modul praktikum pal 2013

29
PENUNTUN PRAKTIKUM PENUNTUN PRAKTIKUM PENUNTUN PRAKTIKUM PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP Oleh Oleh Oleh Oleh Dr. Dr. Dr. Dr. Ir Ir Ir Ir. Sitawati Sitawati Sitawati Sitawati, MS MS MS MS Euis E Nurlaelih Euis E Nurlaelih Euis E Nurlaelih Euis E Nurlaelih, SP SP SP SP, MS MS MS MSi Medha Baskara, SP, MT Medha Baskara, SP, MT Medha Baskara, SP, MT Medha Baskara, SP, MT Nama Mahasiswa ama Mahasiswa ama Mahasiswa ama Mahasiswa : …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… NIM NIM NIM NIM : …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN URUSAN BUDIDAYA PERTANIAN URUSAN BUDIDAYA PERTANIAN URUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20 20 20 2013 13 13 13

Upload: dipo-nugroho

Post on 02-Jan-2016

117 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pal

TRANSCRIPT

PENUNTUN PRAKTIKUMPENUNTUN PRAKTIKUMPENUNTUN PRAKTIKUMPENUNTUN PRAKTIKUM

PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAPPENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAPPENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAPPENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP

OlehOlehOlehOleh

Dr. Dr. Dr. Dr. IrIrIrIr.... SitawatiSitawatiSitawatiSitawati,,,, MSMSMSMS Euis E NurlaelihEuis E NurlaelihEuis E NurlaelihEuis E Nurlaelih,,,, SPSPSPSP,,,, MSMSMSMSiiii Medha Baskara, SP, MTMedha Baskara, SP, MTMedha Baskara, SP, MTMedha Baskara, SP, MT

NNNNama Mahasiswaama Mahasiswaama Mahasiswaama Mahasiswa :::: ……………………………………………………………………………………………………………………

NIMNIMNIMNIM :::: ……………………………………………………………………………………………………………………

JJJJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANURUSAN BUDIDAYA PERTANIANURUSAN BUDIDAYA PERTANIANURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIANFAKULTAS PERTANIANFAKULTAS PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAUNIVERSITAS BRAWIJAYAUNIVERSITAS BRAWIJAYAUNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020202013131313

KARTU KETERANGAN MENGIKUTI PRAKTIKUMKARTU KETERANGAN MENGIKUTI PRAKTIKUMKARTU KETERANGAN MENGIKUTI PRAKTIKUMKARTU KETERANGAN MENGIKUTI PRAKTIKUM PENGANTAR ARSITEKTURPENGANTAR ARSITEKTURPENGANTAR ARSITEKTURPENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAPLANSKAPLANSKAPLANSKAP

Nama LengkapNama LengkapNama LengkapNama Lengkap :::: ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

N I MN I MN I MN I M :::: ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Bersama ini diputuskan bahwa mahasiswa, dengan data di atas telah

memperoleh nilai praktikum dengan rincian:

MateriMateriMateriMateri NilaiNilaiNilaiNilai Paraf DosenParaf DosenParaf DosenParaf Dosen TanggalTanggalTanggalTanggal

Garis Geometri & Organik

Simbol Tanaman dlm Rancangan Taman

Pengenalan Tanaman dalam Taman

Unsur dan Prinsip Perancangan Taman

Tugas Besar Inventarisasi -Analisis - Sintesa

Konsep Pengembangan

Perencanaan & Perancangan Taman

TotalTotalTotalTotal

Keterangan : tabel diisi oleh dosen koordinator praktikum

Berdasarkan nilai di atas, kepada yang bersangkutan diberikan Nilai Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap pada tahun akademik 2012-2013:

Demikian kartu keterangan ini dibuat dan dapat digunakan sebagaimana semestinya

Malang, ……………………2013

Koordinator Praktikum

Medha Baskara, SP, MT NIP 197403211999031003

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Mata Kuliah Pengantar Arsitektur Lansekap merupakan mata kuliah

pilihan pada Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya yang diberikan pada tiap semester. Adapun

beban studi mata kuliah ini adalah 3 SKS yang terdiri dari 2 SKS kuliah (setara

dengan 2 kali 50 menit kuliah) dan 1 SKS praktikum (setara dengan 2-3 jam

praktikum) per minggu.

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa diharapkan

akan dapat :

1. Terampil menggunakan peralatan perencanaan dan perancangan taman

tingkat dasar

2. Mengenal dan mampu memilih tanaman yang sesuai untuk suatu

lanskap berdasarkan aspek fungsional, hortikultural dan estetika.

3. Membuat rancangan taman sederhana dengan memperhatikan aspek

estetis dan fungsional berdasarkan prinsip-prinsip desain.

Buku Penuntun Praktikum Mata Kuliah Pengantar Arsitektur Lanskap

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan praktikum dalam menunjang

pemahaman dan penguasaan materi serta penerapan teori ke dalam praktek.

Malang, Februari 2013

Tim Penyusun

TATATATATATATATA LAKSANALAKSANALAKSANALAKSANA PRAKTIKUM PRAKTIKUM PRAKTIKUM PRAKTIKUM

A. Kehadiran praktikum minimal 80 % kecuali dengan alasan yang dapat

dibenarkan (disertai Surat Keterangan Dokter/Izin khusus) B. Pengumpulan tugas 100% dengan pengurangan nilai untuk setiap

keterlambatan. C. Setiap tugas harus di-ACC/dikonsultasikan kepada Asisten Praktikum. D. Nilai praktikum akan memberikan konstribusi 30% terhadap nilai total mata

kuliah Pengantar Arsitektur Lanskap.

E. Seluruh materi praktikum akan diberikan kurang lebih selama 10-11 minggu termasuk konsultasi, pengumpulan tugas dan ujian praktikum.

DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

TATALAKSANA PRAKTIKUM ................................................................. iv

1. Garis dan Peralatan Perancangan Taman ...................................... 1

2. Symbol Tanaman dalam Rancangan Taman .................................. 5

3. Pengenalan Tanaman dalam taman ............................................. 7

4. Unsur dan Prinsip Perancangan Taman ........................................ 11

5. Tugas Besar : Perencanaan & Perancangan Taman ....................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 24

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 1

Praktikum PAL – 01

GARIS & PERALATAN PERANCANGAN TAMAN

Pendahuluan

Para perencana taman memerlukan berbagai jenis peralatan dan

perlengkapan dalam menampilkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk

gambar maupun tulisan. Peralatan ini diperlukan untuk mempermudah dan

mempercepat proses perencanaan dan perancangan sehingga hasilnya dapat

diperoleh lebih bagus dan efektif. Dalam proses perencanaan dan perancangan

taman terdapat 3 jenis gambar yaitu gambar konseptual, gambar presentasi dan

gambar kerja.

Setiap jenis gambar yang digunakan mempunyai aturan masing-masing

tergantung maksud dan tujuan penggunaannya. Untuk mewujudkan setiap

jenis gambar tersebut dibutuhkan alat dan perlengkapan yang berbeda-beda.

Pada mata PAL ini, penguasaan dititik beratkan pada gambar konseptual dan

rencana taman sederhana. Beberapa peralatan penting untuk mewujudkan

kedua jenis gambar tersebut diantaranya adalah meja gambar, pensil, penggaris,

perlengkapan koreksi, kertas gambar, dan sebagainya. Lebih lanjut akan

dijelaskan lebih detail peralatan tersebut.

Meja Gambar

Meja Gambar merupakan perlengkapan utama bagi juru gambar atau perencana taman. Seseorang

bisa saja menggambar di segala tempat, tetapi hasil yang maksimum sangat sulit dicapai. Dengan meja

gambar khusus yang bisa diatur sudut kemiringannya dan tinggi-rendahnya, perencana gambar dapat lebih

leluasa bergerak. Disamping itu posisi menggambar bisa disesuaikan dengan skala tubuh dalam keadaan

berdiri maupun duduk sehingga dapat disesuaikan berdasarkan kenyamanan tiap individu. Kenyamanan

dalam menggambar sangat penting karena pekerjaan ini membutuhkan waktu yang lama serta konsentrasi

yang tinggi.

Ukuran meja gambarpun bervariasi mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu : 50x70 cm,

75x100 cm, 90x100 cm, 45x65 cm, 55x88 cm, 70x103 cm, 85x118 cm, 85 x 148 cm, 85x178 cm dan 100x238

cm. Ukuran meja ini sangat penting sehubungan dengan ukuran kertas gambar yang dipakai.

Kertas Gambar

Wilhelm Ostwald, pemenang hadiah Nobel pada tahun 1909 memulai menggunakan normalisasi

ukuran pada tahun 1911. Peraturan normalisasi ukuran tersebut masih dikenal melalui DIN (Deutsches

Institut fuer Normung/ Badan Normalisasi Jerman). Normalisasi ukuran kertas yang terdapat di dalam DIN

476-A merupakan normalisasi kertas surat, gambar dan cetak. Sedangkan DIN 476-B dan C ialah

normalisasi ukuran kertas amplop. Secara internasional standarisasi ukuran ini digunakan secara luas oleh

sebagian besar negara termasuk Indonesia. Dalam menampilkan gambar presentasi dan gambar kerja,

ukuran yang tertera dalam DIN 476-A banyak sekali digunakan oleh konsultan perencana.

Selain variasi ukuran kertas juga terdapat variasi jenis kertas. Penggunaan jenis kertas ini sangat

tergantung penampilan fisik kertas yang mempunyai tekstur dan warna yang berbeda. Beberapa jenis kertas

diantaranya Akasia, Atlanta, BC, Buffalo, Concorde, Gardenia, Glossy, Hammer, Hawai, Java, Linen, Lines,

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 2

Samson, Kalkir, dll. Untuk variasi penggunaan, jenis kertas tertentu dibagi lagi berdasarkan ketebalannya.

Jenis kertas yang umum digunakan untuk gambar kerja diantaranya kertas kalkir, roti dan samson.

Sedangkan untuk gambar presentasi jenis kertas yang digunakan lebih beragam (semua jenis kertas bisa

digunakan) tergantung kreasi perencana/perancang.

Tabel Standarisasi Ukuran Kertas Gambar & Cetak serta Amplop

DIN 476 – A (mm) DIN 476 – B (mm) DIN 476 – C (mm)

2 x A0 – 1189 x 1682

A0 – 841 x 1189 B0 – 1000 x 1414 C0 – 917 x 1297

A1 – 594 x 841 B1 – 707 x 1000 C1 – 648 x 917

A2 – 420 x 594 B2 – 500 x 707 C2 – 458 x 648

A3 – 297 x 420 B3 – 353 x 500 C3 – 324 x 458

A4 – 210 x 297 B4 – 250 x 353 C4 – 229 x 324

A5 – 148 x 210 B5 – 176 x 250 C5 – 162 x 229

A6 – 105 x 148 B6 – 125 x 176 C6 – 114 x 162

A7 - 74 x 105 B7 – 88 x 125 C7 - 81 x 114

A8 – 52 x 74 B8 – 62 x 88

A9 – 37 x 52 B9 – 44 x 62

Pensil

Pensil yang digunakan untuk menggambar berbeda-beda sesuai dengan maksud dan tujuan

penarikan garis. Dipasaran pensil bisa didapatkan dengan mudah dalam berbagai jenis baik bahan isi (grafit,

plastik atau arang) maupun bentuknya, (kecil, sedang, maupun besar) yaitu :

• Pensil yang sangat keras : 9H, 8H, 7H

• Pensil yang keras : 6H, 5H, 4H, 3H, 2H, H

• Pensil yang sedang : F, HB, 2B

• Pensil yang lunak : 3B, 4B, 5B

• Pensil yang sangat lunak : 6B, 7B, 8B

Untuk gambar sketsa dan gambar freehand biasa digunakan pensil B sampai 4B. Disamping itu

untuk sketsa isi pensil ukurannya lebih besar selain isi grafit (B – 4B) juga isi arang (misal Wolff’s) juga pensil

sketsa dengan isi segi empat (misal Hartmuth atau Koh-I-Noor). Pemilihan jenis pensil sangat bergantung

pada jenis kertas yang akan digunakan. Selain jenis pensil isi warna hitam yang telah diterangkan diatas,

terdapat juga pensil warna yang banyak digunakan dalam gambar presentasi. Pensil warna digunakan untuk

lebih menampilkan gambar seperti keadaan sebenarnya. Seiring perkembangan teknologi, dewasa ini telah

banyak merk pensil warna yang membuat gabungan antara pensil warna dan cat air, sehingga

penggunaannya lebih efektif dan beragam.

Pensil Mekanis

Pensil semacam ini digunakan dalam teknik menggambar sejak beberapa tahun lalu. Bentuknya

sederhana terdiri dari batang pensil dan isian pensil (minen). Keistimewaan pensil ini terletak pada ketebalan

garisnya yang tertentu antara lain : 0.3 mm, 0.5 mm, 0.7 mm, 0.9 mm, 1.8 mm, 2 mm, dan 3 mm. Setiap

pensil dilengkapi dengan penghapus karet dan kawat pembersih ujung di bawah tombol penekan mekanis

pengeluar minen. Karena minen terbuat dari karbon dan tanah polimer, maka selain digunakan untuk

menggambar dan menulis di kertas gambar biasa, juga dapat digunakan menulis dan menggambar di kertas

transparan, kertas sintetik dan kertas film.

Mengingat variasi fungsinya, maka minen terdapat beberapa kekerasan diantaranya 5H film, 4H, 3H,

2H, H, H film, HB, HB film, B, 2B dan F. Pensil mekanis ini disa dipakai langsung untuk menggambar,

menulis atau membuat sketsa sebelum dibuat gambar dengan tinta. Penggunaan pensil ini menghasilkan

gambar yang tepat, jelas, rapi dan bersih.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 3

Jangka

Jangka digunakan sebagai pembuat lingkaran, pembagi jarak untuk memindahkan titik dari satu

gambar skala dan membuat garis parabola. Jenis alat ini juga bermacam-macam, yaitu : jangka pembagi,

jangka biasa, jangka nol dan jangka batang.

Penggaris Lengkung dan Penggaris Fleksibel

Baik penggaris lengkung maupun penggaris fleksibel berguna untuk menarik garis lengkung yang

tidak mempunyai titik pusat/radius tertentu bagi jangka. Penggaris ini sangat fungsional untuk menggambar

proyeksi atau perspektif. Penggaris lengkung ada tiga buah dalam satu set, sering disebut dengan

"penggaris Perancis". Sedang penggaris fleksibel (bisa diubah-ubah) ada bermacam-macam bentuk dan

panjangnya, juga bervariasi dari 30 cm, 40 cm, 50 cm hingga 60 cm panjangnya.

Siku-siku

Dalam menggambar dikenal dua jenis siku-siku, yaitu siku-siku T yang berguna untuk menarik garis

horisontal pada meja gambar dan sepasang segitiga siku-siku yang tergabung dapat digunakan untuk

menarik garis vertikal, garis dengan sudut 15°, 30°, 45°, 60°, 75° dan 90°.

Penggaris Panjang

Penggaris panjang dengan skala ukuran sangat diperlukan, baik yang panjangnya 20 cm, 30 cm, 50

cm, 60 cm, 100 cm maupun yang 150 cm. Penggaris, terutama yang panjang sangat baik untuk digunakan

menarik garis-garis pada penggambaran gambar perspektif dengan titik hilang yang jauh.

Perlengkapan Koreksi

Seorang perencana harus tersedia penghapus yang bervariasi. Penghapus karet dipakai untuk

menghapus garis-garis pensil. Garis tinta bisa dihapus dengan penghapus keras. Sedangkan penghapus

karet kimia digunakan untuk menghapus tinta pada kertas kalkir. Penghapus karet kimia ini bekerja secara

kimiawi tanpa merusak permukaan kertas, bisa digunakan untuk menghapus garis tipis, tebal baik pensil

ataupun tinta (rapido).

Alat penghapus dalam bentuk cairan (trichloretan) yang berupa cairan putih digunakan dengan

dioleskan pada garis atau gambar yang hendak dihapus serta harus ada pula zat pencairnya. Selain itu juga

ada sikat gambar dan pelindung penghapus yang berupa lembaran logam tipis atau plastik. Pada lembaran

itu terdapat lubang dengan berbagai bentuk dan ukuran sebagai pembatas daerah yang perlu dihapus.

Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mengenal dan dapat

menggunakan berbagai jenis alat bantu dalam merencana dan merancang

taman. Alat bantu merancang ini dapat digunakan dalam pengambilan data di

lapang maupun dalam tahap awal mendesain di studio.

Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan antara lain buku gambar A3, pensil 2B

serta penggaris panjang.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 4

Tugas

A. Membuat 6 buah kotak dengan garis tepi kertas A3 sebesar 2cm dengan tiga

kotak diatas dan tiga kotak dibawah. Jarak antara kotak dibuat sebesar 1.5

cm.

B. Membuat arsir garis lurus di tiga kotak bagian atas dengan pensil tanpa

bantuan penggaris dengan garis-garis lurus yang terdiri dari garis Vertikal

(atas-bawah), Garis Horisontal (kiri-kanan) dan garis miring 45ᵒ.

C. Membuat arsir garis lengkung (organic) di tiga kotak bagian bawah dengan

pensil dengan urutan sama dengan tugas bagian B.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 5

Praktikum PAL – 02

SIMBOL TANAMAN DALAM RANCANGAN TAMAN

Pendahuluan

Fungsi utama gambar/grafis dalam arsitektur pertamanan adalah sebagai

sarana atau alat untuk menyampaikan ide baik berupa perbaikan maupun

pengembangan baru suatu tapak. Gambar tersebut terdiri dari banyak elemen

pendukung diantaranya gambar vegetasi dan gambar pendukungnya. Vegetasi

merupakan elemen penting dalam pengembangan suatu taman. Penggunaan

gambar vegetasi dalam presentasi ide disain taman merupakan cara efektif

menggambarkan keadaan taman yang akan dibuat. Pada beberapa kasus

taman, vegetasi menjadi prioritas utama (point of interest) dalam suatu taman,

tetapi di kasus lain mereka hanya merupakan elemen pelengkap dari suatu

taman. Secara umum pengembangan kemampuan mahasiswa dalam

menggambar vegetasi merupakan hal penting dalam memperoleh keahlian

mempresentasikan suatu tujuan.

Proporsi merupakan aspek mendasar dalam membuat variasi gambar

vegetasi. Hubungan antara batang pohon dengan dahan, ranting, dan daun

yang merupakan kesatuan vegetasi adalah bentuk yang sulit. Menggunakan

pendekatan analitik dengan melihat lingkungan sekitar (vegetasi di sekitar kita)

dapat menolong dalam mengidentifikasikan hubungan tersebut. Gambar

vegetasi yang baik adalah gambar yang dapat menunjukkan karakteristik

vegetasi sehingga tanpa melihat nama vegetasi (yang biasanya disertakan dalam

rencana taman), pembaca dapat memahami jenis vegetasi yang dimaksud.

Vegetasi terbagi menjadi tiga kelompok dari segi bentuk, yaitu penutup tanah

(ground cover), semak (shrub) dan pohon (tree).

Gambar pohon mengikuti bentuk dasar pohon dimana tumbuh dari tanah

menjulang ke atas. Teknik dasar menggambar pohon dimulai bentuk sederhana

kemudian dikembangkan ke dalam detail. Bentuk pohon mengikuti gradasi

tebal tipis garis, semakin keatas semakin tipis untuk memperoleh bentuk yang

proporsional. Gambar bentuk pohon mengikuti bentuk umum pohon yang

evergreen (berdaun sepanjang hidup) dan dicudious (ada masa rontok daun).

Secara umum penggambaran pohon dalam rencana taman merupakan ilustrasi

pada saat tanaman tersebut tumbuh secara optimal (dewasa) dengan

menggambarkan luas kanopinya.

Gambar semak dapat digambarkan dengan beberapa cara. Yang paling

banyak digunakan adalah bentuk mirip suatu pohon tetapi dengan proporsi

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 6

kecil. Perhatian terhadap variasi dari tekstur dan nilai yang dihubungkan

dengan penggunaan garis dan bentuk sangat penting digunakan.

Pola penggambaran ground cover dan rumput dengan ekspresi garis dan

bentuk yang sederhana, tetapi perlu diperhatikan hubungan antara proporsi

bentuk dan garis dengan skala gambar. Detail dari gambar rumput dan ground

cover mengikuti bentuk umum teksture daun dari bentuk sebenarnya serta gaya

yang berbeda atau teknik menggambar. Semakin detail dari suatu gambar

semakin bagus ilustrasi tekniknya.

Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mengenal dan dapat

menggambarkan karakteristik vegetasi/tanaman dalam symbol gambar.

Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan antara lain buku gambar A3, pensil 2B

serta penggaris panjang.

Tugas

Membuat 10 buah kotak dengan garis tepi kertas A3 sebesar 1 cm dengan

lima kotak diatas dan lima kotak dibawah. Mengisi kotak tersebut dengan

gambar Tampak atas/denah pada kotak bagian atas serta gambar tampak

samping di kotak bagian bawah vegetasi yang sudah ditentukan.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 7

Praktikum PAL – 03

PENGENALAN TANAMAN DALAM TAMAN

Pendahuluan

Tanaman merupakan salah satu elemen lanskap atau taman yang sangat

penting Dalam hal ini tanaman tidak hanya dipandang dari aspek produksi,

tetapi juga dari aspek estetika dan fungsi lain (konservasi, penetralisir polusi,

pembentuk iklim mikro, dan lain sebagainya). Sementara itu untuk memperoleh

lanskap atau taman yang optimal secara estetis dan fungsional diperlukan suatu

upaya pengelolaan elemen-elemennya termasuk tanaman mulai tahap

perencanaan sampai pemeliharaan. Oleh karena itu dalam praktikum ini, diberi

penekanan pada pengenalan 2 aspek penting tanaman terutama yang

berhubungan dengan tanaman sebagai elemen lanskap, yaitu :

1. Aspek hortikultura : kesesuaian terhadap tanah, air, suhu, pH, cahaya,

dan cara budidaya

2. Aspek fisik : ukuran, bentuk, tekstur, warna dan aroma

1. Aspek Hortikultura/Ekologis

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

suhu, cahaya, kelembaban, air, tanah, zat hara dan seterusnya. Setiap tanaman

mempunyai kemampuan yang berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungan

tersebut, termasuk tanaman dalam lanskap. Untuk mendapatkan pertumbuhan

optimal, maka perlu diciptakan lingkungan yang sesuai atau dilakukan seleksi

tanaman yang sesuai dengan lingkungan tapak atau lanskap yang ada. Aspek

hortikultura tanaman secara umum meliputi :

a. Toleransi terhadap suhu. Hal ini berhubungan dengan reaksi tanaman

terhadap suhu minimum, suhu optimum dan suhu maksimum. Suhu

minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup.

Suhu optimum adalah suhu dimana tanaman dapat tumbuh optimal

sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi di mana tanaman

dapat tumbuh.

b. Toleransi terhadap air. Hal ini beerhubungan dengan kebutuhan

tanaman terhadap air dan tingkat evapotranspirasi. Tanaman seperti

kaktus dan Euphorbia merupakan tanaman yang tahan pada kekeringan

karena kemampuannya untuk menyimpan air, sebaliknya tanaman

Begonia termasuk tanaman yang lebih menyukai kondisi lembab.

c. Toleransi terhadap cahaya. Cahaya sangat penting peranannya dalam

metabolisme tanaman. Kebutuhan tanaman terhadap cahaya

berhubungan dengan intensitas dan lama penyinaran. Dalam hal ini

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 8

tanaman dapat dibedakan menjadi tanaman yang toleran terhadap

keadaan terbuka (sinar matahari langsung), dan tanaman yang toleran

terhadap naungan. Toleransi terhadap tanah. Berhubungan dengan

struktur tanah (liat, berpasir, gembur), tingkat keasaman (pH) dan

kandungan unsure hara tanah.

d. Toleransi terhadap pemeliharaan. Untuk mendapatkan lanskap atau

taman yang indah diperlukan upaya pemeliharaan terhadap elemen-

elemennya. Pemeliharaan tanaman berhubungan dengan penyiraman,

pemangkasan, pemupukan, penyulaman, dan pemberantasan HPT.

2. Aspek Fisik

Sebagai elemen lanskap/taman, karakter fisik tanaman perlu

diperhatikan. Dalam hal ini tanaman dipandang sebagai salah satu unsur

perancangan di mana salah satu upaya untuk mencapai sebuah lanskap atau

taman yang estetis adalah dengan menata unsur-unsurnya sedemikian rupa

berdasarkan prinsip-prinsip perancangan Aspek fisik tersebut meliputi :

a. Ukuran. Pengertian ukuran tanaman dewasa maencakup tinggi tanaman

dan lebar tajuk. Berdasarkan ketinggiannya, tanaman dapat dibagi

dalam kategori sebagai berikut:

- Penutup tanah : tinggi sampai 0.3 m

- Semak rendah : tinggi sampai 1 m

- Semak sedang : tinggi >1 m – 2 m

- Semak tinggi : tinggi >2 m – 4 m

- Pohon kecil : tinggi >4 m – 6 m

- Pohon sedang : tinggi >6 m – 12 m

- Pohon besar : tinggi >12 m

b. Warna. Salah satu karakter fisik tanaman yang menjadi pembeda satu

dengan yang lain adalah warna, baik warna bunga, daun, batang

maupun buah. Warna tersebut dapat menjadi daya tarik visual dalam

suatu lanskap/taman. Ditinjau dari sudut perancangan, warna dapat

berfungsi sebagai point of interest, pembentuk irama, dominasi, dan

kesatuan. Warna tanaman dapat berperan dalam memberi suasana

ramai, gembira, teduh, gelap, bahkan luas dan sempit. Berdasarkan

penggolongan “tanaman hortikultura” sendiri kemudian dikenal dengan

istilah tanaman hias bunga, tanaman hias daun, dll.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 9

c. Bentuk. Bentuk tanaman yang paling diperhatikan dalam suatu

taman/lanskap adalah bentuk tajuk, di mana secara umum dapat

dibedakan menjadi :

d. Tekstur. Tekstur tanaman merupakan kehalusan dan kekasaran

tanaman atu sekelompok tanaman. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran

daun, ukuran ranting dan cabang, konfigurasi deretannya serta jarak

pandang manusia. Tekstur tanaman biasanya diklasifikaiskan menjadi

tekstur kasar, sedang dan halus. Tekstur kasar biasanya ditunjukkan

dengan daun yang besar, tebal, dan banyak ranting (ranting kecil dan

sedikit) dan terbuka. Tekstur ini memberi kesan menonjol, mengurangi

jarak, dan mempersempit ruang, sehingga dalam penggunaanya dapat

berfungsi sebagai point of interest serta modifikasi ruang. Tekstur

menengah ditunjukkan dengan daun dan bataang yang berukuran

medium. Tekstur ini dapat berfungsi sebagai elemen transisisi dari

tekstur kasar dan halus. Tekstur kecil dihasilkan dari daun yang kecil,

serta batang dan ranting yang sempit. Tanaman ini dapat digunakan

untuk menghasilkan keteraturan dan ketelitian karakter.

e. Aroma. Beberapa tanaman memepunyai aroma kuat atau lembut, dan

lainnya tidak beraroma. Kenyamanan manusia terhadap aroma sangat

relatif. Oleh karena itu dalam perencanaan taman perlu dipergunakan

toleransi pengguna terhadap aroma tanaman yang akan ditanam

sehingga tidak mengurangi kenyamanan manusia.

Tujuan

Mahasiswa dapat menjelaskan aspek fisik dan hortikultura tanaman serta

penggunaannya di dalam suatu lanskap/taman.

Bahan dan Alat

Print laser berwarna, computer, kertas A3, foto tanaman berwarna,

gunting

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 10

Tugas

1. Kumpulkan 5 foto tanaman berwarna berkualitas bagus (asli karya sendiri

atau dari internet, bila dari internet sebutkan sumbernya di foto tersebut),

untuk masing-masing kelompok (dua orang) sesuai kategori yang

diinstruksikan. (kualitas foto harus jelas bentuk kanopi, warna daun dan

bunga-jika ada)

2. Setting Kartu Tanaman berupa Softcopy (file Corel Draw) maupun Hardcopy

(Print laser) dengan ketentuan Kartu ukuran A5, margin 1 cm (kiri, kanan,

atas, bawah), Font Arial Narrow 10pt, 1 spasi, diberi identitas pembuat kartu

Nama dan NIM.

3. Buatlah data tentang tanaman tersebut dengan keterangan sebagai berikut :

a. Nama Lokal : Jika ada b. Nama Ilmiah : Penulisan benar c. Famili : Penulisan benar d. Umur : Annual/Binnual/Perennial e. Jenis Tanaman : Pohon/Semak/Herba/Tanaman Penutup Tanah/

Tanaman Merambat/Tanaman Air

f. Bentuk Tajuk : V-Shape, Round weeping, Round, Oval, dsb. g. Lebar Tajuk : Hanya untuk pohon (dalam m) h. Warna Daun : Sudah jelas i. Tekstur Daun : Kasar/Sedang/Halus j. Warna Bunga : Sudah jelas k. Aroma Bunga : Harum/Tidak berbau l. Tipe Perakaran : Dalam/Sedang/Dangkal m. Kebutuhan Cahaya : Penuh/Setengah Naungan/Ternaungi n. Kebutuhan Air : Tinggi/Sedang/Rendah o. Kebutuhan Suhu : dalam derajat Celcius p. Ketinggian Tempat : Tinggi/Rendah/Tinggi-Rendah (dalam meter dpl) q. Jenis Tanah : Berpasir/liat/Liatberpasir, asam/basa/netral, dsb. r. Bagian yang Menarik: Bentuk tajuk/Bunga/Daun/Batang, dsb. s. Cara Perbanyakan : Stek/biji, dsb. (dapat > 1 cara) t. Fungsi dalam Taman/Lanskap : Peneduh/pembatas/pergola/,dsb

(dapat >1 fungsi) u. Fungsi Lain : Tanaman Obat, Upacara Keagamaan, dsb.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 11

Praktikum PAL – 04

UNSUR DAN PRINSIP PERANCANGAN TAMAN

Pendahuluan

Unsur dan prinsip perancangan merupakan kerangka awal pada proses

perancangan taman. Unsur perancangan meliputi titik, garis, bentuk, warna,

tekstur, aroma, motif/gaya, suara, ruang dan waktu.

1. Titik

Titik merupakan unsur paling sederhana pada perancangan. Pada taman, titik dapat dihadirkan sebagai point

of interest berupa air mancur, sclupture, atau tanaman (Gambar 3).

Gambar 3. Contoh Unsur Titik pada Rancangan Taman Renaissance (Lane, et.al., 2008)

2. Garis (Line)

Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi perancangan. Sebuah garis adalah unsur

perancangan yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar

garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis lengkung memberi kesan santai, lembut, bergerak dan alami,

sedangkan garis lurus member kesan stabil, kaku, dan langsung menuju sasaran. Pada taman, unsur garis biasanya

diwujudkan dalam bentuk border (barisan) tanaman, jalur sirkulasi, bentuk tajuk tanaman, dan sebagainya (Gambar 4).

Gambar 4. Unsur Garis dalam Rancangan Taman (Ingram, 2003)

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 12

3. Bentuk(Shape)

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk pada taman dapat diwujudkan pada

bentuk dan struktur elemen taman misalnya bentuk dan struktur tanaman baik secara individual maupun kelompok.

Bentuk tajuk tanaman secara umum dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Beberapa Bentuk Dasar Tajuk Tanaman (Ingram, 2003)

4. Ruang (Space)

Ruang dibentuk oleh dinding, alas dan atap. Dalam taman, ruang dapat bersifat nyata maupun maya. Ruang

nyata dapat dibentuk dengan menggunakan pembatas berupa dinding, pagar, maupun tanaman (Gambar 6). Ruang

maya dapat dibentuk dengan menggunakan perbedaan warna, perbedaan bahan maupun perbedaan ketinggian. Ruang

dalam taman digunakan untuk mengakomodasikan fungsi tertentu seperti area bermain, tempat istirahat, dan

sebagainya.

Gambar 6. Ruang Taman yang Dibentuk oleh Dinding Masif (RHS, 2005)

5. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau

diraba. Dalam taman, tekstur juga menunjukkan ukuran daun dan tipe percabangan. Tanaman dengan ukuran daun

besar dan percabangan jarang disebut memiliki tekstur kasar, begitu pula sebaliknya.

Gambar 7. Tiga Tipe Tekstur Tanaman (Ingram, 2003)

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 13

6. Warna (Color)

Warna merupakan unsur penting dalam perancangan taman. Warna dapat menampilkan identitas,

menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dikenal istilah warna

primer (merah, biru dan kuning) dan warna sekunder, yaitu campuran 2 warna primer. Untuk membuat komposisi warna

dalam perancangan, dapat menggunakan lingkaran warna. Paduan antara warna yang berdampingan pada lingkaran

warna disebut analogus. Sedangkan paduan warna yang bersebrangan disebut komplementer. Komposisi

komplementer biasanya digunakan untuk membuat kontras pada hasil rancangan.

Gambar 8. Lingkaran Warna sebagai Pedoman dalam Menyusun Komposisi Warna (Ingram, 2003)

7. Aroma

Aroma sebagai salah satu unsur perancangan dapat member suasana yang berbeda pada taman. Aroma

dapat ditampilkan melalui pemilihan jenis tanaman yang mengandung aroma seperti melati, kemuning, cempaka, dan

sebagainya.

8. Suara

Suara pada taman dapat berupa suara atau bunyi yang menyenangkan maupun bunyi yang mengganggu.

Bunyi yang menyenangkan seperti gemericik air, hembusan angin, gesekan daun, suara burung atau serangga.

Sedangkan suara yang mengganggu seperti suara kendaraan bermotor.

9. Gaya/Motif

Gaya adalah susunan elemen baik 2 dimensi maupun 3 dimensi yang membentuk kesatuan pola atau ragam

tertentu. Terdapat beberapa gaya yang dapat dibuat pada perancangan taman seperti formal dan informal.

Adanya elemen taman dan elemen perancangan tidak berarti secara otomatis taman akan jadi, karena untuk

mendapatkan taman yang baik diperlukan suatu pedoman yang disebut prinsip perancangan yang meliputi : tema,

keseimbangan, skala, irama dan titik perhatian.

1. Kesatuan (Theme/Unity)

Kesatuan (Unity) diperoleh melalui penggunaan komponen pada disain untuk mengekspresikan ide utama

melalui gaya tertentu secara konsisten. Kesatuan ditekankan melalui konsistensi karakter antara elemen-elemen taman

sehingga diperoleh tema taman secara spesifik. Kesatuan juga dapat dicapai dengan penggunaan tanaman tertentu

secara massal atau pun pengulangan.

2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan dalam perancangan mengacu pada keseimbangan atau persamaan daya tarik visual (Gambar

7). Dikatakan keseimbangan simetris jika satu sisi sama dengan sisi lainnya baik pada garis, bentuk, tekstur maupun

warna. Keseimbangan asimetris merupakan keseimbangan daya tarik visual yang dicapai dengan perbedaan pada

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 14

unsur disain. Terdapat pula keseimbangan radial, yaitu keseimbangan antara unsure perancangan yang mengacu pada

titik tengah.

(a) (b)

Gambar 9. Keseimbangan Asimetris (a) dan Keseimbangan Simetris (b) (Ingram, 2003)

3. Skala (Scale)

Skala adalah perbandingan antara satu bagian atau elemen taman dengan bagian lain pada taman tersebut.

Perancangan taman yang baik adalah taman yang memiliki skala proporsional, misalnya untuk bangunan yang tinggi

menjulang dipilih tanaman yang juga tinggi (Gambar 8). Skala juga berhubungan dengan manusia dan aktivitasnya.

Gambar 10. Skala Proporsional antara Unsur Tanaman dengan Bangunan (Ingram, 2003)

4. Irama (Rhytme)

Irama dicapai jika elemen-elemen perancangan dapat menciptakan perasaan bergerak sehingga mampu

mengendalikan pandangan mata penikmat taman. Unsur perancangan seperti warna, garis dan bentuk dapat diulang

untuk menciptakan irama pada perancangan taman. Irama berguna untuk menghilangkan kekacauan dalam

perancangan.

Gambar 11. Pengulangan dalam Rancangan Taman Melalui Penggunaan Jenis Tanaman yang Berbeda

5. Titik perhatian (Point of Interest)

Titik perhatian berguna untuk menggugah semangat, menghidupkan suasana, dan mendobrak kejenuhan. Titik

perhatian dapat dibuat dengan menggunakan unsur perancangan yang kontras pada salah satu elemen taman, misalnya

dalam warna, ukuran, bentuk, dan sebagainya. Titik perhatian juga dapat ditunjang dengan tata letak yang tepat.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 15

Tujuan

Mahasiswa dapat mengerti dan bisa menentukan secara langsung unsur-unsur

perancangan dan prinsip perancangan yang ada dalam suatu taman.

Bahan dan Alat

Kertas A4, alat tulis.

Tugas

• Lakukan pengamatan terhadap taman di kota Malang secara langsung.

• Tentukan unsur perancangan dan prinsip perancangan yang ada dalam

taman tersebut.

Lembar Kerja

Lokasi Taman : ……………………………………….

Tanggal Pengamatan : ……………………………………….

No Unsur

Perancangan Elemen Taman yang Berhubungan

1 Titik

2 Garis

3 Bentuk

4 Ruang

5 Warna

6 T ekstur

7 Aroma

8 Suara

9 Motif/Gaya

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 16

Lokasi Taman : ……………………………………….

Tanggal Pengamatan : ……………………………………….

No Prinsip Perancangan Keterangan

1 Tema/Kesatuan

(Unity)

2 Keseimbangan

(Balance)

3 Irama (Rhytm)

4 Titik perhatian

(Point of interest)

5 Skala (Scale)

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 17

Praktikum PAL – 05

TUGAS BESAR : PERANCANGAN TAMAN RUMAH TINGGAL

Pendahuluan

Pada dasarnya pembuatan taman meliput tiga tahap yaitu : perancangan,

pelaksanaan dan pemeliharaan. Perancangan merupakan tahap pembuatan

rancangan taman dengan hasil akhir berupa gambar rancangan detil, rancangan

kerja dan rancana anggaran biaya sebagai acuan pelaksanaan pembuatan

taman di lapang. Tahap ini dilakukan dengan tujuan: mempermudah

pelaksanaan, mencapai efisiensi waktu, tenaga, serta biaya pelaksanaan serta

sebagai bahan acuan untuk melakukan evaluasi. Proses perancangan meliputi

tahapan sebagai berikut:

A. Kumpul Data (Inventarisasi) Sebagai langkah pertama pembuatan taman dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu terkait seluruh aspek fisik, biota, sosial dan teknis. Data yang diperlukan meliputi :

a. Aspek-aspek : 1. Manusia, dengan segala keinginan, maksud, tujuan, kebiasaan-

kebiasaannya 2. Sumber Dana, baik yang sudah tersedia maupun yang bisa digali 3. Fisik lahan, dengan flora-faunanya, iklimnya, lingkungannya 4. Teknik pelaksanaan dari ilmu/standar-standar yang lazim

b. Faktor-Faktor : 1. Ruang, yaitu lokasi taman maupun luasan taman 2. Waktu, yaitu kapan harus dimulai, harus selesai, termasuk kapan

taman digunakan pengguna 3. Tenaga, yaitu ketersediaan sumberdaya, energi, gerak.

Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan mencari atau membuat peta dasar, merekam semua benda dan keadaan, baik yang ada dalam tapak maupun disekitar tapak, memotret, membuat video film jika perlu, mewancarai orang-orang, mencatat, melakukan studi pustaka dan lain-lain. Salah satu bagian yang penting adalah dalam mengumpulkan data tentang bahan tanaman, dan bahan bangunan taman untuk kondisi tapak yang bersangkutan. Khususnya untuk teori pemilihan tanaman taman, dapat dipakai teori klasifikasi hortikultura/ekologis dan klasifikasi fisik. Perhatian serta penerapan data tanaman sesuai teori ini adalah sangat penting. Mengingat bahwa tanaman dalam taman sama sekali tidak boleh diperlakukan sebagai bahan mati. Terlampau sering orang membuat kesalahan karena mengabaikan sifat-sifat tanaman yang peka terhadap berbagai keadaan lingkungannya serta berubah dengan berjalannya waktu.

Setelah terkumpul data tanaman dan bahan bangunan taman tersebut diatas, perlu dikumpulkan juga data tentang hubungan manusia (disukai atau tidak), dana (mahal/murah), fisik (tersedia banyak, dekat, mudah didapat) dan teknis (cara pemakaian serta ketentuan-ketentuan teknis lainnya).

B. Olah Data (Analisa-Sintesa) Dengan memanfaatkan teori-teori yang ada, memakai pertimbangan logika dan memberanikan diri untuk mengemukakan gagasan atau kreatifitas, maka akan

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 18

diperoleh berbagai kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan. Berdasarkan data yang ada dapat dikelompokkan data yang ada kedalam Potensi, Kendala, Amenity (Kenyamanan) dan Danger Signal. Proses sintesa akan memanfaatkan data analisa tersebut untuk dicari bentuk pemanfaatan potensi tapak, solusi dari kendala serta pengembangan dan pemanfaatan kondisi kenyamanan tapak termasuk juga mengantisipasi danger signal yang ada. Berdasarkan kumpulan sintesa yang didapatkan dapat diperoleh aneka pilihan/alternatif prarancangan atau prarencana.

C. Konsep (Pra-Rancangan/Pra-Rencana) Dari olahan ilmiah dan seniah tersebut diatas akan diperoleh berbagai kemungkinan pemecahan masalah atau dikenal juga sebagai berbagai alternatif disain. Selanjutnya akan dipilih alternatif disain yang terbaik yang selanjutnya akan disebut sebagai alternatif terpilih atau pra-rencana/pra-rancangan. Pra-Rencana/Pra-Rancangan yang baik haruslah merupakan olahan kreatif dan imajinatif pengembangan taman sejauh kita dapat menjangkaunya.

Suatu alternatif dapat menjadi terpilih bila syarat dasar dapat terpenuhi, yaitu : a) Harus sesuai dengan data hasil Inventarisasi b) Harus dapat dilaksanakan sesuai jadwal c) Harus dapat dipelihara dengan mudah, secara fisik maupun idial/ tujuan

semula. Suatu rencana taman harus kreatif dan imajinatif namun sesuai dengan batasan Ruang, Waktu, dan Sumberdaya. D. Perencanaan/Perancangan Terdiri dari :

1. Perencanaan/Perancangan Gambar, antara lain ; terdiri atas Gambar Situasi, Gambar Tapak dan Topografi, Rancangan/Program Ruang dan Sirkulasi, Rancangan Tanaman dan Bangunan Taman, Gambar Tampak, Potongan, Detail, Konstruksi, Gambar Mekanikal dan Elektrikal, Gambar Perspektif, Maket.

2. Perancangan/Perencanaan Administratif, antara lain : Falsafah Perencanaan/ Perancangan, Jadwal Kerja, (baik sistem Tabel atau Jaringan Kerja), Organisasi Personalia, Rencana Bahan dan Peralatan, Rencana Biaya dan Pendanaan, Uraian Teknik dan Spesifikasi, Persyaratan Kontrak/ Hubungan Kerja,

Baik perencanaan/perancangan gambar maupun administratif perlu dievaluasi dan re-evaluasi setiap waktu. Perencanaan/perancangan topografi/ pembentukan tanah yang baik merupakan dasar/pondasi dari suatu keberhasilan taman. Perlu diperhitungakan usaha penyelamatan lapisan atas tanah (top soil) agar dapat menjamin kesuburan penanaman tanaman nantinya. Lebih detail Bagan Proses berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dapat dilihat di Gambar halaman 19

Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat merancang taman dalam skala kecil (taman rumah/kantor).

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 19

Alat dan Bahan

Buku Gambar dan Kertas roti ukuran A3, pensil, penggaris, alat warna

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 20

Tugas

A. Siapkan taman rumah tinggal atau taman kantor minimal seluas 20m2 yang

bersifat nyata.

B. Siapkan pensil, penggaris dan minimal 4 lembar kertas roti A3 untuk

mencatat atau menulis hasi kerja anda

C. Beri judul tiap kertas roti tersebut sebagai berikut :

• Lembar 1 : Inventarisasi

• Lembar 2 : Analisa-Sintesa

• Lembar 3 : Konsep

• Lembar 4 : Site Plan (Rencana Taman)

D. INVENTARISASI

• Tulis latar belakang anda melakukan pembuatan atau perubahan

pada taman anda.

• Tetapkan tujuan atau maksud Anda melakukan pembuatan taman

tersbut

• Lakukan inventarisasi terhadap taman Anda, catat hasil inventarisasi

secara tergambar dan tertulis pada Lembar 1

• Data yang dikumpulkan meliputi:

− luas dan batas tapak (dalam meter),

− sumber air,

− bangunan taman (jalan,bangju taman,dsb) drainase

− topografi

− tanah

− tanaman

− satwa suara

− iklim (suhu,cahaya,kelembaban)

− view (good view-bad view)

− fasilitas dan utilitas (saluran air listrik,dsb)

− ekonomi (sumber dan jumlah dana)

− sosial (hobby, aktifitas,keinginan, dan jumlah pengguna)

− teknis (sempadan bangunan, dll)

E. ANALISA-SINTESA

• Berdasarkan kebutuhan ynag ada, lakukan analisis untuk memisahkan

kondisi lapang yang mendukung tujuan (potensi) dan mana data yang

menghambat tujuan (kendala). Kondisi yang merupakan potensi sebaiknya

dipertahankan dan atau dikembangkan, dan yang merupakan kendala

berikan alternative pemecahannya. Catat hasil Analisis-Sintesis anda pada

Lembar 2.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 21

Gambar 13. Contoh Analisis-Sintesis pada Taman Rumah (Baskara, 2009)

F. KONSEP

• Berdasarkan hasil analisis-sintesis di atas, serta tetap mengacu pada tujuan

buatlah minimal 2 alternatif garis besar (konsep) taman yang akan anda buat

dalam bentuk pembagian zona berdasarkan fungsi, sirkulasi dan tata

tanaman). Pilih salah satu konsep yang menurut Anda paling baik secara

fungsional dan estetis serta paling mungkin dilaksanakan secara teknis dan

ekonomis sebagai konsep terpilih (Lembar 3).

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 22

Gambar 14. Contoh Konsep pada Taman Rumah (Baskara, 2009)

G. SITEPLAN

• Kembangkan konsep terpilih tersebut menjadi perancangan akhir secara detil

dilengkapi dengan keterangan spesifikasi bahan yang akan Anda gunakan.

Akan lebih baik jika dilengkapi gambar perspektif untuk menunjukan hasil

jadi taman yang diharapkan (Lembar 4).

• Buatlah rancangan anggaran biaya dan rencana kerja untuk pelaksanaan.

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 23

Contoh 15. Contoh Rancangan Taman Rumah (Baskara, 2009)

Penuntun Praktikum Pengantar Arsitektur Lanskap, FP UB 24

DAFTAR PUSTAKA Basham, C.W. 1973. Laboratory Activities in Horticulture. Kendall or Hunt Pub.

Co. Iowa Carpenter, P.L. at al. 1975. Plants in The Landscape. Freeman and Co. San

Fransisco. Hakim, R. 1993. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara.

Jakarta. Ingram, D L. 2003. Basic Principles of Landscape Design. University of Florida.

http://edis.ifas.ufl.edu/BODY_MG086 Lane, S., Petersham, and Thame, R. 2008. Ham House Garden. London. www.

Gardenvisit..com Simonds J. O. 1983. Landscape Architecture. Mc-Graw Hill Inc. New York Rachman, Z. 1986. Pertamanan sebagai Ilmu dan Seni, Pencipta Lingkungan

Indah dan Berguna. Makalah Kuliah Umum Himagron IPB Royal Horticulture Sociaety, 2005. Helios Urban Space: Modern Eden. London.

http://www.rhs.org.uk/chelsea/2005/exhibitors/ Reid, G.W. 1996. Grafik Lanskap. (Terjemahan). Bumi Aksara. Jakarta. Sulistyantara, B. 1992. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta.