modul praktikum mekflud ii
DESCRIPTION
Modul Praktikum Mekanika FluidaTRANSCRIPT
UNIT I
ALIRAN DALAM PIPA
A. PENDAHULUAN
Percobaan-percobaan aliran fluida dalam pipa ini mempergunakan “FLUID CIRCUIT
SYSTEM EXPERIMENT”, TECHNOVATE model 9009 yang skemanya dapat dilihat pada
gambar (flow diagram of aparatus).
Pada dasarnya alat ini terdiri dari empat buah pipa yang pada gambar (flow diagram
of aparatus) diberi huruf (A), (B), (C) dan (D), pompa dengan huruf (E), tangki penampung
air (F), sejumlah katub dan fitting, alat pengukur aliran (G), (H) dan (I), alat pengukur
tekanan/ manometer diferensial (J), lubang-lubang pengukur tekanan pada venturimeter (1-2),
orificemeter (3-4), pipa 1” (5-6), pipa ¾” (7-8), pipa ½” (9-10), pipa 3/8” (11-12), Gate Valve
¾” (8-13), fitting T (15-16), fitting Elbow (16-17). Empat buah pipa dari tembaga tipe L yang
disebutkan diatas mempunyai ukuran :
Ukuran nominal Outlet diameter Inlet diameter
1 inchi
¾ inchi
½ inchi
3/8 inchi
1,125 inchi
0,875 inchi
0,625 inchi
0,500 inchi
1,025 inchi
0,785 inchi
0,545 inchi
0,430 inchi
Katub-katub 18 s/d 27, fitting tertentu (Elbow dan T) dan tangki dapat dihubungkan
satu sama lain dengan pipa-pipa tersebut diatas dengan menggunakan kombinasi-kombinasi
katub yang lain sedemikian rupa, sehingga jalur aliran dapat berlangsung seperti yang
dikehendaki. Dengan cara ini dapat disusun lebih kurang 22 sirkuit. Masing-masing sirkuit
dapat dibuat sebagai sirkuit terbuka atau tertutup.
Pengukuran tekanan atau perbedaan tekanan dilakukan dengan dua pasang manometer
diferensial (J) yang terpasang pada satu kerangka.
Katub 30 dan 31 dipakai untuk mengatur sirkuit sesuai dengan yang dikehendaki,
sirkuit terbuka atau sirkuit tertutup. Tabung (K) dari bahan transparant, dimaksud untuk
mengamati sifat aliran yang mengalir didalammnya, laminer atau turbulen.
1
2
B. PERSIAPAN PELAKSANAAN PERCOBAAN
Apabila unit ini akan dipakai untuk pertama kali atau lama tidak dipakai didalam
pipa-pipa akan terdapat udara yang harus dikeluarkan lebih dahulu. Demikian pula dengan
udara yang terdapat didalam manometer serta pipa-pipa penghubungnya. Walaupun udara ini
tidak dapat dikeluarkan seluruhnya, tetapi dengan cara dibawah ini dapat diperoleh hasil yang
memuaskan.
1. Isi tangki (F) dengan 13 galon air bersih.
2. Saklar pompa pada posisi off.
3. Tutup katub 28, 29, dan 30, sedangkan yang lainnya terbuka.
4. Pasang pipa-pipa karet (pipa penghubung) dari manometer ke lubang-lubang
pengukuran yang dikehendaki dan buka katub-katubnya.
5. Tutup kedua buah sekrup ventilasi di bagian atas manometer diferensial dan hidupkan
motor.
6. Udara dan air dalam sistem akan mengalir melalui tabung transparan, disini terlihat
gelembung-gelembung udara masuk ke dalam tabung ini.
7. Setelah air bebas dari gelembung udara, tutup katub 31 dan matikan motor.
8. Cek air dalam manometer diferensial, apabila terdapat udara yang terjebak
didalamnya harus dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara menggoyang-goyangkan
pipa karet (pipa penghubungnya).
9. Jika air didalam manometer diferensial dirasa terlalu tinggi, dapat diturunkan dengan
cara membuka sekrup ventilasi yang berada di bagian atas manometer. Udara akan
masuk dari bagian atas pipa manometer ini dan permukaan air didalam manometer
akan turun. Biarkan permukaan air turun sampai kira-kira mencapai pertengahan skala
pada manometer, kemudian tutuplah kembali sekrup ventilasinya.
10. Sampai langkah ini permukaan air didalam manometer setiap pasangnya harus sama
tingginya, dan sistem siap untuk mulai percobaan.
11. Selain pekerjaan pendahuluan diatas, ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mempermudah pelaksanaan percobaan selanjutnya, tutup katub (31) sebelum motor
dimatikan dan jangan dibuka sebelum motor dihidupkan lagi. Hal ini akan
memperkecil kemungkinan masuknya udara ke dalam sistem pada saat alat tidak
dipakai.
12. Katub (31) dipakai sebagai pengatur debit seluruh sirkuit tertutup dan katub (30)
untuk sirkuit terbuka, sedang katub lain untuk mengatur bagian tertentu dari sirkuit.
3
13. Jika grafik head loss vs debit untuk orifice dan venturi telah dibuat, keduanya dapat
dipergunakan sebagai alat pengukur debit pada sistem tertutup.
C. JENIS-JENIS PERCOBAAN
1) Sifat-sifat Orificemeter
a. Setelah tangki diisi air dan manometer dipersiapkan sesuai dengan petunjuk,
susunlah kombinasi katub-katub sebagai berikut :
Tutup katub 28, 29, 30, dan 31. Buka katub-katub yang lain. Katub 30 dipakai
untuk mengatur jumlah air yang mengalir keluar dari pipa pelimpah (L).
b. Hubungkan manometer dengan lubang pengukuran 3 dan 4 untuk mengukur
perbedaan tekanan diantara kedua titik tersebut.
c. Jalankan motor dan buka katub (30) ¾ putaran, catat waktu penurunan tinggi air
dalam tangki (F) satu galon, dan catat pula perbedaan tekanan pada kedua titik ini
melalui manometer diferensial.
d. Lakukan beberapa kali pencatatan penurunan air dalam tangki setiap satu gallon,
dengan terlebih dahulu menambah pembukaan katub (30) seperempat putaran.
Bersamaan ini catat pula perbedaan tekanan dikedua titik tersebut .
e. Debit teoritis
Qth=A2
√1−( A2
A1)
2 √2 g[(Z1+P1
γ )−(Z2+P2
γ )] ............................................... (1)
Dengan asumsi : steady flow, incompressible flow, inviscid flow, uniform flow dan
uniform pressure pada seksi 1 dan 2
4
Vena contracta
(1) (2)(A)
1,025” 0,625”
A = luasan penampang pada seksi orifice
A1 = luasan penampang pada seksi 1
A2 = luasan penampang pada seksi vena contracta
Koefisien Vena Contracta
C c=A2
A
¿0,60+0,40( AA1 )
2
……………………………..……………………. (2)
Koefisien Kecepatan
C v=QQth
………………………………………………………………. (3)
Q = debit nyata (terukur)
Koefisien Orifice
C=C v ×C c
√1−Cc2( A
A1)
2 …………………..……………………………………….
(4)
Debit nyata juga dicari dengan persamaan :
Qth=C × A √2 g[(Z1+P1
γ )−(Z2+P2
γ )] ………………………………………… 5
(5)
TUGAS :
Cari harga CV berdasarkan persamaan (3)
Bandingkan harga C yang dicari dari persamaan (4) dengan harga C yang didapat dari
grafik dibawah ini
[Q pada grafik dicari dari persamaan (5)].
Gambarkan kurve yang menunjukkan hubungan antara penurunan tekanan dengan
debit nyata (dalam GPH).
Teliti kurve ini dan susun hubungan matematisnya yang menghubungkan ∆h diantara
lubang 3 dan 4 dalam bentuk konstanta-konstanta dan variabel-variabel yang sesuai.
Jika hal ini telah dilaksanakan, maka persamaan ini dapat dipakai untuk percobaan
berikutnya.
2) Sifat-sifat Venturimeter
a. Ulangi cara-cara pengukuran dan analisa matematis pada percobaan (1) untuk
percobaan Venturimeter ini, akan tetapi manometer dihubungkan dengan lubang
1 dan 2 pada venturimeter.
6
b. Debit teoritis :
Qth=A2
√1−( A2
A1)2 √2 g[(Z1+
P1
γ )−(Z2+P2
γ )] …………………………….… (1)
dengan asumsi : steady flow, incompressible flow, inviseid flow, uniform flow dan
uniform pressure pada seksi (1) dan (2).
Koefisien kecepatan :
CV =
QQth ………………………………………………………………………….. (2)
Q = debit nyata (terukur)
TUGAS :
Bandingkan harga CV yang dicari dari persamaan (2) dengan harga CV yang didapat
dari grafik di bawah ini.
7
0,625”1,25”
Gambarkan kurve yang menunjukkkan hubungan antara penurunan tekanan dengan
debit nyata (dalam GPH) .
Teliti kurve ini dan susun hubungan matematisnya yang menghubungkan ∆h diantara
lubang 1 dan 2 dalam bentuk konstante-konstante dan variabel-variabel yang sesuai.
Jika hal ini telah dilaksanakan, maka persamaan ini dapat dipakai untuk percobaan
berikutnya.
3) Faktor Geseran
a. Manometer pertama tetap terhubung pada orifice, sedang manometer kedua
dihubungkan pada :
ˉ Katub 5 dan 6 untuk pipa 1n
ˉ Katub 7 dan 8 untuk pipa ¾ n
ˉ Katub 9 dan 10 untuk pipa ½ n
ˉ Katub 11 dan 12 untuk pipa 3/8n
b. Tentukan harga faktor geseran (f) untuk masing-masing pipa. Harga (f) isap pipa
dihitung dengan dua harga debit yang berbeda. Mengatur debit gunakan katub (31).
c. Persamaan rugi-rugi geseran menurut DARCY :
hf = LD
xV 2
2 gxf
dimana : L = panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
f = koefisien geseran
g = percepatan gravitasi
d. Untuk mencari kecepatan aliran pergunakan grafik orifice.
e. Bandingkan harga-harga (f) tersebut dengan perhitungan memakai diagram MOODY.
8
4) Gate Valve
a. Untuk mengukur head loss pada gate valve ¾” maka manometer pertama tetap
terhubung pada orifice sedang manometer kedua dihubungkan pada katub 8 dan 13.
b. Atur pembukaan gate valve (20) yaitu :
2,5 putaran, 5 putaran, 7,5 putaran, 10 putaran.
c. Untuk setiap posisi pembukaan gate valve dibaca lima macam debit. Sebagai pengatur
debit dipakai katub 31.
d. Susun hasil pengukuran dalam tabel dan buat satu grafik h vs Q untuk keempat
posisi gate valve diatas.
5) Fitting T
a. Manometer pertama tetap terhubung pada orifice sedang manometer kedua
dihubungkan pada katub 15 dan 16.
b. Hitung faktor (k) pada Fiting T untuk lima macam debit. Sebagai pengatur debit
dipergunakan katub 31.
c. Gambarkan grafik karakteristik hubungan antara h vs Q pada percobaan tersebut.
6) Fitting Elbow
a. Lakukan seperti pada percobaan Fitting T, sementara manometer kedua dihubungkan
pada katub 16 dan 17.
b. Hitung faktor (k) dan gambarkan grafik karakteristik hubungan antara h vs Q pada
percobaan tersebut.
9
10
11
UNIT II
PENGUKURAN DEBIT DENGAN “V-NOTCH” DAN
PENGAMATAN “MULTI STAGE TURBINE PUMP”
A. PENDAHULUAN
Percobaan-percobaan aliran fluida ini menggunakan alat “FLUID CIRCUIT
FLOW DEMONSTRATION APPARATUS” model : FCP-3 yang skemanya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Unit ini merupakan alat yang cukup lengkap untuk mempelajari aliran fluida,
diantaranya Pengukuran debit dengan “V-notch” dan Pengamatan “Multi stage turbine
pump” yang akan kita pelajari.
Tujuan percobaan ini adalah disamping untuk mencari koefisien dari “V-notch”
tersebut serta hubungan antara debit dengan tinggi permukaan air, juga untuk
mempelajari hubungan antara debit pada putaran normal dengan head, output dan
efisiensi.
B. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1) Tutup semua katub, kecuali katub (1) dan (2).
2) Hidupkan motor pompa.
3) Atur tekanan outlet pompa atau debit air dengan membuka katub (4) pelan-pelan
sampai pada posisi tertentu dan tunggu hingga konstan, kemudian catat :
a. Tinggi permukaan air diatas puncak V-Notch, melalui bejana pengukuran (5).
b. Waktu dan jumlah air yang melewati “V-notch” dengan stopwatch, bak
penampung/ ember (7), dan timbangan (8).
c. Putaran pompa, Delivery head (Pd) dan Suction head (Ps).
d. Posisi manometer pengukur tekanan air ...................... Hp
4) Ulangi percobaan diatas untuk berbagai macam debit.
5) Setelah percobaan selesai, tutup katub (4) dan matikan pompa
12
13
h
hp
C. PERHITUNGAN UNTUK ”V-NOTCH”
1) Debit nyata Q1 =
G60 x γ x t ………………………………......……...... (m3/det)
dimana G = berat air tertampung selama (t) menit
γ = berat jenis air (ambil 1000 kg/m3)
2) Debit teoritis :
Q2=8
15√2 g( tg
02 )h
52
………………………………….……………… (m3/det)
dimana : g = percepatan gravitasi ......................................................... (9,8 m/det2)
0 = 900
h = tinggi air diatas puncak “V- notch“................................................ (m)
maka Q2 = 2,36 x h5
2
3) Koefisien aliran CQ =
Q1
Q2
TUGAS :
1. Hitung koefisien aliran rata-rata dari V-notch.
2. Gambar grafik hubungan antara :
a. CQ vs Q1
b. h vs Q1
Q1 sebagai sumbu horisontal (absis)
14
D. PERHITUNGAN UNTUK “MULTI STAGE TURBINE PUMP”
1) Debit nyata Q1 =
G60 x γ x t ……………………………………. (m3/det)
2) Head air total Ht = Hd – Hs +
Vd2
2gγ−Vs2
2gγ
Karena diameter pipa tekan sama dengan diameter pipa isap, maka Vd = Vs.
Jadi : Ht = Hd – Hs.
Dimana :
Hd = Tekanan keluar atas dasar “based level” ........................................... (m)
= Pd x 10 + Hp .......................................................................... (m)
Hs = Tekanan isap atas dasar “based level” ......................................... (m)
= 13,6 x 10-2 x Ps + Hp ..................................................... (m)
Hp = Posisi manometer terhadap sumbu pipa ............................................. (27cm)
γ = Berat jenis air = 1000 kg/m3
3) Input pompa p=√3 x A x V x Pf
1000ηm
………………………………….. (KW)
Dimana : A = arus listrik yang diberikan ........................................................... (Amp)
V = tegangan listrik yang diberikan .................................................... (Volt)
Pf = power faktor
ηm = koefisien motor penggerak pompa
Tabel ηm :
Input motor 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4
Koefisien (ηm)% 80 81 83 84 85 85 85 84
15
4) Daya output pompa PL =
γ x Q1 x Ht
102 = 9,8 x Q1 x Ht ………………… (KW)
5) Efisiensi η p=
PL
P
TUGAS :
Gambar dan susunlah grafik : - Input pompa P vs Q1
- Output pompa PL vs Q1
- Efisiensi pompa ηp vs Q1
- Head total Ht vs Q1
Q1 sebagai sumbu horisontal (absis)
16
17
17
UNIT III
POMPA SENTRIFUGAL
A. PENDAHULUAN
Pompa hidrolik merupakan sebuah pompa yang berfungsi untuk merubah tenaga
mekanis menjadi tenaga tekan.
Seperti diketahui bahwa ada tiga jenis pompa yaitu: Rotary, reciprocating, dan
rotodynamic. Pada pompa rotodynamic kenaikan tekanan ditimbulkan oleh putaran
impeler yang berputar didalam rumah pompa dengan bentuk kipas sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan efisiensi maksimum.
Salah satu jenis pompa rotodynamic adalah pompa sentrifugal yang merupakan
jenis yang paling banyak dipakai.
Didalam penggunaan pompa sentrifugal kadang-kadang bekerja bersama-sama
didalam susunan seri atau paralel. Tentu saja masing-masing susunan mempunyai sifat
khusus sendiri-sendiri yang dapat dilihat dari percobaan yang akan dilakukan dengan alat
“SERIES PARALLEL/CENTRIFUGAL PUMP TEST SET”.
B. PERSIAPAN PERCOBAAN
Pertama kali harus dilakukan priming yaitu : dengan jalan membuka semua katub,
kecuali katub pengatur aliran 8. kemudian pompa diisi air lewat lubang pengisi (7) yang
terdapat dibagian atas pompa.
Hal yang penting untuk dipastikan bahwa pipa plastik yang menghubungkan titik
pengukuran tekanan dengan manometer sudah terisi air, jika masih ada kolom udara akan
memberikan penunjukan head tekanan yang salah.
18
KETERANGAN
1. Pompa I dan Pompa II2. Motor listrik penggerak3. Kopling4. Bak berisi air5. Tabung gelas pengukur tinggi air
dalam bak.6. Berat pengimbang7. Lubang pengisi untuk priming8. Katub pengatur aliran
9. Katub pengatur untuk susunan tunggal, seri dan paralel
10. Orifice11. Tempat V-Notch12. Jarum penunjuk13. Pengatur putaran motor14. Manometer15. RPM meter dari motor16. Manometer gelas
PELAKSANAAN PERCOBAAN
1) Dengan katub pengatur aliran (8) pada posisi tertutup, susunlah katub hingga pompa
tersusun seperti yang dikehendaki (kerja tunggal, seri, atau paralel).
2) Hidupkan motor.
3) Naikkan putaran motor dengan memutar tombol pengatur putaran motor (13) sampai
putaran kerja yang dikehendaki (2500 rpm).
4) Buka katub pengatur aliran (8) sedikit sesuai dengan kapasitas yang dikehendaki,
(kapasitas dapat dibaca pada manometer gelas (16) yang sudah dikalibrasi).
5) Bila putaran turun, kembalikan seperti pada putaran semula dengan menyetel
pengatur putaran motor (13).
19
6) Setelah aliran air konstan, catat kenaikan permukaan air pada tabung gelas (5).
7) Setimbangkan stator motor dengan menambah berat pengimbang (6), kemudian catat
besarnya berat pengimbang.
8) Catat pembacaan tekanan pada manometer (14)
9) Lakukan percobaan diatas secara bertahap untuk berbagai kapasitas, sampai katub
pengatur aliran (8) terbuka penuh.
C. PERHITUNGAN
1) Debit Q= 815
× Ce × He2,5√2 g .............................................. (m3/det)
dimana :
Ce = koefisien aliran .......................................................... ........ (0,5785)
He = h + kh
h = tinggi level air diatas puncak “V notch”............................. ............ (m)
Kh = koreksi terhadap “h”........................................................... (0,00085 m)
g = percepatan gravitasi ........................................................(9,806 m/det2)
2) Head yang dihasilkan pompa :
Hp=Hd−Hs+1,17 ×10+5×Q 2 ......................................................(m)
dimana :
Hd = statis presure head yang terbaca pada manometer untuk tekan
Hs = statis presure head yang terbaca pada manometer untuk isap
Q = kapasitas pompa ....................................................................(m3/det)
3) Daya output yang diberikan pompa ke fluida:
Po=Q × Hp × γ ................................................................................ (watt)
dimana :
Q = kapasitas pompa .................................................................... (m3/det)
Hp = head yang dihasilkan pompa ..................................................... (m)
γ = berat jenis zat cair
γ = ρ x g ; ρ = massa jenis zat cair .......................................... (kg/m3)
20
4) Daya output motor penggerak :
Pm=π
30× M × g× L× n …………………………………. (watt)
dimana :
M = massa dari berat pengimbang ..................................................... (kg)
g = percepatan gravitasi........................................................(9,806 m/det2)
L = lengan torsi ............................................................................ (0,25 m)
n = putaran motor ........................................................................... (rpm)
5) Daya input motor :
Pi=Pm−PL ....................................................................................... (watt)
dimana :
Pm = daya output motor penggerak ............................................. (watt)
PL = rugi-rugi daya pada transmisi sebagai pendekatan diambil : 100 watt.
6) Efisiensi hidrolis dari pompa :
η=P0
Pi
×100 %
Untuk pompa dipasang seri :
η=H 1+H2
H1
η1
+H2
η2
dimana : H1 dan H2 = head dari pompa 1 dan 2
η1dan η2 = efisiensi pompa 1 dan 2
Untuk pompa dipasang paralel :
η=Q1+Q2
Q1
η1
+Q2
η2
dimana : Q1 dan Q2 = kapasitas pompa 1 dan 2
η1dan η2 = efisiensi pompa 1 dan 2
21
TUGAS:
1. Buatlah grafik karakteristik pompa kerja tunggal, hubungan antara :
a. Head vs kapasitas
b. Efisiensi vs kapasitas
c. Daya vs kapasitas
Kapasitas sebagai sumbu horisontal (absis)
2. Buatlah grafik karakteristik pompa kerja seri, hubungan antara:
a. Head vs kapasitas
b. Efisiensi vs kapasitas
c. Daya vs kapasitas
Masing-masing grafik tersebut harus dapat menunjukkan karakteristik masing-masing
pompa, dua pompa tersusun seri secara teoritis dan dua pompa tersusun seri dari hasil
pengujian.
Kapasitas sebagai sumbu horizontal (absis).
3. Buatlah grafik karakteristik pompa kerja parallel, hubungan antara :
a. Head vs kapasitas
b. Efisiensi vs kapasitas
c. Daya vs kapasitas
Masing-masing grafik tersebut harus dapat menunjukkan karakteristik masing-masing
pompa, dua pompa tersusun paralel secara teoritis dan dua pompa tersusun paralel dari
hasil pengujian.
Kapasitas sebagai sumbu horisontal (absis).
4. Jabarkan persamaan untuk menghitung kapasitas aliran dengan menggunakan “V notch”
5. Jelaskan tujuan pompa dioperasikan secara seri dan secara paralel.
6. Sebutkan jenis pompa rotodynamic, dan apa keuntungan dari masing-masing jenis
tersebut.
22
23
UNIT IV
KOMPRESOR TORAK
A. PENDAHULUAN
Test unjuk kerja yang dilakukan dengan unit “COMPRESSOR PERFORMANCE
TEST APPARATUS” ini didasarkan atas ketentuan-ketantuan JIS B 8320 – 1968. Standar
tersebut berisi cara-cara pengetesan untuk kompresor torak, rotary, sentrifugal, dan aksial
yang mempunyai perbandingan tekanan (total) 15 dengan mempergunakan udara pada
suhu dan tekanan normal.
Tujuan test kompresor ini adalah untuk mendapatkan data tentang discharge pressure,
discharge temperature, discharge air quantity, efficiency, daya poros, getaran kebisingan dan
lain-lain.
Rangkaian dan alat-alat ukur yang terpasang pada alat ini sudah disesuaikan dengan
standart tersebut.
B. ARTI/MAKSUD BEBERAPA ISTILAH
1) Keadaan pengisapan standard
Yaitu keadaan standard udara pada saat diisap kompresor yaitu pada suhu 20C, 760
mmHg (absolut) dan kelembaban relatif 75%. Volume jenis udara pada kondisi ini
adalah 1,2 kg/m3.
2) Debit
Debit kompresor harus dinyatakan sebagai volume udara yang diisap kompresor pada
kondisi isapnya.
3) Tekanan Udara
Jika tidak ada ketentuan khusus, selalu dinyatakan dalam bentuk tekanan statis dengan
memakai skala tekanan relatif.
4) Daya poros kompresor
Adalah daya yang masuk ke ujung poros kompresor, jika poros digerakkan dengan
perantaraan roda gigi transmisi dan efisiensi dari roda gigi ini sukar diukur, maka
daya kompresor diukur dengan anggapan roda gigi transmisi tadi termasuk bagian dari
kompresor.
5) Putaran normal
24
Jika kompresor digerakkan dengan motor listrik, yang dimaksud putaran normal
adalah putaran poros kompresor pada saat motor bekerja pada kondisi sumber daya
yang seharusnya. Jika digerakkan oleh penggerak lain, maksudnya adalah putaran
poros pada saat kompresor bekerja pada kondisi kerjanya.
C. CARA PENGETESAN
1) Unjuk Kerja Kompresor
Pengetesan kompresor harus dilakukan pada putaran yang telah ditentukan. Jika
terpaksa, masih boleh pada daerah -5% s/d 10% disekitar putaran tersebut. Pengetesan
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Kompresor torak harus dites paling sedikit pada lima harga “discharge pressure”,
dimulai dari harga bawah ¼ tekanan kerjanya. Untuk kompresor yang tidak dapat
bekerja pada tekanan rendah, diperkenankan untuk test pada empat harga tekanan
termasuk tekanan terendahnya.
Pada saat pengetesan kompresor, pencatatan data harus dilakukan setelah suhu
tidak berubah lagi (setiap kali debit dan tekanan diubah, suhu akan berubah pula).
2) Pengukuran debit
Alat pengukur debit dapat dipasang baik disaluran isap maupun saluran keluar, yang
penting harus dipasang pada daerah yang fluktuasi alirannya kecil. Untuk kompresor
torak alat ukur debit dipasang pada saluran keluar, dibelakang tangki udara. Tangki
udara ini dimaksud untuk mengurangi fluktuasi aliran udara. Pengukuran debit
dilakukan dengan orifice meter dimana debit terbaca dalam bentuk perbedaan tekanan
yang harus diubah menjadi debit dengan pertolongan grafik.
3) Pengukuran Tekanan
Perbedaan tekanan pada orifice harus dibaca sampai dengan 1/100.
4) Pengukuran suhu
Letak titik-titik pengukuran di sesuaikan dengan ketentuan standar.
Pengukuran/pembacaan suhu pada setiap tahap percobaan harus dilakukan setelah
suhu mencapai harga konstan.
5) Pengukuran putaran
25
Jika pengukuran putaran dilakukan tachometer yang tidak menunjukkan langsung
harga putaran, maka selang waktu pengukuran harus lebih dari 30 detik.
6) Pengukuran daya poros
Dengan dynamometer atau motor listrik yang efisiensinya telah diukur sebelumnya.
7) Katub pengaman
Katub pengaman harus dipilih sedemikian rupa sehingga walaupun katub saluran
keluar tertutup, tekanan kompresor tidak boleh naik 10% diatas tekanan kerjanya.
8) Unloader
Kerja unloader harus disesuaikan dengan tekanan kerja maksimum kompresor yang
dikehendaki. Pada saat unloader bekerja dan katub saluran keluar tertutup, tekanan
tidak boleh naik. Seandainya ada kenaikan, tekanan ini tidak boleh menyebabkan
katub pengaman terbuka.
D. PELAKSANAAN PERCOBAAN (lihat gambar berikut)
1) Periksa minyak pada differential pressure gage, sebaiknya di pertengahan kaki pipa
U.
2) Hubungkan unit dengan jaringan listrik (380 volt), sementara semua saklar pada
posisi “off”.
3) Saklar tenaga “on”, kemudian tekan tombol kompresor dan diikuti saklar wattmeter.
4) Atur debit udara dengan “discharge control valve” dan tentukan tekanan discharge
yang dikehendaki pada “pressure gage manometer”.
5) Catat semua data:
a. Discharge pressure ………………………………………(kg/cm2)
b. Daya yang diperlukan kompresor ……………….(KW, Volt, Hz)
c. Kelembaban udara ………………………………………..(%)
d. Perbedaan tekanan didepan dan dibelakang orifice (p1 – p2) …. (mm)
e. Temperatur kompresor dan temperatur saluran pengukur ……… (C)
f. Putaran motor listrik dan kompresor ……………………………. (rpm)
g. Tekanan udara luar …………………………………………… (mmHg)
h. Diameter orifice dan diameter duct ……………………………..(mm)
26
27
SPECIFICATION
COMPRESSOR PERFORMANCE TEST APPARATUS
MODEL : CPT – 280
SPECIFICATION :
1) Test Compressor
Type : air cooling, reciprocating
Displacement : 280 liter/menit (approx)
Discharge pressure : 7 kg cm2G
2) Drive Motor
Output : 2,2 KW (approx)
3) Air Tank : 160 liter (approx) (200 lt)
Dicharge control valve
Safety valve
Pressure gage
Thermometer
4) Dact for air quantity measuring
Orifice
Buffer plate
Thermometer
Differential pressure gage
5) Panel and instrument
Volt meter
Watt meter
Tachometer
Dial balometer
Dry & Wet thermometer
SERVICE REQUIRED
Earth, AC three (3) phase electrical supplay, 380 V, 50 Hz 3, as standard.
DIMENSIONS AND WEIGHT
Gross approximate = packed for export
Volume = 6 m3 (200 CFT)
Weight =300kg
28
PERHITUNGAN
1) Debit
Debit melalui orifice atau nozzle dihitung dengan rumus:
W =αεA √2 gγ ( p1−p2)× 60 .....................……………………… (kg/menit)
dimana : W = debit udara
A = area lubang orifice π4
d2
= coefficient of dicharge
= faktor koreksi akibat ekspansi
g = percepatan gravitasi
= berat jenis udara tepat didepan orifice
p1 = tekanan didepan orifice
p2 = tekanan di belakang orifice (tekanan udara luar)
Batasan-batasan untuk rumus diatas:
# Jika bilangan Reynould lebih besar dari pada harga batas yang tergambar pada
grafik limiting value of Reynoulds, bilangan Reynould dihitung dengan rumus:
RD=V . D
v
V = kecepatan rata-rata dalam saluran …………… (m/det)
D = diameter dalam saluran …………………………. (m)𝑣 = viskositas kinematis udara ……………… (m2/det)
# Harga “apetur ratio” dari orifice
β=( dD )
2
ditentukan dengan bantuan diagram (Limiting Value of Reynould) untuk orifice
dengan 0,05 < < 0,70 dan untuk nozle dengan 0,05 < < 0,65.
29
30
2) Daya dan efisiensi
Daya adiabatis (KW)
N=k
k−1×
Ps × P s
6120 (( Pd
P s)−1)
Overall adiabatik efisiensi
ηad=N ad
N
Efisiensi kompresor torak
ηv=Qs
Q t h
dimana :
Ps = tekanan isap absolut …………………………… (kg/m2)
Qs = debit pada kondisi isap ……………………… (m3/menit)
k = indeks adiabatik udara
Pd = tekanan keluar absolut …………………………. (kg/m2)
N = daya yang diperlukan kompresor ………………… (KW)
Qt h = “displacement”…………………………………… (m3/menit)
n = jumlah silinder ………………………………… (2 buah)
d = diameter silinder …………………………………..(65 mm)
s = langkah torak …………………………………… (55 mm)
T U G A S :
Buatlah grafik karakteristik kompresor torak, hubungan antara :
a). Tekanan keluar (Pd) vs efisiensi adiabatis
b). Tekanan keluar (Pd) vs efisiensi volumetris
c). Tekanan keluar (Pd) vs daya yang diperlukan kompresor
d). Tekanan keluar (Pd) vs kapasitas
Pd sebagai sumbu horisontal (absis)
31
RUMUS YANG DIGUNAKAN UNIT IV
β=(18 ,7835 )
2
=0 ,2878 lihat grafik di dapat α≈0 ,63158
β dan α harga tetap
β=(18,7835 )
2
=0,2878
Dengan nilai β yang sudah diketahui maka dengan membaca grafik maka nilai α dapat
diketahui : α ≈ 0,63158,
A=π4
( 18 ,78 . 10−3)2 m2=2 , 77 .10−4 m2
ΔP= Δp (mm minyak) x 0,787 (sg. minyak) = ..... ( kg
m2 )
= Δp( kg
m2 )x 9,806 (percepatan gravitasi) = ....
( N
m2 )
P2= tekanan di belakang orifice = tekanan udara luar
= atmosfir (mmHg) x 13,6 (sg. air raksa) x 9,806 (percepatan gravitasi)
= ... ( N
m2 )
P1= P2( N
m2 )+ Δp
( N
m2 )= ....
( N
m2 ) tekanan di depan orifice
ΔP ( N
m2 )P1( N
m2 ) dengan β lihat grafik/tabel akan diperoleh harga ε
32
= massa jenis udara tepat di depan orifice ... ( kg
m3 )
=
P1−Pv
Ru .T +
Pv
Rv .T
P1 = tekanan di depan orifice ( N
m2 )Ru = konstanta ideal gas udara = 287 J/kg.K
Rv = konstanta gas ideal uap air = 461,5 J/kg.K
T = temperatur saluran pengukur lihat tabel saturated water diperoleh Psat( N
m2 )
Pv = uap jenuh ( N
m2 )
= φ . Psat ( N
m2 ), dengan φ = kelembaban udara (%)
W =αεA √2 gγ ( p1−p2)× 60 ……………………… ………………. (kg/menit)
33