moh. saleh fakultas hukum universitas narotama surabaya 2013

13
MOH. SALEH MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013 2013 SEJARAH PEMBENTUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DI INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS NAROTAMA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA SURABAYA

Upload: vevay

Post on 13-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA. MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. SEJARAH PEMBENTUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DI INDONESIA. MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

MOH. SALEHMOH. SALEH

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYAFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA20132013

SEJARAH PEMBENTUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DI INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSIMAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS NAROTAMA UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYASURABAYA

Page 2: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

PEMBAHASAN BPUPKI

Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa Balai Agung (MA) perlu diberi kewenangan untuk membanding UU.

Yamin belum menyebutkan perlunya dibentuk lembaga baru di luar MA.

Pendapat Yamin ini sama dengan George Jellineck pada akhir abad ke-19 yang mengusulkan agar MA Austria diberi wewenang menguji undang-undang seperti konsepsi yang diterapkan oleh Amerika Serikat sejak John Marshall menjadi Ketua MA.

Page 3: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

PENDAPAT SOEPOMO

Ide Muhammad Yamin tersebut ditolak oleh Soepomo dengan alasan bahwa konsepsi dalam UUD 1945 adalah menganut distribution of power) bukan separation of power.

Pengujian UU oleh MA dianggap “tabu” karena hakim tidak boleh menilai UU produk legislatif.

Tugas hakim adalah menerapkan undang-undang bukan menilai undang-undang

Apabila Hakim diberi wewenang menguji UU, hal ini bertentangan dengan supremasi MPR

Page 4: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

ERA KONSTITUSI RIS 1949DAN UUDS 1950

Jucial Review pernah menjadi salah satu wewenang MA tetapi terbatas menguji UU Negara Bagian terhadap Konstitusi.

UUDS tidak mengenai judicial review UU terhadap UUD

Beberadaan UU tidak dapat diganggu gugat Dipengaruhi oleh sistem hukum Belanda. Dalam Dewan Konstituante banyak gagasan agar

MA diberikan wewenang judicial review.

Page 5: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

ERA ORDE BARU

Pernah dibentuk Panitia Ad Hoc II MPRS (1966-1967) yang merekomendasikan diberikannya hak menguji materiil UU kepada MA

Pemerintah Menolak melalui Menkeh Oemar Seno Adji dengan alasan hanya MPR lah sebagai pengawal konstitusi

Tap MPRS No. XIX/MPRS/1966 jo. Tap MPRS No. XXXI/MPRS/1968 tentang Peninjauan Kembali Produk Hukum Legislatif di Luar Produk Hukum MPRS yang Tidak Sesuai dengan UUD 1945.

Page 6: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

PEMBAHASAN RUU NO. 14 TH. 1970

Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) mengusulkan agar MA diberi wewenang menguji UU terhadap UUD

Ditolak karena wewenang tersebut harus diatur dalam Konstitusi

MA diberi wewenang menguji secara terbatas, yaitu Peraturan di bawah UU terhadap UU.

Ketentuan ini juga diatur dalam TAP MPR No. IV/MPR/1973 dan TAP MPR No. III/MPR/1978.

Page 7: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

USULAN PERADIN

Ide tentang kewenangan menguji undang-undang oleh MA kembali marak sekitar tahun 1980-an.

Hal ini sebagaimana disuarakan oleh PERADIN.

Namun ide tersebut kembali tidak diterima karena memang struktur paradigma berfikir UUD 1945 saat itu tidak memungkinkan.

Page 8: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

ERA REFORMASI

Sejak terjadinya revolusi dan perubahan-perubahan besar di beberapa negara bekas komunis yang berkaitan dengan krisis konstitusional yang terjadi tahun 1980-an dan tahun 1990-an

Gencarnya beberapa diskursus tentang merubahan Afrika Selatan dan bahkan akhir tahun 1998 hingga awal tahun 1990 di Korea Selatan, serta tahun 1997 sampai 1998

Page 9: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

ERA REFORMASI

Thailand mendirikan Mahkamah Konstitusi terjadi semacam efek bola salju atas ide pembentukan MK tersebut. Sehingga ketika Indonesia menghadapi krisis konstitusonal lalu juga dimaknai sebagai suatu keniscayaan untuk membentuk MK dengan melakukan Amandemen terhadap UUD 1945

Indonesia merupakan negara ke-78 yang membentuk MK

Page 10: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

SEBELUM TERBENTUKNYA MK

Sebelumnya terbentuk MK, wewenang menguji UU terhadap UUD dipegang oleh MPR.

Diatur dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 5 menyebutkan “MPR berwenang menguji UU tehadap UUD dan Tap MPR”.

Page 11: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

PEMBENTUKAN MK

Mulai tahun 1999 terjadi perubahan UUD (supremasi parlemen berubah menjadi supremasi konstitusi)

Ide Pembentukan MK diterima dalam Pembahasan Panitia Ad Hoc (PAH) I BP MPR 2001

Dasar pembentukan MK dituangkan dalam Pasal 24 (2) UUD 1945 dan diatur dalam UU No. 24 Th. 2003 tentang MK

Page 12: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

Alasan Pembentukan MK dalam PAH I BP MPR :

1. Sebagai akibat dari negara hukum yang demokratis dan negara demokrasi yang berdasarkan hukum (demokrasi konstitusional).

2. Perubahan UUD sudah menganut separation of power berdasar check and balances dan semakin banyaknya jumlah lembaga negara.

3. Pemurnian sistem presidensiil, yang diawali adanya pengalaman pemberhentian Presiden Abdurrahman Wahid secara politis

Page 13: MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2013

THANKS