mtm sebagai model praktik apoteker berbasis kebutuhan...
TRANSCRIPT
MTM sebagai Model Praktik Apoteker Berbasis
Kebutuhan Pasien
Surabaya, 17 Maret 2019
Disampaikan oleh :
Lisa Aditama, S.Si., M.Farm-Klin., Apt.
Topik
Pergeseran Peran Apoteker
Landasan Filosofis Praktik Kefarmasian
Proses MTM
Dokumentasi MTM
Model Praktik MTM
Pergeseran
Peran Apoteker
Dispensing Products
Pharmaceutical Care
*Pergeseran Peran Apoteker
Safety
Efficacy
Stability
Acceptable
Indication
Effectiveness
Safety
Adherence
Drug Product
Patient Care
Care
Needed
PRODUCT
FOCUSED
PATIENT
INVOLVEMENT
RESPONSIBLE
USE OF
MEDICINES
*
Permasalahan yang timbul terkait Obat
60% dari pasien berusia di atas 65 tahun diperkirakan
mengkonsumsi 5 atau lebih jenis obat; sementara 20%
pasien mengkonsumsi lebih dari 10 obat
setiap harinya
Penggunaan obat suboptimal:
indikasi yg tdk diobati, pemilihan obat tidak tepat, dosis sub terapi, kegagalan menerima obat, reaksi obat tdk dikehendaki, interaksi obat
50% obat resep digunakan secara
salah, 9% pasien di antaranya perlu
mendapat pertolongan medis
Belum adanya terapi preventif terhadap
risiko penyakit
(Cipolle R.J., et al, 2012; Butler A,, et al, 2017)
• PRB berpotensi menyebabkan pasien menerima pelayanan
yang berbeda-beda oleh tenaga kesehatan.
• Hal tersebut juga dapat menyebabkan adanya pencatatan rekam
medis yang tidak lengkap/ terputus pada rotasi pelayanan
kesehatan, maka sangat dibutuhkan adanya manajemen
pencatatan obat dan terapi pasien yang mudah diakses.
Pelayanan Rujuk Balik (PRB)
Pelayanan obat dalam PRB harus dikelola dengan baik
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
di bidang kefarmasian.
Rekam Transisi Pelayanan Kesehatan
(BPJS)• Praktisi belum tentu sama
• Multi perawatan (Interna : GI,
Endokrin)
• Substitusi merek
• Terapi insulin distop, kembali ke
OAD
• Tidak ada informasi ke pasien
• Pasien juga mendapat terapi dari
Puskesmas (Nifedipin)
• 22 Sept pasien mengalami vertigo
• Pasien mengalami ESO (29 Sept,
mual muntah lebih berat)
Patient At-Risk di Pelayanan
BPJS Kesehatan
Pengetahuan
Sikap
Pengambilan
keputusan
Faktor Pasien
Pengetahuan dan kepatuhan pengobatan rendah, usia
lanjut, belum mencapai target pengobatan, berisiko tinggi
terhadap komplikasi penyakit, multi dokter/polifarmasi
Solusi Implementasi Penatalaksanaan Terapi Obat (MTM)
Komprehensif dapat dilakukan oleh Apoteker pada level
face-to face, step-by step yang dapat dilakukan di apotek/
ruang farmasi dan di rumah pasien dalam layanan tindak-
lanjut home care (beyond the pharmacy room).
MEDICATION THERAPY
MANAGEMENT
“Empowering patients to take an active role in
managing their medications”
What is MTM?
MTM adalah pendekatan pasien-sentris dan bersifat komprehensif untuk :
mengoptimalkan penggunaan obat,
mengurangi risiko efek samping, dan
meningkatkan kepatuhan pengobatan.
Oleh karena itu, program ini mencakup intervensidgn intensitas tinggi untuk melibatkan penerimalayanan dan penulis resep.
Pharmacists are unique
Sumber : National Diabetes Education Program (NDEP)
Tujuan Medication Therapy
Management
Meningkatkan kerjasama antara apoteker,
dokter, dan profesional kesehatan lain
Meningkatkan komunikasi antara pasien dan tim
kesehatan
Optimalisasi penggunaan obat untuk
meningkatkan ketercapaian pengobatan pasien
Landasan Filosofis
Praktik
Kefarmasian
Filosofi Pharmaceutical CareA
sse
ssm
en
t 1. Menjamin bahwa semua terapi obat yg diberikan kepada pasien sesuai indikasi, efektif dan aman, serta meningkatkan kepatuhan pasien
2. Mengidentifikasi setiap masalah terapi obat yang muncul atau memerlukan pencegahan dini
Ca
re P
lan
Pasien dan praktisi kesehatan secara bersama-sama membuat suatu perencanaan untuk menyelesaikan dan mencegah masalah terapi obat serta mencapai tujuan terapi. Tujuan perencanaan dan intervensi ini dirancang untuk menyelesaikan setiap masalah terapi yang muncul, mencapai tujuan terapi individual, serta mencegah masalah terapi obat yang potensial terjadi kemudian.
Ev
alu
atio
n Mencatat hasil terapiuntuk mengkaji perkembangan dalam pencapaian tujuan terapi dan menilai kembali munculnya masalah baru.
Terus-menerus dan berkelanjutan
Proses
Penatalaksanaan
Terapi Obat
Pengumpulan Informasi Spesifik
Pasien (Keluhan & Data Terapi
Obat)
Penilaian Kebutuhan Terkait
Obat
Identifikasi Masalah Terkait
Obat
Menetapkan Rencana
Pelayanan
Implementasi Intervensi
Evaluasi dan Follow-Up
Standar Profesional untukPraktisi Asuhan Kefarmasian
SumberDaya
Kualitas
Layanan Etika
Kolegialitas
KolaborasiPendidikan
Berkelanjutan
Penelitian
Adapted from Pharmacists’ Patient Care Process, May 29, 2014. http://www.pharmacist.com/sites/default/files/JCPP_Pharmacists_Patient_Care_Process.pdf
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai :
Ruang Lingkup Peran Apoteker dalamStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
(Permenkes RI No. 73/ 2016)
Perencanaan
Pengadaan
Penerimaan
Penyimpanan
Pemusnahan
Pengendalian
Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Farmasi Klinik :
Pengkajian resep
Dispensing
Pelayanan Informasi Obat
Konseling
Home Pharmacy Care
Pemantauan Terapi Obat
Monitoring Efek Samping Obat
MTM
ELEMEN STANDAR
MTM
MTM 5 Core Elemen (Model Layanan)Source : Medication Therapy Management in Pharmacy Practice. Version 2.0. 2008
Step 1 : Apoteker
mengumpulkan informasi terkait
masalah kesehatan dan
pengobatan pasien untuk
tinjauan komprehensif
Step 2 :Apoteker
membuat Catatan Pengobatan
Pasien, terdiri dari semua resep dan produk non-resep
Step 3 :Apoteker akan
mengembangkan daftar tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan terapi obat pasien
Step 4 :Apoteker
mengidentifikasi masalah terkait obat dan akan bekerja sama
dengan Dokter untuk intervensi
yang tepat
Step 5 :Apoteker membuat
dokumentasi hasil dan
menetapkan rencana tindak
lanjut
Medication
Therapy Review
(MTR)
Personal
Medication Record
(PMR)
Medication
Related Action
Plan (MAP)
Intervention and
ReferralFollow Up
Keinginan dan
kebutuhan
saat ini
Tanggung
jawab untuk
berpartisipasi
dalam berbagi
informasi dan
pengambilan
keputusan
Filosofi praktik
Kewajiban sosial
Tanggung jawab
untuk
mengidentifikasi,
menyelesaikan, dan
mencegah masalah
terapi obat
Pendekatan
berfokus pada
pasien
Peduli Source : Medication Therapy Management in Pharmacy Practice. Version 2.0. 2008
Apoteker menggalidata pasien danpemahamannya
terkait penggunaanobat
Apoteker menggalipengalamanpasien terkaitpenggunaan
obatnya, melakukanidentifikasi
kebutuhan danmasalah terapi obat
serta rekonsiliasi
Apoteker menetapkan
masalah terapi obatdan rencanapelayanan
kefarmasian untukmembangun sikap
positif pasien
Apoteker menetapkan
intervensi ataurujukan danmembangun
partisipasi pasiendalam penggunaan
obat rasional
Apoteker melakukan
monitoring danevaluasi efektivitas,
keamanan danperilaku
kepatuhan dalampenggunaan obat
Elemen Penatalaksanaan Terapi Obat Komprehensif
Penggalian InformasiPenilaian Kebutuhan
Terapi Obat
Penetapan Rencana
PelayananIntervensi / Rujukan Monitoring & Evaluasi
Dokumentasi Form 1 Dokumentasi Form 2 Dokumentasi Form 3 Dokumentasi Form 4 Dokumentasi Form 5
Pemahaman Penggunaan ObatTranslation Model
(Drug Related Need)
Domain
Indikasi Pemahaman Karakteristik Obat (dosage form)
Tujuan Pengobatan
Efektivitas Harapan Aturan Dosis
Waktu Penggunaan
Lama/interval Penggunaan
Hasil Terapi
Keamanan Perhatian Efek Samping Obat
Penggunaan bersama obat lain/ makanan
Penyimpanan
Kepatuhan Perilaku Jumlah Penggunaan
Kunjungan Berikutnya
Penggalian Informasi
Pengalaman Penggunaan Obat
Penilaian Kebutuhan Terapi
Obat
Translation Model
(Drug Related Need)
Domain
Indikasi Pemahaman Pasien merasa terapi obat tidak diperlukan
Pasien merasa memerlukan terapi obat tambahan
Efektivitas Harapan Pasien merasa terapi obat tidak efektif/ memerlukan terapi
obat lain
Pasien merasa dosis obatnya terlalu tinggiKeamanan Perhatian Pasien pernah mengalami / mengkhawatirkan reaksi obat
tidak dikehendaki
Pasien merasa dosis obatnya terlalu rendahKepatuhan Perilaku Faktor budaya, agama, atau etika yang berpengaruh thd
kesediaan pasien untuk menggunakan obat
Perilaku pasien dalam penggunaan obat
Rekonsiliasi Penggunaan Obat
Penilaian Kebutuhan Terapi
Obat
Ketidaksesuaian (discrepancies) dalamPenilaian Komprehensif Terapi Obat Pasien
Teknik Konseling
Discrepancy : ketidaksesuaian
The Patient’s
Voices
The Patient’s Voices
Pasien memiliki banyak cerita untuk diceritakan dan
banyak hal untuk membuat kita belajar dari
pengalaman mereka terhadap obat yang mereka
gunakan.
Suara mereka membuka tambang besar kumpulan
informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan
untuk merumuskan care plan bagi pasien.
Pengalaman Pasien terkait
Obatnya
Farmasis komunitas memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat berinteraksi dengan pasien dan mendengarkan suara dan cerita mereka tentang obat yang mereka gunakan maupun pengaruh sekitarnya yang akan membuat mereka mengambil sebuah keputusan tentang obatnya.
Pengalaman pengobatan pasien mengungkapkan bagaimana pasien membuat keputusan individual tentang pengobatannya.
Suara pasien tentang kegalauan terhadap
perubahan dosis dalam pelayanan asuransi kesehatan
Seorang pasien (perempuan, 65 tahun) dalam perawatan post ischemic stroke, menjalani
transisi pelayanan terkait coverage asuransi kesehatan yang dimiliki. Hal ini menimbulkan
adanya transisi fasilitas pelayanan dari rawat inap ke rawat jalan yang berbeda sesuai
ketentuan asuransi dan pelayanan dokter yang berbeda.
“Itu ada resep dokter yang berubah...tadinya Brainact 1000 mg, terus mungkin melihat hasil
lab itu, diubah menjadi 500 mg. Tadinya 1000 mg pagi - sore, diubah menjadi 500 mg
sekali sehari. Methycobal yang biasanya 3x sehari juga diubah menjadi 1x malam saja. Itu
gimana analisanya? Dokternya berbeda soalnya, spesialisnya sama. Dokter kedua adalah
yang ditanggung asuransi saya. Tapi saya tetap memakai aturan dokter sebelumnya”.
(Pasien SP)
Pasien di komunitas sering tidak dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan yang merawatnya, bahwa mereka bisa mengambil keputusan sendiri terhadap pengobatannya ketika sedang berada di rumah.
Preferensi pasien ketika menggunakan obat dapat bersumber pada pengalaman pengobatan sebelumnya yang akan membentuk sikap dan keyakinan mereka terhadap obat.
Dari hal ini farmasis dapat menarik informasi berharga, bahwa diperlukan untuk menjalin hubungan terkait terapi obat dengan pasien, dan justru diawali dengan mendengarkan suara mereka terkait obatnya.
Pengalaman pernah mendapatkan pengalaman positif dengan terapi obat sebelumnya, akan mendorong mereka untuk tidak mengikuti perubahan terhadap aturan yang baru.
Kebutuhan utama dalam hal ini adalah perlunya
pemahaman pasien dalam setiap awal maupun
perubahan terapi obat serta keterampilan dalam shared
decision making bersama dengan pasien.
Dari pengalaman pasien di atas banyak kemungkinan
bisa terjadi, di antaranya pasien menggunakan aturan
minum obat yang tidak sesuai, jumlah obat yang diterima
menjadi tidak cukup, pengeluaran biaya pribadi dari
pasien untuk menebus obat di luar coverage asuransi
dan perilaku menebus obat tanpa resep dokter di
komunitas.
Rencana Asuhan Kefarmasian
Penetapan Rencana
Pelayanan
Intervensi/ Rujukan
Intervensi/ Rujukan
Intervensi/ Rujukan
Intervensi/ Rujukan
Intervensi Pada Level Pasien (lanjutan) :
Intervensi/ Rujukan
Appropriate/continuous follow-up untuk mengevaluasi actual patient outcomes sebagai hasil dari care plan.
Secara spesifik aktivitas dalam langkah ini meliputi :
observasi atau mengukur hasil positif pengalaman pasien terhadapterapi obat (efektivitas);
observasi atau mengukur adanya efek yang tidak dikehendaki daripengalaman pasien yang disebabkan oleh terapi obat (keamanan);
menetapkan dosis obat aktual yang digunakan oleh pasien yang berkontribusi terhadap hasil yang diamati (kepatuhan);
membuat keputusan klinis dari kondisi medis pasien atau penyakit yang diterapi dengan obat (outcomes); dan
menilai kembali untuk menetapkan apakah pasien mengalami masalahterapi obat yang baru.
Monitoring & Evaluasi
Dokumentasi
MTM
Model Praktik
MTM
Kolaborasi dalam Penyelesaian
Masalah Terapi Obat
Sebelum kunjungan Saat kunjungan
Pasien
diidentifikasi
utk bertemu
Apoteker
Waktu untuk bertemu Dokter
Penilaian Terapi
Obat secara
Komprehensif
Evaluasi :
Indikasi
Efektivitas
Keamanan
Kepatuhan
Update :
Daftar Terapi
Obat dan
Identifikasi
DRP
Membuat
rencana
pelayanan dan
Implementasi
Intervensi
Penilaian hasil
terapi obat
(monitoring
parameter klinis)
dan munculnya
masalah baru
IndikasiProdukObat
RejimenDosis
HasilTerapi
Efektivitas
Keamanan
Kebutuhan Terkait Obat Pasien Sesuai Kondisi Medis
Pemahaman Harapan Perhatian Perilaku
Terapi obat tidak diperlukanDiperlukan terapi obat tambahan
Terapi obat tidak efektifReaksi obat tidak dikehendaki
Dosis obat terlalu rendahDosis obat terlalu tinggi
Ketidakpatuhan
Masalah Terkait Obat Pasien
MTM Element :
Medication Therapy Review &
Personal Medication Records
Comprehensive Assessment
Patient’s Knowledge
& Medication
Experiences
Relationship Initiation
Trustworthiness
Definisi Medication Therapy ReviewPenilaian secara individual untuk :
memahami pasien dan pengalaman pasien terhadap
terapi obat dengan baik untuk membuat keputusan
rasional bersama
memastikan setiap obat telah sesuai dengan kondisi
medis, efektif dan mencapai target yang telah
ditetapkan, aman bagi pasien dengan kondisi penyerta
dan obat lain yang digunakan pasien serta pasien
mampu dan menggunakan obat sesuai yang dimaksud
oleh tenaga kesehatan
mengidentifikasi adanya masalah terapi obat. Kajian ini
dilakukan secara sistematik dan komprehensif.
Jenis Medication Therapy Review (MTR)
Melakukan asesmen resep,
tetapkan masalah dan berikan
solusi serta membuat point
monitoring dan evaluasinya
Apa yang kita peroleh terkait
kondisi Pasien tsb, dari dua resep
yg diterima!
Skrining Administratif
Skrining Farmasetik
Skrining Klinis
MTR Type 1. Assessment Resep
MTR Type 2
Menggali bagaimana pasien menggunakan obatnya
Pasien minum semua obatnya sebelum makan,
karena sering lupa jika sudah makan langsung
beraktivitas
Pasien ingin gula darahnya cepat turun, kuatir lupa
minum obat. Berhubung aturan minum obatnya
banyak, diputuskan semua diminum sebelum
makan.
Identifikasi Masalah Terapi Obat (MTR Type 3)Indikasi
Terapi obat tidak diperlukan
o Tidak ada indikasi medis
o Duplikasi terapi
o Terapi non obat lebih diindikasikan
o Terapi obat untuk mengatasi ADR obat lain
o Disebabkan ketergantungan obat/ kondisi lain
Diperlukan terapi obat tambahan
o Problem medis belum diterapi
o Diperlukan terapi preventif
o Diperlukan terapi aditif/sinergis
Efektivitas
Terapi obat tidak efektif/ diperlukan terapi obat lain
o Tersedia obat lain yang lebih efektif
o Problem medis sulit diatasi dengan terapi obat
o Bentuk sediaan tidak sesuai
o Tidak efektif untuk kondisi yang dialami
Dosis terlalu rendah
o Dosis tidak tepat
o Frekuensi tidak sesuai
o Interaksi obat
o Lama pemberian tidak sesuai
Keamanan
Reaksi obat tidak dikehendaki
o Efek obat tidak dikehendaki
o Obat tidak aman untuk pasien
o Interaksi obat
o Perubahan dosis terlalu cepat
o Reaksi alergi
o Kontra indikasi
Dosis terlalu tinggi
o Dosis tidak tepat
o Frekuensi tidak sesuai
o Lama pemberian tidak sesuai
o Interaksi obat
o Tidak tepat pemberian dosis/ terlalu cepat diberikan
Kepatuhan
Ketidakpatuhan
o Pasien tidak mengerti instruksinya.
o Pasien lebih memilih untuk tidak minum obat.
o Pasien lupa minum obat.
o Produk obat terlalu mahal untuk pasien.
o Pasien tidak dapat menelan atau menggunakan sendiri produk obat
dengan tepat.
o Produk obat tidak tersedia untuk pasien
Melakukan asesmen resep,
tetapkan masalah dan
berikan solusi serta membuat
point monitoring dan
evaluasinya
Apa yang kita peroleh terkait
kondisi Pasien tsb, dari dua
resep yg diterima!
Skrining Administratif
Skrining Farmasetik
Skrining KlinisBerbeda hari pelayanan di Faskes II
Resep Dr. SpJP Resep Dr. SpPD
MTR Type 1. Assessment Resep
MTR Type 2Menggali bagaimana pasien
menggunakan obatnya
Pasien minum semua obatnya
sesuai yang tertera pada label.
Pasien menerima 2 jenis
Simvastatin.
Pasien punya banyak
Simvastatin yang lebih.
Kompetensi dalam MTR
1
2
3
Drug Monitoring Book
Assessment Care PlanFollow-up & Evaluation
Pharmacist
MTM Element :
Medication Action Plan
Intervention and Referral
Individualized Care Plan
Patient’s Positive
Attitude &
Participation
Role Specification
Care Coordination
ALAT BANTU :
PAHAM PENGGUNAAN OBAT
(PPO)
Dalam tahap pengembangan :
Intervensi Pasien Berbasis MTM
Dirancang menggunakan konsep Patient Decision Aid
Dipandu Tenaga Kesehatan (Aktivitas Prolanis)
MTM Element :
Follow-up
Evaluation & Follow-up
EnableContinuity of Care
The Pharmaceutical Care
Definite Outcomes :
• Cure of a disease
• Elimination/ reduction of
patient’s symptom
• Arresting/ slowing of a disease
process
• Preventing a new disease or
symptom
The Therapeutic
Outcomes :
Continuous follow-up
Caring as Practice Paradigm
Lebih dari satu dekade yang lalu, Hepler dan Strand
memperkenalkan konsep pharmaceutical care ~
hubungan terapeutik antara apoteker dan pasien ~
sebagai komponen integral dari patient care.
Mereka melihat pharmaceutical care sebagai
"a covenantal relationship antara pasien dan apoteker
dimana apoteker melakukan fungsi kontrol penggunaan
obat (dengan pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai) dikelola berdasarkan kepedulian dan komitmen
untuk kepentingan pasien."
Relationship Marketing Hubungan apoteker-pasien yang empatik dan saling percaya
merupakan landasan pharmaceutical care.
The importance of the pharmacist-patient relationship in
successfully marketing pharmacy-based clinical services.
Hubungan kolaboratif antara pasien, dokter, dan mitra
potensial lainnya (mis. pemangku kepentingan lain dalam
perawatan pasien) adalah kunci untuk menciptakan dan
mempertahankan permintaan untuk layanan farmasi jangka
panjang.
Ideally, a network of mutually rewarding relationships should
form the foundation of the marketing plan for a patient care
service.
Karakteristik Pelanggan
• Pelanggan setia bahkan sampai generasi
kedua dan ketiga
• Pelanggan merekomendasikan kolega dan
perusahaan
• Pelanggan yang pindah ke luar kota tetap
meminta kebutuhan obatnya dikirim dan
konsultasi via telefarmasi
Mitra Perusahaan
• PT. Campina Ice Cream Industry
• PT. Smart Tbk
• PT. Kedaung Group
• Kebun Binatang Surabaya
Mitra Asuransi Kesehatan
• PT. AJ Inhealth Indonesia
• BPJS Kesehatan
• Asuransi Swasta
Mitra Organisasi Masyarakat
• Posyandu Lansia
• PKK dan Dharma Wanita
• Persadia
Kebutuhan Layanan
• Konsultasi Obat
• Homecare Pharmacy
• Promosi Kesehatan
• Patient Education (Group)
• Medication Check-up : Full MTM
References
1. Source : Medication Therapy Management in Pharmacy Practice. Version 2.0. 2008
2. Coordinated care and comprehensive medication management: Case
management’s critical role. CCMC 2011. Accessed 23/4/17
http://www.ccmcertification.org
3. Giberson S, Yoder S, Lee MP. Improving Patient and Health System Outcomes
through Advanced Pharmacy Practice. A Report to the U.S. Surgeon General. Office
of the Chief Pharmacist. U.S. Public Health Service. 2011
4. Integrating Comprehensive Medication Management to Optimize Patient Outcomes.
2nd ed. 2012
5. CDPH. Comprehensive Medication Management Programs : Descriptions, Impacts,
and Status in Southern California. 2015
6. AHRQ Health Care Innovation Exchange. Medication Therapy Management
Learning Community. 2016