momentum bagi sby untuk reshuffl e kabinet filehukum gayus tambunan, hapo-san hutagalung, dengan...

1
3 P OLKAM SELASA, 4 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Momentum bagi SBY untuk Reshuffle Kabinet MI/SUMARYANTO IKUT MEREKAYASA: Terdakwa makelar kasus Haposan Hutagalung keluar ruang sidang seusai dituntut 15 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Mantan Pengacara Gayus Dituntut 15 Tahun Penjara JAKSA penuntut umum menun- tut terdakwa mantan penasihat hukum Gayus Tambunan, Hapo- san Hutagalung, dengan hu- kuman penjara selama 15 tahun. Jaksa menilai Haposan terbukti melakukan tindak pidana ko- rupsi terkait dengan kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Selain menuntut 15 tahun penjara, jaksa juga menuntut Haposan, “Dengan denda sebe- sar Rp500 juta subsider enam bu- lan kurungan,” kata Sumartono, koordinator jaksa, saat memba- cakan tuntutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, kemarin. Tuntutan itu dibaca- kan tiga jaksa secara bergantian selama 1,5 jam. Jaksa menilai Haposan ter- bukti mengatur agar Gayus tidak dituntut pasal korupsi oleh jaksa penuntut umum saat sidang di PN Tangerang. Menurut jaksa, bebasnya Gayus dari tuntutan pasal korupsi berawal dari per- temuan antara Haposan, Gayus, Andy Kosasih, Lambertus, dan Feber Silalahi di Hotel The Sultan pada Agustus 2009. Haposan juga terbukti me- nyuap Kompol Arafat Enanie sebesar US$2.500 di pelataran parkir Hotel Ambhara, Jakarta. Arafat adalah penyidik di Mabes Polri yang menangani kasus Gayus. Hal tersebut dilakukan agar penyidik tidak melakukan penahanan terhadap kliennya. Atas tuntutan yang dijatuh- kan kepadanya, Haposan dan tim penasihat hukum akan mengajukan pleidoi atau nota Seharusnya Presiden merombak susunan kabinet pada Oktober tahun lalu. Banyak kementerian yang tidak menunjukkan kinerja baik. DINNY MUTIAH sejak Oktober lalu, saat peme- rintah SBY-Boediono memasuki usia satu tahun,” kata mantan aktivis Institut Teknologi Ban- dung (ITB) era 1980-an itu. Meski demikian, lanjut Syahganda, kelambanan SBY dalam menyikapi keharusan merombak kabinet itu justru H ASIL laporan Unit Kerja Presiden bi- dang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) terha- dap kinerja kementerian dan lembaga hendaknya dijadikan pertimbangan bagi Presiden Su- silo Bambang Yudhoyono untuk mengganti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. “Ada beberapa menteri yang dirasa perlu diperbaiki kinerja- nya, di antaranya Menteri Koor- dinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan Men- teri Hukum dan HAM (Menkum dan HAM),” ujar peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) M Barkah Pattimahu, kemarin. Barkah dimintai tanggapan terkait rencana Presiden meng- evaluasi laporan UKP4 tentang kinerja menteri-menteri. Di samping itu, isu reshuffle kabinet yang makin kuat sei- ring dengan sejumlah gertakan partai menengah koalisi di Sekretariat Gabungan (Setgab) kepada pemerintah dan Partai Demokrat. Partai tengah khawatir bakal didepak dari kabinet karena ‘Partainya SBY’--Demokrat--jus- tru semakin merapat ke PDIP dan Partai Golkar. “Pertanyaannya kini, apakah di tahun 2011 Presiden berani melakukan reshuffle kabinet? De- ngan perolehan suara yang diraih Partai Demokrat pada Pemilu 2009, seharusnya Pak SBY punya kekuatan dan berani melakukan reshuffle. Lagi pula, partai beliau mendapat peroleh- an suara mayoritas.” Soal ukuran dan dasar pato- kan mana menteri yang harus di-reshuffle, Barkah mengatakan itu bisa dilihat dari hasil dan kinerja menteri yang bersang- kutan di lapangan. Ketua Dewan Direktur Sa- bang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan menyatakan evalu- bukan karena adanya indikasi penyanderaan politik, khusus- nya dari partai pendukung koa lisi SBY-Boediono yang tergabung dalam Setgab. “Saya menilainya karena Presiden yang cenderung ragu- ragu,” katanya. Presiden SBY, katanya, perlu mempercepat agenda reshuffle kabinet demi menjamin harapan masyarakat luas, yang menilai sejumlah menteri dalam peme- rintahan SBY-Boediono tidak lagi mampu menorehkan prestasi, baik terhadap kepentingan SBY sendiri maupun untuk mencipta- kan kesejahteraan rakyat. Syahganda menyebut se- jumlah menteri yang perlu di- ganti antara lain Mendag Mari Elka Pangestu, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menlu Marty Natalegawa, dan Mensesneg Sudi Silalahi. Hingga tenggat Selasa (4/1) pukul 00.00, UKP4 belum me- nerima satu pun laporan kinerja dari kementerian dan institusi pemerintah. “Semua belum masuk karena kebiasaan mere- ka baru terakhir memasukkan itu,” kata Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin. Ia menyatakan laporan kiner- ja yang ditunggu UKP4 adalah perkembangan pelaksanaan program masing-masing berda- sarkan rencana aksi yang sudah disusun. UKP4 akan melapor- kannya kepada presiden seming- gu kemudian. Ia menyatakan bahwa pelapo- ran itu bukan sengaja dimundur- kan, tetapi memang batas waktu diatur demikian. Saat ditemui terpisah, Men- dagri Gamawan Fauzi menepis keterangan UKP4 bahwa pi- haknya termasuk daftar kemen- terian yang belum menyerahkan laporan kinerja. “Kami sudah serahkan pada tanggal 1 Oktober, salinannya pun kami pegang,” tegasnya. (*/P-3) [email protected] Kinerja Daerah Otonom Baru Buruk dapat dipertanggungjawabkan oleh tim penilai. “Saya minta ini betul-betul bisa dipertanggung- jawabkan karena pengalaman lalu, ada yang mengatakan tidak percaya dengan hasil evaluasi itu di Komisi II (DPR RI), tapi tidak ada pembandingnya,” jelasnya. Dia menambahkan, peme- rintah menggunakan indika- tor tertentu untuk menilai 524 daerah otonomi. “Bisa saja dia bagus secara kasatmata, tapi administrasinya buruk,” ujarnya mencontohkan. Terkait hal tersebut, Gamawan HASIL evaluasi daerah otono- mi baru tahap dua harus dikaji ulang. Hal tersebut terkait dengan laporan yang menun- jukkan sejumlah daerah yang tidak mendapatkan penilaian dan belum memenuhi syarat laporan daerah pemekaran. Dirjen Otonomi Daerah Ke- menterian Dalam Negeri Djo- hermansyah Djohan menga- takan sebagian besar daerah pemekaran belum memenuhi persyaratan. ‘’Dari sejumlah 57 daerah otonomi baru yang berusia di bawah tiga tahun yang sudah dikaji, tidak ada yang masuk kategori baik, sedangkan sem- bilan daerah masuk kategori kurang baik dan 48 daerah kategori sedang,’’ ujarnya di Jakarta, kemarin. ‘’Tapi ini masih hasil semen- tara dan penyusunan laporan akhir evaluasi perkembangan daerah tersebut masih dalam penyelesaian.’’ Penegasan Djohermansyah tersebut dibenarkan Mendagri Gamawan Fauzi. Bahkan ia minta Ditjen Otda mendalami mengatakan pemerintah ma- sih akan melanjutkan program otonomi daerah sambil menilai hasil evaluasinya. Pemerintah berharap daerah menjadi lebih baik sebelum tiga tahap otonomi daerah selesai, dan aturan-aturannya semakin lengkap. Grand design penataan daerah yang akan dijadikan acuan pe- mekaran daerah telah dimasuk- kan dalam draf rancangan re- visi UU Nomor 32 Tahun 2004, sebagai payung hukum acuan pemekaran. (*/R-2) asi Kabinet Indonesia Bersatu II pada Januari ini hendaknya disertai dengan perombakan se- jumlah menteri yang kinerjanya tidak memuaskan publik. “Sebetulnya, momentum pergantian Kabinet KIB II su- dah terlambat. Harusnya Presi- den melakukan reshuffle kabinet Mantan Sekjen Deplu Dituntut 3 Tahun MANTAN Sekjen Departemen Luar Negeri (Deplu), Sudjadnan Parnohadiningrat, dituntut hukuman tiga tahun penjara. Terdakwa kasus korupsi dana perbaikan gedung KBRI di Singapura itu juga dituntut dengan hukuman denda senilai Rp200 juta subsider enam bulan kurungan. Sudjadnan dinyatakan terbukti melanggar Pasal 3 UU No 31 Ta- hun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan perkiraan kerugian negara sebesar Rp8,47 miliar. “Menuntut majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama tiga tahun,” ujar jaksa penuntut umum Anang Supriatna membacakan amar tuntutan di Pengadilan Tipikor, di Jakarta, kemarin. (CC/P-4) MRP Diminta Serahkan Perdasi MASA jabatan Majelis Rakyat Papua (MRP) akan berakhir pada bulan ini. Hingga sekarang, Kementerian Dalam Negeri belum menerima rancangan peraturan daerah provinsi (perdasi) dari MRP untuk memperpanjang masa jabatan mereka. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi meminta perdasi itu segera dikirimkan. Dalam waktu seminggu setelah dikirimkan, menurutnya, laporan tersebut akan selesai dievaluasi. “Kita ingatkan, dan kita juga kan sudah mengingatkan juga dengan mengirimkan surat. Nanti saya telepon gubernurnya kalau perlu,” tegas Gamawan, di Jakarta, kemarin. Pemerintah, katanya, tidak akan mengintervensi penyusunan perdasi karena taat pada sistem dan menghormati kultur Papua. (*/P-4) Lagi, Polri Janji Panggil Cirus MABES Polri mengatakan akan memanggil tersangka jaksa Cirus Sinaga, pada Kamis (6/1) nanti. Cirus merupakan tersangka kasus pemalsuan rencana tuntutan mafia pajak Gayus HP Tambunan. “Pemanggilan jaksa Cirus rencananya tanggal 6, langsung yang bersangkutan. Sudah dikirim panggilan paling tidak hari ini, pa- ling lambat besok dikirimnya,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Boy Rafli Amar, di Jakarta, kemarin. Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi mengatakan adanya temuan indikasi pemalsuan surat tersebut. Janji pemang- gilan Cirus ini merupakan kesekian kalinya Polri menyebut akan memanggil jaksa yang merupakan penuntut umum kasus Antasari Azhar itu. Terakhir, Boy meneruskan keterangan penyidik yang menjanjikan Cirus akan dipanggil hari ini (4/1). Dalam kasus ini, ada 15 saksi yang telah diperiksa Bareskrim. (*/P-4) DINAMIKA Rekapitulasi data yang dikum- pulkan hingga akhir 2010 me- nunjukkan jumlah perkara pe- milu kada yang mampir ke MK mencapai 230 perkara PHPU, minus tanggungan perkara dari tahun sebelumnya. Dari angka itu, perkara yang dikabulkan hanya 23 PHPU dan yang ditolak MK tercatat 145 PHPU. Angka tersebut sangat signi- fikan bila dibandingkan de- ngan 2009. Saat itu, MK hanya menerima 3 perkara PHPU dan limpahan 9 perkara dari 2008. Satu hal, Mahfud mengingin- kan MK dapat mengakselerasi penyelesaian perkara, terutama PUU dan SKLN. Sebab, MK akan mengoptimalkan beberapa fungsi unit kerjanya terkait de- ngan pengkajian perkara yang dilaksanakan oleh Pusat Peneli- tian dan Pengkajian Sekretariat Jenderal MK. Pengkajian dan telaah terse- but diharapkan dapat memban- tu hakim konstitusi untuk mem- perkaya referensi dalam meru- muskan putusan. (*/P-3) 80% Pemilu Kada 2011 Rawan Gugatan ke MK MK akan lebih intensif berkoor- dinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Kepoli- sian RI. Dari catatan Media Indonesia, jumlah perkara perselisihan hasil pemilihan umum yang masuk ke meja MK melonjak hingga 200% sepanjang 2010. perkara yang masuk pada 2010, sebanyak 285 perkara sudah diputus. Artinya, rata-rata se- tiap bulan sebanyak 23 perkara atau satu putusan setiap hari,” tukas Guru Besar Hukum Uni- versitas Islam Indonesia itu. Karena itu, menurut Mahfud, guna mengantisipasi membe- ludaknya perkara pemilu kada, ANEKDOT ‘mahkamah pemi- lu kada’ rupanya masih terus melekat di Mahkamah Konsti- tusi (MK) pada 2011. Pasalnya, sedikitnya 54 atau 80% dari 67 pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) tingkat provinsi dan kabupaten/kota berpotensi diperkarakan di MK. “Jika sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ini ditambah dengan sisa perkara tahun 2010 yang berjumlah enam perkara, total asumsi pe- nanganan PHPU kepala daerah yang ditangani MK berjumlah 60 perkara,” ujar Ketua MK Mah- fud MD dalam acara Refleksi 2010-Proyeksi 2011 Kinerja MK di Gedung MK, kemarin. Selain perkara PHPU, MK juga memproyeksikan perkara peng- ujian undang-undang (PUU) sebanyak 72 perkara pada 2011 dengan sisa perkara 2010 yaitu 59 perkara, sedangkan proyeksi perkara sengketa kewenangan lembaga negara (SKLN) adalah satu perkara, dengan sisa perka- ra 2010 juga satu perkara. “Jumlah keseluruhan asumsi perkara yang akan ditangani MK pada 2011 sebanyak 193 perkara,” prediksi Mahfud. Ketika disinggung soal pu luh an sisa perkara 2010, Mahfud menolak hal tersebut sebagai indikasi menurunnya ki nerja MK. “Jika dihitung produktivitas, dari total 312 MAFIA PERADILAN: Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyampaikan proyeksi kinerja 2011 di Gedung MK, Jakarta, kemarin. MK akan menguatkan sistem pengawas- an untuk me- ningkatkan kepercayaan masyarakat dan menghindari potensi munculnya mafia peradilan. MI/SUSANTO lagi hasil evaluasi tersebut ka- rena sejumlah daerah tidak disertai penilaian. “Saya minta untuk didalami lagi, kalau ada kesalahan atau kekeliruan dicek lagi. Karena ada daerah yang nilainya kosong. Apa karena tidak mengirimkan laporan? Kalau iya, kenapa tidak disurati? Atau memang sudah diingatkan tiga kali, tapi masih saja (belum berubah). Kalau iya, ya sudah itu risikonya,” ujar Gamawan. Evaluasi ulang itu diperlukan karena hasil semua daerah harus pembelaan pada Senin (10/1). Seusai sidang Haposan meng- ungkapkan ia menghormati tuntutan jaksa. Namun ia me- nilai banyak hal yang fiktif dan direkayasa. “Contoh paling konkret ada- lah tentang perjanjian fiktif anta- ra Andi dan Gayus. Sampai de- tik ini hakim menagih perjanjian asli, tapi sampai sekarang jaksa tidak dapat menghadirkan,” tukasnya. Pada kesempatan berbeda, Gayus melontarkan pernyataan pedas ke pada Haposan ter- kait kasus yang menjeratnya. Pernyataan itu dia katakan saat pembacaan pembelaan atau pleidoi pribadi di PN Jaksel, kemarin. Gayus mengatakan Haposan sebagai pengacara kerap me- nipu klien saat menangani per- kara lalu membagi-bagi hasil penipuan kepada para penegak hu kum. “Tidak heran kalau Haposan dijuluki sinterklas di Bareskrim, Polda Metro, terma- suk di Kejaksaan Agung. Tidak peduli ada urusan yang terkait dan tidak perlu kenal.” Sebelum kasusnya mencuat, Gayus mengaku sangat memer- cayai Haposan. Gayus mengaku menyerahkan uang berkali-kali ke Haposan senilai Rp25 miliar selama proses penyidikan di Ba- reskrim Polri hingga vonis ma- jelis hakim di PN Tangerang. “Namun kepercayaan saya dimanfaatkan untuk kepenting- an pribadi Haposan,” kata dia. (*/P-3) Andi Mallarangeng (Menpora)

Upload: dinhhanh

Post on 30-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3POLKAMSELASA, 4 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

Momentum bagi SBY untuk Reshuffl e Kabinet

MI/SUMARYANTO

IKUT MEREKAYASA: Terdakwa makelar kasus Haposan Hutagalung keluar ruang sidang seusai dituntut 15 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.

Mantan Pengacara Gayus Dituntut

15 Tahun Penjara

JAKSA penuntut umum menun-tut terdakwa mantan penasihat hukum Gayus Tambunan, Hapo-san Hutagalung, dengan hu-kuman penjara selama 15 tahun. Jaksa menilai Haposan terbukti melakukan tindak pidana ko-rupsi terkait dengan kasus mafi a pajak Gayus Tambunan.

Selain menuntut 15 tahun penjara, jaksa juga menuntut Haposan, “Dengan denda sebe-sar Rp500 juta subsider enam bu-lan kurungan,” kata Sumartono, koordinator jaksa, saat memba-cakan tuntutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, kemarin. Tuntutan itu dibaca-kan tiga jaksa secara bergantian selama 1,5 jam.

Jaksa menilai Haposan ter-bukti mengatur agar Gayus tidak dituntut pasal korupsi oleh jaksa penuntut umum saat sidang di PN Tangerang. Menurut jaksa, bebasnya Gayus dari tuntutan pasal korupsi ber a wal dari per-temuan antara Haposan, Gayus, Andy Kosasih, Lambertus, dan Feber Silalahi di Hotel The Sultan pada Agustus 2009.

Haposan juga terbukti me-nyuap Kompol Arafat Enanie sebesar US$2.500 di pelataran parkir Hotel Ambhara, Jakarta. Arafat adalah penyidik di Mabes Polri yang menangani kasus Gayus. Hal tersebut dilakukan agar penyidik tidak melakukan penahanan terhadap kliennya.

Atas tuntutan yang dijatuh-kan kepadanya, Haposan dan tim penasihat hukum akan mengajukan pleidoi atau nota

Seharusnya Presiden merombak susunan kabinet pada Oktober tahun lalu. Banyak kementerian yang tidak menunjukkan kinerja baik.

DINNY MUTIAH

sejak Oktober lalu, saat peme-rintah SBY-Boediono memasuki usia satu tahun,” kata mantan aktivis Institut Teknologi Ban-dung (ITB) era 1980-an itu.

Meski demikian, lanjut Syah ganda, kelambanan SBY dalam menyikapi keharusan merombak kabinet itu justru

HASIL laporan Unit Kerja Presiden bi-dang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) terha-dap kinerja kementerian dan lem baga hendaknya dijadikan pertimbangan bagi Presiden Su-silo Bambang Yudhoyono untuk mengganti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

“Ada beberapa menteri yang dirasa perlu diperbaiki kinerja-nya, di antaranya Menteri Koor-dinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan Men-teri Hukum dan HAM (Menkum dan HAM),” ujar peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) M Barkah Pattimahu, kemarin.

Barkah dimintai tanggapan terkait rencana Presiden meng-evaluasi laporan UKP4 tentang kinerja menteri-menteri.

Di samping itu, isu reshuffl e kabinet yang makin kuat sei-ring dengan sejumlah gertakan partai menengah koalisi di Sekretariat Gabungan (Setgab) kepada pemerintah dan Partai Demokrat.

Partai tengah khawatir bakal didepak dari kabinet karena ‘Par tainya SBY’--Demokrat--jus-tru semakin merapat ke PDIP dan Partai Golkar.

“Pertanyaannya kini, apakah di tahun 2011 Presiden berani melakukan reshuffl e kabinet? De-ngan perolehan suara yang di raih Partai Demokrat pada Pe milu 2009, seharusnya Pak SBY punya kekuatan dan berani melakukan reshuffl e. Lagi pula, partai beliau mendapat peroleh-an suara mayoritas.”

Soal ukuran dan dasar pato-kan mana menteri yang harus di-reshuffl e, Barkah mengatakan itu bisa dilihat dari hasil dan kinerja menteri yang bersang-kutan di lapangan.

Ketua Dewan Direktur Sa-bang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan menyatakan evalu-

bu kan karena adanya indikasi penyanderaan politik, khusus-nya dari partai pendukung koa lisi SBY-Boediono yang tergabung dalam Setgab.

“Saya menilainya karena Presiden yang cenderung ragu-ragu,” katanya.

Presiden SBY, katanya, perlu mempercepat agenda reshuffle kabinet demi menjamin harapan masyarakat luas, yang menilai sejumlah menteri dalam peme-rintahan SBY-Boediono tidak lagi mampu menorehkan prestasi, baik terhadap kepentingan SBY sendiri maupun untuk mencipta-kan kesejahteraan rakyat.

Syahganda menyebut se-jumlah menteri yang perlu di-ganti antara lain Mendag Mari Elka Pangestu, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menlu Marty Natalegawa, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Hingga tenggat Selasa (4/1) pukul 00.00, UKP4 belum me-nerima satu pun laporan kinerja dari kementerian dan institusi pemerintah. “Semua belum ma suk karena kebiasaan mere-ka baru terakhir memasukkan itu,” kata Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Ia menyatakan laporan kiner-ja yang ditunggu UKP4 adalah perkembangan pelaksanaan program masing-masing berda-sarkan rencana aksi yang sudah disusun. UKP4 akan melapor-kannya kepada presiden seming-gu kemudian.

Ia menyatakan bahwa pelapo-ran itu bukan se ngaja dimundur-kan, tetapi memang batas waktu diatur demikian.

Saat ditemui terpisah, Men-dagri Gamawan Fauzi menepis keterangan UKP4 bahwa pi-haknya termasuk daftar kemen-terian yang belum menyerahkan laporan kinerja.

“Kami sudah serahkan pada tanggal 1 Oktober, salinannya pun kami pegang,” tegasnya. (*/P-3)

[email protected]

Kinerja Daerah Otonom Baru Burukdapat dipertanggungjawabkan oleh tim penilai. “Saya minta ini betul-betul bisa dipertanggung-jawabkan karena pengalaman lalu, ada yang mengatakan tidak percaya dengan hasil evaluasi itu di Komisi II (DPR RI), tapi tidak ada pembandingnya,” jelasnya.

Dia menambahkan, peme-rintah menggunakan indika-tor tertentu untuk menilai 524 daerah otonomi. “Bisa saja dia bagus secara kasatmata, tapi administrasinya buruk,” ujarnya mencontohkan.

Terkait hal tersebut, Gamawan

HASIL evaluasi daerah otono-mi baru tahap dua harus dikaji ulang. Hal tersebut terkait de ngan laporan yang menun-jukkan sejumlah daerah yang tidak mendapatkan penilaian dan belum memenuhi syarat laporan daerah pemekaran.

Dirjen Otonomi Daerah Ke-menterian Dalam Nege ri Djo-hermansyah Djohan menga-takan sebagian besar daerah pemekaran belum memenuhi persyaratan.

‘’Dari sejumlah 57 daerah oto nomi baru yang berusia di

bawah tiga tahun yang sudah dikaji, tidak ada yang masuk kategori baik, sedangkan sem-bilan daerah masuk kategori kurang baik dan 48 daerah kategori sedang,’’ ujarnya di Jakarta, kemarin.

‘’Tapi ini masih hasil semen-tara dan penyusunan laporan akhir evaluasi perkembangan daerah tersebut masih dalam penyelesaian.’’

Penegasan Djohermansyah tersebut dibenarkan Mendagri Gamawan Fauzi. Bahkan ia minta Ditjen Otda mendalami

mengatakan pemerintah ma-sih akan melanjutkan program otonomi daerah sambil menilai hasil evaluasinya.

Pemerintah berharap daerah menjadi lebih baik sebelum tiga tahap otono mi daerah selesai, dan aturan-aturannya semakin lengkap.

Grand design penataan daerah yang akan dijadikan acuan pe-mekaran daerah telah dimasuk-kan dalam draf rancangan re-visi UU Nomor 32 Tahun 2004, sebagai payung hukum acuan pemekaran. (*/R-2)

asi Kabinet Indonesia Bersatu II pada Januari ini hendaknya disertai dengan perombakan se-jumlah menteri yang kinerjanya tidak memuaskan publik.

“Sebetulnya, momentum pergantian Kabinet KIB II su-dah terlambat. Harusnya Presi-den melakukan reshuffl e kabinet

Mantan Sekjen Deplu Dituntut 3 Tahun

MANTAN Sekjen Departemen Luar Negeri (Deplu), Sudjadnan Parnohadiningrat, dituntut hukuman tiga tahun penjara. Terdakwa kasus korupsi dana perbaikan gedung KBRI di Singapura itu juga dituntut dengan hukuman denda senilai Rp200 juta subsider enam bulan kurungan.

Sudjadnan dinyatakan terbukti melanggar Pasal 3 UU No 31 Ta-hun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan perkiraan kerugian negara sebesar Rp8,47 miliar. “Menuntut majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama tiga tahun,” ujar jaksa penuntut umum Anang Supriatna membacakan amar tuntutan di Pengadilan Tipikor, di Jakarta, kemarin. (CC/P-4)

MRP Diminta Serahkan PerdasiMASA jabatan Majelis Rakyat Papua (MRP) akan berakhir pada bulan ini. Hingga sekarang, Kementerian Dalam Negeri belum menerima rancangan peraturan daerah provinsi (perdasi) dari MRP untuk memperpanjang masa jabatan mereka.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi meminta perdasi itu segera dikirimkan. Dalam waktu seminggu setelah dikirimkan, menurutnya, laporan tersebut akan selesai dievaluasi. “Kita ingatkan, dan kita juga kan sudah mengingatkan juga dengan mengirimkan surat. Nanti saya telepon gubernurnya kalau perlu,” tegas Gamawan, di Jakarta, kemarin.

Pemerintah, katanya, tidak akan mengintervensi penyusunan perdasi karena taat pada sistem dan menghormati kultur Papua. (*/P-4)

Lagi, Polri Janji Panggil CirusMABES Polri mengatakan akan memanggil tersangka jaksa Cirus Sinaga, pada Kamis (6/1) nanti. Cirus merupakan tersangka kasus pemalsuan rencana tuntutan mafi a pajak Gayus HP Tambunan.

“Pemanggilan jaksa Cirus rencananya tanggal 6, langsung yang bersangkutan. Sudah dikirim panggilan paling tidak hari ini, pa-ling lambat besok dikirimnya,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Boy Rafl i Amar, di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi mengatakan adanya temuan indikasi pemalsuan surat tersebut. Janji pemang-gilan Cirus ini merupakan kesekian kalinya Polri menyebut akan memanggil jaksa yang merupakan penuntut umum kasus Antasari Azhar itu. Terakhir, Boy meneruskan keterangan penyidik yang menjanjikan Cirus akan dipanggil hari ini (4/1). Dalam kasus ini, ada 15 saksi yang telah diperiksa Bareskrim. (*/P-4)

DINAMIKA

Rekapitulasi data yang dikum-pulkan hingga akhir 2010 me-nunjukkan jumlah perkara pe-milu kada yang mampir ke MK mencapai 230 perkara PHPU, minus tanggungan perkara dari tahun sebelumnya. Dari angka itu, perkara yang dikabulkan hanya 23 PHPU dan yang ditolak MK tercatat 145 PHPU.

Angka tersebut sangat signi-fikan bila dibandingkan de-ngan 2009. Saat itu, MK hanya menerima 3 perkara PHPU dan limpahan 9 perkara dari 2008.

Satu hal, Mahfud mengingin-kan MK dapat mengakselerasi penyelesaian perkara, terutama PUU dan SKLN. Sebab, MK akan mengoptimalkan beberapa fungsi unit kerjanya terkait de-ngan pengkajian perkara yang dilaksanakan oleh Pusat Peneli-tian dan Pengkajian Se kretariat Jenderal MK.

Pengkajian dan telaah terse-but diharapkan dapat memban-tu hakim konstitusi untuk mem-perkaya referensi dalam meru-muskan putusan. (*/P-3)

80% Pemilu Kada 2011 Rawan Gugatan ke MK

MK akan lebih intensif berkoor-dinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Kepoli-sian RI.

Dari catatan Media Indonesia, jum lah perkara perselisihan ha sil pemilihan umum yang masuk ke meja MK melonjak hingga 200% sepanjang 2010.

perkara yang masuk pada 2010, sebanyak 285 perkara sudah diputus. Artinya, rata-rata se-tiap bulan sebanyak 23 perkara atau satu putusan setiap hari,” tukas Guru Besar Hukum Uni-versitas Islam Indonesia itu.

Karena itu, menurut Mahfud, guna mengantisipasi membe-ludaknya perkara pemilu kada,

ANEKDOT ‘mahkamah pemi-lu kada’ rupanya masih terus melekat di Mahkamah Konsti-tusi (MK) pada 2011. Pasalnya, sedikitnya 54 atau 80% dari 67 pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) tingkat provinsi dan kabupaten/kota berpotensi diperkarakan di MK.

“Jika sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ini ditambah dengan sisa perkara tahun 2010 yang berjumlah enam perkara, total asumsi pe-nanganan PHPU kepala daerah yang ditangani MK berjumlah 60 perkara,” ujar Ketua MK Mah-fud MD dalam acara Refleksi 2010-Proyeksi 2011 Kinerja MK di Gedung MK, kemarin.

Selain perkara PHPU, MK juga memproyeksikan perkara peng-ujian undang-undang (PUU) sebanyak 72 perkara pada 2011 dengan sisa perkara 2010 yaitu 59 perkara, sedangkan proyeksi perkara sengketa kewenangan lembaga negara (SKLN) adalah satu perkara, dengan sisa perka-ra 2010 juga satu perkara.

“Jumlah keseluruhan asumsi perkara yang akan ditangani MK pada 2011 sebanyak 193 perkara,” prediksi Mahfud.

Ketika disinggung soal pu luh an sisa perkara 2010, Mah fud menolak hal tersebut sebagai indikasi menurunnya ki nerja MK. “Jika dihitung pro duktivitas, dari total 312

MAFIA PERADILAN: Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyampaikan proyeksi kinerja 2011 di Gedung MK, Jakarta, kemarin. MK akan menguatkan sistem pengawas-an untuk me-ning kat kan kepercayaan masyarakat dan menghindari potensi munculnya mafia peradilan.

MI/SUSANTO

lagi hasil evaluasi tersebut ka-rena sejumlah daerah tidak disertai penilaian.

“Saya minta untuk didalami lagi, kalau ada kesalahan atau kekeliruan dicek lagi. Karena ada daerah yang nilainya kosong. Apa karena tidak mengirimkan laporan? Kalau iya, kenapa tidak disurati? Atau memang sudah diingatkan tiga kali, tapi masih saja (belum berubah). Kalau iya, ya sudah itu risikonya,” ujar Gamawan.

Evaluasi ulang itu diperlukan karena hasil semua daerah harus

pembelaan pada Senin (10/1). Seusai sidang Haposan meng-ungkapkan ia menghormati tuntutan jaksa. Namun ia me-nilai banyak hal yang fi ktif dan direkayasa.

“Contoh paling kon kret ada-lah tentang perjanjian fi ktif anta-ra Andi dan Gayus. Sampai de-tik ini hakim menagih perjanjian asli, tapi sampai sekarang jaksa tidak dapat menghadirkan,” tukasnya.

Pada kesempatan berbeda, Gayus me lontarkan pernyataan pedas ke pada Haposan ter-kait kasus yang menjeratnya. Pernyataan itu dia katakan saat pembacaan pembelaan atau plei doi pribadi di PN Jaksel, kemarin.

Gayus mengatakan Haposan sebagai pengacara kerap me-nipu klien saat menangani per-kara lalu membagi-bagi hasil pe nipuan kepada para penegak hu kum. “Tidak heran kalau Ha posan dijuluki sinterklas di Bareskrim, Polda Metro, terma-suk di Kejaksaan Agung. Tidak pe duli ada urusan yang terkait dan tidak perlu kenal.”

Sebelum kasusnya mencuat, Gayus mengaku sangat memer-cayai Haposan. Gayus mengaku menyerahkan uang berkali-kali ke Haposan senilai Rp25 miliar selama proses penyidikan di Ba-reskrim Polri hingga vonis ma-jelis hakim di PN Tangerang.

“Namun kepercayaan saya dimanfaatkan untuk kepenting-an pribadi Haposan,” kata dia. (*/P-3)

Andi Mallarangeng(Menpora)