staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../131282343/pendidikan/a.1.+modul.docx · web viewelektron...
TRANSCRIPT
SENYAWA BENZENA DAN KETURUNANNYA
DAN MAKRO MOLEKUL
MODUL PENGAYAAN MATRIKULASI PPG BASIC SCIENCE
JUDIK KIMIA FMIPA UNY
Oleh :
Karim Th
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA November 2011
1
SENYAWA AROMATIS BENZENA
DAN KETURUNANNYA
A. Struktur dan Sifat Senyawa Benzena
Benzena memiliki rumus molekul C6H6 merupakan senyawa dengan rantai
karbon tertutup ( siklis ) . Disebut senyawa aromatis sebab benzena dan senyawa
keturunannya merupakan senyawa yang beraroma ( berbau ). Struktur melekulnya
memiliki tiga ikatan rangkap terkonjugasi, sehingga memiliki tiga pasang elektron .
Elektron dalam rantai siklis benzena dapat bergeak terus sehingga struktur benzena
digambarkan dengan cincin sbb : .
Karena elektron terkonjugasi maka bersifat terdelokal, yang bentuk orbitalnya adalah :
Benzena bersifat aromatis, senyawa bersifat aromais harus memenuhi persyaratan sbb :
a). memiliki ikatan rangkap terkonjugasi
b). ikatan terdelokalisasi
c). merupakan senyawa siklis
d). memiliki jumlah elektron menurut aturan Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, dengan
n = 1,2,3,4 ……. dst.
Contoh :
1. Untuk benzena ( homosiklis )
Jumlah elektron pada benzena = 6
2
Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n = 1 maka jumlah elektron = 4(1)
+ 2 = 6. Jadi benzena bersifat aromatis.
2. Untuk naftalena ( homosiklis polisiklis )
Jumlah elektron pada naftalena = 10
Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n = 2 maka jumlah elektron = 4(2)
+ 2 = 10. Jadi naftalena bersifat aromatis.
3. Untuk antrasena ( homosiklis polisiklis )
Jumlah elektron pada antrasena = 14
Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n = 3 maka jumlah elektron = 4(3)
+ 2 = 14. Jadi antrasena bersifat aromatis.
4. Unntuk furan ( heterosiklis )
O
Jumlah elektron pada furan = 6 yaitu terdiri dari 4 elektron + sepasang nbe atom
oksigen. Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n = 1 maka jumlah elektron
= 4(1) + 2 = 6. Jadi furan bersifat aromatis.
5. Untuk pirol ( heterosiklis )
N
H
Jumlah elektron pada pirol = 6 yaiitu terdiri dari 4 elektron + sepasang nbe atom
nitrogen . Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n = 1 maka jumlah
elektron = 4(1) + 2 = 6. Jadi pirol bersifat aromatis.
6. Untuk indol ( heterosiklis polisiklis )
3
N
H
Jumlah elektron pada indol = 10
Menurut Huckel, jumlah elektron = 4n + 2, jika n =2, maka jumlah elektron = 4(2)
+ 2 = 10, Jadi indol bersifat aromatis.
B. Penamaan Senyawa Keturunan Benzena
Senyawa aromatis digolongkan dalam senyawa aromatis monosiklis, dan
heterosiklis. Monosiklis jika atom penyusun cincin hanya terdiri dari satu atom dan
heterosiklis jika atom penyususn cincin terdiri dari dua atom atau lebih. Monosiklis
contohnya benzena dan heterosiklis contohnya furan, pirol dll. Monosiklis dan heterosiklis
terdiri dari monosiklis polisiklis dan heterosiklis polisiklis. Monosiklis polisiklis artinya
senyawa aromatis yang memiliki lebih dari satu cincin benzena dan polisiklis heterosiklis
jika senyawa aromatis yang memiliki lebih dari satu cincin benzena dan atom penyususn
cincin lebih dari satu jenis atom. Contoh monosiklis polisiklis adalah naftalena, antrasena
dan contoh polisiklis heterosiklis adalah indol.
Senyawa keturunan benzena terdiri dari monosubstitusi, disubstitusi ,
trisubstitusi dan subtitusi lebih dari tiga substituen. Monosubstitusi jika cincin benzena
mengikat satu substituen ( gugus ) R , disubstitusi jika cincin benzena mengikat dua
substituen ( gugus ) R , trisubstitusi jika cincin benzena mengikat tiga substituen ( gugus )
R dan seterusnya.
Benzena monosubstitusi
CH3 OH Br NH2
toluen phenol bromo brnzena anilin
NH CH3
N - metil anilin
4
C CH
O O
OH OCH3 NH2 O CH3
O
C
O
C
benzaldehid asam benzoat arilmetil eterbenzanamidametil benzoat
Benzena disubstitusi : untuk cincin benzena yang mengikat dua substituen , jika substituen
pada posisi 1,2 disebut orto, substituen pada posisi 1,3 disebut meta dan substituen pada
posisi 1,4 disebut para.
C H
O
OH
o-hidroksi benzaldehida m-nitro benzoat p-bromo toluen
C
O
OH
NO2
CH3
Br
Benzena tetrasubstituen, misalnya tri nitro toleun ( TNT ) dan tri nitro fenol ( TNP ) yang
digunakan sebagai bahan peledak.
CH3
NO2
NO2
NO2
NO2O2N
O2N
OH
2,4,6 - tri nitro toluen ( TNT ) 2,4,6- tri nitro fenol (TNP )
C. Reaksi Tehadap Senyawa Benzena
Reaksi terhadap benzena dan keturunanya adalah reaksi substitusi elektrofilik
( SE ) karena elektrofil berfungsi menggantikan atom H pada cincin benzena, dan
reaksinya adalah elektrofil itu akan diserang oleh elektron cincin benzena. Jenis atau tipe
reaksi terhadap benzena adalah reaksi halogenasi, reaksi sulfonasi, reaksi nitrasi, reaksi
alkilasi Fiedel Craft dan reaksi asilasi Fiedel Craft.
1. Reaksi halogenansi, mmenggunakan reagen halogen misalnya klorin
Reaksi molekulnya adalah :
5
+ Cl 2
Cl
+ HCl
Mekanisme reaksinya adalah sbb :
Cl2 Cl Cl Cl Cl+
ClHCl
komplek
HCl
ClCl
+ HCl
2. Reaksi sulfonasi , menggunakan reagen asam sulfat pekat
Reaksi molekulnya adalah :
+ H 2SO 4p + H SO 4 + H 2O
SO 3H
Mekanisme reaksinya adalah sbb
+H2SO4 H HSO4
+ H S
O
O O
O
HH S
O
O O
O
HH
H
H2O SO3H+
6
komplek
H
+ H2SO4HSO4
SO3H
HSO3H
SO3H SO3H
benzena sulfonat
3. Reaksi nitrasi, digunakan reagen asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat, akan
menghasilkan elektrofil NO2+ dan nukleofil HSO4
–
Reaksi molekulnya adalah :
+ HNO 3p/H 2SO 4p + H SO 4
NO 2
+ H 2O
Mekanisme reaksinya adalah sbb
+H2SO4 H
+ H
O
O
O
H H2O +
HSO4
N
O
O
O
H
H
N NO2
komplek
H
H
NO2+ NO2
NO2 HSO4NO2
+ H2SO4
nitro benzena
4. Reaksi Alkilasi Friedel Craft, digunakan reagen senyawa halogen misalnya metil
klorida, etil bromida dan katalis garam logam halogenida dari alumiium dan besi,
misalnya : AlCl3,AlBr3, FeCl3 dan FeBr3.. Misalnya reaksi antara benzena dengan
metil klorida menggunakan katalis AlBr3
Reaksi molekulnya adalah :
7
+ CH 3 ClAlBr 3
CH 3
+ HCl + AlBr 3
Mekanisme reaksinya adalah sbb
CH3 Cl + AlBr3 CH3 +
komplek
H
H
CH3 CH3
AlBr 3 Cl
AlBr 3 ClCH3
+ AlBr3 + HCl
toluen
5. Reaksi Asilasi Friedel Craft, digunakan reagen senyawa asil misalnya etanoil
korida menggunakan katalis AlCl3 . Reagen asilasi merupakan senyawa asil atau
alkanoil klorida dengan rumus umum R- COX ( X = halogen ). Misalnya adalah :
H C
O
Cl
CH 3 C
O
Cl
metanoil klorida
etanoil klorida
C
O
Br benzoil bromida
Reaksi molekulnya adalah sbb :
AlCl 3 + HCl + AlCl 3Cl+ CH 3 C
O CH 3 C
O
8
Mekanisme reaksinya adalah sbb
+ AlCl3 + HCl
+ AlCl3CH3 ClC
O
+CH3 C
O
CH3 C
O
komplek
H
H
AlCl 4
AlCl4CH3C
O
CH3C
O
CH3C
O
asetofenon
D. Reaksi Terhadap Senyawa Keturunan Benzena
Senyawa keturunan benzena disubstitusi dapat disintesis melalui kelima tipe reaksi
di atas tergan tung senyawa keturunan benzena yang akan disentesis. Produk reaksi yang
terjadi tegantung gugus R ( monosubstitusi ) yang telah terikat pada cincin benzena.
Gugua R dibedkan menjadi gugus pengarah orto/para ( o/p ) dan gugus pengarah meta ( m
). Gugus pengarah o/p akan mengarahkan gugus yang masuk ( elektrofil ) ke posisi orto
dan para sehingga produk resksi yang dominan adalah orto dan para sedang gugus
pengarah meta akan mengarahkan elektrofil ke posisi meta sehingga produk resksi yang
dominan adalah meta. Tabel dibawah ini adalah gugus pengarah orto, para dan pengarah
meta .
Tabel 1. Gugus pengarah orto/para dan meta
No Pengarah orto-para No Pengarah meta 01. Halogen : -F,-Cl,-Br dan –I 01. Aldehid : - COOH 02. Alkil : -CH3 , -C2H5, dst 02. Keton : - COR 03. Hidroksil : - OH 03. Asam : - COOH 04. Eter : -O-R : -O-CH3, -O-C2H5 dst 04. Amida : - COONH2
05. Amina 1o : - NH2 misal - NHCH3 05. Ester : - COOR06. Amina 2o : - NHR :missal - N(CH3)2 06. Asil : - COX 06. Amina 3o : NR1R2 misal - N(CH3)3 06. Nitro : - NO2
07. Sulfonat : -SO3H08. Amina 4o : - +NR1R2R3
Contoh sintesis senyawa produk reaksi posisi o/p dan m adalah :
1. Misalnya reaksi antara toluen dengan klorin .
9
Reaksi molekulnya adalah sbb :
+ + HCl
CH 3
Cl
+ Cl 2
CH 3 CH 3
Cl
Mekanisme reaksinya adalah :
Cl2 Cl Cl +Cl Cl
Pemecahan ikatan pada Cl-Cl secara heterolisis menghasilkan elektrofil Cl + dan
nukleofil Cl –
Serangan orto
Serangan elektron cincin benzena pada posisi 1,2 sehingga elektrofil masuk ke atom
karbon no 2 atau posisi orto terhadap gugus metil, terjadi senyawa komplek atau ion
benzenonium.
+ Cl
CH3H
Cl
komplek ( ion benzenonium )
+
CH3
CH3CH3
H
Cl ClCl
+ HCl
Resonan serangan orto adalah :
10
CH3H
Cl
CH3H
Cl
I II III
CH3H
Cl
CH2 HH
Cl
3 struktur hiperkonjugasi
( IV, V, VI )
Jadi pada serangan orto ada 6 struktur resonan yaitu terdiri dari 3 struktur resonan dan 3
struktur hiperkonjugasi.
Serangan meta.
+ Cl
CH3 CH3
HCl
+ Cl
CH3
HCl
komplek
CH3
Cl+ HCl
m-kloro toluen
Resonan serangan meta adalah : CH3
HCl Cl
H
CH3
ClH
CH3
VII VIII IX
Jadi resonan pada seranganmeta ada 3 struktur
11
Serangan para
+ Cl
CH3
+
komplek
CH3
Cl
+ HCl
p-kloro toluen
CH3
HCl
Cl
CH3
HCl
Resonan serangan para adalah :
CH3
HCl
CH3
HCl
CH3
H
Cl
X XI XII
CH2 H
H
Cl
3 struktur hiperkonjugas
( XIII, XIV, XV ) Jadi pada serangan para ada 6 struktur resonan yaitu terdiri dari 3 struktur resonan dan
3 struktur hiperkonjugasi.
Untuk menentukan produk oorto, meta dan para yang dominant digunakan konsep
kesetabilan resonan . Yaitu ion benzenonium yang memiliki resonan lebih banyak akan
lebih stabil. Resonan orto ada 6 struktur, resonan meta ada 3 struktur dan resonan para
ada 6 struktur. Jadi menurut konsep kesetabilan resonan, resonan orto dan para lebih
12
stabil dari resonan meta. Oleh karena itu produk reaksi o-kloro toluen dan p-kloro
toluen terjadi dari ion benzenonium yang lebih stabil. Sehingga produk o-kloro toluen
dan p-kloro toluen merupakan produk dominan. Sedangkan m-kloro toluen terbentuk
sangat sedikit atau boleh diabaikan.
Diagram reaksinya :
G
kordinat reaksi
CH3
+ Cl2
o,p-kloro toluen m-kloro toluen ( diabaikan )
komplek
E*
Memperhatikan produk reaksi yang dominan yaitu o-kloro toluen dan p- kloro toluen,
maka gugus R = CH3 dapat dikategorikan gugus pengarah o,p artinya gugus R yang
mengarahkan subtituen ( elektrofil ) ke posisi orto dan para. Jika gugus pengarah m
maka akan mengarahkan substituen ke posisi meta.
Konsep resonan dapat digunakan untuk menentukan produk reaksi yang dominant jika
resonan orto, meta dan para junlahnya tidak sama. Untuk jumlah resonan yang sama
dari resonan orto, meta dan para harus digunakan konsep delokalisasi elektron , gugus
R yang dapat delokal dengan ion benzenonium disebut gugus penstabil/pengaktif .
Gugus penstabil/pengaktif adalah gugus R yang dapat mengadakan delokalisasi
elektron dengan ion benzenoniun sehingga ion benzenonium itu bersifat lebih
stabil/lebih aktif . Agar gugus R mampu mengadakan delokalisasi elektron maka
harus ada elektron atau nbe dari gugus R yang masuk kearah cincin benzena. Untuk
gugus alkil elektron C-H struktur hiperkonjugasi yang dapat masuk kearah cincin,
sedang untuk hidroksil, eter, amina, elektron nbe yang dapat masuk kearah cincin
benzena. Untuk halogen nbe tidak dapat masuk kearah cincin sebab bersifat lebih kuat
dari cincin benzena (ingat halogen memiliki elektronegativitas lebih tinggi ). Jadi gugus
alkil, hidroksil, eter, amina adalah gugus pengarah orto-para yang bersifat penstabil/
pengaktif.
13
Gugus pendestabil/penonaktif adalah gugus R yang tidak mampu mengadakan
delokalisasi elektron dengan cincin benzena sehingga gugus itu
mendestabilkan/menonaktifkan ion benzenonium, akibatnya ion benzenonium menjadi
tidak stabil. Gugus pengarah meta bersifat pendestabil karena elektron dari ikatan
gugus karbonil justru keluar cincin sehingga tidak terjadi delokalisasi elektron antara
gugus R itu dengan ion benzenonium. Gugus halogen merupajan gugus pengarah orto-
para bersifat pendestabil. Perhatikan tabel berikut :
Tabel 2.Gugus Penstabil dan Pendestabil.
No Pengarah orto-para , penstabil No Pengarah meta , pendestabil 01. Alkil : -CH3 , -C2H5, dst 01. Aldehid : - COOH 02. Hidroksil : - OH 02. Keton : - COR 03. Eter : -O-R : -O-CH3, -O-C2H5 dst 03. Asam : - COOH 04. Amina 1o : - NH2 misal - NHCH3 04. Amida : - COONH2
05. Amina 2o : - NHR :missal - N(CH3)2 05. Ester : - COOR06. Amina 3o : NR1R2 misal - N(CH3)3 06. Asil : - COX
06. Nitro : - NO2
07. Sulfonat : -SO3H08. Amina 4o : - +NR1R2R3
09/ Halogen : -F,-Cl,-Br dan –I
Jika pada reaksi antara toluena dengan Cl2 diandaikan untuk resonan serangan orto dan
para tidak dapat membentuk struktur hiperkonjugasi maka resonan orto ada 3 struktur
( I, II, III &, resonan meta ada 3 struktur ( IV,V,VI ) dan resonan para ada 3 struktur
( VII,VIII,IX ). Perhatikan kesembilan resonan itu maka ada dua resonan yang memiliki
C + mengikat gugus CH3 yaitu resonan I pada orto dan resonan VIII pada para, kedua
resonan ini mampu delokalisasi sbb :
CH2 HH
ClH
Cl
H2C HH
Cl
CH2
R I delokal
H
H Cl
H2C H
H Cl
CH2
delokal
HCH2 H
H Cl
R VIII
14
Resonan orto dan para dapat delokal maka menstabilkan ion benzenonium, sedangkan
untuk resonan meta ( IV,V,VI ) tidak memiliki stuktur seperti R I dan R VIII maka
resonan meta tidak dapat delokal akibatnya resonan meta tidak stabil. Dengan demikian
produk reaksi orto dan para yang dominan.
2. Sintesis senyawa m-etil benzoat maka reagen yang digunakan adalah asam benzoat
melalui reaksi alkilasi Friedel-Crafts. Reagen alkilasi digunakan etil klorida dan
menggunakan katalis AlCl3 .
Reaksi molekulnya adalah :
asam benzoat
ClAlCl 3
C
O
OHC
O
OH
CH 3 CH 2+ CH 3CH 2
m- et il benzoat
+ HCl + AlCl 3
Mekanisme reaksinya adalah sbb :
Cl FeCl3+CH3 CH2 CH3 CH2 + FeCl4
Serangan orto :
C
O
OH
CH3 CH2
komplek
C
O
OH
o-etil benzoat
FeCl4
C
O
OH
H
CH3CH2
C
O
OH
H
CH3CH2 CH2 CH3
Resonan serangan orto :
15
C
O
OH
HCH3CH2
C
O
OH
H
CH3CH2
C
O
OH
HCH3CH2
I II IIIJadi resonan orto ada 3 struktur
Serangan meta :
C
O
OH
CH3 CH2
C
O
OH
CH3CH2
H
komplek
CH2
C
O
OH
CH3CH2
H FeCl4
C
O
OH
CH3
m-etil benzoat Resonan serangan meta :
C
O
OH
CH3CH2
H
C
O
OH
CH3CH2
H
C
O
OH
CH3CH2
H
IV V VI
Jadi resonan meta ada 3 struktur
Serangan para :
16
C
O
OH
CH3 CH2
komplek
C
O
OH
H CH3CH2
C
O
OH
HCH3CH2
FeCl4
C
O
OH
p-etil benzoat
CH2 CH3
Resonan serangan para :
C
O
OH
H CH3CH2
C
O
OH
H CH3CH2
VII VIII IX
C
O
OH
H CH3CH2
Jadi resonan para ada 3 struktur.
Resonan orto ada 3 struktur, resonan meta ada 3 struktur dan resonan para ada 3
struktur., maka untuk menentukan produk resksi yang dominan digunakan konsep
delokalisasi elektron . Perhatikan kesembilan resonan di atas maka resonan I pada
orto dan resonan VIII pada para memiliki ion benzenonium yang C + mengikat gugus
– COOH. Gugus - COOH bersifat pendestabil dengan elektron C-O ditarik keluar
cincin oleh nbe atom oksigen sehingga tidak terjadi delokal.
17
I
C
O
OH
H
CH3CH2
C
O
OH
H
CH3CH2
tidak delokal
VIII
C
O
OH
H CH3CH2
C
O
OH
H CH3CH2
tidak delokal
Resonan orto dan para bersifat tidak stabil, untuk resonan meta ( IV,V,VI ) tidak
ada yang memiliki struktur seperti resonan I pada orto dan resonan VIII pada para,
maka resonan meta lebih stabil. Sehingga produk m-etil benzoate sebagi produk
dominant dan produk o/p-etil benzoate sebagai produk minor yang boleh diabaikan.
Diagram Reaksi :
G
kordinat reaksi
komplek
E*COOH
+ C2H5Cl
m-etil benzoat o/p-etil benzoat ( diabaikan )
18
\
MAKRO MOLEKUL
E. Makro molekul
Makromolekul atau molekul besar disebut juga sebagai polimer, polimer terjadi
dari gabungan molekul-molekul kecil ( monomer ) melalui satuan-satuan ( unit ) yang
jumlahnya cukup besar, bisa mencapai 10.000 unit atau lebih besar . Polimer dibedakan
menjadi dua golongan yaitu polimer alam dan polimer sintesis.
1. Polimer alam
Polimer alam merupakan bahan alam yang terdapat pada tanaman baik pada buah, akar
maupun daunnya. Misalnya protein, pati, selulosa dan asam nukleat.
a). Protein
Protein merupakan poliamida yang disusun oleh asam α – amino sebagai
monomernya. Jika protein tersusun oleh dua monomer asam amino disebut dimer,
jika tersusun oleh tiga monomer asam amino disebut trimer, jika disusun oleh empat
asam amino disebut tetramer. Jika protein disusun oleh lima monomer asam amnio
atau lebih disebut polimer.
Dimer : gly – ala
Trimer : phe – lys – met
Tetramer : glu- his – phe – arg
Polimer : glu- his – phe – arg – ser
Contoh Pembentukan dimer glisilalanin
+ H 3N CH C
O
OH 3N CH 2 C
O
O
CH 3glisin alanin
H 3N CH 2 C
O
NH CH C
O
O + H 2O
CH 3
glisialanin ( gly - ala )
ikatan pept ida
b). Pati
19
Pati atau strach merupakan polisakarida yang disusun oleh monomer glukosa, melalui
ikatan glkukosida 1 dan 4 pada posisi α dan β . Rumus molekul polimer pati adalah
(C5H10O5)n . Masa rumus relatif pati antara 10.000 – 50.000 yang disusun oleh 60
sampai dengan 300 unit glukosa. Secara umum polimer pati memiluki struktrur sbb :
O
H
OOH
H
HH
HHO
CH 2OH
n
Pati jika dihidrolisis pada suhu 60 o – 80 o C akan terjadi 20 % amilosa yang melarut
dalam air dan 80 % amilopektin yang tidak melarut dalam air. Jika amilosa
dihidroliisis menggunakan enzim maka akan terjadi disakarida maltosa. Maltosa
disusun oleh unit α- D glukosa dan unit β- D – glukosa
O
O
OH
HOOH
CH 2OH
H
H
HH
H H O
OH
OH
CH 2OH
H
H
H
H
OH
unit D - glukosa unit - D- glukosa
ikatan glukosida
1 4
c). Selulosa
Selulosa merupakan polimer linier yang disusun oleh monomer glukosa melalui
ikatan β– 1,4 glukosida . Rumus molekul polimer selulosa adalah (C5H10O5)n . Masa
rumus relatif selulosa mencapai 400.000 yang disusun oleh 2800 unit glukosa.
2. Polimer sintetis
Polimer sintesis cukup banyak jenisnya diantaranya adalah plastik, polieter,
polisulfida, poliester dan poliamida.
a). Plastik
Plastik dibuat dari monomer sterena melalui reaksi inisiasi, propagasi, terminasi. Jenis
– jenis plastik misalnya adalah PET — Polyethylene Terephthalate, HDPE — High
Density Polyethylene, V — Polyvinyl Chloride, LDPE — Low Density Polyethylene,
PP — Polypropylene, PS — Polystyrene.
20
Reaksi polimerasisasi polisterena secara garis besa r dapat digambarkan sbb ::
n
CH CH 2 CH CH 2
n
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai
dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk
(CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh
karena itu, kita hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang
yang mengandung Bisphenol-A.
Bisphenol A adalah perusak hormon. Berbagai penelitian telah menghubungkan
Bisphenol-A dengan dosis rendah dengan beberapa dampak terhadap kesehatan, seperti
perubahan permanen pada organ kemaluan, meningkatkan kadar prostat, penurunan
kandungan hormon testoteron, memungkinkan terjadinya kanker payudara, sel prostat
menjadi lebih sensitif terhadap hormon dan kanker, dan membuat seseorang menjadi
hiperaktif.
Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri
makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan,
botol air mineral, dan botol bayi. University of Missouri telah melakukan tes
laboratorium mengenai penggunaan Bisphenol-A pada botol susu bayi dan menemukan
bahwa Bisphenol-A pada produk botol susu bayi plastik dari 5 merek terkemuka di
Amerika, sangat berpotensi untuk ikut larut dalam cairan. Menurut laporan ini, kelima
merk botol susu bayi yang masih dipersoalkan adalah Avent, Dr. Brown’s, Evenflo,
Gerber dan Playtex.
Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga
beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus
mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai. Plastik sendiri dikonsumsi sekitar
100 juta ton/tahun di seluruh dunia. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai
barang mengandung Bisphenol-A.
Berdasarkan sifatnya bila dipanaskan plastik dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tipe thermoplastic atau disebut tipe cokelat adalah plastik yang bila dipanaskan
akan melunak
21
2. Tipe thermosetting atau biskuit adalah plastik yang apabila telah mengeras akan
tetap keras walaupun terus dipanaskan.
b). Poliester
Polimer poliesster dapat disintesis dari monomer alkohol dan monomer asam menurut
reaksi sbb :
( n + 1 ) R(OH) 2 + n R ( COOH ) 2 HO { ROOR 1COO}n ROH + 2n H 2O
c). Nilon
Polimer nilon dapat disintesis dalam skala laboratorium melalui reaksi sbb :
+ C
O
OH
( CH 2) 4 C
O
OH
NH 2 NH 2( CH 2 )6
C
O
( CH 2) 4 C
O
NH NH ( CH 2 )6
n
F. Soal Latihan
1. . Tentukan apakah senyawa berikut bersifat aromatis a
O
b.
H
N
c.
dCH3
e
O
f.
o
22
2. Tuliskan struktur molekul dari senyawa-senyawa berikut :
a. s-propil benzena f. o-nitro benzaldehid
b. toluen g. m- bromo fenol
c. kloro benzena h. p- etil benzil alkohol
d. asam benzoat i. N- etil- N-metil anilin
e. benzil alkohol j. 2 ,4,6 – tri nitro toluen
3. Tuliskan reaksi molekul dari :
a). benzena dengan bromin
b). benzena dengan s-propil klorida mengunakan katalis FeCl3
c). benzena dengan propanoil klorida
d). Benzena dengan asam sulfat pekat
e). Benzena dengan asam nitrat pekat dan asamsulfat pekat
4. Tuliskan reaksi molekul dari :
a). toluen dengan asam sulfat pekat
b). Anilin dengan asam nitrat pekat dan asamsulfat pekat
c). Asam benzoat dengan etil klorida mengunakan katalis FeCl3
d). Asetofenon dengan klorin
5. Tersedia reaksi berikut :
+ HNO3/H2SO4
CH2 CH3 CH2 CH3
NO2+
CH2 CH3
NO2
Tentukan :
a). Mekanisme reaksinya
b). Jelaskan mengapa produk yang dominant o/p-nitro etil benzoate
c). Gambar diagram reaksinya ?.
6. Tersedia reaksi berikut :
CH3NH
+ C2H5Cl AlCl3
NH CH3
+
NH CH3
C2H5
C2H5
Tentukan :
23
a). Mekanisme reaksinya
b). Jelaskan mengapa produk yang dominant o/p- etil –N-etil anilin
c). Gambar diagram reaksinya ?.
7. Tersedia reaksi berikut :
C
O
H C
O
H
+ H2SO4 pSO3H
Tentukan :
a). Mekanisme reaksinya
b). Jelaskan mengapa produk yang dominant m-benzaldehid sulfonat
c). Gambar diagram reaksinya ?.
8. Jelaskan melalui mekanisme reaksi dan struktur resonan yang terlibat mengapa pada
nitrasi terhadap naftalena, produk -notro naftalena lebih dominan dari pada produk -
notro naftalena.
9.. Bagaimana mekanisme reaksi dari reaksi bawah ini?
+
COOH
H2SO4
HNO3CH3 ClAlCl 3
CH3H2/Pd
NO2
CH3 CH3
Na2Cr2O7
H2SO4
NH2
NH2
10. Bagaimana mekanisme reaksi dari reaksi bawah ini?
CH3AlCl 3
+ C O C CH3
O OO
Cl2/AlCl 3
CCH3
O
Zn/HgHCl
CCH3
ClCl
CH2 CH3
24
11. Bagaimana mekanisme reaksi pembentukan sulfadiazina dari benzena menurut alur
reaksi dibawah dan tentukan strujtur senyawa A, B dan C.
HNO3
H2SO4senyawa A
Fe/HClsenyawa B
Ac2O
NHAc
ClSO3Hsenyawa C
2-aminopirimidin
SO2NHN
N
AcNH SO2NHN
N
OH / H2O
H2N
sulfadiazina
G. Daftar Pustaka
Allinger et al , (1980 ) , Organic Chemistry, New York : Worth Publisher Inc
Edwin S Could, (1964), Mechanism and Structure im Organic Chemistry, New York : Reinhart and Winston Inc.
Francois A Carey , ( 2000 ), Organic Chemistry, New York : Mc Graw Hill Inc
Jack Hine ( 1972), The Search for Organic Reaction Pathways, London : Laongman Ltd.
Jerry March ( 1977 ), Advanced Organic Chemistry , Reactions, Mechanism and Strcture, Tokyo : Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd.
25
Michael P Doyle ( 1980 ), Exsperimental Organic Chemistry, New York : John and Willey and Sons.
Peter Sykes (1977 ), A Quidw Book to Mechanism in Organic Chemistry, London : Longman Group Ltd
__________ ( 1979), The Search for Organic Chemistry Payhways, London : Longman Group Ltd:
William H Brown ( 1992 ), Introductions in Organic Chemistry, Boston : Willard Grant Press
26