modul tentang tayamum (mardiah)

61
Media Pembelajaran NAMA : MARDIAH NIM : 12010103059 FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PRODI : MPI

Upload: mardiah-dhya

Post on 14-Apr-2017

544 views

Category:

Education


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Media Pembelajaran

NAMA : MARDIAHNIM : 12010103059FAKULTAS: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANPRODI : MPI

Page 2: Modul tentang tayamum (Mardiah)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Al-hamdulillah kehadlirat Allah Swt.,

yang menciptakan, mengatur dan menguasai seluruh

makhluk di dunia dan akhirat. Semoga kita senantiasa

mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya. Shalawat

dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad Saw., beserta keluarganya yang telah

membimbing manusia untuk meniti jalan lurus menuju

kejayaan dan kemuliaan.

Fungsi pendidikan agama Islam untuk

membentuk manusia Indonesia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan

hubungan inter dan antar umat beragama, dan ditujukan

untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam

memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai

agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

Penyusunan modul yang berjudul “Tayamum”,

ini bertujuan untuk memenuhi syarat menunaikan tugas

mata kuliah “Media Pembelajaran”. Namun, kami

Page 3: Modul tentang tayamum (Mardiah)

menyadari bahwa modul ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf

jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan

membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna.

Semoga ini bisa dapat bermanfaat bagi semua.

Kendari, 24 April 2014

Penulis,

Mardiah

Page 4: Modul tentang tayamum (Mardiah)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................. i

KATA PENGANTAR........................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................... iv

BAB II PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan

Indikator...................................................... 1

B. Materi Pokok............................................... 2

C. Uraian Materi.............................................. 2

D. Rangkuman................................................. 26

E. Latihan........................................................ 29

BAB III PENUTUP............................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Modul tentang tayamum (Mardiah)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT

selalu menerangkan dengan rinci mengapa sesuatu

tersebut diciptakan. Misalnya kita sebagai manusia,

makhluk yang paling mulia di antara sekian makhluk-

Nya, diutus ke dunia sebagai khalifah pemelihara jagad

raya ini. Hal yang demikian tentunya ada hikmah/rahasia

tersendiri dibalik penciptaan kita para manusia.

Memasuki ranah syariah, sebagai contoh lain, adalah satu

item yang dijadikan alternatif oleh kita sebagai pengganti

wudlu yang merupakan syarat sahnya sholat yakni

tayamum. 

Dalam tayamum ini pun tersimpan suatu hikmah

tertentu yang dirasa perlu diketahui oleh kita agar

nantinya dalam pendekatan diri kepada-Nya tidak

terdapat ganjalan yang memungkinkan kita “lari” dari

syariah Islam.

Page 6: Modul tentang tayamum (Mardiah)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

dan Indikator

1. Standar Kompetensi

Menjelaskan Tentang Tayamum dan

Mempraktekkannya

2. Kompetensi Dasar

Memahami tentang tayamum

3. Indikator

a. Menyebutkan pengertian tayamum.

b. Menyebutkan dasar hukum tayamum.

c. Menyebutkan media yang dapat digunakan untuk

tayamum.

d. Menyebutkan sebab/alasan dibolehkannya

tayamum.

e. Menyebutkan syarat sahnya tayamum.

f. Menyebutkan rukun-rukun tayamum.

g. Menyebutkan sunnah tayamum.

h. Menyebutkan hal-hal yang membatalkan

tayamum.

i. Menyebutkan hikmah tayamum.

Page 7: Modul tentang tayamum (Mardiah)

j. Menyebutkan beberapa masalah yang

bersangkutan dengan tayamum.

k. Mempraktekkan tata cara tayamum.

B. Materi Pokok

1. Pengertian Tayamum.

2. Dasar Hukum Tayamum.

3. Media Yang Dapat Digunakan Untuk

Tayamum.

4. Sebab/Alasan Dibolehkannya Tayamum.

5. Syarat Sah Tayamum.

6. Rukun Tayamum.

7. Sunnah Tayamum.

8. Hal-Hal Yang Membatalkan Tayamum.

9. Hikmah Tayamum.

10. Beberapa Masalah Yang Bersangkutan

Dengan Tayamum.

11. Tata Cara/Praktek Tayamum.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Tayamum

Pengertian Tayamum yang didefinisikan

oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin

adalah sebagai berikut:

Page 8: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Jika diartikan secara bahasa, tayamum artinya

bermaksud atau menyengajakan. Hal ini sesuai

dengan ungkapan orang arab yakni tayyamamtu

Asy-Syai’a yang maknanya qashadtuhu (saya

menginginkannya).

Menurut terminologi syariat, yang dimaksud

dengan tayamum adalah membasuh wajah dan

kedua telapak tangan dengan menggunakan Ash-

Sha’id suci yang menggantikan bersuci

menggunakan air jika memang tidak bisa

menggunakan air.

Secara syariat, tayamum adalah suatu

keistimewaan dari umat Islam. Hal ini

membuktikan bahwa Allah itu adil dan

memudahkan manusia sebagai wujud dari kasih

sayang-Nya.

2. Dasar Hukum Tayamum

a. Ayat Al-Qur’an

Q.S Al-Maa’idah ayat 6

Page 9: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah

mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,

dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu

sampai dengan kedua mata kaki, dan jika

kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu

sakit atau dalam perjalanan atau kembali

dari tempat buang air (kakus) atau

menyentuh perempuan, lalu kamu tidak

memperoleh air, Maka bertayammumlah

dengan tanah yang baik (bersih); sapulah

Page 10: Modul tentang tayamum (Mardiah)

mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi

Dia hendak membersihkan kamu dan

menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,

supaya kamu bersyukur.

Q.S An-Nisa’ ayat 43

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan

mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang

kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)

sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali

sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan

Page 11: Modul tentang tayamum (Mardiah)

jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau

datang dari tempat buang air atau kamu telah

menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak

mendapat air, Maka bertayamumlah kamu

dengan tanah yang baik (suci); sapulah

mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah

Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

b. Hadits

Syariat tayammum merupakan

kekhususan bagi umat Muhammad saw, dimana

syariat ini tidak diberikan kepada umat-umat

sebelumnya sebagaimana dinyatakan Rasulullah

saw dalam sabda beliau:

أعطيت خمسا لم يعطهن أحد قبليعب مسيرة من األنبياء: نصرت بالر

شهر وجعلت لي األرض مسجداوطهورا

Artinya: “Diberikan kepadaku lima perkara yang tidak

diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku;

(pertama) aku ditolong dengan ditanamkannya

Page 12: Modul tentang tayamum (Mardiah)

rasa takut pada musuh-musuhku terhadapku

walaupun jarak (aku dan mereka) masih

sebulan perjalanan, (kedua) bumi dijadikan

untukku sebagai masjid (tempat mengerjakan

shalat), dan sebagai sarana bersuci….” (HR.

Al-Bukhori dan Muslim).

Hadits lain:

OOزى حمن بن أب OOد الOOر عن عب قال جاء رجل إلى عمOOر بني أجنبت الخطاب فقOOOال إن فلم أصب الماء فقال عمار بن ياسر لعمOOر بن الخطابا في سفر أنا ا كن أما تذكر أنل OOOOوأنت فأما أنت فلم تص يت ل OOOا فتمعكت فصOOOوأما أن بي فقOOال OOك للن فOOذكرت ذل

Page 13: Modul tentang tayamum (Mardiah)

ما كان يكفيك هكذا بي إن النبي بكفيه األرض فضرب النح بهمOOا OOا ثم مسOOونفخ فيهم

وجهه وكفيهArtinya: Dari Abdurrohman bin Abza berkata: Telah

datang seorang laki-laki kepada Umar bin

Khottob seraya berkata: “Saya junub

sedangkan aku tidak mendapati air”, Amar (bin

Yasir) berkata kepada Umar bin Khottob:

“Ingatkah engkau ketika kita dahulu pernah

dalam suatu safar, engkau tidak sholat

sedangkan aku mengguling-guling badanku

dengan tanah lalu aku sholat. Setelah itu

kuceritakan kepada Nabi kemudian beliau

bersabda: “Cukuplah bagimu seperti ini.” Nabi

menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah

lalu meniupnya dan mengusapkan ke wajah dan

telapak tangannya”. (HR. Bukhori dan

Muslim).

Page 14: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori.

يه ومسح وجهه وكفواحدة

Artinya: “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua

telapak tangannya dengan sekali usapan”.

(Muttafaq ‘alaihi)

3. Media Yang Dapat Digunakan Untuk

Tayamum

Media yang dapat digunakan untuk

bertayammum adalah seluruh permukaan bumi

yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah

yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini

berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw dari

sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu

‘anhu di atas dan secara khusus.

ها لى جعلت األرض كل وألمتى مسجدا وطهورا

Page 15: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Artinya: “Dijadikan permukaan bumi seluruhnya bagiku

dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan

sesuatu yang digunakan untuk bersuci”.

(Muttafaq ‘alaihi)

4. Sebab/Alasan Dibolehkannya

Tayamum

a. Dalam perjalanan jauh.

b. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya

sedikit.

c. Telah berusaha mencari air tapi tidak

diketemukan.

d. Air yang ada suhu atau kondisinya

mengundang kemudharatan.

e. Air yang ada hanya untuk minum.

f. Air berada di tempat yang jauh yang dapat

membuat telat shalat.

g. Pada sumber air yang ada memiliki bahaya.

h. Sakit dan tidak boleh terkena air.

5. Syarat Sah Tayamum

a. Telah masuk waktu salat.

b. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis

dan kotoran.

Page 16: Modul tentang tayamum (Mardiah)

c. Memenuhi alasan atau sebab melakukan

tayamum.

d. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun

tidak ketemu.

e. Tidak haid maupun nifas bagi

wanita/perempuan.

f. Menghilangkan najis yang yang melekat pada

tubuh.

6. Rukun Tayamum

a. Niat Tayamum

b. Menyapu muka dengan debu atau tanah

c. Menyapu kedua tangan dengan debu atau

tanah hingga ke siku

d. Menertibkan rukun-rukun tersebut.

7. Sunnah Ketika Melaksanakan

Tayamum

a. Membaca bismillah, karena tayamum

dianggap sebagai pengganti wudhu’. 

b. Menghembuskan tanah dari kedua telapak

tangan agar tanah yang diatas tangan itu

menjadi tipis. 

Page 17: Modul tentang tayamum (Mardiah)

c. Membaca dua kalimat syahadat sesudah

selesai tayamum sebagaimana sesudah

selesai berwudhu’. 

8. Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum

a. Semua perkara yang membatalkan wudhu’

b. Mendapatkan air sebelum shalat (bagi yang boleh

bertayamum karena ketiadaan air).

Penjelasan :

Tayamum boleh digunakan dalam beberapa masa

selagi tidak ada air, sedangkan shalat dengan

tayammum tidak perlu diulang.

 Sebelum bertayamum disunatkan membaca

bismillah, mencari debu yang halus, dan sesudah

selesai bertayamum berdo’a seperti selesai

berwudhu’.

Tayamum adalah untuk sekali shalat fardhu atu

shalat sunnat.

Orang yang berjunub boleh bertayammum karena

syarat-syarat di atas, tetapi wajib mandi jika

mendapati air (pendapat sebagian ulama).

Page 18: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Tayamum boleh dikerjakan karena tidak ada air

atau ada air tetapi bisa mengganggu kesehatan

jika berwudhu.

9. Hikmah Tayamum

Diantara hikmah tayyamum adalah untuk

menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur

dengan syari’at ini. Sehingga semakin nampak

kepada kita bahwa Allah sama sekali tidak ingin

memberatkan hamba-Nya. Setelah menyebutkan

syariat bersuci, Allah SWT mengakhiri ayat

tersebut dengan firman-Nya:

ه ليجعل عليكم من ما يريد الل حرج ولكن يريد ليطهركمكم وليتم نعمته عليكم لعل

تشكرونArtinya: “Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi

Dia hendak menyucikan kamu dan

menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya

kamu bersyukur.” (Qs. Al Maidah: 6).

Page 19: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Diantara hal-hal yang dituduh menyelisihi

akal adalah masalah tayamum. Maka ada

tanggapan bahwa tayamum tidak dapat diterima

oleh akal apabila ditinjau dari dua segi, yaitu:

pertama, tanah atau debu adalah sesuatu yang

kotor, sehingga tidak dapat menghilangkan daki

maupun kotoran-kotoran lainnya. Demikian pula

tidak dapat membersihkan pakaian. Kedua,

tayamum hanya disyari’atkan pada dua anggota

badan (wudhu), dan ini tidak sesuai dengan akal

logika yang sehat.

Benar jika syari’at tayamum itu memang

tidak sesuai dengan akal yang picik. Akan tetapi,

ia sangat selaras dengan akal yang sehat. Karena

sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan air

sebagai su,ber utama kehidupan, sementara

manusia diciptakan dati tanah. Tubuh kita tersiri

dari dua unsur tersebut, yakni air dan tanah. Dan

telah pula dijadikan dari dua unsur itu makanan

bagi kita. Lalu keduanya dijadikan alat bagi kita

untuk bersuci dan beribadah. Tanah adalah materi

asal kejadian manusia dan air adalah sumber

Page 20: Modul tentang tayamum (Mardiah)

kehidupan bagi segal sesuatu. Lalu Allah SWT

menyusun alam ini dan kedua unsur itu sebagai

sumber utamanya.

Pada dasarnya, bahan yang dipakai untuk

membersihkan sesuatu dari kotoran dari situasi

dan kondisi yang biasa adalah air. Tidak

diperkenankan untuk tidak mempergunakan air

sebagai bahan pembersih, kecuali pada saat itu air

tidak ada, atau karena adanya halangan seperti

sakit serta sebab-sebab yang lain (yang dapat

dibenarkan oleh syara’). 

Pada saat kondisi tidak memungkinkan

untuk mempergunakan air seperti itu, maka

mempergunakan tanah sebagai pengganti air

adalah jauh lebih utama dibandingkan dengan

yang lain. Hal ini karena tanah adalah saudara

kandung air. Meskipun pada lahirnya tanah

(debu) nampak kotor, namun ia dapat mensucikan

kotoran secara batin. 

Hal ini diperkuat oleh kemampuan tanah

untuk menghilangkan kotoran-kotoran secara

lahir ataupun mengurangi kadar kotornya. Ini

Page 21: Modul tentang tayamum (Mardiah)

adalah persoalan yang tidak asing bagi mereka

yangilmu yang mendalam, sehingga mampu

mengungkap hakikat-hakikat dari sesuatu amalan

serta memahami kaitan antara lahir dan batin

bersama interaksi yang terjadi diantara keduanya.

Adapun segi atau pandangan yang kedua,

yaitu pensyari’atan tayamum yang hanya pada

dua anggota badan (wudhu) tidak sesuai dengan

akal, sementara telah diketahui, bahwa tayamum

disyari’atkan pada seluruh anggota badan

(wudhu) seperti halnya dengan air.

Akan tetapi, pada hakikatnya

pensyari’atan tayamum hanya pada dua anggota

badan (wudhu) berada pada puncak kesucian dan

keselarasan dengan akal yang sehat, serta

mengandung rasia dan hikmah yang cukup

mendalam. Karena pada umumnya, melumuri

kepala dengan debu (tanah) adalah perbuatan

yang tidak sesuai dengan jiwa yang normal. Oleh

sebab itu, perbuatan tersebut umumnya hanya

dilakukan orang saat ia ditimpa musibah dan

kesulitan. Adapun kedua kaki umumnya adalah

Page 22: Modul tentang tayamum (Mardiah)

anggota badan yang senantiasa bersentuhan

dengan tanah. Dari sisi lain, menyapukan tanah

(debu) kemuka atau wajah merupakan gambaran

ketundukan dan pengagungan kepada Allah

SWT, dan kerendahan hati sangat disukai oleh

Allah SWT dan mengandung manfaat yang besar

bagi hamba. Oleh sebab itu, diperintahkan bagi

setiap hamba untuk sujud dan langsung

menempelkan wajahnya langsung ke tanah, dan

tidak melakukan sesuatu yang menghalangi

wajahnya bersentuhan dengan tanah.

Apabila kita telusuri persoalan ini lebih

jauh, maka akan nampak bagi kita hikmah lain

yang unik, dimana tayamum disyari’atkan hanya

pada dua anggota badan (wudhu) yang wajib

dibasuh saat seseorang berwudhu, dan tidak

disyari’atkan pada dua anggota badan (wudhu)

lain yang boleh untuk dibasuh. Bukankah kaki

boleh dibasuh di atas sepatu dan kepala boleh

disuh di atas sorban? Maka setelah kepala dan

kaki mendapat keringanan dari mencuci menjadi

membasuh saat berwudhu, sudah sepatutnya

Page 23: Modul tentang tayamum (Mardiah)

apabila kedua anggota ini juga diberi keringanan

atas dasar pengampunan untuk tidak disapu

dengan tanah saat melakukan tayamum. Sebab,

apabila kepala dan kaki disyari’atkan untuk

disapu pula dengan tanah (debu) pada saat

bertayamum, niscaya tidak ada keringanan yang

terjadi (akan tetapi justru memberatkan). Yang

ada hanyalah perpindahan bentu dari menyapu

dengan menyapu dengan tanah (debu). Dan ini

menyalahi hikmah pensyari’atan tayamum yang

bertujuan memberikan keringanan. Dari sini

nampak jelas, bahwa hukum yang ditetapkan oleh

syari’at Islam itu demikian sempurna dan adil.

Dan inilah timbangan yang benar untuk

memahami persoalan ini.

Memang benar kalau banyak hikmah yang

dapat dipetik dari adanya pensyari’atan ini, maka

secara singkat akan diuraikan hikmah-hikmah

yang lain diantaranya : 

a. Untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim

Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak

mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah

Page 24: Modul tentang tayamum (Mardiah)

melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan

kesanggupan masing-masing. Bila tidak ada air

atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh

menggunakan air, maka Allah memberikan

kemurahan dengan memperbolehkan

menggunakan debu sebagai pengganti air.

b. Hikmah yang terdapat pada tanah sebagai

pengganti air untuk bersuci antara lain adalah

tanah mudah didapat dan juga dapat

melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah

yang biasanya kita injak, pada saat tayamum

harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti

menuntut keikhlasan dan kesabaran kita.

c. Menyadarkan akan asal manusia diciptakan,

bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti

menuntut manusia agar bersifat merendahkan

diri dan tidak berlaku sombong.

d. Memberikan kesadaran bahwa tidak ada alas an

untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga

menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang

lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.

Contohnya, menggunakan debu untuk

Page 25: Modul tentang tayamum (Mardiah)

menghilangkan hadats karena ketidakadaan air

atau udzur menggunakan air.

10. Beberapa Masalah Yang Bersangkutan

Dengan Tayamum

a. Orang yang bertayamum karena tidak ada air,

tidak wajib mengulang sembahyangnya apabila

mendapat air. Tetapi orang yang tayamum sebab

junub, apabila mendapat air, ia wajib mandi

apabila ia hendak mengerjakan sembahyang,

karena tayamum tidak mengangkat

(menghilangkan) hadas.

b. Satu kali tayamum boleh dipakai untuk beberapa

kali sembahyang, baik sembahyang fardhu

maupun sunat karena tayamum sebagai pengganti

wudhu bagi orang yang tidak mendapatkan air. 

c. Boleh tayamum sebab luka atau karena hari

sangat dingin, karena luka itu termasuk dalam arti

sakit. Begitu juga memakai air ketika hari sangat

dingin mungkin menyebabkan menjadi sakit.

11. Tata Cara/Praktek Tayamum

a. Niat, lafadz niatnya adalah:

Page 26: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Artinya: Saya berniat tayamum untuk dibolehkan

melaksanakan sholat karena Allah Taa’ala.

b. Membaca basmalah

c. Menepukkan kedua tangan diatas tanah atau pasir

yang suci dengan sekali tepukan kemudian

ditepiskan, (lihat gambar).

Page 27: Modul tentang tayamum (Mardiah)

d. Mengusap muka dengan tangan yang telah

ditepukkan pada tanah atau pasir, (lihat gambar).

Page 28: Modul tentang tayamum (Mardiah)

e. Menepukkan kedua tangan diatas tanah atau pasir

yang suci dengan sekali tepukan ditempat yang

berlainan dari (c) kemudian ditepiskan, (lihat

gambar).

Page 29: Modul tentang tayamum (Mardiah)

  

f. Mengusap dengan telapak tangan kiri pada tangan

kanan dari punggung sampai siku, seterusnya

dengan telapak tangan kanan pada tangan kiri,

(lihat gambar).

Page 30: Modul tentang tayamum (Mardiah)
Page 31: Modul tentang tayamum (Mardiah)

g. Membaca do’a sesudah tayamum.

Page 32: Modul tentang tayamum (Mardiah)

D. Rangkuman…..!!!!

1. Tayamum adalah mengusapkan tanah ke

muka dan kedua tangan sampai siku dengan

beberapa syarat. Tayamum dimaksudkan

untuk menggantikan wudhu atau mandi besar,

sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang

yang tedak dapat memakai air, karena

beberapa halangan.

2. Halangan-halangan yang memyebabkan

tayamum yaitu udzur karena sakit,dalam

perjalanan, tidak ada air.

3. Firman Allah yang menjelaskan tentang

tayamum terdapat didalam surat Al-Maa’idah

ayat 6:

وإن كنتم مرضى أو على سفر أو جاء أحد منكم من الغائط أو المستم النساء فلم تجدوا ماء

Page 33: Modul tentang tayamum (Mardiah)

موا صعيدا طيبا فتيم فامسحوا بوجوهكم

وأيديكم منهYang artinya: "Dan apabila kamu sakit atau dalam

perjalanan atau kembali dari tempat

buang air besar, atau menyentuh

perempuan, lalu kamu tidak mendapat

air, maka bertayamumlah dengan tanah

yang baik, sapulah mukamu dan kedua

tanganmu dengan tanah".

4. Syarat-syarat tayamum yaitu sudah masuk

waktu shalat, sudah diusahakan mencari air

tetapi tidak dapat, dengan tanah yang suci dan

berdebu, menghilangkan najis.

5. . Rukun Tayamum yaitu niat, mengusap muka

dengan tanah, mengusap kedua tangan dengan

siku dengan tanah, menertibkan rukun-rukun

tersebut.

Page 34: Modul tentang tayamum (Mardiah)

6. Sunnah-sunnah tayamum yaitu membaca

Basmalah sebelum melakukan tayamum,

menghembus tanah dari dua telapak tangan

supaya tanah yang diatas telapak tangan itu

menjadi tipis, membaca dua kalimat syahadat

sesudah selesai tayamum.

7. Hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu

tiap-tiap hal yang membatalkan wudhu, ada

air, dan mendapatkan air sebelum sholat.

8. Hikmah yang dapat dipetik dari adanya

pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu:

Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman

dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu

tidak mempersulit umat-Nya. Manusia

diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai

dengan kesanggupan masing-masing. Bila

tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang

tidak boleh menggunakan air, maka Allah

memberikan kemurahan dengan

memperbolehkan menggunakan debu sebagai

pengganti air. Kedua, hikmah yang terdapat

pada tanah sebagai pengganti air untuk

Page 35: Modul tentang tayamum (Mardiah)

bersuci antara lain adalah tanah mudah

didapat dan juga dapat melemahkan nafsu

amarah kita, karena tanah yang biasanya kita

injak, pada saat tayamum harus kita sapukan

pada wajah kita. Ini berarti menuntut

keikhlasan dan kesabaran kita. Ketiga,

menyadarkan akan asal manusia diciptakan,

bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini

berarti menuntut manusia agar bersifat

merendahkan diri dan tidak berlaku sombong.

Dan yang keempat, memberikan kesadaran

bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan

ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan

ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan

kebutuhan manusia.

E. Latihan

Tes Formatif...!!!!

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Mengusapkan tanah ke muka dan kedua tangan

sampai siku dengan beberapa syarat disebut….

A. Mandi

B. Wudhu

Page 36: Modul tentang tayamum (Mardiah)

C. Tayamum

D. Membersihkan tangan

2. Tayamum dilakukan karena ada beberapa

penyebab. Penyebab terjadinya tayamum karena….

(kecuali)

A. Udzur karena sakit

B. Dalam perjalanan

C. Tidak ada air

D. Males kena air

3. Wahyu Allah yang menjelaskan tentang

tayamum,yang artinya "Dan apabila kamu sakit

atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat

buang air besar, atau menyentuh perempuan, lalu

kamu tidak mendapat air, maka

bertayamumlahdengan tanah yang baik, sapulah

mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah".

Terdapat dalam surat….

A. Al- Baqarah : 23

B. Al- Maidah : 6

C. Al- Maidah : 4

D. Muhammad : 8

Page 37: Modul tentang tayamum (Mardiah)

4. Ketika akan tayamum boleh dilakukan jika sudah

masuk waktu shalat, sudah diusahakan mencari air

tetapi tidak menemukan, menggunakan tanah yang

suci dan berdebu, tujuannya adalah untuk

menghilangkan najis. Dari uraian diatas merupakan

salah satu dari….

A. Syarat-syarat tayamum

B. Pengertian tayamum

C. Rukun-rukun tayamum

D. Sunat-sunat tayamum

5. Salah satu dari rukun tayamum di bawah ini yang

paling tepat adalah….

A. Sudah masuk waktu shalat. Tayamum

disyari’atkan, untuk orang yang terpaksa.

Sebelum masuk waktu shalat, ia belum terpaksa,

sebab shalat belum wajib atasnya ketika itu.

B. Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat,

sedangkan waktu sudah masuk.

C. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai

tayamum.

D. Niat

Page 38: Modul tentang tayamum (Mardiah)

BAB III

PENUTUP

Menurut pengertian syara’ tayamum

adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk

menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar

dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Syarat-

syarat dari tayamum yaitu : sudah masuk waktu

shalat, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak

dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk,

dengan tanah yang suci dan berdebu serta yang

terakhir menghilangkan najis. Adapun rukun-

rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah

(muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua

tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan

menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan

hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap

perkara yang membatalkan wudlu dan ketika

adanya air.

Page 39: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Hikmah yang dapat dipetik dari adanya

pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu :

Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman dan

Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak

mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah

melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan

kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air

atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh

menggunakan air, maka Allah memberikan

kemurahan dengan memperbolehkan

menggunakan debu sebagai pengganti air. Kedua,

hikmah yang terdapat pada tanah sebagai

pengganti air untuk bersuci antara lain adalah

tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan

nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya

kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan

pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan

dan kesabaran kita. Ketiga, menyadarkan akan

asal manusia diciptakan, bahwa dirinya

diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut

manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak

berlaku sombong. Dan yang keempat,

Page 40: Modul tentang tayamum (Mardiah)

memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan

untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga

menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang

lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://alhijroh.com/fiqih-tazkiyatun-nafs/tata-cara-

tayammum/

http://asysyariah.com/syariah.php?

menu=detil&id_online=279

http://www.berryhs.com/2012/01/cara-tayamum-yang-

benar-menurut-islam.html

Ibnu Tamiyah dan Ibnu Qoyim. 2001. Hukum Islam

dalam Timbangan Akal dan Hikmah. Jakarta :

Pustaka Azzam

Rasjid, H. Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung : PT

Sinar Baru Algensindo

Page 41: Modul tentang tayamum (Mardiah)

Suparta, H. Mundzier MA. 2002. Fiqih Madrasah Aliyah

kelas 1. Semarang : PT Karya Toha Putra 

Salim Bahreisy, Terjemah Bulughul Maram Min Adillatil

Ahkam, (surabaya: balai pustaka, Tt), 59.

Shahih Fiqih Sunnah, Syaikh Abu Malik Kamal bin Said

Salim.

CATATAN……………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Page 42: Modul tentang tayamum (Mardiah)

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………