mucocele

6
MUCOCELE PENDAHULUAN Kesehatan gigi dan mulut, sering kali disepelekan oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut. Diantaranya adalah ketidaktahuan atas resiko resiko apabila masalah gigi dan mulut dibiarkan saja (dengan pemikiran “biarkan saja toh sekarang tidak sakit, toh tidak merengut nyawa”) Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Ada berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan karena infeksi di dalam rongga mulut. Sumber infeksi di dalam rongga mulut disebut sebagai fokus atau fokal infeksi. Sedangkan infeksi yang ditimbulkannya disebut infeksi fokal, yaitu menyebarnya kuman atau toksin dari fokus infeksi (pusat infeksi) yang mengakibatkan kerusakan jaringan di bagian tubuh yang lain. Banyak penyakit yang dapat terjadi di glandula saliva kita. Tentu saja untuk mengatasinya perlu bantuan dan supervisi langsung dari dokter spesialis bedah mulut atau minimal dokter gigi umum. Salah satu penyakit yang sering terjadi pada glandula saliva adalah kista. Kista adalah suatu kantong tertutup, berdinding membrane yang berlapis epitel dan berisi cairan atau semicairan, tumbuh tidak normal di dalam rongga suatu organ. Mucocele adalah salah satu kista rongga nulut yang berasal dari glandula saliva minor tipe mucus. DEFINISI Mucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh sel epitel. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh kasus), dan dapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mucocele jarang terjadi pada bibir atas, palatum (langit-langit) lunak. PATOFISIOLOGI

Upload: ivan-rangga-gunawan

Post on 24-Jun-2015

1.268 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MUCOCELE

MUCOCELE

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut, sering kali disepelekan oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut. Diantaranya adalah ketidaktahuan atas resiko resiko apabila masalah gigi dan mulut dibiarkan saja (dengan pemikiran “biarkan saja toh sekarang tidak sakit, toh tidak merengut nyawa”)

Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Ada berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan karena infeksi di dalam rongga mulut. Sumber infeksi di dalam rongga mulut disebut sebagai fokus atau fokal infeksi. Sedangkan infeksi yang ditimbulkannya disebut infeksi fokal, yaitu menyebarnya kuman atau toksin  dari fokus infeksi (pusat infeksi) yang mengakibatkan kerusakan jaringan di bagian tubuh yang lain.

Banyak penyakit yang dapat terjadi di glandula saliva kita. Tentu saja untuk mengatasinya perlu bantuan dan supervisi langsung dari dokter spesialis bedah mulut atau minimal dokter gigi umum. Salah satu penyakit yang sering terjadi pada glandula saliva adalah kista. Kista adalah suatu kantong tertutup, berdinding membrane yang berlapis epitel dan berisi cairan atau semicairan, tumbuh tidak normal di dalam rongga suatu organ. Mucocele adalah salah satu kista rongga nulut yang berasal dari glandula saliva minor tipe mucus.

DEFINISI

Mucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh sel epitel. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh kasus), dan dapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mucocele jarang terjadi pada bibir atas, palatum (langit-langit) lunak.

PATOFISIOLOGI

Kista Rongga Mulut

Kista rongga mulut dibagi dalam beberapa criteria menurut Archer :

Kista Perkembangan

1. Berasal dari gigi, yaitu kista periodontal, kista dentigerus, kista primordial dan kista odontogenik klasifikan.

Kista periodontal (dentoperiosteal, dentoalveolar, radikular).                         Terbentuk dalam membran periodontal dan lebih sering terjadi pada rahang atas anterior. Kista ini mengandung koresterol dalam cairan steril atau pus bila terinfeksi, dan gigi

Page 2: MUCOCELE

biasanya non vital. Kista ini dapat pula terbentuk karena sisa granuloma yang tertinggal setelah pencabutan gigi. Letaknya dapat di apeks, lateral atau sirkumferensial.

Kista Dentigerus (folikular). Kista ini timbul di sekitar gigi yang tidak erupsi atau anomali, terbentuk setelah aposisi. Letak kista ini terhadalaap mahkota gigi adalah perikoronal, lateral dan sirkumferensial. Sering terjadi pada regio M3 bawah

Kista Primordial (kista keratin). Kista ini terjadi karena perubahan lamina dentalis sebelum terjadi aposisi, sehingga pada gambaran radiografi tidak terdapat mahkota gigi. Dapat terjadi unilokular

Kista nasopalatinal. Merupakan kista tipe fisura yang paling banyak, berlokasi di kanalis insisivus

2. Bukan berasal dari gigi, yaitu tipe fissure seperti nasoalveolar, kista median, globlomaksilaris, nasopalatinal, dan tipe branchial cleft seperti kista dermoid dan duktus tir

Kista globulo maksilaris Terletak pada rahang atas di antara insisivus lateral dan kaninus, yaitu pertemuan antara prosesus globularis dan prosesus maksilaris.

Kista Nasoalveolar Timbul dari epitel batas antara procesus maksilaris dengan prosesus nasalis lateral.

Kista Median Terletak pada fisura mediana palatum, berasal dari sisa jaringan embrional.

1. Kista Retensi

1. Mucocele Berasal dari kelenjar saliva minor tipe mucus. Terjadi karena mucus mengisi ruangan dalam jaringan ikat dengan cara menembus dinding saluran kelenjar saliva ekstravasasi).

2. Ranula Berasal dari kelenjar saliva mayor sublingual. Ranula dasar mulut terjadi pada anterior kelenjar sublingual dan Plunging Ranula terjadi pada posterosuperior kelenjar sublingual.

Neoplastik  Ameloblastoma

Mekanisme terbentuknya mucocele

Page 3: MUCOCELE

Mucocele terjadi karena pada saat  air liur kita dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan pembengkakan (mucocele). Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah terluka. Manusia memiliki banyak kelenjar ludah dalam mulut yang menghasilkan ludah. Ludah tesebut mengandung air, lendir, dan enzim. Ludah dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui saluran kecil yang disebut duct (pembuluh). Terkadang salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul pada titik yang terpotong itu dan menyebabkan pembengkakan, atau mucocele. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah. Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct) tersumbat dan ludah mengumpul di dalam saluran. Jika pembengkakan terjadi karena submandibular duct, mucocele tersebut dinamakan ranula. Sebuah ranula mempunyai ukuran yang cukup besar dan muncul di bawah lidah

ETIOLOGI

Umumnya disebabkan oleh trauma lokal, misalnya bibir yang sering tergigit pada saat sedang makan, atau pukulan di wajah.  Dapat juga disebabkan karena adanya penyumbatan pada duktus (saluran) kelenjar liur minor. Mucocele Juga dapat disebabkan oleh obat-obatan yang mempunyai efek mengentalkan ludah.

GAMBARAN KLINIS

Pembengkakan biasanya berbentuk kubah, dengan diameter 1-2 mm hingga lebih. Mucocele paling sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, namun dapat terjadi di segala usia termasuk bayi yang baru lahir dan orang lansia. Permukaan mukosa  dapat terlihat kebiruan dan translusen. Ciri khas lesi ini adalah fluctuant, namun pada beberapa kasus mucocele dapat terasa keras saat dipalpasi. Mucocele dapat hilang timbul, yang kadang-kadang pecah sehingga cairannya keluar. Biasanya mucocele tidak disertai rasa sakit.

Sebagian besar mucocele tidak terasa sakit, namun cukup mengganggu, terutama pada saat makan dan berbicara. Mucocele yang dangkal bisa pecah sendiri dan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan yang lebih dalam bisa bertahan lama.

DIAGNOSIS

Mucocele dapat diagnosis dari riwayat penyakit, keadaan klinis dan palpasi, pada anak dan dewasa muda, lesi fluktuan, tidak terasa nyeri, dapat terjadi perubahan bentuk permukaan

Page 4: MUCOCELE

mukosa, benjolan biasanya  kecil, hanya berukuran 1 atau 2 cm. Secara klinis terlihat adanya pembengkakan bulat berbatas tegas dan berwarna kuning kebiru-biruan.

PENATALAKSANAAN

Mucocele adalah lesi yang tidak berumur panjang, bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa minggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun banyak juga lesi yang sifatnya kronik dan membutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat di eksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semua kelenjar liur minor yang berdekatan, dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menegaskan diagnosa dan menentukan apakah ada kemungkinan tumor kelenjar liur. Selain dengan pembedahan, mucocele juga dapat diangkat dengan laser.

Eksisi mucocele : di eksisi dengan memakai modifikasi teknik elips, menebus mukosa, diluar batas permukaan dari lesi. Batas mucocele dengan jaringan sehat mudah diidentifikasi, lesi dipotong dengan teknik gunting, pengambilan gl.mukos asesoris, penutupan dengan jahitan terputus.

Terkadang mucocele dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, jika dibiarkan tanpa perawatan akan meninggalkan luka parut. Mucocele biasanya harus diangkat, bisa dengan bedah maupun laser. Namun ada kemungkinan pembedahan dapat menyebabkan munculnya mucocele lain.

Beberapa dokter saat ini ada juga yang menggunakan menggunakan injeksi Kortikosteroid sebelum melakukan pembedahan, ini terkadang dapat mengempiskan pembengkakan. Jika berhasil, maka tidak perlu dilakukan pembedahan.

KOMPLIKASI

Mucocele biasanya tidak menimbulkan keluhan bila kecil, namun jika besar akan menimbulkan deformitas, penipisan korteks tulang, sehingga timbul fenomena bola pingpong (pingpong phenomenon). Bila terus membesar akan menembus tulang, sehingga akan ditutupi jaringan lunak. Pada perabaan akan juga akan teraba fluktuasi. Bila kista ini terinfeksi akan terasa sakit dan timbul pus (nanah).