molide-pemnfaatan pestnab untuk wereng coklat 223-232

10
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI 223 PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI M. Rizal, I.W. Laba, T.L. Mardiningsih, Michelia Darwis. C. Sukmana, dan E. Sugandi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 ABSTRAK Penelitian Pemanfatan Pestisida Nabati untuk Menurunkan Populasi Hama Wereng Coklat Nilaparvata lugens (Homoptera: Delphacidae) pada tanaman padi dilaksanakan di Rumah Kasa Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pada bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap,terdiri atas 8 perlakuan dan diulang 5 kali. Perlakuan adalah 6 jenis pestisida nabati (minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi, minyak cengkeh + minyak serai wangi + minyak jarak pagar, minyak mimba), Insektisida kimia imidacloprid sebagai pembanding dan air sebagai kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan dengan 3 metode yaitu metode semprot serangga (topical spray), metode semprot tanaman (foliar spray), dan semprot serangga pada tanaman. Konsentrasi yang diuji adalah 1.25, 2.5, 5 dan 10 ml/ liter untuk percobaan 1 dan 2 serta 5 ml/liter untuk percobaan-3. Mortalitas nimfa diamati pada 22, 24, 48 dan 72 jam setelah aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk metode semprot serangga (Percobaan-1) , dari 6 formula pestisida nabati yang diuji: minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, dan minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi mampu menyebabkan mortalitas 60- 100%, sedangkan metoda semprot serangga pada tanaman (Percobaan-3) juga mampu membunuh serangga uji >80% yaitu 84-94%, lebih tinggi dari kinerja insektisida kimia imidakloprid yang mampu menimbulkan mortalitas sebesar 72%. Sementara itu, aplikasi terhadap tanaman (foliar spray) tidak efektif untuk membunuh wereng coklat. Mortalitas yang ditimbulkan berkisar 12-54 % pada 72 jam setelah aplikasi. Dengan demikian, keempat jenis pestisida nabati tersebut dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui efikasinya terhadap hama wereng coklat pada tanaman padi di lapang. Kata Kunci: Pestisida nabati, padi, wereng coklat, pengendalian, minyak atsiri, efikasi

Upload: ardi-kurniawan

Post on 15-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cara pembuatan dan pemanfaatan pestisida nabati demi mengurangi penggunaan pestisida kimia.

TRANSCRIPT

  • PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    223

    PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN

    POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    M. Rizal, I.W. Laba, T.L. Mardiningsih, Michelia Darwis. C. Sukmana, dan E. Sugandi

    Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111

    ABSTRAK

    Penelitian Pemanfatan Pestisida Nabati untuk Menurunkan Populasi Hama

    Wereng Coklat Nilaparvata lugens (Homoptera: Delphacidae) pada tanaman padi dilaksanakan di Rumah Kasa Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pada bulan Januari sampai dengan Desember 2011.

    Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap,terdiri atas 8 perlakuan dan diulang 5 kali. Perlakuan adalah 6 jenis pestisida nabati (minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu manis,

    minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi, minyak cengkeh + minyak serai wangi + minyak jarak pagar, minyak mimba), Insektisida kimia imidacloprid sebagai

    pembanding dan air sebagai kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan dengan 3 metode yaitu metode semprot serangga (topical spray), metode semprot tanaman (foliar spray), dan semprot serangga pada tanaman. Konsentrasi yang diuji adalah 1.25, 2.5, 5 dan 10 ml/ liter untuk percobaan 1 dan 2 serta 5 ml/liter untuk percobaan-3. Mortalitas nimfa diamati pada 22, 24, 48 dan

    72 jam setelah aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk metode semprot serangga (Percobaan-1) , dari 6 formula pestisida nabati yang diuji: minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu

    manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, dan minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi mampu menyebabkan mortalitas 60-100%, sedangkan metoda semprot serangga pada tanaman (Percobaan-3)

    juga mampu membunuh serangga uji >80% yaitu 84-94%, lebih tinggi dari kinerja insektisida kimia imidakloprid yang mampu menimbulkan mortalitas sebesar 72%. Sementara itu, aplikasi terhadap tanaman (foliar spray) tidak

    efektif untuk membunuh wereng coklat. Mortalitas yang ditimbulkan berkisar 12-54 % pada 72 jam setelah aplikasi. Dengan demikian, keempat jenis pestisida nabati tersebut dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui efikasinya

    terhadap hama wereng coklat pada tanaman padi di lapang.

    Kata Kunci: Pestisida nabati, padi, wereng coklat, pengendalian, minyak

    atsiri, efikasi

  • Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011

    224

    PENDAHULUAN

    Wereng coklat, Nilaparvata lugens Stahl (Homoptera: Delphacide),

    merupakan hama dari golongan insekta yang sangat merugikan perpadian di

    Indonesia. Serangan wereng coklat yang sangat berat dapat mengurangi

    hasil padi secara substansial, bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan

    perekonomian tingkat petani. Hal ini, terbukti dari laporan dari beberapa

    propinsi yang telah mengalami serangan wereng coklat terhadap beberapa

    varietas padi yang diunggulkan. Pada MT 2005 luas serangan wereng coklat

    di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat mencapai 46.000 ha. (BB

    Padi 2012). Pada MT 2010, serangan hama wereng coklat pada tanaman

    padi telah dilaporkan seluas 1.114,5 ha di Jawa Tengah.

    Umumnya serangan terjadi pada tanaman padi yang telah dewasa,

    tetapi, belum memasuki masa panen. Jika ada padi muda terserang, maka

    daunnya akan berwarna kuning, pertumbuhannya menjadi terhambat, dan

    tanaman menjadi kerdil. Jika serangan sangat hebat, akan mengakibatkan

    tanaman menjadi layu dan akhirnya mati dengan gejala puso (kebakaran

    wereng). Mengingat hama wereng secara langsung akan mematikan

    tanaman padi dan menyebarkan penyakit virus kerdil rumput dan hampa

    maka penanggulangannya harus betul-betul sejak dini begitu gejala

    serangan wereng muncul (Pracaya 2007).

    Pengendalian hama wereng antara lain dapat dilakukan secara

    budidaya dengan rotasi dengan palawija, pengeringan lahan, pengendalian

    biologis dengan membiarkan musuh alami berkembang biak di persawahan,

    pemanfaatan jamur entomopatogen Beauveria bassiana, pengendalian fisik

    dengan menggunakan lampu perangkap, dan pengendalian kimiawi dengan

    insektisida yang tercampur dengan berbagai kombinasi (Andoko 2006).

    Penggunaan pestisida kimia sintetik dengan frekuensi tinggi secara

    terus menerus pada masa lalu telah menimbulkan dampak negatif berupa

    munculnya resistensi dan resurgensi hama ini. Pengendalian dengan bahan-

    bahan alami sangat diperlukan karena beras merupakan komoditas utama

    yang harus tetap tersedia dalam jumlah dan mutu yang bagus agar

    ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

    Pemanfaatan pestisida nabati diharapkan mampu memberikan hasil

    pengendalian yang efektif, efisien, sekaligus aman bagi lingkungan. Selain

  • PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    225

    aman bagi manusia dan tidak mencemari bahan tanaman, pestisida nabati

    diharapkan tidak memicu terjadinya resistensi hama tersebut terhadap

    pestisida yang digunakan.

    Penelitian pemanfaatan pestisida nabati untuk pengendalian hama

    wereng padi coklat sudah pernah dilakukan sebelumnya namun, belum ada

    hasil yang memuaskan dan belum ada produk yang tersedia untuik

    kebutuhan petani di pasar. Di pihak lain, Balai Penelitian Tanaman Obat dan

    Aromatik (Balittro), Badan Litbang Pertanian, telah meluncurkan beberapa

    formula pestisida nabati berbasis minyak atsiri untuk pengendalian OPT

    perkebunan, pangan, dan hortikultura.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati

    berbasis minyak atsiri yang telah diproduksi Balittro untuk menurunkan

    populasi hama wereng coklat pada tanaman padi.

    METODOLOGI

    Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman

    Obat dan Aromatik di Bogor dari bulan Januari sampai Desember 2011.

    Bahan dan alat yang digunakan antara lain: tanaman padi yang berusia 30

    hari, nimfa instar tiga dan imago wereng coklat, pestisida nabati, hand

    sprayer, dan bahan pembantu lainnya.

    Padi varietas IR 42 ditanam di dalam pot berukuran 1 liter, berisi

    media campuran tanah dan pupuk yang telah direndam selama dua minggu

    hingga menjadi lumpur. Tanaman padi yang digunakan varietas Ciherang

    berumur 30-35 hari setelah tanam.

    Serangga uji wereng coklat diperoleh dari tanaman padi di sekitar

    Bogor. Telur dan nimfa wereng coklat dipelihara dan diperbanyak pada

    tanaman padi yang ditempatkan dalam kurungan plastik milar yang

    ujungnya diberi kain kasa. Nimfa wereng coklat yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah nimfa instar tiga yang berasal dari imago turunan

    kedua.

    Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas

    delapan perlakuan dan diulang lima kali. Perlakuan adalah enam jenis

    pestisida nabati (minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh +

  • Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011

    226

    minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak mimba

    + minyak cengkeh + minyak serai wangi, minyak cengkeh + minyak serai

    wangi + minyak jarak pagar, minyak mimba). Insektisida kimia imidacloprid

    sebagai pembanding dan air sebagai kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan

    dengan tiga metode yaitu: 1) metode semprot serangga (topical spray),

    10 ekor serangga uji diletakkan pada tabung reaksi kemudian disemprot

    dengan pestisida secukupnya, setelah itu serangga uji diinfestasikan ke

    tanaman padi dalam kurungan plastik milar; 2) metode semprot tanaman

    (foliar spray), tanaman padi disemprot dengan larutan pestisida sehingga

    merata ke seluruh tanaman, ditutup dengan kurungan plastik milar, setelah

    kering-angin dimasukkan serangga uji sebanyak 10 ekor tiap tanaman; 3)

    metode semprot serangga pada tanaman, sebanyak 30 ekor serangga uji

    diinfestasikan ke tanaman padi di dalam kurungan milar dan disemprot

    dengan pestisida secara merata. Konsentrasi yang diuji untuk percobaan-1

    dan 2 adalah 1,25; 2,5; 5 dan 10 ml/liter, sedangkan untuk percobaan tiga

    digunakan konsentrasi 5 ml/liter. Parameter yang diamati adalah mortalitas

    nimfa pada 22, 24, 48, dan 72 jam setelah aplikasi.

    Data dianalisis menggunakan Uji ANOVA dua arah, apabila signifikan

    maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Duncan (Duncan Multiple Range

    Test) pada taraf 5%.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil analisa kandungan bahan aktif di laboratorium (Tabel 1).

    Tabel 1. Hasil analisa kandungan bahan aktif di laboratorium

    No. Jenis Pestisida Nabati Jenis Kadar Kandungan (%)

    1 Minyak cengkeh + minyak serai wangi1

    Eugenol Sitronela

    4,18 58,86

    2 Minyak cengkeh + minyak kayu

    manis

    Eugenol

    Sinamaldehida

    37,15

    7,19

    3 Minyak cengkeh + minyak serai

    wangi2

    Eugenol

    Sitronela

    9,11

    51,58

    4 Minyak mimba + minyak cengkeh

    + minyak serai wangi

    Eugenol

    Sitronela Azadirachtin

    20,56

    39,05 2,019

    5 Minyak mimba Azadirachtin 0,980

  • PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    227

    a. Metode Semprot Serangga

    Penyemprotan pestisida nabati secara langsung berpengaruh nyata

    terhadap kematian wereng coklat (Tabel 2). Kecuali minyak mimba, semua

    pestisida nabati mampu menimbulkan mortalitas >70%, pada konsentrasi uji

    5 dan 10%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan kinerja insektisida kimia

    imidacloprid yang mampu menimbulkan mortalitas sebesar 86-100%.

    Tabel 2. Mortalitas wereng coklat oleh pestisida nabati dengan metode semprot serangga

    Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%)

    (ml/l) 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam

    Minyak cengkeh + 1,25 64 ab 70 abcd 78 bcdef 84 abcde minyak serai

    wangi1

    2,5 56 bcd 74 abc 82 abcde 88 abcd

    5 66 ab 76 ab 90 abc 94 abc 10 72 a 78 a 94 a 96 ab

    Minyak cengkeh 1,25 24 l 42 hi 54 ij 60 jkl

    minyak kayu manis 2,5 26 kl 50 fghi 60 ijh 72 efghi 5 34 ijkl 54 efgh 74 defgh 88 abcd 10 42 efghi 60 cdef 88 abcd 100 a

    Minyak cengkeh + 1,25 34 ijkl 50 fghi 60 hij 82 bcdefg minyak serai wangi2

    2,5 36 hijk 60 cdef 66 fghi 88 abcd 5 42 efghi 66 abcde 80 abcdef 96 ab

    10 56 bcd 68 abcde 92 ab 100 a

    Minyak mimba + 1,25 38 ghij 54 efgh 74 cdefg 80 cdefgh minyak cengkeh + 2,5 28 jkl 58 defg 76 cdefg 86 abcde

    minyak serai wangi

    5 40 fghi 60abcdefg 78 bcdef 92 abc 10 42 efghi 64 abcdef 78 bcdef 94 abc

    Minyak cengkeh + minyak seraoiwangi + minyak jarak

    pagar

    1,25 42 efghi 50 fghi 60 hij 64 ijkl 2,5 50 cdef 56 defgh 66 fghi 70 fghij 5 52 cde 60 cdef 72 efgh 76 defghi 10 56 bcd 62 bcdef 74 defgh 80 cdefgh

    Minyak mimba 1,25 28 jkl 36 l 46 ij 54 l

    2,5 32 ijkl 44 ghi 52 ij 58 kl 5 48 cdefg 56 defgh 60 hij 66 hijkl 10 50 cdef 58 defg 66 fghi 74 defghi

    Imidakloprid 1,25 30 ijkl 50 fghi 62 ghi 68 ghijk

    2,5 58 bc 60 cdef 86 abcde 86 abcde 5 40 fghi 68 abcde 88 abcd 94 abc

    10 46 defgh 70 abcd 92 ab 100 a

    Air 0 k 0 j 0 k 0 m

    Keterangan: Angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama pada tidak

    berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

    b. Metoda semprot tanaman (residu)

  • Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011

    228

    Sementara itu, aplikasi terhadap tanaman (foliar spray) ternyata

    kurang efektif untuk membunuh wereng coklat. Mortalitas yang ditimbulkan

    berkisar 12-54 % pada 72 jam setelah aplikasi (Tabel 3). Dengan

    demikian, cara kerja pestisida nabati yang diuji lebih efektif sebagai racun

    kontak dibanding racun residu. Tidak terjadi perbedaan yang nyata tingkat

    mortalitas yang disebabkan oleh pestisida nabati dengan pestisida kimia

    sintetik. Selain itu, di pihak lain ada kemungkinan akan terjadi keracunan

    terhadap tanaman padi.

    Tabel 3. Mortalitas wereng coklat oleh pestisida nabati dengan metode semprot tanaman

    Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%)

    ml/l 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam

    Minyak cengkeh 1.25 0 g 4 fg 10 jk 12 i

    minyak serai wangi1 2.5 4 ef 4 fg 12 ijk 20 fghi

    5 6 de 12 cdef 24 cdef 28 def

    10 6 de 16 bcde 30 abcd 42 b

    Minyak cengkeh 1.25 0 g 0 g 14 hijk 18 ghi

    minyak kayu manis 2.5 0 g 6 fg 16 ghij 22 efgh

    5 6 de 10 defg 18 fghij 30 cde

    10 12 b 20 abc 28 bcde 38 bc

    Minyak cengkeh 1.25 2 fg 2 gh 16 ghij 26 defg

    minyak serai wangi2 2.5 4 def 8 efg 20 efghi 26 defg

    5 4 def 18 bcd 26 cdef 30 cde

    10 8 cd 20 abc 26 cdef 38 bc

    Minyak mimba + 1.25 6 de 8 efg 18 fghij 26 defg

    minyak cengkeh + 2.5 4 ef 18 bcd 22 cdefg 30 cde

    Minyak serai wangi 2 8 cd 22 ab 28 bcde 38 bc

    10 0 g 24 ab 38 a 54 a

    Minyak cengkeh +

    minyak seraiwangi +

    minyak jarak pagar

    1.25 0 g 2 g 14 hijk 16 hi

    2.5 10 bc 8 efg 16 ghij 24 efgh

    5 10 bc 20 abc 24 cdef 28 def

    10 16 a 28 a 36 ab 42 b

    Minyak mimba 1.25 2 fg 6 fg 14 hijk 22 efgh

  • PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    229

    2.5 6 de 12 cdef 22 cdefg 26 defg

    5 8 cd 16 bcde 26 cdef 34 bcd

    10 6 de 16 bcde 38 a 52 a

    Imidakloprid 1.25 0 g 2 g 6 kl 12 i

    2.5 2 fg 8 efg 14 hijk 24 efgh

    5 6 de 18 bcd 22 defgh 26 defg

    10 4 ef 8 efg 32 abc 40 b

    AIR 0 g 0 g 0 l 0 j

    c. Metoda Semprot Serangga pada Tanaman

    Pengujian lebih lanjut dengan metoda semprot serangga pada

    tanaman padi dengan menggunakan konsentrasi 5 ml/liter disajikan pada

    Tabel 4. Hasil aplikasi yang menyerupai kondisi lapangan ini menunjukkan

    4 jenis pestisida nabati yaitu minyak cengkeh + minyak seraiwangi1, minyak

    cengkeh + minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak seraiwangi2, dan

    minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi ternyata efektif

    menimbulkan kematian >80% serangga uji setelah 72 jam diaplikasikan.

    Oleh karena itu, keempat jenis pestisida nabati ini perlu diuji lebih lanjut

    pada skala lapang. Serangga wereng coklat yang mati oleh pestisida nabati

    menunjukkan gejala tubuh mengering dan mengkerut dan warna tubuh

    lebih gelap (Gambar 1)

    Tabel 4. Mortalitas wereng coklat (N. lugens) oleh pestisida nabati metode penyemprotan serangga pada tanaman

    Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%) pada

    ml/l 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam

    Minyak cengkeh + minyak

    serai wangi1

    5 8 a 22 ab 48 ab 86 abc

    Minyak cengkeh + minyak kayu manis

    5 2 ab 18 ab 46 ab 84 abc

    Minyak cengkeh + minyak serai wangi2

    5 4 ab 28 a 60 a 94 a

  • Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011

    230

    Minyakmimba + minyak cengkeh + minyak serai

    wangi

    5 2 ab 16 bc 54 ab 88 ab

    Minyak cengkeh + minyak seraiwangi + minyak jarak pagar 5 2 ab 16 bc 40 bc 66 cd

    Minyakmimba 5 2 ab 6 cd 28 c 54 d

    Imidakloprid 5 4 ab 22 ab 50 ab 72 bcd

    AIR 0 b 0 d 0 d 0 e

    Dari hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak cengkeh dan

    seraiwangi konsentrasi 5% efektif terhadap S. litura di laboratorium dengan

    tingkat kematian berturut-turut adalah 83,33 dan 80% dengan pakan yang

    sama yaitu daun kubis (Suriati dan Atmadja 2010). Insektisida nabati

    minyak cengkeh dan minyak seraiwangi masing-masing konsentrasi 10 ml/l

    efektif mengendalikan S. litura di lapang (Atmadja 2010). Minyak cengkeh

    dan minyak seraiwangi menyebabkan repelensi (daya tolak) yang tinggi

    terhadap Helopeltis theivora sebesar 70,2% pada tiga jam setelah perlakuan

    pada pengujian pilihan. Pada pengujian tanpa pilihan, minyak cengkeh +

    minyak kayu manis mempunyai daya repelensi terhadap H. theivora sebesar

    91,7% pada 3 jam setelah perlakuan. Kedua pengujian dilakukan di

    laboratorium (Willis et al. 2010). Pada penelitian Mardiningsih et al. (2011)

    dengan metode semprot pada larva S. litura menunjukkan bahwa minyak

    cengkeh + minyak serai wangi1 dan minyak mimba + minyak cengkeh +

    minyak seraiwangi pada konsentrasi 5% menyebabkan mortalitas S. litura

    100%. Namun demikian, pada konsentrasi 1%, insektisida nabati minyak

    mimba + minyak cengkeh + minyak seraiwangi lebih efektif menyebabkan

    mortalitas S. litura dibandingkan minyak cengkeh + minyak seraiwangi1 1%.

    Di rumah kaca dengan metode semprot tanaman dan larva S. litura

    menunjukkan bahwa insektisida nabati yang paling tinggi pengaruhnya

    terhadap mortalitas S. litura ialah ialah minyak cengkeh + minyak

    seraiwangi1 5%. Minyak cengkeh dan minyak kayu manis dilaporkan cukup

    efektif sebagai anti nyamuk dan anti rayap (Atmadja et al. 2009; Supriadi

    2009; dan Supriadi dan Ismanto 2009).

  • PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI

    231

    Gambar 1. Wereng coklat (N. lugens): sehat (kiri), dan mati oleh

    pestisida nabati (kanan)

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Formula pestisida nabati berbasis minyak atsiri seraiwangi, cengkeh,

    mimba, dan jarak pagar, yaitu minyak cengkeh + minyak serai wangi1,

    minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak cengkeh + minyak kayu

    manis, dan minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi efektif

    menurunkan populasi wereng coklat di rumah kasa dengan mortalitas 84-

    94%.

    Keempat jenis pestisida nabati tersebut dapat diuji lebih lanjut

    untuk mengetahui efikasinya terhadap hama wereng coklat pada tanaman

    padi di lapang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Andoko, A. 2006. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Atmadja, W.R., A. Ismanto, dan Supriadi. 2009. Efikasi formula nabati minyak seraiwangi dan cengkeh terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus). Prosiding Simposium Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Bogor, 14 Agustus 2009. Hlm 228-232.

    Atmadja, W.R. 2010. Pemanfaatan insektisida nabati nilam, cengkeh, dan seraiwangi untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura. Prosiding Seminar Nasional VI Peranan Entomologi dalam Mendukung Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. Bogor, 24 Juni 2010. Hlm. 191-200.

  • Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011

    232

    BBPadi, 2012. Wereng Coklat. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

    http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.php/in/hama-padi/228--wereng-coklat-

    Mardiningsih, T.L., Noviyanti C. Salam, dan C. Sukmana. 2012. Pengaruh beberapa jenis insektisida nabati terhadap mortalitas Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae). Prosiding Seminar Nasional Pestisida Nabati, Jakarta, 15 Oktober 2011.

    Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.

    Supriadi. 2009. Cengkeh Dan Kayu Manis dan Cengkeh Dan Seraiwangi: efektif sebagai antibakteri, antijamur, antinyamuk, dan antirayap. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 (3): 5-6.

    Supriadi dan A. Ismanto, 2009. Potential use of botanical pesticide formulation of clove and citronella oils as termicide. Paper presented on the International Seminar on Essential oils (ISEO),

    October 26th-28th 2009, IPB Convention Centre, Bogor. 7 p.

    Suriati, S. dan W.R. Atmadja. 2010. Efikasi beberapa macam insektisida nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura). Prosiding Seminar Nasional VI Peranan Entomologi dalam Mendukung Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. Bogor, 24

    Juni 2010. Hlm. 227-232.

    Willis, M., M. Darwis, Ahyar, dan A. Suhenda. 2010. Aktivitas repellant pestisida nabati berbasis tanaman atsiri terhadap Helopeltis theivora Wat. (Hemiptera: Miridae). Prosiding Nasional V: Pemberdayaan Keanekaragam Serangga untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Perhimpunan Entomologi Nasional. Hlm. 285292.

    Pertanyaan/komentar:

    Kurnia (Balitkabi)

    T: Apakah penggunaan deterjen masih diijinkan dalam pesitisida nabati?

    J: Deterjen hanya digunakan sebagai pelarut