monday's gerung

30
RENCANA DETAIL TATA RUANG K A W A S A N S T R A T E G I S P E R K O T A A N G E R U NG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2012 – 2032 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BEKERJASAMA DENGAN PT. TATA GUNA MATRA

Upload: rachyma-briston

Post on 14-Apr-2017

48 views

Category:

Government & Nonprofit


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Monday's gerung

RENCANA DETAIL TATA RUANG

K A W A S A N S T R A T E G I S

P E R K O T A A N G E R U NGKABUPATEN LOMBOK BARAT

TAHUN 2012 – 2032

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARATBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BEKERJASAMA DENGANPT. TATA GUNA MATRA

Page 2: Monday's gerung

AMANAT UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG 26/2007 bahwa setiap kawasan strategis kabupaten perlu disusun rencana rincinya sebagai wujud penjabaran RTRW Kabupaten yang masih general (belum bersifat operasional), sehingga perlu dilengkapi dengan acuan lebih detail pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten.

NILAI STRATEGIS, FUNGSI, & PERAN KAWASAN PERKOTAAN GERUNG merupakan salah satu indikator utama bahwa kawasan tersebut dianggap urgen/prioritas/mendesak dalam pemenuhan kebutuhan. Sehingga dapat dipastikan perkembangan kawasannya akan semakin pesat, terutama dalam pemanfaatan ruangnya (Pasal 6 Perda RTRW Kab. Lobar)

PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN GERUNG sebagai kawasan strategis kabupaten berciri perkotaan, memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan dalam Wilayah Pengembangan (WP) memberikan implikasi pada perkembangan kawasan di sekitarnya, sehingga perlu dikendalikan pemanfaatan ruangnya (Pasal 29 Perda RTRW Kab. Lobar)

DISTRIBUSI PEMANFATAAN RUANG perlu direncanakan secara detail sesuai dengan standar yang berlaku melalui pengaturan dan penataan kegiatan fungsional ke dalam blok peruntukan lahan dalam rangka mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman, dan produktif dengan memperhatikan keterkaitan antarkegiatan

PERLU DISUSUN RDTR DAN PERATURAN ZONASI sebagai alat operasional dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang kabupaten sekaligus sebagai acuan dalam penerbitan izin pemanfaatan ruang dan acuan dalam penyusunan RTBL.

LATAR BELAKANG02

Page 3: Monday's gerung

M A K S U D

T U J U A N

PENYUSUNAN RDTR – PERATURAN ZONASI:1. QUALITY CONTROL pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lombok Barat berdasarkan RTRW.2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang.3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan5. Acuan dalam penyusunan RTBL

PENYUSUNAN RDTR – PERATURAN ZONASI:1. PENENTU LOKASI BERBAGAI KEGIATAN yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan

permukiman dengan karakteristik tertentu;2. ALAT OPERASIONALISASI dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik

Kabupaten Lombok Barat yang dilaksanakan Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan/atau masyarakat;

3. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten secara keseluruhan; dan

4. KETENTUAN BAGI PENETAPAN KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN untuk disusun program pengembangan kawasan dan pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya dalam skala yang lebih kecil.

MAKSUD & TUJUAN02

Page 4: Monday's gerung

RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW PULAU

RTRW KAW. STRATEGIS NASIONAL

RTRW KAW. STRATEGIS PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RDTR KABUPATEN

RDTR KAWASAN PERKOTAAN

RDTR KAW. STRATEGIS KAB.

PERATURAN DAERAHIZIN LOKASI/ PERUNTUKAN

LAHAN

PERATURAN ZONASI

RTBL

D E D

PROSES IMB DAN PENYELENGGARA

AN BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAHBANGUNAN GEDUNG

PENATAAN RUANGPENATAAN BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN

PASAL 59 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota.Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan: (a) kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan; dan (b) memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman ini.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 20TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA

RDTR disusun apabila: a. a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai

acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000; dan/atau

b. b. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya.

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tidak terpenuhi, maka dapat disusun peraturan zonasi, tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap.

KEDUDUKAN RDTR DLM MATRA PENATAAN RUANG0

3

Page 5: Monday's gerung

I N P U T

PERSIAPAN PEKERJAAN

PERSIAPAN DASAR Pemahaman KAK & kajian teoritis perencanaan Kajian studi terdahulu (empiris) dan RTRW Kabupaten

dan/atau kebijakan lainnya Kajian data awal

PERSIAPAN TEKNIS SURVEY Penyiapan peta dasar skala 1 : 5.000 Penyiapan design survey, ceklist, kuisioner, dan kisi

wawancara Persiapan peralatan dan perlengkapan survey

SURVEY LAPANGAN & INSTANSIONAL - PENJARINGAN ASPIRASI

DATA KONDISI KAWASAN PERENCANAAN

ASPEK FISIK DASARTopografi, geologi, jenis tanah, hidrologi, klimatologi, status dan nilai lahan

ASPEK FISIK BINAANPenggunaan lahan, intensitas dan massa bangunan, struktur & kulaitas bangunan, estetika bangunan

ASPEK SOSIAL KEPENDUDUKANJumlah dan kepadatan penduduk, kondisi sosial budaya penduduk, pola pergerakan penduduk, tingkat pendidikan penduduk

ASPEK PRASARANA DAN SARANA KAWASANPola, distribusi, jumlah dan luas peruntukan fasilitasKondisi prasarana dan sarana transportasiDistribusi, pelayanan, dan kondisi utilitas

ASPEK SOSIAL EKONOMISektor-sektor unggulan, potensi ekonomi kawasan, PDRB, pendapatan penduduk, mata pencaharian penduduk

P R O S E S

ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN Analisis struktur ruang (pemusatan

kegiatan, sistem pergerakan, penggunaan lahan)

Analisis perkembangan sosial kependudukan

Analisis sistem transportasi dan jaringan pergerakan

Analisis daya dukung fisik dan lingkungan

Analisis kebutuhan fasilitas dan utilitas Analisis peruntukan blok Analisis amplop ruang (intensitas

bangunan dan lingkungan serta massa bangunan)

Analisis perekonomian kawasan Analisis kelembagaan dan peran

masyarakat

REVIEW KEBIJAKAN PENATAAN RUANG RTRW Provinsi NTB RTRW Kabupaten Lombok Barat

PENDEKATAN DAN METODOLOGI Pendekatan pekerjaan Metodologi

PEDOMAN Perundangan/peraturan sektoral

terkait Standar dan pedoman

MASUKAN

PERUMUSAN KONSEP

PENGEMBANGAN

O U T P U T

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN FUNGSIONAL

Rencana struktur ruang kawasan Rencana distribusi penduduk Rencana pengembangan transportasi Rencana kebutuhan fasilitas dan utilitas Rencana penggunaan lahan (pola ruang) Rencana peruntukan blok

PEDOMAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

PERATURAN ZONASI Klasifikasi dan nomenklatur zona (zona dasar, zona

spesifik, dan zona teknis) Aturan pemanfaatan ruang Pedoman pelaksanaan pembangunan

– Aturan Wajib (peruntukan ruang, intensitas ruang, kepadatan penduduk, pemecahan blok dan sub blok, kebutuhan prasarana dan sarana kawasan, kualitas lingkungan)

– Aturan Anjuran (wajah arsitektur, sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, PKL, RTH berfasilitas dan non fasilitas, utilitas bangunan dan lingkungan)

– Aturan Khusus (aturan untuk kawasan lindung dan aturan untuk kawasan rawan bencana)

MEKANISME PENGENDALIAN Mekanisme perizinan Ketentuan insentif dan disinsentif Mekanisme pengawasan Mekanisme penertiban

KELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA

MASYARAKAT

ALUR PENYUSUNAN RDTR04

Page 6: Monday's gerung

PUSAT KEGIATAN WILAYAH

promosi (PKWp)

Rencana Pelabuhan

Penyeberangan “Labuan Poh”

Pengembangan Jalan Nasional (Jl. By Pass

BIL)

Pelabuhan Senggigi (Senggigi – Gili

Trawangan; Senggigi – Lembar, Senggigi -

Tawun

Rencana Pengembangan Pelabuhan

Penyeberangan Lembar (Pel. Pengumpul)

Jalan kolektor primer (Tj. Karang

– Kebon Ayu – Lembar)

Pembangunan Terminal Tipe

A

Pembangunan Terminal Tipe

C

PLTU Jeranjang

(Kebon Ayu) & transmisi

SUTT

Pengembagan TPA Kebon

Kongok (Sanitary Landfill)

Jalan kolektor sekunder (Gerung – Kediri – Kuripan)

Pengembangan Jalan Arteri dan

Kolektor di dalam Kec. Gerung

KEBIJAKAN RENCANA STRUKTUR RUANG05 Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kubupaten/kota.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

FUNGSI UTAMA STRUKTUR KEGIATAN

Pendukung perkotaan Gerung & Kaw. Tunggal Kendali dalam

distribusi barang & pengembangan kaw.

Pengembangan permukiman, industri dan pergudangan,

Pertanian lahan basah, Peternakan unggas

Pusat Pemerintahan, jasa komersial, pelayanan sosial.

Pemerintahan, komersial, pertanian lahan basah,

hortikultura, perkebunan, Peternakan

Pusat pelayanan transportasi barang, industri dan pergudangan

Pelabuhan, industri dan pergudangan, pertanian lahan kering, perkebunan, perikanan

laut, peternakan

fungsi & peran: pintu keluar masuk aktifitas sosial ekonomi

skala kabupaten, regional, KTI, nasional, dan menyongsong era pasar bebas

pusat pelayanan skala kabupaten

WP GERBANGPUSAT WP : PERKOTAAN GERUNG

● Labuapi

●Gerung

● Lembar

PUSAT PELAYANAN

Page 7: Monday's gerung

Kawasan peruntukan hutan produksi tetap

padaKelompok Hutan Maraje

Bonga (± 304,69 ha)

Kawasan peruntukan hutan

rakyatKawasan Resapan

Air

Kawasan rawan bencana tsunami Kawasan peruntukan

budidaya pertanian tanaman pangan (±

2.622 ha)

Kawasan peruntukan

perkebunan kelapa

Kawasan peruntukan

budidaya perikanan air tawar, air

payau, & perikanan tangkap

Kawasan peruntukan

pertambangan

Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berkepadatan rendah – sedang (Kebon Ayu &

Tempos)

Kawasan hutan

lindung Maraje Bonga

Kawasan perdagangan, jasa,

dan pendukung pariwisata

Kawasan pusat

pemerintahan

R E N C A N A PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA

Pengembangan kawasan budidaya:Penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan yang menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, wisata, dan potensi sumberdaya lainnya;Pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, wisata danpotensi sumberdaya lainnya;Pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukanl ahan, daya tampung lahan dan aspek konservasi;Pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan danl ingkungan hidup.

Pengelolaan kawasan lindung berupa upaya perlindungan, konservasi, dan pelestarian fungsi SDA dan lingkungannya guna mendukung kehidupan secara serasi yang berkelanjutan dan tidak dapat dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya.

KEBIJAKAN RENCANA POLA RUANG06

Page 8: Monday's gerung

dsk PERTUMBUHAN EKONOMI “TUNGGAL KENDALI”Sektor Unggulan: Perdagangan-jasa Industri Pariwisata

dsk SOSIAL-BUDAYASektor Unggulan: Pusat kajian dan

pendidikan Islam

dsk PERTUMBUHAN EKONOMI “PUSUK PASSSektor Unggulan: Pariwisata

KSP MATARAM METRO

KSK KEDIRI

KSK PUSUK PASS

dsk PERTUMBUHAN EKONOMI

Sektor Unggulan: Pusat pemerintahan

KSK GERUNG

dsk PERTUMBUHAN EKONOMI

Sektor Unggulan: Pariwisata Pertambangan Industri Perdagangan dan jasa Perikanan Perkebunan

KSK SEKOTONG

KSP dsk PERTUMBUHAN EKONOMI “SENGGIGI/BATULAYAR”Sektor Unggulan: Pariwisata Perikanan

KSP SENGGIGI

KRITERIA KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI CEPAT:

a. memiliki pertumbuhan ekonomi

yang cepat;

b. memiliki sektor unggulan yang

dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi perkotaan;

c. memiliki potensi ekspor;

d. didukung jaringan prasarana dan

fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi;

e. memiliki kegiatan ekonomi yang

memanfaatkan daya kreatifitas dan

teknologi tinggi;

f. berfungsi untuk mempertahankan

tingkat produksi pangan perkotaan

dalam rangka mewujudkan

ketahanan pangan;

g. ditetapkan untuk mempercepat

kawasan tertinggal.

KEBIJAKAN PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS0

7

Page 9: Monday's gerung

HIDROLOGI: Air permukaan yang dapat dimanfaatkan adalah : Sungai

Babak dan Sungai Dodokan (Masuk dalam DAS Dodokan).

MORFOLOGI: Daratan yang didominasi oleh areal pertanian dan

perkebunan pada topografi yang relatif datar – bergelombang, kecuali di bagian selatan yang relatif terjal

TOPOGRAFI:Sebagian besar datar, yaitu 2-5% (1.565 ha), sisanya

adalah kawasan yang berada pada kemiringa 5-15% (134 ha). Ketinggian relatif rendah, yaitu 50 - 150 dpl

Gerung Utara (285

ha)20%

Dasan Geres

(280,30 ha)20%

Beleka (211 ha)15%

Dasan Tapen

(211,70 ha)15%

Babussalam (200,40 ha)

14%

Gerung Se-latan

(204,00 ha)15% LUAS KEC. GERUNG

LUAS KAWASAN PERKOTAAN GERUNG

1.148,79 ha

6.230,00 ha

KAWASAN PERENCANAAN08

Utara : Desa Omba Baru, Desa Dasan Baru, Desa Jagaraga Indah (Kec. Kediri)

Selatan : Desa Banyu Urip, Desa Tempos (Kec. Gerung)

Timur : Desa Jagaraga, Desa Kuripan, Desa Kuripan Selatan (Kec. Kuripan)

Barat : Desa Gapuk (Kec. Gerung), Desa Dasan Baru (Kec. Kediri)

batas kawasan

Page 10: Monday's gerung

Pertanian(928,92 ha)67,62

%19,28

%3,56

%2,44

%2,02

%1,98

%

Perumahan/Permukiman(264,90 ha)Hutan(48,92 ha)Perkebunan(33,55 ha)Perkantoran(27,79 ha)

Perdagangan - Jasa(27,20 ha)

POLA PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 201209

KOMPOSISI LAHAN

1,31%

1,25%

0,32%

0,15%

R T H(17,97 ha)Pendidikan(17,12 ha)Peribadatan(4,44 ha)

Hankam(2,02 ha)

0,05%

0,01%

Fasilitas Umum(0,73 ha)Kesehatan(0,15 ha)

LAHAN PERTANIAN seluas 928,82 ha merupakan lahan sawah irigasi teknis. Menyebar secara merata di dalam kawasan perkotaan. Lahan pertanian semakin berkurang karena dikonversi menjadi lahan terbangun.

AREA GIRI MENANG merupakan area perbukitan yang berada pada ketinggian > 100 meter dpl. Saat ini dimanfaatkan sebagai perkebunan dan hutan. Masih dijumpai permukiman penduduk di sekitarnya

PUSAT PEMERINTAHAN memusat secara linier pada simpul jalan strategis. Di sekitarnya terdapat GIRI MENANG SQUARE yang merupakan ruang terbuka hijau publik.

FASILITAS PELAYANAN UMUM & SOSIAL menyebar secara linier di Jl. Gatot Subroto dan berdekatan dengan simpul kegiatan perdagangan dan jasa.

KAWASAN PERMUKIMAN menyebarsporadis pada area-area strategis(dekat aktivitas sosial-ekonomi dan pada jalan-jalan utama). Umumnya berupa kelompok hunian berupa kampung dan perumahan formal.

KAWASAN KOMERSIAL menyebar linier di sepanjang jaringan jalan-jalan utama. Umumnya berupa bangunan tunggal dan menjadi satu bagian dengan rumah (berada di lingkungan permukiman penduduk)

Page 11: Monday's gerung

DesaJumlah Penduduk (jiwa)

2012 2017 2022 2027 2032

Gerung Utara 6.199 6.844 7.556 8.343 9.211

Dasan Geres 7.291 8.050 8.888 9.813 10.834

Beleka 6.976 7.702 8.504 9.389 10.366

Dasan Tapen 5.166 5.703 6.297 6.952 7.676Babussalam 7.955 8.783 9.697 10.70

611.82

1Gerung Selatan 7.278 8.035 8.871 9.795 10.81

4Total 40.86

445.11

749.81

354.99

760.72

1

JUMLAH PENDUDUK 2010

9.211 jiwa

10.366 jiwa

10.814 jiwa

7.676 jiwa

10.834 jiwa

11.821 jiwa

Area penyebaran penduduk

berkepadatan sedang (36 – 42

jiwa/ha)

Area penyebaran penduduk berkepadatan rendah (29 – 35 jiwa/ha)

Area penyebaran penduduk berkepadatan sangat rendah (22 – 28

jiwa/ha)

DISTRIBUSI PENDUDUK TAHUN 203212 Area penyebaran

penduduk berkepadatan tinggi (43 – 49 jiwa/ha)

Area penyebaran penduduk berkepadatan tinggi (43 – 49 jiwa/ha)

Page 12: Monday's gerung

PPK – PUSAT KEGIATAN PERKOTAAN

kawasan yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Gerung Utara dan Desa Gerung Selatan,

tepatnya pada simpul kawasan yang terbentuk oleh jaringan Jl. A. Yani – Jl. Gatot Subroto – Jl.

Soekarno-Hatta – Jl. Pejanggik.

SPPK – SUB PUSAT KEGIATAN PERKOTAAN

kawasan yang masuk dalam wilayah di Desa Beleka dan Desa Babussalam

PL – PUSAT LINGKUNGANPL I, kawasan yang masuk administrasi wilayah

Desa Gerung Utara (Jl. H. L. Anggrat);PL II, kawasan yang masuk administrasi wilayah

Desa Dasan Geres (Jl. Jend. Sudirman);PL III, kawasan yang masuk administrasi wilayah

Desa Gerung Selatan (Jl. Selaparang);PL IV, kawasan yang masuk administrasi wilayah

Desa Dasan Geres (Jl. Jend. Sudirman); danPL V, kawasan yang masuk administrasi wilayah

desa Beleka dan Desa Dasan Tapen (Jl. Abdul Aziz).

RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN TH. 20321

3

Page 13: Monday's gerung

RENC. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH

RENC. SISTEM JARINGAN DRAINASE

Peningkatan jaringan Arteri Primer berstatus jalan nasional (Jl. By Pass BIL, Jl. Gatot Subroto) dan berstatus jalan provinsi (Jl. Imam Bonjol , Jl. Raya Lembar, Jl. Ahmad Yani)Pembangunan jaringan termbus sistem Arteri Primer berstatus nasional melalui Desa Beleka (± 1,00 km)Peningkatan jaringan jalan Kolektor Primer berstatus jalan kabupaten (Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Pekjanggik, Jl. Selaparang, Jl. Jend. Sudirman)Pelebaran jaringan jalan Kolektor Primer berstatus jalan kabupaten (Jl. Soekarno-Hatta (± 1,00 km) dan Jl. Jend. Sudirman (panjang ± 1,00 km)), model double wayPeningkatan jaringan jalan Kolektor Sekunder berstatus jalan kabupaten

Peningkatan jaringan jalan lokal sekunder

Pembangunan jaringan jalan lingkungan yang melalui permukiman.

EKSISTING 2012 Sistem jaringan infrastruktur diintegrasikan dengan sistem jaringan jalan (pergerakan).

Perencanaan jaringan jalan mengikuti standar minimal yang berlaku.

`

Peningkatan jaringan jalan Lokal Primer Sekunder berstatus jalan kabupaten (Jl. HL. Anggrat, Jl. JB Tuhu Mena, Jl. Abdul

Aziz)

RENC. PENGEMBANGAN SIST. JAR. INFRASTRUKTUR1

4

Page 14: Monday's gerung

RENCANA POLA RUANG KAWASAN TH. 20321

5

EKSISTING 2012

Lahan Terbangun: 449,82 Ha

Lahan Non Terbangun : 557,16 Ha

KOMPOSISI LAHAN 2032

Page 15: Monday's gerung

364,25 ha

170,31 ha

347,81 ha

240,24 ha

326,18 ha

RENCANA PEMBAGIAN BWP16

PENGEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL SKALA BESAR (SIMPUL KEGIATAN UTAMA)

YANG DIDUKUNG DENGAN SISTEM TRANSPORTASI TERPADU

PENGEMBANGAN KAWASAN MIX USED BERBASIS KONSERVASI LAHAN DAN PEMANFAATAN AREA ALAMI SEBAGAI RTH PUBLIK.

PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN IRIGASI TEKNIS PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DAERAH

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SKALA BESAR YANG DIDUKUNG DENGAN PRASARANA DAN SARANA.

PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN IRIGASI TEKNIS PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DAERAH SERTA AREA PERMUKIMAN BERKEPADATAN TINGGI

Page 16: Monday's gerung

FOCUS POINT PENGEMBANGAN BWP17

Pengembangan dilaksanakan sesuai fungsi guna lahan eksisting. Pengembangan untuk kegiatan terbangun yang merusak dibatasi.

Diutamakan untuk pengembangan terbatas (pengaturan intesitas bangunan & tata lingkungan) dan khusus (konservasi), karena termasuk area KKOP dan lahan pertanian

Pembenahan infrastruktur dan mengangkat citra kawasan

KAWASAN PRIORITAS II

GIRI MENANG GOLDEN TRIANGLE

GERUNG TWIN ROAD INTERSECTION

CONSERVATION & MIX USED AREA

Pengembangan area komersial sekelas CBD (Central Business District) skala

kabupaten

Pengembangan jaringan jalan baru untuk mengurangi beban jalan akibat

pengembangan pada kawasan Giri Menang Golden Triangle

Pengembangan dibatasi karena terdapat area

konservasi.Pengembangan pada area ini mendapat perlakuan khusus

Page 17: Monday's gerung

R T R W

R D T R PERATURAN ZONASI

RTRW KABUPATEN BERSKALA 1 : 25.000 BELUM OPERASIONAL → sulit dijadikan rujukan pengendalian penataan ruangRDTR KABUPATEN BERSKALA 1 : 25.000 SUDAH RINCI NAMUM BELUM LENGKAP → kurang operasional sebagai rujukan pengendalian pembangunan karena tidak disertai dengan aturan pemanfaatan ruang yang lengkapPERATURAN ZONASI → perangkat aturan dalam skala blok untuk melengkapi aturan dalam pelaksanaan RDTR (bagian tidak terpisahkan dari RDTR)

FUNGSI:Sebagai perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruangSebagai acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruangSebagai acuan dalam perizinan, pengawasan, dan penerbitan dalam pengendalian pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksiSebagai rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi

ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RDTR yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

RTBL/RTRK

PERATURAN ZONASI

KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI18

MANFAAT:menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 20TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA

Page 18: Monday's gerung

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI1

9 PENYUSUNAN IDENTIFIKASI

KEGIATAN

PENYUSUNAN KLASIFIKASI ZONA

PENYUSUNAN ATURAN TEKNIS ZONASI

PENDEKATAN:ISU PENGEMBANGAN

KAWASAN

JENIS ATURAN- PERSPEKTIF- KINERJA

KEGIATAN DAN

LANDUSE

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN

RUANG

TATA MASSA

BANGUNAN

INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS

ATURAN-ATURAN LAINNYA

ATURAN-ATURAN KHUSUS DAN TAMBAHAN

PENYUSUNAN STANDAR

PENYUSUNAN ATURAN PELAKSANAAN

PENYUSUNAN ATURAN DAMPAK

PERAN SERTA MASYARAKAT

PENYUSUNAN ATURAN ADMINISTRASI ZONASI

(ZONING TEXT)

PILIHAN TEKNIS PERATURAN

ZONASI

PENYUSUNAN PETA ZONASI (ZONING

MAP)

PENETAPAN DELINIASI BLOK

PERUNTUKAN

Page 19: Monday's gerung

RENC. BLOK PEMANFAATAN RUANG20

RENCANA POLA RUANG KAWASAN

Page 20: Monday's gerung

FUNGSI DOMINANo Permukiman berkepadan tinggi –

rendaho Komersial pola tunggal

LUAS BWP 1170,31 ha

Sebagian Desa Dasan GeresSebagian Desa Gerung SelatanSebagian Desa Beleka

PENGEMBANGAN AREA PERMUKIMAN, KOMERSIAL SKALA BESAR, DAN PELAYANAN UMUM

RENC. BLOK PEMANFAATAN LHN. BWP I21ZONA KAWASAN LINDUNG (13,20 HA)PS – Perlindungan setempat sempadan sungai (5,02 ha)RTH – Ruang Terbuka Hijau (8,18 ha)

R -- ZONA PERMUKIMAN/PERUMAHAN (110,52 HA) R1 – Rumah berkepadatan sangat tinggi (2,54 ha)R2 – Rumah berkepadatan tinggi (33,77 ha)R3 – Rumah berkepadatan sedang (26,81 ha)R4 – Rumah berkepadatan rendah (14,71 ha)R5 – Rumah berkepadatan sangat rendah (32,69 ha)K -- ZONA PERDAGANGAN & JASA (26,40 HA) K1 – Komersial tunggal (17,16 ha)K3 – Komersial deret (9,24 ha)

K -- ZONA SARANA PEL. UMUM (6,81 HA) SPU4 – Olahraga (6,81 ha)

KT -- ZONA PERKANTORAN (1,58 HA)KT1 – Perkantoran pemerintah (1,58 ha)

KH -- ZONA PERUNT. KHUSUS (6,03 HA) KH1 – Hankam (6,03 ha)

C -- ZONA CAMPURAN (5,79 HA) C1 – Perumahan & Perjas (4,12 ha)C2 – Perumahan & Kantor (1,67 ha)

KOMPOSISI ZONA PEMANFAATAN LAHAN ARAHAN & STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

Pengembangan jaringan jalan sesuai status dan fungsinya yang terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana lainnya.

Penyediaan RTH sebagai assembly point yang terkoneksi dengan bangunan dan sarana transportasi

Penyediaan shelter khusus moda angkutan menuju BIL

Penyediaan sarana dan prasaran sesuai dengan SPM

Normalisasi sungai, pengaturan intensitas dan masa bangunan serta penataan lingkungan

KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2032

Lahan Terbangun .ha .%

Non Terbangun .ha .%

Page 21: Monday's gerung

ATURAN PELAKSANAAN PEMANF. RUANG BWP I2

2

K1 – radius pencapaian 300 – 2.000 m yang dapat dijangkau kendaraan umum

K1 & K3 – terletak pada jalan utama, dilengkapi dengan parkir dan bongkar muat K1 – kegiatan komersial yang

berkaitan dengn akomodasi wisata mengikuti standar internasional dan dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran dan IPAL

I

K1 – kegiatan PK5 dibatasi

K3 – berada di tengah-tengah kelompok tenggaga, dapat menjadi bagian dari bangunan sarana lain dan dan bergabung deengan balik warga/kantor lurah

T

ARAHAN KEGIATAN RUANG(AKSESORIS KAWASAN)

PERUMAHAN PERIBADATAN

Perumahan Formal Masjid

Rumah tunggal kavling besar – kecil Musholla

KOMERSIAL PELAYANAN UMUM LAINNYA

Toko/Pertokoan Pusat Informasi dan Internet

Minimarket/Plaza Lembaga Sosial/Masyarakat

Lembaga keuangan TPS

Pemakaman Pusat Transisi

Perawatan/Perbaikan Barang CAMPURAN

Tour, Trvael, dan Ekspedisi Rumah dan toko (tunggal & deret)

Cafe, Restoran TRANSPORTASI

Pemasaran Property Halte/Shelter

Bisnis lainnya Parkir Umum

Losmen, Hotel, Motel (Penginapan) INDUSTRI

Salon/Spa Kerajinan rumah tangga

Laundry PERTANIAN

Wisata lainnya Kebun dan hortikultura

Taman Hiburan RUANG TERBUKA HIJAU

PENDIDIKAN Taman Berfasilitas

PAUD/TK/SD Taman Non Fasilitas

SMP/SMA Jalur Hijau

KESEHATAN Sempadan Sungai

Medical Center

Puskesmas, Pustu, Posyandu

Apotek

Praktek Dokter

GSS ± 50 – 100 m dengan memperhatikan tapak sekitar sungai. Tidak diperkenan ada bangunan permanen pada sungai, kecuali bangunan irigasi, jalur jaringan prasarana, dan jalan inpeksi (± 10 m)

-

Penyusunan AMDAL dan penyediaan buffer zone berupa RTH

B

T

Page 22: Monday's gerung

FUNGSI DOMINANo Permukiman berkepadan sedang – sangat

rendaho Komersial pola tunggal

LUAS BWP 2364,25 ha

Sebagian Desa Dasan GeresSebagian Desa Gerung SelatanSebagian Desa Beleka

PENGEMBANGAN AREA PERMUKIMAN, KOMERSIAL, DAN PERTANIAN

RENC. BLOK PEMANFAATAN LHN. BWP II23ZONA KAWASAN LINDUNG (43,45 HA)PS – Perlindungan setempat sempadan sungai (18,64 ha)RTH – Ruang Terbuka Hijau (24,81 ha)

R -- ZONA PERMUKIMAN/PERUMAHAN (90,20 HA) R2 – Rumah berkepadatan tinggi (30,54 ha)R3 – Rumah berkepadatan sedang (25,82 ha)R4 – Rumah berkepadatan rendah (5,45 ha)R5 – Rumah berkepadatan sangat rendah (28,39 ha)K -- ZONA PERDAGANGAN & JASA (43,83 HA) K1 – Komersial tunggal (37,32 ha)K3 – Komersial deret (6,52 ha)

K -- ZONA SARANA PEL. UMUM (15,87 HA) SPU1 – Pendidikan (12,39 ha)

KT -- ZONA PERKANTORAN (9,44 HA)KT1 – Perkantoran pemerintah (5,93 ha)

PL -- ZONA PERUNT. LAINNYA (142,02 HA) PL1 – Pertanian (142,02 ha)

C -- ZONA CAMPURAN (19,45 HA) C1 – Perumahan & Perjas (13,30 ha)C2 – Perumahan & Kantor (5,37 ha)

KOMPOSISI ZONA PEMANFAATAN LAHAN

KT2 – Perkantoran swasta (3,51 ha)

SPU3 – Kesehatan (3,47 ha)

ARAHAN & STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

Pengembangan jaringan jalan yang terkoneksi dengan (rencana) Jl. Bypass BIL II dan terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana lainnya.

Penyediaan RTH sebagai buffer zone (zona peyangga) dengan fungsi ekologis, estetika, sosial, dan ekonomi

Penyediaan shelter khusus moda angkutan menuju BIL

Penyediaan sarana dan prasaran sesuai dengan SPM

Normalisasi sungai, pengaturan intensitas dan masa bangunan serta penataan lingkungan

KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2032

Lahan Terbangun .ha .%

Non Terbangun .ha .%

Page 23: Monday's gerung

FUNGSI DOMINANo Permukiman berkepadan tinggi – rendaho Komersial pola tunggalo Perkantoran dan pelayanan sosial - umum

LUAS BWP 3326,18 ha

Sebagian Desa Dasan GeresSebagian Desa Gerung Selatan

PENGEMBANGAN AREA PERMUKIMAN, PERKANTORAN- PELAYANAN UMUM, DAN KONSERVASI

RENC. BLOK PEMANFAATAN LHN. BWP III25ZONA KAWASAN LINDUNG (83,13 HA)HL – Hutan lindung (43,61 ha)PS – Perlindungan setempat sempadan sungai (35,71 ha)

R -- ZONA PERMUKIMAN/PERUMAHAN (159,90 HA) R2 – Rumah berkepadatan tinggi (19,35 ha)R3 – Rumah berkepadatan sedang (117,52 ha)R4 – Rumah berkepadatan rendah (18,31 ha)R5 – Rumah berkepadatan sangat rendah (4,81 ha)K -- ZONA PERDAGANGAN & JASA (17,85 HA) K3 – Komersial deret (17,85 ha)

K -- ZONA SARANA PEL. UMUM (15,87 HA) SPU1 – Pendidikan (15,87 ha)

KT -- ZONA PERKANTORAN (39,00 HA)KT1 – Perkantoran pemerintah (39,00 ha)

PL -- ZONA PERUNT. LAINNYA (1,65 HA) PL1 – Pertanian (1,65 ha)

C -- ZONA CAMPURAN (23,22 HA) C1 – Perumahan & Perjas (23,22 ha)

KOMPOSISI ZONA PEMANFAATAN LAHAN

RTH – Ruang Terbuka Hijau (3,80 ha)

ARAHAN & STRATEGI PENGEMBANGAN

KAWASAN Pengembangan jaringan jalan double way

yang terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana lainnya.

Pengaturan tata bangunan dan lingkungan di sekitar Bukit “Giri Menang”

Normalisasi sungai (pengerukan dasar sungai, pelebaran sempadan)

Penyediaan sarana dan prasaran sesuai dengan SPM

Pengaturan PK5 (Pedagang Kaki Lima pada jalan utama

KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN TH. 2032

Penyediaan RTH alami yang berfungsi sebagai green belet

(sabuk hijau) berupa area perkebunan

Pengembangan jaringan-jaringan jalan lingkungan baru yang terkoneksi antarpermukiman

dan/atau persilLahan Terbangun .ha .%

Non Terbangun .ha .%

Page 24: Monday's gerung

FUNGSI DOMINANo Permukiman berkepadan tinggio Pertanian tanaman pangan irigasi teknis

LUAS BWP 4240,24 ha

Sebagian Desa Dasan GeresSebagian Desa Babussalam

PENGEMBANGAN AREA PERMUKIMAN DAN PERTANIAN

RENC. BLOK PEMANFAATAN LHN. BWP IV27ZONA KAWASAN LINDUNG (18,04 HA)PS – Perlindungan setempat sempadan sungai (15,94 ha)

R -- ZONA PERMUKIMAN/PERUMAHAN (99,77 HA) R2 – Rumah berkepadatan tinggi (99,77 ha)

PL -- ZONA PERUNT. LAINNYA (115,82 HA) PL1 – Pertanian (115,82 ha)

C -- ZONA CAMPURAN (6,61 HA) C1 – Perumahan & Perjas (2,10 ha)

KOMPOSISI ZONA PEMANFAATAN LAHAN

RTH – Ruang Terbuka Hijau (2,10 ha)

KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHANTAHUN 2032

ARAHAN & STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

Pengembangan jaringan jalan double way yang terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana lainnya. Median jalan berupa jalur hijau

Penyediaan green belt area yang memisahkan kawasan permukiman dengan kawasan budidaya pertanian

Penyediaan RTH sebagaai assembly point di tengah-tengah kawasan permukiman

Normalisasi sungai melalui upaya pelebaran sempadan sungai

Pengembangan jaringan-jaringan jalan lingkungan baru yang terkoneksi antarpermukiman dan/atau persil

Pengaturan garis sempadan irigasi teknis.

Pengaturan intensitas dan massa bangunan serta tata lingkungan

Pengaturan PK5 (Pedagangan Kaki Lima) pada ruas jalan utam Lahan Terbangun .ha .%

Non Terbangun .ha .%

Page 25: Monday's gerung

FUNGSI DOMINANo Permukiman berkepadan tinggi – rendaho Ruang terbuka

LUAS BWP 5347,81 ha

Sebagian Desa Dasan GeresSebagian Desa BabussalamSebagian Desa Dasan TapenSebagian Desa Beleka

PENGEMBANGAN AREA PERMUKIMAN, PELAYANAN SOSIAL, DAN PELAYANAN UMUM

RENC. BLOK PEMANFAATAN LHN. BWP V29ZONA KAWASAN LINDUNG (49,21 HA)PS – Perlindungan setempat sempadan sungai (4,57 ha)

R -- ZONA PERMUKIMAN/PERUMAHAN (134,74 HA) R2 – Rumah berkepadatan tinggi (7,08 ha)R3 – Rumah berkepadatan sedang (66,26 ha)R4 – Rumah berkepadatan rendah (2,42 ha)R5 – Rumah berkepadatan sangat rendah (3,47 ha)K -- ZONA PERDAGANGAN & JASA (20,00HA) K1 – Komersial tunggal (2,68 ha)

K -- ZONA SARANA PELAYANAN UMUM (3,50 HA) SPU1 – Pendidikan (3,50 ha)

KT -- ZONA PERKANTORAN (4,35 HA)KT1 – Perkantoran pemerintah (1,28 ha)

PL -- ZONA PERUNTUKAN LAINNYA (89,94 HA) PL1 – Pertanian (89,94 ha)

C -- ZONA CAMPURAN (44,12 HA) C1 – Perumahan & perdagangan-jasa (44,12 ha)

KOMPOSISI ZONA PEMANFAATAN LAHAN

RTH – Ruang Terbuka Hijau (44,64 ha)

R1 – Rumah berkepadatan sangat tinggi (55,51 ha)

K3 – Komersial deret (17,85 ha)

KT2 – Perkantoran swasta (3,06 ha)

I -- ZONA INDUSTRI (1,96 HA) I4 – Aneka industri (1,95 ha)

ARAHAN & STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

Pengembangan jaringan jalan yang terkoneksi dengan (rencana) Jl. Bypass BIL II dan terintegrasi dengan sistem

jaringan prasarana lainnya.

Penyediaan RTH sebagai buffer zone (zona peyangga) dengan fungsi ekologis, estetika, sosial, dan ekonomi

Penyediaan shelter khusus moda angkutan menuju BIL

Penyediaan sarana dan prasaran sesuai dengan SPM

Normalisasi sungai, pengaturan intensitas dan masa

bangunan serta penataan lingkungan

KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2032

Lahan Terbangun .ha .%

Non Terbangun .ha .%

Page 26: Monday's gerung

ATURAN KHUSUS PELAKS. PEMANF. RUANG3

2

GSS ± 50 - 100 m yang dapat ditanami oleh vegetasi untuk pengembangan RTH jalur hijau sungai.

RTH dengan fungsi ekologis dapat berfungsi sebagai areal resapan air dengan mengikuti batas-batas atau pola penggunaan lahan tertentu

Sempadan sungai dapat dimanfaatkan untuk peletakan papa peringatan/ penyuluhan, bangunan air, dan jallur jaringan prasarana

GSS ± 50 – 100 m dengan memperhatikan tapak sekitar sungai. Tidak diperkenan ada bangunan permanen pada sungai, kecuali bangunan irigasi, jalur jaringan prasarana, dan jalan inpeksi (± 10 m)

GSS ± 50 - 100 m yang dapat ditanami oleh vegetasi untuk pengembangan RTH jalur hijau sungai.

Page 27: Monday's gerung

PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF33

D E V E L O P E R

pemberian kompensasi. urun saham. pembangunan dan pengadaan

infrastruktur. penghargaan.

keringanan distribusi. pemberian kompensasi. imbalan. sewa ruang. urun saham. penyediaan infrastruktur. kemudahan prosedur perizinan. penghargaan.

pembatasan penyediaan infrastruktur.

pengenaan kompensasi. penalti. pembatasan administrasi

petanahan.

pengenaan pajak. pembatasan penyediaan

infrastruktur. pengenaan kompensasi. penalti. pembatasan administrasi

petanahan.

PEMBERIAN INSENTIF

PENGENAAN

DISINSENTIF

M A S Y A R A K A T

pengaturan untuk memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan RTR.INSENTIF

DISINSENTIF pengaturan untuk membatasi pertumbuhan/mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan RTR

Page 28: Monday's gerung

ARAHAN SANKSI34arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten.

1

2

3

4

5

6

7

pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi.

pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten.

pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten.

pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten.

pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

SANKSI ADMINISTRASI

peringatan tertulis;penghentian sementara kegiatan;penghentian sementara pelayanan umum;penutupan lokasi;pencabutan izin (kec. Poin 3); pembatalan izin (kec. Poin 3);pembongkaran bangunan;pemulihan fungsi ruang; dandenda administratif.

SANKSI PIDANA

kurungan paling lama 6 (enam) bulan.

denda paling banyak Rp.50.000.000,00.

BENTUK PELANGGARAN

Page 29: Monday's gerung

PERAN SERTA MASYARAKAT35

Page 30: Monday's gerung

TERIMA KASIH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARATBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BEKERJASAMA DENGANPT. TATA GUNA MATRA