modul teori lampu

16
MODUL PELATIHAN KELISTRIKAN INDUSTRI TINGKAT DASAR Kode Modul : IDTL.TEO.007.SMG.A Kode Ref.Internal : SPY 001.A Judul Modul : Pemasangan Lampu Diskripsi : Modul ini berkaitan dengan jenis pemasangan, perangkat kendali, spesifikasi peralatan, jenis lampu dan satuan iluminasi, iluminasi yang direkomendasikan untuk kantor dan gudang, contoh perhitungan, pemeriksaan periodic dan perawatan, wiring diagram lampu. . Waktu : 4 JP (1 JP = 45 menit) Tujuan : Membekali Peserta Didik dengan jenis pemasangan, perangkat kendali, spesifikasi peralatan, jenis lampu dan satuan iluminasi, iluminasi yang direkomendasikan untuk kantor dan gudang, contoh perhitungan, pemeriksaan periodic dan perawatan, wiring diagram lampu. Sasaran : Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu : 1. Mengenal jenis pemasangan lampu 2. Memahami Perangkat kendali lampu 3. Menyusun Spesifikasi peralatan, 4. Memahami satuan iluminasi, 5. Membuat rencana pencahayaan untuk kantor dan gudang, contoh perhitungan, 6. Melakukan Pemeriksaan periodic dan perawatan, 7. Menggambarkan wiring diagram lampu. Pokok Bahasan : Pemasangan Lampu 1. Jenis Lampu 2. Perangkat kendali lampu 3. Satuan iluminasi, 4. Metode Perencanaan Pencahayaan dalam bangunan. 5. Pemeriksaan periodic dan perawatan, 6. Pengawatan lampu.

Upload: ganjar-pangestiadi

Post on 23-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Listrik

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Teori Lampu

MODUL PELATIHAN KELISTRIKAN INDUSTRI TINGKAT DASAR

Kode Modul : IDTL.TEO.007.SMG.A

Kode Ref.Internal : SPY 001.A

Judul Modul : Pemasangan Lampu

Diskripsi : Modul ini berkaitan dengan jenis pemasangan, perangkat kendali, spesifikasi peralatan, jenis lampu dan satuan iluminasi, iluminasi yang direkomendasikan untuk kantor dan gudang, contoh perhitungan, pemeriksaan periodic dan perawatan, wiring diagram lampu.

.

Waktu : 4 JP (1 JP = 45 menit)

Tujuan : Membekali Peserta Didik dengan jenis pemasangan, perangkat kendali, spesifikasi peralatan, jenis lampu dan satuan iluminasi, iluminasi yang direkomendasikan untuk kantor dan gudang, contoh perhitungan, pemeriksaan periodic dan perawatan, wiring diagram lampu.

Sasaran : Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan

mampu :

1. Mengenal jenis pemasangan lampu 2. Memahami Perangkat kendali lampu 3. Menyusun Spesifikasi peralatan, 4. Memahami satuan iluminasi, 5. Membuat rencana pencahayaan untuk kantor dan

gudang, contoh perhitungan, 6. Melakukan Pemeriksaan periodic dan perawatan, 7. Menggambarkan wiring diagram lampu.

Pokok Bahasan : Pemasangan Lampu

1. Jenis Lampu 2. Perangkat kendali lampu 3. Satuan iluminasi, 4. Metode Perencanaan Pencahayaan dalam

bangunan. 5. Pemeriksaan periodic dan perawatan, 6. Pengawatan lampu.

Page 2: Modul Teori Lampu

I. JENIS LAMPU

2.1. Klassifikasi Lampu

Lampu dapat diklassifikasikan menjadi 3 katagori utama:

a. Lampu pijar (incandescent-filament lamp) b. Lampu peluahan gas(gaseous discharge lamp,) c. Lampu mercuri (mercury blended-light lamp)

a. Lampu pijar ( Incandescent-Filament Lamps )

Cahaya dihasilkan dari filament karbon, tungsten, atau

logam lain, dipanaskan oleh arus listrik.

1) Efikasi (efisiensi lumen yang dipancarkan per satuan daya listrik watt) lebih tinggi.

2) Umur lampu : filamen dalam suatu incandescent lamp menguap karena pemanasan

Lampu pijar (Incandescent-filament lamps) dibagi menjadi dua jenis types, sesuai dengan atmosphere didalam bola lampu:

1. Lampu Pelayanan Umum (General Lighting Service(GLS) Lamps )

2. Lampu Halogen (Halogen (TH) Lamps )

Gambar 1: Lampu Pijar Incandescent Lamp

Page 3: Modul Teori Lampu

b. Lampu Peluahan Gas (Gaseous Discharge Lamps)

Meliputi lampu gas merkuri bertekanan tinggi dan rendah, lampu sodium tekanan rendah dan tinggi ( high/low pressure sodium lamps), dan lampu mercury halide lamps.

a. Lampu merkuri tekanan rendah (Low Pressure Mercury Vapour (Fluorescent) Lamps

b. Lampu merkuri tekanan tinggi (High Pressure Mercury Lamps (MBF)

c. Lampu sodium tekanan rendah(Low Pressure Sodium Lamp (SOX) )

d. Lampu sodium tekanan tinggi(High Pressure Sodium Lamps (SON, SON-L, SON-R) )

Gambar 2: High Pressure Mercury Lamps

Page 4: Modul Teori Lampu

c. Lampu mercuri (mercury blended-light lamp)

1.2. Perbandingan Efikasi Berbagai Jenis Lampu

Page 5: Modul Teori Lampu

II.PERANGKAT KENDALI LAMPU

Kendali yang digunakan untuk operasi lampu meliputi;

a) Sakelar Tunggal dan Seri b) Sakelar Tukar dan Silang c) Sakelar Impuls dan Stair Case

2.1. Sakelar Tunggal

Diagram Lokasi

Diagram Pengawatan

Page 6: Modul Teori Lampu

2.2. Sakelar Tukar dan Silang

Diagram Lokasi

Diagram Pengawatan

Page 7: Modul Teori Lampu

2.1. Sakelar Impuls & Stair Case

Diagram Lokasi

Diagram Pengawatan

Page 8: Modul Teori Lampu

III. SATUAN ILUMINASI

Parameter praktis satuang iluminasi dalam perencanaan instalasi cahaya hádala sebagai berikut;

a) Intensitas penerangan E (Lux) b) Lumen cahaya F atau Ф ( Lumen) c) Koefisien penggunaan Kp d) Koefisien depresiasi Kd e) Faktor bentuk ruang K f) Rasio tinggi / jarak

3.1. Intensitas Penerangan E ( Lux )

Kerapatan cahaya per lumen pada permukaan 1 m2 sehingga satuan intensitas penerangan sama dengan (lumen / m2)

3.2. Fluk cahaya F atau Ф ( Lumen)

Total daya cahaya yang dipancarkan ke segala arah oleh suatu sumber cahaya, besaran dari flux cahaya ádalah lumen. Contoh sebuah lampu 25 W memiliki lumen cahaya 230 lm

3.3. Koefisien depresiasi Kd

Koefisien depresiasi terkait dengan pemeliharaan dan kondisi yang

terjadi disekitar lampu dipasang. Untuk tujuan praktis biasa diambil 0,8.

Penentuan nilai Kd ditentukan berdasarkan tabel berikut berdasarkan

kondisi ruangan.

Tabel . Nilai Koefisien Depresiasi berdasarkan kondisi ruang Koefisien depresiasi

(Kd)

Ruang bersih Pembersihan setelah I tahun

Kd 0,8 – 0,85

Ruang sedang Pembersihan setelah 2 tahun

Kd 0,7

Ruang kotor Pembersihn setelah 3 tahun

Kd 0,6

Page 9: Modul Teori Lampu

3.4. Faktor bentuk ruang K

Perumusan dari factor bentuk ruang K mengacu kepada dimensi ruang tempat lampu akan dipasang.

K = (axb) / h(a+b)

a = panjang bangunan

b = lebar bangunan

h = tinggi titik cahaya dari bidang kerja

3.5. Koefisien penggunaan ( Kp) atau nbell

Koefisien penggunaan ( Kp) atau nbell atau disebut koefisien penggunaan harganya diperoleh dari koefisien refleksi warna dinding, langit- langit, & tempat kerja dengan factor bentuk ruangan K.

Tabel Koefisien penggunaan berdasarkan faktor bentuk ruangan Coefficien of utilization η Bel

Celling ρD 0,7 0,7 0,5 0,5 Walls ρW 0,5 0,3 0,3 0,3

Measured plane ρNutz 0,3 0,3 0,3 0,1

Room index k

0,6 Single-lamp 0,24 0,20 0,19 0,19 Two-lamp 0,28 0,224 0,23 0,23

1 Single-lamp 0,34 0,29 0,29 0,28 Two-lamp 0,40 0 ,53 0,34 0,32

2 Single-lamp 0,47 0,43 0,41 0,39 Two-lamp 0,52 0,48 0,46 0,43

3 Single-lamp 0,53 0,50 0,48 0,44 Two-lamp 0,58 0,55 0,52 0,48

5 Single-lamp 0,58 0,55 0,52 0,48 Two-lamp 0,62 0,60 0,57 0,52

K= 1,028

Satu lampu

3.6 Rasio tinggi /jarak

Page 10: Modul Teori Lampu

Rasio tinggi per jarak antara 1 – 1,25

Page 11: Modul Teori Lampu

IV. MERENCANA PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN

a. Menghitung kebutuhan titik lampu dengan persamaan sebagai berikut:

n = KdxKpxFa

ExA

b. Kebutuhan intensitas penerangannya E adalah 300 lux. Tergantung penggunaan dan jenis ruang bisa dilihat di SNI- Pencahayaan

c. Hitung Koefisien Penggunaan (Kp) dari ruangan tersebut :

Diketahui bahwa ukuran ruangan adalah : Panjang (p) : 6 m Lebar (l) : 3,5 m Tinggi (t) : 3 m

Maka faktor bentuk (K) dari ruangan dapat dihitung,

K = )( lph

lxp+

= ))(85,0( lxpt

lxp−

= )5,36(15,2

5,36+

x

= 1,028

selanjutnya untuk menentukan berapa nilai Kp – nya, dengan menggunakan tabel berikut :

Penggunaan tabel berdasarkan nilai koefisien refleksi 0,7; 0,5; 0,3; nilai ini ditentukan berdasarkan kondisi ruangan (flapon, dinding dan lantai) Pada tabel tidak ditemukan koefisien penggunaan untuk K sebesar 1,028. Maka untuk mencari Kp dari nilai K tersebut digunakan cara berikut ; K = 1,028 terletak diantara nilai K 1 dan 2, dan diketahui Kp untuk K=1

dengan pemakaian satu lampu perarmatur adalah 0,34. Sedangkan Kp untuk nilai K= 2 dengan pemakaian lampu yang sama adalah 0,47.

Maka Kp untuk K=1,028 adalah:

Kp = 0,34 + 12

34,047,0−−

x (1,028 – 1)

= 0,3436 = 0,344

d. Menentukan koefisien depresiasi (Kd) Penentuan nilai Kd ditentukan berdasarkan tabel berikut berdasarkan kondisi ruangan.

Page 12: Modul Teori Lampu

Tabel Nilai Koefisien Depresiasi berdasarkan kondisi ruang Koefisien depresiasi (Kd)

Ruang bersih Pembersihan setelah I tahun

Kd 0,8 – 0,85

Ruang sedang

Pembersihan setelah 2 tahun

Kd 0,7

Ruang kotor Pembersihn setelah 3 tahun

Kd 0,6

Karena data minim bisa diasumsikan o,8

e. Tentukan Fluks Cahayanya : Fluks cahaya tergantung dari jenis lampu, dan warna temperatur cahaya dari lampu yang akan digunakan dan temperatur warna ruangan. Direncanakan adalah merk philip jenis TLD (lampu tabung), maka penentuan fluks cahayanya berdasarkan katalog dari philips sebagai berikut :

Tabel . katalog Lampu Philis Jenis TLD

Type Lamp Wattage Colour Temp

Nominla Luminous

Flux Lm

Length Max.

diameter mm

Qty/ Box

‘TL’D 18/92 /93 /94 /95 /96

Incandescent Warm White

White Daylight

Cool daylight

900 950

1000 1000

590 26 25 25 25 25 25

‘TL’D 36/92 /93 /94 /95 /96

Incandescent Warm white

White Daylight

Coll daylight

2250 2300 2350 2350

1200 26 25 25 25 25 25

‘TL’D 58/92 /93 /94 /95 /96

Incandescent Warm white

White Daylight

Coll daylight

3550 3600 3700 3750

1500 26 25 25 25 25 25

/92 colour temperatur 2700 K / colour rendering index Ra 95 /93 3000 K / Ra 95 ‘TL’D/90 /94 3800 K / Ra 95 /95 5000 K / Ra 95 Temperatur warna ruangan untuk ruang perpustakaan (lampiran, tabel 2.3) adalah : cool white ( 3300 K ~ 5.300 K ) dan daylight ( >5300 K ) sehingga bisa dipilih TLD /94 dengan temperatur warna 3800 K atau TLD /95 dengan temperatur warna 5000 K. Kemudian dalam perancangan ini dipilih ‘TLD 58/95 dengan fluks cahaya 3750 Lumen.

Page 13: Modul Teori Lampu

e. Menghitung kebutuhan titik lampu, Dari data – data di atas, maka dapat dihitung jumlah titik lampu yang dibutuhkan oleh ruang perpustakaan tersebut dengan persamaan :

n = KdxKpxFa

ExA

n = 8,0344,03750

21300xx

x

= 10326300

= 6,10 sehingga dipilih 6 titik lampu f. Menghitung konsumsi daya lampu.

Karena lampu yang digunakan adalah philips, maka perhitungan daya perlampunya mengacu pada katalog berikut.

Tabel . Katalog konsumsi daya total tiap lampu untuk lampu philip jebis ‘TL’D

Type For lamps Dimension (mm) Weight (kg)

Total power consumption

(w) ETC 136C/50 ETC 236C/50 ETC 158C/50 ETC 258C/50 ETC 118S/04 ETC 218S/04 ETC 136S/04 ETC 236S/04 ETC 158S/04 ETC 258S/04

1X’TL’D 36W 2X’TL’D 36W 1X’TL’D 58W 2X’TL’D 58W 1X’TL’D 18W 2X’TL’D 18W 1X’TL’D 36W 2X’TL’D 36W 1X’TL’D 58W 2X’TL’D 58W

39 X 22 X 8 48 X 22 X 8 39 X 22 X 8 48 X 22 X 8,5 39 X 22 X 8 48 X 22 X 8,5 39 X 22 X 8 48 X 22 X 8,5 39 X 22 X 8 48 X 22 X 8,5

0,35 0,51 0,35 0,51 3,8 5,7 3,8 5,7 3,8 5,7

32 32 50 50 16 32 32 64 50 122

Dari data tersebut diperoleh total daya yang dikonsumsi satu lampu jenis ‘TL’D 58 adalah 50 watt. Daya total berarti sudah termasuk ballastnya.

g. Total konsumsi daya penerangan tiap ruangan.

Total daya penerangan untuk tiap ruangan dihitung berdasarkan jumlah lampu yang digunakan dikalikan dengan daya tiap lampu. Untuk ruang perpustakan tersebut daya totalnya adalah ;P = 6 x 50 W = 300watt Kemudian untuk melihat apakah konsumsi daya dari lampu yang direncanakan sudah sesuai dengan ketentuan daya maksimal yang direkomendasikan maka daya total tadi dibagi dengan luas ruang, untuk mendapatkan besarnya daya permeter luas.

Luas ruangan = 21 m2 , maka

Daya perluas = 21300 w/m2

Page 14: Modul Teori Lampu

= 14,28 W/m2

V.PENGAWATAN LAMPU.

Page 15: Modul Teori Lampu
Page 16: Modul Teori Lampu