muhtar yahya - 1520311106 mubalig dalam pandangan m natsir

10
KEPRIBADIAN MUBALIG Menurut M. Natsir Dosen Pengampu Dr. H. Akhmad Rifa’i, M. Phil BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Muhtar Yahya (1520311106)

Upload: miyahya

Post on 09-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

KEPRIBADIAN MUBALIGMenurut M. Natsir

Dosen PengampuDr. H. Akhmad Rifa’i, M. Phil

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

Muhtar Yahya (1520311106)

Page 2: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Biografi singkat M. Natsir

Mohammad Natsir dilahirkan di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 17 Juli 1908 dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah. 1

Natsir mulai mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun hingga kelas dua, kemudian pindah ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Adabiyah di Padang. Setelah beberapa bulan, ia pindah lagi ke Solok dan dititipkan di rumah saudagar yang bernama Haji Musa. Selain belajar di HIS di Solok pada siang hari, ia juga belajar ilmu agama Islam di Madrasah Diniyah pada malam hari. Tiga tahun kemudian, ia kembali pindah ke HIS di Padang bersama kakaknya. Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) lalu ikut bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische Pavinderij dan Jong Islamieten Bond.

Pada 20 Oktober 1934, Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung. Dari pernikahan tersebut, Natsir dikaruniai enam anak.

Natsir meninggal pada 6 Februari 1993 di Jakarta, dan dimakamkan sehari kemudian. 2

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Natsir#CITEREFMa.27mur1995 Diakses pada 19 November 2015

2. Luth, Thohir,M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya.(Jakarta: Gema Insani.1999). hlm. 27

Page 3: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Tujuan dakwah menurut M. Natsir

M. Natsir menulis dakwah dan tujuannya pada serial Media Dakwah. Dalam brosur tersebut, beliau memberikan 3poin ulasan tentang dakwah, terutama tujuannya.1. Memanggil kita kepada syariat, untuk memecahkan

persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau persoalan berumah tangga, berjama’ah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku bangsa, bernegara dan berantarnegara.

2. Memanggil kita kepada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang luas ini, berisiskan manusia berbagai jenis, bermacam pola pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia.

3. Memanggil kita kepada tujuan hidup kita yang hakiki, yakni menyembah Allah. Demikianlah, kita hidup mempunyai fungsi yang tertentu.3

3. M. Natsir, Dakwah dan Tujuan” dalam serial Media Dakwah, (Jakarta: Girimukti Pasaka. 1975),hlm. 2-4

Page 4: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Dari ketiga tujuan dakwah tersebut dipertegas lagi oleh M. Natsir dalam bukunya, Fiqhud Dakwah, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa intisari dari risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw, yaitu petunjuk (pedoman), bagaimana manusia menjaga nilai dan martabat kemanusiaanya itu agar jangan sampai turun; dan sebaliknya, agar bakat potensinya dapat berkembang dan kualitasnya meningkat mencapai tingkat yang lebih tinggi.4

Dalam mencapai tujuan dakwah sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penting untuk tercapainya dakwa adalah keteladanan pribadi seorang mubalig atau dai. Artinya, para mubalig sebagai pelaku dakwah member contoh atau teladan agar dapat diikuti oleh objek dakwah masyarakat.

Tujuan dakwah menurut M. Natsir

4. M. Natsir, Fiqhud Dakwah, Ibid,…….hlm.4

Page 5: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Kepribadian Mubalig dalam pandangan M. Natsir

Di dalam karya ilmiah keagamaan, M. Natsir mengunakan sebutan mubalig dan juga dai. Seringkali juga beliau memakai istilah pembawa dakwah. Maksdnya adalah membawakan dakwah dengan tujuan membina pribadi dan membangun umat sehingga pribadi dan umat itu berkembang maju sesuai dengan hidup manusia yang diridhai oleh Khaliqnya.5

pemikiran dan pandangan M. Natsir yang berupa ajakan, nasihat, dan pedoman yang harus dipegang oleh mubalig dalam melaksanakan tugasnya. Pemikiran-pemikiran ini menyangkut bidang tugas mubalig, persiapan, kepribadian, dan cobaan yang dihadapai oleh para mubalig, termasuk jalan keluar pemecahannya.

Berikut ini akan dibahas urutan pemikiran M. Natsir tentang maslah-maslah yang berkaitan dengan mubalig.

Bidang Tugas Persiapan mubalig Kepribadian mubalig

5. M. Natsir, Kebudayaan Isam dalam Prespektif Sejarah (Jakarta: Girimukti Pasaka. 1988), hlm. 207.

Page 6: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Kepribadian Mubalig dalam pandangan M. Natsir

Bidang TugasMenurut M. Natsir, tugas mubalig adalah “bil-Qur’an” peringatan

dengan Al-Qur’an, apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan dengan cara-cara yang ditunjuki dalam Al-Qur’an (Al-Qur’an wa bi thariqatihi).6

Dalam tulisannya yang lain, juga dikatakan bahwa bidang tugas seorang mubalig adalah balagh. Balagh berarti menyampaikan dengan sempurna. Balaghul mubin berarti menyampaikan dengan keterangan yang jelas, sedemikian rupa, sehingga dapat diterima oleh akal dan dapat ditangkap oleh hati,dapat pula dicerna oleh kedua-duanya.

M. Natsir berpenapat bahwa tugas dakwah yang dikembangkan oleh para mubalig itu hendaknya mengetahui cara-cara yang telah dilakukan Rasulullah Saw, sehingga hasil yang diperoleh pun bisa mendekati sukses yang pernah diraih oleh Rasulullah.

Maka dari itu mubalig dituntuk lebih banyak mengetahui dan mempelajari sejarah hidup dan perjuangan Rasulullah Saw, supaya dalam menyampaikan dakwah itu supaya benar-benar memiliki akurasi yang tepat

6. M. Natsir, Fiqhud Dakwah, Ibid,…….hlm.132

Page 7: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Kepribadian Mubalig dalam pandangan M. Natsir

Persiapan mubaligM. Natsir menyebutkan ada tiga persiapan mubalig, yaitu

persiapan mental, ilmiah, serta kaifiat (cara) dan adab dakwah.7

Kepribadian mubalig M. Natsir menyebutkan bahwa kepribadian seorang mubalig

itu, terutama menyangkut akhlak karimah-nya, akan sangat membantu keberhasilan dakwah Islam. 8 Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa materi dakwah yang baik sekalipun bila tidak diimbangi oleh kepribadian mubalig yang baik pula, maka akan tetap menjadi penghalang bagi suksesnya dakwah. M. Natsir mendefinisikan 5 kepribadian Mubalig sebagai berikut:

7. M. Natsir, Fiqhud Dakwah, Ibid,…….hlm.133.8. M. Natsir, Percakapan antara Generasi, Pesanan Perjuangan Seorang Bapak (Malaysia: Dewan Pustaka Islam. 1991), hlm. 87.

Page 8: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Kepribadian Mubalig dalam pandangan M. Natsir

1. Seorang mubalig yang sukses, bukan karena dia seorang professional yang andal saja, melainkan juga harus memiliki akhlak karimah dalam melaksanakan tugasnya sebagai mubalig.

2. Sikap atau kepribadian mubalig yang suka menyudutkan atau mencela para objek dakwah adalah hal yang tidak terpuji dan harus dijauhi.

3. Keakraban membina hubungan antara mubalig dan objek dakwah adalah dengan saling menghormati antara mubalig dan objek dakwah. Saling menghormati adalah sifat yang terpuji yang harus terus dibudayakan. Hal tersebut hendaknya juga melekat pada pribadi mubalig.

4. Menempatkan posisi objek dakwah sebagai manusa terhormat bagi seorang mubalig adalah satu kemestian untuk mempercepat proses tercapainya tujuan dakwah.

5. Ketulusan atau kejernihan hati mubalig ketika menyampaikan pesan dakwah sangat diharapkan agar pesan tersebut dapat menyentuh persaan para objek dakwah terhadap isi pesan yang disampaikan.

Page 9: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

Kepribadian Mubalig dalam pandangan M. NatsirDari 5 point kepribadian mubalig, mubalig telah bertindak

sebagai penyuluh dan penunjuk jalan kebenaran. Oleh sebab itu, kepribadian mubalig juga harus menyatu dalam posisi tersebut. Hal ini mengingat bahwa objek dakwah tidak hanya mendengar informasi yang disampaikan, tetapi juga menilai apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan pribadi sang mubalig. hal ini sangat berpengaruh pada masyarakat sebagai objek dakwah dalam hal pembentukan pribadinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama yang disampaikan.

Page 10: Muhtar Yahya - 1520311106 Mubalig Dalam Pandangan m Natsir

KESIMPULAN

Dalam mencapai tujuan dakwah sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penting untuk tercapainya dakwa adalah keteladanan pribadi seorang mubalig atau dai. Artinya, para mubalig sebagai pelaku dakwah member contoh atau teladan agar dapat diikuti oleh objek dakwah masyarakat. Dengan kata lain, para mubalig tidak saja ditunttut memiliki kemampuan yang handal dalam menyampaikan pesan dakwah, melainkan juga memiliki kemampuan untuk mengamalkan nilai-nilai pesan dakwah tersebut bagi dirinya sendiri dan keluarganya.

Dari 5 point kepribadian mubalig, mubalig telah bertindak sebagai penyuluh dan penunjuk jalan kebenaran. Oleh sebab itu, kepribadian mubalig juga harus menyatu dalam posisi tersebut. Hal ini mengingat bahwa objek dakwah tidak hanya mendengar informasi yang disampaikan, tetapi juga menilai apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan pribadi sang mubalig.