molide-pemnfaatan pestnab untuk wereng coklat 223-232
DESCRIPTION
cara pembuatan dan pemanfaatan pestisida nabati demi mengurangi penggunaan pestisida kimia.TRANSCRIPT
-
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
223
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN
POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
M. Rizal, I.W. Laba, T.L. Mardiningsih, Michelia Darwis. C. Sukmana, dan E. Sugandi
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111
ABSTRAK
Penelitian Pemanfatan Pestisida Nabati untuk Menurunkan Populasi Hama
Wereng Coklat Nilaparvata lugens (Homoptera: Delphacidae) pada tanaman padi dilaksanakan di Rumah Kasa Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pada bulan Januari sampai dengan Desember 2011.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap,terdiri atas 8 perlakuan dan diulang 5 kali. Perlakuan adalah 6 jenis pestisida nabati (minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu manis,
minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi, minyak cengkeh + minyak serai wangi + minyak jarak pagar, minyak mimba), Insektisida kimia imidacloprid sebagai
pembanding dan air sebagai kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan dengan 3 metode yaitu metode semprot serangga (topical spray), metode semprot tanaman (foliar spray), dan semprot serangga pada tanaman. Konsentrasi yang diuji adalah 1.25, 2.5, 5 dan 10 ml/ liter untuk percobaan 1 dan 2 serta 5 ml/liter untuk percobaan-3. Mortalitas nimfa diamati pada 22, 24, 48 dan
72 jam setelah aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk metode semprot serangga (Percobaan-1) , dari 6 formula pestisida nabati yang diuji: minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh + minyak kayu
manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, dan minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi mampu menyebabkan mortalitas 60-100%, sedangkan metoda semprot serangga pada tanaman (Percobaan-3)
juga mampu membunuh serangga uji >80% yaitu 84-94%, lebih tinggi dari kinerja insektisida kimia imidakloprid yang mampu menimbulkan mortalitas sebesar 72%. Sementara itu, aplikasi terhadap tanaman (foliar spray) tidak
efektif untuk membunuh wereng coklat. Mortalitas yang ditimbulkan berkisar 12-54 % pada 72 jam setelah aplikasi. Dengan demikian, keempat jenis pestisida nabati tersebut dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui efikasinya
terhadap hama wereng coklat pada tanaman padi di lapang.
Kata Kunci: Pestisida nabati, padi, wereng coklat, pengendalian, minyak
atsiri, efikasi
-
Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011
224
PENDAHULUAN
Wereng coklat, Nilaparvata lugens Stahl (Homoptera: Delphacide),
merupakan hama dari golongan insekta yang sangat merugikan perpadian di
Indonesia. Serangan wereng coklat yang sangat berat dapat mengurangi
hasil padi secara substansial, bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan
perekonomian tingkat petani. Hal ini, terbukti dari laporan dari beberapa
propinsi yang telah mengalami serangan wereng coklat terhadap beberapa
varietas padi yang diunggulkan. Pada MT 2005 luas serangan wereng coklat
di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat mencapai 46.000 ha. (BB
Padi 2012). Pada MT 2010, serangan hama wereng coklat pada tanaman
padi telah dilaporkan seluas 1.114,5 ha di Jawa Tengah.
Umumnya serangan terjadi pada tanaman padi yang telah dewasa,
tetapi, belum memasuki masa panen. Jika ada padi muda terserang, maka
daunnya akan berwarna kuning, pertumbuhannya menjadi terhambat, dan
tanaman menjadi kerdil. Jika serangan sangat hebat, akan mengakibatkan
tanaman menjadi layu dan akhirnya mati dengan gejala puso (kebakaran
wereng). Mengingat hama wereng secara langsung akan mematikan
tanaman padi dan menyebarkan penyakit virus kerdil rumput dan hampa
maka penanggulangannya harus betul-betul sejak dini begitu gejala
serangan wereng muncul (Pracaya 2007).
Pengendalian hama wereng antara lain dapat dilakukan secara
budidaya dengan rotasi dengan palawija, pengeringan lahan, pengendalian
biologis dengan membiarkan musuh alami berkembang biak di persawahan,
pemanfaatan jamur entomopatogen Beauveria bassiana, pengendalian fisik
dengan menggunakan lampu perangkap, dan pengendalian kimiawi dengan
insektisida yang tercampur dengan berbagai kombinasi (Andoko 2006).
Penggunaan pestisida kimia sintetik dengan frekuensi tinggi secara
terus menerus pada masa lalu telah menimbulkan dampak negatif berupa
munculnya resistensi dan resurgensi hama ini. Pengendalian dengan bahan-
bahan alami sangat diperlukan karena beras merupakan komoditas utama
yang harus tetap tersedia dalam jumlah dan mutu yang bagus agar
ketahanan pangan nasional tetap terjaga.
Pemanfaatan pestisida nabati diharapkan mampu memberikan hasil
pengendalian yang efektif, efisien, sekaligus aman bagi lingkungan. Selain
-
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
225
aman bagi manusia dan tidak mencemari bahan tanaman, pestisida nabati
diharapkan tidak memicu terjadinya resistensi hama tersebut terhadap
pestisida yang digunakan.
Penelitian pemanfaatan pestisida nabati untuk pengendalian hama
wereng padi coklat sudah pernah dilakukan sebelumnya namun, belum ada
hasil yang memuaskan dan belum ada produk yang tersedia untuik
kebutuhan petani di pasar. Di pihak lain, Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik (Balittro), Badan Litbang Pertanian, telah meluncurkan beberapa
formula pestisida nabati berbasis minyak atsiri untuk pengendalian OPT
perkebunan, pangan, dan hortikultura.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati
berbasis minyak atsiri yang telah diproduksi Balittro untuk menurunkan
populasi hama wereng coklat pada tanaman padi.
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Aromatik di Bogor dari bulan Januari sampai Desember 2011.
Bahan dan alat yang digunakan antara lain: tanaman padi yang berusia 30
hari, nimfa instar tiga dan imago wereng coklat, pestisida nabati, hand
sprayer, dan bahan pembantu lainnya.
Padi varietas IR 42 ditanam di dalam pot berukuran 1 liter, berisi
media campuran tanah dan pupuk yang telah direndam selama dua minggu
hingga menjadi lumpur. Tanaman padi yang digunakan varietas Ciherang
berumur 30-35 hari setelah tanam.
Serangga uji wereng coklat diperoleh dari tanaman padi di sekitar
Bogor. Telur dan nimfa wereng coklat dipelihara dan diperbanyak pada
tanaman padi yang ditempatkan dalam kurungan plastik milar yang
ujungnya diberi kain kasa. Nimfa wereng coklat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nimfa instar tiga yang berasal dari imago turunan
kedua.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas
delapan perlakuan dan diulang lima kali. Perlakuan adalah enam jenis
pestisida nabati (minyak cengkeh + minyak serai wangi1, minyak cengkeh +
-
Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011
226
minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak mimba
+ minyak cengkeh + minyak serai wangi, minyak cengkeh + minyak serai
wangi + minyak jarak pagar, minyak mimba). Insektisida kimia imidacloprid
sebagai pembanding dan air sebagai kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan
dengan tiga metode yaitu: 1) metode semprot serangga (topical spray),
10 ekor serangga uji diletakkan pada tabung reaksi kemudian disemprot
dengan pestisida secukupnya, setelah itu serangga uji diinfestasikan ke
tanaman padi dalam kurungan plastik milar; 2) metode semprot tanaman
(foliar spray), tanaman padi disemprot dengan larutan pestisida sehingga
merata ke seluruh tanaman, ditutup dengan kurungan plastik milar, setelah
kering-angin dimasukkan serangga uji sebanyak 10 ekor tiap tanaman; 3)
metode semprot serangga pada tanaman, sebanyak 30 ekor serangga uji
diinfestasikan ke tanaman padi di dalam kurungan milar dan disemprot
dengan pestisida secara merata. Konsentrasi yang diuji untuk percobaan-1
dan 2 adalah 1,25; 2,5; 5 dan 10 ml/liter, sedangkan untuk percobaan tiga
digunakan konsentrasi 5 ml/liter. Parameter yang diamati adalah mortalitas
nimfa pada 22, 24, 48, dan 72 jam setelah aplikasi.
Data dianalisis menggunakan Uji ANOVA dua arah, apabila signifikan
maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Duncan (Duncan Multiple Range
Test) pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa kandungan bahan aktif di laboratorium (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil analisa kandungan bahan aktif di laboratorium
No. Jenis Pestisida Nabati Jenis Kadar Kandungan (%)
1 Minyak cengkeh + minyak serai wangi1
Eugenol Sitronela
4,18 58,86
2 Minyak cengkeh + minyak kayu
manis
Eugenol
Sinamaldehida
37,15
7,19
3 Minyak cengkeh + minyak serai
wangi2
Eugenol
Sitronela
9,11
51,58
4 Minyak mimba + minyak cengkeh
+ minyak serai wangi
Eugenol
Sitronela Azadirachtin
20,56
39,05 2,019
5 Minyak mimba Azadirachtin 0,980
-
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
227
a. Metode Semprot Serangga
Penyemprotan pestisida nabati secara langsung berpengaruh nyata
terhadap kematian wereng coklat (Tabel 2). Kecuali minyak mimba, semua
pestisida nabati mampu menimbulkan mortalitas >70%, pada konsentrasi uji
5 dan 10%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan kinerja insektisida kimia
imidacloprid yang mampu menimbulkan mortalitas sebesar 86-100%.
Tabel 2. Mortalitas wereng coklat oleh pestisida nabati dengan metode semprot serangga
Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%)
(ml/l) 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Minyak cengkeh + 1,25 64 ab 70 abcd 78 bcdef 84 abcde minyak serai
wangi1
2,5 56 bcd 74 abc 82 abcde 88 abcd
5 66 ab 76 ab 90 abc 94 abc 10 72 a 78 a 94 a 96 ab
Minyak cengkeh 1,25 24 l 42 hi 54 ij 60 jkl
minyak kayu manis 2,5 26 kl 50 fghi 60 ijh 72 efghi 5 34 ijkl 54 efgh 74 defgh 88 abcd 10 42 efghi 60 cdef 88 abcd 100 a
Minyak cengkeh + 1,25 34 ijkl 50 fghi 60 hij 82 bcdefg minyak serai wangi2
2,5 36 hijk 60 cdef 66 fghi 88 abcd 5 42 efghi 66 abcde 80 abcdef 96 ab
10 56 bcd 68 abcde 92 ab 100 a
Minyak mimba + 1,25 38 ghij 54 efgh 74 cdefg 80 cdefgh minyak cengkeh + 2,5 28 jkl 58 defg 76 cdefg 86 abcde
minyak serai wangi
5 40 fghi 60abcdefg 78 bcdef 92 abc 10 42 efghi 64 abcdef 78 bcdef 94 abc
Minyak cengkeh + minyak seraoiwangi + minyak jarak
pagar
1,25 42 efghi 50 fghi 60 hij 64 ijkl 2,5 50 cdef 56 defgh 66 fghi 70 fghij 5 52 cde 60 cdef 72 efgh 76 defghi 10 56 bcd 62 bcdef 74 defgh 80 cdefgh
Minyak mimba 1,25 28 jkl 36 l 46 ij 54 l
2,5 32 ijkl 44 ghi 52 ij 58 kl 5 48 cdefg 56 defgh 60 hij 66 hijkl 10 50 cdef 58 defg 66 fghi 74 defghi
Imidakloprid 1,25 30 ijkl 50 fghi 62 ghi 68 ghijk
2,5 58 bc 60 cdef 86 abcde 86 abcde 5 40 fghi 68 abcde 88 abcd 94 abc
10 46 defgh 70 abcd 92 ab 100 a
Air 0 k 0 j 0 k 0 m
Keterangan: Angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama pada tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
b. Metoda semprot tanaman (residu)
-
Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011
228
Sementara itu, aplikasi terhadap tanaman (foliar spray) ternyata
kurang efektif untuk membunuh wereng coklat. Mortalitas yang ditimbulkan
berkisar 12-54 % pada 72 jam setelah aplikasi (Tabel 3). Dengan
demikian, cara kerja pestisida nabati yang diuji lebih efektif sebagai racun
kontak dibanding racun residu. Tidak terjadi perbedaan yang nyata tingkat
mortalitas yang disebabkan oleh pestisida nabati dengan pestisida kimia
sintetik. Selain itu, di pihak lain ada kemungkinan akan terjadi keracunan
terhadap tanaman padi.
Tabel 3. Mortalitas wereng coklat oleh pestisida nabati dengan metode semprot tanaman
Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%)
ml/l 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Minyak cengkeh 1.25 0 g 4 fg 10 jk 12 i
minyak serai wangi1 2.5 4 ef 4 fg 12 ijk 20 fghi
5 6 de 12 cdef 24 cdef 28 def
10 6 de 16 bcde 30 abcd 42 b
Minyak cengkeh 1.25 0 g 0 g 14 hijk 18 ghi
minyak kayu manis 2.5 0 g 6 fg 16 ghij 22 efgh
5 6 de 10 defg 18 fghij 30 cde
10 12 b 20 abc 28 bcde 38 bc
Minyak cengkeh 1.25 2 fg 2 gh 16 ghij 26 defg
minyak serai wangi2 2.5 4 def 8 efg 20 efghi 26 defg
5 4 def 18 bcd 26 cdef 30 cde
10 8 cd 20 abc 26 cdef 38 bc
Minyak mimba + 1.25 6 de 8 efg 18 fghij 26 defg
minyak cengkeh + 2.5 4 ef 18 bcd 22 cdefg 30 cde
Minyak serai wangi 2 8 cd 22 ab 28 bcde 38 bc
10 0 g 24 ab 38 a 54 a
Minyak cengkeh +
minyak seraiwangi +
minyak jarak pagar
1.25 0 g 2 g 14 hijk 16 hi
2.5 10 bc 8 efg 16 ghij 24 efgh
5 10 bc 20 abc 24 cdef 28 def
10 16 a 28 a 36 ab 42 b
Minyak mimba 1.25 2 fg 6 fg 14 hijk 22 efgh
-
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
229
2.5 6 de 12 cdef 22 cdefg 26 defg
5 8 cd 16 bcde 26 cdef 34 bcd
10 6 de 16 bcde 38 a 52 a
Imidakloprid 1.25 0 g 2 g 6 kl 12 i
2.5 2 fg 8 efg 14 hijk 24 efgh
5 6 de 18 bcd 22 defgh 26 defg
10 4 ef 8 efg 32 abc 40 b
AIR 0 g 0 g 0 l 0 j
c. Metoda Semprot Serangga pada Tanaman
Pengujian lebih lanjut dengan metoda semprot serangga pada
tanaman padi dengan menggunakan konsentrasi 5 ml/liter disajikan pada
Tabel 4. Hasil aplikasi yang menyerupai kondisi lapangan ini menunjukkan
4 jenis pestisida nabati yaitu minyak cengkeh + minyak seraiwangi1, minyak
cengkeh + minyak kayu manis, minyak cengkeh + minyak seraiwangi2, dan
minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi ternyata efektif
menimbulkan kematian >80% serangga uji setelah 72 jam diaplikasikan.
Oleh karena itu, keempat jenis pestisida nabati ini perlu diuji lebih lanjut
pada skala lapang. Serangga wereng coklat yang mati oleh pestisida nabati
menunjukkan gejala tubuh mengering dan mengkerut dan warna tubuh
lebih gelap (Gambar 1)
Tabel 4. Mortalitas wereng coklat (N. lugens) oleh pestisida nabati metode penyemprotan serangga pada tanaman
Perlakuan Konsentrasi Mortalitas (%) pada
ml/l 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Minyak cengkeh + minyak
serai wangi1
5 8 a 22 ab 48 ab 86 abc
Minyak cengkeh + minyak kayu manis
5 2 ab 18 ab 46 ab 84 abc
Minyak cengkeh + minyak serai wangi2
5 4 ab 28 a 60 a 94 a
-
Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011
230
Minyakmimba + minyak cengkeh + minyak serai
wangi
5 2 ab 16 bc 54 ab 88 ab
Minyak cengkeh + minyak seraiwangi + minyak jarak pagar 5 2 ab 16 bc 40 bc 66 cd
Minyakmimba 5 2 ab 6 cd 28 c 54 d
Imidakloprid 5 4 ab 22 ab 50 ab 72 bcd
AIR 0 b 0 d 0 d 0 e
Dari hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak cengkeh dan
seraiwangi konsentrasi 5% efektif terhadap S. litura di laboratorium dengan
tingkat kematian berturut-turut adalah 83,33 dan 80% dengan pakan yang
sama yaitu daun kubis (Suriati dan Atmadja 2010). Insektisida nabati
minyak cengkeh dan minyak seraiwangi masing-masing konsentrasi 10 ml/l
efektif mengendalikan S. litura di lapang (Atmadja 2010). Minyak cengkeh
dan minyak seraiwangi menyebabkan repelensi (daya tolak) yang tinggi
terhadap Helopeltis theivora sebesar 70,2% pada tiga jam setelah perlakuan
pada pengujian pilihan. Pada pengujian tanpa pilihan, minyak cengkeh +
minyak kayu manis mempunyai daya repelensi terhadap H. theivora sebesar
91,7% pada 3 jam setelah perlakuan. Kedua pengujian dilakukan di
laboratorium (Willis et al. 2010). Pada penelitian Mardiningsih et al. (2011)
dengan metode semprot pada larva S. litura menunjukkan bahwa minyak
cengkeh + minyak serai wangi1 dan minyak mimba + minyak cengkeh +
minyak seraiwangi pada konsentrasi 5% menyebabkan mortalitas S. litura
100%. Namun demikian, pada konsentrasi 1%, insektisida nabati minyak
mimba + minyak cengkeh + minyak seraiwangi lebih efektif menyebabkan
mortalitas S. litura dibandingkan minyak cengkeh + minyak seraiwangi1 1%.
Di rumah kaca dengan metode semprot tanaman dan larva S. litura
menunjukkan bahwa insektisida nabati yang paling tinggi pengaruhnya
terhadap mortalitas S. litura ialah ialah minyak cengkeh + minyak
seraiwangi1 5%. Minyak cengkeh dan minyak kayu manis dilaporkan cukup
efektif sebagai anti nyamuk dan anti rayap (Atmadja et al. 2009; Supriadi
2009; dan Supriadi dan Ismanto 2009).
-
PEMANFATAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN POPULASI HAMA WERENG COKLAT Nilaparvata lugens (HOMOPTERA: DELPHACIDAE) PADA TANAMAN PADI
231
Gambar 1. Wereng coklat (N. lugens): sehat (kiri), dan mati oleh
pestisida nabati (kanan)
KESIMPULAN DAN SARAN
Formula pestisida nabati berbasis minyak atsiri seraiwangi, cengkeh,
mimba, dan jarak pagar, yaitu minyak cengkeh + minyak serai wangi1,
minyak cengkeh + minyak serai wangi2, minyak cengkeh + minyak kayu
manis, dan minyak mimba + minyak cengkeh + minyak serai wangi efektif
menurunkan populasi wereng coklat di rumah kasa dengan mortalitas 84-
94%.
Keempat jenis pestisida nabati tersebut dapat diuji lebih lanjut
untuk mengetahui efikasinya terhadap hama wereng coklat pada tanaman
padi di lapang.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2006. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Atmadja, W.R., A. Ismanto, dan Supriadi. 2009. Efikasi formula nabati minyak seraiwangi dan cengkeh terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus). Prosiding Simposium Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Bogor, 14 Agustus 2009. Hlm 228-232.
Atmadja, W.R. 2010. Pemanfaatan insektisida nabati nilam, cengkeh, dan seraiwangi untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura. Prosiding Seminar Nasional VI Peranan Entomologi dalam Mendukung Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. Bogor, 24 Juni 2010. Hlm. 191-200.
-
Molide et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011
232
BBPadi, 2012. Wereng Coklat. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.php/in/hama-padi/228--wereng-coklat-
Mardiningsih, T.L., Noviyanti C. Salam, dan C. Sukmana. 2012. Pengaruh beberapa jenis insektisida nabati terhadap mortalitas Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae). Prosiding Seminar Nasional Pestisida Nabati, Jakarta, 15 Oktober 2011.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.
Supriadi. 2009. Cengkeh Dan Kayu Manis dan Cengkeh Dan Seraiwangi: efektif sebagai antibakteri, antijamur, antinyamuk, dan antirayap. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 (3): 5-6.
Supriadi dan A. Ismanto, 2009. Potential use of botanical pesticide formulation of clove and citronella oils as termicide. Paper presented on the International Seminar on Essential oils (ISEO),
October 26th-28th 2009, IPB Convention Centre, Bogor. 7 p.
Suriati, S. dan W.R. Atmadja. 2010. Efikasi beberapa macam insektisida nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura). Prosiding Seminar Nasional VI Peranan Entomologi dalam Mendukung Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. Bogor, 24
Juni 2010. Hlm. 227-232.
Willis, M., M. Darwis, Ahyar, dan A. Suhenda. 2010. Aktivitas repellant pestisida nabati berbasis tanaman atsiri terhadap Helopeltis theivora Wat. (Hemiptera: Miridae). Prosiding Nasional V: Pemberdayaan Keanekaragam Serangga untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Perhimpunan Entomologi Nasional. Hlm. 285292.
Pertanyaan/komentar:
Kurnia (Balitkabi)
T: Apakah penggunaan deterjen masih diijinkan dalam pesitisida nabati?
J: Deterjen hanya digunakan sebagai pelarut