motivasi dan kendala masyarakat dalam membayar...

84
MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS KABUPATEN SEMARANG Oleh: Dakhori NIM. 12030160016 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Ekonomi PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT

DALAM MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS

KABUPATEN SEMARANG

Oleh:

Dakhori

NIM. 12030160016

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Ekonomi

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 2: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

ii

Page 3: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

iii

Page 4: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

iv

PEMBIMBING

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Page 5: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

v

ABSTRAK

Judul Tesis : Motivasi dan Kendala Masyarakat dalam Membayar

Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang

Kata Kunci : Motivasi, Kendala, Zakat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan kendala-

kendala yang di alami masyarakat Kabupaten Semarang dalam membayar zakat

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi

kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah para wajib zakat (muzaki) sebanyak 50

orang yang membayarkan zakatnya di BAZNAS kabupaten Semarang, serta

dokumen mengenai BAZNAS kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data

meliputi: observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis

datanya yaitu menggunakan analisis Miles dan Hubberman yaitu dengan

mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian tentang motivasi dan kendala masyarakat dalam

membayar zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang sebagai berikut: (1) Beberapa

faktor yang dapat memotivasi seseorang untuk memutuskan membayar zakat

antara lain: Religiusitas, Sosialisasi dari BAZNAS, Peran ulama, Pengetahuan

tentang BAZNAS, Peran pemerintah, adanya hasrat dan keinginan, adanya

dorongan dan kebutuhan, dan adanya harapan dan cita-cita di masa depan, (2)

Beberapa faktor yang dapat menjadi kendala seseorang untuk memutuskan

membayar zakat antara lain: Religiusitas berupa keyakinan bahwa membayar

zakat itu lebih afdhal diberikan langsung kepada mustahiq, Sosialisasi dari

BAZNAS yang belum diketahui oleh masyarakat, Tingkat kepercayaan

masyarakat kepada BAZNAS, Profesionalitas BAZNAS dalam mengelola dana

zakat.

Page 6: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

vi

ABSTRACT

The Title of Thesis : The Motivation and Constraints of Community in

Paying of Zakat in BAZNAS Semarang Regency

Keywords : Motivation, Constraints, Zakat

The purpose of this study was to find out the motivations and constraints

experienced by the Semarang District community in paying zakat. This study uses

qualitative methods with a case study approach. The subjects in this study were

the obligatory zakat (muzaki) of 50 people who paid their zakat in the BAZNAS

Semarang district, as well as documents regarding the BAZNAS Semarang

district. The techniques of data collection include: participatory observation,

interviews and documentation. The data analysis technique is using Miles and

Hubberman analysis, namely by reducing data, presenting data, and drawing

conclusions.

The results of the study about the motivation and constraints of the

community in paying zakat in BAZNAS Semarang Regency are as follows:

(1) Some factors that can motivate someone to decide to pay zakat include:

Religiosity, Socialization of BAZNAS, Role of scholars, Knowledge of

BAZNAS, Role government, the existence of desires and desires, the existence of

encouragement and needs, and the existence of hopes and aspirations in the future,

(2) Some factors that can be constraints for someone to decide to pay zakat

include: Religiosity in the form of the belief that paying zakat is more directly to

Mustahiq, Socialization of BAZNAS which is not yet known by the community,

Level of public trust in BAZNAS, BAZNAS Professionalism in managing zakat

funds.

Page 7: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

vii

PRAKATA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan

semesta alam. Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan Hidayah dan Inayah-

Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah selalu kepada Nabi

Muhammad SAW.

Penulisan Tesis dengan judul “Motivasi dan Kendala Masyarakat dalam

Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang” ini dapat terwujud dan

selesai berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Penulis menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Prof. Dr. Phil. A.Widianto, MA, selaku direktur pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si., selaku kepala program studi

Ekonomi Syariah pascasarjana IAIN Salatiga.

4. Dr. Mochlasin, M.Ag, selaku pembimbing tesis yang dengan sabar

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Staf pegawai dan dosen program pascasarjana IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesai tesis ini.

6. Pimpinan serta staf perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu penulis

dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi penyelesaian tesis ini.

7. Dewan pengurus BAZNAS Kabupaten Semarang yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Responden muzaki di BAZNAS Kabupaten Semarang yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian

9. Ayahanda, ibunda, istri, anak-anak, saudara-saudaraku tercinta yang telah

memberi dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

10. Teman-satu satu kelas PAI pascasarjana IAIN Salatiga 2019 yang selalu

memberikan dorongan kepada penulis.

11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan

bantuan dan bimbingan pada penyusunan tesis ini

Page 8: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

viii

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan dari semua

pihak yang telah membantu tersusunnya tesis ini dengan balasan kebaikan yang

berlipat ganda. Penulis mengharapkan saran, kritikan dan masukan yang

membangun demi lebih sempurnanya karya ini. Besar harapan kami, tesis ini

dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan juga bagi masyarakat, amiin.

Salatiga, 19 September 2019

Penulis

Dakhori, S.Pd.I

Page 9: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............ ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ...................................................... 3

C. Signifikansi Penelitian ................................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5

E. Metode Penelitian ......................................................................... 12

1. Jenis Penelitian ........................................................................ 12

2. Pendekatan Penelitian ............................................................. 13

3. Subyek Penelitian .................................................................... 13

4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 14

5. Analisis Data ........................................................................... 15

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 16

BAB II MOTIVASI DAN KENDALA MEMBAYAR ZAKAT .................. 17

A. Zakat ............................................................................................ 17

1. Definisi Zakat .......................................................................... 17

2. Dalil-dalil Zakat ...................................................................... 17

3. Syarat Wajib dan Syarat Sah Zakat ......................................... 19

5. Harta Benda yang Wajib di Zakati .......................................... 19

Page 10: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

x

6. Sasaran Zakat ........................................................................... 20

7. Hikmah dan Manfaat Zakat ..................................................... 21

B. Motivasi Membayar Zakat ........................................................... 22

C. Kendal-kendala Membayar Zakat ................................................. 25

BAB III PROFIL BAZNAS KABUPATEN SEMARANG ............................ 26

A. Sejarah BAZNAS Kabupaten Semarang ..................................... 26

B. Program Pemberdayaan BAZNAS Kabupaten Semarang .......... 27

C. Layanan BAZNAS Kabupaten Semarang ................................... 28

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 29

A. Gambaran Umum Penelitian ........................................................ 29

B. Motivasi yang Mendorong Masyarakat Kabupaten Semarang

dalam Membayar Zakat ................................................................ 31

C. Kendala – kendala yang di Alami Masyarakat Kabupaten

Semarang dalam Membayar Zakat ............................................... 45

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 50

A. Kesimpulan .................................................................................... 51

B. Saran .............................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 53

LAMPIRAN ....................................................................................................... 56

Page 11: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Usia Responden ............ ....................................................................... 29

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ............ ....................................................... 30

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ............ ............................................. 30

Tabel 4.4 Pendapatan ..... ..................................................................................... 30

Tabel 4.5 Jarak Tempat Tinggal ... ...................................................................... 31

Tabel 4.6 Faktor Religiusitas dengan indikator Keyakinan ... ............................. 32

Tabel 4.7 Faktor Religiusitas dengan Indikator Praktek Agama ... ..................... 32

Tabel 4.8 Faktor Religiusitas dengan indikator Pengalaman ... ........................... 33

Tabel 4.9 Faktor Religiusitas dengan indikator Pengetahuan Agama ... ............. 34

Tabel 4.10 Faktor Religiusitas dengan indikator Pengamalan ... ......................... 35

Tabel 4.11 Faktor Sosialisasi dengan indikator Media Sosial ... ........................ 37

Tabel 4.12 Faktor Sosialisasi dengan indikator Komunikasi dan Mobilisasi

Masa ... ............................................................................................... 38

Tabel 4.13 Faktor Peran Ulama ... ...................................................................... 39

Tabel 4.14 Faktor Pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang ... ...... 40

Tabel 4.15 Faktor Peran Pemerintah ... ............................................................... 41

Tabel 4.16 Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Hasrat dan Keinginan ... 42

Tabel 4.17 Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Dorongan dan

Kebutuhan ... ...................................................................................... 43

Tabel 4.18 Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Harapan dan Cita-cita

di Masa Depan ... ................................................................................ 44

Page 12: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Prosentase Religiusitas dengan indikator Keyakinan ...................... 32

Gambar 4.2 Prosentase Religiusitas dengan indikator Praktek Ajaran Agama .. 33

Gambar 4.3 Prosentase Religiusitas dengan indikator Pengalaman ............ ....... 33

Gambar 4.4 Prosentase Religiusitas dengan indikator Pengetahuan Agama ..… 34

Gambar 4.5 Prosentase Religiusitas dengan indikator Praktek Pengamalan ….. 35

Gambar 4.6 Prosentase Aspek Sosialisasi dengan indikator Media Sosial …… 37

Gambar 4.7 Prosentase Sosialisasi dengan indikator Komunikasi dan

Mobilisasi Masa ............ .................................................................. 38

Gambar 4.8 Prosentase Peran Ulama ............ ...................................................... 39

Gambar 4.9 Prosentase Pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang ..40

Gambar 4.10 Prosentase Peran Pemerintah ............ ............................................ 41

Gambar 4.11 Prosentase Adanya Hasrat dan Keinginan ............ ........................ 42

Gambar 4.12 Prosentase Adanya Dorongan dan Kebutuhan ............ .................. 43

Gambar 4.13 Prosentase Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan ............ 44

Page 13: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Motivasi dan Kendala Masyarakat dalam

Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang.

Lampiran 2. Transkrip Hasil Wawancara Motivasi dan Kendala Masyarakat

dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang.

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Wawancara Motivasi dan Kendala Masyarakat

dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang.

Lampiran 4. Foto Kegiatan BAZNAS Kabupaten Semarang

Lampiran 5. Surat Keterangan Ijin Penelitian

Page 14: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi

sangat penting, strategis, dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam

maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat1. Zakat termasuk salah

satu rukun dari rukun Islam, sehingga keberadaannya dianggap sebagai

ma’luum minad-diin bidhdharuurah atau diketahui secara otomatis adanya

dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.2 Zakat selain

sebagai ibadah dan bukti ketundukan kepada Allah SWT juga merupakan

infenensi (pemberdayaan masyarakat), ijtihad (berkah) serta assalam

(relegiusitas) yang memiliki fungsi sosial yang besar serta merupakan salah

satu pilar ekonomi Islam.

Terdapat dua puluh tujuh ayat di dalam Al-Qur’an yang

menyejajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai

bentuk kata3. Hal ini menegaskan adanya kaitan komplementer antara ibadah

shalat dan zakat. Jika shalat berdimensi vertikal-ketuhanan, maka zakat

merupakan ibadah yang berdimensi horizontal-kemanusiaan.4

Zakat memiliki peran penting sebagai elemen penunjang dakwah

islamiyah dan pembangunan umat. Zakat merupakan solusi alternatif yang

1 Yusuf al-Qardhawi, Al-Ibadah fil-Islam, Beirut: Muassasah Risalah, 1993, 235.

2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231.

3 Yusuf al-Qardhawi, Fiqhus Zakat, Beirut: Muassasah Risalah, 1991, 42.

4 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam zakat dan wakaf, Jakarta : UI Press,

1988, 90.

Page 15: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

2

dapat digunakan sebagai penanggulangan masalah kemiskinan di Indonesia

yang masih belum dapat diatasi dengan APBN yang berasal dari penerimaan

pajak maupun pinjaman luar negeri. Apabila zakat dikelola dengan sistem dan

manajemen yang amanah dan professional maka hal tersebut dapat memacu

pergerakan ekonomi di masyarakat sehingga mengurangi kesenjangan antara

kelompok masyarakat yang mampu dengan yang kurang mampu.

Perkembangan zakat di Indonesia meningkat secara signifikan dan

mengalami perubahan besar dengan adanya UU No. 23/2011 mengenai

Pengelolaan Zakat yang memuat aturan mengenai wewenang Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai koordinator pengelolaan zakat nasional.

Secara umum, BAZNAS memiliki dua tugas utama: (1) mengelola

keseluruhan sistem zakat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, serta

pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat, (2)

melaksanakan fungsi koordinasi terhadap seluruh organisasi pengelolaan

zakat (OPZ) di Indonesia5.

Berdasarkan penelitian BAZNAS, potensi zakat nasional pada tahun

2015 mencapai Rp 286 triliun. Namun ironisnya, berdasarkan data terkini

menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antara potensi

zakat dengan penghimpunan dana zakatnya. Data aktual penghimpunan zakat,

5Puskas BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017, Jakarta: Pusat Kajian Strategis

BAZNAS, 2016, 4.

Page 16: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

3

infaq dan sedekah nasional oleh OPZ resmi pada tahun 2015 baru mencapai

Rp 3,7 triliun atau kurang dari 1,3 persen potensinya6.

Faktor dominan yang menyebabkan muzaki cenderung tidak

memberikan zakatnya ke lembaga zakat, diantaranya: masalah kepercayaan

(trust), sosialisasi yang kurang optimal, kredibilitas dan profesionalisme kerja

para pengelola zakat, pelayanan secara umum, pelaporan dana zakat,

komunikasi dengan muzaki dan monumen pemberdayaan dana zakat yang

dapat dilihat oleh masyarakat7.

Berdasarkan survey penulis, menurut data Baznas Kabupaten

Semarang, bahwa potensi zakat yang ada di Kabupaten Semarang cukup

besar, namun belum tergali secara maksimal, dan hal itu di sebabkan oleh

beberapa faktor yaitu: pertama, masih rendahnya pemahaman dan kesadaran

umat Islam tentang kewajiban zakat. Kedua, rendahnya minat masyarakat

untuk menyetorkan zakatnya kepada institusi pemerintah dan pengelola zakat.

Ketiga, masih belum efektifnya UU zakat dan PERDA tentang zakat. Dalam

konteks ini, menurut Taimiyyah dalam Irkhami8, pemerintah memiliki

kewajiban untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat serta diharapkan

dapat melayani untuk memberantas ketidakadilan kekayaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas merupakan permasalahan

yang kiranya penting untuk diteliti tentang apa yang menjadi motivasi dan

6 Puskas BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017…, 6.

7Ahmad Mifdlol Muthohar, Potret Pelaksanaan Zakat di Indonesia Studi Kasus di

Kawasan Jalur Joglosemar, Salatiga: LP2M-Press, Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2016,

247-248. 8 Nafis Irkhami, “Zakat, Kharaj, ’Ushr, And Jizya as The Instruments Of Islamic Public

Finance: A Contemporary Study”, SHARE: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 8, No. 1,

2019; pp. 90-113.

Page 17: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

4

kendala masyarakat dalam membayar zakat. Oleh karena hal tersebut,

penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Motivasi dan Kendala

Masyarakat dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah motivasi yang mendorong masyarakat Kabupaten

Semarang dalam membayar zakat ?

2. Bagaimanakah kendala-kendala yang dialami masyarakat Kabupaten

Semarang dalam membayar zakat ?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. motivasi yang mendorong masyarakat Kabupaten Semarang dalam

membayar zakat

b. kendala-kendala yang di alami masyarakat Kabupaten Semarang dalam

membayar zakat

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Page 18: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

5

1) Memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan tentang

motivasi dan kendala masyarakat dalam membayar Zakat di

BAZNAS Kabupaten Semarang.

2) Menambah khazanah keilmuan dan wawasan bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

b. Kegunaan Praksis

1) Memberikan masukan bagi BAZNAS Kabupaten Semarang untuk

dapat melaksanakan tugasnya lebih baik, amanah dan profesional.

2) Sebagai bahan referensi masyarakat dan organisasi pengelola zakat

tentang motivasi dan kendala dalam membayar zakat.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rusti Rahayu dengan judul: “Faktor-faktor Determinan

Motivasi Muzzaki Membayar Zakat ke Lembaga Zakat”. Hasil penelitian

diperoleh bahwa motivasi Muzzaki dalam membayar zakat antara lain

keyakinan, pengetahuan, keluarga, momen bulan Ramadhan, akuntabilitas,

aksesibilitas dan popularitas9.

Penelitian Dea Mazaya10

dengan judul: “Motivasi Muzakki Dalam

Membayar Zakat Secara Langsung Kepada Mustahik Di Surabaya”. Hasil

penelitian diperoleh bahwa berbagai macam bentuk motivasi yang

ditunjukkan oleh masing-masing muzakki yang mendorong mereka lebih

9Rusti Rahayu, Faktor-faktor Determinan Motivasi Muzzaki Membayar Zakat ke

Lembaga Zakat. 10

Dea Mazaya, Motivasi Muzakki Dalam Membayar Zakat Secara Langsung Kepada

Mustahik Di Surabaya

Page 19: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

6

memilih membayar zakat secara langsung kepada mustahik dan tidak

memilih lembaga zakat dalam menyalurkan zakat mereka.

Penelitian Lusiana Kanji, Hamid Habbe dan Mediaty11

dengan

judul: “Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat”. Hasil penelitian

diperoleh bahwa motivasi muzzaki dalam membayar zakat antara lain

faktor ibadah, pengetahuan zakat, harta kekayaan atau pendapatan, peran

pemerintah, peran ulama dan kredibilitas lembaga amil zakat.

Penelitian Abdul Hafiz Daulay Irsyad Lubis12

dengan judul:

“Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keengganan Masyarakat Membayar

Zakat melalui Instansi BAZIS/LAZ di Kota Medan”. Hasil penelitian

diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab keengganan masyarakat

membayar zakat di BAZIS/LAZ, yaitu faktor religiusitas (Masyarakat

merasa lebih afdhal memberikan zakat langsung kepada mustahiq yang

masih saudara).

Penelitian Ahmad Mifdlol Muthohar13

, dengan judul: “Preferensi

Masyarakat terhadap Lembaga Zakat dan Bentuk-Bentuk Pemberdayaan

Dana Zakat”. Hasil penelitian diperoleh bahwa menurut muzaki, berzakat

ke lembaga zakat tetap lebih ideal. Tetapi mereka lebih suka berzakat

dengan dua model sekaligus, yaitu kepada lembaga zakat dan mustahik

11

Lusiana Kanji, Hamid Habbe dan Mediaty, Faktor Determinan Motivasi Membayar

Zakat, 2011. 12

Abdul Hafiz Daulay Irsyad Lubis, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keengganan

Masyarakat Membayar Zakat melalui Instansi BAZIS/LAZ di Kota Medan, Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Vol.3 No.4. 13

Ahmad Mifdlol Muthohar, Preferensi Masyarakat terhadap Lembaga Zakat dan

Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Dana Zakat, Salatiga: INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan IAIN Salatiga.

Page 20: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

7

langsung. Selain itu muzaki memilih lembaga zakat swasta daripada

pemerintah.

Penelitian Muhammad Syafitra14

dengan judul: “Persepsi Normatif

Masyarakat terhadap Pembayaran Zakat Fitrah Melalui Lembaga Amil

Zakat (Studi di Kecamatan Mamajang Kota Makassar)”. Hasil penelitian

diperoleh bahwa: 1). Persepsi normatif masyarakat terhadap kondisi

pelaksanaan pembayaran zakat fitrah, yaitu: masyarakat setuju dengan

pengumpulan zakat fitrah melalui undangan, disalurkan melalui kupon dan

pelaporannya disampaikan secara tertulis 2). Faktor yang mendorong

masyarakat membayarkan zakat fitrah secara langsung yaitu, tidak adanya

sosialisasi dari badan amil zakat, tidak adanya himbauan dari pemerintah

setempat, keterbukaan dan pelayanan yang baik dari pengurus badan amil

zakat, tidak adanya bimbingan tata cara berzakat, serta tradisi masyarakat.

Penelitian Gamsir Bachmid, Ubud Salim, Armanu, Djumahir15

dengan judul: “Perilaku Muzakki dalam Membayar Zakat Mal (Studi

Fenomenologi Pengalaman Muzakki di Kota Kendari)”. Hasil penelitian

berdasarkan fenomena dan pemaknaannya diperoleh bahwa, maka

dikemukakan proposisi mayor sebagai berikut: 1) nilai-nilai yang ingin

diwujudkan oleh muzakki dalam membayar zakat mal adalah nilai

spiritual, nilai ekonomi, nilai humanistis, dan nilai moral/psikologis; 2)

14

Muhammad Syafitra Persepsi Normatif Masyarakat terhadap Pembayaran Zakat

Fitrah Melalui Lembaga Amil Zakat (Studi di Kecamatan Mamajang Kota Makassar. 15

Gamsir Bachmid, Ubud Salim, Armanu, Djumahir, Perilaku Muzakki dalam Membayar

Zakat Mal (Studi Fenomenologi Pengalaman Muzakki di Kota Kendari), Jurnal Aplikasi

Manajemen/ Volume 10/ Nomor 2/ Juni 2012.

Page 21: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

8

memperluas kemanfaatan zakat adalah tujuan utama dari perilaku

muzakki, dan ditentukan oleh keberadaan lembaga pengelola yang

dipercaya; dan 3) zakat yang ditunaikan secara konsisten adalah strategi

alternatif untuk mengembangkan harta, memelihara kesehatan, menjaga

keamanan, dan mewujudkan keturunan yang cerdas.

Kajian penelitian terdahulu di atas menggambarkan beberapa

penelitian berkaitan dengan variabel yang diteliti, yaitu motivasi

masyarakat dalam membayar zakat. Dimana pada kajian terdahulu banyak

dibahas mengenai motivasi maupun faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku masyarakat didalam membayar zakat. Penelitian yang dilakukan

oleh penulis merupakan pengembangan dan memiliki perbedaan dengan

penelitian terdahulu terletak pada obyek penelitian, dimana penelitian

penulis dilakukan pada masyarakat Kabupaten Semarang serta dibahas

mengenai kendala-kendala masyarakat dalam membayar zakat.

2. Zakat

Secara bahasa (etimologi) zakat berasal dari kata zaka yang

berarti berkembang, berkah, tumbuh, suci, dan baik16

. Secara istilah, zakat

merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT

wajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Menurut UU No. 38

Tahun 1999, Zakat adalah harta yang wajib di sisihkan oleh seorang

16

Syauqi Dhaif, Al-Mu`jam al-Wasith, Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, T.Th.

Jilid 1 hal. 398.

Page 22: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

9

muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan

ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

3. Pengelolaan Zakat

Hafidhuddin mengatakan bahwa zakat adalah satu-satunya ibadah

yang memiliki petugas khusus untuk mengelolanya. Pengelolaan zakat

melalui institusi amil memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (1) lebih

sesuai dengan tuntunan syariah, shirah Nabawiyah dan shirah para sahabat

dan generasi sesudahnya, (2) menjamin kepastian dan disiplin pembayar

zakat, (3) untuk menghindari rasa rendah diri dari para Mustahik (4) untuk

mencapai efisiensi dan efektifitas pengelolaan zakat (5) Sebagai syiar

Islam dalam semangat peran pemerintahan yang Islami.17

Menurut Mochlasin18

bahwa telah terjadi aktivitas pengembangan

masyarakat dengan bertumpu pada potensi sendiri, yaitu dengan

mengeksplorasi potensi zakat profesi. Setidaknya kebutuhan dasar seperti

beras, papan, kesehatan dan pendidikan telah dicoba untuk dipenuhi oleh

masyarakat sendiri, meskipun dalam level yang minimal.

4. Kajian Muzaki

Menurut Permenag RI Nomor 52 Tahun 2014, Muzakki adalah

orang atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim yang berkewajiban

17

Beik, Analisis Peran Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi kasus Dompet

Duafa Republika, Jurnal Zakat & Empowering, 47-55. 18

Mochlasin, Zakat Untuk Mengurangi Angka Ketergantungan Ekonomi Dengan

Penyaluran Model Usaha Produktif, INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 9, No.

1, Juni 2015: 95-116.

Page 23: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

10

menunaikan zakat19

. Dapat dipahamkan bahwa muzaki adalah

perseorangan atau pun badan yang dimiliki oleh muslim seperti yang

diamanatkan oleh undang-undang. Seluruh ahli fiqih sepakat bahwa setiap

Muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib menunaikan zakat.

5. Keputusan Membayar Zakat

Terry mengemukakan setiap proses pengambilan keputusan selalu

menghasilkan sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua

atau lebih alternatif yang mungkin20

. Menurut Suharnan, pengambilan

keputusan adalah poses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan

di antara situasi situasi yang tidak pasti.21

.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemikiran dari

pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi ke depan.

Fungsi pengambilan keputusan individual atau kelompok baik secara

institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik. 22

6. Motivasi Membayar Zakat

Motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang

yang mendorong untuk melakukan suatu aktifitas tertentu guna tercapainya

19

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 tentang Syarat

dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta Pendayagunaan Zakat untuk

Usaha Produktif, 2014, 2. 20

Nursyamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi Aksara,

2000, 5. 21

Suharnan , Psikologi Kognitif , Surabaya: Srikandi, 2005, 194. 22

Nursyamsi, Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi …, 16.

Page 24: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

11

suatu tujuan.23

Dalam psikologi, motif adalah rangsangan, dorongan, atau

pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Karena dilatar

belakangi adanya motif, tingkah laku tersebut disebut tingkah laku

bermotivasi.24

Abraham Maslow menjelaskan bahwa manusia termotivasi

untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting baginya pada suatu waktu

tertentu. Adapun kebutuhan manusia terbagi menjadi 5 tingkat, yaitu:

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.25

Potensi diri yang memperlihatkan bahwa hubungan antara naluri

mempunyai pengaruh terhadap motivasi seseorang. Dalam hal zakat,

seseorang termotivasi untuk membayar zakat karena beberapa hal berikut:

a. Membayar zakat merupakan simbol dari keimanan seseorang,

b. Membayar zakat adalah merupakan simbol ketaqwaan,

c. Membayar zakat merupakan simbol kebersihan dan kesucian jiwa,

d. Membayar zakat didasari karena panggilan keimanan dan ketaqwaan26

.

7. Kendala Membayar Zakat

Terdapat beberapa faktor penyebab masyarakat enggan membayar

zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), yang dalam hal ini dapat

pula menjadi kendala bagi muzakki membayar zakat, antara lain:

23

Bambang Widiatmodjo, Psikologi Umum, Diktat Perkuliahan, IAIN Sunan Ampel

Surabaya, 2004, 15. 24

Dirgagunarsa, Singgih, Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1996,

92. 25

Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2003, 273. 26

Lusiana Kanji, dkk, Pengaruh Ibadah, Pengetahuan Zakat, Harta Kekayaan atau

Pendapatan, Peran Peran pemerintah, Peran Ulama, Kredibilitas Lembaga Amil Zakat terhadap

Motivasi Membayar Zakat.

Page 25: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

12

1. Faktor religiusitas, masyarakat merasa lebih afdhal memberikan zakat

langsung kepada mustahiq yang masih merupakan saudara,

2. Faktor lokasi, jarak yang dekat atau jauh lokasi BAZNAS dari tempat

tinggal,

3. Faktor pelayanan, kepuasan muzakki terhadap pelayanan dari

BAZNAS,

4. Faktor kepercayaan, yaitu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

BAZ/LAZ dalam menyalurkan zakat kepada mustahiq dan informasi

manajemen dana zakat dikelola, dan

5. Faktor pendapatan, yaitu tinggi atau rendahnya pendapatan

mempengaruhi masyarakat untuk menyalurkan zakat di lembaga

BAZ/LAZ27

.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

penelitian kualitatif lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori

substantif berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris28

.

Moleong (2008:6) menjelaskan penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di

alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

27

Abdul Hafiz Daulay Irsyad Lubis, Analisis faktor-faktor penyebab keengganan

masyarakat membayar zakat melalui instansi BAZIS/LAZ di Kota Medan, (Studi Kasus:

Masyarakat Kecamatan Medan Tembung ), Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3 No.4. 28

S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, 35.

Page 26: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

13

bahasa29

. Penelitian kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga

mampu menjadi “human instrumen” yang baik. Dalam penelitian ini

menggambarkan motivasi dan hambatan-hambatan masyarakat Kabupaten

Semarang dalam membayar zakat30

.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang berusaha

memberikan gambaran yang terperinci dengan tekanan pada situasi

keseluruhan mengenai proses atau urut-urutan suatu kejadian31

.

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah para wajib zakat sebanyak 50

orang yang membayarkan zakatnya di BAZNAS Kabupaten Semarang, serta

dokumen mengenai BAZNAS Kabupaten Semarang. Sampel dalam

penelitian ini ialah masyarakat muslim yang bertempat tinggal di

Kecamatan Bringin, Pabelan, Suruh dan Tengaran. Daerah penelitian

ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat

masyarakat muslim yang relatif sedikit membayar zakat melalui instansi

BAZNAS Kabupaten Semarang. Tujuan pemilihan lokasi penelitian ini

adalah untuk mempermudah penulis mendapatkan responden sebagai

sampel penelitian.

29

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Remaja Rosda

Karya, 2008, 6. 30

Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2017. 31

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan …, 27.

Page 27: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

14

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

triangulasi yang artinya sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada32

. Dengan menggunakan triangulasi dalam pengumpulan

data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.

Disamping itu akan dapat meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan

dengan satu pendekatan. Triangulasi dalam penelitian ini yang digunakan

antara lain dengan teknik observasi partisipatif, wawancara dan

dokumentasi.

a. Teknik observasi partisipatif

Teknik ini merupakan cara untuk memperoleh data dengan

terlibat pada kegiatan yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian mengenai motivasi dan kendala masyarakat

Kabupaten Semarang dalam membayar zakat.

b. Wawancara

Teknik ini merupakan cara untuk memperoleh data dengan

mengadakan wawancara langsung pada nara sumber masyarakat

Kabupaten Semarang dalam membayar zakat.

32

Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D… , 2017.

Page 28: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

15

c. Dokumentasi

Teknik ini mempelajari atau menggunakan catatan yang ada

pada instansi dan mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti, di

maksudkan sebagai penunjang data-data yang telah diperoleh

sebelumnya sehingga benar-benar akan dihasilkan suatu penelitian yang

sesuai dengan kondisi sesungguhnya.

5. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman33

analisis kualitatif dibagi dalam tiga

alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur yang di maksud

adalah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan.

b. penyajian data, adalah sekumpulan informasi tersusun yang member

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. penarikan kesimpulan

Data-data yang diperoleh yang berkenaan dengan penelitian baik

dari pengamatan dan wawancara maupun dokumen dipilah berdasarkan

kelompoknya. Data yang sudah dikategorikan kemudian diinterpretasikan

dengan model interpretasi surface structure maupun deep structure. Dari

interpretasi ini kemudian dikembangkan ke interpretasi deep structure, yaitu

33

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007, 96.

Page 29: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

16

interpretasi yang mengungkap makna-makna tersirat di balik penjelasan

informan, maupun aktivitas-aktivitas masyarakat Kabupaten Semarang.

Data yang terkumpul kemungkinan dapat terjadi distorsi data. Untuk

mengeliminasi ketidaksahihan data yang masuk, maka dilakukan kritik

dengan cara crosscheck data dengan mencocokkan hasil wawancara antara

informan yang satu dengan informan lainnya. Dari crosscheck data ini

kemudian dianalisis data mana yang mempunyai akurasi kebenaran paling

tinggi.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan

dan batasan masalah, signifikasi penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, sistematika pembahasan.

Bab II berisi konsep motivasi, pengambilan keputusan berzakat,

pedoman zakat.

Bab III berisi deskripsi profil BAZNAS kabupaten Semarang.

Bab IV berisi analisis dan pembahasan hasil tentang motivasi dan

kendala-kendala masyarakat membayar zakat di BAZNAS kabupaten

Semarang.

Bab V berisi penutup yang terdiri atas simpulan, saran

Page 30: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

17

BAB II

MOTIVASI DAN KENDALA MEMBAYAR ZAKAT

A. Zakat

1. Definisi Zakat

Mazhab Asy-Syafi'iyah mendefinisikan zakat sebagai: Nama untuk

sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.34

Al-

Qaradawi mendefinisikan zakat adalah: Bagian tertentu dari harta yang

dimiliki yang telah Allah wajibkan untuk diberikan kepada mustahiqqin

(orang-orang yang berhak menerima zakat).35

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, maka zakat merupakan

ibadah di jalan Allah yang berbentuk harta finansial, baik berupa uang tunai,

hasil panen, hasil pertanian, atau pun emas perak yang ditimbun. Zakat

termasuk kewajiban agama dan menempati posisi sebagai salah satu dari

rukun Islam, selalu dan dipastikan hanya untuk di jalan Allah SWT saja.

2. Dalil-dalil Zakat

Kewajiban zakat telah ditetapkan oleh Al-Quran, As-Sunnah dan juga

ijma’ seluruh umat Islam.

a. Al-Quran

Salah satu di antara sekian banyak ayat Al-Quran tentang

kewajiban zakat adalah dalam surat Al Baqarah: 43.

34

Ahmad Sarwat, 2012, Seri Fiqih Kehidupan (4): Zakat, Jakarta: Rumah Fiqih

Publishing, 26. 35

Yusuf Al-Qaradawi, Fiquzzakah, jilid 1, 38.

17

Page 31: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

18

كاة وأقيموا الصالة وآتوا الز

Artinya: Kerjakanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-

Baqarah:43) 36

Penyebutan zakat kadang digunakan istilah shadaqah yang

disebutkan sebanyak 12 kali, dan semua turun di masa Madinah.

يهم خذ من رهم وتزك عليهم إن بها وصل أموالهم صدقة تطه

سميع عليم صالتك سكن لهم وللا

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui.? (QS. At-Taubah :103). 37

Penyebutan zakat kadang juga digunakan istilah infaq,

sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut:

ا أخرجنا لكم كسبتم أيها الذين آمنوا أنفقوا من طي بات ما يا ومم

من األرض

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang

Kami keluarkan dari bumi untuk kam (QS. At-Taubah: 34) 38

b. Hadits

Hadits nabawi cukup banyak yang mewajibkan zakat, di antaranya

adalah:

36

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, Bandung: CV Diponegoro,2010, 7. 37

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, …, 203. 38

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, …,192.

Page 32: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

19

كاة ... بني اإلسالم على خمس منها إيتاء الز

Artinya: Islam ditegakkan di atas lima pijakan, (salah satunya) adalah

menunaikan zakat. (HR. Bukhari dan Muslim) 39

c. Ijma

Seluruh umat Islam sepanjang 14 abad sepakat mewajibkan zakat

bagi pemeluk agama Islam yang memenuhi syarat dan ketentuan.

3. Syarat Wajib dan Syarat Syah Zakat

Adapun syarat wajib zakat antara lain: Islam, berakal, baligh,

merdeka dan pemilik harta40

. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar

pembayaran zakat menjadi sah dalam pandangan syariah, antara lain:

a. Niat. Perlunya niat dalam berzakat adalah untuk membedakan zakat

dengan jenis ibadah yang lain punya kemiripan.

b. Kepemilikan. Zakat adalah ibadah maliyah yang terkait dengan

kepemilikan atas harta tertentu. Seorang yang punya harta, tentu wajib

berzakat41

.

5. Harta Benda yang Wajib di Zakati

Islam menetapkan zakat emas, perak, tanaman, buah-buahan,

perniagaan, hewan ternak, barang tambang dan barang terpendam.

a. Zakat emas dan perak. Nisabnya emas apabila beratnya sampai 93,6

gram dan cukup setahun lamanya disimpan. Wajib dikeluarkan

39

Bukhari, Abu ‘Abdillah ibn Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim al-Mughirat ibn

Bardzab, al. Shahih al-Bukhari. Kitabul Iman, Bab al Iman wa Qaulin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi

wa sallam,“Buniyal Islamu ‘ala khamsin”. Beirut: Dar al-Fikr, T.Th. jilid viii, no. 8. 40

Ahmad Sarwat, 2012, Seri Fiqih Kehidupan (4): Zakat ..., 46. 41

Ahmad Sarwat, 2012, Seri Fiqih Kehidupan (4): Zakat ..., 72-73.

Page 33: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

20

zakatnya 1/40. Nisabnya perak yaitu apabila mempunyai 624 gram dan

telah setahun lamanya disimpan. Wajib dikeluarkan yaitu 1/40.42

b. Hewan Ternak. Tedapat tiga jenis hewan ternak yang wajib dizakati

yaitu unta, sapi, domba.43

c. Zakat Pertanian. Pertanian yang menggunakan biaya yang besar dalam

pengairannya, seperti sistem irigasi, zakatnya sebesar 5%. Sedangkan

yang tidak menggunakannya, zakatnya sebesar 10%.44

d. Zakat Perdagangan. Nisab zakat harta perdagangan sama dengan nisab

dari emas dan perak, yaitu 20 dinar emas atau 200 dirham perak.45

e. Barang Temuan dan Tambang. Wajib dikeluarkan zakatnya sama

dengan nisab emas dan perak, yaitu 20 misqal emas atau 200 dirham

perak dengan kadar zakat sebesar 2,5 %. Adapun harta yang wajib

dikeluarkan dari harta terpendam atau rikaz adalah seperlima.46

f. Penghasilan (Profesi). Para ulama sepakat bahwa harta pendapatan

profesi wajib dikeluarkan zakatnya apabila mencapai batas nisab sama

dengan nisab uang dengan kadar zakat 2,5%.47

6. Sasaran Zakat

a. Fakir, adalah orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang

halal, atau yang mempunyai harta yang kurang dari nisab zakat48

.

42

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: GIP, 202, 20. 43

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Asrar Ash-Shaum dan Asrar Az-Zakat, terj.

Muhammad Al-Baqir: Rahasia Puasa dan Zakat, Bandung: Karisma, 1990, 50. 44

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Asrar Ash-Shaum dan Asrar Az-Zakat…, 54. 45

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Asrar Ash-Shaum dan Asrar Az-Zakat …, 56. 46

Didin Hafidhuddin, Zakar dalam Perekonomian Modern …, 21. 47

Didin Hafidhuddin, Zakar dalam Perekonomian Modern…, 22. 48

Nurul Huda, et al., eds., Keuangan Publik Islam: pendekatan teoritis dan sejarah,

Jakarta: Kencana, 2012, 156.

Page 34: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

21

b. Miskin, adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai

pencarian yang layak untuk memenuhi kebutuhannya.

c. Amilin, adalah orang yang bertugas menangani pelaksanaan zakat49

.

d. Muallaf, adalah orang yang dilunakkan hati terhadap agama Islam agar

bertambah menguat kearah keyakinan Islam.50

e. Riqab, adalah budak yang dibeli dengan cara diundi.51

f. Gharimin, adalah orang yang terjerat oleh hutang. Hutang bisa untuk

kepentingan konsumtif maupun produktif.52

g. Fi Sabilillah, adalah setiap amal perbuatan yang dilakukan berdasarkan

atas dasar ikhlas dan taqarrub ilallah, baik berbentuk jihad (perang)

maupun bukan berbentuk jihad seperti menuntut ilmu.53

h. Ibnu Sabil, ialah orang yang berpergian, yang mendapat musibah

kehabisan bekal dalam perjalanan, menyebabkan dalam

ketidakpastian.54

7. Hikmah dan Manfaat Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta mengandung hikmah dan

manfaat yang demikian besar dan mulia, antara lain:

a. Sebagai perwujudan dan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri

nikmat-Nya, menumbuhkan Ahlak mulia.

49

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Al wasiatu fi Al

fiqhi. 50

Al ‘ibadati, terj. Kamran As’at Irsyady, Lc., dkk, Fiqh Ibadah, Jakarta: Amzah, 2013,

408. 51

Zakiyuddin Baidhawy, Pemberdayaan Mustad’afin melalui Filantropi Islam Shabran,

Edisi 01, Vol. XX, 2007, 11. 52

Zakiyuddin Baidhawy, Pemberdayaan Mustad’afin melalui Filantropi Islam, …, 12. 53

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mahzab, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000, 288. 54

Nasri Hamang Najed, Ekonomi Islam, Parepare: LBH Press, 2010, 108.

Page 35: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

22

b. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mustahik,

kearah hidup yang lebih baik dan sejahtera.55

c. Menyucikan diri dari penyakit kikir dan bakhil, membiasakan orang

mukmin untuk memberi dan dermawan.56

d. Mengharuskan untuk bersyukur terhadap nikmat harta.57

B. Motivasi Membayar Zakat

Motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang

yang mendorong untuk melakukan suatu aktifitas tertentu guna tercapainya

suatu tujuan.58

. Menurut Islam, motivasi adalah dorongan atau keinginan

psikologis atau kejiwaan yang ada pada diri seseorang, dan mempengaruhi

perilaku pada keadaan khusus untuk memenuhi apa yang dihajatkannya.

Pakar ilmu jiwa membagi motivasi menjadi dua bagian, yaitu: (1) dorongan

primer (dorongan dasar/fitrah/alamiah). Dalam hal ini manusia tidak perlu

mengusahakan sesuatu untuk mendapatkan rasa ini, (2) dorongan sekunder,

adalah motivasi/dorongan yang harus diusahakan59

.

Motivasi merupakan proses pemuasan suatu kebutuhan. Menurut al-

Syatibi ada 3 (tiga) kategori tingkatan yaitu: (1) Dharuriyat (kebutuhan

primer) adalah sesuatu yang harus ada untuk eksistensinya manusia, yaitu:

agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Kelima hal itu disebut al-dharuriyat

55

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern…, 11. 56

Kamal Hossain, Zakat & Tax : Their Relation and Clarification, Sunman Group of

Companies,Chittagong. 57

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa adillatuhu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,

Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jakarta: Gema Insani, 201, 166. 58

Bambang Widiatmodjo, Psikologi Umum, Diktat Perkuliahan, IAIN Sunan Ampel

Surabaya, 2004, 15. 59

Al Kaysi, Marwan Ibrahim, Ad Daafi‟iyatu al Nafsiyatu fi al‟Aqidatu al Islamiyahal

Majalah Jami‟atu al Maliku Sa‟udi (10), Al „Ulum al Tarbiyatu wa Darasatu al Islamiyah, 1,

1998.pp. hal. 91.

Page 36: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

23

al-khamsah (dharuriyat yang lima) 60

. (2) Hajiyat (kebutuhan sekunder) yaitu

sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia, tetapi tidak mencapai

tingkat dharuri. (3) Tahsiniyat, (kebutuhan tertier), adalah sesuatu yang

sebaiknya ada untuk memperindah kehidupan61

.

Para sarjana Islam menyimpulkan ada lima kategori umum kebutuhan

manusia: fisiologis, material, psikologis, spiritual dan mental atau intelektual.

Fisiologis dan material berkaitan dengan kebutuhan fisik sedangkan

psikologis, spiritual dan mental/intelektual berkaitan dengan kebutuhan

rohani. Kebutuhan fisiologis berupa kebutuhan makanan dan tempat tinggal.

Kebutuhan materi berupa kekayaan dan kenikmatan ekonomi. Kebutuhan

psikologis seperti rasa cinta, rasa takut dan kebutuhan emosi lainnya seperti

rohani yang berfokus pada iman, keharmonisan hidup, pemenuhan tujuan

hidup secara spiritual.62

.

Menurut Al Ghazali, konsep motivasi adalah perasaan takut dan harap

sebagai sarana pendakian untuk mendekatkan diri kepada Allah menuju setiap

peringkat yang terpuji. Perasaan takut dan harap kepada Allah itu termasuk

motivasi dari dalam diri manusia. Dorongan dari luar diri manusia, berupa

adanya surga di akhirat, adanya taufik di dunia, perasaan ingin selamat dari

api neraka dan musibah. Dorongan ini dicapai dengan melaksanakan banyak

kebaikan dan mengurangi keburukan/kejahatan. Pada kedua jenis motivasi

60

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, Jilid II,

cet. ke-4 hal. 209. 61

Musthafa Muhammad, Asy-Syatibi al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, Kairo, Jilid 2,

hal 25. 62

Glaachi, M. (2000), Studies in Islamic Economy, Dar An-Nafaes, Kuwait. 59. Dalam

Jurnal Maslahah, Vol. 2, No. 1, Maret 2011.

Page 37: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

24

ini, Allah mensyariatkan contoh-contoh pada nash-nash Al Quran dan

Sunnah, seperti: sabar, taubat, tawakkal, shalat, puasa, zakat, dan jihad63

.

Menurut Jalaluddin Rumi, berkembangnya nilai harap dalam diri

seseorang, mampu mendorong energi positif dan mengarahkan manusia ke

satu tujuan tertentu, termasuk adanya dinamika pemikiran yang proyektif.

Rasa takut (khauf) adalah gerakan ketakutan dan terpaksanya hati disebabkan

terjadi sesuatu yang tidak disukai pada masa mendatang, suatu perasaan takut

yang dapat mencegah anggota badan dari perbuatan maksiat dan diikat

dengan ketaatan64

.

Menurut Al Ghazali, takut merupakan cemeti Allah yang akan

membawa manusia pada ilmu dan amal. Rasa takut akan cemeti itu mampu

menggerakkan perilaku manusia ke arah yang lebih baik, walaupun

menekankan pentingnya memukul untuk mengubah perilaku sendiri,

bukanlah hal yang terpuji.

Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa hakikat beragama atau

religiusitas merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena

manusia dalam berbagai aspek kehidupan yang mereka perankan akan

dipertanggungjawabkan setelah meninggal dunia. Dari sini dapat difahami,

bahwa aktivitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan

63

Al Ghazali, Iman Abu Muhammad bin Muhammad, Ihya Ulumuddin, Penerjemah:

Ahmad Rofi Usmani, Bandung: Penerbit Pustaka, 2007, hal. 257. 64

Watson, P.J., et al., Negatively Reinforcing Personal Extrinsic Motivation, Religious

Orientation, Inner Awareness, and Mental Health in Iran and The United State. The International

Journal for The Psychology and Religion, 2002, 12(4), pp.255-276.

Page 38: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

25

hanya terjadi ketika seseorang melakukan ritual (ibadah) saja, melainkan juga

pada aktivitas-aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan batin65

.

C. Kendala-kendala Membayar Zakat

Daud, Ahmad, dan Rahman66

, menyebutkan hal-hal yang

mempengaruhi perilaku kepatuhan dalam membayar zakat antara lain: (1)

Pelaksanaan undang-undang. Salah satu kelemahan UU No. 23/2011 adalah

sanksi yang diberikan masih terbatas pada BAZ atau LAZ yang melakukan

penyelewengan dalam pendistribusian zakat. (2) Komitmen kepada agama.

Masyarakat umum kebanyakan memandang bahwa zakat hanyalah kegiatan

rutin tahunan. Padahal zakat merupakan suatu kewajiban yang telah

disyariatkan oleh Allah SWT bagi orang-orang yang telah mencapai

nisabnya. (3) Kepahaman /pengetahuan, (4) Kemudahan mekanisme

pembayaran, (5) Kepercayaaan kepada institusi. Salah satu penyebab

kenapa zakat belum dapat berperan penting dalam menciptakan kemakmuran

publik adalah karena organisasi pengelola zakat (BAZ dan LAZ) belum

mampu menunjukkan akuntabilitas dan transparansi secara memadai,

sehingga perlunya optimalisasi kinerja agen zakat67

. (6) Persepsi terhadap

sistem pajak, dan (7) Lingkungan.

65

Djamaludin Ancok, dan Suroso, Fuat Nashori, Psikologi Islam Solusi Antara Problem-

Problem Psikologi, Yogyakarta: PustakaPelajar, 1994, 76. 66

Daud, Zulkifli, Sanep Ahmad, dan Aulia Fuad Rahman, Model Perilaku Kepatuhan

Zakat: Suatu Pendekatan Teori. Jurnal Iqtishoduna, Vol. 7, No. 1, 2011, 14. 67

Nafis Irkhami, “Zakat, Kharaj, ’Ushr, And Jizya as The Instruments Of Islamic Public

Finance: A Contemporary Study”, SHARE: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 8, No. 1,

2019; pp. 90-113.

Page 39: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

26

BAB III

PROFIL BAZNAS KABUPATEN SEMARANG

A. Sejarah BAZNAS Kabupaten Semarang

YAZIS (Yayasan Amal Zakat Infaq dan Shadaqah) telah berdiri di

Kabupaten Semarang pada tahun 1988 kemudian berubah menjadi BAZIS

(Badan Amal Zakat Infaq dan Shadaqah) tahun 2008 maka setelah

dikeluarkan PP RI No14 tahun 2014 menunjang pelaksanaan UU No 23 tahun

2011 BAZIS berubah nama menjadi BAZNAS Sesuai dengan SK di atas No.

D.J 11/568 tahun 2014 tanggal 5 Juni 2014 dikeluarkan pembentukannya

sebagai BAZNAS Kabupaten.

Susunan Pengurus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kabupaten Semarang periode 2017-2022 sebagai berikut68

:

Ketua : Drs. H. Munashir, MM

Wakil Ketua I : Ir. H. Arif Sunandar

Wakil Ketua II : Imamul Huda, S.Pd.I, M.Pd.I

Wakil Ketua III : Drs. H. Abdul Kholiq Rifa i

Wakil Ketua IV : Drs. H. Soliminuddin

Pelaksana: (1) Marhani, S.Sos.I, M.Si, Koordinator Pengumpulan,

(2) Muhammad Asrofik, Pengelolaan Data, (3) Muh. Syarful Anam, S.Ag ,

Staf Pengumpulan, (4) Choerur Rozzaq, S.Pd.I, Keuangan, (5) Bambang

Setiabudi, SH, Perencanaan, Teknologi Informatika dan Pelaporan,

(6) Sodri Sa id, S.Pd.I, Koordinator Pendayagunaan dan Pendistribusian,

68

http://www.baznas.org/laman-22-susunan-pengurus.html.

26

Page 40: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

27

(7) Muhammad Muntaha, S.Pd.I , Staf Pendayagunaan dan Pendistribusian,

(8) Imam Nur Ihsan, S.Mn, Koordinator Staf Bagian Umum, (9) Nur Cholid

Ghulam Ahmad, S.Ag , Staf Umum (10) Muh. Khanafi Ridwan, Staf Umum

(11) Slamet Mukhtarom, Staf Umum.

B. Program Pemberdayaan BAZNAS Kabupaten Semarang

1. Kabupaten Semarang TAQWA, meliputi: (a) Silaturahim Ulama Umaro,

(b) Bantuan masjid mushola, (c) Bantuan pondok pesantren/lembaga

pendidikan, (d) Bantuan syiar agama, (e) Bantuan dai, khotib, muadzin,

marbot, dan (f) Bantuan pensertifikatan wakaf dan IMB tempat ibadah.

2. Kabupaten Semarang Cerdas, meliputi: (a) Beasiswa Berprestasi, (b)

Beasiswa pesantren, (c) Bantuan peralatan sekolah, (c) Bantuan pusat

kajian al-Quran, (d) Bantuan pelatihan kursus dan (e) Bantuan

ustadz/ustadzah.

3. Kabupaten Semarang Sehat, meliputi: (a) Bantuan kesehatan, (b) Bantuan

alat bantu gerak dengar, (c) Layanan ambulan gratis bagi dhuafa, (c)

Khitanan anak sholeh, (d) Bantuan rehabilitasi penyembuhan HIV dan

narkoba.

4. Kabupaten Semarang Makmur, meliputi: (a) Bina mitra mandiri, (b) Bina

kewirausahaan, dan (c) Bantuan gaduh ternak, pertanian, perikanan.

5. Kabupaten Semarang Peduli, meliputi: (a) Bedah rumah sakinah, (b)

Peduli dhuafa, (c) Tanggap darurat bencana, (d) Bulan amal muharam, dan

(e) Bulan amal ramadhan69

.

69

http://www.baznas.org/laman-23-rencana-program-kerja.html

Page 41: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

28

C. Layanan BAZNAS Kabupaten Semarang

Beberapa layanan BAZNAS Kabupaten Semarang antara lain:

Penyaluran Dana Qardhul Hasan, Beasiswa Pendidikan, Ambulan Gratis.

1. Penyaluran Dana Qardhul Hasan

Pinjaman Qardhul Hasan adalah jenis pinjaman yang diberikan

kepada pihak yang membutuhkan dengan kriteria tertentu. Pinjaman ini

bersifat sosial, sehingga peminjam hanya mengembalikan sejumlah pokok

pinjaman tanpa imbal jasa (bunga). Mekanisme penyalurannya diatur

dalam Peraturan Bupati Semarang70

.

2. Penyaluran Bantuan Biaya Pendidikan

Bantuan biaya pendidikan (beasiswa) dari BAZIS Kabupaten

Semarang diprioritaskan bagi siswa kurang mampu di wilayah Kabupaten

Semarang71

.

3. Ambulan Gratis

Salah satu layanan BAZIS Kab Semarang adalah pelayanan

ambulan gratis 24 jam. Layanan ambulan bisa dilakukan dengan

konfirmasi / permintaan ke Kantor BAZIS Kabupaten Semarang di Jln.

Slamet Riyadi No. 3 Ungaran, Telp/Fax (024)692235472

.

70

http://www.baznas.org/laman-25-mekanisme-penyaluran-dana-qardhul-hasan.html 71

http://www.baznas.org/laman-26-mekanisme-penyaluran-bantuan-biaya-

pendidikan.html 72

http://www.baznas.org/laman-27-ambulan-gratis.html

Page 42: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

29

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BAZNAS Kabupaten Semarang pada

bulan Maret 2019 dengan jumlah responden sebanyak 50 orang dan

merupakan muzaki tetap yang menyalurkan donasi pada BAZNAS Kabupaten

Semarang. Karakteristik responden secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Usia Responden

Tabel 4.1. Usia Responden

No. Usia Jumlah Presentase

1. 21 – 30 Tahun 4 8 %

2. 31 – 40 Tahun 20 40 %

3. 41 – 50 Tahun 17 34 %

4. 51 – 60 Tahun 8 16 %

5. > 60 Tahun 1 2 %

Total 50 100 %

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Responden didominasi oleh muzaki usia 31-40 tahun dengan

jumlah sebanyak 40%, dilanjutkan 41-50 tahun sebanyak 34%, 51-60 tahun

sebanyak 16%, 21-30 tahun sebanyak 8%, dan > 60 tahun sebanyak 2%.

2. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 60%,

dan sisanya perempuan sebanyak 40%.

29

Page 43: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

30

Tabel 4.2. Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 30 60%

2. Perempuan 20 40%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2019.

3. Pendidikan Terakhir Responden

Data responden yang berkaitan dengan pendidikan, meliputi: sarjana

sebanyak 68%, SMA sebanyak 18 %, diploma sebanyak 8 %, SMP

sebanyak 2 % dan lulusan SD sebanyak 4 %.

Tabel 4.3. Pendidikan Terakhir Responden

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1. SD 2 4 %

2. SMP 1 2 %

3. SMA 9 18 %

4. Diploma 4 8 %

5. Sarjana 34 68 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

4. Pendapatan

Data responden yang berkaitan dengan pendapatan perbulan,

dipaparkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Pendapatan

No. Gaji Perbulan Jumlah Persentase

1. 1 Juta – 3 Juta 22 44 %

2. 3 Juta – 5 Juta 16 32 %

3. 5 Juta – 10 Juta 9 18 %

4. 10 Juta – 50 Juta 3 6 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Page 44: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

31

Pendapatan perbulan antara 1 - 3 Juta sebanyak 22 orang (68%),

pendapatan 3 – 5 Juta sebanyak 16 orang (32 %), pendapatan 5 – 10 Juta

sebanyak 9 orang (18 %), dan 10 – 50 Juta sebanyak 3 orang (6%).

5. Jarak Tempat Tinggal

Responden dengan jarak tempat tinggal antara 1,1 – 5 Km sebanyak

6 orang (12%), jarak 5,1 – 10 Km sebanyak 4 orang (8 %), jarak 5,1 – 10

Km sebanyak 8 orang (16 %), dan jarak > 15 km sebanyak 32 orang (6%).

Tabel 4.5. Jarak Tempat Tinggal

No. Jarak Tempat Tinggal Jumlah Persentase

1. 1,1 Km – 5 Km 6 12 %

2. 5,1 Km – 10 Km 4 8 %

3. 10,1 Km – 15 Km 8 16 %

4. > 15 km 32 64 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

B. Motivasi yang Mendorong Masyarakat Kabupaten Semarang dalam

Membayar Zakat

1. Religiusitas yang mencakup keyakinan, praktek, pengalaman, dan

pengetahuan agama

Hasil wawancara dengan responden yang berkaitan dengan faktor

religiusitas dalam hal keyakinan bahwa: (1) dengan membayar zakat maka

semakin banyak pula pahala yang akan didapat, (2) ada hak orang lain dari

harta yang di miliki, dan itu harus di zakatkan, dan (3) membayar zakat itu

lebih afdhal diberikan langsung kepada mustahiq yang masih merupakan

saudara, diperoleh informasi prosentase responden yang sangat yakin

Page 45: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

32

sebesar 59,33%; yakin sebesar 34%; tidak yakin sebesar 6% dan sangat

tidak yakin sebesar 0,67%.

Tabel 4.6. Faktor Religiusitas dengan indikator Keyakinan

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Yakin

Tidak

Yakin Yakin

Sangat

Yakin Abstain

Jumlah 1 9 51 89 0

Prosentase 0.67 6.00 34.00 59.33 0.00

Gambar 4.1. Prosentase Religiusitas dengan indikator Keyakinan

Hasil wawancara yang berkaitan dengan faktor religiusitas dalam hal

praktek agama, diperoleh informasi bahwa seluruh responden (100 %) yang

pada saat membayar zakat, sudah sesuai dengan niat sendiri. Yaitu sebanyak

29 orang (58%) menyatakan sesuai, dan 21 orang (42%) menyatakan sudah

sangat sesuai.

Tabel 4.7

Faktor Religiusitas dengan Indikator Praktek Agama

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai Abstain

Jumlah 0 0 29 21 0

Prosentase 0.00 0.00 58.00 42.00 0.00

1% 6%

34%

59%

Sangat Tidak

Yakin

Tidak Yakin

Yakin

Sangat Yakin

Page 46: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

33

.

Gambar 4.2. Prosentase Religiusitas dengan indikator Praktek

Ajaran Agama

Hasil wawancara berkaitan dengan faktor religiusitas dengan

indikator pengalaman, diperoleh hasil bahwa responden yang menyatakan

“sangat benar”, dan “benar”, ketika melakukan kewajiban zakat, merasa

lebih tenang dalam menjalani hidup, prosentasenya sebesar 98%.

Tabel 4.8

Faktor Religiusitas dengan indikator Pengalaman

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Benar

Tidak

Benar Benar

Sangat

Benar Abstain

Jumlah 0 1 23 26 0

Prosentase 0.00 2.00 46.00 52.00 0.00

Gambar 4.3. Prosentase Religiusitas dengan indikator Pengalaman

0% 0%

58%

42% Sangat Tidak Yakin

Tidak Yakin

Yakin

Sangat Yakin

0% 2%

46% 52%

Sangat Tidak Yakin Tidak Yakin

Yakin

Sangat Yakin

Page 47: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

34

Hasil wawancara yang berkaitan dengan faktor religiusitas dalam

hal pengetahuan agama tentang: (1) tingkat kehadiran responden dalam

kegiatan keagamaan, (2) pengetahuan tentang perintah Allah SWT dalam

hal membayar zakat bagi orang yang mampu, dan (3) pengetahuan tentang

konsekuensi yang akan didapatkan jika tidak melaksakan kewajiban

membayar zakat, diperoleh informasi bahwa prosentase responden yang

sangat sering dan tahu sebesar 29,33%; tahu dan sering sebesar 63,33%;

tidak tahu sebesar 6,67% dan sangat tidak tahu sebesar 0,67%.

Tabel 4.9

Faktor Religiusitas dengan indikator Pengetahuan Agama

No. Pernyataan Sangat

Tidak

Sering/Tahu

Tidak

Sering

/ Tahu

Sering

/ Tahu

Sangat

Sering

/ Tahu Abstain

Jumlah 1 10 95 44 0

Prosentase 0.67 6.67 63.33 29.33 0.00

Gambar 4.4. Prosentase Religiusitas dengan indikator

Pengetahuan Agama

Hasil wawancara dengan responden yang berkaitan dengan faktor

religiusitas dalam hal pengamalan agama, bahwa membayar zakat karena

1% 7%

63%

29% Sangat Tidak Yakin

Tidak Yakin

Yakin

Sangat Yakin

Page 48: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

35

merasa sudah kewajiban sebagai umat islam dan golongan orang yang

mampu, sebanyak 49 orang ( 98%).

Tabel 4.10. Faktor Religiusitas dengan indikator Pengamalan

No. Pernyataan Sangat

Tidak

Benar

Tidak

Benar Benar

Sangat

Benar Abstain

Jumlah 0 1 29 20 0

Prosentase 0.00 2.00 58.00 40.00 0.00

Gambar 4.5. Prosentase Religiusitas dengan indikator

Praktek Pengamalan

Hasil wawancara dengan responden berkaitan dengan faktor

religiusitas, diperoleh informasi terdapat muzaki yang berkeyakinan bahwa

dengan membayar zakat maka semakin banyak pula pahala yang akan

didapat. Hal ini diungkapkan oleh M. Rohib Hirzi sebagai berikut:

“Saya sangat yakin bahwa dengan membayar zakat secara rutin

maka semakin banyak pula pahala yang akan anda dapat.” 73

Selain hal itu, juga terdapat muzaki yang berkeyakinan bahwa ada

hak orang lain dari harta yang dia miliki, dan itu harus di zakatkan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Dwi, seorang pengusaha yang

73

M. Rohib Hirzi, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019.

0% 2%

58%

40% Sangat Tidak Yakin Tidak Yakin

Yakin

Page 49: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

36

merupakan salah satu muzaki di BAZNAS Kabupaten Semarang sebagai

berikut:

“Saya sangat yakin bahwa ada hak orang lain dari harta yang kita

miliki, dan itu harus di zakatkatkan.” 74

Hasil wawancara diperoleh informasi terdapat responden yang

mengungkapkan bahwa pada saat membayar zakat, sudah sesuai dengan

niat sendiri. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Adi Suseno, salah satu

muzaki di BAZNAS Kabupaten Semarang sebagai berikut:

“Pada saat saya membayar zakat, sudah sangat sesuai dengan

niatan saya sendiri.” 75

Sebagaimana pula yang nyatakan oleh Yuli, seorang muzaki yang

berprofesi sebagai PNS, berikut:

“Pada saat saya membayar zakat, sudah sesuai dengan niatan saya

sendiri.” 76

Para muzaki ada yang merasa lebih tenang dalam menjalani hidup

ketika telah melakukan kewajiban membayar zakat. Hal ini sebagaimana

dikatakan oleh Arman, sebagai berikut:

“Sangat benar bahwa ketika saya sudah melakukan kewajiban

zakat, saya merasa lebih tenang dalam menjalani hidup.” 77

Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa faktor

religiusitas berupa: keyakinan, praktek agama, pengalaman, pengetahuan

74

Ahmad Dwi, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019. 75

Adi Suseno, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019. 76

Yuli, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019. 77

Arman, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019.

Page 50: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

37

agama, menjadi salah satu faktor yang dapat memotivasi seorang muzaki

dalam membayar zakat. Hal ini sebagaimana di tampilkan pada Gambar

4.1, 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5, bahwa mayoritas responden memutuskan

membayar zakat karena memiliki keyakinan, pengetahuan, dan

pengalaman yang baik ditinjau dari sisi religiusitas (ibadah).

2. Sosialisasi melalui media sosial, komunikasi dan mobilisasi masa

Tabel 4.11

Faktor Sosialisasi dengan indikator Media Sosial

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Pernah /

efektif /

jelas /

lengkap

Tidak

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Sangat

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Abstain

Jumlah 14 58 77 1 0

Prosentase 9.33 38.67 51.33 0.67 0.00

Gambar 4.6. Prosentase Aspek Sosialisasi dengan Indikator

Media Sosial

Hasil wawancara dengan responden yang berkaitan dengan faktor

sosialisasi melalui media sosial, komunikasi dan mobilisasi masa,

menunjukkan bahwa ketercapaian BAZNAS Kabupaten Semarang dalam

mensosialisasikan programnya melalui media sosial kepada masyarakat,

9%

39%

51%

1%

Sangat Tidak Pernah / efektif / jelas / lengkap

Tidak Pernah/ efektif / jelas / lengkap

Pernah/ efektif / jelas / lengkap

Sangat Pernah/ efektif / jelas / lengkap

Page 51: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

38

yang dalam hal ini diterima oleh responden, prosentasenya baru sebesar

52%. Artinya masih terdapat 48% responden yang belum mengetahui

soasialisasi. Keikutsertaan responden dalam kegiatan yang dilakukan

BAZNAS Kabupaten Semarang, sebanyak 17 orang (34 %)

Tabel 4.12

Faktor Sosialisasi dengan indikator Komunikasi dan Mobilisasi Masa

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju /

Pernah

Tidak

Setuju/

Pernah

Setuju/

Pernah

Sangat

Setuju/

Pernah Abstain

Jumlah 3 30 57 59 1

Prosentase 2.00 20.00 38.00 39.33 0.67

Gambar 4.7. Prosentase Sosialisasi dengan indikator

Komunikasi dan Mobilisasi Masa

3. Peran ulama

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

peran ulama berkaitan dengan intensitas ulama dalam menjelaskan tentang

zakat, dan efektifitas dari penjelasan tersebut dalam memotivasi membayar

zakat, menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bahwa intensitas

2% 20%

38%

39%

1% Sangat Tidak Setuju / Pernah Tidak Setuju / Pernah

Setuju / Pernah

Sangat Setuju / Pernah Abstain

Page 52: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

39

ulama dalam menjelaskan tentang zakat sudah banyak, dan dari penjelasan

tersebut dapat memotivasi membayar zakat, prosentasenya sebesar 85 %.

Tabel 4.13. Faktor Peran Ulama

No. Pernyataan

Sangat Tidak

Banyak /

Memotivasi

Tidak

Banyak/

Memotivasi

Banyak/

Memotivasi

Sangat

Banyak/

Memotivasi Abstain

Jumlah 5 10 44 41 0

Prosentase 5.00 10.00 44.00 41.00 0.00

Gambar 4.8. Prosentase Peran Ulama

4. Pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang yang mencakup:

Pendapat tentang adanya lembaga penyalur zakat, Publikasi, Lokasi, dan

Prosedur penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah, diperoleh informasi

sebagai berikut: Responden yang menyatakan bahwa setuju dengan adanya

lembaga penyalur zakat, setuju dengan Publikasi dari BAZNAS Kabupaten

Semarang, menyatakan bahwa lokasi BAZNAS Kabupaten Semarang dalam

kategori baik, dan Prosedur penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah

yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Semarang dalam kategori

5% 10%

44%

41%

Sangat Tidak Banyak /

Memotivasi

Tidak Banyak/

Memotivasi

Banyak/ Memotivasi

Sangat Banyak/

Memotivasi

Page 53: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

40

mudah, prosentasenya sebesar 74 % dan sisanya yang tidak sejuju sebesar

19,5% dan yang abstain sebesar 6,5 %.

Tabel 4.14

Faktor Pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju/

Baik/

Mudah

Tidak

Setuju/

Baik/

Mudah

Setuju/

Baik/

Mudah

Sangat

Setuju/

Baik/

Mudah

Abstain

Jumlah 2 37 120 28 13

Prosentase 1.00 18.50 60.00 14.00 6.50

Gambar 4.9. Prosentase Pengetahuan tentang BAZNAS Kabupaten Semarang

5. Peran pemerintah

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

Peran Pemerintah menunjukkan bahwa: Responden yang menyatakan

bahwa progam pemerintah untuk menghimpun zakat telah baik, mekanisme

dan operasional telah sesuai dengan syariat agama Islam serta peraturan

perundangan Negara, prosentasenya sebesar 81 %, prosentase sebesar 10 %

1%

18%

60%

14%

7% Sangat Tidak Setuju/

Baik/ Mudah

Tidak Setuju/ Baik/

Mudah

Setuju/ Baik/ Mudah

Sangat Setuju/ Baik/

Mudah

Abstain

Page 54: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

41

menyatakan tidak baik dan tidak sesuai syariat, serta sisanya sebesar 9 %

abstain.

Tabel 4.15. Faktor Peran Pemerintah

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Baik/

Sesuai

Tidak

Baik/

Sesuai

Baik/

Sesuai

Sangat

Baik/

Sesuai Abstain

Jumlah 2 8 75 6 9

Prosentase 2.00 8.00 75.00 6.00 9.00

Gambar 4.10. Prosentase Peran Pemerintah

6. Adanya Hasrat dan Keinginan

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

adanya hasrat dan keinginan muzakki membayar zakat berdasarkan

pengetahuan agama dan sosialisasi yang diterima, menunjukkan bahwa

responden yang menyatakan memiliki hasrat dan keinginan kuat dalam

membayar zakat berdasarkan pengetahuan agama dan sosialisasi yang

diterima, prosentasenya sebesar 90 % , dan sisanya sebesar 10% memiliki

hasrat dan keinginan yang rendah.

2% 8%

75%

6% 9%

Sangat Tidak Baik/ Sesuai

Tidak Baik/ Sesuai

Baik/ Sesuai

Sangat Baik/ Sesuai

Abstain

Page 55: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

42

Tabel 4.16

Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Hasrat dan Keinginan

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Ingin /

Benar

Tidak

Ingin/

Benar

Ingin /

Benar

Sangat

Ingin /

Benar Abstain

Jumlah 1 9 52 38 0

Prosentase 1.00 9.00 52.00 38.00 0.00

Gambar 4.11. Prosentase Adanya Hasrat dan Keinginan

7. Adanya Dorongan dan Kebutuhan

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

adanya dorongan dan kebutuhan muzakki membayar zakat, menunjukkan

bahwa responden yang menyatakan memiliki dorongan dan kebutuhan kuat

dalam membayar zakat karena percaya kepada BAZNAS Kabupaten

Semarang, merasa perlu keberadaan lembaga penyalur zakat, mengetahui

bahwa BAZNAS Kabupaten Semarang milik pemerintah, serta BAZNAS

Kabupaten Semarang harus memiliki sikap profesional dan amanah,

prosentasenya sebesar 89 %, dan yang memiliki dorongan dan kebutuhan

lemah sebesar 11%.

1% 9%

52%

38% Sangat Tidak

Ingin / Benar

Tidak Ingin/ Benar

Ingin / Benar

Sangat Ingin /

Benar

Page 56: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

43

Tabel 4.17

Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Dorongan dan Kebutuhan

No. Pernyataan

Sangat Tidak

Benar /

Perlu / Tertarik

/ Setuju

Tidak

Benar /

Perlu /

Tertarik / Setuju

Benar /

Perlu /

Tertarik / Setuju

Sangat

Benar /

Perlu /

Tertarik / Setuju

Abstain

Jumlah 3 19 118 60 0

Prosentase 1.50 9.50 59.00 30.00 0.00

Gambar 4.12. Prosentase Adanya Dorongan dan Kebutuhan

8. Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

adanya harapan dan cita-cita di masa depan, menunjukkan bahwa muzakki

yang dalam membayar zakat karena berharap bisa membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat khususnya kalangan menengah kebawah,

prosentasenya sebesar 96 %, sebesar 2% tidak memiliki harapan dan cita-

cita dan 2% abstain.

1%

10%

59%

30%

Sangat Tidak Benar

/ Perlu / Tertarik /

Setuju

Tidak Benar / Perlu /

Tertarik / Setuju

Benar / Perlu /

Tertarik / Setuju

Sangat Benar / Perlu

/ Tertarik / Setuju

Page 57: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

44

Tabel 4.18

Faktor Motivasi dengan Indikator Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan

No. Pernyataan Sangat

Tidak

Benar

Tidak

Benar Benar

Sangat

Benar Abstain

Jumlah 0 1 28 20 1

Prosentase 0.00 2.00 56.00 40.00 2.00

Gambar 4.13. Prosentase Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat

diketahui bahwa beberapa faktor yang dapat memotivasi seseorang untuk

memutuskan membayar zakat antara lain: (1) Religiusitas (ibadah) yang

mencakup keyakinan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan agama, (2)

Sosialisasi dari BAZNAS melalui media sosial, komunikasi dan mobilisasi

masa, (3) Peran ulama, (4) Pengetahuan tentang Badan Amil Zakat, (5) Peran

0% 2%

56%

40%

2%

Sangat Tidak

Baik/ Sesuai

Tidak Baik/

Sesuai

Baik/ Sesuai

Sangat Baik/

Sesuai

Abstain

Page 58: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

45

pemerintah, (6) Adanya Hasrat dan Keinginan, (7) Adanya Dorongan dan

Kebutuhan, dan (8) Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan.

C. Kendala-kendala yang di Alami Masyarakat Kabupaten Semarang dalam

Membayar Zakat

Beberapa faktor yang menjadi kendala yang di alami masyarakat dalam

membayar zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang, berdasarkan wawancara

dengan responden antara lain:

1. Religiusitas berupa keyakinan bahwa membayar zakat itu lebih afdhal

diberikan langsung kepada mustahiq

Hasil wawancara dengan responden ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Responden memiliki keyakinan bahwa membayar zakat itu lebih afdhal

diberikan langsung kepada mustahiq yang masih merupakan saudara. Hal

ini sebagaimana diungkapkan oleh Kuswanti, yang berprofesi sebagai PNS,

sebagai berikut:

“Saya yakin bahwa membayar zakat itu lebih afdhal diberikan

langsung kepada mustahiq yang masih merupakan saudara.” 78

Responden yang menjawab “yakin” sebanyak 27 orang dan “sangat

yakin” sebanyak 14 orang. Hal ini menunjukkan 41 responden (82%),

memiliki keyakinan bahwa membayar zakat itu lebih afdhal diberikan

langsung kepada mustahiq yang masih merupakan saudara.

Perolehan wawancara ini dapat menjadi kendala bagi masyarakat

dalm membayar zakat melalui BAZNAS Kabupaten Semarang. Dengan kata

78

Kuswanti, wawancara oleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2019.

Page 59: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

46

lain, keyakinan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat lebih menyukai

membayar zakat secara langsung kepada mustahiq dibandingkan melewati

BAZNAS Kabupaten Semarang.

2. Sosialisasi dari BAZNAS Kabupaten Semarang yang belum diketahui

oleh masyarakat

Berdasarkan wawancara, terdapat responden menyatakan bahwa

tidak pernah mendengar dan menemui iklan di media sosial tentang

BAZNAS Kabupaten Semarang. Responden yang menjawab “sangat tidak

pernah” sebanyak 1 orang, dan yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 25

orang. Hal ini berarti terdapat 26 orang (52%) belum mengetahui iklan di

media sosial tentang BAZNAS Kabupaten Semarang dan hal ini dapat

menjadi kendala bagi masyarakat yang akan membayar zakat melalui

BAZNAS Kabupaten Semarang.

Hasil wawancara dengan responden yang berkaitan dengan faktor

Sosialisasi melalui media sosial, sebagaimana ditampilkan pada Gambar

4.6, menunjukkan masih terdapat 48% responden yang belum mengetahui

sosialisasi dari BAZNAS Kabupaten Semaran. Hal ini dapat menjadi

kendala bagi masyarakat dalam membayar zakat di BAZNAS Kabupaten

Semarang karena publikasi tersebut dapat memberikan kepercayaan kepada

masyarakat untuk membayar zakat, sesuai dengan jawaban dari 46 orang

(92%) responden yang menyatakan setuju bahwa publikasi dari BAZNAS

Kabupaten Semarang, dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat

untuk membayar zakat.

Page 60: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

47

3. Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada BAZNAS Kabupaten

Semarang

Perolehan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan

adanya dorongan dan kebutuhan muzaki membayar zakat dipaparkan pada

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 42 orang (84%) responden

memiliki dorongan dan kebutuhan kuat dalam membayar zakat karena

percaya kepada BAZNAS Kabupaten Semarang.

4. Profesionalitas BAZNAS Kabupaten Semarang dalam Mengelola Dana

Zakat

Berdasarkan hasil wawancara, seluruh responden juga setuju bahwa

dalam pengelolaan dana zakat, BAZNAS Kabupaten Semarang harus

memberikan sikap yang profesional dan amanah. Hal ini dapat diartikan

bahwa jika BAZNAS Kabupaten Semarang dalam mengelola dan

menyalurkan zakat ternyata kurang terpercaya, profesional dan amanah,

maka bisa menjadi kendala bagi masyarakat dalam membayar zakat lewat

BAZNAS Kabupaten Semarang.

Sikap professional dari BAZNAS Kabupaten Semarang perlu

ditunjukkan dengan perilaku yang selalu mengedepankan sikap dan

tindakan yang dilandasi oleh tingkat kompetensi, kredibilitas, dan komitmen

serta nilai moral yang tinggi terhadap profesi atau pekerjaan yang dilakukan.

BAZNAS Kabupaten Semarang dalam menjalankan tugas secara

profesional perlu didukung oleh beberapa hal dalam diri tiap pengurus,

antara lain: (a) Skill, yang artinya pengurus BAZNAS Kabupaten Semarang

Page 61: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

48

harus benar-benar terdiri orang-orang yang ahli di bidangnya; (b)

Knowledge, yang artinya setiap orang yang menjadi pengurus BAZNAS

Kabupaten Semarang harus dapat menguasai; (c) Attitude, yang artinya

setiap orang yang menjadi pengurus BAZNAS Kabupaten Semarang tidak

hanya pintar, akan tapi juga harus mempunyai etika yang diterapkan

didalam bidangnya.

Setiap pengurus BAZNAS Kabupaten Semarang dituntut

mempunyai akhlaq yang benar-benar dapat dipercaya (amanah). Sifat

amanah ini dapat menjadikan setiap pengurus BAZNAS dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah

SWT dan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Beberapa hal yang menunjukkan bahwa BAZNAS Kabupaten

Semarang memiliki sifat amanah dalam pengelolaan zakat, dapat di lihat

dari lima aspek, yaitu; mentalitas, kapabilitas, akuntabilitas, profesionalitas,

dan ketepatan sasaran. Mentalitas. Perwujudan amanah dalam pengelolaan

zakat adalah bertanggungjawab dan memastikan seluruh bantuan dari

muzakki benar-benar di salurkan secara tepat sasaran dan tidak boleh ada

salah akad. Kapabilitas. Pada BAZNAS Kabupaten Semarang kapabilitas

amil zakat di tingkatkan melalui pelatihan dalam aspek; operasionalisasi

informasi teknologi (IT) yang digunakan dalam pelaporan, pelatihan ini di

peruntukkan bagi petugas amil di kelurahan dan kelurahan binaan.

Akuntabilitas. Sebagai upaya terwujudnya akuntabilitas, pada BAZNAS

Kabupaten Semarang idealnya terdapat tiga jenis pengawas, yaitu:

Page 62: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

49

pengawas organisasi, keuangan dan syariah. Ketiganya memiliki fungsi

yang berbeda-beda, di mana pengawas organisasi adalah PEMKAB Kab.

Semarang, dan pengawas keuangan adalah KPK, dan pengawas syariah

adalah para ulama’. Profesionalitas. Penerapan profesionalitas pada

BAZNAS Kabupaten Semarang terlihat dalam susunan organisasi, rencana

strategi yang terukur, pembagian tugas, langkah-langkah organisasai dan

sistem evaluasi. Rancangan kerja dan anggaran di susun setiap akhir tahun

untuk tahun yang akan datang.

Tepat sasaran. Aspek ini merupakan substansi dalam amanah

dengan cara memberikan hak kepada pemilik hak secara tepat. Dalam

konteks BAZNAS Kabupaten Semarang, pemberian dana kepada mustahiq

yang tepat sasaran merupakan refleksi dari amanah, penyaluran zakat

terlebih dahulu di konsultasikan kepada dewan syariah agar dana zakat

menjadi tepat sasaran.

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat

diketahui bahwa beberapa faktor yang dapat menjadi kendala seseorang

untuk memutuskan membayar zakat antara lain: (1) Religiusitas (ibadah)

berupa keyakinan bahwa membayar zakat itu lebih afdhal diberikan

langsung kepada mustahiq, (2) Sosialisasi dari BAZNAS Kabupaten

Semarang yang belum diketahui oleh masyarakat, (3) Tingkat Kepercayaan

Masyarakat kepada BAZNAS Kabupaten Semarang, (4) Profesionalitas

BAZNAS Kabupaten Semarang dalam Mengelola Dana Zakat.

Page 63: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Motivasi dan Kendala

Masyarakat dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Beberapa faktor yang dapat memotivasi seseorang untuk memutuskan

membayar zakat antara lain: (1) Religiusitas yang mencakup keyakinan,

praktek, pengalaman, dan pengetahuan agama, (2) Sosialisasi dari

BAZNAS Kabupaten Semarang melalui media sosial, komunikasi dan

mobilisasi masa, (3) Peran ulama, (4) Pengetahuan tentang Badan Amil

Zakat, (5) Peran pemerintah, (6) Adanya Hasrat dan Keinginan, (7)

Adanya Dorongan dan Kebutuhan, dan (8) Adanya Harapan dan Cita-cita

di Masa Depan.

2. Beberapa faktor yang dapat menjadi kendala seseorang untuk

memutuskan membayar zakat antara lain: (1) Religiusitas, dalam hal ini

berupa keyakinan bahwa membayar zakat itu lebih afdhal diberikan

langsung kepada mustahiq, (2) Sosialisasi dari BAZNAS Kabupaten

Semarang yang belum diketahui oleh masyarakat, (3) Tingkat

Kepercayaan Masyarakat kepada BAZNAS Kabupaten Semarang, (4)

Profesionalitas BAZNAS Kabupaten Semarang dalam Mengelola Dana

Zakat.

Page 64: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

51

B. Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketercapaian BAZNAS Kabupaten

Semarang dalam mensosialisasikan programnya melalui media sosial

kepada masyarakat belum dapat diketahui seluruhnya oleh masyarakat.

Oleh karena itu perlu peningkatan sosialisasi program kerja secara intensif

dan kontinyu.

2. BAZNAS Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan perolehan

pengumpulan dana Zakat Infaq dan Sodaqoh (ZIS), selain dengan

sosialisasi program kerja, masyarakat juga perlu mendapat pencerahan

dari ulama maupun pengurus BAZNAS Kabupaten Semarang bahwa

dengan menyalurkan ZIS melalui BAZNAS Kabupaten Semarang, maka

tidak mengurangi keutamaan dan pahala, jika dibandingkan dengan yang

disalurkan langsung kepada mustahiq.

3. Pemerintah provinsi Jawa Tengah diharapkan lebih berpartisipasi secara

aktif dalam dalam upaya membantu kinerja BAZNAS Kabupaten

Semarang dalam menghimpun dana zakat. Bentuk nyata dukungan ini

dapat berupa penguatan UU No. 23/2011 dengan cara mengeluarkan Surat

Edaran Gubernur tentang himbauan berzakat kepada masyarakat,

khususnya ASN dilingkungan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

50

Page 65: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mazni and Sapiei, Noor Sharoja, “Do religiosity, gender and

educational background influence zakat compliance? The case of

Malaysia Department of Accounting”, Journal Faculty of Business and

Accountancy, University of Malaya: Kuala Lumpur.

Al Ghazali, Imam Abu Muhammad bin Muhammad, Ihya Ulumuddin,

Penerjemah: Ahmad Rofi Usmani, Bandung: Penerbit Pustaka, 2007.

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam zakat dan wakaf, Jakarta: UI Press,

1988.

Al Kaysi, Marwan Ibrahim, Ad Daafi‟iyatu al Nafsiyatu fi al‟Aqidatu al

Islamiyahal Majalah Jami‟atu al Maliku Sa‟udi (10), Al „Ulum al

Tarbiyatu wa Darasatu al Islamiyah, 1, 1998.

Al-Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mahzab, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

_________________, Fiqih Islam Wa adillatuhu, Terjemahan Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jakarta: Gema Insani, 2001.

Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuat Nashori, Psikologi Islam Solusi Antara

Problem-Problem Psikologi, Yogyakarta: PustakaPelajar, 1994.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Hawwas, Abdul Wahhab Sayyed. Al

wasiatu fi Al fiqhi.

Bachmid, Gamsir, Ubud Salim, Armanu, Djumahir, “Perilaku Muzakki dalam

Membayar Zakat Mal (Studi Fenomenologi Pengalaman Muzakki di

Kota Kendari)”, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 10 Nomor 2 (2012).

Baidhawy, Zakiyuddin, “Pemberdayaan Mustad’afin melalui Filantropi Islam”,

Shabran, Edisi 01, Vol. XX (2007).

Beik, “Analisis Peran Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi kasus Dompet

Duafa Republika”, Jurnal Zakat & Empowering (2009).

Bukhari, Abu ‘Abdillah ibn Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim al-Mughirat ibn

Bardzab, al. Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar al-Fikr, Jilid VIII, T.Th.

Page 66: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

53

Daud, Zulkifli, Sanep Ahmad, dan Rahman, Aulia Fuad, “Model Perilaku

Kepatuhan Zakat: Suatu Pendekatan Teori”, Jurnal Iqtishoduna Vol. 7,

No. 1 (2011).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, Bandung: CV Diponegoro,

2010.

Dhaif, Syauqi. Al - Mu`jam al-Wasith, Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah,

Jilid 1 T.Th.

Dirgagunarsa, Singgih. Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

1996.

Glaachi, M. Studies in Islamic Economy, Kuwait: Dar An-Nafaes, 2000.

Hafidhuddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani

Press, 2002.

Hossain, Kamal. Zakat & Tax: Their Relation and Clarification, Sunman Group

of Companies, Chittagong.

http://www.baznas.org/, 2019.

Huda, Nurul et al., eds., Keuangan Publik Islam: pendekatan teoritis dan sejarah,

Jakarta: Kencana, 2012.

Irkhami, Nafis “Zakat, Kharaj, ’Ushr, And Jizya as The Instruments Of Islamic

Public Finance: A Contemporary Study”, SHARE: Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Islam Vol. 8, No. 1, 2019.

Irsyady, Kamran As’at, dkk, Fiqh Ibadah, Jakarta: Amzah, 2013.

Kanji, H. Abd. Hamid Habbe, “Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat”,

Jurnal (2011).

Kanji, Lusiana dkk, “Pengaruh Ibadah, Pengetahuan Zakat, Harta Kekayaan atau

Pendapatan, Peran Peran pemerintah, Peran Ulama, Kredibilitas

Lembaga Amil Zakat terhadap Motivasi Membayar Zakat”.

Karsino, “Peluang Kesediaan Karyawan untuk Dipungut Zakat Profesi dengan

Metode Withholding dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

(Penelitian Terhadap Karyawan Swasta Di Jakarta)” Tesis, Universitas

Indonesia, 2009.

Page 67: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

54

Lubis, Abdul Hafiz Daulay Irsyad, “Analisis Faktor-Faktor Penyebab

Keengganan Masyarakat Membayar Zakat melalui Instansi BAZIS/LAZ

di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3 No.4.

Mazaya, Dea. “Motivasi Muzakki Dalam Membayar Zakat Secara Langsung

Kepada Mustahik Di Surabaya”.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Mochlasin, “Zakat Untuk Mengurangi Angka Ketergantungan Ekonomi Dengan

Penyaluran Model Usaha Produktif “, Salatiga: INFERENSI, Jurnal

Penelitian Sosial Keagamaan IAIN Salatiga Vol. 9, No. 1 (2015).

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Remaja

Rosda Karya, 2008.

Muhammad, Musthafa. Asy -Syatibi al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, Kairo,

Jilid 2, T.Th.

Muthohar, Ahmad Mifdlol, “Preferensi Masyarakat terhadap Lembaga Zakat dan

Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Dana Zakat”, Salatiga: INFERENSI,

Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan IAIN Salatiga.

______________________, Potret Pelaksanaan Zakat di Indonesia Studi Kasus

di Kawasan Jalur Joglosemar, Salatiga: LP2M-Press, Institut Agama

Islam Negeri (IAIN), 2016.

Najed, Nasri Hamang, Ekonomi Islam, Parepare: LBH Press, 2010.

Nursyamsi, Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi Aksara,

2000.

Permenag RI Nomor 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara

Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta Pendayagunaan Zakat

untuk Usaha Produktif, 2014.

Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007.

Prezi, Analisis Persepsi, Motivasi dan Preferensi Muzakki Untuk Berzakat

Melalui Organisasi Pengelola Z/akat di Kota Bogor, 2014.

Puskas BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017, Jakarta: Pusat Kajian Strategis

BAZNAS, 2016.

Rahayu, Rusti. Faktor-faktor Determinan Motivasi Muzzaki Membayar Zakat ke

Lembaga Zakat.

Page 68: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

55

Sarea, Adel Mohammed, “Zakat as a Benchmark to Evaluate Economic Growth:

An Alternative Approach”, Ahlia University Manama: Kingdom of

Bahrain unting Department, International Journal of Business and Social

Science Vol. 3 No. 18 (2012).

Sarwat, Ahmad, Seri Fiqih Kehidupan (4): Zakat, Jakarta: Rumah Fiqih

Publishing, 2012.

Sarwono, “Analisis Perilaku Konsumen Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal

Inovasi Pertanian. Vol. 8 No.1 (2009).

Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2017.

Suharnan , Psikologi Kognitif , Surabaya : Srikandi, 2005.

Syafitra, Muhammad, “Persepsi Normatif Masyarakat terhadap Pembayaran Zakat

Fitrah Melalui Lembaga Amil Zakat (Studi di Kecamatan Mamajang

Kota Makassar”.

Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Qardhawi, Yusuf. Al-Ibadah fil-Islam, Beirut: Muassasah Risalah, 1993.

______________. Fiqhus Zakat, Beirut: Muassasah Risalah, 1991.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

Watson, P.J., et al., Negatively Reinforcing Personal Extrinsic Motivation,

Religious Orientation, Inner Awareness, and Mental Health in Iran and

The United State. The International Journal for The Psychology and

Religion, 2002, 12(4), pp.255-276.

Widiatmodjo, Bambang. Psikologi Umum, Diktat Perkuliahan, Surabaya: IAIN

Sunan Ampel Surabaya, 2004.

Yafie, Ali. Menggagas Fiqh Sosial, Bandung: 1994.

Page 69: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

LAMPIRAN

Page 70: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Lampiran 1. Pedoman Wawancara untuk Muzakki

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK MUZAKKI DI BAZNAS KABUPATEN SEMARANG

Isilah titik-titik di bawah ini atau beri tanda silang (X) pada salah satu

jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

A. IDENTITAS

1. Nama (boleh diisi dengan inisial):

2. Usia :

a. 21 tahun - 30 tahun

b. 31 tahun - 40 tahun

c. 41 tahun - 50 tahun

d. 51 tahun - 60 tahun

e. > 60 tahun

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-Laki

b. Perempuan

4. Tingkat Pendidikan :

a. SD

b. SMP/Sederajat

c. SMA/Sederajat

d. Diploma (D1,D2,D3)

e. Strata (S1,S2,S3)

5. Pekerjaan :

a. PNS/BUMD/BUMN

b. TNI/POLRI

c. Pegawai Swasta

d. Wiraswasta/Pengusaha

e. Lainnya..........

6. Pendapatan perbulan:

a. Rp.1 juta – Rp.3 juta

b. Rp.3 juta – Rp.5 juta

c. Rp.5 juta – Rp.10 juta

d. Rp.10 juta – Rp.50 juta

e. > Rp.50 juta

7. Berapakah jarak tempat tinggal atau kegiatan Bapak/Ibu dengan lokasi kantor

BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. < 1 Km

b. 1,1 Km-5 Km

c. 5,1 Km-10Km

d. 10,1 Km-15 Km

e. > 15 Km

Page 71: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

B. 1. RELIGIUSITAS (Keyakinan)

8. Yakinkah Bapak/Ibu bahwa dengan membayar zakat secara rutin maka semakin

banyak pula pahala yang akan anda dapat?

a. sangat yakin

b. yakin

c. tidak yakin

d. sangat tidak yakin

9. Yakinkah Bapak/Ibu bahwa ada hak orang lain dari harta yang kita miliki, dan itu

harus di zakatkan?

a. sangat yakin

b. yakin

c. tidak yakin

d. sangat tidak yakin

10. Yakinkah Bapak/Ibu bahwa membayar zakat itu lebih afdhal diberikan langsung

kepada mustahiq yang masih merupakan saudara?

a. sangat yakin

b. yakin

c. tidak yakin

d. sangat tidak yakin

B. 2. RELIGIUSITAS (Praktek Agama)

11. Pada saat Bapak/Ibu membayar zakat, sudah sesuaikah dengan niatan anda

sendiri?

a. sangat sesuai

b. sesuai

c. tidak sesuai

d. sangat tidak sesuai

12. Sudah berapa kali Bapak/Ibu menyalurkan dana zakat, infaq, atau sedekah di

BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. 1 Kali

b. 2 Kali

c. 3 Kali

d. 4 Kali

e. Lainnya……..

13. Jenis dana apa yang pernah atau paling sering Bapak/Ibu salurkan melalui

BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Zakat Fitrah

b. Zakat Maal/Harta

c. Infaq

d. Sedekah

Page 72: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

B. 3. RELIGIUSITAS (Pengalaman)

14. Benarkah ketika Bapak/Ibu sudah melakukan kewajiban zakat, anda merasa

lebih tenang dalam menjalani hidup?

a. sangat benar

b. benar

c. tidak benar

d. sangat tidak benar

15. Mengapa Bapak/Ibu memilih membayar zakat, infaq, dan sedekah di BAZNAS

Kabupaten Semarang ?

a. Teknik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang mudah

b. Pelayanan yang baik dan memuaskan

c. Lokasi yang strategis dan terjangkau

d. Lembaga zakat resmi milik pemerintah

e. Lainnya………

B. 4. RELIGIUSITAS (Pengetahuan Agama)

16. Apakah Bapak/Ibu sering hadir atau terlibat dalam kegiatan keagamaan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Jarang

d. Sangat Jarang

17. Tahukah Bapak/Ibu tentang perintah Allah SWT dalam hal membayar zakat

bagi orang yang mampu?

a. sangat tahu

b. tahu

c. tidak tahu

d. sangat tidak tahu

18. Tahukah Bapak/Ibu konsekuensi yang akan anda dapatkan jika tidak melaksakan

kewajiban membayar zakat?

a. sangat tahu

b. tahu

c. tidak tahu

d. sangat tidak tahu

B. 5. RELIGIUSITAS (Pengamalan)

19. Benarkah Bapak/Ibu rutin membayar zakat karna merasa sudah kewajiban anda

sebagai umat islam dan merasa golongan orang yang mampu?

a. sangat benar

b. benar

c. tidak benar

d. sangat tidak benar

Page 73: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

20. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyalurkan dana zakat, infaq, dan sedekah melalui

BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Dibayar langsung ke kantor BAZNAS Kabupaten Semarang

b. Transfer via ATM/Bank

c. Pegawai BAZNAS Kabupaten Semarang menjemput dana ZIS

d. Dibayar melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ)

e. Lainya………..

C. 1. SOSIALISASI (Media Sosial)

21. Pernahkah Bapak/Ibu mendengar dan menemui iklan di media sosial tentang

Badan amil zakat nasional (BAZNAS) semarang?

a. sangat pernah

b. pernah

c. tidak pernah

d. sangat tidak pernah

22. Menurut Bapak/Ibu apakah proses yang dilakukan BAZNAS dalam

mempromosikan BAZNAS melalui brosur, iklan media sosial, dan kegiatan

lainnya sudah efektif?

a. sangat efektif

b. efektif

c. tidak efektif

d. sangat tidak efektif

23. Menurut Bapak/Ibu jelaskah isi iklan yang dibuat Baznas dalam

menginformasikan perannya sebagai amil zakat?

a. sangat jelas

b. jelas

c. tidak jelas

d. sangat tidak jelas

24. Dalam pengenalan kepada masyarakat melalui promosi lewat media masa

apakah baznas sudah memberikan informasi yang lengkap mengenai

program-programnya?

a. sangat lengkap

b. lengkap

c. tidak lengkap

d. sangat tidak lengkap

25. Dari manakah Bapak/Ibu mengetahui tentang BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Surat Kabar/Majalah

b. Radio/Televisi

c. Pengurus/Pegawai BAZDASU

d. Teman/keluarga

e. Lainnya……

Page 74: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

C. 2. SOSIALISASI (Komunikasi)

26. Setujukah Bapak/Ibu bahwa dalam melayani calon donatur pihak baznas

memang harus memberikan sikap yang sopan dan ramah?

a. sangat setuju

b. setuju

c. tidak setuju

d. sangat tidak setuju

27. Setujukah Bapak/Ibu bahwa phak Baznas selain sopan dan ramah, Baznas juga

harus menanamkan sikap keterbukaan kepada masyarakat dalam pengelolaan

dan pendistribusian dana zakat?

a. sangat setuju

b. setuju

c. tidak setuju

d. sangat tidak setuju

28. Apakah Bapak/Ibu pernah diingatkan untuk membayar zakat, infaq, dan sedekah

oleh Pengelola BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Iya

b. tidak

29. Jika pernah, dengan cara apakah Bapak/Ibu diingatkan ?

a. Di telepon

b. Di surati

c. Di kunjungi langsung

d. Lainnya……….

30. Bagaimana pelayanan yang Bapak/Ibu peroleh dari BAZNAS Kabupaten

Semarang?

a. Sangat memuaskan

b. Memuaskan

c. Tidak memuaskan

d. Sangat tidak memuaskan

C. 3. SOSIALISASI (Mobilisasi Masa)

31. Pernahkah Bapak/Ibu ikut serta kegiatan yang dilakukan baznas dalam upaya

memberikan pengengetahuan tentang baznas entah itu seminar, baksos, maupun

lainnya?

a. sangat pernah

b. pernah

c. tidak pernah

d. sangat tidak pernah

Page 75: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

D. PERAN ULAMA

32. Apakah Ulama telah banyak menjelaskan tentang zakat?

a. Sangat banyak

b. Banyak

c. Sedikit

d. Sangat Sedikit

33. Apakah dari penjelasan tersebut, memotivasi Bapak/Ibu untuk membayar zakat?

a. Sangat memotivasi

b. memotivasi

c. Tidak memotivasi

d. Sangat tidak memotivasi

E. PENGETAHUAN

34. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang adanya lembaga penyalur zakat,

misalnya: BAZNAS, LAZIS, dan lain-lain?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

35. Apakah publikasi dari Badan Amil Zakat, dapat memberikan kepercayaan bagi

Bapak/Ibu untuk membayar zakat?

a. ya

b. tidak

36. Bagaimana menurut Bapak/Ibu lokasi BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Sangat baik dan sangat strategis

b. Baik dan Strategis

c. Kurang baik dan kurang strategis

d. Sangat Kurang baik dan tidak strategis

37. Bagaimana prosedur atau cara penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah yang

Bapak/Ibu rasakan melalui BAZNAS Kabupaten Semarang ?

a. Sangat mudah

b. Mudah

c. Sulit

d. Sangat Sulit

F. PERAN PEMERINTAH

38. Apakah progam pemerintah yang dicanangkan untuk menghimpun dana zakat

berjalan dengan baik?

a. Sangat baik

b. baik

c. Tidak baik

d. Sangat tidak baik

Page 76: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

39. Apakah mekanisme dan operasional BAZNAS Kab. Semarang telah sesuai

dengan syariat agama Islam serta peraturan perundangan Negara?

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Tidak sesuai

d. Sangat tidak sesuai

G. 1. MOTIVASI (Adanya Hasrat dan Keinginan)

40. Dengan adanya pengetahuan agama yang Bapak/Ibu dapatkan tentang

pentingnya berzakat, apakah anda ingin meningkatkan zakat anda?

a. sangat ingin

b. ingin

c. tidak ingin

d. sangat tidak ingin

41. Benarkah dengan adanya sosialisasi yang diberikan baznas, Bapak/Ibu menjadi

tertarik untuk membayarkan zakat anda di baznas?

a. sangat benar

b. benar

c. tidak benar

d. sangat tidak benar

G. 2. MOTIVASI (Adanya Dorongan dan Kebutuhan)

42. Apakah Bapak/Ibu merasa terdorong untuk berzakat di BAZNAS karena

terpercaya?

a. sangat benar

b. benar

c. tidak benar

d. sangat tidak benar

43. Saat Bapak/Ibu ingin berzakat, apakah merasa perlu ada suatu lembaga yang

mampu menyalurkan zakat anda dengan tepat?

a. sangat perlu

b. perlu

c. tidak perlu

d. sangat tidak perlu

44. Dengan Bapak/Ibu mengetahui bahwa baznas adalah salah satu lembaga milik

pemerintah, tertarikkah anda untuk membayarkan zakat anda di baznas?

a. sangat tertarik

b. tertarik

c. tidak tertarik

d. sangat tidak tertarik

Page 77: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

45. Setujukah Bapak/Ibu bahwa dalam pengelolaan dana zakat, baznas harus

memberikan sikap yang profesional dan amanah?

a. sangat setuju

b. setuju

c. tidak setuju

d. sangat tidak setuju

G. 3. MOTIVASI (Adanya Harapan dan Cita-cita di Masa Depan)

46. Benarkah Bapak/Ibu ikut membayar zakat karena berharap bisa membantu

meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya kalangan menengah

kebawah?

a. sangat benar

b. benar

c. tidak benar

d. sangat tidak benar

Keterangan :

1. Pedoman wawancara yang berkaitan dengan motivasi dan kendala membayar

zakat adalah soal nomor 6 sampai dengan 47.

2. Jawaban-jawaban soal yang berkonotasi positif (kuat), diklasifikasikan sebagai

faktor yang memotivasi muzakki dalam membayar zakat.

3. Jawaban-jawaban soal yang berkonotasi negatif (lemah), diklasifikasikan

sebagai faktor yang menghambat muzakki dalam membayar zakat.

Page 78: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Wawancara Motivasi dan Kendala Masyarakat

dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Semarang.

Tabel 1. Usia Responden

No. Usia Jumlah Presentase

1. 21 – 30 Tahun 4 8 %

2. 31 – 40 Tahun 20 40 %

3. 41 – 50 Tahun 17 34 %

4. 51 – 60 Tahun 8 16 %

5. > 60 Tahun 1 2 %

Total 50 100 %

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Tabel 2. Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 30 60%

2. Perempuan 20 40%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2019.

Tabel 3. Pendidikan Terakhir Responden

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1. SD 2 4 %

2. SMP 1 2 %

3. SMA 9 18 %

4. Diploma 4 8 %

5. Sarjana 34 68 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Page 79: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Tabel 4. Pendapatan

No. Gaji Perbulan Jumlah Persentase

1. 1 Juta – 3 Juta 22 44 %

2. 3 Juta – 5 Juta 16 32 %

3. 5 Juta – 10 Juta 9 18 %

4. 10 Juta – 50 Juta 3 6 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Tabel 5. Jarak Tempat Tinggal

No. Jarak Tempat Tinggal Jumlah Persentase

1. 1,1 Km – 5 Km 6 12 %

2. 5,1 Km – 10 Km 4 8 %

3. 10,1 Km – 15 Km 8 16 %

4. > 15 km 32 64 %

Total 50 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Tabel 6

Faktor Religiusitas dengan Indikator Praktek Agama

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai Abstain

1

Pada saat membayar zakat,

sudah sesuai dengan niat

sendiri

0 0 29 21 0

Jumlah 0 0 29 21 0

Prosentase 0.00 0.00 58.00 42.00 0.00

Page 80: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Tabel 7

Faktor Religiusitas dengan indikator Pengalaman

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Benar

Tidak

Benar Benar

Sangat

Benar Abstain

1

Ketika melakukan kewajiban

zakat, anda merasa lebih tenang

dalam menjalani hidup

0 1 23 26 0

Jumlah 0 1 23 26 0

Prosentase 0.00 2.00 46.00 52.00 0.00

Tabel 8

Faktor Religiusitas dengan indikator Pengetahuan Agama

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sering/Tahu

Tidak

Sering

/ Tahu

Sering

/ Tahu

Sangat

Sering

/ Tahu

Abstain

1

Sering hadir atau

terlibat dalam kegiatan

keagamaan

1 9 28 12 0

2

Pengetahuan tentang

perintah Allah SWT

dalam hal membayar

zakat bagi orang yang

mampu

0 0 34 16 0

3

Pengetahuan tentang

konsekuensi yang

akan didapatkan jika

tidak melaksakan

kewajiban membayar

zakat

0 1 33 16 0

Jumlah 1 10 95 44 0

Prosentase 0.67 6.67 63.33 29.33 0.00

Page 81: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Tabel 9. Faktor Religiusitas dengan indikator Pengamalan

No. Pernyataan Sangat

Tidak

Benar

Tidak

Benar Benar

Sangat

Benar Abstain

1

Membayar zakat karna

merasa sudah kewajiban

sebagai umat islam dan

golongan orang yang mampu

0 1 29 20 0

Jumlah 0 1 29 20 0

Prosentase 0.00 2.00 58.00 40.00 0.00

Tabel 10

Faktor Sosialisasi dengan indikator Media Sosial

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Pernah /

efektif /

jelas /

lengkap

Tidak

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Sangat

Pernah/

efektif /

jelas /

lengkap

Abstain

1

Mendengar dan menemui

iklan di media sosial

tentang Badan amil zakat

nasional (BAZNAS)

semarang

1 25 23 1 0

2

Efektifitas proses yang

dilakukan BAZNAS

dalam mempromosikan

BAZNAS media sosial

6 18 26 0 0

3

Isi iklan yang dibuat

Baznas dalam

menginformasikan

perannya sebagai amil

zakat

7 15 28 0 0

4

Baznas sudah

memberikan informasi

yang lengkap mengenai

program-programnya

10 21 19 0 0

Jumlah 14 58 77 1 0

Prosentase 9.33 38.67 51.33 0.67 0.00

Page 82: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Tabel 11

Faktor Sosialisasi dengan indikator Komunikasi dan Mobilisasi Masa

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

/Pernah

Tidak

Setuju/

Pernah

1 Dalam melayani calon donatur pihak baznas memang

harus memberikan sikap yang sopan dan ramah 0 0

2

Baznas harus menanamkan sikap keterbukaan kepada

masyarakat dalam pengelolaan dan pendistribusian

dana zakat

0 0

3 Keikutsertaan muzakki dalam kegiatan yang dilakukan

baznas 3 30

Jumlah 3 30

Prosentase 2.00 20.00

Tabel 12. Faktor Peran Ulama

No

. Pernyataan

Sangat

Tidak

Banyak /

Memotiva

si

Tidak

Banyak/

Memotiva

si

Banyak/

Memotiva

si

Sangat

Banyak/

Memotiva

si

Abstai

n

1

Intensitas Ulama

dalam

menjelaskan

tentang zakat

3 7 30 10 0

2

Penjelasan ulama

memotivasi

untuk membayar

zakat

2 3 14 31 0

Jumlah 5 10 44 41 0

Prosentase 5.00 10.00 44.00 41.00 0.00

Page 83: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Lampiran 4. Foto Kegiatan BAZNAS Kabupaten Semarang

Bantuan Kebakaran

Pembagian Zakat Fitrah

Bantuan Rumah Ibadah

Page 84: MOTIVASI DAN KENDALA MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6187/1/TESIS FINAL ( DAKHOR… · 2 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung, 1994, 231

Santunan Anak Yatim / Piatu

Bantuan Korban Merapi

Foto tersebut diambil dari : http://www.baznas.org/album.html