momentum emas pembentukan sdm berkualitas (kajian...

21
1 Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan nasional hendaknya selalu memper- hatikan dampak yang ditimbulkan terhadap aspek kesehatan. Salah satu aspek kesehatan yang patut diperhatikan dalam proses pem- bangunan adalah pengembangan potensi sumber daya manusia (SDM). Prasyarat penting dalam pengembangan SDM tersebut adalah status gizi dan kesehatan yang baik. Besar kecilnya topangan kualitas gizi dan kesehatan akan menentukan kualitas daya saing SDM dalam era global. Jika ditopang dengan status gizi dan kesehatan yang baik, kualitas SDM yang handal dapat diperoleh (Soekirman, 2005). Namun demikian, tidak berarti keunggulan membentuk kualitas SDM hanya didukung oleh status gizi dan kesehatan yang baik, tetapi juga didukung oleh lingkungan yang membentuk manusia dalam meretas kehidupannya. Dukungan lingkungan yang dapat membentuk kualitas SDM adalah lingkungan sosial budaya yang mampu menciptakan interaksi dan komunikasi, nilai-nilai, norma, dan etika dari karakter budaya yang telah terbangun sejak lama. Cakupan lingkungan sosial budaya itu tidak hanya secara internal (keluarga) tetapi juga secara eksternal (masyarakat luas). Untuk itu, terkait dengan pemenuhan berbagai kebutuhan kesehatan, tindakan atau kegiatan individu maupun kelompok di dalam lingkungan sosial budaya menjadi penentu, termasuk di dalamnya adalah praktik inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif. Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa praktik inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI secara eksklusif dapat meningkatkan imunitas bayi serta menurunkan angka kesakitan dan

Upload: phamcong

Post on 14-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

1

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Upaya pembangunan nasional hendaknya selalu memper-hatikan dampak yang ditimbulkan terhadap aspek kesehatan. Salah satu aspek kesehatan yang patut diperhatikan dalam proses pem-bangunan adalah pengembangan potensi sumber daya manusia (SDM). Prasyarat penting dalam pengembangan SDM tersebut adalah status gizi dan kesehatan yang baik. Besar kecilnya topangan kualitas gizi dan kesehatan akan menentukan kualitas daya saing SDM dalam era global. Jika ditopang dengan status gizi dan kesehatan yang baik, kualitas SDM yang handal dapat diperoleh (Soekirman, 2005). Namun demikian, tidak berarti keunggulan membentuk kualitas SDM hanya didukung oleh status gizi dan kesehatan yang baik, tetapi juga didukung oleh lingkungan yang membentuk manusia dalam meretas kehidupannya.

Dukungan lingkungan yang dapat membentuk kualitas SDM adalah lingkungan sosial budaya yang mampu menciptakan interaksi dan komunikasi, nilai-nilai, norma, dan etika dari karakter budaya yang telah terbangun sejak lama. Cakupan lingkungan sosial budaya itu tidak hanya secara internal (keluarga) tetapi juga secara eksternal (masyarakat luas). Untuk itu, terkait dengan pemenuhan berbagai kebutuhan kesehatan, tindakan atau kegiatan individu maupun kelompok di dalam lingkungan sosial budaya menjadi penentu, termasuk di dalamnya adalah praktik inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif.

Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa praktik inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI secara eksklusif dapat meningkatkan imunitas bayi serta menurunkan angka kesakitan dan

Page 2: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

2

kematian. Praktik inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif juga terbukti mempunyai efek jangka panjang (long term effect) terhadap berkembangnya potensi genetik secara optimal (Soekirman, 2005; Bernardo dan Cesar, 2013).

Praktik Inisiasi Menyusui Dini yang baik akan memudahkan dilakukannya praktik pemberian ASI eksklusif. Penelitian Edmond et al. (2006) menegaskan bahwa keterlambatan memberikan ASI secara dini akan meningkatkan risiko kematian bayi. Sementara itu penelitian Duong et al. (2004) memberikan bukti bahwa pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah bayi mengalami diare dan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Kedua penyakit tersebut rentan terhadap risiko kematian bayi.

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai umur enam bulan selain bergantung pada keberhasilan praktik inisiasi menyusui dini, juga sangat bergantung pada faktor sosial. Peran faktor sosial budaya adalah dalam membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan dan kegiatan dalam pemberian ASI eksklusif. Adakalanya faktor sosial budaya dapat mendukung pemberian ASI eksklusif atau sebaliknya adakalanya faktor sosial budaya menghindari pemberian ASI eksklusif. Kemungkinan ini menyebabkan perlu ada strategi yang lebih inovatif dan kreatif agar pemberian ASI eksklusif pada bayi benar-benar mendapatkan porsi yang cukup tanpa mengesampingkan faktor sosial budaya di masyarakat.

Sebagai embrio pembentukan SDM yang handal, Inisiasi Menyusui Dini dan pemberian ASI eksklusif memberikan dasar dalam pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan kesehatan anak selanjutnya. Kegagalan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan angka kesakitan dan kekurangan gizi. Kondisi tersebut selanjutnya akan menghambat upaya pembetukanan kualitas SDM yang handal.

Mengingat asupan gizi pada fase bayi merupakan fase penentu kesehatan berikutnya, pemenuhan kebutuhan gizi merupakan kebutuhan mendasar yang perlu diperhatikan. Salah satu cara

Page 3: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

3

pemenuhan gizi terbaik pada saat bayi adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Secara alamiah, ASI dipandang sebagai makanan terbaik yang diberikan seorang ibu kepada bayi yang telah dilahirkannya. Dilihat dari komposisi gizi, ASI sangat cocok untuk pertumbuhan bayi. Kandungan zat pelindung dalam ASI dapat dijadikan antibodi bayi dalam menghindari berbagai penyakit dan infeksi. Selain itu, pemberian ASI dapat menjalin ikatan emosianal yang luar biasa antara ibu dan anak. Jalinan kasih sayang tersebut selanjutnya akan berpengaruh pada perkembangan jiwa anak. Dengan demikian, ASI dapat diposisikan sebagai komponen yang esensial bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.

Mengingat pentingnya pemberian ASI secara dini dan eksklusif pada bayi, program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI ekslusif telah dicanangkan pemerintah sejak satu dasawarsa yang lalu. Meskipun demikian, cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif secara nasional belum memenuhi target seperti yang direncanakan dalam standar pelayanan minimal kesehatan. Untuk program Inisiasi Menyusu Dini, bahkan belum ada laporan secara nasional tentang cakupan dari program ini. Adapun untuk program ASI eksklusif, dari target yang ditetapkan sebesar 90%, cakupan ASI eksklusif yang diperoleh di lapangan hanya mencapai 60% (Depkes, 2006).

Rendahnya cakupan ASI eksklusif sangat ditentukan oleh upaya pemberian ASI kepada bayi dalam dua jam pertama atau yang dikenal dengan konsep Inisiasi Menyusu Dini. Hitungan waktu setelah melahirkan sampai memberikan ASI juga berpengaruh pada keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif. Penelitian Awi & Alikor (2006) yang dilakukan di Nigeria menunjukkan bahwa kegagalan pemberian ASI secara eksklusif ditentukan oleh 60 menit pertama setelah kelahiran. Berbeda dengan penelitian Awi & Alikor (2006), penelitian Nakao et al. (2008) di Jepang membuktikan bahwa pemberian ASI pada 120 menit pertama setelah kelahiran adalah waktu yang sangat menentukan untuk pencapaian pemberian ASI eksklusif minimal sampai bayi berusia enam bulan. Perbedaan tenggang waktu

Page 4: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

4

60 menit dan 120 menit setelah melahirkan dipengaruhi adanya perbedaan kondisi geografis kedua wilayah.

Selain faktor sosial budaya dan tenggang waktu setelah melahirkan, faktor lain yang menentukan layanan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif adalah institusi yang memberikan pelayanan persalinan yang mencakup rumah sakit, rumah bersalin, dan bidan praktik swasta. Realita tanggung jawab sebagai instansi yang menangani persalinan tidak dijalankan sampai pada tahap layanan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif. Kewajiban memberikan pengetahuan dan dorongan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini diabaikan sehingga cakupan Inisiasi Menyusu Dini rendah. Kondisi ini diungkap melalui penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Misalnya, Rosenberg et al. (1998) melakukan penelitian di New York City menghasilkan temuan bahwa selama kurun waktu 1979 sampai dengan 1996 cakupan inisiasi dini pemberian ASI di rumah sakit sebesar 29% pada 1979 dan pada tahun 1996 hanya meningkat menjadi 58%. Kondisi serupa juga ditemukan di Nigeria. Penelitian Awi & Alikor (2006) menemukan 73% ibu yang melahirkan melalui operasi caesar memperlakukan bayinya tidak mendapatkan inisiasi ASI secara dini. Penelitian Mullany et.al (2008) yang dilakukan di Nepal juga menunjukkan cakupan Inisiasi Menyusu Dini di rumah sakit sangat rendah, yaitu sebesar 34%.

Gambaran kondisi tersebut menunjukkan bahwa rendahnya cakupan Inisiasi Menyusu Dini terjadi tidak hanya di negara-negara miskin dan berkembang, tetapi juga terjadi di negara maju. Secara nasional, di Indonesia belum ada data yang mengidentifikasi cakupan Inisiasi Menyusu Dini. Data yang ada berupa hasil penelitian, antara lain oleh Roesli (2007). Melalui beberapa Rumah Sakit di kota besar di Indonesia Roesli (2007) menunjukkan hanya empat persen bayi yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Mei sampai dengan Juni 2008 terhadap Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bayi yang dilahirkan di dua bidan

Page 5: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

5

praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI dalam dua jam pertama setelah kelahiran (Inisiasi Menyusu Dini) hanya 25%. Pengamatan terhadap ibu yang melahirkan, dalam kurun waktu satu minggu sejak melahirkan, maka ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya hanya 46%.

Keadaan hampir sama juga terjadi di daerah lain di Kabupaten Kendal. Studi pendahuluan oleh peneliti pada Desember 2009 yang dilakukan pada 10 bidan praktik swasta di Kecamatan Kaliwungu menunjukkan bahwa dari persalinan yang ditolong oleh bidan-bidan tersebut, ibu yang berhasil IMD hanya 20%. Rendahnya cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif di Kecamatan Limbangan dan Kecamatan Kaliwungu tersebut hampir sama dengan kondisi secara luas di wilayah kabupaten Kendal. Hal ini ditunjukkan dari Profil Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2009 bahwa cakupan Inisiasi Menyusu Dini di kabupaten Kendal hanya 23,87%, sedangkan cakupan ASI eksklusif 45,47%.

Sebenarnya pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah mengeluarkan produk hukum berupa Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No 450/2004 tentang ASI Eksklusif. Dalam Kepmenkes tersebut ditegaskan bahwa setiap Rumah Sakit/ Rumah Bersalin/ Bidan Praktik Swasta harus mendukung dan mengkampanyekan program pemberian ASI pada bayi sejak lahir sampai usia enam bulan (Depkes, 2004). Namun pada kenyataannya program tersebut kurang berhasil.

Selain keinginan pemerintah dalam tanggung jawab mensejah-terakan keluarga sebagai manifestasi dari regulasi politik, pemerintah juga dihadapkan dengan realitas masyarakat pada tataran lokal. Pada tataran ini terbuka kemungkinan faktor yang turut mempengaruhi keputusan ibu (aktor) untuk tidak melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini dan atau pemberian ASI eksklusif. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dan nilai-nilai budaya setempat.

Budaya lokal yang dibentuk secara logika akan sulit diterima karena tidak terlepas dari adanya kepercayaan terhadap mitos yang

Page 6: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

6

telah terbentuk sejak lama dalam masyarakat. Pada sisi yang lain, faktor relasi sosial ekonomi akan sangat menentukan diterima atau ditolaknya tawaran tersebut. Relasi sosial yang ada pada lingkungan sekitar memberikan kontribusi sangat kuat untuk menerima adanya nilai yang telah terbangun sebelumnya. Ketika relasi sosial menguat pada masyarakat, maka dengan sendirinya masyarakat (komunitas) yang ada akan menerimanya sebagai suatu fakta.

Keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif juga tidak terlepas dari peran bidan penolong persalinan. Keberhasilan menyusu dini banyak dipengaruhi oleh perilaku petugas kesehatan yang pertama kali membantu ibu selama proses persalinan. Selain itu, keberhasilan ibu menyusui juga harus didukung oleh suami, keluarga, petugas kesehatan, dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, sikap dan perilaku petugas kesehatan khususnya bidan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan praktik IMD.

Hasil studi pendahuluan pada bulan Mei 2008 terhadap tenaga marketing (pemasaran) produk susu menunjukkan hasil bahwa meskipun kode etik melarang promosi pemberian susu formula pada bayi, namun pada kenyaataannya banyak terjadi pelanggaran. Dengan berbagai alasan, bayi untuk sementara harus diberi PASI (pengganti ASI). Produsen susu formula harus bersaing untuk bisa memasukkan produknya. Dalam hal ini muncullah istilah “beli bayi”, di mana produsen dapat memasukkan susu formulanya jika bersedia memberikan sejumlah fasilitas/donasi. Beberapa bentuk donasi dan entertainment yang diberikan oleh produsen susu formula antara lain seperti membiayai kegiatan kursus, seminar, perjalanan, dan lain-lain. Donasi ini diberikan sebagai salah satu cara untuk mendapat dukungan dan produknya direkomendasikan untuk digunakan oleh pasien.

Masalah dan Persoalan Penelitian Dari deskripsi tentang fenomena dan fakta seperti yang

disajikan pada latar belakang di atas, maka secara ringkas dapat diiden-

Page 7: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

7

tifaksi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei- Juni 2008 pada beberapa bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI dalam dua jam pertama setelah kelahiran/Inisiasi Menyusu Dini hanya 25%. Kebanyakan bayi mendapat susu formula pengganti ASI sampai ibunya dapat memberikan ASI-nya. Sementara itu cakupan ASI eksklusif dalam satu minggu pertama hanya mencapai 46%. Profil rendahnya kesadaran melakukan Inisiasi Menyusu Dini juga terjadi di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, yaitu dari 10 bidan praktik swasta yang disurvei, ibu melahirkan yang persalinannya ditolong oleh bidan-bidan tersebut hanya 20% saja melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini.

Selain praktik pemberian susu formula pada masa perawatan, faktor lain yang kemungkinan turut mempengaruhi para aktor menerima perlakuan ini adalah lingkungan budaya setempat yang dimunculkan oleh mitos-mitos tertentu. Keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif juga tidak terlepas dari peran bidan penolong persalinan. Sikap dan perilaku bidan yang didasari pengetahuan tentang IMD, keberhasilan ASI eksklusif, cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan praktik IMD.

Berdasarkan identifikasi masalah maka pertanyaan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (a) Berapa besar cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah kerja Puskesmas Kaliwungu dan Limbangan kabupaten Kendal dan faktor-faktor yang berpengaruh; (b) Sejauh mana peran ibu (nenek bayi atau ibu mertua), bidan, dan produsen susu, dalam melaksanakan kewajiban Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI eksklusif; (c) Bagaimana peran karakteristik sosio-demografi di daerah terhadap praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan praktik ASI eksklusif; (d) Bagaimana nilai-nilai budaya turut berpengaruh terhadap Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif.

Page 8: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

8

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan umum untuk melakukan retrospeksi atas praktik Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif dengan cara mengidentifikasi, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menganalisis melalui informasi yang didapat dan dibuat untuk merekontruksi konsep praktik Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bayi yang dilahirkan di seluruh bidan praktik swasta di wilayah kerja dua puskesmas yang mewakili dua karakter wilayah di kabupaten Kendal yaitu daerah pantai dan pegunungan. Puskesmas tersebut adalah puskesmas Kaliwungu dan puskesmas Limbangan. Konsep yang telah dipotret tersebut digunakan sebagai bahan dalam pengembangan program peningkatan cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif khususnya di tempat Bidan Praktik Swasta.

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk: (a) Memperoleh besaran cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas Kaliwungu dan Limbangan kabupaten Kendal dan faktor-faktor yang berpengaruh; (b) mengetahui peran aktor (bidan, keluarga, produsen) dalam melaksanakan kewajiban Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI eksklusif; (c) Mengetahui peran karakteristik sosio-demografi di daerah terhadap praktik Inisiasi Menyusu Dini dan praktik ASI eksklusif; (d) Mengetahui nilai-nilai budaya yang turut berpengaruh terhadap Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif.

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk: (a) Puskesmas di Kabupaten Kendal, dengan identifikasi cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bidan praktek swasta diharapkan dapat memberikan gambaran untuk pengambilan keputusan dan perencanaan program kesehatan serta dapat dikembangkan model peningkatan cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif oleh Puskesmas; (b) Masyarakat (Ibu melahirkan dan bayinya), hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi ibu

Page 9: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

9

melahirkan dan bayinya agar dapat menyusui secara dini dan memberikan ASI secara eksklusif; (c) Pengembangan ilmu, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran baru, yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian terapan dan pengembangan teknologi serta dapat menjadi karya konstruksi teoritik yang dapat dipublikasikan baik dalam jurnal maupun bahan ajar.

Metode Penelitian Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu penelitian kuantitatif dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk: (a) memperoleh besaran cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas Kaliwungu dan Limbangan kabupaten Kendal; (b) Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif. Untuk tujuan ini, dilakukan uji hipotesis variabel yang diduga berhubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif pada bidan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas Kaliwungu dan Limbangan kabupaten Kendal.

Selain rancangan kuantitatif sebagaimana telah dipaparkan di atas, penelitian ini juga menggunakan rancangan kualitatif. Dalam logika Strauss & Corbin (1990) penelitian kualitatif ini adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau yang menurut Lincoln & Guba (1985) disebut metode Naturalistik.

Agar peneliti tidak terjebak oleh ambisi yang berlebihan, dalam kajian kualitatif perlu ada fokus penelitian sebagai upaya pembatasan atau delimitasi dari penelitian. Ada dua fungsi fokus penelitian, yaitu membatasi studi dan kajian serta membangun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian.

Page 10: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

10

Sesuai dengan tema penelitian, perumusan dan tujuan penelitian, fokus dari kajian kualitatif ini adalah untuk mengungkap peran aktor, determinan sosio demografi, dan budaya yang melingupi serta terlibat dalam praktik inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif.

Sesuai dengan tujuan penelitian, kajian kualitatif dilakukan untuk mengetahui: (a) peran ibu, bidan, dan produsen susu melaksanakan kewajiban Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI eksklusif; (b) peran karakteristik sosio-demografi di daerah terhadap praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan praktik ASI eksklusif; (c) Nilai-nilai budaya yang berpengaruh terhadap Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif.

Untuk menjelaskan fenomena-fenomena di atas, peneliti lebih banyak menggunakan metode pemaknaan (verstehen) yang diartikan sebagai kemampuan menangkap pengertian subyek/ empatik dari informan (emic) yang kemudian dikeluarkan kembali dalam pikiran-pikiran peneliti (etic) tentang perasaan, motif dan pikiran-pikiran yang ada di balik tindakan informan tersebut. Lebih khusus penggunaan metode ini dimaksudkan untuk meneliti fenomena alamiah yang mandiri dan bebas, atau pada konteks suatu kemurnian/ keutuhan entity.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Limbangan dan Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. Sebagai situs penelitian adalah lokasi tempat praktik bidan swasta yang menjadi tempat ibu melahirkan bayinya.

Adapun alasan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: (a) cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif dalam minggu pertama setelah kelahiran di wilayah tersebut masih rendah; (b) Bidan Praktik Swasta (BPS) merupakan rujukan utama bagi persalinan normal di wilayah tersebut; (c) Wilayah kerja Puskesmas Limbangan merupakan gambaran wilayah

Page 11: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

11

pegunungan sedangkan Kecamatan Kaliwungu merupakan gambaran wilayah pantai; (d) adanya permintaan dari petugas kesehatan setempat (Puskesmas) kepada perguruan tinggi tempat peneliti bekerja untuk mencari model agar cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif dapat meningkat.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka data penelitian ini terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data tentang praktik inisiasi menyusu dini (IMD), data praktik pemberian ASI eksklusif, data-data demografis ibu (umur, pendidikan, pekerjaan serta jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu), data pengetahuan serta sikap ibu terkait inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif. Data tersebut diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan selanjutnya data tersebut dianalisis secara statistik.

Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini meliputi data terkait peran bidan, peran ibu (keluarga), peran produsen susu, data karakteristik sosio-demografi serta data-data terkait nilai-nilai budaya di masyarakat. Data ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD) kemudian data kualitatif ini dianalisis menurut pendekatan kualitatif yaitu dengan analisis konduktif.

Page 12: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

12

Pemilihan Sampel dan Nara Sumber

Populasi dalam tahap penelitian kuantitatif mencakup seluruh ibu dari bayi yang dilahirkan selama tahun 2010 di seluruh bidan praktik swasta di wilayah kabupaten Kendal yaitu sejumlah 16.860 bayi (Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2010). Populasi ini adalah bagian dari populasi sasaran yang dibatasi oleh karakteristik klinis, waktu dan demografis yang dapat mewakili karakteristik kabupaten Kendal yaitu daerah pegunungan (kecamatan Limbangan) dan daerah pantai (kecamatan Kaliwungu), sehingga populasi studi dalam penelitian ini adalah ibu dari bayi yang dilahirkan di seluruh bidan praktek swasta di wilayah kerja kedua puskesmas tersebut pada periode tahun 2010 yaitu sejumlah 1.002 bayi (529 ibu dari bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah kecamatan Limbangan dan 473 ibu dari bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah Kaliwungu).

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan memper-timbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi antara lain: (a) ibu dan bayi sebagai subjek penelitian bertempat tinggal di wilayah kecamatan Limbangan dan Kaliwungu kabupaten Kendal minimal satu minggu setelah melahirkan; (b) ibu dari bayi bersedia menjadi subjek penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi antara lain: (a) sampel penelitian berasal dari proses persalinan ibu hamil komplikasi harus dikeluarkan sebagai subjek penelitian; (b) persalinan ibu hamil yang tidak cukup bulan harus dikeluarkan sebagai subjek penelitian; (c) apabila bayi sebagai subjek penelitian meninggal sebelum satu minggu setelah persalinan, maka subjek tersebut harus dikeluarkan sebagai subyek penelitian.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, diperoleh hasil bahwa dari 529 ibu dari bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah kecamatan Limbangan yang memenuhi syarat sebagai sampel adalah 526 ibu bayi dan 473 ibu dari bayi yang dilahirkan di bidan praktek swasta di wilayah Kaliwungu yang memenuhi syarat sebagai sampel adalah jumlah 472 ibu bayi.

Page 13: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

13

Dari populasi studi tersebut yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu 998 ibu bayi, sampel dalam penelitian ini akan mengambil 20% dari sampel studi, sehingga didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 199 ibu bayi (dibulatkan menjadi 200 ibu bayi). Oleh karena jumlah populasi studi di kedua wilayah tersebut hampir sama, maka proporsi jumlah sampel yang diambil dianggap sama (50% atau 100 ibu bayi yang berasal dari wilayah kecamatan Limbangan dan 50% atau 100 ibu bayi dari wilayah kecamatan Kaliwungu). Setelah jumlah sampel di masing-masing wilayah diketahui, maka sampel tersebut diambil dengan teknik simple random sampling.

Sedangkan dalam tahap penelitian kualitatif, narasumber yang dilibatkan adalah bidan pemilik tempat praktik di wilayah puskesmas Limbangan dan puskesmas Kaliwungu kabupaten Kendal.

Untuk memilih narasumber bidan dalam penelitian kualitatif tersebut terdapat kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: (a) subyek menyatu dengan medan aktivitas sasaran penelitian (subyek adalah bidan penolong persalinan dari sampel penelitian); (b) subyek masih aktif; (c) Subyek memiliki waktu untuk dimintai informasi; (d) subyek tidak memiliki hubungan spesial dengan peneliti.

Dari kriteria-kriteria tersebut, diperoleh jumlah narasumber atau informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah 26 orang bidan (12 orang bidan dari wilayah kecamatan Kaliwungu, dan 14 orang bidan dari wilayah Limbangan). Selain Bidan, dalam tahap penelitian kualitatif juga melibatkan narasumber-narasumber lain yaitu : (a) ibu-ibu bayi dan nenek bayi yang tidak melaksanakan IMD maupun ASI eksklusif. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali secara mendalam mengenai faktor determinan apa sajakah yang menghambat praktik Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif khusus faktor yang terkait dengan nilai sosial budaya masyarakat; (b) koordinator Bidan di Puskesmas Limbangan dan Dokter Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal sebagai wakil dari pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayahnya untuk triangulasi data (untuk membandingkan informasi yang diperoleh dari ibu bayi dengan

Page 14: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

14

informasi dari bidan penolong persalinan); (c) Marketing susu formula untuk menggali tentang teknik dan strategi pemasaran produk susu formula pada bidan-bidan penolong persalinan.

Strategi Pengumpulan Data atau Informasi

Strategi pengumpulan data pada tahap penelitian kuantitatif di lakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Teknik ini digunakan agar peneliti mendapatkan keterangan secara tertulis mengenai karakteristik ibu yang melahirkan, karakteristik bayi yang dilahirkan, praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif, pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif, sikap ibu terhadap Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif, aspek sosial budaya tentang ASI (nilai dan kepercayaan masyarakat), serta peran bidan dalam pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada tahap penelitian kualitatif adalah Focused Group Discussion (FGD) dan indepth interview. Dalam tahap penelitian ini ditentukan subyek penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan datanya. FGD melibatkan 12 orang bidan dari wilayah kecamatan Kaliwungu, dan 14 orang bidan dari wilayah Limbangan. FGD ini untuk menjawab peran bidan dalam melaksanakan kewajiban Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI eksklusif, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif oleh ibu serta faktor-faktor sosial budaya yang turut mempengaruhinya. Sehubungan dengan kriteria tersebut dan disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan dengan tujuan mengarahkan pengumpulan data agar sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan dengan menyeleksi informan yang benar-benar menguasai informasi serta permasalahan yang ada dan dapat dipercaya. Penggunaan teknik purposive ini memberikan kebebasan peneliti dari keterikatan proses formal, yang berarti peneliti dapat menentukan sampling sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan substansi permasalahan. Sampling yang

Page 15: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

15

dimaksud bukanlah sampling yang mewakili personal yang terlibat, melainkan berdasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi yang didapat.

Sedangkan Indepth Interview dilakukan dengan tujuan untuk menggali secara mendalam mengenai faktor determinan apa sajakah yang menghambat praktik Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI eksklusif khusus faktor yang terkait dengan nilai sosial budaya masyarakat. Indepth interview dilakukan terhadap Ibu-ibu bayi dan nenek bayi yang tidak melaksanakan IMD maupun ASI eksklusif, Bidan Koordinator dan Dokter pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayahnya, serta marketing susu formula.

Proses indepth interview mencakup tiga tahap kegiatan. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan memasuki kancah penelitian (getting in). Proses pengumpulan data dan informasi dapat berjalan mulus dikarenakan peneliti melakukannya dalam suasana yang memung-kinkan pihak-pihak yang menjadi subyek penelitian tidak merasa terganggu dan keberatan dalam memberikan informasinya. Pene-liti terlebih dahulu mempersiapkan surat ijin penelitian dan men-cari serta memanfaatkan relasi awal ataupun kenalan yang mem-punyai akses terhadap subyek penelitian. Relasi yang dihubungi pertama kali adalah Kepala Puskesmas Limbangan dan Puskesmas Kaliwungu. Selanjutnya diharapkan kepala Puskesmas dapat men-jadi fasilitator bagi peneliti untuk menjalin relasi dengan bidan praktik di wilayah kecamatan Limbangan dan Kaliwungu. Selanjutnya dari para bidan tersebut peneliti akan minta dihubungkan dengan pekerja marketing susu formula dan beberapa ibu dari bayi sebagai subyek penelitian.

Tahap kedua, yaitu ketika berada di lokasi penelitian (getting along). Selama memasuki kancah penelitian, peneliti membangun hubungan dengan subyek yang diteliti secara jujur, bebas dan saling menukar informasi dengan terbuka. Untuk itu peneliti akan memposisikan diri sebagai instrumen utama agar memperoleh keper-

Page 16: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

16

cayaan dan keyakinan dari subyek-subyek yang diteliti. Untuk mengatasi kesulitan dalam memperoleh informasi dan data di lapangan, maka sejumlah cara yang disarankan oleh Bogdan & Taylor (1993) dilakukan oleh peneliti. Pertama, membaur dengan subyek penelitian dengan berkunjung ke rumah ibu dari bayi yang terpilih sebagai subyek penelitian. Kedua, berusaha memahami mengenai apa yang dirasa dan dipikirkan subyek penelitian. Jika informan menunjukkan sikap sibuk dan lelah, peneliti menghentikan pengumpulan data/ informasi dan memohon kesediaan informan untuk bertemu pada kesempatan lain. Ketiga, memberi jaminan bahwa informasi yang diperoleh tidak untuk kepentingan yang lain selain untuk kegiatan akademis. Keempat, tidak memperlihatkan pengetahuan dan kedalaman tentang segala sesuatu di tempat penelitian. Peneliti tidak pernah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat reaktif ataupun keberpihakan atas penjelasan yang diberikan informan. Kelima, menciptakan suasana agar subyek penelitian berbicara sebebas-bebasnya dan mengeluarkan apa-apa yang ada dalam pikirannya, meskipun tidak jarang informan berbicara di luar konteks persoalan dan kurang dibutuhkan peneliti. Peneliti juga tidak memaksakan diri untuk memperoleh informasi sesuai dengan skedul yang dibuat, tetapi peneliti lebih menyesuaikan diri dengan skedul mereka.

Tahap ketiga, pengumpulan data (logging the data). Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstandar (unstandarized interview) yang dilakukan tanpa menyusun suatu daftar pertanyaan yang ketat. Melalui wawancara tidak terstruktur peneliti mencatat respon-respon afektif yang nampak selama proses wawancara berlangsung.

Adapun isu pokok yang digali melalui wawancara mendalam dengan ibu-ibu yang tidak melaksanakan IMD dan ASI eksklusif antara lain: (a) pemahaman ibu tentang pemberian ASI; (b) siapa-siapa saja yang berperan dalam praktik menyusui; (c) bagaimana peran bidan dalam praktik pemberian susu; serta (d) faktor-faktor yang

Page 17: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

17

dapat menghambat atapun menunjang proses pemberian ASI secara dini dan eksklusif.

Seluruh hasil wawancara dan pengamatan direkonstruksi kembali berdasarkan ingatan menjadi berkas-berkas catatan data di lapangan (field notes). Selanjutnya catatan tersebut disusun sesuai dengan kasus yang dikaji serta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk mempertajam jawaban. Di samping itu peneliti juga menggunakan perekam suara sehingga memudahkan peneliti menangkap secara utuh setiap informasi yang disampaikan informan. Cara ini peneliti lakukan tanpa sepengetahuan informan karena mereka tidak berkenan dan takut untuk disalahgunakan, khususnya bagi pekerja marketing susu formula dan praktisi bidan.

Teknik observasi partisipan akan digunakan sebagai pelengkap sekaligus menguji data yang diperoleh. Observasi partisipan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (a) dimulai dengan observasi deskriptif (descriptive observation); (b) observasi terfokus (focused observation); dan (c) observasi selektif. Peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi yaitu berupa arsip-arsip yang terkait dengan fokus penelitian.

Keabsahan Data

Untuk menjamin kebenaran dan kepercayaan terhadap hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dilakukan uji keabsahan data dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, instrument yang dipergunakan dalam penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Sedangkan pendekatan kualitatif, keabsahan data penelitian dilakukan melalui penerapan empat kriteria yang dianjurkan Lincoln & Guba (1985) dan Moleong (1998), yaitu : (a) derajat kepercayaan (kredibilitas), (b) keteralihan (transferabilitas), (c) kebergantungan (dependabilitas), (d) kepastian (confirmabilitas).

Page 18: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian Sosial Budaya Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di Masyarakat Kendal Jawa Tengah)

18

Analisis Data

Analisis data pada tahap penelitian kualitatif menggunakan analisis induktif yaitu untuk mengkaji berbagai data yang diperoleh berdasarkan pendekatan teori dasar (grounded theory). Pendekatan ini mempunyai tiga elemen dasar yang saling terkait antara satu dengan yang lain meliputi konsep, kategori dan proposisi. Proses alur menghasilkan teori yang didapat dari bagunan konsep, bukan data yang ada. Sementara konsep diperoleh melalui konseptualisasi data yang ada. Selanjutnya konsep yang ada menurut Strauss & Corbin (1990) dikategorikan, dihubungkan dan dikembangkan untuk memperoleh teori yang lebih tinggi tingkatannya.

Tahap penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan secara univariat, dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari beberapa variabel yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan terikat (Sugiyono, 2000).

Sistematika Disertasi

Sistematika Disertasi ini meliputi: (a) Pendahuluan; (b) Pembangunan Sumber Daya Manusia Berkualitas (c) Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia; (d) ASI antara Hak bayi dan Kewajiban Ibu; (e) Dasar Hukum Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif; (f) Cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI Eksklusif; (g) Peran Bidan, Keluarga, dan Produsen Susu Formula dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif; (h) Peran Karakteristik Sosio-Demografi di Daerah terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Praktik ASI Eksklusif; (i) Aspek Sosial Budaya dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif; serta (j) Penutup.

Page 19: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk

Pendahuluan

19

Kerangka Penelitian

Peran Aktor (bidan, ibu,

institusi)

Sosial Budaya

Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Bagaimana sosial budaya mempengaruhi praktik IMD & ASI eksklusif - norma yang mendukung - norma yang tidakmendukung

Bagaimana para aktor mempengaruhi praktik IMD & ASI eksklusif - Peran bidan - Peran keluarga - Peran produsen susu formula

Bagaimana secara komprehensif faktor aktor dan

social budaya mewarnai praktik IMD & ASI eksklusif

Bagaimana lingkungan sosial budaya dari para aktor yang terlibat Pendidikan pekerjaan karakteristik daerah pegunungan

dan pantai

Gambar 1.2 Diagram Wilayah Kajian Penelitian

Page 20: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk
Page 21: Momentum Emas Pembentukan SDM Berkualitas (Kajian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7053/1/D_902007006_BAB I.… · Dukungan lingkungan yang dapat membentuk ... termasuk