modul siskom 2015

33
MODUL SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Upload: okayamashintya

Post on 30-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Siskom 2015

MODUL SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 1

TATA TERTIB

PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI DIGITAL

A . PERSIAPAN PRAKTIKUM

Praktikan wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan

kampus.

Membawa media perekam & penyimpan data seperti kamera,

flashdisk

Membawa lembar identitas praktikum (kartu monitoring)

Membawa modul percobaan sesuai dengan praktikum yang

diikuti

Tugas pendahuluan wajib dikerjakan oleh setiap praktikan.

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikan wajib menunjukkan lembar identitas (kartu monitoring)

Praktikan wajib hadir tepat waktu

Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum dengan tertib

termasuk tidak menggunakan alat komunikasi selama praktikum

berlangsung.

C. ASISTENSI

Setelah praktikum selesai dilaksanakan, setiap kelompok wajib

mengikuti asistensi sesuai jadwal yang ditentukan oleh asisten masing-

masing

D. SANKSI

Apabila praktikan melanggar point A, praktikan akan dikenakan sanksi

berupa larangan mengikuti praktikum yang bersangkutan.

Apabila praktikan melanggar point B, praktikan akan dikenakan sanksi

berupa dikeluarkan dan dianggap tidak mengikuti praktikum tersebut

Apabila praktikan melanggar point C, praktikan akan dikenakan sanksi

berupa pengurangan nilai pada laporan akhir.

E. LAPORAN AKHIR

Masing-masing praktikan mengumpulkan satu Laporan Akhir

Laporan Akhir dikumpulkan setelah asistensi selesai dilaksanakan.

Waktu pengumpulan akan ditentukan kemudian.

Format susunan Laporan Akhir akan diberikan setelah praktikum

selesai

Page 3: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 2

PERCOBAAN I

PERENCANAAN JARINGAN

SELULER

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Page 4: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 3

PERCOBAAN I

PERENCANAAN SELULER

1.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam perencanaan jaringan sesuler

GSM/GPRS/EDGE khususnya dengan menggunakan software Atoll.

2. Mahasiswa dapat melakukan analisa (link budget) dan optimasi berdasarkan hasil

yang didapatkan.

1.2 Peralatan

Software Atoll

Data map, clutter, dan spesifikasi transmitter GSM

Laptop/PC

Software Google Earth

1.3 Dasar Teori

1.3.1 Software Atoll

Atoll merupakan sebuah software radio planning yang menyediakan satu set alat dan

fitur yang komperhensif dan terpadu yang memungkinkan user untuk membuat suatu proyek

perencanaan microwave ataupun perencanaan radio dalam satu aplikasi. Berbagai prediksi

study dari cakupan dapat dikonfigurasikan sesuai kehendak perancang. Study yang

disuguhkan diantaranya adalah :

1. Coverage by signa level: Menghitung area yang tertutupi oleh level sinyal dari tiap

cell.

2. Coverage by C/(I+N) level (DL) : Menghitung area yang tertutupi oleh SINR

downlink. SINR adalah perbandingan antara kuat sinyal dengan kuat interferensi

ditambah noise yang dipancarkan oleh cell

3. Coverage by C/(I+N) level (UL) : Menghitung area yang tertutupi oleh SINR uplink

4. Coverage by throughput (DL) : Menghitung area yang tertutupi oleh throughput

downlink

5. Coverage by throughput (UL) : Menghitung area yang tertutupi oleh throughput

uplink

Page 5: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 4

1.3.2 Generasi Kedua (2G), 2.5G dan 2.75G

Untuk mengatasi keterbatasan pada teknologi generasi pertama, maka pada tahun

1991 mulai dikembangkan teknologi seluler berbasis digital generasi kedua (2G) yaitu

GSM (Global System for Mobile Communications). GSM ini menggunakan teknologi akses

gabungan antara FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division

Multiple Access) yang bekerja dengan frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 25 KHz. Pita

frekuensi dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier.

Carrier frekuensi 200 KHz ini dibagi menjadi 8 time slot dan setiap user akan melakukan

dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan waktu. GSM

memilki kecepatan pengiriman data mulai 64 kbps hingga 100 kbps.

Teknologi digital lainnya pada 2G yaitu CDMA (Code Division Multiple Access)

yang menggunakan frekuensi radio 25 MHz pada band frekuensi 1800 MHz dan dibagi

dalam 42 kanal, masing-masing kanal terdiri dari 30 KHz. Kecepatan akses data dapat

mencapai 153,6 Kbps. Seluruh user pengguna CDMA menggunakan frekuensi yang sama

dalam waktu yang sama. CDMA juga menggunakan kode tertentu untuk membedakan user

satu dengan lainnya.

Perkembangan selanjutnya setelah CDMA adalah GPRS (General Packet Radio

Service) yang merupakan teknologi komunikasi data berbasis packet switch yang

dikembangkan pada jaringan GSM. Sistem GPRS memberikan solusi dasar untuk Internet

Protocol (IP), komunikasi antara mobile station dengan ISH (Internet Service Hosts) atau

Corporate LAN. GPRS ini menggantikan GSM karena akses datanya yang sangat kecil

sedangkan dengan GPRS dapat mengakses data dengan kecepatan 160 Kbps dan

throughput berkisar 20-30 kbps

Kemudian dikembangkan EDGE (Enhanced Data for Global Evolution) yang

merupakan suatu metode meningkatkan kecepatan transfer data dari GPRS. EDGE masih

berada pada sistem 2.5G karena hanya menambahkan beberapa spesifikasi baru pada

protocol GPRS. EDGE merupakan teknologi yang mempunyai kemampuan untuk

mentransmisikan data hingga kecepatan 384 Kbps atau sama dengan 3 kali kecepatan

GPRS.

Page 6: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 5

1.4 Langkah Percobaan

1. Buka software Atoll

2. Untuk menentukan teknologi yang digunakan pilih File > New > From a Document

Template > GSM GPRS EDGE

Page 7: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 6

3. Untuk menentukan koordinat peta pilih Document > Properties maka akan muncul

jendela berikut

4. Pada kolom Projection pilih WGS 84/UTM zone 49S dimana ini menunjukkan

koordinat antara 108º Bujur Barat hingga 114º Bujur Timur

5. Pada kolom display pilih WGS 84 yang menandakan garis Lintang untuk koordinat

dunia

Page 8: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 7

6. Untuk memasukkan peta digital pilih File > Import. Pilih peta yang ingin

dimasukkan

7. Import data clutter pilih File > Import. Pilih data clutter yang akan diimport, pada

tipe data pilih clutter classes

8. Import ketinggian peta pilih File > Import. Pilih data ketinggian peta yang akan

diimport, pada tipe data pilih altitudes

9. Import data vector pilih File > Import. Pilih data vector yang akan diimport, pada

tipe data pilih vectors

10. Tentukan lokasi untuk melakukan perencanaan dan tampilan akhir akan terlihat

seperti berikut:

Page 9: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 8

11. Klik icon site dan letakkan di posisi yang diinginkan

12. Atur parameter antena, klik kanan pada Transmitter > Open Table.

13. Akan muncul tab baru, klik dua kali pada masing-masing transmitter untuk

mengatur spesifikasinya sesuai data yang diberikan

Page 10: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 9

14. Setelah mengatur spesifikasi antena, kembali ke tab perencanaan untuk melakukan

prediksi coverage area. Klik kanan pada prediction > new prediction

15. Pilih coverage by signal level (DL) > OK dan klik Calculate. Maka akan terlihat

coverage area dari site seperti berikut

Page 11: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 10

16. Ulangi langkah 11-16 dengan menempatkan site di posisi yang berbeda hingga

mendapatkan hasil seperti berikut

17. Hasil tersebut dapat dilihat melalui Google Earth dengan cara memilih icon Convert

to Google Earth pada software

1.5 Tugas Pendahuluan dan Tugas Tambahan

Untuk tugas pendahuluan dan tugas tambahan koordinasikan dengan asdos

bersangkutan

Page 12: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 11

PERCOBAAN II

PERENCANAAN RADIO

LINK

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Page 13: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 12

PERCOBAAN II

PERENCANAAN RADIO LINK

2.1 Tujuan

1. Memahami pembangunan jaringan point-to-point

2. Memahami parameter-parameter yang mempengaruhi jaringan point-to-point

3. Mengamati dan menganalisa jaringan yang terbentuk secara nyata berdasarkan

sistem yang dibangun.

2.2 Peralatan

Personal Computer (PC)

Radio Mobile Software

2.3 Teori Penunjang

2.3.1 Wireless LAN

Pada sistem siaran radio komersial biasanya digunakan dua jenis sistem modulasi,

yaitu AM (Amplitudo Modulation) dan FM (Frequency Modulation). Sistem modulasi

amplitudo (AM) memiliki jangkauan yang luas karena dapat dipantulkan oleh lapisan

ionosfer, tetapi dapat terpengaruh oleh gejala kelistrikan dan kemagnetan di udara sehingga

akan menimbulkan derau, tidak dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, tetapi tidak

terpengaruh oleh gejala kelistrikan dan kemagnetan di udara sehingga akan menghasilkan

suara yang jernih. Terdapat beberapa parameter penting yang sangat mempengaruhi hasil

dari wireless LAN :

2.3.1.1 Propagasi Radio

Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan gelombang

radio dari pemancar ke penerima. Transmisi sinyal dengan media non-kawat memerlukan

antenna untuk meradiasikan sinyal radio ke udara bebas dalam bentuk gelombang

elektromagnetik (em). Gelombang ini akan merambat melalui udara bebas menuju antenna

penerima dengan mengalami peredaman sepanjang lintasannya, sehingga ketika sampai di

antenna penerima, energy sinyal sudah sangat lemah. Gelombang dalam perambatannya

menuju antenna penerima dapat melalui berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang

diambil tergantung dari frekuensi sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis

Page 14: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 13

lintasan dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah),

melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan perambatan

langsung dari antenna pemancar ke antenna penerima tanpa ada pemantulan (gelombang

langsung).

Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti lengkungan

bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon. Perambatan melalui lintasan

ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 kHz – 3 MHz. Di atas frekuensi tersebut

permukaan bumi akan meredam sinyal radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu

ukuran dengan panjang gelombang sinyal. Sinyal dari pemancar AM utamanya merambat

melalui lintasan ini.

Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan ionosfir yang terletak di

atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi. Ada beberapa lapisan ionosfir yakni

lapisan D , E, F1 dan F2, dimana keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu,

dan sangat mempengaruhi perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang paling

jauh dari matahari sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini hanya ada pada siang

hari, dan cenderung menyerap sinyal pada daerah frekuensi 300 kHz – 3 MHz.

Gelombang langsung (line of sight) merupakan garis lurus imajiner yang

menghubungkan satu access point denganaccess point lain. Idealnya, sebuah garis pandang

tidak memiliki penghalang (bangunan atau pepohonan) sama sekali sehingga tidak

menurunkan kualitas sinyal. Banyaknya penghalang dalam sebuah garis pandang akan

mengurangi kekuatan sinyal yang diterima oleh access point. Sebuah garis pandang yang

baik bukan berarti tidak memiliki pengahalang sama sekali, melainkan hanya memiliki

sedikit penghalang (seperti sedikit pohon dan gedung).

Page 15: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 14

2.3.1.2 Free Space Loss

Free Space Loss (FSL) adalah loss (kerugian) yang terjadi dalam sambungan

komunikasi melalui gelombang radio. Pada saat sinyal meninggalkan antenna, sinyal akan

berpropagasi atau lepas ke udara. Antenna yang kita gunakan akan menentukan bagaimana

propagasi akan terjadi. Pada frekuensi 2.4 GHz sangat penting sekali untuk menentukan

agar jalur antara dua antenna ini tidak ada penghalang. Kita kemungkinan besar akan

melihat adanya degradasi dari sinyal yang berpropagasi di udara jika ada hambatan di jalur.

Pohonan, bangunan, tiang PLN, tower, gunung semua merupakan contoh dari penghalang.

Tetapi sebagian besar redaman dalam system wireless adalah redaman karena sinyal

harus merambat diudara. Persamaan dari redaman Free Space (Free Space Loss / FSL)

adalah sebagai berikut:

Atau bisa juga dengan :

Dimana :

d : jarak (km)

λ : frekuensi (MHz)

Page 16: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 15

2.3.1.3 Fresnel Zone

Fresnel Zone Adalah area disekitar garis lurus antar antena yang digunakan

sebagai media rambat frekuensi.

Secara ideal fresnel zone harus dipenuhi.

20 % gangguan fresnel zone akan mempengaruhi kualitas link namun lebih dari

itu akan sangat mempengaruhi.

Halangan fresnel zone dapat berupa bangunan dan juga pepohonan ( karena air

pada daun akan menyerap sinyal )

Namun karena adanya faktor pembiasan gelombang radio dari atmosfer, terdapat factor

yang disebut dengan faktor-K. factor K adalah factor scalar (diasumsikan sebagai jalur

tertentu yang konstan) yang mana membantu mengukur kelengkungan gelombang yang

dipancarkan.

Gambar 1.4 nilai K

Dimana dapat dihitung dengan persamaan :

Dimana :

r : rasio dari radius beam

r0 : jarak sesungguhnya pada bumi

Page 17: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 16

2.4 Langkah Percobaan

2.4.1 Membangung Link Line of Sight (LOS)

1. Untuk dapat menentukan peta yang akan dipakai dalam program Radio Mobile,

pilih menu “File” , “Map properties”. Kemudian pada kolom “Latitude” dan

“Longitude” masukan koordinat peta yang diinginkan. Misalkan untuk peta bali

dapat dimasukan koorndinat “-8.494195” dan “115.2136”.

2. Kemudian klik “extract”. Program akan otomatis men-download peta digital dari

server yang telah ditentukan oleh Radio Mobile. Hasilnya akan seperti berikut jika

menggunakan koordinat bali.

3. Untuk menambahkan unit, buka men “file” kemudian “unit properties”. Masukan

nama dan koordinat titik yang akan dibangun. Koordinat dapat diliah dari

mengarahkan mouse pada peta.

4. Untuk menambahkan jaringan/ network terdapat beberapa parameter yang perlu

diatur sebelumnya. Pertama pilih menu “file” kemudian “network properties”.

Disini ditentukan unit yang akan digunakan dalam jaringan.

Page 18: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 17

5. Isi nama network yang diinginkan, misalkan “network 1”

6. Maksimum dan minimum frekuensi adalah lebar frekuensi yang dipakai untuk

koneksi. Contohnya untuk koneksi WLAN menggunakan frekuensi 2.4GHz.

sehingga :

a. Frekuensi minimum (MHz) : 2400

b. Frekuensi maksimum (MHz) : 2499

7. Surface refractivity adalah ukuran pembiasan udara diatas permukaan tanah.

Parameter ini secara default adalah 301.

8. Ground conductivity adalah sifat konduktif tanah. Parameter ini sangat menentukan

refleksi gelombang radio di atas permukaan tanah. Secara umum, semakin

konduktif medan semakin besar resiko redaman yang terjadi. Parameter ini juga isi

sesuai default.

9. Relative ground permittivity. Isi yang disarankan untuk ukuran rata rata adalah 15.

10. Climate/iklim juga mempengaruhi sinyal radio wireless yang dipancarkan. Oleh

karena itu perlu diperhatikan lokasi pemasangan WLAN.

11. Polarisasi antenna dapat menggunakan horizontal atau vertikal. Penentuan

polarisasi berdasarkan hasil survey lokasi apakah kondisi lapangan memungkinkan

untuk di lewati sinyal vertikal yang tentunya mempunyai beam yang lebih lebar

daripada horizontal. Jika kondisi LOS sebaiknya menggunakan polarisasi vertikal

untuk memudahkan proses pointing atena.

12. Additional loss adalah redaman yang diakibatkan oleh: City (gedung) dan Forest

(pepohonan)

Page 19: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 18

13. Topologi yang digunakan adalah data net, star topology (master/slave). Topologi

ini sesuai dengan konsep WLAN yang juga menerapkan mode AP-client.

14. Sistem yang digunakan merukan spesifikasi antenna yang akan digunakan.

Contohnya adalah sebagai berikut :

Transmit power : 18 dBm

Receive threshold/Rx Sensitivity : -90 dBm

Semi parabolic grid antenna

Antenna gain : 24 dBi

15. Membership merupakan parameter untuk memilih unit yang akan tergabung dalam

sistem yang telah dibuat. Unit yang dipilih akan ditentukan apakah berperan sebagai

master atau slave.

Page 20: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 19

16. Untuk pengujian link buka menu “tool” kemudian “radio link” maka akan

muncul gambar seperti berikut.

2.5 Tugas Pendahuluan dan Tugas Tambahan

Untuk tugas pendahuluan dan tugas tambahan koordinasikan dengan asdos

bersangkutan

Page 21: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 20

.

PERCOBAAN III

PERANCANGAN ANTENA

YAGI

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Page 22: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 21

PERCOBAAN III

PERANCANGAN ANTENA YAGI

3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip dasar dari antena

2. Praktikan bisa mensimulasikan antena yagi dengan frekuensi 800 MHZ

3. Praktikan mengetahui SWR, Gain dan pola radiasi antena

3.2 Peralatan

Personal Computer

Software Yagi Calculator

Software MMANA-GAL

3.3 Dasar Teori

Antena Yagi secara teoritis yaitu antena yang terdiri dari 3 macam elemen.

Dimana 3 macam yang memegang peranan penting dalam konstruksi antena Yagiyaitu ref

lektor, dipole dan direktori dalam pengimplementasianya sebuah antena

Yagi dapat dibuat dari elemen berbentuk pararel silindris.

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa elemen-elemen Yagi terletak sejajar

pada Z axis, sedangkan boom ataupun bahan penyangga elemen sejajar dengan X axis.

Dipol reflektor adalah kawat yang diletakkan di dekat dipol yang diberi

sumber (driven element) yang bertugas merefleksikan balik gelombang yang

mendatanginya. Sedangkan Dipol direktor adalah kawat yang di sekitar driven

Page 23: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 22

yang bertugas meneruskan gerakan gelombang yang mengenainya (Alaydrus, 2011: 87).

Biasanya antena yang menggunakan sebuah reflektor dan beberapa

direktor adalah antena Yagi. Antena Yagi digunakan dari frekuensi 100 MHz

sampai beberapa GHz.

Antena Yagi terdiri dari tiga bagian yang masing-masing akan dijelaskan

sebagai berikut.

3.3.1 Driven

Driven merupakan bagian paling penting dari sebuah antena Yagi karena

elemen inilah yang akan membangkitkan gelombang elektromagnetik menjadi

sebuah sinyal yang akan di pancarkan. Untuk menjadikan sebuah driven yang

menghantarkan radiasi dengan baik, biasanya menggunakan antena dipole sebagai

bentuk driven antena. Pada umumnya panjang fisik driven adalah setengah

panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.

3.3.2 Reflektor

Sesuai dengan namanya reflektor, elemen ini merupakan elemen

pemantul. Elemen reflektor ditempatkan di belakang dipole dan dibuat lebih

panjang dari pada panjang dipole.

Page 24: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 23

Tujuan utama dari penempatan reflektor di belakang adalah untuk

membatasi radiasi agar tidak melebar kebelakang namun kekuatan pancarannya

akan diperkuat ke arah sebaliknya. Reflektor juga bersifat menjadikan antena

lebih induktif.

3.3.3 Direktor

Elemen Direktor merupakan elemen pengarah yang diletakkan didepan

antena dipole terlipat (driven), direktori akan memaksakan radiasi dari driven

menuju ke satu arah. Elemen ini juga kadang sering disebut dengan elemen parasitic.

Antena Yagi Uda termasuk dalam tipe antena parasitic array. Konfigurasi

antena Yagi Uda dapat dilihat seperti pada berikut:

Elemen kedua dari antena dinamakan driven dan yang lain adalah

parasitic. Dipole pertama memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan dengan

driven.Dipole kedua ini difungsikan untuk sebagai reflector. Elemen yang berada pada

sisi kanan dari driven memiliki ukuran lebih pendek dari elemen sebelumnya.

Elemen ini memiliki fungsi sebagai director. Director dan reflector mengatur

radiasi sepanjang sumbu x. Antena Yagi Uda banyak dipakai sebagai antena

Page 25: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 24

penerima TV dan memiliki directivity yang bagus serta struktur yang sederhana.

Antena Yagi Uda termasuk jenis antena yang banyak dipergunakan karena

memiliki gain yang tinggi, biaya pembuatannya murah serta proses pembuatannya

yang relatif mudah. Antena Yagi Uda terdiri atas sebuah dipole yang disusun

dengan beberapa elemen parasitic (parasitic elemen), dimana terdapat dua macam

elemen parasitic tersebut yaitu:

Sebuah reflector yang berfungsi memantulkan radiasi dari driven

Satu atau beberapa director yang berfungsi mengarahkan radiasi dari driven

kearah tertentu

Pada antenna Yagi Uda jumlah elemen mempengaruhi gain antena

tersebut. Semakin banyak elemen maka semakin tinggi pula gain yang

dimilikinya. Sampai sekarang antena Yagi sangat dikenal, terdapat banyak

pembahasan mengenai realisasi antena tersebut, yang membedakan adalah jarak

sejumlah direktor, jarak antara elemen antena dan tingginya masing-masing

elemen. Pada kebanyakan kasus, jumlah elemen, jarak dan tinggi dibedakan

berdasarkan percobaan. Sekarang ini banyak program untuk modeling antena Yagi

untuk mengoptimalkannya berbasis komputer. Sebelum memulai analisa angka

dari antena Yagi, beberapa hal untuk mempermudah diperkenalkan :

Antena dianggap dalam medium lossless.

Elemen antena dibuat dari konduktor dengan kualitas yang sempurna.

Arus dan pengisian dikonsentrasikan pada sumbu dari kabel antena.

3.4 Langkah Percobaan

3.4.1 Perancangan antena Yagi menggunakan software Yagi Calculator

1. Hidupkan PC

2. Siapkan software Yagi Calculator (Software ini portable jadi tidak perlu diinstal)

3. Instal software MMANA-GAL_Basic

4. Buka software Yagi Calculator, pilih Task kemudian pilih Design Yagi

5. Masukkan nilai frekuensi (MHZ)

6. Pada Diameter of dipole bend dan Dipole gap at feed point otomatis menyesuaikan

dengan besarnya frekuensi

7. Gunakan RG-6 (foam PE) 75 ohm sebagai kabel penghubung

Page 26: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 25

8. Masukkan ukuran boom dan tentukan bentuk / tipe boom

9. Pada konstruksi direktor/reflektor tentukan bentuk, tipe pemasangan dan diameter

bahan

10. Pada konstruksi dipole (driven) tentukan bentuk, tipe pemasangan dan diameter

bahan

11. Setting semuanya seperti pada gambar berikut

12. Kemudian pilih calculate dilanjutkan dengan memilih create .mma

13. Kemudian pilih Save .mma, simpan file dan berikan nama YagiPraktikum.mma

3.4.2 Simulasi Antena Yagi menggunakan software MMANA-GAL

Setelah mendapatkan hasil perhitungan, selanjutnya disimulasikan menggunakan

software MMANA-GAL dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buka software MMANA-GAL

2. Klik open kemudian pilih file YagiPraktikum.mma

Page 27: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 26

3. Pada bagian Geometry dapat dilihat berbagai sata spesifikasi dari antena yang dibuat

seperti Frekuensi yang digunakan, jumlah director, wire dan lain sebagainya.

Page 28: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 27

4. Klik Menu Calculate untuk persiapan men-simulasi antenna. Ada beberapa hal yang

dapat kita ubah pada menu Calculate tersebut, yaitu, frekuensi operasi antena,

tinggi tower, dan jenis material antena (apakah itu kawat atau pipa, tembaga atau

aluminium).

5. Tekan tombol start pada menu Calculate untuk mensimulasikan antena, informasi

yang akan dikeluarkan antara lain adalah SWR, Gain, sudut elevasi pancaran.

6. Pada bagian Far fields plots akan didapatkan pola radiasi antena beserta data – data

lainnya seperti Front/Back ratio, Frekuensi yang digunakan, Impedansi, SWR

Page 29: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 28

7. Selanjutnya kembali pada menu Calculate dan pada bagian bawah tampilah pilih

Plots

8. Klik Details dan tunggu sampai sistem menganalisa data antena

9. Analisa grafik pada submenu Z (Impedansi)

10. Analisa grafik pada submenu SWR (Standing Wave Ratio)

11. Analisa grafik pada submenu Gain/FB

3.5 Tugas Pendahuluan dan Tugas Tambahan

Buatlah laporan pendahuluan dan tambahkan dasar teori mengenai :

a. Sejarah antena Yagi-Uda

b. Antena Yagi dapat diaplikasikan untuk apa saja

c. Impedansi

d. SWR

e. Gain

f. Dan dasar teori lain yang berhubungan dengan antena yagi

Pada bagian Impedansi, SWR dan Gain sertakan satu soal yang berhubungan

dengan antena.

Page 30: Modul Siskom 2015

Praktikum Sistem Komunikasi Nirkabel 29

.

PERCOBAAN IV

DRIVE TEST JARINGAN 2G

DAN 3G

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Page 31: Modul Siskom 2015

Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 30

PERCOBAAN IV

DRIVE TEST JARINGAN 2G DAN 3G

4.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam melakukan drive test.

2. Mahasiswa dapat melakukan optimasi jaringan dengan baik dan benar dengan

menggunakan aplikasi G-NetTrack Pro untuk pengukuran drive test.

4.2 Peralatan

Aplikasi G-NetTrack Pro

Smartphone

Laptop

Software Google Earth

4.3 Dasar Teori

4.3.1 Drive Test

Drive Test adalah proses mengumpulkan data parameter di sisi MS (Mobile

Station) atau Handphone dengan seperangkat alat dan di jalankan mengelilingi area yang

akan di ukur. Drive Test dilakukan pada dua jenis tindakan yang berbeda, yaitu

mengendarai mobil dan berjalan mengelilingi area. Untuk mengumpulkan data

parameter pada suatu lokasi gedung misalnya lobi, ballroom maupun aula dilakukan

dengan berjalan mengelilingi lokasi, tindakan ini disebut dengan Walk Test.

Sedangkan untuk mengumpulkan data parameter pada suatu lokasi jalan raya dari

lokasi jalan A sampai dengan jalan B, Biasanya dengan mengendarai mobil dan mengukur

jalan atau area yg mempunyai jalan yg bisa di lalui mobil, tindakan ini disebut Drive Test.

Tetapi pada penerapannya istilah Drive Test lebih sering digunakan dari pada walk

Test. Tetapi pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama hanya metodenya saja yang

berbeda. Adapun produsen perangkat Drive Test saat ini cukup banyak, yang popular di

antaranya Nemo, Agilent, TEMS, Xcall, Panorama, Grayson, dan lain-lain.

4.3.2 Jenis – Jenis Pengukuran Drive Test

Jenis-jenis pengukuran drive test mengunakan G-NetTrack Pro dibagi menjadi

mode pengukuran, yaitu :

a. Idle Mode

Page 32: Modul Siskom 2015

Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 31

Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak

melakukan call/sms). Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk mengetahui

kekuatan sinyal suatu area yang terindikasi low signal / no services.

b. Dedicated Mode / Voice Sequence

Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal (Long Call atau

Short Call ke nomor tujuan tertentu). Untuk mengukur dan mengidentifikasi

kualitas voice.

c. Data Sequence

4.3.3 Aplikasi G-NetTrack Pro

Aplikasi G-NetTrack Pro adalah aplikasi menarik banyak digunakan pengaturan

smart phone untuk ponsel. G-NetTrack bisa juga digunakan sebagai pelengkap dari RF

Signal Tracker. Pada Aplikasi G-NetTrack ini terdapat 4 menu utama yaitu :

Cell : Berisi ringkasan data sektor BTS yang sekarang melayani HP kita mulai dari

MCC, MNC, LAC, RNC, CELLID, dll.

Nei : Berisi informasi cell neighbors/tetangga di sekitar cell

Map : Berisi peta google map. Ada pilihan untuk memilih informasi apa yang akan

ditampilkan di peta ini, yakni : Level kuat sinyal yang diterima, Kualitas, Cell,

Download rate, Upload rate dan kecepatan. Saat drive test, sinyal terkuat adalah

merah – jingga – kuning – hijau – biru – abu-abu dan hitam untuk yang terlemah.

Info : berisi informasi tentang HP dan sofware G-NetTrack yang sedang dipakai.

4.4 Langkah Percobaan

1. Tentukan rute drive test yang akan dilalui, seputaran lingkungan kampus UNUD

Jimbaran. Rute untuk masing-masing kelompok TIDAK BOLEH sama !

2. Pilih operator jaringan yang akan dipakai untuk melakukan drive test :

Telkomsel - XL

XL - Tri

Indosat - XL

Tri – Indosat

Telkomsel – Indosat

Telkomsel - Tri

3. Silahkan pilih diantara kedua layanan jaringan dibawah ini :

Layanan 2G

Page 33: Modul Siskom 2015

Praktikum Dasar Sistem Komunikasi 32

Layanan 3G

4. Lakukan Drive Test Voice Sequence dengan kedua operator jaringan yang telah

dipilih dengan ketentuan dibawah ini :

- Called Number : 08563918421

- Call Duration : 10 detik

- Pause Between Calls : 10 detik.

- Number of Calls : 50

5. Lakukan Drive Test Data Sequence dengan kedua operator jaringan yang telah

dipilih dengan ketentuan dibawah ini:

Alamat untuk Ping URL , Download URL, Upload URL : www.imissu.unud.ac.id

6. Setelah melakukan drive test, plot hasil drive test tersebut ke dalam Google Earth.

Tampilkan semua hasil exportnya :

Voice Sequence 2 G : Rx Level, Rx Qual, Cell ID, SNR, DLRate dan ULRate

Voice Sequence 3 G : RSCP, Cell ID, SNR, DLRate dan ULRate

Data Sequence 3G: RSCP, Cell, SNR, ULRate, DLRate

Data Sequence 2G: Rx Level, Rx Qual, Cell, SNR, ULrate, DL Rate

7. Kemudian :

Berikan penjelasan anda tentang perbandingan hasil voice diatara kedua

operator.

Berikan penjelaan anda tentang perbandingan antara hasil data kedua operator.

Untuk laporan resmi, setiap kelompok membuat langkah-langkah drive test dengan G-

NetTrack Pro secara detail dengan disertai sreencapture dari smartphone

.

5.5 Tugas Pendahuluan dan Tugas Tambahan

Untuk tugas pendahuluan dan tugas tambahan koordinasikan dengan asdos

bersangkutan