monev puskesmas playen

83
VISI DAN MISI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010 VISI : Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Playen II untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri MISI : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan. 2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik STRATEGI : 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. 3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. 6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab BENTUK KEGIATAN : 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral

Upload: putri-hapsari

Post on 14-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bnmb,nb

TRANSCRIPT

VISI DAN MISI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010VISI :Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Playen II untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiriMISI :1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan4. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baikSTRATEGI :1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan yang bertanggungjawabBENTUK KEGIATAN :1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral1. Mengoptimalkan koordinasi dan jejaring lintas sektoral dan lintas program di tingkat kecamatan2. Membuat jejaring dengan lembaga di tingkat desa dalam rangka implementasi program kesehatan.3. Membuat jejaring dengan kader sebagai pelaksana program kesehatan di masyarakat4. Membina posyandu, desa siaga yang telah ada di masyarakat5. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan di sekolah ataupun pondok pesantren2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas yang tersedia2. Mengoptimalkan peran SDM sesuai tupoksi pelayanan yang ada3. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap sesuai perkembangan jaman4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar5. Melaksanakan rujukan horizontal dalam rangka meningkatkan peran klinik sehat, dengan tetap memberikan pelayanan rujukan vertikal sesuai standar.6. Meningkatkan koordinasi antar unit pelayanan3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat1. Mendorong masyarakat untuk mendukung pendanaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat2. Merencanakan anggaran kegiatan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat3. Mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) melalui dana yang ada.4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.1. Melaksanakan transfer ilmu (kalakarya) dari SDM yang mengikuti pelatihan kepada rekan-rekan lainnya.2. Membuat peta jabatan sesuai dengan kompetensi yang ada3. Melaksanakan analisis beban kerja dan mutasi internal5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.1. Mengoptimalkan peran apotek dan gudang obat dalam pelayanan kesehatan2. Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi penggunaan obat pelayanan kesehatan3. Mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan obat dan alkes4. Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu setiap bulan2. Menanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen yang disampaikan3. Melaksanakan lokmin tribulanan secara rutinFiled under:Uncategorized| Ditandai:PUSKESMAS,PUSKESMAS PLAYEN II,visi misi,visi misi puskesmas|Leave a comment DANA BOKPosted on28 Mei 2010by uptpuskesmasplayeniiApa itu dana BOK ?BOK adalah singkatan dari Bantuan Operasional Kesehatan. Untuk tahun 2010 ini adalah tahap uji coba. Tahun 2011 semua puskesmas mendapatkan anggaran 100 juta rupiah, dana BOK untuk promotif preventif. Sehingga pada akhirnya, di tahun 2011, dana Jamkesmas khusus untuk pelayanan kesehatan, dana BOK khusus untuk promotif dan preventif. Dengan adanya dan BOK, diharapkan kinerja puskesmas meningkat, dan Standar Pelayanan Minimal tercapai.Yang jadi pertanyaan, apakah dengan adanya dan BOK, maka untuk tahun 2011 alokasi dana Jamkesmas ke Puskesmas menurun? Secara logika untuk puskesmas yang hanya melayani rawat jalan maka setoran klaim rawat jalan dari jamkesmas hanya sedikit, berbeda dengan yang rawat inap, kadang sampai kurang. Selama ini untuk puskesmas rawat jalan, dana lebih kesedot ke kesehatan masyarakat. Sehingga di tahun 2011 kemungkinan jika dana Jamkesmas khusus pelayanan kesehatan saja, maka untuk puskesmas rawat jalan akan bersisa. Sedangkan dana BOK yang 100 juta untuk promotif preventif, mungkin saja, bisa saja kurang. Apakah ada solusinya ? Bisakah untuk 2011 jamkesmas dan BOK saling mengisi kekurangan dan kelebihan?Filed under:Uncategorized| Ditandai:Bantuan Operasional Kesehatan,dana BOK|Leave a comment PENILAIAN KINERJA 2010Posted on28 Mei 2010by uptpuskesmasplayenii

BAB IPENDAHULUAN1. LATAR BELAKANGDalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah di bangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :1. Perencanaan tingkat Puskesmas2. Lokakarya Mini Puskesmas3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui penerapanquality assurance).Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja Puskesmas.B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMASPenilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas.Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaiankinerjanya.Padasetiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS1. Tujuan1. Tujuan UmumTercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.b.Tujuan Khusus1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.2). Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.3). Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.2. 2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai.2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out putdanout come)3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMASRuang lingkup kinerja puskesmas meliputipenilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010.BAB IIPELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA1. BAHAN DAN PEDOMANBahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.B. TEKNIS PELAKSANAANTeknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010, sebagaimana berikut di bawah ini:1. Pengumpulan Data.Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2009 ( Januari s.d Desember 2009 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2009.2. Pengolahan Data.Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana berikut di bawah ini :1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan KesehatanCakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) =Hx 100%TCakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (SV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atauV (%) = SVnJadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil 91 %2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 90 %3. Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil 80 %b. Penilaian Kegiatan Manajemen PuskesmasPenilaian kegiatan manajemen puskesmasdikelompokkan menjadi empat kelompok :1. Manajemen Operasional Puskesmas2. Manajemen alat dan obat3. Manajemen keuangan4. Manajemen ketenagaanPenilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut : Skala 1 nilai 4 Skala 2 nilai 7 Skala 3 nilai 10Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok manajemen.Cara Penilaian :1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel3. Hasil rata rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :Baik : Nilai rata rata > 8,5Cukup: Nilai 5,5 8,4Kurang: Nilai < 5,c. Penilaian mutu pelayananCara Penilaian :1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel3. Hasil rata rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :* Baik : Nilai rata rata > 8,5* Cukup: Nilai 5,5 8,4* Kurang: Nilai < 5,BAB IIIHASIL KINERJA UPT PUSKESMAS PLAYEN IITAHUN 2010Hasil Kinerja Puskesmas Playen II Tahun 2010 berdasarkan data tahun 2009 dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini:A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan1. Upaya Kesehatan WajibTabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010NOKOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIBHASIL CAKUPAN (%)TINGKAT KINERJAKETERANGAN

1UPAYA PROMOSI KESEHATAN79%KurangBaik 91 %

2UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN92%BaikCukup 81-90 %

3UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB96%BaikKurang 80%

4UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT93%Baik

5UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR80%Kurang

6UPAYA PENGOBATAN97,45%Baik

Rata-rata Kinerja90%Cukup

1. Upaya Kesehatan PengembanganTabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010NOKOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGANHASIL CAKUPAN (%)TINGKAT KINERJAKETERANGAN

1Upaya Kesehatan Usia Lanjut83%CUkupBaik 91 %

2Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan100%BaikCukup 81-90 %

3Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan pendengaran100%BaikKurang 80%

4Kesehatan Jiwa40%Kurang

5Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi83%Cukup

6Perawatan Kesehatan Masyarakat100%Baik

Rata-rata Kinerja84%Cukup

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata rata nilai upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Playen II adalah : 85,5 % (cukup)B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen UPT Puskesmas Playen IITabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010NO.KOMPONEN MANAJEMEN PUSKESMASCAKUPAN KEGIATANTINGKAT KINERJAKETERANGAN

1MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS8,71baikBaik 8,5

2MANAJEMEN ALAT DAN OBAT7,6sedangCukup 5,5 8,4

3MANAJEMEN KEUANGAN10baikKurang < 5,5

4MANAJEMEN KETENAGAAN9,25baik

Rata-rata8,89baik

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas Playen II tahun 2009 adalah : 8,89 (Kinerja Baik )1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen IITabel. 4. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010NoJENIS KEGIATANCakupanNilaiTingkat Kinerja

1Drop out pelayanan ANC (K1-K4)0%10Baik

2Persalinan oleh tenaga kesehatan98,97%10Baik

3Penanganan komplikasi obstetri / resiko tinggi100%10Baik

4Kepatuhan terhadap standar ANC100%10Baik

5Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru100%10Baik

6Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas96%10Baik

Rata-rata nilai10Baik

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Playen II tahun 2009 adalah 10 ( termasuk kinerja Baik )1. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010No.Komponen KegiatanPencapaianTingkat KinerjaKeterangan

1Pelayanan Kesehatan85,5 %Cukup

2Manajemen8,89Baik

3Mutu10Baik

Rata-rata Kinerja

BAB IVANALISIS HASIL KINERJA1. Perbandingan Hasil Kinerja Tahun 2009 dengan Tahun 2010Belum dapat dibandingkan karena pada tahun 2009 menggunakan penilaian kinerja dengan CMI tool.1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan Pengembangan) UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, yang termasuk kurang yaitu : upaya promosi kesehatan (79 %) dan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (80 %).Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.

Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya mencapai 20 %, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 90 %.

Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang kurang adalah di tempat-tempat umum.

Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 94 % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 55 %. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa.

Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan ibu (95 %), Kesehatan Bayi (100%), Upaya Kesehatan bayi dan Anak Prasekolah (92 %), Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (100 %), Pelayanan Keluarga Berencana (94 %). Untuk Upaya Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah kami belum mengadakan kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat dinilai.

Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil resti 82 %.

Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat badannya (60%).

Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %. Untuk DBD dikarenakan ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia.Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang berkunjung dalam tahun 2009 hanya 91 %

Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang belum mencapai 100 % adalah Upaya kesehatan Usila 83 %, Kesehatan Jiwa 40 % dan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 83 %. Hal ini dikarenakan tidak semua kelompok usila yang dibina, dipantau kesehatannya oleh nakes (67 %), Pembinaan sikat gigi massal di SD/MI 31 %. Untuk keswa dijabarkan pada grafik di bawah ini :

1. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen PuskesmasKinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan. Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010.

Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5), tetapi masih ada yang sedang yaitu manejemen alat dan obat 7,6 dikarenakan tidak semua ruangan terdapat daftar inventaris barang, dan updating data alat tidak rutin dilaksanakan.

Untuk kinerja manajemen operasional puskesmas lokmin tribulanan kurang terlaksana, dan pengiriman laporan masih kurang cepat.

Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada masalah inventarisasi barang : tidak terdapat daftar inventaris barang yang terpasang di ruangan, kemudian updating data inventaris kurang rutin.Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.

Untuk kinerja manjemen ketenagaan, belum semua petugas membuat rencana kerja bulanan.1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan KesehatanUntuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai baik.1. Hasil Kinerja UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010Tabel 6. Trend Pencapaian Kinerja UPT Puskemas Playen IINOJenis KegiatanPencapaianTrend

Tahun 2009Tahun 2010

1Cakupan Pelayanan Kesehatan85,5 %

2Manajemen Puskesmas8,89

3Mutu Pelayanan Kesehatan10

Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2010 pedoman penilaiankinerja puskesmas dipergunakan.1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIFPEMECAHAN MASALAHDengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan:1. Kategori Kinerja Baik- Upaya Kesehatan Lingkungan- Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat- Upaya Pengobatan- Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan- Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran- Perawatan Kesehatan Masyarakat2. Kategori Kinerja Cukup- Upaya Kesehatan Usia Lanjut- Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi3. Kategori Kinerja Kurang- Promosi Kesehatan- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular- Kesehatan JiwaSelanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup & kurang. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :1. Penilaian Kinerja Cukup1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %Permasalahan :1. Penanggung jawab program sedang mengambil ijin belajar DIII kebidanan, sehingga kegiatan posyandu lansia kurang terpantau2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari, sehingga petugas usila tidak dapat rutin hadir untuk ikut pembinaan4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke posyandu, sehingga seakan-akan posyandu usila hanya untuk berobat saya.Pemecahan :5. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur6. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa7. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga dapat secara mandiri melaksanakan kegiatan posyandu usila8. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu usila, dan kegiatan apa saja yang ada di dalamnya2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai 83 %. Disebabkan oleh : pembinaan dan bimbingan sikat gigi missal pada SD/MI 31 %.Permasalahan :1. Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas Playen II 25 sekolah, sedangkan petugas UKS juga bertugas di Poli Gigi Puskesmas.2. Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak dapat mencakup seluruh SD/MI3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat membimbing teman-temannya untuk berPHBSPemecahan :4. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana5. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa6. Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang belum dilatih dokter kecil2. Penilaian Kinerja Kurang1. Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program bayi mendapatkan ASI Eksklusif 20 %. Permasalahan :1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Esklusif2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu yang mempromosikan penggunaan susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas kesehatan) yang memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan tanpa indikasi medis.3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, kebanyakan sekarang wanita adalah pekerja sehingga kadang pemberian ASI eksklusif hanya sampai usia 3 bulanPemecahan :4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya Asi Eksklusif.5. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dengan nilai 80 %. Untuk program ISPA masih 0 %, ABJ 60 %Permasalahan ISPA :1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena biasanya sudah dalam kondisi buruk, tidak dibawa lewat puskesmas3. Pendanaan program ISPA tidak adaPemecahan ISPA :4. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan masyarakat.5. Dibuat protap diagnosis Pneumonia6. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten7. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana DesaPermasalahan ABJ :8. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada kasus9. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSNPemecahan ABJ :10. Menggalakkan kembali gerakan PSN11. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin3. Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %Permasalahan :1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih kurang2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang gangguan jiwa3. Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.Pemecahan :4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat melakukan penyuluhan tentang gangguan jiwa ke masyarakat.5. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.6. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi masyarakat agar segera memeriksakan keluarganya bila ada yang menderita gangguan jiwaUntuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada, updating barang masih kurang.Permasalahan :1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.2. Tenaga rangkapPemecahan masalah :1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barangBAB VPENUTUPA.KesimpulanUPT Puskesmas Playen II telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2010 dengan hasil sebagai berikut :1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai85,5 %termasuk kategori kinerjaCukup2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai8,89termasuk kategori kinerjaBaik3. Kinerja mutu yankes dgn nilai10Termasukkategori kinerjaBaik1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :1. Kategori Kinerja Baik- Upaya Kesehatan Lingkungan- Upaya Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat- Upaya Pengobatan- Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan- Perawatan Kesehatan Masyarakat1. Kategori Kinerja Cukup- Upaya Kesehatan Usia Lanjut- Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi1. Kategori Kinerja Kurang- Promosi Kesehatan- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular- Kesehatan Jiwa5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang adalah manajemen alat dan obat.B.Saran dan Usul Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor sertaberbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat Diharapkan untuk tahun tahun ke depan, masing masing program dapat meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program program yang hasil pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran. Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan menghadapi masalah masalah yang timbul. Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupunFiled under:PENILAIAN KINERJA| Ditandai:PENILAIAN KINERJA,penilaian kinerja 2010,penilaian kinerja puskesmas,puskesmas gunungkidul,PUSKESMAS PLAYEN II|3 Comments Profil 2010Posted on23 Februari 2010by uptpuskesmasplayeniiBAB I PENDAHULUAN1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010Profil UPT Puskesmas Playen II adalah gambaran situasi kesehatan di UPT Puskesmas Playen II yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.Penerbitan profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Playen II khususnya tahun 2009 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.Profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010 .2.TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL2.1. Tujuan UmumTujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen II ini adalah untuk memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya2.2. Tujuan KhususDiperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Playen II, yang menyangkut data-data sebagai berikut : 1. data/informasi derajat kesehatan masyarakat 2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan 3. data/informasi kesehatan lingkungan 4. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan3. MANFAATManfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan langkah-langkah selanjutnya khususnya pembangunan di bidangkesehatan.Jugadiharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten.4. SISTEMATIKA PENYAJIANUntuk memudahkan dalam hal pemahaman terhadap profil ini, maka di sini dikemukakan gambaran singkat secara keseluruhan tentang isi dari profil, adapun isi profil masing-masing bab adalah sebagai berikut ini :Bab I PENDAHULUANBab ini menyajikan secara singkat tentang latar belakang, tujuan, manfaat serta sistematika penyajian.Bab II GAMBARAN UMUMBab ini menyajikan gambaran umum UPT Puskesmas Playen II yang meliputi keadaan geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan keadaan ekonomiBab III PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN IIBab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta Strategi UPT Puskesamas Playen II. Selain itu juga diuraikan Program-program Kegiatan UPT Puskesmas Playen II yang dilaksanakan dalam tahun 2009.Bab IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN IIBab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil yang dicapai oleh UPT Puskesmas Playen II yang meliputi derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan uraian hasil pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lain yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Playen II.Bab V. KESIMPULANBab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disimak dari profil UPT Puskesmas Playen II di tahun 2010. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya mencapai Indikator Indonesia Sehat 2010.LAMPIRANLampiran berisi seluruh tabel induk yang digunakan dalam penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen IIBAB IIGAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PLAYEN II1. KEADAAN GEOGRAFISUPT Puskesmas Playen II merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Playen, terletak di sebelah Barat Kota Kecamatan Playen kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di Padukuhan Sawahan I, Desa Bleberan. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 6 desa, 50 dusun, namun hanya 2 desa yang paling strategis mengakses ke UPT Puskesmas Playen II yaitu Desa Bleberan dan Dengok, sedangkan 4 wilayah desa lainnya yaitu Plembutan, Banyusoca, Ngleri dan Getas selain ke Pustu terdekat (4 pustu) secara geografis lebih mudah mendapatkan pelayanan ke luar wilayah, baik di Puskesmas Playen I, Paliyan, Patuk I, Wonosari II maupun RSUD Wonosari, dengan batasannya :Gambar.1. Peta wilayah Kerja UPT Puskesmas Playen II

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patuk Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggang dan Paliyan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wonosari dan Wilayah kerja UPT Puskesmas Playen IGambar. 2. Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009gambar 1Sumber data : Kecamatan Playen Dalam Angka 2008Diagram di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa Banyusoca, lalu Desa Bleberan, Ngleri, Getas, Plembutan dan terakhir Desa Dengok. Dengan total wilayah seluas 63,83 km21. KEADAAN PENDUDUK2. Kepadatan PendudukJumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga merupakan beban dalam pebangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber Data : Profil Kecamatan Playen tahun 2009Diagram di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di desa Banyusoca (5711 jiwa), paling sedikit Desa Dengok (1307 jiwa)Gambar.4. Kepadatan Penduduk Di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber Data : Profil Kecamatan Playen 2009Gambar di atas memperlihatkan Desa Plembutan merupakan Desa yang terpadat penduduknya( 802 jiwa), dan Desa Terjarang adalah Ngleri. Wilayah UPT Puskesmas Playen II dengan total Penduduk 21002 jiwa, 6695 KK, kepadatan rata-rata 329 jiwa/km2, rata-rata 3 jiwa /KK3. Keadaan EkonomiGambar. 5. Mata Pencaharian Masyarakat di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sumber data : Kecamatan Playen dalam Angka 2008Dari Diagram di atas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II adalah pertanian 5843 orang, pertambangan 146 orang, industry 85 orang dan bangunan 6 orang.1. Sex RatioSex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah tertentu.Dari gambar 6 di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk Desa Banyusoco sex ratio 92,6, Bleberan 91,3, Dengok 91,4, Getas 85,3, Ngleri 105,2, Plembutan 91,8. Untuk Desa Ngleri jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.2. Dependency Ratio3. PendidikanBAB IIIPEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II1.VISI, MISI DAN STRATEGI UPT PUSKESMAS PLAYEN II1.1. Visi: sebagai promotor untuk mewujudkan masyarakat sehat 2010 di wilayah kerja Puskesmas Playen II1.2.Misi:1. Menyelenggarakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang komprehensif berdasar standar kualitas2. menyelenggarakan upaya promotif dan preventif untuk memperkokoh derajad kesehatan masyarakat3. Menyelenggarakan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan sebagai pilar tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan1.3.Strategi1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk2. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat3. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.4. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi denganstake holder5. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan2. BENTUK KEGIATAN Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia1. Pelayanan registrasi2. Pelayanan BP3. Pelayanan KIA KB4. Pelayanan gigi5. Pelayanan imunisasi6. Pelayanan laboratorium7. Pelayanan farmasi8. Pelayanan klinik sehat Mengoptimalkan pelayanan UGD (setelah pukul 12.00 hingga 13.30) Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan dengan keramah tamahan Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan klinik sehat, dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :1. Konsultasi gizi2. Konsultasi sanitasi3. Konsultasi PHBS4. Konsultasi medis5. Konsultasi gigi6. Konsultasi KIA dan KB dll. Mengupayakan dan mengoptimalkan rujukan kasus dari klinik BP, KIA/KB dan Gigi ke klinik Sehat. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan di klinik sanitasi. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia di Pustu Pelayanan registrasi Pelayanan BP Pelayanan KIA KB Pelayanan gigi Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu, efisien dan dengan keramah tamahan Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk/Pustu Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif maupun pasif Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di tingkat desa. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada masyarakat melalui tokoh masyarakat Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu Mengoptimalkan peran petugas pembina wilayah desa Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan masyarakat Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan kesehatan pada institusi pendidikan dan pondok pesantrenBAB IVPENCAPAIAN PROGRAM KESEHATANDI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 20091. DERAJAT KESEHATANGambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator Mortalitas, Morbiditas dan status gizi. Mortalitas dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari indikator angka kesakitan Malaria per 1000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru per 1000 penduduk, Angka Akut Flacid Paralysis (AFP) dan angka kesakitan Demam Berdarah dengue (DBD) per 100000 penduduk. Sedangkan status Gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan Status Gizi di bawah Garis Merah pada KMS, Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).1. Angka Kematian (Mortalitas)Angka kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.Pada tahun 2009 terdapat 2 kasus kematian bayi, tidak terdapat kematian ibu hamil, dan tidak terdapat kematian Balita.Gambar.11. Jumlah Kasus Kematian Bayi, Lahir Mati Dan Kematian Ibu Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009Dari gambaran di atas terdapat penurunan kasus bayi mati yang disebabkan oleh Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),1.1.1.Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian bayi berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adapun angka target AKB tahun 2010 adalah 40 per seribu kelahiranhidup.AngkaKematian Bayi per 1000 kelahiran hidup di wilayah UPT Puskesmas Playen II sangatbervariasi.Padatahun 2006 terdapat 1 kasus kematian bayi dari 309 kelahiran hidup, tahun 2007 terdapat 5 kasus kematian bayi dari 268 kelahiran hidup, pada tahun 2008 terdapat 3 kasus kematian bayi dari 284 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 terdapat 2 kasus kematian bayi dari 289 kelahiran hidup. Bila dituangkan ke dalam rumus maka AKB tahun 2006 adalah 3,24 ; tahun 2007 18,66, tahun 2008 10,56, dan tahun 2009 6,92. Ada kecenderungan penurunan kasus. Tetapi ini pun sudah mencapai target 2010.Gambar.12. Angka Kematian Bayi Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 20091.1.2. Angka Kematian BalitaAngka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur AKUNTABILITAS SANGAT BAGUSDalam memberikan pelayanan, institusi ini telah menjalankan praktek akuntabiltas pelayanan publik.Artinya, masyarakat pengguna layanan telah merasa sesuai dengan standar norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat yang menyangkut: sisi administratif (keuangan), legal, profesional dan moral. Dengan kesadaran penuh dari para karyawannya untuk menjalankanGood Governance.1. KUALITAS PELAYANANTotal Skor Kualitas Pelayanan : 126 > KUALITAS PELAYANAN SANGAT BAGUSDalam memberikan pelayanan, institusi ini telah menjalankan pelayanan berkualitas dalam pelayanan publik.Artinya, masyarakat pengguna layanan telah diberikan pelayanan berkualitas dalam hal-hal yang menyangkut: transparansi, partisipasi atau akuntabilitas. Dengan kesadaran penuh dari para karyawannya untuk menjalankanGood Governance.==================================================================================BAB IVKESIMPULAN1. Transparansi dari UPT Puskesmas Playen II adalah bagus2. Partisipasi dari UPT Puskesmas Playen II adalah sangat bagus3. Akuntabilitas dari UPT Puskesmas Playen II adalah sangat bagus4. Kualitas pelayanan dari UPT Puskesmas Playen II adalah sangat bagusFiled under:PENILAIAN KINERJA| Ditandai:CMI TOOLS,GUNUNGKIDUL,PENILAIAN KINERJA,PUSKESMAS PLAYEN II|Leave a comment Tidur Yang Baik Mempengaruhi Penurunan TekananDarahPosted on13 Juni 2009by uptpuskesmasplayeniiTIDUR YANG BAIK BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN TEKANAN DARAHDiterjemahkan dari Medscape CME oleh dr. Damayanti MustikariniBerdasarkan penelitian oleh Dr. Kristen Knutson yang diterbitkan 8 Juni 2009, pada Archives of Internal Medicine didapatkan hasil bahwa tidur malan yang baik dapat menurunkan tekanan darah. Knutson menerangkan bahwa ada hubungan tidur kurang dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini menilai lamanya tidur dan kualitasnya dengan melihat grafik pergelangan tangan.Grafik ini disebutActiwatch-16 wrist-activity monitor, berisi sensor yang menghitung gerakan pergelangan tangan dalam 30 detik, yang memperlihatkan apakah subjek tidur atau bangun. Dan divalidasi dengan polysomnography sebagai penilaian lam dan kualitas tidur.Dari penelitian itu didapatkan orang yang sedikit tidur mempunyai peningkatan tekanan darah yang lebih besar dalam 5 tahun, daripada yang tidurnya lebih lama. Saat kita tidur, sangat penting bagi tubuh kita, termasuk fungsi imun dan metabolisme glukosa, penurunan tekanan darah.Sangat penting lamanya tidur, 5 -6 jam di malam hari masih belum cukup. Tujuh jam adalah minimum.Penelitian ini diikuti oleh 578 orang yang diukur tekanan darahnya pada tahun 2000-2001, dan pada 2005-2006. Dan diperiksa dengan wrist actigraphy pada 2003 dan 2005. Hasil memperlihatkan bahwa tidur yang pendek dan kualitas tidur yang kurang berhubungan significan dengan tekanan darah yang lebihtinggi daripada 5 tahun sebelumnya.Kemungkinan hal ini disebabkan oleh tidur yang kurang akan meningkatkan aktifitas syaraf simpatis, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah jika berlangsung kronik.Dapat disimpulkan bahwa dengan tidur yang cukup minimal 7 jam sehari, maka tidak terjadi peningkatan tekanan darah.-Filed under:Uncategorized| Ditandai:dr. Damayanti Mustikarini,tekanan darah,tidur|Leave a comment BAB III PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYENIIPosted on2 Juni 2009by uptpuskesmasplayeniiBAB IIIPEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II1. A.Visi, Misi dan Strategi UPT Puskesmas Playen IIVISI: sebagai promotor untuk mewujudkan masyarakat sehat 2010 di wilayah kerja Puskesmas Playen IIMISI:1. Menyelenggarakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang komprehensif berdasar standar kualitas2. menyelenggarakan upaya promotif dan preventif untuk memperkokoh derajad kesehatan masyarakat3. Menyelenggarakan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan sebagai pilar tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatanSTRATEGI1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk2. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat3. Meningkatkan pelayanan kesehatan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.4. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder5. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatanBENTUK KEGIATAN1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia1) Pelayanan regristasi2) Pelayanan BP3) Pelayanan KIA KB4) Pelayanan gigi5) Pelayanan imunisasi6) Pelayanan laboratorium7) Pelayanan farmasi8) Pelayanan klinik sehat1. Mengoptimalkan pelayanan UGD (setelah pukul 11 hingga 13.30)2. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada3. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap4. Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan dengan keramah tamahan5. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan klinik sehat, dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal.6. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.7. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat1. Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :1) Konsultasi gizi2) Konsultasi sanitasi3) Konsultasi PHBS4) Konsultasi medis5) Konsultasi gigi6) Konsultasi KIA dan KB dll.1. Mengupayakan dan mengoptimalkan rujukan kasus dari klinik BP, KIA/KB dan Gigi ke klinik Sehat.2. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan di klnik sanitasi.1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia di Pustu Pelayanan regristasi Pelayanan BP Pelayanan KIA KB Pelayanan gigi1. Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada2. Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu, efisien dan dengan keramah tamahan3. Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk/Pustu1. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasidengan stake holder1. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif maupun pasif2. Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di tingkat desa.3. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada masyarakat melalui tokoh masyarakat1. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan1. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat.2. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu3. Mengoptimalkan peran petugas pembina wilayah desa4. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan masyarakat5. Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan kesehatan pada institusi pendidikan dan pondok pesantrenFiled under:Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas| Ditandai:GUNUNGKIDUL,PROFIL,PUSKESMAS PLAYEN II,UPT PUSKESMAS|Leave a comment BAB II PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYENIIPosted on2 Juni 2009by uptpuskesmasplayeniiBAB IIGAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PLAYEN II1. 1.KEADAAN GEOGRAFISUPT Puskesmas Playen II merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Playen, terletak di sebelah Barat kota Kecamatan Playen kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di Pedukuhan Sawahan I, Desa Bleberan. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 6 desa, 50 dusun, namun hanya 2 desa yang paling strategis mengakses ke UPT Puskesmas Playen II yaitu Desa Bleberan dan Dengok, sedangkan 4 wilayah desa lainnya yaitu Plembutan, Banyusoca, Ngleri dang Getas, secara geografis lebih mudah mendapatkan pelayanan ke luar wilayah, baik di Puskesmas Playen I, Paliyan, Patuk I , Wonosari II maupun RSU Wonosari, dengan batasannya:

Gambar 1.Peta Puskesmas Playen II1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patuk2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Playen I4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggang dan PaliyanGambar.2. Luas Wilayah Desa (km2)yang Ada Di UPT Puskesmas Playen IISumber : Kecamatan Playen Dalam Angka 2008Dari gambar di atas terlihat bahwa wilayah terluas adalah Desa Banyusoca, lalu Desa Bleberan, Ngleri, Getas, Plembutan, dan terakhir Desa Dengok. Dengan total wilayah seluas 63,83 km2.1. 2.KEADAAN PENDUDUK2.1.Kepadatan PendudukJumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi juga merupakan beban di dalam pembangunan, karenanya pembangunan di arahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Desa Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Data Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Playen tahun 2008Dari gambar di atas terlihat penduduk terbanyak adalah di Desa Banyusoco (5.700 jiwa), paling sedikit di Desa Dengok (2345 jiwa).Gambar.4. Kepadatan Penduduk Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Data PenyuluhLapangan Keluarga Berencana Tahun 2008Dari Gambar 4,. terlihat bahwa Desa terpadat penduduknya adalah Plembutan, dan terjarang Desa Ngleri. Wilayah UPT Puskesmas Playen II dengan total jumlah penduduk 25.410 jiwa, 7480 KK, kepadatan penduduk 398/km2, Rata-rata 3 jiwa /RT.2.2 .Keadaaan EkonomiGambar. 5. Mata Pencaharian Masyarakat Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Kecamatan Playen dalam Angka 2008Dari diagram diatas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II adalah pertanian 5843 orang, pertambangan 146 orang, industry 85 orang dan bangunan 6 orang.2.3.Sex RatioSex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknnya penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah tertentu.Dari Gambar.6. di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk Desa Banyusoco sex ratio 92,6 , Bleberan 91,3 , Dengok 91,4 , Getas 85,3 , Ngleri 105,2 , plembutan 91,8. Rata-rata 91,8. Untuk Desa Ngleri jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuanGambar 6.Sex Ratio Masyarakat Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Kecamatan Playen dalam Angka 20082.4.Dependency RatioGambar. 7.Dependency Ratio Untuk Masyarakat di Wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Sumber : Data Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana kecamatan Playen tahun 2008Dari diagram di atas terlihat bahwa dependency ratio berkisar antara 27,3 % di Desa Dengok dan tertinggi 46,09 % di Desa Banyusoco. Rata-rata 43,07 %. Tingginya rasio beban tanggungan merupakan penghambat ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif. Sehingga apabila penduduk usia tidak produktif semakin besar maka beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif semakin tinggi.Gambar.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Data Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Playen Tahun 2008Dari gambar di atas terlihat penduduk yang berusia 22-59 tahun ada sekitar 13400 orang, merupakan jumlah terbesar.2.5.PendidikanKualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggaran pendidikan yang makin bermutu baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.Tingkat pendidikan penduduk suatu negara menunjukkan kualitas penduduknya, Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah mencanangkan wajar 9 tahunGambar. 9.Tingkat Pendidikan Masyarakat Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Dari diagram di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk berpendidikan SD/MI yaitu sebanyak 2050 orang.Gambar. 10.Sekolah yang Ada Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2007Hampir di setiap desa ada sekolah, sehingga akses pendidikan mudah di dapatkan.Filed under:Profil UPT Puskesmas Playen II| Ditandai:GUNUNGKIDUL,PROFIL,PUSKESMAS PLAYEN II,UPT,UPT PUSKESMAS|Leave a comment BAB IV PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYENIIPosted on2 Juni 2009by uptpuskesmasplayeniiFiled under:Profil UPT Puskesmas Playen II| Ditandai:PLAYEN II,PROFIL,PUSKESMAS,PUSKESMAS PLAYEN II,UPT|Leave a comment BAB I PROFILPUSKESMASPosted on30 Mei 2009by uptpuskesmasplayeniiBAB IPENDAHULUAN1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2009Profil UPT Puskesmas Playen II adalah gambaran situasi kesehatan di UPT Puskesmas Playen II yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.Penerbitan profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Playen II khususnya tahun 2008 dalambentuk narasi, tabel, dan gambar.Profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas Playen II tahun 2008 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010 .2.TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL2.1. Tujuan UmumTujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen II ini adalah untuk memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya2.2. Tujuan KhususDiperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Playen II, yang menyangkut data-data sebagai berikut :1. data/informasi derajat kesehatan masyarakat2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan3. data/informasi kesehatan lingkungan4. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan3. MANFAATManfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan langkah-langkah selanjutnya khusunya pembangunan di bidang kesehatan.Juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten.4. SISTEMATIKA PENYAJIANUntuk memudahkan dalam hal pemahaman terhadap profil ini, maka di sini dikemukakan gambaran singkat secara keseluruhan tentang isi dari profil, adapun isi profil masing-masing bab adalah sebagai berikut ini :Bab I PENDAHULUANBab ini menyajikan secara singkat tentang latar belakang, tujuan, manfaat serta sistematika penyajian.Bab II GAMBARAN UMUMBab ini menyajikan gambaran umum UPT Puskesmas Playen II yang meliputi keadaan geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan keadaan ekonomi.Bab III PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN IIBab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta Strategi UPT Puskesamas Playen II. Selain itu juga diuraikan Program-program Kegiatan UPT Puskesmas Playen II yang dilaksanakan dalam tahun 2008.Bab IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN IIBab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil yang dicapai oleh UPT Puskesmas Playen II yang meliputi derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatanBab V. SITUASI UPAYA KESEHATANBab ini berisi uraian hasil pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lain yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Playen II.Bab VI. KESIMPULANBab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disimak dari profil UPT Puskesmas Playen II di tahun 2009. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya mencapai Indikator Indonesia Sehat 2010.

Filed under:Profil UPT Puskesmas Playen II|Leave a comment SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG TGCKLBPosted on22 Mei 2009by uptpuskesmasplayeniiPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDULDINAS KESEHATANUPT PUSKESMAS PLAYEN IIAlamat : Sawahan I, Bleberan, Playen, Gunungkidul, Kode Pos 55861 Telp. (0274) 710063=====================================================================================SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PLAYEN IIDINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDULNOMOR : 440/ /V/ 2009TENTANG PEMBENTUKAN TIM GERAK CEPAT (TGC)PENANGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II KABUPATEN GUNUNGKIDULKEPALA UPT PUSKESMAS PLAYEN IIMenimbang : a. Bahwa kesehatan merupakan salah satu faktor dalam mencapai kesejahteraan masyarakat;b. Bahwa dalam rangka perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan penularan penyakit perlu dilakukan surveilans epidemiologi secara teratur dan berkelanjutanc. Bahwa apabila terjadi Kejadian Luar Biasa yang disebabkan oleh penyakit tertentu lainnya dan keracunan perlu dilakukan langkah cepat dan terpadu untuk menanggulanginya.d. Bahwa atas dasar pertimbangan di atas perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Playen II Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tentang Pembentukan TGC Penanggulangan KLB.Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 560/Menkes/VIII/1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan KLB, Tata Cara Penyampaian Laporan dan Tata Cara Penanggulangan Seperlunya;5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa;8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 042/menkes/SK/I/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan KLB;9. Keputusan Direktur Jenderal P2M dan PLP Nomor 451-I/PD.03.04.IF/1991 tentang Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa;MEMUTUSKANMenetapkan :Pertama : Membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di UPT Puskesmas Playen II, dengan susunan sebagaimana berikut :Penanggungjawab : dr. Damayanti MustikariniKetua : Dwi Yuliyati, SKPSekretaris : Udi Waluyo, AMKLAnggota : 1. Suyoto, Amd. Kep2.dr. Eviana Utami3. dr. Sofi4. Naniek Widayati, Amd. Keb5. Titik Wardani, Amd. Keb6. Indah Rahayu, Amd. Keb7. Fransisca Dian, Amd. Kep8. Asih. Amd. Keb9. Atik BarorohKedua : Pelaksananan kegiatan dan dana kegiatan oleh tim yang dimaksud dalam diktum Pertama harus mengacu kepada peraturan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkanKetiga : Demikian Surat Keputusan ini dikeluarkan untuk dapat dilaksanakan, apabila dikemudian hari ditemukan kesalahan maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di PlayenPada tanggal : 25 Mei 2009KepalaDR. DAMAYANTI MUSTIKARININIP. 19760210 200501 2 010Filed under:SK-SK|Leave a comment PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYENIIPosted on19 Mei 2009by uptpuskesmasplayeniiGAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PLAYEN II1. KEADAAN GEOGRAFISUPT Puskesmas Playen II merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Playen, terletak di sebelah Barat kota Kecamatan Playen kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di Pedukuhan Sawahan I, Desa Bleberan. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 6 desa, 50 dusun, namun hanya 2 desa yang paling strategis mengakses ke UPT Puskesmas Playen II yaitu Desa Bleberan dan Dengok, sedangkan 4 wilayah desa lainnya yaitu Plembutan, Banyusoca, Ngleri dang Getas, secara geografis lebih mudah mendapatkan pelayanan ke luar wilayah, baik di Puskesmas Playen I, Paliyan, Patuk I , Wonosari II maupun RSU Wonosari, dengan batasannya:

Gambar 1.Peta Puskesmas Playen II1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patuk2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Playen I4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggang dan PaliyanGambar.2. Luas Wilayah Desa (km2)Yang Ada di UPT Puskesmas Playen IIpenduduk 2008Sumber : Kecamatan Playen Dalam Angka 2008Dari gambar di atas terlihat bahwa wilayah terluas adalah Desa Banyusoca, lalu Desa Bleberan, Ngleri, Getas, Plembutan, dan terakhir Desa Dengok. Dengan total wilayah seluas 63,83 km2.2. KEADAAN PENDUDUK2.1. Kepadatan PendudukJumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi juga merupakan beban di dalam pembangunan, karenanya pembangunan di arahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Desa Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Sumber : Data Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana tahun 2008Dari gambar di atas terlihat penduduk terbanyak adalah di Desa Banyusoco (5.700 jiwa), paling sedikit di Desa Dengok (2345 jiwa).Gambar.4. Kepadatan Penduduk di wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Sumber : Data Petugas Lapangan Keluarga Berencana Tahun 2008Dari Gambar 4,. terlihat bahwa Desa terpadat penduduknya adalah Plembutan, dan terjarang Desa Ngleri. Wilayah UPT Puskesmas Playen II dengan total jumlah penduduk 25.410 jiwa, 7480 KK, kepadatan penduduk 398/km2, Rata-rata 3 jiwa /RT.2.2 .Keadaaan EkonomiGambar. 5. Mata pencaharian masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Sumber : Kecamatan Playen dalam Angka 2008Dari diagram diatas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II adalah pertanian 5843 orang, pertambangan 146 orang, industry 85 orang dan bangunan 6 orang.2.3.Sex RatioSex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknnya penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah tertentu.Dari Gambar.6. di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk Desa Banyusoco sex ratio 92,6 , Bleberan 91,3 , Dengok 91,4 , Getas 85,3 , Ngleri 105,2 , plembutan 91,8. Rata-rata 91,8. Untuk Desa Ngleri jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuanGambar 6.Sex Ratio masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Sumber : Kecamatan Playen dalam Angka 20082.4.Dependency RatioGambar. 7.Dependency ratio untuk Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Dari diagram di atas terlihat bahwa dependency ratio berkisar antara 27,3 % di Desa Dengok dan tertinggi 46,09 % di Desa Banyusoco. Rata-rata 43,07 %. Tingginya rasio beban tanggungan merupakan penghambat ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif. Sehingga apabila penduduk usia tidak produktif semakin besar maka beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif semakin tinggi.Gambar.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2008Sumber : Data Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Tahun 2008Dari gambar di atas terlihat penduduk yang berusia 22-59 tahun ada sekitar 13400 orang, merupakan jumlah terbesar.2.5.PendidikanKualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggaran pendidikan yang makin bermutu baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Tingkat pendidikan penduduk suatu negara menunjukkan kualitas penduduknya, Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah mencanangkan wajar 9 tahunGambar. 9.Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2008Dari diagram di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk berpendidikan SD/MI yaitu sebanyak 2050 orang.Gambar. 10.Sekolah yang ada di wilayah UPT Puskesmas Playen II tahun 2007Hampir di setiap desa ada sekolah, sehingga akses pendidikan mudah.