertemakan kritik sosial dan politik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan mayornya adalah

Bagaimana bentuk perlawanan dan kritik sosial yang diwacanakan dalam album

32? Kemudian pertanyaan minornya adalah model analisis dan teori apa yang

digunakan dalam penelitian ini? Apa saja factor-faktor yang melatarbelakangi

Pandji Pragiwaksono dalam membuat album 32?

Dalam album 32 sangat kuat sekali bentuk perlawanan dan kritik sosial

terhadap hegemoni Orde Baru dalam menyambut pemilu 2014. Perlawanan itu

ditujukan kepada partai-partai politik dan politisi-politisi di tanah air yang

menggunakan kebangkitan dan semangat Orde Baru untuk meraih simpati dan

dukungan dari masyarakat. Selain itu kritik sosial juga ditujukan kepada rakyat

Indonesia yang masih terbelenggu dan terjebak dalam romantisme dan hegemoni

Orde Baru. Bentuk perlawanan dan kritik sosial itu dituangkan dalam lagu-lagu

dalam album 32, seperti lagu Menolak Lupa, Terjebak, Demokrasi Kita, Pemuda

Bodoh dan Berani Mengubah

Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A.Van Dijk.

Modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan

struktur dan proses terbentuknya teks. Van Dijk melihat bahwa wacana bukan

hanya sebidang teks kosong tanpa makna yang dianggap sudah mewakili

kebenaran saat struktur pembentuk bahasa (sintaksis dan semantik) telah

dipenuhinya. Lebih jauh dari itu Van Dijk melihat bahwa wacana merupakan

sebuah kajian yang memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin disampaikan

pembuatnya. Selain itu teori hegemoni Antonio Gramsci juga digunakan untuk

meneliti perlawanan atas hegemoni Orde Baru.

Kognisi sosial dan pengalaman pribadi Pandji Pragiwaksono menentukan

pesan yang ingin disampaikan dalam album ini yaitu perlawanan dan kritik sosial

terhadap hegemoni Orde Baru. Selain itu juga konteks sosial yang terjadi pada

saat lagu-lagu dalam album 32 diciptakan juga menentukan tema sentral dalam

album ini.

Kesimpulannya, album 32 sangat kental sekali wacana perlawanan dan

kritik sosial terhadap hegemoni Orde Baru dalam menyambut pemilu 2014. Hal

itu tergambar dalam teks (lirik-lirik lagu), hasil kognisi sosial dari pencipta lagu

(pembuat teks) dan konteks sosial yang terjadi pada saat album ini dibuat.

Keywords: Album 32, perlawanan, kritik sosial, wacana, dan hegemoni.

Page 5: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Meskipun banyak kendala-kendala

yang penulis hadapi di tengah perjalanan dan terkadang menjadi beban dan

penghambat proses bagi penulis. Tetapi semua ini penulis jadikan sebagai

pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Dengan usaha dan kerja

keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan berjudul “Musik

Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial (Analisis Wacana Kritis Album 32

Karya Pandji Pragiwaksono)”.

Menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini. Terutama kepada kedua

orang tua yang tak pernah bosan mendoakan anaknya dalam sujud mereka,

memperjuangkan anaknya dengan keringat, doa dan air mata, selalu memberikan

nasihat dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

kelancaran penelitian ini :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wadek I bidang akademik.

Dr. Hj. Roudhonah, MA, selaku Wadek II bidang administrasi umum. Drs.

Suhaimi, M.Si, selaku Wadek III bidang kemahasiswaan.

Page 6: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

iii

2. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku ketua jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, beserta Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku sekretaris

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dr. Rulli Nasrullah, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu penulis hingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas

kesabaran, kemurahan hati, dan kesediaannya memberikan waktu serta

pengarahan pada penulisan skripsi ini.

4. Kepada segenap Dosen Fakultas dakwah dan Komunikasi beserta seluruh

staf karyawan yang telah mendidik dan memberikan ilmunya dengan baik

serta telah membantu peneliti selama perkuliahan.

5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur

sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pandji Pragiwaksono selaku musisi dan pencipta lagu dalam album 32

yang sudah meluangkan waktunya dan memberikan kesempatan untuk

wawancara terkait penelitian Album 32.

7. Ayahanda Kasan Jaya dan Ibunda Yati Nurhayati, yang tak pernah lelah

memberikan semangat dan nasihatnya kepada penulis.

8. Best Partner, Nurpadilah Pitriyanti terima kasih atas dukungan, semangat,

nasihat, kesabarannya dan semuanya.

9. Untuk sahabat-sahabat perjuangan penulis semua kawan-kawanku di KPI

A 2010, dan teman-teman dari KKN AKASIA yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya

kurang lebih 4 tahun untuk membuat cerita yang indah.

Page 7: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

iv

10. Terakhir terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis

yang tidak dapat sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa

terima kasih penulis.

Penulis sadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Oleh karena itu, penulis menyadari pentinganya kritik dan saran yang bersifat

membangun agar dapat menjadi masukan di masa mendatang. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis, dan pihak lain pada

umumnya.

Jakarta, Mei 2015

Muharam Yuliansyah

Page 8: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 7

E. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis Wacana ...................................................................... 18

1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) ....... 19

2. Model Analisis Wacana Kritis Teun Van Dijk ................... 24

B. Musik ...................................................................................... 31

1. Pengertian Musik ............................................................... 33

2. Lagu Sebagai Wacana ........................................................ 36

C. Ideologi dan Hegemoni ........................................................... 38

1. Pengertian Ideologi ........................................................... 38

2. Pengertian Hegemoni ........................................................ 43

D. Cultural Studies dan Budaya Populer ....................................... 46

1. Pengertian Cultural Studies ............................................... 46

2. Pengertian Budaya Populer ............................................... 48

3. Budaya Populer Sebagai Medium Melawan Hegemoni ..... 50

BAB III DESKRIPSI UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Karir Bermusik Pandji Pragiwaksono ...................................... 54

B. Deskripsi Umum Album 32 .................................................... 57

C. Album Musik dan Penghargaan .............................................. 59

1. Album Musik .................................................................... 59

2. Prestasi dan Penghargaan .................................................. 61

Page 9: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Analisis Teks Album 32 .......................................................... 62

1. Struktur Makro ................................................................. 62

2. Superstruktur .................................................................... 68

3. Struktur Mikro .................................................................. 80

B. Analisis Kognisi Sosial Album 32 ........................................... 90

C. Analisis Konteks Sosial Album 32........................................... 97

1. Kekuasaan ........................................................................ 98

2. Akses ................................................................................ 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 103

B. Saran ............................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Skema Penelitian dan Metode Van Dijk................................. 26

2. Tabel 2. Metode Analisis Wacana Van Dijk ........................................ 26

3. Tabel 3. Struktur/Elemen Analisis Teks ............................................. 28

Page 11: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika berbicara seni, maka yang terbayang adalah sebuah keindahan. Seni

sendiri dalam bahasa Inggrisnya disebut art yang berarti indah. Quraish Shihab

mengatakan bahwa seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang

mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia

didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah apapun jenis keindahan

itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan

Allah SWT kepada hamba-hambanya.1

Namun memaknai seni (art) sebagai sebuah keindahan belaka, apalagi

keindahan yang sifatnya artificial saja itu sama dengan mereduksi makna dari arti

seni itu sendiri. Seni pada unsurnya yang paling fundamental adalah justru untuk

mengungkapkan, mengekspresikan realitas yang sebenarnya. Namun, ketika dia

direduksi menjadi sebatas keindahan saja, seringkali justru menjadi alat untuk

menyembunyikan dan menghilangkan realitas yang sesungguhnya.

Smiers dalam bukunya Art Underpressure memaparkan bahwa seni

merupakan arena perjuangan dan perlawanan :

“Seni adalah juga bagian dari perjuangan sosial melalui ekspresi-

ekspresi, kesenangan, kemarahan hasrat, kehalusan budi, kekuasaan, sinisme,

atau ketakutan yang dapat dibagikan melalui sebuah media berupa karya

kepada khalayak.”2

1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat,

(Bandung: Mizan Pustaka, 2007), h. 385 2 Joost Smieers, Art Under Pressure, (Yogyakarta: Insist Press, 2009) h. 5

Page 12: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

2

Pada makna dan fungsinya yang prinsipil, seni lebih dari sekedar

keindahan. Di balik makna dasarnya itu, seni juga merupakan medium

perlawanan. Bahkan makna perlawanan inilah yang paling melekat dalam seni.

Sebab, karakter seni berbeda dengan karakter politik. Kalau politik lebih

menekankan pada establishment, kemapanan dan ketetapan. Maka sebaliknya seni

justru berusaha untuk menggugat kemapanan dan status quo. Resistensi seni ini

nampak paling nyata ketika ia berhadapan dengan kekuasaan. Ketika menghadapi

sistem kekuasaan yang diktator, otoriter, tirani dan anti perubahan, seni

merupakan media paling depan dalam menyuarakan pentingnya pembebasan dan

perubahan.3

Salah satu media seni dan sastra yang cukup sering dijadikan media dalam

mengungkapkan realitas sosial, ketidakadilan dan perlawanan adalah seni musik.

Musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya

memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang

mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan. Pesan atau ide yang

disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan

konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi

memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan

ekonomis. Musik adalah salah satu media paling ampuh untuk menyampaikan

kritik sosial.

Dalam khasanah kesenian Islam, musik muncul sebagai wakil dalam

kesenian masyarakat. Kesenian Islam yang lebih menitikberatkan pada moral dan

religius menjadi sebuah media yang cukup efektif dalam pembelajaran rakyat

3 http://moxeb.blogspot.com/2011/11/seni-sebgai-medium-perlawanan.html diakses pada tanggal

12 januari 2015, pukul 14. 00 WIB

Page 13: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

3

yang kritis, sebagai sebuah ekspresi dalam menyuarakan kebenaran dalam proses

transformasi sosial.4

Untuk mengekspresikan emosi manusia dalam musik, yang paling

mengena memang lewat vocal atau lirik lagu, daripada alat musiknya, seperti yang

dinyatakan Alan P. Merriam:

“One of the obvious sources for understanding of human

buheaviour in connection with musik is the song text. Texts, of course, are

language behavior rather than musik sound, but they are an inthegral part

of mush and there is clear-out evidence that the language used in

connection with musc differs from that of ordinary discourse.”5

Mencermati pernyataan Meriam tersebut, ia menyatakan bahwa untuk

mengetahui perilaku manusia, salah satunya dalam pengungkapan ekspresi

melalui musik dapat diketahui dari lirik atau teks lagunya. Lebih lanjut Meriam

menyatakan bahwa teks lagu dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan

masalah yang mengganggu suatu masyarakat. Ketika teks lagu dapat mengambil

bentuk ejekan atau rasa malu, ini juga dapat sebagai pembebasan psikologis bagi

mereka yang terlibat di dalamnya.6

Musik diketahui memiliki fungsi komunikasi. Melalui lagu, musisi

menjadikan musik sebagai media komunikasi untuk menyampaikan apa yang ada

dalam benaknya. Ada banyak nama-nama besar yang menumpahkan ekspresi

pemberontakannya melalui musik dan itu ditandai dengan munculnya perubahan

akibat aksi artistiknya tersebut. Sebut saja nama-nama seperti John Lennon, Billie

Holiday, Bob Dylan, Bob Marley, The Doors, The Clash, The Exploited, The

Who dan yang lainnya yang turut mewarnai lahirnya musik-musik bernuansa

4 Abdurrahman al-Baghdadi, Seni dalam pandangan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), h.

63-64 5 Alan P. Merriam, The Antrofology of music, (North Western University Press, 1964), h. 187.

6 Alan P. Merriam, The Antrofology of music, h. 201

Page 14: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

4

rebel. Di Indonesia sendiri banyak musisi yang menelurkan lagu-lagu yang

bertemakan perlawanan dan kritik sosial terlebih ketika berada di suatu zaman

yang susah untuk berekspresi dan penuh dan kekangan (baca: Orde Baru).

Sebut saja Iwan Fals yang sering membawakan lagu kritik sosial, baik

bersama Swami, Kantata Takwa, maupun secara solo. Beberapa karyanya antara

lain Siang Seberang Istana, Surat Untuk Wakil Rakyat, ataupun Bongkar. Selain

Iwan Fals, pada dekade 1990-an juga ada Slank yang kerap membawakan lagu

bertema kritik sosial. Bahkan pada tahun 2008, Slank pernah bikin gerah anggota

DPR lewat lagu Gossip Jalanan.

Begitupun dengan saat ini, adalah Pandji Pragiwaksono seorang musisi

(rapper), komedian (komika) dan juga penulis yang disetiap karya-karyanya

banyak memuat pesan-pesan perubahan sosial, perlawanan terhadap ketidakadilan

dan juga kritik sosial.

Pandji Pragiwaksono sudah mengeluarkan 4 album rap dan kebanyakan

tema dalam lagu-lagu yang dia ciptakan adalah bertemakan nasionalisme, kritik

sosial, dan perubahan sosial. Album hip hop pertamanya yang berjudul

Provocative Proactive dirilis pada Maret 2008, disusul dengan album berjudul

You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life

yang dirilis pada 2009, Merdesa pada 2010, dan 32 pada 2012 (Pragiwaksono,

2009).

Dalam salah satu wawancara berjudul “Hip hop: Media Protes yang

Membantu Saya” yang dilakukannya dengan hiphopindo.net, Pandji menegaskan

bahwa hip hop adalah media protes yang ampuh untuk menyuarakan ragam

Page 15: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

5

kegelisahannya terhadap berbagai permasalahan krusial di Indonesia, seperti

demokrasi, nasionalisme, sosial, politik, budaya, dan pendidikan.7

Album 32 merupakan album yang sarat dengan tema sosial dan politik.

Album yang baru dirilis Pada tanggal 21 Mei 2012, bertepatan dengan 14 tahun

turunnya Soeharto. Pandji mengungkapkan “Konsep besar dari album 32 adalah

32 tahun rezim Soeharto yang berdampak kepada 32 tahun kehidupan saya.”8

Konsep besar itu dia tuangkan dalam lagu-lagu yang bernada perlawanan terhadap

hegemoni Orde Baru yang masih ada hingga saat ini, walaupun Orde Baru sudah

ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa dan politik pada tahun 1998.

Album 32 sangat relevan dengan kondisi sosial politik saat ini, dimana

Negara Indonesia yang kurang lebih sudah 16 tahun menjalani masa reformasi

sejak turunnya Soeharto (Orde Baru) yang pernah berkuasa selama 32 tahun,

tetapi justru sebagian rakyat Indonesia malah merindukan atau ingin kembali ke

masa Orde Baru, karena jengah dengan kondisi sosial saat ini yang ternyata tidak

lebih baik dibandingkan dengan masa Orde Baru. Selain itu juga album ini sangat

terkait dengan ramainya tahun-tahun politik (2012-2014) dimana rakyat Indonesia

akan melakukan pemilihan legislative dan presiden Indonesia di tahun 2014.

Menyambut pemilu 2014 ini, partai politik mulai menggunakan mesin-mesin

politiknya untuk meraih simpati masyarakat. Salah satu strategi untuk meraih

simpati masyarakat adalah dengan menggunakan nama besar Soeharto atau

program-program Orde Baru yang dianggap berhasil dan menyejahterakan

rakyatnya sebagai jargon-jargon kampanye mereka. Narasi dan wacana tersebut

7 http://hiphopindo.net/pandji-hip-hop-media-protes-yang-membantu-saya/ diakses pada tanggal

12 januari 2015, pukul 14. 00 WIB 8 http://hiphopheroes.net/album-ke-4-pandji-pragiwaksono-32%E2%80%B3 diakses pada tanggal

12 januari 2015, pukul 14. 00 WIB

Page 16: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

6

coba dilawan Pandji lewat album 32 yang sarat dengan tema perlawanan dan

kritik sosial atas kebangkitan dan romantisme masyarakat terhadap Orde Baru.

Berdasarkan data-data tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap lagu-lagu Pandji Pragiwaksono di album 32 yang secara

khusus memiliki signifikansi dengan tema sosial. Penelitian ini sekaligus juga

dilakukan untuk menganalisis situasi sosial di tengah masyarakat yang

memengaruhinya.

Maka dari itu, penulis akan menggunakan metode analisis wacana kritis

(Critical Discourse Analysis) sebagai cara untuk memahami wacana dan makna

dibalik album 32. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan

judul penelitian ini dengan “Musik Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial

(Analisis Wacana Kritis Album 32 Karya Pandji Pragiwaksono).”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis

membatasi masalah hanya pada lagu-lagu yang bertemakan perlawanan dan kritik

sosial pada album 32 karya Pandji Pragiwaksono, yaitu Menolak Lupa, Terjebak,

Demokrasi Kita, Berani Mengubah, dan Pemuda Bodoh.

Adapun rumusan masalah yang ingin dikemukakan adalah:

Bagaimana bentuk perlawanan dan kritik sosial yang diwacanakan dalam

lagu-lagu Pandji Pragiwaksono di album 32 dilihat dari analisis teks, kognisi

sosial dan konteks sosial?

Page 17: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

Untuk mengetahui wacana dalam bentuk perlawanan dan kritik sosial

dalam album 32 karya Pandji Pragiwaksono.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi akademis

dan praktis, yaitu:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

komunikasi, Khususnya menjadi tambahan referensi, dan peningkatan wawasan

akademis terutama bagi pengembangan penelitian kualitatif dan analisis wacana

kritis di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk

memberikan gambaran bagi khalayak terkait perihal musik sebagai media

perlawanan dan kritik sosial yang dibangun Pandji Pragiwaksono lewat lirik-lirik

lagunya, juga dapat menjadi masukan dan pertimbangan, khususnya bagi Pandji

Pragiwaksono dan musisi Indonesia lainnya. Selain itu dapat menambah wawasan

masyarakat luas yang tertarik pada topik tentang Pandji Pragiwaksono, musik,

perubahan sosial, dan penelitian dengan menggunakan metode analisis wacana

kritis.

Page 18: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

8

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis

(critical paradigm). Paradigma kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan

kontruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna

yang terjadi secara historis maupun intitusional. Paradigma kritis adalah semua

teori sosial yang mempunyai maksud dan implikasi praktis dan berpengaruh

terhadap perubahan sosial. Paradigma ini tidak sekedar melakukan kritik terhadap

ketidakadilan sistem yang dominan yaitu sistem sosial kapitalisme, melainkan

suatu paradigma untuk mengubah sistem dan struktur tersebut menjadi lebih adil.

Meskipun terdapat beberapa variasi teori sosial kritis seperti; feminisme, cultural

studies, posmodernisme -aliran ini tidak mau dikategorikan pada golongan kritis-

tetapi kesemuanya aliran tersebut memiliki tiga asumsi dasar yang sama.9

Pertama, semuanya menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial

interpretif. Ilmuan kritis harus memahami pengalaman manusia dalam

konteksnya. Secara khusus paradigma kritis bertujuan untuk menginterpretasikan

dan karenanya memahami bagaimana berbagai kelompok sosial dikekang dan

ditindas. Kedua, paradigma ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha untuk

mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi. Kebanyakan

teoriteori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk

memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil

tindakan untuk mengubah kekuatan penindas. Ketiga, paradigma kritis secara

sadar berupaya untuk menggabungakn teori dan tindakan (praksis). “Praksis”

9 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication. Edisi ke-5, (Belmont-California:

Wadsworth, 1996), h.86

Page 19: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

9

adalah konsep sentral dalam tradisi filsafat kritis ini. Menurut Habermas (dalam

Hardiman, 1993) praksis bukanlah tingkah-laku buta atas naluri belaka, melainkan

tindakan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Asumsi dasar yang ketiga ini

bertolak dari persoalan bagaimana pengetahuan tentang masyarakat dan sejarah

bukan hanya sekedar teori, melainkan mendorong praksis menuju pada perubahan

sosial yang humanis dan mencerdaskan. Asumsi yang ketiga ini diperkuat oleh

Jurgen Habermas (1983) dengan memunculkan teori tindakan komunikatif (The

Theory of Communication Action)

Secara ontologi, paradigma ini bersifat Historical Realism yaitu menilai

Realitas yang teramati merupakan realitas “semu” (virtual reality) karena telah

terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini, secara metodologis

paham ini mengajukan dialog dengan transformasi untuk menemukan kebenaran

realitas yang hakiki.10

Sedangkan secara epistemologi, paradigma ini lebih

menekankan subjektifitas dalam menentukan suatu ilmu pengetahuan, karena

nilai-nilai yang dianut oleh subjek atau pengamat ikut campur dalam menentukan

kebenaran tentang suatu hal.11

Lawrence Newman dalam Eriyanto (2011) mengatakan bahwa tujuan dari

penelitian dengan paradigma kritis ini adalah untuk menghilangkan keyakinan dan

gagasan palsu tentang masyarakat dan mengkritik system kekuasaan yang tidak

seimbang dan struktur yang mendominasi dan menindas orang.12

2. Metode Penelitian

10

Norman K. Denzin dan Egon Guba, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Penyunting Agus

Salim (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) h. 41 11 Ibid, h. 41-42 12 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, (Yogyakarta: LKIS, 2011) h.51

Page 20: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

10

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Metodologi

kualitatif sendiri bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan

melalui proses berfikir induktif. Sedangkan pendekatan analisis yang digunakan

pada penelitian ini menggunakan analisis wacana yaitu seperangkat prinsip

metodologis yang luas, diterapkan pada bentuk-bentuk ujaran/percakapan dan

teks, baik yang terjadi secara alamiah maupun yang telah direncanakan

sebelumnya. Melalui analisis wacana, realitas sosial dianggap memiliki wajah

ganda dalam artian bahwa kebenaran bukan merupakan sesuatu yang bersifat

tunggal.

Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk,

modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan

struktur dan proses terbentuknya teks. Menurutnya penelitian atas wacana tidak

cukup hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati.13

Van Dijk melihat bahwa wacana bukan hanya sebidang teks kosong tanpa

makna yang dianggap sudah mewakili kebenaran saat struktur pembentuk bahasa

(sintaksis dan semantic) telah dipenuhinya. Lebih jauh dari itu Van Dijk melihat

bahwa wacana merupakan sebuah kajian yang memiliki tujuan-tujuan tertentu

yang ingin disampaikan pembuatnya. Dengan menggunakan pendekatan analisis

inilah Van Dijk berusaha membongkar makna-makna yang secara implisit

terkandung dalam kesatuan wacana tersebut.

Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu teks, kognisi

sosial, dan konteks sosial. Analisis wacana Van Dijk menggunakan pendekatan

kritis dimana pandangan ini memiliki dasar teoritis dalam memandang hubungan

13 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.221

Page 21: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

11

timbal balik antara peristiwa mikro (peristiwa verbal) dan struktur-struktur makro

yang mengondisikan perisatiwa makro. Bila digambarkan maka skema penelitian

dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi

wacana yang dipakai untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu

Tematik

Skematik

Semantic

Sintaksis

Stilistik

Retoris

Kognisi Sosial

Menganalisa bagaimana peristiwa

dipahami, didefinisikan dan ditafsirkan

dengan memasukan informasi yang

digunakan untuk menulis dari suatu

wacana tertentu.

Wawancara mendalam

Konteks Sosial

Menganalisa bagaimana wacana

digamabrkan teks dan konteks secara

bersama-sama dalam suatu proses

komunikasi.

Studi pustaka, penelusuran

Sejarah, dan Wawancara

Page 22: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

12

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah musisi sekaligus pencipta lagu dalam album

32 yaitu Pandji Pragiwaksono.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah lirik lagu dan pesan-pesan teks isi lagu pada

album musik 32 karya Pandji Pragiwaksono.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri sumber-sumber

terkait yang berkenaan dengan permasalahan penelitian. Data primer bersumber

dari lirik-lirik yang terdapat dalam album 32, sedangkan data sekunder bersumber

dari observasi (literasi buku, internet, dan majalah) dan wawancara dengan Pandji

Pragiwaksono sebagai pencipta lagu dalam album 32.

5. Analisis Data

Sutrisno mengungkapkan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”14

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis wacana. Analisis

wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada unit kategori. Dasar dari

analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari

14 Sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 192

Page 23: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

13

metode interpretative yang mengandalkan interprestasi dan penafsiran penulis.

Setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai secara berbeda, dan dapat ditafisrkan

secara beragam.15

Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data yang

terdapat dalam album 32 karya Pandji Pragiwaksono, kemudian ditafsirkan

penulis dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana yang dikemukakan

oleh Van Dijk. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi

wacana ke dalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial.

6. Teknik Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini merujuk kepada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk, yang

diterbitkan CeQDA (Center for Quaity Development and Assurance).

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menemukan ada karya ilmiah yang

hampir sama, namun memiliki perbedaan pada fokus permasalahan penelitian dan

ada juga yang berbeda metode analisisnya. Karya ilmiah tersebut yaitu:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ferdi Yulian, mahasiswa jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (2012), dengan judul skripsi yaitu: “Analisis Wacana

Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank”. Fokus dalam

penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana wacana anti

korupsi dalam album Anti Korupsi karya grup band Slank.

15 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2012) h. 70

Page 24: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

14

2. Skripsi yang ditulis oleh Taufik Hidayat, mahasiswa jurusan ilmu

jurnalistik Universitas Islam Bandung tahun 2010, dengan judul skripsi

yaitu : Kritik sosial dalam lirik lagu : “ada mereka dikepala” karya

grup band goodbye lenin (studi kualitatif melalui pendekatan analisis

wacana kritis Teun A Van Dijk). Fokus dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui wacana kapitalisme dan imperialism yang berdampak pada

masyarakat Indonesia ditinjau dari analisis wacana kritis Teun Van Dijk.

3. Skripsi yang ditulis oleh Nurahim, mahasiswa jurusan Sosiologi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009), dengan

judul skripsi yaitu: “Kritik dan Realitas Sosial dalam Musik: Suatu studi

atas lirik lagu Slank. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

keseluruhan lagu-lagu slank yang bertemakan kritik dan realitas sosial

dilihat dari makna denotatif, konotatif dan juga dari tinjauan ilmu sosiologi

dalam lirik-lirik lagunya.

4. Skripsi yang ditulis oleh Darmawan Trisaksono, mahasiswa jurusan

jurnalistik, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Semarang

(2008), dengan judul skripsi yaitu: “Kritik Sosial Lirik lagu dalam album

terapi visi karya Roy Jeconiah Isoka Wurangian. Fokus dalam penelitian

ini lebih banyak dalam pengungkapan lirik-lirik dalam album terapi visi

dilihat dari factor puisi lirik-lirik tersebut. Sehingga dalam penelitian ini

lebih banyak dalam analisis linguistic atau bahasa dalam lirik-lirik

tersebut.

5. Skripsi yang ditulis oleh Nadya Nurfadhillah Delima, mahasiswi jurusan

Sastra Inggris, Universitas Indonesia (2011), dengan judul skripsi yaitu:

Page 25: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

15

“Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Eminem. Fokus dalam penelitian ini

adalah menganalisis makna dibalik lagu Eminen yang berjudul Brain

Damage yang menggunakan analisis wacana kritis milik Norman

Fairclough dan Teori Transkultural.

6. Skripsi yang ditulis oleh Fahmi Mubarak, mahasiswa jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta (2013), dengan judul

skripsi yaitu: “Analisis Wacana Kritik sosial dalam album Efek Rumah

Kaca karya grup band Efek Rumah Kaca”. Fokus dalam Penelitian ini

adalah mengungkap wacana dibalik lagu-lagu yang bertemakan kritik

sosial dalam album Efek Rumah kaca dilihat dari analisis wacana milik

Teun Van A Dijk.

7. Skripsi yang ditulis oleh Anwar Saputra, mahasiswa jurusan Ilmu Politik,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (2013),

dengan judul skripsi yaitu: “Kritik Sosial Politik Dalam Musik: Analisis

Isi Lirik Lagu “Gosip Jalanan, Birokrasi Kompleks dan Kritis BBM”

Grup Musik Slank”. Fokus dalam penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui bagaimana kritik sosial dan politik dari lirik lagu yang

berjudul Gosip Jalanan, Birokrasi Kompleks dan Kritis BBM dari grup

musik Slank, dan melalui analisis isi.

8. Skripsi yang ditulis oleh Mohammad Syaeful Bahri, mahasiswa Program

Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (2013), dengan

judul skripsi yaitu: “Pesan Bahaya Korupsi Dalam Lirik Lagu Tikus

Tikus kantor Karya Iwan Fals (Analisis Wacana Kritis Norman

Page 26: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

16

Fairclough Tentang Pesan Bahaya Korupsi Dalam Lirik Lagu Tikus

Tikus Kantor Karya Iwan Fals)”. Fokus dalam penelitian tersebut adalah

untuk mengetahui wacana Anti Korupsi dari lirik lagu yang berjudul

”Tikus-tikus Kantor” Karya Iwan Fals, menggunakan analisis wacana

kritis Teun Van Dijk.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima

bab, yakni:

BAB I :

Bab pertama adalah Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II :

Bab kedua berisi landasan teori dan pembahasan yang menunjang isi

penelitian ini, seperti konsep Analisis Wacana Kritis, konsep musik sebagai media

perlawanan dan kritik sosial dan juga Budaya Populer sebagai medium melawan

hegemoni.

BAB III :

Bab ketiga adalah deskripsi umum subjek penelitian yang berisi riwayat

Hidup Pandji Pragiwaksono, beserta Album music dan penghargaan yang telah

diraih Pandji Pragiwaksono

BAB IV :

Page 27: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

17

Bab keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan. Berisi temuan

wacana yang terkandung dalam album 32 karya Pandji Pragiwaksono. Juga

menguraikan tentang bagaimana wacana perlawanan dan kritik sosial dalam

album 32.

BAB V :

Bab kelima adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan penelitan dan saran

untuk subjek penelitian, juga untuk penyempurnaan penelitian ini sendiri.

Page 28: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Wacana

Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam

komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi

ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih komnpleks dan inheren

yang disebut wacana.1 Analisis wacana digunakan dalam berbagai disiplin ilmu

sosial, seperti psikologi, sosiologi, politik, dan studi linguistik. Dari semua

disiplin ilmu sosial tersebut ada titik singgung yang menjadikan ciri khasnya,

yaitu bahasa/pemakaian bahasa. Mohammad A.S Hikam dalam buku Eriyanto

(2011) menuturkan ada tiga pandangan mengenai mengenai bahasa dalam analisis

wacana. Pandangan pertama dituturkan kaum positivisme-empiris, menurutnya

analisis wacana menggambarkan tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa.

Pandangan kedua disebut sebagai konstruktivisme, yang menempatkan analisis

wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud dan makna-makna

tertentu. Oleh karena itu, analisis wacana dipandang sebagai suatu analisis untuk

membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Pandangan ketiga,

disebut dengan paradigma kritis yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang

terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami

sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema

wacana tertentu, maupun strategi-strategi didalamnya. Dengan pandangan

1 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication. Edisi ke-5, (Belmont-California:

Wadsworth, 1996), h.84

Page 29: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

19

semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan,

terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi yang

terdapat dalam masyarakat.2

Pendekatan kritis menempatkan wacana sebagai power (kuasa)3, atau

memandang wacana sebagai sebuah cerminan dari relasi kekuasaan dalam

masyarakat.4 Pendekatan kritis yang lazim disebut Critical Discourse Analysis

(CDA) memahami wacana (penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis)

sebagai bentuk sosial practice (praktik sosial). Dalam praktik sosial, seseorang

selalu memiliki tujuan berwacana, termasuk tujuan untuk menjalankan kekuasaan.

Jika hal itu terjadi, praktik wacana akan menampilkan efek ideologi, yakni

memroduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara

kelas sosial

1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)

Van Dijk mengemukakan bahwa analisis wacana kritis atau yang lazim

Critical Discourse Analysis (CDA) adalah sebuah penelitian analisis yang

mengungkap bagaimana penyalahgunaan kekuasaan, dominasi dan

ketidaksetaraan dipraktikkan, direproduksi atau dilawan oleh teks tertulis maupun

perbincangan dalam konteks sosial dan politis.5 Analisis ini mengambil posisi

non-konformis atau melawan arus dominasi dalam kerangka besar untuk melawan

ketidakadilan sosial. Analisis Wacana Kritis adalah pendekatan konstruktivis

sosial yang meyakini bahwa representasi dunia bersifat linguistis diskursif, makna

2 Eriyanto, Analisis wacana: pengantar analisis media, (Yogyakarta: LKIS, 2011) h. 4-6 3 Asher, R.E. dan J.M.Y. Simpson (ed.).. The Encyclopedia of Language and Linguistics, Volume

2. (Oxford: Pergamon Press, 1994) h. 940 4 Renkema, J, Discourse Studies: An Introductory Textbook. (Amsterdam: John Benjamin and Co.

Publishing, 1993) h. 282 5 D. Tannen, D. Schiffrin & H. Hamilton, Handbook of Discourse Analysis, (Oxford: Blackwell,

2001), h. 352

Page 30: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

20

bersifat historis dan pengetahuan diciptakan melalui interaksi sosial. Prinsip-

prinsip Analisis wacana kritis sudah ditemukan dalam teori kritis dari

Frankfurt School sebelum Perang Dunia II.6 Aliran ini fokus pada bahasa

dan wacana yang diinisiasikan dengan ‗critical linguistics’ yang muncul (terutama

di Inggris dan Australia) pada akhir tahun 1970-an. perspektif dan tujuan CDA

yang sama yaitu tentang struktur wacana yang berkaitan dengan reproduksi

dominasi sosial, apakah itu berbentuk konversasi atau berita atau genre dan

konteks lainnya. Dan untuk kata-kata yang sering menjadi pembahasan CDA yaitu

power (kekuasaan), dominasi, hegemoni, ideologi, kelas, gender, ras,

diskriminasi, kepentingan, reproduksi, institusi, struktur sosial atau tatanan sosial.

Boleh jadi jika riset CDA sering merujuk pada ilmuan dan filosof sosial kritis

ternama –seperti Frankfurt School, Habermas, Foucault dsb. atau aliran neo-

marxist– ketika ingin menteorikan dan memahaminya. Lalu untuk menemukan

kerangka teoritis sebaiknya fokus pada konsep dasar yang berkaitan

dengan discourse, cognition, dan society.7

Van Dijk mengemukakan bahwa CDA digunakan untuk menganalisis

wacana-wacana kritis, diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan

lain-lain. Selanjutnya Fairclough dan Wodak (1997: 271-280) meringkas tentang

prinsip-prinsip ajaran CDA sebagai berikut:8

a) Membahas masalah-masalah sosial

b) Mengungkap bahwa relasi-relasi kekuasaan adalah diskursif

c) Mengungkap budaya dan masyarakat

d) Bersifat ideologi

6 Ibid

7 D. Tannen, D. Schiffrin & H. Hamilton, Handbook of Discourse Analysis, h. 353 8 Ibid

Page 31: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

21

e) Bersifat historis

f) Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat

g) Bersifat interpretatif dan eksplanatori

h) Wacana adalah sebuah bentuk sosial action

Sebagaimana dikutip Eriyanto dalam bukunya, analisis wacana kritis

menurut Fairclough dan Wodak menggambarkkan wacana sebagai praktik sosial

menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu

dengan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana

dapat memroduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang

antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas

melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang

ditampilkan. Analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana melalui bahasa

kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-

masing. Dan juga, analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai factor penting,

yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam

masyarakat terjadi.9

Berikut ini karakteristik analisis wacana kritis:10

a. Tindakan

Wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk

mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan

sebagainya.

b. Konteks

9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.7-8 10 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 8-14

Page 32: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

22

Analisis wacana juga memeriksa konteks dan komunikasi: siapa yang

mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan

siatuasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari

perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing

pihak. Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks

dan konteks bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.

c. Historis

Konteks historis digunakan untuk memahami wacana dalam sebuah teks.

Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa

menentang soeharto. Pemahaman mengenai wacana ini akan diperoleh

kalau kita bisa memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan.

d. Kekuasaan

Wacana muncul dalam sebuah teks bukan sebagai sesuatu yang alamiah,

wajar, dan netral tetapi sebagai sebuah bentuk pertarungan kekuasaan.

Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana

dengan masyarakat. Seperti kekuasaan laki-laki dalam wacana mengenai

seksisme, kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam dalam wacana

rasisme, dan sebagainya. Kekuasaan dalam hubungannya dengan wacana,

penting untuk melihat apa yang disebut kontrol.

e. Ideologi

Teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi

dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi

dan melegitimasi dominasi mereka. Menurut Van Dijk, ideologi yang

mendominasi suatu komunitas akan dianggap sebagai kebenaran dan

Page 33: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

23

kewajaran. Fenomena itu disebut sebagai ―kesadaran palsu‖, bagaimana

kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak

dominan melalui kampanye disinformasi, melalui control media, dan

sebagainya.

Analisis wacana kritis memiliki beberapa model analisis, yaitu model

Roger Fowler dkk, model Theo Van Leeuwen, model Sara Mills, Model Teun A.

Van Dijk, dan model Norman Fairclough. Secara singkat, perbedaan kelima

model tersebut dapat dilihat pada tingkatan analisis wacana: 1) analisis mikro,

yang mempelajari unsur bahasa pada teks, 2) analisis makro, yakni analisis

struktur sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarakat, dan 3) analisis meso,

yaitu analisis pada diri individu sebagai pemroduksi teks dan juga sisi khalayak

sebagai konsumen teks. Pada model analisis Roger Fowler dkk, Theo van

Leeuwen, dan Sara Mills, analisisnya hanya dipusatkan pada analisis mikro dan

analisis makro tanpa mengikutsertakan analisis meso. Ketiga model analisis

tersebut mempertanyakan bagaimana teks mencerminkan kekuatan sosial dan

politik yang ada di masyarakat.

Sedangkan model analisis Teun A. Van Dijk dan Norman Fairclough,

selain memasukkan analisis mikro dan makro, terdapat juga analisis meso yang

melihat bagaimana suatu konteks diproduksi dan dikonsumsi. Baik Van Dijk

maupun Fairclough menyadari adanya kesenjangan yang besar di antara teks yang

sangat mikro dan sempit dengan masyarakat yang luas dan besar (makro).11

Untuk

menghubungkan factor mikro dan makro tersebut perlu adanya analisis meso yang

menekankan pada sisi individu sebagai produsen teks dan khalayak sebagai

11 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 345

Page 34: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

24

konsumen teks. Perbedaan dari model analisis Van Dijk dengan Fairclough ada

pada di analisis meso. Pada analisis meso milik Van Dijk dikenal sebagai kognisi

sosial, dimana lebih banyak memperhatikan sruktur internal, struktur mental dan

produsen teks dan konsumen teks sebagai faktor yang menentukan produksi dan

konsumsi teks. Sedangkan analisis meso milik Fairclough dikenal sebagai

Discource Practice, yaitu melihat struktur dan praktik kerja dari media, yang

didalamnya menyertakan kepentingan ekonomi dan politik pengelolanya yang

akhirnya akan mempengaruhi produksi dan konsumsi teks.

2. Model Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk.

Wacana menurut Teun A. Van Dijk berfungsi sebagai suatu pernyataan,

(assertion), pertanyaan (question), tuduhan (accusation), atau ancaman (threat).

Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi atau mempersuasi orang

lain untuk melakukan diskriminasi.12

Van Dijk mengemukakan bahwa

Penggunaan bahasa, wacana, interaksi verbal, dan komunikasi termasuk pada

analisa pada level mikro dari tatanan sosial (sosial order). Kekuasaan (Power),

dominasi dan ketidaksetaraan antara kelompok sosial termasuk pada analisa

pada level makro. CDA (sebagai meso-level) secara teoritis bertugas menutup

‗gap‘ antara pendekatan makro dan mikro tersebut atau untuk mencapai kesatuan

analisa (unified whole).13

Van Dijk mengungkapkan untuk mencapai satu kesatuan analisa wacana

kritis, ada beberapa hal yang sangat penting untuk dianalisa,yaitu:14

a. Members-Groups; pengguna bahasa (language user) yang menggunakan

wacana dianggap sebagai anggota kelompok sosial, organisasi, atau

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2012), h. 71 13 D. Tannen, D. Schiffrin & H. Hamilton, Handbook of Discourse Analysis, h. 354 14 Ibid

Page 35: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

25

institusi; dan sebaliknya kelompok tersebut bertindak berdasarkan

anggotanya.

b. Action-Process; tindakan sosial seorang individu menjadi bagian

konstituen tindakan kelompok dan proses sosial, seperti legislasi,

pemberitaan atau reproduksi rasisme.

c. Context-Sosial Structure; situasi interaksi diskursif sama halnya dengan

struktur sosial, seperti press conference, ini termasuk konteks ‗lokal‘

dan untuk konteks ‗global‘ seperti pembatasan wacana.

d. Personal and Sosial Cognition; pengguna bahasa memiliki personal and

sosial cognition: memori individu, pengetahuan, dan opini. Kognisi ini

mempengaruhi interaksi dan wacana seseorang.

Dari penjelasan tersebut Van Dijk menggambarkan analisis wacana kritis

kedalam tiga dimensi yang terdiri dari teks, kognisi sosial dan konteks sosial yang

digabungkan ke dalam suatu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti

adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk

menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses

produksi teks yang melibatkan kognisi individu sebagai produsen teks. Aspek

ketiga yaitu konteks sosial atau analisis sosial, mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.15

Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat

digambarkan sebagai berikut:

15 Eriyanto, Analisis wacana: Pengantar Analisis Media, h. 224

Page 36: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

26

Tabel 1.

Tabel 2.

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi

wacana yang dipakai untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu.

Critical Linguistik yang meliputi:

Tematik

Skematik

Semantic

Sintaksis

Stilistik

Retoris

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi

penulis atau pembuat teks

dalam memahami seseorang

atau peristiwa tertentu yang

akan ditulis

Wawancara mendalam

Konteks Sosial Studi pustaka, penelusuran Sejarah, dan

Konteks

Kognisi Sosial

Teks

Page 37: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

27

Menganalisa bagaimana wacana

yang berkembang dalam

masyarakat, proses produksi dan

reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan.

Wawancara

a. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang

masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya kedalam tiga

tingkatan:16

Struktur Makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang

dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini

bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

Superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen

wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang

dipakai dan sebagainya.

Struktur/elemen yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan

sebagai berikut:17

16

Eriyanto, Analisi Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 225-226 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.228-229

Page 38: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

28

Tabel 3.

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro TEMATIK

tema yang dikedepankan

dalam suatu berita

TOPIK

(tema dalam album 32)

Superstuktur SKEMATIK

Bagaimana pendapat

disusun dan dirangkai?

Skema

Struktur Mikro SEMANTIK

bagaimana pendapat

disampaikan?

Latar, Detil, Maksud,

Praanggapan,

nominalisasi

SINTAKSIS

bagaimana pendapat

disampaikan?

Bentuk Kalimat,

Koherensi, Kata ganti

STILISTIK

Pilihan kata apa yang

dipakai?

Leksikon

RETORIS

bagaimana dan dengan cara

apa penekanan dilakukan?

Grafis, Metafora,

Ekspresi

b. Kognisi Sosial

Dalam kerangka analisis wacana kritis model Van Dijk, perlu adanya

penelitian mengenai kognisi sosial, yaitu kesadaran mental individu sebagai

Page 39: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

29

produsen teks yang akan membentuk teks tersebut. Dalam hal ini maka bisa

dikatakan kesadaran mental pengarang/pencipta lagu-lagu dalam album 32.

Unsur-unsur kognisi sosial menurut Van Dijk seperti, latar belakang kepercayaan,

pengetahuan, perilaku, norma nilai dan ideologi yang dianut individu sebagai

bagian dari suatu grup.

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada

struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan

sejumlah makna, pendapat, dan ideologi, untuk membongkar bagaimana makna

tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna,

tetapi makna itu dberikan oleh pemakai bahasa.18

Van Dijk mengungkapkan bahwa individu dalam memahami suatu

peristiwa harus didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai

model. Martha Augiustinos dan Iain Walker dalam Eriyanto (2011) menyebutkan

bahwa skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi

yang tersimpan dalam memorinya dan bagaimana itu diintegrasikan dengan

informasi baru yang menggambarkan peristiwa dipahami, ditafsirkan dan

dimasukkan sebagai bagian dari pengetahuan kita tentang suatu realitas.19

Selain

itu model yang tertanam dalam ingatan tidak hanya berupa gambaran

pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian tentang suatu peristiwa. Berikut

ini adalah skema/model yang memetakan kesadaran mental pembuat lirik lagu,

yang digunakan dalam menyeleksi dan memproses informasi:20

18 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.260 19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.261 20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.262

Page 40: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

30

Skema Person (Person Schemas). Skema ini menggambarkan

bagaimana seseorang mendeskripsikan dan memandang orang lain.

Skema Diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan

bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami dan digambarkan oleh

seseorang.

Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan

bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peran dan

posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.

Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini adalah tentang

bagaimana kita menafsirkan dan memaknai suatu peristiwa tertentu.

Van Dijk juga mengungkapkan bahwa pandangan seorang individu dalam

melihat sebuah realitas di masyarakat tergantung pada pengalaman, memori dan

interpretasi individu tersebut.21

Ini berhubungan dengan proses psikologis

individu.

Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain

model adalah memori. Lewat memori kita bisa berpikir tentang sesuatu dan

mempunyai pengetahuan tentang sesuatu pula. Secara umum, memori terdiri dari

dua bagian. Pertama, memori jangka pendek (short-term memory), yakni memori

yang dipakai untuk mengingat peristiwa, kejadian, atau hal yang ingin kita acu

yang terjadi beberapa waktu lalu dalam durasi yang masih pendek. Kedua,

memori jangka panjang (long-term memory), yakni memori yang dipakai untuk

mengingat atau mengacu peristiwa, objek yang terjadi dalam kurun waktu yang

21 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.263

Page 41: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

31

lama. Dan yang paling relevan dalam kognisi sosial adalah memori jangka

panjang (long-term memory).22

c. Analisis Sosial (Societal Analysis)

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,

sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti

bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam

masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana

makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik

diskursus dan legitimasi.23

Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai

masyarakat ini ada dua poin yang penting kekuasaan (power), dan akses.24

Praktik kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikan yang dimiliki

oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol

kelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Kekuasaan (Power), atau lebih

khusus lagi kekuasaan sosial, adalah kajian sentral dari analisis wacana.

Kekuasaan sosial dapat didefiniskan dengan istilah kontrol. Kekuasaan digunakan

untuk mengkontrol tindakan (act) dan pikiran (mind) anggota kelompok tersebut,

sehingga ini juga membutuhkan power base dalam bentuk seperti uang, force,

status, popularitas (fame), pengetahuan, informasi, budaya, atau yang terpenting

‗wacana publik‘ dan komunikasi.25

Van Dijk mengemukakan bahwa Kekuasan (Power) dibedakan

berdasarkan pada sumber daya yang menggunakannya seperti orang kaya selalu

22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 264-265 23 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 271-272 24 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.272 25 D. Tannen, D. Schiffrin & H. Hamilton, Handbook of Discourse Analysis, h.354-355

Page 42: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

32

memiliki kekuasaannya karena uangnya yang banyak, profesor memiliki power

karena pengetahuannya, dsb. Kekuasaan pada dasarnya tidak bersifat mutlak

(seldom absolute). Dan untuk power yang dimiliki oleh dominant

group (kelompok dominan) biasanya terintegrasi dalam bentuk hukum, peraturan,

norma, kebiasaan, dan juga konsensus atau disebut oleh Gramsci yaitu

‗hegemoni‘. Dominasi kelas, sexisme, dan rasisme adalah contoh hegemoni. Di

sisi lain juga, sebenarnya bahwa kekuasaan tidak selalu digunakan untuk kegiatan

abusif (penyalahgunaan), karena dalam kehidupan sehari-hari sering

ditemukan taken-for-granted action (tindakan yang dianggap benar). Demikian

pula, tidak semua anggota powerful group (kelompok yang berkuasa) lebih

powerful daripada anggota dominated group (kelompok terdominasi); kekuasaan

disini dimiliki oleh semua kelompok.26

Untuk analisa hubungan antara wacana dan kekuasaan, Van Dijk

Mengemukakan bahwa pertama, harus dilihat pada power resource (sumber

kekuasaan) seperti politik, media, atau ilmu. Kedua, proses mempengaruhi pikiran

seseorang dan secara tidak langsung mengkontrol tindakannya. Dan ketiga, ketika

pikiran seseorang terpengaruh oleh teks dan pembicaraan, ini sebenarnya didapati

bahwa wacana setidak-tidaknya secara tidak langsung mengkontrol tindakan

orang tesebut –melalui persuasi dan manipulasi.27

Akses mempengaruhi wacana

Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk

mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topic apa

dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.

26

D. Tannen, D. Schiffrin & H. Hamilton, Handbook of Discourse Analysis, h.355 27 Ibid

Page 43: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

33

B. Musik

1. Pengertian Musik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ―musik merupakan nada atau

suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan

keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan

bunyi-bunyi itu).‖28

Selain itu, musik dapat pula didefinisikan sebagai sebuah

cetusan ekspresi pikiran atau perasaan yang dikeluarkan secara teratur dalam

bentuk bunyi.

Pada perkembangan selanjutnya, musik dapat dijadikan salah satu

indikator bagi kualitas kebudayaan suatu bangsa.29

Dikatakan demikian karena

musik memiliki arti sebagai perilaku sosial yang kompleks dan universal. Musik

dimiliki oleh setiap masyarakat, dan setiap anggota masyarakat adalah

―musikal‖.30

Musik merupakan sebuah ekspresi metafora yang bersinergi dan

berhubungan langsung dengan realitas sosial yang ada.31

Definisi tersebut

mengutip penelitian J.Blacking pada suku Venda di Afrika Selatan yang diyakini

upacara ritualnya serupa dengan asal mula jenis-jenis ketukan perkusi dan nada-

nada yang dimainkan dalam musik blues. Nada dalam blues notabene menjadi

28 http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php diakses pada tanggal 27 Februari 2015,

pukul 14.00 WIB 29 Dr. Abdul Muhaya, M.A, Bersufi Melalui Musik Sebuah Pembelaan Musik Sufi Oleh Ahmad al-Ghazali, h. 27 30 Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Buku Baik, 2003) h.7-8 31 James Lull, Popular Music and Communication. (Newburry Park: : Sage publications, 1989)

h.28

Page 44: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

34

nada dasar bagi beberapa genre yang kemudian bermunculan. Selain itu, menurut

Plato musik adalah imitasi dari persepsi dan realitas sosial.32

Walser mengatakan musik dapat berfungsi seperti wacana verbal.33

Segala

hal yang berhubungan dengan musik yaitu lirik, nada dan visualisasi dapat

menjadi sarana menyampaikan sebuah wacana.34

Berdasarkan nilai

fungsionalnya, musik diartikan sebagai ekspresi atas realitas sosial yang terjadi.

Ekspresi ini dikemas dalam perangkat wacana musik, yaitu:35

a) Lirik. Musisi dapat memberikan pesan atau cerita kepada pendengarnya,

namun yang tidak kalah penting lirik dapat menjadi sarana untuk

menanamkan wacana tentang identitas tertentu.

b) Nada, komposisi, tempo, suara dan semacamnya. Nada tertentu dapat

merangkai ritme yang menjadi alat untuk membuat lirik lebih mudah

dicerna dan diingat. Nada, melodi, harmoni dari suara instrumen juga

dapat membawa pesan atau menggambarkan suasana seperti romantis,

kesedihan, marah dan lain-lain.

c) Ikonisitas musisi. Bagaimana cara musisi memberitahukan siapa mereka

dan bagaimana cara memahami musik mereka tidak hanya dari musik

yang dibawakan tapi juga dari sikap dan penampilan mereka.

Berikut ini wacana music dilihat dari nilai fungsionalnya:

a) Kenikmatan emosi dan hiburan

32

Richard Weiss, Piero & Taruskin. Music in the Western World : A History in Documents. (New

York : Schirmer Books, 1984), h. 8 33

David Machin, Analysing Popular Music : Image, Sound, Text. (London: Sage, 2012), h.5 34 David Machin, Analysing Popular Music : Image, Sound, Text.h. 7 35 David Machin, Analysing Popular Music : Image, Sound, Text. H.77

Page 45: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

35

Jika musik adalah bahasa, maka ia adalah bahasa simbolis, perlambang

nilai jiwa dan ucapan. Perjiwaan dan pencapaian kenikmatan emosi

terkadang terlupakan oleh para pemusik.36

b) Gambaran realitas sosial politik Negara

Musik bisa menggambarkan kondisi realitas sosial politik dari suatu

Negara. Sebagai contoh, Orde Lama melarang musisi membawakan

lagu dari luar negeri, Koes Plus pernah dipanjara karena hal ini.

Sedangkan Orde Baru menghapus aturan tersebut namun mencekal

musisi yang mengkritik pemerintah, yang memunculkan Iwan Fals,

Harry Roesli dan lain-lain untuk membuat lirik kritis namun memiliki

dualisme makna.

c) Simbol pergerakan dan kritik

Music blues, jazz, punk dan rap memiliki persamaan sejarah yaitu

muncul karena tidak setuju dengan ketimpangan sosial yang ada. Blues

dan jazz sama-sama menjadi simbol pergerakan melawan perbudakan.

Punk sendiri adalah simbol gerakan untuk mandiri (dari major label),

anti kemapanan, anti otoriter dan Do It Yourself atau disingkat DIY.37

Lalu music rap yang merupakan bagian dari gaya hidup hip-hop. Hip-

hop adalah sub-kultur yang mulai muncul di lingkungan anak-anak

kulit hitam dan hispanic yang tinggal di daerah Bronx di kota New

York, Amerika Serikat. Dari awal musik HipHop lebih banyak

menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan

teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan

36 Amir Pasaribu, Analisis Musik Indonesia. (Jakarta : PT Pantja Simpati, 1986), h.11 37 Roger Sabin, Punk Rock : So What? (London : Routledge, 1999), h.53

Page 46: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

36

yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan

tegas. Itulah Hip Hop. Saat ini music Hip Hop sudah menjadi sebagai

alat perjuangan apapun bentuknya, seperti perjuangan komunitas,

politik, budaya, dan lain-lain.

d) Musik dan Kesehatan

Penderita dementia (penurunan fungsi otak) yangs sering kehilangan

memori, dapat dibantu dengan terapi music, yaitu bernyanyi dan

memainkan instrument music untuk membantu proses mengingat dan

menghindari penderita terjebak dalam dunianya sendiri.38

2. Lagu Sebagai Wacana

Analisis wacana kritis memandang bahwa wacana disini tidak dipahami

semata sebagai studi bahasa tetapi juga dipahami sebagai kritik atas konteks sosial

yang terjadi. Konteks disini dapat dilihat sebagai latar, situasi, peristiwa dan

kondisi dimana wacana itu muncul. Kemudian dilihat pula konteks

komunikasinya, seperti siapa mengkomunikasikan apa, dengan siapa dan

mengapa, dalam jenis khalayak dan situasi apa, melalui media apa, bagaimana

perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi, dan hubungan untuk setiap

masing-masing pihak.

Dalam studi etnomusikologi, musik dianggap sebagai cerminan dari

keadaan sosial yang ada. Musik dalam struktur sosial terdiri atas dua elemen

utama pembentuknya yakni teks dan konteks. ―Teks merupakan kejadian akustik

38

Robin Rio, Connecting Through Music With People With Dementia, (London : Jessica

Kingsley, 2009) h.11

Page 47: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

37

yang sering diterjemahkan sebagai lirik sedangkan konteks adalah kondisi yang

sedang terjadi dimasyarakat.‖39

Sejak dahulu, lagu telah menjadi media seni popular untuk

mengekspresikan sesuatu secara lisan. Lagu dipakai untuk mengekspresikan

sesuatu yang dilihat, dirasa dan didengar baik itu berupa pengalaman pribadi

ataupun untuk mengungkap realitas sosial. Seperti halnya pada lagu-lagu yang

menyuarakan diskriminasi rasial, anti perang, mengkritisi pemerintahan, kritik

akan gaya hidup dan lain sebagainya lagu memiliki suatu kekuatan untuk

menggambarkan pandangan kepercayaan dan nilai-nilai sosial. Hal ini diperkuat

gagasan James Lull dalam buku Popular Music and Communications (1989),

menyatakan bahwa : ―Fungsi oposisi musik saat ini melegitimasi alternatif-

alternatif budaya yang berisi nilai-nilai dan gaya hidup pada budaya dominan

yang diinterpretasikan dalam media popular, di rumah, lingkungan sekitar,

lingkungan kerja dan lingkungan sekolah.‖40

Sebagai sebuah produk budaya, musik memiliki cara yang unik saat ia

berproses dalam menyampaikan makna pesannya. Musik tidak dengan semerta-

merta lahir sebagai sebuah pandangan sosial atau bahkan lebih jauh sebagai

diskursus dalam sebuah praktik kewacanaan dalam masyarakat, musik justru lahir

pertama kali hanya sebagai produk ekspresif dari si pembuatnya. Masih menurut

Lull, musik dalam fungsi sosialnya hadir dalam dua tahapan, pertama sebagai

produk ekspresif dari produsennya dan yang kedua ia bertransformasi sebagai

indikator sejarah bagi massanya.

39

Shin Nakagawa, Musik dan Kosmos; Sebuah Pengantar Etnomusikologi. (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia. 2000) h. 6 40 James Lull, Popular Music and Communication, h.38

Page 48: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

38

Pertama, lirik lagu mengekspresikan pandangan yang dimiliki

pencipta lagu dan penyanyi. Bahkan seringkali merefleksikan kesadaran

masyarakat atau kesadaran popular. Musik adalah bagian budaya tidak

resmi massanya, walaupun mereka seringkali terabaikan karena ahli-ahli

lebih tertarik pada kata-kata tertulis. Padahal, yang menarik tidak hanya

pada lirik namun juga sentimen dan tujuan yang terkandung di dalam lagu

tersebut. Kedua, music berperan sebagai indikator historis, musik dapat

menjelaskan apa yang terjadi pada saat musik itu dibuat dan disebarkan‖41

Dengan demikian lagu dapat dikatakan sebagai suatu wacana. Karena

selain terdapat pembahasan hubungan antara konteks-konteks di dalam teks, lirik

sebuah lagu juga dapat mewakili pandangan dunia mengenai suatu peristiwa.

C. Ideologi Dan Hegemoni

1. Pengertian Ideologi

Ideologi merupakan topik penting dalam Analisis Wacana Kritis karena

ideologi selalu mewarnai produksi wacana. Tidak ada wacana yang benar-benar

netral atau objektif atau steril dari ideologi penutur atau pembuatnya. Wacana

adalah medium ideologi yang dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang

timpang antara kelompok dominan/mayoritas dengan tidak dominan/minoritas

dimana perbedaan tersebut di representasikan dalam praktik sosial. Perspektif

kritis merupakan pandangan yang akan digunakan untuk melihat wacana serta

membuka dan membongkar praktik sosial ideologi yang disamarkan melalui

wacana. Tujuan dari analisis wacana kritis adalah untuk menemukan "ideologi"

yang tersembunyi di balik suatu wacana, teks, atau pemakaian bahasa secara

public.

41 Ibid

Page 49: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

39

Ada banyak definisi tentang ideologi. Raymond Williams

mengklasifikasikan penggunaan ideologi tersebut dalam tiga ranah.42

Pertama,

sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu.

Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi yang melihat ideologi

sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorganisasikan dalam bentuk yang

koheren. Meskipun ideologi disini terlihat sebagai sikap seseorang, tetapi idelogi

disini tidak dipahami sebagai sesuatu yang ada dalam diri individu sendiri,

melainkan diterima dari masyarakat. Ideologi bukan sistem unik yang dibentuk

oleh pengalaman seseorang, tetapi ditentukan oleh masyarakat di mana ia hidup,

posisi sosial dia, pembagian kerja, dan sebagainya. Kedua, sebuah sistem

kepercayaan yang dibuat —ide palsu atau kesadaran palsu— yang bisa

dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah

seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu di mana kelompok yang

berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain yang

tidak dominan. Ideologi dilihat kelompok yang didominasi sebagai hal yang alami

atau natural, dan diterima sebagai kebenaran. Ketiga, proses umum produksi

makna dan ide. Ideologi disini adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan produksi makna.

Dalam pandangan Van Dijk, ideologi merupakan sistem sosial yang

digunakan bersama kelompok, dan menjadi representasi mental kelompok

tersebut. Ideologi tampak lebih fundamental ketimbang pengetahuan. Ideologi

melambangkan prinsip-prinsip yang mendasari kognisi sosial dan karenanya

42 Eriyanto, Analisis: Wacana Pengantar Analisis Media, h. 87. Lihat juga John Fiske,

Introduction To Communication Studies, Second Edition, (London and new York: Routledge,

1990), h. 165

Page 50: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

40

membentuk dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan lebih spesifik lagi kepercayaan-

kepercayaan yang digunakan bersama oleh suatu kelompok.43

Dalam konsepsi Marx, ideologi adalah sebentuk kesadaran palsu Ideologi

merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa sehingga

bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai alami dan wajar. Menurut

Marx, ideologi borjuis menjaga para pekerja atau kaum proletar, tetap berada

dalam kesadaran palsu. Kesadaran manusia tentang siapa dirinya, bagaimana

mereka berelasi dengan bagian lain dari masyarakat, dan karena itu pengertian

mereka tentang pengalaman sosialnya dihasilkan oleh masyarakat, bukan oleh

alam atau biologi. Kesadaran kita ditentukan oleh masyarakat tempat kita

dilahirkan, bukan oleh alam atau psikologi manusia.

Disisi lain, Louis Althusser mengembangkan teori ideologi sebagai sebuah

praktik. Althusser mengembangkan suatu teori ideologi yang lebih piawai yang

melepaskan teorinya dari relasi sebab-akibat yang erat dengan basis ekonomi

masyarakat, dan merumuskan kembali ideologi sebagai sekumpulan praktik yang

terus berlangsung dan meresap yang dilakukan semua kelas, dan bukannya

sekumpulan gagasan yang dipahami oleh satu kelas pada kelas-kelas yang lain.

Kenyataan bahwa semua kelas berpartisispasi dalam praktik-praktik tersebut

tidaklah berarti bahwa praktik-praktik mereka sendiri tak lagi diabadikan untuk

kepentingan kelas dominan, bahkan hampir semuanya memang begitu. Artinya

ideologi jauh lebih efektif dibandingkan dengan yang dibahas Marx karena

ideologi bekerja dari dalam bukan dari luar, dituliskan mendalam pada cara

berpikir dan cara hidup semua kelas.

43 H. Abdullah Ali, Konflik Ideology Dalam Perkembangan Tradisi Kliwongan Gunung Jati,

(Bandung: PPs Unpad, 2003) h.1

Page 51: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

41

Ideologi masuk dan bekerja melalui berbagai sumber yang terkait dengan

struktur masyarakat seperti perangkat hukum, keluarga, agama, pendidikan, dan

lain-lain. Dengan berdasar pada perangkatnya, dapat dibagi menjadi 2, yakni

Repressive State Apparatus (RSA) dan Ideological State Apparatus (ISA).44

Repressive State Apparatus (RSA) bekerja dengan cara represif dengan

memakai kekerasan melalui apparatus/alat negara seperti polisi, militer,

pengadilan, penjara. Termasuk juga penculikan/penangkapan para aktivis.

Sementara Ideological State Apparatus (ISA) bekerja dengan cara persuasive

‗memasukkan‘ ideologi kepada individu melalui pendidikan (sekolah), agama,

media, keluarga, industri budaya, dan sebagainya.

Bentuk ideologi melalui ISA merupakan bentuk yang dipakai Negara

untuk memperkuat represi dan penindasan terhadap rakyatnya. ISA bahkan sering

digunakan untuk melanggengkan RSA dan berbagai represi yang dihasilkannya.

ISA dapat meyakinkan kelompok yang ter/di-represi bahwa semuanya berjalan

baik-baik saja. Termasuk dapat meyakinkan penguasa bahwa represi yang

dilakukannya berbeda dengan eksploitasi, dengan demikian ia tidak melakukan

kesalahan dan keadaannya juga baik-baik saja.

Melalui ISA, ideologi tidak lagi hanya sebentuk ide, namun berada dalam

praktik material yang hidup, seperti ritual, kebiasaan, pola perilaku, cara berfikir,

bahasa, dan sebagainya. Jadi ideologi dapat membentuk budaya hidup seseorang,

serta berpengaruh dalam formasi sosial. Dengan demikian ideologi

menginterpelasi subjek. Melalui konsep ideologi yang diperkenalkan Louis

Althusser ini, cultural studies dapat mengkaji budaya masyarakat melalui apa

44 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.98

Page 52: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

42

yang disebutkan (teks) untuk menunjukkan apa yang tidak disebutkan secara

langsung (ideologi yang terkandung di dalamnya). Dari sini berkembang teori

tentang film, iklan, dan musik yang mengandung ideologi tertentu.

Salah satu hal penting dalam teori ideologi Althusser adalah konsepnya

mengenai subjek dan ideologi. Menurut Althusser, ideologi selalu memerlukan

subjek, dan subjek memerlukan ideologi. Akan tetapi, selain membutuhkan

subjek, ideologi juga menciptakan subjek. Althusser berpandangan bahwa

kehidupan manusia sebagai subjek identik dengan subjek bagi struktur, di mana

struktur tadi bukan ciptaannya melainkan ciptaan kelompok atau kelas tertentu.

Karena struktur itu diciptakan untuk dan identik dengan kepentingan kelompok

penciptanya, individu-individu disini dikatakan sebagai subjek bagi struktur tidak

lain adalah pelayanan kepentingan dari kelas tertentu yang menciptakan struktur

tersebut. Walaupun seringkali merasakan diri sebagai subjek yang bebas,

kebebasan atau kesadarannya hanyalah hasil struktur atau perangkat-perangkat

(RSA maupun ISA).45

Cara ideologi menciptakan subjek ini disebut Althusser sebagai

‗interpelasi‘ atau ‗pemanggilan‘ (hailing). Karena prosesnya memang sama

seperti ketika kita dipanggil oleh seseorang di jalan, di mana terjadi pengenalan

atau penyematan atas diri kita, sifat sebagai subjek yang unik dan berbeda dari

yang lain―kita benar-benar tahu bahwa yang dipanggil adalah diri kita, bukan

orang lain. Adapun kapitalisme mengkonstruksi kita sebagai subjek dalam proses

reproduksinya, agar ketika kita memainkan peran kita dalam reproduksi kapitalis,

45 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.99-100

Page 53: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

43

kita tidak merasa ‖dipaksa‖ dari luar, tapi merasakannya sebagai sesuatu yang

memang kita lakukan dengan suka rela.46

2. Pengertian Hegemoni

Menurut Raymond Williams, kata hegemony kemungkinan besar diambil

secara langsung ke bahasa Inggris dari bahasa Yunani kuno yaitu egemonia, dan

egemon yang berarti ―penguasa‖. Hegemony menjadi kata yang penting semenjak

Marxisme abad ke 20, khususnya melalui karya dari Antonio Gramsci.

Penggunaan kata ini meliputi hal yang paling sederhana, yaitu memperluas

pemahaman pada proses dominasi politik dari relasi antara negara, hingga relasi

antara kelas-kelas sosial, seperti dalam hegemoni borjuis.47

Hegemoni bisa didefinisikan sebagai kuasa satu kelompok dominan yang

dipraktikkan kepada kelompok subordinat, tanpa ancaman kekerasan secara fisik,

sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok

subordinat diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense). Antonio Gramsci

membangun suatu teori yang menekankan bagaimana penerimaan kelompok yang

didominasi terhadap kehadiran kelompok dominan berlangsung dalam suatu

proses yang damai, tanpa tindak kekerasan.

Titik awal konsep Gramsci tentang hegemoni adalah bahwa suatu kelas

dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas – kelas dibawahnya

dengan cara kekerasan dan persuasi.48

Antonio Gramsci membedakan antara

konsep "dominasi" dan"hegemoni". Dominasi merupakan model penguasaan yang

46 Mohammad Zaki Husein, “Ideologi dan Reproduksi Masyarakat Kapitalis”,

http://indoprogress.com/2012/01/ideologi-dan-reproduksi-masyarakat-kapitalis/ diakses pada

tanggal 25 februari 2015, pukul 14.00 WIB 47

Williams. Raymond, Keywords: A Vocabulary of Culture & Society, (London: HarperCollins,

1976), h. 144-145. 48 Roger Simon, Gagasan-gagasan politik Gramsci, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h.19

Page 54: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

44

ditopang oleh kekuatan fisik, sedangkan hegemoni adalah model penguasaan yang

lebih halus,yaitu secara ideologis. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi

dengan menggunakan kekerasan secara fisik, melainkan hubungan persetujuan

dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis.

Menurut Raymond Williams, hegemoni bekerja melalui dua saluran:

ideologi dan budaya melalui mana nilai-nilai itu bekerja. Melalui hegemoni,

ideologi kelompok dominan dapat disebarluaskan, nilai dan kepercayaan dapat

ditularkan. Akan tetapi, berbeda dengan manipulasi atau indoktrinasi, hegemoni

justru terlihat wajar, orang menerima sebagai kewajaran dan sukarela. Ideologi

hegemoni itu menyatu dan tersebar dalam praktik, kehidupan, persepsi, dan

pandangan dunia sebagai sesuatu yang dilakukan dan dihayati secara sukarela.49

Gramsci mengemukakan bahwa hegemoni adalah sebuah rantai

kemenangan yang didapat melalui mekanisme konsensus (consenso) dari pada

melalui penindasan terhadap kelas sosial lain. Ada berbagai cara yang dipakai,

misalnya melalui yang ada di masyarakat yang menentukan secara langsung atau

tidak langsung struktur-struktur kognitif dari masyarakat itu. Itulah sebabnya

hegemoni pada hakekatnya adalah upaya untuk menggiring orang agar menilai

dan memandang problematika sosial dalam kerangka yang ditentukan.50

Dalam

konteks tersebut, Gramsci lebih menekankan pada aspek kultural (ideologis).

Melalui produk-produknya, hegemoni menjadi satu-satunya penentu dari sesuatu

yang dipandang benar baik secara moral maupun intelektual. Hegemoni kultural

tidak hanya terjadi dalam relasi antar negara tetapi dapat juga terjadi dalam

hubungan antar berbagai kelas sosial yang ada dalam suatu negara.

49 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.104 50

Saptono, ―Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer”, jurnal.isi-

dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/, diakses pada tanggal 25 februari 2015, pukul 09.25 WIB

Page 55: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

45

Dalam catatannya yang diberi judul Selection from Prison Notebooks,

Gramsci pernah menganalisa relasi kekuasaan dan penindasan di masyarakat.

Lewat perspektif ‗hegemoni‘, ia menganalisa bahwa penulisan, kajian suatu

masyarakat, dan media massa merupakan alat kontrol kesadaran yang dapat

digunakan kelompok penguasa. Alat kontrol tersebut memainkan peranan penting

dalam menciptakan lembaga dan sistem yang melestarikan ideologi kelas

dominan.51

Jadi kelompok hegemonik (penguasa/kelompok dominan)

menjalankan kuasanya melalui institusi yang mempunyai peran cultural seperti

media massa yang mampu mempengaruhi pola pikir, paradigm dan ideologi

masyarakat atau kelompok lain, karena media massa sifatnya massif dan

pengaruhnya juga besar.

Salah satu kekuatan hegemoni adalah bagaimana ia menciptakan cara

berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang dianggap benar, sementara

wacana lain dianggap salah. Ada suatu nilai atau konsesus yang dianggap

memang benar, sehingga ketika ada cara pandang atau wacana lain dianggap

sebagai tidak benar. Media disini secara tidak sengaja dapat menjadi alat

bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dominan itu disebarkan dan meresap

dalam benak khalayak sehingga menjadi konsesus bersama. Sementara nilai atau

wacana nilai dipandang sebagai menyimpang.52

Konsep hegemoni Gramsci menekankan bahwa dalam lapangan sosial ada

pertarungan untuk memperebutkan penerimaan publik. Karena pengalaman sosial

kelompok subordinat (apakah kelas, gender, ras, umur, dan sebagainya) berbeda

51 https://www.academia.edu/9872122/Hegemoni diakses pada tanggal 27 Februari 2015, pukul

14.00 WIB 52 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.105

Page 56: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

46

dengan ideologi kelompok dominan. Oleh karena itu, perlu usaha bagi kelompok

dominan untuk menyebarkan ideologi dan kebenarannya tersebut agar diterima,

tanpa perlawanan. Salah satu strategi kunci dalam hegemoni adalah nalar awam

(common sense). Jika ide atau gagasan dari kelompok dominan/berkuasa diterima

sebagai sesuatu yang common sense, kemudian ideologi itu diterima, maka

hegemoni telah terjadi.53

D. Cultural Studies dan Budaya Populer

1. Pengertian Cultural Studies

Istilah cultural studies pertama kali diprakarsai oleh ditemukan oleh

Richard Hoggart pada tahun 1964, pendiri Birmingham Centre For Cultural

Studies dengan salah satu suksesor terkuatnya Stuart Hall, professor sosiologi di

Open University, Milton Keynes, Inggris.54

Hall banyak dipengaruhi oleh

pemikiran Marxis yang melihat bahwa terdapat hubungan kekuatan atau

kekuasaan dibalik praktek masyarakat, terutama dalam praktek komunikasi massa

dan media massa. Hall mengklaim bahwa banyak penelitian komunikasi gagal

mengungkap pertarungan kekuasaan dibalik praktek media massa. Menurutnya

adalah kesalahan jika memisahkan komunikasi dari disiplin ilmu-ilmu lainnya.

Jika hal tersebut dilakukan maka kita telah memisahkan pesan komunikasi dengan

ranah budaya di mana seharusnya mereka berada. Oleh karena itu, karya Hall

lebih disebut sebagai Cultural Studies dari pada Media Studies. Tahun 1970,

Stuart Hall mengadakan gerakan intelektual internasional, dengan menggunakan

metode Marxist mengeksplor hubungan antara budaya (superstruktur) dan

53 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 107 54

fitrianapd.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/Cultural-Studies.pptx diakses pada tanggal 3 Januari

2015, pukul 15.00 WIB

Page 57: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

47

ekonomi politik (dasar) sesuai dengan pendapat Gramsci bahwa ―budaya adalah

kunci politik dan kontrol sosial‖55

Bennet sebagaimana yang dikutip oleh Barker menawarkan sejumlah

elemen yang dapat mendefinisikan tentang Cultural Studies. Menurutnya Cultural

Studies merupakan sebuah kajian interdispliner yang dapat dilihat dari berbagai

perspektif yang tujuan utamanya untuk mengkaji bagaimana relasi antara budaya

dan kekuasaan. Kekuasaan yang dicoba dikaji oleh cultural studies disini sangat

luas dimana di dalamnya termasuk kedalam persoalan gender, ras, kelas, dan

kolonialisme. Cultural studies mencoba menjelaskan kaitan antara bentuk-bentuk

kekuasaan tersebut dan mencoba mengembangkan cara pikir tentang budaya dan

kekuasaan yang dapat digunakan untuk suatu perubahan. 56

Budaya dalam cultural studies lebih didefinisikan secara politis dari pada

secara estetis. Cultural studies tidak melihat budaya sebagai suatu yang sempit,

sebagaimana yang menjadi kajian dalam antropologi atau ilmu budaya

konvensional. Budaya disini lebih dipandang sebagai teks dan praktik hidup

sehari-hari, budaya dilihat bersifat politik dikarenakan cultural studies mencoba

memandangangnya sebaga sebuah arena konflik wacana. Diskursus tentang

budaya dalam perspektif cultural studies berupaya untuk mencoba membaca

konteks budaya dan bagaimana budaya tersebut terkonstruksikan. Lebih dari itu,

budaya tidak dipandang sebagai suatu yang netral atau bersifat apa adanya

melainkan sebagai praktik pertarungan wacana. Untuk itu, cultural studies

mengajak untuk menyingkap ada apa dibalik suatu budaya yang termanifestasikan

di dalam masyarakat. Pengaruh Marxisme terhadap cultural studies disini sangat

55

Ibid 56

Yearry Pandji, Komunikasi Dan Konstruksi Masayarakat Konsumen : Suatu Perspektif Cultural

Studies, (Jakarta: Kencana 2011), h. 462.

Page 58: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

48

kuat. Melihat pula budaya tidak dimaknai sebagai sebuah wilayah yang netral dan

artinya kritik terhadap budaya yang lebih dikedepankan.57

Cultural studies menegaskan bahwa budaya harus dipelajari terkait

hubungan sosial dan system dimana budaya diproduksi dan dikonsumsi. Dengan

demikian studi mengenai budaya erat kaitannya dengan studi tentang masyarakat,

politik dan ekonomi. Cultural studies menunjukkan bagaimana budaya media

mengartikulasikan nilai-nilai dominan, ideologi politik, perkembangan sosial dan

hal baru pada zaman tersebut. Ini merupakan konsep budaya dan masyarakat

sebagai media yang diperebutkan oleh berbagai kelompok dan ideologi berjuang

melawan dominasi. Televisi, film, musik dan bentuk-bentuk budaya popular

sering bersifat liberal atau konservatif, atau kadang-kadang mengekspresikan

pandangan yang lebih radikal atau oposisi.58

2. Pengertian Budaya Populer

Istilah budaya populer telah digunakan dalam beberapa cara. Sebagai

contoh, budaya populer bisa mengacu pada ‗yang tersisa‗ di luar apa yang telah

ditentukan sebagai kanon budaya tinggi, atau ia adalah budaya yang diproduksi

secara massal dalam industri kebudayaan. Perspektif ini sejalan dengan Leavis

atau Adorno, pemikir dari Frankfurt School, yang menganggap budaya populer

adalah inferior di hadapan pasangannya (budaya tinggi) dalam pembagian biner

itu.59

Bagi mereka yang tidak ingin terjebak dalam kategori budaya tinggi dan

budaya rendah, dalam pengertian tak ingin sepenuhnya merendahkan budaya

57 Yearry Pandji, Komunikasi Dan Konstruksi Masayarakat Konsumen : Suatu Perspektif Cultural

Studies, h. 463 58 http://www.gseis.ucla.edu/faculty/kellner/ diakses pada 3 Januari 2015, pukul 15.00 WIB 59

Chris Barker, Cultural Study: Theory and Practice, (London-Thousand Oaks-New Delhi: Sage

Publications, 2000) h. 63

Page 59: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

49

populer dengan tetap tidak menyukai budaya komoditas, budaya yang menjadi

lawan budaya rakyat autentik yang dihasilkan oleh orang kebanyakan adalah

budaya massa. Namun, menurut Fiske, dalam masyarakat-masyarakat kapitalis

tidak ada apa yang disebut sebagai budaya rakyat yang autentik, yang bisa dipakai

untuk menakar ‗ketidakautentikan‗ budaya massa, sehingga meratapi hilangnya

autentisitas adalah nostalgia romantis yang tak ada gunanya.60

Budaya populer adalah budaya yang diproduksi secara komersial dan,

menurut Barker, tampaknya tidak ada alasan untuk mengatakan hal ini akan

berubah untuk masa yang akan datang. Meski demikian, pemirsa budaya populer

diyakini menciptakan makna mereka sendiri dari teks-teks budaya populer dan

mendayagunakan kompetensi kultural dan sumber diskursif mereka.61

Budaya

populer dilihat sebagai makna-makna dan praktik-praktik hasil produksi khalayak

populer pada momen konsumsi, sehingga kajian budaya populer menjadi terpusat

pada bagaimana ia digunakan. Berarti fokus kajian budaya populer bukan lagi

pada penentuan nilai apakah ia tinggi atau rendah (nilai estetis dan kultural) akan

tetapi tentang bagaimana pemirsa mengubah produk industri itu menjadi budaya

populer mereka untuk melayani kepentingan mereka.

Budaya populer, dengan demikian, merupakan situs perebutan nilai-nilai

kultural dan politik. Budaya populer adalah sebuah arena dukungan dan

perlawanan dalam pertarungan memperebutkan makna-makna kultural. Penilaian

budaya populer terkait dengan persoalan kekuasaan dan tempat budaya populer

dalam formasi sosial yang lebih luas. Konsep tentang populer menantang tidak

hanya pemilahan antara budaya tinggi dan rendah, tapi juga tindakan klasifikasi

60

Ibid 61 Ibid

Page 60: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

50

kultural oleh dan melalui kekuasaan. Inilah situs yang hegemoni kultural

dimapankan atau mendapat tantangan.62

3. Budaya Populer Sebagai Medium Melawan Hegemoni

Dalam bahasannya mengenai teori hegemoni, Gramsci memberi solusi

untuk melawan hegemoni (Counter hegemony) dengan menitikberatkan pada

sektor pendidikan. Kaum Intelektual menurut Gramsci memegang peranan

penting di masyarakat. Berbeda dengan pemahaman kaum intelektual yang

selama ini kita kenal, dalam catatan hariannya Gramsci menulis bahwa setiap

orang sebenarnya adalah seorang intelektual namun tidak semua orang

menjalankan fungsi intelektualnya di masyarakat.63

Dari sini dia membedakan dua

tipe intelektual yang ada dalam masyarakat. Yang pertama yaitu Intelektual

Tradisional dimana intelektual ini terlihat independen, otonom, serta menjauhkan

diri dari kehidupan masyarakat. Mereka hanya mengamati serta mempelajari

kehidupan masyarakat dari kejauhan dan seringkali bersifat konservatif (anti

terhadap perubahan). Contoh dari Intelektual Tradisional ini adalah para penulis

sejarah, filsuf dan para profesor. Sedangkan yang kedua adalah Intelektual

Organik, mereka adalah yang sebenarnya menanamkan ide, menjadi bagian dari

penyebaran ide-ide yang ada di masyarakat dari kelas yang berkuasa, serta turut

aktif dalam pembentukan masyarakat yang diinginkan.64

Ketika akan melakukan

Counter Hegemony kaum Intelektual organik haruslah berangkat dari kenyataan

yang ada di masyarakat, mereka haruslah orang yang berpartisipasi aktif dalam

kehidupan masyarakat, menanamkan kesadaran baru yang menyingkap

62 Chris Barker, Cultural Study: Theory and Practice, h.64 63 Antonio Gramsci, Selections from the Prison Notebooks, (London: Lawrence and Wishart,

1971) h. 3-12 64 Ibid

Page 61: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

51

kebobrokan sistem lama dan dapat mengorganisir masyarakat, dengan begitu ide

tentang pemberontakan serta merta dapat diterima oleh masyarakat hingga

tercapainya revolusi. Yang unik meski berasal dari Partai Komunis Italia tidak

lantas Gramsci berpendapat bahwa Intelektual Organik harus berasal dari

kalangan buruh, namun harus lebih luas dari itu. Counter Hegemony bisa

dilakukan oleh siapa saja intelektual dari berbagai kelompok yang tertindas oleh

sistem kapitalisme. Setiap pihak yang berkontribusi dalam perjuangan melawan

hegemoni harus saling menghormati otonomi kelompok yang lain dan mereka

harus bekerja sama agar menjadi kekuatan kolektif yang tidak mudah dipatahkan

ketika melakukan Counter Hegemony.

Perlawanan di dalam praktik kebudayaan telah dilegitimasi oleh cultural

studies, tidak seperti para pendahulunya di Frankfurt School yang melihat totalitas

kuasa kapitalisme tidak memungkinkan bagi individu untuk lolos dari jerat-jerat

gurita raksasa tersebut. Meski demikian, perdebatan tentang perlawanan di dalam

cultural studies sendiri tak kunjung usai. Perdebatan tersebut bukan lagi tentang

masalah sah atau tidaknya perlawanan sebagai sebuah konsep yang hidup di

dalam praktik kebudayaan namun lebih ke cara menganalisa atau memberikan

penilaian terhadap sebuah praktik kebudayaan.65

Perbincangan tentang perlawanan di dalam cultural studies terdiri dari dua

akar pemikiran. Akar pemikiran pertama diambil dari konsep hegemoni milik

Antonio Gramsci yang dielaborasikan dengan pendekatan semiotika struktural.

Contoh yang paling nyata dari penggunaan kerangka analisis ini adalah dalam

buku Resistance Through Rituals (Hall dan Jefferson, 1976). Hall dan Jefferson

65 Chris Barker, Cultural Study: Theory and Practice, h.342

Page 62: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

52

mengeksplorasi subkultur remaja dan mengajukannya sebagai sebuah bentuk

perlawanan yang dimodiskan terhadap budaya hegemonik. Hall dan Jefferson

mengambil studi kasus tentang Skinhead yang diklaim tengah menangkap kembali

secara imajiner tradisi ‗ketangguhan‗ kelas pekerja laki-laki. Nilai-nilai tersebut

diartikulasikan melalui potongan rambut, sepatu boot, jeans dan gelang. Style atau

gaya dibaca sebagai sebuah bentuk perlawanan simbolik yang dibangun di atas

arena pertarungan hegemoni vs counter-hegemony.66

Ketika gagasan tentang ideologi sudah semakin ditentang dan terbuka

horison-horison baru melalui kritik para pemikir postmodern maupun

poststruktural, permasalahan resistensi kembali mencuat ke permukaan. Hebdige

(1988) dengan bukunya Hiding in the Light menggunakan pemikiran Foucault

tentang relasi mikro kuasa terhadap konstruksi terhadap remaja sebagai kelompok

pembuat onar dan sekaligus menyenangkan. Hebdige melakukan analisis

kesejarahan dengan menunjukkan bahwa ketakutan masyarakat abad ke

sembilanbelas terhadap kerumunan di jalan menghasilkan sebuah sistem

pengawasan bagi budaya jalanan kelas pekerja. Subkultur remaja kemudian

bereaksi terhadap pengawasan ini dengan membuat diri mereka sendiri sebagai

sebuah ―tontonan‖.67

Menurut Foucault bentuk perlawanan terhadap kuasa adalah bagian dari

praktek kuasa itu sendiri.68

Dan disinilah kita biasanya terjebak untuk

membicarakan perlawanan sebagai sesuatu yang berada di luar praktik kuasa.

66 Purnomo Sidik Kustiyono, Strategi Resistensi Terhadap Budaya Populer Pada Kolom

“Parodi” Samuel Mulia Di Harian Kompas (Sebuah Analisis Wacana Kritis), (Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), h.31 67 Ibid 68 Gavin Kendal & Gary Wickam, Using Foucault Method, (London: Sage Publications, 1999) h.

51

Page 63: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

53

Seakan-akan kuasa dan perlawanan merupakan dua entitas yang sama sekali

berbeda dan berlawanan. Ketika hal ini terjadi maka konsekuensinya adalah

muncul berbagai gerakan perlawanan yang justru mensubordinasikan kategori-

kategori subjek lainnya baik yang tidak berada di dalam kutub kekuasaan‗

maupun kutub perlawanan‗.

Di mana ada kuasa, di situ pula terdapat perlawanan. Setiap daya (force)

mempunyai kapasitas untuk resisten, setiap daya (force) mempunyai kuasa

(power) untuk mempengaruhi atau dipengaruhi oleh daya yang lain. Bagi

Foucault, perlawanan kuasa (power) adalah bagian dari pelaksanaan kuasa, sebuah

bagian dari bagaimana ia dapat bekerja.69

Dapat ditambahkan, bahwa kapasitas

dominasi-perlawanan atau hubungan antara keduanya dalam kuasa, meneguhkan

bahwa kuasa adalah plastis dan cair, tergantung bagaimana daya dominasi-

perlawanan tersebut.

69 Gavin Kendal & Gary Wickam, Using Foucault Method, h.49

Page 64: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

54

BAB III

DESKRIPSI UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Karir Bermusik Pandji Pragiwaksono

Pria yang bernama lengkap Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo ini adalah

seorang penyiar radio, presenter TV, penulis buku, Stand Up Comedian, dan

musisi/rapper. Ia lahir di Singapura pada tanggal 18 Juni 1979. Pandji tercatat

sebagai mahasiswa Program Studi Desain Produk, Jurusan Desain, Fakultas Seni

Rupa dan Desain ITB angkatan 1997 dan merupakan salah satu alumni SMA

Kolese Gonzaga angkatan ke-8.

Diantara berbagai kesibukannya di awal karir Pandji sebagai entertainer,

Pandji sudah bercita-cita untuk bisa membuat album musik hiphop/rap.

Kecintaannya pada musik hiphop/rap diawali sejak tahun 90-an ketika musik

hiphop/rap mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hiphop begitu berarti

bagi Pandji, karena musik hiphop bagi Pandji merupakan jalan keluar atau sarana

hiburan yang bisa membuat hidupnya lebih baik ketika dia merasa lagi terpuruk.

Musik hiphop bisa menjadi sarana untuk menumpahkan keresahan dia selama ini.

Seperti yang diutarakan Pandji dalam blognya di www.pandji.com mengenai

kecintaanya pada music hiphop berikut ini:1

“Saya, adalah pria berumur 33 tahun yang hidup melewati banyak

fase dalam hidup saya. Lahir di luar negeri, pulang ke Jakarta tinggal di

kompleks mewah dengan tetangga tentangga orang asing, orang tua

bercerai, keluarga roboh secara ekonomi, Ibu berjuang membangkitkan

keuangan bagaikan satu satunya tonggak penyangga yang masih berdiri

ketika seluruh tenda pleton roboh, muslim yang masuk sekolah katolik,

kuliah ke kota Bandung di era reformasi, belajar berkarya di sebuah

1 http://pandji.com/konser32/ diakses pada tanggal 12 Januari 2015, pukul 14. 00 WIB

Page 65: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

55

kampus seni rupa, bekerja sebagai penyiar dan mewawancara ratusan

kehidupan. Saya punya banyak keresahan.”

“Hiphop, sebuah kultur yang terdiri dari DJ, MC, Graffitti dan B-

Boy, adalah kecintaan saya. Bahkan dihadapkan dengan berbagai jenis

musik sebagai penyiarpun, saya selalu cinta hiphop. Hiphop di era 90an

ketika masuk Indonesia penuh dengan irama irama selebratif, Dj Jazzy Jeff

and The Fresh Prince, Naughty By Nature, RUN DMC, jadi jalan keluar

ketika hidup saya lagi terpuruk karena 2 orang yang saya sayangi tidak

bisa akur sehingga harus pisah. Hiphop saved my life”

Pandji yang mengawali karirnya sebagai penyiar radio dan host ini

memutuskan untuk mengeluarkan karya yang sesuai dengan passion dan hobinya

sejak remaja yaitu membuat album hiphop. Ide mengeluarkan karya berupa album

hiphop itu terinspirasi dari nasihat istrinya yaitu Gamila Arief untuk saatnya

Pandji berkarya dan jangan bekerja terus. Nasihat istrinya itu membuat Pandji

semakin semangat untuk bisa berkarya lewat musik hiphop.

Awal karir bermusik Pandji dimulai pada tahun 2008 dengan

mengeluarkan album hiphop pertamanya yang berjudul Provocative Proactive. Di

album pertamanya ini Pandji bekerja sama dengan beberapa musisi tanah air

untuk mengisi beberapa bagian dari lagu-lagu yang ada di album pertama ini.

beberapa musisi itu seperti seperti Tompi, Angga Puradireja dan istrinya

sendiri Gamila Arief.

Pada 2009, ia juga meluncurkan album kedua, You'll Never Know When

Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life. Ia tampil di beberapa

acara musik seperti Soulnation. Albumnya pada 2010, Merdesa, menuai

keuntungan besar dengan menerapkan strategi Free Lunch Method yang diakui

oleh Hermawan Kertajaya. Pada tanggal 21 Mei 2012, bertepatan dengan 14 tahun

turunnya Soeharto, Pandji mulai meluncurkan album hiphop keempat yang

berjudul 32. Lagu lagu seperti Demokrasi Kita dan Indonesia Free adalah

Page 66: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

56

musikalisasi dari pidato Mohammad Hatta. Album 32 juga berisi lagu seperti GR

feat Abenk Ranadireksa (Soulvibe), lalu Untuk Sahabatku feat Davinaraja (The

Extralarge) yang ia tulis sebagai persembahan kepada para penikmat musiknya

selama 5 tahun berkarier.

Apabila diperhatikan secara seksama, hampir semua lagu dalam album

hiphopnya, Pandji selalu menyuarakan pesan-pesan nasionalisme, perubahan

sosial, dan kritik sosial. Tidak heran kalau dia dikenal sebagai rapper nasionalis.

Mengenai alasan dia sering memasukkan pesan-pesan nasionalisme, kritik sosial

dan perubahan sosial dalam lagu-lagunya, Pandji dalam salah satu wawancara

berjudul “Hip hop: Media Protes yang Membantu Saya” yang dilakukannya

dengan hiphopindo.net menegaskan bahwa hip hop adalah media protes yang

ampuh untuk menyuarakan ragam kegelisahannya terhadap berbagai

permasalahan krusial di Indonesia, seperti demokrasi, nasionalisme, sosial, politik,

budaya, dan pendidikan.2

Diantara musisi hiphop/rap tanah air, Pandji merupakan sosok yang cukup

berpengaruh di kalangan anak muda dan di sosial media, salah satu contohnya

pada tahun 2009, ketika terjadi pengeboman di JW Marriot dan Ritz Carlton,

Jakarta, Pandji beserta teman-teman musisi lain menggunakan tagar

#IndonesiaUnite di Twitter untuk memberikan pesan kepada pengguna sosial

media di seluruh dunia bahwa Indonesia masih aman dan tidak perlu takut untuk

menghadapi ancaman bom. Tagar #IndonesiaUnite yang isinya banyak

mengandung hal-hal positif mengenai Indonesia, akhirnya berhasil menjadi

Trending Topic World Wide hampir dalam seminggu. Dan lagu Pandji yang

2 http://hiphopindo.net/pandji-hip-hop-media-protes-yang-membantu-saya/ diakses pada tanggal

12 Januari 2015, pukul 14. 00 WIB

Page 67: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

57

berjudul Kami Tidak Takut sukses menjadi lagu anthem di acara-acara televisi

yang topiknya berbicara mengenai kejadian bom dan perlawanan rakyat Indonesia

dalam menghadapi ancaman bom.3 Selain itu lagu Untuk Indonesia cukup sukses

mencuri perhatian anak muda di Indonesia lewat sosial media youtube untuk lebih

mencintai negeri ini dan melakukan perubahan untuk negeri ini. Hal itu pula yang

menjadikan alasan peneliti untuk menggunakan Pandji sebagai subjek penelitian

dalam penelitian ini.

Dari segala macam aktivitas dan karya Pandji khususnya melalui album

hiphopnya yang banyak berkaitan dan memuat pesan sosial politik itu, pada tahun

2013 Pandji masuk dalam jajaran The Icons versi majalah Rolling Stone

Indonesia. The Icons adalah sosok inspiratif, berpengaruh dan banyak

menciptakan karya dan prestasi sepanjang tahun 2013 dan selama 8 tahun Majalah

Rolling Stone Indonesia berdiri. Dalam jajaran The Icons ini Pandji disesejarkan

dengan, Jokowi-Ahok dan Anies Baswedan.

B. Deskripsi Umum Album 32

Album 32 merupakan album musik yang dikeluarkan di era refomasi yang

khusus menyuarakan kritik-kritik sosial dan perlawanan kepada hegemoni orde

baru yang masih menghinggapi masyarakat Indonesia saat ini. Apabila berbicara

mengenai kritik sosial mengenai orde baru melalui musik, Iwan Fals merupakan

musisi yang cukun concern pada hal itu. Tetapi sesudah runtuhnya orde baru dan

memasuki era reformasi, hampir tidak ada musisi yang mengeluarkan album

secara khusus untuk menyuarakan kritik sosial terhadap hegemoni orde baru yang

3 http://pandji.com/makeyourmove/ diakses pada tanggal 12 Januari 2015, pukul 14. 00 WIB

Page 68: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

58

masih ada hingga saat ini. Dan album 32 merupakan album yang secara khusus

menyuarakan pesan-pesan perlawanan dan kritik sosial terhadap hegemoni orde

baru di era reformasi saat ini.

Album 32 adalah bentuk penumpahan emosi, ide, pikiran dan perasaan

Pandji atas realitas sosial yang dia rasakan terhadap masalah-masalah sosial yang

terjadi di Indonesia. Album yang baru dirilis Pada tanggal 21 Mei 2012,

bertepatan dengan 14 tahun turunnya Soeharto, Pandji mengungkapkan “Konsep

besar dari album 32 adalah 32 tahun rezim Soeharto yang berdampak kepada 32

tahun kehidupan saya.”4 Konsep besar itu dia tuangkan dalam lagu-lagu yang

bernada perlawanan terhadap hegemoni Orde Baru yang masih ada hingga saat

ini, walaupun Orde Baru sudah ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa dan politik

pada tahun 1998.

Dalam album ini, Pandji banyak mengkritik masyarakat yang masih belum

bisa lepas dari pemerintahan otoriter (baca: hegemoni Orde Baru). Seperti Lagu

“Berani Mengubah”, “Menolak Lupa” dan “Terjebak” feat Reptamasta dari Jogja

sangat mewakili konsep album 32 ini dengan pesan yang mengajak pemuda untuk

tidak lupa apa yang terjadi di masa lalu dan tidak dengan mudah merasa bahwa

era Soeharto lebih baik. Karena banyak hal hal yang terjadi di masa itu yang

merupakan bagian kelam dari Republik Indonesia.5 Selain itu lagu seperti

“Demokrasi Kita” dan “Indonesia Free” adalah musikalisasi dari pidato

Mohammad Hatta yang menurut Pandji perlu untuk diketahui oleh generasi muda

Indonesia. “Banyak di antara anak muda di Indonesia yang enggan membaca,

4 http://hiphopheroes.net/album-ke-4-pandji-pragiwaksono-32%E2%80%B3 diakses pada tanggal

12 Januari 2015, pukul 14. 00 WIB 5 Ibid

Page 69: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

59

padahal isi dari pidato pidato ini bukan hanya mengagumkan, tapi juga relevan

dengan kehidupan di Indonesia jaman sekarang.Karena itu saya putuskan untuk

memusikalisasi pidato tersebut dalam lagu hiphop.”6

Dalam wawancara dengan Hiphopindo.net Pandji juga mengutarakan

bahwa pesan dari album ini adalah “agar anak muda Indonesia sadar sejarah

sebelum beropini terhadap sejarah tersebut. Belajar dari kesalahan yang lampau,

dan tidak melaju mengulangi kesalahan tersebut.”7

Album 32 sangat relevan dengan kondisi sosial politik saat ini, dimana

Negara Indonesia yang kurang lebih sudah 16 tahun menjalani masa reformasi

sejak turunnya Soeharto (Orde Baru) yang pernah berkuasa selama 32 tahun,

tetapi justru sebagian rakyat Indonesia malah merindukan atau ingin kembali ke

masa Orde Baru karena jengah dengan kondisi sosial saat ini yang ternyata tidak

lebih membaik dibandingkan dengan masa Orde Baru. Selain itu juga album ini

sangat terkait dengan tahun-tahun politik (2012-2014) yaitu pemilihan legislative

dan presiden Indonesia di tahun 2014, dimana sebagian partai politik

menggunakan nama besar Soeharto atau program-program Orde Baru yang

dianggap berhasil dan menyejahterakan rakyatnya sebagai jargon-jargon

kampanye mereka.

C. Album Musik Dan Penghargaan

1. Album Musik

a. Provocative Proactive

6 Ibid 7 http://hiphopindo.net/konsep-besar-pandji-untuk-album-32/ diakses pada tanggal 12 januari

2015, pukul 14. 00 WIB

Page 70: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

60

Album pertama yang dirilis 2008 ini, lebih banyak bercerita mengenai

keresahan yang Pandji rasakan, seperti mengenai pembajakan lagu di

Indonesia dalam lagu Bajak Lagu Ini, kecintaan dan menumbuhkan

semangat nasionalisme dalam lagu Untuk Indonesia dan You Think

You Know (Indonesia), kritik sosial dalam lagu Ada Yang Salah dan

kritik terhadap Kepolisian Republik Indonesia dalam Lagu Atas Nama

Kebenaran.

b. You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play Your

Paused In Your Life

Album kedua yang dirilis pada tahun 2009 ini lebih banyak bercerita

mengenai kehidupan Pandji sebagai seorang ayah dan suami. Namun

Pandji tetap menyelipkan lagu-lagu yang bertema nasionalisme dan

kritik sosial, seperti lagu Kami Tidak Takut dan GBK.

c. Merdesa

Album ketiga yang dirilis pada tahun 2010 ini bisa dibilang album

yang paling laris penjualannya karena Pandji menerapkan teknik

marketing Free Lunch Method dalam menjual albumnya ini. Selain itu

hampir semua di album ini bercerita mengenai kritik sosial dan politik,

seperti Lagu Melayu, Perhatikan, Was Here, Tangan Kotor, Menoleh,

Menyingkir, DPR, dan Takkan Usai.

d. 32

Album keempat yang dirilis pada akhir tahun 2012 ini sangat kental

muatan sosial politiknya. Selain lagu-lagunya yang bertema

perlawanan dan kritik sosial, lagu-lagu dalam album ini memiliki tema

Page 71: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

61

yang sama yaitu perlawanan terhadap hegemoni Orde Baru dan

romantisme masyarakat terhadap rezim Orde Baru. Lagu-lagu seperti

Berani Mengubah, Indonesia Free, Demokrasi Kita, Menolak Lupa,

Pemuda Bodoh, dan Terjebak, sangat kental pesan perlawanan dalam

melawan hegemoni Orde Baru dan kritik sosial.

2. Prestasi dan Penghargaan

a. Penghargaan Tokoh Populer Pro-HAM dari KONTRAS (Komisi Untuk

Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) – 2015

b. The Icons Versi majalah Rolling Stone Indonesia – 2013

c. Penghargaan Youth Icon Marketeer 2010 For New Wave Marketing

versi MarkPlus dalam penjualan album Merdesa dengan menggunakan

metode Free Lunch Method – 2010

d. Co-Founder Ref Basketball Clothing, Random Creative House, dan

Kolam Komik

e. Co-Founder Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia and C3 Friends

(Community For Children With Cancer)

f. Unilever Brand Ambassador for Lifebouy – 2009-2010

g. Ambassador for UNDP “Stand Up Take Action, End Poverty Now!” –

2009

h. Spokesperson for: FAO “1 Billion Hungry Petition”, KEMENDAG

World Expo, US Embassy “Intellectual Property Rights Awareness”,

Sampoerna foundation “Save A Teen” Campaign” - 2010

Page 72: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial adalah bagian integral dan

tidak dapat dipisahkan dalam kerangka analisis Van Dijk. Kalau suatu teks

mempunyai ideologi tertentu, maka itu berarti menandakan dua hal.1 Pertama, teks

tersebut merefleksikan struktur model si pembuat teks ketika memandang suatu

peristiwa atau persoalan. Kedua, teks tersebut merefleksikan pandangan sosial

secara umum, skema kognisi masyarakat atas suatu persoalan. Untuk itu

diperlukan analisis yang luas bukan hanya pada teks tetapi juga kognisi individu

pembuat teks dan masyarakat.

A. Analisis Teks Album 32

Dalam dimensi teks, analisis diarahkan pada struktur dari teks wacana itu

sendiri. Struktur sebuah wacana tekstual menurut Van Dijk terbagi dalam tiga

tingkatan, dimana ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi

yang pada akhirnya membentuk makna wacana secara keseluruhan. Ketiga tingkatan

tersebut yakni, Struktur Makro, Super Struktur dan Struktur Mikro. Analisis pada

tataran dimensi teks ini murni hanya akan menyandarkan penelitiannya berdasarkan

data primer (teks) yakni lirik-lirik lagu dalam album 32 yang bertemakan perlawanan

dan kritik sosial yaitu “Menolak Lupa”, “Terjebak”, “Demokrasi Kita”, “Berani

Mengubah”, dan “Pemuda Bodoh”.

1. Struktur Makro/Tematik

1 Teun Van Dijk, “The Interdiciplinary Study Of News as Discourse”, www.discourses.org/articles

/ diakses pada tanggal 25 Februari 2015, pukul 14.00 WIB

Page 73: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

63

Unsur global dari wacana disebut tematik. Tema merupakan gagasan inti

dari suatu teks yang menggambarkan apa yang ingin disampaikan oleh seorang

penulis kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau memandang suatu

peristiwa. Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa

juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks.

Tema menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh pembuat teks (dalam hal

ini Pandji Pragiwaksono) dalam lirik-lirik lagu album 32.

Lirik-lirik lagu dalam album 32 merepresentasikan pada kita mengenai

pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang kondisi indonesia hari ini, dimana

secara umum kondisi tersebut digambarkan dengan ketidakadilan dalam

penegakkan hukum, anak-anak muda yang buta sejarah dan politik Indonesia

sehingga banyak dijadikan alat politik oleh politisi-politisi jahat di negeri ini,

masyarakat Indonesia yang sebagian masih terjebak romantisme Orde Baru, dan

juga ajakan masyarakat Indonesia untuk melakukan perubahan menuju Indonesia

yang lebih baik.

a. Romantisme Masyarakat dan Kebangkitan Orde Baru

Salah satu topik yang mendukung tema utama dalam album 32 adalah

kebangkitan Orde Baru dan romantisme masyarakat akan kesejahteraan di masa

Orde Baru. Dalam menyambut pemilihan legislative dan presiden 2014, banyak

politisi tanah air dengan berbagai mesin politiknya melakukan kampanye dengan

menggunakan nama besar Soeharto dan romantisme Orde Baru untuk

mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat. Sehingga calon-calon

pemilih dalam pemilu 2014 ini yang sebagian besar anak muda dan diperkirakan

pada waktu Soeharto masih menjadi presiden kala itu mereka masih berumur 5-10

Page 74: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

64

tahun bisa dengan mudah dipengaruhi dengan kampanye-kampanye politik yang

berisikan romantisme Orde Baru.2 Padahal banyak dari mereka yang tidak paham

apa yang terjadi pada Orde Baru, dan banyak dari kebijakan Orde Baru yang

sebenarnya merugikan masyarakat.

Mengenai romantisme Orde Baru ini, Pandji menuangkan dalam lirik-lirik

lagunya dalam album 32, seperti berikut ini:

Lirik lagu - Terjebak

Berkubang dalam lumpur,

Merasa nyaman dalam kotor dan dosa berumur

Terlalu kusam tuk dibersihkan, Terlalu dalam tuk diselamatkan

Terlalu ingin rakyat dibuat senang,

Walau semu dan lahir dari kebohongan

Dibuat percaya di masa lalu kita berjaya,

Dibuat rindu ingin seperti dulu

Ingin punya pemimpin sekuat itu,

Tak mau tahu dibalik senyumannya itu

Rakyat di-bully dibungkam lalu, dianggap angin lalu

Jangan ulangi kesalahanmu, terjebak kita terbelenggu slalu

Hidup tak berjalan mundur, jangan kendur

(Repstamasta)

Uyee... On Fire!

Tetap semangat jalani hidup

Jangan tengok!

Masa lalu, yang lalu biar cepat berlalu

Never give up! Wake up!

Ayo semangat! Yo Man!

Never give up! Wake up!

Ayo semangat! E Yo!

Lekas bangkit...

Cepat!

Gapai cita...

Jangan!

Pernah ragu-ragu

Ayo gapai citamu

Reff

Terjebak masa lalu

Rakyatku

2 http://news.okezone.com/read/2013/11/06/373/892681/anak-muda-tentukan-pemenang-pemilu-

2014 diakses tanggal 10 Maret 2015 pukul 11.00 WIB

Page 75: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

65

Bangsaku susah maju

Selalu

Tatap masa depanmu

Melaju

Dengan semangat baru

Lirik lagu – Berani Mengubah

32 tahun gua hidup, kita masih dibayang-bayangi oleh 32 tahun

kepemimpinan "The Smiling General" itu. Hooo..!

Berhenti membandingkan hari ini dengan masa lalu.

Tanggung jawab hanya di elu dan di gua untuk membuat bangsa

ini maju.

Bangun bangsaku! Dari tidurmu!

Hidup bukan di masa lalu, mari melaju!

b. Lemahnya Penegakkan Hukum di Indonesia

Topik lain yang disajikan dalam tema sentral dalam album ini adalah

lemahnya penegakkan hukum dan keadilan di Indonesia, khususnya kasus-kasus

hukum dan HAM yang terjadi pada masa Orde Baru. Dalam album 32, Pandji

menyinggung masalah kasus hilangnya Widji Thukul, pengungkapan kasus

pembunuhan Munir, dan pelaku-pelaku kejahatan dari kasus orang-orang hilang

dan meninggal dalam tragedi kerusuhan 1997-1998. Mengenai kasus-kasus

tersebut dan penegakkan hukumnya yang tidak kunjung selesai, Pandji

menuangkan pemikirannya dalam lirik lagu seperti berikut ini :

Lirik lagu – Menolak Lupa

Widji Thukul nama yang sederhana,

hidup yang sederhana, tapi nyali luar biasa

Bagaimana bisa anak seorang tukang becak

Jadi pemuda yang berbahaya di mata penguasa

Kalau bukan karna tajamnya sebuah ucapan

Aku ingin jadi peluru juga

Yang menghujam ketidakadilan kepada rakyat jelata

Berpindah dari kota ke kota, menghindari tangkapan penguasa

Lalu di tahun '98, kau menghilang hingga sekarang

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Page 76: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

66

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Terima kasih kawan, kami lanjutkan perjuangan

Reff

Pahlawan, kami merindukan kamu

Pejuang, kami merindukan kamu

Pahlawan, kami merindukan kamu

Warisanmu Munir adalah nyali dan hatimu, Munir

Untuk mereka yang merasa tersingkir

Kau melawan dan berjuang tanpa akhir

Mereka bisa meracuni satu gelas saja

Tapi takkan bisa meracuni gelas sebangsa

Kupastikan mereka kan slalu ingat

Itu perjuanganku melawan lupa

c. Ajakan Melakukan Perubahan

Topik selanjutnya menguraikan mengenai bagaimana Pandji mengajak

seluruh lapisan masyarakat khususnya anak muda untuk melakukan perubahan

untuk Indonesia yang lebih baik. Pandji mengajak rakyat Indonesia khususnya

anak muda untuk lebih peduli dengan segala masalah yang ada di Indonesia dan

melakukan perubahan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Perubahan

itu ditujukan agar masyarakat Indonesia bisa lebih melihat kedepan dan tidak usah

terlalu lama terjebak dalam romantisme Orde Baru yang semu. Gerakan

perubahan itu akan menentukan masa depan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Pandji menguraikan pemikirannya tersebut dalam penggalan lirik lagunya

berikut ini:

Lirik lagu – Berani Mengubah

Tutup kedua matamu, hindari kenyataan yang ada di depanmu.

Bungkam mulutmu, simpan suara lantangmu yang bisa kau

gunakan tuk bela mreka yang lebih lemah darimu.

Sumpal telingamu agar teriakan rakyat tak perlu kau indahkan.

Dudukkan tubuhmu, tak usah berdiri dan berjuang selain untuk

dirimu, hanya hidupmu

Page 77: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

67

Ketidakpedulianmu akan berbalik kepadamu dalam wujud setan

berjubah berbambu.

Berjuang untuk siapapun yang isi kantong dgn kemewahan semu

dan palsu.

Jangan kau lawan mereka, Sesungguhnya mereka tawanan

sangkar emas para penguasa.

Bukalah mata, buka telinga dan berani teriak, berjuang untuk

bangsa Indonesia. Aaww!!

CHORUS

Bangun bangsaku! Dari tidurmu!

Hidup bukan di masa lalu, mari melaju!

(2X)

Sesungguhnya Indonesia adalah sebuah konsep persatuan luhur

dalam keragaman.

Keberhasilannya di tangan rakyatnya seperti halnya kesaktian

Pancasila.

Nafasnya hanya akan sepanjang gandengan tangan yang

memperjuangkannya.

Para pesimis hanya bergunjing di belakang, cuma bisa numpang

sambil berpangku tangan.

d. Ketimpangan Sosial dan Praktik Korupsi

Topik lain yang diuraikan dalam album 32 adalah ketimpangan sosial yang

terjadi karena tidak meratanya pembangunan di Indonesia. Contohnya

kesejahteraan di pulau jawa sangat jauh berbeda dengan yang di Papua, akibatnya

dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Ditambah pula

dengan perilaku korupsi yang sudah merajalela di negeri ini bahkan sampai level

tertinggi sekalipun yaitu presiden. Pandji menguraikan praktik korupsi dan

dampak dari korupsi itu sendiri seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan tidak

meratanya pembangunan di Indonesia dalam lirik lagu berikut ini:

Lirik Lagu – Demokrasi Kita

Page 78: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

68

Kecewa kita akan negara.

Janji tak sama dengan yang dipandang mata.

Di mana-mana rakyat tak puas,

Kesetaraan tiada, tak lagi kita merasa sebangsa.

Demokrasi terlantar karena,

Tikus-tikus politik gerogoti negara.

Di sana sini merintih minta merdeka,

Pemuda, inikah hasil terbaik demokrasi kita?!

Dengan keterkaitan secara umum antara berbagai topik dalam lirik-lirik

lagu dalam album 32, tematik teks wacana berujung pada satu kesimpulan

mengenai perlawanan terhadap hegemoni Orde Baru dan kritik Pandji terhadap

masyarakat yang terjebak dalam romantisme Orde Baru yang semu.

2. Superstruktur/Skematik

Tema wacana juga didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu,

yakni bagaimana antara satu peristiwa dengan peristiwa lain dirangkai dalam satu

teks. Dalam istilah lain superstrutur dapat juga diartikan bangunan atau skema

teks yang runut dari awal sampai akhir dan kemudian membentuk satu kesatuan

arti.

Dalam sebuah lirik lagu, skema konstruksinya terdiri atas judul, intro, bait,

dan Reffrain. Namun walaupun ada pembagian seperti ini, kesemuanya adalah

satu kesatuan dari lirik, baik intro, bait, dan reffrein.

Judul dalam sebuah lirik lagu memegang peranan penting sebagai sebuah

gerbang yang akan mengantarkan kita pada hamparan makna yang terkandung

dalam bait-bait lirik lagu. Menurut Van Dijk, judul termasuk dalam kategori yang

membentuk summary sebuah teks. Skema lanjutan setelah judul dalam sebuah

lirik lagu adalah bait pembuka atau yang biasa kita kenal dengan intro. Jika

dikomparasikan dengan stuktur sebuah teks berita, maka intro ini bisa

Page 79: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

69

dianalogikan sebagai lead berita yaitu sebagai penghubung antara Judul dan isi

teks secara keseluruhan. Ringkasan mengenai gagasan umum dalam lirik lagu ini

telah dilakukan melalui skematik judul dan bait intro, sedangkan pengejawantahan

dari ringkasan tersebut adalah terletak pada bagian tubuh lirik atau bait-bait

selanjutnya. Pada bait kedua, bait ketiga, dan bait kelima. Melalui penempatan ini,

bait-bait tersebut diposisikan sebagai kepanjang tanganan dari judul dan bait intro.

Dalam sebuah lirik lagu strategi penyusunan bagian yang dianggap tidak

atau kurang penting dengan bagian yang penting adalah dengan menggunakan

reffrain. Reffrein merupakan bagian ulangan (pada syair lagu), perulangan syair

lagu”.3 Reffrein atau disingkat reff juga merupakan klimaks yang diberi penekanan

khusus oleh sang penulis lagu. Penekanan ini mengindikasikan bahwa bagian

yang disuarakan dalam reff adalah suatu yang penting, suatu yang ingin

ditonjolkan.

a. Lirik Lagu Menolak Lupa

Pandji menggunakan judul “Menolak Lupa” sebagai penghargaannya

kepada para pahlawan yang seharusnya kita kenang jasa-jasanya tetapi justru

malah terlupakan di negeri ini. Padahal pahlawan-pahlawan itu begitu besar

jasanya bagi negeri ini. Selain itu “Menolak Lupa” adalah bentuk sikap Pandji

terhadap kasus-kasus yang tidak pernah diselesaikan dengan baik dan justru malah

dilupakan oleh rakyat Indonesia, seperti kasus-kasus HAM di negeri ini. Oleh

karena itu judul lagu ini bisa diartikan sebagai menolak lupa terhadap kasus-kasus

kekerasan, pembunuhan, ketidakadilan khususnya yang berkaitan dengan HAM.

3 Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya : Karya Utama, 2002), h. 527

Page 80: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

70

Skema selanjutnya adalah bagian intro. Intro dalam lagu “Menolak Lupa”

adalah sebagai berikut ini:

Tidakkah kita merasa kehilangan,

Orang-orang yang selama ini kita andalkan?

Mari kita melawan lupa

Mari kita menolak lupa

Bait pembuka adalah bait yang mengundang pendengar untuk terus berada

dalam dimensi lagu tersebut, ketika Intro ini cukup menarik biasanya pendengar

akan tetap melanjutkan mendengar lagu ini. Dalam lagu “Menolak Lupa”, Pandji

menggunakan bait-bait tersebut untuk menegaskan bahwa lagu ini minibiografi

mengenai empat tokoh yang menurut Pandji layak untuk dihargai jasa-jasanya

kepada negeri ini, tetapi oleh generasi saat ini justru mereka dilupakan. Menurut

Pandji, sosok-sosok pahlawan itu sampai mengorbankan nyawa mereka demi

kebebasan dan kenyamanan yang kita miliki saat ini.

Skema selanjutnya yaitu bait penjelas dari topik yang dibahas dalam lagu

ini. Dalam lagu “Menolak Lupa” terdapat 4 bait penjelas. Masing-masing bait

penjelas menjelaskan sosok pahlawan yang dianggap Pandji banyak berjasa pada

negeri ini tetapi justru dilupakan oleh rakyat Indonesia. Sosok-sosok pahlawan itu

adalah Mohammad Hatta, Abdurrahman Wahib (Gus Dur), Widji Thukul, dan

Munir. Bait-bait penjelas seperti berikut ini:

Bait Pertama (Mohammad Hatta)

14 Maret '80

Air mata ibu pertiwi membasahi Bumi indah ini

Pergilah sosok bijak itu,

Muhammad Hatta, rindu kami kepadamu

Kau ajarkan kami bahwa Cinta saja tak cukup,

perkaya diri dengan ilmu, merantau kalau perlu

Kompetensi lah yang buat bangsa maju,

itulah mengapa kau mencintai buku

Page 81: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

71

Kau ajarkan kami untuk berani.

Di negri yang menjajahmu, kau lantang, berdiri sendiri

teriakkan pledoi "Indonesia Free!"

Kau buktikan kata dan tulisan setajam belati.

Kau korban perbedaan pendapat,

namun kau tahu konflik tiada manfaat.

Jabatan ditinggal tapi cinta disimpan rapat dalam hati,

juga cita-cita untuk punya Bally.

Bait kedua (Abdurahaman Wahib atau Gus Dur)

Bosen sekolah, begadang nonton bola,

waktu luang ke bioskop saja.

Waktu muda, kita berdua tak jauh berbeda.

Abdurrahman Wahid, Gusdur akrabnya.

Mungkin itu mengapa kukagumimu,

karena Indonesia masih sangat butuhkanmu.

Diciptakan berbeda, tapi masih saja ada yang ingin kita satu,

bukan bersatu bagai inginmu.

Irian jaya jadi Papua,

Bebas ekspresikan budaya Cina,

Ganti jendral keras dengan reformis,

Korupsi usut habis, pluralis, dan kontroversial abis.

Mungkin memang kami butuh yang nekat,

Tanpa kompromi, basa-basi yang menghambat.

Kau slalu bisa, temukan jawaban yg singkat

Dan buat lawan bungkam dan sewot.

"Gitu aja kok repot..." Hah

Bait ketiga (Widji Thukul)

Widji Thukul nama yang sederhana,

hidup yang sederhana, tapi nyali luar biasa

Bagaimana bisa anak seorang tukang becak

Jadi pemuda yang berbahaya di mata penguasa

Kalau bukan karna tajamnya sebuah ucapan

Aku ingin jadi peluru juga

Yang menghujam ketidakadilan kepada rakyat jelata

Berpindah dari kota ke kota, menghindari tangkapan penguasa

Lalu di tahun '98, kau menghilang hingga sekarang

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Hanya satu kata, "LAWAN!"

Terima kasih kawan, kami lanjutkan perjuangan

Page 82: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

72

Bait Keempat (Munir)

Warisanmu Munir adalah nyali dan hatimu, Munir

Untuk mereka yang merasa tersingkir

Kau melawan dan berjuang tanpa akhir

Mereka bisa meracuni satu gelas saja

Tapi takkan bisa meracuni gelas sebangsa

Kupastikan mereka kan slalu ingat

Itu perjuanganku melawan lupa

Dalam lagu “Menolak Lupa” bagian Reff merupakan bagian terpenting

karena bagian reff ini diulang sebanyak 8 kali. Reff seperti yang sudah diketahui

merupakan klimaks yang diberi penekanan khusus oleh sang penulis lagu.

Penekanan ini mengindikasikan bahwa bagian yang disuarakan dalam reff adalah

suatu yang penting, suatu yang ingin ditonjolkan. Adapun bagian reff dari lagu

“Menolak Lupa” adalah sebagai berikut:

Pahlawan, kami merindukan kamu

Pejuang, kami merindukan kamu

Pahlawan, kami merindukan kamu

b. Lirik Lagu – Terjebak

“Terjebak” adalah judul lagu yang digunakan Pandji untuk

merepresentasikan keadaan dimana sebagian rakyat Indonesia masih terjebak

dalam Romantisme Orde Baru. Padahal rezim Orde Baru sudah tumbang hampir

16 tahun lamanya oleh gerakan mahasiswa dan politik. Orde Baru menurut Pandji

merupakan rezim yang lebih banyak menimbulkan masalah atau kejahatan

dibandingkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam lagu ini, Pandji

mengungkapkan bahwa rezim Orde Baru sudah terlalu lama memimpin Indonesia

selama hampir 32 tahun, sehingga rakyat sudah banyak yang terdoktrin akan

kesejahteraan semu itu. Menurut Pandji, kesejahteraan yang dirasakan pada zaman

Page 83: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

73

Orde Baru hanya dirasakan oleh segelintir orang dan terpusat hanya di pulau jawa.

Rakyat Indonesia tidak pernah tahu bahwa pembangunan, keamanan, dan

ketertiban yang selama ini dirasakan pada zaman Orde Baru, ada masyarakat yang

jadi korban dari kebijakan-kebijakan Orde Baru terutama rakyat miskin yang

direnggut hak-haknya oleh pemerintah Soeharto. Hak-hak yang direnggut itu

mulai dari tempat tinggal mereka sampai kehilangan nyawa mereka. Tetapi rakyat

terus dijerumuskan bahwa zaman Orde Baru lebih baik dari zaman sekarang. Bait

pertama dalam lirik lagu “Terjebak” menguraikan keresahan Pandji mengenai hal

tersebut.

Berkubang dalam lumpur,

Merasa nyaman dalam kotor dan dosa berumur

Terlalu kusam tuk dibersihkan, Terlalu dalam tuk diselamatkan

Terlalu ingin rakyat dibuat senang,

Walau semu dan lahir dari kebohongan

Dibuat percaya di masa lalu kita berjaya, Dibuat rindu ingin

seperti dulu

Selanjutnya untuk mendukung bait pertama atau intro diatas, maka

dibutuhkan bait penjelas yang diuraikan dalam lirik lagu seperti berikut ini:

Berdalih harga naik bersungut-sungut kenapa pada dasarnya

semua panik

Tanpa paham apa itu inflasi?

Apa makna kalo pertumbuhan ekonomi negatif?

Ketidaktahuan rakyat dimanfaatkan oleh wakilnya

Ketakutannya jadi senjata tuk ciptakan ilusi kebutuhan kepada

mereka

Kita diyakinkan bahwa kita tak berdaya, kita tidak berkuasa

Jadilah kita singa-singa yang dipimpin para domba

Saatnya berontak, saatnya ilmu kita jadikan manfaat

Jangan takut untuk berpendapat

Kalo kebenaran terungkap mereka kan luluh lantak

Kala dahulu kita diobral janji jalani hidup enak

Page 84: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

74

Tapi apa sekarang pada bingung-bingung ngurus anak

Kita yang menentukan jalan sebuah masa depan

Bukan mereka, dia, atau orang berkuasa

Buka kedua bola matamu lalu bangkit

Tinggalkan fenomena, ayo bangkit!

Buka kedua matamu lalu bangkit!

Karena semua takkan kembali ke masa lalu

Bangkit dan terus maju!

Dan sebagai penekanan atas pesan atau makna yang ingin disampaikan

dalam lagu ini, bagian reff diulang sebanyak 6 kali. Adapun bagian reff lagu

“Terjebak” adalah:

Terjebak masa lalu

Rakyatku

Bangsaku susah maju

Selalu

Tatap masa depanmu

Melaju

Dengan semangat baru

c. Lirik Lagu – Demokrasi Kita

Pandji yang menganggumi Mohammad Hatta, terinsipirasi untuk membuat

lagu dengan judul yang sama dengan risalah yang ditulis Hatta pada tahun 1960

yaitu “Demokrasi Kita”. “Demokrasi Kita” pernah dimuat dalam Majalah Pandji

Masjarakat. Risalah ini berisikan kritik Hatta kepada rekan seperjuangannya yaitu

Soekarno. Tulisan ini berisi kritik terhadap Demokrasi Terpimpin yang digunakan

Soekarno pada tahun 1960-an. Hatta kecewa dengan tabiat dan pembawaan

flamboyan Sukarno, yang mempermainkan tata Negara. Demokrasi yang dicita-

citakan Hatta yang seharusnya bisa mensejahterakan rakyat justru malah berakibat

buruk di tangan pemimpin yang tidak bisa menggunakan demokrasi itu. Pada saat

masa Demokrasi Terpimpin banyak sekali konflik-konflik politik dan sosial yang

Page 85: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

75

merugikan masyarakat. Sehingga Hatta mengkritik pemerintahan Soekarno saat

itu.

Menurut Pandji kondisi saat ini sama seperti kondisi saat Hatta menulis

“Demokrasi Kita”, dimana partai-partai politik gagal membawa negeri ini kearah

yang lebih baik. Konflik-konflik sosial politik berpengaruh buruk pada

kesejahteraan rakyat, korupsi semakin merajelela, ketimpangan sosial semakin

terlihat jelas sedangkan elit-elit politisi kita malah semakin sibuk dengan

kepentingannya masing-masing.

Kritik Pandji dengan kondisi demokrasi saat ini yang banyak

menimbulkan ketidaksejahteraan pada rakyat dituangkan dalam bait pertama lagu

ini.

Kecewa kita akan negara.

Janji tak sama dengan yang dipandang mata.

Di mana-mana rakyat tak puas,

Kesetaraan tiada, tak lagi kita merasa sebangsa.

Demokrasi terlantar karena,

Tikus-tikus politik gerogoti negara.

Di sana sini merintih minta merdeka,

Pemuda, inikah hasil terbaik demokrasi kita?!

Pandji yang sangat mengagumi Hatta dan juga tulisan- tulisannya yang

sangat cocok dengan kondisi demokrasi Indonesia saat ini diperjelas lagi dalam

bagian reff dalam lagu ini.

Hatta kuteladani.

Akal kujadikan pemimpin hati.

Sampai akhir nanti, kupastikan republik ini tetap berdiri.

Soekarno berironi, lawan perjuanganku sebangsaku sendiri.

Sampai akhir nanti, kupastikan republik ini tetap berdiri.

Walaupun mengkritik kondisi demokrasi saat ini, Pandji juga masih

memiliki optimisme pada kondisi demokrasi Indonesia ke depannya untuk lebih

Page 86: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

76

baik. Demokrasi memang kadang menimbulkan efek buruk apabila tidak diiringi

dengan rasionalitas dan taat pada konstitusi dari para pelaku politik dan warga

negaranya, sesuai dengan apa yang ditulis oleh Hatta dalam “Demokrasi Kita”.

Optimisme itu dituangkan dalam bait kedua sampai keempat.

Demokrasi akan berjalan baik,

Kalau ada toleransi pemimpin politik.

Walau tertindas kebebasan sendiri,

Tapi kelak insyaf dan demokrasi kan bangkit kembali.

Sejarah telah beri pelajaran kita,

Demokrasi kan dihargai kembali, setelah...

Dia lama menghilang dari pandangan bangsa.

Dewasalah Indonesia untuk demokrasi kita!

Demokrasi takkan sirna dari Indonesia.

Tersingkir sementara, lalu kembalilah ia dengan tegapnya,

Karena berurat dalam kehidupan kita.

Tak mudah membangun demokrasi kita,

Takkan pula lancar perjalanannya.

Tapi bahwa ia akan muncul kembali,

Bung Hatta berkata: "Itu takkan dapat dibantah."

Pustaka Hatta: "Demokrasi Kita",

Hingga kini masih terasa relevansinya.

Tahun 60 hingga hari ini terbukti,

Umur demokrasi ada di tangan kita.

d. Lirik Lagu – Pemuda Bodoh

“Pemuda bodoh” judul lagu yang digunakan Pandji untuk mengungkapkan

keresahannya kepada sebagian anak muda Indonesia yang malas untuk mencari

wawasan dan ilmu, melakukan perubahan dan juga bekerja keras. Sehingga

menurut Pandji contoh anak muda seperti itu nantinya akan merugikan bangsa ini.

Contohnya seperti cara hidup yang hedonis, percaya pada informasi-informasi

yang tidak benar, dan tidak mau membantu terhadap sesama manusia yang

membutuhkan. Padahal menurut Pandji anak-anak muda saat ini menikmati segala

Page 87: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

77

kenikmatan dan kenyamanan di negeri bukan tanpa pengorbanan dari anak muda

yang seumuran pada zaman dahulu ketika terjadi perang dan konflik untuk

mencapai Indonesia merdeka dan sejahtera.

Bait pertama dalam lagu ini langsung menghentak dengan lirik-lirik yang

cukup satir. Adapun bait pertama lagu “Pemuda Bodoh” adalah sebagai berikut:

Ey! Ey! Uh!

Pemuda bodoh sedikit-sedikit terlalu mudah roboh.

Kerjanya hanya selalu bersenang-senang tanpa memikirkan

dampaknya untuk lingkungan. Hah!

Pemuda bodoh tak mau mengisi dirinya dengan hal-hal yang bisa

membuatnya lebih kokoh.

Seperti pengalaman dan juga berharganya kegagalan.

Uh! Yeah!

Pemuda bodoh terlalu mudah untuk dibuat heboh.

Informasi selintas dianggap pantas untuk jadi dasar pemikiran dan

juga tindakan. Uh!

Pemuda bodoh segeralah coba untuk membuka wawasan.

Tambahlah bacaan! Gunakan pikiran! Dengarkan! Dan jangan

cuma nongkrong sembarangan!

Pandji dalam lagu ini didukung dengan bait penjelas yang dibawakan oleh

Endrumarch dalam bait kedua, seperti beikut ini:

Anak muda masa kini pergerakannya hanya sekitar jari

yang penting terus update status.

Dasar lo dam digi dam! Dam!

Anak muda masa kini bisanya hanya minta duit mami.

Yang penting penampilan terlihat berkelas.

Tetap lo dam digi dam! Dam! Dam!

Lagu ini tidak terdapat bagian reff. Sehingga bagian penekanan dalam lagu

terdapat dalam bait ketiga dalam lagu ini yang dibawakan oleh Pandji.

Para pemalas, jangan sekali-sekali merasa kau pantas

Menikmati semua keindahan alam ini dan juga kemajuan yang ada

di negeri ini. Uh! Ey!

Para pemalas, ketahuilah bahwa kata "Bebas" diperjuangkan oleh

mereka yang seumurmu.

Berjuang dan bahkan mati hanya untukmu.

Page 88: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

78

Uh! Uh!

Para pemalas, kau buat negeri ini bagai bis patas.

Berisi penumpang tanpa kesadaran, membuat bis ini suka berhenti

sembarangan. Uh! Ey!

Para pemalas, kucoba tunggu mampukah kau membalas ucapanku

yang pedas?

Apakah usahamu, perjuanganmu, dan ucapanmu, sama keras?

e. Lirik Lagu - Berani Mengubah

Pandji menggunakan judul lagu “Berani Mengubah” untuk menyampaikan

pesan kepada masyarakat khususnya anak muda untuk berani melakukan

perubahan untuk negeri ini sesuai dengan kemampuan yang kita punya dan juga

sekaligus berani untuk meninggalkan doktrin-doktrin dan hegemoni Orde Baru

yang terus dirasakan rakyat Indonesia. Bentuk-bentuk hegemoni Orde Baru itu

yang membuat rakyat Indonesia selalu bungkam terhadap perubahan, tidak peduli

terhadap sesama dan masalah-masalah di negeri ini, karena menurut mereka

semua itu adalah tugasnya pemerintah. Padahal rakyat juga bisa meringankan

tugas pemerintah itu dengan cara melakukan perubahan yang dimulai dari

sekitarnya.

Pandji juga mengkritik rakyat Indonesia untuk lebih peka lagi dalam

permasalahan sosial. Kritik itu berupa cibiran kepada ormas-ormas yang

mengatasnamakan agama tetapi bertingkah layaknya preman dengan

menggunakan cara-cara kekerasan. Padahal ormas-ormas itu juga bukan

representasi dari masyarakat tetapi justru bentukan pemerintah. Pemerintah

sengaja membentuk ormas-ormas ini agar apabila ada konflik di masyarakat tidak

Page 89: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

79

terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militer, sehingga ormas-ormas ini

yang akan turun ke jalan dan konflik tersebut bisa diarahkan ke konflik sosial.4

Keresahan Pandji mengenai masalah diatas dituangkan dalam bait pertama

dan didukung dengan bagian penjelas dalam bait kedua dan ketiga dalam lagu ini.

E yo!

32 tahun gua hidup, kita masih dibayang-bayangi oleh 32 tahun

kepemimpinan "The Smiling General" itu. Hooo..!

Berhenti membandingkan hari ini dengan masa lalu.

Tanggung jawab hanya di elu dan di gua untuk membuat bangsa

ini maju.

Tutup kedua matamu, hindari kenyataan yang ada di depanmu.

Bungkam mulutmu, simpan suara lantangmu yang bisa kau

gunakan tuk bela mreka yang lebih lemah darimu.

Sumpal telingamu agar teriakan rakyat tak perlu kau indahkan.

Dudukkan tubuhmu, tak usah berdiri dan berjuang selain untuk

dirimu, hanya hidupmu

Ketidakpedulianmu akan berbalik kepadamu dalam wujud setan

berjubah berbambu.

Berjuang untuk siapapun yang isi kantong dgn kemewahan semu

dan palsu.

Jangan kau lawan mereka, Sesungguhnya mereka tawanan

sangkar emas para penguasa.

Bukalah mata, buka telinga dan berani teriak, berjuang untuk

bangsa Indonesia. Aaww!!

Bagian penekanan dalam lagu ini terdapat di bagian reff dan akhir dalam

lagu ini, yaitu sebagai berikut:

Reff

Bangun bangsaku! Dari tidurmu!

Hidup bukan di masa lalu, mari melaju!

Bangun bangsaku! Dari tidurmu!

Hidup bukan di masa lalu, mari melaju!

4 http://www.tribunnews.com/nasional/2011/09/03/bocoran-wikileaks-fpi-itu-attack-dog-polri

diakses tanggal 10 maret 2015 pukul 11.00 WIB

Page 90: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

80

Mau kau kemanakan rakyat yang jadi korban?

Mau kau kemanakan segala keberagaman?

Mau kau kemanakan 350 Trilyun yang selama 32 tahun

menghilang?

Mau kau kemanakan media yang jadi korban?

Mau kau kemanakan mahasiswa yang menghilang, yang

diperjuangkan setiap kamisan?

Mau kau kemanakan?

Mau kau kemanakan!

3. Struktur Mikro

Pada analisis struktur mikro elemen semantik digunakan untuk melihat

wacana dari suatu teks. Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks

dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna

tertentu dalam bangunan teks. Elemen semantik merupakan elemen terkecil dalam

sebuah teks wacana, namun tetap memiliki keterkaitan dan porsi yang sama

dengan elemen lain (tematik dan skematik) dalam menentukan arah makna suatu

teks wacana.

a. Lirik lagu – Menolak Lupa

Berkaitan dengan tema utama album ini, yaitu melawan hegemoni Orde

Baru, Pandji memasukkan nama Widji Thukul dan Munir untuk mengingatkan

rakyat Indonesia khususnya anak muda bahwa kedua orang tersebut sangat berjasa

dalam melawan dan meruntuhkan rezim Orde Baru.

Dari pesan yang ingin disampaikan Pandji dalam lagu Menolak Lupa, bisa

dilihat dari latar yang digunakan dalam lagu ini, yaitu di bagian awal lirik.

Tidakkah kita merasa kehilangan,

Orang-orang yang selama ini kita andalkan?

Mari kita melawan lupa

Mari kita menolak lupa

Page 91: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

81

Latar tersebut menegaskan bahwa pesan dari lagu ini adalah agar kita

jangan pernah melupakan jasa-jasa dari sosok-sosok yang selama ini telah

berkorban demi kemajuan Indonesia. Sosok-sosok yang berkorban demi kemajuan

Indonesia itu selama ini telah dilupakan banyak orang, karena mereka tidak

seterkenal dan seheroik tokoh-tokoh yang lain. Bahkan dua sosok dalam lagu ini

yaitu Widji Thukul dan Munir, kasus hilang dan pembunuhannya belum

terungkap dengan jelas hingga saat ini. Oleh karena itu pada bagian awal lagu

Pandji memulai dengan lirik “Mari Kita Melawan Lupa, Mari Kita Menolak

Lupa”.

Elemen detil juga memperkuat pesan dan makna dalam lagu ini. Bagian

reff dalam lagu ini mendapatkan porsi detil yang banyak karena diulang sebanyak

8 kali dan ditempatkan diantara perpindahan bait. Adapun bagian reff itu adalah

sebagai berikut:

Pahlawan, kami merindukan kamu

Pejuang, kami merindukan kamu

Pahlawan, kami merindukan kamu

Selain itu elemen detil lain yang kental dengan unsur perlawanan adalah

bait yang menceritakan Widji Thukul. Lirik “Hanya satu kata, "LAWAN!"”

sebanyak 3 kali, dan diakhiri dengan lirik “Terima Kasih Kawan, Kami Lanjutkan

Perjuangan”.

Dalam melakukan perlawanan terhadap hegemoni Orde Baru dan ajakan

untuk menolak lupa yang ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat bisa dilihat

dalam bait lirik yang menceritakan sosok Widji Thukul. Dalam bait tersebut

dijelaskan bahwa biasanya orang yang melakukan perlawanan terhadap suatu

rezim itu yang memiliki wawasan yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, serta

Page 92: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

82

aktivis yang dikenal luas. Dengan menggunakan elemen pengingkaran bisa dilihat

bagaimana seseorang yang sederhana, dan bukan siapa-siapa juga bisa menjadi

terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Bentuk

pengingkaran itu bisa dilihat dalam lirik berikut ini:

Widji Thukul nama yang sederhana,

hidup yang sederhana, tapi nyali luar biasa

Bagaimana bisa anak seorang tukang becak

Jadi pemuda yang berbahaya di mata penguasa

Elemen metafora wacana perlawanan untuk menolak lupa juga bisa dilihat

di bait yang menceritakan sosok Munir pada penggalan lirik berikut ini.

Mereka bisa meracuni satu gelas saja

Tapi takkan bisa meracuni gelas sebangsa

Kupastikan mereka kan slalu ingat

Itu perjuanganku melawan lupa

Pesan yang ingin disampaikan dengan menggunakan elemen metafora ini

adalah bahwa Munir seseorang yang sangat vokal dalam mengungkap kebenaran

dan membela orang-orang tertindas bisa saja dibungkam dengan cara dibunuh

(diracun), tetapi masih ada orang lain atau masyarakat yang meneruskan

perjuangan Munir untuk mengungkap kebenaran dan melakukan perlawanan

setiap tindak kejahatan di negeri ini.

b. Lirik Lagu – Terjebak

Latar dalam lagu ini bisa dilihat dari bait awal dalam lagu ini, yaitu

sebagai berikut:

Berkubang dalam lumpur,

Merasa nyaman dalam kotor dan dosa berumur

Terlalu kusam tuk dibersihkan, Terlalu dalam tuk diselamatkan

Terlalu ingin rakyat dibuat senang,

Walau semu dan lahir dari kebohongan

Dibuat percaya di masa lalu kita berjaya,

Page 93: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

83

Dibuat rindu ingin seperti dulu

Latar dalam penggalan lirik lagu diatas menggambarkan bahwa

masyarakat Indonesia masih banyak yang tenggelam dalam romantisme Orde

Baru. Romantisme ini diartikan sebagai keinginan untuk mengulang kembali masa

lalu yang dibayangkan atau diingat sebagai masa-masa yang lebih baik

dibandingkan saat ini. Pandji menggambarkan bahwa selama ini rakyat telah

terkecoh dengan jargon-jargon Orde Baru yang banyak mensejahterakan rakyat.

Kenyataannya kesejahteraan itu hanya semu belaka. Kesejahteraan yang dirasakan

rakyat saat Orde Baru itu hanya segelintir orang saja yang merasakan. Kemajuan

pembangunan yang dirasakan saat Orde Baru dijadikan kampanye dalam menarik

simpati masyarakat padahal kenyataannya pembangunan itu tidak dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat dan juga tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Rakyat yang selama 32 tahun dipimpin Orde Baru sudah terlalu sulit untuk

disadarkan dari segala kebohongan dan hegemoni Orde Baru.

Elemen detil yang mendukung pesan dalam lagu ini bahwa rakyat telah

diperdaya dengan jargon-jargon “masa Orde Baru lebih enak dibandingkan saat

ini” adalah bisa dilhat dari penggalan lirik berikut ini:

Berdalih harga naik bersungut-sungut kenapa pada dasarnya

semua panik

Tanpa paham apa itu inflasi?

Apa makna kalo pertumbuhan ekonomi negatif?

Ketidaktahuan rakyat dimanfaatkan oleh wakilnya

Ketakutannya jadi senjata tuk ciptakan ilusi kebutuhan kepada

mereka

Maksud penggalan lirik tersebut adalah ketidaktahuan rakyat yang panik

dengan kenaikan harga barang-barang pokok yang terjadi pada saat ini, Padahal

kenaikan harga itu akibat dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

Page 94: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

84

meningkat. Kenaikan harga-harga itu juga diiringi dengan kenaikan pendapat per

kapita, Sehingga tidak adil kalau dibandingkan dengan harga-harga bahan pokok

yang murah pada zaman Orde Baru. Era Orde Baru barang-barang pokok bisa

murah karena juga dibantu dengan utang luar negeri yang berlimpah dari IMF.

Sehingga sebenarnya pembangunan ekonomi Orde Baru itu mudah sekali runtuh

sewaktu-waktu. Bahkan angka pertumbuhan ekonominya minus 13 persen.5 Dan

puncak dari ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri adalah krisis

moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998. Ketidaktahuan rakyat yang mayoritas

merupakan kelas menengah-bawah mengenai keadaan ekonomi Indonesia yang

sebenarnya terjadi pada waktu itu dijadikan alat kampanye oleh sebagian politisi-

politisi kita untuk mencari dukungan politik dan simpati dalam pemilu 2014.

Elemen metafora dalam mendukung wacana perlawanan dan kritik sosial

juga bisa dilihat dalam penggalan lirik berikut ini:

Kita diyakinkan bahwa kita tak berdaya, kita tidak berkuasa

Jadilah kita singa-singa yang dipimpin para domba

Saatnya berontak, saatnya ilmu kita jadikan manfaat

Jangan takut untuk berpendapat

Kalo kebenaran terungkap mereka kan luluh lantak

Kalimat “Jadilah Kita Singa-Singa Yang Dipimpin Para Domba”

mempunyai arti bahwa selama ini sebenarnya rakyat mempunyai kekuasaan dan

kemampuan untuk melakukan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, tetapi

justru rakyat malah diperdaya oleh wakil-wakilnya di eksekutif dan legislative

yang tidak mempunyai kompetensi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih

baik. Bahkan selama ini rakyat terus diperdaya dengan banyaknya korupsi yang

dilakukan oleh elit-elit politisi kita sehingga banyak uang negara yang hilang,

5 http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/01/gincu-orde-baru-masih-laku#.VSs21dyUeSo

diakses pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 11.00

Page 95: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

85

yang seharusnya uang tersebut bisa mensejahterakan rakyat. Kalimat “Saatnya

berontak, saatnya ilmu kita jadikan manfaat.Jangan takut untuk berpendapat”

merupakan ajakan kepada rakyat Indonesia untuk lebih vokal lagi dalam

mengungkap kebenaran dan perlawanan kepada wakil-wakilnya yang tidak

kompeten dan merugikan masyarakat. Caranya, dengan bersikap terbuka terhadap

segala informasi dan ilmu pengetahuan dan juga mau mengemukakan pendapat,

kebenaran, dan kritik kepada pemerintah.

c. Lirik Lagu – Demokrasi Kita

Latar dari wacana kritik sosial yang ingin disampaikan dalam lagu ini bisa

dilihat dalam penggalan lirik berikut ini:

Kecewa kita akan negara.

Janji tak sama dengan yang dipandang mata.

Di mana-mana rakyat tak puas,

Kesetaraan tiada, tak lagi kita merasa sebangsa.

Dalam lagu ini, Pandji mengkritik keadaan demokrasi Negara Indonesia

saat ini yang tidak bisa mensejahterakan rakyatnya dan justru malah kondisi sosial

saat ini yang semakin memburuk karena konflik-konflik yang ditimbulkan oleh

elit-elit politisi kita. Kekecewaan rakyat kepada Negara timbul karena elit-elit

politisi kita yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya saja,

sedangkan kepentingan rakyat dilupakan begitu saja. Diantara faktor penyebab

kekecewaan rakyat terhadap kondisi demokrasi Indonesia saat ini adalah masih

banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Selain itu pembangunan ekonomi dan

infrastruktur yang masih belum merata ke seluruh wilayah Indonesia. Hal itu bisa

dilihat dari elemen koherensi kondisional dalam penggalan lirik beikut ini:

Demokrasi terlantar karena,

Tikus-tikus politik gerogoti negara.

Page 96: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

86

Di sana sini merintih minta merdeka,

Pemuda, inikah hasil terbaik demokrasi kita?!

Elemen praanggapan bisa digunakan dalam melihat wacana kritik sosial

dalam lagu ini. Eriyanto mengungkapkan bahwa elemen praanggapan adalah

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan

hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan.6 Elemen pranggapan dalam melihat wacana kritik sosial di lagu ini

adalah bahwa kondisi demokrasi pasti akan mensejahterakan rakyatnya apabila

elit-elit politisi kita tidak mementingkan pribadi mereka dan lebih mengutamakan

kepentingan rakyat. Dan kondisi demokrasi seperti itu pasti akan ada di Indonesia

dan membutuhkan proses yang tidak sebentar, karena Negara yang menggunakan

system demokrasi pasti mengalami siklusnya sendiri. Adapun praanggapan dalam

penggalan lirik lagu ini sebagai berikut:

Demokrasi akan berjalan baik,

Kalau ada toleransi pemimpin politik.

Walau tertindas kebebasan sendiri,

Tapi kelak insyaf dan demokrasi kan bangkit kembali.

Sejarah telah beri pelajaran kita,

Demokrasi kan dihargai kembali, setelah...

Dia lama menghilang dari pandangan bangsa.

Dewasalah Indonesia untuk demokrasi kita!

Demokrasi takkan sirna dari Indonesia.

Tersingkir sementara, lalu kembalilah ia dengan tegapnya,

Karena berurat dalam kehidupan kita.

Tak mudah membangun demokrasi kita,

Takkan pula lancar perjalanannya.

Tapi bahwa ia akan muncul kembali,

Bung Hatta berkata: "Itu takkan dapat dibantah."

d. Lirik Lagu – Pemuda Bodoh

6 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, (Yogyakarta: LKIS, 2011) h.256

Page 97: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

87

Elemen latar dalam lagu ini bisa dilihat pada penggalan lagu beikut ini:

Pemuda bodoh sedikit-sedikit terlalu mudah roboh.

Kerjanya hanya selalu bersenang-senang

tanpa memikirkan dampaknya untuk lingkungan.

Pemuda bodoh tak mau mengisi dirinya dengan hal-hal yang bisa

membuatnya lebih kokoh.

Seperti pengalaman dan juga berharganya kegagalan

Pada penggalan lirik tersebut ditegaskan bahwa latar belakang dari wacana

kritik sosial dalam lagu ini adalah kritik terhadap pemuda-pemuda Indonesia yang

hidupnya penuh dengan hedonisme dan tidak peduli terhadap masalah-masalah

sosial di sekitarnya. Selain itu latar yang menjadi wacana kritik sosial dalam lagu

ini adalah rakyat Indonesia khususnya anak mudanya yang selalu saja percaya

informasi-informasi yang beredar di media, khususnya media sosial seperti twitter

dan facebook tanpa mengecek dulu kevalidan informasi tersebut. Itu semua terjadi

karena anak-anak muda ini malas dalam mencari infomasi dan menambah ilmu

dan wawasan mereka. Akibatnya mereka sering diperdaya oleh politisi-politisi

jahat di negeri ini dengan informasi-informasi yang tidak benar, bahkan

informasi-informasi atau berita yang tidak pernah dicek kebenarannya itu

menimbulkan keresahan di masyarakat.

Lirik lagu ini juga diwarnai dengan pemakaian kosakata (leksikon) yang

semuanya dipakai untuk menegaskan kegeraman Pandji terhadap anak-anak muda

yang malas dalam mencari informasi juga anak muda yang tidak peduli terhadap

masalah sosial di lingkungan sekitarnya. Misalnya ungkapan yang sama dengan

judul lagu ini yaitu “pemuda bodoh” dan juga ungkapan dalam penggalan lirik

berikut ini:

Udah bego terus malas, mendingan elo jadi alas kaki biar bisa

diinjek.

Page 98: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

88

Dasar lo dam digi dam! Dam!

Bisanya cuma ngeluh, ini kok gini ini kok gitu.

Sini gua tabok biar lo sadar... elo trakodam digi dam! Dam! Dam!

Elemen kata ganti juga mendukung wacana dari lagu ini yang khusus

ditujukan kepada rakyat Indonesia khususnya anak muda yang sudah disebutkan

ciri-cirinya dalam latar diatas, seperti dalam penggalan lirik berikut ini:

Para pemalas, jangan sekali-sekali merasa kau pantas

Menikmati semua keindahan alam ini dan juga kemajuan yang ada

di negeri ini.

Para pemalas, ketahuilah bahwa kata "Bebas" diperjuangkan oleh

mereka yang seumurmu.

Berjuang dan bahkan mati hanya untukmu.

Kata Para Pemalas dalam lagu ini digunakan untuk lebih spesifik kritik

yang ingin ditujukan oleh lagu ini. Kata-kata sindiran digunakan agar pesan kritik

sosial yang disampaikan dalam lagu ini lebih efektif.

Elemen metafora juga digunakan untuk mendukung wacana kritik sosial

dalam lagu ini. Seperti dalam penggalan lirik berikut ini:

Para pemalas, kau buat negeri ini bagai bis patas.

Berisi penumpang tanpa kesadaran, membuat bis ini suka berhenti

sembarangan.

Penggalan lirik tersebut merupakan sindiran yang menggambarkan bahwa

Negara Indonesia diibaratkan seperti bis patas, dimana di dalam bis patas para

penumpangnya banyak yang egois dan tidak peduli terhadap orang lain. Artinya di

Negara ini banyak sekali rakyat khususnya anak mudanya yang tidak peduli

terhadap kondisi masalah sosial di lingkungan sekitarnya. Sehingga Indonesia

susah untuk maju karena banyaknya anak muda yang tidak peduli dan tidak mau

turun tangan dalam membantu masalah sosial di negeri ini.

Page 99: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

89

e. Lirik Lagu – Berani Mengubah

Latar dalam lagu ini mendukung tema utama dalam album 32. Wacana

perlawanan dan kritik sosial dalam lagu ini bisa dilihat dari latar dalam penggalan

lirik berikut ini:

32 tahun gua hidup, kita masih dibayang-bayangi oleh 32 tahun

kepemimpinan "The Smiling General" itu.

Berhenti membandingkan hari ini dengan masa lalu.

Tanggung jawab hanya di elu dan di gua untuk membuat bangsa

ini maju

Penggalan lirik diatas menggambarkan latar dalam lagu ini yang ditujukan

untuk mengkritik rakyat Indonesia yang masih terjebak atau dibayang-bayangi

hegemoni Orde Baru. Pandji juga menyampaikan wacana perlawanan terhadap

hegemoni Orde Baru dengan cara berhenti membandingkan kondisi saat ini

dengan zaman Orde Baru. Karena masa depan Indonesia ada di tangan rakyatnya

masing-masing. Indonesia bisa maju apabila rakyatnya mau membantu

pemerintah dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Pesan yang ingin disampaikan dalam lagu ini agar rakyat Indonesia mau

melakukan perubahan dan peduli terhadap masalah sosial di negeri ini bisa dilihat

dari elemen detil. Seperti dalam penggalan lirik berikut ini:

Sesungguhnya Indonesia adalah sebuah konsep persatuan luhur

dalam keragaman.

Keberhasilannya di tangan rakyatnya seperti halnya kesaktian

Pancasila.

Nafasnya hanya akan sepanjang gandengan tangan yang

memperjuangkannya.

Para pesimis hanya bergunjing di belakang, cuma bisa numpang

sambil berpangku tangan.

Page 100: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

90

Lirik lagu ini juga diwarnai dengan pemakaian metafora yang

menggambarkan akibat dari ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah sosial

di negeri ini. Seperti dalam penggalan lirik berikut ini:

Ketidakpedulianmu akan berbalik kepadamu dalam wujud setan

berjubah berbambu.

Berjuang untuk siapapun yang isi kantong dengan kemewahan

semu dan palsu.

Jangan kau lawan mereka, Sesungguhnya mereka tawanan

sangkar emas para penguasa.

Bukalah mata, buka telinga dan berani teriak, berjuang untuk

bangsa Indonesia

Maksud dari penggalan lirik diatas adalah masyarakat yang tidak peduli

terhadap masalah sosial di Negara ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi

ormas-ormas yang mengatasnamakan agama dalam mencari simpati atau bisa

memperkeruh masalah di negeri ini. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus

ormas-ormas Islam yang sering menggunakan kekerasan ini beberapa kali

menyerang kelompok-kelompok agama minoritas. Padahal dalam UU Negara kita

dijelaskan bahwa hak kebebasan beragama di negeri ini dilindungi oleh Negara.

Kalaupun terjadi pelanggaran karena kasus pelecehan agama oleh sekelompok

orang, seharusnya bisa diproses secara hukum bukan dengan main hakim sendiri

oleh ormas-ormas itu.

B. Analisis Kognisi Sosial Album 32

Analisis kognisi sosial adalah analisis yang digunakan peneliti guna

mengetahui kognisi atau kesadaran mental produsen teks/penulis lirik lagu tersebut.

Kesadaran mental ini akan berpengaruh terhadap produksi suatu wacana lirik lagu.

Pendekatan kognitif ini didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak memiliki makna,

namun makna itu diberikan oleh pemakai bahasa.

Page 101: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

91

Terkait dengan kognisi sosial, pemahaman penulis lirik lagu dalam hal ini

yaitu Pandji Pragiwaksono sangat berpengaruh terhadap sesuatu yang dituangkan

ke dalam album 32. Dalam analisis kognisi sosial, peristiwa dipahami dan

dimengerti didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai model.

Eriyanto mengungkapkan bahwa model yang tertanam dalam ingatan tidak hanya

berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian tentang peristiwa.

Skema ini kemudian di konseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup

di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa.7

Dalam menganalisis album 32 dari dimensi kognisi sosial, peneliti

menemukan beberapa skema/model yang digunakan Pandji sebagai penulis lirik

dalam album 32. Skema pertama yang bisa dilihat dalam menganalisis album 32 ini

adalah skema person. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Pandji

ditemukan bagaimana Pandji dalam memandang Orde Baru atau pemerintahan yang

dipimpin Soeharto ini. Menurut Pandji, era Orde Baru penuh dengan korupsi besar-

besaran, bahkan dampak dari korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh

pemerintahan Soeharto dan kroni-kroninya ini masih terasa hingga sekarang, seperti

semerawutnya kota Jakarta dan ketimpangan sosial dan pembangunan yang tidak

merata di seluruh wilayah Indonesia.

Hal diatas tercakup dalam wawancara peneliti dengan musisi sekaligus

penulis lirik lagu dalam album 32, yaitu Pandji Pragiwaksono.

“Korupsi besar-besaran yang tidak pernah terungkap, karena

siapapun yang berusaha untuk mengungkap itu pasti “dihilangkan”.

Jadi itu sih legacy terbesar dan terburuk dari eranya Soeharto.”8

“Hari ini masih terasa banget dampak korupsinya Soeharto karena

dia sentralistik banget kebijakan yang dikeluarkan, jadi Cuma Jakarta

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.262 8 Wawancara Peneliti dengan Pandji Pragiwaksono di Balai Kartini, pada 20 Maret 2014

Page 102: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

92

dan pulau jawa saja yang maju dan daerah lain itu jadi terbengkalai.

Dampaknya sangat terasa sampai hari ini, bahkan kota Jakarta yang

butut ini karena dampak korupsi besar-besaran masa Soeharto.

Korupsi, kolusi, nepotisme, gratifikasi, itu sudah jadi sesuatu yang

biasa disaat ini karena dimulai dari eranya Soeharto.”9

Pandji juga memiliki pandangan terhadap tokoh-tokoh yang sangat berjasa

pada negeri ini tetapi mereka malah dilupakan bahkan tidak dikenali oleh rakyat

Indonesia. Bahkan diantara tokoh yang dikagumi Pandji ini sangat berani

menentang pemerintahan Orde Baru saat itu. Hasilnya, karena terlalu vokal dalam

melawan Orde Baru, tokoh itu “dihilangkan” dan sampai saat ini belum diketahui

keberadaannya. Tokoh-tokoh itu dituangkan dalam lagu Menolak Lupa. Berikut

hasil wawancara peneliti dengan Pandji Pragiwaksono mengenai pandangannya

terhadap Mohammad Hatta, Gus Dur, Widji Thukul, dan Munir.

“Kalau Hatta, gue emang mengidolai dia dari lama. Kalau Gus

Dur, gue pengen tahu perspektif gue ke orang tentang gusdur. Dan juga

gue baru dapet komik gusdur pada waktu itu. Kalau Widji Thukul

karena gue yakin ga banyak orang kenal dengan sosok Widji Thukul.

Padahal menurut gue dia sosok yang penting untuk dibicarakan dan

diketahui banyak orang. Dan Munir adalah wajah perjuangan untuk

membela Hak Asasi Manusia. Jadi kalau di Indonesia ada wajah

perjuangan HAM di Indonesia, ya itu wajahnya Munir. Dan wajah itu

harus didorong kedepan karena perjuangan penegakan HAM di

Indonesia masih berantakan.”10

Skema kedua yaitu skema diri. Dalam setiap karyanya Pandji selalu

mengusung tema-tema nasionalisme, kritik sosial dan perlawanan. Tidak heran kalau

Pandji kerap disebut sebagai anak muda yang nasionalis dan sering dijadikan sebagai

idola bagi anak muda jaman sekarang. Disinggung mengenai hal itu Pandji

mengungkapkan bahwa karya-karya yang dia hasilkan merupakan apa yang dia

9 Ibid 10 Ibid

Page 103: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

93

rasakan saat itu. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Pandji ketika disinggung

mengenai hal tersebut.

“Karena yang terasa pada saat gue bikin album ya kebanyakan

tema-tema itu. Gue selalu kalau mau berkarya yang keluar apa yang

urgent pengen keluar dari apa yang gue rasakan. Jadi setiap nulis lagu

yang keluar ya apa yang bener-bener gue resahkan. Kalau mau tahu

gambarannya, di album yang mixtape yang baru ini contohnya ada

lagu tentang politik, tapi politiknya yang memang lagi rame-ramenya

dibahas pada saat itu.Konteknya jaman sekarang banget atau kekinian

banget. Terus juga di lagu “dengan tenang” lagu yang menceritakan

apa yang gue rasakan saat itu kehidupan gue dan keluarga gue. Jadi ga

harus nasionalisme dan kebangsaan.”11

Skema ketiga yang peneliti temukan dalam analisis kognisi sosial terhadap

album 32 adalah skema peran. Dalam album 32, Pandji menyuarakan bahwa

tanggung jawab kita sebagai musisi atau seniman untuk menyuarakan kebenaran dan

perlawanan terhadap rezim yang penuh dengan kejahatan. Banyak rakyat Indonesia

yang tertipu atau terlena dalam kebangkitan Orde Baru menjelang pemilu 2014 ini.

Untuk itu dalam album ini dominan sekali wacana perlawanan terhadap hegemoni

Orde Baru. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Pandji yang mengemukakan

bahwa tanggung jawab musisi atau seniman untuk menyuarakan kebenaran dalam

karyanya:

“Karena gue pengen anak muda kenal tokoh-tokoh tersebut, jadi

gue mau membuat semacam minibiografi aja. Selain itu juga alasannya

karena di Amerika Serikat ada grup hiphop yang namanya public

enemy, terus mereka bikin poster bergambar Malcolm X sambil

pegang senjata. Terus ada anak muda yang ngefans sama public enemy

dan nanya “itu siapa sih Malcolm kesepuluh?” padahal itu Malcolm X.

terus personelnya Chuck D bilang mungkin tanggung jawab kita juga

untuk memperkenalkan anak-anak jaman sekarang siapa itu tokoh-

tokoh sejarah yang yang menurut mereka ga penting dan itu jadi alasan

yang sama juga kenapa gue menciptakan lagu menolak lupa.”12

11 Ibid 12 Ibid

Page 104: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

94

Dalam album ini Pandji juga mengkritik rakyat Indonesia yang mudah

lupa terhadap dosa-dosa dari wakil-wakil rakyat dan pemimpin Indonesia,

sehingga banyak rakyat Indonesia yang terjebak atau tertipu pada jargon-jargon

politik yang menyesatkan. Pandji mengungkapkan tugas dari kita sebagai rakyat

Indonesia mau mencari tahu Informasi yang sebenarnya dan mengkritik wakil-

wakilnya dan pemimpin yang melakukan penyelewengan kebijakan dan

melakukan tindak kejahatan. Seperti dalam kutipan wawancara berikut ini:

“Kalau dibilang salah mereka itu ga juga. Tapi bisa jadi salah

mereka kalau mereka ga mau mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi

pada masa Soeharto. Misalnya, ini yang gue tahu tentang A terus

mereka ga mau mencari tahu hal yang lain, nah itu baru salah. Kalau

mereka mau mencari tahu hal yang lain dari Soeharto, itu yang gue

inginkan.”13

Pandji yang setiap karyanya selalu menyisipkan pesan kepada masyarakat

khususnya anak muda untuk mengambil peran dalam melakukan perubahan untuk

Indonesia yang lebih baik, mempunyai pandangan agar perubahan yang diimpikan

itu dapat tercapai.

“Modal yang paling kuat untuk melakukan perubahan, sadar atau

tidak ya dia sedang melakukan perubahan adalah dengan tahu dia itu

bagusnya dimana, dia itu bisanya apa, sukanya apa. Kalau dia paham

bisanya apa dan sukanya apa, terus dia bisa jujur jalaninya walaupun

tampak jalan yang dia lalui berat. Ini yang kaya gini yang bisa

berdampak untuk perubahan buat Indonesia. Orang apa yang tahu apa

passionnya, akan tahu kemana dia bisa berjalan, walau tahu jalannya

panjang dan lama karena itu kecintaanya terhadap passion itu. Dan gue

percaya, Indonesia bisa dibangkitkan dengan karya demi karya dan

perubahan itu akan datang.”14

13 Ibid 14 Ibid

Page 105: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

95

Skema keempat yaitu skema peristiwa. Berikut ini adalah hasil wawancara

peneliti dengan Pandji Pragiwaksono yang menggambarkan fenomena kebangkitan

semangat Orde Baru dan masyarakat Indonesia yang tertipu dan terjebak dalam

romantisme Orde Baru.

“Karena pada masa itu keresahan utamanya adalah ketidaktahuan

orang pada masanya Soeharto/Orde Baru. Orang belum paham apa

yang terjadi pada Orde Baru. Terus juga, itu kan lagi mau pemilu tuh,

dan orang lagi nyebar-nyebarnya di truk dan stiker yang

bertuliskan”masih enakan jamanku toh?” dan di sosial media juga lagi

banyaknya yang omongin soal “enakan jaman Soeharto/Orde Baru”.

Itu juga gue ga tau di sosial media siapa yang mulai awalnya, apa

Tommy Soeharto atau partai golkarnya? Jadi, yaudah karena gue tau

apa yang sebenarnya terjadi pada masa Soeharto, gue lawan balik

wacana itu dengan album ini. Dan juga di tur stand up comedy

merdeka dalam bercanda juga gue bahas mengenai Orde

Baru/Soeharto. Ini penting banget gue suarakan karena justru jaman

Soeharto itu ga ada enak-enaknya. Cuma bagi banyak orang, bahkan di

kampus trisakti, kampus yang termasuk berjasa dalam menurunkan

Soeharto, mahasiswanya banyak yang berpikir enakan jaman Soeharto.

Jadi gue berpikir, ini pasti ada yang salah dan harus dilawan balik”15

Fenomena mengenai kebangkitan Orde Baru dan masyarakat Indonesia

yang terjebak dalam romantisme Orde Baru didukung juga oleh hasil wawancara

peneliti dengan Pandji ketika ditanyakan mengenai latar belakang dari lagu

terjebak.

“Lagu terjebak itu sangat mewakili semangat gue untuk kasih tahu

orang supaya tidak terjebak dengan anggapan era Soeharto itu lebih

enak. Makanya kan “terjebak masa lalu, bangsaku susah maju” itu

adalah gambaran dari orang-orang yang menganggap era Soeharto itu

lebih enak. Lagu ini paling pas mewakili album ini.”16

Selain skema/model, unsur lain yang berperan penting dalam proses

kognisi sosial adalah memori. Eriyanto mengungkapkan bahwa lewat memori kita

15 Ibid 16 Ibid

Page 106: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

96

bisa berpikir tentang sesuatu dan mempunyai pengetahuan tentang sesuatu pula.

Dalam setiap memori terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan

pesan-pesan, baik saat ini maupun dahulu yang terus menerus digunakan oleh

seseorang dalam memandang suatu realitas.17

Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan Pandji Pragiwaksono,

peneliti menemukan memori atau pengalaman pribadi yang membuat Pandji

Pragiwaksono sangat menentang kebangkitan Orde Baru ini.

“Pertama, bapak gue di INKAI.INKAI itu organisasi karate

pertama di Indonesia. Terus juga ada beberapa organisasi lain. Tapi

pemerintah juga bikin FORKI, dimana diatas FORKI ada

jenderal.Terus INKAI disuruh pemerintah untuk masuk FORKI.Waktu

itu bapak menolak, dan banyak pembesar INKAI juga menolak.Waktu

itu hubungan antara bapak dan rezim militernya Soeharto ga pernah

akur. Terus yang kedua, hari ini masih terasa banget dampak

korupsinya Soeharto karena dia sentralistik banget kebijakan yang

dikeluarkan, jadi Cuma Jakarta dan pulau jawa saja yang maju dan

daerah lain itu jadi terbengkalai. Dampaknya sangat terasa sampai hari

ini, bahkan kota Jakarta yang butut ini karena dampak korupsi besar-

besaran masa Soeharto. Korupsi, kolusi, nepotisme, gratifikasi, itu

sudah jadi sesuatu yang biasa disaat ini karena dimulai dari eranya

Soeharto.Mau ga mau, itu juga berdampak pada hidup gue.”18

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti melihat bahwasanya memori

atau pengalaman pribadi yang selama ini Pandji rasakan ketika Orde Baru

berkuasa maupun dampak dari kebijakan Orde Baru yang dia rasakan saat ini

banyak memberikan kontribusi dalam setiap karya yang dia hasilkan, baik itu

Musik, Stand Up Comedy, maupun buku.

17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h. 264 18

Wawancara Peneliti dengan Pandji Pragiwaksono di Balai Kartini, pada 20 Maret 2014

Page 107: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

97

C. Analisis Konteks Sosial Album 32

Analisis konteks sosial dimaksudkan untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Menurut Eriyanto, wacana adalah bagian dari

wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu

dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu

hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.19 Dalam penelitian ini peneliti

membahas mengenai perlawanan dan kritik sosial mengenai semangat kebangkitan

dan hegemoni Orde Baru menyambut pemilu 2014, maka kita perlu melihat

bagaimana masyarakat memandang hal ini pula dan apa yang melahirkan pandangan

tersebut.

Terkait dengan konteks sosial maka berdasarkan teks/lirik lagu dalam

album 32 dapat diketahui bagaimana Pandji mencoba mengkritik atau melawan

balik semangat kebangkitan Orde Baru dalam menyambut pemilu 2014 lewat

lagu-lagu yang dia ciptakan dalam album 32. Dalam wawancara yang peneliti

lakukan dengan Pandji Pragiwaksono, dia mengungkapkan bahwa latar belakang

dari album ini adalah untuk merespon dari orang-orang yang tidak paham dan

tidak tahu pada era kepemimpinan Soeharto.20 Pada saat album ini dibuat pada

tahun 2012, ramai sekali perbincangan di media sosial dan kehidupan sehari-hari

yang mulai membandingkan era Reformasi dengan era Orde Baru. Ditambah pula

dengan berbagai rilisan hasil survey dari beberapa lembaga survey di Indonesia

yang menyatakan sebagian mayoritas rakyat Indonesia menyatakan lebih suka

kondisi saat era Orde Baru dibandingkan era Reformasi.21 Fenomena ini juga

19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.271 20 Wawancara Peneliti dengan Pandji Pragiwaksono di Balai Kartini, pada 20 Maret 2014 21 http://sorot.news.viva.co.id/news/read/221667-survei--daripada--soeharto/1 diakses pada tanggal

23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB

Page 108: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

98

dijadikan peluang politik di pemilu 2014 bagi sebagian para politisi di negeri ini

dalam menggunakan semangat Orde Baru untuk meraih simpati dan dukungan

masyarakat.

Dalam menganalisis fenomena yang berkembang di masyarakat seperti

konteks sosial di atas, Van Dijk dalam Eriyanto mengemukakan bahwa ada dua poin

penting yang bisa digunakan dalam analisis konteks sosial, yaitu Kekuasaan (power)

dan akses (Acces).22

1. Kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu kepemilikan yang dimiliki

oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok

(atau anggota) kelompok lain. Masih menurut Van Dijk apa yang dimaksud dengan

kepemilikan adalah selain memiliki sumber-sumber yang bernilai seperti modal,

status atau pengetahuan juga memiliki kontrol atas tindakan-tindakan persuasif yang

secara tidak langsung mampu mempengaruhi kesadaran mental, kepercayaan dan

sikap.23

Dalam konteks praktik kekuasaan mengenai fenomena kebangkitan dan

kerinduan masyarakat terhadap Orde Baru, bisa dilihat dari kepemilikan atas sumber-

sumber yang digunakan oleh sekelompok orang yang mempunyai kekuasaan di negeri

ini untuk mengkampanyekan dan menggulirkan kembali semangat kebangkitan Orde

Baru di masyarakat. Salah satu orang yang pertama kali menggulirkan semangat

untuk membangkitkan Orde Baru adalah Tommy Soeharto, dengan mendirikan Partai

Nasional Republik (NasRep) pada tahun 2011. Tommy yang merupakan anak bungsu

dari Soeharto, jelas-jelas dalam dalam kampanye-kampanye politiknya mengusung

kebangkitkan dan semangat Orde Baru. Penggunaan partai politik merupakan salah

22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.272 23 Ibid

Page 109: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

99

satu contoh praktik kekuasaan, dimana seseorang yang memiliki kekuatan modal dan

uang seperti Tommy Soeharto bisa membuat partai untuk mencapai tujuannya.

Tommy mencoba merangkul massa yang kecewa dengan era reformasi dan

merindukan masa Orde Baru.24 Jargon-jargon politik yang mengusung kembali

semangat Orde Baru ini juga didukung oleh hasil survey yang dilakukan beberapa

lembaga survey seperti IndoBarometer dan Puskaptis pada tahun 2011 yang

menyatakan mayoritas rakyat Indonesia lebih suka kondisi di era Orde Baru

ketimbang era reformasi. Walaupun diakhir proses verifikasi partai peserta pemilu

2014, partai NasRep tidak lolos verifikasi untuk ikut serta dalam pemilu 2014 dan

hasil survey-survey itu diragukan dan belum terbukti validitas metode dan datanya

secara ilmiah.

Tetapi, walaupun Partai NasRep gagal untuk ikut serta dalam pemilu 2014,

semangat Orde Baru masih digunakan oleh partai lain untuk dijadikan branding

politik mereka dalam meraih simpati massa. Partai Hanura dan Golkar merupakan

partai yang mengusung semangat dan kejayaan Orde Baru untuk meraih simpati

massa pada pemilu 2014. Partai Hanura dan Golkar itu sengaja memanfaatkan

kekecewaan kelas menengah-bawah terhadap pembangunan ekonomi di

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan alasan itu, mereka

ingin menyampaikan pesan bahwa Orde Baru lebih baik dari sistem politik saat

ini. Ekonomi tumbuh, harga sembako terjangkau, lapangan kerja tersedia,

infrastuktur banyak dibangun.25

24 http://sorot.news.viva.co.id/news/read/221667-survei--daripada--soeharto/1 diakses pada tanggal

23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB 25 http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/01/gincu-orde-baru-masih-

laku#.VRFRWzSsXHQ diakses pada tanggal 23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB

Page 110: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

100

Selain partai politik, pada pemilu 2014, calon presiden yang diusung oleh

Partai Gerindra dan Koalisi Merah Putih yaitu Prabowo Subianto, juga mencoba

mengusung kebangkitan Orde Baru dengan berjanji akan memperjuangkan

pemberian gelar pahlawan nasional bagi Soeharto jika ia jadi presiden.26 Dengan

memberikan gelar pahlawan bagi Soeharto, Prabowo seperti membenarkan pola

pemerintahan otoriter yang merenggut hak asasi manusia serta sarat korupsi,

kolusi, dan nepotisme (KKN) itu. Prabowo memang tampak ingin menampilkan

diri sebagai bagian dari Orde Baru. Bahkan saat menghadiri sebuah diskusi di

Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, secara terang-terangan, Prabowo menyebut

Soeharto akan menang di Pemilu 2014 jika ia masih hidup. Prabowo menegaskan

hal itu di hadapan ratusan rektor, guru besar, dan profesor.27

Fenomena-fenomena diatas merupakan contoh praktik kekuasaan yang

digunakan untuk melanggengkan hegemoni Orde Baru pada pemilu 2014.

Hegemoni Orde Baru ini yang coba dilawan Pandji dengan music hiphopnya.

Seperti dalam wawancara dengan peneliti, pandji mengungkapkan album 32

merupakan upaya pandji untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi di era

Orde Baru kepada orang-orang yang tidak tahu atau awam terutama anak muda

yang belum lahir pada zaman Orde Baru, tetapi mengatakan era Orde Baru lebih

baik daripada era reformasi.28

2. Akses

Eriyanto mengungkapkan bahwa kelompok elit mempunyai akses yang

lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu,

26 http://www.indonesia-2014.com/read/2014/06/19/kebangkitan-orde-baru-kemunduran-

demokrasi#.VRFfADSsXHQ diakses pada tanggal 23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB 27 Ibid 28 Wawancara Peneliti dengan Pandji Pragiwaksono di Balai Kartini, pada 20 Maret 2014

Page 111: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

101

mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk

mempunyai akses pada media, dan kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi

kesadaran khalayak.29

Dalam kasus hegemoni Orde Baru pada pemilu 2014 ini, survey

merupakan salah satu akses yang bisa digunakan untuk mempengaruhi kesadaran

khalayak. Walaupun survey-survey itu belum terbukti valid atau tidaknya metode

dan data yang digunakan, hasil survey memang mampu mempengaruhi opini

publik baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Masyarakat akan

cenderung mengikuti opini yang sedang di bangun oleh lembaga survey.

Salah satu hasil survey yang digunakan untuk menggiring opini public

untuk membangkitkan Orde Baru pada pemilu 2014 adalah hasil survey yang

dikeluarkan oleh beberapa lembaga survey, seperti LSI pada tahun 2010 dan

IndoBarometer di tahun 2011 yang menyatakan bahwa era Orde Baru lebih baik

daripada era reformasi. Survey IndoBarometer menyatakan bahwa sebanyak 55,4

persen rakyat menganggap kondisi umum di era reformasi tak lebih baik dari era

Orde Baru. Survei menunjukkan mayoritas rakyat (40,9 persen) merasa kondisi

pemerintahan Soeharto lebih baik daripada kondisi saat ini. Cuma 22,8 persen

beranggapan sebaliknya. Lebih spesifik lagi, mayoritas masyarakat (36 persen)

bahkan lebih menyukai Soeharto daripada Susilo Bambang Yudhoyono (20,9

persen) atau Soekarno (9,2 persen) sebagai Presiden.30 Walaupun belum diketahui

survey ini terbukti valid atau tidak metode dan datanya, lalu juga apakah survey

ini murni hasil ilmiah atau survey bayaran yang dilakukan oleh elite-elite

penguasa di negeri ini untuk meraih kekuasaan.

29 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media, h.272 30 www.detik.com/news/read/2011/09/14/081404/1721928/471/bangsa-yang-melupakan-sejarah/

diakses pada tanggal 23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB

Page 112: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

102

Selain survey, media massa juga akses yang digunakan untuk

menggulirkan wacana kebangkitan hegemoni Orde Baru. Salah satu elite politik di

negeri ini sekaligus pemimpin partai Golkar yaitu Aburizal Bakrie atau biasa

disapa ARB ini mempunyai media massa seperti ANTV, TVONE, dan

Vivanews.com yang digunakan untuk meraih simpati masyarakat dalam pemilu

2014. Begitupun dengan hegemoni Orde Baru yang coba dibangkitkan lewat akses

media massa, ARB dan Partai Golkar secara terang-terangan mencoba

membangkitkan hegemoni Orde Baru lewat kampanye-kampanye politik di media

massa yang dimilikinya.31 Bahkan kampanye-kampanye politik yang mengusung

semangat Orde Baru ini tetap berlanjut walaupun ARB tidak jadi Calon Presiden

di pemilu 2014 dan balik mendukung Prabowo sebagai calon presiden di pemilu

2014.

Akses yang dimiliki para elite-elite penguasa di negeri ini seperti contoh di

atas berbanding terbalik dengan korban-korban dari kejahatan dan ketidakadilan

dari kebijakan Orde Baru yang tidak mempunyai akses informasi untuk melawan

wacana hegemoni Orde Baru ini. Sebagai contoh, aksi kamisan yang dilakukan

oleh keluarga korban tragedi 1998, baik itu yang anggota keluarganya yang

meninggal ataupun hilang, menuntut keadilan dan penegakan hukum kepada

pelaku-pelaku atau dalang dibalik terjadinya tragedi 1998, sampai sekarang

hampir tidak pernah diliput secara rutin oleh media massa. Padahal mereka sudah

melakukan aksi kamisan itu dari tahun 2007 tetapi sampai sekarang kasus ini

belum terungkap kebenaran dan penegakan hukumnya oleh pemerintah.

31 http://politik.kompasiana.com/2014/02/11/misi-golkar-dalam-pemilu-2014-bangkitkan-orde-

baru-dan-soehartoisme-632441.html diakses pada tanggal 23 Maret 2014 Pukul 10.00 WIB

Page 113: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti mengenai

musik sebagai media perlawanan dan kritik sosial terkait dalam album 32 karya

Pandji Pragiwaksono, maka dapat disimpulkan bahwa proses pemaknaan atas

pesan yang disampaikan, yaitu melalui struktur teks (makro, superstruktur, dan

struktur mikro), kognisi sosial dan konteks sosial adalah perlawanan terhadap

hegemoni Orde Baru dan juga kritik terhadap masyarakat Indonesia yang masih

terjebak dalam romantisme Orde Baru. Wacana perlawanan dan kritik sosial

terhadap hegemoni Orde Baru ini diambil Pandji dalam album keempatnnya untuk

melawan wacana kebangkitan Orde Baru yang sedang gencar-gencarnya

dilakukan oleh elit-elit politisi Indonesia untuk meraih simpati dan dukungan

masyarakat dalam Pemilu 2014. Pandji sebagai musisi mempunyai peran untuk

memberi tahu masyarakat tentang apa yang sebenarnya terjadi di rezim Orde

Baru. Pandji menggunakan nilai fungsional musik yaitu sebagai gambaran realitas

sosial politik di suatu Negara dan juga sebagai simbol pergerakan dan kritik

sosial.

Dari analisis data yang telah peneliti lakukan, ditemukan bahwa melalui

analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk dengan tiga level analisis yaitu sebagai

berikut:

1. Dilihat dari segi teks, album 32 menunjukkan wacana perlawanan dan

kritik sosial terhadap hegemoni Orde Baru dengan mengidentifikasikan

Page 114: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

104

lagu-lagu yang bertemakan perlawanan dan kritik sosial seperti Menolak

Lupa, Terjebak, Demokrasi Kita, Pemuda Bodoh dan Berani Mengubah

dengan penekanan makna dan pemilihan kata atau kalimat yang

mendukung wacana tersebut. Seperti bisa dilihat dalam unsur makro dalam

teks (lirik lagu) dalam album ini, topik-topik yang dibahas untuk

mendukung tema sentral dalam album ini yaitu, romantisme masyarakat

dan kebangkitan Orde Baru, lemahnya penegakkan hukum di indonesia,

ajakan melakukan perubahan, dan ketimpangan sosial dan praktik korupsi.

Selain itu, tema sentral dalam album ini juga didukung dengan unsur

mikro dalam teks album ini seperti latar lagu, metafora, detil,

praanggapan, koherensi kondisional, kata ganti, dan kosakata (leksikon).

2. Dari segi kognisi sosial, pembuat teks (lirik lagu) dalam album 32 yaitu

Pandji Pragiwaksono memiliki peran yang penting dalam menentukan

wacana yang ingin disampaikan dalam album ini. Dari hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan Pandji didapati bahwa apa yang selama ini

Pandji ketahui tentang rezim Orde Baru adalah hasil dari pengalaman

pribadi, memori, dan interaksi dengan lingkungan sekitar dia mengenai

rezim Orde Baru. Menurut Pandji, Orde Baru lebih banyak memberikan

keburukan daripada kesejahteraan pada rakyat Indonesia. Keburukan atau

kejahatan pada masa Orde Baru menurut Pandji seperti kasus pelanggaran

HAM berat dan korupsi besar-besaran. Bahkan dampak dari korupsi besar-

besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto dan kroni-kroninya ini

dampaknya masih terasa hingga sekarang, seperti semrawutnya kota Jakarta

dan ketimpangan sosial dan pembangunan yang tidak merata di seluruh

Page 115: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

105

wilayah Indonesia. Unsur-unsur tersebut yang menjadikan penilaian dalam

segi kognisi sosial

3. Dari segi konteks sosial, bisa dilihat dari wacana yang berkembang di

masyarakat pada saat album 32 ini dibuat. Wacana yang berkembang di

masyarakat Indonesia pada waktu itu adalah masyarakat Indonesia yang

mulai membandingkan pemerintahan saat itu, yaitu SBY-Boediono dengan

rezim Orde Baru. Fenomena itu bisa dilihat langsung di masyarakat,

seperti banyaknya stiker di kendaraan umum ataupun tembok-tembok

bangunan yang bertuliskan “penak zamanku toh?” dengan gambar

Soeharto diatasnya yang mempunyai pesan bahwa masyarakat mulai

merindukan masa Orde Baru yang lebih memberikan kesejahteraan

dibandingkan pada masa pemerintahan SBY-Boediono. Selain itu juga

memasuki tahun-tahun politik menyambut pemilu 2014, elit-elit politisi

tanah air juga mulai menggunakan wacana kebangkitan dan semangat

Orde Baru untuk meraih simpati dan dukungan masyarakat. Itu dibuktikan

dari hasil-hasil survey yang mengatakan bahwa masyarakat lebih memilih

era Soeharto dibandingkan era Reformasi. Lalu, didukung pula dengan

kampanye-kampanye di media sosial dan media massa nasional yang

mengkampanyekan kebangkitan dan semangat Orde Baru.

B. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

dapat menjadi saran baik kepada segenap akademisi Fakultas Ilmu Komunikasi,

khususnya Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang ingin melakukan penelitian mengenai musik, yaitu sebagai berikut:

Page 116: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

106

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode analisis

wacana yang beragam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

agar bisa mengkaji lebih dalam dan mendapat perhatian lebih guna

memperkaya khasanah keilmuan komunikasi.

2. Bagi masyarakat ini bisa menjadi gambaran mengenai musik yang bisa

dijadikan media perlawanan dan kritik sosial dan bukan hanya sebagai

media hiburan semata.

3. Semoga hal-hal yang baik dalam penelitian ini menjadi masukan yang

dapat mengembangkan musik di Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai

dan pesan kritik sosial yang tertuang di dalamnya agar dapat diserap

dengan baik.

Page 117: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

107

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al-Baghdadi, Abdurrahman. Seni dalam pandangan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press, 1991.

Ali, Abdullah. Konflik Ideology Dalam Perkembangan Tradisi Kliwongan

Gunung Jati. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, 2003.

Barker, Chris. Cultural Study: Theory and Practice. London-Thousand Oaks-New

Delhi: Sage Publications, 2000.

Denzin, Norman K. dan Guba, Egon. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial,

Penyunting Agus Salim. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001.

Djohan. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik, 2003.

Effendi, Onong. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.

Eriyanto. Analisis Wacana; Pengantar Analisis Media. Yogyakarta: LKIS, 2011.

Fiske, John. Introduction To Communication Studies, Second Edition. London and

New York: Routledge, 1990.

Gramsci, Antonio. Selections from the Prison Notebooks. London: Lawrence and

Wishart, 1971.

Kendal, Gavin & Wickam, Gary. Using Foucault Method. London: Sage

Publications, 1999.

Kustiyono, Purnomo Sidik. Strategi Resistensi Terhadap Budaya Populer Pada

Kolom “Parodi” Samuel Mulia Di Harian Kompas; Sebuah Analisis

Wacana Kriti. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2010.

Lull, James. Popular Music and Communication. Newburry Park: Sage

publications, 1989.

Machin, David. Analysing Popular Music; Image, Sound, Text. London: Sage,

2012.

Merriam, Alan P. The Antrofology of music. North Western University Press,

1964.

Muhaya, Abdul. Bersufi Melalui Musik Sebuah Pembelaan Musik Sufi Oleh

Ahmad al-Ghazali. Yogyakarta: Gama Media, 2003.

Nakagawa, Shin. Musik dan Kosmos; Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. 2000.

Page 118: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

108

Pandji, Yearry. Komunikasi Dan Konstruksi Masayarakat Konsumen; Suatu

Perspektif Cultural Studies. Jakarta: Kencana 2011.

Pasaribu, Amir. Analisis Musik Indonesia. Jakarta : PT Pantja Simpati, 1986.

R.E, Asher, dan Simpson, J.M.Y. (ed.). The Encyclopedia of Language and

Linguistics, Volume 2. Oxford: Pergamon Press, 1994.

Renkema, J, Discourse Studies: An Introductory Textbook. Amsterdam: John

Benjamin and Co. Publishing, 1993.

Rio, Robin. Connecting Through Music With People With Dementia. London :

Jessica Kingsley, 2009.

Sabin, Roger. Punk Rock : So What? London : Routledge, 1999.

Schiffrin, D. Tannen D, & Hamilton, H. Handbook of Discourse Analysis. Oxford:

Blackwell, 2001.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan Pustaka, 2007.

Simon, Roger. Gagasan-gagasan politik Gramsci. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004.

Smieers, Joost. Art Under Pressure. Yogyakarta: Insist Press, 2009.

Sobur, Alex. Analisis teks media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Sutrisno, Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication. Edisi ke-5. Belmont-

California: Wadsworth, 1996.

Weiss, Richard Piero. & Taruskin. Music in the Western World; A History in

Documents. New York : Schirmer Books, 1984.

Williams, Raymond. Keywords: A Vocabulary of Culture & Society. London:

HarperCollins, 1976.

Website dan lainnya

Teun Van Dijk, “The Interdiciplinary Study Of News as Discourse”, Artikel

diakses pada tanggal 25 Februari 2015 www.discourses.org/articles /

“Anak Muda Tentukan Pemenang Pemilu 2014 ” Artikel diakses tanggal 10 maret

2015 http://news.okezone.com/read/2013/11/06/373/892681/anak-muda-

tentukan-pemenang-pemilu-2014

Page 119: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

109

“Musik Sebagai Medium Perlawanan.” Artikel diakses pada tanggal 12 Januari

2015 http://moxeb.blogspot.com/2011/11/seni-sebgai-medium-

perlawanan.html

“Hip-Hop Sebagai Media Protes Yang Membantu Saya.” Artikel diakses pada

tanggal 12 Januari 2015 http://hiphopindo.net/pandji-hip-hop-media-protes-

yang-membantu-saya/

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php diakses pada tanggal 27

Februari 2015

Mohammad Zaki Husein, “Ideologi dan Reproduksi Masyarakat Kapitalis.”

Artikel diakses pada tanggal 25 Februari 2015

http://indoprogress.com/2012/01/ideologi-dan-reproduksi-masyarakat-

kapitalis

Saptono, “Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer.” Artikel

diakses pada tanggal 25 Februari 2015

https://jurnal.isi.dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/

“Hegemoni” Artikel diakses pada tanggal 27 Februari 2015

https://www.academia.edu/9872122/Hegemoni

“Cultural Studies” Artikel diakses pada tanggal 3 Januari 2015

https://fitrianapd.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/Cultural-Studies.pptx

“Gincu Orde Baru Masih Laku.” Artikel diakses pada tanggal 11 Maret 2015

http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/01/gincu-orde-baru-masih-

laku#.VSs21dyUeSo

“Misi Golkar Dalam Pemilu 2014.” Artikel diakses pada tanggal 23 Maret 2014

http://politik.kompasiana.com/2014/02/11/misi-golkar-dalam-pemilu-2014-

bangkitkan-orde-baru-dan-soehartoisme-632441.html

“Hasil Survey Tentang Soeharto” Artikel diakses pada tanggal 23 Maret 2014

http://sorot.news.viva.co.id/news/read/221667-survei--daripada--soeharto/1

Wawancara Peneliti dengan Pandji Pragiwaksono di Balai Kartini Jakarta, pada 20

Maret 2014

Page 120: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Pandji Pragiwaksono

Tanggal Wawancara : 20 Maret 2015

Tempat : Balai Kartini, Jakarta

Waktu : 16.00 WIB

1. Kapan dan berapa lama pembuatan album 32?

Jawab: Album 32 paling lama dibuatnya dibandingkan album-album yang

lain, dimulai april 2012 dan selesai Desember 2012. Rekaman albumnya itu

sendiri dikerjakan setiap bulan 1-2 lagu dimulai dari bulan april dan kelar

produksi cdnya desember 2012. Pengerjaan album ini juga dicicil karena lagi

tur stand up comedy merdeka dalam bercanda.

2. apa yang melatar belakangi dibuatnya album 32 ini? Apakah karena pas

dengan masuknya tahun-tahun politik yang saat itu rakyat Indonesia

mau memilih pemimpin baru?

Jawab: karena pada masa itu keresahan utamanya adalah ketidaktahuan orang

pada masanya Soeharto/orde baru. Orang belum paham apa yang terjadi pada

orde baru. Terus juga, itu kan lagi mau pemilu tuh, dan orang lagi nyebar-

nyebarnya di truk dan stiker yang bertuliskan”masih enakan jamanku toh?”

dan di social media juga lagi banyaknya yang omongin soal “enakan jaman

soeharto/orde baru”. Itu juga gue ga tau di social media siapa yang mulai

awalnya, apa tommy soeharto atau partai golkarnya? Jadi, yaudah karena gue

tau apa yang sebenarnya terjadi pada masa soeharto, gue lawan balik wacana

itu dengan album ini. Dan juga di tur stand up comedy merdeka dalam

bercanda juga gue bahas mengenai orde baru/soeharto. Ini penting banget gue

suarakan karena justru jaman soeharto itu ga ada enak-enaknya. Cuma bagi

banyak orang, bahkan di kampus trisakti, kampus yang termasuk berjasa

dalam menurunkan soeharto, mahasiswanya banyak yang berpikir enakan

jaman soeharto. Jadi gue berpikir, ini pasti ada yang salah dan harus dilawan

balik.

3. Apa yang ada dipikiran bang pandji mengenai Orde Baru?

Page 121: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

Jawaban: korupsi besar-besaran yang tidak pernah terungkap, karena siapapun

yang berusaha untuk mengungkap itu pasti “dihilangkan”. Jadi itu sih legacy

terbesar dan terburuk dari eranya soeharto.

4. Dalam press release, bang pandji bilang kalau “Konsep besar dari album

32 adalah 32 tahun rezim Soeharto yang berdampak kepada 32 tahun

kehidupan saya”, bisa dijelaskan maksudnya? Apa bang pandji punya

pengalaman atau memori mengenai rezim soeharto/orde baru?

Jawab: pertama, bapak gue di INKAI. INKAI itu organisasi karate pertama di

Indonesia. Terus juga ada beberapa organisasi lain. Tapi pemerintah juga bikin

FORKI, dimana diatas FORKI ada jenderal. Terus INKAI disuruh pemerintah

untuk masuk FORKI. Waktu itu bapak menolak, dan banyak pembesar INKAI

juga menolak. Waktu itu hubungan antara bapak dan rezim militernya

Soeharto ga pernah akur. Terus yang kedua, hari ini masih terasa banget

dampak korupsinya Soeharto karena dia sentralistik banget kebijakan yang

dikeluarkan, jadi Cuma Jakarta dan pulau jawa saja yang maju dan daerah lain

itu jadi terbengkalai. Dampaknya sangat terasa sampai hari ini, bahkan kota

Jakarta yang butut ini karena dampak korupsi besar-besaran masa soeharto.

Korupsi, kolusi, nepotisme, gratifikasi, itu sudah jadi sesuatu yang biasa disaat

ini karena dimulai dari eranya soeharto. Mau ga mau, itu juga berdampak pada

hidup gue.

5. Kenapa bang pandji disetiap albumnya selalu memasukkan atau kental

unsur kritik sosial, nasionalisme dan perlawanan?

Jawab: karena yang terasa pada saat gue bikin album ya kebanyakan tema-

tema itu. Gue selalu kalau mau berkarya yang keluar apa yang urgent pengen

keluar dari apa yang gue rasakan. Jadi setiap nulis lagu yang keluar ya apa

yang bener-bener gue resahkan. Kalau mau tahu gambarannya, di album yang

mixtape yang baru ini contohnya ada lagu tentang politik, tapi politiknya yang

memang lagi rame-ramenya dibahas pada saat itu. Konteknya jaman sekarang

banget atau kekinian banget. Terus juga di lagu “dengan tenang” lagu yang

menceritakan apa yang gue rasakan saat itu kehidupan gue dan keluarga gue.

Jadi ga harus nasionalisme dan kebangsaan.

Page 122: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

6. Bagaimana tanggapan para pendengar music bang pandji mengenai

album 32? positif atau negative?

Jawab: positif sih kayanya, tapi kalau gue ngeraba, mereka rata-rata masih

memilih album merdesa sebagai album yang lebih baik. Cuma istri gue bilang

album 32 jauh lebih baik dari album yang lain. Kalau gue sendiri sih ga tau ya,

gue sih seneng semuanya. Tapi gue setuju kalo merdesa lebih focus dalam

pengerjaan albumnya. Dan itu kenapa gue pengen lebih focus lagi kalau mau

ngerjain album ke-5.

7. Mengenai lagu menolak lupa, kenapa bang pandji mengambil M.Hatta,

Gusdur, Widji Thukul, Dan Munir sebagai sosok pahlawan dalam lagu

ini?

Jawab: kalau Hatta, gue emang mengidolai dia dari lama. Kalau gus dur, gue

pengen tahu perspektif gue ke orang tentang gusdur. Dan jug ague baru dapet

komik gusdur pada waktu itu. Kalau widji thukul karena gue yakin ga banyak

orang kenal dengan sosok widji thukul. Padahal menurut gue dia sosok yang

penting untuk dibicarakan dan diketahui banyak orang. Dan munir adalah

wajah perjuangan untuk membela Hak Asasi Manusia. Jadi kalau di Indonesia

ada wajah perjuangan HAM di Indonesia, ya itu wajahnya Munir. Dan wajah

itu harus didorong kedepan karena perjuangan penegakan HAM di Indonesia

masih berantakan.

8. Apa yang melatar belakangi bang pandji sampai harus membuat lagu

menolak lupa?

Jawab: karena gue pengen anak muda kenal tokoh-tokoh tersebut, jadi gue

mau membuat semacam minibiografi aja. Selain itu juga alasannya karena di

Amerika Serikat ada grup hiphop yang namanya public enemy, terus mereka

bikin poster bergambar Malcolm X sambil pegang senjata. Terus ada anak

muda yang ngefans sama public enemy dan nanya “itu siapa sih Malcolm

kesepuluh?” padahal itu Malcolm X. terus personelnya Chuck D bilang

mungkin tanggung jawab kita juga untuk memperkenalkan anak-anak jaman

sekarang siapa itu tokoh-tokoh sejarah yang yang menurut mereka ga penting

dan itu jadi alasan yang sama juga kenapa gue menciptakan lagu menolak

lupa.

Page 123: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

9. Menurut bang pandji apa yang menyebabkan rakyat kita mudah lupa

terhadap kasus atau dosa-dosan para pemimpinya?

Jawab: kayanya mungkin tidak hanya rakyat Indonesia, secara umum

diseluruh dunia juga mudah teralihkan kalau bisa dibilang dengan hal-hal yang

lebih penting ketimbang mudah lupa. Jadi padahal mah masyarakat itu ingat,

Cuma teralihkan oleh hal lain aja, dan informasikan yang masuk ke orang juga

pasti banyak dan cepat, sehingga mudah masyarakat lupa dan keteteran untuk

hal yang lain danlebih penting. Kaya hari ini kita lagi rame-ramenya ngebahas

ahok omong “tai”, sehingga lupa bahwa masalah utamanya itu kasus DPRD

DKI masukin dana siluman yang ada di RAPBD 2015 DKI Jakarta. Jadi mau

ga mau kita kerjanya ingetin orang terus masalah yang sebenarnya itu apa.

Karena informasi yang kenceng yang masuk ke satu kepala itu didorong oleh

uang pemasaran yang kenceng juga. Sehingga itu juga pasti harus sampai

masuk ke kepala lu. Sehingga hal-hal lain yang tidak didukug oleh uang

pemesaran yang sama, jadi ga bisa masuk ke kepala lu dan keteteran di luar.

10. Bagaimana menurut bang pandji mengenai kasus-kasus HAM berat

terutama yang menimpa Widji Thukul Dan Munir ini? Apakah optimis

bisa diselesaikan oleh pemerintah kita sekarang?

Jawab: yang gue ragu adalah penegakan dari sisi hukumnya. Yang gue masih

optimis adalah bakal dibongkar dari sisi kebenarannya. Itu 2 hal yang berbeda.

Dibongkar kebenarannya berarti ya betul soeharto waktu itu korup atau

bersalah. Tapi orangnya ga bisa dihukum karena sudah meninggal dan

maafkanlah masalah itu. Dan dikasus HAM nih, ya benar penjahatnya

bersalah, munir dibunuh dengan cara seperti ini tapi yaudahlah ga usah kita

nengok ke masa lalu dan itu ga usah dihukum. Jadi, karena yang membuat

masalah ini tidak selesai adalah keinginan untuk menuntut orang-orang yang

bersalah ini dihukum, sementara orang-orang ini masih sangat kuat

kekuasaanya. Gue tuh masih sangat percaya kalau jokowi pengen menegakkan

masalah HAM ini Negara ini bakal perang terus, jadi ga sempet ada

pembangunan buat negeri ini. Jadi ada kompromi. Kalau mau nanti nuntutnya

kalau orang-orang yang bersalah itu udah meninggal. Karena kan Negara ini

Page 124: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

masih muda kan, masih 70 tahun, orang-orang yag bersalah itu masih ada,

mungkin masih sekitar 2 generasian baru selesai masalah itu.

11. Lagu ini diciptakan berdua oleh raptamasta atau bang pandji sendiri?

dan bagaimana proses penciptaannya?

Jawab: pertama waktu itu gue berjanji kalau dia menangin lomba buat lirik

lagu Untuk Indonesia, mereka bakal gue ajak di lagu selanjutnya. Dan waktu

gue bikin lagu terjebak, terus juga beatnya gue rasa cocok dengan gaya

mereka, yaudah gue ajak mereka featuring di lagu ini. Jadi proses

penciptaannya gue nulis lirik verse gue dulu diatas beat gue dan bagian

mereka gue kosongin abis itu di email ke mereka biar mereka sendiri yang isi

verse bagian mereka.

12. Apa yang melatarbelakangi bang pandji menciptakan lagu ini?

Jawab: lagu terjebak itu sangat mewakili semangat gue untuk kasih tahu

orang supaya tidak terjebak dengan anggapan era soeharto itu lebih enak.

Makanya kan “terjebak masa lalu, bangsaku susah maju” itu adalah gambaran

dari orang-orang yang menganggap era soeharto itu lebih enak. Lagu ini

paling pas mewakili album ini. (PERISTIWA)

13. Menurut bang pandji, salahkah orang yang mengidam2kan kembali ke

masa orde baru? Karna kan banyak juga rakyat kita yang ingin kembali

ke masa orde baru? klo dilihat dari factor kesejahteraan hidup semasa

orba yang katanya barang2 lebih murah dan hidupnya yang sejahtera.

Jawab: kalau dibilang salah mereka itu ga juga. Tapi bisa jadi salah mereka

kalau mereka ga mau mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada masa

soeharto. Misalnya, ini yang gue tahu tentang A terus mereka ga mau mencari

tahu hal yang lain, nah itu baru salah. Kalau mereka mau mencari tahu hal

yang lain dari soeharto, itu yang gue inginkan.

14. Lalu apa harapan bang pandji mengenai masih banyaknya orang yang

terjebak pada romantisme orba ini?

Jawab: ya gue berharap mau mencari tahu, dan terbuka terhadap informasi-

informasi baru.

Page 125: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

15. Lagu ini terinspirasi dari tulisan/Risalah yang ditulis M.Hatta dengan

judul yang sama, apa yang melatar belakangi bang pandji sampai

membuat lagu ini?

Jawab: sebenarnya ada banyak pidato/tulisan yang gue baca-baca, yang

paling masuk akal tinggal Indonesia Free sama Demokrasi Kita. Sebeneranya

tiga sih. Satu gue lupa. Yang lupa ini ga nemu beat yang cocok buat pidato itu.

Jadi Cuma Indonesia Free da Dmeokrasi kita yang dibuat lagu. Dan demokrasi

kita itu gue pilih karena relevan banget jaman sekarang. Tentang terbelenggu

sama kebebasan yang kita sediakan untuk rakyat. Tapi bung hatta yakin nanti

akan ada siklusnya. Lu minta kebebasan, kebebasan dikasih. Terus kebebasan

lu manfaatkan dengan tidak bijak. Terus lu berantakan. Terus lama-lama lu

merasakan, “oiya, kita butuh lagi kebebasan dengan kebijakan yang selaras.

Jadi inti demokrasi kita itu kan seperti itu. Terus ketemu beat yang pas.

Yaudah gue kawinin dengan beat itu, jadilah lagu demokrasi kita.

16. Dalam album ini bisa dilihat Bang Pandji sangat mengagumi M.Hatta,

apa yang menjadikan M.Hatta begitu istimewa atau berkesan bagi bang

Pandji? Kenapa tidak sosok atau tokoh pahlawan lainya?

Jawab: cerita pertama yang gue kagumi sama Hatta adalah soal dia simpan

foto gambar sepatu bally. Yang setelah gue konfirmasi sama keluarganya

ternyata emang benar itu kejadian. Jadi, cerita itu bisa dipahami sama

siapapun yang menginginkan sesuatu. Semua orang pengen beli sesuatu tapi

ga punya uangnya. Kadang-kadang gue mempertimbangkan gue pengen

banget beli ini barang, gue harus ambil cara curang ga ya untuk bisa beli ini

barang. Nah, Hatta pengen banget punya sepatu bally tapi dengan tidak

curang. Saking ga mau curangnya sampai mati tuh ga kebeli sepatu. Dan itu

kita banget. Kadang kita lihat barang di handphone terus pengen tapi ga

mampu, apa gue harus curang untuk mendapatkan barang ini. Nah, Hatta

dikasih sama orang juga ga mau. Karena gratifikasi, dan dia ga mau terima

barang gratifikasi. Karena orang udah kasih barang terus kita punya tanggung

jawab moral buat nolong lu nantinya. Hatta ga mau seperti itu. Sementara saat

itu dia udah pension dari wakil presiden dan terima gaji dari pekerjaannya

sebagai guru. Jadi dia hidup dari gaji guru dan sampai akhir hayatnya dia jadi

Page 126: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

guru dengan gaji yang kecil, terus kalau berangkat naik bis kota, padahal dia

mantan wakil presiden RI. Yang mana itu ga akan terjadi di jaman sekarang.

Nah gue mengagumi itu. Setelah gue pelajari orangnya lebih dalem, makin

banyak lagi yang gue kagumi. Seperti, kegilaannya pada ketepatan waktu,

kegilaannya terhadap buku, itu kaya misalkan orang minjemin buku, terus

bukunya kesobek, dia bisa ngamuk-ngemuk gitu. Terus gue bisa ngerasaain,

apa yang dia rasain waktu bukunya kesobek. Gue seneng sama fakta bahwa,

Hatta itu yang bikin jeroaannya Republik Indonesia. Jadi itu yang membuat

makin mengidolai Hatta. (PERSON)

17. Bagaimana bang pandji menilai sistem demokrasi di Negara ini?

Jawab: sama dalam lagu demokrasi kita. demokrasi yang kita miliki sekarang

tidak diimbangi dengan kemampuan yang baik untuk berdemokrasi.

Demokrasi itu kaya, mobil balap tapi disetir sama orang yang mentalnya

masih nyetir bajaj. Jadi, masih belum bisa dilengkapi dengan kemampuan

berdemokrasi dengan baik. Kemampuan berdemokrasi dengan baik itu adalah

kemampuan untuk berbeda pendapat, berargumen dengan sehat walaupun

berbeda pendapat. Terus kemampuan untuk tidak menelan informasi dari satu

pihak. Nah, orang Indonesia itu belum siap skillnya untuk berdemorasi.

Demokrasi kan pada dasarnya, lu nentuin apa yang baik untuk lu, tapi kalau

nyatanya lu ga cukup dewasa, lug a cukup terdidik, lu ga cukup berwawasan

untuk menentukan yang baik untuk diri lu, pilihan malah jadi buruk. Istilahnya

“Tirany by majority”. Yang mayoritas, yang goblok-goblok ini malah

menjajah yang minoritas yang pinter-pinter berdemokrasi, karena yang

goblok-goblok ini ga tau apa-apa. Itu kondisi yang saat ini terjadi tapi sedang

diusahakan untuk berubah.

18. Seberapa optimis bang pandji menilai sistem demokrasi di Negara ini

akan memberikan kesejahteraan bagi rakyat?

Jawab: masih lama, karena salah satu masalah terbesar di Indonesia itu

kepemimpinan yang buruk diseluruh sector, dari RT sampai presiden yang ga

baik. Dan itu kasih dampak kemampuan Negara ini untuk berdemokrasi.

Karena pertama-pertama kalau lu mau demokrasi berjalan dengan baik,

pendidikannya mesti bener. Sedangkan mau benerin pendidikan aja susahnya

Page 127: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

setengah mati. Diberantemin terus. Jadi panjang, tapi ini adalah perjuangan

yang layak untuk dilakukan karena kalau ga dijalanin terus ga akan berubah-

ubah. Sama aja kaya ngelawan penjajahan, kalau menurut sejarah 350 tahun

kan? Selama 350 tahun untuk bisa merdeka. Kalau berhenti di tahun ke-100

aja, ah udahlah ini ga akan berubah, yaudah diam aja. Yaudah ga bakal

merdeka bangsa ini. Tapi karena mereka melawan terus, akhirnya kejadian

kemerdekaan bangsa ini. Sama kaya memperjuangkan demokrasi berjalan

dengan baik harus dilakukan terus menerus supaya kesampaian tujuan itu.

Karena kalau lu berhenti ya ga akan kejadian.

Berani Mengubah

19. Berani mengubah merupakan juga salah satu lagu yang mewakili album

ini selain terjebak, apa sih pesan yang mau disampaikan dari lagu ini?

Jawab : berani mengubah itu gue baru sadar, tujuan utama lagu ini ada

dibagian bridgenya. “Mau kau kemanakan rakyat yang jadi korban?! Mau kau

kemanakan segala keberagaman?! Mau kau kemanakan 350 Trilyun yang

selama 32 tahun menghilang?!” inti dari lagunya tuh sebenarnya ada di

bagian itu. Tapi di verse 1 dan 2 meracau banyak soal politik dan sosial. Tapi

tetep jadi lagu favorit gue dialbum ini.

20. Menurut bang pandji, apakah bangsa Indonesia bangsa yang optimis

atau bangsa yang pesimis untuk bisa menjadi Negara yang maju?

Jawab: bangsa itu sebenarnya ya ga bisa dibilang bangsa yang optimis. Tapi

lebih tepatnya bangsa yang festive. Festive itu maksudnya bangsa yang seneng

perayaan. Sekilas, wah ini happy banget nih berarti ini mereka bangsa yang

optimis. Tapi kenyataannya ga juga, kadang-kadang festivitiannya itu dipakai

untuk melupakan masalah. Jadi masalahnya tetep ada. Menurut pengalaman

gue sih itu pengalaman yang akurat tentang bangsa Indonesia. Dimana-mana

ada kecenderungan berpesta, disaat bersama ada kebingungan. Gue tuh setiap

keliling Indonesia ada kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan.

Kaya nuggu untuk dikasi tahu. Tapi kalau udah dikasih tahu juga ga mau

karena ga mau disuruh-suruh. Makanya gue sempet nulis, “enggan jadi

pemimpin tapi malu untuk jadi followers.” Itu tuh kecenderungan rakyat

Indonesia. Tapi festivity itu adalah sebuah semangat yang baik kalau

Page 128: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

diarahkan dengan baik dengan kepemimpinan yang baik juga. Gue juga

pernah bilang Indonesia veregnighing itu kan asalnya dari tongkrongan party,

terus dating orang-orang yang ada bobotnya, terus geser-geser, terus jadi sadar

dan jadi sebuah gerakan. semangat yang berapi-apinya itu harus diarahin

dengan baik.

21. Apa yang seharusnya dimiliki oleh bangsa ini untuk bisa berubah

menjadi lebih baik seperti yang diinginkan dalam lirik lagu ini?

Jawab: modal yang paling kuat untuk melakukan perubahan, sadar atau tidak

ya dia sedang melakukan perubahan adalah dengan tahu dia itu bagusnya

dimana, dia itu bisanya apa, sukanya apa. Kalau dia paham bisanya apa dan

sukanya apa, terus dia bisa jujur jalaninya walaupun tampak jalan yang dia

lalui berat. Ini yang kaya gini yang bisa berdampak untuk perubahan buat

Indonesia. Orang apa yang tahu apa passionnya, akan tahu kemana dia bisa

berjalan, walau tahu jalannya panjang dan lama karena itu kecintaanya

terhadap passion itu. Dan gue percaya, Indonesia bisa dibangkitkan dengan

karya demi karya dan perubahan itu akan datang.

22. Bagaimana proses penciptaan lagu ini? Dari latar belakang dan proses

penciptaannya dengan endrumarch?

Jawab: pemuda itu sebenarnya freestyle. Jadi gue abis selesai rekaman, terus

endru kasih denger beat yang mau ga dibuat lagu. Terus gue bilang gue udah

selesai nulisnya. Tapi gue disuruh dengerin dulu. Dan gue tahu ini harus bahas

tentang apa. Yaudah gue masuk ruang rekaman, terus gue nge-freestyle. Jadi

gue ga nulis sama sekali, gue bener spontan aja dalam ruang rekaman. Dan

gue juga ga ada diskusi sama endru. Jadi selesai gue rekaman, gue Cuma

bilang di lagu ini gue featuring sama endru, terus dia isi bagian chorusnya aja.

23. Pesan apa yang ingin disampaikan lagu ini?

Jawab: ya supaya mereka ga bodoh aja. Pemuda-pemuda ini cepet ambil

kesimpulan dari apa yang mereka terima. Jadi cepet emosi. Karena apa yang

mereka terima ini sangat berjalan cepat di kehidupan mereka. Sehingga

mereka kaya autopilot yang harus dilakukan secara cepat, padahal ada sesuatu

yang harus dilakukan dengan cermat dan diperhatikan dengan baik, harus

dikroscek dulu sebelum dia melakukan sesuatu.

Page 129: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

24. Apakah bang pandji punya pengalaman dengan Pemuda bodoh yang ciri-

cirinya ada dalam lagu ini?

Jawab: sering, di twitter terutama.

25. Pertanyaan terakhir, sebagai seorang seniman di Indonesia, apa harapan

bang pandji buat musisi/seniman di Indonesia?

Jawab: harapan gue adalah agar mereka bisa terus menemukan cara untuk

mengeluarkan karya. Karena hal penting pertama adalah gue bisa ga ya

berkarya atau mengeluarkan karya? Hal penting kedua adalah gue bisa ga ya

untuk terus mengeluarkan karya? Dan harapan gue adalah dia bisa terus

nemuin cara untuk terus mengeluarkan karya. Contohnya yang membuat band

U2 itu jadi band legendaris adalah bukan karena album-album mereka sukses

semua. Tapi dengan cara mereka terus mengeluarkan karya, bagaimanapun

caranya. Karena kalau mereka ngeluarin album yang ga sukses mereka masih

bisa berpikir untuk bagaimana caranya muterin duit yang mereka punya

supaya tetap bisa memproduksi album selanjutnya. Jadi, kuncinya adalah

kecerdasan itu, untuk membuat orang berpikir untuk terus berkarya.

Page 130: MUSIK SEBAGAI MEDIA PERLAWANAN DAN KRITIK SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32230/1/MUHARAM... · struktur dan proses . ... Cultural Studies dan Budaya

DOKUMENTASI FOTO

Foto Bersama Pandji Pragiwaksono

Foto Pandji Pragiwaksono Seusai Wawancara