modul praktikum oseanografi...

17
MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : Anna I. S. Purwiyanto, M.Si PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

Upload: phungtram

Post on 30-Jan-2018

275 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA

Disusun oleh :

Anna I. S. Purwiyanto, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

2

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................... 2

1. Larutan, Pengenceran dan Pencampuran ............................................................ 3

2. Analisis Kandungan Amoniak ................................................................................... 8

3. Analisis Kandungan Nitrat .......................................................................................... 11

4. Analisis Kandungan Nitrit ........................................................................................... 13

5. Analisis Kandungan Fosfat ......................................................................................... 15

Page 3: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

3

1. LARUTAN, PENGENCERAN dan PENCAMPURAN

LARUTAN Larutan adalah campuran zat-zat yang bersifat homogen. Suatu larutan

mengandung suatu zat terlarut atau lebih dari satu zat pelarut. Larutan

dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut

larutan jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan

jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut

kelarutan. Pembahasan mengenai larutan tidak akan lepas dari yang disebut

konsentrasi larutan. Secara umum, konsentrasi larutan memiliki definisi

sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.

Konsentrasi larutan tersebut terdapat dalam satuan fisika maupun kimia.

Beberapa konsentrasi larutan yang umum digunakan terdapat dalam Tabel 1.

1. Persen Konsentrasi

a) Persen berat (% WW) = x 100 %

Persen berat (% WW) = x 100 %

b) Persen Volume (% VV) = x 100 %

c) Persen Berat/Volum = x 100 %

2. Parts Per Million dan Parts Per Billion

a) 1 ppm = 1 mg zat terlarut 1 L larutan

b) 1 ppb = 1 µ g zat terlarut 1 L larutan

c) ppm = berat zat terlarut x 106 berat larutan

d) ppb = berat zat terlarut x 109 berat larutan

Gram zat terlarut

Gram zat terlarut + gram pelarut

Gram zat terlarut

Gram larutan

ml zat terlarut

ml larutan

Gram zat terlarut

ml larutan

Page 4: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

4

3. Fraksi mol

a) Fraksi mol A = XA = jumlah mol A

jumlah mol semua komponen

b) Fraksi mol zat terlarut = jumlah mol zat terlarut

jumlah mol zat terlarut + jumlah mol pelarut

4. Keformalan (F)

Keformalan = jumlah massa rumus zat terlarut liter larutan

5. Kemolaran (M)

Kemolaran (M) = mol zat terlarut liter larutan

Jika m M adalah massa molar (g mol-1) maka

Kemolaran = gram zat terlarut m M zat terlarut x liter larutan

6. Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut

Kemolalan (m) = mol zat terlarut kg pelarut

Jika m M adalah massa molar (g mol-1)

Kemolalan (m) = gram zat terlarut m M x kg pelarut

Catatan :

M = kemolaran = mol / liter

M = mol / liter = milimol / mililiter

Mol = M x liter

Milimol = M x mililiter

Page 5: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

5

Tabel 1. Konsentrasi larutan secara fisika maupun kimia

Lambang Nama Definisi

Satuan Fisika

% W/W % V/V % W/V % mg ppm ppb

Persen berat Persen volume Persen berat-volume persen miligram parts per million parts per billion

gram zat terlarut x 100 gram larutan ml zat terlarut x 100 ml larutan gram zat terlarut x 100 ml larutan mg zat terlarut x 100 100 ml larutan 1 mg zat terlarut 1 L larutan 1 µ g zat terlarut 1 L larutan

Satuan Kimia

X F M m N meq Osm

fraksi mol Formal Molar molal normal miliequivalen osmolar

mol zat terlarut mol zat terlarut + mol pelarut massa rumus zat terlarut liter larutan mol zat terlarut liter larutan mol zat terlarut kg pelarut ekivalen zat terlarut liter larutan 1/1000 mol muatan Osmols liter larutan

Page 6: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

6

Lembar Kerja

1. Hitung berapa % NaCl yang dibuat dengan melarutkan 20 g NaCl dalam 55 g

air

2. Hitung berapa gram NaCl yang terdapat dalam 500 g NaCl 16% berat

3. 50 ml alkohol dicampur dengan 50 ml air menghasilkan 96,54 ml larutan.

Hitung % volume masing-masing komponen

4. Suatu larutan aseton dalam air mengandung 8,60 mg aseton dalam 21,4 L

larutan. Jika kerapatan larutan 0,997 g/cm³, hitung konsentrasi aseton

dalam (a) ppm dan (b) ppb

5. Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol H2O dalam larutan 117 g NaCl dalam 3

kg H2O

6. Suatu larutan diperoleh dengan melarutkan 1,90 g Na2SO4 dan 0,085 liter

larutan. Hitung keformalan (massa rumus Na2SO4 = 142)

7. Seorang mahasiswa mencampurkan 3,5 liter NaCl 0,150 M dengan 5,5 liter

NaCl 0,175 M dan memperoleh sebanyak 9 liter. Hitung konsentrasi larutan

tersebut

8. Suatu larutan asam sulfat sebanyak 200 ml mempunyai konsentrasi 20%

berat dan kerapatannya 1,200 g/ml. Hitung kemolalan larutan Mr H2SO4 =

98

PENGENCERAN dan PENCAMPURAN

Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan. Pada

prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka

rumusnya :

M1 x V1=M2 x V2

Dimana : M = konsetrasi V2 = V1+pelarut

Pengenceran dilakukan dengan mencampur larutan pekat (konsentrasi

tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang

lebih besar. Pelarut yang ditambahkan dalam prose pengenceran merupakan

pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah

tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat

Page 7: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

7

menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang

dilarutkan/diencerkan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan

disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak

daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.

Pada pencampuran dua atau lebih larutan yang sejenis tetapi konsentrasinya

berbeda. Konsentrasi larutan yang terbentuk dapat dihitung dengan

persamaan :

Lembar Kerja

1) Bila diketahui konsentrasi awal 0,25 M. Kemudian dari larutan

tersebut diambil 10 ml untuk kemudian diencerkan menjadi 0,01 M.

Maka tentukan berapa volume akuades yang harus ditambahkan

2) Bila diketahui campuran antara 100 ml NaCl 0,1 M dan 250 ml NaCl

0,5 M. Tentukan berapa konsentrasi larutan yang terbentuk

3) Konversikan konsentrasi pada metode analisis nitrat, nitrit,

ammonia dan fosfat menjadi konsentrasi yang dibutuhkan untuk

menganalisa sampel

Page 8: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

8

2. ANALISA KANDUNGAN AMONIAK

Pendahuluan

Amoniak (NH3-N) merupakan senyawa anorganik penting di perairan. Keberadaan

amoniak dalam bentuk NH3 merupakan senyawa yang bersifat racun bagi

organisme. Namun bila amoniak mengalami ionisasi maka keberadaannya penting

dalam proses fotosintesisi dan mendukung produktivitas primer perairan. Amoniak

secara umum berasal dari hasil ekskresi organisme maupun timbunan bahan

organik di perairan.

Metode pengukuran konsentrasi amoniak dalam air laut cukup banyak. Meski

demikian, salah satu metoda yang paling umum digunakan adalah menggunakan

spektrofotometri, yaitu metode phenol. Prinsip metode ini adalah menggunakan

spektrofotometer untuk mendeteksi keberadaan senyawa indofenol pada panjang

gelombang 640 nm. Deteksi awal ada tidaknya senyawa indofenol adalah

berdasarkan warna sampel yang akan berubah menjadi biru. Semakin pekat warna

biru yang dihasilkan, maka spektrofotometer akan mendeteksi nilai absorban yang

makin tinggi. Sehingga dapat dikatakan amoniak yang terkandung juga makin tinggi.

Alat dan Bahan

Alat

- Spektrofotometer (λ = 640 nm)

- Timbangan analitik

- Beaker glass

- Pipet ball

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Erlenmeyer

Bahan

- Larutan phenol : buat 11,1 ml larutan phenol yang kemudian dilarutkan

kembali dalam 100 ml etyl alcohol 95%

Page 9: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

9

- Sodium nitroprusside : larutkan 0,5 gr sodium nitroprusside dalam 100 ml air

- Alkaline citrate : larutkan 200 gr trisodium citrate dan 10 gr sodium

hydroxide pada akuades hingga volume 1 liter

- Larutan sodium hypochloride

- Larutan oxidizing : ambil 100 ml larutan alkaline citrate dan campurkan

dengan 25 ml sodium hypochloride

- Larutan stok ammonium : timbang 3,82 gr NH4Cl, oven pada suhu 100oC dan

dinginkan. Larutkan dalam 1 liter akuades 1 ml = 1 mg N = 1 ppm N

Prosedur

- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk

digunakan pada sampel 10 ml

- Ambil 10 ml, masukkan dalam erlenmeyer

- Campurkan 1 ml phenol, 1 ml sodium nitropruside, 25 ml larutan oxidizing

- Ingat ukuran campuran tersebut merupakan campuran untuk volume

sampel 25 ml. Konversikan ukuran campuran tersebut untuk digunakan

dalam volume sampel 10 ml

- Hindari sampel dari cahaya sebelum dilakukan pengukuran

- Ukur sampel dengan spektrofotometer pada 640 nm, blanko yang digunaka

adalah akuades

- Siapkan larutan standar dengan cara :

0 ppm = 10 ml akuades +( phenol + sodium nitropruside + larutan

oxidizing)**

0,2 ppm = 0,2 ml larutan stok amonium +( phenol + sodium

nitropruside + larutan oxidizing)**

0,5 ppm = 0,5 ml larutan stok amonium +( phenol + sodium

nitropruside + larutan oxidizing)**

1 ppm = 1 ml larutan stok aluminium +( phenol + sodium

nitropruside + larutan oxidizing)**

Note : ** = sesuaikan dengan kadar yang digunakan dalam sampel

- Ukur absorbansi larutan standar tersebut

Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk

sampel 25 ml

Page 10: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

10

Penghitungan

- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,

dimana sumbu x adalah konsentrasi amoniak (ppm) dan sumbu y adalah

nilai absorbansinya

- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut

- Hitung konsentrasi amoniak pada air sampel dengan persamaan Lambert-

Beer : A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari

persamaan regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi amoniak

pada air sampel

Page 11: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

11

3. ANALISA KANDUNGAN NITRAT

Pendahuluan

Nitrat memiliki struktur kimia NO3-N. Keberadaan nitrat di alam menjadi faktor

pembatas dalam proses fotosintesis. Hal ini disebabkan nitrat menjadi salah satu

senyawa anorganik essensial yang digunakan oleh fitoplankton. Nitrat dapat berasal

dari alam maupun hasil perombakan. Pada kondisi aerob (oksigen cukup atau

berlebih), nitrat ini menjadi hasil proses nitrifikasi, namun pada kondisi anaerob

(minim oksigen atau bahkan tidak ada) nitrat mengalami reaksi denitrifikasi.

Pengukuran nitrat sama dengan amoniak, yaitu menggunakan spektrofotometer.

Prinsip yang digunakan adalah UV spektrofotometer. Panjang gelombang yang

digunakan adalah 220 nm.

Alat dan Bahan

Alat

- Spektrofotometer (λ = 640 nm)

- Timbangan analitik

- Beaker glass

- Pipet ball

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Erlenmeyer

Bahan

- Larutan stok nitrat : larutkan 0,7218 gr KNO3 yang telah dioven pada suhu

105oC selama 1 malam, encerkan hingga volume 1 liter

- Larutan standar nitrat : larutkan 100 ml larutan stok ke dalam 1 liter

akuades

- Larutan hydrochloric acid : campurkan 83 ml HCl ke dalam 850 ml akuades,

kemudian dinginkan dan encerkan hingga 1 liter.

Page 12: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

12

Prosedur

- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk

digunakan pada sampel 10 ml

- Perlakuan air sampel : tambahkan 1 ml HCl pada 50 ml sampel, aduk

- Siapkan larutan standar :

0 ppm = 10 ml akuades +(HCl)**

0,5 ppm = 0,5 ml larutan standar nitrat +(HCl)**

1 ppm = 1 ml larutan standar nitrat +(HCl)**

4 ppm = 4 ml larutan standar nitrat +(HCl)**

7 ppm = 7 ml larutan standar nitrat +(HCl)**

- Ukur absrobansi sampel dan larutan standar

Penghitungan

- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,

dimana sumbu x adalah konsentrasi nitrat (ppm) dan sumbu y adalah nilai

absorbansinya

- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut

- Hitung konsentrasi nitrat pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :

A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan

regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi nitrat pada air sampel

Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk

sampel 50 ml

Note : ** = sesuaikan dengan kadar yang digunakan untuk air sampel

Page 13: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

13

4. ANALISA KANDUNGAN NITRIT

Pendahuluan

Nitrit memiliki struktur kimia NO2-N. Pada perairan, nitrat merupakan hasil reduksi

senyawa nitrit maupun hasil oksidasi amoniak yang dilakukan oleh

mikroorganisme. Nitrat sebagai senyawa transisi menjadikan konsentrasi nitrat di

perairan sangat rendah, yaitu < 0,1 ηg/l.

Pengukuran kandungan nitrit yang paling umum dilakukan adalah menggunakan

spektrofotometer, terutama Sulphanilamite Spectrophotometer. Metode ini

menggunakan nitrit sulfanilamit yang direaksikan pada kondisi asam sehingga

menghasilkan senyawa diazonium. Konsentrasi senyawa diazonium yang terbentuk

sama dengan jumlah konsentrasi nitrit di perairan. Umumnya keberadaan

kandungan diazonium dideteksi dengan mudah menggunakan warna, dimana

sampel yang mengandung senyawa ini akan berubah menjadi warna merah.

Alat dan Bahan

Alat

- Spektrofotometer (λ = 543 nm)

- Timbangan analitik

- Beaker glass

- Pipet ball

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Erlenmeyer

Bahan

- Larutan berwarna : pada 800 ml akuades, tambahkan 100 ml phosphoric

acid 85% dan 10 gr sulphanilamide. Kemudian tambahkan 1 gr N-(1-

naphthyl)-ethylenediamine dihydrochloride. Aduk campuran tersebut dan

larutkan dengan akuades hingga mencapai volume 1 liter.

- Sodium oxalate : larutkan 3,35 gr Na2C2O4 pada akuade hingga volume 1 liter

Page 14: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

14

Prosedur

- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk

digunakan pada sampel 10 ml

- Perlakuan air sampel : tambahkan 2 ml larutan berwarna pada 50 ml

sampel, aduk. Diamkan selama 10 menit – 2 jam

- Ukur absorbansinya dengan panjang gelombang 543 nm

Penghitungan

- Hitung konsentrasi nitrit pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :

A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan

regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi nitrit pada air sampel

- Diketahui : persamaan regresi nitrit : y = 0,076x – 0,031

Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk

sampel 50 ml

Page 15: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

15

5. ANALISA KANDUNGAN FOSFAT

Pendahuluan

Fosfat merupakan senyawa anorganik yang menjadi nutrien penting kedua setelah

nitrogen, bagi fotosintesis fitoplankton. Keberadaan fosfat yang essensial ini berupa

ortho-fosfat.

Penentuan konsentrasi orto-fosfat yang umum dilakukan adalah Ascorbic Acid

Spectrofotmeter. Prinsip metode ini adalah pada pembentukan senyawa kompleks,

fosfomolibdat yang menghasilkan warna biru pada sampel. Senyawa orto-fosfat

akan mudah bereaksi dengan amonium molibdat bila dipaparkan pada suasana

asam. Reaksi tersebut kemudian membentuk senyawa amonium fosfomolibdat.

Panjang gelombang yang digunakan adalah 880 nm

Alat dan Bahan

Alat

- Spektrofotometer (λ = 880 nm)

- Timbangan analitik

- Beaker glass

- Pipet ball

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Erlenmeyer

Bahan

- Asam sulfat : larutkan 70 ml H2SO4 pada akuades hingga volume mencapai

500 ml

- Larutan potasium antymonil tartrate : larutkan 1.3715 gr K(SbO)C4H4O6.1/2

H2O pada 400 ml akuades, kemudian encerkan hingga mencapai 500 ml

- Larutan ammonium molybdate : larutkan 20 gr (NH4)6 Mo7O24.4H2O pada

500 ml akuades

- Asam ascorbic : lartukan 1,76 gr asam ascorbic pada 100 ml akuades

Page 16: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

16

- Larutan campuran : campurkan 50 ml H2SO4 + 5 ml potasium antymonil

tartrate + 15 ml larutan amonium molybdate + 30 ml larutan asam ascorbic

- Larutan stok fosfat : larutkan 219,5 gr KH2PO4 anhhydrous pada akuades,

encerkan hingga volume 1 liter

- Larutan standar fosfat : encerkan 50 ml larutan stok hingga volume menjadi

1 liter

Prosedur

- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk

digunakan pada sampel 10 ml

- Perlakuan air sampel : ambil 10 ml sampel dan tambahkan 1 tetes

phenoptalein. Tambahkan 8 ml larutan campuran dan aduk. Jika terdapat

warna merah, tambahkan H2SO4 hingga warna merah hilang

- Diamkan selama 10 menit, tapi jangan lebih dari 30 menit

- Ukur absorbansinya

- Siapkan larutan standar :

0 ppm = 10 ml akuades +(phenophtalein + larutan campuran)**

0,5 ppm = 0,5 ml larutan standar + (phenophtalein + larutan

campuran)**

1 ppm = 1 ml larutan standar nitrat + (phenophtalein + larutan

campuran)**

4 ppm = 4 ml larutan standar nitrat + (phenophtalein + larutan

campuran)**

7 ppm = 7 ml larutan standar nitrat + (phenophtalein + larutan

campuran)**

- Ukur absrobansi sampel dan larutan standar

Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk

sampel 50 ml

Note : ** = sesuaikan dengan kadar yang digunakan untuk air sampel

Page 17: MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIAlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/modul... · MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA Disusun oleh : ... organik di perairan. Metode

17

Penghitungan

- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,

dimana sumbu x adalah konsentrasi fosfat (ppm) dan sumbu y adalah nilai

absorbansinya

- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut

- Hitung konsentrasi nitrat pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :

A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan

regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi fosfat pada air sampel